PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 13 Juni 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Kang Bae menjadi seorang romeo, berkata “Juliet... Senyumanmu membutakan pandanganku. Suara indahmu menulikan telingaku.” Lalu Wol Ju menjadi juliet “Romeo! Matamu membuat hatiku terbelah menjadi dua. Satu sisi hatiku adalah milikmu. Sisi yang lain pun milikmu.”
“Romeo! Sadarlah! Dia bukan gadis yang tepat.” Ucap Managar Gwi menjadi ayah  Romeo.
“Ayah, aku tak bisa menyingkirkan perasaan terdalamku ini lagi.” Ucap Romeo
“Perasaan terdalam? Omong kosong! Ayo kita pergi, Juliet.” Kata ayah Juliet juga datang.
“Ayah, tolonglah! Aku mencintai Romeo.” Ucap Juliet pada ayahnya yang diperankan oleh Manager Yeom.
"Cinta"? Kau mencintai anak dari musuhku? Itu tak boleh terjadi. Minggir!” kata Ayah Juliet marah
“Aku mungkin bisa memberimu ke Juliet kotor... Bukan. Maksudku, aku mungkin bisa memberimu kepada anjing kotor, tapi aku takkan memberimu kepada pria itu!” teriak ayah Juliet
“Hei! Aku juga tak mengizinkannya. Walau mencintai pria muda sedang tren, tapi mereka berbeda sepuluh tahun! Putraku terlalu baik untuknya!”kata Ayah Romeo marah
“Kau keterlaluan, Montague!” teriak Ayah Juliet. Ayah Romeo pun marah mengumpat pria jahat, Capulet. Keduanya langsung bertarung dengan pedang. Keduanya mencoba untuk meminta berhenti tapi tetap saling bertarung dan akhirnya panggung gelap.
“Aku si bodoh yang dicemooh oleh takdir.” Ucap Romeo.
“Aku si bodoh yang memberikan semua cintanya.” Kata Juliet. 



Manager Gwi sibuk menonton video, Wol Ju menyindir memanggil Manajer Kedai Mistis, Tuan Gwi  meminta agar berhenti bermain. Manager Gwi tetap tak bergeming, Wol Ju memperingatkan agar Berhentil sebelum menghancurkan ponselnya.
“Aku tidak bermain. Aku sedang membaca.” Ucap Manager Gwi. Wo Ju melihat “Rayuan Juliet?
“Judulnya saja sudah mencurigakan.” Komentar Wol Ju. Manager Gwi menyuruh agar mencoba membaca lebih banyak.
“Ini novel Internet yang saat ini paling populer.” Kata Manager Gwi. Wol Ju mengeluh kalau  Ada logo 19 tahun ke atas.
“Sudah jelas alasanmu membaca novel ini.” Ejek Wol Ju. Manager Gwi mengeluh karena semua orang selalu berpikir ke arah sana
“Logo 19 tahun ke atas tidak selalu mengarah ke isi yang vulgar. Ada filosofi kehidupan yang tersimpan dalam karya ini. Bila kau ingin mengerti berbagai lapis cerita cinta yang ada, mereka yang berumur 19 tahun ke atas dapat mengerti dengan benar...” kata Manager Gwi. Saat itu Manager Yeom dan Kang Bae masuk kedari. 

“Apa yang kalian lakukan padanya? Kenapa dia seperti ini?” tanya Manager Gwi heran melihat Kang Bae tersenyum sendiri setelah menyapu diluar.
“Dia terus tersenyum sendiri setelah lomba tari selesai. Tersenyum sendiri tanpa alasan. Aku pernah melihat ekspresi itu. Ekspresi saat dia diizinkan berciuman dalam mimpi. Itu ekspresi yang sama saat mimpi itu. Benar, 'kan?” kata Manager Gwi. Wol Ju menyetujuinya.
“Tidak! Aku tersenyum karena cuaca di luar sedang bagus.” Kata Kang Bae mengelak.
“Bagus? Banyak debu sampai tak bisa bernapas. Ayo Mengaku saja.” Kata Wol Ju. Kang Bae mengelak mengambil lap dan mulai mengelap meja.
“Pastikan mejanya cukup bersih untuk dicium.” Kata Manager Gwi mengejek. Kang Bae menahan malu menganguk mengerti.
“Benar, bersihkan dengan baik... Pastikan bersih dan indah.” Ejek Manager Yeom. Kang Bae panik berpikir akan membahas ciuman lagi dan mengaku mahir membersihkan meja.
“Kalau begitu, aku akan masak sup lezat hingga orang-orang jatuh cinta padanya.” Kata Wol Ju berulang-ulang. Kang Bae kesal tak sengaja menjatuhkan sendok dan sumpit.
“Kau menciumnya!” komentar Manager Gwi dan Manager Yeom lalu ingn tahu Siapa gadis itu
“Siapa lagi? Pasti Kang Yeo-rin.” Ucap Wol Ju. Kang Bae kaget Wol Ju bisa mengetahuinya.
“Selamat! Terakhir aku dicium itu 500 tahun lalu. Aku iri padamu.” Kata Manager Gwi
“Kau pasti bahagia. Aku iri juga.” Ucap Manager Gwi Kang Bae pikir tidak sehebat yang mereka pikirkan.
“Tentu saja. Aku yakin bibir mereka hanya bertemu selama 0,3 detik.” Kata Wol Ju
“Tak mungkin mereka begitu. Saat bibir mereka bertemu, pasti bergerak ke sana kemari seperti obeng. “ kata  Manager Gwi bersemangat berpikir kalau Kang Bae bisa memutar wajahnya.
“Bibir kami hanya bertemu.” Akui Kang Bae. Dua manager tak percaya kalau hanya begitu saja.
“Apa kalian tidak melakukan gerakan lain?” tanya Manager Yeom. Kang bae mengakuTidak. Manager Gwi mengeluh Kang Bae masih harus belajar.
“Setidaknya ada yang harus dia pelajari. Pelan-pelan saja. Semoga lancar.”kata Wol Ju memberikan semangat. 




Yeo Rin terlihat gugup dan bertemu dengan seorang pegawai yang akan makan. Ia gugup bersandar dinding mengingat saat mencium Kang Bae dan bingung yang harus dilakukan.
“Kini dia takkan menyapaku.” Ucap Yeo Rin menyesal sudah melakukan, tapi Kang Bae tiba-tiba datang menyapa dari depan pintu memanggil Yeo Rin.  Yeo Rin kaget melihat Kang Bae yang datang.
“Apa Kau kaget? Maaf, aku hanya senang melihatmu.” Ucap Kang Bae dengan senyuman.
“Apa Kau senang? Karena melihatku? Kenapa kau senang melihatku?” ucap Yeo Rin kaget.
“Karena itu kau. Kita pernah berpasangan, 'kan? Selain itu...” kata Kang Bae.
“Cukup! Sampai di situ saja. Aku pergi dulu karena sibuk.” Ucap Yeo Rin akan bergegas pergi.
“Tunggu.. Apa Mau makan siang bersama?” tanya Kang Bae. Yeo Rin kaget Kang bae ingin Makan siang dengannya.
“Benar. Aku ingin belikan makanan enak.” Kata Kang bae. Yeo Rin meminta maaf karena Sebentar lagi akan makan dengan temannya.
“Sayang sekali. Mungkin lain kali saja. Semangat untuk hari ini. Kau pasti bisa!” ucap Kang Bae. Yeo Rin tak percaya kalau Kang Bae bisa mengatakan "Kau pasti bisa!"

Yeo Rin menceritakan kalau Semua pria yang disukai sampai sekarang selalu kabur ketika bersentuhan dengannya Namun kali ini, Kang bae datang kepadanya seperti anak anjing tanpa berusaha kabur bahkan setelah berciuman dengannya.
“Ini berarti aku tidak menyukai Kang-bae, 'kan?” kata Yeo Rin ingin memastikan pada temanya.
“Menurutku, kau 99 persen menyukai dia. Bila kau tak suka, kenapa cium dia?” ucap temanya.
“Itu karena kau yang suruh! Katamu, jika ditakdirkan untuk melajang selamanya, setidaknya aku harus berciuman.” Keluh Yeo Rin. Temanya pikir benar juga kalau berkata begitu.
“Jadi, maksudmu kata-kataku menjadi titik saat gairahmu meledak dan kecelakaan itu terjadi.” Kata Temanya.
“Benar, itu hanya kecelakaan... Itu jelas hanya kecelakaan.” Kata Yeo Rin menyakinkan. 





Seorang bibi mengantar seorang wanita keluar dari gedung dan ingin tahu kamarnya. Si wanita mengakuKamarnya lumayan bagus, tapi merasa ngeri. Si Bibi mengaku  Itu hanya karena kamar sudah lama kosong bahkaan  Menghadap ke selatan, jadi terang.
“Cocok untukmu yang tinggal sendiri.” Ucap Si bibi. Si wanita menolak mengaku merasa tak nyaman dengan kamar itu dan bergegas pergi. 

Saat itu Kang Bae lewat, si Bibi memanggilnya Penyewa Atap meminta agar mendekat. Kang Bae pun mendekatnya, Si Bibi memberitahu kalau Ada satu kamar kosong di gedungnya dan mengajak ajak melihatnya. Kang Bae menolak dengan sopan.
“Terima kasih atas tawarannya, tapi aku tak punya uang.” Ucap Kang Bae.
“Tak usah khawatir. Kuberikan harga murah untukmu. Aku beri setengah harga hanya untukmu. Ini Jauh lebih baik daripada di atap.” Kata Si Bibi. Kang Bae tertarik karena setengah harga. 

Kang Bae melihat kalau  Kamarnya bagus dan luasnya Lebih lebar dari dugaannya. Sang bibi berdiri diluar kamar, Kang Bae tiba-tiba mendengar “Pergi. Ini adalah rumahku. Pergi dari sini!” lau bertanya apakah Sang bibi memintanya pergi.
“Tidak. Sebelum diambil orang lain, lebih baik kau ambil.” Ucap Sang bibi bingung.
“Kubilang segera pergi! Bila kulihat kau di sini lagi, akan kubunuh kau.” Teriak si wanita.
“Namun, sepertinya kamar ini tidak kedap suara. Aku bisa mendengar suara dari luar dengan jelas. Dan juga Dingin sekali di sini. Kontrakku untuk kamar di atap belum selesai, jadi, aku harus pergi. Terima kasih.” Ucap Kang Bae bergegas pergi. Si bibi mencoba mengejarnya.
Akhirnya Kang Bae akan ke rumahnya dan melihat surat yang jatuh dan itu untuk "Penyihir Es" lalu memasukan ke kotak pos dengan Banyak sekali surat yang belum diambil. 

Romeo pergi menemui Juliet memberitahu Untuk mewujudkan cinta mereka akhirnya akan  mulai bekerja. Juliet tak percaya Romeo akan berkerja, Kang Bae membawa sebuah kotak bertuliskan JASA PENGIRIMAN MISTIS
“Apa kau menjadi pengantar paket?” tanya Juliet, Romeo pikir Juliet tak perlu mencemaskan restu Ayah.
“Kemarin aku pergi dari rumah, jadi, kekayaan, keluarga, dan kehormatan tak berarti bagiku. Aku hanya butuh kau.” Kata Romeo
“Namun, bagaimana kau bisa sampai keluar dari rumahmu sendiri? Kau tetap harus melanjutkan bisnis ayahmu Padahal bisnis itu bernilai besar.” Kata Juliet
“Kau tak perlu khawatir. Aku juga seorang pengusaha. Aku punya bisnis sendiri!” ucap Kang Bae bangga
“Apa ini? Ini bukan seperti yang kuinginkan. Apa aku terlalu merayunya? Wanita memang tak seharusnya memacari pria muda.” Keluh Juliet. 


Ayah Romeo bertemu dengan Juliet karena mendengar bisnis ayahnya telah bangkrut. Ia pun memberikan amplop  dan meminta agar menjauh darinya. Juliet tak terima dianggap wanita seperti itu dan merasa ayah Romeo itu benar-benar tidak mengerti perasaan yang sebenarnya
“Kau masih ingin bicara soal cinta dan takdir? Jangan bodoh!” kata Ayah Romeo
“Benar... Akulah yang bodoh. Aku menutup mataku dari kenyataan dan bersembunyi dalam bayangan seperti pengecut. Aku tak akan menutupi ini lagi. Sebenarnya, yang kucintai bukan Romeo.” Kata Juliet
“Montague... Kaulah yang kucintai.” Kata Juliet pada ayah Romeo. 


Wol Ju dan Manager Gwi membaca cerita langsung berkomentar kalau ini Luar biasa karena Tangannya sampai berkeringat saat membacanya.  Manager Gwi pikir Ada banyak kejutan. Wol Ju merasa Lebih dari itu, karakternya sangat menarik.
“Dia benar-benar keren.” Kata Manager Gwi menyebut itu Romeo dan Wol Ju menganggap itu Juliet
“Apa Kau terpesona padanya? Kata Manager Gwi heran. Wol Ju pikir Juliet sangat pintar dan rasional.
“Dia sadar cinta tak bisa menghidupinya, bahkan sejak dia berusia 16 tahun. Aku harusnya seperti dia dulu.” Ucap Wol Ju 

Manager Yeom dan Kang Bae datang bersamaa. Manager Gwi pun meminta Kang-bae agar menusuk otak-otak sekarang juga. Wol Ju menawarkan makanan, Manager Gwi menolaknya lalu memastikan kalau mereka sedang tak ada masalah.
“Sepertinya kau yang ada masalah. Kau menjadi lebih sering kemari.” Ucap Wol Ju
“Bukan begitu. Roh jahat itu sampai sekarang masih belum tertangkap. Aku berjaga saja di sini.” Kata Manager Yeom
“Jadi, roh jahat yang waktu itu kabur masih belum tertangkap?” kata Wol Ju. Manager Yeom membenarkan.
“Kalau begitu, tangkap dia. Kenapa malah bersantai di sini?” ucap Wo Ju sinis
“Bagaimana kau bisa berkata begitu? Aku mencemaskan kalian, jadi, aku lebih sering berpatroli di sini. Aku mau kalian berjaga karena dia bisa saja di area ini.” Tegas Manager Yeom 

Kang Bae melihat foto dirinya saat menari dan juga pemenang dengan anam [ HAN KANG-BAE, KANG YEO-RIN] wajahnya tersenyum sumringah. Seung Ho  datang tak percaya kalau Kang Bae sebahagia itu padaal berkata sama sekali tak bisa bekerja sama dengan orang lain.
“Tapi ternyata kau pintar dalam itu.” Ejek Seung Ho. Jin Dong pun menyetujuinya.
“Kau sangat bersemangat saat menari di panggung kemarin.” Kata Jin Dong. Kang Bae mnegaku  hanya karena mengincar juara pertama dan Tak ada maksud lain.
“Kau bisa jujur denganku. Kau memimpikan mimpi sebelum lahir kami. Aku tentu harus membalasmu.” Ucap Seung Ho. Kang Bae tak percaya mendengarnya,
“Ceritakan saja kepada kami pelan-pelan.” Kata Jin Dong. Kang Bae pun mulai mengaku Sebenarnya tak ada kesempatan bicara lagi setelah lomba.
“Waktunya seperti tidak tepat... Waktu. Kehidupan memang bergantung pada waktu.Karena itu kau butuh sebuah titik baik untuk berubah dari teman kerja biasa menjadi teman tapi mesra, 'kan?” kata Seung Ho
“Omong-omong, kita harus gunakan hadiah juara pertama untuk pesta makan.” Kata Jin Dong
“Han Kang-bae. Aku akan gunakan kekuatanku untuk membantumu.”ucap Seung Ho. 


Akhirnya semua berkumpul dalam restoran, Kang Bae menuangkan bir. Seung Ho memuji Kang Bae memang profesional. Kang Bae mengaku Ada yang mengajari caranya. Seung Ho akhirnya berdiri mengangkat gelasnya.
“Untuk merayakan kemenangan anggota Tim Keamanan dan Pusat Kepuasan Pelanggan, ayo bersulang!” kata Seung Ho. Kang Bae dan Yeo Rin pun mengajak bersulang yang duduk didepanya.
“Yeo-rin, coba dimakan. Ini matang sempurna.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin terlihat cangung tapi akhirnya menerimanya. Dua teman Kang Bae pun mendukung keduanya.
“Untuk berterima kasih atas daging sapi Korea yang kita makan, juga tempat yang sangat nyaman ini, mari bertepuk tanganuntuk Han Kang-bae dan Kang Yeo-rin.” Kata Seung Ho lalu mereka mengelu-elukan nama keduanya. 

Yeo Rin yang gugup akhirnya pergi ke toilet dan memikirkan yang harus dilakukan.
“Walau aku tak ingin peduli, bila dia terus baik padaku...” ucap Yeo Rin bingung dan mengingat saat Kang Bae memberikan daging padanya.
“Apa itu tangan seorang pria? Kenapa jarinya panjang dan sangat cantik? Ah... Aku bayangkan ini karena tak suka. Kalau suka, sudah kupegang... Hei.. Sadarlah, Yeo-rin.” Ucap Yeo Rin.
“Tapi Kenapa dia terus memandangku seperti itu? Apa Dia pikir jantungku akan berdebar? Tapi Matanya terlihat lucu dan wajahnya seperti rubah fennec saja.. Ahh... Aku bayangkan ini karena tak suka. Kalau suka, aku sudah... Ini tak bisa dibiarkan. Aku harus segera menjelaskan padanya.” Ucap Yeo Rin menyadarkan diri setelah mengingat wajah Kang Bae. 

Yeo Rin kembali ke meja dan langsung mengambil daging dan membungkusnya. Kang Bae melihatnya hanya bisa menatap bingung, Yeo Rin tak peduli dengan wajahnya makan dengan bungkusan yang besar dan memasukan semua ke dalam mulut.
“Yeo-rin benar-benar tahu cara makan yang enak. Kau makan dengan baik. Benar, 'kan?” ucap Kang Bae tersenyum bahagia. Yeo Rin tak percaya melihat reaksi Kang bae.
“Gelas soju tak cukup untukku.” Ucap Yeo Rin menuangkan soju pada gelas bir dan langsung meminumnya.
“Hebat sekali dia... Bagaimana levermu bisa begitu kuat? Hebat sekali.” puji Kang Bae. Yeo Rin tak percaya dengan reaksi Kang Bae. 


Kang Bae akhirnya keluar dari restoran, beberapa pegawai ingn ke ronde kedua yaitu karaoke. Yeo Rin datang dengan dipapah temanya, dan terlihat mabuk. Kang Bae memastikan keadaanya. Yeo Rin ingin izin pulang lebih dulu.
“Biar kuantar pulang.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin langsung menolaknya.
“Kang-bae dapat dipercaya. Dia bisa mengantarmu dengan aman.” Ucap Seung Ho menyakinkan. Akhirnya Kang Bae pun pamit pergi dengan senyuman sumringah dibantu dua temanya. 

Yeo Rin berjalan sempoyongan, Kang Bae membantunya agar tak terjatuh. Yeo Rin merasa risih karena Kang Bae terus mengikutinya dari belakang. Ia pun bergumam “Bagaimana ini? Sampai kapan aku harus berjalan seperti ini?” Tapi Akhirnya tak peduli dan langsung berdiri tegak.
“Aku sebenarnya tak mabuk. Aku hanya pura-pura. Sepertinya lebih baik kalau aku jelaskan. Aku tak punya perasaan padamu.” Ucap Yeo Rin
“Jadi, maksudmu... Apa? Kalau begitu, kenapa...” kata Kang Bae bingung
“Tindakanku di atap waktu itu pasti membuatmu salah paham. Maafkan aku. Lomba tari itu membuat perasaanku senang. Aku sepertinya salah mengira kalau aku menyukaimu. Mungkin saja itu tidak salah.” Kata Yeo Rin
“Aku tahu perasaanku sendiri. Aku berterima kasih atas kebaikanmukepadaku selama ini. Namun, mungkin kau juga salah paham. Tak ada hal yang membuat kita bisa saling menyukai.” Ucap Yeo Rin menolak Kang Bae dengan tegas
“Begitulah awal semua pasangan. Tak bisakah kita saling mengenal dengan perasaan suka kita?” kata Kang Bae.
“Makin kita dekat dan saling mengenal, rasa suka itu akan menghilang. Kita pun hanya akan terluka nantinya.” Ucap Yeo Rin
“Kenapa kau begitu yakin?” komentar Kang Bae. Yeo Rin mengakutahu saja dan ia adalah orang seperti itu.
“Jadi, mari berhenti salah paham. Maafkan aku.” Ucap Yeo Rin. Kang Bae terlihat masih shock mendengarnya. 


Romeo kaget memastikan yang dikatakan oleh ayahnya kalau mereka  akan menikah. Ayah Romeo membenarkan dan meminta Romeo agar memBeri salam pada ibu tirinya. Juliet pun menyapa Rome agar mereka bisa akrab. Romo tak percaya dengan sikap Juliet.
“Ini semua bohong, 'kan? Katakan yang sebenarnya.” Ucap Romeo tak percaya.
“Putraku, sebenarnya aku mengidap kanker stadium akhir. Waktuku hanya tiga bulan lagi.”akui ayah Romeo. Kang Bae tak percaya mendengarnya.
“Ayahmu ini juga ingin bercinta sebelum meninggal.” Kata Manager Gwi. Saat itu Ayah Juliet datang. 

Ayah Juliet mengeluh melihat Kang Bae lalu mulai bertanya Apa benar  ayah Romeo itu mencintai putrinya. Ayah Romeo membenarkan dan tak mungkin kalau tak mencintai Juliet.
“Pak Capulet! Kau adalah musuh ayahku. Apa kau akan menyetujui hubungan mereka?” ucap Romeo tak percaya
“Tentu saja. Mana ada calon menantu seperti Montague? Banyak uang, sekarat, dan mencintai putriku. Kenapa bisa tak suka?” kata Ayah Juliet.
“Tidak! Juliet... Bagaimana dengan cinta kita? Beri tahu aku Kau hatiku yang membara. Cinta sejatiku..” Kata Romer menaruh tangan Juliet didadanya.
“Dasar tidak sopan. Beraninya kau...Kenapa kau mengatakan itu pada ibumu?” ucap Juliet marah. Romeo bingung Juliet menjadi ibunya.
“Benar. Mulai saat ini, aku adalah ibumu. Aku adalah ibumu!” kata Juliet bahagia. Romeo berteriak marah kalau Tidak mungkin!


Manager Gwi mengeluh  Ini tak boleh terjadi. Dan tak suka dengan kelanjutan ceritanya. Sementara Wol Ju pikir Ceritanya memang harus seperti ini menurutnya Penulis cerita tahu kehidupan juga. Manager Gwi pun bertanya Bagaimana dengan perasaan Romeo?
“Cinta tulus adalah hal yang paling tak berguna. Bila pria itu punya otak, dia harus membujuk keluarganya perlahan, dan mendapat posisi baik dulu. Setelah itu, barulah dia bawa gadisnya. Bila dia tak bisa punya prioritas, dia hanya akan merengek seperti anak kecil.” Ucap Wol Ju
“Dia seperti itu? Pria yang kau suka.” Kata Manager Gwi yang membuat Wol Ju berhenti melangkah.
“Ya, dia cukup mirip. Dia bergerak hanya dengan perasaannya tanpa memikirkan orang lain. Akhirnya, dia menyulitkan semua orang.” Komentar Wol Ju
“Kau ternyata membencinya.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju pikir itu sudah pasti.
“Dia berkata untuk percaya padanya, bahkan ingin memetik bintang untukku. Aku tentu kesal dan membencinya.” Kata Wol Ju. Saat itu pelayan meminta agar memberikan air padanya. 


“Lupakan soal itu. Kapan cerita itu berlanjut? Bab berikutnya yang terakhir, 'kan?” ucap Wol Ju. Manager Gwi pun mengeceknya.
“Bab terakhir seharusnya sudah keluar lama. Ada pengumuman di sini. Apa ini? "Turut berduka cita"? Apa maksudnya? "Cerita ini dihentikan karena kematian penulis Penyihir Es." Kata Manager Gwi dan Wol Ju pun mendekat.
“Bagaimana bisa seperti ini? Apa ini masuk akal? Kalau begitu, kita tak akan pernah bisa membaca bab terakhirnya? Aku masih tak percaya.” Ucap Wol Ju kesal
Saat itu Kang Bae datang dengan wajah lesu, Wol Ju pikir Kang Bae ada pesta makan. Kang Bae mengaku datang sebagai tamu sekarang jadi meminta tolong beri soju. Manager Gwi heran dengan Kang Bae mau minum soju.
“Jadi, kau bahkan belum sempat menyatakan perasaanmu, tapi sudah ditolak?” ucap Manager Gwi. Kang Bae membenarkan.
“Yeo-rin benar-benar gadis yang aneh. Apa dia mempermainkanmu? Kalau begitu, kenapa dia menciummu?”  ucap Wol Ju kesal
“Tak heran dia menolakmu. Kau sebagai pria terlihat terlalu lemah, tidak ada kekuatannya.” Kata seorang pria yang mabuk ikut berkomentar
“Dia bilang itu salah paham. Dia juga bilang, makin dekat, maka kami makin tak saling suka. Benar juga. Aku mana bisa cocok dengannya.” Ucap Kang Bae sedih
“Apa maksudmu? Memang kau kurang apa?” kata Manager Gwi. Kang bae mengaku sebagai  Anak yatim piatu dan dikucilkan saat sekolah.
“Pekerja kontrak dan terlebih lagi, belum pernah berpacaran.” Kata Kang Bae. Wol Ju meminta agar Kang bae agar melupakan itu.
“Yeo-rin sepertinya tipe penuntut. Semoga hidungnya patah.” Ucap Wol Ju marah. Manager Wgi mengeluh Bicara Wol Ju keterlaluan.
“Keterlaluan? Hatinya sampai hancur seperti ini karena gadis itu. Siapa dia berani membuat Kang-bae kita menangis? Haruskah cinta bersyarat? Haruskah begitu?” ucap  Wol Ju marah
 “Orang yang tak mengerti cinta sebenarnya tidak berhak untuk dapat pasangan.” Kata Wol Ju
“Kau baru bilang, bijak untuk...” kata Manager Gwi. Wol Ju menyuruh temanya itu Diam.
“Tak apa. Ini pengalaman pertamamu, 'kan? Kau takkan merasakan apa pun saat dicampakkan lagi. Sepertinya kau ditakdirkan melajang seumur hidup sampai mati. Sama seperti aku.”ucap si pelanggan.
“Pak! Kenapa kau terus berkata seperti itu kepadaku? Minumanmu habis, kau tak mau pergi?”teriak Kang Bae kesal
“Aku memang akan pergi. Aku padahal hanya menasihatimu saja. Terima kasih.” Ucap si pria lalu berjalan pergi.
“Apa Kau mendengar suara orang tadi? Apa Kau melihatnya?” tanya Manager Gwi bingung, begitu juga Wol Ju.
“Kenapa ada orang seperti itu? Dia benar-benar kelewatan.” Kata Kang bae kesal menuangkan Soju.
“Orang itu...adalah hantu. Dia makan udon terlebih dulu sebelum pergi ke Alam Baka.”kata Wol Ju. Kang Bae tak percaya kalau itu Hantu?
“Tidak mungkin. Aku melihat orang itu tadi.” Ucap Kang Bae akhirnya keluar dari warung tenda. 




Kang bae memanggil si bapak dan ingin menyentuhnya, tapi tak bisa menyentuhnya. Si pria mengeluh kalau memangginya padahal harus pergi ke atas sekarang dan sudah terlambat. Kang Bae tak percaya kalau pria itu hantu dan bisa melihatnya.
***
Akhirnya Kang bae kembali ke kedai, Manager Gwi pikir Karena  Kang Bae berulang kali pulang dan pergi dari Dunia Mimpi dan Alam Baka, jadi penglihatan nya makin terbuka. Bahkan Kini Kang Bae bisa melihat mereka dari Alam Baka.
“Ini efek samping yang kau maksud, 'kan? Aku bisa melihat hantu, dan orang membeberkan rahasianya saat kami kontak mata. Apa aku akan makin parah?” ucap Kang Bae.
“Hei, waktunya tinggal sebentar lagi. Bertahanlah. Bila target 100.000 tercapai, aku akan ke Dunia Mimpi-mu dan menutup penglihatan spiritualmu. Hal-hal seperti ini tak akan ada lagi, jadi, jangan khawatir.” Ucap Wol Ju menyakinkan.
“Benar, 'kan? Hanya kurang empat kasus lagi, jadi, aku akan baik-baik saja, 'kan?” kata Kang Bae memastikan. Wol Ju pun yakin.
** 


Didepan ruangan “PUSAT KEPUASAN PELANGGAN” Yeo Rin mengintip dan bingung karena Kang Bae tak ada dan berpikir kalau tak bekerja. Saat itu Jin Dong baru datang bertanya apakah Yeo Rin mencari Kang-bae. Yeo Rin mengelak kalau sedang berpatroli saja.
“Kang-bae sakit, jadi, tak masuk hari ini.” Ucap Jin Dong sebelum Yeo Rin berjalan pergi.
“Kang-bae sakit? Sakit apa? Kenapa?” tanya Yeo Rin panik. Jin Dong mengaku tak tahu jelas tentang itu.
“Bagaimana mungkin kau tak tahu sebagai rekan kerjanya?” kata Yeo Rin marah. Jin Dong bingung melihat Yeo Rin yang marah. Yeo Rin pun kebingungan karena Kang Bae yang sakit. 

Kang Bae datang ke warung, Manager Gwi heran Kanbg Bae yang datang pagi hari, apakah Tak bekerja di swalayan. Kang Bae mengaku cuti hari ini. Manager Gwi heran dan ingin tahu alasanya dan menduga kalau malu bertemu Yeo-rin
“Ya. Aku juga takut akan melihat hantu lagi.” Ucapk Kang Bae. Manager Gwi tahu kalau Kang Bae pasti bingung.
“Kang-bae... Setelah kupikirkan kembali, kau jangan sampai terdengar oleh hantu lain. Jangan sampai mereka tahu kau bisa melihat mereka.” Ucap Manager Gwi
“Bagaimana caranya?” tanya Kang Bae penasaran. Manager Gwi meminta Kang Bae agar Santai dulu.
“Pertama, jangan bertatapan dengan mereka. Bila tak sengaja bertatapan, jangan kaget sama sekali. Menatap ke arah lain seakan kau tak melihat apa pun. Paham? Coba tutup matamu sebentar dan Buka di hitungan ketiga.” Ucap Manager Gwi seperti sedang menghipnotis. 


Kang Bae membuka matanya dan bingung karena tak melihat Manager Gwi didepanya. Ia mencarinya, tapi kakinya tiba-tiba disentuh lalu menjerit panik karena ada hantu yang memegang kakinya. Manager Gwi tiba-tiba sudah ada didepanya.
“Kau tak boleh seperti ini. Sudah kubilang pura-pura tak lihat, 'kan?” kata Manager Gwi
“Bagaimana bisa? Dia sangat menyeramkan!” kata Kang Bae. Manager Gwi pikir Ini masalah besar dan tak bisa dibiarkan.
“Kau harus Terima ini. Ini sangat aku sayangi, tapi aku berikan padamu. Ambillah.” Ucap Manager Gwi memberikan sebuah kotak,
“Astaga... Apa kau serius?” kata Kang Bae memakai kacamata. Manager Gw pikir Kang Bae lebih baik tak melihat apa pun.
“Terima kasih, Tapi Ke mana Nona Weol-ju?” tanya Kang Bae. Manager Gwi mengingat kalau Wol Ju berkata akan pergi ke tempat lain, tapi tak ada kabar.
**
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar