PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 28 Juni 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 14 Par1 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

[Jambi Studio]
Yi Sang berlutut didepan Ha Ri lalu mengeluarkan cincin dari saku celananya dan mengatakan “Ha-ri, mari kita menikah.” Saat itu Ha Ri hanya bisa terdiam, seperti suara Yi Sang bergema ditelinganya berulang-ulang “Mari kita menikah.... Mari kita menikah.”
“Ha-ri.. Ha-ri... Kau tidak perlu menjawabku sekarang. Kau bisa memikirkannya dahulu.”ucap Yi Sang melihat Ha Ri seperti shock. Ha Ri mengaku hanya terkejut.
“ Sebelum kau bicara, begini,pikirkan semua kenangan indah yang pernah kita alami dan cobalah membayangkan masa depan bahagia bersama.” Kata Yi Sang
“Maafkan aku.” Ucap Ha Ri. Yi Sang kaget Ha Ri meminta maaf dan artinya  menolaknya dan wajahnya langsung sedih
“Tidak, maaf karena aku ragu. Aku sangat bahagia hingga merasa takut.’ Kata Ha Ri
“Hari ini kita bisa saling mencintai sampai mati, tapi bisa putus dengan menyakitkan di hari berikutnya.” Ucap Yi Sang menyakinkan.
“Bukannya aku tidak memercayaimu, Yi-sang, aku hanya takut mengalami kemungkinan itu. Aku bodoh, bukan? Aku mungkin akan mencemaskan semua momen bahagia dalam hidupku.” Ucap Ha Ri. Yi Sang terlihat sedih mendengarnya.
“Ya... Mari kita menikah.” Ucap Ha Ri. Yi Sang langsung tersenyum mendengarnya dan masangkan cincin dijari manis Ha Ri. Ha Ri pun meminta Yi Sang agar mengulurkan tanganya juga.
Yi Sang tersenyum melihat cincin ditanganya dan langsung mengenggam tangan Ha Ri. Ha Ri pun senang karena akan menikah dengan orang yang dicintainya.
“Mari kita menjalani hidup bahagia bersama. Mari hidup bahagia selamanya.”ucap Yi Sang. 



Di rumah, Jae Young membereskan barang-barang dan terpaksa meninggalkan rumah. 
Ha Ri kembali ke ruangan meminta anak buahnya agar cepat selesaikan draf yang mereka kerjakan dan pulang awal hari ini. Semua mengeti.Ha Ri melihat berkas dimejaya "Cara Menangani Tangisan Palsu" lalu memanggil Hyo Joo.
“Tentang artikel ini, "Cara Menangani Tangisan Palsu", apa semua bayi pura-pura menangis?” tanya Ha Ri. Yi Sang terlihat bingung.
“Itu salah satu cara bayi mengekspresikan diri karena tidak bisa bicara. Saat mereka mencoba mendapatkan apa yang mereka inginkan atau ingin perhatian orang tua mereka, mereka pura-pura menangis. Aku menulisnya di sana.” Jelas Hyo Joo
“Terkadang mereka juga menangis sungguhan. Tambahkan cara membedakannya. Selain itu, kau bekerja dengan baik.” Ucap Ha Ri memujinya. Hyo Joo pun tersenyum lalu kembali ke meja kerjanya. 


Ha Ri terlihat mengangkat tangank kirinya, saat itu Hyo Joo melihatnya dan langsung menjerit, Semua kaget bertanya ada apa. Hyo Joo melihat cincin ditangan Ha Ri lalu memastikan kalau Yi Sang sudah melamarnya. Ha Ri hanya bisa tersenyu memperlihatkan cincinya. Semua pun langsung berkumpul
“Benda kecil dan cantik ini cukup berat.” Ucap Ha Ri bangga. Yeon Joo mengejek  Pasti sangat berat hingga Ha Ri tidak bisa menulis.
“Asal kau tahu, kami memberi kiat kepada Pak Han.” Kata So Hyo Joo pikir Lamarannya bisa saja memalukan.
“Benar. Terima kasih. Sekarang tulis artikelnya. Aku ingin pulang.” Ucap Ha Ri. Mereka pun ikut tersenyum dan mengucapkan selamat pada Ha Ri
“Kami akan melatih lagu yang akan dinyanyikan di pernikahan.” Ucap Hyo Joo. So Yoon meminta agar jangan melibatkan dirinya.
“Hadiah saja tidak apa-apa, bukan?” ucap So Yoon. Hyo Joo menegaskan jelas akan melibatkan So Yoon dan tidak bisa lari.
“Aku tidak bisa nyanyi.” Keluh So Yoon. Ha Ri menyuruh merekan berhenti dan kembali bekerja.
Ha Ri melihat nomor telp di ponselnya “Ibuku tersayang, Bu Ok-ran” tapi mengurungkan niatnya seperti masih sangat marah dengan ibunya.
[Episode 14, Orang Dewasa Tidak Pura-pura Menangis]


Nyonya Lee pulang ke rumah dan hanya melihat kamar Jae Young yang sudah kosong. Setelah menganti pakaian ia pun bergegas pergi. Ha Ri pulang melihat kamar ibunya yang kosong dan akhirnya hanya sendirian dirumah.
“Aku akan menyewa perawat, jadi, pulang saja.” Ucap Ha Ri berbicara ditelp. Nyonya Lee mengerti dan meminta Ha Ri agar Jangan khawatir.
“Ibu sungguh ingin melakukan itu? Aku benci Ibu peduli padanya, Kau harusnya Dendam dan bencilah dia. Jangan temui dia lagi..” Kata Ha Ri marah
“Ibu mengerti. Berhentilah mengomeli ibu.” Ucap Nyonya Lee. Ha Ri memikirkan kalau Ibunya juga sakit
“Hentikan dan pulanglah.” Kata Ha Ri. Saat itu Yi Sang akan keluar studio melihat Ha Ri yang terlihat marah. Ha Ri pun menutup telpnya sementara Nyonya Lee hanya bisa menghela nafas melihat sikap anaknya. 


Yi Sang pun bertanya apakah Nyonya Lee sedang merawat ayahnya. Ha Ri kesal karena ibunya tidak mau mendengarkan putrinya lalu pamit karean harus pergi dan Ada banyak artikel yang harus diselesaikan. Yi Sang hanya melihat dari kejauhan Ha Ri yang terlihat marah.
***
[Rumah Sakit Hyewon]
Yi Sang datang membawakan makan untuk Nyonya Lee karena tahu belum makan malam, Nyonya Lee pikir Yi Sang  tidak perlu membawa ini tapi mengucapkan Terima kasih. Yi Sang meminta Nyonya Lee yang bicara santai dengannya.
“Aku yakin formalitas dan tata krama sangatlah penting. Aku tidak bisa bicara santai dengan orang yang lebih muda dariku. Bukan berarti aku menjaga jarak darimu, jadi, jangan marah.” Ucap Nyonya Lee. Yi Sang menganguk mengerti.
“Bagaimana keadaan Ha-ri?” tanya Nyonya Lee. Yi Sang memberitahu kalau Dia sangat mencemaskan ibunya.
“Aku yakin dia sangat marah. Dia pikir ayahnya membuatku kesulitan.” Kata Nyonya Lee
“Karena aku sudah datang ke sini, mungkin aku harus menyapanya...” ucapYi Sang dan langsung disela oleh Nyonya Lee
“Ha-ri akan menggila jika tahu. Dia tidak mau kau menemuinya dan juga tidak melihatnya.” Ucap Nyonya Lee. Yi Sang pun mengerti.
“Ayah Ha-rikabur dari rumah saat dia hampir lulus SD. Aku tidak membicarakannya karena tidak mau menyakitinya.” Akui Nyonya Lee 


Flash Back
Nyonya Lee menemani Ha Ri yang makan setelah menangis karena ayahnya tak datang, lalu bertanya apakah rasanya enak. Ha Ri menganguk dan makan dengan lahap.
“Kau Tidak apa hidup tanpa Ayah, bukan?” ucap Nyonya Lee. Ha Ri mengepalkan tanganya diatas meja lalu menganguk.
“Dia juga tidak membahasnya. Karena dia tidak mau membuatku kesal.”
“Dia hanya gadis kecil. Aku yakin dia merindukannya. Pikirannya pasti kacau. Karena itu, impiannya adalah memiliki keluarga normal dan menjadi seorang ibu. Tidak ada anak yang punya impian seperti itu.” Kata Nyonya Lee. Yi Sang hanya terdiam mendengarnya melihat Nyonya Lee terlihat sedih. 
Yi Sang keluar dari lift dan bertemu dengan Jae Young, keduanya sempat saling menatap. Jae Young mengaku datang untuk menemui ibunya Ha-ri. Yi Sang memberitahu kalau ada di lantai atas dan akan pergi. Jae Young menahanya.
“Tunggu... Aku menanyakan ini karena khawatir. Tolong jangan salah paham. Yi-sang... Apa ada kemungkinan kau bisa memberinya anak?”tanya Jae Young
“Sebagian orang menganggap bayi keajaiban.  Mereka berharap meski kemungkinannya kecil. Akan ada kesempatan.” Kata Yi Sang yakin
“Aku sungguh berharap bahwa itu bukan harapan semu.” Kata Jae Young. Yi Sang pun mengucapkan Terima kasih karena Jae Young yakin padanya. 


Nyonya Lee membantu Tuan Jang untuk berbaring setelah operasi. Tuan Jang mengucapkan terimakasih. Nyonya Lee menegaskan  melakukan ini bukan karena menyukainya. Jae Young datang menyapa kedua orang tua Ha Ri. Nyonya Lee kaget melihat Jae Young yang datang.
“Aku Jae-young. Apa Anda ingat aku?” ucap Jae Young. Tuan Jang pun membalas menyapanya karena Lama tidak bertemu.
“Kau tampak jauh lebih tua sekarang.”ejek Tuan Jang. Jae Young mengaku itu sudah pasti karena Sebentar lagi usianya 40 tahun.
“Apa operasinya lancar?” tanya Jae Young. Tuan Jang mengaku  Operasinya lancar. Jae Young pu mengucap syukur
“Bibi, aku akan menginap di sini. Kau harus pulang.” Kata Jae Young. Nyonya Lee pikir tak perlu karena merasa baik-baik saja.
“Kau bisa Pulang dan tidurlah. Besok aku libur.” Ucap Jae Young. Nyonya Lee bertanya Jae Young tinggal di mana sekarang
“Aku menginap di hotel perumahan. Do-ah baik-baik saja. Jangan cemaskan kami. Lagi pula, aku harus mampir lagi untuk mengambil barang-barang Do-ah.” Ucap Jae Young
“Bagaimana dengan Do-ah?”tanya Nyonya Lee. Jae Young memberitahu kalau  Ibunya Do-ah menjaganya untuk saat ini
“Bi Ok-ran... Perhatikan tekanan darahmu., Cepat pulang.” Kata Jae Young menarik Ibu Ha Ri.
“Baiklah. Gantikan aku hari ini.. Terima kasih, Jae Young” ucap Nyonya Lee. Tuan Jang pun melambaikan tangan. 



Jae Young duduk didepan Tuan Jang. Tuan Jang memastian kalau Jae  Young masih berteman baik dengan Ha Ri. Jae Young membenarkan dan tahu kaau Tuan Jang tidak pernah bertemu Ha-ri sejak SD, Tuan Jang mengaku tidak punya kesempatan.
“Di hari kelulusan SD-nya, dia menunggu sangat lama. Dia pikir Anda akan membawakannya sebuket bunga.” Ucap Jae Young. Tuan Jang seperti tak ingat tentang Sebuket bung
“Tunggu, Apa aku tidak menghadiri kelulusan Ha-ri?” tanya Tuan Jang bingung
“Ha-ri adalah ketua klub sukarelawan di SMP. Dia selalu mengeluh bahwa itu merepotkan, tapi dia senang menjadi ketua klub, jadi, dia bersih-bersih sendiri. Seorang teman bernama Ki-hun lengannya patah. Dia membawakan tasnya setiap hari.Dia mendapat penghargaan karena baik.” Cerita Jae Young. Tuan Jang seperti baru mengetahuinya.
“Pak, Ha-ri menjadi wanita yang baik dan cantik.” Ucap Jae Young. Tuan Jang pun bertanya apakah apa terjadi sesuatu antara Jae Young dan Ha-ri
“Tidak ada apa-apa. Kami hanya saudara dari keluarga lain. Kami seperti saudara atau teman baik. Kami saling melihat dan jatuh cinta kepada orang lain.” Ucap Jae Young. 


Flash Back
Jae Young menatap Ha Ri yang duduk ditangga sendirian, lalu bertanya Di mana Ha Ri mabuk seperti ini sambil mengeluh Kenapa duduk di tangga padahal Tangga di sini dingin. Ha Ri lalu mengaku dicampakkan lagi. Jae Young tak menyangka Ha Ri melakukan kencan buta lagi
“Kenapa mereka terus mencampakkanku? Seolah-olah tidak ada pria lajang yang mampu mencintaiku.” Kata Ha Ri sedih
“Aku menyukaimu.” Ucap Jae Young. Ha Ri mengeluh mendengarnya menurutnya ini menyebalkan sekali.
“Apa Kau bahkan mencoba menghiburku?” keluh Ha Ri. Jae Young mengaku tidak mengerti.
“Kenapa kau menganggapku tidak menarik?” tanya Jae Young. Ha Ri merasa tidak bilang Jae Young tidak menarik.
“Tapi kau bukan pria bagiku. Jika kita berpacaran dan putus, maka aku akan kehilangan anggota keluarga. Tapi aku tidak mau kehilangan anggota keluarga lain.”ucap Ha Ri.


Tuan Jang merasa Aneh sekali karena mereka selalu bersama sepanjang hidup dan Bagaimana bisa kalian tidak saling jatuh cinta. Jae Young pikir mereka tidak boleh mengambil risiko.
“Jika aku menyatakan perasaanku dan dia menolakku, tidak ada pria di dunia ini yang bisa berteman dengan wanita yang pernah dia cintai. Ini terasa seperti rumah orang lain.” Ucap Jae Young. 

Yi Sang mengantar pulang Ha Ri yang terlihat masih kecewa, lalu bertanya apakah mau menemaninya sampai tertidur. Ha Ri menatapnya, Yi Sang mengaku tidak akan melakukan apa pun kepada Ha Ri karena  Pacarnya tampak lelah dan sedih.
“Aku tidak akan mengganggunya. Aku bukan pacar yang buruk.” Ucap Yi Sang memastikan tak akan melakukan hal yang lainya.
“Tapi kau boleh menjadi sedikit buruk. Apa Kau mau makan?” kata Ha Ri mengoda. Yi Sang tersenyum memastikan apakah serius mengatakanya dan ingin tahu seburuk apa itu. 

Ha Ri sibuk masak didapur. Yi Sang melihat rumah Ha Ri dan berkomentar Ha Ri persis seperti ibunya saat masih muda setelah meihat deretan foto dirak. Ia pun bertanya apakah Ha Ri pandai memasak. Ha Ri mengaku pandai memasak ramyeon.
“Kau hanya bisa memasak ramyeon. Aku pandai memasak.” Ucap Yi Sang. Ha Ri memberitahu kalau ia  juga tidak pandai bersih-bersih.
“Kita bisa membeli penyedot debu yang bagus.” Kata Yi Sang. Ha Ri akhirnya membawakan mie diatas meja.
“Kelihatannya lezat... Biar kuambilkan untukmu.” Ucap Yi Sang dan Ha Ri meminta agar sedikit dulu.
“Siang ini, aku menemui ibumu.” Akui Yi Sang. Ha Ri bertanya apakah Yi Sang pergi ke rumah sakit. Yi Sang membenarkan.
“Aku tidak bisa menemui ayahmu. Situasinya akan agak aneh jika aku mengenalkan diri kepadanya, bukan?” ucap Yi Sang
“Aku tidak malu karena tidak punya ayah saat tumbuh dewasa. Tapi aku tidak ingin kau menemui ayahku.” Kata Ha Ri
“Aku juga. Aku tidak malu karena ayahku. Tapi aku tidak ingin hidup seperti ayahku. Dia ayah yang sangat baik yang sudah meninggal setelah bekerja seumur hidup demi keluarganya. Tapi dia tidak punya kehidupan sendiri.” Akui Yi Sang. 


Flash Back
Yi Sang melihat foto ayahnya yan berkerja seumur hidupnya. Ia membuang barang-barang ayahnya dalam tas sampah yang besar, lalu membuka kotak barang-barang yang ditinggalkan ayahnya.
“Setelah dia meninggal, aku membuang pakaiannya dan membersihkan barangnya Barang-barangnya hanya sebanyak dua kantong. Dan satu kotak untuk benda kenangannya. Kepala keluarga ini diam-diam bekerja sepanjang hidupnya.”
“Seorang pria yang hidup selama 70 tahun hanya meninggalkan dua kantong barang miliknya, serta sekotak benda kenangannya. Mungkin itu untuk kami, tapi aku ingin tahu alasannya hidup begitu.”
“Dia tidak perlu melakukannya. Aku jadi frustrasi.” Ungkap Yi Sang. Ha Ri sempat terdiam mendengar cerita Yi Sang
“Ibuku tidak cerita soal ayahku karena khawatir aku membencinya. Tapi aku mendengarnya berbicara dengan bibiku. Aku mendengar tentang hari saat dia menemuinya.”cerita Ha Ri. 
Flash Back
Nyonya Lee menunggu didepan sebuah rumah, Tuan Jang keluar terlihat marah mengeluh datang ke tempatnya. Nyonya Lee mengaku butuh uang. Tuan Jang sinis mengaku tidak punya uang. Nyonya Lee marah karena Tuan Jang tega kalau Ha RI itu harus kelaparan.
“Setidaknya aku harus menyekolahkannya.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Jang mengerti dan meminta agar menunggu.
“Aku ingat masa sedih yang dialami ibuku alih-alih masa ayahku meninggalkan kami.” 


Tuan Jang masuk ke dalam rumah dan bermain judi tanpa peduli Nyonya Lee yang menunggu diluar rumah. Seorang wanita dengan pakaian mini melihat Nyonya Lee dan tahu kalau ia istri Tae-seob. Nyonya Lee memalingkan wajahnya seperti memnahan mal.
“Kenapa kau tidak menunggunya di dalam? Aku akan membuatkanmu kopi dingin.” Ucap si wanita. Nyonya Lee tak mengubrisnya.
Akhirnya si wanita masuk sambil mengeluh karena banyak asap rokok ini dan ruangan ini penuh asap. Ia lalu memberitahu Tae-seob kalau istrinya   menunggu di luar jadi meminta agar  Berhentilah bermain dan keluarlah. Tuan Jang tahu tapi tetap terus bermain go stop. 

Malam hari pun tiba, Nyonya Lee masih menunggu. Tuan Jang memberikan uang mengaku hanya ini yang dipunya jadi Nyonya Lee bisa mengambilnya karena hanya itu uangnya. Nyonya Lee melihat lembaran uang daritangan Tuan Jang dan mengaku butuh uang sekolah Ha-ri.
“Jika punya uang lagi, akan kuberikan. Hidupku juga sulit. Kau hanya meminta uang kepadaku setiap kali bertemu denganku. Aku kabur dari rumah karena merasa sesak dan apa kau datang kemari?” ucap Tuan Jang marah jadi meminta agar mengambilnya saja.
Nyonya Lee menatap sinis Tuan Jang dengan uang yang tak cukup untuknya,  dan berjalan pergi. Tapi setelah beberapa langkah akhirnya Nyonya Lee kembali mengambil uang dari tangan Tuan Jang.
“Dia menunggunya seharian hanya untuk mendapatkan 78 dolar dan dia merasa sangat menderita. Dia ingin mengembalikan uang itu dan bilang tidak ingin menuntutnya, tapi dia berpikir, uang itu bisa memberi kami makan minimal selama tiga bulan, jadi, dia mengambilnya.”
Nyonya Lee pulang naik bus, menahan tangisnya dan emosinya. Di tanganya hanya ada beberapa lembaran uang yang tak akan cukup untuk sekolah anaknya.
“Setiap kali memikirkan hari itu, dia merasa marah, jadi, dia memikirkan hari itu saat butuh motivasi. Itulah ibuku.” 


“Itu sebabnya aku tidak bisa memaafkan ayahku. Aku sungguh tidak ingin membicarakan ini.” Kata Ha Ri. Yi Sang mencoba mulai makan walaupun Ramyeonnya sudah mulai dingin.
“Ibumu sangat mencemaskanmu, berkata bahwa kau sangat bersedih karena ayahmu. Mulai sekarang, alih-alih memimpikan keluarga normal karena ayahmu, lihat saja aku dan fokuslah pada kehidupan bahagia yang akan kita jalani.” Kata Yi Sang
“Jika kau tidak bisa memaafkan ayahmu, maka tidak perlu. Tapi kau tetap harus menemuinya. Saat bertemu dengannya, kau mungkin menyadari bahwa kebencianmu bukan apa-apa.” Kata Yi Sang
“Bisakah kita membahas hal lain? Apa Ada yang bisa membuatku senang?” kata Ha Ri tak ingin membahasnya.
“Tentu... Ayo... Kemarilah. Saat ini kau sangat cantik hingga aku tidak tahan.” Ucap Yi Sang mengoda.
Ha Ri hanya bisa tersenyum. Yi sang tak melihat ada mangkuk ramyun didepanya dan langsung jatuh ke bajunya. Ia langsung berteriak kepanasan, Ha Ri pun panik menyurh Yi Sang agar membersihkan diri  di kamar mandi dan ia akan apa ada baju yang bisa dipakai. Yi Sang menjerit kepanasan dan Ha Ri mencar baju dikamarnya.
“Bukankah kau juga butuh pakaian dalam baru?”ucap Ha Ri keluar kamar alu dikagetkan dengan Ibunya masuk ke rumah dan posisi Yi Sang pun sedang membuka bajunya. Suasana terlihat canggung.
“Ibu, kami hanya makan ramyeon.” Kata Ha Ri. Yi Sang malu menutup badanya.
“Ibu tahu artinya... Ibu tahu arti makan ramyeon bersama.” Kata Nyonya Lee lalu bergegas pergi.
“Ibu, bukan itu maksudku! Ibu?” ucap Ha Ri dan mengeluh Yi sang hanay diam saja. Yi Sang pun buru-buru makai bajunya. Ha Ri hanya bisa menghela nafas. 



Nyonya Lee sibuk membuat air kaldu, Ha Ri akhirnya turun dan duduk dimeja makan memberitahu ibunya kalau Yi Sang sudah pergi. Nyonya Lee menganguk mengerti. Ha Ri memberitahu kalau tidak melakukan apa pun. Nyonya Lee mengejek Ha Ri yang membawanya pulang jika tidak melakukan apa pun.
“Ayolah... Jika Ibu bilang begitu, maka aku tidak bisa mengundangnya... Yi-sang melamarku.” Ucap Ha Ri. Nyonya Lee berkomentar dingin itu bagus.
“Apa Itu saja? Ibu, aku akan menikah.” Keluh Ha ri kesal melihat reaksi ibunya.
“Kau sering membahas pernikahan hingga rasanya kau sudah menikah. Haruskah ibu menari untukmu?” ucap Nyonya Lee
“Ini tidak adil. Ibu bahkan tidak bisa bahagia untukku karena sibuk merawat Ayah. Ini sebabnya aku melarang Ibu menemui Ayah. Coba Lihat.. Dia kembali dan hanya menyulitkan Ibu lagi.” Keluh Ha Ri
“Kenapa kau terus membuat ibu menjadi wanita yang menyedihkan? Semua putri mungkin mengasihani ibu mereka, tapi ibu tidak mau putriku berpikir bahwa ibu adalah wanita yang ditinggalkan suaminya.” Keluh Nyonya Lee
“Jika kau hidup menderita karena rasa sakit ibu, bagaimana ibu bisa hidup dengan tenang? Ibu sudah melupakan masa lalu. Kenapa kau masih mengingatnya dan begitu membenci ayahmu?” ucap Nyonya Lee
“Apa Kini Ibu sungguh peduli padanya karena sudah melupakannya? Setelah semua yang kita lalui? Apa Ibu sungguh melakukan ini karena baik-baik saja?” tanya Ha Ri
“Ibu begini agar kami tidak perlu bertemu lagi. Dia akan meninggalkan rumah sakit besok. Kita tidak perlu bertemu dengannya lagi. Jangan terlalu memikirkannya. Lupakan saja.”kata Nyonya Lee. Ha R pun hanya bisa diam saja 


Eu Ddeum sedang didepan meja foto kopi, Hyo Joo melihat dari kejauhan dengan wajah tersenyum. Eu Ddeum tak sengaja menyenth kertas dan tanganya terlihat, Hyo Joo yang melihatnya langsung panik bertanya Apa jarinya teriris
“Aku baik-baik saja.” Kata Eu Ddeum. Hyo Joo meminta menunggu dan bergegas pergi.
“Apa Kau melakukan teleportasi?” komentar Eu Ddeum melihat Hyo Joo yang datang dengan sangat cepat.
“Ayo Ulurkan tanganmu.” Ucap Hyo Joo memasangkan plester di jari  Eu ddeum. Eu Ddeum seperti merasakan sesuatu.
“Pasti ini.. Bersikap baik sebagai tanda ketertarikan. Aku paham alasan bersikap baik bisa jadi kesalahpahaman. Aku harus berhati-hati.” Ucap Eu Ddeum
“Ya, ada orang yang menganggap kebaikan sebagai tanda ketertarikan. Seperti diriku sendiri. Kau hanya boleh bersikap baik kepadaku karena aku mengenalmu. Mengerti?” kata Hyo Joo
“Apa Karena kau tahu aku tidak menyukaimu? Kau tidak akan salah paham.” Ucap Eu Ddeum
“Benar. Aku tidak akan salah paham lagi. Bersikap baiklah kepadaku saja.” Ucap Hyo Jo menahan perasaanya.
“Baiklah. Terima kasih. Semoga harimu menyenangkan!” ucap Eu Ddeum. Hyo Joo berjalan dengan wajah sedih. 

Hyo Joo yang sedih sudah memegang tasnya lalu bertanya pada Ha ri kalau Artikelnya sudah selesai jadi apa Boleh pulang. Ha Ri mempersilahkan untuk pulang saja lalu meberitahu kalau Pak Kim menelepon, bilang toko Bebebo buka dan ingin bertemu mereka di sana.
“Dia ingin kita mendapatkan peluang iklan bagus. Eu-ddeum akan ke sana. Siapa yang mau ikut?” ucap Ha Ri
“Aku akan pergi.” kata Hyo Joo langsung mengacungkan tangan. Ha Ri kaget melihatnya karena tak seperti biasanya. Hyo Joo pikir Hanya ia yang bisa lalu pamit pergi
“Dia mudah ditebak. Apa Kau tidak pulang?” kata Yeon Ho. Ha Ri menyuruh Yeon Ho pergi lebih dahulu. Yeo Ho pun pamit.
***
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar