PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Kook
duduk didepan Tuan Kim, Tuan Kim menyapanya
karena belum pernah bertemu lagi sejak di restoran barbeku sapi itu,
Jung Kook membenarkan dengan menyinggung permainan Tiga, enam, sembilan. Tuan
Kim binggung tapi akhirnya membenarkan.
“Waktu
itu aku ingin mentraktirmu, tapi aku sangat menikmati permainan. Aku menjadi
tidak fokus. Maaf soal itu.” Ucap Tuan Kim
“Apa kau
sudah siap untuk sidang?” tanya Hoo Ja. Tuan Kim mengangguk kalau sudah
berusaha keras.
“Pasti
melelahkan... Jadi, bagaimana kita memberi tahu dia? Partai Minjin menawarkan
kesepakatan. Sejujurnya, kami sudah menerimanya.” Kata Tuan Kim. Jung Kook
binggung bertanya apa maksudnya.
“Partai
Minjin menyerah. Jika kita tetap bungkam selama sidang konfirmasi, mereka akan menyetujui
semua tuntutan kita. Itu yang mereka katakan, Mereka ketakutan.” Kata Tuan Kim
bangga
“Jadi, maksudmu
kedua partai sudah saling sepakat?” kata Jung Kook. Tuan Kim membenarkan.
“Lalu
bagaimana dengan sidang konfirmasinya?”tanya Jung Kook. Tuan Kim memberitahu
kalau itu akan menjadi acara yang damai.
“Kita
akan saling memuji. "Kau makan apa? Aku selalu mengagumimu." Layangkan
pujian palsu kepada mereka. Kau mengerti maksudku, bukan?” ucap Tuan Kim
“Berdasarkan
penelitianku, Kim Chae Jin itu sangat biadab. Tapi kau ingin memuji dia?” ucap
Jung Kook tak percaya. Tuan Kim membenarkan.
“Aku
sungguh... Ya... Kalian memang berengsek! Kedua partai telah sepakat, orang biadab
penerima suap di Majelis, dan penipu kotor yang hina bisa menjadi menteri yang
hebat, begitukah? Kim Chae Jin itu orang biadab! Dia tidak layak menjadi
menteri!” ucap Jung Kook marah
Hoo Ja
berteriak marah, lalu memberitahu kalau sepertinya salah paham karena meminta
datang tidak untuk menyampaikan pendapat dan mereka itu tidak peduli jika Kim
Chae Jin orang yang hina. Ia pun meminta agar Jung Kook Jangan menghadiri sidang
konfirmasi.
“Tutup
mulutmu dan diam hingga mereka mengadakan rapat umum.” Ucap Hoo Ja
“Kau yang
memintaku menjatuhkan dia!” ucap Jung Kook marah, Hoo Ja hanya diam saja.
“Dengar...
Aku berharap kamu mengikuti perintah Pimpinan Park. Kenapa kau mendadak
berpura-pura bersikap mulia seperti ini?” sindir Hoo Ja
“Aku tidak
berpura-pura bersikap mulia! Ini namanya akal sehat. Mari kita ikuti akal
sehat. Kumohon? Berhenti bersikap tidak tegas.” Kata Jung Kook marah
“Aku
penasaran. Apa dia selalu seperti ini? Aku sudah pernah bilang, bukan?” kata
Tuan Kim heran
“Begitu
pengaturan suku bunga dicabut, aku dan kau bisa berpisah dan menjalani hidup
masing-masing... Tolonglah... Kumohon, Anggota Dewan Yang Jung Gook, mari
segera kita selesaikan dan jalani hidup masing-masing. Apa kau tidak muak
selalu marah dan menjadi emosional?” sindir Hoo Ja.
“Baiklah.
Aku tidak akan hadir. Tidak akan. Bahkan meski aku memaksa untuk hadir, aku
tidak akan bisa melakukan itu. Kau harus memaksa Tuan Choi untuk
menghentikanku.. Aku tidak akan hadir. Baik.” Tegas Jung Kook kesal
“Bagus...
Hari ini kau bisa memahamiku dengan cepat. Sudah lama sejak aku menerima
balasan menyenangkan.” Ucap Hoo Ja.
“ Bagus
jika dia menyukainya. Dasar... Apa pembicaraan kita sudah selesai?” ucap Jung
Kook lalu pamit pergi.
Setelah
Jung Kook keluar ruangan, Tuan Kim mengeluh Mi Young yang tak menjawab
pertanyaan apakah Jung Kook selalu seperti itu. Hoo Ja seperti mencoba menahan
amarahnya.
Jung Kook
pulang ke rumah, tersenyum lebar melihat Mi Young yang menyambutnya, Mereka
saling menatap dengan senyuman seperti pasangan yang bahagia lalu saling
berpelukan. Setelah itu Jung Kook pun naik ke tempat tidur lebih dulu, Hoo Ja
naik ke tempat tidur pun memeluknya.
“Kudengar
kau akan menghadiri sidang konfirmasi. Suamiku sangat sukses.” Puji Mi Young
“Itu
bukan sukses. Semua anggota dewan melakukan itu.” Kata Jung Kook
“Ya, tapi
itu menjadi keren karena suamiku yang melakukannya. Semoga beruntung. Jangan
gugup.” Kata Mi Young. Jung Kook mengerti.
“Bagaimana
kondisimu? Apa baik-baik saja di tempat kerja?” tanya Jung Kook.
“Semua
baik-baik saja. Semua anggota timku bekerja keras. Aku kembali memulai kasus
kami melawan Park Hoo Ja.” Akui Mi Young. Jung Kook gugup mendengar nama Park
Hoo Ja
“Kenapa
kau mulai kembali? Apa karena aku?” tanya Jung Kook panik.
“Bukan. Itu
sebelumnya, tapi sekarang... Sudah tugasku menangkap penjahat. Jadi, aku hanya
menjalankan tugas.” Tegas Mi Young yakin
“Tapi
tetap saja, Mi Young... Bukankah berbahaya mengejar dia? Apa kau tidak bisa
menangani kasus lain?”kata Jung Kook khawatir
“Bahkan
meski berbahaya, itu tindakan yang tepat. Bahkan meski aku dalam bahaya, aku
melindungi orang banyak. Itu alasan kita memiliki polisi sepertiku. Aku harus
memenuhi tugas sebagai perwira polisi. Aku dibayar menggunakan pajak rakyat.”
Ucap Mi Young. Jung Kook seperti sangat khawatir.
Berita di
TV “Sidang
konfirmasi Kim Chae Jin, calon Menteri Perekonomian dan Keuangan, akan segera
dimulai.” Akhirnya semua anggota
Dewan berkumpul dalam ruangan, Tuan Kim menyapa semua anggota dan ketua dengan
ramah.
“Mereka
berencana untuk fokus perihal kebijakan pemerintah dan kompetensinya.
Sepertinya semua mendukung dia. Tapi Sepertinya ini tidak akan menjadi sidang di
mana calon diserang dan dikritik.”
“Anak
baru, Anggota Dewan Yang Jung Gook, yang mengawali karier dengan mengungkap
kasus suap di Majelis dengan menangani sebuah keluhan warga, seharusnya
menghadiri sidang pertamanya ini, tapi menurut kabar dari kantornya, dia tidak
akan hadir pada sidang konfirmasi calon Kim Chae Jin hari ini.”
Hoo Ja
mengikuti sidang dari ruangan, Bangku dengan nama Jung Kook masih kosong,
sementara yang lainya sudah terisi. Tuan Kim duduk ditempatnya, sementara Jung
Kook hanya duduk diam dalam ruangan melihat siaran berita live.
“Karena
kita memiliki kuorum, kita akan memulai rapat komite ini. Pertama, calon akan
disumpah. Silakan berdiri... Angkat tangan dan baca sumpahnya.” Ucap Ketua
sidang
“Aku, calon,
bersumpah untuk berkata jujur,sejujur-jujurnya, dan tidak berkata selain
kejujuran.” Ucap Tuan Kim sambil mengangkat tanganya.
Charles
memastikan apakah Jung Kook memang tidak perlu hadir. Jung Kook hanya diam
saja. Ketua memberitahu kalau Sekarang mereka
akan mendengar pernyataan dari calon.
“Para
anggota Majelis Nasional yang terhormat, dan rakyat sekalian. Setelah dijadikan
sebagai calon Menteri Perekonomian dan Keuangan, aku merasakan beban yang berat
di pundak.” Ucap Tuan Kim.
Hoo Ja
meunggu dengan tenang, tiba-tiba Gwi Nam masuk ruangan bertaya Apa sudah mendengar kabar dari para
polisi. Hoo Ja bertanya balik tentang apa dan heran melihat wajahnya seperti
panik dan berpikir terjadi sesuatu lagi.
“Mereka
muncul di The Godfather membawa surat penggeledahan.” Ucap Gwi Nam. Hoo Ja
kaget mendengarnya.
Tim dua masuk ruangan dengan banyak anak buah dibelakangnya. Tuan Choi binggung siapa mereka
yang datang. Ketua Tim memperlihatkan kalau sudah membawa surat penggeledahan
jadi meminta agar lebih kooperatif. Tuan Choi binggung tiba-tiba ada Surat
penggeledahan.
“Hei... Bawa
semuanya.” Perintah Ketua Tim, Tuan Choi panik semua orang meminta agar Jangan
sentuh.
“Hei..
Apa kau ingin dipenjara karena menghalangi prosedur? Minggir. Bawa semuanya.”
Ucap Detektif mengancam. Tuan Choi makin panik semua barang-barangnya
digeledah.
“Saat ini
Tim Dua sedang menggeledah The Godfather. Begitu mereka selesai menggeledah, kita
akan mulai langkah berikutnya. Apa kamu siap, Detektif Lee?.” Ucap Mi Young
menyakinkan.
“Kau akan
tetap membuatku mengerjakan tugas ini Kenapa kau harus bertanya?” keluh
Detektif Lee
“Choi Pil
Joo... Jika kita bisa membuat dia berpihak ke kita, kita bisa punya kesempatan.
Kita bisa memenjarakan Park Hoo Ja untuk selamanya.” Kata Mi Young dengan wajah
bahagia. Tuan Choi terlihat sangat frustasi.
Hoo Ja
meminta Gwi Nam agar menghubungi Tuan Choi, wajahnya terlihat sangat marah.
Tuan
Kim mulai berbicara memperkenalkan diri,
Kim Nam Hwa dari Seowon lalu mengucapkan Pertama, selamat atas terpilhnya
sebagai calon dan akan memberikan pernyataan singkat lalu segera menyudahinya.
Tuan Kim seperti terlihat tenang.
“Seperti
yang semua tahu, perekonomian negara ini sulit dan melukai seluruh rakyat. Jika
kau terpilih sebagai menteri sekarang, kau akan meneruskan begitu banyak
kesulitan. Kau harus mendobrak tembok sambil melaksanakan hal yang telah kau
janjikan.” Ucap Tuan Kim
“Kau
harus mendapatkan dukungan dan memperbaiki kesalahan dan menghapus yang tidak
penting. Kau harus menuntun jalan sebagai kepala dan menjalankan banyak tugas
Untuk melakukan hal tersebut, kamu harus siap. Tolong beri tahu kami secara
singkat resolusi yang kamu miliki jika kau terpilih sebagai menteri.” Kata Tuan
Kim
Jung Kook
yang menonton diruangan terlihat menahan amarah, Tuan Kim menjawab Untuk membalas kepercayaan
rakyat kepadanya dan dengan sikap menyelamatkan perekonomian mereka akan
berusaha sekuat tenaga dan bekerja keras. Tuan Kim mengucapkan Terima kasih
atas jawabannya.
Seung Yi
menontonya tak pecaya kalau pria itu yang menyuruh Jung Koo untuk menyerang dia
tapi malah berganti pihak secepat itu, lalu mengumpat pria itu memang munafik.
Wang Goo memuji kalau Seung Yi mengucapkan itu dengan benar.
“Aku muak
dengan dia... Kupikir orang bernama Kim Chae Jin itu melakukan penipuan real
estat dan segala tindakan buruk lain kecuali pembunuhan. Apa kau akan membiarkan
dia terpilih?” komentar Charles.
“Aku
tidak akan membiarkan itu jika aku seorang anggota dewan. Aku akan
menghancurkan dia. Itu yang akan aku lakukan.” Kata Wang Goo. Jung Kook tetap
saja diam
“Aku
menanti melihatmu membangkitkan perekonomian sebagai menteri kita... Terima
kasih. Aku sangat setuju.” Ucap Tuan Oh. Mentri Kim berjanji akan melakukan
yang terbaik.
“Jika orang
seperti dia menjadi menteri, negara kita akan tamat.Apa tugas Menteri
Perekologian dan Keuangan?” tanya Seung Yi, Wang Goo memberitahu kalau ini Perekonomian.
Yang benar perekonomian.
“Seperti
perekonomian yang menjulang. Tolonglah, Seung Yi.” Keluh Wang Goo. Seung Yi
pikir sudah mengatakan hal itu yaitu Menteri Perekonomian dan Keuangan.
“Kita
pergi sekarang saja, ya? Kita pergi dan balik keadaan.” Ucap Charles. Jung Kook
meminta temanya untuk diam saja.
“Sekali
lagi, tolong bekerja keras untuk membawa keajaiban dan membangkitkan
perekonomian.” Kata dewan lainya.
“Aku akan
melakukan yang terbaik. Terima kasih.” Ucap Mentri Kim seperti membuat semua
setuju menjadi mentri.
“Seung
Yi, aku sama sekali tidak ingin mengatakan ini, tapi paling tidak baca berita
utama di surat kabar. Bagaimana bisa ada orang yang sama sekali tidak tahu
apa-apa? Tapi Untuk apa repot-repot?” keluh Wang Goo
“Seorang
anggota dewan tidak boleh acuh seperti itu. Apa kau tidak punya hati nurani?”
kata Charles.
“Kubilang
diam agar aku bisa berpikir.” Kata Jung Kook marah
“Sebagai
pemimpin perekonomian, tolong jalani tugas-tugas dengan baik.” Kata dewan,
Mentri Kim berjanji akan melakukanya.
“Jangan
kurang ajar... Hanya karena aku menyukaimu, kau tidak boleh memantapkanku!”
teriak Seung Yi marah
“Memanfaatkan.
Seperti Ulysses S. Grant. Seperti mengabulkan permintaan. Kau pasti tahu apa
itu permintaan, bukan? Ah.. Untuk apa repot-repot?” ucap Wang Goo mengeluh
Seung Yi salah bicara.
Di
ruangan Sidang, Mentri Kim berjanji akan melakukan yang terbaik. Charles tak
percaya kalau Jung Kook tidak akan ke sana dan berpikir kalau ia saja yang
pergi i dan melakukannya.
“Aku akan
menggunakan pilihan tanya pemirsa!” teriak Charles marah, mentri Kim terus
berjanji akan melakukan yang terbaik untuk menjadi menteri yang hebat.
“Diam!”
teriak Jung Kook lalu teringat yang dikatakan istrinya “Aku harus menjalankan
peran. Aku dibayar menggunakan pajak rakyat. Jadi, kau harus menjalankan
peranmu juga. Kau seorang anggota dewan.”
“Aku
memeriksa beberapa dokumen, kau memberikan beasiswa kepada para siswa, dan
melakukan beberapa tugas yang mulia di masa sebelumnya. Kau pernah bekerja
paruh waktu saat masih muda. Jadi, kamu pasti bisa mengerti kesulitan para
buruh dan anak muda...” ucap Tuan Kim
Dan Saat
itu Jung Kook datang ke ruangan, Semua hanya bisa terdiam. Tuan Kim binggung
karena sebelumnya Jung Kook sudah berjanji tak akan datang. Jung Kook pun tanpa
takut duduk didepan Tuan Kim dengan tatapan menusuk.
Hoo Ja
terlihat sangat stress dan binggung melihat keadaanya sekarang, lalu mencoba
menelp tapi ponselnya tak aktif. Di ruang sidang, Ketua meminta Jung Kook mengajukan
pertanyaan.
“Ada yang
harus aku sampaikan kepada kalian sebelum mengajukan pertanyaan kepada calon. Kemarin,
aku menerima tawaran dari Anggota Dewan Kim Nam Hwa.” Ucap Jung Kook. Tuan Kim
terlihat gugup karena namanya disebut.
“Awalnya,
dia ingin aku menekan calon demi mendapat kesepakatan dari Partai Minjin.” Akui
Jung Kook. Anggota Dewan terlihat binggung.
“Partai
Minjin ingin calon mereka dilantik, jadi, mereka memutuskan untuk menyerah.”
Ucap Jung Kook. Hoo Ja yang menonton langsung mengumpat marah pada Jung Kook.
“Jadi, aku
diperintahkan untuk tidak datang ke sidang konfirmasi ini. Dia memintaku untuk
tidak melakukan hal yang sebelumnya dia minta aku untuk melakukan. Dia
memintaku untuk tidak menyerang Kim Chae Jin, serta tutup mulut dan diam. Itu
yang dia katakan kepadaku.” Akui Jung Kook.
“Namun, aku
tidak akan melakukan itu. Paling tidak, untuk menepati janjiku kepada rakyat
yang telah memilihku, aku tidak akan melakukan itu... Tidak.... Maksudku... Aku
tidak bisa melakukan itu.” Tegas Jung Kook
“Jika
kalian suka kesepakatan yang Partai Nasional dan Partai Minjin buat dalam
sidang konfirmasi ini, kalian bebas mengabaikan semua yang kusampaikan. Aku
tidak akan meminta kalian untuk mendengarkan. Aku tidak akan menekan kalian
untuk membantu.” Jelas Jung Kook
“Alasan
kehadiranku di sini pada hari ini adalah untuk menyampaikan kejujuran kepada
rakyat sekalian. Aku di sini untuk berkata jujur dan tidak lebih dari itu. Aku
akan mulai.” Ucap Jung Kook mulai bertanya.
“Tuan Kim
Chae Jin... Lima tahun lalu, apa kau seorang konsultan di sebuah firma hukum? Berapa
besar gajimu?” tanya Jung Kook.
“Aku
tidak ingat tepatnya.” Jawab Mentri Kim. Jung Kook tak percaya kalau mentri Kim
tidak ingat dibayar sebesar 230.000 dolar
“Aku
ingat jumlah kasarnya.” Akui Mentri Kim. Jung Kook bertanya apakah ingat kasus yang dikonsultasikan.
“Itu
sudah lama sekali. Aku tidak ingat.” Kata Mentri Kim. Jung Kook menyindir Mentri Kim yang dibayar 230.000
dolar, tapi tidak ingat apa pun kasusnya.
“Kau akan
cenderung melupakan hal yang dikonsultasikan... Begitu, ya. Karena ingatan yang
buruk hingga kau lupa melaporkan pemasukan? Apa itu benar?” ucap Jung Kook
mulai menyerang.
“Tidak
mungkin. Aku sudah melaporkan semua pemasukan yang kumiliki. Aku juga yakin
sudah membayarkan pajaknya.” Tegas Mentri Kim
“Kau
tidak melakukan itu! Aku tahu kau hanya melaporkan pemasukan sejumlah 80.000
dolar!” ucap Jung Kook. Mentri Kim tetap menyela.
“Jika
benar begitu, aku menerima 80.000 dolar.” Akui Mentri Kim
“Tadi kau
bilang menerima uang sebesar 230.000 dolar. Kenapa kau terus mengubah
pernyataan?” ejek Jung Kook. Mentri Kim membela diri kalau tidak begitu ingat.
“Tapi
karena kau memberitahuku... lalu Di mana kau mendengar soal 230.000 dolar...”
ucap Mentri Kim gugup.
“Kau
menolak memberi kami dokumen-dokumennya, jadi, aku dan orang-orangku mencari
sendiri dan mengumpulkan informasi ini... Sudahlah.. Jangan pikirkan soal itu. Jadi,
mereka mengirimkan uang 80.000 dolar ke rekeningmu. Dan kau menerima uang
150.000 dolar tunai.” Ucap Jung Kook membahas kelicikan Mentri Kim
“Begitu
caramu menerima pembayaran itu, bukan? Kamu juga menggunakan uang itu untuk
mendapatkan mobil asing. Sekarang putrimu yang mengendarai mobil itu.” Ucap
Jung Kook lalu berteriak kaget melihat data yang dimilikinya.
“Sejauh
147.000 kilometer? Bagaimana bisa kau mengendarai sesering itu? Apa kau
mengendarainya keliling negeri?” sindir Jung Kook
Hoo Ja
mencoba untuk tenang, melihat Jung Kook mengaku bahkan sudah tidak bisa tertawa
lagi. Saat itu Detektif Lee menelp, Hoo Ja terlihat kaget. Detektif Lee
memberitahu kalau itu sama seperti yang dikatakan. Kalau Tim di sebelah menggeledah
kantor The Godfather
“dan Apa
kau tahu ruangan yang ada di pojok? Mereka menemukan berkas sertifikat
pengembalian di brankas...” kata Detektif Lee.
Sebuah
brankas? Di sana ada sebuah brankas? Tuan Choi, di bedebah itu, menyimpan
brankas?” ucap Hoo Ja tak percaya
“Ya,
Bu... Sepertinya dia menilap uang keuntungan para pemberi pinjaman. Choi Pil
Joo melakukan itu.” Kata Detektif Lee
Hoo Ja
mengerti dan berjanji akan
menghubunginya, lalu mengumpat kesal pada Tuan Choi yang benar-benar membuatnya
gila sambil berteriak histeris.
Detektif
Lee dkk berteriak gembira karena bisa mengelabuhi Hoo Ja. Detektif Lee merasa
kalau Hoo Ja pasti marah dengan wajah bahagia. Mi Young juga yakin pasti marah
karena Orang yang bekerja sama dengan
Hoo Ja mengkhianati dirinya.
“Aku
minta maaf.” Kata Tuan Lee seperti merasa tersindir. Mi Young pikir tak masalah
karena Tuan Lee sebelumnya sudah mengakui perbuatanya.
“Baiklah,
ayo kita cari Choi Pil Joo.” ucap Mi Young,
Detektif Lee kaget apakah secepat ini dan sekarang juga. Mi Young
mengajak mereka untuk segera bergegas.
“Tuan Kim
Chae Jin... Tahun lalu kau membeli tanah pertanian, bukan?” ucap Jung Kook
terus mengajukan pertanyaan. Mentri Kim membenarkan. “Istriku bilang dia punya
keinginan memiliki pertanian yang bisa dikunjungi di akhir pekan.” Akui Mentri
Kim
“Pertanian
di akhir pekan? Lalu kenapa kau hanya menanam satu pohon? Aku dan para karyawan
pergi ke sana sendiri, dan di sana hanya ada satu pohon lanskap. Apa istrimu menginginkan
satu pohon lanskap? Dia sungguh rendah hati.” Komentar Jung Kook menyindir.
Mentri Kim terlihat kaget.
“Interupsi,
Anggota Dewan Yang. Kenapa kau bicara soal pohon di sidang?” komentar Tuan Kim
“Pertanian
akhir pekan itu hanya kedok, bukan? Bukankah kau mengincar peralihan penggunaan
lahan?” kata Jung Kook tahu Mentri Kim licik
“Peralihan
penggunaan lahan? Tentu saja tidak. Aku tidak berencana menjualnya.” Ucap
Mentri Kim membela diri.
Jung Kook
memastikan kalau Mentri Kim yakin dengan ucapanya. Mentri Kim yakin, Tapi Jung
Kook mengaku kalau meragukan itu dan yakin Mentri Kim itu akan menjualnya dan
menegaskan kalau Rakyat menyaksikan. Tuan Kim membela kalau Mentri Kim sudah
mengatakan tidak akan menjual.
“Jadi,
sebaiknya hentikan sekarang.” Kata Tuan Kim panik. Jung Kook tak peduli beralih
ke pertanyaan selanjutnya.
“Antara bulan
Juni dan Juli tahun lalu, dolar Amerika melonjak. Kau tahu itu, bukan? Sekitar
saat itu, kau membeli 10.000 dolar dalam dolar Amerika. Tampaknya kau tahu perubahan
nilai tukarnya dan ingin menghasilkan uang. Apa aku benar?” ucap Jung Kook.
Tuan Kim menyangkal.
“Tuan
Kim. Kau dekat dengan Tuan Byun Gi Joo, benar?” kata Jug Kook. Tuan Kim mengaku
kalau mereka adalah alumni dari SMA yang sama.
“Kau dan
Byun Gi Joo memiliki klub sosial. Namanya...” kata Jung Kook dan Tuan Kim
menyela kalau tidak pantas mengungkit hal itu di sini.
“Tentu
saja pantas mengungkit hal itu di sini. Biar aku jelaskan dengan baik. Klub
sosial itu bernama "The Libertines". Apa kau seorang janggak?” sindir
Jung Kook. Tuan Kim mengaku bukan.
“Terima
kasih atas jawabannya. Janggak pertama, janggak kedua, dan ketiga, Janggak
keempat, Jung Book Hyo bertanggung jawab dalam pertukaran mata uang asing. Dia
memberi tahu para anggota soal perubahan nilai tukar dan kau membeli dolar
dalam jumlah besar. Itu dugaanku. Bagaimana pendapatmu?” kata Jung Kook.
“Permisi..
Kenapa kau menyampaikan opini? Kau hanya boleh berbicara soal fakta.” Keluh
Tuan Kim, tapi ketua sidang seperti mempersilahkan.
“Jika
Tuan Kim Chae Jin bersedia mengidentifikasi semua yang ada dalam klub sosial
itu dan menunjukkan ke kita riwayat penukaran mata uang mereka, itu akan membersihkan
semua kecurigaanku. Bagaimana pendapatmu?” kata Jung Kook
“Sepertinya
kecurigaanku tidak bisa dibersihkan.” Kata Mentri Kim. Jung Kook pun
mengucapkan Terima kasih atas jawabannya.
“Berikutnya,
aku punya pertanyaan terakhir untukmu. Apa menurutmu, kau layak menjadi Menteri
Perekonomian dan Keuangan?” tanya Jung Kook
“Aku
banyak memiliki kekurangan. Tapi aku bisa belajar dari kekurangan yang aku
miliki...” ucap Mentri Kim dan disela oleh Jung Kook
“Tidak...
Kau tidak kurang apa pun... Kau justru sangat berlebih. Kau memiliki uang dan
ketamakan yang berlebih. Kau tidak kekurangan dan tidak akan berkekurangan. Kau
berpikir orang lain akan melakukan hal yang sama. Itu alasanmu berada di sini tanpa
rasa malu menjadi calon menteri. Apa aku salah?” ucap Jung Kook dengan nada
penuh amarah
“Tunggu.
Apa kau akan membiarkan dia terus bicara seperti itu? Apa kau tidak berencana
untuk menghentikan dia?” kata Tuan Kim panik meminta bantuan.
“Itu alasanku
tidak bisa menerimamu, Tuan Kim Chae Jin, sebagai calon Menteri Perekonomian
dan Keuangan!” tegas Jung Kook. Tuan Kim meminta Jung Kook berhenti.
“Hingga
hari di mana Kim Chae Jin menarik pencalonan dirinya...” kata Jung Kook dan
Tuan Kim meminta agar Mic Jung Kook dimatikan.
“Dia sudah
melewati tambahan waktunya, Aku akan berjuang hingga akhir! Aku tidak akan
kompromi! Aku, Yang Jung Gook, tidak akan dikendalikan oleh permainan politik yang
dimainkan oleh partai-partai besar!” ucap Jung Kook dan tersadar kalau Mic
sudah mati.
“Itu...hal
yang layak dilakukan untuk rakyat sekalian...Sadarlah, Kalian.” Tegas Jung Kook
akhirnya berdiri di depan ruang sidang.
Epilog
Beberapa
orang sudah menunggu didepan penjara, kakak Hoo Ja keluar dari penjara dan
semua pengawalnya menghampiri memberikan kacamata hitamnya.
“Jadi,
Anggota Dewan Yang Jung Gook kita yang tercinta ada di mana?” ucap Kakak Hoo Ja
penuh semangat ingin membalas dendam pada kakaknya.
Bersambung
ke episode 29
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar