PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Duk Mi
dan Ryan duduk bersama sambil saling mengenggam tangan. Ryan heran dengan Duk
Mi yang tidak bertanya apa-apa. Duk Mi hanya diam sambil terus mengenggam
tangan pacarnya. Ryan seperti bisa tersenyum dengan sikap Duk Mi.
“Aku
bermimpi.” Cerita Ryan. Duk Mi bertanya Apa mimpinya menakutkan. Ryan mengaku
kalau Bukan sekedar mimpi.
“Menakutkan
karena itu dari ingatanku. Mengenai hari saat aku ditinggalkan di panti asuhan.
Sebelum diadopsi di luar negeri... Aku hampir tidak punya ingatan sebelum umur
tujuh tahun. Tapi aku masih ingat hari itu samar-samar” ucap Ryan.
“Tangan
yang melepaskanku sangat dingin. Aku ingat saat itu dengan jelas. Karena itu...
Karena itu aku tidak suka melepaskan tangan yang aku pegang. Aku tidak suka
memegang perasaan yang ditinggalkan.”cerita Ryan sedih
“Apa kau
merasa baik-baik saja sekarang?” tanya Duk Mi, Ryan pikir tak masalah karena
bersama Duk mi.
“Kita harus
tetap bersama seperti ini.” Ucap Duk Mi yang terus mengengam tangan Ryan.
“Apa Kau
akan membuatku pergi bekerja tanpa membiarkanku tidur?” kata Ryan. Duk Mi
membenarkan.
“Aku sering
mengalami mimpi menakutkan saat masih kecil. Aku tidak ingat persis apa mimpi
itu, tapi aku bangun menjerit dan menangis. Setiap kali itu terjadi, aku
mengganggu seluruh keluargaku dan tidak membiarkan mereka tidur. “ cerita Duk
Mi
“Dan
setiap kali, ibuku tidak memaksaku untuk tidur, tapi menghabiskan waktu
bersamaku sepanjang malam. Hari ini, aku akan menghabiskan waktu bersamamu
sepanjang malam.” Ucap Duk Mi
Ryan
binggung Duk Mi akan bersama Sepanjang malam. Duk Mi mengajak Ryan pergi dengan
penuh semangat. Duk Mi binggung kemana mereka akan pergi. Duk Mi mengoda kalau Sebagai gantinya, begitu
masuk maka Ryan tidak bisa keluar.
Ryan
masuk rumah Duk Mi melonggo binggung melihat kartu Go Stop berjejer, lalu
bertanya Apa ini. Duk Mi memberitahu kalau ini
"Perang Bunga" dan Juga dikenal sebagai "Hwatu. Ia
menjelaskan apakah Ryan akan lanjut atau
berhenti, Go Stop.
“Ini
adalah permainan yang sangat mendalam yang mencerminkan semua aspek kehidupan.”
Jelas Duk Mi
“Apa ini
yang kau maksud dengan menghabiskan waktu bersamaku sepanjang malam?” keluh
Ryan. Duk Mi membenarkan.
“Apa ada
hal lain yang ingin kau lakukan?”goda Duk Mi, Ryan mengaku tak ada.
“Kartu-kartu
ini terlihat sangat berwarna. Jika kartu truf dapat dianggap semiologis, Hwatu
menekankan desainnya.” Kata Ryan
“Itu
tidak penting. Biarkan aku jelaskan aturan paling kritis dan utama.Coba Lihat
di sini. Ada lima burung... 3 di sini, 1 di sini, dan 1 di sini. Ini disebut
"Godori". Bernilai lima poin. Tidak perlu mengingat nama-nama itu.”
Jelas Duk Mi
“Apa kau
lihat lima kartu yang memiliki "Gwang" pada mereka?” Ini disebut, "5 Gwang". Lima dari
kartu ini bernilai 15 poin. Keduanya adalah kartu terbaik. Apa kau lihat ini
dengan ikat pinggang di sekitar mereka seperti kontes kecantikan?” kata Duk Mi
kembali menjelaskan
“Yang
kosong adalah "Chodan", yang merah adalah "Hongdan", dan
yang biru adalah "Cheongdan". Ini bernilai 3 poin. Masing-masing 3 poin.
Singkatnya, 5, 5, 3, 3, dan 3 poin. Dan lebih baik jika kau mengambil kartu sebanyak
mungkin. Kau tidak akan mengerti, jadi,....” Kata Duk Mi
“Apa Lebih baik ambil lebih banyak?” ucap Ryan,
Duk Mi membenarkan lalu mengakhir penjelasanya.
Ryan
kaget karena Duk Mi menyelesaikan, Duk Mi pikir Ryan tidak dapat mempelajari Hwatu melalui
penjelasan seseorang da nSatu-satunya cara adalah mendapatkan pukulan saat
bermain sehingga tidak lupa lalu dengan penuh semangat mengajak untuk segera
bermain.
Duk Mi
bermain penuh semangat, Ryan pikir kalau dirinya menang karena menemukan kartu goblin.
Duk Mi memberitahukalau itu kartu bonus. Ryan binggung karena Duk Mi yang mengambil
kartu milikya. Duk Mi mengaku itu hadiah dari Ryan.
“Tunggu.
Sudah jelas aku harus terus lanjut sekarang, tapi, aku akan berhenti karena aku
kasihan. Berhenti.” Kata Duk Mi
“Apa Kau
kasihan padaku?” kata Ryan tak mau kalah, Duk Mi kembali menangak karena
mendapatkan 10 poin dan pibak.
“Itu
menggandakan skor. Aku harus memukulmu 20 kali, tapi... Aku akan mengasihani
dan memukulmu dua kali.” Kata Duk Mi
“Kenapa
20 poin?” tanya Ryan masih binggung, Duk Mi menjelaskan kartu pibak. Ryan
memastikan kaalu kartu itu untuk menggandakan skor. Duk Mi membenarkan.
“Kau harus
jelaskan itu padaku.” Keluh Ryan. Duk Mi berjanji kalau hanya akan memukul 2 kali. Ryan pun pasrah
menerima pukulan di tanganya.
“Ini
tidak akan menyenangkan jika aku mengalah karena kita berkencan.” Kata Duk Mi
penuh semangat.
Ryan merasakan
tanganya sakit, Duk Mi pun bahagia melihat pacarnya yang kesakitan. Ryan
mencoba melawan tapi terus kalah dan menerima pukulan, tapi tetap saja akhirnya
Ryan pasrah memberikan tangan meminta mereka agar berhenti bermain karena sama sekali tidak menyenangkan.
“Apa
tidak menyenangkan?” tanya Duk Mi tiba-tiba memberikan hukuman dengan mencium
tangan Ryan.
“Kini
sedikit menyenangkan.” Kata Ryan tersenyum bahagia menerima ciuman dari Duk mi
“Berapa
kali?” tanya Duk Mi, Ryan malah meminta lima kali. Duk Mi memberikan ciuman dan
mengajak Ryan bermain lagi karena menyenangkan tapi Ryan menolak.
Duk Mi
dan Ryan akhirnya menonton acara komedi, sambi meminum wine dan cemilan. Wajah
mereka terlihat bahagia, setelah itu mereka menonton film romantis dengan
terlihat adegan pasangan yang berciuman, Duk Mi menatap Ryan lalu menyadarkan
kepalanya dibahu sang pacar.
Ryan pun
memeluk Duk Mi dan mencium bagian keningnya, tak beberapa lama Duk Mi sudah
tertidur pulas di pelukan Ryan. Ryan akhirnya mengendong Duk Mi berbaring
diatas tempat tidur lalu menatapnya. Beberapa saat kemudian, Duk Mi terbangun
melihat Ryan tidur didepanya.
Ia
teringat saat Ryan mengatakan “Aku sudah melihatmu, aku harus pulang sekarang.
Aku sudah diisi ulang sekarang. Maaf sudah membangunkanmu. Kau harus kembali ke
dalam.” Tapi ia seperti tahu kalau Ryan sedang merasakan kesedihan dan tak
ingin sendirian.
Keduanya
pun tertidur dengan tangan saling mengenggam seperti tak ingin terpisah.
[EPISODE
12: KENYATAAN AKU PENGGEMARMU, ARTINYA AKU ADA DI PIHAKMU]
Sun Joo
memasukan biji kopi dimesin lalu meminta agar Joo Hyuk pesan biji kopi lagi.
Joo Hyuk mengerti akan memesannya, berjanji tidak akan membuat kesalahan...
tapi gelas ditanganya malah terjatuh lagi.
“Aku sudah
percaya suamiku atas hidupku. Jadi, aku pasti bisa mempercayakanmu atas ini. Buatlah
pesanan apa pun yang kau inginkan.” Ucap Sun Joo sudah terbiasa dengan Joo Hyuk
yang ceroboh.
“Temanku
yang cantik, Sun Joo.” Sapa Duk Mi dengan senyuman abahagi.
“Temanku
Deok Mi, yang sibuk berkencan dengan pria.” Komentar Sun Joo mengejek
“Tapi pasangan
fan-girlku selalu datang sebelum belahan jiwaku.” Balas Duk Mi lalu memberikan
hadiah untuk Sun Joo
“Kau ada
di jalur yang benar. Saat kau tidak dapat menghabiskan waktu dengan temanmu. Setidaknya
kau harus mengeluarkan uang.” Jelas Duk Mi memberikan produk minum kesehatan.
Sun Joo pun mengucapkan terimakasih .
“Bagaimana
denganmu? Apa kau merasa nyaman sekarang karena dia tahu kau fan-girl?” tanya
Sun Joo. Duk Mi menganguk.
“Omong-omong,
apa sudah berbaikan dengan suamimu?” tanya Duk Mi
“Sejujurnya,
aku merasa bersalah padamu... Karena aku merasa seperti membuatmu khawatir.”
Ucap Sun Joo. Duk Mi pikir kalau Sun Joo
tidak perlu merasa bersalah.
“Aku akan
buat dia menjalani sisa hidupnya seperti berjalan di atas kulit telur.” Ucap
Sun Joo.
“Kau
harus memaafkannya. Dia salah mencuri file-file itu tanpa beri tahu kita. Tapi,
dia tidak berbohong soal apa pun Dan kita memegang tanggung jawab untuk
membuatnya tampak seperti Shi An is My Life sedang menguntit orang normal.”
Ucap Duk Mi
“Duk Mi..
Masalah pria dan wanita, ada yang tidak bisa diselesaikan dengan logika. Ini
masalah emosi.” Tegas Sun Joo. Duk Mi bisa mengerti.
Saat itu
Eun Gi datang, Duk Mi terlihat gugup. Eun Gi terlihat santai memesan Es
Americano lalu bertanya apakah Duk Mi akan berangkat kerja. Duk Mi
menganguk, Eun Gi tahu kalau hari ini
akan turun hujan bertanya apakah Duk Mi sudah membawa payung
“Payung?
Ada di kantor.” Kata Duk Mi sangat gugup. Sun Joo pun bisa melihat gaya bicara
Duk Mi yang berbeda.
“Syukurlah.”
Kata Eun Gi santai, Duk Mi melihat jam
tanganya berpikir harus pergi sekarang dan bergegas pamit.
“Eun Gi.
Apa kau...” kata Sun Joo menebak, Eun Gi memberitahu kalau sudah mengakui
perasaan. Sun Joo marah memukul Eun Gi yang Gila.
“Bagaimana
lagi? Aku tidak bisa rahasiakan selamanya.” Kata Eun Gi, Sun Joo terlihat
binggung.
Kyung Ah
melihat Duk Mi yang baru datang, Duk Mi meminta maaf karena sedikit terlambat
lalu bertanya apakah Rapat sudah dimulai. Kyung Ah memberitahu kalau Semua
orang belum datang. Duk Mi bertanya apakah Sindy belum datang juga.
“Aku
disini.” Ucap Duk Mi yang sudah membawa beberapa gelas kopi. Duk Mi tersenyum
melihatanya.
“Nona
Sung kau harus menemui Direktur lebih dulu Dan kau, Hyo Jin, beri gelas itu dan
ikuti aku.” Kata Kyung Ah. Sindy binggung tapi akhirnya mengikuti Kyung Ah.
Ryan
sibuk menatap layar komputernya, tanpa sadar kalau Duk Mi sudah masuk dan
berdiri dibelakangnya. Ryan sedang melihat [PANDUAN SEMPURNA TENTANG CARA MAIN
GO-STOP] Duk Mi menyindir kalau sekarang sedangjam kerja.
“Aku
punya perasaan sudah ditipu kemarin Jadi, aku memeriksanya” ucap Ryan sedikit
panik karena Duk Mi sudah ada disampingnya.
“Ditipu
apa? Aku mengajarimu apayang perlu kau tahu sebagai pemula.” Komentar Duk Mi
“Tapi kau
tidak mengajariku hal yang paling penting. Dan apa itu? Membuang dan memenangkan
kartu Kau belum ada pada level itu. Aku akan memberimu pelajaran mendalam di
waktu berikutnya. Sekarang, ayo kita rapat.” Kata Duk Mi
“Bagaimana
bisa kau tidur nyenyak sesudah memukulku sebanyak itu?” keluh Ryan.
“Apa
sangat sakit?” goda Duk Mi sambil mengelus dagu pacarnya, Ryan pun tersenyum
bisa tersenyum.
Sindy
menjelaskan kalau akan membuat ruang
pameran kecil design yang dibuatnya dan memajang lukisan di dalamnya. Ia pikir juga
bisa menambahkan sofa kecil atau barang-barang rumah tangga lainnya seperti TV.
“Galeri
seniku sendiri yang disesuaikan.” Ucap Sindy, Kyung Ah pikir Sangat lucu. Dan Yoo Sub melihat itu Lumayan.
“Apa kau
sudah jelaskan ini kepada para seniman dan kolektor?” tanya Ryan.
“Kami
mengirimi mereka proposal, dan sudah menerima tanggapan positif.” Jelas Kyung
Ah
“Bicaralah
dengan desainer dan buat kemasannya sedikit lebih sederhana. Dan lihat apa kau
dapat menggunakan magnet untuk lukisan bukannya memasukkannya seperti itu.
Harga satuan untuk minimum...” kata Ryan.
“Apa
artinya kita benar-benar akan menjual ini di galeri kita?” tanya Sindy
penasaran.
“Jangan
berharap pada penjualannya. Produk seperti ini...”kata Ryan. Yoo Sub menyela
kalau sepertinya akan terjual habis.
“Aku akan
melakukan reservasi terlebih dahulu. Aku akan memastikan semua produk terjual
habis. Jangan khawatir.” Ucap Yoo Sub
“Akan
lebih baik untuk memutuskan ukuran produk dan furnitur miniatur sesudah kau
mensurvei klien potensial.” Ucap Duk Mi . Yoo Sub mengangguk mengerti.
“Bagaimana
dengan pameran khusus ini?” tanya Ryan. Duk Mi memberitahu barus selesai
mengedit desain katalog dan akan mendapatkan draf pertama dari percetakan.
“Bagaimana
dengan siaran pers?” tanya Ryan. Duk Mi mengatakan masih menulisnya.
“Dan
iklan untuk majalah ini mengalami kemajuan dengan suntingan kedua.” Jelas Duk
Mi
“Pameran
yang merayakan tahun kelima Cheum Gallery sudah dekat. Aku tahu kalian semua
sibuk, tapi tolong periksa semuanya sehingga tidak ada yang salah. Sekian.”
Kata Ryan.
“Hari
penutupan mendatang akan jadi kesempatan terakhir untuk beristirahat. Apa yang
kau lakukan hari itu?” tanya Yoo Sub
“Aku akan
ke panti asuhan. Aku melakukan pekerjaan sukarela dengan mengajar seni kepada
anak-anak.” Kata Kyung Ah
“Apa Kau
bekerja sukarela di panti asuhan?” tanya Yoo Su penasaran, Saat itu Ryan
memilih keluar seperti tak suka mendengar kata panti asuhan, Duk Mi pun melihat
perubahan wajah Ryan.
“Ada apa
dengan nada bicara yang aneh itu?” kata Kyung Ah, Yoo Sbu mengaku hanya saja
benar-benar cocok untuk Kyung Ah.
“Aku juga
suka beristirahatpada hari-hari liburku. Itu benar-benar membuatku merasa luar
biasa sesudahnya.” Jelas Kyung Ah
“Apa kau
pergi sendiri? Pasti sulit.” Kata Yoo Sub, Kyung Ah pun menawarkan diri kalau
Yoo Sub ingin bergabung. Yoo Sub setuju, Kyung Ah malah tak percaya temanya
ingin bergabung.
“Bagaimana
denganmu, Nona Sung?” tanya Kyung Ah, Duk Mi setuju, Kyung Ah pikir mereka semua
pergi bersama. Sindy tak pecaya akan pergi juga. Kyung Ah menganguk.
Di rumah
Ibu Duk
Mi minum teh bersama dengan Nyonya Nam, lalu membahas tentang Duk Mi kalau
Direktur memang kencan dengan anaknya. Nyonya Nam kaget mendengarnya tapi
berusaha tetap santai, Ibu Duk Mi pikir anaknya itu hanya pandai mengejar
idola.
“tapi dia
memiliki standar tinggi dalam hal pria. Dia tampan, kompeten, dan sangat sopan.
Itu membuatku memandang Duk Mi berbeda... Ah.. Apa aku terlalu banyak pamer?”kata
Ibu Duk Mi merasa bersalah.
“Jangan khawatir...
Eun Gi akan bertemu wanita yang baik saat waktunya tepat. Kita berdua tahu dia
pemuda yang baik.” Ucap Ibu Duk Mi melihat wajah Nyonya Nam seperti tak nyaman.
“Aku...
Ayah mertua yang menyayangi menantu perempuan mereka. Saat Eun Gi bawa pulang
wanita, aku akan...” ucap Tuan Sung tiba-tiba datang.
“Aku
lebih suka kau tidak melakukan apa pun dan memoles batumu sebagai gantinya.
Begitulah seharusnya ayah mertua jaman sekarang.” Kata Ibu Duk Mi.
Ayah Duk
Mi tak bisa berkata-kata lagi, sementara Nyonya Nam seperti menahan rasa sedih
karena anaknya pasti kecewa.
Sun Joo
melihat nama [MANTAN SUAMI] di ponselnya lalu memilih untuk tak mengangkatnya.
Joo Hyuk terus berdiri didepan Sun Joo seperti tak ingin lepas dari
pandanganya. Sun Joo memperingatkan Joo Hyuk Berhenti mengintai di sekitarnya dan
pecahkan beberapa cangkir saja.
“Direktur,
kenapa kita tidak tutup dan bersenang-senang?” kata Joo Hyuk
“Aku
tidak percaya kau meminta pada bosmu untuk bolos.” Keluh Sun Joo.
Akhirnya
mereka pergi ke taman dan banyak orang yang menampilkan kemampuan diatas
panggung. Joo Hyuk membawa gitar dan mic, Sun Joo binggung dan bertanya Apa
yang ada dalam pikirannya sekarang karena Joo Hyuk menyarankan bernyanyi.
“Aku
pikir kita akan pergi ke ruang karaoke.” Keluh Sun Joo malu. Joo Hyuk pikir
kalau Mengamen jauh lebih menghibur.
“Bagaimana
bisa aku bernyanyi di depan semua orang ini? Terserah. Aku tidak melakukan ini,
aku pergi.” kata Sun Joo.
“Direktur...
katamu kau penggemarku. Penyanyi yang kau sukai akan segera tampil. Apa kau
benar-benar akan membiarkan dia bernyanyi tanpa penonton?” kata Joo Hyuk.
Soo Jun
pun pasrah menemani Joo Hyuk yang
memberikan mic dan memainkan gitar. Sun Joo terlihat binggung, Joo Hyuk
mengajak Sun Joo agar bernyanyi bersama. Sun Joo sempat malu tapi beberapa saat
kemudian bisa tersenyum bahagia ketika bernyanyi
“Sun Joo-ku... selalu berseri saat dia bersenang-senang seperti itu.” Gumam Seung
Min melihat dari kejauhan istrinya, teringat saat pertama kali melihat dihalte
bus seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.
Eun Gi sibuk
berlatih di ruangan seperti melampiaskan amarahnya, llau teringat kembali saat
mengirimkan pesan pada Duk Mi tapi tak
dibalas [DuK MI, SUDAH PULANG KERJA? KAPAN SAMPAI RUMAH?] Ia berpikir saat itu
Duk Mi dan Ryan mulai berkencan.
“Eun Gi!...”
teriak Nyonya Nam datang, Eun Gi kaget melihat ibunya datang di ruang
latihanya.
“Apa kau
tidak muak dan lelah berolahraga? Kau berkeringat seperti babi bahkan sampai
jam segini.” Keluh Nyonya Nam
“Bagaimana
seorang atlet muak dan lelah berlatih?” kata Eun Gi, Nyonya Nam akhirnya
mengajak anaknya untuk jalan-jalan. Eun Gi pun setuju meminta agar menunggu
karena akan mandi lebih dulu.
Keduanya
jalan ditaman, Nyonya Nam merangku lengan anaknya mengkau tidak tahu anaknya
setinggi ini dan Lehernya akan pegal karena terus menatapnya. Eun Gi sengaja
melebarkan kaki agar ibunya bisa menatap tanpa harus mengangkat kepalanya.
Nyonya Nam terlihat senang
“Sulit,
kan? Cinta yang tak berbalas... Eonni memberitahuku soal Deok Mi dan Direktur”
kata Nyonya Nam lalu mengajak mereka duduk ditaman.
“Aku
seharusnya memberi selamat padanya dan mensyukurinya. Tapi aku tidak bisa. Yang
bisa kupikirkan hanyalah betapa hancurnya hati anakku nantinya.” Ucap Nyonya
Nam, Eun Gi menatap ibunya.
“Ibu
tidak ingin kau kesulitan.” Kata Nyonya Nam, Eun Gi bertanya apakah ibunya
merasa sulit saat bersama Ayah.
“Tentu
saja. Seolah-olah aku adalah satu-satunya dalam hubungan itu. Aku pasti sudah
gila saat itu. Tetap saja, aku tidak menyesali semua itu karena melahirkanmu.”
Kata Nyonya Nam
“Putramu
cukup menarik, kan?” ucap Eun Gi bangga. Nyonya Nam membenarkan makanya itulah sebabnya tidak ingin kehilangan anaknya pada siapa
pun.
“Anaku...
bertemulah orang yang kau cintai yang mencintaimu juga. Itu saja yang Ibu
ingin.” Kata Nyonya Nam
“Kenapa
begitu sulit menyukai seseorang? Padahal itu hanya perasaan. Aku sudah
berkompetisi dalam kompetisi yang tak terhitung sebelumnya, tapi tidak ada yang
sesulit ini.” Ucap Eun Gi
“Aku mungkin
bukan apa-apa, tapi kau masih punya Ibu. Jangan lupakan itu.” Ucap Nyonya Nam.
Eun Gi mengerti dengan senyuman bahagia.
Kyung Ah
membuka bagasi mobillnya, Duk Mi hanya bisa melonggo melihat isi mobil. Kyung
Ah menjelaskna ada Pensil warna, pastel kapur, krayon, spidol, cat, kertas,
gunting... Duk Mi bertanya apakah Kyung Ah persiapkan semua ini sendiri
“Kau ikut
membantuku, itu pun sudah cukup.” Kata Kyung Ah dan saat itu mobil Hyo Jin
datang
“Apa Hyo
Jin juga ikut?” tanya Duk Mi tak percaya, Kyung Ah menganguk.
Sindy
datang membawakan kotak besar, Yoo Sub langsung membawakanya. Kyung Ah Ah
bertanya apa yang dibawa itu. Sindy memberitahu kalau itu CD White Ocean jadi akan membuat anak-anak
jadi penggemar juga. Semua hanya bisa tersenyum.
Kyung Ah
pikir Direktur akan ikut juga karena keduanya bersikap baik jadi akan datang.
Sindy tiba-tiba bertanya apakah keduanya putus, keduanya langsung menatap
sinis. Sindy meminta maaf karena jadi
kebiasan bertanya tentang hubungan keduanya.
“Dia
cukup sibuk minggu ini, jadi butuh hari
libur.” Ucap Duk Mi tapi saat itu Ryan datang dengan mobilnya. Duk Mi kaget
melihatnya.
“Maaf aku
terlambat karena Ada pekerjaan.” Ucap Ryan turun dari mobilnya, Duk Mi
tersenyum bahagia melihat pacarnya yang datang.
“Nona
Sung, Apa kau akan naik mobil dengan Direktur?” tanya Kyung Ah, Duk Mi
menganguk. Ryan membuka pintu mobil agar Duk Mi naik lebih dulu.
“Kau
seharusnya beri tahu aku kau akan datang.” Keluh Duk Mi, Ryan mengaku ingin
lihat ekspresi terkejut di wajahnya.
“Untuk
apa semua boneka binatang ini?” tanya Duk Mi melihat ada banyak boneka dikursi
belakang.
Flash Back
Ryan
berdiri didepan lift teringat yang dikatakan Kyung Ah “Aku akan pergi ke panti
asuhan. Aku melakukan pekerjaan sukarela dengan mengajar seni kepada
anak-anak.” Lalu masuk ke dalam lift. Shi An melihat Ryan dan menyapanya dengan
santai tapi Ryan tetap membalas dengan panggilan formal.
“Aku
sudah bilang untuk memanggilku dengan santai... Aku tidak melihat Nona Sung hari
ini.” Ucap Shi An.
“Dia
pergi ke panti asuhan untuk jadi sukarelawan.”kata Ryan. Shi An pikir itu bagus
dan meminta Ryan untuk menunggu lalu kembali ke rumahnya.
Ryan
melonggo melihat ada banyak boneka yang dibawa Shi An keluar dari rumah. Shi An
memberitahu kalau Ada boneka binatang dari penggemarnya yang belum disumbangkan
jadi meminta agar membawanya.
“Astaga....
Bukankah Shi An seorang malaikat?” kata Duk Mi dengan senyuman bahagia
mendengar cerita Shi An.
“Permisi...
Aku yang membawa mereka ke sini.”keluh Ryan, Duk Mi pun memuji kalau pacarnya
memang baik.
Mereka
pun sampai ke panti asuhan, banyak anak-anak yang berlari-lari dalam ruangan.
Kyung Ah memanggil semua anak-anak memberitahu kalau akan melakukan sesuatu
yang sangat menyenangkan jadi meminta mereka untuk duduk. Semua menuruti
perintah Kyung Ah.
Yoo Sub
dkk seperti tak percaya kalau Kyung Ah bisa mengendalikan anak-anak. Kyung Ah memperlihatkan sebuah lukisan
terkenal dibuat oleh seniman yang sangat terkenal bernama Vincent van Gogh.
“Siapa
yang bisa menebak judul lukisan ini?” ucap Kyung Ah, Chang Min menjawab "Telor goreng"
“Benda
bundar ini terlihat seperti telur goreng yang enak, bukan?Lalu Apa Ada yang
lain?” tanya Kyung Ah.
"Angin".
Kata salah satu anak, Anak yang lain berpikir itu "Laut" lalu anak
yang lain menjawab "Api Jahat".
“Menurutmu
apa lingkaran-lingkaran ini? Siapa yang mau menjawab? Warna apa ini?” kata
Kyung Ah, semua menjawab Kuning.
Duk Mi
dan Ryan duduk bangku belakang seperti tak percaya Kyung Ah bisa menjelaskan
lukisan pada anak-anak agar tertarik. Bahkan ada ada yang bisa menjawab judul
lukisan "Malam berbintang" setelah itu meminta teman-teman memberikan
makanan.
Ryan
duduk di tepi lapangan melihat semua anak sedang bermain, lalu tiba-tiba
terlintas dalam pikiranya saat masih kecil bermain dengan teman-temanya. Saat
itu bola datang bergelinding ke arah Ryan, Yoo Sub memanggil Ryan agar bisa
bergabung . Ryan seperti enggan.
Didalam
ruangan
Duk Mi
dan Sindy membagikan buku gambar dan alat gambar diatas meja, Sindy bertanya
kenapa Duk Mi memberikan jenis pendidikan seni ini, menurutnya lebih baik hanya
mendukung mereka secara finansial, dan ingin tahu Apa ada bedanya jika mereka
belajar soal seni.
“Yang
pasti, Mereka tidak bisa beli lukisan.” Ucap Sindy, Duk Mi hanya terdiam. Sindy
pikir kalau itu pertanyaan yang menjengkelkan
“Hyo Jin,
apa kau jatuh cinta dengan Cha Shi An pada pandangan pertama?” kata Duk Mi.
Sindy membenarkan.
“Lalu,
jika kau harus kembali lagi, saat kau tidak tahu Cha Shi An dan melupakan
semuanya, bisakah kau melakukannya?” tanya Duk Mi. Sindy mengaku tak bisa
“Kenapa?
Bahkan tanpa Cha Shi An, kau bisa makan dengan baik, pergi ke tempat-tempat
yang bagus, dan lakukan hal-hal bahagia...” kata Duk Mi
“Bagaimana
bisa melupakan Shi An-ku? Aku tidak pernah bisa melupakannya. Dia terjebak
dalam hatiku seumur hidup. Apa kau tahu betapa bahagianya aku berkat Shi
An-ku?” Kata Sindy
“Bukankah
menurutmu bahwa seni mirip dengan itu? Tentu saja, dukungan finansial itu
penting. Mereka bisa hidup bahagia bahkan tanpa seni. Namun, jika kita memberi
mereka kesempatan untuk jadi akrab dengan seni seperti ini” ucap Duk Mi
“dan
biarkan mereka menggambar dan mewarnai juga mengenali arti dari keindahan, hidup
mereka akan jadi lebih berlimpah dan penuh kebahagiaan. Itu yang aku yakini.
Karena aku hidup seperti itu pada saat ini.” Jelas Duk Mi lalu menatap Ryan dan
terlihat Ryan sedang bermain bersama anak-anak mendorong sepeda terlihat
bahagia.
Duk Mi
dkk bermain batu, gunting kertas, dan Duk Mi kalah lalu duduk dibangku depan.
Kyung Ah memberitahu kalau ada guru cantik didepan jadi mereka akan menggambar
wajah guru cantik ini dan menunjukkannya untuk dilihat semua orang.
“Kita
akan melihat bagaimana masing-masing mengekspresikan orang yang sama dengan
cara sendiri yang berbeda, dan berbagi pendapat dengan kami. Bisakah melakukan
itu?” kata Kyung Ah, Semua mengerti dan mulai mengambar.
Ryan
memberikan semangat pada Duk Mi sebagai model, Yoo Sub memberikan buku gambar
pada Ryan kalau ingin menggambar pacarmu juga, Duk Mi hanya menatap, lalu
melihat Ryan hanya menaruh begitu
disampinganya.
“Ibu Guru,
jangan bergerak.” Kata salah seorang anak, Duk Mi meminta maaf karena berbicara
dengan Ryan.
Semua
anak mulai mengambar, Sindy sibuk mengambil gambar dengan kameranya. Ryan
tiba-tiba didekati seorang anak, Ia memperlihatkan gambarnya yang menurutnya
itu mirip dengan Duk Mi. Ryan tersenyum melihatnya dan berkomentar kalau itu
memang mirip.
Ia
memperlihatkan gambar si anak pada Duk Mi, Si anak berpikir kalau akan
menggambar wajahnya juga. Ryan terlihat binggung, si anak meminta agar
diberikan krayon. Ryan pun memberikanya lalu meminta agar membuat matanya lebih
lebar.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Judul lagu yg dinyanyiin sung joo di taman apa ya?
BalasHapus