PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Sang
memberanikan diri melangkah maju mendekati Ha Ri lalu menciumnya, Ha Ri pun
sempat kaget tapi akhirnya memejamkan matanya dan memegang lengan Yi Sang.
Kembang api terus terlihat dilangit sungai “
Bagaimana
cara mengakhirinya? Situasinya mulai canggung!” gumam Ha Ri bingung karena
bibir mereka hanya terus menempel.
“Lihat
mereka... Seperti adegan film! Astaga!” jerit beberapa orang melihat Ha Ri dan
Yi sang berciuman, mereka pun merasa iri melihatnya.
“Aku
harus bilang apa? Jangan katakan apa pun kepadanya.” Gumam Ha Ri bingung saat
akhirnya mereka pun berdiri menjauh.
“Seperti
adegan film, bukan?” kata Ha Ri gugup dengan cara tertawa. Yi Sang pun
membenarkan dan ikut tertawa.
“Aku
tidak tahu ada banyak orang di sini.” Kata Yi Sang malu ternyata banyak orang.
“Kenapa
kau tidak mengambil kameramu? Ayo pergi sekarang.” Ucap Ha Ri menahan malu. Yi
Sang pun bergegas mengikuti Ha Ri yang pergi lebih dulu. Para wanita yang
melihat keduanya, berteriak mendukung hubunganya.
Keduanya
akhirnya berjalan pulang tak bisa menahan senyuman, Ha Ri
mengaku bersenang-senang hari ini dan terlihat gugup mencoba menjelaskan
bukan seperti itu lalu keduanya hanya bisa tertawa karena gugup.
“Aku
juga. Karena ingin bertemu denganmu, aku senang kita bertemu. Bagaimana... Bagaimana
kau bisa memikatku semudah itu? Aku mengatakan ini seandainya kau mulai banyak
pikiran.” Ucap Yi Sang
“Itu
bukan kesalahan. Aku menyukaimu, Nona Jang.” Akui Yi Sang. Ha Ri tersenyum tak
percaya mendengarnya.
“Maaf aku
telat mengakui.. Jangan cemaskan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mari
bersikap penasaran saja.” Kata Yi Sang. Ha Ri menganguk dengan senyuman
sumringah.
“Mimpi
indah.” Kata Yi Sang. Ha Ri pun berpesan
Hati-hati di jalan dan Semoga mereka berhasil.
Yi Sang
berjalan pergi dan Ha Ri pun berlari melihat Yi Sang dan memberikan senyuman.
Yi Sang pun melambaikan tangan.
Tuan Joo
mengajak makan Tuan Kim menanyakan pendapatnya. Tuan Kim mengaku ini enak dan
Lezat, menurutnya Restoran ini bagus dengan makan sangat lahap. Tuan Joo
menatap sinis dan Tuan Kim tahu kalau ucapanya salah.
“Pak Kim.
Menurutmu aku bisa mempromosikan Nona Jang menjadi kepala editor?” ucap Tuan
Joo
“Reputasinya
buruk, tapi dia andal dalam pekerjaannya. Tapi karena reputasinya, dia
menyebabkan masalah. Jadi Silakan memutuskan sesuka hatimu.” Kata Tuan Kim
gugup. Tuan Joo masih menatap sinis tapi
akhirnya mengajak Bersulang.
“Untuk saat
ini, aku mencari pengganti di luar perusahaan. Aku mencari orang yang pandai
mengiklankan dan merencanakan. Meski begitu, aku tidak bisa menentukannya
sendiri. Aku juga harus mendengarkan rekan-rekannya.” Kata Tuan Joo. Tuan Kim
terdiam
“Pikirkanlah
dan beri tahu aku. Jika penjualan periklanan terus menurun, seseorang harus
bertanggung jawab entah itu kepala editor atau kepala periklanan.” Kata Tuan
Joo. Tuan Kim masih saja terdiam.
“Restoran
ini bagus... Bersulang.” Kata Tuan Joo mencoba mencairkan suasana. Tuan Kim pun
terpaksa tersenyum.
Ha Ri
terbangun dari tidurnya dengan wajah bahagia, mengingat kembali saat Yi Sang
menciumnya. Ia pun membuka jendela rumah lebar-lebar dan melihat kalau Cuacanya
cerah. Ia pun berseru klau hari ini Indah sekali lalu pergi ke kamar mandi.
Ia
memeriksa baju kotor dan melihat banyak celana di tempat cucianya dan langsung
mengumpat “Yun Jae-young bedebah.” Karena memasukan cucian kotornya kembali
ditempatnya.
Ha Ri
keluar rumah berbarengan dengan Jae Young lalu menyindir temanya selalu meminta ibunya menjaga Do-ah
dan bahkan tidak bisa mencuci sendiri. Ia pikir itu jahat dan Jae Hyung itu bedebah yang tidak tahu
malu.
“Ibumu
mencuci pakaian Do-ah. Mana mungkin bajuku kumasukkan ke keranjangnya? Aku juga
punya hati nurani.” Ucap Jae Hyun
“Logika
macam apa itu? Beraninya kau menaruh baju kotormu di keranjangku?” kata Ha Ri
mencekik leher Jae Hyung dengan dasinya.
“Apa Tidurmu
nyenyak?” ucap seseorang tiba-tiba datang. Ha Ri kaget melihat Yi Sang yang
sudah datang.
“Ya. Kau
harus memakai dasi dengan benar.” Kata Ha Ri bersikap baik lalu berlari ke arah
Yi Sang.
Yi Sang memberikan
kopi untuk Ha Ri, Ha Ri tersenyum bahagia karena Yi Sang datang untuk menjemputnya. Yi Sang
mengaku benci menunggu Tapi entah kenapa membuatnya bersemangat. Jae Young
melihat keduanya merasakan merinding.
“Begitu
rupanya. Kalian rekan kerja. Jadi, saling menebeng. Budaya yang hebat.” Sindir
Jae Young
“Ada hal
semacam itu... Sampai jumpa, Jae-young.” kata Ha Ri lalu melangkah pergi. Jae
Young pun melambaikan tanganya.
Yi Sang
dan Ha Ri berjalan pergi dengan senyuman bahagia. Jae Young melihatnya
bertanya-tanya apa yang terjadi pada temanya itu. Yi Sang berkomentar kalau
Lensa kontak Ha Ri terlihat sangat cantik hari ini. Ha Ri mengaku tidak memakai
lensa apa pun.
“‘Itu Karena
kau pacarku.” Goda Yi Sang ingin membuat lelucon. Ha Ri seperti bingung dan
akhirnya hanya bisa tertawa. Diam-diam
Jae Young mengikutinya dan melihat dari kejauhan.
“Kurasa
rambutku menipis.” Kata Yi Sang. Ha Ri panik bertanya dimana. Yi Sang
menurunkan badanya agar Ha Ri bisa melihat kepalanya. Ha Ri melihat dibagian
kepala Yi Sang.
“Karena
aku tidak bisa lari dari pesonamu.” Goda Yi Sang kembali. Ha Ri hanya bisa
tertawa dan Yi Sang pun kabur.
“Dia
pasti sudah gila... Ayo Kemarilah.” Kata Ha Ri mengejar Yi Sang. Jae Young yang
melihatnya tak percaya melihat keduanya itu berbeda.
Eu Ddeum
sampai dikantor bertemu dengan Hyo Joo. Hyo Joo heran melihat Eu Ddeum yang
naik sepeda. Eu Ddeum mengaku pulang pergi naik sepeda. Hyo Joo pikir Eu
Ddeum yang bekerja naik sepeda dan membawa
ransel semacam fantasi
“Otot
pahamu akan lelah.” Kata Hyo Joo. Eu Ddeum mengaku harus menghemat ongkos.
“Aku menabung
800 dolar selama 2 bulan. Saat ini uangku 1.600 dolar. Kurang 900 dolar untuk
cincin itu. Dengan cicilan setahun, aku harus bayar 75 dolar per bulan. Itu
jika tidak ada bunga. Jika menabung 60 dolar dari ongkos transportasi tiap
bulan, aku cukup membayar 15 dolar per bulan.” Ucap Eu Ddeum
“Kenapa
kau memberitahuku semua detailnya? Kau mencoba membuatku merasa tidak nyaman?”
kata Hyo Joo heran.
“Tidak,
kau menanyakan alasanku bekerja naik sepeda. Jadi, aku hanya menjelaskan
alasannya. Maaf jika kau merasa tidak nyaman.” Ucap Eu Ddeum lalu pamit pergi.
“Astaga.
Aku harus mempertimbangkan kembali. Bagaimana dia bisa bertahan jika begitu
kaku seperti itu? Cartier apanya. Seharusnya aku tidak memberitahunya.” Keluh
Hyo Joo.
Ha Ri
akan berpisah dengan Yi Sang. Yi Sang pikir akan mengantarnya ke pintu. Ha Ri
bingung Bagaimana jika seseorang melihat mereka. Yi Sang pikir tak ada yang
salah dengan hal itu. Ha Ri pikir karena memacari rekan kerja jadi harus
merahasiakannya.
“Berpacaran?”
ucap Yi Sang tak percaya. Ha Ri merasa Yi Sang berpikir sekarang ia akan jual
mahal?
“Baru
kali ini seorang pria menyatakan perasaannya padaku dengan sangat romantis.”
Ucap Ha Ri malu-malu
“Haruskah
kita merahasiakan hubungan kita karena bekerja di perusahaan yang sama? Aku tak
pernah memacari rekan kerja.” Kata Yi Sang. Ha Ri mengaku sama juga seperti
itu.
“Tapi aku
ingin menyombong tentangmu.” Kata Yi Sang. Ha Ri mengejek kalau Yi Sang bilang
tidak akan jatuh cinta padanya.
“Kapan
kau jatuh cinta?” tanya Ha Ri. Yi sang mengaku
Setiap kali Ha Ri bersikap malu di depannya.
“Setiap
kali kau bersikap konyol, maka aku jatuh cinta padamu.” Akui Yi Sang
“Tapi aku
tidak bisa selalu bersikap konyol. Kurasa aku harus lebih banyak berpikir. Apa
yang harus kulakukan dengan pria ini? Dia bodoh.” Ejek Ha Ri akan berjalan
pergi.
“Tunggu...
Aku tidak perlu berpikir lagi. Aku melewati batas dan tidak bisa kembali.
Sekalipun suatu saat aku mengecewakanmu, berjanjilah kau akan terus
menyukaiku.” Ucap Yi Sang
“Baiklah..
Bagaimana denganmu?” tanya Ha Ri. Yi Sang pikir bisa menangani perasaannya.
“Aku
sangat mengenal diriku dan percaya pada diriku sendiri. Apa pun yang terjadi
kepadaku, aku tidak akan berubah. Kuharap kau selalu menyukaiku.” Kata Yi sang
“Baiklah.
Aku berjanji.” Kata Ha Ri dan mereka pun saling melingkarkan jari kelingking
mereka.
“Mari
merahasiakan ini.” Ucap Ha Ri dan Yi San mengajak agar pertahankan ini untuk
waktu lama lalu keduanya berpisah seolah tak terjadi apapun.
Tapi
dilantai atas terihat Yeon Joo dkk melihat keduanya, mereka tak percaya kalau
Yi Sang dan Ha Ri seperti berkencan.
Yeon Joo mengeluh kalau membenci melihatnya.
[Episode 9, Momen yang Kita Sebut Cinta
Pertama]
Yi Sang
masuk studio dengan wajah bahagia, Tuan Nam melihat Yi Sang yang datang lebih
awal lalu menawarkan Teh atau kopi. Yi Sang menolak. Tuan Nam pikir Karena
tenggatnya sudah berakhir jadi sangat melegakan Yi Sang membenarkan lalu
melihat plester untuk tangan Tuan Nam yang
“Su-cheol.”
Kata Yi Sang melempar untuk plester tangan pada Tuan Nam dengan tatapan marah.
“Jangan
bunuh aku. Aku hanya mencoba membantumu dan Ha-ri. Aku janji bukan karena tidak
mau bekerja. Wahh... Ada apa dengan kulitku? Gatal sekali. Kalian sangat
memusingkan! Aku mengorbankan diriku pada... Maafkan aku.” Ucap Tuan Nam panik
meihat Yi Sang terus mendekat seperti ingin membunuhnya.
“Terima
kasih... Kau yang terbaik... Aku akan selalu bersamanya.” Kata Yi Sang memeluk
Tuan Nam, Tuan Nam pun binggung.
“Aku akan
bersamanya 52 jam sepekan.” Ucap Yi Sang dengan senyuman. Tuan Nam bingung
mengartikan kalau mereka berdua...
“Kalau begitu,
kau sudah tidak melajang?” kata Tuan Nam bahagia. Yi Sang mengaku Ha Ri juga
tidak ingin menikah.
“Bagaimana
dengan anak? Bagaimana dengan anak Ha-ri?” tanya Tuan Nam. Yi Sang berhenti
sejenak menaiki tangga.
“Mari
mengharapkan keajaiban.” Kata Yi Sang yakin lalu menaiki tangga.
Didepan
meja kerjanya, Jae Youn terdiam mengingat saat Yi Sang mengoda Ha Ri dan
memegang kepalanya. Ia pun sempat mendengar Yi sang mengoda Ha Ri “Karena aku
tidak bisa lari dari pesonamu.” Ia pun gelisah akhirnay menelp Ha Ri.
“Ha-ri Kau
datang ke pemotretan ulang tahun Do-ah, bukan? Kau harus datang. Kau memperkenalkanku
pada tempat itu. Setelah pemotretan, mari ke bioskop dan makan malam.” Ucap Jae
Young memaksa.
“Kenapa
aku menonton film denganmu?” keluh Ha Ri heran sambil bersadar dinding.
“Karena
kau sudah berjanji! Tepati janjimu! Sudah dahulu!” teriak Jae Young marah dan
langsung menutup telpnya.
“Dia
sudah punya uang, tapi kini mengamuk.. Wah..
Dia bukan main... Jae-young, kau sungguh kekanak-kanakan.”keluh Ha Ri
“Tepati
janjimu! Ha-ri, katakan padaku!”teriak Jae Young kesal lalu terihat sangat
frutasi.
Yeon Jo
melihat Ha Ri langsung berkomentar kalau Ia dan Yi Sang makan bersama dan
berpegangan tangan. Ha Ri panik melihat sekeliling, Yeon Joo yakin kalau
melihat semua yang mereka lakukan. Ha Ri langsung menarik juniornya kedalam
ruang rapat.
“Kenapa
aku serasa di sekolah? Ini tidak pernah terjadi padaku bahkan saat aku
sekolah.” Ucap Yeon Joo dan So Yoon sudah siap dengan pekulanya. Hyo Joo
memberitahu kalau bajunya Ini mahal.
“Apa
sudah ada rumor? Katakan yang kalian tahu.” Tanya Ha Ri panik. Yeon Joo pun
penasaran ingin tahu Apa yang terjadi?
“Apa
maksudmu? Tidak ada yang terjadi. Kami tidak melakukan apa pun.” Ucap Ha Ri
berjalan mundur.
“Aku
melihat kalian melakukan banyak hal di luar. Mari memakluminya. Dia baru saja
bilang, "kami". Hei, kita berhasil!” ucap Yeon Joo, keduanya rekan
kerjanya pun menjerit bahagia.
“Bagus. Kukira
kau tidak akan berhasil... Aku ikut senang.” Jerit Yeon Joo. Ha Ri pun terpaksa
ikut melompat sambil berputar-putar dengan temanya
“Aku
ingin hanya kalian yang tahu tentang gosip ini. Aku sudah cukup populer di
perusahaan. Kami mulai berpacaran sejak kemarin dan aku tidak mau merusaknya.
Aku ingin ini bertahan lama.” Kata Ha Ri
“Cinta
abadi. Hidup bahagia selamanya!” ejek Soo Yoon. Mereka pun menjerit bahagai.
“Ha-ri,
kami selalu terlambat soal gosip dan tren. Namun, kami orang yang intuitif dalam
hal seperti ini. Kau yang harus berhati-hati.” Ejek Yeon Joo
“Tentu
saja. Aku akan berhati-hati.” Ucap Ha Ri. Hyo Joo pikir , proyek kehamilan Ha Ri berhasil
“Yi sang
tidak suka anak-anak.” Kata Ha Ri, Ketiganya kaget mendengarnya. Yeon Joo pikir Semua pegawai dan pembaca tahu
Ha Ri ingin punya anak.
“Aku
yakin dia punya rencana.” Kata Yeon Jo. Ha Ri pun mempercayainya. So Yoon pikir
tujuan Ha Ri hamil sebelum menikah.
“Aku
memang terburu-buru,tapi hubungan kami baru sehari. Masih terlalu dini untuk
membahas soal punya anak. Lagi pula, kurasa itu akan terjadi meski aku tidak
berusaha. Kami tidak muda dan bahkan berciuman.”akui Ha Ri.
Semua
menjerit tak percaya kalau mereka sudah Berciuman, Yeon Joo pikir Permainan
selesai dan meminta agar menceritakan pada mereka. Ha Ri pun hanya bisa terdiam melihat
juniornya yang ikut senang. Mereka pu mengucapkan selamat!
“Kau
bilang akan mengurusnya. Kau tidak bisa menguranginya begitu saja. Berapa kali
harus kukatakan?” teriak Tuan Joo diruangan. Beberapa pegawai yang ada
diruangan sampai melonggo melihat ke arah ruangan.
“Kau boleh
pergi. Kau bahkan tidak bisa melakukan satu hal dengan benar.” Kata Tuan Joo
sinis.
Tuan Kim
hanya bisa tertunduk sedih keluar ruangan dan melihat anaknya yang menelp, lalu
berjalan keluar mengangkatnya.
“Putriku..
Ada apa? Ayah tidak menduga teleponmu. London? Jangan pergi ke sana sendirian.
Ayah tidak bisa bolos kerja.” Ucap Tuan Kim berjalan keluar. Saat itu Tuan Nam
juga berbicara ditelp sambi menaiki tangga.
“Apa pelajaran
profesor sungguh penting? Tanya Tuan Nam ditelp.
“Ayah
bisa libur beberapa hari di musim panas, tapi harus bekerja.” Ucap Tuan Kim
pada anaknya.
“Anak itu
bahkan belum masuk SMP. Terlalu dini untuk persiapan ujian masuk universitas.”
Keluh Tuan Nam pada sang istri.
“Bagaimanapun,
situasinya tidak baik. Ayah tidak bisa libur untuk bersenang-senang.” Kata Tuan
Kim
“Tentu
saja, aku bangga dengan anak kita. Kuharap anak itu bisa menjadi seperti
Mozart. Apa Mozart tidak suka suling? Pokoknya, jangan melakukan hal di luar
kemampuan kita. Begini,aku sedang kesulitan..” Tegas Tuan Nam
“Ayah
sedang kesulitan.” Kata Tuan Kim dan keduanya saling menatap dan akhirnya
menyudahi telp masing-masing.
Ha Ri
berjalan dilorong memastikan tak ada yang mengikutinya, Yi Sang menep Ha Ri
memberitahu kalau akan naik jadi akan ke sana dan meminta Ha Ri santai saja. Ha
Ri pun mengaku akan mendatanginya dan berjalan turun.
Keduanya
sudah siap bertemu di tangga darurat, tapi Ha Ri terhenti mendengar suara
seorang pria bertanya Di mana yang lain. So Yoon menjawab tak tahu kalau mereka
keluar dari ruangan dan membagi roti lapisnya.
“Tunggu...
Datanglah ke lantai satu.” Bisik Yi Sang ditelp. So Yoon dan pacarnya kaget
berpikir Ada orang di sana
“Orang-orang
di sini tidak menggunakan tangga. Kurasa ada pasangan lain di perusahaan ini.”
Ucap So Yoon. Pacarnya pun merasa seperti itu.
“Ini
tempat kami... Pergilah ke tempat lain.” Kata So Yoon. Ha Ri melihat dari
lantai atas mengeluh kesal.
Hyo Joo
pergi ke tempat Eu Ddeum dan tak percaya kalau menyiapkan makan siang. Eu Ddeum
mengaku Untuk menghemat uang menurutnya Anggap saja makan siangsekitar delapan
dolar dan Terkadang mereka makan bersama.
“Jika
kusiapkan makan siang, aku bisa menabung 300 dolar per bulan. Maka, tabunganku
bisa kembali ke asalnya sebelum membeli cincin.” Ucap Eu Ddeum
“Kalau begitu,
jangan beli yang mahal. Beli saja cincin emas 18 karat. Aku tidak nyaman
mengetahui kau membeli cincin seperti itu.” Kata Hyo Joo
“Ini kali
pertamaku menyatakan perasaan. Aku ingin semuanya berjalan lancar. Aku belum pernah
begitu menyukai seseorang dan kuharap dia akan merasakan hal yang sama dan
menerima cintaku.” Kata Eu Ddeum. Hyo Joo menatapnya.
“Seperti
orang bodoh, ya?” ucap Eu Ddeum. Hyo Joo pikir seperti itu dan merasa tidak
tahu Eu Ddeum seperti ini.
“Kau
yakin makanannya akan cukup? Ayo makan sesuatu.” Kata Hyo Joo menariknya. Eu
Ddeum pikir Tidak perlu karena suka menabung. Hyo Joo tetap menariknya pergi.
Ha Ri
pergi ke restoran [Rebusan Tteokbokki Darurat] dengan penuh semangat makan
walupun pedas. Yi Sang mengaku Semuanya
terasa enak dengan Ha Ri lalu mengelap
wajahnya karena belepotan saus sambil mengoda kalau rasanya selezat itu.
“Ini
sangat menggembirakan. Aku mencari tahu dan tampaknya orang berkencan singkat di
dekat mesin fotokopi dan ruang camilan.” Kata Ha Ri
“Tapi
kukira semua reporter tahu. Bahkan Su-cheol pun tahu. Jadi, Apa ini sangat
rahasia?” ucap Yi Sang.
“Hanya
mereka yang tahu. Mereka orangku, jadi, mereka setia.” Kata Ha Ri yakin
“Tapi
Ha-ri, semua orang akan tahu karena terlihat di wajahmu.” Ucap Yi Sang
“Sekarang
kau memanggilku Ha-ri?” ucap Ha Ri tersenyum. Yi sang mengoda “Haruskah aku
memanggilmu "manis"?”
“Tidak!
Aku tidak suka hal-hal manis. Aku tidak bisa bersikap manis seperti ini.” Kata
Ha Ri dengan nada aegyo.
“Astaga...
Gawat... Kau manis sekali hingga membuatku marah. Jangan pernah bersikap manis
di depan orang lain selain aku. Tapi Bagaimana jika kita tepergok di sini?”
kata Yi Sang melihat sekeliling.
“Ada
kedai tteokbokki lain di dekat kantor. Apa salahnya rekan kerja makan siang
bersama? Mereka tidak memergoki kita berciuman.” Kata Ha Ri
“Kau
terlalu menggemaskan.” Ucap Yi Sang mencubit pipi Ha Ri dengan wajah bahagia.
Tiba-tiba
terdengar suara Eu Ddeum memangil Ha Ri. Ha Ri panik langsun membalas mencubit
wajah Yi Sang dengan keras. Ia menegaskan kalau sedang bermain dan Yang pertama
menjerit harus membayar. Keduanya tadi saling menjerit tadi, jadi Ha Ri menganggap
seri dan patungan.
“Wah... Aku
sangat takut.” Kata Eu Ddeum bisa bernafas lega melihat Ha Ri berjalan pergi.
“Aku
mengatakan ini karena semua reporter tahu, tapi rasanya menggembirakan.” Bisik
Yi Sang pada Hyo Joo lalu membayar makanan.
“Entah
ada apa dengan mereka, tapi sepertinya menyenangkan. Mari kita coba itu nanti.” ucap Hyo Joo. Eu
Ddeum melonggo bingung.
“Entah
apa itu, tapi tentu saja. Ini akan menyenangkan.” Kata Eu Ddeum seperti
membayangkan dengan Ha Ri.
Ha Ri berjalan
dengan Yi Sang meminta maf karean pikir akan terlihat palsu jika mencubit
terlalu pelan. Yi Sang mengaku Tidak apa-apa Tapi menurutnya Ha Ri itu cukup kuat.
Keduanya lalu bergandengan tangan dengan senyuman bahagia.
“Aku
melakukan pemotretan untuk Kang Hyo-ju. Dia ingin menjadi bugar dahulu. Mungkin
pemotretannya bulan depan.” Ucap Yi Sang.
“Kang
Hyo-ju.” Kata Ha Ri mengulang. Yi Sang bertanya Kenapa dan Sebaiknya tidak dikerjakan?
“Apa
maksudmu? Aku tahu tidak boleh membiarkan pekerjaan memengaruhi kita. Lakukanlah
dengan baik agar aku iri.” Kaat Ha Ri
“Itu baru
pacarku... Kau profesional. Kau keren sekali.” puji Yi Sang. Ha Ri pikir sudah
mengetahuinya. Keduanya terlihat seperti pasangan sungguhan.
Yeon Joo
dan Soo Yoon meliha keduanya saling bergandengan tangan lalu mengeluh kalau tak
ada gunanya mereka menyembunyikannya karena menurutnya Menguap, beserdawa,
bersin, dan cinta tidak bisa disembunyikan.
“Aku
tidak tahu cinta termasuk kategori itu. Jatuh cinta adalah insting manusia.”
kata So Yoon
“Begini,
beserdawa dan cinta agak aneh... Ayo.”kata Yeon Joo lalu mengajak pergi.
Jae Young
keluar dari rumah dan melihat Ha Ri sedang berpelukan dengan Yi Sang lalu
berpura-pura berjalan ke dalam rumah. Ha Ri pun sudah berpamita dengan Yi Sang lalu
berjalan pulang. Jae Young berkomentar kalau Ha Ri tampak bersemangat.
“Kenapa
kau di luar?”tanya Ha Ri. Jae Young
bertanya apakah Ha Ri sungguh memacari pria itu?
“Dia
bukan pria itu... Panggil dia Pak Han atau Han Yi-sang.” Tegas Ha Ri
“Jadi,
kau sungguh berpacaran dengan Pak Han Yi sang?” tanya Jae Young
“Kau
pikir aku akan berpacaran untuk bersenang-senang di usia ini?Aku menunggu
sepuluh tahun untuk ini. Ini hari kedua kami berpacaran.” Ucap Ha Ri
“Hari
kedua? Kenapa kau menghitung hari? Apa Untuk melihat berapa lama kalian akan
bertahan sebelum putus?”ejek Jae Youn
“Kau
mengusikku karena kesepian. Kuhitung karena kami bertahan 3.000, tidak, 9.000
hari. Kenapa?” kata Ha Ri lalu berjalan pergi.
“Astaga.
Berjanjilah kau akan datang ke pemotretan ulang tahun Do-ah.” Tegas Jae Young.
Ha Ri menganguk mengerti.
“Kau
sudah berjanji!” teriak Jae Young lalu mengeluh pada Pria itu yang memacari Ha
ri.
[Jambi
Studio]
Yi Sang
duduk dibelakang komputernya, Hyo Joo datang memberitahu kalau mereka harus
memotret anak yang bermain di pasir lagi. Yi Sang ingin tahu alasanya. Hyo Joo memberitahu Bahkan ada merek baju
untuk direkomendasikan karena ini pemotretan, tapi menurutnya bajunya terlalu
mencolok.
“Apa
salahnya memakai baju bermerek saat bermain di luar? Apa Nona Jang bilang
begitu?”tanya Yi Sang.
“Siapa
lagi?” keluh Hyo Joo. Yi sang mengaku kehabisan kata-kata. Yi Sang bertanya
kenapa apakah Karena Nona Jang
“Komentar
itu sangat tepat. Aku tidak bisa menyangkalnya.” Ucap Yi san bahagai.
“Kau norak
sekali... Kau benar-benar sudah gila.” Keluh Hyo Joo. Yi sang dengans senyuman
pikir Berkat itu, mereka bisa menjalani pemotretan ulang yang santai.
“Karena
kau sangat bersyukur, aku akan memberimu sesuatu. Ha-ri ingin lewat jalan raya.
Dia ingin mencapai targetnya, tapi sangat pemalu dan romantis hingga membatasi
dirinya sendiri. Kau mengerti maksudku, bukan?” ucap Hyo Joo berjalan pergi. Yi
Sang hanya bisa terdiam.
Yi Sang
duduk dibelakang komputer sambil merenung mengingat yang dikatakan Ha Ri “Bagaimana
jika kau jatuh cinta dengan seseorang? Bagaimana jika kau tidak sengaja
menghamilinya? Apa Kau tidak pernah ingin menjadi seorang ayah?”
Ia lalu
mengingat saat Ha Ri bahagia melihat foto bayi dalam USG, wajah Yi Sang
langsung serius karena tak bisa langsun memberikan anak untuk Ha Ri.
Di
ruangan, Hyo Joo saling mengirimkan pesan dikomputer “Eu-ddeum hampir memergoki
mereka berciuman di kedai tteokbokki.” So Yoon membalas “Seung-ho dan aku
hampir memergoki mereka di tangga.”
Hyo Joo
membalasn “Mungkin mereka tidak tahu arti berkencan diam-diam.” So Yoon
membalas “Mungkin mereka ingin semua orang tahu.” Ha Ri bisa mendengar suara
ketikan keyboard anak buahnay.
“Teman-teman.
Apa Kalian harus menunjukkan sedang membicarakanku? Kalian tidak perlu langsung
berhenti. Kalian jahat.” Ucap Ha Ri kesal
“Ha-ri...
Mereka baru saja membuat pengumuman.” Ucap Yeon Jo. Ha Ri pun bergegas akan
melihatnya.
[Pemberitahuan
Penunjukan - Wakil Kepala Kepala Editor, Jang Ha-ri] Semua terdiam melihat Ha Ri yang tak diangkat
jadi Kepala Editor. Akhirnya Ha Ri yang kesal pun keluar dari ruangan.
Tuan Kim
terlihat duduk di ruang tunggu dan langsung memalingkan wajah saat melihat Ha Ri. Tapi Ha Ri langsung
memanggilnya dan mengajak bicara. Tuan Kim pun tak bisa menolak.
Keduanya
bertemu di balkon, Tuan Kim mengaku Bu
Shim biasa berbicara dengan matanya dan Ha Ri juga melakukan itu. Ha Ri meminta
agar Tuan Kim mengatakan semua yang dia tahu. Tuan Kim terlihat bingung.
“Aku tahu
ada banyak wanita di sini, jadi, pria berkumpul secara pribadi. Melihat
bagaimana Pak Dirut Ju mengambil keputusan tanpa berbicara denganku, dia pasti
sudah siap untuk ketidaksetujuanku. Kurasa dia harus mendapatkan persetujuanmu
dahulu.” Ucap Ha Ri
“Aku
sungguh tidak tahu kau sepintar ini.”kata Tuan Kim. Ha Ri bertriak kalau
“Selama ini aku memang pintar!”
“Aku juga
masih pemarah. Siapa yang dia bawa?” tanya Ha Ri penasaran.
“Dia
mencari seseorang di luar perusahaan. Seseorang yang pandai mengiklankan dan
merencanakan. Itu juga buruk bagiku. Sejujurnya, aku sangat ingin memihakmu.
Tapi dia bilang akan memecatku jika penjualannya menurun lagi.” Jelas Tuan Kim
“Aku
kepala keluarga. Mengingat usia dan pengalamanku, aku tidak akan bisa menemukan
pekerjaan lain.” Ucap Tuan Kim
“Aku juga
sudah tua dan punya resume panjang!” tegas Ha Ri kesal. Tuan Kim kaget dan
akhirnya pamit pergi. Ha Ri hanya bisa mengeluh kesal sendirian.
***
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar