PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 17 Mei 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Duk Mi berbaring di kamar dengan Sindy tidur diatas ranjangnya, teringat kembali yang dikatakan Eun Gi “Saat ini, kau bukan keluarga atau teman bagiku. Kau seorang wanita. Aku menyukaimu, Duk Mi.” Ryan menelp, Duk Mi meminta menunggu sebentar karena  akan bicara di luar kamar.
“Hyo Jin sedang tidur di sebelahku sekarang.” Kata Duk Mi lalu bergegas keluar dari kamar.
“Direktur... Em.... Tidak ada apa-apa.” Ucap Duk Mi ragu-ragu. Ryan pikir  Suara Duk Mi terdengar tidak baik.
“Apa ada masalah? Mungkinkah, apa karena Direktur Nam?” kata Ryan, Duk Mi kaget Ryan bisa mengetahuinya.
“Apa kau tidak tahu? Aku memilikimu di telapak tanganku.” Goda Ryan bangga.
“Sejujurnya, Eun Gi beri tahu aku bahwa dia menyukaiku.”akui Duk Mi. Ryan mengaku sudah tahu.
“Aku dengar dia mengatakannya pagi ini. Apa kau mencoba membuatku cemburu dengan mengatakannya lagi?” keluh Ryan.
“Aku mengatakannya padamu karena berjanji untuk tidak saling menyimpan rahasia.” Jelas Duk Mi
“Terima kasih sudah mengatakannya Dan, jangan membuat keputusan tergesa. Direktur Nam adalah keluargamu yang berharga dan Aku tahu kau tidak punya perasaan padanya.” Jelas Ryan terdengar dewasa.
“Tapi bukan berarti... aku tidak akan cemburu sama sekali, jadi jangan terlalu percaya diri.” Tegas Ryan, Duk Mi menganguk mengerti.
“Omong-omong, apa Hyo Jin menyebabkan masalah? Kalau dipikir-pikir, ada dua fan-girl di rumah itu. Bukankah mengejutkan ibumu?” goda Ryan.
“Hyo Jin akan diusir jika ibuku tahu. Ibuku membenci fan-girl.” Cerita Duk Mi, Ryan kaget mendengarnya.
“Apa yang kurasakan saat ini? Aku berjanji pada diriku sendiri aku harus memastikan pacarku tidak ketahuan bahwa dia fan-girl.” Kata Ryan mengejek.
Duk Mi pikir tak seperti lalu tersadar kalau Ryan sedang mengejeknya. Lalu mengeluh kalau pacarnya bertingkah seperti sangat mengerti padahal sedang mengejeknya.

Di cafe
Sun Joo berbaring disofa dengan tatapan kosong seperti tak ada gairah hidup, Seung Min datang memanggil istrinya, menjelaskan kalau tidak akan melanjutkan dengan subjek itu pada awalnya karena tahu istrinya dan juga Duk Mi akan membencinya.
“Tapi, atasanku berjanji untuk mengirimku ke tim variety show jika aku melakukannya. Dan kupikir aku akan bisa menjaga pertunjukan senetral mungkin. Kau juga ingin aku berhenti bekerja seperti ini dan menuju tim variety show.” Jelas Seung Min.
“Apa kau terpaksa karena aku? Apa kau melakukannya demi aku saat kau hanya ingin melanjutkan mengerjakan urusan saat ini?”kata Sun Joo sinis.
“Tidak, bukan itu yang aku maksud.” Kaat Seung Min.
“Apa kau tahu apa yang aku benci tentangmu saat ini? Jika kau menyakitiku, kau bisa terus melakukannya. Kenapa kau memanfaatkan aku sebagai alasan untuk bertingkah seperti korban? Apa kau berharap aku mengerti dan mengasihanimu dalam situasi ini?” sindir Sun Joo.
“Seharusnya aku beritahumu dari awal... Seharusnya aku tidak berhenti... Aku tidak tahu kenapa aku melakukan ini.” Kata Seung Min merasa bersalah.  
“Haruskah aku beri tahu kau... kenapa kau tidak beri tahu aku dari awal? Itu karena kau tidak merasa perlu. Kau tahu aku akan sangat marah jika aku tahu, tapi kau hanya perlu melarikan diri saat itu. Kau mungkin berpikir seorang ibu tidak akan bisa bercerai hanya karena alasan itu.” Ucap Sun Joo.
“Itu sebabnya kau tidak beri tahu aku. Kau sudah merencanakannya. Kau memanfaatkan keluarga kami yang kaya sebagai senjata untuk menikamku dan memanfaatkan Geon Woo sebagai perisai untuk bersembunyi di belakangnya. Itu adalah langkah jahat dan pengecut.” Ucap Sun Joo lalu melangkah pergi.
Seung Min menahanya bertanya kemana Sun Joo akan pergi,  Sun Joo pikir mau kemana lagi kalau harus pulang lalu melepaskan tanganya. Seung Min tak bisa berkata-kata. 



Pagi hari
Sindy memberikan USB sebagai biaya akomodasi. Duk Mi tak mengerti apa maksudnya Biaya akomodasi. Sindy mengaku kalau itu adlah Salinan asli CUPATCH dan berjanji kalau tidak mengambil foto mereka  lagi tapi hanya foto mereka saat berkencan.
“Dan... Aku minta maaf.” Ucap Sindy menghitung lima kata, Duk Mi tersenyum lalu melihat foto saat dirinya keluar dari rumah Ryan mengunakan jaket yang sama seperti milik Shi An.
Tiba-tiba Yoo Sub berteriak kaget,  Kyung Ah bertanya ada apa. Yoo Sub meminta agar melihat di layar komputernya.  Kyung Ah mendekat memastikan kalau yang dilihatnya itu gambar lukisan. Yoo Sub gugup tiba-tiba Kyung Ah ada didekatnya.
“Nona Sung, lihatlah kemari.” Kata Kyung Ah, Duk Mi pun bergegas melihatnya dan kaget melihat karya Lee Sol. 


Duk Mi memperlihatkan foto lukisan pada  Ryan diruanganya. Ryan bertanya Di mana menemukannya. Duk Mi memberitahu  Yoo Sup menemukannya di situs web investasi seni dan itu adalah koleksi pribadi yang diunggah setahun lalu.
“Ini tidak persis dalam kondisi utuh, tapi aku bisa tahu ini adalah karya Lee Sol.” Ucap Duk Mi
“Apa Kau sudah menelepon kolektor?” tanya Ryan, Duk Mi mengaku sudah dan Dia tampaknya tidak memilikinya sekarang.
“Dia menyimpannya di galeri, jadi aku akan pergi dan memeriksanya.” Jelas Duk Mi. Ryan mengatakan akan pergi bersamanya. 

Duk Mi masuk ruangan memberitahu pegawai lain kalau akan pergi dengan Ryan pergi ke galeri. Kyung Ah menganguk mengerti. Ryan menatap Yoo Sub memgucapkan terimakasih dan memujinya kalau sudah kerja dengan baik.
“Apa kalian mendengar itu? Dia mengucapkan terima kasih.” Kata Yoo Sub bangga setelah Ryan keluar ruangan, Kyung Ah pikir Ryan sudah lebih dewasa sekarang. 

Mereka pun masuk ke sebuah ruangan dan terlihat seperti gudang, Duk Mi tak percaya kalau ini tempatnya menyimpan lukisan Lee Sol. Si wanita mengaku  Tidak semua lukisan disimpan.
“Aku menyimpan karya seni yang rusak parah atau yang tidak layak dijual tepat sebelum dibuang.” Ucap si wanita mencari dalam tumpukan lukisan
“Aku ingin tahu apa yang ini.” Kata si wanita memperlihatkan sebuah lukisan.
“Aku yang akan periksa.” Ucap Ryan lalu terdiam melihat lukisan Lee Sol. Duk Mi menyadarkan Ryan. 

Akhirnya Duk Mi bertemu dengan si pemilik, Ryan terus menatap lukisan Lee Sol. Si wanita tahu kalau lukisan itu dalam kondisi yang sangat buruk sehingga merasa tidak enak untuk menjualnya. Duk Mi meminta agar mengirimkan saja ke Galeri Cheum. Si wanita menganguk mengerti.
Ryan terus menatap lukisan dengan tatapn sedih, Duk Mi seperti bisa merasakanya lalu mengenggam tangan Ryan seperti ingin memberikan semangat. 

Keduanya keluar bersama sambil bergandengan tangan, Duk Mi memberitahu kalau akan meminta Tuan Yang untuk melakukan pemulihan. Ryan menganguk mengerti tapi wajahnya masih terlihat sedih.  Duk Mi teringat sesuatu kalau Ada sesuatu yang perlu dibeli.
“Bisakah kau menungguku di sana?” kata Duk Mi menunjuk bangku taman.
“Haruskah aku ikut denganmu?” kata Ryan, Duk Mi menolak meminta agar Ryan menunggu saja. 

Duk Mi pergi ke toko es krim melihat pasangan yang sedang minum sesuatu lalu memesannya. Ryan masih menunggu ditaman, Duk Mi datang membawakan minuman sambi meniup dalam gelas minuman. Ryan bertanya apa yang dilakukanya.
“Ini roda kincir.” Ucap Duk Mi lalu melihat Ryan menawan saat tertawa.
“Direktur, Tuan Yang adalah pemulih terbaik di Korea. Aku yakin bahwa lukisan Lee Sol akan dipulihkan dan dikirim dengan baik, jangan khawatir.” Ucap Duk Mi menyakinkan.
“Maafkan aku... karena merenung soal ini dan berkubang dalam kesedihanku.” Kata Ryan merasa bersalah.
“Aku merasa tidak enak melihat semua karya seni itu ditumpuk di sana. Seseorang mungkin menuangkan emosi mereka ke dalamnya dalam beberapa poin, tapi sekarang mereka hanya tergeletak di sana.” Jelas Duk Mi
“Kita jangan pernah berakhir seperti lukisan-lukisan itu. Kita akan menatap, mencinta, dan saling tertarik. Seperti itulah kita.” Ungkap Duk Mi lalu merasakan cuacanya bagus. Ryan seperti senang sambi minum dengan wajah bahagia. 


Shi An mendengarkan lagu yang akan dirilis dalam studio lalu memberitahu Da In kalau itulah suasana umum dari lagu itu. Da In pikir Sepertinya akan bagus dan Sepertinya akan cocok. Shi An lalu memperlihatkan sesuatu, saat itu Manager Shi An mengangkat telp dan berbicara dengan Ryan.
“Ya, aku akan beri tahu Shi An.” Ucap Manager, Shi An langsung bertanya apakah itu telp dari Ryan.
“Ya. Dia menemukan karya seni Lee Sol yang lain.” Kata Manager, Shi An terlihat bersemangat dan tak percaya mendengarnya.
“Aku harus bertanya soal itu saat pulang.” Kata Shi An penuh semangat
“Jangan mengganggunya, Dia mungkin akan bersama pacarnya. Apa dia pria yang beruntung? Dia bersama pacarnya sepanjang hari.” Kata Manager iri
“Kau akan bikin Da In salah paham. Aku hanya berpikir dia sering datang.” Kata Shi An panik memberikan kode agar tak banyak bicara karena Da In terlihat sedih
“Kau lihat mereka tempo hari. Mereka bermesraan di lift pagi itu.” Kata Manager, Shi Ah makin tak enak hati mencoba mengalihkan pembicaran.


Ryan menatap lukisan Lee Sol miliknya, Shi An datang bertanya apakah bisa melihat lukisan Lee Sol besok. Ryan memberitahu kalau Sebenarnya cukup rusak jadi perlu dipulihkan dulu. Shi An ingin tahu seberapa parah rusaknya.
“Aku bertemu ahli pemulihan besok, jadi aku akan beri tahu kau. Nona Sung bilang pemulihannya yang terbaik di Korea, jadi, tidak perlu khawatir.” Kata Ryan melihat wajah Shi An terlihat khawatir.
“Aku benar-benar ingin melihatnya. Kesembilan lukisan Lee Sol di satu tempat. Apa orang yang membelinya setuju untuk meminjamkannya untuk pameran?” tanya Shi An.
“Ya, akan segera tiba di galeri.” Kata  Ryan, Shi An mengaku ingin cepat melihatnya.
“Apa kau mau makan ayam goreng? Jika tidak mau, maka...” kata Ryan mencoba menghibur Shi An.
Shi An meminta Ryan agar berbicara banmal, Ryan pun mengulanginya "Mau makan ayam goreng?" Shi An bahagia mendengarnya meminta Ryan agar Pesan ayam tanpa tulang.



Tuan Yang melihat lukisan dengan kaca pembesar, Duk Mi bertany apakah bisa dipulihkan sebelum pameran, Tuan Yang mengatakan akan usahakan dan meminta agar Jangan khawatir karena Bentuknya lebih baik daripada yang terlihat.
“Kau bisa Kirim ke studioku.” Kata Tuan Yang, Duk Mi menganguk mengerti lalu mengantar keluar ruangan
“Mohon bantuannya, Tuan Yang...  Semoga harimu menyenangkan.” Kata Duk Mi ramah. Tuan Yang pun berharap  Duk Mi yang sama. 
Ryan terlihat sedih menatap lukisan didepanya, Duk Mi mendekat bertanya apa yang dilakukan sesudah bekerja hari ini. Ryan bertanya balik  Apa ada sesuatu yang ingin Duk Mi lakukan, Duk Mi mengaku Sebenarnya, sudah bersih-bersih rumah hari ini.
“Lalu... kenapa?” kata Ryan bingung, Duk Mi mengaku kalau pacarnya akan datang. Ryan bingung.
“Sampai jumpa di penthouse.... Jangan cepat-cepat datang ke sananya.” Goda Duk Mi lalu melangkah pergi. Ryan tersenyum bahagia. 


Duk Mi sudah mengunakan dress merah, memegang vacum cleaner karena Ryan sudah tahu, jadi akan membuatnya terlihat nyaman, tapi menurutnya terlalu berlebihan dan memilih untuk menyingkirkan beberapa saja. Ia tiba-tiba berpikir tak mengubahnya.
“Dia tahu kau fan-girl. Jadi Mungkin aku akan menyingkirkan satu saja... Shi An, maafkan aku.” Ucap Duk Mi membereskan barang-barang dikamarnya.
Ia membersihkan bantal lalu mengelap komputer dengan stiker, yang masih  [PRIA PALING TAMPAN SEALAM SEMESTA, CHA SHI AN] Ryan sudah siap pergi dengan membawakan cake dan juga wine. Tiba-tiba Ibu Duk Mi datang heran melihat pintu rumah anaknya terbuka. 

Duk Mi berpikir Ryan yang datang, tapi betapa kagetnya melihat ternyata Ibunya yang datang. Ibu Duk Mi tak percaya melihat isi kamarnya penuh dengan wajah Shi An, lalu mengeluh kalau Jadi ini sebabnya meninggalkan rumah untuk berkhotbah sebagai wanita mandiri era ini.
“Ibu, bukan begitu.” Ucap Duk Mi panik. Ibu Duk Mi pikir anaknya tahu yang dikatakan jika melihatnya ngefan-girl lagi.
“Ibu, Tenang dan dengarkan aku....Kamar ini...” ucap Duk Mi mencoba mencari alasan, tapi ibunya sudah lebih dulu mengambil bantal dan memukul anaknya.
“Di mana gunting? Aku akan... mencukur kepalamu dan kepala idola itu juga.” Kata Ibu Duk Mi, Duk Mi mengaku tidak punya gunting.
Ryan datang mendengar dari luar kalau Duk Mi mengeluh kesakitan dan langsun masuk dengan botol wine untuk berjaga-jaga.  Duk mi mengeluh pada ibunya. Tapi Ibu Duk Mi mengaku kalau bukan ibu Duk Mi.
Duk Mi mengeluh aklau memang bukan ibunya, kenapa marah dan memukulnya. Saat itu tiba-tiba Ryan datang memeluk Duk Mi dan melindunginya, Ibu Duk Mi kaget karena baru saja memukul Ryan. Ryan terlihat rambutnya hancur terkena pukulan bantal. 


Ibu Duk Mi tak enak hati menyalahkan Duk Mi kalau meberitahu sedang menunggu tamu dan ingin tahu alasan Ryan datang ke rumah anaknya.  Duk Mi mengaku membahas galeri, tapi Ryan mengaku kalau mereka sedang berkencan.
“Apa Kau sedang berkencan? Dengan Duk Mi?” kata Ibu Duk Mi kaget, Ryan membenarkan.
“Kami belum lama berkencan.” Akui Ryan. Ibu Duk Mi akhirnya mengaku rumah anaknya karena dirinya.
“Semuanya adalah milikku... Aku suka pemuda itu. Tapi, ayah Duk Mi tidak menyukainya. Jadi aku membawa semua barangku di sini. Kau terkejut, kan?” kata Ibu Duk Mi mencoba melindungi anaknya.
“Ibu, Direktur sudah tahu aku suka idola.” Kata Duk Mi menahan tawa, Ibu Duk Mi tak percaya kalau Ryan sudah tahu.
“Apa Kau tahu dia seperti ini? Namun kau masih menyukainya?” tanya ibu Duk Mi tak percaya. Ryan membenarkan.
“Setiap kali aku melihat dia ngefan-girl, dia terlihat sangat bersemangat dan aku mulai menyukainya.”akui Ryan. Ibu Duk Mi benar-benar tak percaya mendengarnya.
“Coba Lihat, sudah aku bilang. Aku tidak bisa berkencan bukan karena aku fan-girl, Jika aku berniat sangat mudah.” Kata Duk Mi bangga
“Apa kau pikir aku menghentikanmu ngefan-girl karena kau tidak bisa berkencan? Itu karena kau pulang ke rumah terluka sepanjang waktu. Apa kau dengar soal saat dia pulang dengan lengan yang patah saat SMA?” tanya Ibu Duk Mi
“Ya. Aku mendengar dia belajar selama satu tahun lagi karena itu. Itu karena...” ucap Ryan dan disela oleh Duk Mi.
“Aku bersyukur kau mengerti putriku, tapi aku harap dia tidak terluka.” Kata Ibu Duk Mi
“ Itu tidak akan pernah terjadi. Aku akan melindunginya.” Kata Ryan menyakinkan.
“Lalu,... Aku harap kau dan Duk Mi...” ucap Ibu Duk Mi, Duk Mi langsung menyela mengajka ibunya pergi karena pasti lelah. 


Ibu Duk Mi terlihat kesal melihatnya, Duk Mi mengaku kalau dirinya salah. Ibu Duk Mi memperingatkan agar Duk Mi Jangan pulang dengan tangan patah lagi karena akan benar-benar mencukur kepalanya.
“Dan coba bersihkan lebih rapi di sana... Jika sulit, hubungi Ibu.” Kata Ibu Duk Mi terlihat bisa lebih tenang.  Duk Mi memeluk ibunya, tapi Ibu Duk Mi mengeluh agar melepaskanya.
“Ibu tahu, aku mencintaimu, kan?” ucap Duk Mi, ibu Duk Mi menyuruh anaknya segera masuk saja. Duk Mi memberikan tanda cinta pada ibunya sebelum masuk. 


Ryan melihat sekeliling rumah Duk Mi terlihat tak percaya, Duk Mi pikir Ryan pasti menduga semua ini jauh berbeda dengan yang ada dipikiranya, Ryan membenarkan. Duk Mi bertanya apakah Ryan merasa aneh, Ryan membenarkan.
“Yang kau lakukan hanyalah menggambar karikaturku di selembar kertas. Lalu Potret apa ini? Dan Juga, bunga yang kuberi. Kenapa bunga yang kuberikan padamu ada di sini? Kau bisa meletakkannya di sini di tengah, Kau bisa mengeluarkan semua ini.” Ucap Ryan mengeluh
“Kau bahkan menulis, "Singa". Tempat ini penuh dengan barang Cha Shi An.” Komentar Ryan kesal.
“Apa kau cemburu pada Shi An sekarang?”goda Duk Mi. Ryan mengelak kalau cemburu. Duk Mi tiba-tiba mencium Ryan, Ryan binggung apa maksudnya itu.
“Aku melarangmu untuk berbicara... Karena kau sangat imut.” Kata Duk mi, Ryan seperti bisa sedikit tenang.
“Apa botol air itu?” tanya Ryan melihat botol di dalam rak. Duk Mi membeirtahu kalau Itu dari 3 April 2019.
“Aku menerimanya di showcase snapshot.” Cerita Duk Mi bangga. Ryan bertanya apakah Cha Shi An memberimu botol air
“Tidak. Dia membidik dengan akurat sehingga aku bisa meraihnya dan melemparkannya padaku dari panggung.” Cerita Duk Mi
“Lalu Kertas apa itu?” tanya Ryan melihat kertas ada dalam plastik.
“Itu adalah confetti yang dia lemparkan dari atas panggung. Aku masih bisa merasakan kegembiraan penampilannya.” Akui Duk Mi.
Ryan mengerti lalu berkomentar kalau Kombinasi warna yang bagus. Duk Mi pikir mereka beralih ke pameran nomor dua, yaitu Pameran ini terdiri dari berbagai karya seni penggemar. Ryan pikir kalau Duk Mi  mengekspresikan inner beauty Cha Shi An melalui Potret realisme ekstrem.
“Tidak... Keindahan Shi An terlalu tidak realistis, jadi tidak mungkin untuk mengekspresikannya melalui gambar. Dan Juga, Ini Kong.” Cerita Duk Mi penuh semangat.
“Aku berpartisipasi dalam acara fan-sign hanya dengan membeli satu album dan bahkan menerima hadiah langka ini dengan memenangkan undian berhadiah.Aku merasa sangat bahagia sesudah mengakui bahwa aku seorang fan-girl.
“Tapi Duk Mi... Ada satu hal yang menggangguku.” Kata Ryan, Duk Mi bertanya apa itu.
“Rasanya kita bukan satu-satunya di sini.” Ucap Ryan menunjuk ke arag standing banner Shi An.
“Tapi, di luar dingin. Aku tidak bisa menyingkirkannya begitu saja.” Kata Duk Mi.
Ryan bertanya Ada apa dengan lehernya, Duk Mi membisikan  kalau Si Brengsek Eun Gi, memenggal kepalanya. Ryan hanya bisa tersenyum. 




Ryan mengirimkan pesan pada Duk Mi sebelum tidur “Sung Duk Mi, selamat tidur” Saat tidur Ryan kembali bermimpi melihat lukisan gelembung lalu menepuk pundak ibunya seperti menahanya pergi, tapi wanita itu mengaku bukan ibunya.
Duk Mi sudah tertidur mendengar telpnya berdering, Ryan bertanya apakah sudah tidur. Duk Mi mengaku belum tidur dan Masih terlalu dini untuk tidur dan bertanya Kenapa Ryan belum tidur. Ryan mengaku sedang bekerja.
“Apa Sampai sekarang? Kau seharusnya menyuruhku sebagai gantinya” ucap Duk Mi
“Kepala kurator-ku sedikit...” goda Ryan, Duk Mi ingin tahu Sedikit apa. Ryan mengaku Duk Mi itu Sedikit terlalu berbakat untuk disuruh.
“Apa kau sulit tidur?” tanya Duk Mi menyalakan lampu kamarnya, Ryan menyuruh Duk Mi tidur saja dan Jangan nyalakan lampu.
“Di mana kau sekarang?” tanya Duk Mi karena Ryan bisa tahu kalau menyalakan lampu. 


Duk Mi bergegas keluar rumah lalu mengatakan kalau akan segera turun setelah melihat Ryan berdiri didepan mobil. Ryan pun menghampirinya, Duk Mi tak percaya kalau Ryan sungguh datang jauh-jauh untuk menemuinya, dengan senyuman bahagia berpikir kalau seperti memenangkan lotre.
“Bukannya kau bilang fan-girl tidak bisa memenangkan lotre?” ejek Ryan. Duk Mi pikir benar juga.
“Aku sudah melihatmu, jadi aku harus pulang sekarang.” Ucap Ryan. Duk Mi tak pecaya kalau Ryan datang ke sini sungguh hanya untuk melihatnya.
“Aku sudah bersemangat sekarang... Maaf sudah membangunkanmu, Cepat Masuklah ke dalam.” Kata Ryan lalu akan masuk ke dalam mobil. 

Duk Mi tiba-tiba berlari ke arah Ryan dan memeluknya dari belakang, Ryan kaget lalu menatapnya. Duk Mi kembali memeluknya lalu menenangkan kalau tak apa-apa, karena mereka berjanji tidak akan saling menyimpan rahasia.
“Oleh karena itu, tak apa, Kau bisa menangis juga.” Ucap Duk Mi, Ryan akhirnya menangis dipelukan Duk Mi.
Bersambung ke episode 12

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar