PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Siapa... kau sebenarnya?” tanya Wol Ju.
Manager Gwi bingung bertanya apa maksudnya
“Siapa
kau sebenarnya?” kata Wol ju. Manager Gwi makin tak mengerti dan ingin tahu Ada
apa dengannya. Wol Ju menenangkan diri mengambil minum dan terdiam sejenak
“Apa kau
tadi salah makan, Wol-ju?” tanya Manager Gwi. Wol Ju masih saja tetap diam.
“Wol-ju...
Ada apa? Kau membuatku takut.” Kata Manager Gwi. Wol Ju mengaku tak ada apa-apa
dan tak ingin membahasnya.
“Kau
mengagetkanku. Lalu Di mana belanjaanmu? Apa Kau tak jadi belanja? Mentimun,
wortel, dan sayuran sudah habis semua. Kalau begitu, aku akan beli... Aku akan
membelinya.” Ucap Manager Gwi akhirnya keluar kedai. Wol Ju hanya bisa duduk
diam.
Manager
Gwi bertemu dengan Kang Bae, Kang Bae merasa bersyukur mendengarnya karena Wol
Ju takkan ke neraka lalu memeluk Manager Gwi mengucapkan Terima kasih banyak.
Manager Gwi pun bertanya apakah Kang Bae tak lihat Wol-ju, karena tadi ke
swalayan.
“Kami
tadi bertemu, tapi...Dia melihatku dan Yeo-rin, lalu pergi begitu saja.” Ucap
Kang Bae. Manager Gwi bingung kalau Wol Ju yang pergi Begitu saja.
Di kedai
sedang banyak pelanggan, Wol Ju sibuk memasak sementara Manager Gwi dan Kang
Bae melayani tamu yang memesan soju. Wol Ju membanting udon dimangkuk yang
membuat keduanya terkejut dan saling berbisik.
“Kenapa
dia?” bisik Kang Bae. Manager Gwi mengelengkan kepala karena juga tak tahu.
“Cepat
sajikan telurnya.” Teriak Wol Ju kesal, Keduanya kaget dan buru-buru mengambil
piring dengan wajah bingung.
Kang Bae
memberikan minum pada Manager Gwi, Manager Gwi memberikan kode agar Kang Bae
mengajak bicara Wol Ju yang sedang duduk sendirian. Kang Bae tak berani tapi
Manager Gwi memaksa, akhirnya Kang Bae mendekati Wol Ju
“Apa Nona
sakit hari ini?” tanya Kang Bae. Wol Ju menjawab tidak dengan nada sinis.
“Baik.
Nona mencemaskan sesuatu...” ucap Kang Bae yang langsung disela oleh Wol Ju
menjawab tidak
“Namun,
mengapa murung di hari bahagia ini?” kata Kang Bae. Wol Ju tak terima dianggap Hari
bahagia?
“ Benar!
Manager Gwi sudah menyelamatkanmu dari Neraka Kepunahan. Manager Gwi
benar-benar sangat setia kawan. Dia bertanggung jawab dan pintar cari solusi.
Keren, 'kan? Tidakkah kau harus buat makanan enak untuknya? “ ucap Kang Bae
“Hei, kau
membuatnya seperti ini hal besar... Dan itu benar. Namun, menyebutku seperti
itu? Tapi itu Memang keren.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju tak bergeming
“Sejak beberapa
hari lalu, bukankah kita ingin makan mi dingin lobak?” kata Manager Gwi. Kang
Bae menganguk. Manager Gwi pikir Itu terdengar enak.
“Kang-bae,
apa kau sudah menyentuh tamu hari ini?” ucap Wol Ju menyindir
“Aku tak
bisa karena terlalu banyak orang.” Kata Kang Bae. Wol Ju mengingatkan kalau Hanya
empat hari lagi hingga tenggatnya.
“Kita
masih perlu menyelesaikan dua kasus” ucap Wol Ju. Kan Bae pun hanya bisa
meminta maaf.
“Aku sebar
kupon yang masih tersisa. Silakan mengobrol.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju menatap
sinis.
Nona, apa
Manager Gwi melakukan kesalahan? Apa itu? Salah memilah sampah? Ahh.... Dia
pasti membuang tulang ayam dengan sampah makanan. Padahal Sudah sering
kuingatkan...” ucap Kang bae.
“Diam!
Kau juga keluar!” kata Wol Ju sinis. Kang Bae pun bergegas mengambil jaket
karena Dingin sekali di luar.
Akhirnya
Kang Bae dan Manager Gwi berjalan bersama, Kang Bea merasa Wol Ju hari ini
sangat aneh dan bertanya Apa kalian sedang bertengkar. Manager Gwi mengeluh
kaau tak mungkin bisa melawan Wol Ju karena tentu dalam waktu singkat rata
dengan tanah. Kang Bae membenarkan.
“Dia terus seperti itu sejak kembali dari
swalayan tadi siang. Apa tadi terjadi sesuatu?” kata Manager Gwi
“Tadi
siang? Nona Wol-ju mendengarku mengucapkan kata-kata manismu kepada Yeo-rin.
Apa terlalu menggelikan?” cerita Kang bae. Manager Gwi bingung apa maksudnya
Kata-kata manis
"Apa
ini hanya pekerjaan bagimu? Namun, aku jatuh cinta padamu." Kata-kata itu
sangatlah berguna. Yeo-rin tampaknya suka.” Cerita Kang Bae
“Tunggu.
Kau tak memberitahunya, 'kan? Apa Kau beri tahu Wol-ju aku yang ajari itu?”
kata Manager Gwi
“Apa
maksudmu? Tentu saja kuberi tahu. Aku jelas mengatakan, Managaer Gwi , guru
cintaku, yang mengajari kata-kata manis itu.Memangnya Ada apa?” kata Kang Bae
melihat wajah Manager Gwi yang langsung terdiam. Manager Gwi hanya bisa menarik nafas
panjang.
Samsin
menuangkan wine ke dalam mangkuk, Wol Ju mengeluh kalau ini benar-benar
kelewatan dan tak habis pikir Manager Gwi datang ke sisinya dan berpikir untuk
berada di sisinya. Samsin mengeluh kalau Wol Ju itu harus mengatakan pada
Manager Gwi tapi malah datang menemuinya.
“Benar
juga. Aku tak bisa berkata apa pun saat melihat wajahnya. Tak tahu apa dan
berapa banyak yang harus kukatakan. Walau banyak yang ingin kukatakan hingga
hatiku terasa akan meledak, aku tak bisa berkata apa pun. Apa karena aku sangat
membencinya?” kata Wol Ju
“Mungkin
juga karena dialah orang yang sangat kau rindukan.” Ucap Samsin. Wol Ju tak
percaya mendengarnya.
“Tidak.
Maksudku... Bukankah rasa benci dan cinta seperti dua sisi koin?” kata samsin
tak ingin Wol Ju marah
“Omong
kosong... Semua perasaanku berujung benci untuk dia. Alu Apa kau juga tahu akan
hal ini? Bahwa Manager Gwi adalah dia?” kata Wol Ju
“Tidak!
Aku tak tahu.” Kata Samsin menyangkal dengan wajah gugup. Wol Ju mengeluh kalau
lelah dengan takdir buruk ini.
“Satu-satunya
cara mengakhirinya adalah meninggalkan Dunia Nyata.” Kata Wol Ju. Samsin pun
hanya bisa terdiam saja.
Teman Yeo
Rin heran pergi ke tempat pakaian pria padahal
Pakaian wanita lorong yang lain. Yeo Rin mencoba memilih pakaian.
Temanya mengeluh kalau Yeo Rin yang sedang pamer kalau punya pacar, Yeo Rin
mengaku Bukan begitu tapi ingin membalas
hadiah dari Kang-bae.
“Kalau
begitu, Apa sudah memilih?” tanya temannya. Yeo Rin meminta temanya agar bantu memilih
yang lebih baik.
“Dia
pasti sangat manis dengan ini. Namun, dia akan terlihat sangat keren dengan
baju ini.” Komentar temanya dengan jaket kaos dan jins
“Bagaimana
ini? Dua-duanya cocok dikenakan Kang-bae.” Kata Yeo Rin bingung.
Kang Bae
dengan senyuman bahagia akhirnya datang dengan jaket jins dan bertemu dengan
Yeo Rin bertanya tentang pendapatnya. Yeo Rin menganguk mengaku kalau Kang Bae
tampak tampan. Kang Bae bingung bertanya tentang bajunya.
“Ya, kau
sangat tampan.” Kata Yeo Rin yang sangat terkesima. Akhirnya Kang Bae tak ingin
membahasnya.
“Kita ke
sini untuk makan siang, tapi ini seperti berkencan.” Ucap Kang bae. Yeo Rin
pikir seperti itu juga.
“Aku
merasa aneh sejak berpacaran denganmu. Waktu masuk kerja seperti saat pulang,
begitu juga sebaliknya. Kini aku lebih senang di tempat kerja daripada di
rumah.” Ungkap Yeo Rin.
“Benarkah?
Sejak kapan? Tapi Ini masalah besar.”kata Kang Bae. Yeo Rin bingung kenapa jadi
masalah.
“Itu
hanya akan makin parah. Kau akan segera tak bisa tidur karena ingin segera
masuk kerja. Aku tahu karena sudah mengalaminya.” Goda Kang bae. Yeo Rin hanya
bisa tertawa mendengarnya.
Keduanya
berjalan kembali, Kang Bae melihat jam tanganya kalau Masih ada 20 menit lagi
jadi mengajaknya untuk jalan-jalan. Yeo Rin setuju lalu melihat tangan Kang Bae
dan ingin memegangnya, tapi terdengar suara marah “Tidak! Jangan gandeng dia!”
Yeo Rin
kaget dan langsung melepasnya, Kang Bae bingung Ada apa. Yeo Rin mengaku Tidak
ada apa-apa dan mencoba agar tetap tenang. Keduanya berjalan lagi dan Yeo Rin
pun kembali mencoba agar memegang tangan Kang Bae tapi kembali mendengar suara
teriakan “Menjauh darinya!”
“Kau tak
apa, Yeo-rin?” tanya Kang Bae melihat Yeo Rin seperti ketakutan. Yeo Rin
akhirnya memilih untuk pamit pergi. Kang
Bae bingung dengan sikap Yeo Rin.
Manager
Gwi berdiri didepan kedai seperti ragu untuk masuk karena Wol Ju sudah tahu
tentang jati dirinya. Ia pun memilih untuk pergi dan saat itu Wol Ju keluar
membawa sapu dan langsung bertanya Mau ke mana. Manager Gwi berpura-pura
melihat cuaca.
“Ternyata
kau tahu.”kata WolJu. Manager Gwi berpura-pura bertanya tahu apa. Wol Ju
mengaku sudah tahu.
“Maaf.”
Kata Manager Gwi. Wol Ju bertanya Apa ini menyenangkan. Manager Gwi mengaku tak
bisa berkata apa-apa.
“Apa
Karena itu kau mengamatiku? Di kehidupanku sebelumnya, aku naif dan percaya kau
akan melindungiku. Kini aku memintamu untuk terus membantuku menyelesaikan
100.000 kasus. Aku pasti sangat memalukan.” Ungkap Wol Ju marah
“Kau
pasti berpikir aku bukan apa-apa tanpamu.”kata Wol Ju. Manager Gwi mengaku
bukan seperti itu.
“Aku
datang untuk membantumu.” Akui manager Gwi. Wol Ju ta percaya karena Wol Ju
dulu tak membantu jadi kenapa sekarang begitu
“Apa kau
senang mempermainkanku seperti ini?” kata Wol Ju marah. Manager Gwi mengaku salah
paham.
“Maaf
bila aku tak menjelaskan lebih awal, tapi...” kata Manager Gwi dan langsung
disela oleh Wol Ju.
“Karenamu
aku mati dan dihukum selama 500 tahun. Apa itu remeh untukmu? Apa Mereka yang
mati adalah salah paham bagimu? Aku bahkan melihat kau menggunakan baju
pengantin. Apa Itu juga salah paham?” kata Wol Ju kesal
“Bukan
begitu.” Kata Manager Gwi. Wol Ju tak percaya karena menurutnya seperti itu.
“Hidupku
selesai pada saat itu, jadi, apa yang harus kutahu? Aku bisa terima kau yang
menikahi orang lain karena keinginan orang tuamu. Waktu kita ternyata hanya
mimpi. Itulah yang kupercayai.” Kata Wol Ju
“Mengapa
kau buat aku percaya pada janji-janjimu, lalu kau injak perasaanku?” kata Wol
Ju. Manager Gwi menenangkan Wol Ju.
“Kenapa
kau bunuh aku? Apa dosaku sebesar itu? Apa kesalahan ibuku? Setidaknya... Setidaknya
kau berusaha menghentikannya. Harusnya kau selamatkan ibuku! Apa kau puas setelah
merebut semua dariku? Aku yang tak punya tempat untuk bersandar.” Teriak Wol Ju
“Sebenarnya,
tak hanya aku. Aku... Aku...”ucap Wol Ju yang tak bisa menahan emosi hanya bisa
menangis.
“Benar.
Aku memang ingin menyelamatkan jiwa yang tak bisa kuselamatkan dulu. Kau boleh
marah dan memakiku. Tapi tunggu hingga targetmu tercapai. Biarkan aku di sisimu
sampai saat itu.” Kata Manager Gwi
“Mengapa
kau tetap sama setelah 500 tahun berlalu? Untuk orang terhormat sepertimu, kau
mengira hidup seseorang adalah tugas penting. Karena kini kau datang ke sisiku,
apa aku harus banyak berterima kasih kepadamu? Memang kau siapa? Memang kalian
siapa?” teriak Wol Ju
“Aku
mohon... Semua yang kau tahu bukanlah seluruh kebenarannya. Kali ini, percaya
padaku dan...” kata Manager Gwi tapi Wol Ju sudah dulu menamparnya.
“Keluar...
Jangan pernah muncul lagi... Kau dan Ratu sama saja bagiku.” Kata Wol Ju marah.
Manager Gwi akhirnya pergi keluar kedai dan menenangkan diri dipingir danau.
Seung Ho
pulang lebih dulu, menyampaikan Selamat bekerja sif malam. Kang Bae pun
mengucapkan salam juga dan melihat Yeo Rin berjalan pulang dan bergegas
membereskan mejanya, tapi saat itu Jin Dong datang dengan wajah panik.
“Kang-bae,
tolong aku sebentar... Nenekku sepertinya sedang sakit. Bisakah kau
menggantikanku lembur hari ini?” ucap Jin Dong
“Baiklah,
cepat cek nenekmu.” Kata Kang Bae, Jin Dong pun mengucapkan terimakasih dan
berjanji akan menggantikannya nanti. Kang Bae pun hanya bisa menghela nafas
panjang karena tak bisa mengajak bicara Yeo Rin.
Yeo Rin
berjalan pulang mengingat saat berusaha memegang tangan Kang Bae dan mendengar
suara seseorang yang marah Tidak! Jangan
gandeng dia! Menjauh darinya!.” Ia pun bertanya-tanya apa itu dan suara apa
itu, karena jelas mendengarnya tadi.
Ia meliha
ada kedai dan akhirnya masuk kedai, tak percaya meihat Wol Ju ada didalam. Wol
Ju pun jg kaget melihat Yeo Ri bertanya ada ada datang ke kedai. Yeo Rin
mengaku sedang lewat sini dan ingin minum soju. Wol Ju pu menyuruh Yeo Rin agar
duduk saja.
“Tapi Apa
ini markas CIA? Apa ini seperti bentuk penyamaran?” kata Yeo Rin. Wol Ju pikirAnggap
saja seperti itu.
Akhirnya
Wol Ju membawakan soju, Yeo Rin terus meminum tapa henti. Wol Ju pikir Yeo Rin
suka minum. Yeo Rin merasa Soju terasa manis hari ini. Wo Ju pikir Alkohol akan
terasa manis bila hidup makin pahit tapi ia heran Yeo Rin merasa soju terasa
manis padahal baru saja berpacaran
“Apa
Kang-bae berulah? Apa Dia tak sadar situasi?”tanya Wol Ju heran.
“Masalahnya
ada padaku, bukan di Kang-bae.” Akui Yeo Rin. Wol Ju pun ingin tahu Ada apa
“Sebenarnya
tadi siang aku ingin menggandeng lengan Kang-bae saat aku mendengar suara.
"Tidak! Jangan gandeng dia!" Aku jelas mendengar suara dalam kepalaku.
Perasaanku menjadi aneh.” Cerita Yeo Rin
“Omong
kosong macam apa ini?” kata Wol Ju tak percaya lalu teringat dengan ucapan
Samsin “Dia banyak menderita di kehidupan sebelumnya.”
“Aku tak
tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi Aku ingin terus berada di sisi Kang-bae,
tapi mungkin aku ditakdirkan tak bisa berpacaran.” Ucap Yeo Rin sedih
“Itu
bukan kesalahanmu.” Kata Wol Ju. Yeo Rin bingung mendengarnya. Saat itu
terdengar suara barang jatuh seperti tendang, Wol Ju terlihat kesa pamit untuk
keluar dari kedia.
Yeo Rin
sudah menghabiskan satu botol, dan melihat ada botol minuman yang terlihat
mencolok diatas meja. Wol Ju yang ada diluar kedai mengumpat marah karena ada
yang menjatuhkan papanya.
“Kau tak
perlu menendangnya... Hentikan.,, Tak heran istrimu muak padamu.. Apa Kau mau
mati?.. Pulang saja jika sudah minum banyak.” Teriak Wol Ju marah dan langsung
memperbaikinya tulisan KEDAI MISTIS.
Wol Ju
akhirnya kembali masuk ke dalam kedai dan bingung melihat ada nenek dengan
pakaian hanbook lalu bertanya “Siapa kau? Apa kau lihat gadis yang duduk di
sini?” si wanita terlihat marah merasa Wo Ju itus dang bicara Omong kosong.
“Kau
berkata padaku bahwa itu omong kosong, 'kan?” ucap Arwah yang ada ditubuh Yeo
Rin. Wol Ju tak percaya kalau ada arwah ditubuh Yeo Rin.
“Jadi,
ini alkohol yang membuka pintu ke Dunia Mimpi... Ya, karena dia meminumnya, aku
bebas menguasainya.” Ucap si wanita
“Berarti
kau adalah sinabar?” kata Wol Ju. Si wanita membenarkan dengan wajah sinis
bertanya apa ada masalah
“Tunggu,
kau tetap saja roh biasa. Mengapa seenaknya masuk Dunia Mimpi? Ini adalah
wilayahku... Wahh.. Kau suka sekali dengan siput laut rupanya.” Ucap Wol Ju
kesal
“Siput
laut ini sangatlah kenyal. Omong-omong, kenapa kau terus mencampuri hidupku...”
ucap Si wanita
“Maksudku,
hidup Kang Yeo-rin? Apa yang kulakukan?”
kata Yeo Rin. Si wanita mengeluh kalau Wol Ju terus menjodohkan dia dengan Han
Kang-bae
“Dia bukan
orang yang perlu dijodohkan oleh siapa pun.” Ucap si wanita sinis
“Mereka
memang saling suka dan aku hanya bantu sedikit. Namun, mengapa kau meneriakinya
hingga mereka tak bisa berpegangan tangan?” keuh Wo Ju
“Aku
benar-benar benci dengan pria... Aku berhasil mengusir semua pria di sekitar
Kang Yeo-rin,tapi tak berhasil dengan Kang-bae. Aku tak punya pilihan selain
memperingatkan Yeo-rin.” Akui si wanita
“Kau
bicara seperti dia dipaksa berpegangan tangan. Dengar. Aku tak tahu kau punya
masalah apa, tapi biarkan mereka berpacaran.” Kata Wol Ju
“Tidak
boleh.” Ucap si wanita marah. Wol Ju heran ingin tahu alasan. Si wanita berpikir Berpacaran itu...
“Maksudku,
laki-laki... menakutkan bagiku.” Akui si wanita.
Flash Back
Arwah
yang menunggu batu digua keluar dari tempatnya dengan wajah bahagia berpikir
kalau bisa berkeliling sebentar. Ia pun keluar saat malam karena tak mungkin
ada yang bisa mengenainya.
“Sebagai
roh yang selalu ada di gua, aku selalu penasaran akan dunia luar. Karena itu
aku menyamar menjadi wanita dan pergi ke desa. Aku menjadi objek spiritual dan
diam-diam sembuhkan orang sakit, serta mengusir roh jahat lain.”
Si wanita
berjalan dan melihat Won Hyung yang berjalan berpapasan dengannya. Ia pun
langsung terkesima dengan ketampananya.
“Lalu aku
bertemu seorang pria dan langsung jatuh cinta padanya.”
Si wanita
akhirnya memberikan serpihan pada Won Hyung mengaku Hari ini membawakan
untuknya, karena tahu kekuatan luar biasanya, jadi batu ini dijual mahal. Won
Hyun menyakinkan kalau pasti akan menggunakannya untuk membantu yang sakit dan
miskin.
“Aku
senang bila itu dapat membantumu.” Kata Si wanita tersenyum bahagia.
Wol Ju
mendengar cerita si berkomentar kalau Situasinya benar-benar mendukung. Si
waita meminta gar Wol Ju agar mendengarkan dulu sampai akhir karena Pria itu
perlahan menunjukkan watak aslinya ketika tak lagi menemuinya.
Flash
Back
Won Hyung
datang ke gua membawa palu yang besar. Si wanita langsung keluar dari balik
batu, melarang agar tak melakukanya dan ingin tahu Bagaimana caranya tahu
tempat ini lalu menduga kalau sengaja mengikutinya.
“Aku
datang mencarimu karena tak bisa menemukanmu. Bagian batu yang selama ini kau
berikan kepadaku masih tak cukup untukku.” Kata Won Hyung
“Sinabar
adalah diriku. Bila kau hancurkan ini, aku akan menghilang.” Ucap Si wanita.
Won Hyun tak pecaya mendengarnya tapi seperti tak peduli.
“Tapi
itu... bukanlah masalahku. Saat ini aku membutuhkan banyak uang untuk tentara
dan senjata.” Akui Won Hyung
“Tentara
dan senjata? Apa kau ingin membelot? Bukankah kau bilang sinabar untuk yang
sakit dan miskin?” kata si wanita kaget.
“Perdamaian
warga hanya bisa diraih dengan raja yang tepat. Sepertinya tak ada masa depan dengan
raja saat ini. Maka, raja yang ada lebih baik diganti demi masa depan warga.”
Ucap Won Hyung
“Tidak!
Kau tak boleh gunakan batu ini untuk tujuan itu! Tidak!” ucap wanita sinabar
mencoba menghalaginya. Tapi Won Hyung lebih kuat langsung mendorongnya. Wanita
sinabar pun hanya bisa melihat Won Hyung mengunakan palunya.
“Astaga...
Semua ternyata berakhir pedih. Kini kau paham alasanku tak ingin berpacaran. Itu
alasan yang kuat. Kau dan aku ternyata sama-sama tak bisa memilih pria yang
tepat. Perebutan takhta. Manusia yang rakus akan kekuasaan lebih menakutkan
dari roh jahat.” Ungkap Wol Ju
“Apa Hidupmu
juga rusak karena pria?” tanya si wanita. Wol Ju membenarkan.
“Hidupku
bahkan sangatlah hancur. Karena seorang pria, aku harus menderita selama 500
tahun.” Ungkap Wol Ju
“Kita tak
bisa bersikap baik pada orang berengsek
itu. Mereka membuat kita berharap banyak, tapi akhirnya menusuk dari belakang.”
Kata siwanita marah
“Itu
masih tak seberapa. Ada yang selalu di sisi kita untuk mengamati rasa sakit
yang kita alami dari segala sisi.” Ungkap Wol Ju
“Apa? Ada
orang seperti itu?” kata si wanita tak percaya. Wol Ju mengaku malas menjelaskannya.
“Namun,
mengapa kau tiba-tiba tak menemui pria itu? Mungkin karena itu dia datang ke
gua.” ucap Si Wol Ju
“Begini...
Ada hal aneh yang membuatku tak nyaman sehingga aku menjaga jarak dengannya.”
Cerita Si wanita. Wol Ju ingin tahu Hal
aneh sepert i apa.
“Saat aku
berkeliling desa di suatu malam, pria itu keluar dari sebuah rumah.” Cerita si
wanita.
Flash Back
Si wanita
melihat Won Hyung keluar rumah dengan mengunakan penutup wajahnya. Wol Ju yang
mendengar ceritanya berpikir pria itu berselingkuh. Si wanita mengeluh bukan
itu tapi si Won Hyung memakai penutup wajah dan membawa pedang.
“Apa ini?
Apa pria itu juga merampok?” kata Wol Ju panik. Si wanitahu Rumah itu terlalu sederhana untuk dirampok
oleh seseorang.
“Melihat
dia membunuh dukun dan membakar rumah itu, pasti ada yang dia inginkan.” Kata
Si wanita
“Apa Kau
bilang "dukun"?” kata Wol Ju kaget. Si wanita membenarkan.
“Dia
dukun hebat yang sering mengunjungiku. Dia dan putrinya berakhir tragis.
Putrinya gantung diri tak lama setelah itu.” Ungkap si wanita. Wol Ju mulai
berkaca-kaca mendengarnya.
“Apakah
nama pria itu... adalah Kim Won-hyung?” ucap Wol Ju. Si wanita kaget kaau Wol
Ju mengenalnya.
Manager
Gwi berjalan menaiki tangga dan bertemu dengan polisi yang sedang berjaga, dan
bertanya apa ada yang bisa dibantu. Manager Gwi bingung mengaku tak ada. Saat
itu seorang polisi menghampiri mengaku detektif Kepolisian Metropolitan Seoul.
“Apa kau
sedang mencari Shin Ji-hye?” tanya polisi. Manager Gwi membenarkan dan bertanya
balik Apa ada masalah.
Akhirnya
manager Gwi datang bertemu dengan Tuan Kim merasa dugaanya benak dan sudah
pernah bilan sebelumnya kalau Roh jahat ini berusaha menghalangi merka agar menyelesaikan
target. Tuan Kim yang masih dirasuki hanya diam saja.
“Dengar. Dia
membunuh orang-orang yang perlu atau bisa membantu menuntaskan dendam. Roh ini bergerak
sambil mengamati kami. Beri tahu aku siapa roh jahat itu sebenarnya.” Kata
Manager Gwi marah. Tuan Kim seperti baru tersadar dari lamunan.
“Atau aku
akan tanya pada Kematian.” Kata manager Gwi bergegas pergi. Tuan Kim langsung
menariknya mnyuruh duduk saja.
“Mengapa
kau sangat tak sabar?” keluh Tuan Kim. Manager Gwi pikir sudah pastiTentu saja
tak sabar.
“Dia bisa
saja membunuh klien kami berikutnya.” Kata Manager Gwi kesa. Tuan Kim
menyakinkan kalau itu tak akan terjadi.
“Kemarin
roh jahat itu sudah kutangkap dan kuserahkan ke neraka.” Kata Tuan Kim
berbohong. Manager Gwi seperti sedikit tak percaya.
“Benar.
Jadi, kau tak perlu khawatir lagi.” Ucap Manager Gwi menyakinkan.
“Kau
biasanya selalu memintaku untuk mengurus roh-roh jahat di sekitar. Namun, kau
bereskan sendiri sekarang? Ada apa, Manager Yeom? Siapa roh jahat itu
sebenarnya?” kata Manager Gwi penasaran
“Dia
adalah Won-hyung.” Akui Tuan Kim. Manager Gwi membenarkan lalu memastikan
namanya Kim Won-hyung
“Benar,
dia adalah Won-hyung. Dia lari dari neraka untuk membalas dendam pada kalian.”
Akui Tuan Kim
“Kalau
begitu, kau seharusnya langsung memberitahuku.”keluh Manager Gwi
“Walau berdosa
besar, dia tetap putraku. Bagaimana bisa aku melihat putraku dibunuh sampai dua
kali? Ini adalah karma untukku. Aku harus membereskannya sendiri. “ kata Tuan
Kim
“Maaf. Bila
aku lebih cepat menangkapnya, nyawa Ratu pasti bisa diselamatkan. Sungguh
disayangkan. Hanya dia yang bisa menunjukkan kehidupan lalu Wol-ju. Bukankah
kau melakukan ini untuk meluruskan kesalahpahaman?” ungkap Tuan Kim.
Manager
Gwi hanya diam saja, Tuan Kim akhirnya keluar dari cafe dan tersenyum bahagia
bertanya-tanya “Siapakah target selanjutnya?” dengan tawa bahagia.
Teman Yeo
Rin memuji temanya yang terlihat masih pusing dan bertanya Di mana minum sebanyak itu semalam. Yeo Rin mengaku Di
sbuah kedai. Tapi tak ingat caranya pulang. Temanya pikir Pacar Yeo Rin pasti mengantarnya pulang.
“Kau
sudah berani mabuk rupanya karena percaya dengan Kang-bae.” Ejek temanya.
“Aku
minum sendiri tadi malam.”akui Yeo Rin. Temanya heran Yeo Rin yang minum sendiri?
“Kau sangat
senang saat membelikan baju untuknya. Kini sudah bertengkar?” kata temanya. Yeo
Rin mengaku bukan seperti itu.
Kang Bae
berjalan di lorong, dan tak sengaja bertemu dengan Yeo Rin di lorong. Keduanya
sempat saling beradu jalan dan terlihat canggung, sampai akhirnya keduanya
duduk di ruang tunggu pengawai. Suasana hanya terdiam saja sampai akhirnya Yeo
Rin berani bicara.
“Aku punya
trauma dengan sentuhan, 'kan? Kurasa ini karena trauma itu. Aku masih agak
takut untuk bersentuhan.” Akui Yeo Rin. Kang Bae bisa mengerti.
“Aku
ingin cuti setengah hari untuk ke dokter. Sepertinya aku lebih baik bila
konsultasi.” Kata Yeo Rin
“Apa Mau
kutemani?” tanya Kang Bae. Yeo Rin menolak karena lebih baik sendiri.
“Kalau
begitu, telepon aku setelah selesai. Aku akan pulang cepat.” Kata Kang Bae. Yeo
Rin bingung ingin tahu alasanya menelp. Kang Bae mengaku Tak ada alasan.
“Aku
hanya ingin bersamamu sebentar saja.” Akui Kang Bae.Yeo Rin setuju keduanya
terihat bahagia.
“Bagaimanapun,
jangan salah paham atas kejadian kemarin.” Kata Yeo Rin. Kang Bae mengeluh
kalau dianggap salah paham
“Mari
kita bergerak perlahan. Aku akan menunggu sampai kau bisa menerimaku sepenuhnya.
Sebelum bertemu denganmu, aku sudah menunggu selama 27 tahun. Menunggu sedikit
lagi tak masalah bagiku.” Kata Kang Bae.
“Bila kau
ke kedai hari ini, tolong sampaikan rasa terima kasihku kepada Agen Wol-ju.”
Ucap Yeo Rin
“Apa? Kau
pergi ke Kedai Mistis?” ucap Kang Bae kaget. Yeo Rin mengaku Sebenarnya mampir dalam
perjalanan pulang kemarin.
“Namun,
aku tak sadarkan diri di sana. Sepertinya Agen Wol-ju mengantarku pulang.”
Cerita Yeo Rin
“Kalau
begitu, apa kau minum alkohol dari botol berbentuk seperti ini?” tanya Kang Bae
memastikan
“Ternyata
karena alkohol itu. Pantas rasanya sangat kuat. Hanya sekali minum, aku
langsung tak sadar.” Akui Yeo Rin.
[KEDAI
MISTIS]
Wol Ju
berjalan mondar mandir diruangan teringat yang ducapakan Wol Ju sebelumnya
mengaku “Ini dari luka yang kudapat saat bertarung di area rumahmu tadi. Saat
kembali dari pengejaran, rumahmu telah dibakar habis. Dan ibumu...”
“Aneh
sekali... Dia berkata ada perkelahian di rumahku.” Kata Wol Ju.
Lalu si
penunggu Sinabar mengaku tentang Won Hyung “Melihat dia membunuh dukun dan
membakar rumah itu, pasti ada yang dia inginkan.”
“Apa
sinabar salah lihat? Jadi, Won-hyung merencanakan kudeta melawan Yang Mulia,
temannya sendiri? Apa yang sebenarnya terjadi?” ucap Wol Ju penasaran.
***
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar