PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Kim Chae
Jin, calon Menteri Perekonomian dan
Keuangan menarik pencalonan dirinya hari ini. Komentar Anggota Dewan Yang Jung
Gook pada sidang konfirmasinya mungkin berperan dalam pengunduran diri ini.”
“Anggota
Dewan Yang menyinggung pembelian tanah pertanian oleh calon menteri,
kesepakatan pembelian palsu, penghindaran pajak, serta dokumen yang tidak ditunjukkan
anggota lain. Dan beliau meminta Kim Chae Jin mengundurkan diri.”
Hoo Ja
terlihat sangat stress menonton berita di ruanganya, Tuan Kim masuk ruangan
hanya bisa terdiam karena rencananya bisa digagalkan oleh JungKook.
“Kim Chae
Jin mengundurkan diri 21 hari setelah menjadi calon, dan dua hari setelah
sidang berlangsung.”
Hoo Ja
terdiam seperti masih kesal sambil meminum teh, Tuan Kim bermain billiard
menawarkan Hoo Ja untuk bermain. Hoo Ja menyuruh Tuan Kim untuk Bermainlah
sesuka hatinya. Tuann Kim ingin tahu alasanya dan berpikir kalautidak ingin
main karena Yang Jung Gook lagi.
“Tidak
ada yang berjalan sesuai keinginanku, dan belakangan ini tidak ada yang aku
senangi. Bagaimana perbincangan dengan partai Minjin?” tanya Hoo Ja
“Mereka
tidak ingin bicara setelah apa yang terjadi. Mereka bahkan tidak ingin bertemu
denganku.” Kata Tuan Kim
“Lalu
kenapa jika mereka tidak ingin bertemu denganmu? Jika kau mencoba mengatakan
aku harus menunggu lagi,maka aku akan kehilangan kesabaran.” Kata Hoo Ja sinis.
“Kenapa
kau marah seperti itu? Seharusnya kau biarkan lawan bicara selesai baru
memutuskan untuk marah atau tidak.” Tegas Tuan Kim merasa tak ada yang salah
dengan sikapnya.
“Juru
bicara Majelis Nasional setuju untuk berpihak kepada kita. Jadi, jangan terlalu
cemas. Tidak perlu terlalu dipikirkan.” Jelas Tuan Kim. Hoo Ja tak mengerti
maksud ucapanya.
“Dia
berada di pihak partai Minjin.” Kata Hoo Ja. Tuan Kim menjelaskan Jubir Majelis
Nasional memihak kepada mereka secara fisik, tapi hatinya berada di partai
Nasional.
“Salah
satu RUU yang dia tangani diarahkan untuk membantu rumah sakit yang lebih kecil
dengan pendanaan untuk peralatan medis yang canggih.” Jelas Tuan Kim
Flash Back
“Rumah
sakit anakku termasuk di dalamnya. Tolong loloskan untukku.. Loloskan itu... Lalu
aku akan...” kata Jubir Majelis
“Dia akan
mengadakan rapat umum. Itu yang kami sepakati... Bagaimana menurutmu? Aku
hebat, kan? Bahkan aku sendiri heran bagaimana bisa memanipulasi juru bicara
dari partai lain.” Ucap Tuan Kim bangga
“Aku berulang
kali memikirkan hal itu, dan aku pasti sudah melampaui semua logika dan
pengetahuan. Kau setuju, bukan?” tegas Tuan Kim
“ Partai Minjin
tidak akan senang dengan hal ini.” Komentar Hoo Ja. Tuan Kim yakin kalau mereka
tidak akan senang.
“Siapa
yang akan senang dengan dia mengadakan sebuah rapat umum yang tidak diinginkan?”
ucap Tuan Kim
Di depan
gedung parlemen, Anggota Partai Minjin melakukan demo kalau mereka harus berjuang
membela rakyat dan harus menghentikan mereka.
“Tapi
kita tidak akan diam saja. Para anggota dewan di partai kami juga memiliki daya
juang yang luar biasa.” Ucap Tuan Kim memiliki rencana.
Tuan Kim
ikut pergi kedepan gedung parlemen melawan partai Mijin, dengan sangat yakin.
Jadi ia meminta Hoo Ja tidak perlu cemas dan Percayalah kepadanya. Menurutnya
jika Hoo Ja mempercayainya maka tidak
akan ada masalah.
“Jadi,
percaya saja kepadaku. Jangan cemas.” Kata Tuan Kim. Hoo Ja mengangguk mengerti
walaupun terlihat ragu.
“Aku
memercayaimu, Nam Hwa.” Kata Hoo Ja akhirnya bisa sedikit mempercayai.
Di depan
gedung parlemen, Anggota Partai Mijin saling Bergandengan tangan seperti
membuat pagar dan memastikan semua harus kuat.
Sementra Tuan Kim berteriak kalau semua ini Demi rakyat, sedangkan
partai Mijin berteriak kalau semua ini Demi negara.
Akhirnya
keduanya saling dorong dan bentrok satu sama lain, pria-pria paruh baya saling
tarik menarik layaknya seorang anak remaja yang berkelahi karena memperebutkan
seorang wanita.
“Tapi
Yang Jung Gook tidak akan melakukan hal yang bodoh lagi, kan?” ucap Hoo Ja
memastikan.
“Tidak
akan.” Ucap Tuan Kim yakin, Hoo Ja pun seperti merasa yakin kalau Jung Kook tak
melakukanya.
Jung Kook
berteriak meminta mereka semua berhenti dengan membawa pengeras suara, lalu
mengeluh bertanya “Apa yang kalian lakukan? Apa Kalian tidak takut rakyat
menyaksikan? Apa Kalian tidak malu?” Semua hanya bisa terdiam.
“Kalian
sekelompok maniak. Hormatilah rakyat. Kalian tidak tahu malu. Apa yang kalian
lakukan di depan Majelis?” kata Jung Kook dan melihat seorang wanita berjongkok
sambil menangis.
“Hei,
Nyonya. Sudah cukup... Para reporter berdatangan. Kami melihatmu menangis, tapi
kau terlihat payah. Kau tidak akan dikasihani. Bertengkar di sini hanya akan
mengakibatkan orang terluka. Tidak akan ada yang diselesaikan. Jadi,
berhentilah bertengkar dan mari kita bicarakan.” Ucap Jung Kook
“Mari
kita bicarakan, oke? Para reporter, tolong hentikan. Mereka bertindak seperti
itu karena kalian foto. Untuk lebih banyak diambil gambarnya. Apa Kalian tidak
tahu mereka haus akan perhatian? Saat menghadapi orang seperti itu, kurangnya perhatian
adalah jalan terbaik. Ingat itu.” Kata Jung Kook menyindir.
Tuan Kim
yang melihatnya langsung berteriak marah, menyuruh minggir karena seharusnya
membantu mereka karena berjuang atas
nama rakyat negara ini. Jung Kook hanya bisa melonggo mendengarnya mengaku
kalau mendadak merasa kesal.
“Apa Kalian
melakukan semua ini demi rakyat?” ejek Jung Kook. Semua terlihat kesal dan
merasa Jung Kook sudah kurang ajar.
“Baiklah.
Kalau begitu terus lakukan hal yang sama... Tuan Park! Bawa mereka.”teriak Jung
Kook.
Wang Goo
datang membawa anak TK berjejer berdiri disamping Jung Kook. Semua binggung
kenapa Jung Kook malah membawa anak TK.
Jung Kook meminta anak TK memberikan salah pada anggota Parlemen lalu
memberitahu didepanya adalah Anggota
Dewan Kim Nam Hwa.
“Anak-anak,
itu adalah Anggota Dewan Kim Nam Hwa.” Kata Jung Kook lalu mengetesnya, Semua
bisa menjawab nama Anggota Dewan Kim Nam Hwa
“Hei.....
Apa yang kau lakukan?” teriak Tuan Kim marah, Jung Kook mengulangi kalau mereka
yang bilang berjuang demi rakyat.
“Kalau
begitu anak-anak harus menyaksikan momen bersejarah yang mulia ini.” Ucap Jung
Kook
“Hei!
Jung Gook, apa kau akan terus melakukan ini?” teriak Tuan Kim marah.
“Berhenti
menyebut namaku, dan terus berjuang seperti tadi. Kalian bilang sedang berjuang
demi rakyat, kan? Apa Jenderal Yi Sun Sin akan berhenti berperang karena
disaksikan anak-anak? Apa Kim Gu akan berhenti memberontak karena disaksikan
anak-anak?” komentar Jung Kook
“Orang-orang
yang serius berjuang demi rakyat akan terus berjuang entah disaksikan oleh
anak-anak atau tidak. Jadi, berjuanglah. Kalian tidak malu, kan? Tentu tidak
jika kalian sungguh berjuang demi rakyat.” Kata Jung Kook
“Jangan
melakukan sesuatu yang memalukan di depan anak-anak. Mereka akan menyaksikan
dan belajar ketika tumbuh menjadi orang dewasa. Jadi, mari kita masuk.” Ucap
Jung Kook dan meminta wartawan tak mengambil gambar. Anak Tak pun mengucapkan
selamat tinggal.
Jung Kook
ada diruangan, Hoo Ja masukl langsung memberikan tamparan. Semua yang ada
didalam ruangan hanya bisa melonggo kaget,
Hoo Ja pikir Karena dirina terlalu baik, Jung Kook jadi menganggapnya
bodoh. Jung Kook mengaku tak berpikir seperti itu.
“Aku
hanya menjalankan tugas. Aku seorang anggota dewan.” Tegas Jung Kook
“Aku... Aku
menjadikanmu seorang anggota dewan. Jadi Benahi pikiranmu. Jika Undang-undang
Pengaturan Suku Bunga tidak jadi dicabut karenamu, maka aku akan menamparmu dan
Mi Young dengan sangat keras hingga kulit pipi kalian terkelupas.” Tegas Hoo Ja
mengancam lalu keluar dari ruangan.
Charles
binggung tak percaya yang terjadi tadi didepanya, Wang Goo ingin mengejar dan
membalas dendam. Charles dan Seung Yi menahanya meminta agar tenang lalu
memastikan keadaan Jung Kook setelah ditampar. Jung Kook mengaku baik-baik
saja.
“Pak
Park... Tolong bawakan semua dokumen soal Undang-undang Pengaturan Suku Bunga.”
Ucap Jung Kook. Wang Goo bertanya untuk apa.
“Aku
berulang kali mendengar tentang hal ini, tapi aku sama sekali tidak tahu itu
apa. Jadi Bawakan aku bahannya agar bisa kubaca.” Kata Jung Kok.
Mi Young
di ruangan terlihat dan binggung kalau Detektif Koo mengatakan kalau Choi Pil
Joo memang memiliki buku kas rahasia. Detektif Koo membenarkan kalau baru saja
mendengar ini dari Letnan Lee. Detektif Na pikir kalau berita yang mereka sebar memang benar.
“Jadi,
itu alasan Choi Pl Joo bersembunyi. Karena dia bisa habis jika Park Hoo Ja
mengetahui ini. Kita harus bagaimana? Bagaimana kita menggiring seseorang yang
bersembunyi ke pihak kita?” kata Detektif Lee.
“Aku
tahu. Kita dalam masalah. Aku tidak pernah menduga dia akan melakukan itu. Tadinya
kita akan menghubungi dia jika Park Hoo Ja menyerang dia padahal dia tidak
bersalah.” Kata Mi Young
“Ada satu
cara.” Kata Detektif Koo yakin, semua menatap binggung.
Tuan Ma
datang dengan wajah binggung lalu memastikan
kalau Choi Pil Joo sedang bersembunyi, dan mereka ingin meminta untuk
mengetahui lokasi dia. Mi Young membenarkan kalau mereka berdua tumbuh di kota
yang sama dan memberi Tuan Choi pekerjaan di Baekkyung. Tuan Ma membenarkan
karena ibu mereka yang sangat dekat.
“Baru
kemarin Ibuku dan ibunya pergi ke salon. Rambut keriting Ibunya terlihat buruk,
jadi, dia mengeluh tentang hal itu.” Cerita Tuan Ma
“Pak Ma
Sang Bum... Bukankah kita pernah bertemu di suatu tempat?” kata Mi Young
seperti mengingat saat acara pernikahan Tuan Ma datang.
“Tidak....
Aku baru pertama kali bertemu denganmu.” Kata Tuan Ma gugup. Mi Young seperti
mencoba menyakini tapi terlihat ragu.
“Apa Kita
belum pernah bertemu?” kata Mi Young memastikan kembali. Tuan Ma membenarkan.
“Tapi
kenapa kau tampak tidak asing?” kata Mi Young, Tuan Ma membuat lelucon kalau
suami Mi Young mirip denganya.
“Jika Ibu
kalian dekat, minta Ibumu untuk mencari tahu tempat persembunyian Choi Pil Joo.”
kata Detektif Koo.
“Tapi apa
ini tidak akan menimbulkan masalah nantinya?” kata Tuan Ma khawatir. Detektif
Koo bertanya masalah apa.
“Bagaimana
jika aku memberi tahu lokasi Pil Joo kepada kalian, dan mereka membalasku? Jika
kalian kehilangan dia, maka dia akan kembali untuk membalas!” kata Tuan Ma
ketakutan
“Itu
tidak akan terjadi... Kami ini detektif. Begitu kami bertekad menangkap
seseorang,maka kami tidak akan kehilangan mereka.” Ucap Mi Young menyakinkan.
Tuan Ma
memastikan kalau mereka tak akan gagal dan bisa memercayainya. Akhirnya Mi
Young dkk masuk ke sebuah hostel, berteriak memanggil Choi Pil Joo, saat itu
Tuan Choi sedang santai panik melihat polisi yang datang dan langsung melompat
dari jendela. Mi Young dkk berteriak panik.
“Apa Kau kehilangan
dia? Aku bahkan memberimu nama motel dan nomor kamarnya. Bagaimana kalian bisa
kehilangan dia? Astaga...Tidak ada lagi yang bisa kulakukan... Pil Joo akan
memenggalku jika dia tahu aku mengadukan dia.” Ucap Tuan Ma panik
“Itu
tidak akan terulang lagi. Bukankah begitu? Kami ini detektif. Begitu kami
bertekad menangkap seseorang, kami tidak akan kehilangan mereka.” Kata Mi Young
“Sebelumnya
kau bilang tidak pernah kehilangan mereka sekali pun!” keluh Tuan Ma kesal. Mi
Young memastikan kalau baru sekali dan tidak untuk yang kedua kalinya.
“Ini yang
terakhir... Jangan pernah meminta bantuan seperti ini lagi kepadaku.” Ucap Tuan
Ma akhirnya menelp ibunya.
Tuan Choi
bersembunyi disebuah atap, Mi Young dkk mengejarnya tapi Tuan Choi bisa mengelabuhi
polisi bahkan menguncinya diatap gedung. Tuan Ma yang mendengarnya mengeluh apa
yang akan dilakukan sekarang. Detektif Lee meminta agar membantu mereka sekali
lagi. Tuan Ma berteriak marah karena mereka gagal kembali.
“Lupakan
saja... Aku akan menangkap dia untuk kalian. Jadi Berikan aku borgolnya.” Kata
Tuan Ma. Mi Young binggung.
“Borgol.
Berikan aku borgolnya... Aku butuh borgol untuk menangkap dia!” kata Tuan Ma.
Akhirnya Detektif Na yang memberikan borgol
“Tolong
kembalikan begitu kamu menangkap dia.” Kata Mi Young
“Jangan
pulang dan tunggu di sini. Aku akan segera membawa dia.” Tegas Tuan Ma
Beberapa
saat kemudian, Detektif Lee tak percaya Tuan Ma yang benar-benar langsung
membawa Tuan Choi yang sedang tertidur dengan tangan diborgol. Mereka pun ingin tahu cara Tuan Ma menangkap
Tuan Choi. Tuan Ma mengaku kalau sengaja
membius minumannya.
“Aku tak
punya pilihan, Pokoknya, aku sudah membawanya, jadi, kalian urus sisanya... Jangan
cari aku lagi.” Kata Tuan Ma memperingatkan lalu melangkah pergi. Semua mengucapkan terimakasih.
“Apa
sebaiknya kita bawa dia ke ruang istirahat?” kata Detektif Lee . Detektif Koo
pikir Butuh waktu sebelum Tuan Choi siuman.
“Sekarang
biarkan dia di sini dahulu. Tidak ada gunanya jika ada yang tahu kalau kita
menangkap dia.” Kata Mi Young
Tuan Ma berbicara
di telp berbicara dengan ibu Tuan Choi menjelaskan kalau tidak menyerahkan Pil Joo ke polisi tapi
anaknya telah melanggar banyak hukum jadi tertangkap. Ibu Tuan Choi terlihat
sangat marah pada Tuan Ma.
“Ya, memang
aku yang mengenalkan dia kepada orang-orang yang membuat dia melakukan banyak
kejahatan, tapi putra Anda, Pil Joo, orang yang sangat jahat. Dia yang paling
buruk di antara yang terburuk... Ahjumma Kenapa tiba-tiba mencaci aku? Mulut
Anda kotor sekali.” keluh Tuan Ma saat itu polisi yang dulu anak suruhan Hoo ja
mendengarnya.
Jung Kook
membaca semua berkas tentang suku bunga dan mengartikan kalau Hoo Ja mencoba
mencabut hukum ini, Wang Goo membenarkan, Jung Kook pikir kalau mereka membutuhkan
hukum ini. Wang Goo juga berpikir seperti itu.
“Kenapa
kau berpikir seperti itu?” tanya Jung Kook. Wang Goo pikir akan memberi tahu
alasan singkat karena Jung Kook bertanya.
“Menurutku,
Undang-undang Pengaturan Suku Bunga adalah cara terbaik untuk melindungi orang
dengan ekonomi lemah dari kebiasaan meminjam. Mereka yang menganggap prinsip
pasar menjadi Aturan Utama berpikir bahwa batasan harga yang diciptakan oleh regulasi
mengubah pasar dan membuat distribusi finansial tidak efisien.” Jelas Wang Goo.
Seung Yi seperti terkesima.
“Tapi aku
tidak setuju. Tujuan regulasi untuk melindungi yang finansial lemah dengan
melarang pengambilan keuntungan berlebih. Itu tidak melarang pemberian suku
bunga di pasar finansial. Dengan begitu, aku yakin regulasi ini tidak perlu
dicabut. Terima kasih.” Kata Wang Goo.
“Seperti
ucapanmu, regulasi seperti ini harus dipertahankan. Orang-orang akan
tersakiti.” Ucap Jung Kook lalu menerima telp dari seseorang.
Jung Kook
menaiki tangga gedung lalu terlihat kaget dan ketakutan ada banyak preman di
lorong. Akhirnya Ia berjalan masuk walaupun sangat Mengerikan sekali ke dalam "Agensi
Pencari Kerja Myungsoo" saat itu ada seorang wanita berbicara ditelp.
“Aku
membutuhkan dukungan dari kalian dan para anggota dewan. Tentu. Aku harus
memberi mereka pelajaran. Siapa lagi yang bisa melakukan itu? Semua bergantung
kepadaku.” Ucap si wanita. Jung Kook hanya terdiam.
Nyonya
Park, Kakak Hoo Ja menyapa Jung Kook lalu menutup telpnya. Jung Kook
memperkenalkan diri, Nyonya Park mengucapkan Terima kasih sudah datang dan
merasa sudah bicara sebelumnya lalu memperkenalkan diri namanya Park Jin Hee, Kakak dari Park Hoo Ja
lalu mempersilahkan duduk.
“Sulit
dipercaya aku bisa bertemu denganmu.” Kata Jin Hee membuatkan minuman. Jung
Kook mengeluh karena gulanya terlalu banyak.
“Aku
merasa seperti bertemu dengan seorang pesohor. Omong-omong, bagaimana kau bisa
berurusan dengan Hoo Ja hingga bisa terseret ke dalam masalah ini? Kau bisa
memukul dia jika tidak suka. Hoo Ja bersikap tangguh, tapi dia tidak bisa
berkelahi.” Komentar Jin Hee lalu memberikan kopi untuk Jung Kook.
Jung Kook
memuji kalau aromanya sedap. Jin Hee pikir
seharusnya yang datang ke kantor Jung Kook tapi menurutnya tak baik
untuk Jung Kook terlihat bersama
seseorang yang baru saja keluar dari penjara jadi itu alasan minta Jung Kook
yang datang.
“Kau
tidak tersinggung, bukan?” kata Jin Hee. Jung Kook mengaku tak masalah dan
ingin tau alasan Jin Hee memanggilnya.
“Begini, aku
tidak suka sesuatu yang berantakan. Jadi, aku akan langsung bicara saja... Apa
tidak masalah?” kata Jin Hee. Jung Kook pikir Lebih baik sepeti itu.
“Mari
bekerja sama untuk menjatuhkan Hoo Ja.” Ucap Jin Hee. Jung Kook binggung karena
Jin Hee tadi mengaku sebagai kakak Hoo Ja.
“Bagaimana
bisa kamu mengatakan itu? Apa kau tidak akur dengan dia?” tanya Jung Kook
“Membeberkan
pencucian uang keluarga hanya akan mempermalukan diri sendiri, jadi, itu nanti
saja. Mari kita bahas soal pekerjaan dahulu. Hoo Ja selalu memerintah dan
menuntutmu, bukankah begitu? Jika kau bekerja sama denganku, maka kau tidak
perlu menuruti ucapannya lagi.” kata Jin Hee
“Aku
tidak mengerti. Pekerjaan apa yang kau ingin aku lakukan?” kata Jung Kook
“Kudengar
dahulu kau seorang penipu. Apa yang akan diminta lintah darat kepada seorang
penipu? Tentu saja penipuan. Kau bisa menjeratnya dengan menyuap anggota dewan,
kau yang pikirkan caranya. Penipuan adalah keahlianmu. Pokoknya, jebloskan Hoo
Ja ke penjara. Aku akan mengambil alih Baekkyung selama dia mendekap di sana.”
Tegas Jin Hee
“Aku
mengerti ucapanmu. Tapi aku tidak mengerti tujuanku melakukan itu. Bukankah
tidak sopan mengatakan itu di pertemuan pertama?” komentar Jung Kook
“Aku
mengatakan ini karena itu tidak masalah. Jika kau membantu merebut kembali
perusahaanku, maka tidak akan ada hal lain yang aku minta. Begitu kita
menyingkirkan Hoo Ja, maka kau bisa menjalani hidup begitu juga denganku. Ayo
kita lakukan itu, Aku tidak bersikap kurang sopan, bukan?.” Ucap Jin Hee.
“Apa Maksudmu,
kau tidak peduli jika Undang-undang Pengaturan Suku Bunga dicabut?” kata Jung
Kook memastikan
“Untuk
apa mencabut itu? Kami tinggal meminjamkan uang secara ilegal. Mereka yang ada
dalam gelap harus tetap di kegelapan. Apa gunanya berjemur di bawah sinar
mentari? Mereka hanya akan dicemooh dan terbakar.” Kata Jin Hee santai. Jung
Kook hanya terdiam.
“Kau
gelisah. Kenapa kau gelisah dengan sesuatu
seperti ini? Kau tidak suka seorang lintah darat wanita mencoba
mengendalikanmu. Kau harus hidup demi bangsa dan rakyat. Kau ini anggota
dewan.” Kata Jin Hee menyakinkan.
“Rencana
menghancurkan Hoo Ja memang sangat menarik. Tapi aku tidak bisa melakukan
itu... Maaf” kata Jung Kook menolak. Jin Hee ingin tahu alasanya.
“Sebenarnya,
aku sudah cukup lama tidak menipu, dan terakhir kali aku hampir tewas ketika
Pimpinan Park menangkapku. Dia bilang akan mengakhiri hidupku jika merencanakan
sesuatu terhadap dia lagi. Jadi, bagaimana bisa aku melakukan itu? Aku hanya
memiliki satu nyawa.” Jelas Jung Kook.
Jin Hee mengerti, lalu berpikir kalau menolongnya maka Jung Kook bisa melakukanya. Jung Kook menolak karena menurutnya Hoo Ja sangat menakutkan jadi meminta agar mencari oleh lain saja. Jin Hee melihat Jung Kook akan pergi menyuruh kembali duduk karena belum selesai bicara.
“Tapi aku
sudah selesai. Terima kasih.” Kata Jung Kook akan meninggalkan ruangan.
“Aku
bilang duduk, Bodoh, atau rahangmu putus!” teriak Jin Hee marah. Jung Kook
mengeluh adik kakak ini sangat suka berteriak.
“Dengar,
Nona... Aku seorang anggota dewan... Aku berhenti menipu orang. Menusuk orang
dari belakang adalah hal yang buruk. Orang rupawan harus memiliki pemikiran
yang baik.” Ucap Jung Kook mengeluh kalau
menurutnya Hoo Ja itu juga aneh, selalu memukul bahkan Keluarga yang
aneh.
Tuan Choi
sudah sadar hanya diam saja. Mi Young tak percaya kalau Tuan Choi sungguh tidak
akan memberi tahu. Tuan Choi mengelak kalau tidak tahu apa-apa. Detektif Lee
tak percaya meminta agar Tuan Choi mengatakan yang diketahuinya.
“Bagaimana
bisa "aku tidak tahu" menjadi jawaban?” kata Detektif Lee, Tuan Choi
mencoba bicara dengan banmal. Detektif Lee menyuruh untuk bicara yang sopan.
“Pak... Aku
penjahat yang hidup dengan konsep kesetiaan. Aku tidak akan mengadukan bosku hanya
untuk menyelamatkan diri sendiri.” Jelas Tuan Choi
“Apa
orang yang setia mencuri dari bosnya?” komentar Detektif Koo. Tuan Choi pikir
sudah mengatakan berulang kali kalau punya alasan sendiri.
“Anak-anak
di Afrika kelaparan. Mereka bahkan belum berusia sepuluh tahun. Mereka
kelaparan. Aku tidak bisa mengabaikan mereka.” Jelas Tuan Choi
“Apa kau
berharap kami percaya penjahat yang mencuri uang dari perusahaan
mendonasikannya?” komentar Detektif Lee kesal
Detektif
Na baru masuk ruangan setelah menerima telp memberitahu kalau baru saja
menerima telepon. Mereka bilang dia memang mendonasikannya. Detektif Lee ingin
tahu berapa jumlahnya. Detektif Lee memberitahu
Sejumlah 250.000 dolar.
“250.000
dolar... Memang kau ini apa, teladan kebajikan?” keluh Detektif Lee
“Siapa
yang peduli dengan jumlahnya? Hidup itu penting! Ketika kau berdonasi, jumlah
tidaklah penting. Yang penting adalah sebanyak apa cinta yang kau kirim kepada
mereka.” Tegas Tuan Choi .
“Meski kau
mendonasikannya, penggelapan tetaplah kejahatan. Jadi, serahkan Park Hoo Ja
kepada kami. Lalu kami akan mengampunimu.” Kata Mi Young
“Dengar,
apa yang bisa kuberikan kepada kalian jika aku tidak memiliki apa pun? Aku
tidak tahu apa-apa.” Kata Tuan Choi
Mi Young
memastikan kalau Tuan Choi yang akan bersikap seperti ini. Tuan Choi
membenarkan. Mi Young pun membuat keputusan kalau akan menyelesaikan dengan
saling adu pukul. Tuan Choi pikir ini sangat memalukan.
“Kau
tidak boleh bercanda seperti itu.” Kata Tuan Choi, Mi Young menegaskan kalau tidak
bercanda.
“Untuk
apa membuang waktu bercanda denganmu? Aku serius. Ayo berkelahi. Jika aku
menang, kau beri tahu kami semua yang kau ketahui. Jika kau menang, maka aku
akan membebaskanmu.” Tegas Mi Young. Tuan Choi pikir akan termakan taktik
seperti itu?”
“Pilihan
apa lagi yang kamu punya, melihat situasimu? Mari berkelahi...Ayolah.” kata Mi
Young
“Detektif...
Terakhir kali, itu terjadi karena aku lengah. Tapi aku tidak akan kalah jika
kau tidak bersenjata. Kau akan terluka jika terus mencoba berkelahi denganku.”
Tegas Tuan Choi
“Lihat
saja siapa yang akan terluka jika kita serius berkelahi. Semuanya, tolong
keluar.” Ucap Mi Young.
Detektif
Lee panik memastikan kalau akan keluar,
Tuan Choi makin mengejek kalau timnya sendiri saja cemas. Detektif Koo
menyuruh Tuan Choi Diam padahal mencoba membantunya, karena Mi Young bisa terkena masalah jika Tuan Choi mati.
Tuan Choi mulai panik.
“Ingat
pria yang terakhir kali... Dia masih belum siuman. Kau bisa benar-benar
dipecat.” Kata Detektif Na
“Aku akan
berhenti sebelum dia mati, jadi, percaya kepadaku.” Kata Mi Young menyakinkan.
Tuan Choi
panik menahan Detektif Lee untuk tak keluar, Detektif Lee menyakinkan kalau
mereka akan bertemu lagi. Tuan Choi
panik bahkan tak peduli menahan kaki Detektif Lee. Mi Young hanya menatap Tuan Choi yang
ketakutan didepan pintu.
**
Bersambung
ke "Episode 30"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar