PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jae Young
mencoba untuk tak mengubis mantan istrinya, tapi Jeong Won menahanya bertanya
apakah sudah makan karena ia belum makan jadi mengajak Jae Young untuk makan
bersama. Jae Young memperingatakan Ibu Do Ah dengan nada sinis.
“Jangan
bicara seolah-olah tak terjadi apa-apa. Itu akan membuatku membencimu
selamanya.” Ucap Jae Young
“Mari
berfoto bersama untuk ulang tahun pertama Do-ah. Foto bertahan selamanya. Aku
juga harus difoto.” Kata Ibu Do Ah.
“Jangan
memanfaatkan Do-ah. Aku tidak membutuhkanmu.” Balas Jae Young
“Apa Kau
akan menikahi Nona Jang?” tanya Ibu Do Ah. Jae Young menjawab kalau berencana
begitu.
“Jika dia
tahu bahwa kau memanfaatkannya untuk menyakitiku, dia akan tersinggung. Mari
makan bersama lain kali.” Kata Ibu Do Ah. Jae Younbg bisa terdiam.
[Jambi
Studio]
Hyo Joo
terlihat gugup didepan gedung sambil menelp, Eu Ddeum mengangkat telp. Hyo Joo bertanya apakah Eu Ddeum tidak
menyuruh mereka mengirim produknya, karena Mereka belum datang. Padaal Modelnya
akan datang.
“Apa
tindakanmu?” tanya Hyo Jo marah. Saat itu Sang Hee ikut keluar terlihat gugup.
Eu Ddeum
akhirnya menelp dan mengatakan kalau akan meneleponnya lagi. Hyo Jo ingin tahu
apa yang dikatakan oleh mereka. Eu Ddeum engatakan Mereka bilang aku tidak beri
tahu tapi ia berpikir sudah melakukanay Hyo Jo tak percaya dengan ucapan Eu
Ddeum.
“Model
bayi datang jauh-jauh dari Gyeongju. Apa tindakanmu?” kata Hyo Joo
“Sesi fotoku
berikutnya di Chuncheon. Aku harus selesaikan ini dan pergi!” ucap Sung Hee.
“Mereka
bilang akan menghubungi cabang di dekat sini. Aku akan bergegas ke sana dan
mengambilnya. Sampai nanti.”kata Eu Ddeum lalu bergegas pergi
“Kau
tidak punya mobil. Aku ikut!” kata Hyo Joo ikut keluar dengan Eu Dddeum. Sang
Hee meminta mereka agar segera bergegas.
“Hai. Aku
menelepon dari "The Baby". Kau ditelepon kantor pusat, bukan? Ya. Kami
juga menerima yang dipajang... Aku segera ke sana. Baiklah.” Ucap Eu Dddeum
ditelp. Saat itu Hyo Joo datang dengan mobilnya menyuruh Eu Ddeum segara masuk.
Mereka
pun ditoko cabang dan Eu Ddeum bergegas mengambil barang dan kembali masuk ke
dalam mobil.
“Jika
harus memilih model lain, tiap malam kau kutelepon dan kusiksa agar tidak bisa
tidur. Jika Pak Nam memarahiku karena penjadwalan ulang, aku akan mengomelimu
tiap pagi dalam perjalanan ke kantor.”kata Hyo Joo mengancam,
“Jika
Ha-ri memarahiku, aku akan memaksamu berbelanja denganku tiap akhir pekan.”kata
Hyo Joo
“Baiklah.
Aku bisa melakukannya!” kata Eu Ddeum. Hyo Jo tak percaya Eu Ddeum
menyetujuinya.
“Kau bisa
menghubungiku kapan saja dan menyuruhku membawa barangmu.” Kata Eu Ddeum
“Menurutmu
berakhir di situ? Kau harus mentraktirku makan.”ucap Hyo Joo
“Baiklah.
Aku bahkan akan mentraktirmu hidangan penutup.” Ucap Eu Ddeum
“Apa Kau
pikir itu saja? Kusuruh kau mengajakku ke bioskop.” Kata Hyo Joo
“Tentu.
Ide bagus. Jika kau ingin menonton film, katakan saja. Aku akan memesannya.”
Kata Eu Ddeum. Hyo Joo tak percaya kalau Eu Ddeum menyetujui semuanya.
***
Akhirnya
mereka pun bisa pemotretan produk toilet anak dengan senyuman bahagia. Hyo Joo
keluar dari studio dengan tetapan sinis. Eu Ddeum dengan wajah ketakutan pun
meminta maaf. Hyo Jo menegaskan akan membiarkannya kali ini saja.
“Sebagai
anak baru, kau bisa membuat kesalahan. Tapi jangan sampai kehidupan pribadimu memengaruhi
pekerjaanmu.” Ucap Hyo Joo. Eu Ddeum kaget Hyo Joo bisa mengetahuinya.
“Katakan.
Apa yang mengganggumu?” tanya Hyo Jo. Eu Ddeum akhirnya duduk disamping Hyo
Joo.
“Begini,
bukan apa-apa. Aku tidak boleh mengatakannya kepadamu.” Kata Eu Ddeum
mengurungkan niatnya.
“Kurasa
dia akan segera tahu. Lantas, bagaimana kau ingin memberitahunya? Jangan
mengacaukannya karena kau merahasiakannya. Kenapa kau tidak membahasnya
denganku? Aku akan berlagak tidak mengenalnya.” Ucap Hyo Joo berpikir kalau itu
pasti dirinya.
“Sebenarnya,
aku berencan untuk menyatakan perasaanku kepada seseorang.” Kata Eu Ddeum
“Astaga,
tidak... Tidak... Eu-ddeum... Ikut aku.” Kata Hyo Joo. Eu Ddeum terlihat
bingung melihat Hyo Joo yang pergi.
Ha Ri
melihat So Yoon keluar ruangan, lalu menelp Yi Sang. Yi Sang sedang didepan
komputer melihat nama [Jang Ha-ri, "The Baby"] lalu mengangkatnya. Ha
Ri bertanya apakah Yi Sang ada di studio. Yi Sang membenarkan.
“Begitu
rupanya. Ini tentang pasangan mandul. Kurasa istrinya berhasil hamil.” Ucap Ha
Ri
“Baguslah.”
Kata Yi Sang datang. Ha Ri juga berpikir kalau ini memang bagus.
“Begini, untuk
pemotretan hari ini, mereka akan mendapatkan hasilnya di rumah sakit. Mereka khawatir
seandainya tidak hamil. Jadi, kita harus membuat lingkungannya senyaman
mungkin.” Ucap Ha Ri
“Baiklah.
Akan kuingat itu.”kata Yi Sang. Ha Ri bertanya
Bagaimana cara Yi Sang akan ke
saa
“Pergi ke
sana bersama mungkin bukan ide bagus, bukan? Aku akan langsung ke rumah sakit. Aku
harus bekerja sebelum itu.”ucap Yi Sang. Ha Ri mengerti dan akan bertemu nanti.
Ha Ri
menyimpan sebuah tas di meja receptionist dan melihat Yi Sang baru saja datang.
Ia menatap Yi sang dan mengingat yang dikatakan sebelumnya “Kau sungguh memandangku secara romantis?”
lalu berusaha untuk tetap santai dan menemui pasangan yang ditemui sebelumnya.
“Kudengar
angka kalian dari tes darah meningkat. Aku yakin itu kabar baik.” Kata Ha Ri
“Kami
mengalami tiga keguguran. Dan prosedurnya tidak berhasil untuk kami. Aku tidak
bisa merayakan seandainya hasilnya salah.. Ahh.. Aku bahkan tidak boleh
mengatakan ini.” Ucap si wanita.
“Tidak
ada perkataan negatif di dunia ini yang bisa mengalahkan keinginan putus asa
seseorang. Aku yakin kalian akan berhasil.”kata Ha Ri menyakinkan. Yi Sang
hanya bisa menatap Ha Ri disampingnya.
Dokter
melakuan USG, lalu memberitahu ada yang ada didalam rahim, lalu memberikan
selamat kalau sang istri hamil. Istrinya langsung menangis haru, melihatnya. Yi
Sang pun langsung mengambil gambar moment wanita yang akhirnya hamil.
Mereka
akhirnya merayakan dicafe sambil meniup lilin. Si waita mengaku masih tidak percaya dan merasa akan khawatir
sampai tahu ini aman.Suaminya meminta agar Hari ini mari berbahagia saja. Ha Ri
mengaku turut bahagia untuk mereka dan memberikan hadiah.
“Kapan
kau menyiapkan semua ini? Sayang, lihat. Kaki bayinya akan sekecil ini. Entah
kenapa ini terasa aneh. Aku juga punya sesuatu untukmu. Ini hadiah dariku.”ucap
sang istri memberikan sebuah amplop pada Ha Ri.
“Itu
tidak mudah bagiku dan menurutku itu juga tidak akan mudah bagimu. Itu akan
memberimu keberuntungan seperti aku.” Kata si wanita memberikan foto hasil USG
saat tahu dirinya hamil
Ha Ri
terlihat bahagai mengucapkan Terima kasih. Yi Sang hanya bisa menatap Ha Ri
yang sangat ingin seorang bayi.
Keduanya
akhirnya berjalan pulang, Ha Ri masih saja menatap foto USG. Yi Sang bertanya
Apa benda mungil itu bayinya. Ha Ri membenarkan akalua menurutnya ini Terlihat
menawan dan yakin Bayi ini akan tumbuh menjadi menawan.
“Bayi itu
memang menawan. Bayi itu dikandung dengan keinginan putus asa mereka. Jadi,
bayi itu pasti menawan.” Ucap Yi Sang dan berjalan lebih dulu. Ha Ri hanya bisa
menatapnya.
Eu Ddeum
mengaku tidak bisa memberitahu Hyo Joo siapa orangnya. Hyo Joo mengeri karena
tahu kalau itu pasti dirinya. Eu Ddeum menceritkan membuat semacam pernyataan,
tapi sepertinya salah. Jadi, meminta
saran orang lain, tapi merasa itu tidak membantu.
“Kau
belum pernah berpacaran?” kata Hyo Jo. Eu Ddeum mengaku Tidak tapi Ada banyak
gadis yang bilang menyukainya.
“Ini kali
pertamaku melakukannya sendiri.” Kata Eu Ddeum. Hyo Joo pikir Sepertinya mantan
pacarnya banyak.
“Ya..
Tapi tidak ada hubunganku yang bertahan lama. Semua mantan pacarku bilang, aku
membuat mereka marah. Aku tidak tahu alasannya..” Ucap Eu Ddeum yang terlalu
polos
“Kurasa
aku tahu alasannya... Omong-omong, sepertinya kau sangat menyukai orang ini.
Dia orang pertama yang buatmu ingin nyatakan perasaan.” Kata Hyo Joo
“Sebenarnya,
aku tidak tahu. Aku menyukainya, tapi entah apa aku mencintainya. Kurasa aku
harus lebih mengenalnya.”kata Eu Ddeum
“Tidak
bertanggung jawab. Bukankah itu tidak sopan?” kata Hyo Joo
“Tidak
sopan mengatakan aku suka dia karena ingin memacarinya? Dua orang harus
membangun perasaan mereka sebelum mulai saling mencintai.”kata Eu Ddeum
“Jika
menurutmu begitu, kau harus mencoba menyatakan perasaanmu. Lakukan perintahku.
Maka akan berhasil. Tulis saja perkataanku.”kata Hyo Joo. Eu Ddeum siap
melakukanya.
“Buatlah
jalan menggunakan lilin. Buat tanda hati dengan kelopak dan berdirilah di tanda
itu. Jangan lakukan hal semacam ini.” Kata Hyo Joo
“Tapi
bukankah ini hal yang disukai wanita?”kata Eu Ddeum heran setelah menulis pada
bukunya.
“Apa Kau
akan meniup 100 lilin itusaat sudah usai? Kalau begitu, aku akan pusing. Terutama,
jangan menyatakan perasaanmu di depan banyak orang. Aku membencinya.” Kata Hyo
Joo
“Tapi
mereka bilang harus di depan banyak orang.” Kata Eu Ddeum. Hyo Joo mengeluh
dengan tingkah Eu Ddeum.
“Lantas,
apa yang harus kulakukan?”tanya Eu Ddeum. Hyo Joo meminta Eu Ddeum agar Lupakan
semuanya.
“Cincin
sudah cukup... Cincin Cartier... Satu cinta. Setiap cincin memiliki nomor seri.
Cincinnya akan menjadi satu-satunya di dunia. Tidak perlu kata-kata... Karena
cincin itu berkata kau satu-satunya.” Ucap Hyo Joo yang sudah siap dengan
cincin dijarinya.
“Apa Namanya
Cartier?”tanya Eu Ddeum memastikan. Hyo Joo membenarkan kalau Cincin bertanda
hati.
Eu Ddeum
mencari Keyword “Cartier” lalu menjerit karena harganya 2.500 dolar. Hyo Joo
memberitahu kalau Cincin mengandung makna yang signifikan dan menurutnya Bukan
karena itu merek desainer tapi Semua wanita ingin menjadi satu-satunya cinta bagi
prianya.
“Cincin
melambangkan janji itu... Janji.”tegas Hyo Joo. Eu Ddeum bingung karena Ini
gaji bulanannya.
“Dengan
cincin itu, dia pasti akan menjadi milikmu... Haruskah kupakai di jari ini? Aku
akan mendapat cincin.” Kata Hyo Joo sudah membayangkan jarinya memakai cincin.
Di rumah,
Jae Young menaruh barang-barang diatas meja agar Do Ah memilih, lalu
memberitahu hanya ingin hidupnya nyaman dan tak ada gunanya sukses. Ia pikri Hidup
nyaman adalah yang terbaik. Tapi punya satu harapan kecil.
“Kuharap
dia memakai stetoskop.” Kata Jae Young memakai pada anaknya.
“Kenapa
kau mengatakan harapanmu?” keluh Ha Ri. Jae Young menegaksan kalau Do Ah itu
putrinya.
“Do-ah,
makanan yang paling penting.” Kata Ha Ri. Jae Young menolak menurutnya Kesehatan
yang paling penting.
“Ini,
Do-ah... Uang memang yang terbaik.”ucap Ibu Do Ah memberikan uang 50ribu won, Do Ah langsung mengambilnya.
“Di mana
pesta ulang tahun pertamanya?” tanya Ha Ri. Jae Young menjawab Di studio foto
saat pemotretan.
“Apa Kau
memesan kue beras untuk ulang tahunnya?” ucap Ha Ri. Jae Young bingung apakah
mereka butuh kue beras
“Bagaimana
kau mendandaninya?” tanya Ha Ri. Jae Young pikir yang digunakan anaknya itu
sudah bagus. Nyonya Lee mengeluh kalau Jae Young sama sekali tidak siap.
Ha Ri
memilih-milih pakaian lalu bertanya pada Do Ah kalau itu pasti cantik. Jae
Young pikir mereka bisa menyewa pakaian dari studio.Ha Ri pikir kalau jika
tidak pas dengannya. Jae Young merasa bisa memakaikan pakaiannya yang ada.
“Baju
hangat?” kata Ha Ri tak percaya. Jae Young pikir apa Tidak boleh. Ha Ri
benar-benar tak percaya dengan Jae Young yang tak perhatian.
“Ini
acara sekali seumur hidup dan foto akan bertahan selamanya. Kita harus memakaikan
baju bagus.. Baju Ini. Terlihat bagus padanya.” Kata Hae Ri
“Dia
menggemaskan sekali. Tapi kau sangat jelek.”kata Jae Young. Ha Ri kesal ingin
memukulnya.
“Entah
bagaimana penampilanmu sangat jelek hari ini.” Ejek je Young. Ha Ri pikir Jae
Young Mau berkelahi di sini.
“Hentikan.
Itu membuatmu tampak lebih jelek... Cepat Bayarlah.” Kata Jae Young. Ha Ri
mengeluh temanya sudah gila.
Keduanya
akhirnya keluar dari toko, Jae Young pikir akan membawa barangnya. Ha Ri
menolak karena Ini tidak berat dan merasa
Sikap Jae Young aneh hari ini. Jae Young tetap ingin membantu dan Ha Ri
mengeluh Jae Young itu sangat aneh hari ini.
“Dapatkan
kupon 100 dolar untuk restoran daging sapi, beli lebih dari 50 dolar.” Ucap
seorang pegawai didepan restoran, Keduanya berhenti walaupun berjalan
berjauhan.
“Apa ini
sistem lotre?” tanya Jae Young mendekat. Si pegawai menjawab Tidak kalau mereka
cukup menunjukkan setruk untuk pembelian 50 dolar
“dan membuktikan
kalian keluarga beranggotakan empat orang.” Kata Si pegawai
“Sayang,
kau bawa setruknya?”ucap Jae Young langsung berakting seperti pasangan suami
istri. Ha Ri pun langsung memberikannya.
“Kami
tidak perlu menunjukkan surat keluarga, bukan?” ucap Ha Ri merangkul lengan Jae
Young
“Tulis
saja kontakmu di sini dan kunjungi restoran dengan kupon ini berempat.” Kata
Pegawai. Jae Young pun ingin mengisi nomornya.
“Mereka
bukan suami istri... Apa Kalian menipu demi daging sapi Korea?” kata Yi Sang
tiba-tiba datang. Ha Ri menahan malu langsung mengambil struknya.
Akhirnya
mereka makan steak dengan Yi Sang dan Jae Young sibuk memotong daging. Sementara Ha Ri mengendong Do Ah, Jae Young
lebih dulu menukar piringnya pada Ha Ri dan Yi Sang hanya bisa menatapnya
karena terlambat.
“Do-ah,
kemarilah pada ayah.. Do-ah, ayah tidak bisa memakai tangan ayah karena dirimu.”
Ucap Jae Young membuka mulutnya ingin disuapi.
“Pikirkan
caranya. Kau punya dua tangan.” Kata Ha Ri tak peduli. Jae Young mengaku dalam situasi yang tidak
bisa memakai tangannya dan sangat lapar.
“Anak Pintar.”
Kata Yi Sang akhirnya menyuapi Jae Young. Jae Young mengeluh agar Yi Sang
jangan berusaha keras.
“Kurasa
bukan kau orangnya. Kecuali kau punya sesuatu yang bisa mengalahkan sang Raja.”kata
Jae Young. Ha Ri tak mengerti maksudnya karena menurutnya dia mengusahakannya.
“Pak Han
juga tahu. Eu-ddeum bilang bahwa dia raja. Dia tahu karena membaca kolommu. Ha-ri
juga tidak tertarik pada pria. Dia punya tujuan.” Ucap Jae Young. Yi Sang
mengaku sudah tahu.
“Namun, apa
itu mengubah sesuatu?” tanya Yi Sang. Ha Ri dan Jae Young hanya bisa terdiam.
Yi Sang melihat selebaran ditempat didepan toko “Kelas kerajinan kulit untuk semua!
Bergabunglah jika penasaran” lalu
berpikir kalau Kerajinan kulit belum pernah melakukannya. Saat itu
Nyonya Lee ikut berkomentar belum pernah
melakukan ini.
Yi Sang
sempat menatapnya, akhirnya Nyonya Lee
pun langsung maju untuk melihat lebih jelas.Yi Sang pun melangkah pergi.
So Yoon
menemui Ha Ri meminta agar memberikan nomor telepon ibunya Layla. Ha Ri pun
mencari pada bukunya, lalu teringat
dengan buku yang ditemukan So Yoon lalu memastikan kalau buku hariannya ada di
Jambi, So Yoon membenarkan kalau ada di sudut meja.
Ha Ri
keluar ruangan dan pergi menemui Yi Sang,
dan tahu kalau sudah membaca buku
hariannya. Yi Sang membenarkan. Ha Ri pikir Seharusnya Yi Sang marah kepadanya. Yi sang merasa dapat
nilai sempurna untuk sifatnya jadi tidak bisa marah.
“Kau
harus marah agar aku bisa minta maaf. Maaf karena aku menilaimu seperti itu. Seharusnya
aku tidak melakukan itu. Tapi aku sungguh tidak percaya pada pria. Bukan
berarti aku menganggapmu alat untuk mendapatkan keinginanku.” Jelas Ha Ri
“Aku
hanya merasa kalian bertiga akan memahamiku dan membantuku. Kata Ha Ri
“Sekalipun
kau meminta maaf dan kita berbaikan, aku
tidak bisa membantumu. Itu sebabnya aku tidak marah padamu.” Ucap Yi Sang
“Aku
tahu. Hal yang ingin kukatakan adalah aku tidak bisa menjawabmu karena tidak
tahu maksudmu soal memandangmu secara romantis. Aku takut akan mengacau lagi.
Aku tidak punya niat lain. Kini aku hanya bisa memandangmu secara romantis.” Kata
H aRi
“Nona
Jang...”kata Yi sang menatapnya. Ha Ri pikir Jangan sekarang.
“Jawab aku
saat kau hanya bisa memikirkan perasaanm Atau kau akan melewatkanku.” Ucap Ha
Ri lalu bergegas pergi.
Ha Ri
keluar studio menahan tangisnya, sementara diruangan Tuan Nam mengeluh pada Yi
Sang kalau Tunjukkan perasaanny sekali saja da ia tahu kalau Yi Sang bukannya
tidak menyukainya jadi harus membuka hatinya sesekali.
“Kau
tidak bisa menyembunyikan perasaanmu.” Tegas Tuan Nam
“Aku
memang payah dan pengecut, tapi sayangnya, Nona Jang dan aku tidak punya masa
depan bersama.” Kata Yi Sang. Saat itu Ha Ri menenangkan diri melewati sungai
han.
“Aku benci
anak-anak, tapi dia berusaha keras punya anak. Ini bukan soal bersikap baik dan
perhatian, hanya saja kami menginginkan hal yang berbeda dalam hidup.” Kata Yi
Sang
“Kau
pikir hidupmu taksi? Tidak pernah sesuai keinginanmu. Aku tahu kau mulai
menjaga hatimu sejak putus dengan In-a, tapi yang berlalu biarlah berlalu. Bebaskan
saja hatimu. Biarkan angin membawamu sejenak.” Kata Tuan Nam
“Aku
ingin hidup apa adanya, seperti pasangan kekasih lainnya. Aku ingin menggenggam
tanganmu yang kau ulurkan kepadaku. Aku ingin, meski tidak sengaja, mendekat
kepadamu.”
Yi Sang
mengingat saat memegang tangan Ha Ri yang ketakutan saat take off. Ia pun hanya
berani menatap Ha Ri tanpa bisa menciumnya, lalu menepuk bahu Ha Ri yang
menangis
“Aku ingin
menggenggam tanganmu. Aku menutup hatiku bagi semua orang karena pernah
terluka.”
Yi Sang
mengingat saat Ha Ri memberikan cap pada jarinya, Ha RI mengatakan Orang yang
membutuhkan pujian adalah orang dewasa. Yi Sang pun tersenyum menerimanya.
“Kau
orang yang menangis seperti anak kecil dan menyelinap ke dalam hatiku. Aku
sedih melihatmu menangis. Saat pertama aku bertemu denganmu, sumpahku untuk
tidak pernah mencintai lagi benar-benar terpatahkan. “
Yi Sang
mengingat saat Ha Ri menciumnya dan tatapan seperti langsug jatuh cinta dengan
Ha Ri.
Ha Ri
berjalan disungai Han dan melihat kembang api lalu mengambil gambar dengan
ponselnya. Yi Sang keluar rumah membawa kamera untuk mengambil foto kembang api
dan mengemudikan mobilnya.
“Sama sepertimu,
aku ingin menjadi bahagia. Sama sepertimu, aku ingin jujur. Aku tahu karena
pernah terluka dan bukan hanya aku yang terluka. Dia juga terluka. Sekalipun
kau masuk ke hatiku dan mengambil alih sepenuhnya, anggaplah kau tidak
melihatnya.”
“Jangan membiarkan
jantungmu berdebar lagi.” Gumam Yi Sang terdiam saat melihat Ha Ri ada
didepanya.
“Kenapa
kita terus berpapasan?” ucap Ha Ri. Yi Sang pun bertanya Kenapa Ha Ri
terus-menerus muncul
“Ini
benar-benar kebetulan.”kata Ha Ri berjalan pergi. Yi Sang pun menghadangnya.
“Kenapa
kau sangat cantik?” ucap Yi Sang. Ha Ri mengerti kalau memang cantik dan
bertanya apa kelanjutanya.
Yi Sang
kali ini mendekat dan mencium Ha Ri. Saat itu Ha Ri kaget lalu memejamkan
matanya, lalu memegang bahu Yi Sang.
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar