PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ha Ri
akhirnya dibawa keluar dari restoran, beberapa wartawan sudah menunggu dan
langsung bertanya “Bagaimana perasaan Anda sekarang. Berkomentarlah. Kami dari
acara TV berjudul "Unbelievable Incidents".’Ha Ri mencoba menutup
wajahnya mengaku Tidak ada yang bisa dikatakan.
“Kenapa
Anda bersamanya?” tanya wartawan. Ha Ri mengaku merasa difitnah.
“Beri
tahu kami kenapa Anda merasa difitnah.” Ucap Wartawan. Ha Ri akhirnya dibawa
masuk ke dalam mobil.
“Pak, aku
sangat takut. Aku takut dia mungkin terlibat semacam sindikat kejahatan. Aku ke
sana untuk melakukan tugasku sebagai jurnalis. Lihat, tanganku gemetar. Ucap Ha
Ri memberikan pernyataan dikantor polisi.
“Aku
tidak cukup berani untuk melanggar hukum. Tingkat penangkapan Anda pasti
tinggi.” Ucap Ha Ri melihat polisi yang tak bergeming.
“Jalanilah
hidup yang normal.” Kata Polisi. Ha Ri bertanya Apa itu hidup yang normal?
“Patuhi
hukum dan hiduplah seperti orang lain.” Ucap Polisi. Ha Ri pikir itu pasti
harus mematuhi hukum.
“Tapi
terkadang, hukum tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang.”kata Ha Ri
“Nona
Jang, jika terus membantah, penyelidikan akan lebih lama.” Ucap Polisi. Ha Ri
mengaku tidak membantah.
Saat itu
Jae Young datang dengan mebawa anaknya lalu memberikan kartu namanya. Polisi
melihat "Universitas Hanguk, Fakultas Kedokteran, Yoon Jae Young"
Jaae Young pun memperkenalkan diri kalau datang untuk menjamin identitasnya.
“Apa Anda
pengacara?” tanya Polisi. Jae Young mengakubukan tapi dokter anak.
“Apa Kau
mengatakan sesuatu kepadanya?” tanya Jae Young ada Ha Ri. Polis pun memastikan
di komputernya terlihat "Rumah Sakit Universitas Hanguk, Yoon Jae
Young"
“Anda
memang dokter anak di RS Universitas Hanguk. Tapi Anda yang menghubungi bedebah
itu dari komunitas daring untuk pasien mandul. Jujurlah dan katakan padaku
kenapa Anda menghubunginya.” Ucap Polisi
“Seperti
kataku...” ucap Ha Ri yang langsung disela oleh Jae Young.
“Aku
membuktikan bahwa aku dokter, tapi aku tidak punya bukti bahwa Anda polisi. Dia
berada di tempat pertukaran yang merupakan bukti tidak langsung. Tapi alih-alih
meminta pernyataan saksi darinya, Anda menanyainya seakan-akan dia pelakunya.”
Kata Jae Young membela
“Apa Kau
memberinya uang?” tanya Jae Young. Ha Ri pikir lebih suka membantu orang yang
berkekurangan.
“Coba
Dengar.. Dia wanita yang penasaran dengan kecenderungan untuk bertindak, bukan
orang yang terlibat dalam perbuatan terlarang. Bukankah kau menerima banyak
hadiah karena bersikap baik saat kecil?” kata Jae Young menyakinkan.
“Ya, aku
memimpin klub sukarelawan.” Ucap Ha Ri. Polisi pikir Penipu pada dasarnya juga
orang baik.
“Anda
mungkin harus menyelidiki untuk tahu tentangnya, tapi aku sudah terlalu
mengenalnya. Itu sebabnya aku menjaminnya.” Kata Jae Young
“Apa Anda
yakin sedang bekerja dengan menyamar?” tanya Polisi. Ha Ri membenarkan.
“Tidak
ada transaksi uang dan aku menjaminnya.Jadi Bolehkah kami pergi sekarang?” ucap
Jae Young
“Identitasnya
sudah dijamin, jadi, Anda boleh pergi.” kata Polisi. Jae Young pun mengajak Ha
Ri untuk segera pergi.
Jae Young
berjalan di lorong mengeluh Ha Ri yang bersikap angkuh. Ha Ri mengaku tidak
berbuat salah. Jae Young pikir Ha Ri tidak tahu malu menurutnya Ha Ri itu tidak
mahir dalam banyak hal, tapi bohong ada di urutan teratas.
“Apa
maksudmu kau jurnalis yang menyamar? Apa yang akan kamu lakukan dengan bedebah
penjual sperma itu?” keluh Jae Young
“Aku akan
punya bayi.” Akui Ha Ri. Jae Young tak percaya Dengan pemuda berusia 24 tahun
“Kalau
Katakan kau mencintainya dan aku akan membunuhmu.” Ucap Jae Young marah. Ha Ri
mengaku Bukan begitu.
“Dia
menawarkan spermanya. Tapi seharga 10.000 dolar. Terdengar seperti penipuan,
bukan?” kata Ha Ri
“Apa Kau
berniat membeli spermanya?” teriak Jae Young. Ha Ri meminta Jae Young jangan berisik karena Do Ah sudah tidur.
“Ini
kegilaan jenis baru, bahkan untukmu. Apa tidak bisa menikah menjadikanmu gila?”
keluh Jae Young
“Aku
ingin punya anak tanpa menikah. Lupakan saja... Kau tidak akan mengerti, dan
aku tidak mengharapkan kau mengerti.” Ucap Ha Ri tak ingin menjelaskan
keadaanya. Jae Young pikir Ha Ri memang sudah gila.
“Aku tahu
itu memiliki banyak masalah etis. Tapi bukankah aneh bahwa hanya kehamilan
pasangan suami istri yang dipandang etis? Sperma tidak bisa didonasikan untuk
wanita lajang.” Ucap Ha Ri
“Jadi,
apa kau memikirkan cara untuk menyelesaikannya sendiri?” ucap Jae Young. Ha Ri
mengaku sudah menelitinya.
“Aku
tidak tahu apa yang harus kulakukan denganmu.” Kata Jae Young. Ha Ri mengaku
tidak berniat melanggar hukum untuk hamil.
“Aku tahu
seharusnya aku tidak memikirkannya, dan aku minta maaf.” Ucap Ha Ri
“Apa Kau
tidak menyesal karena menginginkan bayi sendirian? Aku mengerti kenapa kamu
tidak ingin menikah dan kamu menyukai anak-anak. Tapi tidak bisakah kamu
menikah, punya anak, dan hidup dengan normal saja?” kata Jae Young
“Aku
melakukan ini untuk memiliki kehidupan normal. Usiaku 39 tahun. Aku masih
berharap bisa bertemu pria impianku begitu aku melangkah keluar dari pintu itu.
Tapi kenyataannya, aku disebut wanita tua.”akui Ha Ri sedih
“Aku
tidak tahu yang termasuk normal atau biasa, tapi aku tidak mau melepas impianku
karena orang-orang bisa merendahkanku. Haruskah aku puas dan hidup dengan apa
yang kehidupan berikan padaku? 39 tahun terlalu muda untuk itu.” Kata Ha Ri
melangkah pergi.
Jae Young
hanya bisa menghelaf nafas panjang. Ha Ri kembali datang membuka jaket
memberikan pada Do Ah sambil mengeluh karena membawa keluar tanpa selimut karena mungkin
kedinginan.
Di ruanga
studio, seorang anak mengeluh kalau kalau menginginkan milik temanya karen
Miliknya lebih besar. Yi Sang menahan diri merasa kalau mereka punya sama. Tapi
si anak tak mau tahu kalau punya temanya lebih besar.
Keduanya
akhirnya saling bertengkar dengan saling melempar es krim. Keduanya orang tua
dan staff pun mencoba merelainya. Yi Sang hanya bisa menghela nafas panjang dan
mendengar suara bayi menangis dari kereta dorong.
Akhirnya
Yi Sang mengendongnya, tapi bingung menenangkanya. Para pegawai mencoba
menghindar mengaku tak bisa merawat bayi. Yi Sang bingung bagimana cara
menenangkan tangisan bayi, sampai akhirnya melihat sosok Ha Ri masuk ruangan.
Akhirnya
Yi Sang memberikan bayinya pada Ha Ri. Ha Ri pun mengendong dengan sangat
telaten lalu memberitahu Jika bayi itu
menangis,maka hanya perlu menggoyangkannya dengan lembut. Yi sang menatap Ha Ri
terkesima seperti tak percaya ada orang yang bisa menenangkan seorang bayi.
“Seakan-akan
dia datang menyelamatkan.” Gumam Yi Sang bahagia.
Akhirnya
pemotretan kembali dilakukan, Ha Ri bisa mengalihkan dua anak untuk makan es
krim. Yi Sang pun tersenyum puas karena pekerjaan jadi lancar. Setelah selesai
kerja Yi Sang mengajak Ha Ri makan lalu menuangkannya. Ha Ri hanya menatapnya.
“Apa? Aku
akan membeli bir.” Ucap Yi sang. Ha Ri mengaku bukan itu.
“Apa aku
membeli makanan juga?” kata Yi Sang. Ha Ri akhirnya bukan itu juga dan masih
terus menatapnya.
“Terima
kasih sudah membantu pemotretan.” Kata Yi Sang. Ha Ri pun membenarkan ucapanya
akhirnya minum bersama Yi Sang.
“Kenapa
kau membenci anak-anak?” tanya Ha Ri. Yi Sang pikir Tidak semua orang harus menyukai anak-anak.
“Aku
hanya ingin tahu apa ada alasan tertentu.” Ucap Ha Ri. Yi Sang menjawab Tidak
ada.
“Bagaimana
jika kau butuh bantuan dengan anak-anak seperti hari ini? Aku tidak bisa selalu
datang menyelamatkanmu. Bagaimana jika kau berlatih sambil bekerja dengan
kami?” ucap Ha Ri
“Apa
latihan akan menyempurnakan?”tanya Yi Sang tak yakin. Ha Ri yakin iu bisa
“Cari
sesuatu untuk disayangi, dan kau akan menyayangi orang itu. Mencoba menyukai
seseorang akan menjadikannya sungguhan. Mungkin faktor utamanya adalah
kebencianmu pada anak-anak.” Ucap Ha RI
“Apa Kau
menginginkanku?” tanya Yi Sang. Ha Ri bertanya balik apakah Jawabannya akan mengubah pikirannya.
“Tidak.”
Ucap Yi Sang. Ha Ri merasa sudah menduganya dan meminta izin agar bisa
mengajukan pertanyaan pribadi
“Apa aku
ingin melajang karena membenci anak-anak?” tanya Ha Ri. Yi Sung kaget Ha Ri
bisa mengetahuinya.
“Kau
mengarah ke sana. Sepertinya kau sering ditanyai tentang ini.” Ucap Ha Ri. Yi
Sang pikir Ha Ri bisa mengangap seperti itu.
“Bagaimana
jika kau bertemu orang yang kau cintai? Bagaimana jika ada kehamilan yang tidak
terduga?” ucap Ha Ri
“Itu
tidak akan terjadi. Aku mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi dinding yang
kumiliki cukup tebal.” Kata Yi Sang yakin
“Jadi,
Apa kamu tidak pernah ingin menjadi ayah?” tanya Ha Ri. Yi sang menegaskanTidak
pernah sekali pun. Ha Ri pun hanya bisa diam saja.
Ha Ri
membuka lemari pakaian dan bingung Di mana semua pakaiannya, lalu mencari
ditumpukan pakain kotor dan mengeluh Kapan kali terakhir Ibu mencuci pakaian.
Ia pun menemukan jasnya tapi ada baju yang tersenyum didalamnya.
“Apa
semua ini? Dasar... Jae Young, habislah kau” ucap Ha Ri akhirnya turun ke
lantai bawah.
“Apa Kau
mau pergi?” tanya Ibunya. Ha Ri menjawab tidak dan saat itu Jae Young baru
keluar dan Ha Ri langsung memberikan tendangan pada leher Jae Young sebagia
pelajaran.
“Aku bisa
menggunakan kemampuan bela diriku.” Ucap Ha Ri marah. Nyonya Lee heran Ha Ri
sudah menghajarnya pagi-pagi
“Aku
harus memberi pelajaran pada bedebah ini. Dasar bedebah gila. Beraninya kamu
menaruh pakaian kotormu di keranjangku? Aku tahu kau menggeledah barangku. Apa
yang kau curi?” ucap Ha Ri marah
“Kukira
kau akan melakukan itu untukku. Aku membantumu dengan proyek penyamaranmu. Apa
Kau pikir itu mudah?” ucap Jae Young. Ha Ri panik langsun menutup mulut
temanya.
“Beraninya
kau mengayunkan kaki kecil menjijikkan itu?” kata Jae Young. Ha Ri pun bersikap
baik dengan rapihkan baju Jae Young.
“Kau
seharusnya bilang jika ada baju kotor. Aku akan mencucinya untukmu. Kau bilang
akan mencucinya sendiri. Masukkan saja ke keranjang.” Ucap Ha Ri dan mengajak
untuk sarapan. Jae Young pun menganguk setuju.
“Haruskah
aku memindahkan pakaian kotorku dari keranjang?” kata Jae Young. Ha Ri
menatakan Tinggalkan saja karena itu tak masalah.
“ Aku
akan mencucinya untukmu... Dasar bedebah gila.” Ucap Ha Ri. Jae Young ingin
mengadu tapi Ha Ri kembali menahanya.
Ha Ri
naik lift tak sengaja bertemu dengan Eu Ddeum. Eu Ddeum dengan sikapnya
bertanya apakah Bibi sudah sarapan. Ha Ri menahan malu mengaku sudah. Beberapa pegawai turun menahan
tawa. Ha Ri pun berusaha untuk tenang dan lift kembali bergerak.
“Bibi..
Apa Makan siang di kantin hari ini?” tanya Eu Ddeum. Ha Ri menjawab itu pasti
dengan menahan amarah. Beberapa pegawai pun turun dengan menahan tawa.
“Benar.
Bibi. Kita ada makan malam bersama malam ini. Kamu akan ikut, bukan?” tanya Eu
Ddeum
“Entahlah.”
Kata Ha Ri. Eu Ddeum mengartikan Ha Ri akan ikut. Eu Ddeum pun menyapa pegawai
yang baru keluar lift. Dan lift pun kosong.
“Benar.
Bibi, kau...”ucap Eu Ddeum dan Ha Ri
langsung menyerang dengan menekan bagian leher. Eu Ddeum kaget melihat
sikap Ha Ri
“Eu
Ddeum. Tidak ada bibi di kantor. Jadi Hanya ada bos, bos, dan bos.
Mengerti?”tegas Ha Ri. Eu Ddeum mengerti dengan wajah ketakutan.
Ha Ri pun
akhirnya keluar lift, Eun Ddeum tak percaya dengan sikap Ha Ri yang sungguh
menakutkan.
Mereka
makan bersama di sebuah restoran. Eu Ddeum tiba-tiba melihat ke arah TV dengan
judul "Kenapa dia menemui penipu donor sperma?" allu berkomentar
mirip dengan Ha Ri walaupun wajahnya diblur. Ha Ri panik mengacak-ngacak
rambutnya lalu mencoba meyangkalnya.
“Wanita ini
mengaku hanya penasaran. Dia lajang. Selain itu, dia wartawan di sebuah
majalah. Dia menyatakan sedang melakukan penyelidikan rahasia. Namun, temuan
kami menunjukkan bahwa majalah itu tidak melakukan penyelidikan rahasia.”ucap
MC ditv
Video
kembali memperlihatkan Ha Ri yang mengaku Ini tidak adil dan hanya
menghubunginya karena penasaran karena bilang spermanya unggul, bahkan tidak
membelinya dan tidak sempat melihatnya.
“Bagaimana
bisa itu aku? Itu tidak masuk akal.” Ucap Ha Ri mencoba menyangkalnya.
“Ya.
Memar di dahimu. Itu sama.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri pun berpura-pura sakit perut
sambil mematikan TV. Diam-diam Yi Sang mendengarnya dengan tatapan curiga.
Ha Ri
pulang kerumah, Ibunya sudah menunggu dan menyuruh masuk. Ha Ri mencoba
menghindar tapi tatapan ibunya menakutkan. Nyonya Lee tak percaya anaknya
mencoba membeli apa secara ilegal dan berpikir
hidup terlalu membosankan dan mau dipenjara
“Bibi.
Anda harus mendengarkannya sebelum memukulnya. Dia menyamar. Anda tahu
bagaimana wartawan masuk diam-diam dan menyelidiki cerita. Dia luar biasa.”
Ucap Jae Young keluar dari kamar.
“Benarkah?
Sungguh?” kata Nyonya Lee. Jae Young menyakinkan kalau memang benar.
“Wajahmu
mengatakan sebaliknya. Beri tahu ibu yang sebenarnya. Apa kau mencoba membeli
sperma? Untuk apa kau membeli sperma?” kata Nyonya Lee marah
“Ibu...
Aku berpikir untuk mendapatkan donor sperma dan punya anak. Maaf karena membuat
Ibu kesal, tapi aku tidak akan menikah. Menikah tidak menjamin kebahagiaan.
Ibu, aku...”ucap Ha Ri
“Apa Kau
akan punya anak sendirian tanpa menikah? Apa Kau ingin menjadi ibu tunggal? Apa
Kau tahu betapa sulitnya membesarkan anak sendirian? Apa kau sudah gila?” kata
Nyonya Lee marah
“Ibu
membesarkanmu sendirian, jadi, ibu sedih melihat ibu tunggal. Tapi orang tidak
mengerti kenapa kamu melakukannya sendiri Bahkan jika mereka melihat ibu
tunggal lewat, mereka mengkritiknya dan mengatakan dia tangguh dan bernasib
sial. Sudah cukup buruk ibu harus mendengarnya. Kenapa kamu mau?” kata Nyonya
Lee
“Kalau
begitu, haruskah aku hidup sendirian selama sisa hidupku? Jika aku tidak
menikah? Jika Ibu tiada? Haruskah aku hidup hanya demi diriku? Ibu bilang kau
hidup untukku. Haruskah aku hidup sendirian tanpa keluarga, hidup hanya demi
diriku, lalu mati sendirian? Aku juga ingin hidup untuk seseorang.” Ucap Ha Ri
ikut marah
“Dasar
wanita gila... Kau melihat bagaimana hidup ibu. Bagaimana bisa kau berpikir
untuk punya anak sendirian? Kau harus berpikir untuk menikah dengan bahagia!”
tegas Ibu Ha Ri
“ Ibu
membesarkanku tanpa seorang suami...Tidak. Keadaannya sulit bahkan saat Ayah
ada. Aku tumbuh melihat Ibu dan Ayah selalu bertengkar. Ibu hanya
memperlihatkan padaku bahwa pernikahan membuatmu sedih.” Ucap Ha Ri
“Kenapa
memintaku berbuat sesuatu yang Ibu tidak bisa?” keluh Ha Ri
“Jadi apa
itu Salah ibu kau belum menikah? Apa ibu menyuruhmu belajar dari ibu? Kenapa
ibu yang salah karena hidupmu berantakan?” kata Nyonay Lee
“Kenapa
hidupku berantakan? Apakah berantakan jika tidak menikah kalau-kalau aku
berakhir menjadi seperti Ibu?” kata Ha Ri
“Ha Ri...
Sudah cukup...Bibi. Tenanglah. Mari kita bicarakan besok.” Ucap Jae Young
Nyonya
Lee tak bisa menahan emosinya menyuruh Ha Ri untuk segera keluar dan
memperingatakn Jangan belajar dari ibu dan menghancurkan hidupnya, karena Ha Ri
pintar, jadi, keluarlah dan hiduplah sesukanya.
Ha Ri
akhirnya keluar sandal yang dipakai baikan naik ke betisnya. Akhirnya ia
berjalan keluar rumah seperti tanpa tujuan, lalu saat menyebrang seseorang
menghalangi kepalanya agar tak menabrak truk yang sedang terparkir.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Yi Sang. Ha Ri mengangguk lalu berjalan pergi tapi
akhirnya langsung berjongkok dan menangis.
“Jangan
menangis.”ucap Yi Sang panik. Ha Ri masih terus menangis akhirnya menepuk bahu
Ha Ri. Ha Ri bingung dengan yang dilakukan Yi Sang padanya.
“Kau
bilang ini yang harus kulakukan saat seseorang menangis.” Ucap Yi Sang
“Aku
bukan anak kecil.” Ucap Ha Ri, Tapi Yi Sang pikir Ha Ri terlihat begitu
sekarang.
Ha Ri
duduk ditaman, Yi Sang terlihat gugup memberikan minum. Ha Ri akhirnya
mengucapkan Terima kasih dan meminta Tolong jangan tanya apa yang terjadi. Yi
Sang merasa tidak berniat melakukannya dan menurutnya mungkin ini terlalu
memalukan untuk Ha Ri.
“Aku
sangat menyedihkan. Usiaku hampir 40 tahun, tapi aku masih kekanak-kanakan.”
Ucap Ha Ri
“Kau
baik-baik saja selama kau tidak berlari keluar setelah dimarahi ibumu. Usiaku
41 tahun. Tapi aku masih tidak tahu bagaimana menjadi orang dewasa. Tubuhku
terus menua, tapi hatiku masih muda.” Akui Yi Sang
“Saat
melihat sesuatu yang bagus, aku ingin memilikinya. Saat seseorang
menyinggungku, aku marah. Saat mengalami kerugian, aku sedih. Aku masih
merasakan semua hal yang kurasakan saat kecil. Jadi, aku tidak paham apa
bedanya berusia 40 tahun.” Kata Yi Sang
“Tidak
ada bagusnya menua. Tapi jika harus memilih, kurasa satu-satunya hal baik
adalah aku lebih pandai menilai karakter. Sekalipun kau wanita aneh di TV itu,
aku yakin kau orang yang baik.” Ucap Yi Sang. Ha Ri seperti terpana dengan
ucapan Yi Sang.
Saat itu
Jae Young datang mengeluh Ha Ri Sedang
apa di luar sini setelah bertengkar dengan ibunya. Ha Ri panik menyangkal tidak
bertengkar dengan ibunya. Jae Young pun menyapa Yi Sang karena bertemu lagi. Yi
Sang pun melambaikan tangan.
“Kamu
tidak perlu datang mencariku. Aku baru mau pulang.” Keluh Ha Ri
“Kenapa
kamu memakai sandalku? Harganya mahal. Itu favoritku. Cepat pakai sepatumu.”
Ucap Jae Young akan memasangkan untuk Ha Ri
“Apa yang
kamu lakukan?” ucap Ha Ri. Jae Young tersadar lau menyuruh Ha Ri cepat menganti
dan bisa pulang. Yi Sang melihatnya seperti tak percaya.
“Kami
tinggal bersama.” Kata Jae Young. Ha Ri mengeluh dengan ucapan Jae Young.
Akhirnya Jae Young pun menarik Ha Ri untuk segera pergi.
“Kenapa
kau berisik sekali?” keluh Ha Ri. Jae Young mengaku tidak berisik. Yi Sang
melihat keduanya yang pergi seperti tak percaya kalau keduanya yang tinggal
bersama.
“Aku
orang paling pendiam di dunia. Sulit kupercaya kau bicara dengan pria setelah
berlari begitu.” Ejek Jae Young
“Haruskah
kau mengatakannya seperti itu? Aku sudah muak hari ini. Mari berjalan pulang
dengan tenang.” Kata Ha Ri
“Aku
tidak sedang menyindir. Tapi Jangan memedulikan perkataan orang lain. Aku hanya
mengatakan kau harus melakukan apa yang kamu inginkan apa pun pendapat orang
lain.” Kata Jae Young terlihat dewasa.
“Ada apa
denganmu? Sampai jumpa.” Ucap Ha Ri akan masuk kedalam rumah.
“Aku
berhenti bekerja di rumah sakit.” Akui Jae Young. Ha RI pikir Tapi masih ada
sisa waktu sampai cutinya usai.
“Kukira
kau ingin menjadi profesor.” Ucap Ha Ri. Jae Young pikir tidak akan punya waktu mengajar, merawat
pasien, dan menulis tesis.
“Aku
kesal sekali karena aku tidak bisa melakukan keinginanku. Tapi apa yang bisa
kulakukan? Aku harus bertahan hidup. Bagaimana tepatnya? Aku akan membuka rumah
sakit dengan uang penjualan apartemenku. Karena itu aku pindah ke rumahmu.”
Jelas Jae Young
“ Aku
menyia-nyiakan hidupku setelah hanya ditinggalkan dengan Do Ah. Tapi anehnya,
aku mendapati diriku mendapatkan kekuatan darinya. Aku tahu sulit bagiku untuk
memahamimu sepenuhnya.” Ucap Jae Young
“ Tapi
jika kau membutuhkan seseorang, dan kau ingin bayi, aku mengerti. Aku juga
seorang ayah. Dan kau mungkin berusaha sebaik mungkin untuk bertahan sepertiku”
kata Jae Young
“Aku akan
menerbitkan wawancara tentang rumah sakitmu untuk menyelamati pembukaan
perdanamu. Itu akan menjadi satu seri. Kau bisa memberi konsultasi medis.” Kata
Ha Ri.
“Tentu
saja... Tapi tunggu sebentar. Akan kulakukan jika kau mengizinkan Do Ah
berpartisipasi.” Ucap JaeYounbg
“Pak
Yoon... Tidak semua orang menganggap Do Ah menggemaskan.” Ucap Ha Ri
“Apa
maksudmu? Dia mirip denganku.” Kata Jae Young bangga. Ha Ri pikir itu
kekuranganya dan menyuruh agar segera pulang saja.
Ha Ri
dalam ruangan melihat tatapan Nyonya Shim yang menakukan akhirnya meminta izin
kalau akan melakukan wawancara. Nyonya Shim menahannya menurutnya Ha Ri Ada
yang ingin disampaikan kepadanya. Ha Ri mengaku tak ada.
“Masuklah
ke ruang rapat.” Ucap Nyonya Shim menarik ke dalam ruangan. Ha Ri mencoba
menahanya.
“Hei..
Kau belum memotret iklan probiotik, bukan? Mereka ingin dokter merekomendasikan
produk itu. Kau mengenal seorang dokter anak, bukan?” kata Tuan Kim yang
tiba-tiba datang.
“Ya,
tentu saja. Aku kenal dokter anak yang sangat baik. Aku akan membawanya.” Ucap
Ha Ri dan bergegas pergi.
“Kenapa
kau tidak menelepon saja? Apa dia lebih suka bertemu langsung?” kata Tuan Kim.
Nyonya Shim yang kesal meminta agar Jangan tanya.
Jae Young
akhirnya bersiap dengan baju dokternya, Tuan Nam memint Seung Ho agar memanggil
dokternya. Seung Ho pun memanggil Jae Young kalau akan melakukan pemotretan.
Jae Young pun sudah bersiap dibelakang layar.
“Katakan
yang sebenarnya. Kau wanita yang mencoba membeli sperma itu, bukan?” ucap Yeon
Ho duduk disamping Ha Ri. Ha Ri pun menyangkalnya.
“Kau
wanita avonturir. Apa Kau akan terus mencari sperma seseorang? Kenapa kau tidak
tidur saja dengan seseorang?” kata Yeon Ho
“Maka
semuanya akan menjadi terlalu rumit. Akan menjadi masalah meski pria itu
menawarkan menjadi ayah. Jika aku melahirkan anak tanpa memberitahunya, maka
aku mungkin akan masuk ke neraka. Itu melanggar etika moral.” Jelas Ha Ri
“Aku
hanya ingin mendapatkan sperma seseorang dengan persetujuannya dan punya anak.”
Tegas Ha Ri
“Apa?
Seperti di film Hollywood? Mereka memilikinya dari rekan kerja atau teman yang
mabuk.” ucap Yeon Ho
“Aku
tidak mengenal satu pun pria.”kata Ha Ri lalu tiba-tiba menatap tiga pria yang
ada didepanya.
Yi Sang,
Jae Young dan Eu Ddeum berdiri dan siap mengambil gambar. Ha Ri pun seperti akan memilih tiga pria yang
mungkin mau tidur dengannya agar bisa memiliki anak.
Bersambung
ke Episode 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar