PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 10 Mei 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Ryan masuk rumah membawa buket bunga, teringat kembali yang dikatakan Duk Mi “Kita akhiri saja, hubungan palsu kita.” Lalu ia berpikir kalau  hendak mengakhiri hubungan palsu juga. Teringat lagi ucapan Duk Mi “Dengan tulus aku berterima kasih.”
“Kenapa terdengar seperti perpisahan?” ucap Ryan sedih lalu ingin menelp Duk Mi  tapi diurungkan niatnya karena mungkin Besok akan bertemu.

Sementara Duk Mi termenung sendiri di kamarnya sambil menangis, lalu menatap ponselnya seperti berharap Ryan menelpnya, lalu mengeluh sendiri karena menunggu panggilannya sesudah ia mengatakan itu.
Akhirnya Duk Mi mencoba menghilangkan rasa sedihnya sambil meminum bir, sementara Ryan menghilangkan perasaan galaunya dengan meminum wine. Keduanya pun tertidur dengan gelisah.

Duk Mi tertidur bermimpi tentang dirinya saat masih kecil menggengam tangan temanya lalu pergi melepaskanya, setelah itu menatap tangan si anak dan akhirnya terbangun dengan tangan seperti ingin mengenggam tangan orang lain. 


Duk Mi keluar rumah mengeluh karena menurutnya  Pagi tak pernah paham bagaimana perasaannya sekarang, lalu merasa  tak ingin berangkat bekerja hari ini. Ryan pun terbangun setelah minum wine, lalu menatap ponselnya seperti berharap Duk Mi menelp tapi tak ada panggilan untuknya.
Sun Joo menatap ponselnya melihat profile Duk Mi bertanya-tanya ada paa dengan temanya itu. Akhirnya Duk Mi datang menutupi wajah sedihnya memesan Es Americano. Sun Joo langsung bertanya  Apa ada sesuatu antara Duk Mi dan Singa

“Tidak, tidak ada apa-apa. Kenapa?” ucap Duk Mi mencoba terus tersenyum.
“Apa Kau sebut ini tidak ada apa-apa? Apa Kau sudah menyatakan cintamu? Aku sudah bilang jangan lakukan itu sampai kau yakin.” Ucap Sun Joo memarahinya.
“Aku tak menyatakan perasaanku. Semua berakhir sebelum aku yakin. Si Singa bilang dia ingin akhiri hubungan palsu.” Cerita Duk Mi sedih. Sun Joo tak percaya mendengarnya.
“Jadi, apa katamu?” tanya Sun Joo, Duk Mi pikir tak ada yang bisa dikatakan.
“Aku mengerti dan bilang harus diakhiri. Dengan cara yang keren.”ujar Duk Mi, Sun Joo ingin tahu apa itu.
“Apa Kau tidak menyatakan perasaan, dan hubungan palsu kalian juga berakhir? Kenapa dia baik padamu padahal tidak menyukaimu? Bukankah jaman sekarang itu pelanggaran hukum?” kata Sun Joo. Duk Mi pikir itu benar.
“Kenapa dia lakukan ini? Apa dia mencoba menempelkan cap jempolnya di bibirku atau apa?” ucap Duk Mi kesal. 


Sung Joo pun mulai mengumpat. Ryan datang didalam mobil melihat sosok Duk Mi yang sedang berbicara dengan Sun Joo. Sementara Duk Mi mengeluh dengan Ryan yang memiliki suara yang bagus bahkan tatapan matanya yang mengoda hatinya.
“Hei, dia harus diadili, Dan dijatuhi hukuman seumur hidup.” Kata Sun Joo mendukung.
Duk Mi pun senang berbicara dengan Sun Joo  seperti ini dan membuatnya merasa lega. Sun Joo melotot kaget melihat Ryan datang ke cafe, Duk Mi langsung bergegas bersembunyi dibelakang kasir. Sun Joo heran Duk Mi malah sembunyi.
“Kalian akan bertemu di tempat kerja.” Kata Sun Joo. Duk Mi mengaku belum berani melihatnya.
“Selamat pagi.” Sapa Ryan, Sun Joo dengan sinis membalas kalau Pagimnya Ryan pasti baik.
“Mungkinkah...” ucap Ryan dan langsung disela oleh Sun Joo dengan sinis. Ryan ingin menanyakan tentang Duk Mi.
“Itu tidak ada dalam menu.” Kata Sun Joo sinis. Ryan akhirnya ingin memesan susu kental...
“Omo! Kami kehabisan susu kental.” Ucap Sun Joo menolak, Ryan akhirnya memesan susu hangat
“Omo! Kami kehabisan susu hangat juga.” Kata Sun Joo, Ryan menahan diri bertanya apa yang dimiliki Sun Joo.
“Kopi... Apa Kau mau kopi?” kata Sun Joo, Ryan pun menolak dengan wajah kesal keluar dari cafe.
“Aku yakin itu Nona Sung.. Kenapa dia berbohong?” ucap Ryan akhirnya masuk mobil dan pergi.
Sun Joo memberitahu Duk Mi kalau Ryan sudah pergi. Duk Mi mengeluh karena dirinya itu seperti menyedihkan sekali. Sun Joo akhirnya memperingatkan Duk Mi agar jangan perbarui foto profil atau status SNS untuk saat ini, bahkan jangan bermain medsos juga. Duk Mi terlihat binggung
“Kau mungkin membuat keributan sesudah mulai jadi fangirl, tapi mau bagaimana setelah berhenti? Jadi Diam saja. Tetap diam dan fokus pada pekerjaan, mengerti?” saran Sun Jo. Duk Mi menganguk mengerti.



Duk Mi akan masuk galeri terdiam melihat Da In datang menemui Ryan. Ryan dengan wajah malas bertanya Ada perlu apa pagi-pagi begini, Dan In memperlihatkan tasnya kalau mungkin mereka  bisa sarapan bersama. Ryan menolak karena tidak lapar.
“Kau disini mau apa?” tanya Ryan sinis, Da In mengeluh kalau  Hari baru saja dimulai, dan Ryan sudah  benar-benar jahat.
“Apa Kau sudah menyatakan perasaanmu?” tanya Da In penasaran.
“Jika kau tidak di sini untuk bicarakan pekerjaan, pergilah.” Ucap Ryan sinis. Da In setuju untuk mereka bicara soal pekerjaan.

Kyung Ah dan Yoo Sub datang menyapa Duk Mi yang hanya berdiri menatap Ryan bersama Da In. Duk Mi kaget melihat keduanya tiba-tiba sudah ada disampingnya. Yoo Sub melihat Ryan menyapa dengan melambikan tangan sambil memanggil Tuan Gold.
“Halo,  Ada banyak pekerjaan, aku masuk duluan. Permisi...” ucap Duk Mi berjalan melewati Ryan dan Da In lalu melangkah pergi. Ryan binggung melihat sikap Duk Mi yang sangat dingin. 


Duk Mi menyibukan diri sambil mengetik dan mendengarkan musik mengunakan earphone. Tapi dalam hatinya gumam sendiri “Benar, putus sama dengan berhenti jadi penggemar seseorang. Ayo diam saja.”
“Ayo kita tetap diam dan fokus pada pekerjaan untuk sementara waktu. Ryan ingin mengakhiri hubungan palsu. Artinya kau benar-benar butuh bantuanku. Aku benar-benar butuh bantuanmu, Da In. Fokus pada pekerjaan.”

Duk Mi terlihat kesal dengan Ryan saat mengingat sikapnya pada Da In, sementara Kyung Ah melihat sikap Duk Mi yang aneh bertanya pada Cindy apakah tahu yang terjadi. Cindy hanya mengelengkan kepalanya.


“Sung Duk Mi.. Apa kau sibuk sekarang?” kata Ryan masuk ruangan. Duk Mi dengan tatapan sinis melepaskan earphone merasa bisa melihatnya kalau sedang sibuk.
“Apa ada yang perlu kulakukan, Direktur Ryan Gold?” tanya Duk Mi. Ryan terlihat binggung mengaku tidak ada.
Ryan menatap tiga karyawanya terlihat binggung, Yoo Sub memberikan kode kalau Duk Mi seperti tak biasanya.
[EPISODE 9: SAAT KAU JADI PENGGEMAR, BIARKAN SEMUA ORANG TAHU. SAAT KAU BERHENTI JADI PENGGEMAR, JANGAN BIARKAN SIAPA PUN MEMPERHATIKAN]

Kyung Ah lalu berbicara dengan Yoo Sub dan Cindy membahas kalau  Duk Mi dan Ryan itu pasti bertengkar. Yoo Sub pikir Duk mi  tampak baik-baik saja kemarin sampai dia bertemu Nona Choi. Kyung Ah membenarkan lalau teringat saat pertama kali bertemu Da In.
Da In yang datang langsung memeluk Ryan dan berkata “Aku merindukanmu, Ryan... Katamu kau juga merindukanku.” Saat itu Duk Mi hanya melihat keduanya tanpa banyak komentar.
“Ini masalah wanita.” Kata Kyung Ah, Yoo Sub tak mengerti apa maksudnya itu.
“Choi Da In”  kata Kyung Ah teringat saat Duk Mi  melihat keduanya pamit pergi mengaku  ada banyak pekerjaan,
“Mereka bertengkar karena Direktur selingkuh.” Kata Kyung Ah. Yoo Sub tak percaya kalau itu artinya Duk Mi kalah. Kyung Ah pikir seperti itu. 



Ryan datang memanggil Kyung Ah bertanya Apa Ullim Art Gallery bilang mereka  bisa pinjam... Kyung Ah mengaku akan mengabari melalui email dengan sinis melonggo didepan pintu mengaku sangat kecewa dan masuk ruangan. Ryan melonggo binggung melihat tingkahnya.
“Kim Yoo Seob, soal gudang...” kata Ryan. Yoo Sub  menyela kalauakan mengabari melalui email juga.
“Direktur, kau memalukan kaum pria.” Kata Yoo Sub lalu masuk ruangan. Ryan benar-benar binggung dengan tingkah dua pegawainya. 

“Kim Hyo Jin..” ucap Ryan. Sindy bergegas masuk memberitahu kalau akan mengabari melalui email...
“Pameran khusus Cha Shi An.” Kata Ryan, Sindy pun berhenti melangkah. Ryan pun mengajak Sindy masuk ruangan.
Sindy seperti terpojok masuk diruangan, Ryan akhirnya mengetahui kalau dua pegawainya itu pikir ia mencampakkan Duk Mi dan dirinya itu yang selingkuh. Sindy membenarkan, Ryan ingin tahu apakah Nona Sung yang yang mengatakan hal itu.
“Tidak, itu hanya dugaan kami.” Akui Sindy, Ryan tak percaya kalau hanya dugaan mereka saja.
“Kenapa kau diam saja? Kau tahu segalanya karena kau terus menguntitku.” Keluh Ryan.
“Ya, aku tahu kau tidak selingkuh... Tapi... Kenapa aku membantumu padahal kau pernah mengancam akan menuntutku? Aku senang kau alami ini.” Ucap Sindy lalu melangkah pergi.
“Kenapa dia bertingkah seperti dicampakkan padahal dia yang mencampakkanku? Tidak... Bagaimana bisa dicampakan saat aku tak berkencan dengannya? Aku perlu meluruskannya.” Ucap Ryan berbicara sendiri. 


Duk Mi dan Ryan akhirnya bertemu diluar galeri saling menatap, dan tak bicara. Duk Mi pikir Jika tidak ada yang mau dikatakan, maka akan... Ryan akhirnya bicara lebih dulu, ingin tahu Apa maksud perkataannya kemarin. Duk Mi pikir seperti itu maksudnya.
“Lalu apa artinya kau ingin mengakhiri hubungan palsu kita?” tanya Ryan ingin kejelasan.
“Kita tidak bisa melanjutkan. Lagi pula, semua itu palsu.” Kata Duk Mi. Ryan seperti tak habis pikir dengan kalimat "Lagipula, semua itu palsu"
“Kau juga... Kau pun mengatakannya sendiri. Kau bilang CUPATCH sudah hilang dan Hyo Jin akan segera berhenti. Jadi, kita tidak punya alasan lagi untuk...”ucap Duk Mi menahan rasa sedihnya.
“Benarkah... itu alasannya? Sung Duk Mi, aku...” ucap Ryan yang langsung disela oleh Duk Mi.
“Aku mengerti... Terimakasih untuk semuanya.” Kata Duk Mi lalu melangkah pergi, sementara Ryan terlihat sangat shock dan tak percaya 


Ryan pulang ke rumah ingin membuang bunga tapi diurungkan niatnya dan mengingat yang dikatakan Duk Mi bertanta-tanya apakah memang itu palsu.  Ia lalu melihat ponselnya  [SHI AN IS MY LIFE, CHATGRUP BARU SUDAH DIBUAT] dan memilih untuk keluar.
“Shi An is My Life, bagaimana menurutmu? Apa kau tidak suka tempat kami untuk beli kue? Haruskah pilih tempat lain?”tulis Fans pada ruang Chat. Duk Mi mengaku tidak dan terlihat hanya diam saja di depan komputernya. 

Yoo Sub memberitahu Ryan kalau Sewa mobilnya berakhir Jadi akan diberikan mobil baru dan selesai mendaftarkan plat nomor. Ryan tanpa menatap mengucapkan terimakasih, Duk Mi pun berusaha agar bersikap acuh pada Ryan.
“Apa Sudah kau putuskan tema tertentu untuk Oh Yang Hee?” tanya Ryan pada Duk Mi
“Kami sedang berpikir untuk memamerkan foto dan video yang menunjukkan tahun kerja keras pada tubuh balerina.” Jelas Duk Mi
“Bukankah tema itu terlalu polos? Mungkin bukan pameran tunggalnya, tapi sepertinya masih tidak jauh berbeda dari pameran sebelumnya.” Komentar Ryan.
“Menampilkan video dramatis kehidupan Oh Yang Hee sudah merupakan upaya yang sangat baru. Jangan-jangan kau berprasangka dengan cepat menilai tema tanpa melihat ke dalamnya secara detail? Aku tidak menganggapmu orang yang bias.” Kata Duk Mi sinis. Keduanya saling menatap dingin. 

Duk Mi dan Ryan akhirnya keluar dari ruang rapat dan masuk ruangan masing-masing. Kyung Ah mengeluh karena mereka perlu menderita karena perpisahan keduanya. Yoo Sub mengaku merasa seperti sudah menahan nafas selama 15 menit.
“Sepertinya berkencan dengan seseorang di tempat kerja adalah hal yang buruk. Aku harus beri tahu ibuku dan beri tahu dia untuk melarangnya.” Kata Sindy.
“Aku... Aku pikir itu tidak benar.” Ucap Yoo Sub panik. Kyung Ah membenarkan menurutnya kalau ini baik-baik saja.
“Setidaknya mari kita makan dalam damai. Aku akan makan dengan Nona Sung  dan Hyo Jin. Apa Kau bisa makan dengan Direktur?” ucap Kyung Ah. Yoo Sub menganguk setuju. 


Kyung Ah jalan dengan Duk Mi bersama dengan Sindy, lalu bertanya apakah mereka akan memesan Empat porsi. Duk Mi setuju akan memesanya. Saat di depan restoran terlihat Ryan sudah menunggu bersama dengan Yoo Sub.
Yoo Sub kebingungan karena mereka bertemu kembai di restoran, Duk Mi dan Ryan akhirnya saling menatap dan akhirnya masuk restoran bersama-sama. 

Duk Mi duduk didepan Ryan melihat bosnya itu sedang membagi-bagikan sumpit dan sendok. Ia lalu bergumam “Singa itu manis dan murah hati pada semua orang.” Tapi menurutnya kalau ini bukan apa-apa mencoba agar menyadarkan diri.
Makanan akhirnya datang,  Duk Mi melihat Ryan yang membagikan makanan di mangkuk memujinya terlihat imut. Ia menyadarkan diri Imut atau tampan, kenapa Ryan itu tidak bisa pilih salah satu saja, lalu mengumpat Ryan itu Brengsek serakah.
“Dia bukan pemilik dunia... Dasar Brengsek egois.” Ucap Duk Mi kesal tanpa sadar mengeluarkan suaranya. Semua menutap binggung melihat Duk Mi.
“Aku hanya mencoba untuk memberimu. Maaf jika kelihatannya seperti itu.” Kata Ryan sambil mengambil makanan dalam mangkuk. Duk Mi menahan malu merasa seperti serba salah. 


Akhirnya tiga pegawai minum obat pencernaan karena makan siang mereka tak enak. Yoo Sub mengaku merasa tidak tahan lagi. Kyung Ah pikir Mereka bersenang-senang saat berkencan, tapi perpisahan mereka membuat semua pegawai berjalan di atas kulit telur.
“Bisakah aku ambil hari libur? Lingkungan kerja terlalu stres.”keluh Sindy yang juga merasa tak nyaman. 

Duk Mi berjalan lebih dulu didepan Ryan sambil bergumam “Apa aku membuat dia sulit?” sementara Ryan bergumam menatap Duk Mi “ Sepertinya dia kesal padaku” karena berjalan dibelakang akhirnya memanggil Duk Mi
“Apa aku mungkin...” kata Ryan dan tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Duk Mi kaget melihat ibunya dan ayahnya datang.
“Halo, kabarmu baik?” sapa Ibu Duk Mi. Ryan mengaku baik-baik saja dan bertanya balik. Ibu Duk Mi pun mengaku baik-baik saja.
“Ada perlu apa kalian ke galeri?” tanya Duk Mi. Ibu Duk Mi mengaku  Untuk menjumpai Direktur Gold.
“Kau belum makan siang, kan? Aku bawakan makanan.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi mengaku mereka sudah makan. Ibu Duk Mi terlihat kecewa.
“Ibu harusnya menelepon terlebih dahulu.” Ucap Duk Mi. Ibunya pikir mereka akan makan sekitar tengah hari.
“Sebaiknya kalian pergi. Biar aku antar pulang. Ayolah...  Direktur, maaf datang ke sini tanpa pemberitahuan... Sampai jumpa lagi.” Kata Duk Mi mengajak ibunya pergi.
“Sebenarnya, aku masih sedikit lapar. Nona Sung punya nafsu makan yang besar, jadi, aku biarkan dia makan punyaku.” Kata Ryan sebelum keduanya pergi
“Apa begitu? Cintanya pada makanan adalah turunan ayahnya. Cuacanya hangat, jadi, mari kta anggap sedang piknik.” Kata Ibu Duk Mi mengajak Ryan pergi. Duk Mi binggung kemana ibunya mengajak pergi. 


Kyung Ah melihat dari kejauhan yakin kalau Ryan itu sudah bertemu orang tuanya. Sementara Duk Mi terlihat kesal mengancam kalau tak akan ikut dengan mereka, tapi ayahnya mengajak kalau anaknya untuk ikut saja.
“Aku tidak berpikir mereka tahu perpisahan itu.” Kata Yoo Sub melihat dua orang tua Duk Mi mengajak Ryan bersama.
“Ini, aku tidak bisa melihatnya.” Kata Sindy mengeluh melihat pasangan yang terpaksa baik-baik saja didepan orang tuan. 

Ibu Duk Mi memberikan kimbap untuk Ryan karena sudah membuat gimbap dengan tuna dan mayones dan gimbap dengan keju, lalu kimbap juga kesukaan Duk Mi.  Duk Mi dengan wajah kesal menegaskan kalau tidak makan.
“Setidaknya cicipi... Aku membuatnya istimewa hari ini.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi dengan wajah kesal mengatakan sudah makan.
“Aku akan memakannya.” Ucap Ryan mengambi salah satu kimbap. Duk Mi panik melihat Ryan makan kimbap.
“Apa kau suka cabai Cheongyang?” tanya Ibu Duk Mi melihat Ryan yang kepedesan. Ryan panik mengetahui isinya Cabai Cheongyang.
“Ya, aku menambahkan banyak sekali.” kata ibu Duk Mi. Ryan menahan pedas mengaku kimbapnya sangat lezat.
“Direktur, Apa kau nangis?” tanya Ibu Duk Mi, Ryan menyangkal walaupun rasanya sangat pedas.
“Hanya saja sangat lezat.” Ucap Ryan. Duk Mi akhirnya memberikan minum karena bisa menenangkan lidahnya.
Akhirnya mereka pun tertawa bersama karena melihat Ryan yang kepedesan, Ibu Duk Mi mengaku hampir lupa karena punya sesuatu untuk Ryan lalu memberikan sebuah boneka yang dirajut. Ryan kaget melihat boneka rajut bentuk singa.
“Aku membuatnya sendiri... Ini Lion, sama sepertimu.” Ucap Ibu Duk Mi. Duk Mi mengeluh kalau namanya Ryan bukan Lion. Ryan senang hanya bisa mengucapkan Terima kasih.
“Kenapa tidak berfoto selagi kita semua berkumpul?” kata Ibu Duk Mi. Duk Mi mengeluh mengajak mereka pulang saja.
“Yahh.. Benar. Apa gunanya memotret wajah tuaku? Aku sekarang hanya butuh untuk pemakamanku...” ucap ibu Duk Mi. Duk Mi akhirnya mengajak foto ibunya agar tak sedih.
“Kenapa kita tidak mengambil foto ibuku yang cantik? Pohon-pohon tampak bagus, mereka bisa dijadikan latar belakang. Ayo.”kata Duk Mi. Ibu Duk Mi mengeluh dengan tingkah anaknya.



Ryan mengambil foto keluarga Duk Mi bersama ayah dan ibunya, Ibu Duk Mi mengajak Ryan untuk ikut foto bersama mereka saja. Ryan terlihat binggung, tapi Ibu Duk Mi dengan cepat meminta tolong orang lain untuk mengambil foto mereka berempat.
Ibu Duk Mi sengaja membuat Duk Mi dan Ryan berdiri bersebelahan. Setelah itu menyuruh keduanya foto bersama, Duk Mi mengeluh dengan ibunya dan ingin pergi, tapi Ryan menariknya agar bisa foto bersama.
Duk Mi pun terpaksa foto tapi senyuman keduanya terlihat bahagia. Orang Tuan Duk Mi melihat keduanya seperti memang cocok berpasangan. 

Ibu Duk Mi mengucapkan terimakasih pada Ryan berpikir bisa saja naik taksi, Ryan pikir Ibu Duk Mi sudah membawakan makanan lezat dan hanya mengantarnya pulang saja. Ibu Duk Mi pikir Ryan yang Sepertinya suka makanan buatanya.
“Ya, aku bahkan makan semua lauk yang kau beri.” Kata Ryan. Ibu Duk Mi tak percaya kalau Ryan sudah di makan semuanya
“Harusnya kau beri tahu lebih cepat! Kenapa tidak masuk ke dalam dan...” ucap Ibu Duk Mi
“Ibu... Direktur punya hari yang sangat sibuk, tapi dia tidak melakukan pekerjaannya... Hari Ini adalah terakhir Ibu buat dia tidak nyaman.” Kata Duk Mi
“Harusnya aku memikirkannya... Maaf.” Kata Ibu Duk Mi, Ryan pikir tak masalah  bahakn akan mentraktir mereka makan...
Duk Mi langsung menolak dengan cepat, Ibu Duk Mi akhirnya mengucapkan  Terima kasih untuk hari ini dan berpesan agar Pulanglah dengan selamat. Duk Mi pun meminta keduanya segera pulang saja. 



Duk Mi naik mobil meminta maaf dan berjanji untuk Kedepannya, tidak akan ada ketidaknyamanan seperti ini. Ryan pikir adalah makan siang yang menyenangkan dan tidak menganggapnya sebagai masalah. Duk Mi pun mengucapkan Terima kasih atas pengertian.
“Sebenarnya, mulutku masih pedas... Karena...” ucap Ryan binggung menyebutnya. Duk Mi memberitahu itu Cabai Cheongyang gimbap
“Lidahku terasa mati rasa sekarang. Sudah lama sekali, aku tak lihat senyummu... Apa aku membuatmu tidak nyaman?” tanya Ryan.
“Tidak, tidak sama sekali. Karena hubungan palsu kita usai... “ ucap Duk Mi dan langsung disela oleh Ryan.
“Bahkan jika sudah usai, jika semuanya jadi canggung dan tak nyaman di antara kita, apa yang akan terjadi kedepannya?” ucap Ryan. Duk Mi terlihat binggung menjelaskana. 


Ryan seperti sedang dalam mobil tak mengangkat telp dari Da In. Dan In akhirnya menelp Duk Mi  memberitahu Ryan tidak jawab teleponnya lalu bertanya Apa Ryan bersamanya, Duk Mi seperti ingin tahu alasannya. Da In mengaku ini masalah bisnis.
“Jadwal Cha Shi An untuk album dan pamerannya tampaknya terlalu padat. Bisakah kau jadwalkan rapat?” kata Da In sambil melihat foto Shi An dalam tabnya. 

Eun Gi masuk rumah memberitahu ibu Duk Mi kalau teman baiknya datang. Nyonya Nam mengejek kalau Putri ibu Duk Mi yang tidak baik datang juga. Ibu Duk Mi mengajak masuk untuk makan karena baru saja membuat kimbap. Eun Gi mengaku gimbap favoritnya.
“Eonni, aku membawa menantumu.” Kata Nyonya Nam, Eun Gi bingung apa maksudnya Menantu
“Direktur Ryan Gold” kata Nyonya Nam bangga, Eun Gi menegaskan kalau Ryan itu hanya bosnya.
“Dia tampan, kompeten, dan lajang. Kenapa dia hanya bosnya? Dia seorang menantu yang potensial. Bukankah begitu?” kata Nyonya Nam, Ibu Duk Mi mengaku berharap begitu juga tapi sepertinya salah menduga.
“Apa Duk Mi tidak menyukainya?” tanya Nyonya Nam binggung, Eun Gi terus mendengar pembicaraan keduanya.
“Aku buat kotak makan siang dan pergi ke galeri hari ini. Untuk menjumpai Direktur,  Tapi...” cerita ibu Duk mi
“Apa Ibu buat gimbap ini untuk singa sialan itu?” kata Eun Gi kaget dan menolak untuk memakanya.
“Jangan makan! Bagaimana kau dan Duk Mi bertindak dengan cara yang persis sama dan menjengkelkan? Siapa yang bisa aku salahkan? Aku orang yang membesarkan kalian seperti itu.” Teriak Ibu Duk Mi marah 


Nyonya Nam bingung melihat ibu Duk Mi yang tiba-tiba marah dan ingin tahu Apa yang dikatakan Duk Mi. Ibu Du Mi mengaku tidak mengerti apa masalah anaknya karena  hanya cemberut sepanjang hari bahkan tidak melihat gimbab cabai Cheongyang favoritnya.
“Dia sedang bekerja, dan pasti ada orang yang memperhatikan... Kurasa Duk Mi malu.” Kata Nyonya Nam
“Tidak... Direktur memberi kami tumpangan pulang, jadi aku merasa berterima kasih dan memintanya untuk masuk sehingga bisa memberinya lauk. Duk Mi memberiku sikap lagi dan menyuruhku masuk. Apa yang salah dengan Duk Mi?” ucap Ibu Duk Mi
“Itu gara-gara aku... Kami bukan keluarga kaya, dan dia khawatir tentang merawat kita saat kita menua. Jika bukan karena itu, dia sudah menikah. Dia juga tidak punya saudara laki-laki atau perempuan.” Kata Tuan Song sedih.
“Kenapa tidak? Dia punya Eun Gi. Bahkan jika Eun Gi menikah, aku akan memberitahunya untuk menganggap kalian sebagai mertuanya.” Kata Nyonya Nam
“Jangan bicara hal konyol. Apa kau tidak ingin melihat Eun Gi menikah? Wanita apa yang akan menikah dengannya jika dia memiliki tiga orang tua?” ucap Ibu Duk Mi
“Itu sebabnya dia harus jadi pria yang lebih menawan Atau menghasilkan banyak uang.” Keluh Nyonya Nam. Eun Gi hanya diam saja. 


Nyonya Eom menutupi wajahnya dengan masker dan mengintai sesuatu, Kyung Ah datang menatap curiga akhirnya menepuk pundak wanita yang dianggapnya aneh. Nyonya Eom kaget sampai terjungkal. Kyung Ah kaget ternyata Nyonya Eom dibalik masker.
“Ayo Cepat... Bantu aku.” Kata Nyonya Eom mengulurkan tanganya, Kyung Ah dan Sek Kim akhirnya membantu Nyonya Eom berdiri.
“Direktur Eom, apa yang membawamu ke sini? Mengerikan sekali... Maksudku, kenapa penampilanmu seperti ini?” kata Kyung Ah.
“Dimana putriku?” tanya Nyonya Eom, Kyung Ah mengajak Nyonya Eom untuk ikut denganya. 

Sindy sedang melihat contoh souvenir yang akan dibuat untuk pameran, Nyonya Eom melihat dari kejauhan terlihat bangga tak pecaya kalau Hyo Jin bertanggung jawab atas beberapa urusan penting. Kyung Ah pikir tidak bisa bilang itu penting...
“Itulah yang mempengaruhi perusahaan untuk tumbuh. Ini Bakat sejati. Manajemen butuh mata yang tajam untuk karyawan berbakat ke posisi yang cocok. Tapi Hyo Jin-ku digunakan sebagai intern kecil... Ryan Gold... Ayo pergi sekarang.” Kata Nyonya Eom lalu melangkah pergi. Kyung Ah hanya diam saja tanpa banyak bicara. 

Nyonya Eom berjalan keluar dari galeri lalu bertanya pada Sek Kim  Kapan direktur TK Cultural Foundation dipilih. Sek Kim menjawab  Minggu ini. Nyonya Eom meminta agar Sek Kim mengatakan pada mereka untuk menundanya selama seminggu.
“Kita memiliki kandidat baru.” Kata Nyonya Eom. Sek Kim binggung siapa itu Kandidat
“Aku, Eom So Hye... Untuk singa yang tak kenal takut di kebun binatang, aku harus menunjukkan kepadanya siapa pemilik sebenarnya Cheum Gallery.” Kata Nyonya Eom yakin dan menyuruh Sek Kim untuk membuka pintu mobil.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar