PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jae Young
mengaku sangat ketakutan. Ha Ri mengoda bertanya apakah ia menakuti Yi Sang,
karena tidak bisa membiarkannya bersenang-senang. Yi Sang mengaku Bertengkar
seperti ini membuat merkea terasa seperti pasangan. Aku suka.
“Waktu
kita bahkan sedikit untuk mencintai, apalagi bertengkar.” Ucap Ha Ri
“Apa Kau
mau berlibur bersama? Selama ini kita bekerja keras. Ayo rehat.” Kata Yi Sang.
Ha Ri bertanya apakh Dua hari?
“Apa itu
terlalu singkat? Mau pergi selama tiga hari?” kata Yi Sang mendengar komentar
Ha Ri
“Tentu
saja, aku ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu, tapi kita harus bekerja. Bukankah
dua malam terlalu lama?” kata Ha RI
“Apa yang kau pikirkan? Mari lakukan apa pun
yang kau inginkan. Pembersih toilet yang kau bawa ke rumahku...”ucap Yi Sang
ingin mengeluarkan amplop dari sakunya.
“Pembersih
toilet... Aku harus memberanikan diri untuk itu. Aku melakukannya karena kau tampak
tidak tegas. Aku bukan orang yang asal masuk ke rumah orang.” Ucap Ha ri marah
“Bukan
itu maksudku. Aku berniat menunjukkan...” kata Yi Sang yang kesusahan. Ha Ri
tak ingin membahasnya.
“Pembersih
toiletnya berfungsi dengan baik, bukan? Jangan ikuti aku.” Kata Ha Ri marah.
“Tunggu...
Aku ingin mengajakmu pergi ke hotel.. Ahh. Kenapa ini tersangkut?” ucap Yi Sang
bingung melihat Ha Ri yang pergi.
“Kenapa
dia harus membahas pembersih toilet? Dan Dia tidak mengikutiku.. Wah... Kurasa
aku harus pulang.” Ucap Ha Ri kesal melihat ke arah belakang.
Dirumah,
Yi Sang frustasi merasa sudah membuat kesalahan. Ia berpikis sudah membuatnya
terlihat seperti wanita aneh. Ia mengirimkan pesa tapi berpikir tidak terdengar tulus jadi Jangan lewat pesan
teks.
Ia pun
menuliskan surat untuk Ha Ri “Sekali lagi, aku sungguh menyesal. Aku
mencintaimu” lalu menatapnya dengan
wajah bangga karena Sekarang harus
mengirim pesan teks.
Ha Ri di
rumah menatap ponselnya seperti berharap Yi Sang menelpnya, tapi berpikir kalau
ia meneleponnya dahulu. Ia mengubah pendirian kaalu bisa menelp Yi Sang lebih
dulu, tapi saat itu pesan Yi Sang datang.
“Sebagai
pacarmu, aku sungguh minta maaf karena membuatmu terkesan murahan. Agar tidak
mengulangi kesalahan yang sama, aku akan melakukan yang terbaik. Sekali lagi,
aku sungguh menyesal. Aku mencintaimu.”
Ha Ri
tersenyum melihat tulisan tangan Yi Sang dan langsung membalasnya “Aku juga
mencintaimu.”
Ha Ri
akan masuk ke gedung, tiba-tiba tumpukan kardus akan jatuh ke arahnya. Ia pun
menjerit ketakutan menutup wajahnya, tiba-tiba Eu Dddeum datang dan langsung
menahan kardus dengan bahunya yang lebar. Ha Ri melonggo kaget karena Eu Ddeum
menyelamatkanya.
“Jangan
melupakan momen ini saat aku menyelamatkan nyawamu. Momen ini dan ingatan ini.”
Ucap Eu Ddeum menatap jam tanganya seperti ingin dikenang.
“Kenapa
meremehkanku?” ucap Ha Ri sinis. Eu Ddeum pun langsung membungkuk meminta maaf.
Ha Ri melangkah pergi, tapi Eu Ddeum memanggilnya.
Keduanya
duduk di lobby, Eu Ddeum gugup mengaku
Sesekal ingin terlihat sebagai
pria bagi Ha Ri, karena Ia pikir Ha RI tampak keren baginya. Ia merasa Ha Ri tampak lemah, jadi, ingin melindunginya, tapi
Ha Ri juga sangat kuat ingin menjadi seperti Ha Ri
“Kurasa
itu sebabnya aku ingin membuatmu terkesan. Tapi sekarang, aku tidak mau lagi membuatmu
terkesan. Aku hanya ingin melihat... Aku hanya ingin melihatmu baik-baik saja.”
Kata Eu Ddeum
“Aku
baik-baik saja. Kau juga sangat menghiburku, Eu-ddeum. Kau keren.” Puji Ha Ri
Eu Ddeum
pun langsung mengucapkan Terima kasih. Ha Ri pun melangkah pergi. Eu Ddeum
melihat cincin yang masih disimpanya dan terlihat sangat bahagia.
Jae Young
datang ke tempat penitipan anak karena lupa membawa obat Do-ah jadi meminta Tolong
agar memberikan padanya. Si guru menganguk mengerti lalu memberitahu kalau
Do-ah menumpahkan jus di selimut. Jae Youn melihat kalau itu bukan milik Do-ah.
“Ibunya
Do-ah yang membawanya.” Kata si guru. Jae Young kaget kalau Jeong Won datang ke
tempat Do Ah.
“Dia
datang beberapa hari lalu membawa pakaian dan mainan Do-ah. Dia menjaga Do-ah
cukup lama sebelum pergi.” ucap Si guru.
Jae Young
terlihat marah keluar dari tempat penitipan anak lalu menelp Jeong Won.
“Hei.. Temui
Do-ah. Jangan temui dia kapan pun kau mau karena itu akan membuatnya bingung. Tentukan
hari dan waktu untuk bertemu dengannya. Tapi jangan terlalu berharap.” Ucap Jae
Young dengan tegas
Yi Sang
berbicara di telp tentang voucher mengingapnya tersedia hanya di akhir pekan
ini. Akhirnya ia memutuskan akan memesan tempat lalu menutup telpnya. Tuan Nam mendengarnya bertanya apakah ia
dan dan Ha-ri akan ke suatu tempat di
akhir pekan ini. Yi Sang menganguk.
“Kalian
mau ke mana? Tempat yang bagus?” tanya Tuan Nam penasaran. Yi Sang mengatakan
tidak akan memberitahu
“Hei,
beri tahu aku.” Kata Tuan Nam merengek. Yi Sang mengeluh Tuan Nam yang sangat
tertarik.
Di depan
mereka tiba-tiba So Yoon mengeluh dengan sang pacar kalau i akan pergi ke lokakarya akhir pekan ini.
Sang pacar mengingatkan kalau dapat tiket bioskop gratis dan berpikir kalau So
Yoon tidak bisa pergi saja. So Yoon merasa tak bisa karena harus ikut lokakarya
perusahaan.
“Nona
Jang sangat antusias merencanakan acaranya. Aku juga harus pergi dan
berpura-pura antusias.” Ucap So Yoon dan mengajaknya pacarnya pergi. Yi Sang
dan Tuan Nam hanya bisa melongo mendengarnya.
“Kenapa
kau memesan tempat padahal tidak tahu jadwalnya?” kata Tuan Nam. Yi Sang merasa
vouchernya itu sayang sekali.
“Pergilah
dengan istrimu dan bersenang-senanglah.” Kata Yi Sang memberikan vouchernya.
“Aku
tidak bilang ingin menerimanya, tapi terima kasih. Kau pria yang hebat. Kau
akan sukses.” Puji Tuan Nam. Yi Sang pun hanya bisa mengucapkan Terima kasih.
Tuan Nam pun melihat hanya dari undanganya terlihat mewah.
Sementara
didalam ruangan, Ha Ri memberitahu kalau mereka tidak bisa pergi karena situasi
keuangan perusahaan buruk. Hyo Joo bertanya Apa lokakarya itu dibatalkan. Ha Ri
membenarkan. Yeon Ho tak percaya karena tim lain pergi ke lokakarya dan Hanya
mereka yang tidak pergi.
“Bukankah
kita sedang didiskriminasi? Ada rumor majalah kita akan dihentikan dan
perusahaan membatalkan lokakarya kita. Benarkah
majalah kita akan dihentikan?” kata HyoJoo
“Kita
harus mencegah itu terjadi. Pikirkan tentang sebuah acara yang bisa menunjukkan
bahwa kita masih mampu... Bekerjalah.” Ucap Ha Ri. Semua pun kembali ke
mejanya.
Yi Sang
bertemu seseorang disebuah ruangan, dan ingin tahu adapa. Si Pria memberitahu
kalau ini Iklan es krim dan Kesepakatannya batal, karena Mereka bilang fotografer senior sulit dan
mahal. Yi Sang piir Hasil fotonya bagus jadi tidak apa-apa.
“Sebagai
gantinya, kita punya iklan cetak untuk kopi. Tapi kau harus memotret akhir
pekan ini. Kau bisa?” kata Si pria dengan senyuman lebar.
“Akhir
pekan ini?” kata Yi Sang lalu mengingat yang dikatakan So Yoon “Kami akan ke
lokakarya akhir pekan ini.< Nona Jang sangat antusias merencanakan acaranya”
“Tentu.
Aku harus bekerja akhir pekan ini.”kata Yi Sang karena tak mungkin bisa bersama
dengan Ha Ri.
Tuan Nam
menelp istrina mengajak untuk menghabiskan akhir pekan romantis dan Hanya
mereka berdua. Sang istri seperti menolaknya karena dan kerjaanya. Tuan Nam mengeluh
kalau istrinya lebih baik ikut komite orang tua lebih penting daripada
menghabiskan waktu dengannya.
“Maksudku
bukan hanya akhir pekan ini.” Ucap Tuan Nam. Hyo Joo datang mengangetkan Tuan
Nam
Tuan Nam
yang memegang jus langsun menyiram baju
Hyo Joo, Hyo Joo menjerit. Tuan Nam pun panik akhirnya menutup telp dan meminta
maaf pada Hyo Joo. Hyo Joo mengeluh kalau ini mengerikan dan bajunya edisi
terbatas dari Balencian.
“Astaga...
Aku akan membayar biaya cucinya.” Ucap Tuan Nam memberikan tisseu. Hyo Joo
memberitahu kalau bajunya sangat mahal.
“Kalau
begitu, bisakah kita menganggapnya impas dengan ini?”kata Tuan Nam akhirnya
memberikan tiket hotel pada Hyo Joo. Hyo Joo dengan wajah kesal pu
mengambilnya.
Hyo Joo
melihat Eun Ddeum yang menunggu lift lalu bergegas menutupi noda dibajunya dan
mengoda dengan voucher ditanganya. Eu Ddeum yang bingung hanya menyapanya lalu
masuk ke dalam lift. Hyo Joo dengan wajah gugup menatap Eu-ddeum.
“Bagaimana
pengarmu?” tanya Eu Ddeum. Hyo Joo mengaku baik-baik saja.
“Eu-ddeum.
Aku tidak bisa memberitahumu karena malu. Terima kasih sudah melindungiku di
divisi patroli.” Ucap Hyo Joo
“Ada
banyak orang mabuk. Lebih dari apa pun, aku khawatir kau akan mengacau di sana.
Itu sebabnya aku menemanimu.” Kata Eu Ddeum. Hyo Joo pun menahan emosi.
“Pokoknya,
terima kasih banyak... Jadi, ini... Kupon untuk hotel liburan. Jika kau tidak
punya teman, aku bisa...” ucap Hyo Joo yang langsung disela oleh Eu Ddeum
“Terima
kasih. Orang tuaku akan menyukai ini.”kata Eu Ddeum lalu bergegas keluar dari
lift. Hyo Joo kembali menahan amarahnya.
“Kenapa
dia tiba-tiba membahas orang tuanya? Seharusnya tidak kuberikan padanya. Sial.
Sayang sekali.” keluh Hyo Joo.
Eu Ddeum
kembali ke meja kerjanya, seorang pegawai memintanya unuk mendapatkan
persetujuan untuk berkas. Eu Ddeum pun pergi menemui Tuan Kim. Tuan Kim
terlihat sedang menelp istrinya sambil meminta maafmengaku sebagai suami buruk
yang melupakan hari jadi pernikahan mereka.
“Aku
tidak bisa mengajakmu ke luar negeri. Tapi setidaknya aku harus mengajakmu ke
restoran bagus. Kau selalu sibuk melakukan pekerjaan rumah. Tapi aku tidak
melakukan apa pun untuk membantumu. Sayang, maafkan aku.” Ucap Tuan Kim
Eu Ddeum
yang mendengarnya merasa kasihan dan kembali ke meja mengambil voucher. Tuan
Kim pikir Tahun depan akan.. Eu Ddeum
langsung memberikan vouchernya karena harus mengajak istrinya ke sana.
“Aku
tidak percaya dia memberiku ini.. "Nohseonjae"? Tempat apa ini?” ucap
Tuan Kim bahagia.
Yeon Ho
melihat Tuan Kim di ruang santai langsung memanggilnya, denganw wajah kesal
memberitahu kalau Laporan penjualannya berantakan lagi, ia merasa kalau Tim
Humas bisa berusaha lebih baik. Tuan Kim tak percaya kalau terjadi lagi.
“Ini
sudah sering terjadi. Ini melelahkan.” Kata Yeon Ho. Tuan Nam mengerti akan
memeriksanya lagi.
“Direktur
belum tahu, bukan?” kata Tuan Kim. Yeon Ho pikir akan memberitahunya.
“Hei!.. Kenapa
kau melakukan itu? Astaga... Ini Voucher . Pergilah ke sana dengan suamimu. Ini
hotel liburan. Mewah sekali.” kata Tuan Kim menyongok
“Kau
tidak bisa terus memberiku ini.” Keluh Yeon Ho, tapi Tuan Kim tak peduli
meminta agar Yeon Ho bisa menerimanya.
“Dan
jangan beri tahu Nona Jang.” Ucap Tuan Kim panik. Yeon Ho memperingatkan kalau Hanya
kali ini. Tuan Kim pun mengucapkan Terima kasih.
Yeon Ho
melihat voucher dan langsung memberikan pada Ha Ri sebagai bayaran karena
menginap di rumahnya. Ha Ri bingung. Yeon Ho mengaku sudah dipesan untuk akhir
pekan ini jadi Ha Ri bisa Pergi dengan Pak Han. Ha Ri memikirkan tentang Akhir
pekan ini dan melihat vouchernya.
Ha Ri
baru keluar dari gedung kaget melihat Jae Young sudah menunggu didepan mobil
dan bertanya apa ini. Jae Young mengaku membeli mobil baru dan menyuruh Ha Ri
masuk. Ha Ri pun masuk ke dalam mobil. Sementara Yi Sang di studio sedang
mengedit foto Ha Ri.
“Kenapa
tiba-tiba membeli mobil?” tanya Ha Ri. Jae Young pikir Do-ah sudah besar.
“Aku bisa
mengajaknya ke berbagai tempat sekarang. Haruskah aku menjemputmu saat kau
bekerja lembur?” kata Jae Young
“Kau
tidak perlu mencemaskanku.” Ucap Ha ri. Jae Young mengaku mencari rumah di
dekat kliniknya.
“Apa Kau
akan pindah?” tanya Ha Ri. Jae Young pikir
harus kembali ke hidupknya dan Kondisi klinik sudah membaik.
“Kini aku
bisa menjaga Do-ah sendiri. Aku bahkan membuatkan makanan bayi untuknya.”kata
Jae Young bangga. Yi Sang hanya tersenyum mengejek
“Kau mungkin
menganggapku anak cengeng yang dahulu kau pukuli saat SD. Tapi aku pria yang
baik dan terhormat.” Kata Jae Young
“Kau
hidup seolah-olah menyerah setelah menjual rumahmu dan mobilmu. Aku serasa
menyaksikan evolusi Australopithecus menjadi manusia. Aku sangat bangga
padamu.” Kata Ha Ri
“Aku harus
menjalani hidup yang laya sambil membahagiakan orang yang kusayangi. Aku akan
berburu rumah di akhir pekan ini. Apa Mau ikut denganku? Aku butuh bantuanmu.”
Kata Jae Young
“Apa Kau
mau ke sana? Namanya Nohseonjae. Kurasa hotel ini cukup mewah. Aku sangat ingin
pergi, tapi kau harus pergi. Ajak Jeong-won dan Do-ah akhir pekan ini...” ucap
Ha Ri
“Ha-ri...
Aku memintamu membantuku mencari rumah. Ibumu bisa menjaga Do-ah akhir pekan
ini. Mari kita makan dan melihat-lihat rumah. Dengarkan yang harus kukatakan. Aku
ingin memberitahumu tentang kehidupan yang ingin kujalani di masa depan.” Kata
Jae Young
“Kita
berteman. Kenapa tidak? Tapi mari bicara nanti.” kata Ha Ri. Jae Young tetap
mengajak bicara akhir pekan ini.
Saat itu
Yi Sang mengirimkan pesan “Kau sudah pulang?< Aku akan menunggumu di taman.”
Akhirnya Ha Ri meminta Jae Young agar menurunkan didepan karena ada rencana
Yi Sang
sudah menunggu, Ha Ri pun bergegas menghampiri dengan wajah bahagia. Yi Sang
berkomentar kalau mereka jarang bertemu
belakangan ini. Ha Ri pikir Sudah lama mereka tidak bertemu karena terlalu
sibuk dan bertanya Apa kegiatannya akhir pekan ini.
“Aku ada
pemotretan akhir pekan ini.” Ucap Yi Sang.Ha Ri kaget Yi sang kerja di akhir
pekan
“Aku
ingin mengajakmu berkencan.” Kata Ha Ri. Yi Sang pikir Ha Riada lokakarya akhir
pekan ini.
“Sudah
dibatalkan.” Kata Ha Ri. Yi Sang kaget dan ingin tahu alasanya padahal
Seharusnya tidak dibatalkan
“Tidak. Bukan
begitu. Itu sudah terjadi... Aku punya kupon hotel gratis. Kurasa kita tidak
bisa pergi.” ucap Ha Ri
“Kupon
hotel? Di mana?” tanya Yi Sang kaget. Ha Ri mengeluh karena Yi Sang bahkan
tidak bisa pergi.
“Kau
pikir aku akan memberitahumu bahwa nama hotelnya Nohseonjae, di 17
Bongseong-ro, Japyeong, Provinsi Gyeonggi?” kata Ha Ri
“Apa
Kupon itu ada padamu? Coba kulihat.” Ucap Yi Sang tak percaya kalau memang itu
sudah berjodoh untuknya. Ha Ri memperlihatkan kuponya.dan melihat wajah
sumirngah Yi Sang bertanya Ada apa.
“Kita
harus pergi ke sini. Aku akan pergi, sekalipun pemotretanku selesai malam.”
Ucap Yi sang
“Kita
tidak perlu pergi.” ucap Ha Ri. Tapi Yi Sang merasa mereka akan pergi meski
tidak bisa jadi meminta Ha Ri agar menunggu. Ha Ri tak percaya kalau Yi Sang
menyanggupinya.
Pagi Hari
yang cerah, Ha Ri sudah bersiap-siap dan memilih bajunya. Sementara Yi Sang
pergi ke studio dengan senyuman bahagia. Seluru pegawainya pun menyapa Yi Sang
dan mengupcakan Terima kasih sudah datang jauh-jauh.
Seorang
pria memanggil seorang pria berumban dengan kaki yang sedikit pincang mengaku
sudah mengemas makanan untuk dicicipi. Si pria mengelu kalau temanya itu bisa mengemas banyak, tapi hanya mengemas
sedikit. Si pria memilik toko merasa Ini mungkin cukup banyak saat mulai makan.
“tapi mau
kuambilkan lagi?” tanya si pria. Pria uban pun merasa tak perlu seperti hanya
mengodanya dan mengucapkan Terima kasih.
“Selain
itu... Ha-ri masih bekerja di sana?” kata si pria uban. Pria pemilik toko
terlihat bingung dan mengaku tidak tahu kabarnya.
Sang
suami bergegas masuk kedalam toko dengan wajah panik. sang istri pun bertanya
apakah pria uban itu sudah pergi. Si suami menganguk. Sang istri ingin tahu
rencnan pria uban yang muncul tiba-tiba setiap kali kmulai melupakannya?
“Kenapa
dia tiba-tiba menanyakan tempat Ha-ri bekerja?”kata si suami. Istrinya panik
takut suaminya memberitahunya.
“Aku
ingin berpura-pura tidak tahu, tapi dia pintar. Kurasa mungkin karena dia
berjudi.” Kata si pria
“Jadi,
kau memberitahunya?”jerit si wanita. Si pria mengaku hanya bilang bahwa dia mungkin bekerja di
tempat kerjanya selama ini.
“Kenapa
kau memberitahunya? Bagaimana jika Ok-ran tahu? Bagaimana jika dia marah dan
mengusir kita dari toko ini?” jerit si istri
“Mungkin
seharusnya aku bilang dia berimigrasi.” Kata si suami lalu panik melihat Nyonya
Lee yang datang
Nyonya
Lee meminta agar membungkuskan roti untuknya, si wanita terlihat
kebingungan. Nyonya Lee pikir keduanya
takut kalau tak membayar lalu dengan nada kesal berkata kalau akan membayarnya
dan memperingatkan kalau mereka membayar sewa tepat waktu.
“Aku
banyak pikiran belakangan ini.” Ucap Nyonya Lee. Si wanita pun bertanya apa ada
masalah.
“Ha-ri
punya dua pria. Yang satu dokter dan satunya fotografer. Mereka berdua sukses
dan tampan. Siapa yang harus kupilih?” ucap Nyonya Lee bingung
“Lihat
itu... Sekarang kau pamer.. Entah apa kami harus ikut memilih atau mengatakan
bahwa kami iri.” Ucap Si pria
“Kami
bisa membantumu memilih. Ini hebat!” kata si wanita dan keduanya mencoba
sama-sama tertawa mengurangi rasa tegang.
“Beri
tahu aku berapa nomor Ha-ri.” Ucap si pria beruban datang lagi ke toko kue.
Nyonya Lee terdiam melihat sang mantan suami yang datang mencari Ha Ri. Duanya
pun bingung dengan keadaan didepanya.
Di
klinik, Jae Young sudah selesai praktek
pamit pergi pada perawat. Ha Ri berjalan sendirian menikmati suasana sangat
segar karena banyak pohon tinggi seperti hutan.
Jae Young
mengirimkan pesan “Ha-ri, ayo melihat rumah. Aku di kafe dekat rumah kita. Aku
akan menunggu” Ha Ri menatapnya lalu membalasnya “Jae-young, aku tidak akan
pergi. Jangan menungguku.”
Di
studio, Seorang pira mengeluh kalau mereka bisa memesan dua kali dan memint
agar cepat datang. Yi Sang mendengarnya lalu bertanya apakah modelnya tidak
datang.
Si
manager mengaku baru saja menyelesaikan sesinya di pinggiran kota jadi meminta
agar menunggu sebentar lagi dan akan segera datang. Yi Sang mengeluh kalau sudah
menunggu selama tiga jam.
“Bukankah
menurutmu kita harus menunda pemotretannya?”kata Yi Sang menahan emosi
“Selamatkan
aku kali ini saja. Sangat sulit menemukan waktu yang pas untuknya dan agensi
menginginkan foto sebelum iklan itu dirilis. Mereka ingin foto-fotonya pada
akhir hari ini. Tolong selamatkan aku, sekali ini saja. Aku juga punya anak di
rumah.” Ucap si pria memohon.
Ha Ri
akhirnya melihat villa yang sudah disewa oleh Yi Sang lalu memeriksa dalamnya
dengan wajah sumringah. Yi Sang menelp Ha Ri, Ha Ri bertanya apakah Yi Sang
sudah selesai karena ia baru saja tiba. Yi Sang memberitahu kalau sepertinya
pemotretan akan berakhir larut malam.
“Mungkin
akan selesai pagi-pagi. Aku tidak mau kau sendirian.” Ucap Yi Sang tak enak
hati
“Aku akan
baik-baik saja. Bukan ide buruk jika aku menghabiskan waktu sendirian jika kau
berhalangan.” Kata Ha Ri santai
“Aku akan
ke sana setelah selesai. Maafkan aku.” Ucap Yi Sang. Ha Ri menegaskan kalau akan
menunggu.
Akhirnya
Yi Sang menyelesai foto shot dengan cepat, si pria sempat sibuk merapihkan
pakaian, wajah Yi Sang kesal karena seharusnya bisa cepat selesai. Di cafe Jae
Young tetap berharap Ha Ri datang ke tempatnya, tapi tak kunjung datang.
Ha Ri
duduk di teras menikmati malam dan melihat pesan dari Yi Sang, dengan senyuman
bahagia melihat video gambar dirinya. Jae Young tak bisa lagi menahan emosi
akhirnya menelp Ha Ri.
“Di mana
kau?” tanya Jae Young. Ha Ri menjawab kalau
sedang berlibur dan menunggu Yi Sang.
“Apa Kau
sendirian? Dia akan datang atau tidak? Apa Kau menunggu sendirian dan dia
mungkin tidak akan datang?” ucap Jae Young dengan nada tinggi
“Entah
dia datang atau tidak, itu tidak penting. Yang penting adalah aku menunggunya.”
Tegas Ha Ri
“Ha-ri, aku
akan menjemputmu. Aku akan mengantarmu pulang.” Ucap Jae Young. Ha Ri mengeluh
dengan sikap Jae Young yang berlebihan.
“Kenapa
kau menunggu? Kenapa menunggu padahal tidak tahu dia akan datang atau tidak? Dia
bahkan tidak bisa memberimu jawaban pasti. Kenapa kau menunggu?” ucap Jae Young
marah
“Karena
aku mau. Tidak masalah karena aku ingin menunggu.” Kata Ha Ri
Jae Young
akhirnya bergegas menaiki mobil untuk menyusul Ha Ri. Yi Sang akhirnya selesai
pemotretan dan langsung bergegas melesat pergi dengan mobilnya. Jae Young
akhirnya datang ke tempat villa yang didatangi Ha Ri.
Ha Ri
membuka pintu dengan senyuman, wajah Yi Sang terlihat meminta maaf karena
datang terlambar. Ha Ri hanya bisa tersenyum dan mengajaknya masuk.
Jae Young
terdiam didalam mobil karena melihat Yi Sang sudah datang ke tempat Ha Ri. Tapi
hatinya seperti tak bisa terima begitu saja, tak ingin Ha Ri dengan Yi Sang. Ia
pun turun dari mobil akan mengetuk pintu, tapi terlihat ragu untuk mengetuknya.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar