PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ryan
masih ada didalam mobil melihat jam tanganya, lalu berpikir Apa terlalu pagi.
Tapi akhirnya Ia memilih untuk turun dari mobil, dan kaget melihat Eun Gi turun
dari tangga bersama dengan Duk Mi. Duk Mi membahas tentang yang terjadi
kemarin...
Eun Gi tiba-tiba
berhenti melangkah, Duk Mi bertanya ada apa. Eun Gi berbisik kalau Singa
datang. Duk Mi kaget langsung bersembunyi dibalik tubuh Eun Gi. Ryan yang sudah
melihat Duk Mi berjalan mendekatinya, Eun Gi langsung pasang badan melindungi
Duk Mi.
“Direktur
Ryan Gwanjang-nim... Apa Kau datang tanpa membuat janji? Hari ini... Kembalilah
lain kali.” Ucap Eun Gi
“Aku
ingin bicara dengan Duk Mi.” Kata Ryan, Eun Gi beralasan kalau Duk Mi belum cuci muka.
“Sepertinya
dia takkan bisa menampakan wajahnya.” Kata Eun Gi, Ryan menegaskan kalau ingin bicara dengan Duk Mi.
“Duk Mi
bilang, dia tidak ingin menemuimu.” Kata Eun Gi, Ryan menegasan kalau Duk Mi
adalah pacarnya.
“Jadi,
ini antara dia dan aku... Bukan urusanmu.” Kata Ryan, Eun Gi mengeluh kalau
dianggap bukan urusanya.
“Dia
wanita yang aku suka, Duk Mi tidak ingin terlihat. Untuk sekarang, Oleh Direktur
Ryan. Jika kau sungguh peduli pada Duk Mi, hari ini silakan pergi.” tegas Eun
Gi, Duk Mi memegang baju temanya dengan wajah ketakutan.
“Keluar,
Sung Duk Mi... Tak apa... Shi An is My Life.” Kata Ryan. Duk Mi kaget langsung
keluar dari persembunyianya.
“Maaf...
Bukannya pura-pura tidak tahu..” akui Ryan, Duk Mi mengeluh menurutnya kalau
Ryan tahu seharusnya katakan padakunya.
“Haruskah
aku katakan di sini?” kata Ryan. Duk Mi menarik tangan Ryan agar bicarakan di
suatu tempat.
Eun Gi
panik melihat Duk Mi malah pergi bersama Ryan, Duk Mi menegaskan tak masalah
kalau pergi dengan Ryan. Eun Gi terlihat melihat Duk Mi malah pergi.
Sun Joo
baru saja tersadar mengeluh kepala sakit sambil menuruni tangan, lalu melihat
Duk Mi dan Ryan pergi masuk mobil lalu bertanya-tanyaKemana mereka pergi lalu
berteriak memanggil Duk Mi, tapi temanya itu sudah melesat pergi.
“Eun Gi..
Bukankah itu Singa? Apa dia tahu Deok Mi adalah Shi An is My Life?” tanya Sun
Joo panik menemui Eun Gi
“Dia
sudah tahu. “ kata Eun Gi, Sun Joo tak percaya kalau Ryan tahu kalau Duk Mi
fans berat Shi An. Saat itu Seung Min datang.
“Sun
Joo... Sun Joo, maaf.... Aku berbuat salah.” Ucap Seung Min dengan wajah melas.
“Kau dapat
minta maaf di pengadilan. “ ucap Sun Joo sinis, sementara Eun Gi terlihat masih
shock.
“Kita
sudah bersama sejak lama. Tidak boleh berpisah seperti ini. Pikirkanlah Geon
Woo. Kita adalah keluarga!” kata Seung Min menyakinkan.
“Keluarga,
apanya... Waktu kita bersama bukanlah masalah. Kita bisa jadi orang asing lagi
dalam sekejap.” Kata Sun Joo
“Sebenarnya,
Geon Woo...” ucap Seung Min. Sun Joo panik mengetahui tentang anaknya lalu
bergegas pergi dan akan menelp Eun Gi nanti.
Eun Gi
duduk diam ditangga, terlihat masih lemas karena shock mengetahui Duk Mi
berkencan dengan Ryan.
[EPISODE 11: APA KAU PERNAH TERPUKUL OLEH
KENYATAAN?]
Ryan
duduk diam mengemudikan mobilnya, teringat saat semalam Eun Gi berjalan ke arah
rumah Duk Mi dan pagi-pagi keluar dari rumah pacarnya. Sementara Duk Mi
mengingat saat Ryan mengaku kalau sudah mengetahui dirinya adalah Shi An is My
Life.
“Maaf... Bukannya
pura-pura tidak tahu.” Ucap Ryan akhirnya mengakui kalau sudah mengetahuinya.
“Sejak
kapan dia tahu aku Shi An is My Life?” gumam Duk Mi sinis, Sementara Ryan
tentang Eun Gi
“Sejak
kapan dia bersama Direktur Nam?” gumam Ryan, Duk Mi pun penasaran Bagaimana
Ryan bisa mengetahui jati dirinya.
“Bagaimana
bisa dia sembunyi saat melihatku?” gumam Ryan kesal.
Akhirnya
Duk Mi dengan nada sinis bertanya mau pergi kemana, Ryan pikir Duk Mi nanti
akan tahu. Duk Mi pikir kalau ia juga berhak
tahu mau kemana. Ryan menyindir kalau Shi An is My Life saja yang mengemudi.
Duk Mi mengumpat kesal.
Duk Mi
panik saat melihat ada fans Shi An dan buru-buru menutup wajahnya dengan topi.
Ryan sudah sampai parkiran menyuruh Duk Mi turun. Duk Mi mengeluh Ryan yang
ingin datang ke rumahnya dengan pakaian sebagai fans girl.
“Jam
berapa jadwal Shi An dimulai hari ini?” tanya Ryan.
“Jadwal
Shi An-ku dimulai sekitar pukul 10 pagi, Tapi Kenapa kau membawaku ke sini?”
kata Duk Mi
“Kita
orang berpendidikan dan Tidak boleh bertengkar di jalan. Shi An-mu pasti sudah
pergi. Ayo pergi.” ucap Ryan lalu turun dari mobil.
Duk Mi
dan Ryan akhirnya naik lift dengan berdiri saling berjauhan. Duk Mi mengeluh
Ryan yang membawa ke rumahnya untuk bertarung dan mengejek kalau ini
pertandingan kandang dan Ryan itu penakut. Ryan membalas kalau mereka itu harus
bertarung di depan Eun Gi.
“Apa 2
lawan 1? Bukankah itu lebih penakut?” sindir Ryan, saat itu pintu lift terbuka
dan Shi An sedang berdiri dengan managernya.
“Penggemarku
menunggu di luar sepanjang malam.” Ucap Shi An khawatir. Manager memberitahu
kalau sudah ada manager lain yang mengurusi mereka.
Saat itu
Ryan langsung menutup Duk Mi yang mengunakan pakaian sebagai fans. Shi An
melihat Ryan hanya bisa menahan senyum, Managernya bertanya-tanya apa yang
dilakukan Ryan dalam lift, Shi An pun tahu kalau sedang bersama Duk Mi langsung
menyapanya.
Duk Mi
membalas dengan lambaian tangan, Shi An tersenyum memberitahu kalau akan naik
nanti dan menyuruh mereka untuk naik lebih dulu. Akhirnya pintu litf tertutup, Ryan akhirnya
berdiri berjauhan. Duk Mi heran melihat Ryan yang sangat terkejut
“Itu
semua gara-gara kau. Aku tidak ingin identitasmu terungkap.” Ucap Ryan
“Bagaimana
kau tahu soal hal semacam ini?” tanya Duk Mi
“Aku
belajar sedikit karena pacarku adalah seorang fan-girl.” Sindir Ryan ,Duk Mi
tersenyum bahagia.
Geon Woo
menyanyi lagu anak-anak dengan gaya imut diiringin gitar Joo Hyun. Sun Joo
datang dengan wajah panik melihat anaknya memastikan kalau apakah sakit. Seung
Min memberikan kode kalau Geon Woo harus bilang sakit. Geon Woo mengerti.
“Ibu,
Ayah bilang dadanya sakit.” Kata Geun Woo, Sun Joo melonggo binggung lalu
menatap sinis pada suaminya.
“Ibu... Apa
Ibu sakit?” kata Geon Woo menutup hidungnya, Sun Joo binggung mengaku kalau tidak
sakit.
“Ibu bau.
Bau itulah yang kau hirup setiap kali kau sakit.” Ucap Geon Woo.
Sun Joo
mengingat semalam mabuk bersama dengan dua temanya dengan mengaku kembali
mejadi lajang lagi.
“Haruskah
aku mengantarmu ke dojo? Ayo pergi.” kata Sun Joo lalu mengajak Geon Woo pergi.
Seung Min hanya bisa melonggo binggung
karena ditinggalkan begitu saja.
Eun Gi
terdiam di ruang latihanya teringat yang dikatakan Ryan “Duk Mi adalah pacarku...Tak apa, Shi An is
My Life.” Sun Joo datang dengan anak dan muridnya. Eun Gi hanya terdiam, akhirnya Sun Joo
mendekat memberitahu kalau Ryan mengencani Duk Mi. Eun Gi ingin tahu Sejak
kapan.
“Beberapa
hari lalu mereka secara resmi mulai berkencan. Tapi aku tidak tahu kapan mereka
berdua mulai saling menyukai.” Jelas Sun Joo
“Kenapa
kau tidak mengatakannya?” tanya Eun Gi. Sun Joo mengaku bilang pada Duk Mi untuk jangan mengatakannya.
“Karena
dia tidak tahu bagaimana perasaanmu tentang dia.” Ucap Sun Joo. Eun Gi menyuruh
agar Sun Joo pergi saja.
“Aku
harus mengajar sekarang.” Kata Eun Gi menahan amarah, Sun Joo memastikan kala
Eun Gi baik-baik saja.
“Kau
berada di pihakku, kan?” ucap Eun Gi, Sun Joo menegaskan kalau itu pasti ada di
pihak temanya.
“Kau
sangat pandai berbohong.” Ejek Eun Gi lalu melihat kalau Sun Joo itu tak tahu
sesuatu.
“Aku juga
di pihakmu... Maksudku kau harus mendengar perkataan Seung Min. Aku yakin dia
tidak ingin melakukan apa yang dia lakukan.” Jelas Eun Gi.
“Berhenti
memihaknya!” ucap Sun Joo marah, Eun Gi menghindar menyuruh anak muridnya agar
memakai seragam, Sun Joo hanya bisa menatap sedih.
Duk Mi
dan Ryan duduk saling menatap sinis dan dingin, seperti masih ada perasaan
curiga satu sama lain. Ryan akhirnya lebih dulu bicara apakah Eun Gi tidur di
rumah Duk Mi tadi malam, lalu mulai berpikir yang aneh-aneh. Duk Mi
membenarkan.
“Aku
sangat penasaran... Kenapa sangat percaya diri padahal kau ketahuan keluar dari
rumahmu dengan pria lain?” keluh Ryan kesal
“Sepertinya
kau melihat Eun Gi tapi tak melihat Sun Joo. Ada masalah padanya kemarin, jadi,
kami minum bersama dan akhirnya ketiduran. Lalu untuk Eun Gi...” ucap Duk Mi
dan langsung disela oleh Ryan.
“Dia... menyukaimu.”
Ucap Ryan, Duk Mi teringat dengan ucapan Eun Gi “Kenapa ini bukan urusanku? Dia
wanita yang aku suka.”
“Itu...
Itu hanya sesuatu yang dia katakan untuk menutupiku.”tegas Duk Mi menyakinkan.
“Apa Sungguh
itu yang kau pikirkan?” kata Ryan. Duk Mi membenarkan karena menurutnya Eun Gi
adalah keluarganya.
“Sudah
seperti itu sampai sekarang, dan akan terus seperti itu.” Tegas Duk Mi. Ryan
bisa mengerti dan Duk Mi pikir kalau ini adalah saatnya.
“Kau juga
bersalah atas sesuatu.” Ucap Duk Mi. Ryan pikir Sepertinya tidak melakukan
kesalahan.
“Kau tahu
aku Shi An is My Life, tapi kau tidak pernah beri tahu aku. ucap Duk Mi
“Bukankah
lebih salah kau yang sembunyikan dariku?” ucap Ryan mengeluarkan keluhanya.
“Bukannya
aku berniat menyembunyikannya...” kata Duk Mi membela diri. Ryan pikir Duk Mi sangat
teliti untuk seseorang yang tidak berniat menyembunyikannya.
“Baiklah.
Aku sengaja menyembunyikannya darimu. Tapi saat itu, aku tidak tahu pada
akhirnya aku akan menyukaimu.” Akui Duk Mi
“Apa Kau
tidak pernah berniat menyukaiku?” ucap Ryan menyindir.
“Benar.
Tapi, aku tidak tahu kalau aku akan sangat menyukaimu sampai seperti ini...”
kata Duk Mi
"Sampai
seperti ini"? Berapa banyak?” kata Ryan terlihat sengaja ingin mengetes.
Duk Mi mengaku Sangat menyukainya.
“Apa yang
sedang kau lakukan sekarang?” ucap Duk Mi marah dengan tingkah Ryan yang
mengetesnya.
Ryan bisa
tersenyum akhirnya meminta maaf, karena
tidak memberitahu Duk Mi kalau sudah mengetahui dan membohonginya, Duk
Mi ingin tahu kapan Ryan mengetahuinya , Ryan mengaku Tepat sebelum pergi menemui
Tuan Nho Seok. Duk Mi ingin tahu bagaimana caranya.
“Aku
punya banyak bukti tidak langsung, tapi ini menyegel kesepakatan.” Tegas Rya
Akhirnya
Ryan memperlihatkan diary milik Duk Mi menunjuk
Tulisan tangan Duk Mi yang sama. Duk Mi bertanya apakah Ryan tidak terkejut. Ryan mengaku sedikit
terkejut. Duk Mi bertanya apakah Ryan tak marah. Ryan mengaku sedikit takut.
“Apa aku
Tidak membuatmu ketakutan? Kau bisa berpikir aku aneh.” Ucap Duk Mi
“Tidak...
Sedikit terkejut dan sedikit marah, tapi tidak membuatku ketakutan. Karena itu bisa membuatku lebih mengenalmu. Maukah
kita saling berkenalan dengan baik? Shi An is My Life?” kata Ryan.
“Hai, aku
Shi An is My Life.. Maaf karena duduk di atasmu dan merobek jaketmu di
bandara.” Ucap Duk Mi
“Apa kau
tahu? Kau jatuh di bandara karena aku mendorongmu. Aku juga minta maaf.” Akui
Ryan.
“Rahasia
antara kita sudah beres, kan?” ucap Duk Mi tersenyum, Ryan menganguk lalu
terlihat binggung, Duk Mi ingin tahu ada apa. Ryan membisikan sesuatu.
Duk Mi
kaget kalau Ryan adalah Latte, lalu
mengejarnya sambil memukul kalau pacarnya itu penipu. Ryan panik memohon ampun
pada Shi An is My Life. Duk Mi makin
marah mendengarnya. Ryan meminta maaf dan memanggilnya Duk Mi.
“Kenapa
kau bergabung dengan fanpage-ku?” tanya Duk Mi heran. Ryan mengaku hanya ingin
tahu lebih banyak tentang Duk Mi
“Lalu,
apa yang kau temukan tentang aku?” tanya Duk Mi, Ryan mengejek kalau Paha Cha Shi
An meningkatkan kesejahteraan Duk Mi.
Duk Mi
mengumpat kesal, Ryan makin mengejek kalau Klavikula Shi Ah yang seksi. Duk Mi memukul Ryan agar berhenti
mengejeknya, Ryan malah memeluk lalu menariknya ke atas sofa. Duk Mi
memperingatkan agar melepaskan saat masih baik.
“Kau
harus Ajari aku juga.” Kata Ryan, Duk Mi bertanya mengajari tentang apa.
“Jadi
fanatik... Kau sangat menawan saat kau ngefan-girl, jadi aku ingin terobsesi
padamu juga. Aku akan jadi "Duk Mi is My Life". Kata Ryan mengoda.
“Asal tahu,
menjadi fan-boy itu tidak mudah.. Fan-boy dan fan-girl bahagia dengan melihat
dari kejauhan. Tidak ada sentuhan atau pegangan yang terlibat.” Jelas Duk Mi.
Ryan ingin tahu alasanya bisa seperti itu.
“Karena
hanya dengan melihat orang itu membawakan kebahagiaan. Itu aturannya.” Jelas
Duk Mi
“Aku
harus puas pada tatapan juga.” Kata Ryan, Duk Mi mengejek apakah itu cukup lalu
keduanya duduk berhadapan.
“Nah,
seperti ini, kau bahagia hanya dengan melihat. Membawakan sukacita. Hanya
menatapku harus menggairahkan...” ucap Duk Mi lalu panik melihat Ryan membuka
kancing bajunya.
“Apa kau
membuka kancing bajumu?” keluh Duk Mi, Ryan mengaku hanya kepanasan dan terus
menatap Duk Mi tanpa berkedip.
“Kau
ingin yang terbaik untuk orang lain dan suka melihat mereka tertawa...” ucap
Duk Mi terdiam melihat Ryan membuka jam tanganya.
“Apa Jam tanganmu
juga?” keluh Duk Mi, Ryan mengaku Pergelangan tangannya sakit.
“Pokoknya,
Shi An is... Kau terlalu menawan untuk dirimu sendiri. “ ucap Duk Mi lalu
akhirnya mencium Ryan.
“Aku
pikir hanya harus menatap.” Komentar
Ryan, Duk Mi mempersilahkan Ryan menatap dan menyerahkan sisanya pada dirinya.
Keduanya
ingin kembali berciuman tapi saat itu bunyi bel rumah, Ryan pikir Mungkin itu Cha Shi An. Duk Mi panik langsung
masuk ke dalam kamar, Ryan melihat dari interkom kaget kalau yang datang Hyo
Jin. Duk Mi ikut kaget kalau yang datang Sindy lalu melihat pakaian sebagai
fangirl
Ryan
membuka pintu bertanya Ada perlu apa tanpa menghubunginya lebih dulu. Sindy
bertanya antara Ryan dan ibunya siapa yang akan menang. Ryan binggung, Sindy
ingin tahu apakah Ryan bisa mem batalkan keputusannya. Ryan pikir Hyo Jin sudah tidak masuk akal...
“Ibuku
menentang Shi An berpartisipasi dalam pameran.” Ucap Shi An. Tiba-tiba Duk Mi
datang.
“Apa yang
baru saja kau katakan?” kata Duk Mi, Ryan kaget melihat Duk Mi yang memakai
bajunya, Sindy pun terlihat bingung melihat ada Duk Mi di rumah Ryan.
Akhirnya
keduanya duduk di ruang tengah, Sindy heran dangen Duk Mi karena pakaiannya selalu
basah di rumah orang lain dan menimbulkan kesalahpahaman. Duk Mi mencari alasan
kalau karena dirinya yang mengidap getaran tangan.
“Hyo Jin,
silakan ceritakan... Dengan simple dan tenang.” Kata Ryan mencoba mengalihkan
pembicaran.
Flash Back
Sindy
akan pergi ke tempat Shi An, tapi ibunya tiba-tiba muncul didepan mobilnya.
Sindy mengaku kalau mau pergi ke galeri. Nyonya Eom pikir Sindy sudah lihat
pratinjau acara dokumenter "The Chaser K" yang Judul episode adalah "Kasih
sayang seorang fan-girl yang terdistorsi".
“Penggemar
dan penguntit terobsesi bernama Sindy membeli barang mewah edisi terbatas.
Pratinjau memicu firasat, jadi aku mencari tahu. Ternyata penguntit ini
sebenarnya adalah putriku.” Kata Nyonya Eom marah
“Bukan
aku.” Kata Sindy mencoba menyangkal, Nyonya Eom tak percaya mendengarnya.
“Suamiku
ada di berita dan putriku akan berada di acara dokumenter. Suamiku adalah
tersangka ekonomi sedangkan putriku adalah penguntit selebriti.” Kata Nyonya
Eom. Sindy panik melihat ibunya.
“Aku
sakit dan lelah mendengar desas-desus soal ayahmu, dan sekarang putri kami
adalah penguntit? Aku benci mendengar rumor ini. Aku membencinya!” teriak
Nyonya Eom marah
"Tidak
ada penyanyi idola K-pop yang akan berpartisipasi dalam pameran yang diadakan
di galeriku." Itu yang dia katakan. Film dokumenter ini membahayakan banyak
nyawa.” Kata Sindy mengebu-gebu.
“Ibumu
tidak memiliki otoritas di galeri. Mengerti? Jika hanya itu saja, silakan
pergi...” kata Ryan berdiri lebih dulu.
“Tapi
dia... direktur utama Yayasan Budaya TK. Ibuku akan jadi direktur utamanya
segera yang berarti dia akan punya hak dalam operasi galeri. Masih bisakah kau
batalkan keputusannya? Aku benar-benar ingin membuat marchandise untuk pameran
Shi An.” Ucap Sindy.
Duk Mi
dengan wajah cemberut mengaku tetap ingin pameran Shi An berjalan, Ryan
akhirnya memutuskan akan memikirkan solusi untuk ini jadi meminta agar Sindy
pergi. Sindy berdiri dan mencoba kembali berbicara.
“Aku
tidak pernah bilang hal seperti ini sebelumnya jadi mungkin terdengar canggung.
Pinjamkan aku uang!” kata Sindy.
Akhirnya
Ryan membayar taksi yang ada didepan apartementnya, Duk Mi memarahi Sindy
menurutnya kalau diusir dari rumah dan naik taksi tanpa uang seharusnya
meminjam uang untuk ongkosnya dari awal. Ia memberitahu kalau tadi sangat mahal
membayar taksinya.
“Aku akan membayarnya kembali.” ucap Sindy
santai, Duk Mi menegaskan kalau bukan seperti itu masalahnya.
“Kau akan
pulang, kan?” kata Duk Mi, Sindy ingin tahu
Berapa tarif semalam di sauna karena mendengar bisa tidur di sana.
“Sebaiknya,
pulanglah... Hyo Jin.” Saran Duk Mi, Sindy menolak karena punya harga diri.
“Aku
tidak akan kembali setidaknya selama seminggu... Tidak, tiga hari. Aku tidak
akan pulang selama itu.” Kata Sindy.
Duk Mi
menghampiri Ryan memberitahu kalau akan membawa Hyo Jin bersamanya. Ryan
mengeluh karena Duk Mi akan pergi juga. Duk Mi tahu kalau Sindy gadis polos
yang tidak tahu apa-apa selain menjilat jadi tidak bisa meninggalkannya
sendirian.
“Aku juga
tidak bisa membiarkannya tidur di sauna.” Kata Duk Mi. Ryan pikir bisa lempar dia ke hotel.
“Jangan
pergi, Duk Mi.” Rengek Ryan, Duk Mi
menegasakan aklau akan membawa Sindy bersamanya.
“Kemana
kau akan membawanya? Ke rumahmu?”kata Ryan panik. Duk Mi pikir itu Tidak
mungkin dengan senyuman penuh rencana.
Duk Mi
berjalan di lorong apartement, lalu heran melihat Sindy yang tak mengikutinya.
Sindy dengan ragu berpikir untuk tidur di hotel saja. Duk mi memberitahu Sinyd
kalau hanya punya dua opsi yaitu Nomor 1, rumahnya, nomor 2, jalanan.
“Lebih
baik daripada tidur di jalan, kan? Jadi Ikuti aku.”ucap Duk Mi, Sindy seperti
terpaksa ikut denganya.
“Oh
benar... Ada satu hal yang perlu kau ingat. Di rumahku, kata 'idola' dilarang.
Mengerti?” tegas Duk Mi memperingatkan
“Apa ini
semacam trend di kalangan ibu?” keluh Sindy, Duk Mi mengajak Duk Mi agar
bergegas.
Ibu Duk
Mi sudah menyiapkan makanan diatas meja, Duk Mi datang bersama dengan Sindy,
Ibu Duk Mi menyambutnya karena tahu Sindy adalah teman Duk Mi lalu memujinya
kalau sangat cantik. Sindy pun menyapa dengan sopan.
“Kau
mungkin tidak lihat dia, tapi beri salam juga. Dia ayah Duk Mi.” Kata Ibu Duk
Mi. Sindy menyapa ayah Duk Mi.
“Anggap
rumah sendiri dan Silakan duduk.” Ucap Ayah Duk Mi. Ibu Duk Mi heran melihat
anaknya yang berpakaian seperti itu
“Apa? Ini
"Boyfriend". Trend belakangan ini.”ucap Duk Mi. Ibu Duk Mi
mengeluh Pria apa yang akan menyukai
anaknya jika berpakaian seperti itu.
“Inilah
sebabnya kenapa kau tidak bisa berkencan.” Ucap Ibu Duk Mi, Sindy ingin
memberitahu kalau Duk Mi punya pacar tapi disela.
“Aku
pasti bertemu seseorang yang akan menyukaiku bahkan saat berpakaian seperti
ini.”kata Duk Mi lalu menyuruh Sindy duduk dimeja makan dulu.
Duk Mi
mendekati ibunya, menanyakan apakah nasinya sudah matang, ibu Duk Mi menganguk
lalu menyuapi anaknya. Duk Mi pikir nasi buatan ibunya itu Bahkan tidak butuh
lauk pauk karena rasanya sangat sempurna. Sindy melihatnya seperti iri.
Duk Mi
sudah berganti baju, Ibunya memberitahu Duk Mi agar menelp Eun Gi dan memberitahu
kalau akan tidur dirumah. Duk Mi
menganguk mengerti walaupun terlihat gugup, akhirnya menelp Eun Gi kalau ada di
rumah Ibu sekarang.
“Aku akan
tidur di sini dengan rekanku malam ini. Jadi, tidurlah di tendamu di dojo.”
Ucap Duk Mi mencoba untuk tetap tenang.
“Apa kau
meneleponku untuk beri tahu aku itu?” tanya Eun Gi, Duk Mi membenarkan.
“Aku akan
pergi sekarang, jadi temui aku di taman bermain di luar.” Kata Eun Gi, Duk Mi
binggung ingin bicara tapi Eun Gi sudah menutup telpnya.
Duk Mi
akhirnya memberikan pakaian uang Sindy, karena bisa mengenakan dan tidur. Ia memperingatkan kalau Hanya
untuk hari ini dan Sindy harus pulang besok. Sindy bertanya apakah mereka akan
tidur dikamar yang kecil dan bersama.
“Lalu,
kenapa kau tidak pergi ke kamar besarmu dan tidur sendirian?” kata Duk Mi,
Sindy pun tak bisa berkata-kata
“Kau bisa
tinggal di sini sendirian, bukan? Aku akan keluar sebentar.” Ucap Duk Mi. Sindy
ingin tahu Duk Mi akan pergi kemana.
“Apa ini
masih CUPATCH? Kau bisa tidur duluan.” Ucap Duk Mi, Sindy pun hanya bisa diam
saja.
Duk Mi
melihat Eun Gi yang duduk di atas ayunan, lalu mencoba agar tenang memanggil
temanya sambil mengeluh kalau punya tamu di rumah sekarang jadi Kenapa malah
menyuruh keluar dan menyuruh agar cepat mengatakanya. Ryan menyuruh Duk Mi agar
duduk.
“Duk Mi...
Pagi tadi...” ucap Eun Gi dan langsung disela oleh Duk Mi. Duk Mi bertanya Apa
Sun Joo pulang dengan selamat?
“Apa dia
berbaikan dengan Seung Min? Aku tidak bisa meneleponnya. Haruskah aku
meneleponnya lagi?” ucap Duk Mi mencoba mengalihkan.
“Duk Mi...
Pagi tadi... Kau dengar aku bilang bahwa aku menyukaimu, kan?” kata Eun Gi
“Aku tahu
kau melakukannya untuk membantuku. Terkadang kau sangat imut...” goda Duk Mi
merasa kalau Eun Gi tak serius.
“Jangan
menganggapnya becanda. Saat ini, kau bukan keluarga atau teman bagiku. Kau
seorang wanita. Aku menyukaimu, Duk Mi... Coba Lihatlah wajahmu.” Ucap Eun Gi
menarik ayunan yang dinaiki Duk Mi.
“Eun Gi...
Aku suka Direktur dan kami..... “ kata Duk Mi yang langsung disela oleh Eun Gi.
“Aku
tahu... Aku tahu kau berkencan dengannya. Tapi aku tidak bisa menyerah tanpa
pertarungan yang adil sebagai pemain judo. Aku tidak memintamu untuk melihatku sebagai
seorang pria segera. Tidak peduli berapa lama, aku bisa menunggu... Kau Pulanglah.
Dan, selamat malam.” Ucap Eun Gi lalu beranjak pergi. Duk Mi hanya diam saja.
Ibu Duk
Mi sedang merajut melihat Sindy keluar kamar bertanyapakah sulit tidur. Sindy
menganguk dan bertanya balik apakah Ibu Duk Mi yang tidak tidur. Ibu Duk Mi mengaku juga sulit
tidur dan meminta Sindy agar mendekatinya.
“Apa ini
kebesaran? Jika sulit tidur, bisakah kau bantu memutar ini?” ucap Ibu Duk Mi
mencoba baju dibadan Sindy.
“Baju ini
Untuk siapa ?” tanya Sindy, Ibu Duk Mi mengaku
hanya merajutnya dan sudah seperti kebiasaan.
“Duk Mi
hanya mengenakan pakaian rajutan saat dia masih kecil, tapi dia tidak pernah memakainya
sekarang. Ini tidak secantik pakaian jaman sekarang.” Kata Ibu Duk Mi
“Tapi ini
Cantik.”komentar Sindy seperti tak bisa menerima perhatian dari ibunya. Ibu Duk
Mi tak percaya mendengar komentar Sindy.
“Kalau
begitu, aku akan berimu ini saat sudah selesai.” Kata Ibu Duk Mi,
“Aku tidak
bermaksud bahwa aku mengingikanya.... Tidak, maksudku, berapa harganya untuk
membuat ini? Termasuk biaya material dan tenaga kerja.”ucap Sindy.
“Lima
yang besar... Yaitu ... Terima kasih.” Kata Ibu Duk Mi hanya mengingikan ucapan
itu. Sindy pun mengucapkan terimakasih.
“Kau
bertengkar dengan Ibumu, kan? Karena kau kabur dari rumah sesudah bertengkar
dengan ibumu... Aku akan membiarkanmu tinggal satu malam. Kau harus pulang
besok. Ibumu akan khawatir.” Kata Ibu Duk Mi
“Ibuku
tidak akan khawatirkan aku.”ucap Sindy yakin. Ibu Duk Mi pun menyuruh Sindy Jangan
pulang dulu.
“Aku akan
membiarkanmu tinggal di kamar Deok Mi, jadi tinggallah di sini.” Ucap Ibu Duk
Mi, Sindy hanya tertunduk sedih.
“Kau
pasti tidak bisa melakukan itu... Apa Karena kau khawatirkan Ibumu?” goda Ibu
Duk Mi lalu melihat anaknya yang belum pulang.
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar