PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
"Studio
Jambi"
Yi Sang,
Jae Young dan Eu Ddeum berpose dengan memegang produk. Eu Ddeum bertanya Berapa
lama mereka harus melakukan ini, karena Wajahnya kram. Ha Ri menatap tiga pria
layaknya seorang model yang kemungkinan jadi ayah bayinya.
“Jangan
melihat ke arahnya. Tatapan matanya memberitahuku bahwa sebuah ide gila
terbentuk di dalam kepalanya.” Bisik Jae
Young. Yi Sang diam-diam mendengarnya.
“Lihat
dia sekarang dan kalian akan mendapat
masalah.” Kata Jae Young. Yi Sang bertanya Kenapa mereka akan mendapat masalah?
“Tidak
ada zona aman di dekat Jang Ha Ri.” Kata Jae Young. Eu Ddeum pikir tidak
berbuat salah tapi agak takut.
“Karena
kau merasa baik-baik saja, kenapa tidak menghadapinya?” ucap Jae Young
menantang. Yi Sang pun akan mencobanya.
“Aku
harus pergi sebelum dia bicara denganku.” Kata Yi Sang lalu berjalan pergi. Eu
Ddeum pun ikut pergi mengindari Ha Ri.
Ha Ri
terus menatap tiga pria yang ada disekelilingnya. Tuan Nam meminta mereka akan
memulai pemotretan sekarang dan menyuruh Jae Young agar relax dan menurunkan
bahunya lalu lihat ke lensa kamera. Ha Ri terus menatap kearah teman masa
kecilnya.
“Yoon Jae
Young. Dia mungkin terdengar kasar, tapi kepribadiannya baik. Jika bayiku mewarisi
sifatnya, dia akan pintar... Ahh.. Tidak. Dia seperti kakakku sendiri.” Gumam
Ha Ri lalu menatap ke arah Yi sang
“Han Yi
Sang.... Kepribadiannya terlihat buruk, tapi terkadang dia juga baik. Aku
menyukai rasa penasarannya dan betapa menantangnya dirinya... Tidak, aku tidak
akan bisa memberitahunya.” Ucap Ha Ri lalu melihat Eu Ddeum sedang menyusun
rencana dipapan tulis.
“Choi
Kang Eu Ddeum... Ada apa dengannya?” keluh Ha Ri merasa tak mungkin dengan anak
kecil
Pemotretan
akhirnya selesai, Ha Ri melihat tiga pria yang akan pergi dan bergegas pergi.
Tuan Nam bingung Ha Ri yang malah pergi meninggalkanya. Tiga pria menaiki
tangga, Ha Ri menahanya sambil bertanya mereka
bertiga mau ke mana
“Aku harus
pulang dan mengurus Do Ah. Ibumu mungkin kesulitan.” Ucap Jae Ryoung
“Aku akan
memberi tahu Pak Kim bahwa pemotretan berjalan lancar.” Kata Eu Ddeum.
“Aku ada
pemotretan setelah makan siang. Mau bilang apa?” kata Yi Sang
“Biarkan
aku mentraktirmu makan siang.” Kata Ha Ri. Jae Young pikir itu bagus jadi
mereka bisa makan bersama dan akan melangkah pergi.
“Kalian
mau ke mana? Ibuku luang sepanjang sore.” Ucap Ha Ri. Jae Young mengeluh dengan
sikap temanya
“Dia
tidak bisa mengawasi Do Ah seharian. Dia akan kelelahan.” Kata Jae Young
mencoba menghindar.
“Jangan
menyuruhnya memasak untukmu. Makan sianglah denganku.” Kata Ha Ri
“Dia
benar. Kalian bertiga bisa mengobrol dan bersenang-senang bersama.” Kata Eun
Ddeum mencoba untuk pergi
“Eu
Ddeum, sebaiknya kamu ikut dengan kami. Pak Kim pergi menemui klien.” Ucap Ha
Ri
“Dia mungkin
sudah kembali sekarang.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri mengaku Pagi ini, mendengar dia
berkata dengan sangat lantang bahwa dia ada pertemuan makan siang dengan klien.
Flash Back
Tuan Kim
memberitahu Eu Ddeum kalau punya pertemuan makan siang dengan klien jadi akan
kembali agak terlambat. Eu Ddeum tak mendengarnya akhirnya Tuan Kim pun
berteriak dan Ha Ri sedang ada disana.
“Aku akan
kembali setelah makan siang. Aku akan makan siang di luar. Aku akan kembali
terlambat.” Teriak Tuan Kim
Ha Ri pun
mengajak semua pergi dan Eun Ddeum tak bisa menolaknya. Jae Young meminta
mereka Bersiaplah dan menyakiankan kalau akan baik-baik saja. Sesampai di cafe,
paman melihat Ha Ri membawa tiga pria ingin tahu Apa yang terjadi.
“Apa kau
memilih calon suamimu? Coba kulihat... Aku memilih... Aku akan mengirimkan
pesan. Semoga berhasil.” Bisik si paman lalu bergegas pergi.
“Kenapa
tidak ada yang duduk di sampingku?” tanya Ha Ri. Jae Young menjawab Saat ini,
mereka di pihak yang sama.
“Kenapa
kamu tiba-tiba ingin makan bersama kami?” tanya Jae Young. Ha Ri pikir mereka
harus berteman.
“Kalian
bertiga saling mengenal, jadi, kupikir kita harus membawa pertemanan itu ke
tingkat lain.” Kata Ha Ri
“Kurasa
kami takut tanpa alasan. Kami menjadi akrab karena takut padamu.” Ucap Eu Ddeum
“Kau
tidak kenal takut.” Komentar Jae Young. Yi Sang berkomentar Itu karena Eu Ddeum masih muda jadi tidak
tahu yang akan terjadi.
“Apa aku
menakutkan?” tanya Ha Ri. Jae Young menyuruh Ha Ri Bercerminlah dan lihat matanya karena Matanya
sangat menakutkan.
“Begini..
Setelah lebih tua, aku sadar teman-temanku berharga. Mari sering berkumpul
seperti ini, makin akrab, dan saling memeriksa status kesehatan.”ucap Ha Ri
“Dengan
begitu, Eu Ddeum... Kau terlihat cukup sehat bagiku. Apa itu keturunan
keluarga? Aku ragu keluargamu punya masalah medis.” Ucap Ha Ri
“Tidak
ada anggota keluargaku yang sakit.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri menganguk mengerti.
“Sementara
itu, tubuhku tidak seperti dahulu. Mereka bilang kekuatan tubuhmu mulai menurun
begitu kau mencapai usia 40 tahun. Pasti itu yang terjadi padaku. Kadang
badanku sakit. Benar, bukan?” akui Ha Ri pada Yi Sang.
“Aku
tidak seperti itu.” Kata Yi Sang. Ha Ri bertanya apakah Tidak ada penyakit
dalam. Yi Sang menjawab tidak.
“Begitu
rupanya. Itu bagus. Kita di usia di mana kesehatan merupakan topik sensitif
bagi kita. Pengar tidak pulih sampai sore berikutnya dan butuh dua hari untuk
pulih dari bergadang.” Ucap Ha Ri
“Jadi,
sebelum mengalami sesuatu yang buruk, kita harus memeriksakan kesehatan
setidaknya dua kali sehari.” Kata Ha Ri
“ Dokter
di dalam diriku bilang kau punya masalah hati. Kamu tidak boleh mengambil
sebagian milikku. Ini Sudah mengeras karena aku minum.” Kata Jae Young
“Kau
tersingkir.”Kata Ha Ri. Jae Young langsung menjerit bahagia. Eu Ddeum berkomentar keduanya seperti kakak
adik sungguhan.
“Sudah
berapa lama kalian berteman?” kata Eu Ddeum. Ha Ri mengeluh kalau itu sejak di
dalam kandungan.
“Ibu kami berteman.” Ucap Ha Ri. Eu Ddeum mengejek kalau keduanya seperti anak SD.
“Kau
orang yang sopan, bukan? Kau baru saja mengejek kami sambil tersenyum.” Keluh
Jae Young
“Kukira
kalian sepupu. Kau adalah Putri bibinya.” Kata Yi Sang.Ha Ri tak percaya kalau
dianggap sepupu.
“Aku
temannya. Pacarnya.” Kata Jae Young bangga. Eu Ddeum tak percaya kalau Jae
Young adalah pacar Ha Ri.
“Bukan,
teman laki-laki. Jangan mencampuradukkan keduanya.”tegas Ha Ri
“Lalu
kenapa kalian tinggal bersama?” tanya Yi Sang. Ha Ri ingin menjelaskan alasan
tapi Jae Young lebih dulu bicara.
“Siapa
bilang tidak boleh? Terutama saat kami seakrab ini?” ucap Jae Young bangga
“Ya, kamu
cukup akrab untuk dipukul.” Balas Ha Ri kesal lalu mengaku senang akhirnya bisa
lebih mengenal mereka
“Mari kita
pertahankan ini dan perlahan makin saling mengenal.” Kata Ha Ri dan mengajaknya
bersulang. Si paman membawakan menu makanan.
"Episode 4: Waktu yang Dibutuhkan untuk
Memahami Orang Lain"
Ha Ri
masuk kantor melihat Nyonya Shim dibelakang mencoba kabur. Tapi Nyonya Sim
sudah menyuruhnya Berhenti dan ikut denganya. Ha Ri pun berbalik arah, akhirnya
Nyonya Shim menyuruh Ha Ri kembali ke tempatnya.
“Maafkan
aku. Aku tahu itu tidak pantas.” Ucap Ha Ri akhirnya bertemu di lantai atas.
“Apa Kau
tidak tahu itu?”tanya Nyonya Shim. Ha Ri mengaku tidak mengira akan ketahuan.
“Aku
mengerti bagaimana itu dianggap aneh, tapi menurutku perbuatanku tidak salah. Kenapa
status pernikahan membuat keputusan seseorang etis?” ucap Ha Ri
“Haruskah
aku berdebat?Mudah bagi semua orang untuk menerima bagaimana suami istri
menginginkan bayi. Yang tidak bisa diterima banyak orang dianggap gila.” ucap
Nyonya Shim kesal
“Apa aku
orang gila?” kata Ha Ri tak bisa terima.Nyonya Shim pikir Ha Ri Jangan terlalu
terkejut.
“Lagi
pula, aku tidak pernah sekali pun mengira kau waras. Sebenarnya itu cukup
menenangkan. Jika kau akan meledakkan bom, pastikan ledakannya besar.” Kata Nyonya
Shim
“Apa kau
membelaku?” tanya Ha Ri. Nyonya Sim mengaku Tidaktapi Anggap saja memahami betapa putus asanya Ha Ri
“Pastikan
kau menangani kekacauan ini.” Kata Nyonya Sim. Ha Ri pikir ragu ada dampak buruknya.
“Lagi
pula, hanya orang-orang kita yang mengenaliku.” Ucap Ha Ri. Nyonya Sim pikir
yakin kalau semua mengenalinya.
Ha Ri
berjalan di lobby tiba-tiba tatapan mengarah padanya, memastikan kalau itu
pasti dia. Ia pun mengeluh kalau itu gosip antara rekan kerja. Saat itu Tuan
Kim datang menanyakan pada Ha Ri benarkan itu. Ha Ri bertanya balik Apa yang
orang katakan.
“Bahwa
ini bukan kali pertamamu dan begitulah caramu mengandung anak sulungmu.” Kata
Tuan Kim
“Anakku
putra atau putri?” ucap Ha Ri. Tuan Kim menjawab Putri. Ha Ri ingin tahu Dia
mirip siapa
“Dia
versi miniatur dirimu.’ Ucap Tuan Kim. Ha Ri mengartikan akau dia manis lalu
berusaha untuk kabur.
“Tunggu.
Aku tidak mendengar itu.” Kat Tuan Kim.
“Omong-omong,
kuharap anakku yang tidak dikenal ini menjalani hidup yang bahagia tanpa ibunya.”
Ucap Ha Ri lalu berjalan pergi.
“Apa Kau
akan membiarkan orang-orang mengatakan bahwa kamu menelantarkan anakmu? Aku
tidak percaya dia tidak menganggap ini serius.” Kata Tuan Kim bingung.
Ibu Ha Ri
menjaga Do Ah lalu mengingat yang dikatakan anaknya “Jika aku tidak menikah?
Jika Ibu tiada? Haruskah aku hidup hanya demi diriku? Ibu bilang Ibu hidup
untukku. Haruskah aku hidup sendirian tanpa keluarga, hidup hanya demi diriku,
lalu mati sendirian?”
“Tapi kau
akan terlalu kesepian. Saat sudah tua, semuanya menyedihkan. Jika kau tidak
punya siapa pun, siapa yang akan mengurusmu saat kau sakit?” kata Nyonya Lee
Nyonya
Lee akhirnya memilih untuk minum menenangkan dirinya. Jae Young melihat ibu Ha
Ri yang minum-minum dan meminta agar berhenti. Nyonya Lee menyuruh Jae Young
agar diam saja dan duduk didekatnya. Jae Young akhirnya mendekat.
“Jae
Young... Apa pendapatmu tentang Ha Ri?” kata Nyonya Lee.
“Ibu.
Boleh kupanggil Anda begitu, alih-alih Bibi? Anda lebih seperti ibuku
belakangan ini.” Ucap Jae Young. Nyonya Lee tak mengerti maksud ucapan Jae
Young
“Ha Ri
dan aku sudah berteman sejak lahir. Kami sudah seperti keluarga.” Tegas Jae
Young tahu maksud ibu Ha Ri
“Aku
hanya ingin meresmikannya di atas kertas. Kenapa kau tidak melihat Ha Ri
sebagai seorang wanita? Dia cantik, baik, humoris, dan menawan. Sulit untuk
tidak tertarik padanya.” Kata Nyonya Lee. Jae Young mengetahuinya.
“Tentu saja
aku tahu Ha Ri luar biasa. Karena itu aku bukan pria yang tepat baginya.” Ucap
Jae Young. Nyonya Lee mengeluh mendengarnya.
“Kenapa
Anda ingin dia bersama seorang ayah tunggal? Dia harus menikahi seseorang yang
lebih baik dariku.Tentu dia harus begitu.” Ucap Jae Young lalu ikut minum.
Yi Sang
memindahkan papan surfing tapi malah mengenaik kakinya dan mengeluh kesakitan
sambil berguling-guling. Akhirnya Ia mengingat yang dikatakan Jae Young saat
bertemu ditaman “Kami tinggal bersama.”dan ketika di restoran bertanya
“Lalu
kenapa kalian tinggal bersama?” kata Yi Sang. Jae Young menjawab “Siapa bilang
tidak boleh? Terutama saat kami seakrab ini?”
“Apa ini
masuk akal? Pria dan wanita yang punya hubungan dekat tinggal serumah? Jawab
aku... Kenapa kamu diam saja? Terserah. Lupakan saja.” Ucap Yi Sang marah pada
patung wajah yang ada dirumahnya.
Ha Ri
menuruni tangga dan melihat ibunya sibuk memasak. Jae Young berkomentar kalau
Nyonya Lee menyiapkan jamuan lalu mengucapan terima kasih. Ha Ri terlihat gugup
duduk dimeja makan, Ibunya bertanya apakah -mau sup. Ha Ri menganguk.
“Astaga,
tampak lezat.” Puji Ha Ri melihat sup buatan ibunya. Ibunya hanya diam saja.
“Aku tidak
bilang tidak akan menikah. Tapi bicara secara realistis, terlalu sulit
menemukan seseorang. Tidak ada pria baik di sekitarku. Aku sudah mencapai usia
di mana kehamilan lebih mendesak... Ibu, aku...” ucap Ha Ri dan ibunya langsung
melangkah pergi.
“Kau ini
sebodoh apa? Yang benar saja.” Ucap Jae Young. Saa itu Ha Ri melihat Jae Young dan membayangkan kalau
jadi anaknya
“Ibu ini
sebodoh apa? Nenek sudah kesal. Kenapa Ibu malah memperburuk masalah? Gunakan
akal sehat, Bu.” Ucap Jae Young junior kesal
“Tidak
mungkin aku memilihmu.” Kata Ha Ri. Jae Young tak mengerti maksud ucapanya. Ha
Ri menjawab Bukan apa-apa.
“Apa
maksudmu tadi?” tanya Jae Young penasaran. Ha Ri menyuruh ha Ri untuk makan
saja. Jae Young pun akhirnya kembali makan.
"Studio
Jambi"
Ha Ri
membuat konsep foto antar orang tua dan anak lalu meminta tempatkan anak-anak
di depan. Dan Tuan Nam pun siap mengambil foto. Ha Ri melihat hasil fotonya dan
Tuan Nam bertanya Di mana menemukan mereka, karena mirip sekali.
“Dengan
sedikit kebebasan kreatif, mereka ayah dan putra genius, ayah dan putra yang
atletis, serta ibu dan putri yang artistik.” Ucap Ha Ri. Dilantai atas Yi Sang
tersenyum melihatnya.
Yeon Ho
melihat dilayar komputer berkomentar Dia terlihat cukup normal, tampan. Hidungnya
mancung dan rahangnya bagus. Dan berkulit putih. Yi Sang mendekatinya dan
melihat Yeon Ho sedang memuji foto Jae Young sebagai model
“Kudengar
dia teman Ha Ri.” Kata Yi Sang. Yeon Ho membenarkan kalau Mereka sudah berteman
sejak masih bayi.
“Hubungan
mereka memburuk saat dia menikah, tapi akrab lagi sekarang.” Cerita Yeon Ho
“Apa Dia
sudah menikah?” kata Yi Sang kaget. Yeon Ho mendengar kalau Jae Young sangat
menyayangi istrinya hingga menjadi menyebalkan.
“Dia
bercerai dan pindah ke rumah Ha Ri dengan bayinya.” Cerita Yeon Ho. Yi Sang
kaget kembali kalau ternyata Jae Young punya bayi.
“Dia
bahkan punya bayi. Jad Dia sempurna untuknya. Dia dokter. Mereka tahu segalanya
tentang satu sama lain dan dia punya bayi.” Kata Yeon Ho yakin cocok untuk Ha
Ri
“Dia
berbahaya.”komenar Yi Sang. Yeon Ho melonggo bingung. Yi Sang berkomentar kalau
Jae Young tampak seperti penipu ulung lalu melangkah pergi.
“Lihatlah
dia cemburu. Kau tertangkap basah.” Kata Yeon Ho tersenyum melihat tingkah Yi
Sang.
Ha Ri
duduk di pantry sambil minum kopi. Yi Sang tiba-tiba duduk disampingnya
berkomentar Saat merasa gelisah, makacenderung
membuat keputusan yang buruk. Ha Ri melonggo bingung, Yi Sang menegaskan
mengatakan ini andai Ha Ri memacari pria karena ingin bayi.
“Apa?
Kenapa? Apa Kau pikir aku akan kekanak-kanakan dan jatuh cinta pada pria buruk dan
rela membiarkan diriku menderita?” ucap Ha Ri
“Tidak.
Kau tampak terburu-buru menikah dan punya anak. Tapi jangan ragu untuk
melakukan kesalahan denganku.” Kata Yi Sang
“Entah
aku memacari pecundang atau tidak, itu bukan urusanmu.” Balas Ha Ri
“Kenapa
kau mau memacari pecundang? Apa kau tipe yang dibutakan oleh cinta?” tanya Yi
Sang
“Ya, aku
tidak bisa berpikir jernih. Aku hanya melihat cinta. Tapi begitu tidak
menyukainya, aku tidak pernah melihat kembali, jadi, jangan khawatir.”kata Ha
Ri
“Aku
pusing.” Ucap Yi Sang. Ha Ri ingin tahu alasanya. Yi Sang pikir Sulit sekali
melanjutkan percakapan.
“Aku
butuh bantuan gula. Kadar gula darahku pasti rendah” kata Yi sang melangkah
pergi. Ha Ri bingung dengan sikap Yi Sang.
Ha Ri
menyuruh modelnya seperti seorang yang jago taekowondo. Saat itu Yi Sang ikut
melihat pemotretan dengan permen lolipop dimulutnya Ha ri mulai mengkhayal
kalau Yi Sang akan menjadi ayah dari anaknya.
“Ibu, aku
lapar sekali. Aku tidak tahan. Apa aku tidak boleh makan hot dog?” ucap Yi Sang
Junior
“Dia
tidak nyaman.” Keluh Ha Ri tak ingin membahasnya.
Yi Sang
mengingat dengan ucap Se Sang “Rabu depan adalah hari peringatan kematian Ayah.
Datanglah. Ibu menunggu.” Ia akhirnya sudah ada didepan rumah orang tuanya,
diatas meja terlihat banyak foto Tuan Han diberbagai negara.
“Kali ini
Paris? Ayah bisa berkeliling dunia berkat dirimu.” Komentar seorang wanita
melihat foto Tuan Han diatas meja.
“Hei.
Tunggu.. Ayahmu minum air sebelum dia makan.” Kata Ibu Yi Sang memberikan
semangkuk air untuk mendiang suaminya.
Akhirnya
mereka makan bersama, Ibu Yi Sang bertanya apakah tidak mengadakan syukuran
rumah baru. Yi Sang meminta agar menentukan tanggalnya dan Orang dewasa saja
yang datang. Istri adiknya terlihat
bingung
“Yi
Sang.. Anak-anak kami bersikap baik.” Kata adik iparnya. Yi Sang menagku Ada
bayi di rumahku.
“Apa?
Bayi? Apa Kau tinggal dengannya?” ucap Sang ibu terlihat senang.
“Tidak,
Ibu... Maksudnya patung yang terbuat dari batu.” Kata Adik iparnya. Ibunya tak
percaya anaknya memiliki batu yang dianggap bayi.
“Kenapa
kamu hidup dengan batu?” keluh Ibunya. Yi Sang mengaku membelinya baru-baru ini dari Pulau Paskah.
“Itu
berharga bagiku.”tegas Yi Sang. Ibunya pikir Orang bilang jika terikat pada
hewan peliharaan dan patung, maka tidak akan menikah.
“Itu
gawat... Maukah kamu bertemu manajer dari perusahaan kami? Dia wanita lajang
yang sukses. Sudah waktunya bertemu orang baru.” Kata adik iparnya.
“Tidak, aku
tidak terlalu suka bergaul.” Ucap Yi Sang menolak dengan halus.
“Ibu
tidak bisa tidur nyenyak karena mengkhawatirkan Kakak. Sampai kapan Kakak akan menjadi seperti
pecundang dan bersikap seakan-akan Kakak adalah korban terbesar di dunia?” kelu
Se Sang. Yi Sang hanya ibisa terdiam.
“Hei.
Jangan begitu” pinta istrinya. Tapi Se Sang terlihat kesal memilih pergi karena
sudah selesai makan.
“Kau
belum selesai makan.” Ucap Ibunya.Se Sang tak peduli berjalan pergi walaupun
sang istri juga memanggilnya.
“Paman
bukannya menikah dengan Kak In Ah?” ucap anak perempuan Se Sang. Yi sang hanya
bisa terdiam. Ibunya pun terlihat
kebingungan.
“Byul, kau
masih ingat In Ah?” tanya adik ipar. Byul mengaku Kak In Ah membelikannya gaun Elsa.
“Kau
pintar sekali. Astaga. Kau pasti bahagia karena Byul sangat pintar.” Kata adik
ipar bangga
“Kami
pergi melihat Cinderella bersama Kak In Ah.” Kata Byul bahagia. Tiba-tiba
kakaknya menyuruh Byul diam.
“Pernikahan
Paman batal... Kak In Ah melarikan diri. Kata Kak In Ah dilarang, Bodoh.” Kata
sang kakak
“Ibu.
Kakak memanggilku bodoh.” Ucap Byul menangis. Sang ibu pun menenangkan anaknya.
“Teganya
kamu mengatakan itu kepada adikmu?” kata Sang ibu. Si kakak pikir tak ada yang
salah dengan dirinya. Ibunya pun meminta
sang anak diam. Yi Sang pun tak banyak bicara.
Eu Ddeum
datang menemui Nyonya Shim mendengar membutuhkan bantuan. Nyonya Sim megaku harus
membeli tas hadiah untuk upacara peluncuran "The Mom" jadi harus
mondar-mandir beberapa kali. Hyo Jo mencoba menghindar.
“Hyo Joo.
Kamu mau ke mana?” tanya Nyonya Sim. Hyo Jo mengau ada rapat dan bergegas
pergi.
“Tidak..
Kau tidak ada rapat... Ada daftar hadiah di sana, jadi, jangan melewatkan apa
pun. Jangan pergi tiga kali jika dua kali sudah cukup. Ambilkan dua tumpuk
majalah lagi.” Ucap Nyonya Sim. Hyo Jo hanya bisa melonggo.
Hyo Jo
yan kesal menarik trolly membuat kakinya terus tersadung. Eu Ddeum mengejek
Siapa yang menariknya begitu dan menyuruhnya agar mendorongnya pasti lebih
mudah. Hyo Joo terlihat kesal melepaskan trollynya.
“Aku akan
mengambil semuanya agar kamu tidak perlu melakukannya, tapi aku tahu mungkin
aku kurang ajar, bukannya sopan, kepada wanita pekerja modern.”ucap Eu Ddeum
“Siapa
yang berkata begitu?”tanya Hyo Jo. Eu Ddeum menjawab kalau ibunya yaitu seorang
feminis.
“Dia
melarangku memperlakukan wanita seakan-akan mereka terlalu lemah untuk membawa
tas mereka sendiri.” Ucap Eu Ddeum
“Dia
mungkin mengatakan itu karena dia tidak tahan melihat putranya membawakan tas
pacarnya. Aku baik-baik saja, jadi, tarik itu untukku.” Kata Hyo Jo berjaln
pergi.
Di lobby
Ha Ri
baru saja selesai menelp melihat Hyo Jo dan Eu Ddeum yang medorong dua trolly,
Eu Ddeum bertanya apakah Bibi ada rapat. Ha
Rie menjawab kalau sedang memilih pasangan mandul.
“Apa Kalian
akan ke gudang?” tanya Ha Ri. Hyo Jo membenarkan dengan wajah sedih. Ha Ri pikir Hyo Jo akan mati hari ini dengan
wajah seperti itu.
“Ya. Kurasa
pakaianku akan segera mati. Ini hari pertama aku memakainya.” Kata Hyo Jo sedih
“Baiklah....
Gudang terlalu kejam untuk gaun itu... Aku akan pergi.” ucap Hyo Jo merasa
kalau ini adalah kesempatanya untuk dekat dengan Eu Ddeum.
Hyo Jo
terlihat bahagia mendengarnya Ha Ri
pikir kalau tidak boleh membiarkan gaunnya mati lalu berjalan pergi. Hyo Jo mengeluhkalau tidak tahan dengan Eu
Ddeum.
Eu Ddeum
sudah naik ke bagian rak atas, lalu bertanya apakah mau menurunkan majalahnya
juga. Ha Ri melihat Eu Ddeum terkesima
meminta agar berHati-hati. Eun Ddeum membelas kalau Jangan khawatir karena Dahulu
bekerja di gudang, jadi, terbiasa dengan ini.
“Di
gudang? Kamu tampak seperti tidak bekerja sehari pun dalam hidupmu.” Kata Ha Ri
tak percaya
“Itu saat
aku sedang mencari pekerjaan. Untung aku bekerja di sana. Ini sangat berguna.
Jadi Aku harus bagaimana dengan ini?”ucap Eu Ddeum. H Ri meminta agar ambil dua
saja.
“Makin muda
mereka, mereka makin subur.” Komentar Ha Ri menatap Eu Ddeum. Eu Ddeum tak
mendengarnya lalu bertanya.
“Aku
membicarakan kekuatan... Maksudku, staminamu pasti prima. Kau masih muda dan
sehat, jadi, mungkin kau sangat aktif. Dan itu menyebabkan tingkat kesuksesan
yang tinggi...” ucap Ha Ri lalu terdiam.
"Tingkat
kesuksesan yang tinggi"? kata Eu Ddeum. Ha Ri menjawab Maksudnya,
kemungkinan besar Eu Ddeum akan sukses dalam hidup karena sehat.
“Tubuh
dan pikiranmu.” Ucap Ha Ri. Eu Ddeum pun hanya bisa mengucapkan terimakasih.
“Nona
Jang, ada hal lain yang bisa kubantu? Aku dengan senang hati akan membantumu
dengan tubuh sehatku.” Kata Eun Ddeum
“Mari
mengambil beberapa mainan lagi.” Ucap Ha Ri. Eu Deum mengerti.
Sementara
Tuan Nam dan Yi Sang makan es krim bersama lalu melihat poster dibagian depan.
Tuan Nam berkomentar kalau Orang-orang menyukai foto itu dan bertanya Apakah
mereka akan tetap bekerja dengan Yi Sang.
“Tidak
ada alasan untuk berhenti.” Ucap Yi Sang. Tuan Nam membenarkan. Menurutnya
Siapa pun yang bekerja dengan Yi sang selalu menginginkannya kembali.
“Jadi,
akan kulakukan hal yang sama dan memintamu bekerja dengan kami.” Kata Tuan Nam
“Astaga,
tidak mau... Aku muak bekerja dengan bayi.” Kata Yi Sang. Tuan Nam hanya bisa
menghela nafas.
Ha Ri
mendorong trolly sampai ke depan lift lalu merasa Ini menyiksa karena sekujur
tubuhnya sakit. Eu Ddeum pikir akan membelikan obat. Ha Ri merasa Tidak perlu
karena Tubuhnya hanya memberitahu bahwa dia lelah jadi tidak perlu
menganggapnya terlalu serius.
“Kau
mungkin merasa baik-baik saja sekarang, tapi mungkin besok tidak begitu. Lebih
baik minum obat di usiamu sekarang.” Kata Eu Ddeum
“Aku
belum setua itu.” Kata Eu Ddeum malu. Eu Ddeum pikir rasa sakitnya menunjukkan
bahwa Eu Ddeum wanita paruh baya.
“Haruskah
aku memukulinya?” keluh Ha Ri kesal. Eu Ddeum un meminta agar Ha Ri menunggu
danakan segera kembali.
Ha Ri
melihat Eu Ddeum junior dengan nada suara mengatakan “Apa Ibu bisa naik lift?
Liftnya penuh sesak. Jadi Ikuti aku, ya?” Ha Ri hanya menatap sikap anaknya
nanti kalau ayahnya Eun Ddeum.
“Permisi...
Bisakah kalian bergeser? Ibuku sudah terlalu tua, dan sekujur tubuhnya sakit.
Aku mungkin masih muda, tapi ibuku sudah tua. Tolong bantu kami dan izinkan
kami masuk.” Ucap Eu Ddeum yang terlalu blak-blakan.
“Aku
tidak bisa menangani anak ini.” Ucap Ha Ri tak bisa membayangkanya.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar