PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Shim melihat anaknya yang menangis langsung mengendongnya dengan tangan yang
mengarah pada komputernya. Ia meminta
Jae Yoi agar menunggu sebentar karena harus menyelesaikan pekerjaan yaitu "Rencana
Buklet The Baby, Mei, Hari Anak"
Telp
Nyonya Shim berdering dari "Pusat Penitipan Do Yeon" Guru Do Yeon
menelp seperti memberitahu kalau tidak mengemas selimut anaknya. Nyonya Shim
bingung karena lupa lalu meminta maaf mengaku Saat ini sedang bersama adiknya
di rumah sakit.
“Bagaimana
ini? Tidak ada yang bisa kukirim untuk mengambil selimutnya...Ya, Anda bisa
menyelimutinya dengan itu? Baik, terima kasih. Sampai jumpa.” Ucap Nyonya Shim
mencoba menenangkan anaknya.
“Jae
Yi... Tidak apa-apa... Ibu bisa melakukan ini sendirian.. Kita di rumah
sakit... Kau baik-baik saja sekarang.” Ucap Nyonya Shim menenangkan.
Ha Ri
membuka kulkas mencari minuman tapi hanya bisa terdiam, saat melihat ada susu
ASI yang disimpan oleh Nyonya Shim. Saat itu Tuan Jo datang memanggil Nyonya
Shim, lalu ber bertanya Apa Nyonya Shim sudah
pulang. Ha Ri menjawab kalau Nyonya Shim mengambil cuti.
“Kenapa
kau terus datang ke kantor? Apa Kau pikir skorsmu itu lelucon?” tanya Tuan Jo.
Ha Ri menjawab tidak.
“Suruh Bu
Shim mengirim laporan manajemen konten.” Kata Tuan Jo lalu berjalan pergi.
“Kalian
mendengarnya, bukan? Aku harus menghilang sekarang. Jadi, cepat selesaikan
naskahnya. Aku akan pergi ke studio.” Ucap Ha Ri lalu bergegas pergi. Ketiganya
menganguk mengerti.
Ha Ri pun
keluar dan menerima telp lalu terlihat terkejut.
Yi Sang
terus melirik ke arah pintu masuk. Tuan
Nam tahu kalau Ha Ri terlambat. Yi Sang pun mencoba untuk tak peduli
berpura-pura sibuk kerja. Tuan Nam tiba-tiba mengeluh karena ada yang terus
mengiriminya pesan lalu membuka salah satu pesan temanya "Hei, bukankah
ini temanmu?" dan wajahnya langsung kaget.
Di
ruangan, Eun Young sibuk dengan anaknya meminta agar Jangan bergerak. Jae Young
memberitahu kalau Paru-parunya terdengar
baik-baik saja jadi akan meresepkan obat untuk flunya selama tiga hari dan kembalilah
setelah dia meminumnya.
“Bisakah
kau memeriksanya juga? Dia juga akan segera terserang flu.” Ucap Eun Young
mendudukkan anaknya.
“Dia
harus menunjukkan gejala.” Keluh Jae Young dan mempersilahkan dua anak Eun
Young pergi. Akhirnya Keduanya berlari keluar dari ruangan, ibunya meminta dua
anaknya Jangan membuat masalah.
“Kalau
begitu, resepkan obat untuk mereka berdua tanpa biaya.” Pinta Eun Young
“Apa Kau
pikir ini swalayan? Kau bicara seperti ini beli satu gratis satu.” Keluh Jae
Young
“Aku
butuh dua untuk semuanya. Tidak bisakah kau melakukan ini untuk teman?” ucap
Eun Young
“Kau
bilang tidak mau menjadi temanku.” Ejek Jae Young. Eun Young merasa kalau Jae
Young harus memikirkan apa yang dilakukan.
“Kau
memutuskan hubungan dengan kami setelah menikah. Tidak mudah membawa anak-anakku
ke rumah sakit. Jadi Bantu saja aku.” Kata Eun Young
“Berapa
nomormu? Aku akan memperkenalkanmu kepada psikiater. Kau menunjukkan gejala
yang parah.” Ucap Jae Young
“Berapa
nomor teleponmu? Aku akan melaporkanmu karena menolak merawat pasienmu.” Balas
Eun Young
Jae Young
tiba-tiba melihat sebuah video berjudul "Wanita Sperma yang
Mengejutkan" dengan wajah Ha Ri yang matanya diberi tanda hitam, lalu
memastikan kalau ini Ha Ri. Eun Young pun kaget ingin melihatnya.
"Departemen
Penyuntingan The Baby"
Yeon Joo
mengangkat telp dengan nada marah kalau Itu
kehidupan pribadinya, jadi mereka tidak tahu. Hyo Jo pun ikut mengangkat telp
dengan suara disamarkan mengaku Itu tidak berkaitan dengan majalah jadi tidak
perlu khawatir.
“Tidak, aku
tidak tahu apa pun soal itu.” Ucap Hyo Jo, semua telp berdering tanpa henti.
“Apa?
Wanita apa? Tidak, dia tidak ada di sini.” Ucap Soo Yoon.
“Ya,
halo. Tidak, aku tidak tahu siapa yang memberi tahu Anda. Tapi itu tidak benar.
Jangan khawatir.” Kata Yeon Joo
“Maafkan
aku. Tidak ada yang bisa kukatakan pada Anda. Maaf.” Ucap Soo Yoon. Saat itu Eu
Ddeum datang melihat dari kejauhan terlihat khawatir dan bingung.
“Astaga,
aku tidak percaya ini! Belum ada yang mendengar kabar dari Ha Ri?’ teriak Yeon
Joo kesal.
Tuan Nam
pun mencoba menelp Ha Ri tapi tidak menjawab. Ia merasa harus menyuruhnya mengabaikan
telepon dari jurnalis. Ia bertanya-tanay Di mana Ha Ri sekarang karena Orang-orang
mengatakan hal-hal gila. Yi Sang melihat video yang sedang heboh.
“Aku tidak
percaya informasi pribadinya bocor... Astaga, aku tidak percaya ini.” Ucap Tuan
Nam dan saat itu Yi Sang langsung bergegas pergi.
Ha Ri
keluar dari kantor polisi, Eun Young menelp Ha Ri dan bertanya apa yang
terjadi. Ha Ri mengaku menyerahkan unggahan di internet sebagai bukti dan
memintanya disingkirkan. Eun Dong memuji kalau inin Pemikiran bagus.
“Aku juga
menghubungi beberapa orang dan meminta mereka menghapus informasi pribadimu dan
komentar kebencian yang diunggah di internet. Tapi Ha Ri... Ha Ri?” ucap Eun
Young memanggil Ha Ri.
Ha Ri
terdiam saat melihat orang yang lewat ada didekatnya, langsung menatapnya
dengan tatapan menghujat.
“Ha Ri? Tapi
kamu baik-baik saja? Kamu baik-baik saja?” tanya Eun Young, Ha Ri baru sadar
meminta Eun Young agar mengulangi ucapanya.
“Jangan
terintimidasi, ya? Aku memperingatkan mereka yang menulis komentar kebencian. Jika
terus begini, aku sendiri yang akan memotong jari mereka. Beraninya mereka
menghinamu.” Ucap Eun Young marah
“Jangan
bersikap seperti itu kepada orang asing.” Ucap Ha Ri. Eun Young meminta Ha Ri
jangan terlalu khawatir.
“Terima
kasih. Aku akan meneleponmu kembali. Maaf.” Kata Ha Ri akhirnya bergegas unuk
pulang.
Ha Ri
akan pulang tapi merasakan ada orang yang mengikutinya. Ia pun mencoba untuk
berlari dengan kencang, orang itu pun terus mengikuti dan siap untuk menyetuh
bahunya. Ha Ri sudah ketakutan dan saat itu tiba-tiba dua orang menyelamatkanya.
Jae Young
dan Yi Sang memegang baju Eu Ddeum. Semua kaget karena saling mengenal. Jae Young
pun langsung melepaskan tangan Eu ddeum.
Ha Ri
akhirnya mengajak mereka kerestoran bersama dan bertanya apa yang terjadi. Eu
Ddeum mengaku Semua orang khawatir karena mereka tidak bisa menghubungi Nona
Jang jadi meminta alamatnya kepada personalia dan menuju ke sana untuk
menemuinya.
“Aku
hanya lewat. Aku tinggal di dekat sini.” Kata Yi Sang. Jae Young menyalakan Ha
Ri karena tidak menjawab teleponnya.
“Teleponku
terus berdering, jadi, aku butuh istirahat.” Ucap Hae Ri. Yi Sang bertanya
apakah sudah melaporkannya ke polisi
“Ya, tapi
bukan hanya informasi pribadiku yang menjadi masalah. Sekarang mereka juga tahu
tempat kerjaku.” Kata Ha ri
“Jangan
baca komentar daring, ya? Aku tidak tahu kenapa mereka mengatakan hal-hal buruk
ini. Kau tidak seperti itu.” Ucap Eu Ddeum yakin
“Wanita
Sperma, alias si pengeruk harta, bukan? Mereka juga mengatakan banyak hal
tentang namaku. Untuk kali pertama dalam 39 tahun, aku baru tahu namaku punya
nuansa seksual.” Kata Ha Ri sedih
“Jangan
membaca surel atau pesan yang kamu terima di media sosial. Selain itu, cuti dan
beristirahatlah.” Kata Jae Young
“Benar.
Itu rencana yang bagus.” Kata Eu Ddeung. Yi Sang pikir Itu akan berakhir ketika
ada skandal baru.
“Orang-orang
hanya melihat kesalahanku. Tapi aku hanya ingin menjadi seorang ibu.” Kata Ha
Ri sedih
“Nona
Jang... Beri tahu aku jika kamu butuh bantuan.” Kata Yi Sang. Ha Ri menganguk
mengerti
“Bantuan
macam apa yang bisa diberikan seorang rekan kerja? Kau harus memberi tahu teman
serumahmu.” Ucap Jae Young menyindir.
“Teman
serumah harus mengurus masalah di rumah dan menyerahkan urusan kerja pada rekan
kerja.” Kata Yi Sang
“Kalau
begitu, aku. Aku kolegamu, bukan?” ucap Eu Ddeum. Jae Young mengeluh kalau
mereka membuat batasan dan mengatakan bahwa hanya rekan kerja.
“Sebenarnya,
kami memang rekan kerja.” Kata Eu Ddeum. Yi Sang pikir Sepertinya Jae Young perlu menjelaskan
terkait siapa dirinya bagi Ha Ri.
“Aku
orang yang tinggal dengannya. Sudah kubilang berkali-kali, jadi, apa lagi yang
harus kukatakan?” ucap Jae Young
Ha Ri
mencoba merelaikan keduanya agar berkelahi dengan minum arak beras karena sudah
lama tidak berkumpul, mereka pun minum bersama.
Ha Ri pun
akan membayar tagihan 53 dolar. Jae Young melarangnya karena akan
mentraktirnya. Yi Sang menolak karena
ingin membayarnya, Eu Ddeum pun tak mau kalah akan membayarnya. Ha Ri akhirnya
kelur sambil mengeluh Entah apakah ini manis atau kekanak-kanakan.
Ketiganya
masih sibuk memutuskan yang akan membayar, Jae Young kesal Yi Sang itu sudah
membuatnya kesal dan ingin membayarnya.
Yi Sang pikir tak ada alsan Jae Young yang melakuakanya. Jae Young pikir
tak ada alasan agar tak bisa melakukanya.
“Aku
tidak mengizinkan yang lebih muda mentraktirku.” Ucap Yi Sang. Jae Young pikir
kalau ia lebi kaya dibanding Yi Sang.
“Tunggu.
Begini, aku tidak ingin mengatakan ini, tapi unit tempat tinggalku menghadap ke
Sungai Han.” Kata Yi Sang
“Aku
dokter yang berarti aku punya potensi untuk menjadi lebih kaya darimu.” Ucap
Jae Young
“Biar aku
yang traktir... Harganya hanya 53 dolar. Ini.” Kata Eu Ddeum memberikan
kartunya.
Sementara
diluar ada tiga pria mabuk, yang melihat Ha Ri lalu memastikan itu sama dengan
yang ada divideo. Salah satu pria menghampirinya dengan memanggil “Wanita Sperma!” Ha Ri
mencoba menghindarinay, Si pria merasa Ha Ri Jangan bersikap seperti itu.
“Kau
Wanita Sperma, bukan?” ucap Si pria. Ha Ri meminta agar pria itu berhenti.
Mereka pun senang karena memang Ha Ri yang ada divideo
“Tapi
kamu jauh lebih cantik dilihat secara langsung.” Ucap Si pria. Ha Ri mencoba
mengelak kalau salah orang.
“Kau
butuh pria, bukan?” ucap Si pria menahanya. Ha Ri memperingatakan agar Lepaskan
jika ingin pulang dengan aman untuk bertemu istrinya.
“Lihat
caranya jual mahal. Menggemaskan sekali! Asal tahu saja, spermaku membuahi anak
kembar tiga. Jadi, percayalah kepadaku dan minum segelas anggur denganku.” Ucap
Sipria
“Singkirkan
tangan kotormu dariku! Merundung seseorang bukan sesuatu yang patut
dibanggakan. Mempermalukan seseorang juga tindakan kekerasan.” Teriak Ha Ri
marah sampai menangis
“Beraninya
kamu... Kau pikir kau siapa? Kenapa kau membuatku merasa malu dengan niat
baikku?” ucap si pria.
Eun Dduem
melihat ke arah luar dan langsung keluar, Yi Sang yang baru selesai membayar
pun merasa tidak butuh struknya. Ha Ri menangis dan langsung dilindungi oleh Yi
Sang. Jae Young dan Eu Ddeum menghadapi tiga pria.
“Siapa
kalian? Kenapa dia menangis?” tanya Jae Young. Mereka pikir tak perlu bertanya
karena Ha Ri menangis kencang.
“Dengar,
Semuanya... Siapa pun tahu aku korbannya di sini. Dia memukulku dengan
tasnya... Telepon polisi.” Ucap Si
pria.Yi sang pun menantan agar telepon
polisi.
“Telepon
polisi! Sapi gila itu akan hancur begitu aku selesai dengannya.” Ucap Si pria
“Baik.
Telepon polisi. Akan kupastikan kamu juga hancur. Haruskah kita menelepon
polisi?” kata Jae Young
“Tunggu
sebentar.. Kamu memanggilnya apa? "Sapi gila"? Katakan lagi. Aku
menantangmu mengulanginya.” Ucap Yi Sang sangat marah
“Semuanya,
pikirkan tentang ini sebentar. Kami melihat fotonya di internet! Itu tersebar
di internet! Ada di sana untuk dilihat semua orang.” Teriak Pria lain.
“Kami
melihat fotonya di internet dan hanya mengakui bahwa kami mengenalinya. Tapi
dia menggila. Dia menendangku dan memukulku dengan tasnya. Wanita Sperma gila
itu...” ucap Si pria, Yi Sang sudah siap memukulnya.
“Kumohon
jangan... Ayo pergi saja.” Kata Ha Ri. Eu Ddeum pun menenangakan Yi Sang agar
bisa tenang karena tidak sepadan.
Ketiganya
akhirnya berjalan dibelakang Ha Ri seperti pengawal. Jae Young menegaskan agar
Ha Ri Jangan marah karena perkataan bedebah bodoh itu karena tidak melakukan
kesalahan. Eu Ddeu membenarkan kalau Ha Ri tidak melakukan kesalahan.
“Kalian
tidak perlu mengantarku sampai ke rumah.” Ucap Ha RI. Yi San pikir mereka Kami
merasa tidak enak, jadi ingin melakukannya. Eu Ddeum membenarkan.
“Lagi
pula, aku bisa melenturkan otot-ototku berkat dirimu. Sayang sekali.” kata Yi
Sang
“Aku
ingin memamerkan kecerdasanku. Aku kehilangan kesempatanku” balas Jae Young
“Nona
Jang... Coba Lihat ini... Pria tadi. Haruskah kita melaporkannya?Ayo.” Ucap Eu
Ddeum memperlihatkan gambarnya.
“Tunjukkan
pada mereka “kata Ha Ri. Yi Sang mengejek Eu Ddeum itu mengambil jurusan seni dan memujinya hebat.
“Jika kau
membuatku tertawa, akan kulupakan dan tertidur lelap.” Ucap Ha Ri. Eun Ddeum pun mengucapkan Terima kasih.
“Hati-hati
di jalan... Selamat malam.” Kata Ha Ri. Jae Young pun ikut masuk ke dalam
rumah. Ha Ri bingung
“Teruslah
berjalan.” Ucap Jae Young. Ha Ri heran Jae Young yang mengikutinya
“Pintu
depan membuat Do Ah bangun.” kata Jae Young. Ha Ri pun menyuruh agar Jae Young
agar membuka dengan hati-hati.
“Aku akan
melewati rumahmu.” Kata Jae Young. Ha Ri mengeluh dan akhirnya membiarkan Jae
Young masuk.
“Mereka
sungguh tinggal bersama. Apa mereka berpacaran?” tanya Eu Ddeum.
“Aku
yakin mereka hanya berteman.” Kata Yi Sang. Eu ddeum merasa kalau Nona Jang tampak sangat rapuh hari ini.
“Aku harus
melindunginya mulai sekarang. Apa Kita pergi sekarang?” kata Eu Dddeum. Yi Sang
menatap curiga.
Ha Ri
mengompres matanya yang membengkak karena nangis. Jae Young mengetuk pintu. Ha
Ri mengeluh, Jae Young menengaskana kalau
mendesak jadi cepat membukanya. Ha Ri pun terpaksa membukanya. Jae Young membawakan
komik mengatakan "Saat sedih, aku membaca buku komik"
“Haruskah
aku mengunggah sesuatu yang mengatakan kamu tidak seperti itu?” kata Jae Young.
Ha Ri mengatakan Tidak perlu.
“Itu
tidak akan membuat siapa pun memahamiku. Kondisi keuanganku stabil, dan aku tahu
aku bisa merawat bayi dengan baik. Tapi tidak ada cara untuk punya anak kecuali
aku menikah. Tapi aku tidak punya pacar atau kepercayaan diri untuk menikah.” Ucap
Ha Ri
“Berapa
orang yang akan mengerti jika kubilang kenapa aku melakukannya?Akan sulit
bahkan 40 tahun dari sekarang.”
“Jangan
menyalahkan dirimu. Apa pun alasannya, tidak seorang pun berhak untuk membagi
identitas atau menghakimimu.Tidak seorang pun.” Kata Jae Young
“Ini
membuatku melihat siapa yang benar-benar membelaku. Jadi, tidak masalah.”komentar
Ha Ri
“Aku?”
tanya Jae Young. Ha Ri membenarkan dan saat itu terdengar saura tangisan. Ha Ri
pun berlari kekamar menghampiri Do Ah.
Ha Ri langsung
mengendong Do Ah yang merasa takut karena sendirian. Jae Young menatap Ha Ri
yang menenangkan anaknya. Ha Ri masiht terus menenangkan Do Ah dalam pelukanya.
“Ha Ri...
Maukah kamu menikahiku?” ucap Jae Young menatapnya. Ha Ri sempat terdiam dan tak percaya kalau Jae
Young akan menikah denganya.
“Dengar.
Jika kamu mau pengasuh, bayarlah satu.” Keluh Ha Ri. Jae Young tahu kalau sulit
mendapatkan sperma.
“Bagaimana
jika kamu membesarkan Do Ah sebagai anakmu? Jangan menatapku seperti itu. Ada
jalan yang mudah di hadapanmu. Kenapa harus berputar?” kata Jae Young
“Ini
mudah untukmu... Aku tidak butuh pria.” Kata Ha Ri. Jae Young bertanya balik
apakah dirinya itu seorang pria.
“Lalu
apa? Apa kamu wanita? Nona? Nona Jae Young?” keluh Ha Ri. Jae Young pun tak
bisa berkata-kata.
Nyonya
Lee sibuk mengambil gambar dengan teman-temen pendakinya, seorang ibu terlihat
kebingungan melihat ponselnya lalu menghampiri ibu Ha Ri memastikan kalauNama
putrinya Jang Ha Ri Dan dia bekerja di sebuah majalah.
“Kenapa
kau bertanya?” tanya Nyonya Lee heran. Si bibi mengaku Putrinya memberitahu kalau putri Nyonya Lee
dibicarakan di internet.
“Jika kau
mengetik namanya, artikelnya akan muncul. Itu berlaku untuk semua reporter. Dia
tidak terkenal.” Ucap Nyonya Lee
“Tidak.
Kudengar putrimu terkenal. Apa itu? "Wanita Sperma"? Seharusnya dia
mencari pria, bukan membeli sperma. Apa ada yang salah dengannya?” kata Si bibi
menyindir
“Apa yang
kukatakan padamu? Aku sudah menyuruhmu memaksanya berhenti saat dia mengatakan terlalu
sibuk sebagai reporter untuk berpacaran. Dia belum bisa menikah di usianya sekarang.
Dia mungkin tidak punya catatan kejahatan, tapi dia penjahat. Astaga. Kasihan
sekali. Dia tidak akan pernah menikah.” Kata si bibi terus mengoceh
“Apa kamu
sudah gila? Siapa yang kamu sebut penjahat? Siapa kau berani menyebut putriku
penjahat?” teriak Nyonya Lee marah dan akhirnya mereka saling menarik rambut.
Semua anggota pun mencoba memisahkanya.
Ha Ri
terlihat gugup akan masuk ke dalam gedung,
dan mondar mandir didepanya. Yi Sang datan melihatnya lalu bertanya
apakah Tak bisa masuk. Ha Ri menceritakan Pak Joo meneleponnya selarut ini jadi
menurtnya Tidak mungkin agar orang-orang tidak melihat di internet.
“Artinya
ini sangat serius. Aku agak takut.” Kata Ha Ri. Yi Sang pikir Atidak bisa masuk
untuknya.
“Tapi aku
akan memperlihatkan ini padamu. Apa Mau lihat? Ini dia. Bagaimana dengan foto
utamanya?” ucap Yi Sang memperlihatkan foto matahari terbenam dipinggir pantai.
“Kau
sangat bisa diandalkan. Aku mungkin diomeli hari ini, tapi aku akan dipuji
nanti. Aku ingin mengurus fotonya denganmu.” Ucap Ha Ri
“Lain
kali saja.. Lain kali, mari kita pergi bersama.” Kata Yi Sang. Ha Ri menganguk
setuju dan memberinikan diri masuk ke dalam gedung.
Di dalam
ruangan, Ha Ri hanya bisa tertunduk disamping Nyonya Shim. Tuan Joo mengulang
julukan Ha Ri “Sperm Lady.”dan memberitahu kalau Pimpinan menginginkan
permintaan maaf bahkan sangat khawatir karena keluhan dari para pembaca.
“Terbitkan
permintaan maaf sebagai pengganti kolom editor.” Ucap Tuan Jo. Ha Ri terlihat
bingung.
“Dia
korbannya. Kenapa dia harus meminta maaf?” kata
Nyonya Shim membela. Tuan Joo pikir Ini sudah di luar kendali.
“Dia harus
menjelaskan dan meminta maaf kepada para pembaca. Kata Tuan Joo. Nyonya Shim
pikir Ini masalah pribadinya.
“Aku
menentangnya tersebar luas berkaitan dengan majalah. Aku tidak akan
menyia-nyiakan lembar berharga sebagai permintaan maaf.” Kata Nyonya Shim
“Itu
bukan permintaan maaf biasa! Dia harus minta maaf dengan tulus dan menenangkan
para pembaca. Kenapa kau bodoh sekali?” kata Tuan Joo marah
“Jadi,
aku tahu aku salah. Aku tahu aku mengecewakan para pembaca. Aku sungguh minta
maaf karena merusak kredibilitas majalah dan mencederai perusahaan. Namun, apa
menurutmu permintaan maafku akan membuat pembaca membaca majalah kita lagi?”
tanya Ha Ri
“Aku akan
bertanggung jawab atas kejadian ini.” Kata Ha Ri. Tuan Joo ingin tahu Bagaimana
caranya
“Pertama,
aku akan meminta pembaca kita memahami situasiku.” Ucap Ha Ri. Tuan Joo tak
suka dengan kata "Memahami"
“Nona
Jang... Ini bukan nasihat. Ini perintah. Aku ingin kau menghentikan keluhan
para pembaca kita! Kita tidak mendapatkan iklan karena dirimu.” Ucap Tuan Joo
“Jika
penjualannya menurun, apa aku akan diskors lagi?” tanya Ha Ri. Tuan Joo
menjawab tidak.
“Kali
ini, kau akan dipecat.” Tegas Tuan Jo. Ha Ri dan Nyonya Joo hanya bisa diam
saja.
Ha Ri
bertanya pada Nyonya Shim apa yang harus dilakukan sekarang. Nyonya Shi mengeluh
Ha ri masih bertanya karena Itu bukan tanggung jawabnya dan meminta Ha Ri agar
Cepat putuska apakah akan menulis kolom atau tidak?
“Aku bisa
dipecat. Beri aku waktu untuk memikirkannya.” Kata Ha ri
“Aku
harus membantu suamiku mengurus anak-anak. Pulanglah.” Ucap Nyonya Shim. Ha Ri
pun menganguk mengerti.
“Jangan
memercayai Pak Joo. Dia juga bedebah.” Ucap Nyonya Shim lalu bersikap imut
bertanya pada suaminya Apa demamnya sudah turun saat mengangkat telp.
Sementara
di ruangan, Yeon Joo dkk masih saja menerima telp dan menegaskan kalau tidak
tahu detailnya. Yeon Joo pikir harus menghalangi saja mereka meninggalkan komentar
di situs web. Soo Yoon menjawab itu mustahil
“Kebanyakan
orang hanya menelepon untuk mengutuk kita.” Astaga, kenapa aku harus mendengar mereka
mengutukku? Kita harus menuntut mereka karena memfitnah.” Ucap Hyo Joo kesal
“Mulai
dengan menuntut mereka karena menghalangi bisnis. Aku tidak bisa bekerja karena
mereka. Itu alasan bagus untuk berhenti.” Kata So Yoon.
“Tidak cukup
untuk membuatku berhenti.. Sayang sekali.” kata Hyo Joo.
“Aku akan
pulang sekarang. Jangan bekerja terlalu keras.. Dan maafkan aku... Maaf sudah
membuat kalian menangani masalahku. Aku bilang aku masa depan kalian, tapi
kutarik kembali. Aku tidak mau kalian mengalami ini.” Ucap Ha Ri sedih
“Lupakan
saja. Belikan kami makanan sebelum kamu pergi” ucap Yeon Joo. Ha Ri pun
berjanji akan membeli sesuatu yang lezat.
Akhirnya
Ha Ri menuliskan "Surat Permintaan Maaf" lalu kaget melihat ibunya
pulang, dan bertanya Rambutnya kenapa dan bilang akan pulang besok.Ibunya tiba-tiba
memarahi Ha Ri karena meminta ibunya membelikan cumi-cumi.
“Kau
hanya akan minum! Tahukah kau betapa sulitnya... Ibu jatuh saat mencoba membeli
itu.” Ucap Nyonya Lee. Ha Ri hanya bisa meminta maaf
“Jangan
berkecil hati hanya karena ibu memarahimu. Jangan menyalahkan dirimu atau
merasa telah berbuat salah hanya karena orang-orang mengejekmu. Ibu tahu kau
tidak berbuat salah.” Ucap Nyonya Lee. Ha Ri pun tertunduk diam.
"Dachae
Media"
Tuan Kim
bertemu dengan Nona Jang. Ha Ri melihat sekeliling orang seperti menatapnya.
Tuan kim memastikan kalau Ha Ri sudah menulis permintaan maaf karena Hari ini
tenggatnya. Ha Ri hanya diam saja. Tuan
Kim meminta agar Ha Ri menuliskan permintaan maaf.
“Klien kita
sangat marah. Mereka mungkin menarik iklannya mulai bulan depan.” Kata Tuan Kim
“Jika
menerbitkan permintaan maaf, akankah mereka berubah pikiran?” tanya Ha Ri
“Bertindak
itu penting. Kita harus menunjukkan bahwa kita menyesal dan bekerja dengan baik
dan mereka bisa memercayai kita. Hanya itu cara agar aku bisa meyakinkan
mereka. Lakukanlah yang terbaik untuk semua orang.” Ucap Tuan Kim
“Pak Kim,
kurasa permintaan maafku tidak akan menyelesaikan semuanya. Jika aku mengakui
telah berbuat salah, mereka akan menarik iklannya. Aku tidak melakukan ini untuk
menyelamatkan harga diriku.” Kata Ha Ri
“Apa
setidaknya kau punya solusi untuk ini?” tanya Tuan Kim. Ha Ri membenarkan.
Ha Ri
menuliskan artikel dikomputernya “Aku menderita endometriosis. Ovariumku 40
tahun. Dan kemungkinan aku hamil secara alami kurang dari tujuh persen. Aku
subfertil.”
Eu Ddeum
pergi ke toko buku lalu menumpuk majalah my baby dan ikut membaca artikel yang
ditulis Ha Ri "Tidak bolehkah aku
punya anak tanpa menikah?" Saat itu Ha Ri sudah keluar dari rumah dan terlihat
gugup menatap gedung kantornya.
“Aku
subfertil... Usiaku 39 tahun. Dan aku lajang... Kecintaanku pada bayi mencegahku
berhenti bekerja di perusahaan majalah bayi. Seperti itulah aku.”
“Saat usiaku
nyaris menginjak 40 tahun, aku mendapati diriku di persimpangan di mana aku
mungkin harus merelakan kemungkinan menikah dan hamil. Itu sungguh membuatku
ingin punya anak.”
“Dokterku
bilang aku harus hamil dalam enam bulan. Dan aku merasa masa hidupku hanya selama
itu. Selama masa pertumbuhan, aku selalu menjadi murid yang patuh.”
Di rumah,
Ibu Ha Ri membaca majalan Ha Ri, sementara Yi Sang membaca dalam ruangan
kerjanya dan Jae Young juga membaca dikliniknya.
“Jadi,
aku memilih untuk mendengarkan dokterku. Jika kalian tanya kenapa bertindak
sejauh ini demi punya anak, aku sungguh tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku
hanya menyukai bayi, dan aku ingin menjadi seorang ibu.”
“Bagaimana
lagi harus kujelaskan? Aku tidak tahu apa yang benar dan salah. Aku hanya
merasa usahaku akan menjadi proses untuk menemukan jawaban yang tepat. Aku
ingin berbagi ceritaku dengan kalian setiap bulan. dan menemukan jawabannya
bersama.
"Tidak
bolehkah aku punya anak tanpa menikah?"
Yi Sang
terdiam melihat tulisan Ha Ri lalu menatap ke sebuah gedung "Dokter Moon,
Urologi" Dokter Moon melihat Yi sang bertanya alasan datang. Yi Sang
bertanya Adakah cara baginya untuk punya anak.
Bersambung
ke episode 7
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar