PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 25 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
"Studio Jambi"
Yi Sang, Jae Young dan Eu Ddeum berpose dengan memegang produk. Eu Ddeum bertanya Berapa lama mereka harus melakukan ini, karena Wajahnya kram. Ha Ri menatap tiga pria layaknya seorang model yang kemungkinan jadi ayah bayinya.
“Jangan melihat ke arahnya. Tatapan matanya memberitahuku bahwa sebuah ide gila terbentuk  di dalam kepalanya.” Bisik Jae Young. Yi Sang diam-diam mendengarnya.
“Lihat dia sekarang dan kalian  akan mendapat masalah.” Kata Jae Young. Yi Sang bertanya Kenapa mereka akan mendapat masalah?
“Tidak ada zona aman di dekat Jang Ha Ri.” Kata Jae Young. Eu Ddeum pikir tidak berbuat salah tapi agak takut.
“Karena kau merasa baik-baik saja, kenapa tidak menghadapinya?” ucap Jae Young menantang. Yi Sang pun akan mencobanya.
“Aku harus pergi sebelum dia bicara denganku.” Kata Yi Sang lalu berjalan pergi. Eu Ddeum pun ikut pergi mengindari Ha Ri.
Ha Ri terus menatap tiga pria yang ada disekelilingnya. Tuan Nam meminta mereka akan memulai pemotretan sekarang dan menyuruh Jae Young agar relax dan menurunkan bahunya lalu lihat ke lensa kamera. Ha Ri terus menatap kearah teman masa kecilnya. 
“Yoon Jae Young. Dia mungkin terdengar kasar, tapi kepribadiannya baik. Jika bayiku mewarisi sifatnya, dia akan pintar... Ahh.. Tidak. Dia seperti kakakku sendiri.” Gumam Ha Ri lalu menatap ke arah Yi sang
“Han Yi Sang.... Kepribadiannya terlihat buruk, tapi terkadang dia juga baik. Aku menyukai rasa penasarannya dan betapa menantangnya dirinya... Tidak, aku tidak akan bisa memberitahunya.” Ucap Ha Ri lalu melihat Eu Ddeum sedang menyusun rencana dipapan tulis.
“Choi Kang Eu Ddeum... Ada apa dengannya?” keluh Ha Ri merasa tak mungkin dengan anak kecil 




Pemotretan akhirnya selesai, Ha Ri melihat tiga pria yang akan pergi dan bergegas pergi. Tuan Nam bingung Ha Ri yang malah pergi meninggalkanya. Tiga pria menaiki tangga, Ha Ri menahanya sambil bertanya mereka  bertiga mau ke mana
“Aku harus pulang dan mengurus Do Ah. Ibumu mungkin kesulitan.” Ucap Jae Ryoung
“Aku akan memberi tahu Pak Kim bahwa pemotretan berjalan lancar.” Kata Eu Ddeum.
“Aku ada pemotretan setelah makan siang. Mau bilang apa?” kata Yi Sang
“Biarkan aku mentraktirmu makan siang.” Kata Ha Ri. Jae Young pikir itu bagus jadi mereka bisa makan bersama dan akan melangkah pergi.
“Kalian mau ke mana? Ibuku luang sepanjang sore.” Ucap Ha Ri. Jae Young mengeluh dengan sikap temanya
“Dia tidak bisa mengawasi Do Ah seharian. Dia akan kelelahan.” Kata Jae Young mencoba menghindar.
“Jangan menyuruhnya memasak untukmu. Makan sianglah denganku.” Kata Ha Ri
“Dia benar. Kalian bertiga bisa mengobrol dan bersenang-senang bersama.” Kata Eun Ddeum mencoba untuk pergi
“Eu Ddeum, sebaiknya kamu ikut dengan kami. Pak Kim pergi menemui klien.” Ucap Ha Ri
“Dia mungkin sudah kembali sekarang.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri mengaku Pagi ini, mendengar dia berkata dengan sangat lantang bahwa dia ada pertemuan makan siang dengan klien.


Flash Back
Tuan Kim memberitahu Eu Ddeum kalau punya pertemuan makan siang dengan klien jadi akan kembali agak terlambat. Eu Ddeum tak mendengarnya akhirnya Tuan Kim pun berteriak dan Ha Ri sedang ada disana.
“Aku akan kembali setelah makan siang. Aku akan makan siang di luar. Aku akan kembali terlambat.” Teriak Tuan Kim

Ha Ri pun mengajak semua pergi dan Eun Ddeum tak bisa menolaknya. Jae Young meminta mereka Bersiaplah dan menyakiankan kalau akan baik-baik saja. Sesampai di cafe, paman melihat Ha Ri membawa tiga pria ingin tahu  Apa yang terjadi.
“Apa kau memilih calon suamimu? Coba kulihat... Aku memilih... Aku akan mengirimkan pesan. Semoga berhasil.” Bisik si paman lalu bergegas pergi.
“Kenapa tidak ada yang duduk di sampingku?” tanya Ha Ri. Jae Young menjawab Saat ini, mereka di pihak yang sama.
“Kenapa kamu tiba-tiba ingin makan bersama kami?” tanya Jae Young. Ha Ri pikir mereka harus berteman.
“Kalian bertiga saling mengenal, jadi, kupikir kita harus membawa pertemanan itu ke tingkat lain.” Kata Ha Ri
“Kurasa kami takut tanpa alasan. Kami menjadi akrab karena takut padamu.” Ucap Eu Ddeum
“Kau tidak kenal takut.” Komentar Jae Young. Yi Sang berkomentar  Itu karena Eu Ddeum masih muda jadi tidak tahu yang akan terjadi.
“Apa aku menakutkan?” tanya Ha Ri. Jae Young menyuruh Ha Ri  Bercerminlah dan lihat matanya karena Matanya sangat menakutkan.
“Begini.. Setelah lebih tua, aku sadar teman-temanku berharga. Mari sering berkumpul seperti ini, makin akrab, dan saling memeriksa status kesehatan.”ucap Ha Ri
“Dengan begitu, Eu Ddeum... Kau terlihat cukup sehat bagiku. Apa itu keturunan keluarga? Aku ragu keluargamu punya masalah medis.” Ucap Ha Ri
“Tidak ada anggota keluargaku yang sakit.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri menganguk mengerti.
“Sementara itu, tubuhku tidak seperti dahulu. Mereka bilang kekuatan tubuhmu mulai menurun begitu kau mencapai usia 40 tahun. Pasti itu yang terjadi padaku. Kadang badanku sakit. Benar, bukan?” akui Ha Ri pada Yi Sang.
“Aku tidak seperti itu.” Kata Yi Sang. Ha Ri bertanya apakah Tidak ada penyakit dalam. Yi Sang menjawab tidak.
“Begitu rupanya. Itu bagus. Kita di usia di mana kesehatan merupakan topik sensitif bagi kita. Pengar tidak pulih sampai sore berikutnya dan butuh dua hari untuk pulih dari bergadang.” Ucap Ha Ri
“Jadi, sebelum mengalami sesuatu yang buruk, kita harus memeriksakan kesehatan setidaknya dua kali sehari.” Kata Ha Ri
“ Dokter di dalam diriku bilang kau punya masalah hati. Kamu tidak boleh mengambil sebagian milikku. Ini Sudah mengeras karena aku minum.” Kata  Jae Young
“Kau tersingkir.”Kata Ha Ri. Jae Young langsung menjerit bahagia.  Eu Ddeum berkomentar keduanya seperti kakak adik sungguhan.
“Sudah berapa lama kalian berteman?” kata Eu Ddeum. Ha Ri mengeluh kalau itu sejak di dalam kandungan.

 “Ibu kami berteman.” Ucap Ha Ri. Eu Ddeum mengejek kalau keduanya seperti anak SD.
“Kau orang yang sopan, bukan? Kau baru saja mengejek kami sambil tersenyum.” Keluh Jae Young
“Kukira kalian sepupu. Kau adalah Putri bibinya.” Kata Yi Sang.Ha Ri tak percaya kalau dianggap sepupu.
“Aku temannya. Pacarnya.” Kata Jae Young bangga. Eu Ddeum tak percaya kalau Jae Young adalah pacar Ha Ri.
“Bukan, teman laki-laki. Jangan mencampuradukkan keduanya.”tegas Ha Ri
“Lalu kenapa kalian tinggal bersama?” tanya Yi Sang. Ha Ri ingin menjelaskan alasan tapi Jae Young lebih dulu bicara.
“Siapa bilang tidak boleh? Terutama saat kami seakrab ini?” ucap Jae Young bangga
“Ya, kamu cukup akrab untuk dipukul.” Balas Ha Ri kesal lalu mengaku senang akhirnya bisa lebih mengenal mereka
“Mari kita pertahankan ini dan perlahan makin saling mengenal.” Kata Ha Ri dan mengajaknya bersulang. Si paman membawakan menu makanan.
"Episode 4: Waktu yang Dibutuhkan untuk Memahami Orang Lain"


Ha Ri masuk kantor melihat Nyonya Shim dibelakang mencoba kabur. Tapi Nyonya Sim sudah menyuruhnya Berhenti dan ikut denganya. Ha Ri pun berbalik arah, akhirnya Nyonya Shim menyuruh Ha Ri kembali ke tempatnya.  
“Maafkan aku. Aku tahu itu tidak pantas.” Ucap Ha Ri akhirnya bertemu di lantai atas.
“Apa Kau tidak tahu itu?”tanya Nyonya Shim. Ha Ri mengaku tidak mengira akan ketahuan.
“Aku mengerti bagaimana itu dianggap aneh, tapi menurutku perbuatanku tidak salah. Kenapa status pernikahan membuat keputusan seseorang etis?” ucap Ha Ri
“Haruskah aku berdebat?Mudah bagi semua orang untuk menerima bagaimana suami istri menginginkan bayi. Yang tidak bisa diterima banyak orang dianggap gila.” ucap Nyonya Shim kesal
“Apa aku orang gila?” kata Ha Ri tak bisa terima.Nyonya Shim pikir Ha Ri Jangan terlalu terkejut.
“Lagi pula, aku tidak pernah sekali pun mengira kau waras. Sebenarnya itu cukup menenangkan. Jika kau akan meledakkan bom, pastikan ledakannya besar.” Kata Nyonya Shim
“Apa kau membelaku?” tanya Ha Ri. Nyonya Sim mengaku Tidaktapi Anggap saja  memahami betapa putus asanya Ha Ri
“Pastikan kau menangani kekacauan ini.” Kata Nyonya Sim. Ha Ri pikir   ragu ada dampak buruknya.
“Lagi pula, hanya orang-orang kita yang mengenaliku.” Ucap Ha Ri. Nyonya Sim pikir yakin kalau semua mengenalinya. 


Ha Ri berjalan di lobby tiba-tiba tatapan mengarah padanya, memastikan kalau itu pasti dia. Ia pun mengeluh kalau itu gosip antara rekan kerja. Saat itu Tuan Kim datang menanyakan pada Ha Ri benarkan itu. Ha Ri bertanya balik Apa yang orang katakan.
“Bahwa ini bukan kali pertamamu dan begitulah caramu mengandung anak sulungmu.” Kata Tuan Kim
“Anakku putra atau putri?” ucap Ha Ri. Tuan Kim menjawab Putri. Ha Ri ingin tahu Dia mirip siapa
“Dia versi miniatur dirimu.’ Ucap Tuan Kim. Ha Ri mengartikan akau dia manis lalu berusaha untuk kabur.
“Tunggu. Aku tidak mendengar itu.” Kat Tuan Kim.
“Omong-omong, kuharap anakku yang tidak dikenal ini menjalani hidup yang bahagia tanpa ibunya.” Ucap Ha Ri lalu berjalan pergi.
“Apa Kau akan membiarkan orang-orang mengatakan bahwa kamu menelantarkan anakmu? Aku tidak percaya dia tidak menganggap ini serius.” Kata Tuan Kim bingung. 


Ibu Ha Ri menjaga Do Ah lalu mengingat yang dikatakan anaknya “Jika aku tidak menikah? Jika Ibu tiada? Haruskah aku hidup hanya demi diriku? Ibu bilang Ibu hidup untukku. Haruskah aku hidup sendirian tanpa keluarga, hidup hanya demi diriku, lalu mati sendirian?”
“Tapi kau akan terlalu kesepian. Saat sudah tua, semuanya menyedihkan. Jika kau tidak punya siapa pun, siapa yang akan mengurusmu saat kau sakit?” kata Nyonya Lee
Nyonya Lee akhirnya memilih untuk minum menenangkan dirinya. Jae Young melihat ibu Ha Ri yang minum-minum dan meminta agar berhenti. Nyonya Lee menyuruh Jae Young agar diam saja dan duduk didekatnya. Jae Young akhirnya mendekat.
“Jae Young... Apa pendapatmu tentang Ha Ri?” kata Nyonya Lee.
“Ibu. Boleh kupanggil Anda begitu, alih-alih Bibi? Anda lebih seperti ibuku belakangan ini.” Ucap Jae Young. Nyonya Lee tak mengerti maksud ucapan Jae Young
“Ha Ri dan aku sudah berteman sejak lahir. Kami sudah seperti keluarga.” Tegas Jae Young tahu maksud ibu Ha Ri
“Aku hanya ingin meresmikannya di atas kertas. Kenapa kau tidak melihat Ha Ri sebagai seorang wanita? Dia cantik, baik, humoris, dan menawan. Sulit untuk tidak tertarik padanya.” Kata Nyonya Lee. Jae Young mengetahuinya.
“Tentu saja aku tahu Ha Ri luar biasa. Karena itu aku bukan pria yang tepat baginya.” Ucap Jae Young. Nyonya Lee mengeluh mendengarnya.
“Kenapa Anda ingin dia bersama seorang ayah tunggal? Dia harus menikahi seseorang yang lebih baik dariku.Tentu dia harus begitu.” Ucap Jae Young lalu ikut minum. 



Yi Sang memindahkan papan surfing tapi malah mengenaik kakinya dan mengeluh kesakitan sambil berguling-guling. Akhirnya Ia mengingat yang dikatakan Jae Young saat bertemu ditaman “Kami tinggal bersama.”dan ketika di restoran bertanya
“Lalu kenapa kalian tinggal bersama?” kata Yi Sang. Jae Young menjawab “Siapa bilang tidak boleh? Terutama saat kami seakrab ini?”
“Apa ini masuk akal? Pria dan wanita yang punya hubungan dekat tinggal serumah? Jawab aku... Kenapa kamu diam saja? Terserah. Lupakan saja.” Ucap Yi Sang marah pada patung wajah yang ada dirumahnya. 



Ha Ri menuruni tangga dan melihat ibunya sibuk memasak. Jae Young berkomentar kalau Nyonya Lee menyiapkan jamuan lalu mengucapan terima kasih. Ha Ri terlihat gugup duduk dimeja makan, Ibunya bertanya apakah -mau sup. Ha Ri menganguk.
“Astaga, tampak lezat.” Puji Ha Ri melihat sup buatan ibunya. Ibunya hanya diam saja.
“Aku tidak bilang tidak akan menikah. Tapi bicara secara realistis, terlalu sulit menemukan seseorang. Tidak ada pria baik di sekitarku. Aku sudah mencapai usia di mana kehamilan lebih mendesak... Ibu, aku...” ucap Ha Ri dan ibunya langsung melangkah pergi.
“Kau ini sebodoh apa? Yang benar saja.” Ucap Jae Young. Saa itu Ha  Ri melihat Jae Young dan membayangkan kalau jadi anaknya
“Ibu ini sebodoh apa? Nenek sudah kesal. Kenapa Ibu malah memperburuk masalah? Gunakan akal sehat, Bu.” Ucap Jae Young junior kesal
“Tidak mungkin aku memilihmu.” Kata Ha Ri. Jae Young tak mengerti maksud ucapanya. Ha Ri menjawab Bukan apa-apa.
“Apa maksudmu tadi?” tanya Jae Young penasaran. Ha Ri menyuruh ha Ri untuk makan saja. Jae Young pun akhirnya kembali makan. 


"Studio Jambi"
Ha Ri membuat konsep foto antar orang tua dan anak lalu meminta tempatkan anak-anak di depan. Dan Tuan Nam pun siap mengambil foto. Ha Ri melihat hasil fotonya dan Tuan Nam bertanya Di mana menemukan mereka, karena mirip sekali.
“Dengan sedikit kebebasan kreatif, mereka ayah dan putra genius, ayah dan putra yang atletis, serta ibu dan putri yang artistik.” Ucap Ha Ri. Dilantai atas Yi Sang tersenyum melihatnya. 

Yeon Ho melihat dilayar komputer berkomentar Dia terlihat cukup normal, tampan. Hidungnya mancung dan rahangnya bagus. Dan berkulit putih. Yi Sang mendekatinya dan melihat Yeon Ho sedang memuji foto Jae Young sebagai model
“Kudengar dia teman Ha Ri.” Kata Yi Sang. Yeon Ho membenarkan kalau Mereka sudah berteman sejak masih bayi.
“Hubungan mereka memburuk saat dia menikah, tapi akrab lagi sekarang.” Cerita Yeon Ho
“Apa Dia sudah menikah?” kata Yi Sang kaget. Yeon Ho mendengar kalau Jae Young sangat menyayangi istrinya hingga menjadi menyebalkan.
“Dia bercerai dan pindah ke rumah Ha Ri dengan bayinya.” Cerita Yeon Ho. Yi Sang kaget kembali kalau ternyata Jae Young punya bayi.
“Dia bahkan punya bayi. Jad Dia sempurna untuknya. Dia dokter. Mereka tahu segalanya tentang satu sama lain dan dia punya bayi.” Kata Yeon Ho yakin cocok untuk Ha Ri
“Dia berbahaya.”komenar Yi Sang. Yeon Ho melonggo bingung. Yi Sang berkomentar kalau Jae Young tampak seperti penipu ulung lalu melangkah pergi.
“Lihatlah dia cemburu. Kau tertangkap basah.” Kata Yeon Ho tersenyum melihat tingkah Yi Sang. 


Ha Ri duduk di pantry sambil minum kopi. Yi Sang tiba-tiba duduk disampingnya berkomentar Saat merasa gelisah,  makacenderung membuat keputusan yang buruk. Ha Ri melonggo bingung, Yi Sang menegaskan mengatakan ini andai Ha Ri memacari pria karena ingin bayi.
“Apa? Kenapa? Apa Kau pikir aku akan kekanak-kanakan dan jatuh cinta pada pria buruk dan rela membiarkan diriku menderita?” ucap Ha Ri
“Tidak. Kau tampak terburu-buru menikah dan punya anak. Tapi jangan ragu untuk melakukan kesalahan denganku.” Kata Yi Sang
“Entah aku memacari pecundang atau tidak, itu bukan urusanmu.” Balas Ha Ri
“Kenapa kau mau memacari pecundang? Apa kau tipe yang dibutakan oleh cinta?” tanya Yi Sang
“Ya, aku tidak bisa berpikir jernih. Aku hanya melihat cinta. Tapi begitu tidak menyukainya, aku tidak pernah melihat kembali, jadi, jangan khawatir.”kata Ha Ri
“Aku pusing.” Ucap Yi Sang. Ha Ri ingin tahu alasanya. Yi Sang pikir Sulit sekali melanjutkan percakapan.
“Aku butuh bantuan gula. Kadar gula darahku pasti rendah” kata Yi sang melangkah pergi. Ha Ri bingung dengan sikap Yi Sang. 


Ha Ri menyuruh modelnya seperti seorang yang jago taekowondo. Saat itu Yi Sang ikut melihat pemotretan dengan permen lolipop dimulutnya Ha ri mulai mengkhayal kalau Yi Sang akan menjadi ayah dari anaknya.
“Ibu, aku lapar sekali. Aku tidak tahan. Apa aku tidak boleh makan hot dog?” ucap Yi Sang Junior
“Dia tidak nyaman.” Keluh Ha Ri tak ingin membahasnya. 

Yi Sang mengingat dengan ucap Se Sang “Rabu depan adalah hari peringatan kematian Ayah. Datanglah. Ibu menunggu.” Ia akhirnya sudah ada didepan rumah orang tuanya, diatas meja terlihat banyak foto Tuan Han diberbagai negara.
“Kali ini Paris? Ayah bisa berkeliling dunia berkat dirimu.” Komentar seorang wanita melihat foto Tuan Han diatas meja.
“Hei. Tunggu.. Ayahmu minum air sebelum dia makan.” Kata Ibu Yi Sang memberikan semangkuk air untuk mendiang suaminya. 

Akhirnya mereka makan bersama, Ibu Yi Sang bertanya apakah tidak mengadakan syukuran rumah baru. Yi Sang meminta agar menentukan tanggalnya dan Orang dewasa saja yang datang. Istri adiknya  terlihat bingung
“Yi Sang.. Anak-anak kami bersikap baik.” Kata adik iparnya. Yi Sang menagku Ada bayi di rumahku.
“Apa? Bayi? Apa Kau tinggal dengannya?” ucap Sang ibu terlihat senang.
“Tidak, Ibu... Maksudnya patung yang terbuat dari batu.” Kata Adik iparnya. Ibunya tak percaya anaknya memiliki batu yang dianggap bayi.
“Kenapa kamu hidup dengan batu?” keluh Ibunya. Yi Sang mengaku  membelinya baru-baru ini dari Pulau Paskah.
“Itu berharga bagiku.”tegas Yi Sang. Ibunya pikir Orang bilang jika terikat pada hewan peliharaan dan patung, maka tidak akan menikah.
“Itu gawat... Maukah kamu bertemu manajer dari perusahaan kami? Dia wanita lajang yang sukses. Sudah waktunya bertemu orang baru.” Kata adik iparnya.
“Tidak, aku tidak terlalu suka bergaul.” Ucap Yi Sang menolak dengan halus.
“Ibu tidak bisa tidur nyenyak karena mengkhawatirkan Kakak.  Sampai kapan Kakak akan menjadi seperti pecundang dan bersikap seakan-akan Kakak adalah korban terbesar di dunia?” kelu Se Sang. Yi Sang hanya ibisa terdiam.
“Hei. Jangan begitu” pinta istrinya. Tapi Se Sang terlihat kesal memilih pergi karena sudah selesai makan.
“Kau belum selesai makan.” Ucap Ibunya.Se Sang tak peduli berjalan pergi walaupun sang istri juga memanggilnya. 


“Paman bukannya menikah dengan Kak In Ah?” ucap anak perempuan Se Sang. Yi sang hanya bisa terdiam. Ibunya  pun terlihat kebingungan.
“Byul, kau masih ingat In Ah?” tanya adik ipar. Byul mengaku  Kak In Ah membelikannya gaun Elsa.
“Kau pintar sekali. Astaga. Kau pasti bahagia karena Byul sangat pintar.” Kata adik ipar bangga
“Kami pergi melihat Cinderella bersama Kak In Ah.” Kata Byul bahagia. Tiba-tiba kakaknya menyuruh Byul diam.
“Pernikahan Paman batal... Kak In Ah melarikan diri. Kata Kak In Ah dilarang, Bodoh.” Kata sang kakak
“Ibu. Kakak memanggilku bodoh.” Ucap Byul menangis. Sang ibu pun menenangkan anaknya.
“Teganya kamu mengatakan itu kepada adikmu?” kata Sang ibu. Si kakak pikir tak ada yang salah dengan dirinya.  Ibunya pun meminta sang anak diam. Yi Sang pun tak banyak bicara. 


Eu Ddeum datang menemui Nyonya Shim mendengar membutuhkan bantuan. Nyonya Sim megaku harus membeli tas hadiah untuk upacara peluncuran "The Mom" jadi harus mondar-mandir beberapa kali. Hyo Jo mencoba menghindar.
“Hyo Joo. Kamu mau ke mana?” tanya Nyonya Sim. Hyo Jo mengau ada rapat dan bergegas pergi.
“Tidak.. Kau tidak ada rapat... Ada daftar hadiah di sana, jadi, jangan melewatkan apa pun. Jangan pergi tiga kali jika dua kali sudah cukup. Ambilkan dua tumpuk majalah lagi.” Ucap Nyonya Sim. Hyo Jo hanya bisa melonggo. 

Hyo Jo yan kesal menarik trolly membuat kakinya terus tersadung. Eu Ddeum mengejek Siapa yang menariknya begitu dan menyuruhnya agar mendorongnya pasti lebih mudah. Hyo Joo terlihat kesal melepaskan trollynya.
“Aku akan mengambil semuanya agar kamu tidak perlu melakukannya, tapi aku tahu mungkin aku kurang ajar, bukannya sopan, kepada wanita pekerja modern.”ucap Eu Ddeum
“Siapa yang berkata begitu?”tanya Hyo Jo. Eu Ddeum menjawab kalau ibunya yaitu seorang feminis.
“Dia melarangku memperlakukan wanita seakan-akan mereka terlalu lemah untuk membawa tas mereka sendiri.” Ucap Eu Ddeum
“Dia mungkin mengatakan itu karena dia tidak tahan melihat putranya membawakan tas pacarnya. Aku baik-baik saja, jadi, tarik itu untukku.” Kata Hyo Jo berjaln pergi. 


Di lobby
Ha Ri baru saja selesai menelp melihat Hyo Jo dan Eu Ddeum yang medorong dua trolly, Eu Ddeum bertanya apakah Bibi ada rapat. Ha  Rie menjawab kalau sedang memilih pasangan mandul.
“Apa Kalian akan ke gudang?” tanya Ha Ri. Hyo Jo membenarkan dengan wajah sedih. Ha  Ri pikir Hyo Jo akan mati hari ini dengan wajah seperti itu. 
“Ya. Kurasa pakaianku akan segera mati. Ini hari pertama aku memakainya.” Kata  Hyo Jo sedih
“Baiklah.... Gudang terlalu kejam untuk gaun itu... Aku akan pergi.” ucap Hyo Jo merasa kalau ini adalah kesempatanya untuk dekat dengan Eu Ddeum.
Hyo Jo terlihat bahagia mendengarnya  Ha Ri pikir kalau tidak boleh membiarkan gaunnya mati lalu berjalan pergi.  Hyo Jo mengeluhkalau tidak tahan dengan Eu Ddeum. 

Eu Ddeum sudah naik ke bagian rak atas, lalu bertanya apakah mau menurunkan majalahnya juga.  Ha Ri melihat Eu Ddeum terkesima meminta agar berHati-hati. Eun Ddeum membelas kalau Jangan khawatir karena Dahulu bekerja di gudang, jadi, terbiasa dengan ini.
“Di gudang? Kamu tampak seperti tidak bekerja sehari pun dalam hidupmu.” Kata Ha Ri tak percaya
“Itu saat aku sedang mencari pekerjaan. Untung aku bekerja di sana. Ini sangat berguna. Jadi Aku harus bagaimana dengan ini?”ucap Eu Ddeum. H Ri meminta agar ambil dua saja.
“Makin muda mereka, mereka makin subur.” Komentar Ha Ri menatap Eu Ddeum. Eu Ddeum tak mendengarnya lalu bertanya.
“Aku membicarakan kekuatan... Maksudku, staminamu pasti prima. Kau masih muda dan sehat, jadi, mungkin kau sangat aktif. Dan itu menyebabkan tingkat kesuksesan yang tinggi...” ucap Ha Ri lalu terdiam.
"Tingkat kesuksesan yang tinggi"? kata Eu Ddeum. Ha Ri menjawab Maksudnya, kemungkinan besar Eu Ddeum akan sukses dalam hidup karena sehat.
“Tubuh dan pikiranmu.” Ucap Ha Ri. Eu Ddeum pun hanya bisa mengucapkan terimakasih.
“Nona Jang, ada hal lain yang bisa kubantu? Aku dengan senang hati akan membantumu dengan tubuh sehatku.” Kata Eun Ddeum
“Mari mengambil beberapa mainan lagi.” Ucap Ha Ri. Eu Deum mengerti. 



Sementara Tuan Nam dan Yi Sang makan es krim bersama lalu melihat poster dibagian depan. Tuan Nam berkomentar kalau Orang-orang menyukai foto itu dan bertanya Apakah mereka akan tetap bekerja dengan Yi Sang.
“Tidak ada alasan untuk berhenti.” Ucap Yi Sang. Tuan Nam membenarkan. Menurutnya Siapa pun yang bekerja dengan Yi sang selalu menginginkannya kembali.
“Jadi, akan kulakukan hal yang sama dan memintamu bekerja dengan kami.” Kata Tuan Nam
“Astaga, tidak mau... Aku muak bekerja dengan bayi.” Kata Yi Sang. Tuan Nam hanya bisa menghela nafas. 

Ha Ri mendorong trolly sampai ke depan lift lalu merasa Ini menyiksa karena sekujur tubuhnya sakit. Eu Ddeum pikir akan membelikan obat. Ha Ri merasa Tidak perlu karena Tubuhnya hanya memberitahu bahwa dia lelah jadi tidak perlu menganggapnya terlalu serius.
“Kau mungkin merasa baik-baik saja sekarang, tapi mungkin besok tidak begitu. Lebih baik minum obat di usiamu sekarang.” Kata Eu Ddeum
“Aku belum setua itu.” Kata Eu Ddeum malu. Eu Ddeum pikir rasa sakitnya menunjukkan bahwa Eu Ddeum wanita paruh baya.
“Haruskah aku memukulinya?” keluh Ha Ri kesal. Eu Ddeum un meminta agar Ha Ri menunggu danakan segera kembali.

Ha Ri melihat Eu Ddeum junior dengan nada suara mengatakan “Apa Ibu bisa naik lift? Liftnya penuh sesak. Jadi Ikuti aku, ya?” Ha Ri hanya menatap sikap anaknya nanti kalau ayahnya Eun Ddeum.
“Permisi... Bisakah kalian bergeser? Ibuku sudah terlalu tua, dan sekujur tubuhnya sakit. Aku mungkin masih muda, tapi ibuku sudah tua. Tolong bantu kami dan izinkan kami masuk.” Ucap Eu Ddeum yang terlalu blak-blakan.
“Aku tidak bisa menangani anak ini.” Ucap Ha Ri tak bisa membayangkanya.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar