PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 07 Mei 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 22



PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini. 

Jung Kook kaget mendengarnya, memastikan kalau yang dimaksud adala  Jangan mengikuti pemilu untuk masuk Majelis. Hoo Ja membenarkan agar Jung Kook berhenti. Jung Kook ingin tahu alasan Hoo Ja mengatakan hal itu.
“Aku tidak pernah berencana mempertahankanmu dalam pemilu. Umumkan dukunganmu untuk Han Sang Jin, dan mundurlah. Seorang penipu tidak bisa menjadi Anggota Majelis.” Kata Hoo Ja
“Itu yang kukatakan sebelumnya di pemandian umum! Kau tidak mendengarkanku saat itu, lalu kenapa... Kau bilang aku bisa mentraktir sarapan siang alih-alih makan siang, dan membagikan syal alih-alih handuk.” Kata Jung Kook marah
“Kenapa kau sangat kesal? Padahal Kau berusaha keras mundur dari pemilu.” Sindir Hoo Ja.
“Bahkan Mi Young membantuku sekarang, dan kau menyuruhku berhenti.” Ucap Jung Kook merasa berhak marah.
“Itu karena Han Sang Jin setuju untuk melakukan tugas yang hendak kuberikan kepadamu. Jadi, kau bisa berhenti sekarang. Kembalilah ke tempat asalmu.”jelas Hoo Ja
“Apa Sang Jin setuju melakukannya? Mencabut UU Regulasi Suku Bunga?” tanya Jung Kook tak percaya. Hoo Ja membenarkan.
“Dia bersikap seolah-olah polos dan tidak berdosa. Apa Sekarang dia bekerja sama dengan seorang rentenir? Apa pun alasannya, aku menolak untuk berhenti sekarang. Aku punya terlalu banyak orang yang menolongku.” Tegas Jung Kook
“ Tidak. Itu terlalu memalukan. Aku tidak bisa. Serta, sejujurnya, aku lebih bisa diandalkan daripada Sang Jin... Percayalah kepadaku... Dia mengubah waktu semaunya karena dia dibutakan oleh keinginannya untuk menang. Bagaimana kau bisa memercayainya...” keluh Jung Kook
“Aku memercayai seorang penipu. Siapa yang tidak bisa kupercaya? Ratingmu tidak akan naik lagi. Apa pun yang kau lakukan, kau tidak bisa mengalahkan seseorang yang didukung partai. Kau harus membuat Konferensi persnya besok siang. Mundurlah.” Ucap Hoo Ja.
Jung Kook tak percaya Hoo Ja meminta Besok siang sambil mengeluh  bisa melakukan itu tanpa berkonsultasi dengannya dan mengejek Hoo Ja itu gangster. Hoo Ja pikir kalau dirinya gangster, maka tidak akan berbicara dengan Jung Kook tapi  menikmati makanan dan anggur yang mahal.
“Kau menipu ayahku sebanyak enam juta dolar. Kau bekerja untukku tepat sebulan kurang empat hari. Anggap saja itu sebagai pekerjaan dengan bayaran tertinggi. 222.222 dolar per hari. Dengan ini, kita seri. Itu juga merupakan hal terbaik untukmu.” Kata Hoo Ja menyakinakn.
“Siapa yang akan memilih seorang penipu sepertimu?” sindr Hoo Ja. Jung Kook meminta Hoo Ja berhentilah mengatakan itu.
“Kau yang membuat seorang penipu mengikuti pemilu. Siapa kau sehingga menyuruhku ikut lalu berhenti? Aku bilang aku bisa melakukannya! Percayalah!” tegas Jung Kook menolak berhenti
“Ada sesuatu yang kupelajari setelah menghabiskan banyak waktu bersamamu. Yaitu kamu tidak pernah mendengarkan sepatah kata pun. Aku memberimu makanan yang mahal, tapi itu tetap tidak berubah. Jadi Berdirilah... Mari kita mencari udara segar.” Kata Hoo Ja merasa udara di restoran sangat panas sekali.

Mi Young masih terus berkampanye meminta agar memilih Nomor Lima, Yang Jung Gook pada semua orang yang lewat.  Beberapa orang melihat Mi Young memuji kalau cantik sekali. saat itu mantan Pacar Jung Kook datang.
“Kau istrinya Yang Jung Gook, kan? Sulit kupercaya aku bertemu langsung denganmu... Senang bertemu denganmu.”kata si wanita.
“Halo. Aku juga senang bertemu denganmu. Warga Pemberani akan dengan berani melindungimu. Nomor Lima, Yang Jung Gook.”kata Mi Young ramah dan tak mengenal mantan pacar Jung Kook.
“Ya, aku pasti akan memilih dia. Aku penggemarnya dan Aku juga menyukaimu. Sulit kupercaya aku bertemu denganmu di sini. Ini Kebetulan sekali.” kata Mantan pacar Jung Kook. 

Jung Kook melihat dari dalam mobil kaget melihat mantan pacar bertemu dengan istrinya lalu ingin turun. Hoo Ja menahan agar Jung Kook kembali duduk dengan memastikan Tidak akan terjadi apa pu karena sudah menyuruhnya untuk bertemu saja hari ini.
“Entah mereka bertemu lagi, dan apa yang akan mereka bicarakan, semua itu tergantung kepadamu. Apa Kau sudah tahu posisimu sekarang? Selama aku tahu masa lalumu, maka kau tidak punya pilihan selain menuruti perkataanku.” Tegas Hoo Ja.
“Jadi, berhentilah menjadi keledai yang keras kepala dan membuatku kehilangan kesabaranku. Bekerjalah sesuai steik yang kamu terima. Konferensi pers pada tengah hari untuk mengumumkan pengunduran dirimu. Kau bisa melakukannya, kan?” ucap Hoo Ja.
Jung Kook menjawab tidak, Hoo Ja menyakinkan kalau Jung Kook harus melakukannya. Jung Kook hanya bisa diam saja.



Hoo Ja menelp Sang Jin memberitahu  Jung Gook setuju untuk mundur besok Jadi, tugas Sang Jin sekarang adalah menerima lencana Anggota Majelisnya. Sang Jin ingin tahu  Apa yang dikatakan Jung Gook. Hoo Ja memberitahu kalau Jung Kook ingin bertarung sampai akhir.
“Dia memberiku omong kosong, tapi dia tidak punya pilihan selain menuruti perintahku. Aku harus memanfaatkan Mi Young lagi.” Ucap Hoo Ja
“Apa maksudmu kau harus memanfaatkan Mi Young?” ucap Sang Jin terlihat panik.
“Apa menurutmu? "Jika kau tidak patuh, aku akan memberi tahu Mi Young bahwa kau penipu." Itu dia. Bedebah menyebalkan itu tidak pernah mendengarkan kecuali aku bertindak sejauh itu. Kau tahu, kau harus memberi tahu Mi Young bahwa Jung Gook adalah penipu.” Cerita Hoo Ja
“Dia selalu membicarakan "Mi Young-ku" seperti ini, "Mi Young-ku" seperti itu. Dia pikir dia memiliki setiap Mi Young di luar sana. Begitu selesai dengan urusan ini, aku harus mencari seorang kekasih. Dia sangat menyebalkan. Selagi kita membahas ini, haruskah kita pergi, dan memberi tahu Mi Young? "Suamimu adalah seorang penipu, dan kau dibohongi selama ini."” Kata Hoo Ja.
“Tidak, menurutku itu tidak benar... Biarkan mereka memecahkannya sendiri.” Kata Sang Jin tak ingin adiknya kecewa.
“Mungkin akan menjadi penderitaan terbesar yang pernah dia alami. Akan lebih menyakitkan jika mengetahuinya lewat orang lain. Jika kebenarannya tidak akan membuat kedua orang bahagia, lebih baik menguburkannya. Mi Young-ku sudah memiliki banyak luka.” Jelas Sang Jin
“Bagimu dia "Mi Young-ku" juga? Mi Young sangat beruntung. Semua orang yang memanggilku "Hoo Ja-ku" sudah meninggal atau pergi sekarang... Baiklah... Kau bisa berbuat semaumu. Tapi Ingat satu hal saja. Begitu kau mendapatkan suara Jung Gook, ratingmu akan menjadi 48 persen.”ucap Hoo Ja
“Kau tahu aku memiliki bagian yang besar dalam 48 persen itu, bukan? Anggota Majelis Han Sang Jin adalah ciptaan Park Hoo Ja. Jangan melupakan itu, paham?” tegas Hoo Ja. Sang Jin pun menganguk mengerti. 

Jung Kook termenung didalam kamar, Mi Young datang mengaku lelah dan lansung bersandar di bahu suaminya. Jung Kook pikir pasti seperti itu. Karena Mi Young sudah bekerja keras. Mi Youg pikir kalau Jung Kook juga harus tidur lebih cepat karean harus berkampanye sepanjang hari besok.
“Tidurlah lebih dahulu. Aku akan... Aku juga akan segera tidur.” Kata Jung Kook terlihat masih memikirkan nasibnya.
“Mi Young... Bagaimana jika aku mundur dari pemilu?” tanya Jung Kook. Mi Young ingin tahu alasan Jung Kook ingin berhenti
“Tidak, begini... Tidak juga... Pemilu sebentar lagi. Jadi, semua pemikiran ini menyerbu... Serta, akan sulit untuk menang dengan ratingku saat ini.” Kata Jung Kook
“Aku tidak keberatan dengan itu. Menang atau tidak, kau suamiku, dan pria yang kucintai. Bagaimanapun aku baik-baik saja... Tapi, Sayang. Saat aku memikirkan semua orang yang kita temui... Saat aku memikirkan mereka, menurutku tidak tepat untuk berhenti sekarang.” Ungkap Mi Young
“Tidak bisa melakukannya karena kau kalah berbeda dari mundur. Tidak apa-apa tidak bisa melakukannya, tapi jangan mundur. Kita harus memperlihatkan rasa hormat kita pada para warga yang percaya kepada kita dan mendukung kita.” Kata Mi Young. 

Jung Kook kembali ke kantor sendirian, Joo Myung berbicara di telp kalau tidak menyuruh dia berhenti tapi hendak berhenti apa pun yang dikatakan dan mengajak untuk bicara dirumah sambil berkata kalau akan mengemasi barang-barangku dan segera pulang lalu menghela nafas sambil menutup telpnya.
“Apa yang kau lakukan?” ucap Joo Myung melihat Jung Kook duduk sendirian dalam kegelapan. 

Akhirnya mereka minum bersama, Joo Myung heran Jung Kook yang tidak tidur. Jung Kook pikir Joo Myung pasti sudah dengar, Joo Myung mengaku sudah tahu menurutnya Menimbang situasinya, mereka lebih baik lihat secara optimis.
“Kau tidak ingin mengikuti pemilu sejak awal. Jadi  Jangan menipu orang-orang lagi. Kau akan ketahuan oleh istrimu suatu hari nanti.” ucap Joo Myung. Jung Kook terlihat tak percaya mendengarnya.
“Apa kau kecewa karena harus berhenti?” tanya Joo Myung melihawta wajah Jung Kook kecewa.
“Sejujurnya, aku tidak mau mengikuti pemilu untuk masuk Majelis lebih dari apa pun. Tapi melakukan sesuatu yang kubenci malah membuat orang-orang senang. Bahkan Mi Young juga. Kalau boleh jujur, melihat situasinya... Seperti yang kau tahu, aku penipu.” Cerita Jung Kook
“Sebelum memulai ini, orang-orang tersenyum saat aku berbohong. Aku menyerahkan akta untuk tanah yang tidak berharga, dan mengatakan itu tambang emas yang akan dikembangkan kembali. Mereka tersenyum saat aku mengatakan kebohongan itu.” Cerita Jung Kook. Joo Myung mendengarnya.
“Aku bisa berbohong bahwa sebuah bangunan senilai 500.000 dolar bernilai 2 juta. Lalu aku akan menjualnya senilai 1 juta hanya kepada mereka sambil berkata bahwa mereka beruntung. Hanya saat aku berbohong seperti itu, orang-orang tersenyum untukku.” Ungkap Jung Kook
“Tapi kau tahu, keadaannya berbeda saat aku berkampanye. Aku memberi tahu orang-orang perasaanku yang sebenarnya. Aku memberi tahu mereka apa yang kupikirkan dan kurasakan.” Cerita Jung Kook
Jung Kook mengingat saat bertemu dengan seseorang di jalan dan berbicar tentang keluhan. Ia melihat orang-orang tersenyum kepadanya dan menurutnya semuanya sudah usai sekarang. Ia pikir Seperti kata Pimpinan Park, sudah waktunya  untuk kembali ke tempat asalnya.
“Maaf... Aku ingin mempercayaimu dan berjuang sampai akhir, tapi seperti inilah situasinya sekarang.” Ucap Jung Kook
“Lantas? Apa kesimpulannya? Apa Kau ingin berhenti berbohong dan jujur jika kau memenangkan pemilu?” kata Joo Myung.
“Tidak... Orang yang berguna Aku ingin menjadi orang yang berguna sekarang.” Ucap Jung Kook
“Kenapa aku harus datang untuk mengambil barang-barangku. Aku ingin bersikap tangguh.” Keluh Joo Myung, Jung Kook terlihat bingung. 
“Apa Kau ingin menjadi orang yang berguna? Itu yang kukatakan kali pertama saat menjadi Anggota Majelis. Tapi berandal yang mengatakan itu dahulu melakukan hal-hal yang tidak berguna di sini sekarang, bekerja dengan seorang rentenir yang kejam. Itu tidak benar....” Kata Joo Myung . Jung Kook terlihat bingung. 

Berita di TV “Yang Jung Gook, kandidat untuk Seowon, akan segera memulai konferensi persnya. Dengan makin mendekatnya pemilu sela, apa yang akan dikatakan Yang Jung Gook? Saat ini semua mata tertuju kepadanya.”
Mi Jin memanggil ayahnya agar nonton bersama. Tuan Kang dengan tim suksesnya menonton bersama begitu juga Tim Jung Kook. Sang Jin dan timnya terlihat tegang menunggu, di rumah Mi Young pun hanya bisa terdiam.
“Banyak orang menduga bahwa Yang Jung Gook, kandidat independen, memutuskan untuk mundur dari pertarungan antara Kang Soo Il dan Han Sang Jin. Perbedaan dalam rating untuk Kang Soo Il, yang memimpin poling, dan Han Sang Jin, yang berada di posisi kedua, hanya delapan persen. Jika Yang Jung Gook memang mengundurkan diri, kedua kandidat sangat membutuhkan 10 persennya.” 

Jung Kook berjalan dengan Joo Myung siap masuk konferensi, wartawan menyerbu langsung bertanya “Apa yang akan kau katakan hari ini?” Joo Myung mengeluh wartawan yang rajin sekali menyari berita padahal tidak serajin ini sebelumnya. Jung Kook menjauh karena akan menerima telp.
“Kau akan tahu dalam lima menit... Kau tidak akan mendapatkan apa pun dengan tahu lebih dahulu.” Ucap Joo Myung mencoba menahan wartawan.
“Hai. Aku menonton TV sekarang. Benarkah kau akan mengumumkan pengunduran dirimu? Itukah keputusanmu?” kata Mi Young penasaran. 

Myung Im di ruangan memastikan kalau Jung Kook tidak akan tiba-tiba melanggar janjinya, Sang Jin pikir itu tak boleh,  akhirnya Jung Kook masuk ruangan Konferensi Pers, Semua wartawan sudah menunggu.
“Halo... Aku yang Jung Gook, kandidat Majelis Nasional untuk Seowon. Sebelum mulai, aku ingin mengatakan apa yang ingin kulihat dalam pemilu ini. Mungkin akan lama, jadi, silakan membuat diri kalian senyaman mungkin.” Ucap Jung Kook.
“Kenapa kau mengulur-ulur waktu?” keluh Hoo Ja menonton siaran Jung Kook. Tuan Choi yang sedang bermain berpikir sedang bicara dengan dirinya lalu menjerit bahagia karena berhasil memukulnya. 

“Apa yang ingin kulihat dalam pemilu ini adalah ini. Para kandidat tidak saling mengkritik, tapi memperjuangkan kebijakan untuk masyarakat.” Kata Jung Kook
“Apa yang dia bicarakan? Itu sudah hampir usai.” Komentar Myung Im heran. Sang Jin memikirkan sesuatu.
“Aku berharap itu akan menjadi waktu yang harmonis, di mana para kandidat akan saling memperhatikan, menghormati, dan menyelamati. Dahulu ayahku sering berkata jika kau membagikan cahaya dari lilinmu, akan ada dua lilin yang menyala.” Kata Jung Kook
“Jika kau menggunakan cahaya itu untuk mencari lilin lain akan ada tiga lilin yang menyala, lalu empat, dan kegelapan pun akan sirna.” Jelas Jung Kook 

Tuan Yang menonton seperti tak yakin kalau pernah mengatakan hal itu. Mi Jin pikir pernah mendengarnya dari suatu tempat sebelumnya. Jung Kook mengulang kata-kata yang dianggap dari ayahnya “Saat kau lelah dan letih Bersandarlah kepadaku.”
“Aku akan selalu Mendampingimu Agar kau tidak merasa. Seakan-akan kau kesepian.” Ucap Jung Kook, Seung Yi dan  Charles seperti tahu kalau itu adalah lirik lagu.
“Aku akan memegang tanganmu.” Ucap Jung Kook. Ketiganya langsung bisa menebak kalau itu lirik lagu GOD.
“Bukankah itu sebuah lirik lagu?” kata Myung Im, tapi suaminya yakin  Itu bukan lagu dan sangat mengharukan dan membuatnya menangis.
“Aku sungguh berharap setiap kandidat akan menjadi lilin. Kuharap mereka akan menerangi kegelapan yang telah mengakar di dalam dunia politik. Kuharap mereka akan selalu membela para pemilih. Jadi, mereka tidak akan merasa seolah-olah mereka sendirian. Kuharap mereka akan memegang tangan masyarakat.” Ucap Jung Kook. Mi Young menunggu dengan wajah tegang.
Jung Kook melihat kalimat "Aku mengundurkan diri dari pemilu" dan menatap Joo Myung dengan tatapan penuh harapan. Joo Myung menatap ponselnya lalu mengelengkan kepala. Akhirnya Jung Kook memberitahu  ingin memainkan peran kecil dalam menghadirkan harmoni di Seowon yang dicintai... dan melihat Joo Myung menerima pesan.
“Apa maksudmu? Kang Soo Il mengundurkan diri? Dia baru saja mengumumkannya?” kata Myung Im kaget lalu menyuruh mereka  ganti salurannya. 




“Halo, masyarakat dan warga Seowon tercinta. Aku hadir di sini untuk mengumumkan bahwa aku mengundurkan diri sebagai kandidat untuk Majelis Nasional.” Kata Tuan Kang
Semua melotot mendengarnya, Myung Im pun tak pecaya menepuk pundak Sang Jin seperti tanda kemenangan.
“Saat aku melihat ke belakang, setiap langkah terasa sulit. Aku harus menghadapi berbagai situasi sulit selama kampanyeku. Kehangatan yang kurasakan dari orang-orang yang memegang tanganku masih menghangatkan hatiku bahkan sekarang.” Kata Tuan Kang
“Kuharap kepuatusanku masih dapat membantu menghadirkan kebahagiaan untuk masyarakat Seowon.” Jelas Tuan Kang.
“Hei. Apakah kita harus memilih? Mari dapatkan sertifikat untuk kemenanganmu.” Ucap Suami Myung Im
“Selamat... Kita sempat menghadapi masalah, tapi akhirnya kita berhasil. Kau menang.” Kata Myung Im pada Sang Jin. 
“Walaupun aku mengundurkan diri dari pemilu, aku akan terus mengharapkan warga Seowon akan bahagia. Itu tidak akan berubah. Warga Seowon yang tercinta. Sekarang, aku berharap kalian akan merespons ketulusanku.” Kata Tuan Kang
“Aku, Kang Soo Il, meminta agar kalian memberikan semua dukungan yang kalian berikan kepadaku untuk kandidat independen Yang Jung Gook. Mari kita bersatu untuk memastikan Yang Jung Gook memenangkan pemilu agar kita bisa meraih apa yang gagal kita raih.” Ucap Tuan Kang. Sang Jin melonggo tak percaya mendengarnya. 


Flash Back 
Joo Myung menegaskan kalau ini tidak benar menurutnya tak ada alasan harus mematuhi perkataan Hoo Ja, menurutnya Jika Hoo Ja  menambatkan benderanya di sini, maka ia akan berlari ke sini dan Jika dia menambatkan benderanya di sana, maka  akan berlari ke sana.
“Kenapa aku harus diseret ke mana-mana seperti badut? Kenapa kita harus melakukan itu, Jung Gook? Para berandal Partai Nasionalis itu sama buruknya. Mereka menganggapku apa? Merekalah yang mengusirku.” Kata Joo Myung marah
“Hei. Lakukan saja.” Kata Joo Myung, Jung Kook bertanya melakukan apa dan yakin kalau maksudnya itu harus mundur.
“Kenapa kau harus mundur? Kau harus setidaknya melakukan satu hal yang berguna dahulu jika itu yang kau putuskan. Mari kita dapatkan lencana itu. Mari kita berjuang sampai akhir.” Kata Joo Myung menyakinkan.
“Aku menghargai pemikiranmu, tapi aku tidak akan bisa memenangkan pemilu. Apa yang kukatakan sebelumnya? Politisi memikirkan pemilu berikutnya, dan politisi hebat memikirkan generasi berikutnya. Apa kau pikir ada politisi yang lebih baik dariku di Korea?” ucap Joo Myung.
“Tidak ada. Kau penipu, dan aku politisi. Hanya ada satu hal yang bisa kita lakukan bersama. Mari bertaruh.” Ucap Joo Myung. 


Tuan Kang berteriak marah pada Joo Myung yang datang ke kantornya. Menurutnya itu hanya Omong kosong. Joo Myun mengeluh karena Tuan Kang yang berteriak mengejutkannya den mengeluh Tuan Kang mengatakan semua hal yang dikatakan hanya omong kosong.
“Aku bersungguh-sungguh. Han Sang Jin adalah dalang kasus mengemudi dalam kondisi mabukmu itu. Seharusnya kau memperlakukan anak buahmu dengan lebih baik. Kau layak mendapatkannya.” Jelas Joo Myung
“Hei, Joo Myung! Apa kau datang untuk mengejekku?” ucap Tuan Kang marah. Joo Myung membenarkan.
“Untuk membuatmu gila dan melakukan sesuatu yang sinting.”kata JooMyung 

“Semua warga tercinta, aku, Kang Soo Il, memohon kepada kalian sekali lagi. Warga pemberani yang dengan berani melindungi kalian! Kandidat nomor lima, Yang Jung Gook! Pilihlah Yang Jung Gook!” ucap Tuan Kang berbicar dengan sangat yakin
Flash Back
Tuan Kang  ingin tahu alasan harus melakukan itu dan menegaskan kalau dirinya belum mati bahkan Lebih dari 15 persen warga menginginkan dirinya jadi Joo Myung hanya Omong kosong dan meminta agar  Berhentilah menjadi amatir.
“Zaman telah berubah. Kau tahu kondisinya tidak seperti dahulu lagi. Ada video yang beredar saat kau ditahan dan melawan polisi. Bahkan istriku melihatnya. Dia bilang itu membuatnya senang sepanjang hari” cerita Joo Myung. Tuan Kang ingin marah tapi Joo Myung menyuruh duduk saja.
“Jangan bersikap seperti itu. Mari kita berhenti di sini. Kudengar partaimu mencampakkanmu setelah apa yang terjadi. Kudengar mereka tidak mau mendukungmu. Lagi pula kau tidak akan menang. Melihat situasinya, bukankah kau harus melemparnya dengan lumpur sebelum kau pergi?” kata Joo Myung
“Kau tidak mau pria berengsek yang menjebakmu menjadi Anggota Majelis. Hei. Terus terang, itu karena kau kalah melawanku sehingga kau bisa bertahan dalam permainan ini. Jika kau kalah dari pendatang baru seperti Han Sang Jin, karier politikmu akan langsung hancur!” jelas Joo Myung.
“Alih-alih membiarkan tikus kotor itu terpilih, mari kita dukung orang bodoh yang gila. Mari kita kirim orang bodoh yang gila ini ke Majelis dan membuatnya disingkirkan. Lalu giatlah bekerja untuk pemilu berikutnya. Kau harus mengalahkan aku setidaknya sekali. Kau sudah tiga kali kalah. Itu memalukan.” Tegas Joo Myung. Tuan Kang berpikir keras. 

Joo Myung menerima pesan dari ponselnya  "Mari kita lakukan perkataanmu" wajahnya terlihat bahagia. Jung Kook melihat kode Joo Myung kalau mereka berhasil membuat Tuan Kang berpihak padanya dan langsung melompat dari atas podium. 


“Aku berencana akan bertahan dengan kalian sampai akhir. Kalian pikir aku akan menyerah, kan? Kalian semua berpikir aku akan menyerah, kan? Kalian datang ke sini untuk mendengar itu, kan? Untuk apa aku berhenti? Hari Pemilu akan segera tiba. Aku harus setidaknya melihat berapa suara yang kuperoleh.” Ucap Jung Kook
Di ruangan Jung Kook terlihat menjerit bahagia Tuan Yang terlihat bahagia mendengarnya langsung menjerit bahagia dan membalikan meja. Mi Jin yang ikut bahagai mengeluh ayahnya melakukan hal itu yang membuang makanan. Tuan Yang mengaku tak peduli karena hatinya sangat senang.
“Untuk apa aku berhenti? Apa Untuk Han Sang Jin?  Aku tidak bisa melakukan itu. “ kata Jung Kook.  Hoo Ja tak percaya menjatuhkan sticknya.
“Kakak.. Ini masalah besar.” Ucap Gwi Nam masuk ruangan, Hoo Ja pkir tak dan sudah menontonnya. Gwi Nam menegaskan bukan itu lalu menganti chanel.
Tuan Kang meminta agar memilih Yang Jung Gook, Bukan nomor satu, bukan nomor dua, bukan nomor tiga, bukan nomor empat, melainkan lima. Kandidat nomor lima. Mi Young tak percaya Kebodohan apa itu?
“Apa kau menonton TV? Jika Jung Gook mendapatkan 19 persen milik Kang Soo Il, maka dia akan mendapat 34, dan Han Sang Jin 33. Sekarang pihak siapa yang akan kau dukung, Pimpinan Park? Bukankah orang yang unggul satu poin lebih baik?” kata Joo Myung mengejek di telp.
“Mari kita bertemu dan bicara.” Ucap Hoo Ja terlihat sangat shock. 
Mi Young sudah siap dengan baju kampanye "Nomor 5, Yang Jung Gook" senyuman sumringah.
Flash Back
Mi Young mengaku menonton TV sekarang lalu memastikan apakah Jung Kook akan mengumumkan pengunduran dirinya dan itu sudah keputusanya. Jung Kook mengaku tidak kalau tidak akan mundur.
“Kau bilang tidak bisa melakukannya karena kalah berbeda dari tidak melakukannya karena mundur. Tidak bisa melakukannya tidak masalah, tapi aku tidak akan mundur. Aku harus menunjukkan rasa hormatku” ucap Jung Kook
Mi Young menelp kalau akan pergi sekarang dan mereka akan mulai kampanyenya.
“Aku mungkin tidak bisa melakukannya karena kalah, tapi aku tidak akan mundur karena menyerah. Aku akan menepati janji yang kubuat kepada kalian. Kandidat nomor lima, kandidat independen Yang Jung Gook. Hanya satu orang! Selama hanya ada satu orang saja yang mendukungku, aku tidak akan berhenti. Aku akan berjuang sampai akhir Inilah yang kuinginkan dengan tulus, para warga tercinta.” Tegas Jung Kook dengan sangat yakin .
Bersambung ke episode 23

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar