PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ryan
masuk rumah membawa buket bunga, teringat kembali yang dikatakan Duk Mi “Kita akhiri
saja, hubungan palsu kita.” Lalu ia berpikir kalau hendak mengakhiri hubungan palsu juga.
Teringat lagi ucapan Duk Mi “Dengan tulus aku berterima kasih.”
“Kenapa terdengar
seperti perpisahan?” ucap Ryan sedih lalu ingin menelp Duk Mi tapi diurungkan niatnya karena mungkin Besok akan
bertemu.
Sementara
Duk Mi termenung sendiri di kamarnya sambil menangis, lalu menatap ponselnya
seperti berharap Ryan menelpnya, lalu mengeluh sendiri karena menunggu
panggilannya sesudah ia mengatakan itu.
Akhirnya
Duk Mi mencoba menghilangkan rasa sedihnya sambil meminum bir, sementara Ryan
menghilangkan perasaan galaunya dengan meminum wine. Keduanya pun tertidur
dengan gelisah.
Duk Mi
tertidur bermimpi tentang dirinya saat masih kecil menggengam tangan temanya
lalu pergi melepaskanya, setelah itu menatap tangan si anak dan akhirnya
terbangun dengan tangan seperti ingin mengenggam tangan orang lain.
Duk Mi
keluar rumah mengeluh karena menurutnya
Pagi tak pernah paham bagaimana perasaannya sekarang, lalu merasa tak ingin berangkat bekerja hari ini. Ryan
pun terbangun setelah minum wine, lalu menatap ponselnya seperti berharap Duk
Mi menelp tapi tak ada panggilan untuknya.
Sun Joo
menatap ponselnya melihat profile Duk Mi bertanya-tanya ada paa dengan temanya
itu. Akhirnya Duk Mi datang menutupi wajah sedihnya memesan Es Americano. Sun
Joo langsung bertanya Apa ada sesuatu
antara Duk Mi dan Singa
“Tidak,
tidak ada apa-apa. Kenapa?” ucap Duk Mi mencoba terus tersenyum.
“Apa Kau
sebut ini tidak ada apa-apa? Apa Kau sudah menyatakan cintamu? Aku sudah bilang
jangan lakukan itu sampai kau yakin.” Ucap Sun Joo memarahinya.
“Aku tak
menyatakan perasaanku. Semua berakhir sebelum aku yakin. Si Singa bilang dia
ingin akhiri hubungan palsu.” Cerita Duk Mi sedih. Sun Joo tak percaya
mendengarnya.
“Jadi,
apa katamu?” tanya Sun Joo, Duk Mi pikir tak ada yang bisa dikatakan.
“Aku
mengerti dan bilang harus diakhiri. Dengan cara yang keren.”ujar Duk Mi, Sun
Joo ingin tahu apa itu.
“Apa Kau
tidak menyatakan perasaan, dan hubungan palsu kalian juga berakhir? Kenapa dia
baik padamu padahal tidak menyukaimu? Bukankah jaman sekarang itu pelanggaran
hukum?” kata Sun Joo. Duk Mi pikir itu benar.
“Kenapa
dia lakukan ini? Apa dia mencoba menempelkan cap jempolnya di bibirku atau
apa?” ucap Duk Mi kesal.
Sung Joo
pun mulai mengumpat. Ryan datang didalam mobil melihat sosok Duk Mi yang sedang
berbicara dengan Sun Joo. Sementara Duk Mi mengeluh dengan Ryan yang memiliki
suara yang bagus bahkan tatapan matanya yang mengoda hatinya.
“Hei, dia
harus diadili, Dan dijatuhi hukuman seumur hidup.” Kata Sun Joo mendukung.
Duk Mi
pun senang berbicara dengan Sun Joo
seperti ini dan membuatnya merasa lega. Sun Joo melotot kaget melihat
Ryan datang ke cafe, Duk Mi langsung bergegas bersembunyi dibelakang kasir. Sun
Joo heran Duk Mi malah sembunyi.
“Kalian
akan bertemu di tempat kerja.” Kata Sun Joo. Duk Mi mengaku belum berani
melihatnya.
“Selamat
pagi.” Sapa Ryan, Sun Joo dengan sinis membalas kalau Pagimnya Ryan pasti baik.
“Mungkinkah...”
ucap Ryan dan langsung disela oleh Sun Joo dengan sinis. Ryan ingin menanyakan
tentang Duk Mi.
“Itu
tidak ada dalam menu.” Kata Sun Joo sinis. Ryan akhirnya ingin memesan susu
kental...
“Omo!
Kami kehabisan susu kental.” Ucap Sun Joo menolak, Ryan akhirnya memesan susu
hangat
“Omo!
Kami kehabisan susu hangat juga.” Kata Sun Joo, Ryan menahan diri bertanya apa
yang dimiliki Sun Joo.
“Kopi...
Apa Kau mau kopi?” kata Sun Joo, Ryan pun menolak dengan wajah kesal keluar
dari cafe.
“Aku
yakin itu Nona Sung.. Kenapa dia berbohong?” ucap Ryan akhirnya masuk mobil dan
pergi.
Sun Joo
memberitahu Duk Mi kalau Ryan sudah pergi. Duk Mi mengeluh karena dirinya itu
seperti menyedihkan sekali. Sun Joo akhirnya memperingatkan Duk Mi agar jangan
perbarui foto profil atau status SNS untuk saat ini, bahkan jangan bermain
medsos juga. Duk Mi terlihat binggung
“Kau mungkin
membuat keributan sesudah mulai jadi fangirl, tapi mau bagaimana setelah
berhenti? Jadi Diam saja. Tetap diam dan fokus pada pekerjaan, mengerti?” saran
Sun Jo. Duk Mi menganguk mengerti.
Duk Mi
akan masuk galeri terdiam melihat Da In datang menemui Ryan. Ryan dengan wajah
malas bertanya Ada perlu apa pagi-pagi begini, Dan In memperlihatkan tasnya
kalau mungkin mereka bisa sarapan
bersama. Ryan menolak karena tidak lapar.
“Kau
disini mau apa?” tanya Ryan sinis, Da In mengeluh kalau Hari baru saja dimulai, dan Ryan sudah benar-benar jahat.
“Apa Kau
sudah menyatakan perasaanmu?” tanya Da In penasaran.
“Jika kau
tidak di sini untuk bicarakan pekerjaan, pergilah.” Ucap Ryan sinis. Da In
setuju untuk mereka bicara soal pekerjaan.
Kyung Ah
dan Yoo Sub datang menyapa Duk Mi yang hanya berdiri menatap Ryan bersama Da
In. Duk Mi kaget melihat keduanya tiba-tiba sudah ada disampingnya. Yoo Sub
melihat Ryan menyapa dengan melambikan tangan sambil memanggil Tuan Gold.
“Halo, Ada banyak pekerjaan, aku masuk duluan.
Permisi...” ucap Duk Mi berjalan melewati Ryan dan Da In lalu melangkah pergi.
Ryan binggung melihat sikap Duk Mi yang sangat dingin.
Duk Mi
menyibukan diri sambil mengetik dan mendengarkan musik mengunakan earphone.
Tapi dalam hatinya gumam sendiri “Benar, putus sama dengan berhenti jadi
penggemar seseorang. Ayo diam saja.”
“Ayo kita
tetap diam dan fokus pada pekerjaan untuk sementara waktu. Ryan ingin
mengakhiri hubungan palsu. Artinya kau benar-benar butuh bantuanku. Aku
benar-benar butuh bantuanmu, Da In. Fokus pada pekerjaan.”
Duk Mi
terlihat kesal dengan Ryan saat mengingat sikapnya pada Da In, sementara Kyung
Ah melihat sikap Duk Mi yang aneh bertanya pada Cindy apakah tahu yang terjadi.
Cindy hanya mengelengkan kepalanya.
“Sung Duk
Mi.. Apa kau sibuk sekarang?” kata Ryan masuk ruangan. Duk Mi dengan tatapan
sinis melepaskan earphone merasa bisa melihatnya kalau sedang sibuk.
“Apa ada
yang perlu kulakukan, Direktur Ryan Gold?” tanya Duk Mi. Ryan terlihat binggung
mengaku tidak ada.
Ryan
menatap tiga karyawanya terlihat binggung, Yoo Sub memberikan kode kalau Duk Mi
seperti tak biasanya.
[EPISODE 9: SAAT KAU JADI PENGGEMAR, BIARKAN
SEMUA ORANG TAHU. SAAT KAU BERHENTI JADI PENGGEMAR, JANGAN BIARKAN SIAPA PUN
MEMPERHATIKAN]
Kyung Ah
lalu berbicara dengan Yoo Sub dan Cindy membahas kalau Duk Mi dan Ryan itu pasti bertengkar. Yoo Sub
pikir Duk mi tampak baik-baik saja
kemarin sampai dia bertemu Nona Choi. Kyung Ah membenarkan lalau teringat saat
pertama kali bertemu Da In.
Da In
yang datang langsung memeluk Ryan dan berkata “Aku merindukanmu, Ryan... Katamu
kau juga merindukanku.” Saat itu Duk Mi hanya melihat keduanya tanpa banyak
komentar.
“Ini
masalah wanita.” Kata Kyung Ah, Yoo Sub tak mengerti apa maksudnya itu.
“Choi Da
In” kata Kyung Ah teringat saat Duk
Mi melihat keduanya pamit pergi
mengaku ada banyak pekerjaan,
“Mereka
bertengkar karena Direktur selingkuh.” Kata Kyung Ah. Yoo Sub tak percaya kalau
itu artinya Duk Mi kalah. Kyung Ah pikir seperti itu.
Ryan
datang memanggil Kyung Ah bertanya Apa Ullim Art Gallery bilang mereka bisa pinjam... Kyung Ah mengaku akan mengabari
melalui email dengan sinis melonggo didepan pintu mengaku sangat kecewa dan
masuk ruangan. Ryan melonggo binggung melihat tingkahnya.
“Kim Yoo
Seob, soal gudang...” kata Ryan. Yoo Sub
menyela kalauakan mengabari melalui email juga.
“Direktur,
kau memalukan kaum pria.” Kata Yoo Sub lalu masuk ruangan. Ryan benar-benar
binggung dengan tingkah dua pegawainya.
“Kim Hyo
Jin..” ucap Ryan. Sindy bergegas masuk memberitahu kalau akan mengabari melalui
email...
“Pameran
khusus Cha Shi An.” Kata Ryan, Sindy pun berhenti melangkah. Ryan pun mengajak
Sindy masuk ruangan.
Sindy
seperti terpojok masuk diruangan, Ryan akhirnya mengetahui kalau dua pegawainya
itu pikir ia mencampakkan Duk Mi dan dirinya itu yang selingkuh. Sindy
membenarkan, Ryan ingin tahu apakah Nona Sung yang yang mengatakan hal itu.
“Tidak,
itu hanya dugaan kami.” Akui Sindy, Ryan tak percaya kalau hanya dugaan mereka
saja.
“Kenapa
kau diam saja? Kau tahu segalanya karena kau terus menguntitku.” Keluh Ryan.
“Ya, aku
tahu kau tidak selingkuh... Tapi... Kenapa aku membantumu padahal kau pernah
mengancam akan menuntutku? Aku senang kau alami ini.” Ucap Sindy lalu melangkah
pergi.
“Kenapa
dia bertingkah seperti dicampakkan padahal dia yang mencampakkanku? Tidak...
Bagaimana bisa dicampakan saat aku tak berkencan dengannya? Aku perlu
meluruskannya.” Ucap Ryan berbicara sendiri.
Duk Mi
dan Ryan akhirnya bertemu diluar galeri saling menatap, dan tak bicara. Duk Mi
pikir Jika tidak ada yang mau dikatakan, maka akan... Ryan akhirnya bicara
lebih dulu, ingin tahu Apa maksud perkataannya kemarin. Duk Mi pikir seperti
itu maksudnya.
“Lalu apa
artinya kau ingin mengakhiri hubungan palsu kita?” tanya Ryan ingin kejelasan.
“Kita
tidak bisa melanjutkan. Lagi pula, semua itu palsu.” Kata Duk Mi. Ryan seperti
tak habis pikir dengan kalimat "Lagipula, semua itu palsu"
“Kau
juga... Kau pun mengatakannya sendiri. Kau bilang CUPATCH sudah hilang dan Hyo
Jin akan segera berhenti. Jadi, kita tidak punya alasan lagi untuk...”ucap Duk
Mi menahan rasa sedihnya.
“Benarkah...
itu alasannya? Sung Duk Mi, aku...” ucap Ryan yang langsung disela oleh Duk Mi.
“Aku
mengerti... Terimakasih untuk semuanya.” Kata Duk Mi lalu melangkah pergi,
sementara Ryan terlihat sangat shock dan tak percaya
Ryan
pulang ke rumah ingin membuang bunga tapi diurungkan niatnya dan mengingat yang
dikatakan Duk Mi bertanta-tanya apakah memang itu palsu. Ia lalu melihat ponselnya [SHI AN IS MY LIFE, CHATGRUP BARU SUDAH
DIBUAT] dan memilih untuk keluar.
“Shi An is
My Life, bagaimana menurutmu? Apa kau tidak suka tempat kami untuk beli kue? Haruskah
pilih tempat lain?”tulis Fans pada ruang Chat. Duk Mi mengaku tidak dan
terlihat hanya diam saja di depan komputernya.
Yoo Sub
memberitahu Ryan kalau Sewa mobilnya berakhir Jadi akan diberikan mobil baru
dan selesai mendaftarkan plat nomor. Ryan tanpa menatap mengucapkan
terimakasih, Duk Mi pun berusaha agar bersikap acuh pada Ryan.
“Apa Sudah
kau putuskan tema tertentu untuk Oh Yang Hee?” tanya Ryan pada Duk Mi
“Kami
sedang berpikir untuk memamerkan foto dan video yang menunjukkan tahun kerja
keras pada tubuh balerina.” Jelas Duk Mi
“Bukankah
tema itu terlalu polos? Mungkin bukan pameran tunggalnya, tapi sepertinya masih
tidak jauh berbeda dari pameran sebelumnya.” Komentar Ryan.
“Menampilkan
video dramatis kehidupan Oh Yang Hee sudah merupakan upaya yang sangat baru. Jangan-jangan
kau berprasangka dengan cepat menilai tema tanpa melihat ke dalamnya secara
detail? Aku tidak menganggapmu orang yang bias.” Kata Duk Mi sinis. Keduanya
saling menatap dingin.
Duk Mi
dan Ryan akhirnya keluar dari ruang rapat dan masuk ruangan masing-masing.
Kyung Ah mengeluh karena mereka perlu menderita karena perpisahan keduanya. Yoo
Sub mengaku merasa seperti sudah menahan nafas selama 15 menit.
“Sepertinya
berkencan dengan seseorang di tempat kerja adalah hal yang buruk. Aku harus
beri tahu ibuku dan beri tahu dia untuk melarangnya.” Kata Sindy.
“Aku...
Aku pikir itu tidak benar.” Ucap Yoo Sub panik. Kyung Ah membenarkan menurutnya
kalau ini baik-baik saja.
“Setidaknya
mari kita makan dalam damai. Aku akan makan dengan Nona Sung dan Hyo Jin. Apa Kau bisa makan dengan Direktur?”
ucap Kyung Ah. Yoo Sub menganguk setuju.
Kyung Ah
jalan dengan Duk Mi bersama dengan Sindy, lalu bertanya apakah mereka akan
memesan Empat porsi. Duk Mi setuju akan memesanya. Saat di depan restoran
terlihat Ryan sudah menunggu bersama dengan Yoo Sub.
Yoo Sub
kebingungan karena mereka bertemu kembai di restoran, Duk Mi dan Ryan akhirnya
saling menatap dan akhirnya masuk restoran bersama-sama.
Duk Mi
duduk didepan Ryan melihat bosnya itu sedang membagi-bagikan sumpit dan sendok.
Ia lalu bergumam “Singa itu manis dan murah hati pada semua orang.” Tapi
menurutnya kalau ini bukan apa-apa mencoba agar menyadarkan diri.
Makanan
akhirnya datang, Duk Mi melihat Ryan
yang membagikan makanan di mangkuk memujinya terlihat imut. Ia menyadarkan diri
Imut atau tampan, kenapa Ryan itu tidak bisa pilih salah satu saja, lalu
mengumpat Ryan itu Brengsek serakah.
“Dia
bukan pemilik dunia... Dasar Brengsek egois.” Ucap Duk Mi kesal tanpa sadar
mengeluarkan suaranya. Semua menutap binggung melihat Duk Mi.
“Aku
hanya mencoba untuk memberimu. Maaf jika kelihatannya seperti itu.” Kata Ryan
sambil mengambil makanan dalam mangkuk. Duk Mi menahan malu merasa seperti
serba salah.
Akhirnya
tiga pegawai minum obat pencernaan karena makan siang mereka tak enak. Yoo Sub
mengaku merasa tidak tahan lagi. Kyung Ah pikir Mereka bersenang-senang saat
berkencan, tapi perpisahan mereka membuat semua pegawai berjalan di atas kulit
telur.
“Bisakah
aku ambil hari libur? Lingkungan kerja terlalu stres.”keluh Sindy yang juga
merasa tak nyaman.
Duk Mi
berjalan lebih dulu didepan Ryan sambil bergumam “Apa aku membuat dia sulit?”
sementara Ryan bergumam menatap Duk Mi “ Sepertinya dia kesal padaku” karena
berjalan dibelakang akhirnya memanggil Duk Mi
“Apa aku
mungkin...” kata Ryan dan tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Duk Mi kaget
melihat ibunya dan ayahnya datang.
“Halo,
kabarmu baik?” sapa Ibu Duk Mi. Ryan mengaku baik-baik saja dan bertanya balik.
Ibu Duk Mi pun mengaku baik-baik saja.
“Ada
perlu apa kalian ke galeri?” tanya Duk Mi. Ibu Duk Mi mengaku Untuk menjumpai Direktur Gold.
“Kau
belum makan siang, kan? Aku bawakan makanan.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi mengaku
mereka sudah makan. Ibu Duk Mi terlihat kecewa.
“Ibu harusnya
menelepon terlebih dahulu.” Ucap Duk Mi. Ibunya pikir mereka akan makan sekitar
tengah hari.
“Sebaiknya
kalian pergi. Biar aku antar pulang. Ayolah...
Direktur, maaf datang ke sini tanpa pemberitahuan... Sampai jumpa lagi.”
Kata Duk Mi mengajak ibunya pergi.
“Sebenarnya,
aku masih sedikit lapar. Nona Sung punya nafsu makan yang besar, jadi, aku
biarkan dia makan punyaku.” Kata Ryan sebelum keduanya pergi
“Apa
begitu? Cintanya pada makanan adalah turunan ayahnya. Cuacanya hangat, jadi,
mari kta anggap sedang piknik.” Kata Ibu Duk Mi mengajak Ryan pergi. Duk Mi
binggung kemana ibunya mengajak pergi.
Kyung Ah
melihat dari kejauhan yakin kalau Ryan itu sudah bertemu orang tuanya.
Sementara Duk Mi terlihat kesal mengancam kalau tak akan ikut dengan mereka,
tapi ayahnya mengajak kalau anaknya untuk ikut saja.
“Aku
tidak berpikir mereka tahu perpisahan itu.” Kata Yoo Sub melihat dua orang tua
Duk Mi mengajak Ryan bersama.
“Ini, aku
tidak bisa melihatnya.” Kata Sindy mengeluh melihat pasangan yang terpaksa
baik-baik saja didepan orang tuan.
Ibu Duk
Mi memberikan kimbap untuk Ryan karena sudah membuat gimbap dengan tuna dan
mayones dan gimbap dengan keju, lalu kimbap juga kesukaan Duk Mi. Duk Mi dengan wajah kesal menegaskan kalau tidak
makan.
“Setidaknya
cicipi... Aku membuatnya istimewa hari ini.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi dengan
wajah kesal mengatakan sudah makan.
“Aku akan
memakannya.” Ucap Ryan mengambi salah satu kimbap. Duk Mi panik melihat Ryan
makan kimbap.
“Apa kau
suka cabai Cheongyang?” tanya Ibu Duk Mi melihat Ryan yang kepedesan. Ryan
panik mengetahui isinya Cabai Cheongyang.
“Ya, aku
menambahkan banyak sekali.” kata ibu Duk Mi. Ryan menahan pedas mengaku
kimbapnya sangat lezat.
“Direktur,
Apa kau nangis?” tanya Ibu Duk Mi, Ryan menyangkal walaupun rasanya sangat
pedas.
“Hanya saja
sangat lezat.” Ucap Ryan. Duk Mi akhirnya memberikan minum karena bisa
menenangkan lidahnya.
Akhirnya
mereka pun tertawa bersama karena melihat Ryan yang kepedesan, Ibu Duk Mi
mengaku hampir lupa karena punya sesuatu untuk Ryan lalu memberikan sebuah boneka
yang dirajut. Ryan kaget melihat boneka rajut bentuk singa.
“Aku
membuatnya sendiri... Ini Lion, sama sepertimu.” Ucap Ibu Duk Mi. Duk Mi
mengeluh kalau namanya Ryan bukan Lion. Ryan senang hanya bisa mengucapkan Terima
kasih.
“Kenapa
tidak berfoto selagi kita semua berkumpul?” kata Ibu Duk Mi. Duk Mi mengeluh
mengajak mereka pulang saja.
“Yahh..
Benar. Apa gunanya memotret wajah tuaku? Aku sekarang hanya butuh untuk
pemakamanku...” ucap ibu Duk Mi. Duk Mi akhirnya mengajak foto ibunya agar tak
sedih.
“Kenapa
kita tidak mengambil foto ibuku yang cantik? Pohon-pohon tampak bagus, mereka
bisa dijadikan latar belakang. Ayo.”kata Duk Mi. Ibu Duk Mi mengeluh dengan
tingkah anaknya.
Ryan
mengambil foto keluarga Duk Mi bersama ayah dan ibunya, Ibu Duk Mi mengajak
Ryan untuk ikut foto bersama mereka saja. Ryan terlihat binggung, tapi Ibu Duk
Mi dengan cepat meminta tolong orang lain untuk mengambil foto mereka berempat.
Ibu Duk
Mi sengaja membuat Duk Mi dan Ryan berdiri bersebelahan. Setelah itu menyuruh
keduanya foto bersama, Duk Mi mengeluh dengan ibunya dan ingin pergi, tapi Ryan
menariknya agar bisa foto bersama.
Duk Mi
pun terpaksa foto tapi senyuman keduanya terlihat bahagia. Orang Tuan Duk Mi
melihat keduanya seperti memang cocok berpasangan.
Ibu Duk
Mi mengucapkan terimakasih pada Ryan berpikir bisa saja naik taksi, Ryan pikir
Ibu Duk Mi sudah membawakan makanan lezat dan hanya mengantarnya pulang saja.
Ibu Duk Mi pikir Ryan yang Sepertinya suka makanan buatanya.
“Ya, aku
bahkan makan semua lauk yang kau beri.” Kata Ryan. Ibu Duk Mi tak percaya kalau
Ryan sudah di makan semuanya
“Harusnya
kau beri tahu lebih cepat! Kenapa tidak masuk ke dalam dan...” ucap Ibu Duk Mi
“Ibu...
Direktur punya hari yang sangat sibuk, tapi dia tidak melakukan pekerjaannya...
Hari Ini adalah terakhir Ibu buat dia tidak nyaman.” Kata Duk Mi
“Harusnya
aku memikirkannya... Maaf.” Kata Ibu Duk Mi, Ryan pikir tak masalah bahakn akan mentraktir mereka makan...
Duk Mi
langsung menolak dengan cepat, Ibu Duk Mi akhirnya mengucapkan Terima kasih untuk hari ini dan berpesan agar
Pulanglah dengan selamat. Duk Mi pun meminta keduanya segera pulang saja.
Duk Mi
naik mobil meminta maaf dan berjanji untuk Kedepannya, tidak akan ada
ketidaknyamanan seperti ini. Ryan pikir adalah makan siang yang menyenangkan
dan tidak menganggapnya sebagai masalah. Duk Mi pun mengucapkan Terima kasih
atas pengertian.
“Sebenarnya,
mulutku masih pedas... Karena...” ucap Ryan binggung menyebutnya. Duk Mi
memberitahu itu Cabai Cheongyang gimbap
“Lidahku
terasa mati rasa sekarang. Sudah lama sekali, aku tak lihat senyummu... Apa aku
membuatmu tidak nyaman?” tanya Ryan.
“Tidak,
tidak sama sekali. Karena hubungan palsu kita usai... “ ucap Duk Mi dan
langsung disela oleh Ryan.
“Bahkan
jika sudah usai, jika semuanya jadi canggung dan tak nyaman di antara kita, apa
yang akan terjadi kedepannya?” ucap Ryan. Duk Mi terlihat binggung
menjelaskana.
Ryan
seperti sedang dalam mobil tak mengangkat telp dari Da In. Dan In akhirnya
menelp Duk Mi memberitahu Ryan tidak
jawab teleponnya lalu bertanya Apa Ryan bersamanya, Duk Mi seperti ingin tahu
alasannya. Da In mengaku ini masalah bisnis.
“Jadwal
Cha Shi An untuk album dan pamerannya tampaknya terlalu padat. Bisakah kau
jadwalkan rapat?” kata Da In sambil melihat foto Shi An dalam tabnya.
Eun Gi
masuk rumah memberitahu ibu Duk Mi kalau teman baiknya datang. Nyonya Nam
mengejek kalau Putri ibu Duk Mi yang tidak baik datang juga. Ibu Duk Mi
mengajak masuk untuk makan karena baru saja membuat kimbap. Eun Gi mengaku
gimbap favoritnya.
“Eonni,
aku membawa menantumu.” Kata Nyonya Nam, Eun Gi bingung apa maksudnya Menantu
“Direktur
Ryan Gold” kata Nyonya Nam bangga, Eun Gi menegaskan kalau Ryan itu hanya
bosnya.
“Dia
tampan, kompeten, dan lajang. Kenapa dia hanya bosnya? Dia seorang menantu yang
potensial. Bukankah begitu?” kata Nyonya Nam, Ibu Duk Mi mengaku berharap
begitu juga tapi sepertinya salah menduga.
“Apa Duk
Mi tidak menyukainya?” tanya Nyonya Nam binggung, Eun Gi terus mendengar
pembicaraan keduanya.
“Aku buat
kotak makan siang dan pergi ke galeri hari ini. Untuk menjumpai Direktur, Tapi...” cerita ibu Duk mi
“Apa Ibu
buat gimbap ini untuk singa sialan itu?” kata Eun Gi kaget dan menolak untuk
memakanya.
“Jangan
makan! Bagaimana kau dan Duk Mi bertindak dengan cara yang persis sama dan
menjengkelkan? Siapa yang bisa aku salahkan? Aku orang yang membesarkan kalian
seperti itu.” Teriak Ibu Duk Mi marah
Nyonya
Nam bingung melihat ibu Duk Mi yang tiba-tiba marah dan ingin tahu Apa yang
dikatakan Duk Mi. Ibu Du Mi mengaku tidak mengerti apa masalah anaknya
karena hanya cemberut sepanjang hari
bahkan tidak melihat gimbab cabai Cheongyang favoritnya.
“Dia
sedang bekerja, dan pasti ada orang yang memperhatikan... Kurasa Duk Mi malu.”
Kata Nyonya Nam
“Tidak...
Direktur memberi kami tumpangan pulang, jadi aku merasa berterima kasih dan
memintanya untuk masuk sehingga bisa memberinya lauk. Duk Mi memberiku sikap
lagi dan menyuruhku masuk. Apa yang salah dengan Duk Mi?” ucap Ibu Duk Mi
“Itu
gara-gara aku... Kami bukan keluarga kaya, dan dia khawatir tentang merawat
kita saat kita menua. Jika bukan karena itu, dia sudah menikah. Dia juga tidak
punya saudara laki-laki atau perempuan.” Kata Tuan Song sedih.
“Kenapa
tidak? Dia punya Eun Gi. Bahkan jika Eun Gi menikah, aku akan memberitahunya untuk
menganggap kalian sebagai mertuanya.” Kata Nyonya Nam
“Jangan
bicara hal konyol. Apa kau tidak ingin melihat Eun Gi menikah? Wanita apa yang
akan menikah dengannya jika dia memiliki tiga orang tua?” ucap Ibu Duk Mi
“Itu
sebabnya dia harus jadi pria yang lebih menawan Atau menghasilkan banyak uang.”
Keluh Nyonya Nam. Eun Gi hanya diam saja.
Nyonya
Eom menutupi wajahnya dengan masker dan mengintai sesuatu, Kyung Ah datang
menatap curiga akhirnya menepuk pundak wanita yang dianggapnya aneh. Nyonya Eom
kaget sampai terjungkal. Kyung Ah kaget ternyata Nyonya Eom dibalik masker.
“Ayo
Cepat... Bantu aku.” Kata Nyonya Eom mengulurkan tanganya, Kyung Ah dan Sek Kim
akhirnya membantu Nyonya Eom berdiri.
“Direktur
Eom, apa yang membawamu ke sini? Mengerikan sekali... Maksudku, kenapa
penampilanmu seperti ini?” kata Kyung Ah.
“Dimana
putriku?” tanya Nyonya Eom, Kyung Ah mengajak Nyonya Eom untuk ikut denganya.
Sindy
sedang melihat contoh souvenir yang akan dibuat untuk pameran, Nyonya Eom
melihat dari kejauhan terlihat bangga tak pecaya kalau Hyo Jin bertanggung
jawab atas beberapa urusan penting. Kyung Ah pikir tidak bisa bilang itu
penting...
“Itulah
yang mempengaruhi perusahaan untuk tumbuh. Ini Bakat sejati. Manajemen butuh
mata yang tajam untuk karyawan berbakat ke posisi yang cocok. Tapi Hyo Jin-ku
digunakan sebagai intern kecil... Ryan Gold... Ayo pergi sekarang.” Kata Nyonya
Eom lalu melangkah pergi. Kyung Ah hanya diam saja tanpa banyak bicara.
Nyonya Eom
berjalan keluar dari galeri lalu bertanya pada Sek Kim Kapan direktur TK Cultural Foundation
dipilih. Sek Kim menjawab Minggu ini.
Nyonya Eom meminta agar Sek Kim mengatakan pada mereka untuk menundanya selama
seminggu.
“Kita
memiliki kandidat baru.” Kata Nyonya Eom. Sek Kim binggung siapa itu Kandidat
“Aku, Eom
So Hye... Untuk singa yang tak kenal takut di kebun binatang, aku harus
menunjukkan kepadanya siapa pemilik sebenarnya Cheum Gallery.” Kata Nyonya Eom
yakin dan menyuruh Sek Kim untuk membuka pintu mobil.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar