PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Duk Mi
panik saat Ryan yang ingin melihat isi rumahnya lalu mendorong agar tak membuka
penutup matanya. Keduanya pun duduk saling berdekat Duk Mi akhirnya memberanikan
diri untuk mencium Ryan yang ada didepanya. Saat itu juga Ryan membuka penutup
matanya, Duk Mi terlihat bingung.
“Apa Kau
menginginkan aku?” tanya Ryan dengan nada mengoda. Duk Mi menganguk.
Akhirnya
Ryan mencium pipi Duk Mi lalu mencium bibir dan keduanya saling berciuman lebih
dalam sambil berbaring, foto-foto Cha Shi An sebagai saksi keromantisan
keduanya.
Ryan
memanggil Duk Mi yang hanya terdiam, Duk Mi hanya diam saja lalu tersadar
dengan wajah gugup menyuruh agar Ryan harus pulang sekarang dan menunjuk pintu
keluar lalu bergegas menjauh karena malu. Ryan bingung karena matanya masih
tertutup dan memanggil Duk Mi.
Duk Mi
teringat Ryan yang masih mengunakan penutup mata akhirnya menuntun keluar dari
rumahnya. Setelah itu Ryan akhirnya membuka penutup mata, Duk Mi meminta maaf
karena Pasti sangat tidak nyaman.
“Jika kau
menyesalinya, kau harus mengundangnku lain kali setelah kau membersihkan
tempatmu.” Ucap Ryan. Duk Mi sempat
binggung akhirnya menyetujuinya.
“Tapi apa
ada masalah? Kau terlihat kurang sehat tadi. Tampaknya ada banyak hal yang kau
pikirkan dilihat dari caramu melukis.” komentar Ryan
Duk Mi
teringat sebelumnya tersenyum-senyum sendiri setelah melihat foto Ryan, lalu
bergumam kalau tadi mengedit foto atasanya dan membuat hatinya gusar.
“Apa ada
sesuatu yang mengganggumu?” tanya Ryan. Duk Mi bergumam kalau jawabanya itu
Ryan dan mengaku kalau Tidak ada.
“Kalau
begitu, apa kau sakit?” tanya Ryan. Duk Mi bergumam kalau itu karena Ryan, tapi
kembali menjawab mengelengkan kepala.
“Beri
tahu aku jika ada yang bisa kulakukan untuk membantu” kata Ryan
“Apa pun?
Masalahnya, Direktur Gold...” kata Duk Mi dan Ryan siap mendengar.
“Sejujurnya,
aku...” kata Duk Mi lalu panik melihat spanduk kecil yang dibawa Ryan
bertuliskan "Aku Mencintai Shi An"
Duk Mi
pun berpura-pura jatuh sambil mengambil kain yang ada di tangan Ryan. Ryan binggung
melihat Duk Mi yang jatuh, Duk Mi berpura-pura kalau Ada cat di lantai dan baik-baik saja. Ryan
makin binggung melihat tingkah Duk Mi.
“Apa Kau
tidak lelah? Aku tiba-tiba sangat lelah. Sebaiknya kau pergi. Kita berdua harus
bekerja besok.” Ucap Duk Mi. Ryan menganguk mengerti dan Duk Mi menunjuk tangga
turun rumahnya.
Ryan berdiri
depan mobil teringat dengan khayalan mencium Duk Mi karena saling berdekatan.
Lalu memuji dirinya karena sudah menahan diri dengan baik bahkan sangat baik.
[Episode 8, Jika Tugas Laut Adalah
Menghasilkan Ombak, Tugas Seorang Penggemar Adalah Menjadi Delusional]
Sementara
Duk Mi di cafe kesal sendiri karena menahan dir dan seharusnya melakukannya
saja. Sun Joo datang bertanya temanya itu mau melakukan apa. Duk Mi menjawab Berciuman.
Sun Joo bertanya lagi dengan siapa. Duk
Mi menjawab Si Singa.
“Apa Kau
ingin mencium si Singa?” ucap Sun Joo. Duk Mi panik mengaku tidak seperti itu.
“Jangan
berbohong padaku. Kau tampak sangat sedih sekarang.” Ucap Sun Joo, Duk Mi
mengelak.
“Ya, kau
tampak sedih... Kau menyukainya, kan?” goda Sun Joo, Duk Mi tetap menyanangkal.
Tapi Sun Joo yakin dengan dugaanya.
“Tidak.
Aku harus pergi.” ucap Duk Mi kesal. Sun
Joo menahan Duk Mi agar duduk kembali.
“Kau
pergi ke mana setelah acara tanda tangan kemarin?” tanya Sun Joo penasaran.
“Aku
sibuk mengedit foto.” Kata Duk Mi. Sun Joo heran Duk Mi yang tidak
mengunggahnya.
“Sejujurnya,
aku mengedit foto si Singa.”akui Duk Mi. Sun Joo pikir Duk Mi pasti sangat
menyukainya.
“Aku
tidak bisa menghentikan diriku untuk mengutarakan pikiranku. Kemarin aku hampir
mengakui perasaanku untuknya.” Cerita Duk Mi.
Sun Joo
menegaskan kalau Duk Mi jangan pernah melakukan itu. Duk Mi ingin tahu alasan.
Sun Joo pikir itu alami jika Duk Mi
menyukai Ryan, karena tampan,
kompeten, dan baik pada temanya. Ia pun bertanya apakah Ryan juga menyukainya.
“Dia
tiba-tiba mendatangiku seperti ini dan menciumku seperti ini.” Ucap Duk Mi
memperagakan saat Ryan menciumnya.
“Kau
bilang Sindy melihat. Jika dia menyukaimu, dia akan menciummu di bibir, bukan
jarinya. Dia tentu tahu lebih baik dari itu.” Komentar Sun Joo
“Saat dia
singgah ke rumahku, dia sangat baik pada orang tuaku. Kau tahu dia jarang
tersenyum, kan? Dia juga makan dengan sangat lahap.” Bela Duk Mi
“Dia
tidak bisa memilih-milih makanan di depan orang tuamu. Mengakui cintamu untuk
seseorang bukan hanya soal punya keberanian. Pertama, kau harus yakin bahwa
kalian memiliki perasaan yang sama. Mengakui perasaanmu hanya masalah sama-sama
mengonfirmasinya.” Tegas Sun Joo
“Menurutku
dia tidak membenciku.” Kata Duk Mi. Sun Jo pikir memang seperti itu.
“Tapi itu
tidak berarti dia tergila-gila padamu... Biar kuperjelas satu hal. Dia hanya
sukarela membantumu karena kecintaannya pada manusia. Dia membantumu menghadapi
skandal dan Sindy. Tapi bayangkan apa yang akan terjadi jika kau ditolak.”
Jelas Sun Joo
“Kenapa
kau sangat pesimis? Kau tidak pernah seperti ini.” Keluh Duk Mi
“Aku
tidak pesimis. Aku bersikap realistis. Apa Kau tidak apa-apa ditolak? Kau harus
melihatnya setiap hari di galeri. Jadi, kau harus menunggu sampai kau yakin
bagaimana perasaanmu.” Ucap Sun Joo. Duk Mi hanya bisa terlihat cemberut.
Nyonya
Eom memukul cap mobil anaknya, Cindy kaget melihat ibunya datang. Nyonya Eom menyindir Apa ini galeri seni?
Kenapa anaknya ada di tempat tinggal Cha
Shi An. Cindy panik berpura-pura tidak tahu Cha Shi An tinggal di sini.
“Hyo
Jin... Berikan kunci mobilmu dan kartu kreditmu pada ibu... Serahkanlah pada
ibu.” Ucap Nyonya Eom. Cindy makin panik, dari kejauhan Ryan melihat keduanya
berbicara.
“Sekretaris
Kim... Tangkap dia.” Kata Nyonya Eom. Cindy mencoba menghindar dari kejaran
tapi akhirnya bisa ditangkap.
“Ibu akan
mengambil kunci mobilmu... Lalu Di mana kartu kreditmu?” kata Nyonya Eom
mencari dalam tas.
“Ibu,
jika Ibu mengambil keduanya, bagaimana aku harus hidup?” kata Cindy panik
“Kenapa
kau membutuhkan kartu kredit? Ibu yakin kau merasa kenyang dan sangat bahagia
hanya dengan melihat wajah Cha Shi An.” Sindir Nyonya Eom.
Ryan
memilih untuk pergi, Sindy mencoba menjelaskan kalau ini kesalahpahaman. Nyonya
Eom sibuk mencari kartu kredit anaknya. Sindy melihat Ryan langsung berteriak
memanggilnya, Ryan tak bisa menghindar sambil menghela nafas.
Duk Mi
menatap layar komputer sudah membuka web
"Bagaimana reaksi "Nama" jika kau mengakui perasaanmu
pada "Nama"?" Lalu menuliskan nama "Ryan Gold" dan hasilnya "Tidak mungkin. Apa kau mengincar tubuhku?"
“Tidak
mungkin... Apa kau mengincar tubuhku?” ucap Ryan yang tiba-tiba sudah berdiri
di depan jendela. Duk Mi kaget melihat Ryan
Akhirnya
Duk Mi mencoba yang pertanyaan lain "Ajak 'Singa' berkencan" lalu
hasilnya "Enyahlah!" Duk Mi
tak percaya kalau Ryan menyuruhnya pergi. Ryan kembali datang menghampiri Duk
Mi berdiri disebelahnya.
“Kenapa
kau mengatakan itu padaku? Kau jahat sekali.” ucap Duk Mi sambil menahan
tangis.
“Apa kau sibuk?”
tanya Ryan, Duk Mi mengaku tidak dan bertanya apakah punya tugas untuknya.
“Ini
tidak berkaitan dengan bisnis.” Kata Ryan, Duk Mi ingin tahu apa itu.
“Ada
sesuatu, kau akan senang mendengarnya.” Kata Ryan tersenyum **
Duk Mi
sumringah memikirkan Sesuatu yang akan membuatnya senang. Ryan ingin bicara
tapi saat itu Kyung Ah datang mencari Ryan, memberitahu Dokumen resmi untuk Galeri
Seni Ullim ada di mejanya. Ryan
menganguk mengerti lalu dengan matanya mengajak Duk Mi untuk bicara diluar.
Duk Mi
berjalan keluar galeri, bertanya-tanya karena Ryan bersikap malu-malu, lalu
dengan wajah sumringah berpikir akan mengajaknya berkencan, lalu melihat Ryan
yang sudah menunggu dibalik dinding. Duk Mi teringat kalau tempat itu saat
mereka foto bersama dan sangat berdekatan.
“Direktur
Gold, silakan beri tahu aku.” Ucap Duk Mi penuh harapan. Ryan pikir kalau Duk
Mi tidak menyadarinya.
“Bagaimana
mungkin jika aku tahu, kau belum
memberitahuku?” kata Duk Mi menahan rasa bahagia.
“Aku
pikir kau selalu memeriksanya.” Komentar Ryan tak bisa menahan rasa bahagia
juga.
“Aku
mencoba mengetahuinya, tapi aku akan berterima kasih jika kau memberitahuku.”
Kata Duk Mi memancing.
“Agar kau
tahu, aku... Aku menghapus CUPATCH.” Ucap Ryan terlihat bangg. Duk Mi terdiam dan
Shock mendengarnya.
Flash Back
Cindy
berlari menghampiri Ryan mengaku kalau tinggal di apartement yang sama dan
memang ingin ditemuinya. Nyonya Om
bertanya pada Ryan apakah anaknya itu berkata jujur. Cindy memohon agar
membenakran yang dikatakan.
“Mengenai
apa?” tanya Ryan. Nyonya Eom mengaku sangat berharap dengan bekerja di galeri.
“Aku
pikir bisa membantu Hyo Ji menghargai karya seni yang elegan dan menjadi
seanggun aku. Namun, karena kau mengundang Cha Shi An untuk berpartisipasi
dalam pameran perayaan kita, kini aku lebih khawatir daripada antusias. Dia
berangkat kerja pagi-pagi hari ini, jadi, aku membuntutinya.” Cerita Nyonya
Eom.
“Kau
tahu, aku hanya membuntutinya karena khawatir, tapi dia langsung pergi ke sini
di mana Cha Shi An tinggal. Tapi menurut Hyo Jin, dia hanya datang ke sini
karena kau memintanya. Benarkah itu?” kata Nyonya Eom.
Cindy
memohon lalu memperlihatkan ponselnya kalau sudah menghapus account CUPATCH.
Ryan pun menerimanya lalu menyindir Nyonya Om kalau sudah meminta untuk
menjauhi urusan galeri dan kehidupan para karyawannya. Nyonya Eom pikir Hyo Jin
adalah putrinya.
“Pada jam
ini, dia karyawanku... Kita akan membahas sisanya di galeri. Sampai jumpa.”
Ucap Ryan lalu masuk mobil
“Ibu, aku
akan berangkat kerja.” Kata Cindy dengan senyuman bahagia mengambil kembali
kartu kredit dari tangan ibunya.
“Pak Kim,
apa pendapatmu tentang ini? Berikan saja pendapatmu.” Ucap Nyonya Eom terlihat
tak percaya.
Duk Mi
seperti tak percaya kalau Ryan memberitahu hal itu. Ryan menegaskan kembali
kalau Hyo Jin tidak akan membuntuti mereka lagi dan itu berita bagus. Duk Mi
menganguk setuju, Ryan pikir sudah menduga
Duk Mi akan senang.
“Serta,
Hyo Jin mungkin akan segera berhenti bekerja di galeri. Mari kita bertahan
sampai saat itu tiba.” Ucap Ryan. Duk Mi mencoba menutupi rasa kecewa.
Sun Joo
mencoba mengambil gambar Joo Hyun yang ada dibawah pohon dalam cafe menganggap
wajah Joo Hyun di antara dedaunan. Joo Hyun mengeluh untuk apa melakukan hal
ini. Sun Joo memberitah kalau itu foto
untuk Laman penggemar.
“Ini
bagus... Kau tampak menawan... Sekarang, berdirilah di sini. Lalu Angkat
jari-jarimu dan lihatlah melewatinya.” Kata Sun Joo mengarahkan gaya Joo Hyun.
“Bu Lee,
bukankah kita akan membuka kedai kopi hari ini? Kata Joo Hyun seperti tak
nyaman.
“Itu
bukan masalah yang mendesak. Fakta bahwa kamu tidak punya laman penggemar lebih
mendesak.” Kata Sun Joo
“Kenapa
aku membutuhkannya jika aku tidak punya penggemar? Orang-orang hanya membeli
kopi dari kedai kopi.” Ucap Joo Hyun heran
“Bagaimana
kau bisa mengumpulkan penggemar tanpa laman penggemar?” keluh Sun Joo.
Joo Hyun
melihat Duk Mi yang datang lalu berkomentar kalau temannya tampak agak aneh.
Sun Joo bertanya apa yang terjadi pada temanya. Joo Hyun pun memilih bergegas
masuk dapur. Sun Joo menebak kalau Duk Mi
mengajaknya berkencan dan Ryan menolak.
“Tidak.”
Kata Duk Mi. Sun Joo ingin tahu lalu apa
sambil berpikir dan menduga ada sesuatu yang diunggah di CUPATCH?
“CUPATCH
telah dihapus.” Kata Duk Mi sedih, Sun Joo senang mendengarnya memastikan kalau
tidak bergurau sudah tak ada lagi di laman SNS.
“Kalau
begitu, Sindy pasti benar-benar memercayai kalian. Itu kabar baik, jadi, kenapa
kau tampak murung.” Ucap Sun Joo heran.
“Si Singa
mengatakan kami hanya perlu berpura-pura sampai dia berhenti. Menurutmu apa
artinya itu?” kata Duk Mi sedih
“Akan
aneh jika kau putus begitu CUPATCH dihapus, jadi, kau akan menunggu sampai dia
berhenti dan...” kata Sun Joo yang langsung disela oleh Duk Mi
“Itu
artinya, kan? Dia mengatakan bahwa hubungan palsu ini menyulitkan. Jadi, Sindy
pasti berhenti agar dia akhirnya mengakhiri hubungan palsu menyebalkan ini.”
Ucap Duk Mi kesal
“Sikapmu
terlalu negatif.” Komentar Sun Joo. Duk Mi mengaku sekarang merasa seperti naik
roller coaster.
“Naik dan
turun. Aku seperti seorang wanita gila.” Akui Duk Mi frustasi.
“Apa Kau
mau terus berpura-pura berkencan dengannya? Kalau begitu, Sindy harus tetap
bekerja di galeri.”saran Sun Joo.
Duk Mi
bertanya Bagaimana cara mewujudkan itu, Sun Joo pikir Itu sesuatu yang harus Duk Mi tangani. Duk Mi
mencoba memikirkan cara agar membuat Sindy bertahan di galeri.
Ruang
rapat
Kyung Ah
memberitahu mereka sudah secara resmi meminta Galeri Seni Ullim untuk meminjami
kita karya seni Pak Ahn dan Ryan akan rapat dengan mereka siang ini. Ryan pikir
mereka juga harus menyimpan karya seninya untuk pameran New York-nya.
“Apa itu
memungkinkan?” tanya Ryan pada Yoo Sub. Yoo Sub pikir tidak jadi mereka mencari
fasilitas penyimpanan di tempat lain.
“Aku akan
menyiapkan darftarnya.” Kata Yoo Sub, Ryan menganguk mengerti.
“Aku tidak
bisa membantu. Aku bosan... Beri aku tugas.” Keluh Cindy dengan wajah cemberut.
“Hyo Jin,
aku memintamu merapikan berkas kita sekitar sepekan yang lalu.” Kata Kyung Ah
menahan emosi.
“Itu. Itu
tugas yang sangat membosankan. Itu melanggar hak asasi manusiaku. Bisakah aku
juga menjadi bagian dari pameran spesial ini? Aku akan bekerja sangat giat
untuk membantu Shi An-ku.” Kata Sindy,
“Aku
khawatir kau akan bersikap kelewatan.” Kata Ryan. Duk Mi mengambil kesempatan
kalau tidak memberinya kesempatan?
“Bagaimana
dengan perencanaan produk? Barang niaga. Suvenir pameran.” Ucap Duk Mi dan Ryan
menatap binggung.
“Galeri
hanya memiliki pensil dan kartu pos Itu terdengar membosankan.” Keluh Sindy.
“Bagaimana
dengan sesuatu yang berkaitan dengan Shi An... Kita butuh barang niaga untuk
pameran spesial ini” saran Duk Mi
“Aku akan
mengerjakan itu!” tegas Sindy dengan penuh semangat. Ryan memperingatkan
tentang Tanggung jawab atau ketekunan.
“Kau
belum menunjukkan keduanya, lalu kenapa aku harus memercayaimu?” ucap Ryan
“Aku akan
menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkannya kepadamu.” Ucap Sindy.
“Tugas-tugas
tertentu bisa membangun karakter.” Ucap Duk Mi mencaoba menyakinan pada Ryan.
“Dokumen
galeri dan konten rapat kita tidak boleh dibicarakan di luar kantor.” Tegas
Ryan. Sindy menganguk mengert dengan wajah sumringah.
Saat
keluar ruangan, Sindy bertanya Siapa yang menangani barang niaga sejauh ini.
Kyung Ah menjawab kalau ia dengan Duk Mi yang mengerjakan. Sindy mengejek kalau itu memang tidak
mengherankan semuanya buruk. Kyung Ah memcoba menahan amarah.
“Nona
Sung... Apa kau punya waktu luang siang ini?” tanya Ryan saat keluar dari
ruangan. Duk Mi menganguk.
“Kalau
begitu, ikutlah denganku.” Ucap Ryan. Duk Mi bertanya kemana akan pergi.
“Kau akan
lihat nanti. Temui aku di area parkir dalam 30 menit. Berdandanlah dengan
cantik.” Ucap Ryan penuh arti. Duk Mi pun tersenyum mendengarnya.
Duk Mi
berjalan keluar galeri dengan wajah sumirngah, Ryan pun ikut tersenyum seperti
akan berkencan membuka pintu mobil untuk Duk Mi. Tapi Saat di mobil Duk Mi
kaget karena Ryan mengajak ke Pertemuan dengan Cha Shi An.
Ryan
mengaku Cha Shi An punya urusan mendesak
kemarin, jadi tidak menemuinya. Duk Mi heran karena Ryan yang memintanya berdandan. Ryan mencoba berpikir
karena hanya ingin Duk Mi terlihat cantik dimatar Shi An.
“Saat dia
berkunjung kali terakhir, semua orang tampak mencemaskannya. Begitu pula dengan
Nona Yu dan Hyo Jin... Semua orang...” jelas Ryan.
“Aku
salah paham lagi.” Keluh Duk Mi. Ryan bingung apa maksudnya lagi. Duk Mi mengaku Bukan apa-apa.
Eun Gi
kembali mengajarkan taeokwondo pada Geun Woo dkk, terlihat anak-anak yang sangat menggemaskan.
Ibu Duk Mi datang melihat Eun Gi yang mengajar anak-anak kecil, ingatan seperti
kembali saat masih kecil anak-anaknya bermain air dengan selang.
Eun Gi
melihat ibu Duk Mi datang dan meminta agar menunggu saja di ruangan. Akhirnya
Ibu Duk Mi duduk di ruangan, Eun Gi datang mengambil sesuatu diwajah ibu Duk
Mi.
“Ibu
baik-baik saja, jangan khawatir.” Ucap Ibu Duk Mi seperi menyimpan sesuatu dan
mengajak Eun Gi untuk makan. Eun Gi pun makan dengan lahap.
“Apa kamu
kesal pada ibu tentang sesuatu?” tanya Ibu Duk Mi. Eun Gi piki Untuk apa
seorang putra kesal pada ibunya?
“Lalu
kenapa kau pulang terlambat belakangan ini? Kau tidak makan dan tampak sangat
kurus.” Kata Ibu Duk Mi khawatir.
“Jika
selalu makan makanan lezat begini, aku akan tampak mirip babi. “ cap Eun G.
Dibu Duk Mi mengeluh anaknya memang tak bisa menjaga mulutnya.
“Ibu,
mari kita makan daging untuk makan malam. Aku yang traktir. Beri tahu Deok Mi
untuk pulang. Beri tahu dia harus pulang malam ini untuk makan malam.” Kata Eun
Gi penuh semangat. Ibu Duk Mi terlihat gugup.
Duk Mi
bertemu dengan Shi An kaget karena Pengarah visual menghilang. Manager mengaku
kalau berpikir dia pria yang baik, tapi mereka tidak tahu jati diri seseorang.
Ia pikir mempertimbangkan situasinya dan
Shi An khawatir pameran akan...
“Jangan
bilang maksudmu kau tidak bisa bergabung dalam pameran itu.” Ucap Ryan dengan
wajah panik.
“Maaf,
Direktur Gold. Tapi aku tidak bisa berpartisipasi dalam pameran itu sambil menunda
perilisan album single-ku. Dan kau juga tidak boleh menunda pameran itu karena
aku.” Jelas Shi An
“Bagaimana
dengan pengarah lainnya?” tanya Duk Mi. Sh An mengaku sedang mencarinya tapi sulit menemukan
seorang pengarah yang pas.
“Apa kau mengenal
seorang wanita bernama Choi Da In?”ucap Ryan. Shi An mengaku tahu.
“Aku
ingin bekerja dengannya dan beberapa kali meneleponnya. Kalau Nona Choi setuju
menjadi pengarah visualmu, akankah kamu melanjutkan pameran ini dan albummu?”
ucap Ryan. Shi An menganguk setuju.
“Apa Kau
mengenal Nona Choi?” tanya Shi An. Ryan mengaku kalau kenal baik dengannya.
Duk Mi
terdiam teringat dengan wanita yang datang ke ruangan Ryan lalu memperkenalakn
diri sebagai Choi Da In lalu sebelum itu memeluk Ryan mengaku sangat
merindukannya.
“Akan
bagus jika kau bisa melakukan itu. Kuharap kau merekomendasikan kami.” Ucap Shi
An.
“Aku akan
menghubungi Nona Choi.” Kata Ryan dengan senyuman bahagia. Duk Mi merasakan
hatinya sakit.
Duk Mi
dan Ryan berjalan keluar gedung. Ryan senang karena Tidak akan ada masalah
untuk melanjutkan pameran. Duk Mi memastikan aklau Nona Choi wanita yang
singgah di galeri sebelumnya. Ryan pikir Duk Mi juga sudah bertemu dengannya.
“Dia
wanita yang sangat berbakat. Partisipasinya dalam pameran ini juga akan
membantu promosi kita.” Kata Ryan bangga
“Tapi
akankah dia setuju? Jadwalnya sangat padat.” Kata Duk Mi gugup. Ryan yakin
kalau Da In akan setuju.
“Kau
terdengar sangat yakin.” Komentar Duk Mi mencoba menutup rasa cemburunya.
“Sudah 10
tahun sejak aku meminta bantuannya. Dia akan melakukannya jika dia punya
nurani.” Ucap Ryan. Duk Mi kaget Ryan sudah mengenal selama Sepuluh tahun
“Serta,
aku membutuhkan bantuannya karena pameran spesial ini. Dia punya foto terakhir
mendiang Yoon Tae Hwa.” ucap Ryan.
Duk Mi
berpikir Jika dia pemilik foto itu, apakah Da In itu adalah "Many
People". Ryan membenarkan kalau Itu identitas yang Ia buat untuk Da In
pada pertemuan pertama mereka, dan tidak tahu dia masih menggunakannya. Duk Mi
hanya terdiam menahan rasa sedih.
“Nona
Sung... Apa kau punya waktu luang hari ini?” tanya Ryan. Duk Mi pikir akan langsung pulang dan makan malam dengan
ibunya.
“Aku bisa
membatalkannya.” Kata Duk Mi. Ryan pikir tak perlu karena ini tidak mendesak dan menyuruhnya masuk mobil
lebih dulu.
Ryan
menelp seseorang mengaku sudah membuat
pemesanan pukul 19.00 atas nama Ryan Gold dan meminta maaf karena ingin membatalkan pemesanan itu, seperti
ingin mengajak Duk Mi makan malam tapi harus dibatalkan.
Ryan
mengantar Duk Mi pulnga, Duk Mi berpesan agar Ryan Hati-hati mengemudi lalu
bertanya Bagaimana wawancara dengan Morement besok, dan bisa menyiapkan waktu
untuk wawancara itu. Ryan setuju lalu memberitahu kalau berencana langsung
pergi ke ruang kerja Nona Choi besok.
“Apa kau
mau ikut denganku?” tanya Ryan. Duk Mi menganguk setuju lalu pamit pergi. Ryan
menatap Duk Mi yang menaiki tangga rumahnya sata itu Eun Gi lewat menatap sinis
pada Ryan.
Keduanya
akhirnya bertemu di tempat pakiran, Eun Gi dengan sinis bertanya Kapan Ryan
akan berhenti berpura-pura berkencan menurutnya Karena CUPATCH atau apa itu
sudah dihapus, menurutnya Ryan iytu bisa berhenti berpura-pura
“Keputusan
ada di tangan kami. Itu bukan...” ucap Ryan dan langsung disela oleh Eun Gi
karena Ryan mengatakan “Kami”
“Apa kau
tertarik pada Duk Mi?” kata Eun Gi. Ryan pikir itu bukan urusan Eun Gi dalam hal ini.
“Itu
urusanku... Jangan mengganti topik dan jawab aku. Apa kau tertarik pada Duk Mi?”
kata Eun Gi.
“Ya... Menurutku
Nona Sung adalah wanita yang sangat baik.” Akui Ryan
“Apa kau
hanya tertarik padanya sebagai manusia? Apa Sama seperti saat kau mengira Duk
Mi dan Sun Joo berpacaran dan membantu?” kata Eun Gi penasan.
“Jika
bukan, lalu apa? Menurutku aku tidak perlu menjawab itu.” Kata Ryan.
“Sebaiknya
kau berhenti. Jangan membuat Duk Mi goyah dengan perasaan palsumu itu.” Tegas
Eun Gi memperingati.
“Benarkah
Nona Sung goyah? Biar kuberi tahu satu hal lagi. Keputusan ada di tangan Nona
Sung dan aku. Kami tidak perlu mendengarkan perkataanmu.” Balas Ryan.
“Apa saja
yang kau ketahui tentang Duk Mi? Tidak ada yang tidak kuketahui tentang dia.
Aku tahu cukup banyak Lebih banyak dari dugaanmu.” Ungkap Eun Gi. Ryan hanya
mendengarkan
“Aku ragu
Duk Mi memberitahunya padamu sendiri. Deok Mi memberitahuku segalanya. Dia
tidak menyembunyikan apa pun dariku. Aku ragu dia akan bersikap sama denganmu.”
Tegas Eun Gi dan melihat Ryan seperti berpikir.
Duk Mi
bersama ayah, Ibu dan Eun Gi makan daging panggang bersama, tapi saat Duk Mi
akan makan Eun Gi malah merampasnya lalu memohon agar berhenti menjahilnya. Eun
Gi malah sengaja mengikuti ucapan Duk Mi seperti burung beo.
“Berhentilah
mengejekku sebelum aku merontokkan
gigimu.” Ancam Duk Mi. Eun Gi malah mengejek apakah Duk Mi bisa merontokkan
giginya. Duk Mi makan marah.
“Bisakah
kalian berhenti?” kata Ibu Duk Mi melihat keduanya bertengkar lalu bertanya
pada anaknya kabar Direktur Gold.
“Jangan
terlalu tertarik padanya. Tidak ada apa-apa di antara kami.” Tegas Duk Mi
“Lalu
kenapa dia mengantarmu pulang? Ibu yakin dia melakukan itu karena dia
menyukai...” kata Ibu Duk Mi dan anaknya langsung menyela agar ibunay sadar.
“Putri
Ibu gila... Jangan biarkan dia menikah.” Ejek Eun Gi. Duk Mi marah dianggap
gila.
“Eun Gi,
kuharap kau berakhir dengan wanita sepertiku.” Umpat Duk Mi
“Sungguh?
Aku berharap kau juga berakhir dengan pria sepertiku.” Balas Eun Gi. Duk Mi
pikir kalau Eun Gi itu memang gila.
“Kalian
pikir ibu membesarkan kalian berdua sampai sekarang agar ibu bisa mendapatkan
menantu seperti kalian? Jika seperti itu nantinya, melajanglah selamanya. Berhenti
makan.” Ucap Ibu Duk Mi kesal membawa sisa daging.
Eun Gi
heran karena ia yang membelinya dan bertanya-tanya Ada apa dengan menantu
sepertinya, lalu meminta persetujan pada Tuan Sung. Duk Mi memperlihatkan gaya
imutnya berpikir kalau pasti akan senang punya menantu sepertinya.
Tuan Sung
memilih untuk keluar dari meja makan,
Duk Mi heran dengan sikap kedua orang tuanya menurutnya mereka itu calon
menantu yang cukup baik. Eun Gi pun berpikir seperti itu,lalu mengajak Duk Mi
makan saja, keduanya kembali akur seperti adik kakak.
Eun Gi
mengantar Duk Mi pulang, berkomentar kalau tampak gelisah hari ini. Duk Mi pun
bertanya pada temanya Apa pendapat Eun Gi tentang dirinya, dan Jangan menganggap sebagai teman masa kecilnya
tapi katakan saja pendapatnya saat baru bertemu dengannya hari ini.
“Menurutku
kamu cantik.” Ucap Eun Gi dengan nada gugup. Duk Mi mengeluh kalau bukan
seperti itu maksudnya.
“Lalu
bagaimana perasaanmu jika seorang wanita sepertiku mengatakan padamu bahwa dia
menyukaimu?” kata Duk Mi
“Aku akan
senang.” Jawab Eun Gi, Duk Mi tak percaya mendengarnya.
“Ya, aku
pasti akan berkencan dengan wanita sepertimu.” Kata Eun Gi penuh harapan, Duk
Mi makin senang mendengarnya.
“Lalu aku
ingin menanyakan ini padamu. "Apa Kau masih suka bintang idola? Pada
usiamu? Selain itu, kau bahkan seorang manajer laman penggemar Apa itu? Apa kau
mengikuti dan memotret mereka? Apa kau melakukan itu seumur hidupmu?" Apa
itu berarti aku akan selalu berada di posisi kedua? Aku ingin kau memilih. Aku atau Cha Shi An?”
ucap Eun Gi tanpa henti.
“Hei,
seharusnya kau memberiku jawaban yang sederhana. Kau tidak perlu tiba-tiba membuatnya
terlihat sangat nyata.” Keluh Duk Mi kesal
“Duk Mi,
Kau harus bertemu seorang pria yang bisa membuatmu mengungkap fakta bahwa kau
seorang penggemar. Jangan bertemu seseorang yang membuatmu ingin menyembunyikan
itu. Tapi kau tidak akan menemukan banyak pria seperti itu.” Ucap Eun Gi
seperti ingin memberikan kode kalau itu dirinya.
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar