PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Juni 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hyo Joo tak mau menyerah pergi menghampir Eu Ddeum yang akan peri da bertanya  Apa agamanya. Eu Ddeum menjawab Katolik. Hyo Joo pu memperlihatkan cara berdoa dan mengetahui kalau ia pergi ke gereja Katolik.
“Inikah yang kau lakukan? Aku selalu ingin pergi ke sana, tapi tidak mudah untuk masuk.” Ucap Hyo Joo
“Kau bisa ikut ibadah hari Minggu.” Balas Eu Ddeum. Hyo Joo mengaku tidak tahu apa-apa soal itu.
“Sulit bagiku untuk ke sana sendirian. Kau pergi ke gereja mana Bukankah tugas misi memberimu nilai bonus? Kenapa kau tidak mengajakku ke gerejamu?” kata Hyo Joo
“Bukan seperti itu. Setiap wilayah memiliki gereja paroki. Cari tahu dan pergilah ke gereja terdekat. Sampai jumpa.” Ucap Eu Ddeum berjaan pergi.
“Berandal itu licin seperti ikan. Aku tidak bisa menangkapnya. Aku terus berusaha menangkapnya, tapi dia terus melarikan diri... Wahh.. Bukan main.” Kata Hyo Joo menatap Eu Ddeum pergi. 


Jae Young berbicara dengan anaknya agar bersenang-senang dan meminta Jangan cemaskan ayahnya. Jeong Won yang melihat sikap Jae Young seperti berlebihan. Jae Young lalu memberitahu kaau Do Ahmudah marah saat tidak dapat camilan setelah makan.
“Dia suka makan camilan di kedua tangannya. Pastikan dia mendapatkannya.” Kata Jae Young. Jeong Won menganguk mengerti.
“Dia juga tidak bisa tidur tanpa boneka favoritnya. Pastikan di sampingnya saat dia tidur.” Kata Jae Young. JeongWong mengerti dan pamit pergi.
“Selain itu...” kata Jae Young. Jeong Won menyela kalau  akan menelepon jika ada pertanyaan.

“Do-ah... Siapa ini? Ini Ayah... Jangan lupakan ayah, ya?” ucap Jae Young memberikan foto dirinya. Do Ah mengambil foto anaknya.
“Aku akan mengembalikannya kepadamu besok.Aku berharap kau seperti ini saat itu.”ucap Jeong Won menyindir
“Setidaknya, aku tidak mengabaikan tanggung jawabku padanya. Namun kau mendahulukan kariermu daripada bayimu.” Balas Jae Young. Jeong Won tak membalasnya memilih pergi membawa Do Ah. 

Ha Ri bertemu dengan pasangan mandul, bertanya Apa Ji-hye baik-baik saja. Suaminya memberitahu kalau Ji Hye hanya berbaring, tidak melakukan apa pun. Ha Ri yakin kalau Ji Hye pasti akan baik-baik saja. Suaminya juga berharap seperti itu.
“Jika ini gagal, dia akan lebih kecewa daripada aku. Dia bahkan berhenti bekerja dan berusaha hamil bertahun-tahun. Setiap kali gagal, dia menangis sampai pingsan. Percuma membahas penderitaanku sendiri.” Ungkap suami Ji Hye. Ha Ri dan Yi Sang hanya terdiam mendengarnya.
“Aku juga menginginkan bayi, tapi istriku sangat menginginkannya. Aku tidak bisa memintanya menyerah. Tapi juga sulit melihatnya seperti itu.” Ucap Suami Ji Hye
“Aku yakin tidak ada yang membuatmu merasa lebih baik.” Ucap Yi Sang, Suami Ji Hye membenarkaan
“Aku hanya bisa berdoa. Aku yakin doaku akan dikabulkan kali ini.” Ucap Suami Ji Hye. Yi Sang pun yakin dengan hal itu. 

Ha Ri berbicara dengan Yi sang Jika merasa bersalah, maka tidak perlu melakukannya. Yi Sang tahu kalau Ha Ri harus dioperasi dan menundanya dan tidak melawan rasa sakitnya, Ha Ri tahu Rupanya itu yang Yi Sang cemaskan.
“Waktumu tidak banyak, dan jika hasilku tidak bagus...” ucap Yi Sang yang langsung disela
“Pikirkan dirimu dahulu. Tidak apa-apa melakukan itu.”kata Ha Ri menenangkanya. 

Ha Ri bertemu ibunya di taman, Nyonya Lee heran Ha ri taman bukan pulang ke rumah. Ha Ri bertanya balik pada ibunya. Nyonya Lee mengaku keluar untuk menghirup udara segar.Ha Ri pun ikut duduk menurutnya Ia harus menghirup udara segar bersama.
“Ibu... Bagaimana Ibu akan menjalani hidup andai tidak ada aku?” tanya Ha Ri
“Hidup ibu pasti tetap berjalan. Mungkin ibu akan bekerja agar tidak kelaparan, bukan kau. Saat kesepian, ibu akan menemukan hal menyenangkan untuk mengisi waktu. Ibu tidak akan pernah tahu kebahagiannya.’ Ucap Nyonya Lee
“Kebahagiaan memiliki anak. Memiliki anak yang bisa diandalkan juga sebuah berkah. Apa Kau takut tidak bisa hamil?” tanya Nyonya Lee. Ha Ri mengaku sedikit.
“Anggap saja aku menikah, tapi gagal punya anak. Apa yang harus kulakukan saat suamiku meninggalkanku?”ucap Ha Ri
“Kenapa kau bilang begitu? Apa Kau khawatir akan seperti ibu?” tanya Nyonya Lee. Ha Ri mengaku  bukan seperti itu.
“Aku hanya memikirkan kemungkinan terburuk. Hidup tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita.” Kata Ha Ri
“Anggap saja semua akan baik-baik saja, maka semua akan baik-baik saja. Jika tidak ada orang di sisimu, ibu akan tetap hidup untuk menemanimu.”ucap Nyonya Lee. Ha ri mengerti dan meminta ibunya bisa seperti itu dan mereka pun duduk sambil bergandengan tangan. 


[Dachae Media]
Yeon Ho memberitahu Kali ini, mereka akan merekomendasikan popok sebagai solusi dalam artikel ruam popok. Ia pikir bisa tekankan kelebihannya seperti kali terakhir, si pria menganguk mengerti.  Tuan Nam lalu membahas Kontrak mereka sebentar lagi berakhir.
“Bagaimana keadaan di sana?” tanya Tuan Nam perlahan. Si pria  terliha bingung menjelaskanya.
“Apa perusahaanmu juga kesulitan? Kami membuat iklan cetak dan iklan digital. Kami bisa menyesuaikan harganya. Apa Kau bisa mempertemukanku dengan orang dari kantor pusat?” ucap Tuan Nam
“Bukan itu masalahnya. Orang bilang "The Baby" akan ditutup. Kami tidak memperbarui kontrak. Tapi tidak akan ditutup, bukan?.” Kata Si pria
 “Siapa yang bilang begitu? Itu tidak masuk akal.” Ucap Tuan Nam. Yeon Ho hanya bisa diam saja. 


Di ruangan, Ha Ri kaget mendengar Restrukturisasi.  Tuan Joo memberitahu kala Penjualan terus menurun jadi harus mengurangi pengeluaran. Ha Ri menegaksan kalau masih kekurangan staf , karena tidak bisa menyewa pekerja lepas, ia bahkan menulis artikel.
“Bisakah kita membuat kontrak atau meminta mereka menjadi pekerja lepas?” ucap Tuan Joo
“Maka, mereka akan berhenti” kata Ha Ri. Tuan Joo pikir meminta Ha Ri agar harus bijak menangani masa krisis ini.
“Dengan begitu, "The Baby" bisa tetap ada sebagai satu-satunya majalah bayi selama 20 atau 30 tahun. Bukan begitu?” kata Tuan Joo
“Kalau begitu, aku akan cari cara untuk mendapat lebih banyak iklan dan penjualan. Setelah itu, mari membahas pengurangan stafku.” Kata Ha Ri
“Bawakan aku proposal restrukturisasi juga.”tegas tuan Joo. Ha Ri hanya bisa terdiam lalu keluar ruangan. 


Tuan Nam dan Yeon Ho keluar dari lift. Yeon Ho memberitahu kalau mereka kehilangan iklan popok. Ha Ri tak percaya kalau Mereka tidak memperbarui kontrak. Tuan Kim memberitahu kalau Orang-orang di industri mengatakan mereka akan tutup.
“Kurasa mereka ragu untuk memperbarui kontrak.” Kata Tuan Kim sedih.
“Mari kita membuat acara bahwa kita masih akan bertahan. Pak Kim. Bisakah kau memikirkan cara untuk lebih memasarkan majalah kita?” ucap Ha Ri. Tuan Kim menganguk mengerti.

Yeon Ho membahas kalau mereka mengadakan kontes untuk memilih sampul majalah karena Saat melakukan itu sebelumnya, mereka menerima respons bagus. Ha Ri pikir  Itu bukan ide yang buruk dan berpikir adakah yang lebih orisinal
“Atau bagaimana dengan ini? Kita punya banyak perlengkapan bayi di gudang. Bagaimana jika kita mengadakan bazar?” ucap So Yoon.
“Itu tidak bagus.” Komentar Ha Ri. Hyo Joo mengusulkan acara daring. Ha Ri mengeluh kalau Hyo Joo tak menyusun rencananya.
“Ada influencer di media sosial. Apa Kau tidak kenal influencer muda?” kata Yeon Hoo
“Aku suka ide memakai influencer. Kita bisa mengumpulkan influencer dan mempromosikan majalah di media sosial. Itu bisa menggandakan efeknya. Apa yang harus kita lakukan dengan influencer?” kata Ha Ri. Yeon Joo mengusulkan tema retro 


[Jambi Studio]
Yi Sang berbicara ditelp dengan Ha Ri yang lembur mulai hari ini jadi ia pikir harus mengirim camilan malam. Ia mengaku pun punya proyek penting, jadi, sedang belajar juga. Ha Ri seperti mendengarkannya, Yi Sang melirik buku didepanya.
“Aku tidak pernah malas mempelajari hal baru. Jika butuh diantar pulang, hubungi aku. Sampai jumpa.” Ucap Yi Sang mulai membaca buku "Ini Caraku Berhasil dalam Melamar"

Saat itu Hyo Joo dan Soo Yoon datang memberitahu kalau Pak Han mengirimkan camilan malam. Yeon Ho meminta agar menyisakan karea ingin menyelesaikan tugasnya lebih dulu. Ha Ri hanya bisa menghela nafas. Yeon Ho tak tahan mengajak Ha Ri makan lalu berkerja kembali.
“Ibu, aku akan pulang larut mulai hari ini. Aku harus memenuhi tenggat.” Ucap Ha Ri menelp ibunya.
“Ibu akan ke Donghae dengan klub mendaki, jadi, ibu juga tidak akan pulang.” Kata Nyonya Lee. Saat itu Ha Ri mendengar suara “Silakan masuk untuk diperiksa.”
“Ibu tidak di rumah sakit, bukan?” tanya Ha Ri. Nyonya Lee menyangkalnya. Ha Ri terlihat masih memikirkan ibunya tapi berusaha percaya dengan ibunya.
Akhirnya mereka makan bersama, semua meminta Ha Ri makan lebih dulu. Ha  Ri mengeluh kalau mereka bisa memulai lebih dulu, lalu terdiam mengingat pembicaraan dengan ibunya mendengar suara “Silakan masuk untuk diperiksa.”



Akhirnya Ha Ri pulang ke rumah melihat kamarnya kosong,  Jae Young baru saja mengambil minum. Ha Ri bertanya apakah Jae Young tahu Ibu pergi ke mana.Jae Young megaku Nyonya Lee bilang akan ke Gangneung dengan klub mendakinya dan berpikir kalau tidak memberitahunya.
“Dia memberitahuku. Tapi biasanya mereka tidak pergi saat hari kerja. Apa Do-ah sudah tidur?” tanya Ha Ri terlihat canggug.
“Ibunya akan menjaganya untuk sementara.” Kata Jae Young. Ha Ri pikir itu bagus. 

Ha Ri akhirnya kembali ke rumah mulai mengetik tapi tiba-tiba lampu mati. Akhirnya dengan senter ponselnya pergi ke lantai bawah dan bertanya kenapa lampunya mati. Jae Young memberitahu  Mereka melakukan inspeksi keselamatan, jadi, listriknya padam.
“Apa Kau tidak tahu? Pemberitahuannya ditempel.” Ucap Jae Young. Ha Ri mengaku tidak melihatnya dan Jae Young mencari lilin.
Ha Ri pikir ada didapur dan kakinya  tak sengaja tergelincir. Jae Young menahan tanganya, suasana jadi canggung. Ha Ri pun buru-buru melepaskan tanganya.
Akhirnya Jae Young duduk ditangga dengan lilin disampingnya, sementara Ha Ri duduk di ruang tengah sambil mengetik mengunakan ponselnya. Jae Young akhirnya mulai bicara memberitahu kalau akan segera pindah. Ha Ri bertany apakah Ha Ri sudah menemukan rumah. Jae Young membenarkan.
“Pernahkah kau berdebar-debar karena aku selama pertemanan kita?” tanya Jae Young
“Sempat saat SMP. Saat itu aku memasuki masa pubertas. Saat itu, kau tampak berbeda.” Ungkap Ha Ri santai
“Saat itu aku masih SD. Kau cinta pertamaku.” Akui Jae Young. Ha Ri mengeluh Jae Hyung membahas cerita yang terjadi 30 tahun lalu
“Dahulu kita pergi ke aula belajar yang sama saat SMA.Anak-anak di sekolah mengejekku bahwa aku menyukaimu.  Itu bukan lelucon.” Kata Jae Young
“Sekalipun aku tahu, tidak akan ada yang mengubah kita.” Ungkap Ha Ri. Tapi Jae Young yakin  Pasti ada yang berubah.
“Kita pasti sudah bersama sejak saat itu Atau kita tidak akan ada di kehidupan masing-masing setelah putus. Itu membuatku takut. Jadi, aku terus melewatkan peluangku untuk bersamamu.” Ucap Jae Young
“Kenapa kau membahas itu sekarang?” keluh Ha Ri dan pikir mereka  melihat satu sama lain memacari orang lain.
“Benar. Kenapa sekarang aku teringat perasaanku yang terlupakan untukmu? Kau tahu apa yang membuatku kagum saat memulai pekerjaan ini? Aku tidak pernah jatuh dalam hidupku. Aku menjalani hidup yang mudah. Jadi, aku menyombongkan seluruh hidupku.” Ungkap Jae Young.
“Setelah hidupku terpuruk di usia 40 tahun, keterpurukanku tampak tidak terbatas.”ucap Jae Young
“Ada banyak ayah hebat di dunia ini. Seperti saat pertama kau tinggal bersama kami, kukira semua ayah buruk.”balas Ha Ri
“Aku membenci dunia karena memberiku kesulitan seperti itu dalam hidupku. Itu bukan kesulitan. Ini kesempatan untuk mengenang hidupku yang berantakan dan semua peluangku yang terlewatkan.” Akui Jae Young
“Dengan mengamatimu, aku menyadari bahwa bayi tumbuh dengan ayah. Kau menjadi ayah yang baik.” Balas Ha Ri
“Kesempatan terakhirku untuk mendapatkan kembali apa yang aku lewatkan. Sekarang aku tahu. Alasan hidup memberiku kesempatan ini adalah kau.” Kata Jae Young




Ha Ri merasa tak enak mendengarnya dan berpikir untuk naik saja. Jae Young akhirnya berdiri lalu mengaku perasanya kalau sangat menyukai Ha Ri. Ha Ri terdiam dan saat itu lampu diruangan menyala semua dan melihat jelas wajah Jae Young.
“Jika tidak memberitahumu,  sepertinya aku takkan bisa mengakhirinya.” Ucap Jae Young
“Seharusnya kau tidak memberitahuku. Kenapa kau harus memberitahuku?” ucap Ha Ri menahan kesal
“Bagaimana aku bisa kehilanganmu lagi? Jika jantungku berdebar dan terluka seperti hati remaja laki-laki, aku akan tumbuh sebanyak itu. Aku akan menjadi orang dewasa lagi berkat kau. Aku selalu berterima kasih padamu. Maaf atas segalanya.” Ucap Jae Young. Ha Ri hanya tertunduk.
“Hei,.. Jang Ha-ri, kuharap kau akan selalu bahagia.” Kata Jae Young. Ha Ri pun langsung bergegas pergi. Jae Young menghapus air matanya yang mengalir. 


Yi Sang pergi ke tempat les kerajinan kulit dan melihat bangku Nyonya Lee yang kosong. Ha Ri di kantor seperti terlihat gugup dan kebingungan. Saat itu Yi Sang menelp  bertanya apa ada masalah dengan ibunya karena tidak ada di studio hari ini.
“Dia mungkin belum pulang dari liburannya.” Ucap Ha Ri. Yi Sang mengerti lalu menutup telpnya.

Ha Ri merasakan ada yang aneh lalu menelp bibinya ingin tahua pakah ibunya sakit lagi, apakah Kanker perutnya tidak kambuh. Bibinya seperti ragu ingin memberitahukanya. Ha Ri meminta agar mengatakan apapun dan Jangan merahasiakannya darinya.
“Apa Kau ingin aku terus bekerja tanpa tahu Ibu sakit lagi? Aku akan sedih jika harus melakukannya lagi. Itu membuatku sedih.” Ucap Ha Ri. Bibi seperti memberitahu kemana ibu Ha Ri pergi.
“Kenapa Ibu ada di sana?” tanya Ha Ri terlihat marah. 
Jae Young sedang dikamar melihat Nyonya Lee menelpnya. Nyonya Lee duduk dikursi memberitahu Jae Young kalau sedang di rumah sakit dan merasa Ha-ri mungkin datang lalu membuat keributan. Ia meminta agar Jae Young datang dan mengajaknya pulang. Jae Young akhirnya keluar dari kamarnya.

Ha Ri pergi ke rumah sakit melihat dipapan depan kamar “Perawat yang bertugas, Park Jong-hoon”  dan terlihat marah. Seorang pria terbaring diranjang, ibu Ha Ri melihat anaknya seperti berusaha untuk santai. Ha Ri mengeluh ibunya ada dirumah sakit.  
“Apa kau Ha-ri? Kau menjadi wanita yang cantik. Kudengar usiamu 39 tahun ini.” Ucap Tuan Jang menyapa anaknya. Ha Ri seperti sangat marah pada ayahnya mengambil jaket ibunya lalu mengajak pergi. 


Ibunya meminta agar Ha Ri mengembalikan jaketnya karena ini bukan urusanya. Ha Ri tak bisa menerima kalau ini dianggap urusan ibunya sekarang. Ia menegaskan kalau pria itu orang asing jadi kenapa harus merawat Ayahnya.
“Dia mengidap kanker hati stadium 4. Dia akan hidup setelah operasi. Ibu akan menjaganya.” Ucap Nyonya Lee
“Kenapa Ibu harus melakukan itu? Jika Ibu mencemaskannya, sewa perawat saja. Hidup Ibu sulit karena dia, kenapa kembali ke sana?” ucap Ha Ri marah
“Ibu akan mengurusnya. Lakukan saja tugasmu.” Kata Nyonya Lee mengambil jaket dari tangan Ha Ri
“ Ibu juga membenci Ayah. Andai dia tidak pergi seperti itu, Ibu tidak perlu bekerja dari pukul 4.00 hingga 22.00, dan sakit sekujur tubuh. Hatiku masih sakit memikirkan kehidupan Ibu dahulu.” Ucap Ha Ri menangis dengan nada penuh amarah
“Kenapa kau masih memikirkan itu? Ini sebabnya ibu tidak mau kau menemuinya. Kenapa kemari? Ibu kemari bukan karena peduli. Lanjutkan saja hidupmu.” Kata Nyonya Lee
“Aku tidak bisa biarkan Ibu melakukan ini. Ayo pulang.” Ucap Ha Ri. Nyonya Lee mengaku punya rencana sendiri.
“Hatiku hancur!” teriak Ha Ri. Nyonya Lee bertanya apakah Ha Ri akan merasa nyaman mendengar ayahnya meninggal tanpa apa pun dan siapa pun
“Ibu lakukan ini bukan untuknya, tapi untuk diri sendiri dan untukmu. Kau tidak perlu meributkannya. Jadi Pergilah.” Ucap Nyonya Lee.
“Kenapa hatiku sakit untuknya? Dia tidak pernah ada untukku. Siapa peduli jika dia mati? Dia menghilang dan tidak pernah kembali. Siapa peduli jika dia sakit? Aku bahkan tidak membencinya lagi. Kenapa hatiku harus terluka untuknya?” ucap Ha Ri marah
“Maafkan ibu karena membuatmu punya ayah seperti itu.” Ucap Nyonya Lee. Ha Ri mengeluh ibunya malah meminta maaf. Nyonya Lee tak ingin membahasnya memilih untuk pergi saja. 



Ha Ri berjalan pulang dengan wajah sedih, Diam-diam Jae Young melihat dari dalam mobil. Ia lalu menelp Yi Sang seperti memberitahu keadan ha Ri. Yi Sang langsung berlari kerumah Ha Ri.
Ha Ri menangis didepan rumahnya sambil berjongkok ,Yi Sang datang menghampirinya dan langsung memeluknya. Ha Ri pun menangis dipelukan Yi Sang
 “Jangan menangis. Aku di sini untukmu.” Ucap Yi Sang.  Jae Young terdiam dalam mobilnya seperti berusaha menahan diri agar bisa melepaskan Ha Ri

Pagi hari, Ha Ri datang ke rumah sakit duduk di ruang tunggu dan melihat dilayar [Status Operasi] lalu beberapa saat kemudian tertulis “Pak Jang, Pemulihan” Ia pun berjalan keluar rumah sakit tanpa ada yang tahu kedatanganya.
“Aku masih tidak mengerti. Meskipun tidak menyukai ayahku, aku harus menemuinya karena dia ayahku. Tapi kini dia bukan siapa-siapa bagi Ibu. Kenapa dia tidak bisa berpaling darinya? Jika cintaku mengecewakanku dan orang yang kucintai menyakitiku, apa aku bisa bertahan seperti Ibu?” gumam Ha Ri menatap ke arah rumah sakit. 

Yi Sang mengirimkan pesan “Ha-ri, aku yakin kau sibuk. Jika kau ada waktu, aku ingin bertemu denganmu di studio.” Akhirnya Ha Ri pergi ke studio, Yi Sang duduk dibangku dan meminta Ha Ri agar duduk disampingnya, Ha Ri pun duduk disampingnya.
“Kita belum berfoto bersama. Lihat lensa kamera dan tersenyumlah. Mari berfoto bersama lagi. Foto hari-hari yang akan kita jalani bersama dan setiap momen yang kita habiskan bersama.” Ucap Yi Sang mulai menyiapkan timer. Mereka pun mulai foto dengan senyuman.
Setelah itu tiba-tiba Yi Sang berlutut didepan Ha Ri. Ha Ri terlihat bingung. Yi Sang mengeluarkan sebuah kotak dan melihat sepasang cincin didalamnya lalu berkata “Ha-ri... Mari kita menikah.” Ha Ri melonggo bingung.
Bersambung ke episode 14
Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar