PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
[LOMBA
TARI PASANGAN SWALAYAN KAPEUL]
Seorang
pria berdiri dipodium memberitahu Pemenang
utama Lomba Tari Pasangan Swalayan Kapeul adalah... Lalu memberikan Selamat
untuk Han Kang-bae dan Kang Yeo-rin. Keduanya pun berteriak gembira karena
menjadi juara pertama!
Si pria
pun memberikan sebuah kotak, Kang Bae membukanya dan bingung melihat isinya
cincin. Yeo Rin terlihat malu-malu mengelurkan tanganya. Kang Bae akhirnya
memasangkan cincin sambil berlutut tapi tiba-tiba berubah menjadi Seong Ho.
Seong Ho
tersenyum bahagia melihat cincin ditanganya, Semua penonton meminta agar “Cium!”
Kang Bae panik. Seung Ho tak peduli dan ingin mendekat menciumnya. Kang Bae pun
memilih kabur.
Manager
Gwi tak percaya kalau Kang Bae bermimpi tentang itu. Kang Bae membenarkan dan
mengaku Mimpi itu terasa sangat nyata. Ia merasa Cincin giok itu juga
sepertinya pernah dilihat sebelumnya. Ia pun bertanya pada Wol Ju.
“Apa
kira-kira artinya? Kau tentu tahu semua soal mimpi.” Ucap Kang Bae penasaran
“Itu
sangat jelas. Kau pernah menyebutkan Pak Ma sulit dihadapi, 'kan?” kata Manager
Gwi . Kang Bae membenarkan
“Saat
melihatnya, jantungmu berdetak sangat cepat sampai kau tergagap karena gugup?”
ucap Manager Gwi
“Benar
sekali. Bagaimana kau bisa tahu itu?” kata Kang Bae kaget mendengarnya.
“Kang-bae...
Jujurlah dengan dirimu sendiri. Asal kau tahu, aku ini orang yang sangat
terbuka dengan orientasi seksual seseorang. Kau Tenang saja.” Ucap Manager Gwi
memeluk Kang Bae.
“Omong
kosong macam apa ini? Nona, Apa yang dikatakannya benar?” tanya Kang Bae panik
“Sepertinya
mimpi sebelum lahir.”ucap Wol Ju. Kang Bae binggung mendengar Mimpi sebelum
lahir.
“Kau
mendapat cincin giok, 'kan? Ibuku bermimpi soal cincin giok sebelum aku lahir.”
Ucap Wol Ju. Kang Bae bingung.
Seung Ho
mendengar mimpi Kang Bae bingung Mengapa muncul dalam mimpinya dan Itu
membuatnya kesal. Jin Dong pikir Mimpi
mendapat cincin giok adalah sesuatu yang baik dan menyuruh Seung Ho agar coba
beli lotre.
“Apa
maksudmu? Itu semua hanya bunga tidur saja.” Kata Seung Ho tak percaya
“Benar.
Aku mungkin terlalu stres karena latihan tari.” Ucap Kang Bae dan saat itu
Seung Ho menerima telp dari istrinya.
“Halo,
Sayang... Apa? Benarkah? Sungguh? Astaga, itu tentu hal yang baik! Baiklah, aku
akan segera pulang.” Ucap Seung Ho terlihat bahagia.
“Bagaimana
ini? Istriku akhirnya hamil.”kata Seung Ho bahagia. Semua pun senang
mendengarnya dan langsung memberikan selamat.
“Kau
berarti akan menjadi ayah?” kata Kang Bae. Seung Ho pun yakin kalau Mimpi
cincin giok bukan mimpi biasa.
“Mimpi
sebelum lahir?” ucap Kang Bae masih tak percaya tapi Jin Dong yakin itu benar.
“Mimpi sebelum lahir bisa juga dialami orang
di sekitar kita 'kan?” kata Jin Dong.
“Lantas,
cincin giok itu... Han Kang-bae, kau ada latihan tari hari ini, 'kan? Beri tahu
aku bila kau lelah. Aku akan siapkan camilan dan minuman tanpa batas hanya
untukmu.” Ucap Seung Ho akan memeluk Kang Bae.
“Benar
juga. Kau tak suka disentuh. Kalau begitu, semoga harimu menyenangkan! Semangat!”
kata Seung Ho memeluk Jin Dong dengan wajah bahagia lalu menari kelaur ruangan.
Wol Ju
berjalan dengan Manager Gwi bertanya apa yang ibunya mimpikan sebelum dia
lahir. Manager Gwi mengingat tentang Mimpi sebelum lahir lalu mengaku kalau benar-benar
hebat.
“Di
padang rumput luas yang hijau...” ucap Manager Gwi dan tersadar kalau Wol Ju
melipir ke mesin boneka.
“Tunggu
sebentar, tekan sekarang! Bagaimana bisa kau tak dapat itu? Ayo Minggir. Biar
kucoba.” Ucap Wol Ju akhirnya menganti si anak yang bermain.
Dengan
wajah serius, Wol Ju mulai bermain tapi gagal mengambil boneka. Ia pun mengeluh
kalau akan coba sekali lagi. Manager Gwi mengajak untuk pergi karena Ada banyak
yang harus dibeli. Wol Ju meminta uang pada Manager Gwi karena akan
mendapatkanya. Manager Gwi mencoba
memberikan petunjuk tapi Wol Ju tetap gagal.
Akhirnya
Manager Gwi yang mulai bermain, tapi
ternyata masih tetap gagal. Mereka pun terus mencoba bermain lagi,
sampai akhirnay si anak mengeluh kalau juga ingin main. Wol Ju heran si anak
yang masih ada didekatnya.
“Cepat
kerjakan PR-mu! Benar, ini bukan mainan untukmu. Pergilah!” ucap Wol Ju marah.
Si anak hanya bisa menatap sinis sambil mengeluh Wol Ju itu menyebalkan.
Di studio
latihan, guru tari akan mengajar dari gerakan dasar. Kang Bae terlihat kaku
mengikuti gerakan si guru tari. Si guru akhirnya memarahi Kang bae agar bisa
fokus dan mulai mencontohkanya. Kang Bae
menganguk mengerti tapi masih tetap salah.
“Kang-bae!
Tegakkan pundakmu, angkat dagumu, dan beri tatapan tajam. Menari itu soal
percaya diri.” Perintah gurunya. Kang Bae pun mengikutinya.
“Ayo kita
coba sekarang.” Kata gurunya. Kang Bae dan Yeo Rin pun mulai berlatih.
Saat itu
Kang Bae membuat posisi Yeo Rin ada dibawahnya, keduanya saling menatap dan
Kang Bae pun merasakan dadanya berdegub
dengan kencang. Tapi tanganya akhirnya melepaskan tangan dan membuat Yeo Rin
terjatuh. Ia pun mencoba memegang dadanya yang berdebar dengan kencang.
“Coba
lebih banyak olahraga. Bagaimana bisa jantungmu seperti itu saat bergerak sedikit?”
keluh Yeo Rn
“Benar,
aku sepertinya kurang berolahraga. Tidak
ada alasan lain.” Kata Kang Bae.
“Yeo-rin
sudah selesai. Kang-bae, kau belum... Ayo kita berlatih lagi selama 30 menit.”
Ucap Si guru. Kang Bae melonggo bingung
“Aku
sangat berterima kasih... Tolong ajari dia.” Kata Yeo Rin. Kang Bae merasa tak
perlu latihan tambahan.
“Kau
sangat memerlukannya. Bila seperti ini, kau tak bisa pentas. Cara satu-satunya
hanya berlatih. Setidaknya kau bisa menari lebih baik dengan berlatih. Banyak
hal lain tak bisa begitu meski sudah berusaha keras.” Tegas Gurunya. Kang Bae
bingung.
“Baiklah,
aku akan berlatih.” Kata Kang Bae tak bisa menolaknya.
Wol Ju
dan Manager Gwi akhirnya jatuh lemas, Manager Gwi mengatakan perlu uang.
bertanya apakah Wol Ju tak punya. Wol Ju
memberitahu kalau sudah gunakan semua yang mereka tukar tadi. Manager Gwi pun
bertanya harus berbelanja dengan uang apa
“Aku juga
tak bawa kartu kredit.” Kata Wol Ju. Manager Gwi mengingat kalau dalam
perjalanan berbelanja bahan makanan.
“Buang
waktu bila kembali lagi. Pinjam dari Kang-bae dulu.” Ucap Manager Gwi.
RUANG
LATIHAN TARI 1
Kang Bae
gugup, Gurunya meminta Kang Bae memegang tanganya. Kang Bae pikir kalau mulai dari langkah dasar
lagi karena sudah lupa lagi. Akhirnaya mereka berlatih tanpa berpegangan. Wol
Ju melihat dari jendela pintu,
berkomentar kalau Kang Bae. berusaha berlatih tanpa kontak.
“Mereka
berlatih. Apa kita boleh masuk?” kata Manager Gwi. Wol Ju mengeluh apa yang
harus mereka lakukan apakah tak berjualan hari ini
“Kita
pinjam uang lalu keluar. Cepat masuk.” Kata Wol Ju mendorong Manager Gwi masuk.
Si guru
kaget dan hampir jatuh, tanganya tak sengaja memegang lengan Kang Bae. Kang Bae melihat si guru langsung jatuh lemas
lalu memastikan kedaanya. Si guru langsung curhat mengaku Sekeras apa pun
usahanya, ia tak hamil. Kang Bae melonggo bingung.
“Aku sudah
mendapat perawatan kesuburan selama dua tahun. Hari ini adalah hari pertama aku
bekerja setelah berhenti berharap. Kau telah berjuang keras selama dua tahun. Pada
awalnya, aku tidak menyangka bahwa pengobatan tersebut sangat menyulitkanku.”
Cerita Si guru.
Flash Back
Si guru
terlihat menyunti perutnya sendiri, suami yang melihatnya pun merasa tak
tega.Keduanya pun pergi kerumah sakit dan saling menyemangati untuk mendapatkan
anak.
“Itu semua karena aku yakin
nantinya aku akan hamil. Aku bahkan berhenti kerja dan fokus sepenuhnya pada
perkataan dokter untuk mendapatkan anak. Tak lama setelah itu, keajaiban
terjadi.”
Keduanya
pun melihat foto janin diperut si guru, Suaminya senang melihat kalau itu calon
bayi mereka. Keduanya terlihat bahagia.
“Saat itu, aku merasa memiliki seluruh
dunia dalam genggamanku. Aku menjadi percaya bahwa kerja keras ternyata memang
membuahkan hasil.”
Si guru
akhirnya menyiapkan peralatan bayi dengan senyuman bahagia, tapi saat itu
perutnya terbentur dan membuatnya keguguran.
“Semua adalah salahku. Apa karena
aku terlalu ceroboh sampai hal ini terjadi?”
“Mungkin
karena aku terlalu lemah untuk hal ini. Mungkin dari awal, aku tak boleh
menjadi seorang ibu.” Kata si guru
“Omong
kosong. Mengapa itu kesalahanmu?” kata WoL Ju. Si guru menceritakan kalau Suami
dan dokterku juga mengatakan itu.
“Ini
bukan kesalahan siapa pun. Namun, aku tak bisa terima. Aku merasa seperti
pecundang. Aku hanya ingin menjadi seorang ibu.” Kata Si wanita.
Flash Back
Suaminya
kaget kalau Secepat ini padahal baru saja keguguran dan ia ingin istrinya harus
jaga kesehatannya. Si istri mengaku sudah kembali sehat jadi harus segera
lakukan perawatan lagi agar cepat punya anak.
Saat itu
telp dari seorang, Si guru mengangkatnya wajahnya langsung sedih dan masuk ke
dalam kamar. Suaminya mengikutinya tapi pintu langsung dikunci, si guru
akhirnya hanya bisa menangis sendiri dikamar.
“Aku tak
tahu bagaimana air mataku bisa terus mengalir. Setelah dua tahun berlalu, aku
dan suamiku mulai lelah.”
Suaminya
melihat istrinya keluar membawa jaket lalu bertanya mau ke mana. Sang istri
kesal menjawab kalau Tentu beli pembalut. Suaminya mengajak untk pergi bersama.
Sang istri berpikir kalau suaminya akan mengantarnya karena tak bisa hamil jadi
suaminya ingin beli banyak pembalut.
“Su
Kyeong, aku tahu kau lelah, tapi kita sudah tahu ini akan sulit.” Ucap suaminya
“Benar!
Kau tahu ini akan sulit, jadi, kau anggap ini bukan hal besar. Ternyata hanya
aku yang sangat ingin punya anak. Hanya aku! Menyebalkan sekali.” teriak So
Kyeon marah. Suaminya pun hanya bisa diam saja.
Sang
suami melihat perut istrinya dan hanya bisa menangis karena masih ada bekas
luka suntikan. Su Kyeong bangun hera melihat suaminya yang tak tidur. Sang
suami bertanya Apa mereka harus melanjutkannya. Su Kyung heran dengan ucapan
suaminya.
“Aku
khawatir kau akan hancur bila kita terus berusaha.”kata suaminya. Su Kyung
merasa tak masalah.
“Tidak...
Kau sudah mulai lelah. Tubuh dan perasaanmu, semuanya. Su Kyung Yang terpenting untukku adalah kita. Kita
yang utama, lalu bayi kita. Kita sudah berjuang selama dua tahun.” Kata Sang
suami.
“Apa
belakangan ini kita pernah tersenyum? Apa kita pernah bercengkerama lagi? Aku
tak lagi menginginkan bayi jika harus melihatmu menderita begini.” Ucap sang
suami
“Aku juga
sangat lelah dan takut. Aku juga merasa bersalah padamu. Mengapa kita tak bisa
seperti pasangan lain? Aku cemas akan banyak hal.” Kata Su Kyung
“Jangan
konyol. Kita bisa hidup berdua saja seperti ini. Benar, 'kan? Walau sulit untuk
kita berdua, kita akhiri saja. Ayo berhenti berusaha.” Kata Suami Su Kyung dan
mereka berpelukan.
“Walau
sudah berjanji padanya, aku tetap berpikir apa ini yang terbaik.” Kata Su Kyung
“Kau
masih tak bisa menyerah. Tentu tak mudah untuk menyerah. Perasaan dan keinginan
tidaklah mudah untuk dihentikan begitu saja.” Kata Wol Ju
“Astaga,
apa ini? Aku malah bicarakan masalah pribadiku di hari pertama kembali bekerja.
Maafkan aku.”kata Su Kyung mulai tersadar
“Tak
perlu minta maaf. Kau akan lebih lega bila berbicara. Kau Ambil ini. Kapan pun
kau sedih, jangan ditahan dan datanglah ke tempat ini. Ya? Aku akan dengarkan
ceritamu.” Kata Wol Ju. Si guru melihat kartu nama kedai pun mengucapkan Terima
kasih.
Ketiganya
berjalan, Kang Bae mengaku Hatinya sangat sakit mendengarnya karena Su Kyung
penuh karisma saat mengajar. Manager Gwi juga merasakan itu menurutnya Surga
sungguh tak memihaknya. Kang Bae mengaku ingin berikan mimpinya tapi Pak Ma
sudah mengambilnya.
“Mimpi
tentang cincin giok itu? Apa mimpi sebelum lahir bisa dengan mudah diberikan? Samsin
hanya memberikan mimpi itu setelah memutuskannya.” Ucap Manager Gw
“Kalian
berdua pergi ke kedai dulu. Aku perlu ke tempat lain.” Ucap Wol Ju. Keduanya
bingung mau kemana Wol Ju itu.
Wol Ju
pergi ke sebuah tempat dan memanggil “Samsin!” akhirnya masukke rumah dan tak
melihat diruangan. Ia pun bertanya-tanya Pergi ke mana dia. Di sebuah ruangan
bertuliskan RUANG MIMPI SEBELUM LAHIR, seorang wanita sedang sibuk bermain
mesin yang berisi binatang.
“Samsin!”
teriak Wol Ju datang. Samsin kaget karena jadi melepaskannya. Wol Ju merasa
hanya menyapanya dengan riang.
“Sudah
kukatakan, jangan ganggu aku saat sedang mengambil mimpi. Kau tak tahu seberapa
sulitnya pekerjaan ini? Dasar keterlaluan.”ucap Samsim. Wol Ju akhirnya melihat
Samsim yang mengambil bola.
“Bagus! Hebat.
Kau memang paling hebat, Samsin!” jerit Wol Ju senang melihat Samsin yang berhasil
mengambilnya.
“Ini
pilihanku untuk hari ini.” Kata Samsin menaruh didalam koper. Wol Ju mengaku
butuh bantuannya.
“Tentu
saja. Kau selalu datang bila butuh bantuan. Dasar wanita tak tahu sopan santun.
Aku sibuk, nanti saja. Kata Samsin. Wol Ju merengek dengan gaya imut mengikuti
Samsin pergi.
DUNIA
MIMPI
Keduanya
berjalan bersama, Samsin heran Harusnya dia ada di sekitar sini. Wol Ju pun
bertanya Siapa yang dicari dan bisa memberitahu kanya karena tahu semua
informasi yang ada di dunia ini. Samsin mengeluh Wol Ju yang baru berada di
sini selama 500 tahun.
“Aku
sudah melakukan ini selama 5.000 tahun. Jangan sok pintar.” Kata Samsin. Wol Ju
pikir benar juga.
“Halo.
Permisi... Berikan tanganmu.” Kata Samsin melihat seorang wanita. Si wanita
bingung. Samsin lalu memberikan bola agar bisa menerimanya.
“Bukankah
ini kacang kenari?” kata si wanita, Samsin membenarkna kalau itu adalah
anaknya.
“Bawalah
dan besarkan dia dengan baik.” Kata Samsin. Si wanita mengucapkan Terima kasih
untuk ini.
“Namun,
apa ini maksudnya adalah anak laki-laki?” tanya si wanita. Samsin menjawab
kalau harus melahirkannya untuk mengetahuinya.
“Apa aku
bisa menukarnya? Bisakah kau ganti dengan yang lain? Aku ingin anak perempuan.”
Kata si wanita
“Mana bisa
mimpi ditukar seperti itu? Manusia sekarang terlalu banyak mau. Lupakan itu. Terima
yang kuberikan.” Kata Samsin.
Mereka
pun menikmati KOPI JEO SEUNG, Samsin
pikir Wol ju tak tahu betapa melelahkannya memberi berkat anak kepada manusia.
Wol Ju membayar kopi untuk Samsin. Sam sim heran melihat tingkah Wol Ju dan
akan membayar pesanan saja.
“Mengapa
kau bicara seperti itu? Untuk pekerja keras di negara rendah kelahiran,
setidaknya aku bisa membelikan segelas kopi.” Kata Wol Ju merayu
“Benarkah?
Kalau begitu, apa boleh cap di kartu poinku ini?” kata Sam Sim. Wol Ju pun
dengan senang hati berikan punya juga.
“Astaga.
Hebat sekali. Lima cap? Kau pasti ingin minta bantuan besar.” Kata Samsin.
Akhirnya
keduanya duduk minum kopi bersama,
Samsim pun ingin tahu apa yang dibutuhkan. Wol Ju mengaku Bukan sesuatu yang besar dan meminta satu mimpi saja. Samsin terlonjak kaget
mendengarnya.
“Karena
saat ini banyak anak muda yang tidak ingin punya anak, banyak sisa kapsul
mimpi, 'kan? Kau bisa memberi satu padaku. Ada satu pasangan yang butuh
bantuan.” Ucap Wol Ju
“Butuh
bantuan? Siapa nama mereka?”tanya Samsin. Wol Ju menjawab Chae Su-gyeong dan
Kang In-ho.
“Mari
kita lihat... Pasangan ini belum diberkahi anak.” Kata Samsin membaca
catatanya.
“Kalau
dia sudah dikaruniai, aku tak mungkin minta bantuanmu. Bisakah kau berikan?”
ucap Wol Ju memohon.
“Hei! Apa
kapsul mimpi sebelum lahir semacam permainan kartu? Bagaimana bisa melakukan
itu? Semua orang tua diberkahi anak pada waktunya. Waktunya belum tiba.” Kata
Samsin
“Kalau
begitu, waktunya kapan? Setidaknya beri tahu itu.” Tanya Wol Ju penasaran.
“Tak ada
yang tahu kecuali yang di atas.” Ucap Samsin. Wol Ju mengeuh mendengarnya.
“Bila
pasangan sudah sangat siap menjadi seorang ayah dan ibu, kapan waktu tepat
untuk mereka? Anak diberikan kepada yang tak siap. Surga tak bekerja benar.”
Kata Wol Ju. Samsin tak peduli.
Di depan
kedai, Kang Bae memberikan kartu nama
agar bisa mampir. Seorang pria melihat
dari kejauhan dengan tatapan dingin. Ia mengingat saat melihat Wol Ju pergi
karena tak ingin bertemu dengan pangeran, lalu melihat ke arah Manager Gwi yang
sedan menyapu.
Saat itu
Wol Ju pun datang, tatapan si pria makin sinis. Manager Gwi bertanya Wol Ju
pergi ke mana saja, Kang Bae pun bertanya Apa sudah makan malam. Wol Ju
mengajak mereka untuk masuk.
“Setelah
100 tahun, kita bertemu lagi.” Ucap si pria seperti memilki dendam,
Flash Back
Seorang
pria datang menghampiri Pangeran dan juga Wol Ju. Si pria bertanya apakah Pangeran sudah sehat.
Pangeran menganguk. Si pria mengaku Senang melihat Pangeran sudah sehat seperti
ini. Si pangeran pikir Ini semua karena temanya itu mencemaskannya.
“Apa
benar karena aku?” kata si pria. Wol Ju hanya tertunduk. Pangeran meminta Wol
Ju tak perlu takut.
“Dia
adalah teman lamaku.”ucap Pangeran. Pria itu memperkenalkan diri Namanya Kim
Won-hyung.
“Dia
adalah teman terdekatku, jadi, aku ingin perkenalkan kepadamu. Kami belajar
bersama sejak kecil. Dia orang yang dapat dipercaya sehingga kau tak perlu
cemas.” Ucap Pangeran memeluk Wol Ju. Wol Ju menganguk mengerti.
“Gadis
ini adalah Wol-ju. Dia gadis yang sempat kuceritakan. Bagaimana? Cantik, bukan?”
kata Pangeran. Wol Ju tersipu malu
mendengarnya.
“Benar katamu.
Setelah melihat langsung, aku tahu alasan kau sangat menyukainya.” Kata Won
Hyung
“Seperti
dugaanku, kau memang mengerti perasaanku.” Kata Pangeran.
“Apa
kabarmu? Teman lamamu datang mengunjungimu. Yang Mulia.” Kata Won Hyung menatap
sinis.
Manager
Gwi tak percaya kalau Wol Ju minta kapsul mimpi sebelum lahi lalu mengeluh
kalau Wol Ju memangsungguh tak bisa dipercaya karena Mana mungkin Samsin
berikan. Wol Ju piki tak tahu apa yang harus dilakukan karena Setidaknya harus
coba.
“Haruskah
kucuri saja kapsul itu?” kata Wol Ju. Manager Gwi meminta agar melupakan hal
itu.
“Itu
bukan sekadar pencurian, tapi pencurian kelas berat.” Kata Manger Gwi. Kang Bae
pun setuju itu terdengar berbahaya.
“Bukankah
kau ingin membunuhku saat ssanggapju kucuri?” ucap Kang Bae. Wol Ju marah
menyuruh Kang Bae diam saja.
"Diam"?
"Bunuh"? Bunuh siapa?” tanya Manager Yeom datang. Manager Gwi panik
mengaku Bukan siapa-siapa.
“Belakangan
ini banyak sekali lalat, jadi, aku ingin membunuhnya. Aku akan bunuh semua.”
Kata Manager Gwi lalu menyapa Manager
Yeom
“Kalian
semua jangan membuat rencana aneh di belakangku. Aku lapar. Tolong buatkan aku satu
mangkuk udon.” Ucap Manager Yeom.Manager Gwi pun siap membuatnya.
“Apa yang
kau lakukan sampai baru makan sekarang?” kata Manager Gwi dan menyuruh Kang bae
agar memberikan lobak lebih dulu.
“Tak usah
bertanya.. Selalu ada saja kasus di Alam Baka... Astaga.” Kata Manager Yeom
lalu menerima telp.
“Halo?
Ya, benar... Apa? Dia kabur lagi?.. Ada-ada saja. Di sini juga tak ada orang
untuk membantu. Baiklah kalau begitu. Kirimkan saja profil roh kabur itu
padaku.. Baiklah.” Kata Manager Yeom lalu menutup telpnya.
“Roh
jahat lagi? Di mana dia?” tanya Manager Gwi penuh semangat. Wol Ju langsung
marah menyuruh Manage Gwi makan udon lalu pergi.
“Kami
sekarang tak ada waktu untuk membantumu. Mengerti? Kami bisa tuntaskan dendam
roh gentayangan. Kalau roh jahat, kau harus mengurungnya.” Ucap Wol Ju
“Lokasi
roh jahat itu di dekat sini.” Kata Manager Gwi. Manager Gwi akan pergi
mendengar ada didekat sini.
Wol Ju
langsun menatap dingin, Manager Yeom pun tak bisa melawan hanya bisa makan
lobak sambil menunggu udon matang. Manager Gwi pun berpura-pura memainkan pintu
kedai tanpa bisa keluar.
Kang Bae
berlatih gerakan tari dan sudah bisa berputar-putar lalu dengans senyuman
bahagia berdiri didepan cermin. Lalu melihat Yeo Jin ada dbelakanganya, tapi
saat membalikan badan ternyata Jin Dong sedang berdiri dan membuatnya terlonjak
kaget.
“Mengapa
Yeo-rin ada di ruang ganti pria?” ucap Jin Dong. Kang Baem mengaku Tidak ada
apa-apa dn hanya salah lihat saja.
“Apa Kau
sudah mulai melihat bayangannya di mana-mana? Benar. Saat menari, kalian pasti
berpegangan tangan, juga saling berpandangan. Setelah itu, kau bisa lebih dekat
dengannya.” Ucap Jin Dong
“ Namun,
Yeo-rin tampaknya bisa mengalahkan banteng sendiri. Kau yakin?” kata Jin Dong
tahu kalau Yeo Rin sangat pemberani.
“Banteng?
Bagaimana bisa Yeo-rin kalahkan banteng?
Dia sangat manis Dia juga sangat feminin. Dia orang yang sangat cantik.”
Ucap Kang Bae membayangkan Yeo Rin yang berlatih tari denganya.
“Feminin
dan cantik? Kang Yeo-rin? Kau sepertinya benar-benar suka padanya... Semoga
berhasil. Kurasa berpacaran di kantor juga asyik.” Kata Jin Dong
“Berpacaran...
Berpacaran... di kantor? Berpacaran di kantor. Berpacaran di kantor.” Ucap Kang
Bae memikirkanya dengan senyuman.
Saat
berjalan dilorong Kang Bae melhat Yeo Rin dan langsung memanggilnya. Yeo Rin bertanya apakah Latihan tambahannya
lancar karena Akan sulit jika langkah dasar belum dikuasai. Kang Bae mengaku
lancar.
“Aku pun
berlatih sendiri saat lowong, jadi, agak lebih baik.” Kata Kang Bae
“ Kau tak
bisa agak lebih baik. Kau tahu target kita, 'kan? Juara pertama.” Tegas Yeo
Rin. Kang Bae menganguk mengerti dan Yeo
Rin pun pamit pergi.
“Karena
itu, apa rencanamu besok? Swalayan libur.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin bingung ada
apa.
“Untuk
menjadi juara pertama tak hanya harus bagus menari, tapi kostum juga penting.”
Ucap Kang Bae. Yeo Rn pun memikirkan Kostum.
Yeo Rin
mencoba kostum yang terlihat terbuka dan juga pendek. Kang Bae terlihat bingung. Akhirnya Yeo Rin
mencoba baju yang lain, terlihat bagian perut Yeo Rin, Kang Bae menutup matanya
karena tak bisa melihat. Akhirnya Yeo Rin mencoba baju merah dan Kang Bae
terlihat kebingungan melihat Yeo Rin.
“Pakaian
seperti ini tak cocok untukku, 'kan? Mungkin lebih baik pakai gaun hitam saja.”
Kata Yeo Rin
“Tidak, kau
terlihat cantik memakainya.. Sangat cantik... Kau sangat cantik.” Kata Kang
Bae.
“Pak, kau
juga harus mencoba pakaiannya... Ini dia... Ini pasangan pakaian yang
dipakainya.” Ucap si pegawai.
Kang Bae
keluar dari kamar ganti dengan wajah mau menutupi dadanya yang terbuka. Si
pegawai langsung memuji kalau Kang Baesangat cocok dengan pakaian itu dan
menyuruh mereke agar berdiri berdampingan. Keduanya makin terlihat malu.
“Mari
kita lihat kalian berdua... Sangat fantastis... Pak... Turunkan tanganmu.. Coba
aku potret kalian. Mari coba satu pose tari untuk foto kali ini.” Ucap Si
pegawai. Keduanya pun saling berhadapan dan berpegangan tangan, foto mereka pun
diambil.
***
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar