PS :
All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kang Bae
menjadi seorang romeo, berkata “Juliet... Senyumanmu membutakan pandanganku. Suara indahmu
menulikan telingaku.” Lalu Wol Ju
menjadi juliet “Romeo!
Matamu membuat hatiku terbelah menjadi dua. Satu sisi hatiku adalah milikmu.
Sisi yang lain pun milikmu.”
“Romeo! Sadarlah!
Dia bukan gadis yang tepat.” Ucap Managar Gwi menjadi ayah Romeo.
“Ayah,
aku tak bisa menyingkirkan perasaan terdalamku ini lagi.” Ucap Romeo
“Perasaan
terdalam? Omong kosong! Ayo kita pergi, Juliet.” Kata ayah Juliet juga datang.
“Ayah,
tolonglah! Aku mencintai Romeo.” Ucap Juliet pada ayahnya yang diperankan oleh
Manager Yeom.
"Cinta"?
Kau mencintai anak dari musuhku? Itu tak boleh terjadi. Minggir!” kata Ayah
Juliet marah
“Aku
mungkin bisa memberimu ke Juliet kotor... Bukan. Maksudku, aku mungkin bisa
memberimu kepada anjing kotor, tapi aku takkan memberimu kepada pria itu!”
teriak ayah Juliet
“Hei! Aku
juga tak mengizinkannya. Walau mencintai pria muda sedang tren, tapi mereka
berbeda sepuluh tahun! Putraku terlalu baik untuknya!”kata Ayah Romeo marah
“Kau
keterlaluan, Montague!” teriak Ayah Juliet. Ayah Romeo pun marah mengumpat pria
jahat, Capulet. Keduanya langsung bertarung dengan pedang. Keduanya mencoba
untuk meminta berhenti tapi tetap saling bertarung dan akhirnya panggung gelap.
“Aku si
bodoh yang dicemooh oleh takdir.” Ucap Romeo.
“Aku si
bodoh yang memberikan semua cintanya.” Kata Juliet.
Manager
Gwi sibuk menonton video, Wol Ju menyindir memanggil Manajer Kedai Mistis, Tuan
Gwi meminta agar berhenti bermain.
Manager Gwi tetap tak bergeming, Wol Ju memperingatkan agar Berhentil sebelum
menghancurkan ponselnya.
“Aku tidak
bermain. Aku sedang membaca.” Ucap Manager Gwi. Wo Ju melihat “Rayuan Juliet?
“Judulnya
saja sudah mencurigakan.” Komentar Wol Ju. Manager Gwi menyuruh agar mencoba
membaca lebih banyak.
“Ini
novel Internet yang saat ini paling populer.” Kata Manager Gwi. Wol Ju mengeluh
kalau Ada logo 19 tahun ke atas.
“Sudah
jelas alasanmu membaca novel ini.” Ejek Wol Ju. Manager Gwi mengeluh karena semua
orang selalu berpikir ke arah sana
“Logo 19
tahun ke atas tidak selalu mengarah ke isi yang vulgar. Ada filosofi kehidupan
yang tersimpan dalam karya ini. Bila kau ingin mengerti berbagai lapis cerita
cinta yang ada, mereka yang berumur 19 tahun ke atas dapat mengerti dengan
benar...” kata Manager Gwi. Saat itu Manager Yeom dan Kang Bae masuk kedari.
“Apa yang
kalian lakukan padanya? Kenapa dia seperti ini?” tanya Manager Gwi heran
melihat Kang Bae tersenyum sendiri setelah menyapu diluar.
“Dia terus
tersenyum sendiri setelah lomba tari selesai. Tersenyum sendiri tanpa alasan. Aku
pernah melihat ekspresi itu. Ekspresi saat dia diizinkan berciuman dalam mimpi.
Itu ekspresi yang sama saat mimpi itu. Benar, 'kan?” kata Manager Gwi. Wol Ju
menyetujuinya.
“Tidak!
Aku tersenyum karena cuaca di luar sedang bagus.” Kata Kang Bae mengelak.
“Bagus?
Banyak debu sampai tak bisa bernapas. Ayo Mengaku saja.” Kata Wol Ju. Kang Bae
mengelak mengambil lap dan mulai mengelap meja.
“Pastikan
mejanya cukup bersih untuk dicium.” Kata Manager Gwi mengejek. Kang Bae menahan
malu menganguk mengerti.
“Benar,
bersihkan dengan baik... Pastikan bersih dan indah.” Ejek Manager Yeom. Kang
Bae panik berpikir akan membahas ciuman lagi dan mengaku mahir membersihkan
meja.
“Kalau begitu,
aku akan masak sup lezat hingga orang-orang jatuh cinta padanya.” Kata Wol Ju
berulang-ulang. Kang Bae kesal tak sengaja menjatuhkan sendok dan sumpit.
“Kau
menciumnya!” komentar Manager Gwi dan Manager Yeom lalu ingn tahu Siapa gadis
itu
“Siapa lagi?
Pasti Kang Yeo-rin.” Ucap Wol Ju. Kang Bae kaget Wol Ju bisa mengetahuinya.
“Selamat!
Terakhir aku dicium itu 500 tahun lalu. Aku iri padamu.” Kata Manager Gwi
“Kau
pasti bahagia. Aku iri juga.” Ucap Manager Gwi Kang Bae pikir tidak sehebat
yang mereka pikirkan.
“Tentu
saja. Aku yakin bibir mereka hanya bertemu selama 0,3 detik.” Kata Wol Ju
“Tak
mungkin mereka begitu. Saat bibir mereka bertemu, pasti bergerak ke sana kemari
seperti obeng. “ kata Manager Gwi
bersemangat berpikir kalau Kang Bae bisa memutar wajahnya.
“Bibir
kami hanya bertemu.” Akui Kang Bae. Dua manager tak percaya kalau hanya begitu
saja.
“Apa
kalian tidak melakukan gerakan lain?” tanya Manager Yeom. Kang bae mengakuTidak.
Manager Gwi mengeluh Kang Bae masih harus belajar.
“Setidaknya
ada yang harus dia pelajari. Pelan-pelan saja. Semoga lancar.”kata Wol Ju
memberikan semangat.
Yeo Rin
terlihat gugup dan bertemu dengan seorang pegawai yang akan makan. Ia gugup
bersandar dinding mengingat saat mencium Kang Bae dan bingung yang harus
dilakukan.
“Kini dia
takkan menyapaku.” Ucap Yeo Rin menyesal sudah melakukan, tapi Kang Bae
tiba-tiba datang menyapa dari depan pintu memanggil Yeo Rin. Yeo Rin kaget melihat Kang Bae yang datang.
“Apa Kau
kaget? Maaf, aku hanya senang melihatmu.” Ucap Kang Bae dengan senyuman.
“Apa Kau
senang? Karena melihatku? Kenapa kau senang melihatku?” ucap Yeo Rin kaget.
“Karena
itu kau. Kita pernah berpasangan, 'kan? Selain itu...” kata Kang Bae.
“Cukup!
Sampai di situ saja. Aku pergi dulu karena sibuk.” Ucap Yeo Rin akan bergegas
pergi.
“Tunggu..
Apa Mau makan siang bersama?” tanya Kang Bae. Yeo Rin kaget Kang bae ingin
Makan siang dengannya.
“Benar. Aku
ingin belikan makanan enak.” Kata Kang bae. Yeo Rin meminta maaf karena
Sebentar lagi akan makan dengan temannya.
“Sayang sekali.
Mungkin lain kali saja. Semangat untuk hari ini. Kau pasti bisa!” ucap Kang
Bae. Yeo Rin tak percaya kalau Kang Bae bisa mengatakan "Kau pasti
bisa!"
Yeo Rin
menceritakan kalau Semua pria yang disukai sampai sekarang selalu kabur ketika
bersentuhan dengannya Namun kali ini, Kang bae datang kepadanya seperti anak
anjing tanpa berusaha kabur bahkan setelah berciuman dengannya.
“Ini
berarti aku tidak menyukai Kang-bae, 'kan?” kata Yeo Rin ingin memastikan pada
temanya.
“Menurutku,
kau 99 persen menyukai dia. Bila kau tak suka, kenapa cium dia?” ucap temanya.
“Itu
karena kau yang suruh! Katamu, jika ditakdirkan untuk melajang selamanya, setidaknya
aku harus berciuman.” Keluh Yeo Rin. Temanya pikir benar juga kalau berkata begitu.
“Jadi,
maksudmu kata-kataku menjadi titik saat gairahmu meledak dan kecelakaan itu
terjadi.” Kata Temanya.
“Benar,
itu hanya kecelakaan... Itu jelas hanya kecelakaan.” Kata Yeo Rin menyakinkan.
Seorang
bibi mengantar seorang wanita keluar dari gedung dan ingin tahu kamarnya. Si
wanita mengakuKamarnya lumayan bagus, tapi merasa ngeri. Si Bibi mengaku Itu hanya karena kamar sudah lama kosong
bahkaan Menghadap ke selatan, jadi terang.
“Cocok
untukmu yang tinggal sendiri.” Ucap Si bibi. Si wanita menolak mengaku merasa
tak nyaman dengan kamar itu dan bergegas pergi.
Saat itu
Kang Bae lewat, si Bibi memanggilnya Penyewa Atap meminta agar mendekat. Kang
Bae pun mendekatnya, Si Bibi memberitahu kalau Ada satu kamar kosong di
gedungnya dan mengajak ajak melihatnya. Kang Bae menolak dengan sopan.
“Terima
kasih atas tawarannya, tapi aku tak punya uang.” Ucap Kang Bae.
“Tak usah
khawatir. Kuberikan harga murah untukmu. Aku beri setengah harga hanya untukmu.
Ini Jauh lebih baik daripada di atap.” Kata Si Bibi. Kang Bae tertarik karena
setengah harga.
Kang Bae
melihat kalau Kamarnya bagus dan luasnya
Lebih lebar dari dugaannya. Sang bibi berdiri diluar kamar, Kang Bae tiba-tiba
mendengar “Pergi. Ini adalah rumahku. Pergi dari sini!” lau bertanya apakah
Sang bibi memintanya pergi.
“Tidak.
Sebelum diambil orang lain, lebih baik kau ambil.” Ucap Sang bibi bingung.
“Kubilang
segera pergi! Bila kulihat kau di sini lagi, akan kubunuh kau.” Teriak si
wanita.
“Namun,
sepertinya kamar ini tidak kedap suara. Aku bisa mendengar suara dari luar
dengan jelas. Dan juga Dingin sekali di sini. Kontrakku untuk kamar di atap belum
selesai, jadi, aku harus pergi. Terima kasih.” Ucap Kang Bae bergegas pergi. Si
bibi mencoba mengejarnya.
Akhirnya
Kang Bae akan ke rumahnya dan melihat surat yang jatuh dan itu untuk
"Penyihir Es" lalu memasukan ke kotak pos dengan Banyak sekali surat
yang belum diambil.
Romeo
pergi menemui Juliet memberitahu Untuk mewujudkan cinta mereka akhirnya akan mulai bekerja. Juliet tak percaya Romeo akan
berkerja, Kang Bae membawa sebuah kotak bertuliskan JASA PENGIRIMAN MISTIS
“Apa kau
menjadi pengantar paket?” tanya Juliet, Romeo pikir Juliet tak perlu
mencemaskan restu Ayah.
“Kemarin
aku pergi dari rumah, jadi, kekayaan, keluarga, dan kehormatan tak berarti
bagiku. Aku hanya butuh kau.” Kata Romeo
“Namun,
bagaimana kau bisa sampai keluar dari rumahmu sendiri? Kau tetap harus
melanjutkan bisnis ayahmu Padahal bisnis itu bernilai besar.” Kata Juliet
“Kau tak
perlu khawatir. Aku juga seorang pengusaha. Aku punya bisnis sendiri!” ucap
Kang Bae bangga
“Apa ini?
Ini bukan seperti yang kuinginkan. Apa aku terlalu merayunya? Wanita memang tak
seharusnya memacari pria muda.” Keluh Juliet.
Ayah
Romeo bertemu dengan Juliet karena mendengar bisnis ayahnya telah bangkrut. Ia
pun memberikan amplop dan meminta agar
menjauh darinya. Juliet tak terima dianggap wanita seperti itu dan merasa ayah
Romeo itu benar-benar tidak mengerti perasaan yang sebenarnya
“Kau
masih ingin bicara soal cinta dan takdir? Jangan bodoh!” kata Ayah Romeo
“Benar...
Akulah yang bodoh. Aku menutup mataku dari kenyataan dan bersembunyi dalam
bayangan seperti pengecut. Aku tak akan menutupi ini lagi. Sebenarnya, yang
kucintai bukan Romeo.” Kata Juliet
“Montague...
Kaulah yang kucintai.” Kata Juliet pada ayah Romeo.
Wol Ju
dan Manager Gwi membaca cerita langsung berkomentar kalau ini Luar biasa karena
Tangannya sampai berkeringat saat membacanya.
Manager Gwi pikir Ada banyak kejutan. Wol Ju merasa Lebih dari itu, karakternya
sangat menarik.
“Dia
benar-benar keren.” Kata Manager Gwi menyebut itu Romeo dan Wol Ju menganggap
itu Juliet
“Apa Kau
terpesona padanya? Kata Manager Gwi heran. Wol Ju pikir Juliet sangat pintar
dan rasional.
“Dia sadar
cinta tak bisa menghidupinya, bahkan sejak dia berusia 16 tahun. Aku harusnya
seperti dia dulu.” Ucap Wol Ju
Manager
Yeom dan Kang Bae datang bersamaa. Manager Gwi pun meminta Kang-bae agar
menusuk otak-otak sekarang juga. Wol Ju menawarkan makanan, Manager Gwi
menolaknya lalu memastikan kalau mereka sedang tak ada masalah.
“Sepertinya
kau yang ada masalah. Kau menjadi lebih sering kemari.” Ucap Wol Ju
“Bukan
begitu. Roh jahat itu sampai sekarang masih belum tertangkap. Aku berjaga saja
di sini.” Kata Manager Yeom
“Jadi,
roh jahat yang waktu itu kabur masih belum tertangkap?” kata Wol Ju. Manager
Yeom membenarkan.
“Kalau
begitu, tangkap dia. Kenapa malah bersantai di sini?” ucap Wo Ju sinis
“Bagaimana
kau bisa berkata begitu? Aku mencemaskan kalian, jadi, aku lebih sering
berpatroli di sini. Aku mau kalian berjaga karena dia bisa saja di area ini.”
Tegas Manager Yeom
Kang Bae
melihat foto dirinya saat menari dan juga pemenang dengan anam [ HAN KANG-BAE,
KANG YEO-RIN] wajahnya tersenyum sumringah. Seung Ho datang tak percaya kalau Kang Bae sebahagia
itu padaal berkata sama sekali tak bisa bekerja sama dengan orang lain.
“Tapi ternyata
kau pintar dalam itu.” Ejek Seung Ho. Jin Dong pun menyetujuinya.
“Kau
sangat bersemangat saat menari di panggung kemarin.” Kata Jin Dong. Kang Bae
mnegaku hanya karena mengincar juara
pertama dan Tak ada maksud lain.
“Kau bisa
jujur denganku. Kau memimpikan mimpi sebelum lahir kami. Aku tentu harus
membalasmu.” Ucap Seung Ho. Kang Bae tak percaya mendengarnya,
“Ceritakan
saja kepada kami pelan-pelan.” Kata Jin Dong. Kang Bae pun mulai mengaku
Sebenarnya tak ada kesempatan bicara lagi setelah lomba.
“Waktunya
seperti tidak tepat... Waktu. Kehidupan memang bergantung pada waktu.Karena itu
kau butuh sebuah titik baik untuk berubah dari teman kerja biasa menjadi teman
tapi mesra, 'kan?” kata Seung Ho
“Omong-omong,
kita harus gunakan hadiah juara pertama untuk pesta makan.” Kata Jin Dong
“Han
Kang-bae. Aku akan gunakan kekuatanku untuk membantumu.”ucap Seung Ho.
Akhirnya
semua berkumpul dalam restoran, Kang Bae menuangkan bir. Seung Ho memuji Kang
Bae memang profesional. Kang Bae mengaku Ada yang mengajari caranya. Seung Ho
akhirnya berdiri mengangkat gelasnya.
“Untuk
merayakan kemenangan anggota Tim Keamanan dan Pusat Kepuasan Pelanggan, ayo
bersulang!” kata Seung Ho. Kang Bae dan Yeo Rin pun mengajak bersulang yang
duduk didepanya.
“Yeo-rin,
coba dimakan. Ini matang sempurna.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin terlihat cangung
tapi akhirnya menerimanya. Dua teman Kang Bae pun mendukung keduanya.
“Untuk
berterima kasih atas daging sapi Korea yang kita makan, juga tempat yang sangat
nyaman ini, mari bertepuk tanganuntuk Han Kang-bae dan Kang Yeo-rin.” Kata
Seung Ho lalu mereka mengelu-elukan nama keduanya.
Yeo Rin
yang gugup akhirnya pergi ke toilet dan memikirkan yang harus dilakukan.
“Walau
aku tak ingin peduli, bila dia terus baik padaku...” ucap Yeo Rin bingung dan
mengingat saat Kang Bae memberikan daging padanya.
“Apa itu
tangan seorang pria? Kenapa jarinya panjang dan sangat cantik? Ah... Aku
bayangkan ini karena tak suka. Kalau suka, sudah kupegang... Hei.. Sadarlah,
Yeo-rin.” Ucap Yeo Rin.
“Tapi Kenapa
dia terus memandangku seperti itu? Apa Dia pikir jantungku akan berdebar? Tapi
Matanya terlihat lucu dan wajahnya seperti rubah fennec saja.. Ahh... Aku
bayangkan ini karena tak suka. Kalau suka, aku sudah... Ini tak bisa dibiarkan.
Aku harus segera menjelaskan padanya.” Ucap Yeo Rin menyadarkan diri setelah
mengingat wajah Kang Bae.
Yeo Rin
kembali ke meja dan langsung mengambil daging dan membungkusnya. Kang Bae
melihatnya hanya bisa menatap bingung, Yeo Rin tak peduli dengan wajahnya makan
dengan bungkusan yang besar dan memasukan semua ke dalam mulut.
“Yeo-rin
benar-benar tahu cara makan yang enak. Kau makan dengan baik. Benar, 'kan?”
ucap Kang Bae tersenyum bahagia. Yeo Rin tak percaya melihat reaksi Kang bae.
“Gelas
soju tak cukup untukku.” Ucap Yeo Rin menuangkan soju pada gelas bir dan
langsung meminumnya.
“Hebat
sekali dia... Bagaimana levermu bisa begitu kuat? Hebat sekali.” puji Kang Bae.
Yeo Rin tak percaya dengan reaksi Kang Bae.
Kang Bae
akhirnya keluar dari restoran, beberapa pegawai ingn ke ronde kedua yaitu
karaoke. Yeo Rin datang dengan dipapah temanya, dan terlihat mabuk. Kang Bae
memastikan keadaanya. Yeo Rin ingin izin pulang lebih dulu.
“Biar
kuantar pulang.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin langsung menolaknya.
“Kang-bae
dapat dipercaya. Dia bisa mengantarmu dengan aman.” Ucap Seung Ho menyakinkan.
Akhirnya Kang Bae pun pamit pergi dengan senyuman sumringah dibantu dua
temanya.
Yeo Rin
berjalan sempoyongan, Kang Bae membantunya agar tak terjatuh. Yeo Rin merasa
risih karena Kang Bae terus mengikutinya dari belakang. Ia pun bergumam
“Bagaimana ini? Sampai kapan aku harus berjalan seperti ini?” Tapi Akhirnya tak
peduli dan langsung berdiri tegak.
“Aku
sebenarnya tak mabuk. Aku hanya pura-pura. Sepertinya lebih baik kalau aku
jelaskan. Aku tak punya perasaan padamu.” Ucap Yeo Rin
“Jadi,
maksudmu... Apa? Kalau begitu, kenapa...” kata Kang Bae bingung
“Tindakanku
di atap waktu itu pasti membuatmu salah paham. Maafkan aku. Lomba tari itu
membuat perasaanku senang. Aku sepertinya salah mengira kalau aku menyukaimu.
Mungkin saja itu tidak salah.” Kata Yeo Rin
“Aku tahu
perasaanku sendiri. Aku berterima kasih atas kebaikanmukepadaku selama ini. Namun,
mungkin kau juga salah paham. Tak ada hal yang membuat kita bisa saling
menyukai.” Ucap Yeo Rin menolak Kang Bae dengan tegas
“Begitulah
awal semua pasangan. Tak bisakah kita saling mengenal dengan perasaan suka
kita?” kata Kang Bae.
“Makin
kita dekat dan saling mengenal, rasa suka itu akan menghilang. Kita pun hanya
akan terluka nantinya.” Ucap Yeo Rin
“Kenapa
kau begitu yakin?” komentar Kang Bae. Yeo Rin mengakutahu saja dan ia adalah
orang seperti itu.
“Jadi,
mari berhenti salah paham. Maafkan aku.” Ucap Yeo Rin. Kang Bae terlihat masih
shock mendengarnya.
Romeo
kaget memastikan yang dikatakan oleh ayahnya kalau mereka akan menikah. Ayah Romeo membenarkan dan
meminta Romeo agar memBeri salam pada ibu tirinya. Juliet pun menyapa Rome agar
mereka bisa akrab. Romo tak percaya dengan sikap Juliet.
“Ini
semua bohong, 'kan? Katakan yang sebenarnya.” Ucap Romeo tak percaya.
“Putraku,
sebenarnya aku mengidap kanker stadium akhir. Waktuku hanya tiga bulan lagi.”akui
ayah Romeo. Kang Bae tak percaya mendengarnya.
“Ayahmu
ini juga ingin bercinta sebelum meninggal.” Kata Manager Gwi. Saat itu Ayah Juliet
datang.
Ayah
Juliet mengeluh melihat Kang Bae lalu mulai bertanya Apa benar ayah Romeo itu mencintai putrinya. Ayah Romeo
membenarkan dan tak mungkin kalau tak mencintai Juliet.
“Pak
Capulet! Kau adalah musuh ayahku. Apa kau akan menyetujui hubungan mereka?”
ucap Romeo tak percaya
“Tentu
saja. Mana ada calon menantu seperti Montague? Banyak uang, sekarat, dan
mencintai putriku. Kenapa bisa tak suka?” kata Ayah Juliet.
“Tidak!
Juliet... Bagaimana dengan cinta kita? Beri tahu aku Kau hatiku yang membara. Cinta
sejatiku..” Kata Romer menaruh tangan Juliet didadanya.
“Dasar
tidak sopan. Beraninya kau...Kenapa kau mengatakan itu pada ibumu?” ucap Juliet
marah. Romeo bingung Juliet menjadi ibunya.
“Benar.
Mulai saat ini, aku adalah ibumu. Aku adalah ibumu!” kata Juliet bahagia. Romeo
berteriak marah kalau Tidak mungkin!
Manager
Gwi mengeluh Ini tak boleh terjadi. Dan
tak suka dengan kelanjutan ceritanya. Sementara Wol Ju pikir Ceritanya memang
harus seperti ini menurutnya Penulis cerita tahu kehidupan juga. Manager Gwi
pun bertanya Bagaimana dengan perasaan Romeo?
“Cinta
tulus adalah hal yang paling tak berguna. Bila pria itu punya otak, dia harus
membujuk keluarganya perlahan, dan mendapat posisi baik dulu. Setelah itu,
barulah dia bawa gadisnya. Bila dia tak bisa punya prioritas, dia hanya akan
merengek seperti anak kecil.” Ucap Wol Ju
“Dia
seperti itu? Pria yang kau suka.” Kata Manager Gwi yang membuat Wol Ju berhenti
melangkah.
“Ya, dia
cukup mirip. Dia bergerak hanya dengan perasaannya tanpa memikirkan orang lain.
Akhirnya, dia menyulitkan semua orang.” Komentar Wol Ju
“Kau
ternyata membencinya.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju pikir itu sudah pasti.
“Dia
berkata untuk percaya padanya, bahkan ingin memetik bintang untukku. Aku tentu
kesal dan membencinya.” Kata Wol Ju. Saat itu pelayan meminta agar memberikan
air padanya.
“Lupakan
soal itu. Kapan cerita itu berlanjut? Bab berikutnya yang terakhir, 'kan?” ucap
Wol Ju. Manager Gwi pun mengeceknya.
“Bab
terakhir seharusnya sudah keluar lama. Ada pengumuman di sini. Apa ini? "Turut
berduka cita"? Apa maksudnya? "Cerita ini dihentikan karena kematian
penulis Penyihir Es." Kata Manager Gwi dan Wol Ju pun mendekat.
“Bagaimana
bisa seperti ini? Apa ini masuk akal? Kalau begitu, kita tak akan pernah bisa
membaca bab terakhirnya? Aku masih tak percaya.” Ucap Wol Ju kesal
Saat itu
Kang Bae datang dengan wajah lesu, Wol Ju pikir Kang Bae ada pesta makan. Kang
Bae mengaku datang sebagai tamu sekarang jadi meminta tolong beri soju. Manager
Gwi heran dengan Kang Bae mau minum soju.
“Jadi,
kau bahkan belum sempat menyatakan perasaanmu, tapi sudah ditolak?” ucap Manager
Gwi. Kang Bae membenarkan.
“Yeo-rin
benar-benar gadis yang aneh. Apa dia mempermainkanmu? Kalau begitu, kenapa dia
menciummu?” ucap Wol Ju kesal
“Tak
heran dia menolakmu. Kau sebagai pria terlihat terlalu lemah, tidak ada
kekuatannya.” Kata seorang pria yang mabuk ikut berkomentar
“Dia
bilang itu salah paham. Dia juga bilang, makin dekat, maka kami makin tak
saling suka. Benar juga. Aku mana bisa cocok dengannya.” Ucap Kang Bae sedih
“Apa
maksudmu? Memang kau kurang apa?” kata Manager Gwi. Kang bae mengaku
sebagai Anak yatim piatu dan dikucilkan
saat sekolah.
“Pekerja
kontrak dan terlebih lagi, belum pernah berpacaran.” Kata Kang Bae. Wol Ju
meminta agar Kang bae agar melupakan itu.
“Yeo-rin
sepertinya tipe penuntut. Semoga hidungnya patah.” Ucap Wol Ju marah. Manager
Wgi mengeluh Bicara Wol Ju keterlaluan.
“Keterlaluan?
Hatinya sampai hancur seperti ini karena gadis itu. Siapa dia berani membuat
Kang-bae kita menangis? Haruskah cinta bersyarat? Haruskah begitu?” ucap Wol Ju marah
“Orang yang tak mengerti cinta sebenarnya tidak
berhak untuk dapat pasangan.” Kata Wol Ju
“Kau baru
bilang, bijak untuk...” kata Manager Gwi. Wol Ju menyuruh temanya itu Diam.
“Tak apa.
Ini pengalaman pertamamu, 'kan? Kau takkan merasakan apa pun saat dicampakkan
lagi. Sepertinya kau ditakdirkan melajang seumur hidup sampai mati. Sama
seperti aku.”ucap si pelanggan.
“Pak!
Kenapa kau terus berkata seperti itu kepadaku? Minumanmu habis, kau tak mau
pergi?”teriak Kang Bae kesal
“Aku
memang akan pergi. Aku padahal hanya menasihatimu saja. Terima kasih.” Ucap si
pria lalu berjalan pergi.
“Apa Kau
mendengar suara orang tadi? Apa Kau melihatnya?” tanya Manager Gwi bingung,
begitu juga Wol Ju.
“Kenapa
ada orang seperti itu? Dia benar-benar kelewatan.” Kata Kang bae kesal menuangkan
Soju.
“Orang
itu...adalah hantu. Dia makan udon terlebih dulu sebelum pergi ke Alam Baka.”kata
Wol Ju. Kang Bae tak percaya kalau itu Hantu?
“Tidak
mungkin. Aku melihat orang itu tadi.” Ucap Kang Bae akhirnya keluar dari warung
tenda.
Kang bae
memanggil si bapak dan ingin menyentuhnya, tapi tak bisa menyentuhnya. Si pria
mengeluh kalau memangginya padahal harus pergi ke atas sekarang dan sudah
terlambat. Kang Bae tak percaya kalau pria itu hantu dan bisa melihatnya.
***
Akhirnya
Kang bae kembali ke kedai, Manager Gwi pikir Karena Kang Bae berulang kali pulang dan pergi dari
Dunia Mimpi dan Alam Baka, jadi penglihatan nya makin terbuka. Bahkan Kini Kang
Bae bisa melihat mereka dari Alam Baka.
“Ini efek
samping yang kau maksud, 'kan? Aku bisa melihat hantu, dan orang membeberkan
rahasianya saat kami kontak mata. Apa aku akan makin parah?” ucap Kang Bae.
“Hei, waktunya
tinggal sebentar lagi. Bertahanlah. Bila target 100.000 tercapai, aku akan ke
Dunia Mimpi-mu dan menutup penglihatan spiritualmu. Hal-hal seperti ini tak
akan ada lagi, jadi, jangan khawatir.” Ucap Wol Ju menyakinkan.
“Benar,
'kan? Hanya kurang empat kasus lagi, jadi, aku akan baik-baik saja, 'kan?” kata
Kang Bae memastikan. Wol Ju pun yakin.
**
Didepan
ruangan “PUSAT KEPUASAN PELANGGAN” Yeo Rin mengintip dan bingung karena Kang
Bae tak ada dan berpikir kalau tak bekerja. Saat itu Jin Dong baru datang
bertanya apakah Yeo Rin mencari Kang-bae. Yeo Rin mengelak kalau sedang
berpatroli saja.
“Kang-bae
sakit, jadi, tak masuk hari ini.” Ucap Jin Dong sebelum Yeo Rin berjalan pergi.
“Kang-bae
sakit? Sakit apa? Kenapa?” tanya Yeo Rin panik. Jin Dong mengaku tak tahu jelas
tentang itu.
“Bagaimana
mungkin kau tak tahu sebagai rekan kerjanya?” kata Yeo Rin marah. Jin Dong
bingung melihat Yeo Rin yang marah. Yeo Rin pun kebingungan karena Kang Bae
yang sakit.
Kang Bae
datang ke warung, Manager Gwi heran Kanbg Bae yang datang pagi hari, apakah Tak
bekerja di swalayan. Kang Bae mengaku cuti hari ini. Manager Gwi heran dan
ingin tahu alasanya dan menduga kalau malu bertemu Yeo-rin
“Ya. Aku
juga takut akan melihat hantu lagi.” Ucapk Kang Bae. Manager Gwi tahu kalau
Kang Bae pasti bingung.
“Kang-bae...
Setelah kupikirkan kembali, kau jangan sampai terdengar oleh hantu lain. Jangan
sampai mereka tahu kau bisa melihat mereka.” Ucap Manager Gwi
“Bagaimana
caranya?” tanya Kang Bae penasaran. Manager Gwi meminta Kang Bae agar Santai
dulu.
“Pertama,
jangan bertatapan dengan mereka. Bila tak sengaja bertatapan, jangan kaget sama
sekali. Menatap ke arah lain seakan kau tak melihat apa pun. Paham? Coba tutup
matamu sebentar dan Buka di hitungan ketiga.” Ucap Manager Gwi seperti sedang
menghipnotis.
Kang Bae
membuka matanya dan bingung karena tak melihat Manager Gwi didepanya. Ia
mencarinya, tapi kakinya tiba-tiba disentuh lalu menjerit panik karena ada
hantu yang memegang kakinya. Manager Gwi tiba-tiba sudah ada didepanya.
“Kau tak
boleh seperti ini. Sudah kubilang pura-pura tak lihat, 'kan?” kata Manager
Gwi
“Bagaimana
bisa? Dia sangat menyeramkan!” kata Kang Bae. Manager Gwi pikir Ini masalah
besar dan tak bisa dibiarkan.
“Kau
harus Terima ini. Ini sangat aku sayangi, tapi aku berikan padamu. Ambillah.”
Ucap Manager Gwi memberikan sebuah kotak,
“Astaga...
Apa kau serius?” kata Kang Bae memakai kacamata. Manager Gw pikir Kang Bae lebih
baik tak melihat apa pun.
“Terima
kasih, Tapi Ke mana Nona Weol-ju?” tanya Kang Bae. Manager Gwi mengingat kalau
Wol Ju berkata akan pergi ke tempat lain, tapi tak ada kabar.
**
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar