PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 29 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Yi Sang pulang ke rumah lalu menatap ke arah tanganya yang masih dicap “Kerja bagus!” seperti tak ingin mencuci tanganya. Ia lalu teringat dengan Ha Ri yang memberikan cap.
“Kitalah orang dewasa yang benar-benar membutuhkan pujian. Kerja bagus, Pak Han.” Ucap Ha Ri dengan senyuman. Yi Sang mengingat Ha Ri mencoba untuk menyadarkan diri. 

“Aku akan datang tepat waktu jam 8 pagi, jadi tolong pastikan aku bisa pulang setiap hari jam 7 malam. Aku berharap dibayar ekstra walau kau telat 10 menit. Dan aku tidak bekerja di akhir pekan.” Ucap seorang penjag bayi
“Kalau mau ada layanan premium seperti pijat bayi dan makanan bayi premium, kau harus membayar 300 dolar lebih. Ada pertanyaan?” kata penjaga bayi
“Kita bisa bangkrut kalau kita terlambat...” bisik Ibu Lee. Ha Ri pikir pun menolak. Si bibi memastikan kalau tak ada pertanyaan.
“Kalau aku pulang kerja lebih awal, apa dapat diskon?”tanya Jae Young  mengangkat tangan.

“Ya ampun, aku tidak tahu kalian sudah menikah. Ya ampun, aku kira kau benar-benar bukan tunawisma. Lalu, bagaimana dengan anak lainnya itu? Apa itu anakmu yang kedua?” ucap bibi lain ingin melamar jadi pengasuh
“Apa Ini pernikahan keduamu? Apa Kau berselingkuh?” jerit Sii bibi kedua.
“Ya ampun, kurasa pasti begitu. Apa mereka benar-benar berselingkuh?” ucap bibi lain juga datang.
Akhirnya Ha Ri dan Jae Young mendorong si bibi keluar. Si bibi pun pamit pada ibu guru aerobiknya. 

Ha Ri mengeluh pada Ibunya kalau merekomendasikan pada bibi itu menurutnya Tidak masuk akal dan pun merasa  melelahkan. Ibu Ha Ri pikir sangat sulit untuk dapat pengasuh anak jadi ingin tahu dengan nasib Jae Young karena Rumah sakitnya akan segera dibuka.
“Aku akan titip di pusat penitipan anak sampai jam 3 sore. Lalu, aku perlu membawanya ke kantorku” ucap Jae Young
“Ngomong-ngomong, bagaimana bisa kenal semua wanita itu?” tanya Ha R. Jae Young balik bertanya pada Ha Ri
“Aku bahkan tidak mau membicarakannya.” Ucap Ha Ri membaringkan kepalanya diatas sofa.
“Ha Ri... Kau mau bagaimana sekarang? Kenapa kau tidak membantuku menyiapkan beberapa barang untuk pembukaan? Bagaimana kalau kita bersenang-senang?” kata Jae Young mengodanya.
“Jangan pernah berpikir tentang hal itu dan membayarku kalau mau pakai jasaku.” Tegas Ha Ri
“ Itu patut dicoba.” Ucap Jae Young menghela nafas.

Yi Sang masuk kantor menyapa Tuan Nam yang sudah ada dilantai atas.  Tuan Nam pun menyapa Yi Sang memberitahu kalau Ini jadwal mereka hari ini. Yi Sang melihat [10 pagi: I Sang dan Ha Ri: Teman Pertama Anakku dari Lawan Jenis]
“Apa Nona Jang ada pemotretan?” tanya Yi Sang. Tuan Nam memberitahu kalau Dia mengambil pekerjaannya dengan sangat serius.
“Penangguhannya cuma peringatan dia harus menjauhi bosnya.” Ucap Tuan Nam. Yi Sang akhirnya turun dan duduk depan bangku pemotretan.

Yi Sang seolah ingin jual mahal. Tuan Nam melihat dari atas, seseroang masuk datang menyapa Selamat pagi. Yi Sang pun bertanya Pemotretan untuk apa. Tuan Nam mengeluh kalau Jangan terlalu jelas.
“Ini adalah artikel tentang anak-anak yang punya teman dari lawan jenis.” Ucap seorang wanita memberikan bekas.  Yi Sang melonjak kaget
“Ya ampun, buat kaget saja.” Jerita Yeon Jo. Yi Sang kaget ternyata bukan Ha Ri.
“Maaf... Ini bukan pemotretanmu.” Ucap Yi Sang yang berharap Ha Ri datang
“Aku sudah bilang ke Ha Ri untuk tinggal di rumah saja karena aku bisa mengatur ini sendiri. Ini adalah seri bulanan kami, jadi Sang Hee tahu apa yang harus dilakukan.” Kata Yeon Jo
“Apa dia lagi mood buat kerja padahal dia diskors?  Sudah kubilang buat menjauh dari tempat ini.” Keluh Yeon Jo  mencoba untuk memperbaiki setting foto
“Persahabatan yang tidak perlu.” Keluh Yi Sang. Yeon Jo tak mednegernya bertanya.
“Foto seperti apa yang kau butuhkan?” tanya Yeon Jo. Yi Sang tak membahasnya lagi
“Luar biasa... aku ingin mereka berdua dipotret dari depan tapi sisakan ruang di bagian atas.” Pinta Yeon Jo saat Yi sang mengambil foto.
“Astaga... Aku mengerti maksudmu.” Keluh Yi Sang. Yeon Jo meminta agar sisakan ruang di bagian atas untuk judul. Yi Sang mengeluh kalau sudah tahu.
Yeon Jo inin tahu meminta sedikit lagi. Yi Sang tahu kalau akan sesuaikan. Yeon Jo pun berpura-pura untuk memukul Yi Sang dari belakang.
 (Episode 5: Saat Kita Ingin Percaya pada Nasib)



Ha Ri datang ke tempat ibunya berlatih gitar, Nyonya Lee kaget melihat sang anak datang. Ha Ri pun menyapa guru ibunya dengan kepala setengah botak, sang guru pun membalasnya. Ha Ri pun seperti tak tertarik.
“Kenapa kau memperlakukanku seperti pasien?” keluh Ibu Ha Ri melihat anaknya memberikan semangkuk bubur.
“Karena kau pasien. Kau harus makan makanan yang mudah dicerna.”ucap Ha Ri. Ibunya mengeluh dengan ucapan anaknya.
“Apa Cita-cita Ibu jadi gitaris profesional? Harusnya Ibu tidak bercanda dalam kondisi seperti ini.” Keluh Ha Ri melihat ibunya memegang tanganyayang sakit.
“Pergelangan tanganku sakit lagi seperti saat aku bekerja di restoran. Aku tidak percaya rasa sakitnya kembali setelah beberapa petikan gitar.” Kat Nyonya Lee
“Jangan paksakan diri. Itu hanya gitar bodoh.” Pinta Ha Ri. Nyonya Lee mengaku ini bukan untuknya.
“Bermain "Roman Romance" sudah menjadi impian seumur hidupku. Ayahmu mengalihkan perhatianku, jadi aku hanya bisa bermain "Edelweiss". Sial. Saat kau jatuh cinta pada seseorang, kau cenderung jatuh terlena.” Ucap Nyonya Lee
“Keberuntungan tampaknya bertemu Ibu di tahun-tahun selanjutnya. Kanker Ibu terdeteksi pada tahap awal... dan Ibu punya cukup uang untuk melakukan apa yang Ibu inginkan dalam hidup Ibu.” Kata Ha Ri
“Tidak ada artinya lagi karena tubuhku tidak seperti dulu. Betapa hebatnya melakukan semua yang sudah kulewatkan saat Ibu harus bekerja keras untuk melayani pelanggan?” ucap Nyonya Lee
“Makanya. Kita semua harus melakukan apa yang kita inginkan dalam hidup. Itu sebabnya aku ingin melahirkan seorang anak. Aku tidak menghasilkan cukup sel telur dan peluang kehamilanku hanya akan menjadi lebih sedikit... setelah nanti aku operasi endometriosisku.” Ucap Ha Ri. Nyonya Lee kaget.
“Tidak ada yang serius.” Ucap Ha Ri menenangkan. Nyonya Lee pun memastikan Apa itu penyakitmu?
“Aku bisa punya bayi dan menerima operasi untuk endometriosis. Bukan apa-apa. Sekarang makanlah sebelum dingin.” Ucap Ha Ri menenangkan ibunya. Nyonya Lee hanya bisa terdiam. 



Eun Young tak percaya Ha Ri intu ingin jalani IVF sendiri lalu memastikan kalau ia yang keliru atau Ha Ri yang memang gila. Ha Ri mengeluh kalau Sudah dibilang tidak lagi tertarik pernikahan tapi lebih suka punya anak. Eun Young piki temanya itu benar-benar gila.
“Orang akan terus menghakimiku soal ini, jadi seenggaknya kau bisa ada di pihakku?” keluh Ha Ri
“Aku setuju sekali denganmu beli daun bawang ini. Tapi bagaimana bisa aku mendukungmu soal sperma yang ingin kau beli?”jerit Eun Young marah
“Aku tidak membeli apa pun. Itu akan jadi persetujuan kedua belah pihak. Dan pelankan suaramu.” Keluh Ha Ri lalu berjalan pergi. 

“Temanku, Ha Ri, aku sangat menentang gagasan ini.” Ucap Eun Young menyadarkan temanya. Hae Ri merasa  itu sempurna.
“Tunggu Bentar.. Jadi, kau serius berpikir mau punya bayi? Apa Kau sendiri cukup sulit untuk membesarkan anak dengan pasangan?. Baik. Anggap kau mampu. Gimana kalau ada seorang pria yang baik menghampirimu?” kata Eun Young
“Aku sudah menyiksa diri dengan pikiran itu selama 20 tahun. Tamat sudah mencoba bertemu dengan calon suami.” Ucap Ha Ri
“Temanku, jangan tutup pintu untuk pilihanmu dan pertimbangkan kembali para pria. yang pernah membuangmu atau menerima jaringmu. Kau akan terkejut dengan mukjizat yang bisa membawamu. Terus sebarkan jaring, oke? Ada banyak pria baik di luar sana.” Kata Eun Young
“Siapa contohnya? Kau kenal seseorang?” tanya Ha Ri. Eun Young pikir kalau dengan iparnya. “
“Seperti yang kau tahu, dia membuat sarapan sebelum pergi bekerja, bawa anak-anak ke sekolah, mengajak jalan-jalan ke luar negeri setiap tahun dan dia cuma lihat kakakku.” Kata Eun Young.
Ha Ri mengaku sudah tahu menurutnya kakak ipar Eun Young  adalah yang terbaik dan menunjuk ke arah depan. Eun Young melihat seorang pria dengan seorang wanita sedang mencoba makanan. Ha Ri pikir kakak ipar Eun Young dan untuk berbelanja dengan kakaknya.
“Itu Kakak-mu, kan? Tapi Dia kurusan? Lihat langsingnya dia.” Ucap Ha Ri melihat dari belakang. Saat itu keduanya saling suap-suapan makanan.
“Siapa wanita muda itu?” tanya Hari Ri melihat dari kejauhan. Eun Young marah meminta Ha Ri agar tak menunggunya lalu berjalan pergi.
“Eun Young, ambil foto dulu... Sebagai bukti!” teriak Ha Ri. Tapi Eun Young sudah sampai didepan kakak iparnya.
“Kakak Ipar? Siapa wanita ini?” tanya Eun Young melotot marah. Si kakak panik langsung berlari menghindar mengaku salah orang.
Eun Young pun mengejarnya, keduanya saling kejar-kejaran dalam minimarket. Ha Ri hanya bisa melihat dari kejauhan. Si kakak mengaku bukan kakak iparnya. Ha Ri pun hanya bisa melihat keduanya masih kejar-kejaran saat di kasir. 


“Eun Young dulu mengira aku menyedihkan karena ingin menikah.Sebagai pengembang aplikasi yang sukses, dia hampir meluncurkan startup – nya. Dia pergi menemui investor untuk investasi dan hidupnya jadi kacau.”
Eun Young memberikan persentasi dikantor,  saat itu seorang pria menatapnya terus seperti sangat tertarik pada Eun Young sebagai wanita.
“Daya tarik yang tiba-tiba menyebabkan pernikahan dan kehamilan. Sampai saat itu, dia yakin... kalau dia bisa jadi wanita karir yang bahkan sulit buat Superwoman.”
Eun Young dan suaminya pun jatuh cinta lalu menikah dan hamil dengan anak kembar.
“Itu karena dia tidak tahu dia akan mengalami pre-eklampsia dan hampir mati saat melahirkan si kembar prematur. Siapa tahu dia berubah dari mimpi untuk pengusaha sukses berubah menjadi seorang wanita terpaku pada persalinan?”
Eun Young melahirkan terlihat kesakitan menarik rambut suaminya.
“Siapa yang tahu dia suatu hari berlari setelah kakak iparnya ketahuan selingkuh?” 


Apa yang aku pelajari dalam hidupku selama 39 tahun adalah hal-hal baik itu tidak terjadi padamu. Hanya orang malang yang memukulmu dari belakang. Tidak ada yang akan terjadi kalau tidak mengambil tindakan. Jadi... aku harus melakukan sesuatu.” Ucap Ha Ri menuliskan pada buku diarynya
“Yoon Jae Young... Dari sudut pandang objektif, dia memang punya sifat-sifat baik yang kunginkan pada anakku. Kalau aku meminta spermanya, dia akan mengguruiku.” Ucap Ha Ri lalu menulis “ Potensi donor sperma no. 2: Yoon Jae Young”
“Han Yi Sang.. Coba Lihat? Dia juga tidak seburuk itu. Hampir semua di dirinya, dia agak keren. Tapi Kenapa aku tersenyum... kapan dia tidak pernah setuju untuk itu?” keluh Ha Ri menuliskan “Potensi donor sperma no. 3: Han I Sang”
“Choi Kang Eu Ddeum... Tentu saja.” Kata Ha Ri dengan senyuman menuliskan “Potensi donor sperma no. 1: Choi Kang Eu Ddeum” 

Tuan Kim melihat berkas diatas meja lalu mengeluh. Ha Ri ingin menemui Eu Ddeum tapi Tuan Kim lebih dulu memanggilnya. Eu Ddeum pun pergi menghampiri bosnya. Tuan Kim mengeluh pada Eu Ddeum yang bisa menulis laporan seperti ini
“Ini Benar-benar lelucon. Proposal proyek harus sederhana dan mengesankan. Klien harus melihatnya sekilas dan ingin membawa iklannya ke kita.” Ucap Tuan Kim. Ha Ri pun tahu kalau Eu Ddeum Perlu promosi.
“Seolah bisa melakukan yang lebih baik. Bagaimana kau masih belum bisa memperbaikinya?” kata Tuan Kim
“Aku akan menulis satu lagi.” Ucap Eu Ddeum tertunduk. Tuan Kim menyuruh agar Buat banyak supaya cepat belajar.
“Dia bertindak seolah dia tahu segalanya... Yang benar saja. Bagaimana dia bisa bertahan?” komentar Ha Ri lalu memanggil Eu Ddeum untuk pergi denganya. 

Ha Ri mengajak ke sebuah ruangan, sementara So Yoon melihat keduanya seperti sangat serius berbicara. Ha Ri menegaskan Ini adalah kuis benar atau salah. Eu Ddeum pikir kalau pasti bisa melakukanya.  Ha Ri memberitahu kalau Seorang pria menyumbangkan spermanya.
“Hanya satu pasangan infertil yang bisa menerima sperma. Jadi Benar atau salah?” tanya Ha Ri
“Choi Kang Eu Ddeum. Salah.” Jawab Eu Ddeum. Ha Ri membenarkan.
“Kalau kita mengajukan proposal ke klinik kesuburan tentang kampanye donasi sperma...”kata Ha Ri
“Apa Karena itu yang kau minati?” tanya Eu Ddeum. Ha Ri pikir lebih baik menganggapnya benar.
“Mana yang akan lebih efektif, menuli, keuntungan iklan atau kuis seperti barusan?” tanya Ha Ri. Eu Ddeum menjawab Sebuah kuis.
“Benar 'kan? Begitulah caramu harus menulis proposal. Pikirkan konsep yang mungkin diminati klien, dan muncul dengan iklan majalah atau video. Konsultasikan dengan wartawan.” Jelas Ha Ri. Eu Ddeum berkomentar kalau Ha Ri seperti dosen.


So Yoon pergi ke studio memberitahu kalau Ha Ri datang ke kantor. Hyo Joo kaget bertanya apakah sesuatu terjadi. Soo Yoon pikir Tidak tapi Ha Ri dan Eu Ddeum sedang melakukan sesuatu yang rahasia. Hyo Joo kaget begitu juga Yi Sang langsung berdiri ingin tahu.
“Mereka berada di ruang konferensi, mungkin saja rapat.” Kata So Yoon. Yi Sang malu berpura-pura matanya kelilipan dan mencoba untuk tenang.
“Aku sudah terlalu lama menatap monitor... Hei. Buka jendela dan keluarkan tempat itu.” Ucap Yi Sang mencoba untuk tetap tenang. 

Ha Ri pikir tadi Eu Ddum sudah dengar, dan ingin tahu bagaimana menurutmunya tentang donasi sperma. Eu Ddeum bingung Bukan proposal, tapi soal sumbangan sperma. Ha Ri mencoba mengelak bukan itu maksudnya tapi hanya ingin tahu apa penjelasannya efektif.
“Tapi kau tidak bisa menerima sperma walaupun kau mau Karena kau lajang.” Kata Eu Ddeum
“Aku cari jalan. Sesuatu yang tidak ilegal.” Jelas Ha Ri. Eu Ddeum pun ingin tahu  Bagaimana kalau si anak ingin tahu tentang ayahnya nanti?
“Itu sebabnya aku berencana untuk mendapatkan persetujuannya terlebih dahulu. Apa aku oleh cerita atau tidak soal ayahnya kalau si anak bertanya. Apa dia mau bertemu anak itu kalau si anak ingin bertemu dengannya.” Jelas Ha Ri
“Bertanya ke si pendonor?” tanya Eu Ddeum. Ha Ri membenarkan menurutnya  pertama-tama, harus menjelaskan pada si anak supaya dia mengerti.
"Ibu ingin sekali bertemu denganmu, Kalau aku meminta bantuan seorang pria yang baik hati. Tapi hanya karena dia memberimu kehidupan, Tidak menjadikan dia sebagai ayahmu. Bukan karena dia tidak mencintaimu Tapi karena dia dan Ibu tidak saling mencintai.Itu sebabnya." Jelas Ha Ri
“Aku tahu pasti aku bisa mencintai bayiku, tapi bayi akan ingin lebih, kan?” ucap Ha Ri sedih
“Aku yakin anakmu akan beruntung punya ibu sepertimu.” Ucap Eun Ddeum menyakinkan. Ha Ri pun mengucapkan Terima kasih.

“Jadi ayah biologis perlu punya gen sehat...” kata Ha Ri. Eu Ddeum pun ingin tahu Bagaimana mengetahuinya. Ha Ri ingin memberitahu tapi Tuan Kim tiba-tiba datang melonggo didepan pintu. 


Tuan Kim mengeluh kalau Selesaikan dulu proposal kalau mau nongkrong di sini lalu membahas Eu Ddeum yang belum tes kesehatan , Eu Ddeum membenarkan. Ha Ri pun langsung menyetujuinya kalau perlu melakukanya. 

Tuan Kim melihat Yi Sang bertanya apakah mau pulang. Yi Sang menganguk dan berjalan pergi seolah tak peduli, tapi akhirnya kembali memanggil Tuan Kim bertanya “Apa? Kenapa? Apa itu?” Tuan Kim langsung memberikan kode apakah mau minum. Yi Sang mencoba pergi tapi dengan senyuman bahagia bertanya tuan Kim itu ingin minum apa.
“Kau tidak ada rasa lagi sama In Ah?” tanya Tuan Kim. Yi Sang mengeluh Tuan Kim bertanya tanpa peringatan
“Aku penasaran kalau itu penyebab kau tidak bisa pacaran walau kau menyukai seorang wanita.” Ucap Tuan Kim
“Aku tidak pacaran karena merasa nyaman sendirian. Sejujurnya, kau iri padaku.” Kata Yi Sang. Tuan Kim mengaku Seperti orang gila.
“Aku sangat khawatir dengan kalian berdua. Selama retret (tamasya) tahun pertamamu di perguruan tinggi, saat kita pergi ke Daeseong-ri, kalian berdua menyelinap keluar dan aku tahu kalian berciuman. Aku mengawasi kalian selama 17 tahun sejak itu.” Kata Tuan Kim
“Ingatanmu luar biasa.” Ejek Yi Sang. Tuan Kim pikir mereka berdua langgeng saja tanpa hambatan tapi tiba-tiba putus.
“Aku merasa tidak enak. Kau sangat terluka pada saat itu, sampai tak tega mau bertanya. Kenapa kau putus?” tanya Tuan Kim. Yi Sang terlihat masih mengunakan cincin dari In Ah. 


Flash Back
In Ah terlihat marah mengeluh barang yang  ini di sini lag dan meminta Yi Sang agar menaruh di tempat yang nyaman. Yi sang seperti menahan emosinya mebmberitahu In Ah, kalau Itu terus disana sepanjang waktu dan Tidak ada yang berubah.
“Bukan apa-apa.” Jawab Yi Sang tak mau membongkar alasanya. Tuan Kim terlihat bingung.
“Semuanya berubah. Kami bertengkar soal hal-hal terkecil. Kami mulai membenci bahkan kebiasaan yang kami sukai. Yah...kami bosan.” Cerita Yi Sang
“Kau takut itu akan terjadi lagi? Jadi itu sebabnya kau ingin hidup sendiri? Cobalah untuk bertemu orang yang baik. Mungkin berbeda.” Ucap Tuan Kim
“Hyung... Bahkan orang yang aku cintai selama 17 tahun tidak bisa melakukannya. Kenapa aku membuat orang yang baik menanggung masalahku? Akan kutanggung sendiri.” Kata Yi Sang lalu meraskan sudah mulai mabuk.


Ha Ri membeli minum di minimarket lalu melihat Yi Sang berjalan pulang lalu memanggilnya. Yi Sang mencoba berbalik arah mencoba menghindari. Ha Ri pun mengejarnya memastikan kalau pasti melihatnya.Yi Sang mengaku memang melihatnya.
“Apa Barusan mengabaikan aku?” tanya Ha Ri. Yi Sang membenarkan. Ha Ri pun ingin tahu alasan.
“Apa Tidak boleh aku lakukan sesukaku?” kata Yi Sang memperlihatkan gaya dengan cara yang imut. Ha Ri tak percaya melihat Yi Sang yang mabuk.
Yi Sang mencoba kabur dan Ha Ri pun melihat Yi Sang Lucu sekali dan mencoba berjalan pergi. 

Ha Ri berjalan tak sengaja bertemu dengan Yi Sang. Yi Sang mengeluh Ha Ri yang  mengikutinya.  Ha Ri pikir Karena taman itu bulat. Dan Begitu juga Bumi jadi arena Bumi bulat,dan  jika kita terus berjalan,maka mereka akan bertemu. Yi Sang berkomentar Ha Ri yang mabuk.
“Jangan remehkan toleransi alkoholku...YI Sang si pemabuk. Bisa kau menemukan jalan pulang, ya?” ucap  Ha Ri
“Kau anggap aku apa? Jadi... apa yang aku lakukan agar pantas dapat cap "Pekerjaan Bagus"?” tanya Yi Sang berjalan dan berhenti
“Maksudku... Lebih spesifik. Apa yang sebenarnya sudah kulakukan sampai dapat pujian?” tanya Yi Sang
“Yi Sang.. Kau tinggi dan tampan... Dan punya kepribadian yang baik.” Ucap Ha Ri.
“Umurku 41 tahun... Aku bukan anak kecil.” Keluh Yi Sang. Ha Ri berkomentar kalau Yi Sang imut saat mabuk.
“Kenapa kita tidak minum bersama? Aku mau menikmati ini lebih lama. Apa Tidak boleh?” tanya Ha Ri
“Hari ini, aku ingin menyendiri. Kalau aku bersamamu, maka sesuatu yang buruk akan terjadi”Ucap Yi Sang
”Kau tidak membuatku takut lagi. Sampai jumpa.”kata Ha Ri tersenyum 


Jae Young membawa Do Ah ke tempat penitipa anak lalu pamit pergi agar anaknya bisa Bersenang-senang dengan gurunya. Pegawai pikir kalau Jae Young khawatir, bisa tinggal dan mengawasi karena ini adalah hari pertamanya.
“Tidak apa-apa. Kita harus melakukan ini setiap hari mulai sekarang. Jadi dia perlu belajar untuk menerima.” Ucap Jae Young
“Yoon Do Ah, jangan menangis, dan jadilah gadis yang baik, oke?” kata Jae Young berbicara pada Do Ah.

Jae Young ingin akan perg tapi mendengar suara Do Ah menangis, tapi mencoba tak mengubrisnya. Beberapa saat kemudian, Jae Young khawatir menunggu diluar, akhirnya mendekati jendela dan melihat Do Ah sedang bermain.
“Dia bersenang-senang tanpa aku Aku senang dia jadi gadis yang baik, tapi aku merasa sedikit sedih..” Ucap Jae Young. Sang guru merasakan ada yang mengintip.
Jae Young mencoba kabur tapi sang guru bisa melihatnya. Jae Young pun akhirnya pergi. Sang guru  hanya bisa tersenyum melihat tingkah Jae Young. 

Jae Young pergi melihat papan nama dan gedungnya, terlihat sangat bahagia berkomentar kalau ini Terlihat bagus.  Akhirnya Jae Young mewawancarai seorang perawat dan bertanya apakah dia baik-baik saja dan memberitahu kalau itu anaknya Do Ah.
“Nona Moon Oh Bin.. Astaga, kau sudah lama bekerja di rumah sakit ini. “ ucap Jae Young
“Ya, aku harus berhenti karena dokter beremigrasi ke luar negeri.” Ucap Nona Moon. Jae Young pikir itu sangat disayangkan.
“Aku akan bekerja di sini sampai hari kematianku. Jadi, kau tidak perlu khawatir tentang pensiun.” Ucap Jae Young. Nona Moon menganguk mengerti.
“Tapi aku punya pertanyaan. Apa aku juga perlu merawat bayimu?” tanya Nyonya Moon.
“Aku membesarkan anakku dengan bantuan teknologi.” Kata Jae Young memperlihatkan ayunan yang bisa digoyang sendiri. Nona Moon tak percaya melihatnya.
“Ya ampun... Jadi, kau tidak perlu merawatnya. Dan setelah semuanya beres, aku akan membuatnya menginap di pusat penitipan anak. Aku berencana untuk merawatnya sampai saat itu.” Jelas Jae Young
“Dia tidak suka mengucapkan selamat tinggal, ya kan?” ucap Nona Moon. Jae Young mengaku bukan itu.
“Akulah yang tampaknya tidak bisa menyesuaikan diri. Tapi Tidak masalah.”kata Jae Young. Nona Moon hanya bisa terdiam. 


Eu Ddeum tak percaya kalau ada banyak hal yang harus diisi dan belum pernah menjalani pemeriksaan sebelumnya. Ha Ri mengaku juga menjalani pemeriksaan pertama setelah mulai bekerja di sini lalu bertanya apakah E Ddeum hanya akan mengikuti tes dasar
“Tidak, aku akan memeriksa semuanya... Permisi. Bisa bantu aku? Apa tes tambahan yang bisa aku ambil?” tanya Eu Ddeum
“Kalau di lihat di sini, kau bisa memeriksa otak, hati, dan ada juga pemeriksaan pria. Lihatlah daftar dan periksa yang kau inginkan tes.” Jela Perawat. Eu Ddeum pun mengucapkan terimakasih
“Kau harus tes semuanya.” Ucap Ha Ri. Eu Ddeum bingung karena terlalu banyak. Ha Ri pikir Lakukan saja saat Eu Ddeum di sini.

Di ruangan Gastroskopi, USG karotid, Ekokardiografi, kekuatan fisik... Ha Ri lebih dulu aka diambil darah, tiba-tiba Eu Ddeum mencubit pipinya.Ha Rikaget dan langsung berteriak kesakitan. Dokter pun memberitahu kalau  sudah selesai.
“Aku yakin kau tidak tahu dia mengambil darahmu karena sakit sekali.” kata Eu Ddeum seolah ingin membantu.
“Tapi pipiku juga sakit.” Keluh Ha Ri kesal. 

Ha Ri mengintip ke ruangan Gastroskopi dan melihat Tuan Jo masih mengingau dengan mengumpat bodoh agar Jangan cengeng seperti itu. Tuan Kim pun juga terlihat marah menyuruh agar Urus urusannya sendiri. Akhirnya Ia menemukan  Eu Ddeum yang masih tertidur.
“Donasi sperma.. Sumbangan sperma... Bagaimana dengan donasi sperma. Ini memberi harapan kepada pasangan yang tidak bisa punya bayi.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri terlihat panik 

Akhirnya keduanya selesai, Eu Ddeum mengaku  agak gugup tentang pemeriksaan dan harap tidak ada yang salah denganya. Ha Ri pikir tahu merkea  tidak pernah bisa yakin tentang kesehatanya tapi yakin Eu Ddeum sehat.
“Kau bahkan bisa menelan batu dan masih sehat saja tuh. Setelah hasilnya keluar, maukah kau memberi tahuk terlepas dari seberapa sehat atau tidaknya itu? Aku cuma hawatir. Itu saja.” Ucap Ha Ri
“Tentu. Aku janji akan memberitahumu.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri tak pecaya kalau Eu Deum berjanji. Eu Dddeum membenarkan.
Pagi harinya, Eu Ddeum berteriak memanggil “Nona Jang!” Ha Ri yang akan masuk ke kantor pun berhenti.  Eu Ddeum dengan bangga memebritahu kalau Semuanya normal dan ia sangat sehat. Ha Ri ikut bahagia mengaku tahu itu.
“Dan aku punya sesuatu untuk dibanggakan. Bahkan dokter pun kaget. Dia bilang ini sangat langka. Aku punya 10 kali lebih banyak daripada pria pada umumnya.”jerit Eu Ddeum bahagia.
“Kau bicara apa?”ucap Ha Rai panik. Eu Ddeum bahagia karena Jumlah sperma yang banyak 

Ha Ri membahas kalau tentang jumlah sperma 10 Kali lalu bertanya mau apakan semua sperma itu. Eu Ddeum mengaku juga tidak mengharapkan ini Jadi tidak tahu. Ha Ri mulai membahas kalau mereka sudah melakukan penelitian tentang donasi sperma.
“Oh, ya benar. Donasi sperma... Haruskah aku membaginya dengan bos?”ucap Eu Ddeum
“Yang benar? Ini tidak mudah dilakukan kalau kau memikirkannya, tapi juga tidak terlalu sulit.” Kata Ha Ri yang kali ini panik
“Membandingkannya dengan donor darah mungkin terlalu berat, tapi itu bisa dilakukan kalau ini membantu keinginan seseorang menjadi kenyataan. Donor akan tetap anonim, jadi itu seperti melakukan perbuatan baik secara rahasia.” Jelas Eu Ddeum .
“Tetap saja, itu bukan sesuatu yang dengan mudah diputuskan.” Jelas Ha Ri
“Aku tidak harus menjadi ayah bagi anak itu, jadi anggap itu sebagai perbuatan baikku.” Ucap Eu Ddeum
“Aku bersyukur atas tawaran itu, tapi pikirkan lagi. Ini bisa menjadi masalah saat kau menikah nanti. Kau bahkan mungkin berkencan dengan seseorang saat aku hamil.” Jelas Ha Ri
“ Jangan khawatir. Aku tidak tahu tentang calon istriku, tapi aku akan meminta persetujuan dari orang tuaku.” Ucap Eu Ddeum.
Ha Ri kaget Eu Ddeum yang meminta persetujuan orang tuanya, Eu Ddeum memberitahu kalau kalau  akan jadi ayah seorang anak dimana itidak akan punya hak asuh jadi Orang tuanya harus tahu. Ha Ri pun setuju kalau  mereka seharusnya tahu.
“Mereka akan punya cucu yang tidak akan mereka ketahui. Maka mereka akan sangat terkejut. Makanya. Aku harusnya tidak jadi bagian dari kehidupan anak itu, jadi aku harus bertanya apakah orang tuaku bisa melupakan anak itu juga.”kata Eu Ddeum lalu pamit pergi akan kembali ke dalam.
“Ini tidak akan mudah.” Ucap Ha Ri akhirnya duduk sendirian.
Bersambung ke Part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar