PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Sang
pulang ke rumah lalu menatap ke arah tanganya yang masih dicap “Kerja bagus!”
seperti tak ingin mencuci tanganya. Ia lalu teringat dengan Ha Ri yang
memberikan cap.
“Kitalah
orang dewasa yang benar-benar membutuhkan pujian. Kerja bagus, Pak Han.” Ucap
Ha Ri dengan senyuman. Yi Sang mengingat Ha Ri mencoba untuk menyadarkan diri.
“Aku akan
datang tepat waktu jam 8 pagi, jadi tolong pastikan aku bisa pulang setiap hari
jam 7 malam. Aku berharap dibayar ekstra walau kau telat 10 menit. Dan aku tidak
bekerja di akhir pekan.” Ucap seorang penjag bayi
“Kalau
mau ada layanan premium seperti pijat bayi dan makanan bayi premium, kau harus
membayar 300 dolar lebih. Ada pertanyaan?” kata penjaga bayi
“Kita
bisa bangkrut kalau kita terlambat...” bisik Ibu Lee. Ha Ri pikir pun menolak.
Si bibi memastikan kalau tak ada pertanyaan.
“Kalau
aku pulang kerja lebih awal, apa dapat diskon?”tanya Jae Young mengangkat tangan.
“Ya
ampun, aku tidak tahu kalian sudah menikah. Ya ampun, aku kira kau benar-benar
bukan tunawisma. Lalu, bagaimana dengan anak lainnya itu? Apa itu anakmu yang
kedua?” ucap bibi lain ingin melamar jadi pengasuh
“Apa Ini
pernikahan keduamu? Apa Kau berselingkuh?” jerit Sii bibi kedua.
“Ya
ampun, kurasa pasti begitu. Apa mereka benar-benar berselingkuh?” ucap bibi
lain juga datang.
Akhirnya
Ha Ri dan Jae Young mendorong si bibi keluar. Si bibi pun pamit pada ibu guru
aerobiknya.
Ha Ri
mengeluh pada Ibunya kalau merekomendasikan pada bibi itu menurutnya Tidak
masuk akal dan pun merasa melelahkan.
Ibu Ha Ri pikir sangat sulit untuk dapat pengasuh anak jadi ingin tahu dengan
nasib Jae Young karena Rumah sakitnya akan segera dibuka.
“Aku akan
titip di pusat penitipan anak sampai jam 3 sore. Lalu, aku perlu membawanya ke
kantorku” ucap Jae Young
“Ngomong-ngomong,
bagaimana bisa kenal semua wanita itu?” tanya Ha R. Jae Young balik bertanya
pada Ha Ri
“Aku bahkan
tidak mau membicarakannya.” Ucap Ha Ri membaringkan kepalanya diatas sofa.
“Ha Ri...
Kau mau bagaimana sekarang? Kenapa kau tidak membantuku menyiapkan beberapa
barang untuk pembukaan? Bagaimana kalau kita bersenang-senang?” kata Jae Young
mengodanya.
“Jangan
pernah berpikir tentang hal itu dan membayarku kalau mau pakai jasaku.” Tegas
Ha Ri
“ Itu
patut dicoba.” Ucap Jae Young menghela nafas.
Yi Sang
masuk kantor menyapa Tuan Nam yang sudah ada dilantai atas. Tuan Nam pun menyapa Yi Sang memberitahu
kalau Ini jadwal mereka hari ini. Yi Sang melihat [10 pagi: I Sang dan Ha Ri:
Teman Pertama Anakku dari Lawan Jenis]
“Apa Nona
Jang ada pemotretan?” tanya Yi Sang. Tuan Nam memberitahu kalau Dia mengambil
pekerjaannya dengan sangat serius.
“Penangguhannya
cuma peringatan dia harus menjauhi bosnya.” Ucap Tuan Nam. Yi Sang akhirnya
turun dan duduk depan bangku pemotretan.
Yi Sang
seolah ingin jual mahal. Tuan Nam melihat dari atas, seseroang masuk datang
menyapa Selamat pagi. Yi Sang pun bertanya Pemotretan untuk apa. Tuan Nam
mengeluh kalau Jangan terlalu jelas.
“Ini
adalah artikel tentang anak-anak yang punya teman dari lawan jenis.” Ucap
seorang wanita memberikan bekas. Yi Sang
melonjak kaget
“Ya
ampun, buat kaget saja.” Jerita Yeon Jo. Yi Sang kaget ternyata bukan Ha Ri.
“Maaf...
Ini bukan pemotretanmu.” Ucap Yi Sang yang berharap Ha Ri datang
“Aku
sudah bilang ke Ha Ri untuk tinggal di rumah saja karena aku bisa mengatur ini
sendiri. Ini adalah seri bulanan kami, jadi Sang Hee tahu apa yang harus dilakukan.”
Kata Yeon Jo
“Apa dia
lagi mood buat kerja padahal dia diskors?
Sudah kubilang buat menjauh dari tempat ini.” Keluh Yeon Jo mencoba untuk memperbaiki setting foto
“Persahabatan
yang tidak perlu.” Keluh Yi Sang. Yeon Jo tak mednegernya bertanya.
“Foto
seperti apa yang kau butuhkan?” tanya Yeon Jo. Yi Sang tak membahasnya lagi
“Luar
biasa... aku ingin mereka berdua dipotret dari depan tapi sisakan ruang di
bagian atas.” Pinta Yeon Jo saat Yi sang mengambil foto.
“Astaga...
Aku mengerti maksudmu.” Keluh Yi Sang. Yeon Jo meminta agar sisakan ruang di
bagian atas untuk judul. Yi Sang mengeluh kalau sudah tahu.
Yeon Jo
inin tahu meminta sedikit lagi. Yi Sang tahu kalau akan sesuaikan. Yeon Jo pun
berpura-pura untuk memukul Yi Sang dari belakang.
(Episode
5: Saat Kita Ingin Percaya pada Nasib)
Ha Ri
datang ke tempat ibunya berlatih gitar, Nyonya Lee kaget melihat sang anak
datang. Ha Ri pun menyapa guru ibunya dengan kepala setengah botak, sang guru
pun membalasnya. Ha Ri pun seperti tak tertarik.
“Kenapa
kau memperlakukanku seperti pasien?” keluh Ibu Ha Ri melihat anaknya memberikan
semangkuk bubur.
“Karena
kau pasien. Kau harus makan makanan yang mudah dicerna.”ucap Ha Ri. Ibunya
mengeluh dengan ucapan anaknya.
“Apa Cita-cita
Ibu jadi gitaris profesional? Harusnya Ibu tidak bercanda dalam kondisi seperti
ini.” Keluh Ha Ri melihat ibunya memegang tanganyayang sakit.
“Pergelangan
tanganku sakit lagi seperti saat aku bekerja di restoran. Aku tidak percaya
rasa sakitnya kembali setelah beberapa petikan gitar.” Kat Nyonya Lee
“Jangan
paksakan diri. Itu hanya gitar bodoh.” Pinta Ha Ri. Nyonya Lee mengaku ini
bukan untuknya.
“Bermain
"Roman Romance" sudah menjadi impian seumur hidupku. Ayahmu
mengalihkan perhatianku, jadi aku hanya bisa bermain "Edelweiss". Sial.
Saat kau jatuh cinta pada seseorang, kau cenderung jatuh terlena.” Ucap Nyonya
Lee
“Keberuntungan
tampaknya bertemu Ibu di tahun-tahun selanjutnya. Kanker Ibu terdeteksi pada
tahap awal... dan Ibu punya cukup uang untuk melakukan apa yang Ibu inginkan
dalam hidup Ibu.” Kata Ha Ri
“Tidak
ada artinya lagi karena tubuhku tidak seperti dulu. Betapa hebatnya melakukan
semua yang sudah kulewatkan saat Ibu harus bekerja keras untuk melayani
pelanggan?” ucap Nyonya Lee
“Makanya.
Kita semua harus melakukan apa yang kita inginkan dalam hidup. Itu sebabnya aku
ingin melahirkan seorang anak. Aku tidak menghasilkan cukup sel telur dan
peluang kehamilanku hanya akan menjadi lebih sedikit... setelah nanti aku
operasi endometriosisku.” Ucap Ha Ri. Nyonya Lee kaget.
“Tidak
ada yang serius.” Ucap Ha Ri menenangkan. Nyonya Lee pun memastikan Apa itu
penyakitmu?
“Aku bisa
punya bayi dan menerima operasi untuk endometriosis. Bukan apa-apa. Sekarang
makanlah sebelum dingin.” Ucap Ha Ri menenangkan ibunya. Nyonya Lee hanya bisa
terdiam.
Eun Young
tak percaya Ha Ri intu ingin jalani IVF sendiri lalu memastikan kalau ia yang
keliru atau Ha Ri yang memang gila. Ha Ri mengeluh kalau Sudah dibilang tidak
lagi tertarik pernikahan tapi lebih suka punya anak. Eun Young piki temanya itu
benar-benar gila.
“Orang akan
terus menghakimiku soal ini, jadi seenggaknya kau bisa ada di pihakku?” keluh
Ha Ri
“Aku
setuju sekali denganmu beli daun bawang ini. Tapi bagaimana bisa aku
mendukungmu soal sperma yang ingin kau beli?”jerit Eun Young marah
“Aku
tidak membeli apa pun. Itu akan jadi persetujuan kedua belah pihak. Dan
pelankan suaramu.” Keluh Ha Ri lalu berjalan pergi.
“Temanku,
Ha Ri, aku sangat menentang gagasan ini.” Ucap Eun Young menyadarkan temanya.
Hae Ri merasa itu sempurna.
“Tunggu Bentar..
Jadi, kau serius berpikir mau punya bayi? Apa Kau sendiri cukup sulit untuk membesarkan
anak dengan pasangan?. Baik. Anggap kau mampu. Gimana kalau ada seorang pria
yang baik menghampirimu?” kata Eun Young
“Aku
sudah menyiksa diri dengan pikiran itu selama 20 tahun. Tamat sudah mencoba
bertemu dengan calon suami.” Ucap Ha Ri
“Temanku,
jangan tutup pintu untuk pilihanmu dan pertimbangkan kembali para pria. yang
pernah membuangmu atau menerima jaringmu. Kau akan terkejut dengan mukjizat
yang bisa membawamu. Terus sebarkan jaring, oke? Ada banyak pria baik di luar
sana.” Kata Eun Young
“Siapa contohnya?
Kau kenal seseorang?” tanya Ha Ri. Eun Young pikir kalau dengan iparnya. “
“Seperti
yang kau tahu, dia membuat sarapan sebelum pergi bekerja, bawa anak-anak ke
sekolah, mengajak jalan-jalan ke luar negeri setiap tahun dan dia cuma lihat
kakakku.” Kata Eun Young.
Ha Ri
mengaku sudah tahu menurutnya kakak ipar Eun Young adalah yang terbaik dan menunjuk ke arah
depan. Eun Young melihat seorang pria dengan seorang wanita sedang mencoba
makanan. Ha Ri pikir kakak ipar Eun Young dan untuk berbelanja dengan kakaknya.
“Itu
Kakak-mu, kan? Tapi Dia kurusan? Lihat langsingnya dia.” Ucap Ha Ri melihat
dari belakang. Saat itu keduanya saling suap-suapan makanan.
“Siapa
wanita muda itu?” tanya Hari Ri melihat dari kejauhan. Eun Young marah meminta
Ha Ri agar tak menunggunya lalu berjalan pergi.
“Eun
Young, ambil foto dulu... Sebagai bukti!” teriak Ha Ri. Tapi Eun Young sudah
sampai didepan kakak iparnya.
“Kakak
Ipar? Siapa wanita ini?” tanya Eun Young melotot marah. Si kakak panik langsung
berlari menghindar mengaku salah orang.
Eun Young
pun mengejarnya, keduanya saling kejar-kejaran dalam minimarket. Ha Ri hanya
bisa melihat dari kejauhan. Si kakak mengaku bukan kakak iparnya. Ha Ri pun
hanya bisa melihat keduanya masih kejar-kejaran saat di kasir.
“Eun
Young dulu mengira aku menyedihkan karena ingin menikah.Sebagai pengembang
aplikasi yang sukses, dia hampir meluncurkan startup – nya. Dia pergi menemui
investor untuk investasi dan hidupnya jadi kacau.”
Eun Young
memberikan persentasi dikantor, saat itu
seorang pria menatapnya terus seperti sangat tertarik pada Eun Young sebagai
wanita.
“Daya
tarik yang tiba-tiba menyebabkan pernikahan dan kehamilan. Sampai saat itu, dia
yakin... kalau dia bisa jadi wanita karir yang bahkan sulit buat Superwoman.”
Eun Young
dan suaminya pun jatuh cinta lalu menikah dan hamil dengan anak kembar.
“Itu
karena dia tidak tahu dia akan mengalami pre-eklampsia dan hampir mati saat
melahirkan si kembar prematur. Siapa tahu dia berubah dari mimpi untuk
pengusaha sukses berubah menjadi seorang wanita terpaku pada persalinan?”
Eun Young
melahirkan terlihat kesakitan menarik rambut suaminya.
“Siapa
yang tahu dia suatu hari berlari setelah kakak iparnya ketahuan selingkuh?”
Apa yang
aku pelajari dalam hidupku selama 39 tahun adalah hal-hal baik itu tidak
terjadi padamu. Hanya orang malang yang memukulmu dari belakang. Tidak ada yang
akan terjadi kalau tidak mengambil tindakan. Jadi... aku harus melakukan
sesuatu.” Ucap Ha Ri menuliskan pada buku diarynya
“Yoon Jae
Young... Dari sudut pandang objektif, dia memang punya sifat-sifat baik yang
kunginkan pada anakku. Kalau aku meminta spermanya, dia akan mengguruiku.” Ucap
Ha Ri lalu menulis “ Potensi donor sperma no. 2: Yoon Jae Young”
“Han Yi
Sang.. Coba Lihat? Dia juga tidak seburuk itu. Hampir semua di dirinya, dia
agak keren. Tapi Kenapa aku tersenyum... kapan dia tidak pernah setuju untuk
itu?” keluh Ha Ri menuliskan “Potensi donor sperma no. 3: Han I Sang”
“Choi
Kang Eu Ddeum... Tentu saja.” Kata Ha Ri dengan senyuman menuliskan “Potensi
donor sperma no. 1: Choi Kang Eu Ddeum”
Tuan Kim
melihat berkas diatas meja lalu mengeluh. Ha Ri ingin menemui Eu Ddeum tapi
Tuan Kim lebih dulu memanggilnya. Eu Ddeum pun pergi menghampiri bosnya. Tuan
Kim mengeluh pada Eu Ddeum yang bisa menulis laporan seperti ini
“Ini
Benar-benar lelucon. Proposal proyek harus sederhana dan mengesankan. Klien
harus melihatnya sekilas dan ingin membawa iklannya ke kita.” Ucap Tuan Kim. Ha
Ri pun tahu kalau Eu Ddeum Perlu promosi.
“Seolah bisa
melakukan yang lebih baik. Bagaimana kau masih belum bisa memperbaikinya?” kata
Tuan Kim
“Aku akan
menulis satu lagi.” Ucap Eu Ddeum tertunduk. Tuan Kim menyuruh agar Buat banyak
supaya cepat belajar.
“Dia
bertindak seolah dia tahu segalanya... Yang benar saja. Bagaimana dia bisa
bertahan?” komentar Ha Ri lalu memanggil Eu Ddeum untuk pergi denganya.
Ha Ri
mengajak ke sebuah ruangan, sementara So Yoon melihat keduanya seperti sangat
serius berbicara. Ha Ri menegaskan Ini adalah kuis benar atau salah. Eu Ddeum
pikir kalau pasti bisa melakukanya. Ha
Ri memberitahu kalau Seorang pria menyumbangkan spermanya.
“Hanya
satu pasangan infertil yang bisa menerima sperma. Jadi Benar atau salah?” tanya
Ha Ri
“Choi
Kang Eu Ddeum. Salah.” Jawab Eu Ddeum. Ha Ri membenarkan.
“Kalau
kita mengajukan proposal ke klinik kesuburan tentang kampanye donasi
sperma...”kata Ha Ri
“Apa Karena
itu yang kau minati?” tanya Eu Ddeum. Ha Ri pikir lebih baik menganggapnya
benar.
“Mana
yang akan lebih efektif, menuli, keuntungan iklan atau kuis seperti barusan?”
tanya Ha Ri. Eu Ddeum menjawab Sebuah kuis.
“Benar
'kan? Begitulah caramu harus menulis proposal. Pikirkan konsep yang mungkin
diminati klien, dan muncul dengan iklan majalah atau video. Konsultasikan
dengan wartawan.” Jelas Ha Ri. Eu Ddeum berkomentar kalau Ha Ri seperti dosen.
So Yoon
pergi ke studio memberitahu kalau Ha Ri datang ke kantor. Hyo Joo kaget
bertanya apakah sesuatu terjadi. Soo Yoon pikir Tidak tapi Ha Ri dan Eu Ddeum sedang
melakukan sesuatu yang rahasia. Hyo Joo kaget begitu juga Yi Sang langsung
berdiri ingin tahu.
“Mereka
berada di ruang konferensi, mungkin saja rapat.” Kata So Yoon. Yi Sang malu
berpura-pura matanya kelilipan dan mencoba untuk tenang.
“Aku
sudah terlalu lama menatap monitor... Hei. Buka jendela dan keluarkan tempat
itu.” Ucap Yi Sang mencoba untuk tetap tenang.
Ha Ri
pikir tadi Eu Ddum sudah dengar, dan ingin tahu bagaimana menurutmunya tentang
donasi sperma. Eu Ddeum bingung Bukan proposal, tapi soal sumbangan sperma. Ha
Ri mencoba mengelak bukan itu maksudnya tapi hanya ingin tahu apa penjelasannya
efektif.
“Tapi kau
tidak bisa menerima sperma walaupun kau mau Karena kau lajang.” Kata Eu Ddeum
“Aku cari
jalan. Sesuatu yang tidak ilegal.” Jelas Ha Ri. Eu Ddeum pun ingin tahu Bagaimana kalau si anak ingin tahu tentang
ayahnya nanti?
“Itu
sebabnya aku berencana untuk mendapatkan persetujuannya terlebih dahulu. Apa
aku oleh cerita atau tidak soal ayahnya kalau si anak bertanya. Apa dia mau
bertemu anak itu kalau si anak ingin bertemu dengannya.” Jelas Ha Ri
“Bertanya
ke si pendonor?” tanya Eu Ddeum. Ha Ri membenarkan menurutnya pertama-tama, harus menjelaskan pada si anak supaya
dia mengerti.
"Ibu
ingin sekali bertemu denganmu, Kalau aku meminta bantuan seorang pria yang baik
hati. Tapi hanya karena dia memberimu kehidupan, Tidak menjadikan dia sebagai
ayahmu. Bukan karena dia tidak mencintaimu Tapi karena dia dan Ibu tidak saling
mencintai.Itu sebabnya." Jelas Ha Ri
“Aku tahu
pasti aku bisa mencintai bayiku, tapi bayi akan ingin lebih, kan?” ucap Ha Ri
sedih
“Aku
yakin anakmu akan beruntung punya ibu sepertimu.” Ucap Eun Ddeum menyakinkan.
Ha Ri pun mengucapkan Terima kasih.
“Jadi
ayah biologis perlu punya gen sehat...” kata Ha Ri. Eu Ddeum pun ingin tahu Bagaimana
mengetahuinya. Ha Ri ingin memberitahu tapi Tuan Kim tiba-tiba datang melonggo
didepan pintu.
Tuan Kim
mengeluh kalau Selesaikan dulu proposal kalau mau nongkrong di sini lalu
membahas Eu Ddeum yang belum tes kesehatan , Eu Ddeum membenarkan. Ha Ri pun
langsung menyetujuinya kalau perlu melakukanya.
Tuan Kim
melihat Yi Sang bertanya apakah mau pulang. Yi Sang menganguk dan berjalan
pergi seolah tak peduli, tapi akhirnya kembali memanggil Tuan Kim bertanya
“Apa? Kenapa? Apa itu?” Tuan Kim langsung memberikan kode apakah mau minum. Yi
Sang mencoba pergi tapi dengan senyuman bahagia bertanya tuan Kim itu ingin
minum apa.
“Kau
tidak ada rasa lagi sama In Ah?” tanya Tuan Kim. Yi Sang mengeluh Tuan Kim
bertanya tanpa peringatan
“Aku
penasaran kalau itu penyebab kau tidak bisa pacaran walau kau menyukai seorang
wanita.” Ucap Tuan Kim
“Aku
tidak pacaran karena merasa nyaman sendirian. Sejujurnya, kau iri padaku.” Kata
Yi Sang. Tuan Kim mengaku Seperti orang gila.
“Aku
sangat khawatir dengan kalian berdua. Selama retret (tamasya) tahun pertamamu
di perguruan tinggi, saat kita pergi ke Daeseong-ri, kalian berdua menyelinap
keluar dan aku tahu kalian berciuman. Aku mengawasi kalian selama 17 tahun
sejak itu.” Kata Tuan Kim
“Ingatanmu
luar biasa.” Ejek Yi Sang. Tuan Kim pikir mereka berdua langgeng saja tanpa
hambatan tapi tiba-tiba putus.
“Aku
merasa tidak enak. Kau sangat terluka pada saat itu, sampai tak tega mau
bertanya. Kenapa kau putus?” tanya Tuan Kim. Yi Sang terlihat masih mengunakan
cincin dari In Ah.
Flash Back
In Ah
terlihat marah mengeluh barang yang ini
di sini lag dan meminta Yi Sang agar menaruh di tempat yang nyaman. Yi sang
seperti menahan emosinya mebmberitahu In Ah, kalau Itu terus disana sepanjang
waktu dan Tidak ada yang berubah.
“Bukan apa-apa.”
Jawab Yi Sang tak mau membongkar alasanya. Tuan Kim terlihat bingung.
“Semuanya
berubah. Kami bertengkar soal hal-hal terkecil. Kami mulai membenci bahkan
kebiasaan yang kami sukai. Yah...kami bosan.” Cerita Yi Sang
“Kau
takut itu akan terjadi lagi? Jadi itu sebabnya kau ingin hidup sendiri? Cobalah
untuk bertemu orang yang baik. Mungkin berbeda.” Ucap Tuan Kim
“Hyung...
Bahkan orang yang aku cintai selama 17 tahun tidak bisa melakukannya. Kenapa
aku membuat orang yang baik menanggung masalahku? Akan kutanggung sendiri.”
Kata Yi Sang lalu meraskan sudah mulai mabuk.
Ha Ri
membeli minum di minimarket lalu melihat Yi Sang berjalan pulang lalu
memanggilnya. Yi Sang mencoba berbalik arah mencoba menghindari. Ha Ri pun
mengejarnya memastikan kalau pasti melihatnya.Yi Sang mengaku memang
melihatnya.
“Apa Barusan
mengabaikan aku?” tanya Ha Ri. Yi Sang membenarkan. Ha Ri pun ingin tahu
alasan.
“Apa Tidak
boleh aku lakukan sesukaku?” kata Yi Sang memperlihatkan gaya dengan cara yang
imut. Ha Ri tak percaya melihat Yi Sang yang mabuk.
Yi Sang
mencoba kabur dan Ha Ri pun melihat Yi Sang Lucu sekali dan mencoba berjalan
pergi.
Ha Ri
berjalan tak sengaja bertemu dengan Yi Sang. Yi Sang mengeluh Ha Ri yang mengikutinya.
Ha Ri pikir Karena taman itu bulat. Dan Begitu juga Bumi jadi arena Bumi
bulat,dan jika kita terus berjalan,maka
mereka akan bertemu. Yi Sang berkomentar Ha Ri yang mabuk.
“Jangan
remehkan toleransi alkoholku...YI Sang si pemabuk. Bisa kau menemukan jalan
pulang, ya?” ucap Ha Ri
“Kau
anggap aku apa? Jadi... apa yang aku lakukan agar pantas dapat cap
"Pekerjaan Bagus"?” tanya Yi Sang berjalan dan berhenti
“Maksudku...
Lebih spesifik. Apa yang sebenarnya sudah kulakukan sampai dapat pujian?” tanya
Yi Sang
“Yi
Sang.. Kau tinggi dan tampan... Dan punya kepribadian yang baik.” Ucap Ha Ri.
“Umurku
41 tahun... Aku bukan anak kecil.” Keluh Yi Sang. Ha Ri berkomentar kalau Yi
Sang imut saat mabuk.
“Kenapa
kita tidak minum bersama? Aku mau menikmati ini lebih lama. Apa Tidak boleh?”
tanya Ha Ri
“Hari ini,
aku ingin menyendiri. Kalau aku bersamamu, maka sesuatu yang buruk akan
terjadi”Ucap Yi Sang
”Kau
tidak membuatku takut lagi. Sampai jumpa.”kata Ha Ri tersenyum
Jae Young
membawa Do Ah ke tempat penitipa anak lalu pamit pergi agar anaknya bisa Bersenang-senang
dengan gurunya. Pegawai pikir kalau Jae Young khawatir, bisa tinggal dan
mengawasi karena ini adalah hari pertamanya.
“Tidak
apa-apa. Kita harus melakukan ini setiap hari mulai sekarang. Jadi dia perlu
belajar untuk menerima.” Ucap Jae Young
“Yoon Do
Ah, jangan menangis, dan jadilah gadis yang baik, oke?” kata Jae Young
berbicara pada Do Ah.
Jae Young
ingin akan perg tapi mendengar suara Do Ah menangis, tapi mencoba tak
mengubrisnya. Beberapa saat kemudian, Jae Young khawatir menunggu diluar,
akhirnya mendekati jendela dan melihat Do Ah sedang bermain.
“Dia
bersenang-senang tanpa aku Aku senang dia jadi gadis yang baik, tapi aku merasa
sedikit sedih..” Ucap Jae Young. Sang guru merasakan ada yang mengintip.
Jae Young
mencoba kabur tapi sang guru bisa melihatnya. Jae Young pun akhirnya pergi.
Sang guru hanya bisa tersenyum melihat
tingkah Jae Young.
Jae Young
pergi melihat papan nama dan gedungnya, terlihat sangat bahagia berkomentar
kalau ini Terlihat bagus. Akhirnya Jae
Young mewawancarai seorang perawat dan bertanya apakah dia baik-baik saja dan
memberitahu kalau itu anaknya Do Ah.
“Nona
Moon Oh Bin.. Astaga, kau sudah lama bekerja di rumah sakit ini. “ ucap Jae
Young
“Ya, aku harus
berhenti karena dokter beremigrasi ke luar negeri.” Ucap Nona Moon. Jae Young
pikir itu sangat disayangkan.
“Aku akan
bekerja di sini sampai hari kematianku. Jadi, kau tidak perlu khawatir tentang
pensiun.” Ucap Jae Young. Nona Moon menganguk mengerti.
“Tapi aku
punya pertanyaan. Apa aku juga perlu merawat bayimu?” tanya Nyonya Moon.
“Aku
membesarkan anakku dengan bantuan teknologi.” Kata Jae Young memperlihatkan
ayunan yang bisa digoyang sendiri. Nona Moon tak percaya melihatnya.
“Ya
ampun... Jadi, kau tidak perlu merawatnya. Dan setelah semuanya beres, aku akan
membuatnya menginap di pusat penitipan anak. Aku berencana untuk merawatnya
sampai saat itu.” Jelas Jae Young
“Dia
tidak suka mengucapkan selamat tinggal, ya kan?” ucap Nona Moon. Jae Young
mengaku bukan itu.
“Akulah yang
tampaknya tidak bisa menyesuaikan diri. Tapi Tidak masalah.”kata Jae Young.
Nona Moon hanya bisa terdiam.
Eu Ddeum
tak percaya kalau ada banyak hal yang harus diisi dan belum pernah menjalani
pemeriksaan sebelumnya. Ha Ri mengaku juga menjalani pemeriksaan pertama
setelah mulai bekerja di sini lalu bertanya apakah E Ddeum hanya akan mengikuti
tes dasar
“Tidak,
aku akan memeriksa semuanya... Permisi. Bisa bantu aku? Apa tes tambahan yang
bisa aku ambil?” tanya Eu Ddeum
“Kalau di
lihat di sini, kau bisa memeriksa otak, hati, dan ada juga pemeriksaan pria. Lihatlah
daftar dan periksa yang kau inginkan tes.” Jela Perawat. Eu Ddeum pun
mengucapkan terimakasih
“Kau
harus tes semuanya.” Ucap Ha Ri. Eu Ddeum bingung karena terlalu banyak. Ha Ri
pikir Lakukan saja saat Eu Ddeum di sini.
Di
ruangan Gastroskopi, USG karotid, Ekokardiografi, kekuatan fisik... Ha Ri lebih
dulu aka diambil darah, tiba-tiba Eu Ddeum mencubit pipinya.Ha Rikaget dan
langsung berteriak kesakitan. Dokter pun memberitahu kalau sudah selesai.
“Aku
yakin kau tidak tahu dia mengambil darahmu karena sakit sekali.” kata Eu Ddeum
seolah ingin membantu.
“Tapi
pipiku juga sakit.” Keluh Ha Ri kesal.
Ha Ri
mengintip ke ruangan Gastroskopi dan melihat Tuan Jo masih mengingau dengan mengumpat
bodoh agar Jangan cengeng seperti itu. Tuan Kim pun juga terlihat marah
menyuruh agar Urus urusannya sendiri. Akhirnya Ia menemukan Eu Ddeum yang masih tertidur.
“Donasi
sperma.. Sumbangan sperma... Bagaimana dengan donasi sperma. Ini memberi harapan
kepada pasangan yang tidak bisa punya bayi.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri terlihat
panik
Akhirnya
keduanya selesai, Eu Ddeum mengaku agak
gugup tentang pemeriksaan dan harap tidak ada yang salah denganya. Ha Ri pikir
tahu merkea tidak pernah bisa yakin
tentang kesehatanya tapi yakin Eu Ddeum sehat.
“Kau
bahkan bisa menelan batu dan masih sehat saja tuh. Setelah hasilnya keluar, maukah
kau memberi tahuk terlepas dari seberapa sehat atau tidaknya itu? Aku cuma
hawatir. Itu saja.” Ucap Ha Ri
“Tentu.
Aku janji akan memberitahumu.” Kata Eu Ddeum. Ha Ri tak pecaya kalau Eu Deum
berjanji. Eu Dddeum membenarkan.
Pagi
harinya, Eu Ddeum berteriak memanggil “Nona Jang!” Ha Ri yang akan masuk ke
kantor pun berhenti. Eu Ddeum dengan
bangga memebritahu kalau Semuanya normal dan ia sangat sehat. Ha Ri ikut
bahagia mengaku tahu itu.
“Dan aku
punya sesuatu untuk dibanggakan. Bahkan dokter pun kaget. Dia bilang ini sangat
langka. Aku punya 10 kali lebih banyak daripada pria pada umumnya.”jerit Eu
Ddeum bahagia.
“Kau bicara
apa?”ucap Ha Rai panik. Eu Ddeum bahagia karena Jumlah sperma yang banyak
Ha Ri
membahas kalau tentang jumlah sperma 10 Kali lalu bertanya mau apakan semua
sperma itu. Eu Ddeum mengaku juga tidak mengharapkan ini Jadi tidak tahu. Ha Ri
mulai membahas kalau mereka sudah melakukan penelitian tentang donasi sperma.
“Oh, ya
benar. Donasi sperma... Haruskah aku membaginya dengan bos?”ucap Eu Ddeum
“Yang
benar? Ini tidak mudah dilakukan kalau kau memikirkannya, tapi juga tidak
terlalu sulit.” Kata Ha Ri yang kali ini panik
“Membandingkannya
dengan donor darah mungkin terlalu berat, tapi itu bisa dilakukan kalau ini
membantu keinginan seseorang menjadi kenyataan. Donor akan tetap anonim, jadi
itu seperti melakukan perbuatan baik secara rahasia.” Jelas Eu Ddeum .
“Tetap
saja, itu bukan sesuatu yang dengan mudah diputuskan.” Jelas Ha Ri
“Aku
tidak harus menjadi ayah bagi anak itu, jadi anggap itu sebagai perbuatan
baikku.” Ucap Eu Ddeum
“Aku
bersyukur atas tawaran itu, tapi pikirkan lagi. Ini bisa menjadi masalah saat
kau menikah nanti. Kau bahkan mungkin berkencan dengan seseorang saat aku
hamil.” Jelas Ha Ri
“ Jangan
khawatir. Aku tidak tahu tentang calon istriku, tapi aku akan meminta
persetujuan dari orang tuaku.” Ucap Eu Ddeum.
Ha Ri
kaget Eu Ddeum yang meminta persetujuan orang tuanya, Eu Ddeum memberitahu
kalau kalau akan jadi ayah seorang anak
dimana itidak akan punya hak asuh jadi Orang tuanya harus tahu. Ha Ri pun
setuju kalau mereka seharusnya tahu.
“Mereka
akan punya cucu yang tidak akan mereka ketahui. Maka mereka akan sangat
terkejut. Makanya. Aku harusnya tidak jadi bagian dari kehidupan anak itu, jadi
aku harus bertanya apakah orang tuaku bisa melupakan anak itu juga.”kata Eu
Ddeum lalu pamit pergi akan kembali ke dalam.
“Ini
tidak akan mudah.” Ucap Ha Ri akhirnya duduk sendirian.
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar