PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kang Bae
terbangun mendengar suara berisik rumahnya, lalu melihat kalau Wol Ju sedang
masak didapurnya. Wol Ju pun menatap Kang Bae yang baru saja terbangun.
Keduanya akhirnya duduk dengan semangkuk bubur dan kimchi diatas meja tapi Kang Bae hanya diam saja.
“Apa yang
kau tunggu? Makan dan minum obatmu.” Ucap Wol Ju memberika sebungkus obat.
“Aku
tidak mau.” Ucap Kang Bae. Wol Ju bingung dan mengelau kalau Ini sudah
dibuatkan untuknya
“Walau
rasanya tidak enak...” ucap Wol Ju yang langsung disela oleh Kang Bae. Kang Bae
mengaku Bukan itu masalahnya.
“Tapi
Sayang jika harus dimakan. Ini kali pertama seseorang memasak untukku. Aku
tersentuh, Nona Wol-ju.” Ucap Kang Bae berkaca-kaca
“Cepat
makan agar kau cepat sembuh dan bekerja kembali. Kita tak ada waktu untuk
tersentuh.” Kata Wol Ju
“Benar.
Aku harus segera bekerja.” ucapKang Bae mulai makan dan memuji kalau Rasanya
gurih dan Enak sekali.
“Lidahmu
punya selera bagus. Lalu Makanan apa yang kau sukai?” kata Wol Ju. Kang Bae
memikirkanya.
“Pangsit.
Aku suka pangsit... Pangsit rasanya enak. Kita bisa makan daging dan sayur
sekaligus. Selain itu, mudah dibuat.” Kata Kang Bae.
“Astaga,
mudah dibuat? Coba buat sendiri. Itu sangat sulit dibuat.” Kata Wol Ju kesal
“Aku
hanya makan pangsit beku, jadi, tak tahu itu.” Kata Kang Bae. Wol Ju pun tak
bisa berkata-kata
Kang Bae
kaget ditunjuk oleh temanya, dan memastikan kalau harus ia orangnya. Seung Ho
membenarkan kalau dari mereka semua Kang Bae yang paling sehat. Kang Bae makin
melonggo bingung dan dianggap Orang paling sehat?
“Ayolah...
Lihat tubuh seniormu yang tua ini. Pinggang Pak Ma bermasalah dan lututku sudah
lama cedera.” Kata Jin Dong
“Kau cedera
waktu bermain sepak bola saat wajib militer.” Ucap Kang Bae bingung
“Dengarkan
kami. Apa kami yang bertubuh lemah harus maju? Lihat dirimu. Untuk apa tulangmu
yang sehat dan sendimu yang kuat itu? Hadiah utamanya adalah dua juta won untuk
makan malam tim. Ayo kita semua makan daging sapi yang enak.” Kata Jin Dong
menyakinkan Kang Bae.
“Tidak...
Aku tidak bisa... Aku tak bisa menjadi pusat perhatian. Aku pun tak cocok
bekerja dengan orang lain.” Kata Kang Bae menolak
“Mana ada
orang yang cocok mengerjakan hal itu di sini? Kang-bae, di setiap acara kantor
sebelumnya, kau selalu berusaha tidak ikut. Aku ingat itu. Anggap semua acara
yang tak kau ikuti sebelumnya lunas dengan ini.” Kata Seung Ho lalu saling tos
dengan Jin Dong. Kang Bae pun tak bisa menolak.
Di
ruangan semua pegawai berkumpul, seorang pria menjelaskan Lomba tari pasangan
di swalayan kita adalah acara mempererat komunikasi dan hubungan karyawan dan
Departemen pemenang mendapatkan dua juta won.
“Performa
kalian nanti juga akan masuk perhitungan penilaian kinerja. Silakan berdiskusi
dan tentukan pasangan sendiri. Tulis nama kalian di sini.” Ucap Si pria. Kang
Bae duduk sendiria terlihat kebingungan, di seberangnya terlihat Yeo Rin yang
juga gugup.
“Apa aku
harusnya tak mendaftar? Tidak. Posisiku harus aman, jadi, harus lakukan apa
pun.” Kata Yeo Rin
Kang Bae
meilhat ada Yeo Rin mencoba untuk menyapanya,
Yeo Rin sempat melirik tapi memilih untuk mengubrisnya.
Wol Ju
berlari ditaman, Manager Gwi bingung Kenapa tiba-tiba berolahraga. Wol Ju pun
kalau Manager Gwi bisa melihat Kang-bae pingsan, menurutnya Bukan hanya dia. Ia mengaku Saat merasa lelah belakangan ini,menjadi
sering emosi dan kesal.
“Itu
karena kondisiku menurun.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi mengejek Itu karena
karakter pemarahnya. Wol Ju tak mendengar dan ingin mengulangnya.
“Lupakan.
Olahraga!” ucap Manager Gwi. Wol Ju setuju kalau olahraga kunci dari semuanya.
“Omong-omong,
kau memasak bubur untuk Kang-bae?” tanya Manager Gwi. Wol Ju membenarkan.
“Kalau
begitu, kau seharusnya juga mulai merawatku. Aku selalu melakukan semua tugas
berat. Kau tak acuh bahkan saat pinggangku terkilir.” Kata Manager Gwi
“Itu
karena ototmu kurang kuat. Ayo berolahraga! Sudut 90 derajat di lenganmu dan
kuatkan perutmu.” Kata Wol Ju memberikan pukulan juga pada perut Manager Gwi
“Lihat
ini. Ini caramu menantangku? Kemarilah.” Kata Manager Gwi akhirnya mengejak Wol
Ju
Keduanya
akhirnya berbaring di rumput dengan wajah kelelahan. Manager Gwi mengeluh
Padahal merkea harus belanja hari ini. Wol Ju juga kelelahan karena tak bisa
berjalan lagi jadi meminta agar mengendongnya sambil menaruh kakinya diatas
kaki Manager Gwi.
“Aku
sampai bingung apakah itu kakimu atau kakiku.” Ejek Manager Gwi
“Cepat
gendong aku! Gendong aku dari sini!” rengek Wol Ju. Manager Gwi kesal berkata
kalau mereka takkan berjualan hari ini. Saat itu sepasang pria dan wanita mengayuh
sepeda bersama.
Manager
Gwi pun mengayuh sepeda tapi merasa
sulit sekali dikayuh dan berpikir
kalau sepedanya rusak. Tapi ternyata Wol Ju yang hanya ingin duduk tenang
dibelakang tanpa mengayuhnya. Manager Gwi pun tak banyak berkata-kata berkomentar
kalau Wol Ju terlihat senang.
“Apa? Kau
mengatakan sesuatu padaku?” ucap Wol Ju tak mendengar.
“ Benar.
Saat ini, aku merasa ingin mati. Kau berat sekali! Coba kurangi berat badanmu!”
kata Manager Gwi marah
“Untuk
apa diet jika aku akan akan ke alam baka? Aku harus makan semua yang aku mau sebelum
pergi.” kata Wol Ju marah. Manager Gwi pun tak banyak komentar langsung
mengayuh sepedanya.
Keduanya
pun duduk ditaman makan cemilan, Wol Ju melihat makanan Mangaer Gwi agar
memberikan satu suap. Manageri Gwi mengeluh Wol Ju yang meminta makanannya lagi
dan menyuruh agar Makan saja punyanya sendiri. Tapi Wol Ju akhirnya merampas
dari tangan Manager Gwi
“Rasanya
enak! Ternyata ini memakai gurita. Apa Mau tukar makanan? Aku mau makan yang
itu.” Ucap Wol Ju
“Kalau
begitu, beli ini dari awal. Kenapa memakan punyaku?” keluh Manager Gwi
“Aku tak
tahu itu memakai gurita.” Kata Wol Ju. Akhirnya Manager Gi memberikan makanan
bertukar dengan Wol Ju.
Manager
Yeom datang meliha keduanya bertanya Sedang apa mereka di sini. Manager Gwi pun
menyapa Manager Yeom yang datang dan menanyakan alasanya. Manager Yeom melihat
Kedai mereka kosong dan bertanya apakah
tak bersiap untuk berjualan
“Kenapa
kau mengikuti kami? Kami sedang berolahraga.” Kata Wol Ju. Manager Gwi tak
percaya keduanya Berolahraga
“Mengendarai
ini? Apa Kalian sedang berkencan?” ucap Manager Gwi. Manager Gwi dan Wol Ju
mengeluh mendengarnya
“Kenapa
kemari, Manager Yeom?” tanya Manager
Gwi. Manager Yeom pun mengingat alasanya datang.
“Benar.
Aku butuh bantuan. Ada roh gentayangan yang hingga kini belum bisa tertangkap.
Kini aku harus pergi ke Lokakarya Kematian Divisi Asia, jadi, tak ada waktu
untuk menangkap roh itu.” Jelas Manager Yeom
“Apa duo
bodoh... Maksudku, kalian bisa membantuku menangkapnya?” kata Manager Yeom
“Apa aku
ada waktu menolongmu? Aku masih butuh waktu untuk targetku. Waktu menipis dan
Kang-bae sakit. Aku sedang kesulitan.” Kata Wol Ju
“Kalau
begitu, aku...”ucap Manager Gwi. Wol Ju menegaskan kalau Manager Gwi juga
“Kau selalu
ingin menangkap roh. Pulang saja ke kepolisian. Aku ingin sekali melaporkanmu
karena mengabaikan pekerjaan.” Ucap Wol Ju marah
“Kenapa
kau selalu penuh emosi? Coba dengarkan aku dulu. Apa aku minta bantuan dengan
gratis? Ini yang kudengar tentang roh itu. Roh itu belum pamit pada
keluarganya, sehingga dia kabur saat diajak ke Alam Baka. Kalian bisa tangkap
roh itu dan bawa padaku...” kata Manager Gwi
“Aku juga
bisa bawa roh itu pada keluarganya untuk berpamitan. Satu kasus aku
terselesaikan. Begitu?” kata Wol Ju
“Benar.
Kau mengerti maksudku. Bagaimana? Satu targetmu terpenuhi dan masalahku beres.
Kita sama-sama untung.” Kata Manager Yeom
“Di mana
roh itu biasa berada?”tanya Wol Ju dengan wajah berbinar-binar.
Seorang
pria di depan krematorium, disamping istrinya yang disampingnya berkata kalau
Sudah lama Ibu tiada jadi pasti tenang di sana, dan berpikir kalau Mereka hanya
bisa mengharapkannya. Sang istri mengaku masih ingat saat terakhirnya.
“Sampai
detik terakhir, dia terus saja memanggilmu. Dia pasti sangat rindu denganmu. Putranya
ini terlalu sibuk di kantor untuk bisa di sisinya pada saat terakhir.” Ucap
sang istri. Suaminya membenarkan.
Keduanya
pun berjalan bergandengarn tangan, sang pria bertanya Di mana sang istri
akan bertemu kakaknya. Istrinya
menjawa akan pergi ke rumahnya nanti dan
suaminya pasti tahu kakaknya bila mau pergi, selalu membuat banyak makanan.
“Pasti
banyak yang dia bawa.” Kata Sang istri. Suaminya meminta agar istrinya Jangan
irit uangnya.
“Makan
yang enak dengan kakakmu. Kau Pergilah.” Ucap sang suami memberikan kunci
mobilnya.
“Biar
kuantar ke kantormu.” Kata Sang Istri. Suaminya menolak karena akan naik taksi
dan menyuruhnya cepat pergi. Akhirnya keduanya pun melambaikan tangan.
Si pria
akhirnya pulang menaiki bus sendiri, diam-diam Manager Gwi mengikutinya dan
duduk dibagian belakang. Si pria pun turun lalu pergi ke minimarket membeli
beberapa kaleng bir, Manager gwi terus mengikutinya. Akhirnya si pria pun
membayar dikasir lalu pergi.
“Kasihan
sekali pria itu.” Komentar si kasir. Manager Gwi langsung mendekat dan bertanya
apakah kenal dengan pria itu.
Wol Ju
sibuk membuat mandu, saat itu Kang Bae
datang dengan wajah murung. Wol Ju pikir Kang Bae tak perlu merasa tersentuh
lagi ad mengaku membuatnya karena sedang ingin makan. Kang Bae tak peduli
berpikir harus membereskan alat makan.
“Ada apa
ini? Bukankah kau suka pangsit?” ucap Wol Ju heran. Kang Baek mengaku Tidak ada
apa-apa.
“Ada apa?
Kenapa kau begitu?” tanya Wol Ju. Kang Bae mengaku Sebenarnya akan mengikuti lomba tari pasangan
di swalayan.
“Bukan
hanya tari, ini lomba berpasangan. Aku tak bisa bersentuhan dengan orang lain. Acara
ini bisa membuatku ketahuan oleh semua orang.” Kata Kang Bae.
“Apa yang
kau lakukan hingga bisa mengikuti lomba itu? Bukankah sudah kusuruh diam dan
tak bersikap menonjol? Kau harusnya simpan tenagamu di swalayan dan memakainya
saat bekerja di sini.”kata Wol Ju mengomel.
“Saat
bekerja di kantor, ada hal yang tak bisa kutolak. Semua orang mengaku sakit dan
aku yang muda harus ikut. Apa karena itu Yeo-rin ikut?”kata Kang Bae mulai
berpikir
“Yeo-rin?
Gadis yang tak bereaksi saat kau sentuh? Kalau begitu bisa dengannya.” Kata Wol
Ju
“Tak
mungkin dia mau. Dia bahkan tak menyapaku.” Kata Kang Bae bingung
“Kau tak
bisa menolak ikut, 'kan? Kalau begitu lakukan saja. Tapi Lupakan itu dulu. Tugas
hari ini sangatlah penting.” Kata Wol Ju
“Kenapa
hari ini di depan apartemen?” tanya Kang Bae.
Wol Ju memberitahu Roh gentayangan itu dulu tinggal di sini jadi mereka bisa
menunggunya di tempat ini.
“Saat dia
datang menemui keluarganya, kita tangkap.” Jelas Wol Ju.
Si pria
akhirnya melihat papan [ MENU HARI INI: PANGSIT] akhirnya Wol Ju memberikan
mandu. Si pria mencoba dan memuji kalau Pangsitnya
terisi dengan baik dan Rasanya enak. Wol Ju dengan bangga itu pasti karena itu
pangsit buatannya. Si pria pikir Wol Ju pantas
bangga akan hal ini.
“Aku
sangat menyukai pangsit hingga istriku sering memasaknya untukku. Pangsit udang
benar-benar yang paling enak.” Ucap si pria.
“Pangsit
udang memang enak. Aku pun suka.” Ucap Kang Bae. Si pria mengaku Ibunya juga
sangat menyukai pangsit.
“Walau
dia di rumah sakit dalam waktu lama, satu piring buatan istriku selalu habis. Itu
juga makanan terakhir yang dia santap sebelum dia meninggal.” Kata Si pria. Wol
Ju pikir Pasti berat baginya.
“Dibandingkan
aku, istriku yang lebih kesulitan. Dia harus merawat ibu mertuanya di rumah
sakit.” Ucap Si pria
“Namun,
apa kau tak mengalami sesuatu yang aneh beberapa hari ini? Entah di rumah atau
di kantormu.” Ucap Wol Ju. Si pria bingung Wol Ju membahas Sesuatu yang aneh.
“Mungkin
kau seperti melihat sesuatu yang aneh atau tiba-tiba merasa merinding.” Tanya
Wol Ju.
Si Pria
tak mengerti. Wol Ju akhirnya tak ingin membahasnya lagi dan mengajak Kang Bae
agar mulai bekerja karena mereka harus mencoba cari petunjuk apa pun. Kang Bae
pun mengambil mangku dan langsung memberikan “danmuji” lalu menyentuhnya.
Tapi
tanganya tak berfungsi, Kang Bae bingung mencoba untuk menepuknya berpura-pura
ada sesuatu di bajunya, tapi si pria tak bisa mengatakan semuanya. Wol Ju pun
juga bingung ada apa dengan tangan Kang Bae.
Manager
Gwi pun datang memberitahu Wol Ju kalau sudah berkeliling, tapi tak ada da
bertanya apakah melihat sesuatu. Wol Ju setelah melihat si pria itu pergi
mengaku tak melihat apa pun. Manager Gwi menceritakan kalau dengar ini dari
kasir toserba.
“Pria itu
selalu pulang larut dari kantornya. Namun, setelah pemakaman ibunya,dia pulang
lebih cepat, mungkin karena dia merasa tak enak.” Kata Manager Gwi
“Kalau
begitu, mungkin roh itu tidak mengikutinya, tapi menunggunya di rumah? Kini dia
sudah menjadi hantu penjaga rumah?” kata Wol Ju.
“Sepertinya
kita harus mencoba memeriksa ke dalam rumahnya.” Ucap Manager Gwi
Manager
Gwi datang ke rumah menyamar dapat laporan dari penghuni bawah kalau ada air
bocor jadi meminta izin bisa melakukan pengecekan. Si pria pun mempersilahkan.
Manager Gwi akhirnya memeriksa bagian bawah tempat cuci prian dan bagian
lainya.
“Apa
airnya berasal dari pipa kamar mandi?” ucap Manager Gwi mencari di ruangan.
“Apa ada
pipa yang berhubungan lagi? Sepertinya tak ada masalah sama sekali. Pak, aku
boleh mengecek kamar utamamu?” kata Manager Gwi. Si pria pun mempersilahkan.
Manager
Gwi bingung menurutnya Aneh sekali karena Dia juga tak ada di rumah. Saat itu terihat ada bayangan hitam yang ada di
teras rumah tanap bisa terlihat oleh Manager Gwi.
Wol Ju
mengeluh membuatnya gila dan Ke mana mereka harus mencarinya? Manager Gwi pun
heran kenapa sentuhan Kang-bae tak memberi reaksi apa pun. Wol Ju juga bingung
dan memastikan kalau Kang Bae benar-benar menyentuhnya
“Sentuhanmu
tak berguna pada Yeo-rin.” Kata Wol Ju. Kang Bae pun binung karena Ini kali
kedua.
“Maaf aku
tak bisa membantu. Andai aku juga bisa melihat hantu.” Kata Kang Bae.
“Kang-bae,
dengar. Bila kau bisa membuat orang bicara dengan sentuhanmu, juga bisa melihat
hantu, seharusnya kau menjadi dukun, bukan bekerja di sini. Kau pasti akan kaya
raya.” Ucap Manager Gwi . Kang Bae bersemangat mendengar kata Kaya raya
“Kau
memang pengaruh buruk. Apa Kau pikir menjadi dukun mudah? Jika terjadi sesuatu,
dukun dicaci dan diserang pisau.” Kata Wol Ju
“Apa? Dukun
juga diserang pisau? Bagaimana kau bisa tahu itu?” tanya Kang Bae
“Itu
karena... tak ada yang tak kuketahui. Aku sudah hidup selama 500 tahun di dunia
ini.” Ucap Wol Ju kesal. Kang Bae pikir benar juga.
“Bila roh
gentayangan ini tak bisa berpamitan sampai kabur, seharusnya dia terus berada di
dekat keluarganya. Namun, dia ada di mana?” ucap Wol Ju kesal
“Itu juga
aneh bagiku. Tak bisa begini. Aku harus awasi mereka dengan baik mulai besok
pagi.” Kata Manager Gwi.
Mereka
pun mengikuti si pria yang menaiki bus untuk berkerja. Wol Ju mengeluh Bila
menjadi roh gentayangan itu, maka takkan
mau naik bus ini karena terlalu penuh. Saat itu si bus berbelok, Wol Ju akan
jatuh dan Manager Gwi langsung memeluknya agar tak jatuh. Wol Ju seperti terkesima dengan sentuhan
Manager Gwi.
“Sadarlah
dan perhatikan sekitar.Jangan jatuh dan menarik perhatian yang tak diinginkan.”kata
Manager Gwi
“Senangnya
bertubuh tinggi.” Kata Wol Ju kesal melepaskan tangan Manager Gwi dan bus pun
berhenti.
“Apa?
Kenapa dia tak turun? Ini jelas di depan kantornya.” Kata Manager Gwi bingung
melihat si pria yang tak turun.
Tiba-tiba
seseorang masuk dan menatap kearah manager Gwi.
Wol Ju bertanya apakah melihat roh. Manager Gwi menahan kepala Wol Ju
agar tak memalikan wajahnya meminta agar Jangan lihat karena Ada rohnya. Wol Ju
pun kaget.
“Apa
rencanamu? Serang sekarang?” tanya Wol Ju berbisik dengan wajah ketakutan
“Tidak.
Dia sepertinya sedang merasuki manusia lain. Bila diserang, masalah akan besar.
Saat orang turun di halte berikut, kita... Kita bisa...” ucap Manager Gwi dan
langsung melihat si pria turun dari bus.
Keduanya
pun bergegas turun dari bus dan mengejarnya, Si roh yang merasuki manusia terus
berlari menghindarinya. Wol Ju melihat ada pagar tinggi didepanya dan akhrinya mencari jalan lain.
Akhirnya
Manager Gwi bisa menangkap di tempat pakiran dan mulai mencekiknya. Si Pria
terlihat hanya menahan nafasnya saja. Manager Gwi menyuruh agar roh jahat
Keluarlah dari tubuh ini. Wol Ju yang baru datang pun bingung.
“Apa? Dia
bukan roh gentayangan yang kita cari.” Tanya Wol Ju. Si pria akhirnya berubah
menjadi roh dengan wajah yang menyeramkan dan juga tangan dengan kuku yang
panjang.
Manager
Gwi terluka karena kena cakaranya dan
roh pun mulai kabur. Si pria berusaha kabur. Manager Gwi menyuruh Wol Ju
agar Minggir lalu melempar pedanganya. Wol Ju hanya bisa melonggo meihat roh
yang tertusuk dan hilang didepanya dan menjadi bola.
Wol Ju
pun menahan dengan kakinya, hanya diam saja dan terlihat gugup. Manager Gwi
heran melihat tingkah Wol Ju dan mengambil bola roh jahat. Wol Ju panik melihat
luka ditangan Manager Gwi. Manager Gwi merasa hanya terluka sedikit dan bukan
luka yang membahayakan.
“Pekerjaan
polisi ternyata memang sangat berbahaya. Hei! Kau sudah terbiasa dengan
pekerjaan berbahaya, tapi masih mengeluh soal bekerja di kedaiku?” ucap Wol Ju
sinsi.
“Benar,
'kan? Tak mungkin kau akan khawatir denganku. Kau hanya memikirkan itu. Aku
bawa dia dulu ke Alam Baka, jadi, istirahat saja di kedai.”kata Manager Gwi
“Tidak. Aku
lebih baik ke kantor pria itu. Namun, roh gentayangan tadi belum berubah
menjadi roh jahat, 'kan?”ucap Wol Ju memastikan.
Manager
Gwi mengoda Wol Ju dengan roh jahat yang lepas dari tangannya Wol Ju mengeluh
kesal.
Wol Ju
sampai di SANHA INTERNATIONAL membagikan minum lalu melihat si pria yang belum
datang juga. Beberapa saat kemudian sipria datang meminta maaf karena Sudah
lama tak naik bus, jadi lupa harus turun di mana.
“Kau harus
rapat eksekutif sekarang.” Ucap Si Juniornya. Si pria pun menganguk mengerti
dan langsung pergi. saat itu Wol Ju melihat bayangan hitam yang mengikuti dari
belakang.
Wol Ju
akhirnya mengejar si arah mengajak untuk bicara sebentar ditangga darurat. Ia memberitahu kalau mreka pasti menangkapnya
meski terus kabur jadi mengajak untuk bicara sebentar.
“Baiklah.
Aku mengerti. Aku takkan memaksamu. Kalau begitu, dengar ini baik-baik. Aku
begini bukan karena aku tak mengerti dirimu. Aku juga... meninggalkan seseorang
yang kusayangi saat aku mati. Namun, itu tak membuat perbedaan. Ini hanya akan
membuatmu lebih berat di Alam Baka.” Ucap Wol Ju
“Lihat
dirimu. Kau tak bisa bicara dengannya. Apa lagi yang bisa kau lakukan selain
berada di sekitarnya? Jadi, lebih baik kita melakukan sesuatu yang
menguntungkan kita bersama. Aku akan membantu kau mewujudkan keinginan
terakhirmu. Jangan kabur dan datang padaku. Ayo pergi ke kedai, dan kita...”
ucap Wol Ju melihat bayangan hitam sudah memberikan tangannya.
Tapi
seorang bibi datang memastikan Wol Ju
yang memberikan minuman lalu mendorong Wol Ju ke arah lift agar pergi
dari tempatnya. Wol kebingungan. Si wanita mengancam kalau akan memukul jika
kembali lagi. Wol Jumengaku Hari ini hanya datang untuk berlatih.
“Apa
maksudmu berlatih? Beraninya kau berjualan di tempatku. Kau memang harus
dipukul. Pergi! Aku mengawasimu.”kata si pria. Wol Ju akan keluar tapi banyak
karyawan datang dan membuatnya terdorong ke belakang.
Kang Bae
akhirnya menemui Yeo-rin diluar bertanya apakah
sudah dapat pasangan untuk lomba. Yeo Rin menjawab Belum. Kang Bae
mengaku juga belum dengan terbata- bata
berbicara. Yeo Rin ingin tahu apa yang akan dikatakan..
“Karena
kita harus ikut pada akhirnya, apakah kau mau membuatnya mudah dan menjadi
pasanganku di lomba ini?” ucap Kang Bae
"Membuatnya
mudah?" Untuk siapa? Aku?” kata Yeon Rin marah. Kang bae pikir mereka
sudah pernah bertemu
“Dengar,
Han Kang-bae. Karena aku sudah tahu rahasiamu... tentang CIA, kau mungkin
merasa lebih nyaman denganku. Namun, itu adalah beban bagiku.” Kata Yeo Rin
“Tidak. Aku
mengajakmu bukan karena itu. Ini alasan pribadiku. Bagaimana menjelaskannya
padanya? Yeo-rin, kau orang yang spesial untukku. Hanya kau yang tak bereaksi
apa pun saat menyentuhku. Karena itu, aku harus menari bersamamu.” Ucap Kang
Bae.
“Apa? Han
Kang-bae... Bila tinjuku mengarah padamu, lututku mengarah ke perutmu, atau
kakiku mengarah ke belakang lututmu, apa yang kau rasakan?” ucap Yeo Ri
memberikan tinjuanya. Kang Bae pun ketakutan.
Di
ruangan Kang bae hanya bisa terdiam, Jin Dong tak percaya kalau Kang Bae ditolak oleh Yeo-rin, menurutnya Yeo Rin
memang bukan gadis yang mudah dihadapi. Kang Bae pikir lebih baik mundur...
Seong Ho menegaskan Mana ada yang mudah dihadapi dalam hidup
“Bila ada
masalah, harus diselesaikan.” Kata Seung Ho. Jin Dong membenarkan.
“Menurutku,
masalah terbesarmu adalah bersikap terlalu pasif pada dia.Pria yang minta seorang
gadis menjadi pasangannya tentu tak menarik. Wanita lebih suka pria jahat daripada
pria lemah sepertimu.” Ucap Jin Dong
“Benar
sekali. Percaya diri adalah kekuatan seorang pria.” Ucap Jin Dong Kang Bae pun
ingin tahu. Jin Dong memberikan concton.
“Kang Yeo-rin,
apa kau menginginkanku? Aku masih belum dapat pasangan.” Kata Jin Dong mengunci
Wajah Seung Ho seperti seorang Yeo Rin
“Tapi aku
tetap tak ingin berpasangan denganmu!” kata Seong Ho. Jin Dong menegaskan kalau
itu Tidak mungkin. Seung Ho bingung.
“Kau tak
mungkin menolakku. Dalam tiga detik, kau pasti mau denganku. Lihat saja. Tiga,
dua, satu.” Kata Jin Dong Do mengoda.
“Kau sangat
keren. Aku mau menjadi pasanganmu.” Kata Seung Ho seperti terhipnotis.
Jin Dong
pikir Seong Ho bisa melihatnya. Kang Bae pun menatapnya dan mencoba
membayangkanya.
“Dalam
tiga detik, kau pasti mau denganku... Coba Lihat saja. Tiga, dua, satu.” Ucap
Kang Bae dan saat itu Yeo Jin pun mengumpat Kang Bae itu pria gila dan langsung
membantingnya.
“Sepertinya
itu berbahaya.” Kata Kang Bae berpikir
tak mungkin bisa melakukanya.
Kang Bae masuk ke sebuah restoran melihat Yeo Rin
yang sedang makan, lalu meminta izin
untuk duduk didepanya. Yeo Rin pikir Banyak kursi lain Kang Bae mengaku senang melihatnya dan pesan satu
“haejangguk” saat itu seorang pria tuna netra masuk bertanya apa ada tempat kosong.
Si
pemilik pun menuntunnya masuk, si pria langsung mengucapkan Terima kasih.
Tiba-tiba seorang wanita mengeluh kalau Sangat tak sopan membawa masuk anjing ke
restoran seperti ini kareanBulu anjing masuk ke kkakduginya dan Selera makannya
hilang.
“Maafkan
aku.” Kata si pria. Kang Bae menahanya
merasa pria itu tak perlu meminta maaf dan mempersilahkanya makan. Di bagian atas anjing terlihat nama [ANJING
PEMANDU] untuk tuna netra
“Permisi,
anjing pemandu tersebut diizinkan oleh hukum untuk masuk angkutan umum, tempat umum,
serta akomodasi mana pun.”kata Wol Ju menghampiri si wanita.
“Menyebalkan
sekali. Hukum macam apa itu? Tetap saja ini mengganggu. Manusia harus
diutamakan. Kenapa malah anjing?” kata Si wanita. Yeo Rin tak bisa menahan
amarahnya akhirnya berdiri dari tempat duduknya.
“Kau
bilang Manusia harus diutamakan? Bu, manusia menjadi makhluk hidup tertinggi
karena bisa memahami dan membantu makhluk lain. Anjing itu saja bisa membantu
seorang pria. Kenapa kau tak bertingkah seperti manusia jika mau diperlakukan
sebagai manusia?” kata Yeo Rin marah
Si wanita
ingin melotot tapi melihat tatapan Yeo Rin langsung tertunduk diam. Yeo Rin pun
menyuruh agar Minta maaf padanya. Si wanita pun akhirnya meminta maaf mengaku tak
tahu ada peraturan seperti itu. Kang Bae melonggo melihat Yeo Rin yang bisa
membuat si wanita terdiam dan meminta maaf.
Kang Bae
langsung memuji Yeo-rin kalau memang keren dan mengingat ucapan Yeo Rin
"Makhluk hidup tertinggi." Yeo Rin
pun bertanya Bagaimana Kang Bae tahu soal hukum untuk anjing pemandu.
Kang Bae mengaku merasa lebih nyaman dengan hewan daripada dengan manusia.
“Karena itu,
aku mempelajari soal hewan dan sempat bekerja sukarela untuk hewan.” Ucap Kang
Bae. Yeo Rin sempat sedikit tersenyum dan
keduanya menikmati matahari sore bersama.
Teman Yeo
Rin memberikan cat kuku pada jari Yeo Rin. Yeo rin mengeluh kalau tak mau
melakukanya. Temanya kesal pada Yeo Rin dan terus merapihkanya. Yeo Rin pikir
kalau ini akan cepat rusak saat bekerja. Temanya menyuruh Yeo Rin diam dan coba
ceritakan lagi tentang pria itu.
“Sepertinya
pria itu menyukaimu.” Ucap temanya. Yeo Rin mengeluh mendengarnya.
“Alasan
dia ingin menjadi pasanganku...” kata Yeo Rin mengingat ucapan Kang Bae “Hanya kau yang tak bereaksi apa pun saat
menyentuhku. Karena itu, aku harus menari bersamamu.”
“Lupakan
saja. Yang pasti, pria itu tidak menyukaiku.” Ucap Yeo Rin.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar