PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 13 Juni 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 10 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
“Hidupku berubah saat aku menjadi kepala editor.”
Ha Ri melihat dimeja makan sudah banyak makaanan untuk sarapan dan bertanya apa yang dilakukan ibunya. Sang ibu mengaku  Ini tidak seberapa dan pastikan anaknya makan banyak. Jae Young akan mengambil daging tapi Nyonya Lee memukul tanganya.
“Kepala Editor, silakan makan dahulu.” Kata Nyonya Lee. Ha Ri memaknya dan memuji buatan Ibunya yang terbaik.
“Terima kasih, Kepala Editor.” Kata Nyonya Lee, Jae Young pun memangginya Kepala Editor Jang Ha-ri dengan nada mengejek. 

Ha Ri duduk ditempat Nyonya Shim, So Yoon memberikan buket bunga untuk Ha Ri. Ha Ri memuji kalau ini Cantik sekali. So Yoon memberitahu kalau Ada yang memesan  untuknya.
“Kepaa Editor, Jang Ha Ri. Kau bayi di sini, bukan?” Ha Ri membaca tulisan dan memuji kalau itu Cantik. Semua orang menatapnya, tapi  Ha Ri melotot menyuruh mereka untuk berkerja.
“Bunga memang harus dilihat.” Kata So Yoon. Ha Ri tak mendengar dan ingin tahu apa ucapanya. So Yoon bergegas mengelengkan kepala dan langsung kembali ke meja kerjanya.
Akhirnya mereka minum bersama, sambi bersulang berteriak “Selamat atas promosinya!” Yeon Joo bertanya Bagaimana perasaan Ha Ri sekarang. Ha Ri mengaku Luar biasa. Yeo Joo mengaku iri sekali dan memberitahu kalau Nona Jang yang traktir minuman hari ini. Ha Ri pun tersenyum bahagia.
“Aku merasa berada di puncak dunia dan itu hanya bertahan satu hari.”


[Departemen Penyuntingan "The Baby"]
Ha Ri terbangun dari tidurnya setelah berbaring diatas meja dan memeriksa di depan komputernya. Ia keluar dari Pemandian wanita dengan pakaian training, tanpa make up. Saat itu Yi Sang datang, Ha Ri kaget berpikir Yi Sang datang awal untuk menemuinya. Yi Sang hanya diam saja menatap Ha Ri.
“Kau belum sarapan, bukan? Jangan bilang kau tidak mengenaliku.” Ucap Ha Ri melihat Yi Sang hanya diam saja.
“Tidak mungkin. Ini kau, Ha-ri. Pacarku.” Ucap Yi Sang bangga. Ha Ri tak percaya menurutnya Yi Sang tidak mengenalinya.
“Bukannya aku tidak mengenalimu. Tapi Lama kita tidak bertemu hingga aku tidak percaya bertemu denganmu. Biar kubawakan.” Kata Yi Sang akhirnya keduanya berjalan ke kantor dengan bergandengan tangan. 

Jae Young sibuk mengendong Do Ah  memakai kaos kaki. Nyonya Lee gugup karean Ha-ri belum pulang, padahaa bilang ingin hamil, tapi sibuk bekerja lagi. Ia pun bertanya apakah Jae Young sudah mendengar kabar dariny Jae Young mengejek Nyonya Lee khawatir Ha Ri mungkin harus hidup tanpa anak.
“Aku cemas dia mungkin harus hidup sendirian. Omong-omong, bolehkah pria mendonorkan sperma kepada wanita asing?.” Ucap Nyonya Lee.
 “Bi Ok-ran, jika Ha-ri punya bayi dan membesarkannya sendirian, apa kau tidak keberatan?” tanya Jae Young.
“Tidak ada ibu yang mau putrinya menjadi ibu tunggal. Kuharap dia bertemu pria baik dan punya anak bersama. Dia bilang mungkin tidak bisa hamil. Semoga dia bisa melakukan itu. Ini belum terlambat. Begitu dia menemukan pria baik,semua akan baik-baik saja.”kata Nyonya Lee
“Kurasa Ha-ri tidak bisa memacari pria.” Kata Jae Young. Nyonya Lee kesa mendengarnya.
“Aku memberimu makanan. Kenapa malah mengutukiku? Apa Maksudmu Ha-ri harus mati sendirian?” keluh Nyonya Lee
“Bi Ok-ran, mungkin sebaiknya aku tinggal bersamamu. Kita bisa tinggal bersama seperti ini. Aku juga sudah melakukannya.” Ucap Jae Young melirik kalau sudah memiliki Do Ah.
Nyonya Lee hanya bisa melonggo bingung dengan sikap Jae Young. Jae Young pun pergi mengajak Do Ah untuk sarapandan berangkat bekerja.


Ha Ri akan masuk ke dalam gedung, Yi Sang menahanya. Ha Ri pikir mereka harus mencoba menahan diri. Yi Sang tetep memegang tangan Ha Ri seperti tak ingin berpisah.
Flash Back
Ha Ri baru saja keluar dari lift, Yi Sang datang tiba-tiba mendorong Ha-ri masuk ke dalam lift. Ha Ri keluar dengan merapihkan rambut.  Sementara Yi Sang terihat rambutnya berantakan dengan kemaja sedikit terbuka saat keluar lift seperti lelah melakukan sesuatu.
Ha Ri menjatuhkan pulpennya dan saat itu Yi Sang mengambilnya dan mereka seperti melakukan sesuatu dibawah meja.  Yi Sang keluar dengan bekas lipstik di bibirnya. Ha Ri pu seperti mencoba untuk tetap tenang dengan lipstik yang sudah tak karuan. 

“Aku tidak bisa menahannya.  Kau bekerja sampai pukul 2 atau 3 pagi, bahkan begadang semalaman. Kita tidak sempat bertemu.” Keluh Yi sang
“Hari ini akan kuselesaikan. Mari berkencan sepuasnya.” Kata Ha Ri. Yi Sang setuju akan melakukan itu.
“Apa ada sesuatu yang belum kau ceritakan?” tanya Ha Ri. Yi Sang mengaku Ada banyak hal yang belum diceritakan.
“Aku suka waktu ini. Waktu tenang saat kita memulai hari baru. Sebelum orang lain masuk kerja, biar kupeluk sekali saja.” Kata Yi Sang.
Ha Ri pun memeluk Yi Sang dengan erat. Yi Sang pun senang memeluk pacarnya dan mereka pun berpisah.
[Episode 10, Momen yang Kita Sebut Cinta 2]

Ha Ri memanggil Hyo-joo dan memberikan berkas ditanganya, Hyo Jo dengan wajah lesu mengeuh kalau harus menulisnya lagi. Ha Ri menyuruh Hyo Joo Perbaiki saja bagian yang ditandai. Hyo Jo mengeluh melihat Tulisan Ha Ri “Jelaskan kalimat, penelitian ekstra”
“Apa Manuskripnya sudah selesai?” tanya Ha Ri pada So Yoon. So Yoon yang kelelahan mengaku belum.
“Kau akan jadi yang terakhir memenuhi tenggat bulan ini?” kata Ha Ri pada Yeon Joo. Yeon Joo yang setengah tertidur pun kembali tersadar da mengelengkan kepala.
“Jika tidak memenuhi tenggat hari ini, habislah kita. Kendalikan diri kalian.” Ucap Ha Ri lalu berjalan pergi. Semua pun hanya bisa menghela nafas panjang. 

Ha Ri datang ke ruangan Tuan Kim bertanya apakah sudah selesai. Eu Ddeum melihat Ha Ri tersenyum bahagia.  Tuan Kim memberitahu kalau Eu-ddeum sedang memeriksanya untuk kali terakhir dan bertanya apakah sudah selesai.
“Aku akan bergegas.” Ucap Eu Ddeum. Tuan Kim memberitahu kalau mereka harus bergegas.
“Maaf iklan kita lebih sedikit.” kata Ha Ri. Tuan Kim mengatakan Ada lebih banyak iklan di media sosial.
“Apa Mau gabungkan iklan cetak dengan video guna mengurangi biaya?” tanya Ha Ri
“Kami sudah mengirim permintaan ke perusahaan, tapi belum ada respons.” Kata Tuan Kim lalu memberikan berkas. Ha Ri mengucapkan terimakasih dan langsung pergi. Eu Ddeum tersenyum melihat Ha Ri. 

Ha Ri membaca diruang tunggu sendiri, Eu Ddeum datang menyapanya. Ha Ri pikir Hai, Eu-ddeum Mau pulang sekarang. Eu Ddeum mengaku Belum dan merasa kalau jauh lebih baik kali ini. Ha Ri pun mengaku bangga pada juniornya.
“Omelan tidak meningkatkan keahlian seseorang. Setelah kupikir-pikir, aku belajar banyak dari seniorku hanya dengan mengawasi.” Ucap Ha Ri
“Maka, aku akan mengawasi manajer.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri langsung memperingatkan
“Jangan belajar menjilat atasan guna mendapatkan hadiah untuk pembaca dari Pak Kim.” tegas Ha Ri
“Bukan itu maksudku. Aku akan mengawasimu dan belajar.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri bingung kalau itu dirinya.
“Kurasa tidak ada yang bisa kau pelajari dariku.” Ucap Ha R. Eu Ddeum tiba-tiba mengajak Ha Ri agar makan bersama mengambil berkas ditangan Ha Ri.
“Jangan menggoda orang tua. Berikan kepadaku.” ucap Ha Ri mecoba mengambinya tapi Eu Ddeum sengaja menjauhkan dan Ha Ri tak bisa mengambil karena terlalu tinggi.
“Kuberikan jika kau berjanji.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri mengeluh kalau Eu Ddeum  anak yang lucu.
“Akan kuberikan jika kau berjanji. Mari makan bersama.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri meminta agar segera berikan.
“Kuberikan jika kau mau. Makan bersama. Kumohon.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri pun akhirnya menyerah.
“Kau membuatku berolahraga. Aku akan mentraktirmu makan malam. Astaga. Kau aneh.” Ucap Ha Ri mengambil minum.
“Benarkan? Makan malamnya aku yang bayar.” Kata Eu Ddeum bahagia. Ha Ri pun tak peduli. Eu Ddeum pun mengucapkan Terima kasih.


Tuan Nam berbicara di telp kalau diminta untuk foto untuk selebaran restoran. Ia mengaku pandai dalam hal itu dan meminta agar menelepon lagi. Yi Sang tiba-tiba memangginya, Tuan Nam kaget melihat Yi Sang ada distudio.
“Kau masih bekerja paruh waktu?” tanya Yi Sang. Tuan Nam heran bertanya Sejak kapan Yi Sang di sini
“Entah kapan Ha-ri akan pulang, jadi, aku menunggu.” Ucap Yi Sang dengan nada mengoda. Tuan Nam yang mendengarnya mengeluh kalau ini menjijikkan dan benci ini.
“Berapa banyak pekerjaan paruh waktumu?” tanya Yi sang. Tuan Nam menjawa Brosur promosi, foto pernikahan,selebaran, dan segala permintaan.
“Apa Kau begitu kesulitan?” tanya Yi Sang. Tuan Nam menceritakan  Anaknya memainkan suling dan ternyata andal.
“Setidaknya itu yang kudengar.Anak itu membutuhkan pelajaran profesor, tapi untuk membayar itu dan sewa di sini, keluargaku butuh minimal 5.000 dolar sebulan untuk bernapas.” Keluh Tuan Nam
“Aku enggan tahu realitas sedih itu.” Komentar Yi sang.Tuan Nam mengaku  sangat iri padanya.
“Kenapa? Apa Karena aku lajang?” tanya Yi Sang heran.  Tuan Nam beralasan Karena Yi Sang masih sukses.
“Aku bukan tipe orang yang iri pada orang sukses. Tapi belakangan ini aku bekerja keras hingga merasa agak kecil. Apa yang terjadi kepadaku? Bagiku, bekerja keras adalah hal tersulit.” Kaat Tuan Nam sedih
“Su-cheol... Kau mengagumkan.” Puji Yi Sang. Tuan Nam mengeluh mendengarnya.
“Kau harus mulai bersiap untuk terlihat keren. Aku tahu hubunganmu dengan Ha-ri serius.” Kata Tuan Nam. Yi Sang pun hanya bisa terdiam.


Ha Ri mulai terlihat lelah dan akhirnya minum ginseng merah.agar lebih bertenaga. Akhirnya malam tiba di Departemen Penyuntingan "The Baby" Ha Ri memanggi semua anak buahnya agar pulang dan tidur. Mereka pun terbangun dan pamit pergi.
“Yi-sang<.. Aku akan pulang sekarang.” Ucap Ha Ri menelp sang pacar. 

Yi Sang mengantar Ha Ri pulang, lalu berkomentar kalau pasti lelah jadi harus segera masuk dan beristirahatlah. Ha Ri seperti tak ingin berpisah, Yi Sang menyuruh Ha Ri agar Tidur yang nyenyak. Ha Ri memanggil Yi Sang yang akan pergi.
“Tunggu... Bisa bantu aku mengganti bohlam?” tanya Ha Ri seperti ingin mengajak Yi Sang ke rumahnya.
“Bohlam apa? Semua lampu di rumah sangat terang. Aku hampir buta. Lampu apa yang kau maksud?”ucap Jae Young tiba-tiba keluar dari balik pot bunga. 
“Tidak. Bohlam di kamarku. Bohlam itu terus berkedip!” kata Ha Ri. Yi Sang menatap heran pada Jae Young seperti mengangu hubunganya.
“Ayo masuk. Biar aku saja.” Kata Jae Young. Yi Sang langsung menghentikanya.
“Mundur satu langkah.” Kata Yi Sang seperti seorang ketua militer. Jae Young mengeluh kalau Yi sang sudah selesai dengan pelatihan cadangannya.
“Aku sangat sensitif dalam hal perlindungan. Dahulu aku bekerja untuk keamanan di militer.” Kata Yi Sang
“Dahulu aku dokter militer eksekutif yang sensitif terhadap luka.” Kata Jae Young
“Aku sangat sensitif saat seseorang menghalangi kehidupan cintaku karena pernah menjadi wanita lajang tua.” Kata Ha Ri marah
“Kendalikan dirimu. Ibumu belum tidur.” Ucap Jae Young. Ha Ri menyuruh agar memberitahu saja karean ibunya pasti senang.
“Kau bergadang dua hari ini. Kau pasti lelah. Masuk dan istirahatlah. Aku akan mengganti bohlamnya lain kali.” Ucap Yi Sang. Ha Ri pun memita YI Sang agar Hati-hati di jalan.
Jae Young ingin ikut naik ke lantai atas tapi Yi Sang langsung menghalanginya dan menunjuk pintu rumahnya dibawah. Jae Young mengeluh meminta Yi Sang melepaskan tanganya. Yi Sang pun mengangkat tanganya mempersilahkan Jae Young pergi.
“ Jangan sentuh aku.... Aku bisa menjadi menakutkan.” Kata Jae Young. Yi Sang menyuruh Ha Ri agar masuk. Ha Ri pun terpaksa untuk masuk rumah.



Jae Young bergegas masuk ke dalam rumah, Ibu He Ri mengeluh kalauDo-ah bisa bangun jadiJangan berisik. Jae Youg memberitahu kalau Ha-ri sudah pulang dan bergegas masuk ke dapur.
“Bi Ok-ran, aku harus bawakan jjigae itu kepadanya, bukan?” ucap Jae young.
“Aku akan memberinya besok. Biarkan dia tidur.” Ucap Nyonya Lee.  Jae Young pikir Ha Ri tampak sangat lapar.
“Benarkah? Kalau begitu, aku akan menyiapkan makanan untuknya.” Nyonya Lee tapi Jae Young sudah berlari menaiki tangga.  Nyonya Lee hanya bisa melonggo melihat tingkah Jae Young. 

Ha Ri berbaring disofa lalu terdengar suara dipintu dengarn keras. Ia pun mengumpat kesal pada Jae-young si bedebah dan merasa takut dia ada di mimpinya. Jae Young terus mengetuk pintu dan memanggilnya. Ha Ri akhirnya membuka pintu.
“Yang benar saja. Kecuali ada keadaan darurat, jangan naik. Peraturan rumahnya, aku yang turun.” Ucap Ha Ri
“Jjigae ini darurat. Luar biasa. Cobalah.” Kata Jae Young. Ha Ri mengajak Jae Young ingin minum-minum.
“Aku berhenti minum-minum.” Kata Jae Young. Ha Ri mengeluh kalau Mana mungkin.
“Kau mau minum-minum?” tanya Jae Young. Ha Ri mengeluh kalau lelah. Je Young ingin tahu alasan Ha Ri sibuk sekali
“Kenapa kau sangat lelah? Apa Kau selalu sesibuk ini Atau hanya bulan ini?” tanya Jae Young penasaran
“Ada banyak rubrik khusus bulan ini. Dan ini bulan pertamaku sebagai kepala editor.” Kata Ha Ri menjawab dengan mata tertutup.
“Aku akan membelikanmu hadiah untuk promosimu.” Ucap Jae Young. Ha ri mengeluh agar melupakan saja
“Itu hanya umpan untuk makin memorotiku. Berhentilah menipuku.” Kata Ha Ri
“Kau selalu berpikir aku kejam... Hei, aku berhenti minum-minum, menjaga Do-ah dengan baik, dan bersikap baik kepada ibumu. Aku juga akan bersikap baik kepadamu.” Ucap Jae Young
“Katakan saja. Apa pun yang kau inginkan atau ingin kau lakukan.” Uacp Jae Young dan melihat Ha Ri menyahut.
“Apa Kau tidur? Tidurlah di kamarmu.” Kata Jae Young. Ha Ri yang sangat lelah hanya terus tidur dengan memiringkan wajahnya.
Jae Young terdiam menatap Ha Ri yang tidurnya, lalu ia menuruni tangga dan melihat kamar Nyonya Lee terbuka. Ia pun menutup pintu dan perlahan menatap ke arah lantai atas dengan wajah sedih. 



Yi Sang dengan olahraga ditaman dan melihat banyak ibu-ibu sedang aerobik. Ia pun mendekat dan melihat ternyata Nyonya Lee ada dbaian depan sebagai instruktur. Nyonya Lee kaget melihat Yi Sang datang dan akhirnya Yi Sang pun ikut aerobik.
“Aku juga melakukan ini di akhir pekan. Keluarlah jika sempat. Ini olahraga aerobik terbaik.” Ucap Nyonya Lee mengajak Yi Sang duduk. Yi Sang tersenyum mendengarnya.
“Kebetulan, aku butuh olahraga aerobik yang bagus.” Kata Yi Sang. Nyonya Lee pikir ini pas untuknya.
“Aku memulai ini karena kesehatanku terganggu.Kesehatanku membaik dan ini seru. Aku bahkan mendapat sertifikat untuk ini. Menua bisa sangat menyedihkan Dan sakit adalah hal yang paling menyedihkan.” Ungkap Nyonya Lee
“Kau tahu kenapa pria dan wanita tua kuat?” tanya Yi Sang. Nyonya Lee mengaku tidak tahu.
“Karena mereka warga "super".”kata Yi Sang membuat lelucon. Nyonya Lee langsung tertawa mendengarnya menurutnya itu lucu.
“Apa Kau serius? Belum pernah ada yang mentertawakan leluconku.” Kata Yi Sang heran
“Kenapa? Leluconmu lucu sekali. Astaga. Mungkin selera humor kita sama, Pak Han. Kurasa kita menyambung.” Kata Nyonya Lee. Yi Sang pun berpikiran yang sama.
“Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu?” tanya Nyonya Lee. Yi Sang mengaku Baik.
“Aku ingin bertemu dia setiap hari, tapi kami terlalu sibuk. Selain itu, semuanya baik-baik saja.” Ucap Yi Sang bahagia.
“Benar, awalnya kau merasa bahwa kalian ditakdirkan bersama. Tapi setelah bertahun-tahun berlalu, akhirnya kau sadar bukan begitu.” Ucap Nyonya Lee. Yi Sang terihat bingung.
“Jangan berkecil hati jika keadaan tidak berhasil. Putriku bisa sangat cocok untukmu.”kata Nyonya Lee. Yi Sang mengingat itu adalah Ahli warisnya.
“Aku punya gedung besar.” Kata Nyonya Lee. Yi Sang tak enak hati memilih untuk pamit pergi saja.  Nyonya Lee sedih melihat Yi Sang tak mau dengan anaknya. 


[Klinik Anak]
Jae Young keluar dari ruangan dengan setelah  jasnya bertanya  pada perawat Apa restoran tua di seberang jalan enak, Si perawat hanya diam saja dan terihat kaget. Jae Young pikir perawatnya itu belum mencoba. Perawat menujuk ke arah pintu.
Jeong Won datang dan Jae Young langsung menatap sinis. Jeong Won pikir  datang di saat yang tepat dan mengajak untuk makan siang bersama. Akhirnya keduanya pun  pergi ke cafe.
“Aku tidak ingin membencimu lagi.”kata Jae Young. Jeong Won pikir dirinya yang jahat karena melekat pada Jae Young
“Tidak... Kau tidak percaya bahwa kau melakukan kesalahan.” Kata Jae Young sinis
“Aku juga manusia. Aku merasa bersalah. Aku seorang ibu, meski tidak bersikap seperti itu.” Kata Jeong Won
“Namun, kau tidak pernah menemui Do-ah sama sekali.”kata Jae Young.  Jeong Won mengaku tidak tahu caranya.
“Seo Jeong-won... Ada seseorang yang kucintai. Kenapa orang yang sangat arogan seperti dirimu menempel padaku? Lupakan soal Do-ah dan aku.”kata Jae Young
“Mungkin karena aku sangat mencintaimu, tapi kenapa aku merasa kau hanya melalui sebuah fase? Jika bukan itu masalahnya, dan jika Jang Ha-ri juga mencintaimu,maka aku akan merelakanmu.”tegas Jeong Won. Jae Young pun hanya bisa terdiam. 


Ha Ri bergegas keluar dan mengeluh Panas sekali hari ini dan harus memperbaiki riasannya. Tiba-tiba ibunya duduk dibangku taman bertanya mau kemana. Ha Ri kaget melihat ibunya. Nyonya Lee pikir Ha Ri akan di rumah selama empat hari.
“Cuacanya cerah. Aku hanya menyerap vitamin D.” Ucap Ha Ri gugup. Nyonya Lee pikir akan menemaninya.
“Aku lebih baik sendirian.” Kata Ha Ri. Nyonya Lee mengeti agar anaknya bisa menikmati harinya
“dan segera ajak dia ke rumah. Kau seharusnya tetap berakting jika ingin menyembunyikannya.” Kata Nyonya Lee mengejek. Ha Ri kaget ibunya mengetahui hubunganya.
“Bagaimana ibu bisa memercayaimu untuk memilih pria? Ajak dia pulang. Ibu harus menemuinya sendiri.” Perintah Nyonya Lee.
“Tidak! Ibu akan menyuruhnya menikah lusa.” Kata Ha Ri panik. Nyonya Lee mengeluh Ha Ri itu tidak takut
“Ibu takut kau akan mati sendirian.” Kata Nyonya Lee. Ha Ri meminta agar ibunya percaya.
“Aku harus mengambil langkah tepat, meski terburu-buru. Aku akan pulang setelah kencanku. Sampai jumpa!” ucap Ha Ri bergegas pergi.
“Lihat dirimu... Kau gelisah lagi.. Tapi Dia cantik sekali dan Dia pasti pria yang hebat.”Ucap Nyonya Lee bahagia melihat anaknya yang berkencan. 

Ha Ri dan Yi Sang berjalan di sebuah lorong dengan lampu yang berkilau, Ha Ri merasa  Di sini sangat berkilau dan serasa di ruang angkasa. Yi Sang menganguk setuju. Ha Ri pikir Tempat ini bagus untuk berfoto. Yi Sang membenarkan.
Mereka lalu masuk ke "Taman Botani" dan melihat daun seperti tangan. Seorang pria mendekat meminta tolong agar bisa mengambil foto dengan anak dan istrinya. Ha Ri pun memperbolehkanya. Yi Sang pun melihat ke sisi lorong lain karena tertarik dengan bentuk daunya.
Saat itu beberapa orang menutup tubuh Ha Ri yang mungil. Yi Sang tak melihatnya dan berpikir kalau Ha Ri sudah meninggalakanya lalu berjalan pergi. Ha Ri pun selesai mengambil gambar dan mencari Yi Sang di lorong tapi tak menemukanya.
Keduanya saling mencari satu sama lain, Yi Sang tiba-tiba terpesona dengan tebing yang ada dalam gua. Ia lalu menelp Ha Ri, Ha Ri bahagia karena menerima telepon dari pacarnya.
“Apa ini pacarku? Di mana kau?” tanya Yi Sang mengoda. Ha Ri meliha sekeliling.
“Apa Menurutmu kita akan bisa saling menemukan di sini?” kata Ha Ri mengoda.
“Tunggu di sana. Aku akan menemukanmu. Sampai jumpa.” Kata Yi Sang menutup telp lalu dengan perasanya mengambil arah sebelumnya untuk mencari Ha Ri. 


Ha Ri pergi “Taman Emas” Yi Sang masih terus mencarinya dan akhirnya menemukan saat Ha Ri. Keduanya pun duduk bersama, Ha Ri mengeluh kakinya yang sakit lalu berpikri mereka itu terlalu terbiasa sendirian. Yi Sang seperti tak yakin dengan hal itu.
“Mari kita biasakan untuk melakukan semuanya bersama. Tapi Kau langsung menemukanku. Apa itu terlalu mudah? Aku ingin menguji takdir kita.” Kata Ha Ri
“Tidak begitu sulit. Aku hanya berjalan ke arahan hatiku dan kau ada di sana. Bukankah menurutmu bisa dibilang takdir saat kita saling bertemu di gua raksasa ini?”kata Yi Sang.
“Takdir mungkin tidak ada. Mungkin kita ingin percaya itu ada karena saling mencintai. Mungkin kita ingin bersama selamanya, dan karena itulah kita ingin mengatakan bahwa kita ditakdirkan bersama.” Kata Yi Sang.
“Apa Menurutmu begitu?” kata Ha Ri. Yi Sang juga tak tahu.


Keduanya akhirnya berjalan bersama,  Yi Sang bertanya Apa lagi yang ingin dilakukan, apakah mau makan.  Ha Ri bertanya balik apa yang akan ingin dilakukan Yi Sang. Yi Sang menjawa kalau ingin melakukan Apa pun yang Ha Ri inginkan.
“Kau tidak perlu melakukan semuanya untukku. Kau akan marah nanti karena merasa melakukan semua pengorbanan itu.” Ucap Ha Ri
“Aku tidak berkorban. Aku hanya ingin jadi sepertimu. Aku sudah menjalani seluruh hidupku melakukan apa pun yang kumau. Kini aku ingin melakukan apa pun keinginan pacarku. Maka, aku akan lebih mengenalmu.” Kata Yi Sang
“Kalau begitu, mari bergantian. Aku juga harus mengenalmu.” Kata Ha Ri lalu duduk di bangku
“Kau akan baik-baik saja? Bagaimana jika aku mengandalkanmu karena kau sangat baik kepadaku?” kata Ha Ri
“Terlalu baik bukanlah hal penting.” Ucap Yi Sang kembali membuat lelucon tapi Ha Ri tak tertawa. Yi Sang akhirnya meminta maaf dengan tertawa.
“Aku tidak bisa memahami lelucon payah. Mungkin aku akan tertawa suatu hari nanti.” kata Ha Ri
“Aku sudah tidak punya apa-apa.” Kata Yi Sang. Ha Ri pikir tak mungkin  Yi Sang pikir mereka hanya terbiasa berada di dekat satu sama lain.
“Karena itulah... Aku berusaha menyukai anak-anak. Aku mengerti situasimu. Sebenarnya... Begini... Aku membenci anak-anak...” ucap Yi Sang lalu mendengar suara teriakan penjual “Kepompong ulat sutra!”
“karena kepompong ulat sutra.” Kata Yi Sang malu dan mencoba kembali berkonsterasi.
“Pokoknya, aku membenci anak-anak karena..Es krim!” ucap Yi Sang kembali melantur karena ada terikan penjual Es Krim.
“Maksudku, karena... Aku benci..” kata Yi Sang mencoba kembali dan terdengar teriak anak-anak memanggil Paman. Yi sang pun kembali  mengatakan “Paman...”
“Sepertinya aku seorang paman. Aku sudah terlalu tua.” Ucap Yi Sang tak bisa konsterasi.
“Intinya, aku tidak membenci anak-anak.” Kata Yi Sang tak bisa lagi mengatakan alasanya. Ha Ri mengaku tahu.




Di rumah, Yi Sang kembali curhat dengan patung-patungnya meminta agar jangan menatapnya seperti itu.
“Aku akan memberitahunya. Apa Kalian pikir mudah mengatakan itu padanya? Dia akan terkejut saat aku memberitahunya. Dia akan terluka. Bagaimana jika dia berpikir aku menipunya? Aku takut mungkin akan kehilangan dia.”kata Yi sang sedih dan sipantung besar seperti mengerti kegalauan Yi Sang.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar