PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 22 Mei 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 30

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Tuan Choi terlihat pasrah memberikan pernyataan. Detektif Na pikir kalau pasti menyenangkan karena bicara tanpa dipukul. Detektif Lee memastikan tak masalah dan memuji Tuan Choi yang sudah Kerja bagus.
Joo Hyuk menelp Hoo Ja memberitahu kalau  tidak mendengar detail soal cara mereka menangkap Tuan Choi tapi merasa yakin kalau Pak Choi ditangkap Tim Tiga. Hoo Ja kaget mendengar nama  Tim Tiga dan yakin itu timnya Kim Mi Young. 

Hoo Ja heran karena Lee Dal Shik tidak memberitahunya setelah Joo Hyuk menutup telp. Gwi Nam bertanya apakah Kim Mi Young menangkap Pak Choi. Hoo Ja merasa kalau punya firasat buruk. Gwi Nam pkir Mungkin Kim Mi Young memanfaatkan Lee Dal Shik untuk melawan mereka.
“Untuk menangkap Pak Choi agar mendapatkan kita.” Kata Gwi Nam, Hoo Ja juga berpikir seperti itu dan menurutnya Ini pernah terjadi.
“Aku rasa begitu... Menurutmu, Pak Choi akan bicara sejauh apa? Kita harus tahu mereka akan menyerang dengan apa... Agar kita bisa bersiap.” Kata Gwi Nam panik.
“Tunggu... Jangan mencemaskan soal yang akan dikatakan Pak Choi, tapi kita harus mencemaskan soal apa yang akan kita temukan. Mari kita gunakan magnet sekali lagi. Seseorang yang sangat miskin.” Kata Hoo Ja penuh rencana. 


Detektif Koo memberitahu Pernyataan lain sesuai dengan temuan meraka saat menggeledah kantor Tuan Choi ebelumnya. Dan ia mengetahui kalau Ada satu hal penting, ada sebuah brankas di ruangan Hoo Ja. Hoo Ja memiliki brangkas di balik rak  bukunya.
“Itu menjelaskan suap yang dia pakai untuk membayar para politikus, pemalsuan akuntansi, dan semuanya. Jika kita mendapatkan itu, menurutku, semua akan selesai.” Jelas Detektif Koo
“Sebuah brankas? Kita harus bergerak cepat sebelum dia tahu. Kita siapkan surat penggeledahan.” Perintah Mi Young. Semua mengerti, saat itu Detektif Koo pamit pergi karena harus mengangkat telp. 

Detektif Koo seperti diminta istrinya untuk datang, lalu saat masuk ruangan mengeluh pada istrinya yang pindah kamar dan ingin tahu kapan mendapat uang untuk... lalu terhenti karena melihat Hoo Ja sudah ada dalam ruangan.
“Apa yang kau lakukan?” kata Detektif Koo melihat Hoo Ja ada diruangannya.
“Kenapa kau menempatkan anak yang sakit di kamar enam orang? Coba Lihat. Ruangan ini bagus dan besar.” Komentar Hoo Ja. Detekif Koo mengeluh bercanda Hoo Ja itu keterlaluan.
“Aku tahu kamu harus segera kembali, jadi, aku langsung saja. Timmu menangkap Pak Choi, bukan? Aku tahu segalanya. Jadi Itu alasanku di sini. Cukup beri tahu aku hal apa yang kalian incar menggunakan informasi dari Pak Choi. Lalu aku akan memberimu semua uang yang kubawa.” Kata Hoo Ja.
“Aku tidak mau uang kotormu. Kami cukup bisa bertahan. Jadi Kembalikan uangnya.” Kata Detektif Koo melihat uang dalam tas yang banyak. Istrinya memohon pada suaminya.
“Apa yang kau lakukan? Kembalikan uang itu kepadanya.” Keluh Detektif Koo pada istrinya.
“Kurasa upahmu cukup untuk bertahan sendiri. Istrimu tidak sependapat.” Komentar Hoo Ja. Detektif Koo mengumpat marah menyuruh Hoo Ja diam.
“Baiklah. Aku yang akan mengembalikannya.” Kata Detektif Koo  menolak dengan tegas.
“Kita terima saja uang ini.” Kata Istri Detektif Koo, Detektif Koo tak percaya istrinay mengatakan hal itu.
“Kita terima saja uang ini. Dia memberikan uang ini secara cuma-cuma.” Pinta istrinya.
Detektif Koo mengeluh karena Hoo Ja itu tidak memberikan tapi uang suap jadi meminta agar mengembalikanya. Hoo Ja tetap meminta agar suaminya bisa menerimanya. Hoo Ja pikir kalau Upah detektif Koo itu  cukup untuk bertahan.
“Apa kau sadar betapa egoisnya itu? Anakmu sedang sakit. Jadi, kenapa kau puas hanya dengan bertahan? Seharusnya kau hidup lebih baik.” Kata Hoo Ja. Detektif Koo menyuruh Hoo Ja untuk tetap diam.
“Lepas. Apa kamu ingin melihatku masuk penjara?” kata Detektif Koo melihat istrinya yang menahan agar tak mengembalikan uang.
“Dia mengatakan apa keinginannya. Dia tidak meminta banyak darimu. Jika kau memberi tahu dia rencana letnanmu, maka dia akan memberikan seluruh uang dalam tas ini. Katakan saja. Kumohon?” ucap Ji Yeon.
Detektif Koo berteriak marah, saat itu anaknya bangun memanggil sang ayah.


Detektif Koo terdiam melihat timnya sedang membahas tentang strategi penangkapan Hoo Ja.
Flash Back
Ia memberitahu Hoo Ja kalau mereka  akan menggeledah Baekkyung Capital dalam beberapa hari Dan Tim mereak akan mengosongkan brankasnya. Hoo Ja mengerti lalu membuka brangkasnya dan menyuruh Gwi Nam Hancurkan setelah menyalin di komputer.

Detektif Koo bertemu dengan Jung Kook di pinggir sungai Han. Jung Kook mengeluh Detektif Koo yang memberitahukan hal ini. Detektif Koo meminta agar Jung Kook memperbaikinya. Menurutnya mereka tidak akan mendapatkan apa pun jika menggeledah kantornya sekarang.
“Park Hoo Ja akan membalas habis-habisan. Dia tidak akan bisa bebas dengan skors. Tapi Dia bisa dipecat.” Kata Detektif Koo
“Jika kau sangat cemas, sebaiknya kau jujur kepada dia. "Aku menerima suap dari Park Hoo Ja dan memberi tahu semuanya, jadi, jangan geledah kantor dia." Katakan sejujurnya.” Ucap Jung Kook
“Tidak bisa... Bagaimana jika aku melakukan itu dan dipecat? Bagaimana dengan istri dan anakku? Aku tidak bisa.” Jelas Detekti Koo
“Dengar. Jika kamu cemas akan dipecat, seharusnya kau jangan menerima suap itu. Kenapa kau baru mengaku sekarang? Aku tidak mengerti. Aku salah menilaimu.” Keluh Jung Kook
“Aku tahu... Aku tahu dahulu kamu siapa... Kau seorang penipu” ucap Detektif Koo yang pernah melaporkan pada Ibu Mi Young
“Mereka bilang dia melakukan berbagai penipuan termasuk skema Ponzi sejak masih remaja. Katanya dia melakukan hal yang sama saat sudah dewasa. Nama putranya adalah Yang Jung Gook.” Ucap Detektif Koo pada Nyonya Kim.
Jung Kook terdiam, Detektif Koo tahu kalau Jung Kook yang dimaksud adalah suami dari Mi Young lalu memberitahu alasan kalau tetap diam walaupun sudah tahu semuanya tentang Jung Kook.
“Karena aku tidak ingin Letnan Kim tersakiti atas ucapanku. Itu alasanku diam saja. Aku pernah sekali menyelamatkanmu, jadi, kali ini kamu harus menyelamatkanku.” Kata Detektif Koo memohon
“Lalu Kau ingin aku bagaimana?” tanya Jung Kook binggung. Detektif Koo meminta agar Jung Kook menghentikan agar Mi Young tidak menggeledah kantor Hoo Ja karena akan mendengarkannya. 

Mi Young sedang ada di kantor kaget melihat Jung Kook datang dan tidak menelepon. Jung Kook pikir mereka bisa pulang bersama. Mi Young mengaku akan kerja lembur dan menyuruh Jung Kook duduk sambil mengambilkan minum.
Jung Kook sempat melirik diatas meja  berkas "Denah kantor Park Hoo Ja dan juga letak "Brankas" Mi Young memberikan minum untuk suaminya, Jung  bertanya apakah Mi Young sibuk. Mi Young mengaku sibuk. Jung Kook menebak kalau itu Karena Park Hoo Ja.
“Bagaimana perkembangannya?” tanya Jung Kook penasaran. Mi Young pikir Rasanya kali ini lancar.
“Aku tidak akan mengulangi kesalahan seperti terakhir kali.” Kata Mi Young yakin. Jung Kook memujinya
“Itu tidak berbahaya, kan?” ucap Jung Kook khawatir, Mi Young saat bersama Jung Kook berkaat tetap harus melakukannya meski berbahaya.
“Aku sudah pernah bilang. Meski dalam bahaya, aku sedang melindungi rakyat Itu sebabnya kita punya polisi seperti aku. Aku harus memenuhi tugas sebagai perwira polisi.” Ucap Mi Young
“Kau memenuhi tugasmu dengan sangat baik.  Saat sidang konfirmasi... "Aku tidak bisa menerimamu sebagai Menteri baru."” Puji Mi Young. Jung Kook mengucapkan Terima kasih.
“Aku harus menjalankan tugas dan begitu juga denganmu. Tapi Mi Young, apa yang akan kau lakukan jika tidak bisa menangkap” tanya Jung Kook
“Park Hoo Ja lagi kali ini? Aku akan menangkap dia lain kali.” KataMi Young. Jung Kook bertanya Bagaimana jika gagal lagi. Mi Young tetap akan melakukan lagi.
“Jadi, kau akan terus melakukan itu hingga menangkap dia?” kata Jung Kook. Mi Young membenarkan.
“Kenapa kau menanyakan hal yang sudah jelas? Itu tugasku.” Tegas Mi Young. Jung Kook mengerti
“Aku menanyakan hal yang sudah jelas... Maaf. Kalau kau sibuk, apa sebaiknya aku pulang?” ucap Jung Kook lalu pamit pergi keluar dari ruangan. 



Jung Kook  menelp seseorang bertanya keberadaan dan akan segera kesana. Beberapa saat kemudian Jung Kook sudah ada di ruangan Hoo Ja. Hoo Ja terlihat marah berpikir Jung Kook hanya bicar Omong kosong karena diminta untuk memaafkan istrinya.
“Aku bukan Gandhi. Jika sepatu kiriku hilang, apa aku harus memberimu sepatu kananku” keluh Hoo Ja
“Pimpinan Park. Aku tidak pernah meminta bantuan seperti ini darimu.” Jelas Jung Kook
“Kenapa Detektif Koo menemuimu? Apa kau sudah mengenal dia?” tanya Hoo Ja curiga.
“Sekarang itu tidak penting. Ini masalah Mi Young-ku. Tolong selamatkan dia kali ini saja. Bahkan jika besok dia datang dan menggeledah kantormu, tidak ada yang bisa dia gunakan untuk menahanmu.” Ucap Jung Kook
“Baiklah. ..Jadi, kau ingin aku tutup mulut.” Ucap Hoo Ja. Jung Kook meminta agar Mi Young Jangan meminta mereka untuk memecat Mi Young.
“Kenapa?” tanya Hoo Ja. Jung Kook memberikan alasan karena memintanya.
“Kau ini kaki tangan yang tidak sopan. Apa kau pernah menuruti perintahku? Kau tidak mendengarkanku meski sudah diancam.” Keluh Hoo Ja
“Aku akan mendengarkan setiap permintaanmu mulai sekarang. Aku akan melakukan semua perintah tanpa mengeluh.” Kata Jung Kook. Hoo Ja mengeluh kalau semua hanya Omong kosong.
“Jung Gook... Sepertinya belakangan ini kau tampak bingung. Aku tidak menciptakan masalah antara aku dan Kim Mi Young...” kata Hoo Ja lalu melihat pesan masuk
"Dari Gwi Nam, Pendapatan Kuartal Kedua,Perhitungan Pajak Pendapatan, Total Pendapatan, 161.263.000 dolar" Lalu Hoo Ja sedikit tegang membacanya dan akhirnya kembali bicara dengan Jung Kook kalau tidak menciptakan masalah ini.
“Apa aku yang lebih dahulu mengganggu dia? Istrimu yang menggangguku lebih dahulu.” Ucap Hoo Ja
“Aku tahu, tapi...” kata Jung Kook lalu terhenti karena Gwi Nam masuk dengan wajah panik memberitahu kakaknya.
“Kau harus ke lantai satu.” Ucap Gwi Nam, Hoo Ja bertanya Apa terjadi sesuatu lagi lalu bergegas pergi. 


Jin Hee sudah ada di lobby menyindir adik-adiknya yang tidak akan menyambutnya sambil mengumpat keduanya kurang ajar sekali dan menyuruhnya keluar.  Hoo Ja akhirnya datang menanyakan alasan datang ke kantornya.
“Kakak datang untuk menemui adik-adik kakak. Kau tidak terlihat sakit atau terluka. Apa kau siap dipukul hingga hampir mati?” ucap Jin Hee
“Apa Kakak sungguh mengancamku dengan para cecunguk ini?” ucap Hoo Ja
“Kakak mengancammu, siapa lagi? Apa Kakak mempertaruhkan nyawa demi ini?” kata Jin Hee
“ Aku sudah pernah bilang. Aku bukan sebuah bank, aku ini pegadaian.” Tegas Hoo Ja
“Kakak tidak perlu mempertaruhkan nyawa untuk mengajarkan adik kurang ajar cara sopan santun. Kau kenal Yang Jung Gook, bukan? Anggota dewan itu. Kakak dengar dia seorang penipu dan kau yang menjadikan dia sebagai anggota dewan.” Ucap Jin Hee
“Apa maksud Kakak? Aku tidak mengerti.” Ucap Hoo Ja menyangkal dengan senyuman.
“Kau berbohong sambil tersenyum seperti yang biasa kau lakukan. Kau mengerti maksud kakak. Bahkan Kau mengerti semuanya. Pokoknya, kakak akan menjeratmu bersama dengan Yang Jung Gook dan menjatuhkan kalian berdua. Seorang anggota dewan penipu dan sponsor lintah darat. Terdengar bagus, bukan? Mangsa yang sempurna.” Ucap Jin Hee
“Jika Kakak sudah selesai bicara, silakan pergi. Aku menjadi mual melihat wajah Nomor Satu Kakak terlalu lama.” Kata Hoo Ja
“Untuk apa kakak pergi? Ini bukan perusahaanmu. Tapi Ini perusahaan kakak.” Komentar Jin Hee. Hoo Ja pikir lebih baik dirinya saja yang pergi.
“Aku akan pergi ke atas. Kakak boleh berjalan-jalan. Belum lama gedung ini kami renovasi. Tapi suruh mereka pergi. Mereka membuat kotor lantainya.” Ucap Hoo Ja lalu bergegas pergi. 



Hoo Ja masuk ruangan sambil mengumpat marah,  lalu melihat Jung Kook masih dalam ruangan. Jung Kook pikir pembicaraan mereka yang belum selesai.  Hoo Ja mengeluh mengakusedang pusing jadi Tidak ada yang bisa dilakukan
“Jika kau tidak ingin istrimu terluka, jangan sampai dia ke sini. Begitu dia melangkahkan kaki ke kantorku, maka aku akan pastikan dia dipecat. Aku tidak akan berhenti hanya dengan skors.” Tegas Hoo Ja
“Jadi Biarkan aku bernapas sedikit. Kekacauan macam apa ini? Kau dan istrimu sebaiknya berhenti menggangguku! Apa di masa sebelumnya kita ini musuh?” kata Hoo Ja mengeluh
“Jangan seperti itu. Tolong lakukan ini demi aku sekali saja.” Rengek Jung Kook. Hoo Ja mengerti dan ingin Jung kook untuk pergi.
“Apa sebaiknya aku berlutut? Apa kau ingin memukulku?  Aku akan terima semuanya!” ucap Jung Kook dan sudah mulai pushup. Hoo Ja menelp penjaga agar menyingkirkan. Akhirnya Jung Kook dibawa keluar oleh dua pengawal.


Esok harinya, Mi Young datang dengan timnya, Pengawal langsung menahanya. Mi Young memperlihatkan surat izin menggeledah jadi diminta bekerja sama dan Jangan menghalangi. Akhirnya Mi Young berhasil menerobos mask.
“Mereka sedang naik.” Kata Gwi Nam yang menerima laporan. Hoo Ja pikir mereka harus menyambut para tamu yang datang.
“Aku juga sudah menyingkirkan dokumen-dokumen lain, jadi, seharusnya kita aman.” Ucap Gwi Nam. Hoo Ja memujinya.
“Ada apa dengan laporan pendapatan? Tidak ada nominal yang sesuai.” Ucap  Hoo Ja. Gwi Nam tak mengerti maksudnya.
Saat itu Hoo Ja masuk ruangan memberithu kalau mereka memiliki izin menggeledah dan tahu kalau punya brankas di belakang rak buku, jadi meminta untuk dibuka.  Hoo Ja mengaku tak ada apa-apa. Mi Young yakin kalau ada sesuatu didalamnya jadi meminta agar membukanya.
“Apa kau harus melakukan ini?” keluh Hoo Ja. Mi Young menegaskan aklau ini tugas mereka jadi agar membuka membukanya sekarang juga.
“Jika kau terus menolak, kami akan panggil teknisi untuk membukanya.” Ucap Mi Young mengancam.
“Astaga. Ternyata benar... Apa kau yakin tidak akan menyesal?”goda Hoo Ja. Mi Young meminta agar segera membukanya.
“Baik. Kita selesaikan saja.” Kata Hoo Ja lalu dengan password suaranya menyebut nama Park Hoo Ja.
Mi Young melihat isi brangkas, Hoo Ja santai karena semua sudah dipindahkan. Mi Young tersenyum melihat isi brangkas ada berkas tebal. Hoo Ja melotot kaget melihatnya. 



Flash Back
Jung Kook pamit pergi dengan istrinya lalu menelp keberadaan temanya dan mengajak mereka akan melakukan pekerjaan terakhir yaitu tangkap Park Hoo Ja dan selamatkan Mi Young, serta bejanji Ini penipuan terakhir mereka.
“Apa kau Ingat mengirim Kang, si Lintah Darat, ke penjara? Kita akan melakukan hal yang sama persis. Kita akan memalsukan penyuapan dan mengaitkan itu dengan mereka. Kau mengerti, bukan?” kata Jung Kook
“Pertama, ambil uang dari Baekkyung Capital.” Kata Jung Kook. Seung Yi mengerti  lalu membuat berkas "Sertifikat Pendapatan , Pendapatan, Total Pajak, Pembayaran Asuransi Anuitas Nasional" dan memebrikan cap "CEO Park Sung Il, CEO Park Young Il"

“Konsepnya pekerja yang mendapat pinjaman... Seung Yi, begitu kau dapat daftar nama itu, palsukan dokumen-dokumennya. Begitu Seung Yi selesai membuat dokumen-dokumen itu,Chul Soo, kamu yang menyiapkan konsultasi pinjaman... Lakukan sekaligus. Mereka mungkin akan curiga.” Jelas Jung Kook
Charles membagikan berkas dengan Mi Jin dan Seung Yi berpura-pur sebagai peserta.  Charles menjelaskan Paling sedikit 10.000 dolar paling banyak 20.000 dolar dan Makin cepat pinjaman disetujui akan makin baik.
“Kalau kau bisa, "Aku butuh uang untuk bayar tagihan kesehatan Ayah. Aku harus bayar biaya kuliah." Beri mereka kisah yang menyedihkan. Itu akan membantu, mengerti?” ucap Jung Kook
“Mulai! Paling tidak 80 persen dari pinjaman disetujui Kita butuh paling tidak sebanyak itu. Dengan begitu kita bisa menjatuhkan Hoo Ja.” Jelas Jung Kook yakin dengan rencananya.
Seung Yi terlihat gugup lalu menerima pesan "Permintaan pinjaman disetujui Baekkyung Capital" Mi Jin tak mau kalah kalau dapat pesan juga, semua orang yang ada didalam ruangan pun berteriak gembira karena berhasil menerima pesan.
“Begitu mendapat uang dari Baekkyung, kita akan mencuci uang itu beberapa kali dan mengirimkannya ke rekening Kim Nam Hwa.” Kata Jung Kook
Tuan Kim menerima pesan di ponselnya terlihat binggung,  menerima link berita"Calon Menteri K, siapa nama belakang dia?" lalu seperti tak percaya.  


Jung Kook menjelaskan Uang Baekkyung Capital yang dipinjamkan akan dikirim ke Kim Nam Hwa. Ia pun bisa memberika tuduhan Seorang anggota dewan menerima suap jadi bisa merekam ini dan mencantumkannya Di brankas rahasia Park Hoo Ja.
“Aku mengerti maksudmu, tapi aku melihat dua kendala. Pertama, bagaimana mendapatkan kode brankas?” tanya Charles.
“Bagaimana lagi? Kau tahu keahlian kita.” Ucap Jung Kook dengan sangat yakin. 

Hoo Ja membaca pesan dari Gwi Nam "Perhitungan Pajak Pendapatan" saat Jung Kook ada diruangan. Dan saat itu Mi Jin sedang melakukan Hack dengan Ha Roo yang menemaninya.
“Lalu kedua, brankas itu ada di kantor Park Hoo Ja. Bagaimana kita memasukkannya? Kita tidak bisa menyuruh dia meninggalkan kantor” ucap Charles.
“Ada seseorang yang baru kutemui.” Ucap Jung Kook tersenyum karena rencananya pasti berhasil
Jin Hee menerima telp dari Jung Kook memuji kalau sudah membuat keputusan yang tepat dan bertanya apa yang bisa dibantu. Jung Kook tahu kalau Jin Hee itu sangat marah kepada Park Hoo Ja. Jin Hee pun membuat keributan yang membuat Hoo Ja meninggalkan ruangan.
“Jika dia memanggilnya dan memberi aku waktu... Lalu itu bergantung kepadaku. Siapa lagi yang bisa menyelamatkan Mi Young-ku?” kata Jung Kook yakin
Jung Kook menelp adiknya bertanya apakah sudah mendapatan kodenya.  Mi Jin menyebut 490724 karena Hoo Ja memberi tahu adiknya tanggal 19 Desember tahun lalu. Jung Kook panik karena Hoo Ja sudah mengubah kode brankasnya.
“Tenang dan perhatikan brankasnya... Itu tipe apa?” tanya Mi Jin, Jung Kook binggung melihatnya.
“Hei, ini tipe suara! Suara Hoo Ja. Cepat... Rekaman suara. Apa kau merekam percakapan telepon?” kata Jung Kook. Mi Jin mencoba menemukanya lalu mengirimkan pada kakaknya.
Jung Kook pun bisa memutarnya didepan brangkas lalu membukanya. Dibalik badannya sudah ada berkas dan langsung meneruhnya saat itu Hoo Ja datang sambil mengeluh Jung Kook yang masih ada diruanganya. Jung Kook beralasan kalau Pembicaraan mereka belum selesai.



Mi Young tersenyum lebar melihat berkas "Transaksi Rekening Tabungan" Hoo Ja kaget dan ingin melihat tapi  Mi Young menjauhkanya. Mi Young melihat  Hoo Ja yang mengalirkan dana perusahaan melalui pinjaman palsu dan menyuap anggota dewan dengan uang ini.
“Apa itu benar? Pinjaman palsu?” kata Mi Young, Hoo Ja mengelak kalau itu hanya omong kosong. Gwi Nam ingin melihatnya.
“Berani sekali kamu menyentuh barang sitaan!” ucap Mi Young, Hoo Ja mengaku tidak melakukan itu.
“Untuk apa aku menggunakan pinjaman palsu, untuk menghabiskan uang sendiri? Dan untuk apa aku menyuap seseorang dengan itu?” kata Hoo Ja
“Kau bisa menjelaskan semua itu di kantor polisi. Kau akan segera menerima surat panggilan, jadi, kau harus hadir. Mengerti, Nyonya Park Hoo Ja?” bisik Mi Young
“Kami menangkapmu. Aku akan membuatmu membusuk di penjara seumur hidup. Kirim surat panggilan ke Kim Nam Hwa dan larang dia meninggalkan negara.” Perintah Mi Young, semua anak buah menganguk mengerti.


“Anggota Dewan, aku menyingkirkan Hoo Ja. Aku ingin mencoba berpolitik dengan benar. Sekarang aku tidak perlu mencemaskan siapa pun lagi. Hoo Ja sudah tidak ada. Aku akan menjalankan politik yang ingin kujalankan, politik yang bermanfaat.” Tegas Jung Kook
“ Kau akan membantuku, bukan? Ada sesuatu yang harus dilakukan sekarang. “ kata Jung Kook dengan bekas "Undang-undang Pengaturan Suku Bunga”
Hoo Ja akhirnya menerima seragam tanahan dari wajahnya terlihat tak ada penyesalan, setelah mengunakan baju tanahan Hoo Ja akan masuk sel penjara terlihat melirik sinis seperti memiliki rencana lainya.
Bersambung ke episode 31
Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar