PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Kim
baru saja keluar dari restoran, Sang Jin tiba-tiba datang mengaku Kebetulan
sekali. Tua Kim bertanya Ada perlu apa kemari. Sang Jin malah membuka pintu
mobil, dan meminta Tuan Kim untuk masuk saja.
Tuan Kim
masuk mobil dan Sang Jin ingin masuk ke dalam mobil. Tuan Kim binggung bertanya
apa yang dilakukan. Sang Jin mengakujuga harus masuk. Tuan Kim mengaku sibuk
tapi Sang Jin tetap memasak masuk ke dalam mobil.
Tuan Kim
sedang minum kopi di depan gedung parlemen, Sang Jin tiba-tiba datang dari
balik semak. Tuan Kim bingung melihat
Sang Jin bertanya sedang apa. Sang Jin mengaku hanya kebetulan lewat dan
langsung duduk mengambil kopi dari tangan Tuan Kim .
Tuan Kim seperti
baru saja dari sauna lalu mandi sambil mengosoknya punggungnya. Sang Jin juga
sedang mandi menyapa Tuan Kim, Tun Kim kaget dan lebih kaget lagi saat melihat
kebawah. Sang Jin hanya bisa tersenyum seperti bangga.
“Kenapa
kau mengikutiku?” keluh Tuan Kim. Sang
Jin mengaku Ini kebetulan dan sudah terlalu lama berendam.
Tuan Kim
akhirnya makan direstoran mencocok cabe hijau dengan Gochujang, lalu berteriak
kaget karena ukuran cabe sama seperti yang dilihat saat bertemu dengan Sang
Jin. Semua rekan kerja Tuan Kim binggung karena tiba-tiba Tuan Kim menjerit.
Tuan Kim
mengaku tak apa-apa dan meminta maaf, Sang Jin kembali datang menyapa Tuan Kim
mengaku tak percaya kalau selalu bertemu, Tuan Kim pikir ini lucu., Sang Jin
pun mengucapkan Selamat menikmati hidangannya lalu duduk di meja lain. Tuan Kim
diam-diam menatap Sang Jin seperti bisa menebak maksudnya.
“Aku
Selalu menampakkan wajah, tapi jangan minta dia untuk menemuiku. Berapa lama
aku harus mengikuti...” kata Sang Jin bertemu kembali dengan Jung Kook
“Kim Nam
Hwa yang akan mendekatimu lebih dahulu. Dia akan mengajakmu minum-minum.” Kata
Jung Kook. Sang Jin seperti tak yakin dan tak pecaya kalau Jung Kook berpikiran
seperti itu.
“Kau
harus mengalahkanku di pemilu tahun depan. Dan Kim Nam Hwa sangat membenciku.”
Kata Jung Kook
Tuan Kim
sedang makan mengeluh karena sudah bilang jangan pakai kacang pinus. Sang Jin
tiba-tiba datang mengucapakan Selamat
menikmati hidangannya dan pamit pergi. Tuan Kim menahan Sang Jin sebelum pergi
mengajak mereka untuk minum bersama.
“Dia
sangat ingin menyingkirkanku.” Kata Jung Kook yakin kalau Tuan Kim sangat
membencinya.
Sang Jin
dan Tuan Kim minum bersama dibar. Sang Jin kaget melihat Tuan Kim menaungkan
minuman. Tuan Kim pikir kalau menuangkan terlalu banyak. Sang Jin mengaku tak maslah
lalu minum dengan cepat. Tuan Kim meminta maaf karena seharusnya mengajak Sang
Jin makan malam setelah pemilu.
“Tidak
apa-apa... Aku tahu Anda sibuk.” Ucap Sang Jin. Tuan Kim mengaku kalau salah.
“Dan
setelah kau kalah dari Yang Jung Gook, aku juga merasa tidak enak soal itu.
Dari mana si Berandal itu datang tiba-tiba? Hei, apa dia benar-benar lulusan
Universitas Seoul? Pihakmu pasti langsung menyelidiki latar belakangnya begitu
dia masuk dalam persaingan.” Kata Tuan Kim heran
“Siapa
yang peduli soal pendidikan? Yang paling penting adalah hasil.” Komentar Sang
Jin
“Tidak,
pendidikan juga penting... Hanya saja, hasil lebih penting. Selama pemilu tahun
depan, aku akan memberimu dukungan penuh. Aku juga akan mencarikan pesohor
untukmu. Pastikan kau mengalahkan Yang Jung Gook. Patahkan kedua kakinya agar
dia tidak akan bisa bangkit lagi. Mengerti?” ucap Tuan Kim. Sang Jin menganguk
mengerti.
“Bagus.
Aku suka pandangan matamu.” Puji Tuan Kim lalu kembali mengajak Sang Jin minum.
“Apa yang
harus kutanyakan kepadanya saat minum bersama? "Apa saja hal-hal buruk
yang sudah kau lakukan hingga sekarang?" Aku tidak bisa menanyakan hal
segamblang itu.” Ucap Sang Jin binggung
“Korupsi
apa yang paling umum di kalangan anggota dewan? Apa Menyewa jasa?” ucap Jung
Kook.
“Anggota
Dewan...” ucap Sang Jin sopan, Tuan Kim meminta agar Jangan panggil begitu tapi
Panggil saja Nam Hwa.
“Baik,
Nam Hwa.. kira-kira jika Anda diberikan kesempatan menyewa orang...”ucap Sang
Jin. Tuan Kim binggung menyewa apa
maksudnya. Sang Jin memberitahu tentang
Menyewa jasa..
“Apa kita
sudah cukup akrab untuk bicara soal ini? Kamu tidak membicarakan hal semacam
ini di tempat seperti ini di mana banyak orang bisa melihat.” Bisik Tuan Kim.
Sang Jin pikir benar juga.
“Jika dia
tidak terpancing, maka... Itu! Itu!” teriak Jung Kook. Sang Jin binggung apa
itu maksudnya.
“Anggaran
pemerintah kepada anggota dewan!” ucap Jung Kook penuh semangat.
Sang Jin
pun bertanya Bagaimana dengan anggaran
pemerintah yang Anda dapatkan, karena Ia mendengar anggota dewan lain
menyimpannya dan menggunakannya untuk keperluan pribadi. Tuan Kim heran Kenapa banyak
bertanya.
“Jika kau
punya waktu memikirkan hal-hal itu, pikirkan cara mengalahkan Yang Jung Gook.
Kau kalah dari calon independen. Memangnya kau tidak malu? Jika itu aku, aku
pasti terlalu malu untuk makan atau tidur.” Kata Tuan Kim. Sang Jin akhirnya
hanya bisa meminta maaf.
“Bagaimana
jika aku masih tidak bisa mendapatkan apa pun darinya? Aku sangat gugup.” Kata Sang Jin
“Jika kau
berpikir tidak ada pertanyaan yang akan berhasil, maka menangislah! Mereka
pasti akan bicara saat merasa kasihan. Untuk menenangkanmu. Menangislah seperti
bayi.” Kata Jung Kook.
“Bagaimana
aku bisa mendadak menangis?” tanya Sang Jin binggung
Sang Jin
mulai membahas alasan pergi ke gunung setelah kalah pemilu. Tuan Kim seperti
baru mengetahuinya, Sang Jin pergi Gunung dan berpikir karena suka disana. Sang
Jin mengaku kalau benci gunung Tapi tetap pergi karena ingin menghukum diri sendiri
dengan keras.
“Karena
aku tidak bisa memaafkan diri sendiri sebab telah kalah dari orang seperti Jung
Gook. Itu alasanku pergi.” ucap Sang Jin sambil menangis.
“Hei, ada
apa? Di sini ada banyak orang. Apa kau menangis?” kata Tuan Kim panik dan membiarkan
Sang Jin menangis dibahunya.
“Aku menangis
karena tidak bisa menahan air mata yang menetes.” Kata Sang Jin. Tuan Kim heran
melihat Sang Jin menangis
“Kenapa
kau menangis? Kamu membuatku merasa bersalah. Semua orang memperhatikan.
Berhenti menangis.” Ucap Tuan Kim malu.
“Anda
tahu, kupikir Partai Nasional akan mencampakkanku.” Kata Sang Jin yang terus
menangis.
“Untuk
apa kami mencampakkanmu? Tidak akan. Jangan cemas.” Kata Tuan Kim menenangkan.
Sang Jin tetap berpikir kalau pasti dicampakkan.
“Orang
yang kalah dari Jung Gook tidak berhak ada di Partai Nasional.” Kata San Jin
terus menangis.
“Sang
Jin, tatap aku... Kau sangat pantas. Mengerti? Jangan menangis. Sekarang
tenanglah. Terlalu banyak orang yang memperhatikan.” Kata Tuan Kim.
Sang Jin
meminta maaf. Tuan Kim meminta Sang Jin agar mengecilkan sedikit suaranya. Sang Jin kembali menangis
merasa dirinya yang tak pantas, Tuan Kim panik meminta Berhentilah menangis
karena Ada banyak orang dengan menyakinkan kalau sangat pantas.
“Coba
pikirkan... Tidak bisakah kau lihat dari cara kami memilihmu, meski kau tidak
memiliki pengalaman berpolitik? Jadi Tatap aku dan Jangan menangis.” Tegas Tuan
Kim menyakinkan.
“Saat
pertama mulai, aku ingin mengalahkan lawan, aku membayar para anggota lain agar
bisa menang pemilihan daerah dan maju ke pemilu.” Kata Tuan Kim memberitahu
rahasianya.
“Apa Anda
membayar para anggota lain?” kata Sang Jin kaget, Tuan Kim membenarkan.
“Kau
harus bisa merebut hati anggota partai sendiri dahulu. Itu memberiku awal yang
dibutuhkan untuk bisa berdiri.” Ucap Tuan Kim. Sang Jin bertanya Apa itu
politik
“Orang
dengan dukungan yang banyak di pihaknya akan menang. Kau bisa Coba saja. Kau
akan tahu... Itu tidak terlalu mahal.” Jelas Tuan Kim. Sang Jin menganguk
mengerti lalu menyeka air mata yang mengalir.
TuanKim berpikir Sang Jin itu sangat lembut.
Sang Jin
tersenyum bahagia langsung menelp Jung Kook mengajak bertemu sekarang. Jung
Kook seperti tak percaya kalau Tuan kim
membayar para anggota lain. Sang Jin yakin kalau Tuan Kim membayar para
anggota lain untuk memanipulasi nomor dukungan.
“Itu bisa
menjadi masalah besar. Dan Itu juga melanggar hukum pemilu.” Kata Jung Kook.
“Soal
itu, aku bisa mengerti... Apa itu cukup sebagai sebab?” tanya Jung Kook yang
mengajak Mi Young ikut denganya. Mi Young pikir cukup. Sang Jin ingin tahu
sebab apa yang dimaksud.
“Kami
punya semua bukti untuk kasus suap, jadi, tidak bisa menangkap Kim Nam Hwa. Aku
akan menggunakan perihal pembayaran itu untuk mendapat izin menggeledah
kantornya. Jika kita menemukan bukti dari tindak ilegal yang dia lakukan...”
kata Mi Young
“Dia
tidak akan bisa menyalahkan manipulasi politik. Lalu dia tidak akan bisa
menjadi pemimpin partai. Itu cara kami menangkap para penjahat.” Kata Jung
Kook. Sang Jin tersenyum bahagia memberikan acungan jempol.
Mi Young
menaiki tangga masuk ke ruangan Tuan Kim. Berita di TV pun beredar “Divisi Kejahatan
Intelektual, Tim Tiga di Kepolisian Seowon yang menyelidiki tuduhan suap
Anggota Dewan Kim Nam Hwa jadi akan menggeledah dan menyita barang-barang di
kantornya pagi ini.”
Semua
anggota masuk ruangan dan meminta semua pegawai diam ditempat, Ass Tuan Kim
binggung tiba-tiba semua berkas dibawa masuk ke dalam kardus.
“Anggota Dewan Kim sedang berada dalam
penyelidikan polisi sejak kasus suap tahun lalu, tapi ini pertama kalinya
kantor dia digeledah. Pelapor menyatakan Anggota Dewan Kim membayar lebih dari
300 anggota partai. Karena itu, polisi memulai penggeledahan di kantornya juga.”
“Dia melakukan
begitu banyak kejahatan.. Dia dalang kejahatan!” kata Mi Young. Jung Kook
membenarkan kalau Tuan Kim itu memang sampah.
“Karena
itu kita harus mengusirnya dari Majelis...Lanjutkan kerja bagus kalian... Aku
mengandalkanmu.” Ucap Jung Kook. MiYoung menganguk mengerti.
“Baiklah.
Mulai sekarang kita akan bekerja lembur. Mari kita bekerja keras lalu
beristirahat dengan tenang.” Ucap Mi Young pada Timnya. Jung Kook pun
memdapatkan pujian jempol dari timnya.
Hoo Ja
berkomentar kalau Beruntung memiliki koneksi karena Berkat kakaknya yang
seorang jaksa, jadi bisa mendapat kunjungan di ruangan seperti ini bahkan
memberikan camilan. Min Hee mengaku sudah
dengar garis besarnya.
“Apa yang
kau inginkan dari kakak?” kata Min Hee. Hoo Ja meminta agar Kakaknya membiarkan
makan lebih dulu
“Bicara
sambil makan. Kakak tidak punya waktu.” Keluh Min Hee. Hoo Ja meminta kakaknya
agar bisa menatanya.
“Adik
Kakak ini memakai baju tahanan dan tinggal di penjara. Kenapa Kakak dingin
sekali? "Apa kau sudah makan? Apa kau kedinginan?" Bukankah biasanya
orang akan menanyakan hal itu?” kata Hoo Ja
“Kau yang
aneh karena berharap Keluarga Park bisa normal. Ada apa? Katakan maumu.” Ucap
Min Hee.
“Tolong
bebaskan aku dari sini.” Kata Hoo Ja., Mi Hee pikir adiknya itu gila.
“Aku
tidak gila, tapi rasanya aku akan menjadi gila. Izinkan aku menjalani sidang
sambil menjadi tahanan rumah. Kakak bisa melakukan itu. Suami Kakak cukup
berpengaruh Atau kalian berdua begitu?” ucap Hoo Ja
“Kau sama
sekali tidak menghormati sistem hukum di negara kita. Adikku sayang... Situasi
di Korea sudah tidak seperti itu.” Tegas Min Hee
“Kau
bicara soal masa lalu. Jika aku bicara soal masa lalu, maka aku sudah meminta
Kakak menutup kasus ini, bukan membebaskanku dari hukuman. Aku akan membayar
kesalahanku. Izinkan aku bebas hingga menerima putusan hukuman. Dan aku akan memberikan
Kakak setengah sahamku di perusahaan.” Kata Hoo Ja. Min Hee kaget mendengarnya.
“Ya.
Tepat 50 persen.. Setengah... Kakak Pertama berlagak sebagai pimpinan sejak aku
masuk ke sini. Kita berdua sama-sama tidak menyukai dia. Bebaskan aku untuk
sementara, dan mari kita rebut kembali perusahaan. Ini Tidak buruk, bukan?”
kata Hoo Ja
“Kakak
tidak percaya kepadamu.”komentar Min Hee. Hoo Ja meminta kakaknya harus
percaya.
“Meski
Korea Utara dan Selatan terus berselisih, jika Jepang menyerang, kita harus
bertarung bersama. Percaya kepadaku. Aku juga akan percaya kepada Kakak. Tidak
sulit membiarkanku diselidiki dari rumah. Adik kecil Kakak mengalami kesulitan
di sini.” Kata Hoo ja memohon
Tuan Kim
minum sendirin, Ketua masuk melihat Tuan Kim dengan tatapan dingin menyuruh
Tuan Kim agar Berhenti minum-minum dengan menenangkan kalau Semua akan
baik-baik saja. Tuan Kim ingin memberitahu ucapan apa yang paling benci
didengar
"Semua
akan baik-baik saja. Tidak akan terjadi apa-apa." Ucapan seperti yang baru
kau katakan tadi. Aku harus memperbaiki ini agar bisa diperbaiki, aku harus
mengeliminasi masalah agar bisa selesai.” Jelas Tuan Kim. Ketua ingin tahu
caranya.
“Apa aku
perlu menyelidiki para petinggi di Seowon?” tanya Ketua. Tuan Kim pikir dirinya
akan seperti ini karena tidak memiliki banyak koneksi
“Aku memikirkan
siapa yang harus kuminta agar semua berjalan dengan mulus tanpa ada masalah.
Sudahlah... Kita lakukan rencana B. Mari
gunakan warisan hebat yang diajarkan para senior kita.” Kata Tuan Kim kesal.
Tuan kim bingung apa maksudnya.
Mi Young
sedang membaca semua berkas, tiba-tiba orang
dari Badan Kepolisian Nasional, Mi Young bertanya ada apa, Mereka
mengaku datang untuk mengambil alih kasus dan akan memBawa semua dokumennya. Mi
Young berteriak meminta agar menaruh kembali tapi semua sudah masuk ke dalam
kardus.
“Ayahnya
sahabat istriku adalah Komisaris Polisi. Aku akan meminta di agar kasusku
dikirim ke Badan Kepolisian Nasional.” Ucap Tuan Kim menyusun rencana.
Mi Young
dkk mencoba menghentikan anggota BPN, Nyonya Kim ingin keluar dari ruangan
mencoba menghalangi tapi tak mampu menghalanginya. Bahkan Detektif Lee sampai
jatuh berguling.
“Aku akan
meminta dia untuk menunda penyelidikan ini. Agar dia bisa mengulur waktu selama
mungki hingga rakyat kehilangan minat. Itu yang akan aku lakukan... Begitu
orang-orang tidak melihat, mereka akan mulai berhenti memedulikan masalah itu.
Itu sudah sewajarnya.” Kata Tuan Kim yakin
“Baik.
Katakan kau menghentikan polisi dengan cara itu. Tapi kudengar detektif yang
menangani kasus itu adalah istri Yang Jung Gook.” Kata Ketua
Jung Kook
menerima berita dari Mi Young, Ketua Majelis
pikir Jung Kook akan mengadakan jumpa pers atau semacamnya dan bicara soal
semua masalah terkait dirimnya.
“Jika dia
menggunakan posisinya sebagai anggota dewan untuk menekan, Kepolisian tidak
punya pilihan. Mereka harus menyelidikinya dengan menyeluruh.” Kata Ketau
“Tidak,
dia tidak bisa mengadakan jumpa pers. Dia tahu siapa yang terlibat, jadi, tidak
bisa... Dia tidak akan bisa.” Kata Tuan Kim yakin.
Jung Kook
menelp Wang Goo meminta agar mengdakan jumpa pers besok pagi ini soal Anggota
Dewan Kim Nam Hwa menurutnya Mereka akan tertarik, jadi, hubungi reporter
sebanyak mungkin... saat itu Tuan Kim masuk ruangan. Jung Kook meminta agar
segera Lanjutkan sesuai rencana lalu menutup telpnya.
“Ada apa?”
tanya Jung Kook sinis. Tuan Kim mengaku hanya kebetulan lewat.
“Apa Kau
akan mengadakan jumpa pers besok? Aku tidak bermaksud menguping. Tapi Suaramu
yang terlalu keras. Aku bisa mendengar semuanya. Apa Kau mengadakan jumpa pers
untuk menjebakku karena regulasi suku bunga itu?” kata Tuan Kim
“Jika besok
kau mengadakan jumpa pers, bukan hanya aku yang akan tersakiti.” Tegas Tuan
Kim. Jung Kook tak mengerti maksudnya.
“Apa aku
juga akan tersakiti?” kata Jung Kook merasa tak ada yang tersakiti
“Tidak.
Kenapa kau tersakiti? Kau tidak akan tersakiti. Tapi seseorang yang memercayai
dan mengikutimu. Aku akan memberitahumu sesuatu yang lucu. Tidak ada orang di
dunia ini yang melakukan kejahatan sendiri. Apa kau tahu adat bangsa kita? Berbagi.”
Jelas Tuan Kim
“Jika aku
makan, aku membaginya dengan dia. Jika dia makan, dia membaginya denganku. Dunia
politik juga bekerja dengan cara yang sama. Itu Sama persis. Menyewa korupsi?
Mengalirkan anggaran? Apa Kau pikir aku melakukan semua itu sendiri? Sama
sekali tidak.” Ungkap Tuan Kim
“Anggota Dewan
Yang... Aku menghargai tradisi dan adat... Mengerti?” tegas Tuan Kim. Jung Kook
hanya bisa diam saja.
Jung Kook
bertemu dengan Joo Myung direstoran. Joo Myung mengaku sudah dengar dari Kim Nam Hwa dan mengaku
sungguh menyesal karenatidak tahu bajingan itu memiliki bukti untuk
melawannya, Ia mengeluh karena Tuan Kim
yang tidak jatuh sendiri saja.
“Apa yang
terjadi? Korupsi apa yang telah kamu lakukan?” tanya Jung Kook.
“Tidak
banyak... Hanya... Saat Nam Hwa memberikan pekerjaan kepada banyak orang, aku
mengikutsertakan putraku. Aku berbohong dengan bilang punya lebih banyak
pekerja dan menggelapkan sedikit upah mereka. Aku mengambil sebagian uang dari
anggaran pemerintah untuk membelikan istriku mantel bulu.” Cerita Joo Myung.
“Kenapa
kau mengambil sebanyak itu? Kau orang jahat.” Kata Jung Kook. Joo Myung meminta
Jung Kook agar menjaga mulutnya.
“Seharusnya
kau memberitahuku kalau kau menjalin hubungan kotor seperti itu dengan dia. Jika
tahu, aku akan mencari jalan lain.” Keluh Jung Kook. Joo Myung mengaku juga
tidak tahu.
“Aku juga
tidak tahu bajingan itu memiliki semua dokumenku!” tegas Joo Myung
“Apa
ketidaktahuan memperbaiki segalanya? Lihat kekacauan ini. Semua orang bekerja keras
untuk bisa sampai ke sini, tapi semua hancur karenamu.” Keluh Jung Kook
“Maaf.
Aku sangat menyesal. Lalu? Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mengadakan
jumpa pers itu?” tanya Joo Myung, Jung Kook terlihat kesal
“Apa Kim
Nam Hwa menyuruhmu menghentikanku? Dia pasti berpikir aku tidak bisa
melakukannya jika kau terlibat, tapi dia telah salah menilaiku. Aku akan
mengadakan jumpa pers besok.” Kata Jung Kook. Joo Myung berteriak marah.
“Jika aku
mengabaikan itu demi kau, aku tidak bisa menjalani politik yang aku inginkan. Politik
yang bermanfaat. Kau harus dengan sukarela membayar kejahatan yang telah kau
perbuat.” Tegas Jung Kook lalu pamit pergi.
“Hei...
Kau tidak bisa begitu. Jika aku tersakiti, Apa kau pikir kau bisa selamat? Kamu
seorang penipu. Jika aku terseret ke publik...” ucap Joo Myung mengancam.
“Silakan
saja! Beri tahu semua orang, "Yang Jung Gook adalah seorang penipu." Jika
itu membuatku takut... Jika aku takut orang-orang tahu, aku tidak akan hidup seperti
ini. Jika kau ingin menghentikanku, hubungi polisi. Aku akan hidup seperti ini hingga
hari mereka memasangkan borgol di tanganku.” Tegas Jung Kook tak takut.
Joo Myung
menahan Jung Kook, Tapi Jung Kook meminta agar Joo Myung melepaskan, lalu
melangkah pergi. Joo Myung kebingungan akhirnya menelp seseorang seperti
meminta bantuan.
Joo Myung
pergi menemui Tuan Kim di ruanganya, Tuan Kim mengartikan Jung Gook bilang dia
akan tetap mengadakan jumpa pers meski itu berarti Joo Myung ditahan. Joo Myung
membenarkan lalu mengeluh Anak itu menyerang dengan kuat.
“Ini
tidak bagus... Seharusnya dia menawarkan untuk membatalkannya. Aku membimbing
anak bodoh itu menjadi anggota dewan. Dasar tidak tahu terima kasih.” Kata Joo
Myung marah
“Tenanglah.”
Pinta Tuan Kim, Joo Myung pikir tak mungkin bisa tenang menurutnya kalau semua
ini salah Tuan Kim.
“Kenapa
kau harus menyimpan bukti tentang diriku? Dasar Sial.” Kata Joo Myung kesal.
Tuan Kim meminta agar Berhenti
marah-marah.
“Kalau
begitu aku tidak bisa bicara. Melihat situasi saat ini, aku ingin kau turun
tangan. Bagaimana? Kudengar kau tahu setiap rahasia kotor Jung Gook. Kita bisa
bertemu lebih dahulu dengan para reporter sebelum jumpa persnya berlangsung, dan
membeberkan semua keburukan dia. Bagaimana menurutmu?” ucap Tuan Kim membuat
rencana.
“Apa Kau
memintaku membunuh Jung Gook?” kata Joo Myung, Tuan Kim menegaskan kalau Joo
Myung harus melakukan itu.
“Dengan
begitu, aku dan kau bisa hidup. Bagaimana jika dia mengadakan jumpa pers dan
memberi tahu polisi untuk segera menyelidiki itu? Kau Mau bagaimana? Aku
memiliki kekebalan, jadi, tidak akan masuk penjara. Tapi kau akan langsung
ditahan.” Kata Tuan Kim menyakinkan.
“Aku
tidak minta banyak. Mari kita serang kelemahan dia. Jika kita menyerang lebih
dahulu, tidak akan ada ucapan dia di jumpa pers nanti yang akan berpengaruh. Ayo
kita wujudkan itu.” Kata Tuan Kim
Joo Myung
terlihat sangat frustasi mencoba menghentikan taksi tapi tak ada yang mau
berhenti. Ia mengumpat kesal akhirnya duduk di pinggir jalan melihat Blue House
terlihat frustasi dan teringat yang dikatakan Tuan Kim
“Kau
harus menyelesaikan ini dengan baik dan kembali menggeluti politik. Kau
seharusnya mengabdi sampai periode kelima dan keenam. Bagaimanapun kamu seorang
anggota dewan.” Ucap Tuan Kim
Joo Myung
akhirnya menelp Tuan Kim meminta agar Hubungi para reporter besok. Tuan Kim
terlihat bahagia karena Joo Myung setuju dengan rencananya. Joo Myung frustasi
mengeluh karena bisa sampai seperti ini.
Jung Kook
naik mobil seperti sudah siap untuk memberikan pernyataan pers yang terjadi
antara Tuan Kim dan juga Joo Myung. Tuan Kim sudah menunggu Joo Myung yang
datang ke ruangannya memberitahu ada
sekitar 15 orang reporter lalu memastikan kalau punya sumbernya. Joo Myung
mengeluh kalau Tuan Kim yang tidak percaya kepadanya.
“Ayolah,
sebenarnya, kita tidak saling percaya.” Kata Tuan Kim. Joo Myung meminta Kali
ini percayalah kepadanya.
“Itu
satu-satunya jalan agar kita berdua bisa hidup.” Tegas Joo Myung lalu masuk ke
ruangan "Anggota Dewan Kim Nam Hwa"
Joo Myung
masuk ruangan dengan disambut banyak reporter lalu meminta mereka kembali
duduk. Tuan Kim bertanya apakah mereka semua sudah hadir. Semua mengangguk,
Tuan Kim bertanya lagi apakah mereka sudah siap. Semua menganguk siap. Tuan Kim
pun akan Ya.mulai sekarang.
“Apa Anda
akan mengumumkan perihal Anggota Dewan Yang Jung Gook?” kata wartawan.
“Seperti
yang kalian semua ketahui, aku sangat dekat dengan Anggota Dewan Yang Jung
Gook. Karena itu, aku sangat merasa tidak nyaman berada di sini sekarang. Tapi
aku tetap datang kemari karena kalian semua harus tahu kebenaran soal dirinya
yang aku ketahui.” Ucap Joo Myung
Jung Kook
sudah siap berjalan masuk ke ruangan "Jumpa
Pers" menatap wartawan yang sudah menunggu, lalu hanya terdiam berhenti
melangkah. Seung Yi dkk binggung karena Jung Kook hanya diam saja.
“Semua
yang akan aku beri tahu kepada kalian seluruhnya, adalah kebenaran. Itu hal
yang aku ketahui. Harap mengingat hal itu.” Kata Joo Myung. Tuan Kim meminta Langsung
ke intinya saja.
“Ini
harus menjadi tajuk berita.” Kata Tuan Kim. Joo Myung mengerti akan langsung
pada intinya.
“Tidak
satu pun dari kalian tahu bahwa Anggota Dewan Yang Jung Gook sebenarnya...”
kata Joo Myung lalu melihat ponselnya berdering dan pamit untuk mengangkat
sebentar. Tuan Kim pun mempersilahkan dan meminta wartawan menunggu.
“Kenapa
kamu menelepon? Bagaimana dengan jumpa persmu?”tanya Joo Myung sinis.
“Aku
tidak bisa melakukannya. Aku akan menjalankan politik bermanfaat itu lain kali
saja. Jika aku lakukan sekarang, maka kau akan tersakiti. Aku tidak bisa
membiarkan itu. Kau sudah merawat penipu ini dan mendidiknya menjadi seorang
anggota dewan. Aku tidak bisa memasukkanmu ke penjara.” Kata Jung Kook dengan
menahan tangisnya.
“Kita
bicara lagi nanti.” ucap Joo Myung seperti tak percaya mendengarnya.
Tuan Kim
bertanya telp dari siapa, dan berpikir kalau itu Dari istrinya, Joo Myung hanya diam saja.
Tuan Kim kembali meminta agar Joo Myung memberikan wartawansesuatu sebagai
tajuk berita jadi harus menarik perhatian mereka.
“Aku akan
memberi kalian sesuatu sebagai tajuk berita. Jadi, tolong fokus dan catat ini.
Anggota Dewan Kim Nam Hwa serta aku adalah manusia tercela. Selama 12 tahun
kami di Majelis, menerima suap, nepotisme, dan memberikan bantuan yang
menguntungkan.” Akui Joo Myung
“Hei...
Apa yang kau lakukan?” ucap Tuan Kim panik. Joo Myung menyuruh Tuan Kim Diam.
“Seperti
katamu, aku tidak ingin masuk penjara sendirian. Biar aku selesaikan. Dan Masih
ada lagi. Anggaran pemerintah untuk anggota dewan. Kami selalu mengantonginya.”
Akui Joo Myung. Tuan Kim makin panik. dan mencoba menutup mulut Joo Myung
“Lepaskan.
Dan juga, beberapa tahun lalu, kami mendapat pekerjaan di departemen pemasaran
sebuah perusahaan besar untuk putra dan keponakanku. Atau itu keponakanmu?
Ah... Itu keponakan dia. Kami memberikan pekerjaan untuk mereka. Tapi putraku
tidak sabar, jadi, tahun lalu dia keluar.” Akui Joo Myung. Tuan Kim terus
berusaha menutupi mulut Joo Myung.
“Tapi
keponakan Anggota Dewan Kim masih bekerja di sana. Sepertinya terjadi sebuah
kesalahpahaman.” Kata Joo Myung, Wartawan terus mencatat , Tuan Kim terus
menutup mulut Joo Myung agar tak banyak bicara.
“Baik.
Aku mengerti. Akan kulakukan dengan benar. Jangan cemas. Itu semua tidak
penting.” Ucap Joo Myung akhirnya berhasil terlepas dari tangan Tuan Kim.
“Aku akan
memberi tahu kalian hal yang penting. Semua dokumen Anggota Dewan Kim Nam Hwa
sudah disita dari kantornya. Aku memohon kepada para detektif yang mengambil
dokumen itu untuk menyelidiki kejahatan secara adil dan menyeluruh, tanpa
menyerah kepada tekanan dari pihak luar. Aku mohon kepada kalian untuk
menyelidiki secara menyeluruh.” Kata Joo Myung
“Hei,
jangan menjadi aib dan bersembunyi di balik kekebalan atas penahanan dan
hak-hak istimewa lainnya, Dasar bajingan. Anggota dewan harus dihukum sesuai
dengan kejahatan mereka! Bukankah itu hal terhormat yang bisa dilakukan bagi
rakyat bangsa kita?” ucap Joo Myung mengebu-gebu.
Tuan Kim
mendorong Joo Myung dan meminta wartawan tak mencatat ucapan Joo Myung.
Wartawan malah ingin tahu Di mana tepatnya an meminta agar menjelaskan. Tuan
Kim mencoba mencari alasan Joo Myung itu sedang
linglung.
Min Hee
berjalan didepan penjara, memberitahu kalu K sudah membuat perintah penahanannya
ditarik. Hoo Ja yang tinggal disel sendiri seperti sudah siap keluar penjara
karena bantuan kakaknya dan akan membalas dendam.
Bersambung
ke episode 33
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Masih bersambung ke episode 33? Bukannya tamatnya di episode 32 ya chingu? Ku jadi agak bingung....hehehe
BalasHapus