PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Choi
terlihat pasrah memberikan pernyataan. Detektif Na pikir kalau pasti menyenangkan
karena bicara tanpa dipukul. Detektif Lee memastikan tak masalah dan memuji
Tuan Choi yang sudah Kerja bagus.
Joo Hyuk
menelp Hoo Ja memberitahu kalau tidak
mendengar detail soal cara mereka menangkap Tuan Choi tapi merasa yakin kalau Pak
Choi ditangkap Tim Tiga. Hoo Ja kaget mendengar nama Tim Tiga dan yakin itu timnya Kim Mi Young.
Hoo Ja
heran karena Lee Dal Shik tidak memberitahunya setelah Joo Hyuk menutup telp.
Gwi Nam bertanya apakah Kim Mi Young menangkap Pak Choi. Hoo Ja merasa kalau
punya firasat buruk. Gwi Nam pkir Mungkin Kim Mi Young memanfaatkan Lee Dal
Shik untuk melawan mereka.
“Untuk
menangkap Pak Choi agar mendapatkan kita.” Kata Gwi Nam, Hoo Ja juga berpikir
seperti itu dan menurutnya Ini pernah terjadi.
“Aku rasa
begitu... Menurutmu, Pak Choi akan bicara sejauh apa? Kita harus tahu mereka
akan menyerang dengan apa... Agar kita bisa bersiap.” Kata Gwi Nam panik.
“Tunggu...
Jangan mencemaskan soal yang akan dikatakan Pak Choi, tapi kita harus
mencemaskan soal apa yang akan kita temukan. Mari kita gunakan magnet sekali
lagi. Seseorang yang sangat miskin.” Kata Hoo Ja penuh rencana.
Detektif
Koo memberitahu Pernyataan lain sesuai dengan temuan meraka saat menggeledah
kantor Tuan Choi ebelumnya. Dan ia mengetahui kalau Ada satu hal penting, ada
sebuah brankas di ruangan Hoo Ja. Hoo Ja memiliki brangkas di balik rak bukunya.
“Itu
menjelaskan suap yang dia pakai untuk membayar para politikus, pemalsuan
akuntansi, dan semuanya. Jika kita mendapatkan itu, menurutku, semua akan
selesai.” Jelas Detektif Koo
“Sebuah
brankas? Kita harus bergerak cepat sebelum dia tahu. Kita siapkan surat
penggeledahan.” Perintah Mi Young. Semua mengerti, saat itu Detektif Koo pamit
pergi karena harus mengangkat telp.
Detektif
Koo seperti diminta istrinya untuk datang, lalu saat masuk ruangan mengeluh
pada istrinya yang pindah kamar dan ingin tahu kapan mendapat uang untuk...
lalu terhenti karena melihat Hoo Ja sudah ada dalam ruangan.
“Apa yang
kau lakukan?” kata Detektif Koo melihat Hoo Ja ada diruangannya.
“Kenapa
kau menempatkan anak yang sakit di kamar enam orang? Coba Lihat. Ruangan ini
bagus dan besar.” Komentar Hoo Ja. Detekif Koo mengeluh bercanda Hoo Ja itu
keterlaluan.
“Aku tahu
kamu harus segera kembali, jadi, aku langsung saja. Timmu menangkap Pak Choi,
bukan? Aku tahu segalanya. Jadi Itu alasanku di sini. Cukup beri tahu aku hal
apa yang kalian incar menggunakan informasi dari Pak Choi. Lalu aku akan
memberimu semua uang yang kubawa.” Kata Hoo Ja.
“Aku
tidak mau uang kotormu. Kami cukup bisa bertahan. Jadi Kembalikan uangnya.”
Kata Detektif Koo melihat uang dalam tas yang banyak. Istrinya memohon pada
suaminya.
“Apa yang
kau lakukan? Kembalikan uang itu kepadanya.” Keluh Detektif Koo pada istrinya.
“Kurasa
upahmu cukup untuk bertahan sendiri. Istrimu tidak sependapat.” Komentar Hoo
Ja. Detektif Koo mengumpat marah menyuruh Hoo Ja diam.
“Baiklah.
Aku yang akan mengembalikannya.” Kata Detektif Koo menolak dengan tegas.
“Kita
terima saja uang ini.” Kata Istri Detektif Koo, Detektif Koo tak percaya
istrinay mengatakan hal itu.
“Kita
terima saja uang ini. Dia memberikan uang ini secara cuma-cuma.” Pinta
istrinya.
Detektif
Koo mengeluh karena Hoo Ja itu tidak memberikan tapi uang suap jadi meminta
agar mengembalikanya. Hoo Ja tetap meminta agar suaminya bisa menerimanya. Hoo
Ja pikir kalau Upah detektif Koo itu cukup untuk bertahan.
“Apa kau
sadar betapa egoisnya itu? Anakmu sedang sakit. Jadi, kenapa kau puas hanya
dengan bertahan? Seharusnya kau hidup lebih baik.” Kata Hoo Ja. Detektif Koo
menyuruh Hoo Ja untuk tetap diam.
“Lepas.
Apa kamu ingin melihatku masuk penjara?” kata Detektif Koo melihat istrinya
yang menahan agar tak mengembalikan uang.
“Dia
mengatakan apa keinginannya. Dia tidak meminta banyak darimu. Jika kau memberi
tahu dia rencana letnanmu, maka dia akan memberikan seluruh uang dalam tas ini.
Katakan saja. Kumohon?” ucap Ji Yeon.
Detektif
Koo berteriak marah, saat itu anaknya bangun memanggil sang ayah.
Detektif
Koo terdiam melihat timnya sedang membahas tentang strategi penangkapan Hoo Ja.
Flash Back
Ia
memberitahu Hoo Ja kalau mereka akan
menggeledah Baekkyung Capital dalam beberapa hari Dan Tim mereak akan
mengosongkan brankasnya. Hoo Ja mengerti lalu membuka brangkasnya dan menyuruh
Gwi Nam Hancurkan setelah menyalin di komputer.
Detektif
Koo bertemu dengan Jung Kook di pinggir sungai Han. Jung Kook mengeluh Detektif
Koo yang memberitahukan hal ini. Detektif Koo meminta agar Jung Kook
memperbaikinya. Menurutnya mereka tidak akan mendapatkan apa pun jika
menggeledah kantornya sekarang.
“Park Hoo
Ja akan membalas habis-habisan. Dia tidak akan bisa bebas dengan skors. Tapi Dia
bisa dipecat.” Kata Detektif Koo
“Jika kau
sangat cemas, sebaiknya kau jujur kepada dia. "Aku menerima suap dari Park
Hoo Ja dan memberi tahu semuanya, jadi, jangan geledah kantor dia." Katakan
sejujurnya.” Ucap Jung Kook
“Tidak
bisa... Bagaimana jika aku melakukan itu dan dipecat? Bagaimana dengan istri
dan anakku? Aku tidak bisa.” Jelas Detekti Koo
“Dengar.
Jika kamu cemas akan dipecat, seharusnya kau jangan menerima suap itu. Kenapa
kau baru mengaku sekarang? Aku tidak mengerti. Aku salah menilaimu.” Keluh Jung
Kook
“Aku
tahu... Aku tahu dahulu kamu siapa... Kau seorang penipu” ucap Detektif Koo
yang pernah melaporkan pada Ibu Mi Young
“Mereka
bilang dia melakukan berbagai penipuan termasuk skema Ponzi sejak masih remaja.
Katanya dia melakukan hal yang sama saat sudah dewasa. Nama putranya adalah Yang
Jung Gook.” Ucap Detektif Koo pada Nyonya Kim.
Jung Kook
terdiam, Detektif Koo tahu kalau Jung Kook yang dimaksud adalah suami dari Mi
Young lalu memberitahu alasan kalau tetap diam walaupun sudah tahu semuanya
tentang Jung Kook.
“Karena
aku tidak ingin Letnan Kim tersakiti atas ucapanku. Itu alasanku diam saja. Aku
pernah sekali menyelamatkanmu, jadi, kali ini kamu harus menyelamatkanku.” Kata
Detektif Koo memohon
“Lalu Kau
ingin aku bagaimana?” tanya Jung Kook binggung. Detektif Koo meminta agar Jung
Kook menghentikan agar Mi Young tidak menggeledah kantor Hoo Ja karena akan
mendengarkannya.
Mi Young
sedang ada di kantor kaget melihat Jung Kook datang dan tidak menelepon. Jung
Kook pikir mereka bisa pulang bersama. Mi Young mengaku akan kerja lembur dan
menyuruh Jung Kook duduk sambil mengambilkan minum.
Jung Kook
sempat melirik diatas meja berkas
"Denah kantor Park Hoo Ja dan juga letak "Brankas" Mi Young
memberikan minum untuk suaminya, Jung
bertanya apakah Mi Young sibuk. Mi Young mengaku sibuk. Jung Kook
menebak kalau itu Karena Park Hoo Ja.
“Bagaimana
perkembangannya?” tanya Jung Kook penasaran. Mi Young pikir Rasanya kali ini
lancar.
“Aku
tidak akan mengulangi kesalahan seperti terakhir kali.” Kata Mi Young yakin.
Jung Kook memujinya
“Itu
tidak berbahaya, kan?” ucap Jung Kook khawatir, Mi Young saat bersama Jung Kook
berkaat tetap harus melakukannya meski berbahaya.
“Aku
sudah pernah bilang. Meski dalam bahaya, aku sedang melindungi rakyat Itu
sebabnya kita punya polisi seperti aku. Aku harus memenuhi tugas sebagai perwira
polisi.” Ucap Mi Young
“Kau
memenuhi tugasmu dengan sangat baik.
Saat sidang konfirmasi... "Aku tidak bisa menerimamu sebagai
Menteri baru."” Puji Mi Young. Jung Kook mengucapkan Terima kasih.
“Aku
harus menjalankan tugas dan begitu juga denganmu. Tapi Mi Young, apa yang akan
kau lakukan jika tidak bisa menangkap” tanya Jung Kook
“Park Hoo
Ja lagi kali ini? Aku akan menangkap dia lain kali.” KataMi Young. Jung Kook
bertanya Bagaimana jika gagal lagi. Mi Young tetap akan melakukan lagi.
“Jadi, kau
akan terus melakukan itu hingga menangkap dia?” kata Jung Kook. Mi Young
membenarkan.
“Kenapa
kau menanyakan hal yang sudah jelas? Itu tugasku.” Tegas Mi Young. Jung Kook
mengerti
“Aku menanyakan
hal yang sudah jelas... Maaf. Kalau kau sibuk, apa sebaiknya aku pulang?” ucap
Jung Kook lalu pamit pergi keluar dari ruangan.
Jung
Kook menelp seseorang bertanya
keberadaan dan akan segera kesana. Beberapa saat kemudian Jung Kook sudah ada
di ruangan Hoo Ja. Hoo Ja terlihat marah berpikir Jung Kook hanya bicar Omong
kosong karena diminta untuk memaafkan istrinya.
“Aku
bukan Gandhi. Jika sepatu kiriku hilang, apa aku harus memberimu sepatu kananku”
keluh Hoo Ja
“Pimpinan
Park. Aku tidak pernah meminta bantuan seperti ini darimu.” Jelas Jung Kook
“Kenapa
Detektif Koo menemuimu? Apa kau sudah mengenal dia?” tanya Hoo Ja curiga.
“Sekarang
itu tidak penting. Ini masalah Mi Young-ku. Tolong selamatkan dia kali ini
saja. Bahkan jika besok dia datang dan menggeledah kantormu, tidak ada yang
bisa dia gunakan untuk menahanmu.” Ucap Jung Kook
“Baiklah.
..Jadi, kau ingin aku tutup mulut.” Ucap Hoo Ja. Jung Kook meminta agar Mi
Young Jangan meminta mereka untuk memecat Mi Young.
“Kenapa?”
tanya Hoo Ja. Jung Kook memberikan alasan karena memintanya.
“Kau ini
kaki tangan yang tidak sopan. Apa kau pernah menuruti perintahku? Kau tidak
mendengarkanku meski sudah diancam.” Keluh Hoo Ja
“Aku akan
mendengarkan setiap permintaanmu mulai sekarang. Aku akan melakukan semua
perintah tanpa mengeluh.” Kata Jung Kook. Hoo Ja mengeluh kalau semua hanya
Omong kosong.
“Jung
Gook... Sepertinya belakangan ini kau tampak bingung. Aku tidak menciptakan masalah
antara aku dan Kim Mi Young...” kata Hoo Ja lalu melihat pesan masuk
"Dari
Gwi Nam, Pendapatan Kuartal Kedua,Perhitungan Pajak Pendapatan, Total
Pendapatan, 161.263.000 dolar" Lalu Hoo Ja sedikit tegang membacanya dan
akhirnya kembali bicara dengan Jung Kook kalau tidak menciptakan masalah ini.
“Apa aku
yang lebih dahulu mengganggu dia? Istrimu yang menggangguku lebih dahulu.” Ucap
Hoo Ja
“Aku
tahu, tapi...” kata Jung Kook lalu terhenti karena Gwi Nam masuk dengan wajah
panik memberitahu kakaknya.
“Kau
harus ke lantai satu.” Ucap Gwi Nam, Hoo Ja bertanya Apa terjadi sesuatu lagi
lalu bergegas pergi.
Jin Hee
sudah ada di lobby menyindir adik-adiknya yang tidak akan menyambutnya sambil
mengumpat keduanya kurang ajar sekali dan menyuruhnya keluar. Hoo Ja akhirnya datang menanyakan alasan
datang ke kantornya.
“Kakak
datang untuk menemui adik-adik kakak. Kau tidak terlihat sakit atau terluka.
Apa kau siap dipukul hingga hampir mati?” ucap Jin Hee
“Apa
Kakak sungguh mengancamku dengan para cecunguk ini?” ucap Hoo Ja
“Kakak
mengancammu, siapa lagi? Apa Kakak mempertaruhkan nyawa demi ini?” kata Jin Hee
“ Aku
sudah pernah bilang. Aku bukan sebuah bank, aku ini pegadaian.” Tegas Hoo Ja
“Kakak tidak
perlu mempertaruhkan nyawa untuk mengajarkan adik kurang ajar cara sopan
santun. Kau kenal Yang Jung Gook, bukan? Anggota dewan itu. Kakak dengar dia
seorang penipu dan kau yang menjadikan dia sebagai anggota dewan.” Ucap Jin Hee
“Apa
maksud Kakak? Aku tidak mengerti.” Ucap Hoo Ja menyangkal dengan senyuman.
“Kau
berbohong sambil tersenyum seperti yang biasa kau lakukan. Kau mengerti maksud
kakak. Bahkan Kau mengerti semuanya. Pokoknya, kakak akan menjeratmu bersama
dengan Yang Jung Gook dan menjatuhkan kalian berdua. Seorang anggota dewan
penipu dan sponsor lintah darat. Terdengar bagus, bukan? Mangsa yang sempurna.”
Ucap Jin Hee
“Jika
Kakak sudah selesai bicara, silakan pergi. Aku menjadi mual melihat wajah Nomor
Satu Kakak terlalu lama.” Kata Hoo Ja
“Untuk
apa kakak pergi? Ini bukan perusahaanmu. Tapi Ini perusahaan kakak.” Komentar
Jin Hee. Hoo Ja pikir lebih baik dirinya saja yang pergi.
“Aku akan
pergi ke atas. Kakak boleh berjalan-jalan. Belum lama gedung ini kami renovasi.
Tapi suruh mereka pergi. Mereka membuat kotor lantainya.” Ucap Hoo Ja lalu
bergegas pergi.
Hoo Ja
masuk ruangan sambil mengumpat marah,
lalu melihat Jung Kook masih dalam ruangan. Jung Kook pikir pembicaraan
mereka yang belum selesai. Hoo Ja
mengeluh mengakusedang pusing jadi Tidak ada yang bisa dilakukan
“Jika kau
tidak ingin istrimu terluka, jangan sampai dia ke sini. Begitu dia melangkahkan
kaki ke kantorku, maka aku akan pastikan dia dipecat. Aku tidak akan berhenti
hanya dengan skors.” Tegas Hoo Ja
“Jadi
Biarkan aku bernapas sedikit. Kekacauan macam apa ini? Kau dan istrimu
sebaiknya berhenti menggangguku! Apa di masa sebelumnya kita ini musuh?” kata
Hoo Ja mengeluh
“Jangan
seperti itu. Tolong lakukan ini demi aku sekali saja.” Rengek Jung Kook. Hoo Ja
mengerti dan ingin Jung kook untuk pergi.
“Apa
sebaiknya aku berlutut? Apa kau ingin memukulku? Aku akan terima semuanya!” ucap Jung Kook dan
sudah mulai pushup. Hoo Ja menelp penjaga agar menyingkirkan. Akhirnya Jung
Kook dibawa keluar oleh dua pengawal.
Esok
harinya, Mi Young datang dengan timnya, Pengawal langsung menahanya. Mi Young
memperlihatkan surat izin menggeledah jadi diminta bekerja sama dan Jangan
menghalangi. Akhirnya Mi Young berhasil menerobos mask.
“Mereka
sedang naik.” Kata Gwi Nam yang menerima laporan. Hoo Ja pikir mereka harus
menyambut para tamu yang datang.
“Aku juga
sudah menyingkirkan dokumen-dokumen lain, jadi, seharusnya kita aman.” Ucap Gwi
Nam. Hoo Ja memujinya.
“Ada apa
dengan laporan pendapatan? Tidak ada nominal yang sesuai.” Ucap Hoo Ja. Gwi Nam tak mengerti maksudnya.
Saat itu
Hoo Ja masuk ruangan memberithu kalau mereka memiliki izin menggeledah dan tahu
kalau punya brankas di belakang rak buku, jadi meminta untuk dibuka. Hoo Ja mengaku tak ada apa-apa. Mi Young
yakin kalau ada sesuatu didalamnya jadi meminta agar membukanya.
“Apa kau
harus melakukan ini?” keluh Hoo Ja. Mi Young menegaskan aklau ini tugas mereka
jadi agar membuka membukanya sekarang juga.
“Jika kau
terus menolak, kami akan panggil teknisi untuk membukanya.” Ucap Mi Young
mengancam.
“Astaga.
Ternyata benar... Apa kau yakin tidak akan menyesal?”goda Hoo Ja. Mi Young
meminta agar segera membukanya.
“Baik.
Kita selesaikan saja.” Kata Hoo Ja lalu dengan password suaranya menyebut nama
Park Hoo Ja.
Mi Young
melihat isi brangkas, Hoo Ja santai karena semua sudah dipindahkan. Mi Young
tersenyum melihat isi brangkas ada berkas tebal. Hoo Ja melotot kaget
melihatnya.
Flash Back
Jung Kook
pamit pergi dengan istrinya lalu menelp keberadaan temanya dan mengajak mereka
akan melakukan pekerjaan terakhir yaitu tangkap Park Hoo Ja dan selamatkan Mi
Young, serta bejanji Ini penipuan terakhir mereka.
“Apa kau Ingat
mengirim Kang, si Lintah Darat, ke penjara? Kita akan melakukan hal yang sama
persis. Kita akan memalsukan penyuapan dan mengaitkan itu dengan mereka. Kau
mengerti, bukan?” kata Jung Kook
“Pertama,
ambil uang dari Baekkyung Capital.” Kata Jung Kook. Seung Yi mengerti lalu membuat berkas "Sertifikat
Pendapatan , Pendapatan, Total Pajak, Pembayaran Asuransi Anuitas
Nasional" dan memebrikan cap "CEO Park Sung Il, CEO Park Young
Il"
“Konsepnya
pekerja yang mendapat pinjaman... Seung Yi, begitu kau dapat daftar nama itu,
palsukan dokumen-dokumennya. Begitu Seung Yi selesai membuat dokumen-dokumen
itu,Chul Soo, kamu yang menyiapkan konsultasi pinjaman... Lakukan sekaligus.
Mereka mungkin akan curiga.” Jelas Jung Kook
Charles
membagikan berkas dengan Mi Jin dan Seung Yi berpura-pur sebagai peserta. Charles menjelaskan Paling sedikit 10.000 dolar
paling banyak 20.000 dolar dan Makin cepat pinjaman disetujui akan makin baik.
“Kalau
kau bisa, "Aku butuh uang untuk bayar tagihan kesehatan Ayah. Aku harus
bayar biaya kuliah." Beri mereka kisah yang menyedihkan. Itu akan
membantu, mengerti?” ucap Jung Kook
“Mulai! Paling
tidak 80 persen dari pinjaman disetujui Kita butuh paling tidak sebanyak itu.
Dengan begitu kita bisa menjatuhkan Hoo Ja.” Jelas Jung Kook yakin dengan
rencananya.
Seung Yi
terlihat gugup lalu menerima pesan "Permintaan pinjaman disetujui
Baekkyung Capital" Mi Jin tak mau kalah kalau dapat pesan juga, semua
orang yang ada didalam ruangan pun berteriak gembira karena berhasil menerima
pesan.
“Begitu
mendapat uang dari Baekkyung, kita akan mencuci uang itu beberapa kali dan
mengirimkannya ke rekening Kim Nam Hwa.” Kata Jung Kook
Tuan Kim
menerima pesan di ponselnya terlihat binggung,
menerima link berita"Calon Menteri K, siapa nama belakang
dia?" lalu seperti tak percaya.
Jung Kook
menjelaskan Uang Baekkyung Capital yang dipinjamkan akan dikirim ke Kim Nam
Hwa. Ia pun bisa memberika tuduhan Seorang anggota dewan menerima suap jadi bisa
merekam ini dan mencantumkannya Di brankas rahasia Park Hoo Ja.
“Aku
mengerti maksudmu, tapi aku melihat dua kendala. Pertama, bagaimana mendapatkan
kode brankas?” tanya Charles.
“Bagaimana
lagi? Kau tahu keahlian kita.” Ucap Jung Kook dengan sangat yakin.
Hoo Ja
membaca pesan dari Gwi Nam "Perhitungan Pajak Pendapatan" saat Jung
Kook ada diruangan. Dan saat itu Mi Jin sedang melakukan Hack dengan Ha Roo
yang menemaninya.
“Lalu
kedua, brankas itu ada di kantor Park Hoo Ja. Bagaimana kita memasukkannya? Kita
tidak bisa menyuruh dia meninggalkan kantor” ucap Charles.
“Ada
seseorang yang baru kutemui.” Ucap Jung Kook tersenyum karena rencananya pasti
berhasil
Jin Hee
menerima telp dari Jung Kook memuji kalau sudah membuat keputusan yang tepat
dan bertanya apa yang bisa dibantu. Jung Kook tahu kalau Jin Hee itu sangat
marah kepada Park Hoo Ja. Jin Hee pun membuat keributan yang membuat Hoo Ja
meninggalkan ruangan.
“Jika dia
memanggilnya dan memberi aku waktu... Lalu itu bergantung kepadaku. Siapa lagi
yang bisa menyelamatkan Mi Young-ku?” kata Jung Kook yakin
Jung Kook
menelp adiknya bertanya apakah sudah mendapatan kodenya. Mi Jin menyebut 490724 karena Hoo Ja memberi
tahu adiknya tanggal 19 Desember tahun lalu. Jung Kook panik karena Hoo Ja
sudah mengubah kode brankasnya.
“Tenang
dan perhatikan brankasnya... Itu tipe apa?” tanya Mi Jin, Jung Kook binggung
melihatnya.
“Hei, ini
tipe suara! Suara Hoo Ja. Cepat... Rekaman suara. Apa kau merekam percakapan telepon?”
kata Jung Kook. Mi Jin mencoba menemukanya lalu mengirimkan pada kakaknya.
Jung Kook
pun bisa memutarnya didepan brangkas lalu membukanya. Dibalik badannya sudah
ada berkas dan langsung meneruhnya saat itu Hoo Ja datang sambil mengeluh Jung
Kook yang masih ada diruanganya. Jung Kook beralasan kalau Pembicaraan mereka belum
selesai.
Mi Young
tersenyum lebar melihat berkas "Transaksi Rekening Tabungan" Hoo Ja
kaget dan ingin melihat tapi Mi Young
menjauhkanya. Mi Young melihat Hoo Ja
yang mengalirkan dana perusahaan melalui pinjaman palsu dan menyuap anggota
dewan dengan uang ini.
“Apa itu
benar? Pinjaman palsu?” kata Mi Young, Hoo Ja mengelak kalau itu hanya omong
kosong. Gwi Nam ingin melihatnya.
“Berani
sekali kamu menyentuh barang sitaan!” ucap Mi Young, Hoo Ja mengaku tidak
melakukan itu.
“Untuk
apa aku menggunakan pinjaman palsu, untuk menghabiskan uang sendiri? Dan untuk
apa aku menyuap seseorang dengan itu?” kata Hoo Ja
“Kau bisa
menjelaskan semua itu di kantor polisi. Kau akan segera menerima surat
panggilan, jadi, kau harus hadir. Mengerti, Nyonya Park Hoo Ja?” bisik Mi Young
“Kami
menangkapmu. Aku akan membuatmu membusuk di penjara seumur hidup. Kirim surat
panggilan ke Kim Nam Hwa dan larang dia meninggalkan negara.” Perintah Mi
Young, semua anak buah menganguk mengerti.
“Anggota
Dewan, aku menyingkirkan Hoo Ja. Aku ingin mencoba berpolitik dengan benar. Sekarang
aku tidak perlu mencemaskan siapa pun lagi. Hoo Ja sudah tidak ada. Aku akan
menjalankan politik yang ingin kujalankan, politik yang bermanfaat.” Tegas Jung
Kook
“ Kau
akan membantuku, bukan? Ada sesuatu yang harus dilakukan sekarang. “ kata Jung
Kook dengan bekas "Undang-undang Pengaturan Suku Bunga”
Hoo Ja
akhirnya menerima seragam tanahan dari wajahnya terlihat tak ada penyesalan,
setelah mengunakan baju tanahan Hoo Ja akan masuk sel penjara terlihat melirik
sinis seperti memiliki rencana lainya.
Bersambung
ke episode 31
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar