PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 03 Mei 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Duk Mi panik saat Ryan yang ingin melihat isi rumahnya lalu mendorong agar tak membuka penutup matanya. Keduanya pun duduk saling berdekat Duk Mi akhirnya memberanikan diri untuk mencium Ryan yang ada didepanya. Saat itu juga Ryan membuka penutup matanya, Duk Mi terlihat bingung.
“Apa Kau menginginkan aku?” tanya Ryan dengan nada mengoda. Duk Mi menganguk.
Akhirnya Ryan mencium pipi Duk Mi lalu mencium bibir dan keduanya saling berciuman lebih dalam sambil berbaring, foto-foto Cha Shi An sebagai saksi keromantisan keduanya. 

Ryan memanggil Duk Mi yang hanya terdiam, Duk Mi hanya diam saja lalu tersadar dengan wajah gugup menyuruh agar Ryan harus pulang sekarang dan menunjuk pintu keluar lalu bergegas menjauh karena malu. Ryan bingung karena matanya masih tertutup dan memanggil Duk Mi.
Duk Mi teringat Ryan yang masih mengunakan penutup mata akhirnya menuntun keluar dari rumahnya. Setelah itu Ryan akhirnya membuka penutup mata, Duk Mi meminta maaf karena Pasti sangat tidak nyaman.
“Jika kau menyesalinya, kau harus mengundangnku lain kali setelah kau membersihkan tempatmu.” Ucap  Ryan. Duk Mi sempat binggung akhirnya menyetujuinya.
“Tapi apa ada masalah? Kau terlihat kurang sehat tadi. Tampaknya ada banyak hal yang kau pikirkan dilihat dari caramu melukis.” komentar Ryan


Duk Mi teringat sebelumnya tersenyum-senyum sendiri setelah melihat foto Ryan, lalu bergumam kalau tadi mengedit foto atasanya dan membuat hatinya gusar.
“Apa ada sesuatu yang mengganggumu?” tanya Ryan. Duk Mi bergumam kalau jawabanya itu Ryan dan mengaku kalau Tidak ada.
“Kalau begitu, apa kau sakit?” tanya Ryan. Duk Mi bergumam kalau itu karena Ryan, tapi kembali menjawab mengelengkan kepala.
“Beri tahu aku jika ada yang bisa kulakukan untuk membantu” kata Ryan
“Apa pun? Masalahnya, Direktur Gold...” kata Duk Mi dan Ryan siap mendengar.
“Sejujurnya, aku...” kata Duk Mi lalu panik melihat spanduk kecil yang dibawa Ryan bertuliskan "Aku Mencintai Shi An"
Duk Mi pun berpura-pura jatuh sambil mengambil kain yang ada di tangan Ryan. Ryan binggung melihat Duk Mi yang jatuh, Duk Mi berpura-pura kalau  Ada cat di lantai dan baik-baik saja. Ryan makin binggung melihat tingkah Duk Mi.
“Apa Kau tidak lelah? Aku tiba-tiba sangat lelah. Sebaiknya kau pergi. Kita berdua harus bekerja besok.” Ucap Duk Mi. Ryan menganguk mengerti dan Duk Mi menunjuk tangga turun rumahnya.
Ryan berdiri depan mobil teringat dengan khayalan mencium Duk Mi karena saling berdekatan. Lalu memuji dirinya karena sudah menahan diri dengan baik bahkan sangat baik.


[Episode 8, Jika Tugas Laut Adalah Menghasilkan Ombak, Tugas Seorang Penggemar Adalah Menjadi Delusional]
Sementara Duk Mi di cafe kesal sendiri karena menahan dir dan seharusnya melakukannya saja. Sun Joo datang bertanya temanya itu mau melakukan apa. Duk Mi menjawab Berciuman. Sun Joo bertanya lagi dengan siapa.  Duk Mi menjawab Si Singa.
“Apa Kau ingin mencium si Singa?” ucap Sun Joo. Duk Mi panik mengaku tidak seperti itu.
“Jangan berbohong padaku. Kau tampak sangat sedih sekarang.” Ucap Sun Joo, Duk Mi mengelak.
“Ya, kau tampak sedih... Kau menyukainya, kan?” goda Sun Joo, Duk Mi tetap menyanangkal. Tapi Sun Joo yakin dengan dugaanya.
“Tidak. Aku harus pergi.” ucap  Duk Mi kesal. Sun Joo menahan Duk Mi agar duduk kembali.
“Kau pergi ke mana setelah acara tanda tangan kemarin?” tanya Sun Joo penasaran.
“Aku sibuk mengedit foto.” Kata Duk Mi. Sun Joo heran Duk Mi yang tidak mengunggahnya.
“Sejujurnya, aku mengedit foto si Singa.”akui Duk Mi. Sun Joo pikir Duk Mi pasti sangat menyukainya.
“Aku tidak bisa menghentikan diriku untuk mengutarakan pikiranku. Kemarin aku hampir mengakui perasaanku untuknya.” Cerita Duk Mi.
Sun Joo menegaskan kalau Duk Mi jangan pernah melakukan itu. Duk Mi ingin tahu alasan. Sun Joo pikir itu alami jika Duk Mi  menyukai Ryan, karena  tampan, kompeten, dan baik pada temanya. Ia pun bertanya apakah Ryan juga menyukainya.
“Dia tiba-tiba mendatangiku seperti ini dan menciumku seperti ini.” Ucap Duk Mi memperagakan saat Ryan menciumnya.
“Kau bilang Sindy melihat. Jika dia menyukaimu, dia akan menciummu di bibir, bukan jarinya. Dia tentu tahu lebih baik dari itu.” Komentar Sun Joo
“Saat dia singgah ke rumahku, dia sangat baik pada orang tuaku. Kau tahu dia jarang tersenyum, kan? Dia juga makan dengan sangat lahap.” Bela Duk Mi
“Dia tidak bisa memilih-milih makanan di depan orang tuamu. Mengakui cintamu untuk seseorang bukan hanya soal punya keberanian. Pertama, kau harus yakin bahwa kalian memiliki perasaan yang sama. Mengakui perasaanmu hanya masalah sama-sama mengonfirmasinya.” Tegas Sun Joo
“Menurutku dia tidak membenciku.” Kata Duk Mi. Sun Jo pikir memang seperti itu.
“Tapi itu tidak berarti dia tergila-gila padamu... Biar kuperjelas satu hal. Dia hanya sukarela membantumu karena kecintaannya pada manusia. Dia membantumu menghadapi skandal dan Sindy. Tapi bayangkan apa yang akan terjadi jika kau ditolak.” Jelas Sun Joo
“Kenapa kau sangat pesimis? Kau tidak pernah seperti ini.” Keluh Duk Mi
“Aku tidak pesimis. Aku bersikap realistis. Apa Kau tidak apa-apa ditolak? Kau harus melihatnya setiap hari di galeri. Jadi, kau harus menunggu sampai kau yakin bagaimana perasaanmu.” Ucap Sun Joo. Duk Mi hanya bisa terlihat cemberut. 

Nyonya Eom memukul cap mobil anaknya, Cindy kaget melihat ibunya datang.  Nyonya Eom menyindir Apa ini galeri seni? Kenapa anaknya ada  di tempat tinggal Cha Shi An. Cindy panik berpura-pura tidak tahu Cha Shi An tinggal di sini.
“Hyo Jin... Berikan kunci mobilmu dan kartu kreditmu pada ibu... Serahkanlah pada ibu.” Ucap Nyonya Eom. Cindy makin panik, dari kejauhan Ryan melihat keduanya berbicara.
“Sekretaris Kim... Tangkap dia.” Kata Nyonya Eom. Cindy mencoba menghindar dari kejaran tapi akhirnya bisa ditangkap.
“Ibu akan mengambil kunci mobilmu... Lalu Di mana kartu kreditmu?” kata Nyonya Eom mencari dalam tas.
“Ibu, jika Ibu mengambil keduanya, bagaimana aku harus hidup?” kata Cindy panik
“Kenapa kau membutuhkan kartu kredit? Ibu yakin kau merasa kenyang dan sangat bahagia hanya dengan melihat wajah Cha Shi An.” Sindir Nyonya Eom.
Ryan memilih untuk pergi, Sindy mencoba menjelaskan kalau ini kesalahpahaman. Nyonya Eom sibuk mencari kartu kredit anaknya. Sindy melihat Ryan langsung berteriak memanggilnya, Ryan tak bisa menghindar sambil menghela nafas. 


Duk Mi menatap layar komputer sudah membuka web  "Bagaimana reaksi "Nama" jika kau mengakui perasaanmu pada "Nama"?" Lalu menuliskan nama  "Ryan Gold" dan hasilnya  "Tidak mungkin. Apa kau mengincar tubuhku?"
“Tidak mungkin... Apa kau mengincar tubuhku?” ucap Ryan yang tiba-tiba sudah berdiri di depan jendela. Duk Mi kaget melihat Ryan
Akhirnya Duk Mi mencoba yang pertanyaan lain "Ajak 'Singa' berkencan" lalu hasilnya  "Enyahlah!" Duk Mi tak percaya kalau Ryan menyuruhnya pergi. Ryan kembali datang menghampiri Duk Mi berdiri disebelahnya.
“Kenapa kau mengatakan itu padaku? Kau jahat sekali.” ucap Duk Mi sambil menahan tangis. 



 “Enyahlah sendiri. Aku juga muak denganmu.” Teriak Duk Mi melihat Ryan yang datang ke ruanganya. Ryan binggung bertanya ada apa. Duk Mi tersadar kalau bukan khayalan lagi.
“Apa kau sibuk?” tanya Ryan, Duk Mi mengaku tidak dan bertanya apakah punya tugas untuknya.
“Ini tidak berkaitan dengan bisnis.” Kata Ryan, Duk Mi ingin tahu apa itu.
“Ada sesuatu, kau akan senang mendengarnya.” Kata Ryan tersenyum **
Duk Mi sumringah memikirkan Sesuatu yang akan membuatnya senang. Ryan ingin bicara tapi saat itu Kyung Ah datang mencari Ryan, memberitahu Dokumen resmi untuk Galeri Seni Ullim ada di mejanya.  Ryan menganguk mengerti lalu dengan matanya mengajak Duk Mi untuk bicara diluar. 

Duk Mi berjalan keluar galeri, bertanya-tanya karena Ryan bersikap malu-malu, lalu dengan wajah sumringah berpikir akan mengajaknya berkencan, lalu melihat Ryan yang sudah menunggu dibalik dinding. Duk Mi teringat kalau tempat itu saat mereka foto bersama dan sangat berdekatan.
“Direktur Gold, silakan beri tahu aku.” Ucap Duk Mi penuh harapan. Ryan pikir kalau Duk Mi tidak menyadarinya.
“Bagaimana mungkin jika aku tahu,  kau belum memberitahuku?” kata Duk Mi menahan rasa bahagia.
“Aku pikir kau selalu memeriksanya.” Komentar Ryan tak bisa menahan rasa bahagia juga.
“Aku mencoba mengetahuinya, tapi aku akan berterima kasih jika kau memberitahuku.” Kata Duk Mi memancing.
“Agar kau tahu, aku... Aku menghapus CUPATCH.” Ucap Ryan terlihat bangg. Duk Mi terdiam dan Shock mendengarnya. 
Flash Back
Cindy berlari menghampiri Ryan mengaku kalau tinggal di apartement yang sama dan memang ingin ditemuinya.  Nyonya Om bertanya pada Ryan apakah anaknya itu berkata jujur. Cindy memohon agar membenakran yang dikatakan.
“Mengenai apa?” tanya Ryan. Nyonya Eom mengaku sangat berharap  dengan bekerja di galeri.
“Aku pikir bisa membantu Hyo Ji menghargai karya seni yang elegan dan menjadi seanggun aku. Namun, karena kau mengundang Cha Shi An untuk berpartisipasi dalam pameran perayaan kita, kini aku lebih khawatir daripada antusias. Dia berangkat kerja pagi-pagi hari ini, jadi, aku membuntutinya.” Cerita Nyonya Eom.
“Kau tahu, aku hanya membuntutinya karena khawatir, tapi dia langsung pergi ke sini di mana Cha Shi An tinggal. Tapi menurut Hyo Jin, dia hanya datang ke sini karena kau memintanya. Benarkah itu?” kata Nyonya Eom.
Cindy memohon lalu memperlihatkan ponselnya kalau sudah menghapus account CUPATCH. Ryan pun menerimanya lalu menyindir Nyonya Om kalau sudah meminta untuk menjauhi urusan galeri dan kehidupan para karyawannya. Nyonya Eom pikir Hyo Jin adalah putrinya.
“Pada jam ini, dia karyawanku... Kita akan membahas sisanya di galeri. Sampai jumpa.” Ucap Ryan lalu masuk mobil
“Ibu, aku akan berangkat kerja.” Kata Cindy dengan senyuman bahagia mengambil kembali kartu kredit dari tangan ibunya.
“Pak Kim, apa pendapatmu tentang ini? Berikan saja pendapatmu.” Ucap Nyonya Eom terlihat tak percaya. 



Duk Mi seperti tak percaya kalau Ryan memberitahu hal itu. Ryan menegaskan kembali kalau Hyo Jin tidak akan membuntuti mereka lagi dan itu berita bagus. Duk Mi menganguk setuju,  Ryan pikir sudah menduga Duk Mi akan senang.
“Serta, Hyo Jin mungkin akan segera berhenti bekerja di galeri. Mari kita bertahan sampai saat itu tiba.” Ucap Ryan. Duk Mi mencoba menutupi rasa kecewa. 

Sun Joo mencoba mengambil gambar Joo Hyun yang ada dibawah pohon dalam cafe menganggap wajah Joo Hyun di antara dedaunan. Joo Hyun mengeluh untuk apa melakukan hal ini.  Sun Joo memberitah kalau itu foto untuk Laman penggemar.
“Ini bagus... Kau tampak menawan... Sekarang, berdirilah di sini. Lalu Angkat jari-jarimu dan lihatlah melewatinya.” Kata Sun Joo mengarahkan gaya Joo Hyun.
“Bu Lee, bukankah kita akan membuka kedai kopi hari ini? Kata Joo Hyun seperti tak nyaman.
“Itu bukan masalah yang mendesak. Fakta bahwa kamu tidak punya laman penggemar lebih mendesak.” Kata Sun Joo
“Kenapa aku membutuhkannya jika aku tidak punya penggemar? Orang-orang hanya membeli kopi dari kedai kopi.” Ucap Joo Hyun heran
“Bagaimana kau bisa mengumpulkan penggemar tanpa laman penggemar?” keluh Sun Joo. 

Joo Hyun melihat Duk Mi yang datang lalu berkomentar kalau temannya tampak agak aneh. Sun Joo bertanya apa yang terjadi pada temanya. Joo Hyun pun memilih bergegas masuk dapur. Sun Joo menebak kalau Duk Mi  mengajaknya berkencan dan Ryan menolak.
“Tidak.” Kata Duk Mi.  Sun Joo ingin tahu lalu apa sambil berpikir dan menduga ada sesuatu yang diunggah di CUPATCH?
“CUPATCH telah dihapus.” Kata Duk Mi sedih, Sun Joo senang mendengarnya memastikan kalau tidak bergurau sudah tak ada lagi di laman SNS.
“Kalau begitu, Sindy pasti benar-benar memercayai kalian. Itu kabar baik, jadi, kenapa kau tampak murung.” Ucap Sun Joo heran.
“Si Singa mengatakan kami hanya perlu berpura-pura sampai dia berhenti. Menurutmu apa artinya itu?” kata Duk Mi sedih
“Akan aneh jika kau putus begitu CUPATCH dihapus, jadi, kau akan menunggu sampai dia berhenti dan...” kata Sun Joo yang langsung disela oleh Duk Mi
“Itu artinya, kan? Dia mengatakan bahwa hubungan palsu ini menyulitkan. Jadi, Sindy pasti berhenti agar dia akhirnya mengakhiri hubungan palsu menyebalkan ini.” Ucap Duk Mi kesal
“Sikapmu terlalu negatif.” Komentar Sun Joo. Duk Mi mengaku sekarang merasa seperti naik roller coaster.
“Naik dan turun. Aku seperti seorang wanita gila.” Akui Duk Mi frustasi.
“Apa Kau mau terus berpura-pura berkencan dengannya? Kalau begitu, Sindy harus tetap bekerja di galeri.”saran Sun Joo.
Duk Mi bertanya Bagaimana cara mewujudkan itu, Sun Joo pikir  Itu sesuatu yang harus Duk Mi tangani. Duk Mi mencoba memikirkan cara agar membuat Sindy bertahan di galeri. 


Ruang rapat
Kyung Ah memberitahu mereka sudah secara resmi meminta Galeri Seni Ullim untuk meminjami kita karya seni Pak Ahn dan Ryan akan rapat dengan mereka siang ini. Ryan pikir mereka juga harus menyimpan karya seninya untuk pameran New York-nya.
“Apa itu memungkinkan?” tanya Ryan pada Yoo Sub. Yoo Sub pikir tidak jadi mereka mencari fasilitas penyimpanan di tempat lain.
“Aku akan menyiapkan darftarnya.” Kata Yoo Sub, Ryan menganguk mengerti.
“Aku tidak bisa membantu. Aku bosan... Beri aku tugas.” Keluh Cindy dengan wajah cemberut.
“Hyo Jin, aku memintamu merapikan berkas kita sekitar sepekan yang lalu.” Kata Kyung Ah menahan emosi.
“Itu. Itu tugas yang sangat membosankan. Itu melanggar hak asasi manusiaku. Bisakah aku juga menjadi bagian dari pameran spesial ini? Aku akan bekerja sangat giat untuk membantu Shi An-ku.” Kata Sindy,
“Aku khawatir kau akan bersikap kelewatan.” Kata Ryan. Duk Mi mengambil kesempatan kalau tidak memberinya kesempatan?
“Bagaimana dengan perencanaan produk? Barang niaga. Suvenir pameran.” Ucap Duk Mi dan Ryan menatap binggung.
“Galeri hanya memiliki pensil dan kartu pos Itu terdengar membosankan.” Keluh Sindy.
“Bagaimana dengan sesuatu yang berkaitan dengan Shi An... Kita butuh barang niaga untuk pameran spesial ini” saran Duk Mi
“Aku akan mengerjakan itu!” tegas Sindy dengan penuh semangat. Ryan memperingatkan tentang Tanggung jawab atau ketekunan.
“Kau belum menunjukkan keduanya, lalu kenapa aku harus memercayaimu?” ucap Ryan
“Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkannya kepadamu.” Ucap Sindy.
“Tugas-tugas tertentu bisa membangun karakter.” Ucap Duk Mi mencaoba menyakinan pada Ryan.
“Dokumen galeri dan konten rapat kita tidak boleh dibicarakan di luar kantor.” Tegas Ryan. Sindy menganguk mengert dengan wajah sumringah. 



Saat keluar ruangan, Sindy bertanya Siapa yang menangani barang niaga sejauh ini. Kyung Ah menjawab kalau ia dengan Duk Mi yang mengerjakan.  Sindy mengejek kalau itu memang tidak mengherankan semuanya buruk. Kyung Ah memcoba menahan amarah.
“Nona Sung... Apa kau punya waktu luang siang ini?” tanya Ryan saat keluar dari ruangan. Duk Mi menganguk.
“Kalau begitu, ikutlah denganku.” Ucap Ryan. Duk Mi bertanya kemana akan pergi.
“Kau akan lihat nanti. Temui aku di area parkir dalam 30 menit. Berdandanlah dengan cantik.” Ucap Ryan penuh arti. Duk Mi pun tersenyum mendengarnya. 


Duk Mi berjalan keluar galeri dengan wajah sumirngah, Ryan pun ikut tersenyum seperti akan berkencan membuka pintu mobil untuk Duk Mi. Tapi Saat di mobil Duk Mi kaget karena Ryan mengajak ke Pertemuan dengan Cha Shi An.
Ryan mengaku  Cha Shi An punya urusan mendesak kemarin, jadi tidak menemuinya. Duk Mi heran karena Ryan yang  memintanya berdandan. Ryan mencoba berpikir karena hanya ingin Duk Mi terlihat cantik dimatar Shi An.
“Saat dia berkunjung kali terakhir, semua orang tampak mencemaskannya. Begitu pula dengan Nona Yu dan Hyo Jin... Semua orang...” jelas Ryan.
“Aku salah paham lagi.” Keluh Duk Mi. Ryan bingung apa maksudnya lagi.  Duk Mi mengaku Bukan apa-apa.

Eun Gi kembali mengajarkan taeokwondo pada Geun Woo dkk,  terlihat anak-anak yang sangat menggemaskan. Ibu Duk Mi datang melihat Eun Gi yang mengajar anak-anak kecil, ingatan seperti kembali saat masih kecil anak-anaknya bermain air dengan selang.
Eun Gi melihat ibu Duk Mi datang dan meminta agar menunggu saja di ruangan. Akhirnya Ibu Duk Mi duduk di ruangan, Eun Gi datang mengambil sesuatu diwajah ibu Duk Mi.
“Ibu baik-baik saja, jangan khawatir.” Ucap Ibu Duk Mi seperi menyimpan sesuatu dan mengajak Eun Gi untuk makan. Eun Gi pun makan dengan lahap.
“Apa kamu kesal pada ibu tentang sesuatu?” tanya Ibu Duk Mi. Eun Gi piki Untuk apa seorang putra kesal pada ibunya?
“Lalu kenapa kau pulang terlambat belakangan ini? Kau tidak makan dan tampak sangat kurus.” Kata Ibu Duk Mi khawatir.
“Jika selalu makan makanan lezat begini, aku akan tampak mirip babi. “ cap Eun G. Dibu Duk Mi mengeluh anaknya memang tak bisa menjaga mulutnya.
“Ibu, mari kita makan daging untuk makan malam. Aku yang traktir. Beri tahu Deok Mi untuk pulang. Beri tahu dia harus pulang malam ini untuk makan malam.” Kata Eun Gi penuh semangat. Ibu Duk Mi terlihat gugup. 

Duk Mi bertemu dengan Shi An kaget karena Pengarah visual menghilang. Manager mengaku kalau berpikir dia pria yang baik, tapi mereka tidak tahu jati diri seseorang. Ia pikir  mempertimbangkan situasinya dan Shi An khawatir pameran akan...
“Jangan bilang maksudmu kau tidak bisa bergabung dalam pameran itu.” Ucap Ryan dengan wajah panik.
“Maaf, Direktur Gold. Tapi aku tidak bisa berpartisipasi dalam pameran itu sambil menunda perilisan album single-ku. Dan kau juga tidak boleh menunda pameran itu karena aku.” Jelas Shi An
“Bagaimana dengan pengarah lainnya?” tanya Duk Mi. Sh An mengaku  sedang mencarinya tapi sulit menemukan seorang pengarah yang pas.
“Apa kau mengenal seorang wanita bernama Choi Da In?”ucap Ryan. Shi An mengaku tahu.
“Aku ingin bekerja dengannya dan beberapa kali meneleponnya. Kalau Nona Choi setuju menjadi pengarah visualmu, akankah kamu melanjutkan pameran ini dan albummu?” ucap Ryan. Shi An menganguk setuju.
“Apa Kau mengenal Nona Choi?” tanya Shi An. Ryan mengaku kalau  kenal baik dengannya.
Duk Mi terdiam teringat dengan wanita yang datang ke ruangan Ryan lalu memperkenalakn diri sebagai Choi Da In lalu sebelum itu memeluk Ryan mengaku sangat merindukannya.
“Akan bagus jika kau bisa melakukan itu. Kuharap kau merekomendasikan kami.” Ucap Shi An.
“Aku akan menghubungi Nona Choi.” Kata Ryan dengan senyuman bahagia. Duk Mi merasakan hatinya sakit.



Duk Mi dan Ryan berjalan keluar gedung. Ryan senang karena Tidak akan ada masalah untuk melanjutkan pameran. Duk Mi memastikan aklau Nona Choi wanita yang singgah di galeri sebelumnya. Ryan pikir Duk Mi juga sudah bertemu dengannya.
“Dia wanita yang sangat berbakat. Partisipasinya dalam pameran ini juga akan membantu promosi kita.” Kata Ryan bangga
“Tapi akankah dia setuju? Jadwalnya sangat padat.” Kata Duk Mi gugup. Ryan yakin kalau Da In akan setuju.
“Kau terdengar sangat yakin.” Komentar Duk Mi mencoba menutup rasa cemburunya.
“Sudah 10 tahun sejak aku meminta bantuannya. Dia akan melakukannya jika dia punya nurani.” Ucap Ryan. Duk Mi kaget Ryan sudah mengenal selama Sepuluh tahun
“Serta, aku membutuhkan bantuannya karena pameran spesial ini. Dia punya foto terakhir mendiang Yoon Tae Hwa.” ucap Ryan.
Duk Mi berpikir Jika dia pemilik foto itu, apakah Da In itu adalah "Many People". Ryan membenarkan kalau Itu identitas yang Ia buat untuk Da In pada pertemuan pertama mereka, dan tidak tahu dia masih menggunakannya. Duk Mi hanya terdiam menahan rasa sedih.
“Nona Sung... Apa kau punya waktu luang hari ini?” tanya Ryan. Duk Mi pikir  akan langsung pulang dan makan malam dengan ibunya.
“Aku bisa membatalkannya.” Kata Duk Mi. Ryan pikir tak perlu karena ini  tidak mendesak dan menyuruhnya masuk mobil lebih dulu.
Ryan menelp seseorang mengaku sudah  membuat pemesanan pukul 19.00 atas nama Ryan Gold dan meminta maaf karena  ingin membatalkan pemesanan itu, seperti ingin mengajak Duk Mi makan malam tapi harus dibatalkan. 


Ryan mengantar Duk Mi pulnga, Duk Mi berpesan agar Ryan Hati-hati mengemudi lalu bertanya Bagaimana wawancara dengan Morement besok, dan bisa menyiapkan waktu untuk wawancara itu. Ryan setuju lalu memberitahu kalau berencana langsung pergi ke ruang kerja Nona Choi besok.
“Apa kau mau ikut denganku?” tanya Ryan. Duk Mi menganguk setuju lalu pamit pergi. Ryan menatap Duk Mi yang menaiki tangga rumahnya sata itu Eun Gi lewat menatap sinis pada Ryan. 

Keduanya akhirnya bertemu di tempat pakiran, Eun Gi dengan sinis bertanya Kapan Ryan akan berhenti berpura-pura berkencan menurutnya Karena CUPATCH atau apa itu sudah dihapus, menurutnya Ryan iytu bisa berhenti berpura-pura
“Keputusan ada di tangan kami. Itu bukan...” ucap Ryan dan langsung disela oleh Eun Gi karena Ryan mengatakan “Kami”
“Apa kau tertarik pada Duk Mi?” kata Eun Gi. Ryan pikir itu bukan urusan Eun Gi  dalam hal ini.
“Itu urusanku... Jangan mengganti topik dan jawab aku. Apa kau tertarik pada Duk Mi?” kata Eun Gi.
“Ya... Menurutku Nona Sung adalah wanita yang sangat baik.” Akui Ryan
“Apa kau hanya tertarik padanya sebagai manusia? Apa Sama seperti saat kau mengira Duk Mi dan Sun Joo berpacaran dan membantu?” kata Eun Gi penasan.
“Jika bukan, lalu apa? Menurutku aku tidak perlu menjawab itu.” Kata Ryan.
“Sebaiknya kau berhenti. Jangan membuat Duk Mi goyah dengan perasaan palsumu itu.” Tegas Eun Gi memperingati.
“Benarkah Nona Sung goyah? Biar kuberi tahu satu hal lagi. Keputusan ada di tangan Nona Sung dan aku. Kami tidak perlu mendengarkan perkataanmu.” Balas Ryan.
“Apa saja yang kau ketahui tentang Duk Mi? Tidak ada yang tidak kuketahui tentang dia. Aku tahu cukup banyak Lebih banyak dari dugaanmu.” Ungkap Eun Gi. Ryan hanya mendengarkan
“Aku ragu Duk Mi memberitahunya padamu sendiri. Deok Mi memberitahuku segalanya. Dia tidak menyembunyikan apa pun dariku. Aku ragu dia akan bersikap sama denganmu.” Tegas Eun Gi dan melihat Ryan seperti berpikir. 


Duk Mi bersama ayah, Ibu dan Eun Gi makan daging panggang bersama, tapi saat Duk Mi akan makan Eun Gi malah merampasnya lalu memohon agar berhenti menjahilnya. Eun Gi malah sengaja mengikuti ucapan Duk Mi seperti burung beo.
“Berhentilah mengejekku sebelum  aku merontokkan gigimu.” Ancam Duk Mi. Eun Gi malah mengejek apakah Duk Mi bisa merontokkan giginya. Duk Mi makan marah.
“Bisakah kalian berhenti?” kata Ibu Duk Mi melihat keduanya bertengkar lalu bertanya pada anaknya kabar Direktur Gold.
“Jangan terlalu tertarik padanya. Tidak ada apa-apa di antara kami.” Tegas Duk Mi
“Lalu kenapa dia mengantarmu pulang? Ibu yakin dia melakukan itu karena dia menyukai...” kata Ibu Duk Mi dan anaknya langsung menyela agar ibunay sadar.
“Putri Ibu gila... Jangan biarkan dia menikah.” Ejek Eun Gi. Duk Mi marah dianggap gila.
“Eun Gi, kuharap kau berakhir dengan wanita sepertiku.” Umpat Duk Mi
“Sungguh? Aku berharap kau juga berakhir dengan pria sepertiku.” Balas Eun Gi. Duk Mi pikir kalau Eun Gi itu memang gila.
“Kalian pikir ibu membesarkan kalian berdua sampai sekarang agar ibu bisa mendapatkan menantu seperti kalian? Jika seperti itu nantinya, melajanglah selamanya. Berhenti makan.” Ucap Ibu Duk Mi kesal membawa sisa daging.
Eun Gi heran karena ia yang membelinya dan bertanya-tanya Ada apa dengan menantu sepertinya, lalu meminta persetujan pada Tuan Sung. Duk Mi memperlihatkan gaya imutnya berpikir kalau pasti akan senang punya menantu sepertinya.
Tuan Sung memilih untuk keluar dari meja makan,  Duk Mi heran dengan sikap kedua orang tuanya menurutnya mereka itu calon menantu yang cukup baik. Eun Gi pun berpikir seperti itu,lalu mengajak Duk Mi makan saja, keduanya kembali akur seperti adik kakak. 



Eun Gi mengantar Duk Mi pulang, berkomentar kalau tampak gelisah hari ini. Duk Mi pun bertanya pada temanya Apa pendapat Eun Gi tentang dirinya, dan  Jangan menganggap sebagai teman masa kecilnya tapi katakan saja pendapatnya saat baru bertemu dengannya hari ini.
“Menurutku kamu cantik.” Ucap Eun Gi dengan nada gugup. Duk Mi mengeluh kalau bukan seperti itu maksudnya.
“Lalu bagaimana perasaanmu jika seorang wanita sepertiku mengatakan padamu bahwa dia menyukaimu?” kata Duk Mi
“Aku akan senang.” Jawab Eun Gi, Duk Mi tak percaya mendengarnya.
“Ya, aku pasti akan berkencan dengan wanita sepertimu.” Kata Eun Gi penuh harapan, Duk Mi makin senang mendengarnya.
“Lalu aku ingin menanyakan ini padamu. "Apa Kau masih suka bintang idola? Pada usiamu? Selain itu, kau bahkan seorang manajer laman penggemar Apa itu? Apa kau mengikuti dan memotret mereka? Apa kau melakukan itu seumur hidupmu?" Apa itu berarti aku akan selalu berada di posisi kedua?  Aku ingin kau memilih. Aku atau Cha Shi An?” ucap Eun Gi tanpa henti.
“Hei, seharusnya kau memberiku jawaban yang sederhana. Kau tidak perlu tiba-tiba membuatnya terlihat sangat nyata.” Keluh Duk Mi kesal
“Duk Mi, Kau harus bertemu seorang pria yang bisa membuatmu mengungkap fakta bahwa kau seorang penggemar. Jangan bertemu seseorang yang membuatmu ingin menyembunyikan itu. Tapi kau tidak akan menemukan banyak pria seperti itu.” Ucap Eun Gi seperti ingin memberikan kode kalau itu dirinya. 
Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar