PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 12 Juni 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Yi Sang memberanikan diri melangkah maju mendekati Ha Ri lalu menciumnya, Ha Ri pun sempat kaget tapi akhirnya memejamkan matanya dan memegang lengan Yi Sang. Kembang api terus terlihat dilangit sungai “
Bagaimana cara mengakhirinya? Situasinya mulai canggung!” gumam Ha Ri bingung karena bibir mereka hanya terus menempel.
“Lihat mereka... Seperti adegan film! Astaga!” jerit beberapa orang melihat Ha Ri dan Yi sang berciuman, mereka pun merasa iri melihatnya.
“Aku harus bilang apa? Jangan katakan apa pun kepadanya.” Gumam Ha Ri bingung saat akhirnya mereka pun berdiri menjauh.
“Seperti adegan film, bukan?” kata Ha Ri gugup dengan cara tertawa. Yi Sang pun membenarkan dan ikut tertawa.
“Aku tidak tahu ada banyak orang di sini.” Kata Yi Sang malu ternyata banyak orang.
“Kenapa kau tidak mengambil kameramu? Ayo pergi sekarang.” Ucap Ha Ri menahan malu. Yi Sang pun bergegas mengikuti Ha Ri yang pergi lebih dulu. Para wanita yang melihat keduanya, berteriak mendukung hubunganya. 


Keduanya akhirnya berjalan pulang tak bisa menahan senyuman,  Ha Ri  mengaku bersenang-senang hari ini dan terlihat gugup mencoba menjelaskan bukan seperti itu lalu keduanya hanya bisa tertawa karena gugup.
“Aku juga. Karena ingin bertemu denganmu, aku senang kita bertemu. Bagaimana... Bagaimana kau bisa memikatku semudah itu? Aku mengatakan ini seandainya kau mulai banyak pikiran.” Ucap Yi Sang
“Itu bukan kesalahan. Aku menyukaimu, Nona Jang.” Akui Yi Sang. Ha Ri tersenyum tak percaya mendengarnya.
“Maaf aku telat mengakui.. Jangan cemaskan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mari bersikap penasaran saja.” Kata Yi Sang. Ha Ri menganguk dengan senyuman sumringah.
“Mimpi indah.” Kata Yi Sang. Ha Ri pun berpesan  Hati-hati di jalan dan Semoga mereka berhasil.
Yi Sang berjalan pergi dan Ha Ri pun berlari melihat Yi Sang dan memberikan senyuman. Yi Sang pun melambaikan tangan. 


Tuan Joo mengajak makan Tuan Kim menanyakan pendapatnya. Tuan Kim mengaku ini enak dan Lezat, menurutnya Restoran ini bagus dengan makan sangat lahap. Tuan Joo menatap sinis dan Tuan Kim tahu kalau ucapanya salah.
“Pak Kim. Menurutmu aku bisa mempromosikan Nona Jang menjadi kepala editor?” ucap Tuan Joo
“Reputasinya buruk, tapi dia andal dalam pekerjaannya. Tapi karena reputasinya, dia menyebabkan masalah. Jadi Silakan memutuskan sesuka hatimu.” Kata Tuan Kim gugup.  Tuan Joo masih menatap sinis tapi akhirnya mengajak Bersulang.
“Untuk saat ini, aku mencari pengganti di luar perusahaan. Aku mencari orang yang pandai mengiklankan dan merencanakan. Meski begitu, aku tidak bisa menentukannya sendiri. Aku juga harus mendengarkan rekan-rekannya.” Kata Tuan Joo. Tuan Kim terdiam
“Pikirkanlah dan beri tahu aku. Jika penjualan periklanan terus menurun, seseorang harus bertanggung jawab entah itu kepala editor atau kepala periklanan.” Kata Tuan Joo. Tuan Kim masih saja terdiam.
“Restoran ini bagus... Bersulang.” Kata Tuan Joo mencoba mencairkan suasana. Tuan Kim pun terpaksa tersenyum. 


Ha Ri terbangun dari tidurnya dengan wajah bahagia, mengingat kembali saat Yi Sang menciumnya. Ia pun membuka jendela rumah lebar-lebar dan melihat kalau Cuacanya cerah. Ia pun berseru klau hari ini Indah sekali lalu pergi ke kamar mandi.
Ia memeriksa baju kotor dan melihat banyak celana di tempat cucianya dan langsung mengumpat “Yun Jae-young bedebah.” Karena memasukan cucian kotornya kembali ditempatnya. 

Ha Ri keluar rumah berbarengan dengan Jae Young lalu menyindir  temanya selalu meminta ibunya menjaga Do-ah dan bahkan tidak bisa mencuci sendiri. Ia pikir itu jahat  dan Jae Hyung itu bedebah yang tidak tahu malu.
“Ibumu mencuci pakaian Do-ah. Mana mungkin bajuku kumasukkan ke keranjangnya? Aku juga punya hati nurani.” Ucap Jae Hyun
“Logika macam apa itu? Beraninya kau menaruh baju kotormu di keranjangku?” kata Ha Ri mencekik leher Jae Hyung dengan dasinya.
“Apa Tidurmu nyenyak?” ucap seseorang tiba-tiba datang. Ha Ri kaget melihat Yi Sang yang sudah datang.
“Ya. Kau harus memakai dasi dengan benar.” Kata Ha Ri bersikap baik lalu berlari ke arah Yi Sang. 

Yi Sang memberikan kopi untuk Ha Ri, Ha Ri tersenyum bahagia karena  Yi Sang datang untuk menjemputnya. Yi Sang mengaku benci menunggu Tapi entah kenapa membuatnya bersemangat. Jae Young melihat keduanya merasakan merinding.
“Begitu rupanya. Kalian rekan kerja. Jadi, saling menebeng. Budaya yang hebat.” Sindir Jae Young
“Ada hal semacam itu... Sampai jumpa, Jae-young.” kata Ha Ri lalu melangkah pergi. Jae Young pun melambaikan tanganya. 

Yi Sang dan Ha Ri berjalan pergi dengan senyuman bahagia. Jae Young melihatnya bertanya-tanya apa yang terjadi pada temanya itu. Yi Sang berkomentar kalau Lensa kontak Ha Ri terlihat sangat cantik hari ini. Ha Ri mengaku tidak memakai lensa apa pun.
“‘Itu Karena kau pacarku.” Goda Yi Sang ingin membuat lelucon. Ha Ri seperti bingung dan akhirnya hanya bisa tertawa.  Diam-diam Jae Young mengikutinya dan melihat dari kejauhan.
“Kurasa rambutku menipis.” Kata Yi Sang. Ha Ri panik bertanya dimana. Yi Sang menurunkan badanya agar Ha Ri bisa melihat kepalanya. Ha Ri melihat dibagian kepala Yi Sang.
“Karena aku tidak bisa lari dari pesonamu.” Goda Yi Sang kembali. Ha Ri hanya bisa tertawa dan Yi Sang pun kabur.
“Dia pasti sudah gila... Ayo Kemarilah.” Kata Ha Ri mengejar Yi Sang. Jae Young yang melihatnya tak percaya melihat keduanya itu berbeda. 


Eu Ddeum sampai dikantor bertemu dengan Hyo Joo. Hyo Joo heran melihat Eu Ddeum yang naik sepeda. Eu Ddeum mengaku pulang pergi naik sepeda. Hyo Joo pikir Eu Ddeum  yang bekerja naik sepeda dan membawa ransel semacam fantasi
“Otot pahamu akan lelah.” Kata Hyo Joo. Eu Ddeum mengaku  harus menghemat ongkos.
“Aku menabung 800 dolar selama 2 bulan. Saat ini uangku 1.600 dolar. Kurang 900 dolar untuk cincin itu. Dengan cicilan setahun, aku harus bayar 75 dolar per bulan. Itu jika tidak ada bunga. Jika menabung 60 dolar dari ongkos transportasi tiap bulan, aku cukup membayar 15 dolar per bulan.” Ucap Eu Ddeum
“Kenapa kau memberitahuku semua detailnya? Kau mencoba membuatku merasa tidak nyaman?” kata Hyo Joo heran.
“Tidak, kau menanyakan alasanku bekerja naik sepeda. Jadi, aku hanya menjelaskan alasannya. Maaf jika kau merasa tidak nyaman.” Ucap Eu Ddeum lalu pamit pergi.
“Astaga. Aku harus mempertimbangkan kembali. Bagaimana dia bisa bertahan jika begitu kaku seperti itu? Cartier apanya. Seharusnya aku tidak memberitahunya.” Keluh Hyo Joo. 


Ha Ri akan berpisah dengan Yi Sang. Yi Sang pikir akan mengantarnya ke pintu. Ha Ri bingung Bagaimana jika seseorang melihat mereka. Yi Sang pikir tak ada yang salah dengan hal itu. Ha Ri pikir karena memacari rekan kerja jadi harus merahasiakannya.
“Berpacaran?” ucap Yi Sang tak percaya. Ha Ri merasa Yi Sang berpikir sekarang ia akan jual mahal?
“Baru kali ini seorang pria menyatakan perasaannya padaku dengan sangat romantis.” Ucap Ha Ri malu-malu
“Haruskah kita merahasiakan hubungan kita karena bekerja di perusahaan yang sama? Aku tak pernah memacari rekan kerja.” Kata Yi Sang. Ha Ri mengaku sama juga seperti itu.
“Tapi aku ingin menyombong tentangmu.” Kata Yi Sang. Ha Ri mengejek kalau Yi Sang bilang tidak akan jatuh cinta padanya.
“Kapan kau jatuh cinta?” tanya Ha Ri. Yi sang mengaku  Setiap kali Ha Ri bersikap malu di depannya.
“Setiap kali kau bersikap konyol, maka aku jatuh cinta padamu.” Akui Yi Sang
“Tapi aku tidak bisa selalu bersikap konyol. Kurasa aku harus lebih banyak berpikir. Apa yang harus kulakukan dengan pria ini? Dia bodoh.” Ejek Ha Ri akan berjalan pergi.
“Tunggu... Aku tidak perlu berpikir lagi. Aku melewati batas dan tidak bisa kembali. Sekalipun suatu saat aku mengecewakanmu, berjanjilah kau akan terus menyukaiku.” Ucap Yi Sang
“Baiklah.. Bagaimana denganmu?” tanya Ha Ri. Yi Sang pikir bisa menangani perasaannya.
“Aku sangat mengenal diriku dan percaya pada diriku sendiri. Apa pun yang terjadi kepadaku, aku tidak akan berubah. Kuharap kau selalu menyukaiku.” Kata Yi sang
“Baiklah. Aku berjanji.” Kata Ha Ri dan mereka pun saling melingkarkan jari kelingking mereka.
“Mari merahasiakan ini.” Ucap Ha Ri dan Yi San mengajak agar pertahankan ini untuk waktu lama lalu keduanya berpisah seolah tak terjadi apapun.
Tapi dilantai atas terihat Yeon Joo dkk melihat keduanya, mereka tak percaya kalau Yi Sang dan Ha Ri seperti berkencan.  Yeon Joo mengeluh kalau membenci melihatnya.
[Episode 9, Momen yang Kita Sebut Cinta Pertama]



Yi Sang masuk studio dengan wajah bahagia, Tuan Nam melihat Yi Sang yang datang lebih awal lalu menawarkan Teh atau kopi. Yi Sang menolak. Tuan Nam pikir Karena tenggatnya sudah berakhir jadi sangat melegakan Yi Sang membenarkan lalu melihat plester untuk tangan Tuan Nam yang
“Su-cheol.” Kata Yi Sang melempar untuk plester tangan pada Tuan Nam dengan tatapan marah.
“Jangan bunuh aku. Aku hanya mencoba membantumu dan Ha-ri. Aku janji bukan karena tidak mau bekerja. Wahh... Ada apa dengan kulitku? Gatal sekali. Kalian sangat memusingkan! Aku mengorbankan diriku pada... Maafkan aku.” Ucap Tuan Nam panik meihat Yi Sang terus mendekat seperti ingin membunuhnya.
“Terima kasih... Kau yang terbaik... Aku akan selalu bersamanya.” Kata Yi Sang memeluk Tuan Nam, Tuan Nam pun binggung.
“Aku akan bersamanya 52 jam sepekan.” Ucap Yi Sang dengan senyuman. Tuan Nam bingung mengartikan kalau mereka berdua...
“Kalau begitu, kau sudah tidak melajang?” kata Tuan Nam bahagia. Yi Sang mengaku Ha Ri juga tidak ingin menikah.
“Bagaimana dengan anak? Bagaimana dengan anak Ha-ri?” tanya Tuan Nam. Yi Sang berhenti sejenak menaiki tangga.
“Mari mengharapkan keajaiban.” Kata Yi Sang yakin lalu menaiki tangga. 


Didepan meja kerjanya, Jae Youn terdiam mengingat saat Yi Sang mengoda Ha Ri dan memegang kepalanya. Ia pun sempat mendengar Yi sang mengoda Ha Ri “Karena aku tidak bisa lari dari pesonamu.” Ia pun gelisah akhirnay menelp Ha Ri.
“Ha-ri Kau datang ke pemotretan ulang tahun Do-ah, bukan? Kau harus datang. Kau memperkenalkanku pada tempat itu. Setelah pemotretan, mari ke bioskop dan makan malam.” Ucap Jae Young memaksa.
“Kenapa aku menonton film denganmu?” keluh Ha Ri heran sambil bersadar dinding.
“Karena kau sudah berjanji! Tepati janjimu! Sudah dahulu!” teriak Jae Young marah dan langsung menutup telpnya.
“Dia sudah punya uang, tapi kini mengamuk.. Wah..  Dia bukan main... Jae-young, kau sungguh kekanak-kanakan.”keluh Ha Ri
“Tepati janjimu! Ha-ri, katakan padaku!”teriak Jae Young kesal lalu terihat sangat frutasi. 

Yeon Jo melihat Ha Ri langsung berkomentar kalau Ia dan Yi Sang makan bersama dan berpegangan tangan. Ha Ri panik melihat sekeliling, Yeon Joo yakin kalau melihat semua yang mereka lakukan. Ha Ri langsung menarik juniornya kedalam ruang rapat.
“Kenapa aku serasa di sekolah? Ini tidak pernah terjadi padaku bahkan saat aku sekolah.” Ucap Yeon Joo dan So Yoon sudah siap dengan pekulanya. Hyo Joo memberitahu kalau bajunya Ini mahal.
“Apa sudah ada rumor? Katakan yang kalian tahu.” Tanya Ha Ri panik. Yeon Joo pun penasaran ingin tahu Apa yang terjadi?
“Apa maksudmu? Tidak ada yang terjadi. Kami tidak melakukan apa pun.” Ucap Ha Ri berjalan mundur.
“Aku melihat kalian melakukan banyak hal di luar. Mari memakluminya. Dia baru saja bilang, "kami". Hei, kita berhasil!” ucap Yeon Joo, keduanya rekan kerjanya pun menjerit bahagia.
“Bagus. Kukira kau tidak akan berhasil... Aku ikut senang.” Jerit Yeon Joo. Ha Ri pun terpaksa ikut melompat sambil berputar-putar dengan temanya
“Aku ingin hanya kalian yang tahu tentang gosip ini. Aku sudah cukup populer di perusahaan. Kami mulai berpacaran sejak kemarin dan aku tidak mau merusaknya. Aku ingin ini bertahan lama.” Kata Ha Ri
“Cinta abadi. Hidup bahagia selamanya!” ejek Soo Yoon. Mereka pun menjerit bahagai.
“Ha-ri, kami selalu terlambat soal gosip dan tren. Namun, kami orang yang intuitif dalam hal seperti ini. Kau yang harus berhati-hati.” Ejek Yeon Joo
“Tentu saja. Aku akan berhati-hati.” Ucap Ha Ri. Hyo Joo pikir  , proyek kehamilan Ha Ri berhasil
“Yi sang tidak suka anak-anak.” Kata Ha Ri, Ketiganya kaget mendengarnya.  Yeon Joo pikir Semua pegawai dan pembaca tahu Ha Ri ingin punya anak.
“Aku yakin dia punya rencana.” Kata Yeon Jo. Ha Ri pun mempercayainya. So Yoon pikir tujuan Ha Ri hamil sebelum menikah.
“Aku memang terburu-buru,tapi hubungan kami baru sehari. Masih terlalu dini untuk membahas soal punya anak. Lagi pula, kurasa itu akan terjadi meski aku tidak berusaha. Kami tidak muda dan bahkan berciuman.”akui Ha Ri.
Semua menjerit tak percaya kalau mereka sudah Berciuman, Yeon Joo pikir Permainan selesai dan meminta agar menceritakan pada mereka.  Ha Ri pun hanya bisa terdiam melihat juniornya yang ikut senang. Mereka pu mengucapkan selamat!


“Kau bilang akan mengurusnya. Kau tidak bisa menguranginya begitu saja. Berapa kali harus kukatakan?” teriak Tuan Joo diruangan. Beberapa pegawai yang ada diruangan sampai melonggo melihat ke arah ruangan.
“Kau boleh pergi. Kau bahkan tidak bisa melakukan satu hal dengan benar.” Kata Tuan Joo sinis.
Tuan Kim hanya bisa tertunduk sedih keluar ruangan dan melihat anaknya yang menelp, lalu berjalan keluar mengangkatnya.
“Putriku.. Ada apa? Ayah tidak menduga teleponmu. London? Jangan pergi ke sana sendirian. Ayah tidak bisa bolos kerja.” Ucap Tuan Kim berjalan keluar. Saat itu Tuan Nam juga berbicara ditelp sambi menaiki tangga.
“Apa pelajaran profesor sungguh penting? Tanya Tuan Nam ditelp.
“Ayah bisa libur beberapa hari di musim panas, tapi harus bekerja.” Ucap Tuan Kim pada anaknya.
“Anak itu bahkan belum masuk SMP. Terlalu dini untuk persiapan ujian masuk universitas.” Keluh Tuan Nam pada sang istri.
“Bagaimanapun, situasinya tidak baik. Ayah tidak bisa libur untuk bersenang-senang.” Kata Tuan Kim
“Tentu saja, aku bangga dengan anak kita. Kuharap anak itu bisa menjadi seperti Mozart. Apa Mozart tidak suka suling? Pokoknya, jangan melakukan hal di luar kemampuan kita. Begini,aku sedang kesulitan..” Tegas Tuan Nam
“Ayah sedang kesulitan.” Kata Tuan Kim dan keduanya saling menatap dan akhirnya menyudahi telp masing-masing. 


Ha Ri berjalan dilorong memastikan tak ada yang mengikutinya, Yi Sang menep Ha Ri memberitahu kalau akan naik jadi akan ke sana dan meminta Ha Ri santai saja. Ha Ri pun mengaku akan mendatanginya dan berjalan turun.
Keduanya sudah siap bertemu di tangga darurat, tapi Ha Ri terhenti mendengar suara seorang pria bertanya Di mana yang lain. So Yoon menjawab tak tahu kalau mereka keluar dari ruangan dan membagi roti lapisnya.
“Tunggu... Datanglah ke lantai satu.” Bisik Yi Sang ditelp. So Yoon dan pacarnya kaget berpikir Ada orang di sana
“Orang-orang di sini tidak menggunakan tangga. Kurasa ada pasangan lain di perusahaan ini.” Ucap So Yoon. Pacarnya pun merasa seperti itu.
“Ini tempat kami... Pergilah ke tempat lain.” Kata So Yoon. Ha Ri melihat dari lantai atas mengeluh kesal. 


Hyo Joo pergi ke tempat Eu Ddeum dan tak percaya kalau menyiapkan makan siang. Eu Ddeum mengaku Untuk menghemat uang menurutnya Anggap saja makan siangsekitar delapan dolar dan Terkadang mereka makan bersama.
“Jika kusiapkan makan siang, aku bisa menabung 300 dolar per bulan. Maka, tabunganku bisa kembali ke asalnya sebelum membeli cincin.” Ucap Eu Ddeum
“Kalau begitu, jangan beli yang mahal. Beli saja cincin emas 18 karat. Aku tidak nyaman mengetahui kau membeli cincin seperti itu.” Kata Hyo Joo
“Ini kali pertamaku menyatakan perasaan. Aku ingin semuanya berjalan lancar. Aku belum pernah begitu menyukai seseorang dan kuharap dia akan merasakan hal yang sama dan menerima cintaku.” Kata Eu Ddeum. Hyo Joo menatapnya.
“Seperti orang bodoh, ya?” ucap Eu Ddeum. Hyo Joo pikir seperti itu dan merasa tidak tahu Eu Ddeum seperti ini.
“Kau yakin makanannya akan cukup? Ayo makan sesuatu.” Kata Hyo Joo menariknya. Eu Ddeum pikir Tidak perlu karena suka menabung. Hyo Joo tetap menariknya pergi. 


Ha Ri pergi ke restoran [Rebusan Tteokbokki Darurat] dengan penuh semangat makan walupun pedas. Yi Sang mengaku  Semuanya terasa enak dengan Ha Ri  lalu mengelap wajahnya karena belepotan saus sambil mengoda kalau rasanya selezat itu.
“Ini sangat menggembirakan. Aku mencari tahu dan tampaknya orang berkencan singkat di dekat mesin fotokopi dan ruang camilan.” Kata Ha Ri
“Tapi kukira semua reporter tahu. Bahkan Su-cheol pun tahu. Jadi, Apa ini sangat rahasia?” ucap Yi Sang.
“Hanya mereka yang tahu. Mereka orangku, jadi, mereka setia.” Kata Ha Ri yakin
“Tapi Ha-ri, semua orang akan tahu karena terlihat di wajahmu.” Ucap Yi Sang
“Sekarang kau memanggilku Ha-ri?” ucap Ha Ri tersenyum. Yi sang mengoda “Haruskah aku memanggilmu "manis"?”
“Tidak! Aku tidak suka hal-hal manis. Aku tidak bisa bersikap manis seperti ini.” Kata Ha Ri dengan nada aegyo.
“Astaga... Gawat... Kau manis sekali hingga membuatku marah. Jangan pernah bersikap manis di depan orang lain selain aku. Tapi Bagaimana jika kita tepergok di sini?” kata Yi Sang melihat sekeliling.
“Ada kedai tteokbokki lain di dekat kantor. Apa salahnya rekan kerja makan siang bersama? Mereka tidak memergoki kita berciuman.” Kata Ha Ri
“Kau terlalu menggemaskan.” Ucap Yi Sang mencubit pipi Ha Ri dengan wajah bahagia. 

Tiba-tiba terdengar suara Eu Ddeum memangil Ha Ri. Ha Ri panik langsun membalas mencubit wajah Yi Sang dengan keras. Ia menegaskan kalau sedang bermain dan Yang pertama menjerit harus membayar. Keduanya tadi saling menjerit tadi, jadi Ha Ri menganggap seri dan patungan.
“Wah... Aku sangat takut.” Kata Eu Ddeum bisa bernafas lega melihat Ha Ri berjalan pergi.
“Aku mengatakan ini karena semua reporter tahu, tapi rasanya menggembirakan.” Bisik Yi Sang pada Hyo Joo lalu membayar makanan.
“Entah ada apa dengan mereka, tapi sepertinya menyenangkan.  Mari kita coba itu nanti.” ucap Hyo Joo. Eu Ddeum melonggo bingung.
“Entah apa itu, tapi tentu saja. Ini akan menyenangkan.” Kata Eu Ddeum seperti membayangkan dengan Ha Ri. 

Ha Ri berjalan dengan Yi Sang meminta maf karean pikir akan terlihat palsu jika mencubit terlalu pelan. Yi Sang mengaku Tidak apa-apa Tapi menurutnya Ha Ri itu cukup kuat. Keduanya lalu bergandengan tangan dengan senyuman bahagia.
“Aku melakukan pemotretan untuk Kang Hyo-ju. Dia ingin menjadi bugar dahulu. Mungkin pemotretannya bulan depan.” Ucap Yi Sang.
“Kang Hyo-ju.” Kata Ha Ri mengulang. Yi Sang bertanya Kenapa dan Sebaiknya tidak dikerjakan?
“Apa maksudmu? Aku tahu tidak boleh membiarkan pekerjaan memengaruhi kita. Lakukanlah dengan baik agar aku iri.” Kaat Ha Ri
“Itu baru pacarku... Kau profesional. Kau keren sekali.” puji Yi Sang. Ha Ri pikir sudah mengetahuinya. Keduanya terlihat seperti pasangan sungguhan. 

Yeon Joo dan Soo Yoon meliha keduanya saling bergandengan tangan lalu mengeluh kalau tak ada gunanya mereka menyembunyikannya karena menurutnya Menguap, beserdawa, bersin, dan cinta tidak bisa disembunyikan.
“Aku tidak tahu cinta termasuk kategori itu. Jatuh cinta adalah insting manusia.” kata So Yoon
“Begini, beserdawa dan cinta agak aneh... Ayo.”kata Yeon Joo lalu mengajak pergi. 

Jae Young keluar dari rumah dan melihat Ha Ri sedang berpelukan dengan Yi Sang lalu berpura-pura berjalan ke dalam rumah. Ha Ri pun sudah berpamita dengan Yi Sang lalu berjalan pulang. Jae Young berkomentar kalau Ha Ri tampak bersemangat.
“Kenapa kau di luar?”tanya  Ha Ri. Jae Young bertanya apakah Ha Ri sungguh memacari pria itu?
“Dia bukan pria itu... Panggil dia Pak Han atau Han Yi-sang.” Tegas Ha Ri
“Jadi, kau sungguh berpacaran dengan Pak Han Yi sang?” tanya Jae Young
“Kau pikir aku akan berpacaran untuk bersenang-senang di usia ini?Aku menunggu sepuluh tahun untuk ini. Ini hari kedua kami berpacaran.” Ucap Ha Ri
“Hari kedua? Kenapa kau menghitung hari? Apa Untuk melihat berapa lama kalian akan bertahan sebelum putus?”ejek Jae Youn
“Kau mengusikku karena kesepian. Kuhitung karena kami bertahan 3.000, tidak, 9.000 hari. Kenapa?” kata Ha Ri lalu berjalan pergi.
“Astaga. Berjanjilah kau akan datang ke pemotretan ulang tahun Do-ah.” Tegas Jae Young. Ha Ri menganguk mengerti.
“Kau sudah berjanji!” teriak Jae Young lalu mengeluh pada Pria itu yang memacari Ha ri. 


[Jambi Studio]
Yi Sang duduk dibelakang komputernya, Hyo Joo datang memberitahu kalau mereka harus memotret anak yang bermain di pasir lagi. Yi Sang ingin tahu alasanya.  Hyo Joo memberitahu Bahkan ada merek baju untuk direkomendasikan karena ini pemotretan, tapi menurutnya bajunya terlalu mencolok.
“Apa salahnya memakai baju bermerek saat bermain di luar? Apa Nona Jang bilang begitu?”tanya Yi Sang.
“Siapa lagi?” keluh Hyo Joo. Yi sang mengaku kehabisan kata-kata. Yi Sang bertanya kenapa apakah Karena Nona Jang
“Komentar itu sangat tepat. Aku tidak bisa menyangkalnya.” Ucap Yi san bahagai.
“Kau norak sekali... Kau benar-benar sudah gila.” Keluh Hyo Joo. Yi sang dengans senyuman pikir Berkat itu, mereka bisa menjalani pemotretan ulang yang santai.
“Karena kau sangat bersyukur, aku akan memberimu sesuatu. Ha-ri ingin lewat jalan raya. Dia ingin mencapai targetnya, tapi sangat pemalu dan romantis hingga membatasi dirinya sendiri. Kau mengerti maksudku, bukan?” ucap Hyo Joo berjalan pergi. Yi Sang hanya bisa terdiam. 


Yi Sang duduk dibelakang komputer sambil merenung mengingat yang dikatakan Ha Ri “Bagaimana jika kau jatuh cinta dengan seseorang? Bagaimana jika kau tidak sengaja menghamilinya? Apa Kau tidak pernah ingin menjadi seorang ayah?”
Ia lalu mengingat saat Ha Ri bahagia melihat foto bayi dalam USG, wajah Yi Sang langsung serius karena tak bisa langsun memberikan anak untuk Ha Ri. 

Di ruangan, Hyo Joo saling mengirimkan pesan dikomputer “Eu-ddeum hampir memergoki mereka berciuman di kedai tteokbokki.” So Yoon membalas “Seung-ho dan aku hampir memergoki mereka di tangga.”
Hyo Joo membalasn “Mungkin mereka tidak tahu arti berkencan diam-diam.” So Yoon membalas “Mungkin mereka ingin semua orang tahu.” Ha Ri bisa mendengar suara ketikan keyboard anak buahnay.
“Teman-teman. Apa Kalian harus menunjukkan sedang membicarakanku? Kalian tidak perlu langsung berhenti. Kalian jahat.” Ucap Ha Ri kesal
“Ha-ri... Mereka baru saja membuat pengumuman.” Ucap Yeon Jo. Ha Ri pun bergegas akan melihatnya.
[Pemberitahuan Penunjukan - Wakil Kepala Kepala Editor, Jang Ha-ri]  Semua terdiam melihat Ha Ri yang tak diangkat jadi Kepala Editor. Akhirnya Ha Ri yang kesal pun keluar dari ruangan. 
Tuan Kim terlihat duduk di ruang tunggu dan langsung memalingkan wajah saat  melihat Ha Ri. Tapi Ha Ri langsung memanggilnya dan mengajak bicara. Tuan Kim pun tak bisa menolak.

Keduanya bertemu di balkon, Tuan Kim mengaku  Bu Shim biasa berbicara dengan matanya dan Ha Ri juga melakukan itu. Ha Ri meminta agar Tuan Kim mengatakan semua yang dia tahu. Tuan Kim terlihat bingung.
“Aku tahu ada banyak wanita di sini, jadi, pria berkumpul secara pribadi. Melihat bagaimana Pak Dirut Ju mengambil keputusan tanpa berbicara denganku, dia pasti sudah siap untuk ketidaksetujuanku. Kurasa dia harus mendapatkan persetujuanmu dahulu.” Ucap Ha Ri
“Aku sungguh tidak tahu kau sepintar ini.”kata Tuan Kim. Ha Ri bertriak kalau “Selama ini aku memang pintar!”
“Aku juga masih pemarah. Siapa yang dia bawa?” tanya Ha Ri penasaran.
“Dia mencari seseorang di luar perusahaan. Seseorang yang pandai mengiklankan dan merencanakan. Itu juga buruk bagiku. Sejujurnya, aku sangat ingin memihakmu. Tapi dia bilang akan memecatku jika penjualannya menurun lagi.” Jelas Tuan Kim
“Aku kepala keluarga. Mengingat usia dan pengalamanku, aku tidak akan bisa menemukan pekerjaan lain.” Ucap Tuan Kim
“Aku juga sudah tua dan punya resume panjang!” tegas Ha Ri kesal. Tuan Kim kaget dan akhirnya pamit pergi. Ha Ri hanya bisa mengeluh kesal sendirian.
***
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar