PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Lee menemani Tuan Jang sampai keluar rumah sakit dan memberi kaldu tulang sapi
meminta agar Jangan lupa memakannya. Tuan Jang pikir Nyonya Lee tidak perlu
melakukan ini. Nyonya Lee meminta agar Tuan Jang tetap sehat sampai mati nanti.
“Jangan
membuang-buang uang. Ini Belum terlambat.
Menabung dan masuk panti wreda. Jangan meminta uang kepada Ha-ri. Tetaplah
sehat sampai kau mati agar tidak membebaninya. Matilah dengan tenang. Karena
itulah aku merawatmu.” Ucap Nyonya Lee
“Bagaimana
kau bisa bicara seperti...” keluh Tuan Jang. Nyonya Lee menegaskan kalau tidak
ingin membuat anaknya khawatir
“Atau
mengganggunya saat bekerja.Aku tidak menghubunginya meski bisa mati tanpa
melihatnya jika operasinya gagal. Matilah sendirian agar kau tidak mengganggu
anakmu. Hanya itu yang bisa kau lakukan untuk anakmu yang tidak kau urus.” Kata
Nyonya Lee lalu berjalan pergi.
“Kau
tidak tahu alasan hidupmu menyedihkan. Kenapa kau hidup seperti itu? Pak Jang
Tae-seob.. Kita tidak perlu bertemu lagi.” Ucap Nyonya Lee sebelum pergi. Tuan
Jang pun hanya diam saja.
Ha Ri
pergi ke taman dan melihat ayahnya yang menunggu, keduanya akhirnya pergi ke
restoran Mie. Tuan Jang mengucapkan Terima kasih sudah datang menemui ayahnya.
Ha Ri dengan tegas memperingatkan agar Jangan pernah datang lagi.
“Berhentilah
mengganggu Ibu. Aku datang untuk mengatakan ini.” Ucap Ha Ri
“Ayah
bisa mati saat operasi. Ayah ingin bertemu kali terakhir. Karena itulah ayah
datang. Ayah meminjam uang karena butuh uang untuk operasi itu. Ayah berniat
mengembalikannya dengan uang asuransi. Ayah tidak akan mengganggunya, jadi,
jangan khawatir.” Ucap Tuan Jang.
“Ayah..
Apa Ayah baik-baik saja tanpa kami?” tanya Ha Ri. Tuan Jang mengaku kesepian.
Ha Ri pun
hanya bisa terdiam tak percaya mendengarnya, keduanya akhirnya berpisah didepan
restoran setelah makan. Ha Ri sudah pergi jauh dan tiba-tiba ayahnya dan dengan
tongkatnya seperti berjalan dengan cepat.
“Ha-ri....
Ayah dengar kau sedih karena ini.” Ucap Tuan Jang tiba-tiba memberikan buket
bunga. Ha Ri terdiam menahan air mata harunya.
“Kenapa? Apa
Kau tidak suka?” ucap Tuan Jang. Ha Ri akhirnya menerima buket bunga dari
ayahnya. Tuan Jang pun berjalan pergi.
Yi Sang
duduk dimeja kerjanya lalu menerima pesan dari Dokter Moon Soo. [Pak Han, hasil
tesmu sudah ada. Datanglah tanggal 25 Juni.] Wajah Yi Sang terihat tegang
karena tak tahu hasilnya akan bagus atau tidak.
Di sebuah
toko terlihat banyak orang yang mengantar barang. Eu Ddeum datang dengan Hyo
Joo bertemu dengan sipemilik. Hyo Joo dengan gaya ceria menyapa sebagai
Reporter dari "The Baby". Si Paman pun hanya bisa menganguk.
“Aku
membaca proposalnya. Tapi aku tidak mengerti cara kalian membuat lagu dan
koreografi menggunakan produk kami.” Ucap Si paman
“Kami
akan membuat produk unggulan kalian, celana ketat organik, menjadi populer, dengan
klip video yang akan kami buat.” Ucap Eu Ddeum
“Begini
caranya... ♪ Elastis, melar .. Melar dengan baik ♪” kata Hyo menarik-narik celana seperti
sebuah iklan.
“Nona
Choi, kita juga bisa membuat iklan cetak, bukan?”ucap Eu Ddeum. Hyo Joo membuat slogan "Celana Ketat
Nasional". "Celana Ketat yang Disukai oleh Ibu dan Anak-anak."
“Kami
akan mendorong para ibu untuk membeli celana ketat dengan artikel profesional
kami. Mengerti?” kata Hyo Joo. Si paman tertawa melihatnya mengaku merasa terkesan.
Keduanya
akhirnya keluar dari toko, Eu Ddeum merasa Berkat Hyo Joo bisa mendapatkan
kesepakatannya lalu mengucapkanTerima kasih. Hyo Joo pikir Eu Ddeum itu
berterima kasih kepadanya lalu mengajaknya ke pantai, Eu Ddeum
bingung.
“Jika
berterima kasih, pergi ke pantai. Apa Kau tidak tahu? Ayo.” Ucap Hyo Joo
mencari kesempatan. Eu Ddeum pun mengikuti Hyo Joo yang sudah keluar toko lebih
dulu
Keduanya
sudah sampai dipantai, Hyo Joo pikir Di sini menyenangkan Eu Ddeum membenarkan
menurut Hyo Joo Jika berterima kasih, pergilah ke pantai. Mereka pergi ke bagian
batu-batu, Eu Ddeum sempat membersihkan lebih dulu. Hyo Joo kembali
terkesima.
“Omong-omong,
Apa kau akan tetap bekerja untuk perusahaan ini? Aku menanyakan masa depanmu.
Apa Kau punya impian besar atau ambisi?” tanya Hyo Joo
“Aku ingin
menjadi seorang saksofonis. Tapi hanya beberapa orang yang memiliki renjana dan
bakat memilih jalan itu. Orang biasa sepertiku harus melakukannya sebagai hobi.
Jurusan saksofon tidak menjamin banyak tawaran kerja.” Ungkap Eu Ddeum
“Impianku
adalah menjadi pegawai kantor. Aku tidak tahu tugas manajer penjualan iklan
sebelum bekerja di sini, tapi ternyata aku menyukainya.” Aa Eu Ddeum
“Eu-ddeum,
aku yakin kau akan sukses. Kau polos dan pintar.” Kata Hyo Joo memuji. Eu Ddeum
seperti tak percaya mendengarnya.
“Belum
pernah ada yang mengatakan itu kepadaku.” kata Eu Ddeum. Hyo Joo pikir Eu Ddeum
memang seperti itu.
“Kau
orang yang bersinar.” Puji Hyo Joo. Eu Ddeum mengucapkan Terima kasih.
“Apa
pendapatmu tentangku?” tanya Hyo Joo. Eu Ddeum bingung lalu berkomentar Hyo Joo
itu memantul dan Itulah pesonanya.
“Memangnya
aku trampolin? Apa Aku memantul? Bagaimana kalau kita memantul di pantai?” ucap
Hyo Joo lalu berlari. Eu Ddeum beranya Hyo Jo mau ke mana
“Ombaknya
datang dengan cepat. Hati-hati.” Kata Hyo Joo berlari ke pinggir pantai. Saat
itu ombak datang, Eu Ddeum berlari dengan cepat tapi Hyo Joo terlambat berjalan
mundur.
“Ini
sepatu baru.” Keluh Hyo Joo. Eu Ddeum mengatakan Lain kali akan membelikan lagi.
“Aku
tidak percaya padamu.” Keluh Hyo Joo mengangkat sepatunya lalu hampir jatuh. Eu
Ddeum menahanya sebelum terjatuh dan keduanya menatap. Tapi Eu Ddeum akhirnya
memegang lengan Hyo Joo karena ingin melepaskan sepatunya.
“Apa yang
harus kita lakukan? Di dalamnya sangat berpasir.”ucap Hyo Joo mengangkat sepatu
Eu Ddeum juga yang basah
“Nanti
kubelikan yang jauh lebih bagus.” Kata Eu Ddeum akhirnya duduk disamping Hyo
Joo.
“Nona
Choi... Apa kau menyukaiku?” tanya Eu Ddeum. Hyo Joo terdiam mendengarnya
karena Eu Ddeum seperti tahu perasanya.
“Aku
tidak ingin lagi bersama orang yang menyukaiku. Aku ingin bersama seseorang
yang kusukai dan merasakan cinta sejati. Kurasa aku tidak perlu meminta maaf.”
Kata Eu Ddeum
“Tidak...
Jangan minta maaf.” Kata Hyo Joo menahan air matanya.
Ha Ri
terbangun dan merasakan perutnya makin sakit dan mencoba mengambil minum sambil
menahan rasa sakit. Ia mengingat ucapan dokternya “Benjolannya bertambah agak
besar.< Waktumu masih beberapa bulan lagi sebelum tes, tapi apa kau akan
menunda operasi?”
“ Hasilnya
tidak tampak menjanjikan. Ini bukan aspermia, jadi, kehamilan tak sepenuhnya
mustahil. Tapi kau bilang tunanganmu juga mandul. Untuk menjalani bayi tabung, kau
harus mencapai angka minimum.” Ucap Dokter.
Sementara
Yi Sang terdiam mendengar ucapan Dokter Moon. Dokter Moon memberitahu kalau Pengobatannya
tidak berhasil kali ini dan menyarankan lain kali menggabungkan ini dengan
pengobatan lain. Yi Sang hanya bisa terdiam mendengarnya.
Yi Sang
menatap majalah "The Baby" Tuan Nam yang meihatnya berpikir kalau Yi Sang ingin memotret
sampulnya juga lalu mengeluh kesa. Yi Sang mengaku tidak tahu harus bagaimana.
Tuan Nam tak mengerti maksudnya apa.
“Menjadi
seorang ayah adalah misteri bagiku. Saat mulai berbagi impian Ha-ri, maka aku
harus punya harapan. Aku mungkin tidak bisa menjadi ayah.” Ucap Yi sang
“Apa
maksudmu? Apa Akan sulit bagimu? Apa itu mustahil?” tanya Tuan Nam bingung
“Seperti
inilah yang Ha-ri rasakan.” Kata Yi Sang sedih karena tak bisa memberikan anak
untuk Ha Ri
Jae Young
datang ke rumah melihat Nyonya Lee keluar dari kamar mengaku akan pergi
diam-diam setelah mengambil barang-barang Do-ah dan bisa kembali tidur. Nyonya
Lee mengeluh dengan sikap Jae Young yang menganggap seperti orang asing.
“Tidurlah
di sini malam ini.”ucap Nyonya Lee. Jae Youn menolak dan aka memberitahu kalau akan
pergi.
“Kau bisa
Istirahatlah. Masuklah.” Ucap Jae Young lalu mengambil mainan Do Ah ke dalam
kardus.
Yi Sang
terdiam dan akhirnya menelp Ha Ri, Ha Ri terlihat masih menahan sakit dan
mencoba mengangkat telp tapi malah menjatuhkan vas bunganya. Yi Sang panik memanggil Ha Ri, sementara Ha Ri terus menahan sakitnya.
Jae Young
mendengar suara benda jatuh akhirnya berlari ke lantai atas memanggil Ha Ri.
Nyonya Lee pun sampai keluar, Ha Ri terus menahan rasa sakitnya. Nyonya Lee
bertanya apa yang terjadi. Jae Young yakin Pasti terjadi sesuatu kepada Ha-ri
lalu mendobrak pintu
Jae Young
melihat Ha Ri yang terbaring dilantai menahan rasa sakit dan langsung mencoba membangunkannya.
Nyonya Lee pun berlari melihat anaknya dan meminta agar segera membawanya ke
IGD. Yi Sang mendengar dari telp pun terlihat panik.
Akhirnya
Ha Ri sudah terbaring dirumah sakit, Jae Young duduk disampingnya melihat Ha Ri
dengan wajah sedih. Yi Sang dengan banyak keringat datang, seperti berlari
sangat cepat dan bertanya apa Ha-ri baik-baik saja.
“Dokter memeriksanya
dan memberinya analgesik. Kini dia sedang tidur. Itu karena endometriosis. Kau
boleh menemuinya.” Ucap Nyonya Lee
“Bi
Ok-ran, aku permisi.” Kata Jae Young keluar kamar. Nyonya Lee pun mengucapkan
terimaksih pada Jae-young dan menyuruh Yi Sang masuk.
“Pak
Han... "Andai bersamaku, dia tidak perlu mengalaminya." Bantu aku agar
tidak memikirkan ini lagi. Kumohon.” Kata Jae Young. Yi Sang hanya bisa
terdiam.
Nyonya
Lee melihat Ha Ri sudah duduk dan menyuruhnya Tidurlah lagi karena harus
menghabiskan infusnya. Yi Sang pun masuk menyuruh Ha Ri kalau harus berbaring. Ha Ri melihat Yi Sang yang
datang.
“Punggungku
sakit. Aku tidak sekarat. Perhatian seperti ini membuatku malu. Ini bukan kondisi
yang serius.” Keluh Ha Ri
“Nona
Jang... Kau tidak kesakitan sekarang, bukan?” ucap Dokter akhirnya datang. Ha
Ri menganguk.
“Kista
endometriosisnya makin besar dari kali terakhir kita memeriksanya. Aku tidak
menyarankan membiarkan kistanya begitu saja. Kenapa kau tidak dioperasi
sekarang?” kata Dokter
“Jika aku
menjalani operasi, akan lebih sulit bagiku untuk punya anak.” Kata Ha Ri. Yi
Sang hanya bisa terdiam
“Kita harus
memeriksa perkembangannya, tapi fungsi rahimmu bisa menurun. Seperti yang
kujelaskan padamu selama pertemuan tempo hari, kesuburanmu sudah turun banyak. Ini
tidak berkaitan dengan endometriosis.” Jelas Dokter
“Setelah
operasi dan pengobatan selama setahun, mungkin lebih sulit untuk hamil. Tapi
bukan berarti mustahil baginya untuk punya anak, bukan? Akan membantu jika dia
diobati untuk kesuburan sekarang, tapi itu tidak mustahil.” Kata Dokter.
Nyonya
Lee akhirnya keluar ruangan, Yi Sang berbicara dengan Ha Ri menurutnya Jika ia
membuatnya bersemangat dan menunda operasi karena dirinya meminta agar Ha Ri
jangan lakukan. Ha Ri hanya bisa terdiam karena sangat ingin punya anak.
“Apa kau Ingat
perkataanku? Jika hasilku tidak bagus, pikirkan saja dirimu sendiri.” Ucap Yi
Sang
“Kenapa
kau bilang begitu?” keluh Ha Ri. Yi Sang mengaku Hasilnya tidak bagus.
“Sekalipun
aku dua kali menjalani pengobatan selama tiga bulan, mereka tidak bisa menjamin
hasil yang bagus. Jika kau melawan rasa sakitmu untuk menungguku, jangan
lakukan.” Kata Yi Sang
“Tidak.
Aku menundanya karena ini akan sulit bagiku. Ini bukan untukmu, Yi-sang.” Akui
Ha Ri
“Dokter
bilang, kita masih punya kesempatan meski kau dioperasi. Sekalipun nanti kita
harus menyusun rencana lain, lakukanlah operasi sekarang.” Ucap Yi Sang
“Apa Kau
baik-baik saja? Ini juga sulit untukmu.” Kata Ha Ri. Yi Sang mengaku baik-baik
saja.
Yi Sang
bertemu dengan ibu Ha Ri dengan wajah tertunduk. Nyonya Lee bertanya Kenapa,
Apa karena Ha-ri sakit dan ingin menunda pernikahannya. Yi Sang mengaku tidak
dan menegaskan tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.
“Ha-ri
pasti ingin menunda operasi karena aku. Jadi, aku bertanya-tanya apa kau bisa
meyakinkannya untuk dioperasi.” Kata Yi Sang
“Karena
kau?” kata Nyonya Lee bingung. Yi Sang membenarkan, lalu emnagku Saat ini,
tubuhnya tidak bisa memiliki anak.
“Aku juga
mandul. Dokter bilang itu bisa diobati, tapi hasil yang baru saja aku terima tidak
bagus.” Ucap Yi Sang. Nyonya Lee terdiam dan terlihat sangat shock.
Ha Ri
menatap lampu diatasnya terlihat masih berbayang, Nyonya Lee memasak makanan
untuk anaknya walaupun tahu kalau Ha Ri tidak ingin makan tapi meminta agar tetap
makan dan jadi kuat setelah itu jalakan operasi. Ha Ri hanya terdiam
mendengarnya. Nyonya Lee mengaku kasihan pada Ha Ri karena tumbuh tanpa ayah.
“Saat kau
terus bicara omong kosong soal punya anak sendirian, ibu khawatir kau akan mengasihani
anakmu seperti ibu, tapi ibu tidak bisa menghentikanmu. Setelah kau punya pria
yang baik, ibu pikir tidak perlu khawatir.” Ucap Nyonya Lee
“Saat
mengalami kegagalan, kau harus puas dengan apa pun yang kau miliki.” Pesan Nyonya
Lee
“Ibu, mendengar
seseorang menyuruhku menjalani operasi terkesan seperti mereka menyuruhku untuk
merelakan punya anak.” Kata Ha Ri sedih
“Tentu
saja, aku bisa hidup tanpa anak, tapi bagaimana bisa aku menyerah hanya karena
harus? Jika tidak bisa, aku tidak akan pernah bisa menjadi ibu.”ungkap Ha Ri
menahan tangisnya.
“ Ibu
sangat sibuk mencari nafkah hingga tidak menyadari betapa lelahnya aku. Saat
itu, ibu membenci hidupku karena merasa hidupku sangat buruk, tapi jika diingat
kembali, hidupku tidak terlalu buruk. Ibu menjalani hidup setiap hari semaksimal
mungkin.” Ungkap Nyonya Lee
“Ibu tahu
bagimu saat ini dunia seolah-olah runtuh, tapi kau akan mengingat kembali dan
menyadari ini bukan apa-apa. Ibu tahu kau tidak akan menderita.” Kata Nyonya
Lee
Ha Ri tak
menjawab mengajak makan walaupun air matanya mengalir. Nyonya Lee pun hanya
bisa menatap sedih anaknya.
Ha Ri
masuk ke dalam kamar memikirkan nasibnya, lalu melihat gantungan kunci yang
diberikan Yi Sang padanya. Akhirnya Ha Ri pun melakukan operasi sesuai
permintaan ibunya, pagi harinya Ha Ri memoles wajahnya dengan lipstik.
Ha Ri
terlihat ceria berjalan keluar rumah melihat Yi Sang sudah menunggunya. Yi Sang
pun melambaikan tangan, lalu bertanya apakah merasa lebih baik. Ha Ri mengaku Jauh
lebih baik daripada dugaannya. Yi Sang ingin mmebahas saat bersamanya...
“Ayo. Aku
akan terlambat.” Kata Ha Ri mengalihkanya. Yi Sang setuju dan mengajak makan
malam yang enak.
“Banyak
restoran yang harus kita coba.” Ucap Ha Ri dengan penuh semangat.Yi Sang
melihat Ha Ri seperti tak percaya kalau moodnya bisa cepat kembali.
Ha Ri
masuk ke dalam ruangan dengan senyuman.
So Yoon merasa kasihan memastikan baik-baik saja. Ha Ri menganguk, Yeon Ho pikir
Ha Ri bisa istirahatlah lagi. Ha Ri merasa
baik-baik saja jadi bisa datang ke kantor.
“Tugas
kita banyak, bukan? Mana yang dikerjakan dahulu?” kata Ha Ri
“Jangan
mengalihkan perhatian dengan pekerjaan karena kau gelisah. Lagi pula, kau tidak
bisa fokus bekerja.” Ucap Hyo Joo. Suasana merasa tak enak.
“Hei... Bisakah
kau membuat daftar buku untuk direkomendasikan?” kata Yeon Ho. Ha Ri pun
melihat tumpukan buku berjudul “Ibuku”
Yi Sang duduk
di meja kerjanya tapi pikiran melayang mengingat yang dikatakan Ha Ri seperti
mencoba untuk tetap ceria “Jauh lebih baik daripada dugaanku.” Sementara Tuan
Nam berbicara di telp mengaku foto-fotonya sudah siap.
“Akan
kutaruh di bawah, jadi, bawa semuanya nanti. Tentu saja, hasilnya bagus. Aku
fotografer.” Ucap Tuan Nam
“Biar
kutaruh di bawah.” Kata Yi Sang mengambil fotonya. Tuan Nam bingung karena Ini
tidak mendesak.
Ha Ri
melihat buku dengan judul “Ibuku” lalu membalikan lembaran hanya ada gambar
yang dilakukan oleh seorang ibu. Ibu juga tahu anaknya yang menaruh “Buku
harian rahasia” Ha Ri akhirnya hanya bisa menangis diatas mejanya.
Semua
kaget mendengarnyar, Ha Ri terus menangis karena tak bisa memiliki anak
sekarang. Yi Sang melihat dari kejauhan hanya bisa terdiam karena ia juga tak
bisa memberikan anak untuk Ha Ri sebelum operasi.
Bersambung
ke episode 15
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Kk nggk pengen buat sinopsis psycho but it's okay?
BalasHapus