PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Aku
mengirim satu orang dan dia menyingkirkan enam orang.” Ucap Hoo Ja menahan
amarah.
Akhirnya
Ia menelp Tuan Choi agar membawa Jung Gook ke hadapannya sekarang.
Tuan Choi
datang menemui Charles memberikan pukulan lebih dulu sambil menanyakan
keberadaan Jung Kook sekarang karena pasti tahu. Charles dengan wajah ketakutan
mengaku tak tahu. Charles mengeluh
kesakitan.
Seorang
wanita mempersilahkan Tuan Choi dkk masuk ruangan, Tuan Choi berteriak memanggil Jung Gook,
menanyakan keberadaanya. Seung Yi yang lebih tinggi bisa melawan kalau Jung Kook
tak ada diruangan. Tuan Choi berusaha untuk jinjit agar tak terkalahkan.
Mereka
akhirnya pergi ke rumah Jung Kook, Mi Jin dan anaknya langsung menjerit
histeris. Tuan Choi menyuruh mereka diam, Mi Jin masih terus berteriak
histeris. Tuan Choi mengeluh dirinya bisa gila melihat tingkah keluarga Jung
Kook.
Mi Jin
setelah berteriak langsung pura-pura pingsan, Ha Roo melihat ibunya pun ikut pingsan. Tuan Choi binggung berpikir
kalau mereka itu mati, Mi Jin bisa berakting tubuhnya sangat lemas saat ditarik.
Anak Buah Tuan Choi tak menemuikan Jung Kook dirumah dan berpikir kemana lagi
mereka harus mencari.
Wang Goo
sedang asik berkebun, Tuan Choi langsung menyelonong masuk Wang Goo mengaku
tidak tahu Jung Kook ada di mana dan berpikir mungkin ada di rumah.
Tuan Choi
sudah berdandan rapih dan tak terlihat seperti gangster. Mi Young melihat Tuan
Choi datang dengan sodet ditanganya bertanya seiapa mereka dan alasan datang ke
rumahnya. Tuan Choi ketakutan karena berhadapan dengan polisi.
“Selamat
telah kembali bekerja... Permisi, Nyonya.... Kami akan pergi sekarang.” Ucap
Tuan Choi akan pergi
“Tunggu...
Kau Bawa ini.” Kata Mi Young memberikan dua tas sampah. Tuan Choi tak menolak
“Detektif..
Apa perlu dihancurkan terlebih dulu? Demi lingkungan...” kata Tuan Choi. Mi
Young langsung memberikan gerak tubuh mendorongnya ke dinding.
Tuan Yang
berjalan menatap ke sebuah gedung lalu menekan bel didepan pintu, Jung Kook
melonggo dengan wajah frustasi lalu mengajak ayahnya masuk. Tuan Yang
membawakan makan untuk anaknya, dan mulai membahas situasi yang dihadapi Jung
Kook.
“Wanita
bernama Park Hoo Ja memasukkanmu ke Majelis untuk menambah suara demi mencabut Undang-undang
Pengaturan Suku Bunga. Tapi kau menyingkirkan enam orang anggota dewan
suruhannya saat menyelesaikan keluhan warga, benar?” ucap Tuan Yang. Jung Kook
menganguk,
“Kau sama
sekali tidak tahu mereka terlibat dalam penipuan itu. Lalu Bagaimana jika kau
temui dia dan memohon ampun kepadanya? Kau tidak sengaja melakukan itu” saran
Tuan Yang
“Tidak
bisa... Ayah tidak mengenalnya. Memohon tidak akan berpengaruh. Menurut Ayah,
kenapa anak buahnya mencariku? Dia ingin membunuhku.” Ucap Jung Kook sengaja
bersembunyi
“Ayah
akan memperbaiki masalahmu. Percaya saja kepada ayah. Ayah tidak tega melihat anak
sendiri hidup dalam persembunyian.” Kata Tuan Yang yakin
“Bagaimana
cara Ayah memperbaiki ini?” tanya Jung Kook penasaran
“Meski
kamu hidup sebagai pelayan, akan lebih baik tinggal di wastu, bukan? Bagaimana
jika kau masuk rumah sakit untuk sementara?” ucap Tuan Yang. Jung Kook bingung
Jung Kook
minum soju sendirian diwarung tenda, teringat kembali ucapan kakaknya.
Flash Back
“Bagaimana
jika ada orang yang tenar sepertimu masuk ke rumah sakit? Setiap hari para
reporter akan membanjiri rumah sakit. Dengan begitu Park Hoo Ja tidak akan bisa
menyentuhmu. Siapa yang akan menyakiti anggota dewan yang sedang dirawat?” ucap
Tuan Yang yakin
“Tapi aku
tidak punya alasan untuk dirawat di rumah sakit.” Kata Jung Kook
“Kita
bisa menciptakan alasan. Lima juta orang hidup di negara kecil ini. Apa susahnya
membuat sebuah alasan? Ada berbagai kasus, kecelakaan, dan situasi. Mudah saja
membuat sebuah alasan. Ada alasan negara ini disebut Korea yang Dinamis. Negara
kita... Kau tahu... Itu.” Tegas Tuan Yang.
“Jadi,
aku harus bagaimana? Apa aku harus melompat ke depan mobil seperti orang gila?
Tapi aku harus dirawat jika tertabrak mobil. Rasanya pasti sakit, kan?” kata
Jung Kook.
Akhirnya
Jung Kook baru saja selesai minum lalu menelp ayahnya memberitahu kalau akan melakukan
sekarang.Tuan Yang berpesan agar anaknya berHati-hati Tapi jangan terlalu
hati-hati. Saat itu dirumah Tuan Yang sedang menonton acara Fauna seperti
menceritakan keadaan Jung Kook.
“Seekor
gazel thomson menuruni bukit. Dia melakukan itu agar tidak menjadi santapan
singa. Gazel itu tahu bahwa sebuah bukit menanti dia jika dia terus berlari ke
arah sana. Tapi dia tidak punya pilihan karena singa yang kejam tengah memburu
gazel tersebut.”
“Gazel
yang panik itu menambah kecepatan. Seekor gazel dapat berlari dengan kecepatan
80 km per jam. Dia adalah hewan tercepat kedua di Afrika. Singa itu tidak dapat
mengejar gazel. Tampaknya gazel tersebut bisa lolos dari singa. Tapi gazel itu
melupakan fakta bahwa seekor singa berburu dengan kebanggaan.”
“Seekor
singa bersembunyi di balik pohon, muncul, dan menyerang gazel tersebut. Dia
berontak, tapi itu percuma. Gazel tersebut menjadi santapan sang Singa.”
Jung Kook
sudah siap siap menabrakan dirinya, tapi malah terjatuh di trotoar. Tuan Choi
dan anak buahnya berhasil menemukan Jung Kook lalu mengejek kalau lebih baik melompat
di hadapan kereta dan mati saja. Akhirnya Jung Kook langsung ditutup wajahnya
dengan kain.
Jung Kook
akhirnya kelepaskan penutup wajahnya, Tuan Choi memberitahu kalau Pimpinan
sudah menunggu. Jung Kook melihat sekeliling lalu mengeluh kalau kainyang
dipakai Tuan Choi itu harus segera dicuci karena sangat bau. Tuan Choi mengeluh
kalau Jung Kook sangat Kurang ajar.
Jung Kook
melihat Hoo Ja terlihat sangat lahap makan sup datang dan buru-buru akan kabur,
tapi akhirnya kembali menyapa Hoo Ja kalau sudah tiba. Hoo Ja terdiam dan
kembali makan. Akhirnya Jung Kook yang mulai berbicara.
“Soal
kejadian kemarin, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya menangani keluhan
warga, tapi masalah seperti ini menjadi berita.” Jelas Jung Kook
“ Apa kau
pernah melakukan sesuatu yang kusukai?” sindir Hoo Ja lalu menyuruh Jung Kook
untuk duduk. Jung Kook pun menurut.
“Kau
tidak akan ada di sini jika tertangkap beberapa jam yang lalu. Waktu telah
menyelamatkanmu. Para anggota dewan yang telah mengundurkan diri kemarin akan
membatalkan pengunduran diri mereka. Partai Minjin dan Nasional menyepakati hal
itu.” Jelas Hoo Ja. Jung Kook kaget mendengarnya.
“Mereka
sendiri yang bilang akan mundur. Kenapa?” tanya Jung Kook heran.
“Para
anggota dewan berebut soal menambah makanan, tapi mereka tidak akan mengambil
makanan orang lain. Mereka bekerja sama dengan baik saat persediaan makanan
mereka yang dipertaruhkan.” Jelas Hoo Ja.
Flash Back
Di restoran,
Tuan Kim sedang minum dengan anggot dewan lainya yang terlibat korupsi. Ia lalu membahas kalau mereka itu tidak akan
menerima pengunduran diri para dewan. Si ketua hanya bisa tertawa. Tuan Kim
meminta agar Jangan tertawa dan beri tahu saja. Si pria menganguk setuju.
“Ketua
kita mungkin dari partai yang berbeda, tapi kita memiliki hati yang sama.” Ucap
Tuan Kim memuji, Si pria pikir kalau mereka itu rekan sejati.
“Apa pun
yang terjadi, ini kabar baik untukku, tapi... Tapi para anggota dewan hanya mementingkan
diri sendiri rasanya sedikit... Aku tidak mengerti.” Ungkap Jung Kook binggung.
“Politik
memang seperti itu. Orang bodoh sepertimu tidak perlu mengerti. Ada sesuatu
yang harus kau kerjakan. Aku akan memberitahumu begitu Anggota Dewan Kim tiba...”
kata Hoo Ja
Joo Myung
datang langsung mengumpat Jung Kook itu bodoh,
Hoo Ja pikir Joo Myung yang menyuruh Jung Kook melakukan itu. Joo Myung
mencoba menyangkal kalau sudah menyuruhnya. Hoo Ja tahu kalau Joo Myung
mengatakan Jung Kookk tidak masalah jikamenyelesaikan keluhan warga.
“Apa Kau
memberi tahu dia?” tuduh Joo Myung marah, Jung Kook mengelengkan kepala.
“Pemilik
restoran yang memberitahuku... Dia teman baikku. Aku juga memberinya keuntungan
besar.” Ucap Hoo Ja. Si bibi yang sudah tua melihat dari kejauhan. Joo Myung
mengumpat marah.
“Apa Kau
mengabaikan perlindungan selama 20 tahun demi uang?” keluh Joo Myung. Jung Kook
mengajak Joo Myung untuk cari restoran lain. Joo Myung menyuruh untuk diam
saja.
“Uang
akan membuat orang mengabaikan keluarga mereka, jadi, berhenti bersikap
kekanak-kanakan. Aku ingin kau mengerjakan sesuatu bersama dia. Itulah alasanmu
ada di sini.” Ucap Hoo Ja. Joo Myung mengerti.
“Aku tahu
kau tidak memanggilku untuk memberi hadiah. Aku bahkan tidak punya tenaga untuk
mengeluh dan menolak, jadi, katakan saja. Apa? Apa yang harus kukerjakan? Aku
menghargai privasimu. Tapi kita tidak boleh mengekang Jung Gook.” ucap Joo
Myung
Hoo Ja
minum soju teringat yang dikatakan Tuan Kim, “Lagi pula semua orang tahu dia
orang suruhanmu. Jadi, kenapa kau sembunyikan? Kita ini rekan. Kita berbagi tujuan
yang sama. Kita menginginkan hal yang sama.” Tegas Tuan Kim
“Baik.
Pinjamkan Jung Gook kepadaku. Lalu masalah kita akan selesai. Sidang konfirmasi
untuk Menteri Perekonomian dan Keuangan akan segera digelar.” Ucap Tuan Kim.
Hoo Ja
meminta Joo Myung untuk mempersiapkan Jong Kook
dengan baik untuk menghadiri persidangan menurutnya Jung Kook itu
mewarisi semua peran Joo Myung. Joo
Myung ingin tahu alasan Hoo Ja menginginkan dia berada dalam komite.
“Untuk
menembak dia. Jung Gook terkenal di kalangan masyarakat. Kita akan memanfaatkan
dia untuk menembak dari garis depan. Lalu kita akan mendukung dia dan menembak
dari belakang. Lalu akan timbul perdebatan mengenai calon menteri.” Ucap Tuan
Kim memberikan alasan.
“Karena
Jika kita menggunakan rakyat untuk menekan Partai Minjin... Kata Hoo Ja
memberikan alasan yang berbeda.
“Mereka
akan ketakutan. Ketua mereka mendukung Kim Chae Jin.” Ucap Joo Myung. Jong Kook
binggung apa yang mereka bicarkan itu.
“Partai
Nasional akan mengatakan bahwa mereka tidak peduli siapa yang mendukung calon.”
Kata Hoo Ja
"Jika kau terus menunda rapat umum, kami
akan terus mendesak hingga presiden menarik pencalonan. Kami akan mengincar
semua orang dalam kehidupan Kim Chae Jin dan menghancurkan reputasinya agar
bisa dijatuhkan. Jika kau ingin menjadikan dia sebagai menteri, kabulkan setiap
permintaan Partai Nasional..."kata Tuan Kim mengebu-gebu.
"Dan
segera adakan rapat umum." Lalu apa yang akan terjadi?” kata Hoo Ja.
“Partai
Minjin tidak punya pilihan selain mengikutinya.” Ucap Tuan Kim.
Jung Kook
berpikir kalau hanya dirinya yang tak paham, Hoo Ja tak peduli menjelaskan Maka mosi untuk
mencabut pengaturan suku bunga... Tuan Kim yakin kalau akan segera diloloskan
dengan bangga kalau itu ide yang bagus.
Ia mengaku saat sedang membawa sampah daur ulang dan terpikirkan ide
itu.
“Mau tahu
sebuah rahasia? Aku seorang genius.” Ucap Tuan Kim bangga. Hoo Ja mengingat
ucapan Tuan Kim memilih untuk minum soju.
“Kim Chae
Jin, calon Menteri Perekonomian dan
Keuangan. Buat dia tampak baik di persidangan. Persiapkan dia dengan baik dan
pastikan dia menekankan semua kelemahan Kim Chae Jin. Mengutuk seseorang, menyerang,
dan mencari kelemahan adalah keahlianmu. Mari kita lihat kemampuanmu.” Ucap Hoo
Ja lalu melangkah pergi
“Kapan kau
akan menjelaskan semua ini kepadaku?” keluh Jung Kook masih bingung.
Mi Young
dan ibunya berlatih taekwondo bersama, Ibunya
bisa membanting tubuh Mi Young lalu MiYoung bertanya kondisi Sang Jin
karena Dia tidak menjawab teleponnya. Nyonya Kim mengaku Bukan hanya telepon Mi
Young saja tapi Teleponnya juga tidak
dijawab.
“Sepertinya
dia butuh waktu untuk melalui ini” komentar Mi Young
“Dia akan
menelepon lebih dahulu saat sudah siap. Tunggu saja sampai saat itu.” Kata
Nyonya Kim. Mi Young menganguk mengerti.
“Hei. Markas
pusat menanyakan soal kau.” Ucap Nyonya Kim. Mi Young bertanya apakah soal
kasus penipuan itu
“Benar.
Mereka suka caramu menangani kasus. Apa kau akan ke markas pusat?” tanya Nyonya
Kim
“Aku suka
di sini. Masih ada yang harus kulakukan. Aku harus menangkap Park Hoo Ja.” Kata
Mi Young.
Nyonya
Kim kaget, Mi Young mengambil kesempatan dan langsung membanting tubuh ibunya.
Nyonya Kim hanya bisa menghela nafas. Mi Young meminta ibunya segara bangun dan
menyerangnya, keduanya kembali saling beradu.
“Untuk
apa kau mengincar Park Hoo Ja lagi?” kata Nyonya Kim. Mi Young menegaskan kalau
Hoo Ja itu adalah orang jahat.
“Apa Kau
tidak akan berbuat ceroboh?” tanya Nyonya Kim, Mi Young yakin kalau Kali ini akan mendapatkan dia.
“Bagus.
Pastikan kau tidak menimbulkan masalah bagi Jung Gook...” ucap Nyonya Kim lalu
mengeluh anaknya yang mencakar tanganya.
“Hei. Kau
sedang berlatih judo, bukan mencakar lawan.” Keluh Nyonya Kim. Mi Young
menanyakan keadaan ibunya.
Nyonya
Kim mengeluh karena tanganya yang berdarah,
Mi Young ingin melihat tangan ibunya, tapi Nyonya Kim hanya berpura-pura
dan langsung membanting anaknya, sambil memperingatkan agar jangan lengah
seperti ini lagi.
“Kau
harus Berpikir dengan jernih saat menangkap dia. Mengerti? Kita akan meringkus
dia dan menangkap Park Hoo Ja.” Tegas Nyonya Kim.
Mi Young
memperlihatkan foto diatas meja, pasti tahu kalau itu adalah Choi pil Joo dan
mengajak agar mereka bisa menciptakan masalah antara Tuan Choi dan Park Hoo Ja menggiring kepada kita.
“Dia
tidak akan keluar hanya karena kita memancingnya. Kita bisa dibodohi lagi
seperti sebelumnya.” Ucap Detektif Lee.
“Kita
memiliki rencana untuk mencegah hal itu. Choi Pil Joo memiliki bisnis, bukan? Apa
bisnisnya?” kata Mi Young
“Namanya
"The Godfather". Itu seperti anak perusahaan Baekkyung. Apa kau Tahu
debitur yang menolak untuk bayar?” ucap Detektif Koo
Disebuah
ruangan, Tuan Choi menerima uang dari seorang pria dengan jumlah yang besar.
“Mereka
mendapatkan nama, dan menggunakan cara ilegal untuk menagih seperti kekerasan, intimidasi,
dan cara lainnya. Ketika debitur membayar, mereka mengambil potongan hingga 30
persen.” Jelas Detektif Koo
“Jadi,
mereka memberikan sebesar 70 persen uang yang mereka kumpulkan secara ilegal ke
Park Hoo Ja” ucap Jung Kook. Detektif Koo membenarkan.
Mi Young
pikir itu bagus dan mengajak untuk segera melakukanya memberitahu tugas pada
Detektif Lee agar menemui Park Hoo Ja. Detektif Lee mengeluh kenapa harus
dirinya. Mi Young mengingatkan kalau Detektif Lee setuju untuk membantu karena menutup kasus suap jadi Ini
kesempatannya.
“Tidak...
Menurutku, ini terlalu cepat. Aku masih belum siap. Aku butuh waktu lagi. Satu
bulan? Tidak... Enam bulan. Lebih lama lebih baik. Ini seperti "Watching a
Sad Movie".” Kata Detektif Lee, Mi Young mengerti kalau Detektif Lee yang
menolak.
“Sudah
kukatakan dia pantas membusuk dipenjara.” Kata Detektif Koo, Detektif Koo
mengeluh agar jangan seperti itu.
“Aku akan
mengunjungi Internal Affairs. Aku harus melaporkan korup yang menerima suap.”
Kata Detektif Na,
Detektif
Lee panik memanggil juniornya, Mi Young
pikir akan ke kantor kepala dan Akan mengadukan seorang detektif di timnya
menerima suap jadi butuh pengganti. Detektif Lee langsung berdiri mengaku siap.
“Kenapa
aku setuju secepat ini? Aku berangkat sekarang? Aku harus bilang apa, Bu?” ucap
Detektif Lee binggung.
Detektif
Lee akhirnya datang ke tempat Hoo Ja terlihat gemetar, Hoo Ja menyuruh Detektif
Lee untuk duduk, serta bersikap Santai seperti biasa saja saat bertemu dengan
Park Hoo Ja. Detektif Lee mencoba untuk tenang.
“Kenapa
kau gugup sekali? Bahkan tanganmu sampai gemetar.” Sindir Hoo Ja
“Apa?
Tadi malam aku terlalu banyak minum... Ya, benar. Aku... Tubuhku menjadi sangat
lemah belakangan ini.. Aku berencana minum tonik tapi Ibu bilang, "Jika
kau salah minum tonik, kondisimu bisa makin buruk." Dia memintaku untuk
memilih dengan bijak. Jadi, aku bertengkar dengannya. Lalu Ibuku menangis dan
aku gemetar. Karena itu...” ucap Detektif Lee dan dihentikan oleh Hoo Ja.
“Karena...
Karena itu... Omong-omong, alasan aku ingin bertemu karena aku mendengar
sesuatu belum lama ini. Jadi, aku ke sini untuk memberi tahu soal itu.” Ucap
Detektif Lee
“Lanjutkan...
Aku penasaran. Tentang apa?” kata Hoo Ja, Detektif Lee tiba-tiba mendekat. Hoo
Ja panik melihatnya.
“Apa Kau tahu
pria yang bekerja untukmu? Choi Pil Joo. Kudengar dia sedikit ikut campur dalam
urusanmu tanpa sepengetahuanmu. Apa bisa diKatakan kepada dia Choi Pil Joo
menggelapkan uangnya? Tapi Kenapa?” ucap Detektif Lee.
Flash Back
Mi Young
menegaskan kalau memang Tuan Choi itu melakukan itu. Detektif Lee mengeluh Dari
mana Mi Young bisa tahu. Mi Young pikir Jika ia mempercayakan kucing untuk
menjaga ikan, bagaimana mungkin dia tidak akan mencicipinya.
“Baik
satu sen atau satu dolar, dia jelas-jelas menggelapkan uang Park Hoo Ja.” Jelas
Mi Young menyakinkan.
“Jika kau
ke kantornya dan memeriksa buku kasnya, maka kau akan lihat sendiri.” Kata
Detektif Lee mencoba menyakinan
“Menurutmu
apa yang akan dia lakukan?” kata Mi Young yakin dengan rencana mereka.
Gwi Nam
melihat buku kas kalau Tahun lalu mereka kurang 30.000 dolar pada kuartal
keempat, dan 20.000 dolar pada kuartal pertama tahun ini. Hoo Ja menatap dingin
dengan Tuan Choi membuat hanya bisa tertunduk diam.
“Di dalam
film-film, saat bos geng membunuh tangan
kanannya, dia bertanya, "Sudah berapa lama kita bekerja sama?" Aku
benci kalimat itu. Itu terdengar angkuh dan berlebihan. Tapi sekarang aku
berada di posisi yang sama, aku juga ingin tahu hal yang sama. Sudah berapa
lama kita bekerja sama?” ucap Hoo Ja
“Lebih
dari tiga tahun.” Kata Tuan Choi. Hoo Ja pun mengulang kalau sudah Tiga tahun.
“Apa ini
terjadi karena kerja sama kita sudah terlalu lama Atau ini terjadi karena kerja
sama kita terlalu sebentar? Aku sama sekali tidak tahu.” Kata Hoo Ja. Tuan Choi
ketakutan tertunduk meminta maaf.
“Sejak
awal tidak semestinya kau melakukan ini. Jika kau meminta maaf setelah
melakukan sesuatu, maka kau tidak menyesal. Kau meremehkanku.” Ucap Hoo Ja.
Tuan Choi kembali meminta maaf.
“Karena
jumlahnya hanya sedikit, aku akan mengabaikan ini. Tapi kau tahu sedikit
perubahan bisa berakibat besar, bukan? Jika kau mengulangi ini,maka aku akan
membunuhmu.” Ucap Hoo Ja. Tuan Chi menganguk mengerti.
Hoo Ja
keluar gedung menelp Detektif Lee bertanya pakah bisa bicara. Detektif Lee
mempersilahkan dengan suara gugup. Hoo Ja mengaku kalau yang dikatakan Detektif
Lee itu benar kalau Tuan Choi memang menggelapkan uang.
“Omong-omong,
terima kasih untuk informasi bagusnya. Segera mampir ke kantor. Aku akan
membalas ini.” Kata Hoo Ja
“Tidak
perlu... Tidak apa-apa... Anggap ini bukti kesetiaanku.” Ucap Detektif Lee. Hoo
Ja tak percaya mendengar Kesetiaan
“Aku suka
hubungan kita... Mari kita jaga hubungan baik ini.” Kata Hoo Ja. Detektif Lee
mengerti berpesan agar Hoo Ja Hati-hati di jalan.
“Penampilan
dia seperti berandalan, tapi dia menepati janji.” Komentar Hoo Ja setelah
menutup telpnya lalu meyuruh Gwi Nam untuk pergi ke kantor.
Detektif
Na melihat dari sisi jalan mobil Hoo Ja yang pergi. lalu berkomentar kalau Hoo
Ja bisa memakan umpannya. Mi Young pun merasa lega melihatnya lalu menyusun
rencana mereka harus mundur untuk beberapa waktu lalu melanjutkan ke langkah
berikutnya.
Joo Myung
marah-marah di telp kalau merkea member i sedikit data dan menolak permintaan
berkas darinya, hanya ada Kumpulan aset,
pajak, catatan layanan militer dan catatan kejahatan menurutnya Ini tidak cukup
untuk sidang konfirmasi.
“Paling
tidak berikan aku catatan pelanggaran lalu lintas atau keuntungan dan kerugian
dari investasi asing...”ucap Joo Myung dan tersadar kalau ponselnya sudah tutup
lalu mengumpat marah.
“Apa Mereka
tidak mau memberi kita lebih banyak data?”tanya Jung Kook.
“Mereka
sama sekali tidak punya rasa hormat. Aku belum pernah menemui orang sekasar ini
sebelumnya. Berani sekali dia menutup telepon dari anggota dewan.”kata Joo
Myung marah
“Kau
bukan anggota dewan. Kau sudah dipecat.” Kata Wang Goo, Joo Myung ingin memukul
tapi Wang Goo bisa menghindar, sayangnya Joo Myung bisa memukul dengan benar.
“Aku
bertanya karena tidak tahu. Untuk apa kita butuh lebih banyak berkas?” tanya
Charles bingung.
“Itu
adalah persenjataan terbaik. Seperti penjualan dan pembelian properti.” Kata
Joo Myung
“Begitu
rupanya. Jika memang penting, apa perlu aku mencurinya? Aku ini cukup cekatan.
Tenagaku besar.” Kata Charles. Joo Myung mengeluh kalau Charles akan berakhir
di penjara..”
“Mencuri
bukan jalan yang tepat Kenapa tidak kita palsukan saja? Aku hebat dalam
memalsukan dokumen-dokumen resmi. Segel terdaftar dan sertifikat. Aku bisa
membuat itu semua.” Ucap Seung Yi bangga.
“Lakukan.
Lakukan dan masuk ke penjara. Tapi Tidak masalah jika kita mendapatkan
informasi diam-diam selama dia tidak tahu, kan? Meretas surel mereka dan
mencuri data saja.” Ucap Jung Kook
“Kenapa
saran yang kalian berikan berupa mencuri, memalsukan, dan meretas? Apa konsep
legalitas tidak ada dalam kepala kalian?” keluh Seung Yi
“Kau baru
saja mencoba cara yang legal. Tapi kau ditolak. Aku kenal peretas yang andal Pasti
aman jika melalui dia. Kita tidak akan ketahuan.” Ucap Jung Kook menyakinkan
“Tetap
saja meretas ponsel orang termasuk kejahatan... Apa benar aman? Apa Kita tidak
akan tertangkap?” ucap Joo Myung. Jung Kook menegaskan tak akan mungkin
ketahuan.
“Apa kau
yakin?” kata Joo Myung masih tak percaya. Jung Kook yakin kalau orang ini sama sekali belum pernah tertangkap dalam hal
meretas selama hidupnya.
Mi Jin
datang dengan Ha Roo menegaskan kalau
Yang lain sudah mendengar, tapi akan kuulangi sebagai acuan, yaitu Biaya pokok mencakup lima halaman dan setelah
itu biaya tambahan dan Setelah pukul 18.00 masuk lembur.
“Biayanya
300 dolar per jam. Lewat tengah malam, digandakan menjadi 600 dolar per jam.
Itulah biayanya. Jika tandanya tidak sesuai dengan tautan, maka aku harus
menciptakan program lain, jadi, biayanya akan tambah. Masing-masing seribu
dolar. Jadi, jika tandanya tidak terpancing, maka kau yang akan membayar.”
Jelas Mi Jin.
“Bagaimana
bisa kau bicara soal uang sebelum memulai?” keluh Joo Myung kesal
“Aku ke
sini untuk menghasilkan uang, jadi, aku harus bicara soal uang. Apa aku salah?”
balas Mi Jin.
Tiba-tiba
Wang Goo yang melihat Mi Jin langsung mengungkapkan kalau sangat mencintainya
juga. Mi Jin mengumpat Wang Goo itu sudah gila.
Seung Yi marah karena mengejek Wang Goo dan menegaskan kalau Jangan sentuh pria miliknya. Mi Jin tak
percaya Seung Yi mengatakan hal itu.
“Berhenti...
Hentikan perselisihan tidak berguna ini... Kirim pesan phishing ke nomor ini...
Kita harus meretas surel Kim Chae Jin... Cepat Segera lakukan.” Kata Jung Kook
pada sang adik.
Mi Jin
sibuk dengan laptopnya, Joo Myung masuk ruangan kaget melihat anak buahnya memakai
masker dalam ruangan. Charles
memberitahu aklau Tadi malam mereka
kebanyakan minum. Jadi mereka sedang melembapkan kulit. Wang Goo merasa
Kulitnya seperti saat SMP.
“Apa Kau
mau juga?”ucap Seung Yi menawarkan, Joo
Myung mengeluh karena tak membutuhkanya.
“Hei. Apa
Masih belum?” tanya Joo Myung tak sabaran, Mi Jin meminta agar menunggu
sebentar lalu memberitahu kalau sudah selesai berkumpul didepan laptop.
“Apa Perlu
aku kirim sekarang?” tanya Mi Jin, Joo Myung menyuruh agar segera mengirimkanya.
Ha Roo pun menekan enter.
Tuan Kim
membuka ponselnya karena ada pesan masuk "Identitas Seksual Calon Menteri
K" Mi Jin mengeluh karena Tuan Kim yang
tidak memeriksanya dan berpikir sebaiknya kirim yang lain dan
memberitahu kalau Biaya tambahannya seribu dolar.
Joo Myung
mengeluh mendengarnya, Jung Kook
berharap agar Tuan Kim segara menekan Klik tautan itu. Akhirnya Tuan Kim pun menekannya padahal
sudah ada tanda peringatkan "Membuka tautan tidak terverifikasi bisa
berbahaya"
Saat itu
juga semua data yang dimiliki oleh Tuan Kim bisa bisa berpindah ke laptop Mi
Jin, semua berteriak gembira. Joo Myung tak percaya melihatnya dan meminta Izinkan untuk menggunakan ini suatu saat. Mi Jin pun memperbolehkan selama membayarnya.
Akhirnya
Jung Kook bisa melihat "Daftar properti Kim Chae Jin" lalu mengeluh
tak percaya kalau Kim Chae Jin memang biadab karean Tahun lalu dia membeli
lahan pertanian, dan itu dibangun menjadi kompleks apartemen.
“Dia
pernah membeli dolar Amerika dan mengambil keuntungan dari valas sebelum nilai
tukarnya naik. Saat dia menjual tanah, mereka memasang harga jual palsu dan
terhindar dari pajak keuntungan. Dia penipu sejati. Dia lebih buruk dari aku
dalam beberapa hal. Apa aku boleh mengungkap ini di sidang konfirmasi?” kata
Jung Kook.
“Ya,
silakan saja.. Itu tujuan diadakan sidang.” Kata Joo Myung. Jung Kook pikir
Ketua Park memberikan tugas yang sempurna.
“Kim Chae
Jin akan habis... Bagaimana bisa orang seperti dia menjadi menteri? Apa yang
dipikirkan Partai Minjin? Masih banyak orang yang lebih baik. Ditambah lagi,
dia dari Partai Nasional. Dia pindah partai dan menjadi seorang calon menteri.
Dan Partai Nasional mencoba menjatuhkan calon yang pernah menjadi anggota
mereka. Dunia politik itu sangat kacau.” Keluh Jung Kook
“Politik
memang seperti itu. Jika kau butuhkan, maka kau akan mengganti semua hal
kecuali orang tua. Hari ini kita minum dan tertawa bersama, tapi saling tusuk
keesokan harinya. Bukankah sudah saatnya kau mengerti soal politik? Kau sudah
bekerja keras selama kampanye. Sekarang kau sudah menjadi seorang anggota
dewan.” Ucap Joo Myung
“Aku
mengatakan ini karena makin banyak pelajaran, makin sedikit yang kupahami. Jika
aku paham sedikit, aku akan lebih banyak belajar, lebih baik jika tidak paham.
Aku tidak paham politik dan tidak berencana untuk paham. Aku akan bekerja
dengan caraku sendiri. Lagi pula, begitu caraku bisa terpilih.” Kata Jung Kook
lalu saat itu Hoo Ja menelpnya.
Jung Kook datang ke ruangan Hoo Ja mendengar seseorang bicara, bertanya Apa mereka sudah selesai sekarang dan memuji pria itu sangat gesit seperti biasa. Si pria pikir padahal baru akan membicarakan itu tapi Partai Minjin menelepon.
Akhirnya
Jung Kook masuk ruangan, Hoo Ja berkomentar kalau Jung Kook datang lebih cepat
dan terlihat Tuan Kim sudah ada di dalam ruangan.
Bersambung
ke Episode 28
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar