PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Yang
binggung berpikir kalau Mi Young mengumpatnya, Mi Young menegaskan bukan ayah
mertuanya, tapi Pria di belakang Ayahnya. Si ibu baru sadar kalau dompetnya di
copet. Mi Young langsung mengejar si pencopet.
“Berhenti!
Kemari!” teriak Mi Young, kejar-kejaran pun terjadi, kameramen pun mengikuti
dari belakang, Tuan Yang dan anak remaja yang mengikutinya tak bisa mengejar Mi
Young yang berlari dengan cepat.
“Kalian
berjanji akan memilih nomor lima, kan? Baiklah. Ini 99 persen pasti berhasil.
Biar kuberi tahu hasilnya. Berdasarkan... Menang, kalah, kalah, kalah, menang.
Seri. Dengar?” ucap Charles tanpa sadar ada yang lewat.
“Apa
Kalian sudah menulis itu? Aku tidak akan mengulanginya. Tidak ada video.
Berikan itu padaku. Hapus itu.” Kata Charles dan saat itu Mi Young dkk lewat
didepannya mengejar pencopet.
“Berhentilah
mengikutiku!” keluh si pencopet terus berlari, dan akhirnya lewat didepan pos
spanduk "Beri tahu Yang Jung Gook Harapan Kalian!" dan yang duduk
disana adalah Seung Yi dengan Wang Goo.
“Bukankah
itu Mi Young? Istri Jung Gook.” Ucap Wang Goo, Seung Yi mengaku tak tahu.
“Berapa
lama kita harus mewujudkan harapan orang-orang? Bagaimana dengan harapanku?”
keluh Seung Yi. Wang Goo terlihat binggung. Seung Yi terus mendekatnya.
Pencopet
akhirnya naik ke tangga penyebrangan. Mi Young tetap masih bisa mengejarnya. Si
pria akhirnya menyandera salah satu orang yang lewat.
“Jangan
mendekat! Berhenti!” ucap si pencopet lalu kaget tenyata bukan wanita yang
disandera tapi pria dengan rambut panjang.
“Jangan
bunuh aku.” Ucap si pria ketakutan. Si pencopet mengancam untuk Jangan
bergerak.
“Hei..
Letakkan itu... Berandal!.. Kau tidak bisa lolos dari sini.” Ucap Mi Young
melihat pisau ditangan si pencopet. Si pencopet menyuruh Mi Young pergi.
“Aku
detektif. Bagaimana mungkin aku pergi? Aku juga harus menghasilkan uang,
Letakkan itu sekarang... Kau tidak bisa kembali! Lihat semua orang ini.
Bagaimana mungkin kau bisa kabur?” ucap Mi Young
“Aku
memintamu menjauh!” teriak si pencopet. Mi Young pikir tak mungkin bisa menjauh
karena dirinya adalah polisi.
Tuan Yang datang dengan digendong oleh anak
remaja, memanggil anak menantunya. Si pencopet akhirnya memalingkan wajahnya,
Mi Young pun melihat ada celah langsung memelintir si pencopet dan pisaunya
sempat memotong rambut pria berambut panjang.
“Mi
Young. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Tuan Yang mendekati Mi Young yang bisa
membekuk pencopet.
“Ya, aku
baik-baik saja.” Kata Mi Young. Tuan Yang terlihat khawatir kalau Mi Young itu
terluka. Mi Young mengaku tidak terluka dan akhirnya wajah mereka pun disorot
masuk kamera.
“Kandidat nomor lima, Yang Jung Gook. Warga
Pemberani akan dengan berani melindungi kalian... Terima kasih.” Ucap Mi Young
penuh semangat.
Nyonya
Kim datang menemui anaknya di restoran, melihat kalau Sang Jin yang datang
cepat sekali bertanya apakah tidak sibuk. Sang Jin pikir harus datang walaupun
sibuk. Nyonya Kim pun senang mendengarnya mengajak mereka makan lebih dulu
karena lapar.
“Kau Makanlah
selagi bekerja. Kau terlihat kurus.” Komentar Nyonya Kim melihat Sang Jin yang
makan dengan lahap dan terburu-buru
“Ibu juga
harus makan selagi bekerja. Ibu terlihat kurus.” Balas Sang Jin
“Apakah
kampanyemu berjalan lancar tanpa masalah?” tanya Nyonya Kim yang terlihat
khawatir.
“Aku
ingin semuanya berjalan lancar tanpa masalah, jadi, aku melakukan simulasi dan
membuat persiapan, tapi tidak berjalan sebaik harapanku.” Jelas Sang Jin
“Kau
sudah memikirkan semuanya sama seperti ibu, kan? Untuk menghindari kesalahan...
Sang Jin, kau tahu, ibu senang kau sangat mirip dengan ibu, tapi terkadang ibu
tidak suka.” Ucap Nyonya Kim
“Apa yang
tidak Ibu sukai?” tanya Sang Jin. Nyonya Kim menjawab saat Sang Jin punya tujuan tapi tidak melihat
hal lain.
“Ibu
benar-benar tidak suka itu... Jangan menjadikan Majelis tujuanmu dan hanya
hidup untuk itu, Nak. Itu hanya akan mempersulit hidupmu.” Kata Nyonya Kim yang
terlihat sangat khawatir.
“Menurutku
aku sudah bergerak terlalu jauh. Ada terlalu banyak orang yang menjadi tanggung
jawabku.” Komentar Sang Jin.
“Jika
terlalu melelahkan dan mengkhawatirkan, berhentilah dan temui ibu. Ibu
memberimu uang saku sampai usiamu 40 tahun. Apa artinya 20 tahun lagi?” ucap
Nyonya Kim.
Sang Jin
pikir tak akan seperti itu dan tidak bisa menerima uang saku sampai usianya 60.
Nyonya Kim meminta Sang Jin agar berhenti, saat itu Sang Jin menerima pesan
"Dari Pak Lee, Kau harus pergi sekarang" Ia pun meminta maaf pada
ibunya karena harus pergi...
“Tentu.
Pergilah dan mulai bekerja. Ibu akan tinggal dan makan perlahan.” Ucap Nyonya
Kim. Sang Jin meminta maaf pada ibunya sebelum pergi.
“Dan...
Selamat ulang tahun. Aku akan menjadi putra yang baik dengan berhasil lolos ke
Majelis.” Kata Sang Jin
“Kau
telah menjadi putra yang baik dengan lahir. Jangan mencoba melakukan lebih
banyak. Ibu ingin memilikimu dan ingin membesarkanmu. Untuk apa kamu melakukan
sesuatu? Kau hanya perlu baik pada anak-anakmu nanti.” ucap Nyonya Kim
“Ibuku
sangat keren... Aku akan pergi. Maaf.” Puji Sang Jin lalu bergegas pergi.
“Berita
berikutnya. Kim Mi Young, istri kandidat independen, Yang Jung Gook, yang mengikuti
pemilihan untuk Majelis, menangkap seorang pencopet selagi berkampanye. Ji Min
Kyung melaporkan.”
Nyonya
Kim melihat berita dengan tatapan kaget, Mi Young dan Tuan Yang terlihat ada di
layar TV.
“Si
pencopet yang mencuri dompet orang-orang yang berkumpul di Inbuk-dong tertangkap
di TKP. Orang yang menangkapnya adalah Kim Mi Young, istri kandidat independen,
Yang Jung Gook.”
“Selagi
membantu kampanye suaminya, dia melihat tersangka mencuri dompet dan
mengejarnya ketika dia kabur. Pelaku membawa senjata dan mengancam seorang
sandera, tapi Kim Mi Young menaklukkan tersangka memakai keahliannya saat
bergabung di Kejahatan dengan Kekerasan.”
“Orang-orang
yang berada di TKP bertepuk tangan untuknya karena memeragakan slogan Yang Jung
Gook bahwa Warga Pemberani akan dengan berani melindungi masyarakat.”
Nyonya
Kim keluar dari restoran tersenyum bahagia, Mi Young terlihat duduk diam di
dalam mobil lalu mengangkat telp dari ibunya sambil meminta maaf karena tidak
menelepon padahal ini hari ulang tahun Ibunya. Nyonya Kim pikir tak masalah.
“Kau
sibuk. Itu bisa terjadi.. Tapi Ibu baru saja melihat berita. Apa kau terluka?”
tanya Nyonya Kim. Mi Young melihat tanganya terluka lalu mengaku pada ibunya
kalau tak ada yang terluka.
“Akan
memalukan jika aku terluka menangkap pencopet... Sangat memalukan” ucap Mi Young
“Baik.
Itu putri ibu... Tapi Mi Young. Dari yang ibu lihat di berita, ada seorang pria
di sampingmu... Siapa itu?” kata Nyonya Kim
“Seorang
pria? Pria berambut panjang itu?” tanya Mi Young. Nyonya Kim mengatakan bukan
seperti itu.
“Saat kau
menangkap pencopet itu, seorang pria mendekatimu. Dia pendek dan wajahnya
aneh.” Jelas Nyonya Kim
“Maksud
Ibu pasti ayahnya Jung Gook. Dia pendek dan wajahnya aneh. Maksudku....Dia
pendek, tapi wajahnya tidak aneh. Dia sangat tampan. Dia rupawan.” Ucap Mi
Young melirik pada ayah mertuanya yang sedang mengemudi.
“Apa Dia
ayahnya Jung Gook? Benarkah?” kata Nyonya Kim. Mi Young membenarkan dan
bertanya balik kenapa ibunya menanyakan hal itu.
“Tidak
ada apa-apa... Bukan apa-apa... Baik. Tidak perlu khawatir. Bantulah Jung
Gook... Jaga dirimu.” Ucap Nyonya Kim lalu memuji anaknya yang sudah kerja
bagus.
Tuan Yang
bertanya apakah yang menelp adalah ibu Mi Young, Mi Young membenarkan. Tuan
Yang bertanya apakah bertanya tentang dirinya. Mi Young membenarkan kalau ibunya baru saja melihat berita dan bertanya siapa
yang ada di sampingnya.
“Kalian
belum pernah bertemu.” Ucap Mi Young yang memahami ibunya tak bisa datang.
“Dia tidak
bisa menghadiri pernikahan karena mengikuti latihan di luar negeri. Kami
seharusnya bertemu setelahnya, tapi tidak pernah bisa. Waktunya tidak pernah
cocok.” Ucap Tuan Yang. Mi Young membenarka.
“Ayah
tahu ibumu adalah pimpinan di kantor polisimu. Lalu Siapa namanya?” tanya Tuan
Yang. Mi Young memberitahu namanya Kim
Kyung Ae.
“Kepala
Kim Kyung Ae. Namanya terdengar sangat familier. Itu nama yang umum. Ayah tidak
suka bertemu orang, tapi ayah harus bertemu dengannya.” Ucap Tuan Yang
“Aku
tahu... Tapi, Ayah, apakah Ayah keberatan jika aku mengemudi...” ucap Mi Young.
Tuan Yang pikir tak masalah
“Menantu
dan putriku sama saja.” Keluh Tuan Yang. Mi Young seperti serba salah dengan
keadaannya.
Nyonya
Kim terlihat gelisah dalam ruanganya, dan mencoba kenangan masa lalunya.
Flash Back
Nyonya
Kim memarahi Mi Young seperti tak suka ada di kantor polisi dan mau berkelahi
denganya. Mi Young menegaskan tidak akan lunak pada Nyonya Kim karena sudah
tua. Nyonya Kim pun membalas kalau tidak akan lunak padanya karena Mi Young itu
anak kecil.
“Apa Kau
yakin tidak akan menangis? Jika kau menangis, menyebalkan sekali.” ejek Mi
Young. Nyonya Kim mengeluh dengan ucapan Mi Young.
“Jika kau
menangis, itu akan menyebalkan. Apa Kau tidak tahu bahasa buatan? Dasar Pecundang.”
Keluh Mi Young.
Saat itu
Tuan Yang datang memanggil Kapten Kim, Nyonya Kim senang melihat Tuan Yang
datang bertanya kapan bebas. Tuan Yang mengaku sudah sepekan dan menanyakan
kabarnya. Nyonya Kim pikir kalau kabarnya pasti baik.
“Siapa
bocah ini? Putrimu.” Ucap Tuan Yang melihat Mi Young yang menatap sinis.
“Hei,
kau, Pak Tua... Apakah aku terlihat seperti putrinya? Apa kau buta? Kau tidak
lihat?” kata Mi Young marah
“Kenapa
seorang bocah berbicara tidak sopan seperti itu?” ucap Tuan Yang marah. Nyonya
Kim meminta agar Jangan hiraukan dia.
“Kapten.
Ini. Minumlah... Aku membagikan ini untuk para detektif yang membuatku
berterima kasih untuk merayakan pembebasanku. Jika aku punya uang, aku akan
memberikan sesuatu yang lebih bagus, Maaf soal itu.” Ucap Tuan Yang memberikan
minuman.
“Tidak
perlu. Yang penting adalah niatnya... Dan Shi Chul, jangan melakukan kejahatan
lagi. Jangan menipu orang... Paham?” pesan Nyonya Kim
“Tentu
saja... Aku sudah berhenti. Aku bahkan membuat kontainerku. Apa pun yang
berkaitan dengan menipu.” Kata Tuan Yang.
Mi Young
mengejek Tuan Yang itu orang aneh dan Menyebalkan sekali. Tuan Yang marah
mendengarnya, Nyonya Kim menenangkan agar Tuan Yang Jangan hiraukan dan Lakukan
saja kegiatannya lalu mengajak Mi Young pergi.
“Kapten!
Jaga dirimu!” teriak Tuan Yang lalu menelp Jung Kook menceritakan kalau bertemu
seorang gadis menyebalkan.
“Jika kau
mengatakan kalau kau akan menikahi seseorang seperti dia, maka aku akan
membuangmu... Mengerti? Ingat itu.” Ucap Tuan Yang. Nyonya Kim mendengarnya
mengajak Mi Young pergi.
Nyonya
Kim pun teringat kalau Tuan Kang itu penipu malu mencoba menelp "Putriku" lalu menahan diri.
Jung Kook
gelisah di ruangan kemenangan, lalu melihat Mi Young datang dan mengeluh karena
tidak bisa meneleponnya dan ponselnya mati. Mi Young mengaku Terlalu banyak
orang menelepon karena berita itu. Jung Kook pikir Tetap saja, seharusnya harus
memberitahukanya.
“Apa kau
terluka?” tanya Jung Kook panik. Mi Young mengaku Tangannya
tergores saat terjatuh tapi itu bukan apa-apa.
“Bagaimana
ini bukan apa-apa? Ini akan meninggalkan bekas... Kau Duduklah... Biar kulihat
itu.” Ucap Jung Kook.
Jung Kook
akhirnya duduk memberikan obat pada Mi Young,
Mi Young bertanya Di mana semua orang karena ruangan yang kosong. Jung
Kook pikir Mereka sudah bekerja keras jadi menyuruh
mereka pergi untuk makan daging.
“Ratingmu
seharusnya naik sedikit karena aku memukuli dan menangkap seorang pencopet.”
Ucap Mi Young yakin
“Siapa
yang peduli soal rating? Semua itu tidak berarti jika kau terluka.” Kata Jung
Kook.
“Aku suka
dialog suamiku... Kau membuat jantungku berdebar.” Komentar Mi Young. Jung Kook
mengaku itu bukan dialog tapi bersungguh-sungguh.
Jung Kook
akhirnya selesai memberikan obat, Mi Young seperti tak ingin kehilangan moment
denga suaminya lalu memperlihatkan ada goresan di lengannya. Jung Kook mengeluh Mi Young yang bilang hanya tangannya yang terluka.
“Seluruh
tubuhmu terluka... Ada goresan di seluruh tubuhmu.” Keluh Jung Kook. Mi Young
meminta maaf karena tidak mau Jung Kook khawatir.
“Jika
menyesal, jangan melakukan hal-hal yang akan kau sesali. Jangan terluka tanpa
izinku.” Ucap Jung Kook. Mi Young langsung tertawa mendengarnya.
“Dia
bilang jangan terluka tanpa izinku. Kata-katamu berlumuran madu hari ini.” Ejek
Mi Young. Jung Kook mengeluh mendengarnya.
“Berikan
itu padaku. Aku akan mengoleskan obat di lukamu.” Ucap Jung Kook lalu bertanya
apakah Mi Young tidak lelah?
“Aku
lelah. Ya, tapi ini bisa kulakukan.” Kata Mi Young. Jung Kook pikir kala Mi
Young lelah, pulang dan istirahatlah.
“Cutimu
kamu sia-siakan... Kau menderita karena aku.” Ucap Jung Kook Mi Young pikir
kalau tidak cuti.
“Tidak?
Lalu apa ini? Jangan beri tahu aku...” ucap Jung Kook. Mi Young ingin tahu apa
yang ingin dikatakan Jung Kook.
“Aku
diskors selama sebulan. Park Hoo Ja mempermainkan aku. Karena itu aku ada di
sini. Untuk membantu suamiku karena aku diskors.”akui Mi Young
“Apa Kau
diskors karena Park Hoo Ja?”kata Jung Kook lalu akan pergi. Mi Young menahan
bertanya kemana Jung Kook akan pergi.
Jung Kook
mengatakan kalau untuk berdebat dengannya karena sudah berulang kali
melarangnya melukai istrinya dan ternyata Hoo Ja benar-benar mengabaikannya jadi meminta Mi
Young untuk tunggu saja. Mi Young menahan Jung Kook agar Jangan pergi.
“Mari
tinggal bersama.” Kata Mi Young. Jung Kook berjanji tak akan lama pergi.
“Aku akan
segera kembali. Tunggu beberapa menit, ya?” ucap Jung Kook, Mi Young meminta
Jung Kook agar tak pergi.
“Aku
hanya ingin menikmati fase bulan madu kita.” Ucap Mi Young. Jung Kook pikir Fase
bulan madu bagus, tapi...
“Fase apa
yang kau katakan?” ucap Jung Kook seperti baru menyadari yang dikatakan Mi
Young.
“Sejujurnya,
aku benar-benar tidak ingin datang ke sini. Aku sudah lelah. Aku pikir itu akan
memperburuk keadaan. Tapi begitu mulai, ternyata tidak terlalu buruk. Ini
sangat menyenangkan. Aku juga senang bertemu orang-orang.” Akui Mi Young. Jung
Kook pun mengucap syukur.
“Tapi
yang paling kusukai adalah pergi ke berbagai tempat denganmu. Aku tahu itu
hanya seputar lingkungan...” cerita Mi Young
Flash Back
Jung Kook
dan Mi Young berkeliling agar memilih nomor lima. Jung Kook seperti kelelahan dan batuk-batuk.
Mi Young langsung memberikan minum, bertanya Apakah tenggorokannya sakit. Jung
Kook mengucapkan terimakasih dan Mi Young merapihkan jaket Jung Kook dengan
penuh perhatian.
“Menghabiskan
sepanjang hari bersamamu, bertemu satu sama lain, tertawa bersama, makan
bersama, hal-hal seperti itu. Fakta bahwa aku bisa menghabiskan setiap hari
bersamamu membuatku sangat bahagia. Itu mengingatkan aku pada saat kita
berkencan.” Akui Mi Young. Jung Kook hanya terdiam.
“Aku tahu
banyak hal telah terjadi pada kita dan bahwa ada banyak hal yang harus kita
pecahkan di masa depan... Enam juta dolar.” Ucap Mi Young. Jung Kook meminta
maaf.
“Mari
kita lupakan semua itu selagi berkampanye. Mari kita lupakan semua itu dan
menikmatinya sampai akhir. Sama seperti saat kita mulai berkencan.” Ucap Mi
Young.
Jung Kook
terlihat binggung lalu menyetujuinya dan mengucapkan Terima kasih pada istrinya
dan meminta agar mengulurkan tangan sambil mengambil salep dibelakang istrinya.
Tiba-tiba badan Mi Young dan Jung Kook bersentuhan, keduanya seperti merasakan
debaran jantung yang sudah lama tak dirasakan.
Mi Young
terdiam, begitu juga Jung Kook. Akhirnya
Jung Kook tak bisa menahan gelojak dalam dadanya, memeluk Mi Young agar lebih
mendekat. Mi Young panik karena tak mungkin melakukan disini menurutnya
suaminya sudah gila.
“Ya, aku
gila. Benar-benar gila. Bagaimana mungkin tidak gila? Istriku yang cantik ada
di depanku.” Goda Jung Kook
“Tidak.
Tidak bisa... Bagaimana jika orang-orang masuk?” kata Mi Young panik.
“Tidak
apa-apa. Tidak akan. Aku mengirim mereka menyanyi. Ini Pemikiran yang bagus, kan?”
kata Jung Kook. Mi Young seperti masih khawatir
“Jangan
menghentikan aku. Aku merasakannya.” Ucap Jung Kook akan membuka bajunya.
Tiba-tiba
terdengar suara Charles masuk ruangan sambil menarik kasur sambil mengeluh.
Jung Kook dan Mi Young panik langsung berpura-pura sedang mengaruk
punggung. Charles mengaku terlalu
mengantuk jadi tidur sebentar dan baru melihat jamnya.
“Aku akan
pergi sekarang.” Ucap Charles. Jung Kook ingin tahu Apa saja yang didengar tadi.
"Jangan
terluka tanpa izinku." Aku mendengarkan mulai saat itu.” Akui Charles. Mi
Young terlihat malu karena itu mendengar semuanya.
“Jadi...
Begini... Aku pikir aku harus tetap diam, tapi kemudian kalian... Melihat
bagaimana keadaannya... Menurutku tidak benar jika aku tetap diam dan
bersembunyi. Lagi pula aku tidak menyukai hal seperti itu. Baiklah. Aku... Aku
akan pergi sekarang. Bagaimana jika kalian melanjutkan kegiatan kalian?” ucap
Charles melihat Jung Kook hanya diam menahan malu.
“Tampaknya
kalian sangat... Kalian tampak sangat antusias, kalian berdua, jadi... Jangan
terlalu menggila, paham?” pesan Charles. Jung Kook mengerti.
Jung Kook
terlihat kebingungan dan malu, Mi Young memegang tangan Jung Kook berpikir
untuk pulang. Jung Kook binggung Mi Young yang mengajaknya pulang dengan
memastikan apakah ia memang boleh pulang. Mi Young pikir pasti boleh karena itu
rumah mereka. Jung Kook setuju dan akhirnya mereka bergegas pulang.
Tuan Lee
menerima telp lalu memberitahu Sang Jin serta Myung Im kalau Partai melakukan
survei, Sang Jin ingin tahu berapa rating mereka. Tuan Lee memberitahu Kang Soo Il mendapatkan 39. Yang Jung Gook
mendapatkan 15 dan mereka mendapatkan...
“Kenapa
kau tidak mengatakannya? Apakah turun banyak?” tanya Myung Im gemas.
“28
persen... Istri Yang Jung Gook yang menangkap pencopet itu tampaknya telah
memengaruhi mereka. Karena dia dan kita agak tumpang tindih. Seperti yang kau
ketahui, Kang Soo Il mendapatkan suara semua orang berusia di atas 50.” Jelas
Tuan Lee
“Seekor
burung kecil mengejar feniks, dan seekor burung gila menjegalnya. Aku sangat
kesal... Lalu? Apa yang akan kau lakukan sekarang?” ucap Myung Im kesal
“Pilihan
apa yang kumiliki selain bekerja keras?” kata Sang Jin. Myung Im kesal karena
mereka sudah bekerja keras selama ini
“Apa ini
terjadi pada rating kita karena kita tidak bekerja keras?” ucap Myung Im dengan
nada tinggi. Tuan Lee meminta istrinya agar Jangan marah.
“Tutup
mulutmu dan jangan ikut campur! Aku akan menggigitmu. Aku sangat kesal... Mari
telepon dia... Mari kita hubungi Park Hoo Ja berengsek itu.,,,” Sang Jin.
Bukan, maksudku Pak Han... Aku juga tidak tahan menghadapinya.” Ucap Myung Im
“Aku
membenci segala sesuatu tentang dia, dari kepala hingga kaki. Namun, Pak Han,
itu satu-satunya cara untuk menaikkan rating kita saat ini. Menyerap suara Yang
Jung Gook...” tegas Myung Im. Sang Jin menolaknya.
“Menyerap
itu dan menaikkan suara kita. Itu satu-satunya cara jika melihat situasi kita.”
Kata Myung Im
“Mari
mencari cara lain.” Ucap Sang Jin yakin. Myung Im pikir Sang Jin itu ingin kalah
“Apa Kau
ingin Kang Soo Il menang?” kata Myung Im kesal. Sang Jin mengaku tak tahu
“Aku
tidak bisa melakukan itu, Myung Im, Mari kita cari cara lain.” Tegas Sang Jin
tak ingin berbuat sesuatu yang melanggar aturan.
“Sang
Jin... Kamu akan kalah dalam pemilu ini, Bodoh!” keluh Myung Im kesal
“Aku
terlalu takut untuk melakukan itu! Seperti yang kau katakan, aku mungkin akan
menang jika bergabung dengannya dan mengambil suara Jung Gook. Aku akan masuk
ke Majelis” ucap Sang Jin dengan nada tinggi. Myung Im akhirnya terdiam.
“Namun, menurutku
aku tidak bisa menciptakan dunia yang ingin kita ciptakan bersama atau
mewujudkan impian kita. Menurutku aku tidak bisa mewujudkan semua itu jika aku
terlibat dengan Park Hoo Ja! Itu yang membuatku takut.” Kata Sang Jin
“Aku tidak
pernah mengungkapkan pemikiranku, bukan? Kalian berdua selalu menyebutkan
politisi negara mana yang kalian sukai dan benci dan bergadang semalaman untuk
mendiskusikan mereka. Tapi aku selalu mendengarkan dan tidak terlibat.” Jelas Tuan
Lee
“Untuk
kali pertama, untuk kali pertama dan terakhir, biarkan aku mengungkap
pendapatku. Patuhi perintah saja, Bodoh. Menangkan pemilu ini selagi kami masih
baik... Impian? Dunia yang ingin kau ciptakan? Itu tidak ada.” Ucap Tuan Lee.
Myung Im hanya bisa menghela nafas dan Sang Jin hanya bisa terdiam.
Sek Park
masuk ruangan memberitahu Hoo Ja kalau kedatangan tamu. Sang Jin datang ke
ruangan Hoo Ja seperti sangat yakin dengan pilihanya. Hoo Ja melihat jamnya
kalau Sang Jin itu membutuhkan tepat 11 jam dan 47 menit.
“Kau tumbuh
lebih cepat dari dugaanku... Silakan duduk.. Kau pasti merasa tidak nyaman. Berdiri
hanya akan memperburuk keadaan.” Ucap Hoo Ja. Akhirnya mereka duduk bersama.
“Aku
datang jauh-jauh ke sini agar kau bisa berasumsi kita akan terjun bersama. Sekarang
beri tahu aku. Bagaimana caramu meminta Jung Gook mundur?” kata Sang Jin
“Jung
Gook adalah seorang penipu.” Ucap Hoo Ja.
Sementara
dirumah, Mi Young dan Jung Kook tidur dengan
saling berpelukan seperti sudah tak ada jarak seperti dulu. Mi Young mengaku
senang sekali dan berharap mereka bisa seperti ini selamanya.
Jung Kook
berjanji kalau Hal-hal buruk tidak akan terjadi lagi laluencium dahi Mi Young.
Keduanya seperti tertidur dengan lelap tanpa tahu ada bahaya didepan mata.
**
“Aku
tidak mengatakan dia seorang penipu. Dia benar-benar penipu. Kim Mi Young dan
seluruh keluargamu ditipu oleh Jung Gook. Apa kau menyukai jawabanku, kandidatku?”
ucap Mi Young dengan sangat yakin bisa menghasut. Sang Jin hanya bisa terdiam.
Bersambung ke episode 21
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar