PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 28 Januari 2017

Sinopsis Missing Nine Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC
Bong Hee membuka matanya dan melihat sedang berada di pinggir pantai, Seorang hipnoterapi sedang memberikan terapi pada Bong Hee,  kalau sekarang sedang berada di pantai  yang tenang, dengan keluarga dan orang yang disayangi.
“Kau bisa melihat wajah-wajah familiar. Merekalah orang-orang yang kau sayangi.”
Semua yang ada dalam pesawat duduk di pingir pantai dengan pakaian putih melambaikan tangan. Bong Hee tersenyum melihat ibunya yang duduk bersama.
“Ra Bong Hee, kau mulai merasa... sangat nyaman” Kau berada di tempat dimana kau bisa menghabiskan sisa hidupmu dengan orang yang kau sayangi.”
Semua terlihat asyik bermain dan terlihat bahagia, Joon Oh datang menepuk pundak Bong Hee lalu mengeluarkan tanganya, Bong Hee tersenyum dan meraih tangan Joon Oh. 

Bong Hee memejamkan matanya di sebuah ruangan, Penyidik Oh menemani melihat ponselnya yang bergetar memilih untuk keluar dari ruangan, ada recoder yang merekam semuanya. Terapis memberitahu Bong Hee yang pergi ke hutan dengan orang yang disayangi, serta tidak takut apapapun karena orang yang disayangi  selalu ada untuk melindunginya.
Joon Oh mengandeng tangan Bong Hee berjalan menyusuri hutan, dibelakangnya terlihat semua yang mengikuti dibelakangnya. Terapis memberitahu Bong Hee yang melihat sebuah pintu.
“Ra Bong Hee, kau merasa takut. Namun..., kau dilindungi oleh orang-orang yang kau sayangi. Kau berani karena mereka..., kau perlahan membuka pintu..., dan memasukinya.” Ucap Terapis, Bong Hee pun berjalan masuk sendirian ke dalam pintu. 

Lee Yeol tersadar dari pingsan lalu mulai berteriak memanggil Joon Oh. Sementara Joon Oh yang ada dalam hutan mendengar sesuatu, tapi merasa kalau hanya halusinasinya karena merasa sangat lapar. Lee Yeol teruse berteriak meminta tolong memanggil manam Joon Oh, Joon Oh mencoba memanggil Lee Yeol tak ada sahutan, dengan wajah panik merasa kalau hantu akan muncul .
Suasana mulai merasa menakutkan, Joon Oh seperti merasa merinding merasakan ada yang mendekatinya, tapi ia berusaha untuk  melawan hantu berbicara kalau ia adalah orang yang selamat dari kecelakaan pesawat dan menginjak ranjau sekarang.
Tiba-tiba pundaknya ditepuk, Joon Oh terlonjak kaget langsung melompat dari pijakanya selama ini, dan terlihat Bong Hee yang datang menemuinya, Joon Oh terasa kalau Ranjaunya tidak meledak dan mengakui ucapan Ki Joon sebelumnya itu benar, karena sudah  terlalu lama umurnya.

Bong Hee tiba-tiba menangis melihat Joon Oh, Joon Oh binggung melihat Bong Hee menangis berpikir kalau tadi tak sengaja memukul matanya karena kaget. Bong Hee meminta maaf karena  meninggalkannya sendirian, Joon Oh pikir Bong Hee tak perlu meminta maaf karena akan segera datang, Bong Hee malah makin menangis.
Joon Oh ingin menghapus air mata Bong Hee, tapi Tangannya kotor. Akhirnya ia memeluk Bong Hee agar tak menangis lagi. Bong Hee masih saja terus menangis merasa sangat bersalah. Terdengar kembali suara Lee Yeol yang memanggil Joon Oh. 

Keduanya mengarahkan pandangan pada asal suara, Joon Oh pikir itu memang Lee Yeol yang memanggilnya. Bong Hee menguluarkan akar pohon ke lubang, Joon Oh menyuruh agar Lee Yeol melingkarkan pada pinggangnya.
Lee Yeol dengan satu tangan mengingat pada tubuhnya, Bong Hee dan Joon Oh berkerja sama menarik Lee Yeol untuk keluar dari lubang. Akhirnya Lee Yeol bisa ditarik ke atas, Joon Oh memastikan dulu keadaan Lee Yeol dan melihat lubang seperti galian, Lee Yeol menanyakan keadaan Ji Ah. 

Tae Ho memegang tangan Ji Ah melihat sang pacar yang tertidur. Ji Ah terbangun melihat pacarnya menemaninya, bisa tersenyum karena sudah bisa menduga kalau masih hidup. Tae Ho mengaku kalau tidak bisa meninggalkannya.
Ji Ah ingin duduk, tapi Tae Ho menyuruh Ji Ah tetap berbaring saja.  Ji Ah pun barbaring dan bertanya Apa Tae Ho yang menyelamatkannya. Tae Ho terdiam. Sebelumnya Ki Joon merawat Ji Ah dengan penuh perhatian menurutnya.
Tapi Tae Ho mengaku kalau sudah merasa Ji Ah merasa kalau bukan dia siapa lagi, Ji Ah memuji pacarnya memang sangat keren. Saat itu Ki Joon melihat Ji Ah yang sudah bangun, lalu memberitahu Tae Ho kalau Presdir Hwang ingin memberikan pengumuman.

Tae Ho keluar lebih dulu, sementara Ki Joon duduk disamping Ji Ah melihat muka sangat cerah setelah tidur lama sekali. Ji Ah menarik selimutnya. Ki Joon mengeluh Ji Oh yang ceroboh membuatnya terlika dan ia menjadi sangat marah.
“Aku tidak bermaksud  mencelakakan diriku sendiri.” Ucap Ji Ah, Ki Joon mengucapkan Terima kasih melihat Ji Ah yang sudah baik-baik saja. Ji Ah binggung kenapa Ki Joon malah mengucapkan terimakasih.
“Pokoknya, jangan terluka lagi dan Beristirahatlah” kata Ki Joon lalu berlari keluar. Ji Ah melihat seperti bungkusan makanan merasa heran Ki Joon itu memang menjatuhkanya atau ingin memberikannya padanya. 

Semuanya berkumpul di depan api unggun, Presdir Hwang merasa tidak percaya mereka semua selamat dan seperti mimpi. Ia pun sudah berpikir panjang  mengenai hal ini, menurutnya bertahan di tepi pantai pasti takkan mudah bagi mereka
“Manajer Jung, apa kau yakin aku tidak akan mati?” tanya Ho Hang khawatir. Ki Joon menyakinkan kalau ular tadi itu  tidak beracun dan pasti baik-baik saja.
“Apa yang harus kita lakukan untuk bertahan di sini?” tanya Presdir Hwang, Tae Ho pikir sudah jelas kalau mereka  harus menunggu buat diselamatkan.
“Diselamatkan itu juga tidak akan mudah. Kau benar kalau kita harus menunggu, maka tapi kita tidak bisa disini. Tidak ada tempat tinggal yang layak. Jika apa yang sudah terjadi, akan terjadi lagi, maka kita akan celaka.” Jelas Joon Oh, Tae Ho dengan sinis menanyakan saran Joon Oh.

“Kita ke hutan saja, sebelumnya Aku menginjak ranjau hari ini. Ki Joon dan Bong Hee melihatnya, Itu Artinya ada beberapa orang. seperti tentara yang dulunya tinggal di sini. Sementara Lubang tempat Yul jatuh itu juga buatan manusia dan Ada jejak orang di papan kayu. Itu Tempat di mana mereka makan dan tidur jadi Kita harus menemukan tempat itu. Dengan begitu, kita bisa bertahan he idup.” Jelas Joon Oh 
Tae Oh pikir mereka bisa membangun tempat tinggal di pinggir pantai dan  tidak harus meninggalkan pantai menurutnya kalau pergi maka  tidak punya harapan diselamatkan karena mereka tak bisa dilihat di bibir pantai.
“Kita bisa mengirim sinyal dari dalam hutan. Cuaca tidak dapat diprediksi karena ini sebuah pulau bahkan Cuaca akan semakin  dingin dan Ji Ah sakit.Kita butuh tempat yanglebih aman dan hangat.” Jelas Joon Oh
“Terlepas dari apa yang kita alami, ternyata kau masih saja tidak berubah. Apa ini belum cukup menderita? Aku tahu kau bisa sangat keras kepala..., tapi tidak ada ranjau di sini. Itu tak masuk akal.” Kata Tae Oh tak percaya meremehkan Joon Oh
“Memang ada ranjau disini dan Yang Joon Oh injak itu memang ranjau. Itu bisa saja meledak.” Kata Bong Hee membela, Tae Oh dengan sinis tak ada yang bicara pada Bong Hee kalau sedang adu mulut dengan Joon Oh.
“Jangan marah dan berkata kasarpada Bong Hee.” Bela Lee Yeol
Tae Ho yang mendengarnya merasa ketiganya itu jadi memiliki hubungan yang dekat karena dipulau dan Joon Oh memperlakukannya dengan baik. Ia pikir harusnya Joon Oh lebih peduli pada teman satu agencynya daripada orang asing seperti Bong Hee. Lee Yeol heran melihat Tae Ho seperti  menyalahkan Joon Oh. 
“Dia yang bertanggung jawab  atas yang menimpa Jae Hyun dan orang yang menghancurkan Dreamers. Orang yang bertanggung jawab, malah sedang mencoba menyuruh-nyuruh  kita. Mana bisa aku tetap tenang?” ucap Tae Ho sinis, Presdir Hwang menghentikan sebelum terjadi pertengkaran.
“Kau belum berubah sama sekali. Jangan membuat orang lain celaka karenamu. Apa Kau tahu betapa sulitnya aku menyemangati diriku sendiri saat itu?” teriak Tae Ho, Presdir Hwang meminta mereka berhenti.

“Setelah hari itu, aku memutuskan untuk tidak mempercayaimu. Itulah keputusanku. Jika kau mau pergi, pergi saja sendiri, dasar kau brengsek.” Teriak Tae Ho benar-benar marah
“Choi Tae Ho, bukannya ucapanmu itu terlalu kasar? Dia mencoba untuk...” ucap Bong Hee membela dan Ki Joon menahan Bong Hee agar tetap tenang
Presdir Hwang pun meminta Tae Ho berhenti, Tae Ho pikir mau bicara satu hal lagi, yaitu memohon pada Joon Ho kalau Jangan coba-coba melakukan sesuatu lagi karena menurutnya seniornnya itu selalu membawa sial. Ia masih ingat Ketika mengambil inisiatif malah akhirnya menghancurkanJae Hyun dan Dreamers. Presdir Hwang berteriak menyuruh keduanya berhenti berdebat.
“Apa hal itu yang penting sekarang? Kau selalu mengungkit-ungkit Jae Hyun... Selalu Jae Hyun!!! Kita harus memikirkan bagaimana kita akan bertahan hidup dan harus bertahan hidup entah bagaimana.” Tegas Presdir Hwang marah
“Yang dikatakan Tae Ho benar. Dia benar semuanya, tapi terimalah saranku kali ini. Ini bukan karena aku ingin bertahan hidup  sendirian. Aku juga ingin semua orang bertahan hidup. Kita harus ke hutan sekarang untuk menemukan tempat berlindung yang aman. Kalau kita tidak tetap bersama dan tidak bekerja sebagai tim..., maka sulit bagi kita buat bertahan hidup.” Jelas Joon Oh

Presdir Hwang mengajak mereka semua untuk mengambil suara saja dan akan mengikuti suara yang paling banyak. Tae Ho dan Joon Oh pun dengan menahan amarah menyerahkan semuanya pada Presdir Hwang. Akhirnya Presdir Hwang meminta agar mengangkat tangan apabila mereka yang ingin tinggal di pantai. So Hee dan Ki Joon mengangkat tangan, Presdir Hwang mengaku totalnya ada empat orang termasuk Tae Ho.
Tae Ho melihat Lee Yeol yang tak mengangkat tanganya. Lee Yeol memutuskan mengikuti saran Joon Oh sebagai leader-nya Dreamers. Presdir Hwang menanyakan pendapat Bong Hee, Bong Hee pikir lebih baik mencari jejak manusia lebih baik untuk  bertahan hidup lebih lama.
Lalu Presdir Hwang tersadar kalau Ho Hang itu tak mengangkat tangan,  Ho Hang mengaku mudah kedinginan, sementara di pinggir pantai itu telalu dingin bahkan ada badai di malam hari. Presdir Hwang merasa menyesal seharusnya meninggalkan Ho Hang dan akhirnya dengan wajah frustasi mengatakan kalau hasilnya seri. Tae Ho mengatakan kalau Ji Ah dan akan bertanya padanya. Presdir Hwang mengatakan Tergantung pada keputusan Ji Ah mereka pergi atau tetap disini.


Tae Ho datang menemui Ji Ah yang pasti mendengar pembicaraan mereka, lalu menanyakan pendapatnya. Ji Ah tahu kalau Tae Ho tinggal dipinggir pantai, Tae Ho pun ingin tahu pendapat Ji Ah pilihanya.
Sementara diluar, Bong Hee terlihat khawatir karena pasti Ji Ah mengikuti sarah Tae Ho sebagai pacarnya.  Joon Oh pikir Bong Hee itu belum tahu Ji Ah seperti apa, karena juniornya itu waktu umur 14 tahun, menandatangani kontrak dengan perusahaan jadi sangat percaya diri.

Ji Ah menatap Tae Ho seperti, bertanya Apakah tahu kalau ia sangat menyukainya. Tae Ho mengaku kalau pasti sudah mengetahuinya. Ji Ah memberitahu  keputusan kalau tidak ingin tinggal di tepi pantai jadi mengikuti saran Tae Ho, Tae Ho terlihat kecewa mendengarnya.
“Ji Ah. Jika kau mengikuti dia dan ada yang terjadi denganmu...” ucap Tae Ho mencoba menyakinkanya.
“Jangan mencoba meyakinkanku. Aku mencintaimu, tapi pendapat kita mungkin berbeda. Kita harus membuat keputusan  masing-masing.” Kata Ji Ah.
Tae Ho dengan wajah kecewa memberitahu semuanya agar mengemanis barang mereka karena pergi besok pagi. Joon Oh bisa tersenyum karena sudah tahu dugaanya Ji Ah pasti memilih pergi ke hutan.  Presdir Hwang terlihat kesal menurutnya kalau ada ranjau dalam hutan maka berarti ranjaunya tidak cuma satu saja dan pasti ada banyak.

Bong Hee mendekati Joon Oh yang duduk sendirian didepan api unggun yang dibuat sendiri, merasa kalau pasti sangat khawatir kalau akan menyeret semua orang kesana tapi ternyata tidak dapat menemukan apa pun lalu semua orang akan menyalahkannya. Joon Oh pikir Bong Hee tak perlu berpikir konyol.
“Jika kita tidak bisa menemukan apa-apa..., maka Aku juga bersedia  disalahkan sama yang lain. Aku akan berbagi beban denganmu.” Ucap Bong Hee.
“Tentu saja kau harus melakukan, karena  Kau itu stylist-ku.” Kata Bong Hee mengejek
“Jika Tae Ho mencoba memukulku..., maka kau harus memukulnya duluan.” Saran Bong Hee.
“Tae Ho itu pintar bertarung dan belajar kickboxing. Ah.. Ternyata banyak yang sudah kuberitahu padamu.” Kata Joon Oh merasa terbuka
Bong Hee pikir Joon Oh tak perlu khawatir karena ia  yang akan memukulnya duluan. Joon Oh malah merasa kalau masih khawatir lalu menyuruh Bong Hee tidur lebih dulu karena  mereka harus bangun pagi-pagi besok. Bong Hee memanggil Joon Oh sebelum pergi.
“Aku tidak yakin apa aku boleh menanyakan hal ini atau tidak..., tapi apa yang terjadi antara. kau dan orang yang bernama Jae Hyun?” tanya Bong Hee penasaran. Joon Oh terdiam. 


Flash Back
Joon Oh dan anggota dreames melakukan pestar perayaan karena memenangkan penghargaan sebagai Artist of the Year, Jae Hyun pun diminta agar meniup lilin lebih dulu. Jae Hyun terlihat sangat bahagia meniup lilin, mereka semua bercanda dengan memainkan cream kue.
Di hari berikutnya, Jae Hyun terlihat frustasi mengaku kalau sulit bagi dan merasa ingin mati. Dan Joon Oh tanpa rasa simpati menyuruh Jae Hyun mati saja.Akhirnya Jae Hyun benar-benar mati bunuh diri. So Hee benar-benar terpukul melihat peti Jae Hyun yang akan dikremasi. Semua terlihat benar-benar berdua.  Joon Oh datang melihat,  So hee langsung berteriak marah kalau Joo Oh itu membunuh Jae Hyun. 
Joon Oh mengingat semua kenanganya akhirnya mengaku pada Bong Hee kalau ia yang membunuh Jae Hyun. Bong Hee hanya bisa terdiam melonggo seperti tak percaya mendengarnya. 

Terapis kembali memberikan sugesti pada Bong Hee “Kau berada di setapak jalan yang dipenuhi bunga di bawah sinar matahari yang hangat. Ketika kau membuka pintu itu dan berjalan memasukinya..., maka kau melihat pohon besar yang menantikanmu.”
Bong Hee berjalan seperti di padang ilalang luas dan melihat sebuah pohon besar tanpa daun didepanya “Kau belum mengerti pohon apakah itu. Bukit yang berangin itu indah, tapi sulit berjalan disitu. Ra Bong Hee, kau menemukan hadiah yang akan membantumu menemukan kebenarannya. Hadiah apa.. yang kautemukan?”
Dalam alam bawah sadarnya, Bong Hee menemukan sebuah kalung. Terapis menanyakan Kenapa Bong Hee menemukan kalung itu. Bong Hee juga tak tahu karena hanya menemukannya. Terapis bertanya apakah Bong hee mengetahui kalung milik siapa dan meminta agar menjelaskanya.
“Aku tahu... Kalung itu...milik..” ucap Bong Hee melihat semua korban pesawat jatuh berada didepanya dengan senyuman berpakaian putih. Tiba-tiba So Hee datang dengan kepala penuh darah mengambil kalung dari tangan Bong Hee.
Bong Hee tersadar dari alam bawah sadarnya terlihat benar- benar ketakutan, tiba-tiba pundakanya ditepuk yang membuatnya kaget. Joon Oh memberitahu kalau  sudah menemukan pulau tempat mereka terdampar. Bong Hee terlihat  benar-benar kaget mendengarnya. 


Bong Hee duduk di meja riasnya, Ibunya mendekatinya bertanya sudah mengemasi barangnya. Bong Hee mengangguk.  Ibunya melihat wajah anaknya itu pucat, berpikir kalau pucat sekali. Bong Hee pikir itu hanya karena tidurnya kurang nyenyak saja.
“Yahh... Tentu saja... tapi Kenapa mereka memintamu naik pesawat lagi?” ucap Ibu Bong Hee khawatir pada anaknya, tapi Bong Hee merasa kalau baik-baik saja.
Ibu Bong Hee menyuruh anaknya mengunakan lipstik saja agar tak terlihat pucat, Bong Hee memoles bibirnya merasa kalau kecantikan itu turun dari sang ibu. 

Hee Kyung memberikan paspor pada Bong Hee mengatakan kalau kali ini akan menjadi perjalanan keduanya, menurutnya sangat sulit mempercayai Bong Hee dan membiarkanya pergi, tapi merasa kalau keadaan ini semuanya serba salah.
“Ketua Jo... Apa kau tidak ikut?” tanya Bong Hee
“Lagipula, kalau aku ikut, tidak menjamin kau akan mengingatnya 'kan? Penyidik Oh yang akan membantumu. Jadi Pergilah dan pulihkan ingatanmu.” Kata Hee Kyung, Bong Hee pun hanya bisa terdiam. 

Bong Hee sudah duduk dalam pesawat, Penyidik Oh memberikan sebutir obat dan menyuruhnya tidur karena saat terbangun akan sampai ditempat tujuan. Bong Hee meminumnya seperti tak ingin traumanya kembali datang.
Akhirnya Bong Hee sudah menaiki kapal china ditengah laut dengan jaket pelampungnya. Penyidirk Oh mengatakan kalau menurutnya semua laut terlihat sama saja tapi laut yang mereka lewati adalah yang terdekat dengan pulau lalu menanyakan Bong Hee apakah bisa mengingatnya.
Bong Hee seperti masih terdiam, Penyidik Oh menunjuk pulau yang ada didepan mereka adalah tempat Bong Hee terdampar bersama teman yang lainya. Mereka menaiki perahu kecil untuk sampai ke pulau.

Bong Hee berjalan di bibir pantai masih ada bongkahan pesawat yang masih tertinggal, lalu melihat sebuah batu bertuliskan [Hwang Jae Gook, Tae Ho Hang, Jung Ki Joon, Choi Tae Ho] Ingatan Bong Hee kembali datang kalau menuliskan semua nama dengan optimis kalau mereka semua akkan menyerah.  Joon Oh melihat Bong Hee yang masih duduk dan berteriak agar segera pergi bersama, semua mulai berangkat menyusuri hutan. 


Bong Hee melihat kembali tulisan yang dibuatnya saat terdampar, lalu mulai memasukin hutan. Disaat yang sama, sebelumnya bersama dengan Joon Oh menyusuri hutan mencari tempat perlindungan. Joon Oh memimpin didepan berteriak kalau hampir sampai tapi terlihat kebingan mencari jalan seperti hanya berkeliling saja ditempat yang sama.
Joon Oh terus memastikan kalau akan hampir sampai, Ho Hang yang menghafal jalan merasa kalau mereka dari arah yang sama.  Joon Oh berteriak kalau hampir sampai dan meminta agar mengikutinya. Presdir Hwang merasa Joon Oh itu akan kehilangan kredibilitasnya karena selalu bilang kita hampir sampai.

Mereka semua terlihat hanya berkeliling saja mengitari tempat yang sama. Bong Hee dan Joon Oh akhirnya sampai di sebuah tempat seperti bangunan yang sedikit runtuh dibagian dinding depanya. Semua akhirnya datang merasa tak percaya kalau menemukan tempat berlindung. Presdir Hwang dan yang lainya melihat isi dalam rumah yang sudah lama tak ditinggali. 
Bong Hee melihat bagian rumah yang pernah didatanginya, seperti bisa melihat bayangan yang mengunakan pakaian berbeda dan juga banyak kain yang dibuat seperti tirai.  Joon Oh melihat ada sebuah perapian dan berteriak memanggil Bong Hee agar membersihkan bagian cerobong. Bong Hee menolak kalau dirinya akan celaka kalau masuk kedalamnya.
Semua terlihat berkerja sama sedikit membersihkan bagian yang masih layak mereka tempati dibanding di tepi pantai. Bong Hee melihat semua kenangannya seperti berkaca-kaca. Presdir Hwang menyemangati semua anak didiknya agar bisa tetap kuat. So Hee yang duduk sendirian memilih untuk pergi, Bong Hee melihatnya langsung mengikutinya.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


3 komentar: