PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di sebuah
gudang terbengkalai
“Selama
500 tahun kau bertahan, dari siksa neraka. Akhirnya hukumanmu hampir usai, jadi,
kenapa kau melakukan ini?” ucap Manager Yeom bertemu dengan anaknya.
“Ayo
pergi, Won-hyung. Aku akan membawamu kembali.” kata Manager Yeom merayu
anaknya.
“Minggir,
Ayah. Aku masih ada urusan dengan Putra Mahkota dan Wol-ju.”ucap Won Hyung
marah
“Apa yang
sedang kau pikirkan?” keluh Manager Yeom, Won Young tak terima karena Putra
Mahkota telah menghilangkan nyawanya.
“Dia membunuhku
bersamaan dengan ambisi untuk pekerjaan lebih besar. Maka, adil jika aku datang
untuk menghentikan ambisi itu. Ambisi untuk kembali ke sisi gadis itu meski
setelah wafat.” Kata Won Hyung
“Bila
misi Wol-ju gagal dan dilempar ke Neraka Kepunahan, Putra Mahkota pasti akan
kembali hancur dan menangis darah karena itu.” Ucap Won Hyung marah
“Kau
sudah menimbulkan banyak penderitaan pada mereka.” Kata Manager Yeom
menenangkan.
“Sebanyak
apa pun penderitaan mereka, apa sebanding dengan di neraka selama 500 tahun? Ini
baru permulaan. Mereka akan terima apa yang kudapat. Semuanya.” Kata Won Hyung
penuh amarah
“Kau
masih saja... membuatku kecewa.” Ucap Manager Yeom marah dan langsung
mengeluarkan kekuatanya. Won Hyung terlempar dan berusaha melawan.
“Jangan
melawan. Kau tak cukup kuat.” Kata Manager Yeom marah, Won Hyung berusaha
bertahan menatap ayahnya sambil berlutut.
“Kau selalu
memihak Putra Mahkota, Ayah. Bahkan pada saat aku meregang nyawa. Kenapa Ayah tak
pernah sekali pun memihakku? Apa Ayah pernah melihatku sebagai putramu?” kata
Won Hyung. Manager Yeom terdiam dan mengurangi kekuatanya.
“Walau
aku membuat onar, apa kau tak mengerti perasaanku yang ingin disayang olehmu? Apa
Ayah sungguh tak mengerti?” kata Won Hyung. Akhirnya Manager Yeom tak
mengeluarkan kekuatanya, Won Hyung pun memegang tangan ayahnya.
Kang Bae
bersiap untuk pergi dicermian lalu akan pakai kacamata hitam, juga bawa garam
murni. Ia pun dengan wajah sumringah akan bersiap untuk bekerja tapi ia
teringat dengan ucapan Yeo Rin.
“Sepertinya
lebih baik kalau aku jelaskan. Aku tak punya perasaan padamu.” Ucap Yeo Rin
yang menolak perasanya.
“Hantu
bisa tak terlihat dengan ini, tapi bagaimana dengan Yeo-rin?” kata Kang Bae
akhirnya melepaskan kacamatanya.
Kang Bae
akhirnya kembali berkerja, Seung Hoon datang bertanya apa istirahat dengan baik
kemarin karena mendengar sakit. Kang Bae mengaku sudah lebih baik. Jin Dong
berkomentar Untuk apa tubuhny sembuh kalau hatinya tercabik-cabik sekarang.
“Hubunganmu
tak lancar dengan Yeo-rin? Bukankah kalian pulang bersama setelah makan malam?”
kata Seung Hoon. Kang Bae bingung
menjelaskanya.
“Sepertinya
tak berhasil.. Tapi Aneh. Yeo-rin kemarin amat cemas karena kau sakit.” Kata
Jin Dong.
“Benar.
Aku juga melihatnya kemarin berkeliling di area ini.” Ucap Seung Hoon.
“Mungkin
ada urusan lain. Omong-omong, maaf telah membuatmu cemas.” Kata Kang Bae
“Kau
menyerah secepat 5G saja. Sepertinya Kang-bae bukan tipe yang langsung memikat
wanita. Dia butuh waktu agar wanita menyukainya.” Komentar Jin Dong
“Pak Ma,
berpacaran dalam kantor memang lebih baik bila sambil bekerja bersama. Bukan
begitu?” kata Jin Dong. Tuan Ma pikir Benar sekali.
Akhirnya
Kang Bae pergi ke pakiran membereskan trolly lalu mengeluh Kenapa Pak Ma minta untuk bereskan... lalu
terdiam karena melihat hantu duduk diatas trolly. Ia pun mencoba mengingat yang
dikatakan Manager Gwi padanya.
“Pertama,
jangan bertatapan dengan mereka. Bila tak sengaja bertatapan, jangan kaget.
Menatap ke arah lain seakan kau tak melihat apa pun. Paham?” kata Manager Gwi
“Benar,
berpura-pura tak melihat... Jangan kaget, dan menatap ke arah lain.” Kata Kang
Bae gugup mencoba memakai kacamata dan akhirnya tak melihat hantu lagi, tapi
ternyata pindah didepan matanya.
“Anak
muda, apakah kau melihatku?” ucap si hantu, tiba-tiba mendengar suara “Kenapa
kau di sini?” Kang Bae kaget langsung berteriak
“Maafkan
aku! Ampuni aku, aku hidup dengan baik!” jerit Kang Bae dan akhirnya menyadari
kalau Yeo Rin yang datang.
“Ke mana
dia? Tadi dia jelas ada di sini.” Kata Kang Bae bingung. Yeo Ri bingung
bertanya apakah Kang Bae salah liat.
“Ada apa
memangnya? Tapi Apa Kau bisa melihat dengan itu?” tanya Yeon Rin heran melihat
Kang Bae mengunakan kacamata hitam
“Ini?
Kacamata ini kupakai karena silau... Tapi Kenapa kau di sini?” ucap Kang bae.
“Aku
mengumpulkan troli sambil patroli.” Ucap Yeo Rin menarik sebuah trolly dan Kang
Bae mencoba untuk menolongnya lalu tanganya tiba-tiba menyentuhnya, keduanya
kembali saling menatap.
“Maafkan
aku.” Ucap Kang Bae lalu menarik tanganya. Yeo Rin mengeluh agar Kang Bae
Jangan begitu padanya. Kang Bae bingung apa maksudnya.
“Kau tak
perlu berhati-hati begitu. Kenapa kau selalu minta maaf?Aku yang harusnya
lakukan itu. Aku yang bersalah padamu.” Ucap Yeo Rin
“Apa?
Memangnya apa kesalahanmu?” tanya Kang bae. Yeo Rin ingat waktu mencium Kang
bae... Kang Bae mengerti.
“Itu
adalah ciuman pertamaku, jadi, aku sedih saat kau harus minta maaf.. Ahh.. Aku
sembarangan bicara.” Kata Kang bae
“Itu juga
kali pertamaku.” Akui. Yeo Rin. Kang Bae tak percaya mendengarnya.
“Itu
adalah ciuman pertamaku, dan aku melakukannya dengan main-main. Jadi, kuharap
kau tak menganggap serius urusan ini.” Kata Yeo Rin
“Apa Kau
juga? Kita ciuman pertama masing-masing...” ucap Kang Bae dan disela oleh Yeo
Rin
“Lupakan!
Mari kita bekerja saja. Apa Kau tak bereskan troli itu?” kata Yeo Rin. Kang Bae
menganguk mengerti dan mereka mulai mendorong Trolly.
***
Manager
Gwi duduk dengan Wol Ju mengeluh kalau temanya itu berteman dengan Samsin dan bisa bicara pribadi
dengan Yeomradaewang tapi kini mencari peramal. Wol Ju mengau Hanya mau tahu
kesempatannya dan apa ada hal yang perlu diwaspadai.
“Kau bisa
tanya itu padaku. Kau tinggal berhati-hati dengan alkohol.” Ucap Manager Gwi
“Hei,
sepertinya itu orangnya.” Kata Wol Ju lalu
menatap ke arah pria yang duduk bangku seberang.
Ia
mengingat kalau pria itu dukun yang saat datang ke rumah penyihir es, lalu
bertanya-tanya Kenapa dia ada di sini. Manager Gwi pun mengingat pria itu mirip
dengan dukun penipu di kamar Penyihir Es.
Si Dukun
memberitahu klienya kalau Ada roh pria
lajang yang menempel erat di tubuhnya Karena itu, tak bisa pacaran. Si wanita
langsung mempercayainya. Si Dukun pikir akan membuat jimat karena Masalahnya bisa
selesai dengan jimat.
“Berapa
harganya?” Si Wanita siap mengeluarkan dompet. Si dukun menjawab Hanya 50.000
won satu lembar.
“Untuk
masa depan, itu harga yang sangat murah.” Kata Si dukun menyakinkan.
“Roh pria
lajang? Omong kosong. Nenekmu baru saja meninggal, 'kan?” kata Wol Ju. Si
wanita membenarkan.
“Nenekmu
ada di sampingmu dan berkata berhenti bertanya alasanmu tak bisa menemukan pria
dan pergilah berkencan buta atau ke tempat pria sering berkumpul. Cepat
sadarlah.” Kata Wol Ju.
“Dia ikut
campur saja.” Komentar Manager Gwi melihat dari kejauhan.
“Itu
kata-kata yang sering Nenek ucapkan kepadaku.Apa dia benar-benar di sampingku?”
kata Wol Ju.
“Benar.
Jangan buang uang percuma di tempat seperti ini dan cepat pergilah.” Kata Wol
Ju
“Tunggu
sebentar... Aku beri harga 30.000 won.” Kata si dukun, si wanita bergegas pergi
dan langsung mengucapkan Terima kasih pada Wol Ju.
“Tidak,
tunggu! Hei.. Kau adalah Nona Weol-hwa. yang waktu itu, 'kan? Kenapa kau
mengikutiku dan menghancurkan bisnisku?” ucap Si dukun marah
“Itu
karena kau menipu! Bila kau asal bicara kepada orang, maka kau bisa merusak
hidup orang tersebut selama-lamanya. Mengerti?” ucap Wol Ju marah
“Nona Wol-hwa,
kita harus segera pergi.” kata Manager Gwi menariknya pergi.
“Aku
mengatakan ini sebagai nasihat untuk junior sepertimu!” teriak Wol Ju. Si dukun
hanya bisa menghela nafas panjang.
“Kita
harus mencoba ramalan tarot di Hongdae lain kali.” Ucap Wol Ju sambil
mengeluarkan semua bahan belanjaan.
“Untuk apa?
Untuk memarahi mereka lagi? Kau benar-benar aneh. Kenapa kau begini?” keluh
Manager Gwi
“Belakangan
ini, aku bermimpi aneh. Setiap pergi,semua pintunya pasti tertutup.” Cerita Wol
Ju
“Kau tak
bisa mengatur mimpimu sama sekali? Senang bila hanya impikan keberuntungan.”
Kata Manager Gwi
“Penata
rambut pun tak bisa memotong rambutnya.” Komentar Wol Ju.
Tiba-tiba
si pria datang memanggil Wol Ju dengan sebutan senior meminta agar
menyelamatnya. Wol Ju kaget melihat Si dukun dan berpikir kalau tadi mengikuti
mereka. Si dukun tahu Wol Ju bahkan
membantu arwah yang ada di rumah itu.
“Kau
bahkan pernah membantu arwah, bisakah kau membereskan dendamku?” ucap si Dukun.
Wol Ju pun langsung tersenyum bahagia mendengar kata dendam
“Aku ini
sebenarnya salah satu dukun yang terkenal selama beberapa tahun. Namun, aku
kehilangan kemampuan sehingga tak bisa melihat arwah apa pun. Aku kehilangan
pekerjaandan bisa saja mati kelaparan.” Cerita si dukun
“Ini bisa
dihitung satu kasus bila berhasil.” Gumam Wol Ju tersenyum bahagia.
“Bisakah
kau membuatku bisa melihat hantu kembali? Aku mau bekerja dengan jujur tanpa
menipu orang lain!” ucap Si dukun.
“Penglihatan
spiritualmu mungkin hilang, tapi kau datang ke tempat yang tepat. Kau tidak
bisa melihat hantu kembali karena penglihatan spiritual yang menghubungkan Alam
Baka dan Dunia Nyata sudah tertutup..” Kata Wol Ju.
“Bersyukurlah
kepada Tuhan karena pertemukan kita.. Kalau begitu... Biar kubukakan Pintu
Penglihatan Spiritual untukmu. Buka pintunya.” Ucap Wol Ju penuh semangat.
Akhirnya keduanya pergi ke [PINTU PENGLIHATAN
SPIRITUAL] Manager Gwi tak percaya kalau Ternyata ada pintu seperti ini. Wol Ju
mengeluh kalau sudah mengatakan kalau membuka penglihatan spiritual itu sangat
mudah.
“Bila
Kang-bae ingin sembuh, kita tinggal datang ke tempat ini dan menutup pintunya.”
Kata Wol Ju tapi bingung karena tak bisa membuka pintu.
“Ada apa
ini? Pintunya tak terbuka?” ucap Wol Ju. Manager Gwi pun mencoba membantu
membuka pintu. Wol Ju pun mencari sesuatu agar bisa membuka pintu.
“Tunggu...
Apa ini? Pintu ditutup permanen?” kata Wol Ju tak percaya melihat ada
pengumuman.
Wol Ju
akhirnya ingin tahu tentang Pintu Penglihatan Spiritual dan alasan tiba-tiba
ditutup permanen. Si pegawai pikir Wol Ju ternyata belum tahu soal ini. Ia
membeirtahuKarena terjadi insiden tak diinginkan, jadi hukum akhirnya direvisi.
Wol Ju kaget mendengar Insiden.
“Benar...
Untuk kali pertama dalam 1.000 tahun, Kaisar Giok putuskan mengirim biksu kuat
ke Dunia Nyata untuk menyelamatkan manusia. Namun tahun lalu, tiba-tiba
seseorang menutup Pintu Penglihatan Spiritual-nya.” Ucap sipegawai
Flash Back
Wol Ju
menerima cerita dari tamunya merasa kasiha karena Dia baru enam tahun, tapi
sudah mau menjadi biksu. Ia pun tahu kalau ibu itu pasti sangat mencemaskan
anaknya dan menyuruhnya agar minum supaya masuk ke dalam mimpi.
“Kenapa?
Siapa berani melakukan hal sekonyol itu?” ucap Manager Gwi kesal. Wol Ju hanya
bisa terdiam memalingkan wajahnya.
“Itu dia.
Dia tak menutup biasa, tapi menutupnya secara permanen.” Cerita si pria.
Wol Ju
tak mau menyerah pergi ke [PINTU PENGLIHATAN SPIRITUAL] lalu mengelas pintu
agar bisa terbuka.
“Bila
begini, pintunya takkan terbuka lagi, 'kan? Dengan ini, satu kasus kembali
selesai!” ucap Wol Ju bahagia.
Manager
Gwi kaget kalau Pintunya dilas lalu mengeluh kalau Orang itu benar-benar gila.
Pegawai itu memberitahu kalau Biksu itu bisa menyelamatkan banyak jiwa jika
pintunya tidak dilas.
“Lalu,
bagaimana bila manusia ingin membuka pintu penglihatan spiritualnya kembali?”
ucap Wol Ju
“Kalian
tak bisa membukanya. Kalian juga tak bisa menutupnya. Tanpa campur tangan Tuhan
atau hukum alam yang ada, tak ada yang bisa membuka dan menutup pintu itu. Itu
isi hukum yang direvisi.” Kata si pegawai
“Permisi.
Kalau begitu, bisakah beri kami satu kesempatan?” kata Wol Ju
“Apa?
Tentu tidak. Hukum Alam Baka bukan mainan.” Kata Si Pegawai.
“Benar.
Cukup. Kita minta dia pulang saja. Dia bisa mencari pekerjaan lain.” Kata
Manager Gwi
“Apa
maksudmu? Aku sedang memikirkan Kang-bae.” Kata Wol Ju. Manager Gwi mengingat
tentang Kang-bae!
“Kumohon,
biarkan kami memakai pintu itu sekali lagi saja. Sekali saja.” Pinta Manager
Gwi. Keduanya pun memohon.
[KEDAI
MISTIS]
Wol Ju
pun memikirkan tentang nasib Kang-bae. Manager Gwi mengeluh dengan Wol Ju yang
mengelas pintu itu. Wol Ju menceritakan Saat itu, ibunya memohon kepadanya jadi
membantu membereskannya jadi Bagaimana bisa tahu akan terjadi seperti ini.
“Tak
perlu merevisi hukum seperti itu.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi pikir Harusnya Wol
Ju pastikan sebelum mengontraknya. Wol Ju kesal agar bisa melupakan.
“Banyak
masalah timbul karena sifat terburu-burumu itu. Tapi Apa tidak ada cara lain?”
kata Manager Gwi pada Manager Yeom
“Kontrak
yang kalian buat dengan Kang-bae. Apa boleh kulihat?” kata Manager Yeom. Wol Ju
pun memberikannya.
Manager
Yeom melihat [KONTRAK - PASAL 2, TUGAS PEKERJA PARUH WAKTU] Ia mersa Ini
benar-benar kasus khusus karena Kang Bae bisa membuat orang bercerita hanya
dengan sentuhan
“Setelah
kami merekrut Kang-bae, targetnya bisa terpenuhi dengan stabil lagi. Bisa dibilang,
dia penyerang kedai kami.” Kata Manager Gwi. Manager Yeom tak percaya kalau itu
Penyerang?
“Benar.
Penyerang... Pencetak gol di tim sepak bola.” Jelas Manager Gwi
“Berarti
dialah sosok yang sangat kau perlukan untuk penuhi target Wol-ju?” kata Manager
Yeom
“Kau
bilang begitu seperti tak tahu dia sangat cakap. Apa kau tak bisa gunakan
koneksimu untuk ini? Bukankah kau punya kekuasaan hebat di Alam Baka?” kata Wol
Ju
“Itu
harapanku, tapi aku tak punya koneksi.” Ucap Maager Yeom. Wol Ju kesal
mengambil kertas dari tangan Manager Yeom
“Kembalikan.
Untuk apa melihat kontrak bila tak bisa bantu? Apa satu-satunya cara hanya
meminta bantuannya?” kata Wol Ju memikirkanya.
Samsin
menikmati kopi dengan wajah bahagia, Wol Ju pun senang melihatnya. Samsin
memberitahu kalau Ada satu cara yang bisa dilakukan. Wol Ju ingin tahu Apa
itu. Samsin membahas tentang Manusia
yang bisa keluar dan masuk Dunia Mimpi, juga melihat hantu.
“Itu berarti
dia diliputi energi yin. Bila dia dipasangkan dengan orang yang penuh energi yang,
maka energinya akan netral. Tambah, kurang, sama dengan nol. Energi rohnya akan
menjadi seimbang dan normal.” Jelas Samsin.
“Penuh
energi yang? Maksudmu, orang yang terlahir begitu? Atau mereka yang lahir di
bagian Selatan?” kata Wol Ju
“Itu tak akan
banyak membantu masalahmu. Maksudku, orang dengan jiwa yang dipenuhi energi
yang. Setidaknya dia reinkarnasi sinabar.” Jelas Samsin. Wol Ju mengingat tentang Sinabar.
Flash Back
Wol Ju
dan ibunya berdoa dalam sebuah gula, lalu ibunya memberitahu kalau Ini adalah
sinabar. Wol Ju sumringah karena Baru kali pertama melihat batu seperti ini dan
Benar-benar indah. Ibunya memperlihatakn butiran diatas kainya.
“Ketika
seseorang diikuti arwah gentayangan, tak ada yang lebih baik dari jimat yang
ditulis dengan sinabar. Batu ini punya energi kuat yang, sehingga roh-roh tak
tahan berada di dekatnya. Sinabar juga bisa untuk menjauhkan roh jahat.” Jelas
Ibu Wol Ju.
“Batu
bisa mengusir roh jahat?” tanya Wol Ju penasaran. Ibu Wol Ju menjelaskan Tidak
itu saja.
“Batu ini
bisa mengusir hama dan obat manjur untuk segala penyakit.” Ucap Ibu Wol Ju
“Kalau begitu,
kita ambil lebih banyak untuk ke depannya.” KataWol Ju
“Batu
juga punya roh di dalamnya. Roh batu sebesar ini sama saja dengan roh manusia. Walau
manusia bisa pulih perlahan dari penyakit yang ringan, tapi bila tangan kalian
dipotong?” ucap Ibu Wol Ju
“Objek
spiritual tak bisa bertahan jika langsung diambil banyak. Kita harus hati-hati dan
hanya menggunakannya saat perlu.” Jelas Ibu Wol Ju. Wol Ju pun mengingat
tentang Objek spiritual...
“Jadi,
objek spiritual dalam sinabar reinkarnasi menjadi manusia?” tanya Wol Ju
“Ya,
sebagai wanita. Dia banyak menderita di kehidupan sebelumnya. Aku harap dia
bertemu dengan orang yang tulus mencintainya.” Kata Samsin
“Itu
kabar bagus. Kang-bae adalah pria baik. Dia baik, pekerja keras, juga... Kau
ingat wajahnya, 'kan? Wajahnya disukai oleh wanita zaman sekarang.” Ucap Wol Ju
bangga
“Benar.
Dia memang sangat tampan.” Kata Samsin tersenyum bahagia.
“Bila
pria dan wanita yang penuh luka ini bisa bertemu dan saling bantu, bukankah itu
sesuatu yang baik?” kata Wol Ju
“Hanya
dekat seperti teman biasa tak cukup untuk menghubungkan energi yin dan yang.
Harus ada Ciuman cinta sejati. Cinta sejati.” Ucap Samsin. Wol Ju pun bingung
dengan arti Ciuman cinta sejati.
“Jadi,
Kang-bae seperti putri negeri dongeng yang dikutuk?” kata Wol Ju. Samsin pikir
mirip seperti itu.
“ Ini masalah
yang benar-benar rumit. Ini artinya mereka harus saling menyukai. Berapa umur
sinabar sekarang? Tinggal di mana? Siapa namanya?” kata Wol Ju penasaran
“Tunggu
sebentar. Saat ini dia berumur... Astaga, aku hampir memberi tahu semua
kepadamu... Ahh... Tidak bisa. Reinkarnasi objek spiritual takkan pernah bisa
dibeberkan.” Ucap Samsin menyadarkan dirinya.
“Yang
benar saja! Baiklah... Aku membawa beberapa kupon gratis untuk Kopi Jeo Seung,
jadi, ambillah.” Kata Wol Ju
“Kau
pikir aku bercanda saat mengatakan itu? Bila aku tertipu lagi olehmu, namaku
akan kuubah menjadi Jipsin. Menyerahlah.” Kata Samsin.
“ Siapa
bilang begitu? Aku saat ini sangat serius... Baik. Jika bukan kupon, lalu apa?
Beri tahu hargamu.” Ucap Wol Ju
“Kau
benar-benar ingin mengirimku ke neraka? Hei, cepat keluar dari sini.” Kata
Samsin mengusirnya keluar. Wol Ju menahan diri tapi Samsin terus mendorongnya.
Seorang
ibu membagikan selembaran, Kang Bae melihat lembaran untuk anak hilang dan
beberapa orang mengambil lalu membuangnya. Si ibu pun mengambilnya kembali agar
bisa diberikan pada yang lainya. Kang Bar akhirnya mendekat.
“Perlukah
aku membantumu? Berikan. Kuambil beberapa.” Ucap Kang Bae membagikan
selembaran. Si ibu terlihat bingung.
Kang Bae
datang ke kedai membawa si ibu mengaku dapat pelanggan baru.Wol Ju dan Manager
Gwi terlihat bingung. Kang Bae memberitahu kalau Merekalah yang bisa membantu mencari
orang hilang. Akhirnya keduanya menyapa siibu dan menyuruhnya duduk.
“Dia
sedang mencari orang?” tanya Wol Ju. Kang Bae memberitahu kalau Dia mencari
putranya yang lama hilang.
“ManagerGwi
, Kepolisian Alam Baka bisa menemukannya dengan mudah, 'kan?” kata Kang Bae.
Manager Gwi membenarkan.
“Cepat
foto dan kirimkan.” Kata Wol Ju, Manager Gwi mengambil selembaran HILANG: PARK JUN-U, USIA 7 TAHUN, TAHUN INI
22 TAHUN dan mengambil gambarnya.
Wol Ju
sibuk memasak didapur, akhirnya Manager Gwi membuka mangkuk sup. Wol Ju pun
dengan bangga Walau disiapkan dalam waktu singkat, tapibanyak sekali makanan
yang dibuat. Si ibu menatap menu di meja, Wol Ju pu menyuruh si ibu makan
karena ini bentuk kebahagiaan bersama.
“Ada apa?
Kau tak suka telur dadar keju? Kami ada yang biasa.” Kata Wol Ju melihat si ibu
hanya diam saja.
“Jun-u
sangat menyukai telur dadar gulung. Apa dia sudah makan sekarang? Aku akan
sangat senang bila bisa memasakkan ini lagi untuknya.” Ucap Nyonya Park sedih
“Kalau
dilihat dari selebaranmu, dia sudah hilang cukup lama.” Kata Manager Gwi
“Sudah 15
tahun. Dia hilang saat tujuh tahun.” Cerita si ibu. Manager Yeom yang ada di
kedai ikut mendengarnya.
“Saat
Jun-u lima tahun, suamiku meninggal dunia karena penyakit kanker ginjal. Walau
takut membesarkannya sendirian, aku tak boleh menyerah karena ada anakku. Karena
aku adalah ibu Jun-u.”
Ibu Wol
Ju menemani anaknya tidur, berusaha untuk tetap bertahan hidup terlihat foto
suaminya didalam rak. Pagi hari datang, Jun U terlihat bahagia melihat Telur
dadar gulung!
“Apa Kau
suka meski memakannya tiap hari?”tanya Nyonya Park. Jun U mengaku suka tiap
memakannya dan rasanya sangat enak.
“Ibu akan
buatkan bulgogi untuk makan malam hari ini.” Kata Nyonya Park.
“Ibu juga
harus makan. Lalu, Ibu pergi bekerja dan aku ke TK.” Kata Ju U penuh semangat
makanya.
“Jun-u,
ibu mungkin akan sedikit terlambat hari ini. Ibu akan siapkan makan malam
sebelum pergi, jadi, makan dan tunggulah.” Kata Nyonya Park.
Jun U
menganguk mengerti, Nyonya Park meminta anaknya agar pelan-pelan lalu melihat
robot anaknya yang sudah patah tapi diisolasi.
Nyonya
Park membersihkan meja, seorang pria memberitahu Hyeon-ok, kalau taruh sayuran untuk masakan hari ini di sini.
Nyonya Park mengerti kalau akan beritahu Bos nanti. Si pria tiba-tiba
memberikan sesuatu dan tahu kalau Bosnya tidak di tempat
“Maukah
minum kopi bersamaku kalau begitu?” kata si pria mengoda. Nyonya Park mengeluh
dengan sikap si pria.
“Kau
membuatku tak nyaman di tempat kerjaku ini.” Keluh Nyonya Park. Si pria meminta
agar luangkan waktu untuk makan bersamanya.
“Kapan aku
punya waktu luang untuk itu? Lebih baik kuhabiskan dengan Jun-u.” Kata Nyonya
Park
“Jangan
begitu. Kau bisa titipkan anakmu sebentar pada bosmu.” Kata si pria.
“Sang-cheol...
Kau hanya teman SD-ku. Aku tak pernah suka denganmu. Lagi pula, saat ini aku
sibuk memikirkan cara membesarkan Jun-u, jadi, jangan buang waktu dan
menyingkir.” Kata Nyonya Park marah. Sang Chul terlihat sangat marah.
Nyonya
Park pulang ke rumah memanggil anaknya, tapi tak ada dirumah bahkan meja
makanya masih utuh. Ia hanya melihat buku gambar yang belum selesai, tas
ditanganya pun jatuh lalu bergegas pergi. hadiah mainan baru siapkan oleh
Nyonya Park untuk sang anak.
“Setelah
hari itu, aku tak bertemu Jun-u lagi. Aku hanya ingin tahu apa dia masih
hidup.” Kata Nyonya Park
“Bila ini
bukan kecelakaan... apa ada seseorang yang kau curigai?”tanya Manager Gwi
“Ada
seseorang bernama Sang-cheol yang kucurigai.” Ucap Nyonya Park. Manager Gwi
bertanya Apa sudah beri tahu polisi?
“Tentu
sudah. Sudah kukatakan. Namun, saat Jun-u hilang, dia punya alibi yang sangat
kuat, sehingga akhirnya dibebaskan oleh polisi. Namun, yang lebih mencurigakan,
Sang-cheol tak pernah menghubungiku lagi dan hilang begitu saja.’ Cerita Nyonya
Park
“Kau tentu
tak punya foto Sang-cheol. Dia teman SD-mu, 'kan? Tolong beri tahu umur dan
sekolahnya.” Kata Manager Gwi
“Dia
kelahiran tahun 1976, dan kami bersekolah di SD Mido.” Ucap Nyonya Park. Kang
Bar bingung untuk apa itu. Manager Gwi sibuk mengeluarkan ponselnya lalu keluar
dari kedai.
“Aku tak
seharusnya meninggalkan anakku sendirian di rumah kosong. Ini semua
kesalahanku.” Ucap Nyonya Park sedih
“Jika
putramu diculik, itu semua salah penculiknya. Kenapa kau yang bersalah? Menyakiti
anak kecil dianggap Tuhan sebagai dosa terbesar manusia. Saat itu terjadi,
mereka akan terima hukuman bernama Siklus Hama.” Jelas Wol Ju
“Dia akan
hidup menjadi serangga, tapi memorinya tetap manusia, dan mengulangi siklus
hidup dan mati... Coba liat ini Tertangkap. Siapa tahu lalat ini adalah orang
berengsek itu. Jun-u pasti kembali. Walau berat, cobalah untuk bertahan.” Kata
Wol Ju menenangkan
Nyonya
Park pun mengucapkan Terima kasih. Wol Ju pun meminta agar bisa makan karena
harus makan agar sehat dan bisa mencari Jun-u. Manager Yeom mengikuti keluar
kedai menemui Manager Gwi yang sedang berbiacra ditelp.
Manager
Gwi berbicara serius ditelp, Manager Yeom mendekat bertanya apa berhasil
temukan putranya. Manager Gwi mengatakaknTak ada data yang tersimpan karean
Bila dia sudah meninggal, harusnya ada datanya jadiLebih baik tanya ke cabang
luar negeri.
“Surat
permintaan kerja sama sudah kukirim. Akan butuh waktu.” Ucap Manager Gwi.
Manager Yeom pikir ini makin rumit.
“Pertama,
aku akan menemui Joo Sang-cheol untuk mencari petunjuk.” Kata Manager Gwi
“Benarkah?
Di mana dia?” tanya Manager Yeom. Manager Gwi pikir Dia di dekat sini.
“Omong-omong,
cerita ibu itu sangat menyedihkan. Antar dia ke rumah.” Kata Manager Yeom.
Manager Gwi mengerti dan bergegas masuk ke dalam kedai.
Akhirnya
mereka mengantar si ibu naik mobil, Manager Gwi berkomentar kalau Kang-bae
sepertinya sangat bersimpati dengan ibu itu. Wol Ju tak banyak komentar, Kang
Bae masuk ke dalam mobil memberitahu kalau mengantarnya sampai ke rumah.
“Walau
dia berterima kasih padaku sambil tersenyum, wajahnya tetap seperti menangis.
Aku merasa sangat sedih.”ungkap Kang Bae.
“Orang
tua mana yang bisa bahagia saat kehilangan anaknya? Orang yang belum pernah merasakan
tentu tak tahu hal ini.” Ucap Wol Ju
“Benar
juga. Orang tua yang kehilangan anak tak bisa meninggal tenang bila tak tahu
nasib anaknya.” Kata Manager Gwi
“Aku
menjadi tak sabar. Ayo berangkat.” Ucap Kang Bae. Manager Gwi menyuruh Kang Bae
pulanglah ke rumah. Wol Ju bingung ingin tahu alasanya.
“Ini sudah
larut malam. Selain itu, tubuhmu pasti lemah karena melihat hantu.” Kata Wol Ju
“Aku
merasa lebih tenang bila bersama kalian. Ayo kita pergi bersama. Ya? Aku
sungguh ingin membantu ibu itu menemukan putranya.” Ucap Kang Bae memohon
“Kalau
begitu, jangan lakukan apa pun dan diam saja di samping kami. Ya?” ucap Wol Ju.
Kang Bae menganguk mengerti.
Sang Chul
sudah babak belur ketakutan bertanya Sebenarnya siapa orang yang datang?Apa
Hyeon-ok mengirimnya. Ternyata yang datang, Manager Yeom membahas Sang Chul
yang menelantarkan anaknya. Sang Chul
yakin kalau memang Hyeon Ok yang menyuruhnya.
“Tak kutelantarkan
di tempat bahaya. Aku tinggalkan dia di panti asuhan. Bila kau bebaskan aku,
aku akan beri tahu tempatnya. Aku berjanji.” Ucap Sang Chul ketakutan
“Tidak.
Aku tak perlu informasi itu. Aku tak tertarik dengan Jun-u. Aku kemari agar kau
tak berkata pada siapa pun. Kenapa kau tak menunggu di neraka? Aku akan segera
mengirim teman.” Kata Manager Gwi dan langsung memberikan hukuman, teriakan
Sang Chul pu terdengar dari luar.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar