PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ketua
majelis memberitahu mereka akan melakukan pemungutan suara untuk anggaran
tambahan untuk tahun 2019 jadi mereka bisa
memberikan suara dilayar setuju atau tidak. Ketua memberitahu kalau akan mengakhiri pemungutan suara sekarang.
“Ini
hasil pemungutan suaranya. Dari 186 orang yang hadir, 178 mendukung, tiga
menentang, dan lima abstain. Oleh karena itu, anggaran tambahan untuk 2019 telah
disetujui. Kita akan beralih ke masalah kedua.” Kata Ketua menyudahi voting.
Min Hee
menelp seorang pria dengan berbasa basi
menanyakan apakah sudah makan, lalu suaminya mengaku belum. Min Hee dengan gaya
maja mengeluh karena belum. Hoo Ja mengeluh karena kakaknya berbicara dengan kekasihnya sekarang.
“Seharusnya
kau makan... Sayang. Kamu punya teman anggota majelis di Partai Nasionalis,
bukan? Bisakah kau meminta bantuan temanmu?” kata Min Hee.
Ruang
Rapat umum, Tuan Baek memberitahu RUU untuk mencabut regulasi suku bunga akan
segera berlangsung, kalaua da tiga yang akan pergi dan berharap agar
bertahanlah jadi bisa melakukannya. Jung Kook melihat satu orang keluar dari
ruangan dengan telp diponselnya.
“Satu
orang? Hanya satu? Kau berbicara seakan-akan bisa mengirim 100 orang, tapi
hanya mengirim satu? Apa kau bergurau, Nomor Tiga?” sindir Hoo Ja mengejek.
“Hati-hati
bicara dengan kakakmu. Apakah seharusnya aku tidak membantu?” balas Min hee
“Tidak.
Kumohon bantulah.” Kata Hoo Ja, Min Hee mengeja agar Hoo Ja mengatakan
"Maafkan aku, Kakak." Sekarang lalu berjanji akan membantu.
Hoo Ja mencoba bicara tapi dengan cepat. Min
Hee mengeluh kalau tidak bisa
mendengarnya. Hoo Ja tak ingin
mengulanginya, tapi Min Hee terus memaksa. Hoo Ja akhirnya mengatakan dengan
pelahan dan jelas sambil mengeluh kalau ini sangat menyebalkan.
“Halo,
Tuan Perwakilan Partai... Apa kabar?” ucap Min Hee. Mata Hoo ja langsung
berbinar-binar mendengarnya.
“Apa Kau
ingin aku pergi sebelum kami melakukan pemungutan suara mengenai regulasi suku
bunga?” tanya Ketua partai. Min Hee membenarkan.
“Kudengar
semua RUU yang kau inginkan sudah disetujui. Singkirkan saja RUU untuk mencabut
regulasi suku bunga. Jika itu disetujui karena partaimu, bagaimana aku bisa
menghadapi adikku?” kata Min Hee.
Jung Kook
melihat dari kejauhan, Ketua majelis memberitahu “RUU mengenai hukuman atas
kekerasan dalam rumah tangga telah disetujui.” Sementara Ketua partai meminta
Min Hee agar tak membuat temanya dipermalukan.
“Aku
tidak bisa melakukan itu. Kami tidak bisa mengadakan rapat umum lainnya hanya
untuk satu RUU. Kami juga punya jadwal kami sendiri.” Kata Ketua Partai. Min
Hee bisa mengerti.
“Itu
penting. Ya, benar... Tapi kau tahu, aku tidak punya jadwal apa pun belakangan
ini. Aku punya terlalu banyak waktu luang. Haruskah aku menyibukkan diriku
untukmu? Aku melihat video yang sangat menarik baru-baru ini. Kau ada di
dalamnya.” Kata Min Hee mulai mengancam. Si pria mulai panik.
“Jika aku
mulai bekerja, kau tidak akan bisa bekerja. Keputusan ada di tanganmu tentang
siapa yang akan melanjutkan pekerjaannya. Sampai jumpa.” Kata Min Hee menutup
telp.
“Nomor
Tiga... Kau benar-benar licik.” Komentar Hoo Ja pada kakaknya.
Ketua
Partai berdiri, dan semua orang binggung bahkan ketua majelis mengeluh dengan sikap Anggota Majelis, Jung Kook pun
panik dan binggung. Si ketua partai bisa membunjuk banyak orang keluar dari
ruangan.
“Keluar
sebelum melakukan pemungutan suara tentang ini... Ayo keluar.” Ucap Ketua
partai. Jung Kook binggung, Ketua Majelis menyuruh duduk kembali tapi mereka
semua memilih pergi.
“Kalian
harus memilih!!! Mau ke mana kalian? Apa yang mereka lakukan?” teriak Jung Kook
kesal. Di layar terlihat "Total 300, jumlah yang hadir 151"
“Wahh..
Celaka... Aku akan memberimu sesuatu untuk membuatmu merasa lebih baik... Kau
pantas mendapatkannya.” Ejek Tuan Kim dan ikut keluar dari ruangan.
“Karena
kita tidak mencapai kuorum, kita akan melakukan pemungutan suara tentang hal
ini dalam rapat umum berikutnya. Kita akan mengakhiri rapat hari ini di sini. Rapat
ditangguhkan.” Kata Ketua Majelis. Jung Kook hanya bisa melonggo.
Gwi Nam
akhirnya menerima berita Rapat ditangguhkan.
Min Hee bertanya Apa yang akan dilakukan sekarang, karena Waktunya tidak
banyak. Hoo Ja hanya bisa tersenyum.
Jin Hee
menerima kabar kalau Hoo Ja sudah keluar. Tuan Park memberitahu itu karena
adiknya Min Hee, kalau Hoo Ja menggunakan koneksinya dan mengeluarkannya,
bahkan diselidiki tanpa penahanan.
“Apa yang
membuatnya bekerja sama dengan Hoo Ja?” tanya Jin Hee heran. Tuan Park mengaku tidak
tahu.
“Bagaimanapun,
Jin Hee, bukankah kita harus melakukan sesuatu? Kita harus bertindak sebelum
Hoo Ja menyerang kita...” kata Tuan Park
“Dia akan
segera dipenjara. Apa yang bisa dia lakukan? Dia mungkin keluar untuk mencari
udara segar, jadi, jangan terlalu khawatir. Begitu rapat dewan berakhir besok, aku
akan menjadi pemimpin di sini.” Kata Jin Hee yakin.
Tuan Park
terlihat senang mendengarnya, Jin Hee
memanggil Sek Kim agar membawa masuk. Sek Kim membawa sebuah tas, Tuan Park
pura-pura binggung bertanya apa itu. Jin Hee mengaku itu sebagai Hadiah ulang
tahunmu yang ke-70.
“Siapa
lagi yang akan mengingat ulang tahunmu?” kata Jin Hee bangga, Tuan Park
mengucapkan terima kasih dengan senyuman lebar berjanji akan menggunakannya
dengan baik.
“Gunakan
dengan baik, dan bantu aku dengan baik... Semangat, Baekkyung.” Kata Jin Hee.
Tuan Park
bertemu dengan pemilik saham memberitahu mereka harus mendukung Jin Hee di
rapat dewan besok jadi setelah itu semuanya akan berakhir. Semua pun menganguk
mengerti, Tiba-tiba Hoo Ja datang dan membuat semua terlihat ketakutan.
“Tampaknya
suasana hatimu bagus.”sindir Hoo Ja. Tuan Park akhirnya bergeser dan semua
hanya diam saja.
“Kenapa
kalian terlihat seperti itu? Apakah karena rasa makanannya tidak enak atau
karena kalian melihatku? Begitu rupanya. Itu karena kalian melihatku. Kudengar kalian
semua menempel pada Nomor Satu. Kalian tidak punya kesetiaan.” Sindir Hoo Ja.
“Kalian
mengambil semua uang dariku, tapi kalian memberikan kesetiaan kalian
kepadanya?” keluh Hoo Ja.
“Hoo
Ja... Sebagai seseorang dengan pengalaman hidup yang lebih banyak, dan tangan
kanan ayahmu, izinkan aku mengatakan satu hal.” Ucap Tuan Park
“Jangan
katakan itu... Jangan katakan satu hal itu.” Tegas Hoo Ja, Tuan Park akhirnya
tak bisa berkata-kata.
“Aku
berencana memberi tahu kalian sesuatu yang sangat penting... Hei... Seseorang
bangunkan Tuan Min Taek... Berapa lama dia pingsan? Apa dia tidur atau mati?”
keluh Hoo Ja melihat salah satu pria menaruh kepalanya di atas meja. Tuan Min
Taek tetap tak mau bangun.
“Biarkan
dia... Jadi Kalian, dengarkan.” Ucap Hoo Ja dan meminta agar membawa masuk. Tuan
Choi dibawa oleh pria lain dengan wajah babak belur. Semua terlihat panik dan
binggung.
“Halo,
Tuan-tuan... Kalian tahu siapa dia, bukan? Melihat raut wajah kalian, kurasa diskusi
ini berjalan dengan baik.” Kata Hoo Ja memperingatkan.
Pagi hari
Jin Hee
masuk ruangan menyapa Tuan Park lebih dulu seperti memohon, lalu duduk di kursi
tengah. Semua tetua hanya diam saja, Jin Hee seperti merasakan sesuatu.
Flash back.
“Dia
orang yang mengirim uang setiap kali aku mengirim uangku kepada kalian. Choi Pil
Joo... Jika aku menyerahkannya ke tangan polisi, apa yang akan terjadi pada
kalian?” kata Hoo Ja mengancam
“Ancaman
palsumu tidak akan berhasil pada kami. Bukan hanya kami yang akan dirugikan...
Kau...”kata Tuan Park dan disela oleh Hoo Ja.
“Aku
sudah dirugikan. Aku akan dipenjara, apa bedanya antara lima atau sepuluh
tahun?” tegas Hoo Ja. Semua tetua hanya bisa diam saja.
Jin Hee
melihat ada sesuatu yang makin aneh, Moderator memberitahu akan memulai rapat dewan, kalau Ada sepuluh
anggota dewan dan satu manajer audit dan semuanya sudah hadir serta Kehadiran
sudah dikonfirmasi.
“Karena
itu, kuorum telah tercapai... Kita akan mulai sekarang.” Ucap Moderator. Jin
Hee terus menatap Tuan Park dkk seperti merasakan ada yang aneh.
Flash Back
“Kalian tahu,
Semuanya, aku tidak akan hancur seorang diri. Bedebah yang telah menipuku, bedebah
yang menusukku dari belakang, dan bedebah yang memanfaatkan aku. Akan
kutunjukkan kepada mereka di selokan dan mati bersama mereka. Itu baru adil.”
Tegas Hoo Ja, semua mulai ketakutan.
“Kalau
begitu... Hoo Ja, apa yang kau inginkan dari kami?” tanya Tuan Park
“Normalisasi...
Mari kita kembalikan semuanya seperti sediakala. Itu trennya sekarang.” Tegas
Hoo Ja.
Moderator
memberitahu kalau akan memilih dirut Baekkyung Capital berikutnya, dengan
memberitahu kalau mereka menyetujui pengangkatan kandidat Park Jin Hee jadi
diminta untuk angkat tangan. Tuan Park dkk hanya diam saja.
“Apa yang
terjadi? Kenapa kalian tidak mengangkat tangan? Angkat tangan kalian. Kalian
berjanji kepadaku... Hei.. Angkat tangan kalian karena aku akan merobek wajah
kalian!” teriak Jin Hee marah karena tak ada yang mendukungnya.
Flash Back
“Sekalipun
kami menormalisasi semuanya, kau tidak bisa menjadi pemimpin. Kau tahu itu,
bukan? Kau tidak ada di posisi untuk memimpin perusahaan. Kau tidak bisa.” Kata
Tuan Park binggung.
“Siapa
yang bilang aku akan melakukan itu?” ucap Hoo Ja.
“Seorang
nomine baru disebutkan dalam rapat dewan darurat kemarin. Tampaknya dia belum
datang.” Ucap Moderator. Jin Hee yang marah melihat ke arah pintu yang terbuka.
Hoo Ja
dan Gwi Nam masuk ruang rapat, Jin Hee menatap sinis pada dua adiknya yang pembangkang.
Flash Back
“Dia yang
paling pandai dan baik di antara kami bersaudara. Dia tidak punya kekurangan, jadi,
dia akan memimpin para pegawai dengan baik. Dia jauh lebih baik dariku. Saudara
bungsu kami bisa melakukannya, bukan?” kata Hoo Ja dengan wajah yakin. Gwi Nam
pun tersenyum menerimanya.
“Jika
kalian menyetujui pengangkatan kandidat Park Gwi Nam, silakan angkat tangan kalian.”
Ucap Moderator. Jin Hee berteriak marah daam "Rapat Dewan Baekkyung
Capital ke-23"
“Seharusnya
kalian menua dengan baik. Yang benar saja. “ teriak Jin Hee marah melihat semua
tetua mengangkat tangan.
“Dengan
keputusan bulat, Park Gwi Nam telah menjadi dirut baru Baekkyung Capital.” Ucap
Moderatora.
“Aku
tidak bisa menerima ini. Bagaimana mungkin wanita muda itu menjadi dirut?”
teriak Jin Hee marah
“Aku
kadidat yang valid. Aku mewarisi semua saham yang tersisa milik Dirut Park. Dengan
kata lain, aku lebih kaya darimu. Nomor Satu.” Kata Gwi Nam dengan rasa percaya
diri.
Jin Hee
berteriak marah, Hoo Ja mengeluh meminta agar menyeret wanita itu keluar karena
terlalu berisik dan mengejek kalau baru
saja menelan peluit lokomotif uap. Jin Hee menyuruh agar menutup mulut adiknya
itu..
“Seret
keluar wanita itu... Lupakan saja. Aku akan menyeretnya keluar sendiri.” Ucap Hoo
Ja akhirnya berjalan mendekati kakaknya. Keduanya saling menatap sinis.
“Karena
itulah seharusnya kamu diam saja dengan apa yang kutawarkan. Kekacauan macam
apa ini? Kau dipermainkan oleh adik-adikmu. Apa yang terjadi pada kakakku? Dahulu
dia sangat cantik.” Sindir Hoo Ja.
Akhirnya
Pengawal datang membawa Jin Hee keluar. Jin Hee berteriak agar melepaskan
tanganya, dengan menegaskan tidak akan pernah memaafkannya. Ia bertriak kalau Baekkyung bukan milik Hoo Ja
tapi miliknya. Hoo Ja tak peduli kembali berjalan dan berdiri disamping
adiknya.
“Semua
diskusi telah ditutup. Rapat dewan Baekkyung Capital yang ke-23 ditangguhkan.” Ucap
Moderator.
Tuan Kim
bertemu dengan Hoo Ja diruangan. Hoo Ja pikir Begitu banyak hal telah terjadi
selagi dirinya tidak ada lalu menanyakan kabar Tuan Kim., Tuan Kim mengaku
pasti tidak baik dan hanya mencoba untuk hidup. Hoo Ja malah mengejek Tuan Kim yang
hanya mencoba untuk hidup.
“Kau
pantas mendapatkannya... Kau juga berpikir kau menyedihkan, kan?” ucap Hoo Ja.
Tuan Kim hanya bisa diam saja.
“Bukankah
itu terlalu kejam?” keluh Tuan Kim. Hoo Ja mengakutidak meminta banyak dari
Tuan Kim dan hanya meminta kesetiaannya menurutnya itu tak sulit.
“Menurutku
kau mengatakan ini kepadaku karena aku mengatakan beberapa hal kepada adikmu. Tapi
aku punya alasanku sendiri. Aku harus memastikan keselamatanku lebih dahulu
untuk menyelamatkanmu atau melindungimu. Tapi kenapa kau bersikap kasar
kepadaku?” ucap Tuan Kim.
“Aku
bersikap kasar kepadamu karena kamu pantas mendapatkannya, jadi, diamlah.
Mencabut UU Regulasi Suku Bunga akan sulit seperti ini, kan?” kata Hoo Ja
“Tentu
saja sekarang sulit. Yang Jung Goo berengsek itu menimbulkan masalah. Karena
itulah hampir semua orang, lebih dari separuh Partai Nasionalis, menentangnya
sekarang.” Jelas Tuan Kim
“Kalau
begitu, kita hanya bisa mengubah keadaan jika kita mengurus Yang Jung Gook?”
kata Hoo Ja
“Kau akan
mengurusnya? Bagaimana caramu melakukan itu?” tanya Tuan Kim binggung.
“ Jawab
saja pertanyaanku. Bisakah kita membuat mereka menyetujui kita kembali jika
kita mengurus Yang Jung Gook?” tanya Hoo Ja
“Itu
memungkinkan. Jika kita membuat masalah untuknya, tidak akan sulit mengembalikan
mereka kepada kita. Seperti yang bisa kau lihat, anggota majelis tidak mau
berurusan dengan orang yang memiliki kekurangan. Mereka takut akan menghadapi
masalah juga.” Jelas Tuan Kim
“Tapi apa
maksudmu dengan mengurus Yang Jung Gook? Aku penasaran tentang itu. Bolehkah
aku bertanya?” ucap Tuan Kim penasaran.
“Kau dan
aku bekerja seperti ini sampai sekarang untuk memperbaiki kehidupan kita,
bukan? Karena itu kita kalah dari Yang Jung Gook. Kita kekurangan antusiasme. Karena
itu aku mencoba melakukan pendekatan secara berbeda sekarang.” Ucap Hoo Ja
memegang sebuah berkas.
“Aku
bahkan tidak menginginkan kehidupan yang lebih baik sekarang. Mari kita umumkan
ini dan jatuhkan Yang Jung Gook. Itu satu-satunya cara agar kita bisa
setidaknya bertahan. Itu sama saja untuk kita berdua.” Kata Hoo Ja lalu
memberikan berkas pada Hoo Ja.
Tuan Kim
binggung apa maksudnya itu, Hoo Ja ingin tahu pendapat Tuan Kim apakah
berkasnya itu cukup. Tuan Kim hanya diam saja.
Di rumah
Jung Kook
membersihkan rumah dengan wajah cemberut, Mi Young yang melihat suaminya
berpikir kesal. Jung Kook menyangkal, tapi Mi Young pikir kalau Jung Kook
memang seperti itu dan harus tersenyum.
“Kau
bilang lebih banyak anggota majelis mendukungmu. Semuanya akan berjalan dengan
baik. Jangan terlalu khawatir.” Ucap Mi Young
“Aku khawatir
karena satu alasan. Kau melihatnya beberapa hari lalu. Keadaannya akan makin
rumit sekarang.” Jelas Jung Kook
“Tapi
bukankah bagus sekalipun rapat tidak diadakan? Maka UU Regulasi Suku Bunga akan
tetap sama saja.” Kata Mi Young
“Tidak.
Kami harus bergegas dan mengadakan rapat. Kami harus menghentikan mereka
mencabut UU Regulasi Suku Bunga sebelum Park Hoo Ja melakukan sesuatu. Dan kita
harus menghentikan kejadian itu lagi.” Kata Jung Kook lalu merasakan ponselnya
berdering.
“Kenapa
kau menelepon saat akhir pekan?” keluh Jung Kook lalu berteriak kaget akhirnya
pergi mengemudikan mobil dengan wajah gelisah.
“Tapi itu
mengenai pengungkapan sesuatu berkaitan denganmu.” Jelas Wang Goo dengan wajah
panik
“Jadi,
apa yang dia ungkapkan tentang aku?” tanya Jung Kook bingung. Wang Goo mengajak
untuk masuk dahulu.
“Kita
harus melihat apa yang akan dia katakan.” Kata Wang Goo, Jung Kook masuk dengan
wajah tegang.
Jung Kook
melihat Tuan Kim akan naik ke podium, menyapa dengan memperkenalkan diri sebagai
Anggota Majelis Kim Nam Hwa kalau alasan berdiri untuk mengungkap sejumlah
masalah terkait Yang Jung Gook.
“Masalah
yang akan aku ungkap sekarang bukan sekadar praduga. Ini fakta. Aku akan
menjelaskan tentang ini. Anggota Majelis Yang Jung Gook telah dikonfirmasi
bukan lulusan dari SNU.” Ucap Tuan Kim
“Saat aku
memeriksanya sendiri, tidak ada seorang pun mahasiswa dari SNU yang bernama
Yang Jung Gook. Aku harap kalian mendapat informasi jelas tentang ini. Dia
menjadi anggota majelis dengan latar belakang palsu. Aku meminta Komite Pemilu untuk
secara resmi menuduh Yang Jung Gook.” Kata Tuan Kim
Jung Kook
hanya terdiam, Wang Goo menatap sedih seperti tak percaya. Tuan Kim memberitahu
kalau Ada hal lain dan Sekarang makin serius, serta telah menyiapkan sejumlah
data jadi akan memberitahu pada semua wartawan.
“Bukankah
dia terlalu kejam? Berani-beraninya dia menuduhmu! Dia berengsek.” Kata Wang
Goo tak percaya dengan yang dikatakan Tuan Kim. Jung Kook hanya diam saja.
“Kalian
bisa melihat data di sini? Potret ini... Ini mengenai penipuan real estate di
Paju tahun lalu. Real estat di Provinsi Gyeonggi Utara telah banyak berubah seiring
perubahan hubungan kita dengan pihak Utara.” Kata Tuan Kim memperlihatkan
berkas ditanganya.
“Selama
periode itu, beberapa orang membeli real estat di Paju dengan harga yang sangat
murah, memberikan status dikembangkan pada lahan tersebut, menghasilkan keuntungan
besar dari penjualannya, dan menyembunyikannya dari muka publik. Aku bisa
mengatakan bahwa data ini adalah catatan aliran uang mereka.” Jelas Tuan Kim
“Apa
kaitannya dengan Yang Jung Gook?” tanya wartawan, Tuan Kim pikir akan memberi tahu mereka tentang hal itu
sekarang.
“Kalian
tidak perlu memburu-buru aku. Aku akan menjelaskannya secara perlahan. Jika
kalian melihat catatan aliran modalnya, kalian bisa melihat bahwa uang yang
dicuci oleh sejumlah rekening palsu dikumpulkan dalam satu rekening. Kalian
bisa melihatnya di sini, kan? Siapa pemilik rekening ini?” ucap Tuan Kim
“Anggota
Majelis Yang Jung Gook... Anggota Majelis Yang Jung Gook adalah penipu.” tegasTuan
Kim. Jung Kook duduk lemas. Wang Goo terlihat shock.
“Anggota
Majelis Yang, aku akan menyiapkan konferensi pers balasan sekarang.” Ucap Tuan
Kim menantang. Wang Goo pikir kalau Ini berlebihan.
“Dia
penipu... Dia penipu yang tidak tahu malu yang memanfaatkan para pekerja keras.
Aku punya lebih banyak data yang mirip dengan ini. Dan jika kalian memintanya
saat keluar, aku akan membagikan data ini dengan kalian. Aku ingin menggunakan
kesempatan ini untuk mengatakan sesuatu kepada Anggota Majelis Yang.” Kata Tuan
Kim
“Penipuan
adalah kejahatan yang sangat buruk dan kejam yang memanfaatkan keserekahan,
kegelisahan, dan kepercayaan di antara masyarakat. Anggota Majelis Yang memanfaatkan
keserakahan orang-orang, menciptakan kegelisahan, dan mengkhianati kepercayaan
mereka demi keuntungan pribadinya.” Kata Tuan Kim
“Dia
tidak pantas menjadi anggota majelis lagi. Aku ingin meminta Anggota Majelis
Yang, yang akan menonton ini, untuk melakukan ini. Anda harus maju sendiri dan
mengakui kejahatan Anda sebelum aku mengungkapkan semua bukti yang kumiliki
serupa ini.” Tegas Tuan Kim
“Aku
ingin meminta kepadanya untuk berhenti menjadi anggota majelis. Menurutku itu
akan menjadi kesempatan terakhirnya untuk dimaafkan oleh masyarakat. Aku akan
memberinya satu hari. Dia harus berdiri di tempat aku berdiri sekarang dan
mengungkap semua hal seputar kejahatan yang telah dia lakukan. Jika dia tidak
melakukan itu, maka aku akan mengungkapnya. Sekian.” Tegas Tuan Kim Wartawan meminta
agar bisa melihat datanya.
Jung Kook
yang frustasi duduk sendirian di restoran, Sang Jin datang mengejek Jung Kook
karean meneleponnya. Jung Kook pikir Sang Jin adalah satu-satunya orang yang
akan jujur kepadanya dan Sudah terlalu
jelas apa yang akan dikatakan orang lain Bahkan Anggota Majelis Kim.
“Apakah
maksudmu mereka akan memintamu untuk mengatakan itu tidak benar dan tidak
pernah terjadi? Tapi apa yang akan kau lakukan jika kukatakan hal yang sama? Jadi
Sangkali itu. Katakan bahwa tidak ada bukti dan itu tidak pernah terjadi.” Ucap
Sang Jin.
“Ini
mengejutkan... Aku pikir kau akan memintaku untuk jujur.” Komentar Jung Kook
“Kebenarannya
harus tetap dirahasiakan jika tidak ada yang bisa bahagia dari sana.” Tegas Sang
Jin.
Jung Kook
yang mendengarnya memuji Sang Jin yang bicara sepertiitu bahkan terdengar keren. Ia pikir Namun, kebenaran
tentang membahagiakan seseorang atau tidak sebenarnya tidak penting sekarang,
karena Sejujurnya, benci dipermalukan.
“Aku
melakukan banyak hal setelah menjadi anggota majelis. Sekalipun mereka kandidat
Menteri, aku tidak pernah membiarkan siapa pun bebas jika mereka berbohong. Bagaimana
mungkin aku bisa menjadi seperti mereka? Anggota Majelis tidak boleh menjadi
seperti itu.” Tegas Jung Kook.
“Mereka tidak
boleh menjadi seperti itu. Anggota Majelis... Kau suaminya adikku sebelum
menjadi anggota majelis. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, baik kau maupun
Mi Young akan terpuruk. Semua hal yang kau perjuangkan, semua emosi, dan semua
kata akan menjadi palsu.” Jelas Sang Jin
“Jangan
menelantarkan dirimu atau Mi Young atas tanggung jawabmu sebagai seorang
anggota majelis. Itu terlalu menyakitkan.” Ungkap Sang Jin. Jung Kook hanya
diam saja.
Mi Young
menonton berita “Konferensi pers Anggota Majelis Kim hari ini menimbulkan
kehebohan. Dia mengungkapkan sejumlah masalah terkait dengan tindakan Anggota
Majelis Yang di masa lalu. Anggota Majelis Yang memalsukan latar belakang
pendidikannya...
“Kau
pulang.. Apa sudah makan?” tanya Mi Young langsung mematikan TV menyapa
Suaminya yang baru pulang.
Akhirnya
mereka pun makan bersama, Mi Young berkomentar kalau Jung Kook pasti terkejut.
Jung Kook mengaku tidak karena tak benar jadi tak mungkin terkejut, Mi Young
mengerti dan tahu Kim Nam Hwa melakukan itu untuk membalas pada suaminya.
“Aku
baik-baik saja. Jangan goyah karena ini dan bekerjalah sebaik mungkin. Tugasmu
masih banyak. Kau harus menghentikan mereka mencabut UU Regulasi Suku Bunga.” Kata
Mi Young menyakinkan.
Jung Kook
hanya duduk diam dan melihat istrinya tertidur pulas, lalu menarik selimut agar
tak kedinginan. Setelah itu akhirnya keluar dari kamar menelp seseorang untuk mengadakan
konferensi pers besok.
“Anggota
Majelis Yang akan mengadakan konferensi pers untuk membalas perkataan Anggota
Majelis Kim di ruang taklimat di Majelis Nasional.”
Jung Kook
bersiap-siap di rumah, Mi Young memasangkan Pin berpasn pada suaminya agar
Bekerjalah dengan baik. Jung Kook berjanji akan melakukan.
“Menurut
Anggota Majelis Yang, dia akan melawan semua hal yang dikatakan Anggota Majelis
Kim. Tampaknya dia akan bertindak dengan mengatakan bahwa semua perkataan
Anggota Majelis Kim di konferensi persnya merupakan perangkap politik.”
“Semua
orang menantikan bagaimana respons Anggota Majelis Yang akan mengubah situasi
politik.” Di ruangan sudah ada spanduk "Konferensi Pers Balasan Anggota
Majelis Yang"
Jung Kook
masih ada diruangan, Wang Goo selesai membuat penyataan yang akan dikatakan
Jung Kook dan memberitahu kalau sudah
menyiapkannya tapi tidak yakin apakah akan menyukainya. Jung Kook
seperti tak masalah mengajak mereka segera pergi.
Di
ruangan
Hoo Ja
menyuruh Gwi Nam untuk menyalakan Tvnya, Gwi Nam pun menyalakan TV dan masih
terlihat kosong diatas podium "Konferensi pers akan segera dimulai pada
pukul 10.00" Wajahnya binggung melihat Sang Kakak yang duduk di kursinya.
“Baik.
Duduklah...” kata Hoo Ja menyadari kalau adiknya sudah menjadi Direktur. Gwi
Nam menolak menyuruh kakaknya saja yang duduk.
Tapi Hoo Ja tetap menyuruh Dirut Park untuk duduk saja.
Jung Kook
siap masuk "Aula Konferensi Pers" Wang Goo berpesan agar Jung Kook membalas
Anggota Majelis Kim Nam Hwan brengsek itu. Jung Kook memeluk Wang Goo
memastikan apakah memercayainya. Wang Goo mengaku sangat memercayainya. Jung
Kook pun mengucapkan Terima kasih.
Akhirnya
Jung Kook masuk"Aula Konferensi Pers" dengan naik ke atas podium.
“Saya
anggota majelis Seowon, Yang Jung Gook. Saya mengumpulkan para reporter yang
sibuk karena saya ingin menjelaskan kebenaran terkait banyak rumor tentang
saya.” Ucap Jung Kook.
Mi Young
menunggu dirumah dengan gugup, begitu juga Hoo Ja dengan Tuan Kim. Jung Kook
pikir Ada banyak hal yang mereka pikirkan. Mi Young duduk di rumah terlihat
gugup hanya bisa menangis.
“Saya adalah
penipu.” Akui Jung Kook tak mau menyangkalnya.
Bersambung
ke episode 35
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar