PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Hidupku
berubah saat aku menjadi kepala editor.”
Ha Ri
melihat dimeja makan sudah banyak makaanan untuk sarapan dan bertanya apa yang
dilakukan ibunya. Sang ibu mengaku Ini
tidak seberapa dan pastikan anaknya makan banyak. Jae Young akan mengambil
daging tapi Nyonya Lee memukul tanganya.
“Kepala
Editor, silakan makan dahulu.” Kata Nyonya Lee. Ha Ri memaknya dan memuji buatan
Ibunya yang terbaik.
“Terima
kasih, Kepala Editor.” Kata Nyonya Lee, Jae Young pun memangginya Kepala Editor
Jang Ha-ri dengan nada mengejek.
Ha Ri
duduk ditempat Nyonya Shim, So Yoon memberikan buket bunga untuk Ha Ri. Ha Ri
memuji kalau ini Cantik sekali. So Yoon memberitahu kalau Ada yang memesan untuknya.
“Kepaa
Editor, Jang Ha Ri. Kau bayi di sini, bukan?” Ha Ri membaca tulisan dan memuji
kalau itu Cantik. Semua orang menatapnya, tapi
Ha Ri melotot menyuruh mereka untuk berkerja.
“Bunga
memang harus dilihat.” Kata So Yoon. Ha Ri tak mendengar dan ingin tahu apa
ucapanya. So Yoon bergegas mengelengkan kepala dan langsung kembali ke meja
kerjanya.
Akhirnya
mereka minum bersama, sambi bersulang berteriak “Selamat atas promosinya!” Yeon
Joo bertanya Bagaimana perasaan Ha Ri sekarang. Ha Ri mengaku Luar biasa. Yeo
Joo mengaku iri sekali dan memberitahu kalau Nona Jang yang traktir minuman
hari ini. Ha Ri pun tersenyum bahagia.
“Aku merasa berada di puncak dunia
dan itu hanya bertahan satu hari.”
[Departemen
Penyuntingan "The Baby"]
Ha Ri
terbangun dari tidurnya setelah berbaring diatas meja dan memeriksa di depan
komputernya. Ia keluar dari Pemandian wanita dengan pakaian training, tanpa
make up. Saat itu Yi Sang datang, Ha Ri kaget berpikir Yi Sang datang awal
untuk menemuinya. Yi Sang hanya diam saja menatap Ha Ri.
“Kau
belum sarapan, bukan? Jangan bilang kau tidak mengenaliku.” Ucap Ha Ri melihat
Yi Sang hanya diam saja.
“Tidak
mungkin. Ini kau, Ha-ri. Pacarku.” Ucap Yi Sang bangga. Ha Ri tak percaya
menurutnya Yi Sang tidak mengenalinya.
“Bukannya
aku tidak mengenalimu. Tapi Lama kita tidak bertemu hingga aku tidak percaya
bertemu denganmu. Biar kubawakan.” Kata Yi Sang akhirnya keduanya berjalan ke
kantor dengan bergandengan tangan.
Jae Young
sibuk mengendong Do Ah memakai kaos
kaki. Nyonya Lee gugup karean Ha-ri belum pulang, padahaa bilang ingin hamil,
tapi sibuk bekerja lagi. Ia pun bertanya apakah Jae Young sudah mendengar kabar
dariny Jae Young mengejek Nyonya Lee khawatir Ha Ri mungkin harus hidup tanpa
anak.
“Aku
cemas dia mungkin harus hidup sendirian. Omong-omong, bolehkah pria mendonorkan
sperma kepada wanita asing?.” Ucap Nyonya Lee.
“Bi Ok-ran, jika Ha-ri punya bayi dan
membesarkannya sendirian, apa kau tidak keberatan?” tanya Jae Young.
“Tidak
ada ibu yang mau putrinya menjadi ibu tunggal. Kuharap dia bertemu pria baik dan
punya anak bersama. Dia bilang mungkin tidak bisa hamil. Semoga dia bisa
melakukan itu. Ini belum terlambat. Begitu dia menemukan pria baik,semua akan
baik-baik saja.”kata Nyonya Lee
“Kurasa
Ha-ri tidak bisa memacari pria.” Kata Jae Young. Nyonya Lee kesa mendengarnya.
“Aku memberimu
makanan. Kenapa malah mengutukiku? Apa Maksudmu Ha-ri harus mati sendirian?”
keluh Nyonya Lee
“Bi
Ok-ran, mungkin sebaiknya aku tinggal bersamamu. Kita bisa tinggal bersama
seperti ini. Aku juga sudah melakukannya.” Ucap Jae Young melirik kalau sudah
memiliki Do Ah.
Nyonya
Lee hanya bisa melonggo bingung dengan sikap Jae Young. Jae Young pun pergi
mengajak Do Ah untuk sarapandan berangkat bekerja.
Ha Ri
akan masuk ke dalam gedung, Yi Sang menahanya. Ha Ri pikir mereka harus mencoba
menahan diri. Yi Sang tetep memegang tangan Ha Ri seperti tak ingin berpisah.
Flash Back
Ha Ri
baru saja keluar dari lift, Yi Sang datang tiba-tiba mendorong Ha-ri masuk ke
dalam lift. Ha Ri keluar dengan merapihkan rambut. Sementara Yi Sang terihat rambutnya berantakan
dengan kemaja sedikit terbuka saat keluar lift seperti lelah melakukan sesuatu.
Ha Ri
menjatuhkan pulpennya dan saat itu Yi Sang mengambilnya dan mereka seperti
melakukan sesuatu dibawah meja. Yi Sang
keluar dengan bekas lipstik di bibirnya. Ha Ri pu seperti mencoba untuk tetap
tenang dengan lipstik yang sudah tak karuan.
“Aku
tidak bisa menahannya. Kau bekerja
sampai pukul 2 atau 3 pagi, bahkan begadang semalaman. Kita tidak sempat
bertemu.” Keluh Yi sang
“Hari ini
akan kuselesaikan. Mari berkencan sepuasnya.” Kata Ha Ri. Yi Sang setuju akan
melakukan itu.
“Apa ada
sesuatu yang belum kau ceritakan?” tanya Ha Ri. Yi Sang mengaku Ada banyak hal
yang belum diceritakan.
“Aku suka
waktu ini. Waktu tenang saat kita memulai hari baru. Sebelum orang lain masuk
kerja, biar kupeluk sekali saja.” Kata Yi Sang.
Ha Ri pun
memeluk Yi Sang dengan erat. Yi Sang pun senang memeluk pacarnya dan mereka pun
berpisah.
[Episode 10, Momen yang Kita Sebut Cinta 2]
Ha Ri
memanggil Hyo-joo dan memberikan berkas ditanganya, Hyo Jo dengan wajah lesu
mengeuh kalau harus menulisnya lagi. Ha Ri menyuruh Hyo Joo Perbaiki saja
bagian yang ditandai. Hyo Jo mengeluh melihat Tulisan Ha Ri “Jelaskan kalimat,
penelitian ekstra”
“Apa Manuskripnya
sudah selesai?” tanya Ha Ri pada So Yoon. So Yoon yang kelelahan mengaku belum.
“Kau akan
jadi yang terakhir memenuhi tenggat bulan ini?” kata Ha Ri pada Yeon Joo. Yeon
Joo yang setengah tertidur pun kembali tersadar da mengelengkan kepala.
“Jika tidak
memenuhi tenggat hari ini, habislah kita. Kendalikan diri kalian.” Ucap Ha Ri
lalu berjalan pergi. Semua pun hanya bisa menghela nafas panjang.
Ha Ri
datang ke ruangan Tuan Kim bertanya apakah sudah selesai. Eu Ddeum melihat Ha
Ri tersenyum bahagia. Tuan Kim
memberitahu kalau Eu-ddeum sedang memeriksanya untuk kali terakhir dan bertanya
apakah sudah selesai.
“Aku akan
bergegas.” Ucap Eu Ddeum. Tuan Kim memberitahu kalau mereka harus bergegas.
“Maaf
iklan kita lebih sedikit.” kata Ha Ri. Tuan Kim mengatakan Ada lebih banyak iklan
di media sosial.
“Apa Mau
gabungkan iklan cetak dengan video guna mengurangi biaya?” tanya Ha Ri
“Kami
sudah mengirim permintaan ke perusahaan, tapi belum ada respons.” Kata Tuan Kim
lalu memberikan berkas. Ha Ri mengucapkan terimakasih dan langsung pergi. Eu
Ddeum tersenyum melihat Ha Ri.
Ha Ri
membaca diruang tunggu sendiri, Eu Ddeum datang menyapanya. Ha Ri pikir Hai,
Eu-ddeum Mau pulang sekarang. Eu Ddeum mengaku Belum dan merasa kalau jauh
lebih baik kali ini. Ha Ri pun mengaku bangga pada juniornya.
“Omelan
tidak meningkatkan keahlian seseorang. Setelah kupikir-pikir, aku belajar
banyak dari seniorku hanya dengan mengawasi.” Ucap Ha Ri
“Maka,
aku akan mengawasi manajer.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri langsung memperingatkan
“Jangan
belajar menjilat atasan guna mendapatkan hadiah untuk pembaca dari Pak Kim.”
tegas Ha Ri
“Bukan
itu maksudku. Aku akan mengawasimu dan belajar.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri bingung
kalau itu dirinya.
“Kurasa
tidak ada yang bisa kau pelajari dariku.” Ucap Ha R. Eu Ddeum tiba-tiba
mengajak Ha Ri agar makan bersama mengambil berkas ditangan Ha Ri.
“Jangan
menggoda orang tua. Berikan kepadaku.” ucap Ha Ri mecoba mengambinya tapi Eu
Ddeum sengaja menjauhkan dan Ha Ri tak bisa mengambil karena terlalu tinggi.
“Kuberikan
jika kau berjanji.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri mengeluh kalau Eu Ddeum anak yang lucu.
“Akan
kuberikan jika kau berjanji. Mari makan bersama.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri meminta
agar segera berikan.
“Kuberikan
jika kau mau. Makan bersama. Kumohon.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri pun akhirnya
menyerah.
“Kau
membuatku berolahraga. Aku akan mentraktirmu makan malam. Astaga. Kau aneh.”
Ucap Ha Ri mengambil minum.
“Benarkan?
Makan malamnya aku yang bayar.” Kata Eu Ddeum bahagia. Ha Ri pun tak peduli. Eu
Ddeum pun mengucapkan Terima kasih.
Tuan Nam
berbicara di telp kalau diminta untuk foto untuk selebaran restoran. Ia mengaku
pandai dalam hal itu dan meminta agar menelepon lagi. Yi Sang tiba-tiba
memangginya, Tuan Nam kaget melihat Yi Sang ada distudio.
“Kau
masih bekerja paruh waktu?” tanya Yi Sang. Tuan Nam heran bertanya Sejak kapan
Yi Sang di sini
“Entah
kapan Ha-ri akan pulang, jadi, aku menunggu.” Ucap Yi Sang dengan nada mengoda.
Tuan Nam yang mendengarnya mengeluh kalau ini menjijikkan dan benci ini.
“Berapa
banyak pekerjaan paruh waktumu?” tanya Yi sang. Tuan Nam menjawa Brosur
promosi, foto pernikahan,selebaran, dan segala permintaan.
“Apa Kau
begitu kesulitan?” tanya Yi Sang. Tuan Nam menceritakan Anaknya memainkan suling dan ternyata andal.
“Setidaknya
itu yang kudengar.Anak itu membutuhkan pelajaran profesor, tapi untuk membayar
itu dan sewa di sini, keluargaku butuh minimal 5.000 dolar sebulan untuk
bernapas.” Keluh Tuan Nam
“Aku enggan
tahu realitas sedih itu.” Komentar Yi sang.Tuan Nam mengaku sangat iri padanya.
“Kenapa? Apa
Karena aku lajang?” tanya Yi Sang heran.
Tuan Nam beralasan Karena Yi Sang masih sukses.
“Aku
bukan tipe orang yang iri pada orang sukses. Tapi belakangan ini aku bekerja
keras hingga merasa agak kecil. Apa yang terjadi kepadaku? Bagiku, bekerja keras
adalah hal tersulit.” Kaat Tuan Nam sedih
“Su-cheol...
Kau mengagumkan.” Puji Yi Sang. Tuan Nam mengeluh mendengarnya.
“Kau
harus mulai bersiap untuk terlihat keren. Aku tahu hubunganmu dengan Ha-ri
serius.” Kata Tuan Nam. Yi Sang pun hanya bisa terdiam.
Ha Ri mulai
terlihat lelah dan akhirnya minum ginseng merah.agar lebih bertenaga. Akhirnya
malam tiba di Departemen Penyuntingan "The Baby" Ha Ri memanggi semua
anak buahnya agar pulang dan tidur. Mereka pun terbangun dan pamit pergi.
“Yi-sang<..
Aku akan pulang sekarang.” Ucap Ha Ri menelp sang pacar.
Yi Sang
mengantar Ha Ri pulang, lalu berkomentar kalau pasti lelah jadi harus segera
masuk dan beristirahatlah. Ha Ri seperti tak ingin berpisah, Yi Sang menyuruh
Ha Ri agar Tidur yang nyenyak. Ha Ri memanggil Yi Sang yang akan pergi.
“Tunggu...
Bisa bantu aku mengganti bohlam?” tanya Ha Ri seperti ingin mengajak Yi Sang ke
rumahnya.
“Bohlam
apa? Semua lampu di rumah sangat terang. Aku hampir buta. Lampu apa yang kau
maksud?”ucap Jae Young tiba-tiba keluar dari balik pot bunga.
“Tidak.
Bohlam di kamarku. Bohlam itu terus berkedip!” kata Ha Ri. Yi Sang menatap
heran pada Jae Young seperti mengangu hubunganya.
“Ayo
masuk. Biar aku saja.” Kata Jae Young. Yi Sang langsung menghentikanya.
“Mundur
satu langkah.” Kata Yi Sang seperti seorang ketua militer. Jae Young mengeluh
kalau Yi sang sudah selesai dengan pelatihan cadangannya.
“Aku
sangat sensitif dalam hal perlindungan. Dahulu aku bekerja untuk keamanan di
militer.” Kata Yi Sang
“Dahulu aku
dokter militer eksekutif yang sensitif terhadap luka.” Kata Jae Young
“Aku
sangat sensitif saat seseorang menghalangi kehidupan cintaku karena pernah
menjadi wanita lajang tua.” Kata Ha Ri marah
“Kendalikan
dirimu. Ibumu belum tidur.” Ucap Jae Young. Ha Ri menyuruh agar memberitahu
saja karean ibunya pasti senang.
“Kau
bergadang dua hari ini. Kau pasti lelah. Masuk dan istirahatlah. Aku akan
mengganti bohlamnya lain kali.” Ucap Yi Sang. Ha Ri pun memita YI Sang agar Hati-hati
di jalan.
Jae Young
ingin ikut naik ke lantai atas tapi Yi Sang langsung menghalanginya dan
menunjuk pintu rumahnya dibawah. Jae Young mengeluh meminta Yi Sang melepaskan
tanganya. Yi Sang pun mengangkat tanganya mempersilahkan Jae Young pergi.
“ Jangan
sentuh aku.... Aku bisa menjadi menakutkan.” Kata Jae Young. Yi Sang menyuruh
Ha Ri agar masuk. Ha Ri pun terpaksa untuk masuk rumah.
Jae Young
bergegas masuk ke dalam rumah, Ibu He Ri mengeluh kalauDo-ah bisa bangun
jadiJangan berisik. Jae Youg memberitahu kalau Ha-ri sudah pulang dan bergegas
masuk ke dapur.
“Bi
Ok-ran, aku harus bawakan jjigae itu kepadanya, bukan?” ucap Jae young.
“Aku akan
memberinya besok. Biarkan dia tidur.” Ucap Nyonya Lee. Jae Young pikir Ha Ri tampak sangat lapar.
“Benarkah?
Kalau begitu, aku akan menyiapkan makanan untuknya.” Nyonya Lee tapi Jae Young
sudah berlari menaiki tangga. Nyonya Lee
hanya bisa melonggo melihat tingkah Jae Young.
Ha Ri
berbaring disofa lalu terdengar suara dipintu dengarn keras. Ia pun mengumpat
kesal pada Jae-young si bedebah dan merasa takut dia ada di mimpinya. Jae Young
terus mengetuk pintu dan memanggilnya. Ha Ri akhirnya membuka pintu.
“Yang
benar saja. Kecuali ada keadaan darurat, jangan naik. Peraturan rumahnya, aku
yang turun.” Ucap Ha Ri
“Jjigae
ini darurat. Luar biasa. Cobalah.” Kata Jae Young. Ha Ri mengajak Jae Young ingin
minum-minum.
“Aku
berhenti minum-minum.” Kata Jae Young. Ha Ri mengeluh kalau Mana mungkin.
“Kau mau
minum-minum?” tanya Jae Young. Ha Ri mengeluh kalau lelah. Je Young ingin tahu
alasan Ha Ri sibuk sekali
“Kenapa
kau sangat lelah? Apa Kau selalu sesibuk ini Atau hanya bulan ini?” tanya Jae
Young penasaran
“Ada
banyak rubrik khusus bulan ini. Dan ini bulan pertamaku sebagai kepala editor.”
Kata Ha Ri menjawab dengan mata tertutup.
“Aku akan
membelikanmu hadiah untuk promosimu.” Ucap Jae Young. Ha ri mengeluh agar
melupakan saja
“Itu hanya
umpan untuk makin memorotiku. Berhentilah menipuku.” Kata Ha Ri
“Kau
selalu berpikir aku kejam... Hei, aku berhenti minum-minum, menjaga Do-ah
dengan baik, dan bersikap baik kepada ibumu. Aku juga akan bersikap baik
kepadamu.” Ucap Jae Young
“Katakan
saja. Apa pun yang kau inginkan atau ingin kau lakukan.” Uacp Jae Young dan
melihat Ha Ri menyahut.
“Apa Kau
tidur? Tidurlah di kamarmu.” Kata Jae Young. Ha Ri yang sangat lelah hanya
terus tidur dengan memiringkan wajahnya.
Jae Young
terdiam menatap Ha Ri yang tidurnya, lalu ia menuruni tangga dan melihat kamar
Nyonya Lee terbuka. Ia pun menutup pintu dan perlahan menatap ke arah lantai
atas dengan wajah sedih.
Yi Sang
dengan olahraga ditaman dan melihat banyak ibu-ibu sedang aerobik. Ia pun mendekat
dan melihat ternyata Nyonya Lee ada dbaian depan sebagai instruktur. Nyonya Lee
kaget melihat Yi Sang datang dan akhirnya Yi Sang pun ikut aerobik.
“Aku juga
melakukan ini di akhir pekan. Keluarlah jika sempat. Ini olahraga aerobik
terbaik.” Ucap Nyonya Lee mengajak Yi Sang duduk. Yi Sang tersenyum
mendengarnya.
“Kebetulan,
aku butuh olahraga aerobik yang bagus.” Kata Yi Sang. Nyonya Lee pikir ini pas
untuknya.
“Aku
memulai ini karena kesehatanku terganggu.Kesehatanku membaik dan ini seru. Aku
bahkan mendapat sertifikat untuk ini. Menua bisa sangat menyedihkan Dan sakit
adalah hal yang paling menyedihkan.” Ungkap Nyonya Lee
“Kau tahu
kenapa pria dan wanita tua kuat?” tanya Yi Sang. Nyonya Lee mengaku tidak tahu.
“Karena
mereka warga "super".”kata Yi Sang membuat lelucon. Nyonya Lee
langsung tertawa mendengarnya menurutnya itu lucu.
“Apa Kau
serius? Belum pernah ada yang mentertawakan leluconku.” Kata Yi Sang heran
“Kenapa?
Leluconmu lucu sekali. Astaga. Mungkin selera humor kita sama, Pak Han. Kurasa
kita menyambung.” Kata Nyonya Lee. Yi Sang pun berpikiran yang sama.
“Bagaimana
hubunganmu dengan pacarmu?” tanya Nyonya Lee. Yi Sang mengaku Baik.
“Aku
ingin bertemu dia setiap hari, tapi kami terlalu sibuk. Selain itu, semuanya
baik-baik saja.” Ucap Yi Sang bahagia.
“Benar,
awalnya kau merasa bahwa kalian ditakdirkan bersama. Tapi setelah
bertahun-tahun berlalu, akhirnya kau sadar bukan begitu.” Ucap Nyonya Lee. Yi
Sang terihat bingung.
“Jangan
berkecil hati jika keadaan tidak berhasil. Putriku bisa sangat cocok untukmu.”kata
Nyonya Lee. Yi Sang mengingat itu adalah Ahli warisnya.
“Aku
punya gedung besar.” Kata Nyonya Lee. Yi Sang tak enak hati memilih untuk pamit
pergi saja. Nyonya Lee sedih melihat Yi
Sang tak mau dengan anaknya.
[Klinik
Anak]
Jae Young
keluar dari ruangan dengan setelah
jasnya bertanya pada perawat Apa
restoran tua di seberang jalan enak, Si perawat hanya diam saja dan terihat
kaget. Jae Young pikir perawatnya itu belum mencoba. Perawat menujuk ke arah
pintu.
Jeong Won
datang dan Jae Young langsung menatap sinis. Jeong Won pikir datang di saat yang tepat dan mengajak untuk makan
siang bersama. Akhirnya keduanya pun
pergi ke cafe.
“Aku
tidak ingin membencimu lagi.”kata Jae Young. Jeong Won pikir dirinya yang jahat
karena melekat pada Jae Young
“Tidak...
Kau tidak percaya bahwa kau melakukan kesalahan.” Kata Jae Young sinis
“Aku juga
manusia. Aku merasa bersalah. Aku seorang ibu, meski tidak bersikap seperti
itu.” Kata Jeong Won
“Namun,
kau tidak pernah menemui Do-ah sama sekali.”kata Jae Young. Jeong Won mengaku tidak tahu caranya.
“Seo
Jeong-won... Ada seseorang yang kucintai. Kenapa orang yang sangat arogan
seperti dirimu menempel padaku? Lupakan soal Do-ah dan aku.”kata Jae Young
“Mungkin
karena aku sangat mencintaimu, tapi kenapa aku merasa kau hanya melalui sebuah
fase? Jika bukan itu masalahnya, dan jika Jang Ha-ri juga mencintaimu,maka aku
akan merelakanmu.”tegas Jeong Won. Jae Young pun hanya bisa terdiam.
Ha Ri
bergegas keluar dan mengeluh Panas sekali hari ini dan harus memperbaiki
riasannya. Tiba-tiba ibunya duduk dibangku taman bertanya mau kemana. Ha Ri
kaget melihat ibunya. Nyonya Lee pikir Ha Ri akan di rumah selama empat hari.
“Cuacanya
cerah. Aku hanya menyerap vitamin D.” Ucap Ha Ri gugup. Nyonya Lee pikir akan
menemaninya.
“Aku
lebih baik sendirian.” Kata Ha Ri. Nyonya Lee mengeti agar anaknya bisa
menikmati harinya
“dan
segera ajak dia ke rumah. Kau seharusnya tetap berakting jika ingin
menyembunyikannya.” Kata Nyonya Lee mengejek. Ha Ri kaget ibunya mengetahui
hubunganya.
“Bagaimana
ibu bisa memercayaimu untuk memilih pria? Ajak dia pulang. Ibu harus menemuinya
sendiri.” Perintah Nyonya Lee.
“Tidak! Ibu
akan menyuruhnya menikah lusa.” Kata Ha Ri panik. Nyonya Lee mengeluh Ha Ri itu
tidak takut
“Ibu
takut kau akan mati sendirian.” Kata Nyonya Lee. Ha Ri meminta agar ibunya
percaya.
“Aku
harus mengambil langkah tepat, meski terburu-buru. Aku akan pulang setelah
kencanku. Sampai jumpa!” ucap Ha Ri bergegas pergi.
“Lihat
dirimu... Kau gelisah lagi.. Tapi Dia cantik sekali dan Dia pasti pria yang
hebat.”Ucap Nyonya Lee bahagia melihat anaknya yang berkencan.
Ha Ri dan
Yi Sang berjalan di sebuah lorong dengan lampu yang berkilau, Ha Ri merasa Di sini sangat berkilau dan serasa di ruang
angkasa. Yi Sang menganguk setuju. Ha Ri pikir Tempat ini bagus untuk berfoto.
Yi Sang membenarkan.
Mereka
lalu masuk ke "Taman Botani" dan melihat daun seperti tangan. Seorang
pria mendekat meminta tolong agar bisa mengambil foto dengan anak dan istrinya.
Ha Ri pun memperbolehkanya. Yi Sang pun melihat ke sisi lorong lain karena
tertarik dengan bentuk daunya.
Saat itu
beberapa orang menutup tubuh Ha Ri yang mungil. Yi Sang tak melihatnya dan
berpikir kalau Ha Ri sudah meninggalakanya lalu berjalan pergi. Ha Ri pun
selesai mengambil gambar dan mencari Yi Sang di lorong tapi tak menemukanya.
Keduanya
saling mencari satu sama lain, Yi Sang tiba-tiba terpesona dengan tebing yang
ada dalam gua. Ia lalu menelp Ha Ri, Ha Ri bahagia karena menerima telepon dari
pacarnya.
“Apa ini
pacarku? Di mana kau?” tanya Yi Sang mengoda. Ha Ri meliha sekeliling.
“Apa
Menurutmu kita akan bisa saling menemukan di sini?” kata Ha Ri mengoda.
“Tunggu
di sana. Aku akan menemukanmu. Sampai jumpa.” Kata Yi Sang menutup telp lalu
dengan perasanya mengambil arah sebelumnya untuk mencari Ha Ri.
Ha Ri
pergi “Taman Emas” Yi Sang masih terus mencarinya dan akhirnya menemukan saat
Ha Ri. Keduanya pun duduk bersama, Ha Ri mengeluh kakinya yang sakit lalu
berpikri mereka itu terlalu terbiasa sendirian. Yi Sang seperti tak yakin
dengan hal itu.
“Mari
kita biasakan untuk melakukan semuanya bersama. Tapi Kau langsung menemukanku.
Apa itu terlalu mudah? Aku ingin menguji takdir kita.” Kata Ha Ri
“Tidak
begitu sulit. Aku hanya berjalan ke arahan hatiku dan kau ada di sana. Bukankah
menurutmu bisa dibilang takdir saat kita saling bertemu di gua raksasa ini?”kata
Yi Sang.
“Takdir
mungkin tidak ada. Mungkin kita ingin percaya itu ada karena saling mencintai. Mungkin
kita ingin bersama selamanya, dan karena itulah kita ingin mengatakan bahwa
kita ditakdirkan bersama.” Kata Yi Sang.
“Apa Menurutmu
begitu?” kata Ha Ri. Yi Sang juga tak tahu.
Keduanya
akhirnya berjalan bersama, Yi Sang
bertanya Apa lagi yang ingin dilakukan, apakah mau makan. Ha Ri bertanya balik apa yang akan ingin
dilakukan Yi Sang. Yi Sang menjawa kalau ingin melakukan Apa pun yang Ha Ri inginkan.
“Kau
tidak perlu melakukan semuanya untukku. Kau akan marah nanti karena merasa
melakukan semua pengorbanan itu.” Ucap Ha Ri
“Aku
tidak berkorban. Aku hanya ingin jadi sepertimu. Aku sudah menjalani seluruh
hidupku melakukan apa pun yang kumau. Kini aku ingin melakukan apa pun keinginan
pacarku. Maka, aku akan lebih mengenalmu.” Kata Yi Sang
“Kalau
begitu, mari bergantian. Aku juga harus mengenalmu.” Kata Ha Ri lalu duduk di
bangku
“Kau akan
baik-baik saja? Bagaimana jika aku mengandalkanmu karena kau sangat baik
kepadaku?” kata Ha Ri
“Terlalu
baik bukanlah hal penting.” Ucap Yi Sang kembali membuat lelucon tapi Ha Ri tak
tertawa. Yi Sang akhirnya meminta maaf dengan tertawa.
“Aku tidak
bisa memahami lelucon payah. Mungkin aku akan tertawa suatu hari nanti.” kata
Ha Ri
“Aku
sudah tidak punya apa-apa.” Kata Yi Sang. Ha Ri pikir tak mungkin Yi Sang pikir mereka hanya terbiasa berada di
dekat satu sama lain.
“Karena
itulah... Aku berusaha menyukai anak-anak. Aku mengerti situasimu.
Sebenarnya... Begini... Aku membenci anak-anak...” ucap Yi Sang lalu mendengar
suara teriakan penjual “Kepompong ulat sutra!”
“karena
kepompong ulat sutra.” Kata Yi Sang malu dan mencoba kembali berkonsterasi.
“Pokoknya,
aku membenci anak-anak karena..Es krim!” ucap Yi Sang kembali melantur karena
ada terikan penjual Es Krim.
“Maksudku,
karena... Aku benci..” kata Yi Sang mencoba kembali dan terdengar teriak
anak-anak memanggil Paman. Yi sang pun kembali
mengatakan “Paman...”
“Sepertinya
aku seorang paman. Aku sudah terlalu tua.” Ucap Yi Sang tak bisa konsterasi.
“Intinya,
aku tidak membenci anak-anak.” Kata Yi Sang tak bisa lagi mengatakan alasanya.
Ha Ri mengaku tahu.
Di rumah,
Yi Sang kembali curhat dengan patung-patungnya meminta agar jangan menatapnya
seperti itu.
“Aku akan
memberitahunya. Apa Kalian pikir mudah mengatakan itu padanya? Dia akan terkejut
saat aku memberitahunya. Dia akan terluka. Bagaimana jika dia berpikir aku
menipunya? Aku takut mungkin akan kehilangan dia.”kata Yi sang sedih dan
sipantung besar seperti mengerti kegalauan Yi Sang.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar