PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kang Bae
terbangun dari tidurnya dan terlihat bingung ada disebuah gudang, lalu melihat
pecahan botol dilantai. Ia pun hanya bisa menangis sendirian.
Flash Back
Manager
Gwi bertemu dengan Nyonya Yeom diruangan. Nyonya Yeom memberitahu kalau ada masalah. Manager Gwi
bertanya memangnya ada apa. Nyonya Yeom mengeluh kalau ini semua karena Tuan
Kim yang berjanji akan menangkap roh jahat itu, tapi tak ada kabar.
“Mengapa
dia tak jawab telepon? Dia tak mengirim pesan atau melapor. Sebenarnya apa
rencananya?” ucap Nyonya Yeom
“Sungguh?
Bukankah roh jahat itu sudah ditangkap?” kata Manager Gwi binggung
“Siapa
yang bilang? Kim Won-hyung, si berengsek itu, sungguh menyebalkan.” Kata Nyonya
Yeom
“Kim
Won-hyung belum tertangkap?” ucap Tuan Kim kaget dan langsung berlari kencang menemui Wol Ju.
Wol Ju
kaget melihat Kang Bae berubah menjadi berbeda. Tuan Kim pun melihat Kang Bae
adalah Pohon Keramat. Kang Bae terlihat marah menyuruh agar keluar, tapi Won
Hyung tak mau keluar. Kang Bae terus meminta agar segera keluar juga.
“Jangan
mendekat... Jangan mendekat!” jerit Won Hyung Marah Keduanya
saling adu kekuatan tapi Kang Bae lebih kuat.
Akhirnya
Kang Bae mendekat dan mengeluarkan Won Hyung dari tubuh Tuan Kim. Won Hyung
terlihat kesakitan dan Tuan Kim jatuh pingsan. Manager Gwi datang melihat Won
Hyung dan langsung berteriak marah. Won Hyung pun kabur. Kang Bae langsung
jatuh pingsan seperti baru saja mengunakan kekuatan daam dirinya.
Wol Ju
melihat Kang Bae yang tak sadarkan diri lalu menatapnya. Ia mengingat kenangan
dengan ibunya.
Flash Back
Wol Ju
heran ibunya yang ingin memberikan tusuk konde padanya sebelum meningga. Ibu
Wol Ju menegaskan kalau anaknya takkan sendiri Ketika kesepian, maka bisa pegang
erat tusuk konde ini.
“Ia akan
mengantarkanmu kepada orang yang kau cari.” Ucap Ibu Wol Ju
Wol Ju
bertemu dengan Kang Bae karena tahu harus beri sesuatu. Kang Bae mengaku sudah
membawanya sekarang karena Wol Ju pasti mencarinya. Wol Ju mengasan kalau tusuk
konde ini memang miiknya dan bukan tusuk konde itu.
“Bukan
itu? Kalau begitu apa?”tanya Kang Bae bingung. Wol Ju mengeluh Kang Bae masih
bertanya
“Tentu
saja tubuhmu. Aku butuh tubuhmu.” Ucap Wol Ju yang asal bicara tapi ternyata
memang benar.
“Ternyata
kau, Kang-bae. Kaulah orang yang selama ini yang kucari.” Ucap Wol Ju menatap
Kang Bae.
“Bagaimana
keadaannya?” tanya Manager Gwi masuk ke rumah. Wol Ju memberitahu kalau Kang
Bae tertidur dan ingin tahu Manager Gwi.
“Dia di
RS Alam Baka. Dia agak kaget, tapi akan baik-baik saja.” Kata Manager Gwi. Wol
Ju pun merasa bersyukur mendengarnya.
“Apa yang
sebenarnya terjadi?” tanya Manager Gwi bingung.
Wol Ju
pun keluar dari rumah, Manager Gwi ikut keluar Wol Ju mengaku Ada sesuatu yang
belum diceritakan padanya. Manager Gwi bertanya apa yang belum diceritakan, Wol
Ju akhirnya mengaku kalau Saat itu
mereka punya anak.
Manager
Gwi kaget mendengarnya, bertanya Apa maksudnya dengan itu. Wol Ju mengaku juga
tak tahu dan baru tahu setelah wafat. Manager Gwi tak percaya kalau ia punya
anak dengan Wol Ju.
“Saat itu
pun aku tahu, nasib buruk Pohon Keramat masuk ke tubuh anak kita.” Cerita Wol
Ju. Manager Gwi memikirkan "Pohon Keramat"
“Karena
itu, anak ini terkena kutukan untuk reinkarnasi dan terus hidup dalam
kesusahan. Aku tak punya pilihan. Aku harus tuntaskan 100.000 dendam agar anak
kita bisa hidup tenang.” Ucap Wol Ju
“Tunggu,
jadi... Kau bilang...” kata Manager Gwi memastikan Wol Ju membenarkan apa yang
ada dipikiran Manager Gwi.
“Roh anak
kita sepertinya adalah Kang-bae.” Akui Wol Ju, Manager Gwi kaget untuk kesekian
kalinya
“Mengapa
aku tak sadar? Dia meminta tolong padaku karena hidupnya sangat berat. Mengapa
aku tak mengenalinya? Dia dibuang oleh keluarga dan dijauhi
teman-temannya.”cerita Wol Ju menangis
“Orang-orang
akan mengerubunginya dan mengeluh. Semua karena aku.Kenyataan bahwa aku justru
mencoba memanfaatkannya membuatku sangat...”kata Wol Ju
Keduanya
akhirnya duduk menatap Kang Bae. Wol Ju pikir merkea harus bertanggung jawab
terhadap Kang-bae. Manager Gwi pikr Jika
kasus spesialnya berakar pada Pohon Keramat dan bukan Pintu Penglihatan
Spiritual, maka ciuman...
“Berciuman
dengan sinabar pun takkan berguna sebelum dendam Pohon Keramat tuntas.” Ucap
Wol Ju.
“Kalau
begitu, satu-satunya cara adalah membereskan 100.000 kasus.” Kata Manager Gwi
“Benar.
Hanya itu caranya... Kita harus capai targetnya. Harus.” Ucap Wol Ju.
Sementara
Won Hyung bersembunyi di gudang kosong akhirnya tahu kalau anak itu adalah putra Putra Mahkota dengan
Wol-ju. Wajahnya terlihat masih penuh dendam. Pagi hari, Kang Bae akhirnya
terbangun, Wol J pikir Kang Bae Berbaring saja, jangan memaksakan dirinya.
“Tidak.
Besok hari terakhir, bagaimana aku bisa begitu? Manager Gwi pun pergi sejak
subuh, 'kan?” ucap Kang Bae
“Benar.
Apa tubuhmu sungguh baik-baik saja?” ucap Wol Ju khawatir pada sang anak.
“Ya.
Beberapa bagian tubuhku memar, itu saja. Tapi apa yang terjadi setelahnya? Apa
roh jahat berhasil keluar dari tubuh Manager Yeom?” tanya Kang Bae
“Ya. Roh
jahat itu bisa saja menyerangmu lagi,
jadi, jangan ikut campur jika terasa aneh. Ya?” kata Wol Ju
“Baik.
Aku hanya akan menyentuh
pelanggan
di swalayan dan membawa mereka yang masih mendendam. Pastikan kau terus berada di
sisi Manager Gwi” pesan Kang Bae.
Kang Bae
akan berjalan ke supermarket, tiba-tiba ingatan masa lalunya datang, roh dari
pohon keramat. Ia merasakank kepalanya terasa sangat sakit lalu pergi ke apotik
meminta obat sakit kepala karena Kepalanya pusing. Saat itu si paman menatap
Kang Bae dan langsung ingin curhat.
“Apa
gunanya menghasilkan uang dengan menjual obat? Istriku terjebak pemasaran
berjenjang dan dia membawa semua obat yang tak pernah kudengar ke rumah.” Keluh
si paman
Kang Bae
bingung karena tanganya tak menyentuh apapun tapi si paman bisa bercerita
padanya.
Kang Bae
bingung menatap tanganya karena tak menyentuh apapun tapi ada yang curhat
padanya. Ia berjalan dan bertemu dengan Yeo-rin lalu melihat wanita disampingny
dan bertanya siapa dia. Yeo Rin
memberitahu kalau Dia teman serumahnya, Kim Da-bin.
“Senang
bertemu denganmu. Aku Han Kang-bae.” Ucap Kang Bae dengan sopan
“Halo.
Ternyata kau sangat tampan seperti yang dibicarakan...” ucap Da Bin dan menatap
mata Kang Bae dan akhirnya mulai bicara jujur.
“Lalu
kenapa? Karenamu, belakangan ini aku sangat kesal.” Keluh Da Bin. Kang Bae
bingung.
“Bisakah
kau percepat perkembangan pacaranmu? Apa Kau tak tahu dia tinggal sendiri? Bila
dia tak pulang pun, tak ada orang yang akan memarahi. Mengapa kau tak bisa
membaca situasi?” ucap Da Bin
“Ada apa
denganmu? Maaf. Mengapa kau tiba-tiba seperti ini? Apa kau gila? Sampai jumpa.”
Ucap Yeo Rin panik dan langsung menutup mulut Da Bin lalu berjalan pergi.
Kang Bae
bingung masuk ke ruang ganti bertanya
Apa yang terjadi, padahal tak menyentuh mereka, tapi mereka... Ia lalu
teringat dengan ucapan Manager Gwi sebelumnya dikedai.
“Penglihatan
spiritual adalah jalan di antara Dunia Nyata dan Alam Baka. Kini penglihatan
spiritualmu terbuka dan termasuk kasus spesial. Bila kau bekerja dengan kami,
penglihatan spiritualmu bisa makin terbuka. Bila penglihatan spiritualmu makin
terbuka, mungkin orang-orang akan makin mengejarmu untuk bercerit hanya lewat
sentuhan atau pandangan.” Ucap Manager Gwi.
Manager
Gwi berjalan di jembatan sungai Han, melihat seseorang seperti ingin melompat
dan langsung menahanya. Tapi ternyata ia hanya beristirahat setelah
berolahraga. Wol Ju mencari di stasiun bawah tanah, seorang tuna wisma.
“Hidupmu
pasti sangat sulit. Bila kau ceritakan masalahmu padaku, aku bisa bantu...”
ucap Wol Ju tapi si paman tak peduli menyuruh Wol Ju pergi dan ia kembali
tidur.
“Ayolah.
Ceritakan sedikit padaku.” Pinta Wol Ju. Si paman terus mengusir Wol Ju.
Manager
Gwi melihat pria yang duduk sendirian sambil membaca koran. SI pria langsung
berdiri sambil mengeluh kalau tak mau beli apa pun. Manager Gwi pun hanya bisa
menghela nafas karena dianggap sales asuransi.
Wol Ju
melihat seorang anak remaja yang sedang di bully dan diminta uangnya oleh
seniornya. Mereka pun pergi setelah
mendengar teriakan Wol Ju, akhirnya Wol Ju meminta agar si anak bisa
menceritakan masalahnya, tapi anak itu malah beranjak pergi.
Wol Ju
dan Manager Gwi akhirnya bertemu kembali. Wol Ju mengaku Tak ada sama sekali
bahkan Tak ketemu. Manager Gwi mengaku seperti itu juga pahahal waktu mereka
semakin menipis. Wol Ju pikir mereka fokus ke tamu kedai dulu. Manager Gwi
setuju dan mengajak masuk.
Keduanya
masuk dan hanya bisa melonggo sudah banyak orang yang datang. Mereka semua
mengerubungi Kang Bae dan ingin menceritakan semua keluh kesahnya. Kang Bae
panik meminta tolong pada keduanya.
“Kami
harus bersiap untuk berjualan. Tolong keluar sekarang.” Teriak Manager Gwi. Wol
Ju pum menyuruh semua agar keluar, mereka pun hanya mengeluh sambil keluar dari
kedai.
“Apa
Semua orang itu menatap matamu dan langsung bercerita?” tanya Manager Gwi. Kang
Bae membenarkan.
“Kau
harusnya melarikan diri. Mengapa kau bawa ke sini?” ucap Wol Ju heran
“Kukira
salah satu dari mereka punya dendam untuk dituntaskan.” Kata Kang Bae.
“Kau ini.
Jadi? Dari tadi kau mendengarkan cerita mereka semua?” tanya Wol Ju. Kang Bae
membenarkan.
“Namun,
tak ada yang benar-benar menderita.” Kata Kang Bae lalu terdiam. Wol Ju
bertanya apakah ada masalah lalu memeriksa tubuh anaknya.
“Astaga,
badannya panas sekali.” ucap Wol Ju. Manager Gwi pun setuju Lebih baik Kang Bae
makan obat dan istirahat. Kang Bae merasa tak enak hati.
“Kang-bae,
jangan cemaskan kami dan beristirahatlah. Bagaimana jika kau pingsan lagi? Cepat
pulang.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju pun menuntun Kang Bae pulang.
Won Hyung
seperti makin kuat dengan roh pendendamnya. Sementara Tuan Kim dirawat dirumah
sakit dijenguk oleh Wol Ju dan Manager Gwi. Tuan Kim mengaku tak tahu harus
berkata apa dan meminta maaf. Manager Gwi pikir tak ada yang bisa dilakukan
karena Itu semua sudah berlalu.
“Kalau
begitu, apa kalian berhasil menemukan pelanggan terakhir?”Tanya Tuan Kim
“Belum.
Kami tak tahu kapan Won-hyung akan muncul lagi.” Ucap Manager Gwi
“Kami
terlalu cemas untuk mendengarkan pelanggan kami. Namun, kami tak punya waktu
untuk menangkap Won-hyung. Tak ada yang bisa kami lakukan sehingga kami tak
fokus bekerja.” Cerita Wol Ju
“Kurasa
aku memberi beban tambahan pada kalian. Maafkan aku. Tapi ada satu cara untuk
menyelesaikan dua masalah ini. Aku bisa menjadi pelanggan terakhir Kedai
Mistis.” Kata Tuan Kim
Keduanya
bingung bagaimana maksudnya "Pelanggan terakhir"?
“Apa
terkesan tak tahu malu bila aku meminta kalian membantuku karena aku gagal membesarkan
putraku dengan baik? Aku terlalu sibuk mengajarkan berbagai hal kepada Putra
Mahkota, hingga akhirnya aku tak mengurus putraku sendiri.” Ucap Tuan Kim.
Flash Back
Tuan Kim
dimasa lalu berjalan dengan Pangeran lalu berkomentar wajahnya terlihat lebih
tenang dari biasanya. Pangeran pun tersenyum bahagia mendengarnya. Won Hyung
melihat dari kejauhan seperti iri karena Pangeran mendapatkan perhatian dari
ayahnya.
“Aku hanya mengajarkan bagaimana
Putra Mahkota harus menjadi raja dan bagaimana dia harus melayaninya. Sampai
akhirnya aku tak pernah menanyakan apa yang Won-hyung sukai dan apa yang dia
inginkan.”
“Won-hyung
adalah anak yang baik. Aku yang terlalu tak acuh. Perbuatan jahatnya padamu dan
Wol-ju mungkin didasari rasa dendam kepada ayahnya sendiri.” Cerita Manager Gwi
“Jadi,
bagaimana cara menuntaskannya?” tanya Wol Ju. Manager Gwi meminta agar Tangkap Won-hyung dan bawa dia ke hadapannya.
“Biarkan
aku meminta maaf padanya agar aku bisa menebus kesalahannya bersama dengannya. Aku
mohon mengertilah perasaanku sebagai ayah tak berguna.” Ucap Manager Gwi.
Keduanya mengerti akan melakukannya.
Kang Bae
berjalan disebuah tempat dan menatap pohon keramat didepanya, lalu melihat
tusuk konde milik Wol Ju, Kang Bae pun terbangun lalu terdengar teriakan dari
luar.karena Wol Ju dan Manager Gwi berteriak memanggilnya.
Kang Bae
membuka pintu terlihat bahagia, Wol Ju memberitahu kalau mereka makan
iga.Manager Gwi memuji Ini benar-benar enak. Kan Bae membahas menangkap roh
jahat...
“Apa
Menangkap putra Tuan Kim adalah kasus
terakhir?” tanya Kang Bae.
“Benar.
Hari ini hari terakhir Kedai Mistis buka. Kau sudah lakukan yang kau bisa.
Makan ini.” Ucap Manager Gwi
“Mengapa
sudah selesai? Aku bisa melihat hantu dan bantu mencari.” Keluh Kang Bae
“Kau ini.
Kau hampir mati kemarin.” Keluh Kang Bae. Manager Gwi membenarkan karena Roh jahat ini berbeda dari hantu lain.
“Kau lebih
membantu jika tak ikut serta.” Kata Manager Gwi. Kang Bae sedih memikirkan
kalau hari ini...
“Yah...
Pesta perpisahan. Aku ingin membuatkan makanan untukmu terakhir kali. Kasus
spesialmu itu kemungkinan akan hilang dalam beberapa hari. Jangan khawatir.”
Kata Wol Ju
“Kau
sudah bekerja keras. Bila tak ada kau, kami tak bisa sampai sejauh ini.” Kata
Manager Gwi
“Tak
perlu berterima kasih. Aku hanya satu bulan. Nona Wol-ju sudah melakukannya
selama 500 tahun. Ini semua untuk melindungi orang yang kau sayangi, 'kan? Aku yakin
orang itu akan menghargai semua perbuatanmu.” Kata Kang Bae.
Wol Ju
menatap dengan mata berkaca-kaca. Kang Bae pun tersenyum memuji makanan Wol Ju
yang sangat Lezat sekali lalu melihat makana diatas meja ada Gorengan, daging,
dan japchae ini lalu bertanya Apa yang harus dilakukan bila merindukannya
“Semua
dijual di Swalayan Kapeul. Kau bisa beli sendiri.” Ucap Wol Ju
“Maksudku,
kau dan Manager Gwi, Aku akan sangat merindukan kalian.” Kata Kang Bae.
Ketiganya hanya bisa terdiam di pesta perpisahan.
Kang Bae
bangun di meja belajarnya karena tertidur
lagi. Di ruang tengah, Manager Gwi sedang asik menonton pertandingan
sambil berteriak-teriak. Wol Ju yang
sedang masak langsung memarahinya dan mematikan TV.
“Kecilkan
sedikit suaramu. Putramu kelas 12 sekarang. Apa kau lupa?” ucap Wol Ju marah
“Dia yang
kelas 12, bukan aku. Kembalikan. Aku sedang bersenang-senang.” Ucap Manager Gwi
tak peduli
“Televisi
itu harusnya aku buang saja. Lebih baik kau bermain di luar!” teriak Wol Ju
marah
“Suaramu
sekarang lebih keras.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju kesal menyuruh Manager Gwi agar
membawakan makana untuk Kang Bae dan segera keluar.
Tapi
Manager Gwi dan Kang Bae malah asik bermain games dikomputer, sambil berteriak
Son Heung-min berhasil lagi lalu berpelukan karena terjadi Gol. Wol Ju masuk
kamar, Kang Bae langsung melepaskan pelukan ayahnya.
“Kang-bae,
mengapa kau bermain ini? Ini menyita waktu belajar.” Ucap Wol Ju marah
“Aku
hanya bermain agar kau berhenti.” Kata Manager Gwi akhirnya berjalan ke arah
Wol Ju menyelamatkan diri.
“Ibu, aku
benar-benar ingin belajar, tapi Ayah ingin bermain.” Kata Kang Bae
“Seharusnya
aku sudah tahu. Aku tak bisa membiarkan kalian. Kau ini. Di mana hasil tes uji
cobamu? Apa sudah keluar?” tanya Wol Ju. Kang Bae mengaku sudah lalu
mengeluarkan dari laci.
“Kau ini.
Seharusnya langsung berikan kepada ibumu.” Ucap Manager Gwi berpura-pura marah.
Wol Ju mengeluh menyuruh suaminya diam saja. Kang Bae memberikan hasilnya pada
Ibunya.
“Astaga.
Apa ini? Pangeranku ini berhasil juara pertama pada tiap mata pelajaran di
kelasnya. Kerja bagus. Aku malu.” Ucap Wol Ju tersenyum bahagia.
“Aku
hanya membalas cinta dan perhatian Ibu dengan nilai terbaik yang aku bisa.”
Ucap Kang Bae.
“Kau
memang yang terbaik. Dia sepertiku, sangat baik, tampan, juga pintar!” ucap
Manager Gwi bangga
“Bicara
yang benar. Kau harus sebut faktanya.” Keluh Wol Ju. Manager Gwi mengeluh kalau
Wol Ju tak bisa melihat kalau mereka itu sama persis.
“Entah
dengan hal lain, tapi wajahnya persis denganku. Apa Kau tak lihat wajah kami
sama persis?” ucap Manager Gwi berdiri disamping Kang Bae.
“Kang-bae,
beri tahu kami.. Kau mirip siapa?” tanya Wol Ju dengan gaya imutnya.
Kang Bae
tak menjawab memilih pergi, keduanya pun mengejar Kang Bae.
Di rumah,
Kang Bae tertidur pulas dengan mimpi indahnya memiliki ayah dan Ibu. Wol Ju
mengelus rambut Kang Bae karena akhirnya bisa melihat anaknya, Manager Gwi pun
juga senang bisa dekat dengan anaknya. Keduanya tersenyum dengan menahan air
mata karena harus berpisah.
Di
gudang, Won Hyung melihat seseorang yang datang. Anak buah Tuan Kim dengan jas
datang menghadap, Won Hyung tersenyum melihat mata mereka sudah berubah karena
dipengaruhi oleh roh jahat. Sementara dikedai Wol Ju dan Manager Gwi melihat
peta ditab.
“Apa Won-hyung
masih ada di dekat sini?” tanya Manager Gwi. Wol Ju memastikanya.
“Ya, ini
informasi dari sumber tepercaya. Aku juga merasakan roh jahat di sana.” Kata
Anak buah Tuan Kim
“Ayo kita
ke sana. Kau diam di sini.” Kata Manager Gwi melarang Woll Ju ikut. Wol Ju
mengeluh kalau ingin pergi.
“Bisa
saja di sana ada perangkap.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju pikir Tetap saja bahaya
bila Manager Gwi sendirian ke sana.
“Ini hari
terakhir. Kita harus selesaikan, bagaimanapun caranya. Aku akan tangkap dan
bawa dia. Berjaga-jagalah dengan ini.” Kata Manager Gwi memberikan sebuah pisau
pada Wol Ju.
“Jangan
terluka.” Kata Wol Ju sebelu Manager Gwi pergi, wajahnya terihat sangat
khawatir melihat Manager Gwi pergi.
Kang Bae
menelp memberitahu Matanyamasih belum
sembuh, jadi, tak masuk lagi. Ia pun meminta Yeo Rin bisa hati-hati diperkaanya
lalu meihat note yang tertempel dikulkas “Di rak pertama kulkas ada sayur berbumbu dan telur dadar. Itu
cepat basi, jadi, cepat habiskan.”
“Rak berikutnya bisa tahan lebih
lama, tapi habiskan dalam dua pekan. Kuah tulang di lemari beku harus kau
cairkan di kulkas bawah sehari sebelum kau makan.”
Kang Bae
membuka kulkas dan melihat kotak berisi makanan yang disusun rapih, wajah
harunya pun terlihat.
Wol Ju
gelisah didalam kedai memegang pisaunya, tiba-tiba dikagetkand dengan Won Hyung
datang ke kedainya. Won Hyung pun menyapa Wol Ju yang sudah lama tak bertemu.
Wol Ju mencoba untuk terihat berani melawan Won Hyung.
“Kita
baru saja berjumpa. Bukankah kau selalu berada di sisiku sebagai Tuan Kim?”
ucap Wol Ju
“Benar,
aku berpura-pura menjadi dia. Kudengar kedai ini tutup hari ini. Aku sangsi kau
kemari untuk mengenang. Kau tak perlu cemas. Jika ingin membunuhmu, sudah
kulakukan dari dulu.”ejek Won Hyung
“Namun,
tak menyenangkan bila kau mati mudah.” Ejek Won Hyung. Wol Ju mengeluh
mendengarnya.
“Kau
selalu beruntung, bahkan di kehidupanmu sebelumnya. Banyak orang yang bersedia
mati untukmu. Ibu yang benar-benar hebat. Siapa yang tahu dia berdandan
sepertimu dan menggantikanmu?” kata Won Hyung.
Wol Ju
menatap Won Hyung dengan mata berkaca-kaca mengingat pesan Tuan Kim “Tangkap
Won-hyung dan bawa dia ke hadapanku.”
“Benar...
Orang tua akan mati demi anaknya jika itu bisa menyelamatkan nyawa mereka. Kau
yang beruntung di sini. Bahkan sampah sepertimu punya orang tua seperti itu.”
Kata Wol Ju
“Aku
dengar tentangmu dari ayahmu. Kau dulu... lembut dan baik.” Kata Wol Ju. Won
Hyung tak percaya mendengarnya.
“Ternyata
dia tak tahu apa pun tentang aku.” Kata
Won Hyung. Wol Ju memberitahu kalau Tuan Kim menganggap semua yang
terjadi pada anaknya adalah kesalahannya.
“Dia
ingin bertemu dan minta maaf padamu. Itulah... keinginan Tuan Kim sejak lama.”
Jelas Wol Ju.
Manager
Gwi tak tahu sudah tertipu masuk ke dalam gudang tapi Tak ada orang di sini dan bertanya Apa benar
di sini. Saat itu anak buah Tuan Kim
langsung memperlihatkan wajah jahatnya. Manager Gwi pun bertanya siapa
pria itu sebenarnya.
“Ketika
kau mengikuti aku, kau sudah kalah.” Ucap Si pria dengan tawanya. Manager Gwi
hanya bisa terdiam sejenak.
***
Di kedai
Won Hyung
duduk lemas karena ayahnya memiliki Keinginan lalu mengartikan Ternyata Ayah
tetap menjual anaknya pada mereka sampai akhir. Wol Ju menegaskan kalau bukan
seperti. Won Hyung menatap Wol Ju mengejek kalau Jangan khawatir.
“Kau tak
akan kubunuh. Kau juga harus merasakan keputusasaanku karena semua yang
diinginkan hilang di depanmu. Lihat baik-baik.” Ucap Won Hyung
“Apa kau
tetap ingin menghalangi kami memenuhi target?” kata Wol Ju
“Target
100.000 itu? Apakah itu yang terpenting bagimu?” ucap Won Hyung.
“Tidak! Jangan
ganggu anak itu!” kata Wol Ju panik.
Kang Bae
pun dihasut oleh roh yang berubah menjadi Wol Ju, bertanya Ada apa dengan Manager
Gwi. Wol Ju mengaku Manager Gwi Dia
diserang saat sedang menangkap roh jahat. Kang Bae bertanya apakah Lukanya parah.
“Aku tak
tahu sebelum melihatnya. Ayo cepat ke sana.” Kata Wol Ju palsu.
Yeo Rin
datang ke rumah Kang Bae mengetuk pintu tapi tak ada yang menyahut. Ia pun berpikir Kang Bae sedang pergi lalu mencoba menelp tapi tak menjawab
telepon.
Wol Ju
palsu pun menyerat Kang Bae ke gudang dan menujuk Manager Gwi ada didalam. Kang
Bae mengajak mereka masuk lebih dulu dan saat itu Won Hyung memperlihatkan
wujud aslinya.
Di dalam
kedai, Yeo Rin datang dan melihat Wol Ju sudah terbaring di lantai lalu mencoba
menyadarkanya. Saat itu Manager Gwi juga datang langsung panik mencoba
membangunkanya.
“Kang-bae...”
ucap Wol Ju lemah. Manager Gi bertanya
Ada apa dengannya
“Keparat
itu tadi datang. Kang-bae dalam bahaya.” Ucap Wol Ju
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar