PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 15 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Klinik Wanita Dahan
Yi Sang berjalan di lorong rumah sakit, perawat datang bertanya  apa anda walinya, karena  Barangnya tertinggal. Yi Sang bingung melihat ada bantalan perut milik Ha Ri lalu bertanya apakah Dia pergi sendirian. Perawat membenarkan lalu memberikan pada Yi Sang. 

Ha Ri duduk di depan rumah sakit terlihat sangat linglung dan shock mengingat kembali yang dikatakan dokter padanya.
Flash Back
Dokter mengatakan Peluang mengalami konsepsi alami sebesar tujuh persen tapi bukan berarti Ha Ri itu mandul. Namun, tingkat kesuburannya akan terus menurun. Ha Ri mencoba menahan rasa sedihnya.
“Jika berencana hamil, kau bisa menjalani operasi nanti. Apa yang ingin kau lakukan?Apa Kau mau bersiap untuk kehamilan atau menjalani operasi?” tanya Dokter. Ha Ri hanya bisa terdiam dan masih shock.
“Kita akan melakukan tes lagi dalam enam bulan. Jika kelak makin parah, kita akan melakukan operasi.” Ucap Dokter. Ha Ri bingung karena harus melakukan operasi selama Enam bulan. 

Yi Sang datang menghampiri bertanya apa yang sedang dilakukan. Ha Ri dengan gugup menjawab sedang mencari apotek sambil mengusap air matanya. Yi Sang melihat wajah Ha Ri yang pucat berpikir tidak enak badan lagi.
“Bukan... Kenapa aku merasa semuanya sudah berakhir? Ini tidak mungkin akhirnya.” Ucap Ha Ri menenangkan hatinya.
“Maukah kau menikah denganku?” ucap Ha Ri seperti pikiranya hilang sejenak. Yi Sang kaget dan hanya bisa mengaruk-garuk kepalanya.
“Aku tidak akan bertanya alasannya karena sepertinya ada cerita di balik ini.” Ucap Yi Sang seperti biasa mengerti.
 “Apa maksudmu tidak akan bertanya?” kata Ha Ri seperti mulai sadar
“Tentang pernikahan. Aku tidak akan menikah.” Tegas Yi Sang. Ha Ri bertanya balik dengan siapa
“Denganmu.” Kata Yi Sang. Ha Ri tak mengerti lalu mulai tersadar kalau sebelumnya mengatakan Maukah kau menikah denganku?”
“Itu hanya ucapan terima kasihku... Aku sangat berterima kasih hingga bisa menikahimu.... Terima kasih! "Aku mencintaimu." Semacam formalitas untuk mengatakan itu. Kau mengerti, bukan?” ucap Ha Ri panik
“Aku sama sekali tidak mengerti.” Balas Yi Sang. Ha Ri pun mencoba untu tenang.
“Kau tidak mengerti. Aku berterima kasih dengan cara yang hanya bisa kupahami. Terima kasih banyak. Aku akan lebih berterima kasih jika kau melupakan semua kejadian hari ini, termasuk ini.” Ucap Ha Ri menahan malu dan mencoba untuk kabur.
“Tunggu... Kau tampak linglung. Mau kuberi tumpangan?” kata Yi Sang khawatir.
“Tidak, aku sudah sadar.... Aku baik-baik saja. Pergilah.” Kata Ha Ri, Yi Sang kembali memanggilnya.
“Aku baik-baik saja... Kenapa memanggilku?” keluh Ha Ri. Yi Sang menunju ke arah mobilnya.
“Kau sangat baik.” Ucap Ha Ri mengeluh melihat bantalan perutnya, lalu bergegas mengambilnya dan pergi. Yi Sang hanya bisa menatap dari kejauhan. 


Jae Young jongkok meminta agar berhenti dan juga turun karen ia bisa melakukanya. Nyonya Ok Ran menaiki tangga mengeluh kalau bisa mengganti bohlam sendiri jadi tak ada alasan harus melepaskan tugas keren ini
“Diamlah dan jaga bayimu.” Ucap Nyonya Ok Ran. Jae Young pikir Ibu Ha Ri itu keren meski tidak bisa melakukannya sendiri.
“Biar aku saja yang melakukan semua tugas.” Ucap Jae Ryoung merasa tak enak hati sebagai pria.
“Aku mengizinkanmu pindah kemari bukan untuk mengurus rumah. Ha-ri dan aku hidup tanpa pria selama 30 tahun. Jangan sentuh alat itu.” Ucap Nyonya Ok Ran memperingati.
“Aku tidak bisa membiarkannya. Aku harus membantu. Hanya aku pria di rumah ini.” Ucap Jae Young
“Kau Makan saja. Itulah kegiatan pria di rumah ibu mertuanya.” Ucap Nyonya Ok Ran. Jae Young bingung dengan "Ibu mertua"?
“Itu hanya ungkapan. Anggaplah rumah sendiri. Mintalah Ha-ri untuk menjaga Do-ah. Dia pasti melakukannya dengan baik.” Ucap Nyonya Ok Ran seperti ingin menjodohkan anaknya.
“Kenapa dia harus menjaga Do-ah?” kata Jae Young bingung. Ok Ran  hampir mengatakan kalau calon ibu tirinya.
“Dia keluarga baru Do-ah.” Ucap Nyonya Ok Ran. Jae Young mengerti kalauHa Ri sebagai Keluarga baru.
“Ha-ri menyukai bayi. Dia menjaga bayi dengan baik. Kau tahu itu, bukan?” ucap Nyonya Ok
“Ya, aku tahu. Tapi kenapa kau membahasnya?” ucap Jae Young merapihkan barang-barang.
Nyonya Ok menuangkan jus lalu menyuruh Jae Young agar meminumnya.  Jae Young langsung mengucapkan terimakasih dan menghabiskanya. Nyonya Oh menegaskan kalau Jae Young harus mengendalikan diri karena menurutnya Jae Young pria yang baik, tapi menikahi gadis yang salah.


Ha Ri berjalan diseberang jalan melihat mobil jemputan TK, lalu melihat beberapa ibu yang membentangkan tanganya memanggil sang anak.  Anak-anak mereka pun berlari menghampiri ibunya.
Ha Ri menatap sedih dan berkhayal kalau menjemput anaknya lalu memeluk erat, wajahnya terlihat bahagia. Tapi impianya itu mungkin pupus karena belum menikah dan kesempatan memiliki anaknya berkurang. 

Ha Ri melihat ponsel yang bergetar dan melihat nama “Ibuku tersayang, Bu Ok-ran” lalu mengangkat telpnya. Nyonya Ok keluar dari rumah bertanya apakah sibuk. Ha Ri mengaku tak ada. Nyonya Ok pun meminta agar datang ke pernikahan Eun-ju akhir pekan in
“Aku harus memenuhi tenggat waktu tayang” ucap Ha Ri mencoba menghindari
“Kau akan selesai sebelum akhir pekan. Mampirlah sebentar. Bibimu akan kecewa.” Kata Nyonya Ok
“Lihat nanti saja.” Ucap Ha Ri. Nyonya Oh mengeluh Jawaban macam apa itu?
“Apa Tenggatmu sepenting itu? Kau selalu menjadikannya alasan. Bibimu tahu kau sengaja tidak menghadiri pernikahan atau pesta ulang tahun. Apa yang kau lakukan saat sepupumu menikah?” ucap Ibunya mengomel.
“Jika tidak hadir di acara ini, kau akan tampak lebih menyedihkan. Kau harus menghadiri acara-acara ini dan menyelamati mereka dengan bangga. Mengerti?” kata Nyonya Ok
“Memangnya aku melakukan kejahatan? Kenapa aku harus menunjukkan rasa percaya diriku? Apa Aku akan terkesan hidup bahagia jika punya suami dan anak?” keluh Ha Ri
“Baiklah, ibu mengerti.” Kata Nyonya Ok akan menutup telp tapi saat itu Ha Ri ingin bicara pada ibunya.
Nyonya Ok kembali mendengarnya, Ha Ri tak bisa mengakui keadaanya. Nyonya Oh pun meminta agar anaknya pulang cepat karena akan masak malam ini. Ha Ri pun menutup telpnya dengan wajah sendu. 


Ha Ri akhirnya kembali ke kantor, Yeon Ho melihat Ha Ri langsung mengeluh karena lama sekali kembali dan Dia sedang geram kepadanya jadi meminta agar bergegas menemuinya. Ha Ri hanya bisa menghela nafas mengerti.
“Kau sudah kembali... Kukira kau akan kembali pekan depan.” Sapa Ha Ri pada Nyonya Shim
“Mana bisa setelah kekacauan ini? Apa maksudmu? Semuanya lancar. Mulai sekarang, biarkan Tim Humas membereskan kekacauan mereka. Kenapa kau menulis artikel soal pengalaman hamil?” ucap Nyonya Shim mengomel
“Tapi penjualan kita meningkat.” Kata Ha Ri membela diri. Nyonya Sim pun meminta Ha Ri agar tangani pemotretan Ego. Ha Ri bingung.
“Mereka tidak memperbarui kontrak dengan kita. Tampaknya Tim Humas menyerah. Jadi Dapatkan kembali kontraknya. Hyo Jo... Serahkan proyek itu pada Ha-ri.” Kata Nyonya Sim
“Apa? Sulit mengundang Na-eun untuk pemotretan ini.” Keluh Hyo Jo mencoba menutupi wajah dongkolnya.
“Kenapa aku mengambil alih?  Kenapa kau terus memberiku tugas? Aku tidak bekerja untuk Tim Humas.” Keluh Ha Ri kesal
“Kenapa kau tidak menjadi kepala editor jika ingin melawan senior dan membimbing jurnalis juniormu? Apa Kau pikir aku meninggalkan bayiku di rumah untuk diperlakukan begini?” ucap Nyonya Sim
“Aku akan pulang lebih awal hari ini. Jadi Aku akan minta maaf besok.” Kata Ha Ri lalu melangkah pergi. Hyo Jo melirik kearah Nyonya Shim.
Nyonya Sim menyuruh semua anak buahnya agar kembali berkerja. 


Ha Ri duduk di bus mendengar percakapan anak muda dibelakangnya “Hei, Kyung-jin juga akan menikah bulan depan... Kurasa semua orang akan menikah.” Wajah Ha Ri sedih karena beberapa orang menikah sementara ia masih melajang.
“Kudengar putra Myeong-suk diterima di Universitas Seyeon.” Ucap seorang ibu pada temanya. Temanya menganguk.
“Apa Putrimu akan kuliah tahun depan?”balas temanya,Si ibu membenarkan.
Ha Ri makin sedih mendengarnya karena tak ada yang bisa dibahas karena belum punya anak. 

[Episode 2, Apa Aku di Jalan yang Benar?]
Jae Younbg masuk rumah dan menyalakan lampu yang gelap dan dikagetkan dengan Ha Ri berbaring dilantai dengan perut yang membesara. Ia mengeluh apa yang dilakukan Ha Ri dilantai berpikir sedang tidur tapi Kenapa lampunya mati.
“Apa yang kau lakukan? Kau aneh sekali. Tingkah anehmu. Lihat dirimu. Hei.” Ucap Jae Young mencoba menendangnya. Ha Ri tak bergeming.
“Ini dari ibumu... Sepupumu akan menikah.” Ucap Jae Young memberikan undangan.
“Ini mudah bagi semua orang.” Keluh Ha Ri. Jae Young pikir  Sepertinya Ha Ri tertekan soal itu.
“Tidak juga... Saat usiaku 20-an, kupikir aku tidak perlu berusaha keras untuk menikah. Di usia 30-an, rasanya seperti tes. Aku harus belajar tentang berkencan dan pria. Aku berkencan seperti wawancara kerja. “ keluh Ha Ri
“Setelah usiaku 40 tahun, aku sadar usahaku tidak akan mengubah soal kencan atau pernikahan. Hei, apa yang harus kulakukan?” ucap Ha Ri
“Kau harus bertanya? Jika kau tidak bisa menikah, biarlah. Jika usaha semua orang terbayar, dunia ini akan sempurna.” Balas Jae Young
“Tapi andai berusaha lebih keras, aku tidak mungkin mengalami ini, bukan? Aku hanya menyesal telah menyia-nyiakan peluangku dan merenungkan diri agar masa depanku tidak terbuang.” Kata Ha Ri yang kehilangan kepercayaan dirinya.
“Tidak ada yang salah..... Tidak. Lupakan saja... Lalu Ada apa di perutmu? Kau sembelit? Keluarkan.” Ejek Jae Young
“Jangan ganggu aku. Ini penyesalan dan masa depanku yang mungkin akan hilang. Aku ingin tetap seperti ini lebih lama.” Ucap Ha Ri ingin tetap terlihat hamil
“Baiklah. Terserah kau saja... Semoga berhasil. Kau melakukan berbagai macam hal aneh.” Ucap Jae Young keluar rumah tapi menatap ke arah pintu rumah Ha Ri. 


Flash Back
Nyonya Ok datang ke rumah  Jae Ryoung mengaku untuk meminta bantuannya tapi melihat keadaan Jae Young akhirnya  memilih melupakan saja yang akan diminta, melihat rumah yang berantakan. Jae Young pun ingin tahu Nyonya Ok ingin bantuan apa.
“Ini soal Ha-ri. Jika begini, dia tidak akan menikah. Dia sepertinya tidak berminat menikah. Dia hanya bekerja seumur hidupnya. Bagaimana jika dia mati sendirian?” ucap Nyonya Ok khawatir.
“Dia bukan tipe orang yang akan mati sendirian. Pada akhirnya, dia akan menemukan pria dan hidup bahagia.” Ucap Jae Young yakin
“Jae-young, tolong berteman baik dengannya. Dia harus bergaul dengan oranguntuk mencari seseorang. Jika akhirnya terikat,kalian bisa tinggal bersama.” Kata Nyonya Ok
“Sepertinya mengerikan.” Ucap Jae Young. Nyonya Oh pikir kalau Ha-ri mengerikan
“Maksudku, itu aneh. Dia dan aku sudah seperti saudara.” ucap Jae Young. Nyonya Ok tahu.
“Karena itu aku ingin kalian tinggal bersama seperti saudara.” kata Nyonya Ok. 


Akhirnya Jae Young mengingat ucapan Nyonya Ok memilih untuk masuk sambil mengeluh kalau Ini sangat mengganggunya dan menyuruh Ha Ri untuk bangun lalu minum soju. Ha Ri mengeluh menyuruh Jae Young pergi saja.
“Baiklah. Kalau begitu, ayo minum bir.” Ucap Jae Young. Ha Ri langsung bangun. Jae Young pikir Ha Ri akan tidur di tempat lain
“Hei... Ambil ini dan jangan pernah kembali.” ucap Ha Ri memberikan tas pada temanya. Jae Young bingung apa itu.
“Kubelikan Do-ah celana panjang sebagai hadiah perpisahan. Sampai jumpa. Mari tidak bertemu lagi. Sekarang pergilah.” Kata  Ha Ri tak ingin digangu.
“Kau Tidak perlu membeli apa pun.” Keluh Jae Young. Ha Ri malah membalas “Sama-sama.” Seolah Jae Young mengucapkan terimakasih
“Sekarang pergilah... Aku tidak mau melihatmu. Jadi Pergilah.” Ucap Ha Ri kesal
“Kurasa aku tidak bisa pergi... Ini takdir kita.” Ucap Jae Young berhenti didepan pintu. Ha Ri tak mengerti dan menyuruh segera pergi.
“Terima kasih atas hadiahnya. Tapi Apa kau Mau kujodohkan dengan pria?” ucap Jae Young akhirnya dududk disoa.
“Aku tidak pernah bilang butuh pria.” Ucap Ha Ri mencoba untuk acuh dan jual malah.
“Apa Kau yakin tidak tahu? Kau tampak menyesal karena tidak berusaha cukup keras. Begini... Kurasa mungkin terlalu cepat untuk menyerah. Jadi, apa kau mau kencan buta?”kata Jae Young.
“Lupakan saja... Usaha pun tidak menjamin akan mendapat pria yang baik. Apa Kau kenal seseorang yang berkepribadian bagus, baik, dan punya selera humor? Dia tidak perlu tampan. Pria yang tampak normal juga boleh.” Kata Ha Ri
“Tapi pria seperti itu tidak akan ada. Jadi, Apa kau tertarik atau tidak? Apa Kau tertarik jika ada pria seperti itu?” kata Jae Young
“Jika ada, kau bisa menjodohkanku dengannya.” Ucap Ha Ri mencoba untuk tak banyak meminta
“Banyak sekali yang kau pikirkan. Cobalah lebih sederhana. Terima kasih atas hadiahnya. Jangan lupa, Sikat gigimu dan tidurlah.” Ucap Jae Young lalu keluar rumah.
Ha Ri hanya bisa terdiam lalu mengingat yang dikatakan dokter “Peluang mengalami konsepsi alami sebesar tujuh persen bukan berarti kau mandul. Namun, tingkat kesuburanmu akan terus menurun.” 



Pagi hari, Yi Sang sibuk memanjang tebing, temanya yang ada disamping memuji posisinya sudah bagus dan mengambil gambar dengan ponselnya. Yi Sang memperlihatkan senyuman manisnya.
Setelah itu ia menuiskan caption pada fotonya “Aku belum pernah melakukan panjat dinding.” Ia tersenyum bahagia setelah menguploudnya dan  melihat account "The Baby" lalu menemukan accont “Jang Ha-Ri” dan hampir semua foto anak bayi.
“Kenapa ada banyak sekali foto bayi?” ucap Yi Sang heran lalu memberikan tanda suka pada foto Ha Ri yang terlihat hamil. 

Di bak permainan bola, Jae Young mengajak anaknya bermain petak umpet sambil berbaring meminta anaknya mencarinya. Do Ah hanya diams aja. Saat itu seorang pria datang, Jae Young mengeluh temanya bisa saja menelepon jadi Tidak perlu datang.
“Dasar bodoh... Kenapa kau kemari? Ini menyedihkan.” Komentar temanya.
“Tidak banyak tempat yang anak-anak bisa masuk.” Kata Jae Young masih berbaring
“Kau menganggur selama lima bulan, bukan? Apa Kau punya uang?” tanya temanya.
“Aku menjual apartemen itu.” Ucap Jae Young. temanya bertanya apakah Jae Young tidak kembali bekerja.
“Entahlah.. Sulit mencari pengasuh paruh waktu.” Kata Jae Young, temanya langsung melempar amplop. Jae Young bingung apa itu
“Jung-won menyuruhkumemberimu uang tunjangan anak.” Kata temanya.
“Suruh dia mengurus dirinya sendiri karena sudah meninggalkannya.” Kata Jae Young marah mengembalikanya.
“Suami istri tidak bisa menjadi orang asing setelah bercerai. Tapi aku melakukannya.” Ucap temanya tetap meninggalkan uang lalu melangkah pergi.
“Hei.. Apa kau Mau kencan buta?” tanya Jae Young 

Di studio foto, Ha Ri melihat accountnya lalu mengeluh kalau  Ini menyinggungdan memanggil Nam memberitahu kalau menemukannya. Han Yi Sang. Tuan Nam tak mendengarnya bertanya “Siapa?”  Ha Ri mengejek Yi Sang bilang tidak tertarik, tapi menyukai foto-fotonya.
“Segeralah membuatnya.” Ucap Yi Sang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya. Ha Ri kaget bertanya Sedang apa di sin.
“Mengikuti dan memberi tanda suka. Bukankah begitu cara kerja medsos?” ucap Yi Sang santai.
“Kau akrab denganku?” tanya Ha Ri menyindir. Yi Sang balik bertanya  Apa harus dengan orang yang akrab saja?
“Orang-orang mengikuti orang asing.” Kata Yi Sang. Ha Ri menegaskan  hanya mengikuti orang yang akrab dengannya.
“Tolak saja permintaannya.” Balas Yi Sang. Ha Ri mengaku tidak menerimanya jadi bisa membatalkan saja. Yi Sang menganguk mengerti.
“Apa Kalian berteman di medsos? Kalian pasti akrab. Kenapa kalian tidak berteman dekat?” ucap Tuan Nam dari atas. 


“Kurasa aku bisa marah kepadamu.” Ucap Ha Ri kesal. Yi Sang pun ingat kalau Tuan Nam bilang tidak perlu menemuinya.
“Aku berusaha menjauhkanmu darinya. Kalian bertemu sebelum aku siap jadi Kalian membuat ini sulit bagiku.” Ucap Tuan Nam. Ha Ri pun hanya bisa menghela nafas.
“Sepertinya kau tidak menyukaiku hari ini. Kau bilang sangat bersyukur hingga ingin melamarku.” Sindir Yi Sang anak naik ke lantai atas.
Ha Ri mengingat yang dikatakan sebelumnya “ Itu hanya ucapan terima kasihku. Aku sangat bersyukur hingga bisa menikahimu.” Akhirnya Ia langsung memanggil Yi Sang menatap dalam mengatakankalau perlu bicara seriu Hanya mereka berdua.

Keduanya bertemu dicafe, Ha Ri memastikan kalau Yi Sang  tidak akan tinggal di studio, Yi Sang malah balik bertanya alasan Ha Ri menanyakan hal itu.  Ha Ri mengaku ingin tahu jadwal Yi Sang agar bisa menghindarinya. Yi San ingin tahu alasanya.
“Bukankah tidak nyaman ada di dekatku?” kata Ha Ri. Yi Sang mengaku Itu penting baginya karena merasa baik-baik saja.
“Apa Kau masih tidak nyaman di dekatku?” ucap Yi Sang. Ha Ri pikir Akan aneh jika tidak begitu.
“Katamu aku harus memelihara anjing saat pertama bertemu.” Kata Ha Ri
“Kalau begitu, seharusnya aku yang lebih tersinggung.”balas Yi Sang. Ha Ri tak mengerti. Yi Sang pikir Ha Ri tak ingat kalau itu Menyinggung. 

Flash Back
Ha Ri yang merasa frustasi minum dengan sangat banyak. Tuan Nam yang melihatnya tak bisa melarangnya. Ha Ri melihat Yi Sang berjalan disampingnya menarik bajunya dan bertanya mau ke mana. Yi Sang mengeluh dengan tingkah Ha R.
“Bisakah kau duduk...” ucap Ha Ri akhirnya menarik Yi Sang duduk. Yi Sang pun hanya bisa menghela nafas.
“Apa Kau misoginis? Maksudku, mereka yang percaya bahwa wanita bersikap baik karena punya niat. Apa Kau salah satunya? Bagaimana kau bisa memiliki prasangka yang tidak pantas?” ucap Ha Ri yang mabuk.
“Aku akan berprasangka sekarang.” Kata Yi Sang akan melangkah pergi tapi  Ha Ri kembali menariknya.
“Apa Kau pikir aku tidak paham karena mabuk? Aku tahu itu artinya kau tidak menyukaiku. Aku tidak menyukaimu. Andai tahu kau orang gila, aku tidak mungkin seberani ini.” Ucap Ha Ri
“Kau benar... Aku bukan orang yang kau cari.” Ucap Yi Sang seperti lelah hati diajak bicara oleh Ha Ri melepaskan tangan Ha Ri dari bajunya.
“Bagaimana jika kau jatuh cinta kepadaku? Kau akan jatuh cinta kepadaku.” kata Ha Ri 


Ha Ri gugup meminum esnya merasa tak percaya kalau ada orang yang mabuk melakukan hal itu, tanganya terlihat gemetar. Yi Sang mengingatkan kalau Ha Ri mengatakan kalau ia akan jatuh cinta padanya. Ha Ri pun bertanya apakah Yi Sang jatuh cinta padanya.
“Tidak.”kata Yi Sang tegas. Ha Ri tak percaya mendengarnya. Yi Sang menyakinkan.
“Lantas, apa?” ucap Ha Ri. Yi Sang heran Ha Ri yang menanyakan itu padahal Ha Ri ang mengatakannya.
“Mulai sekarang, aku akan berusaha menghindarimu, jadi, kumohon, bekerjasamalah.” Kata Ha Ri. Yi Sang menganguk mengerti.
“Mari berusaha keras untuk menghindar.” Kata Ha Ri. Yi Sang setuju. Ha Ri pun membayar makanan dan bergegas pergi. Yi Sang pun hanya tersenyum terlihat santai. 


Di studio, Ha Ri terlihat kebingunan. Tuan mengaku harus pergi dan melakukan wawancara Yeon-ha sambil mengeluh kalau mereka belum datang. Ha Ri menyakinkan kalau Mereka dalam perjalanan. Tuan Nam mengeluh merasa tak bisa mengatur dan merekam semuanya dalam satu jam.
“Rekamannya berupa perbincangan dengan penulis terkenal. Aku tidak bisa lakukan keduanya.” Keluh Tuan Nam
“Ini pemotretan sampul, kita tidak bisa mempercepatnya. Kita juga harus merekam video. Sangat sulit membuat Na-eun rekaman dengan kita.” Ucap  Ha Ri dan terdengar suara yang memanggilnya “Bibi!””
“Lihat? Kau dengar itu?.... Astag.. Apa dia gila?” keluh Ha Ri tersadar datang juniornya.
“Halo, aku Choi Kang Eu-ddeum dari Tim Humas.” Ucap Choi Kang EuDdeum. Tuan Nam pikir pria itu seorang idola karena pernah melihatnya.
“Bukan. Namaku Choi Kang, dari marga kedua orang tuaku.” Kata Choi Kang. Tuan Nam menganguk mengerti.
“Kenapa kau kemari?”tanya Ha Ri. Choi Kang menjawab  Pak Kim menyuruh membantu karena itu kontrak penting.
“Ini kontrak penting dan dia mengirimmu?” kata Ha Ri tak percaya.  Choi Kang mengeluh kalau tidak menyangka Ha Ri akan kasar sejak awal.
“Aku akan sangat membantu.” Ucap Choi Kang. Tuan Nam pikir mereka tidak punya waktu jadi harus memutuskan sekarang dan menatap ke arah lantai atas. 


Ha Ri dan Tuan Nam duduk dengan wajah kebingungan. Yi Sang didepan komputer bertanya Kenapa mereka tidak merekam. Tuan Nam terlihat bingung dan membahas Artinya mereka boleh merekam, lalu meminta agar membantunya sekali ini saja.
“Kita berjanji hanya akan berbagi ruangan ini dan melakukan pekerjaan kita sendiri.” Ucap Yi  Sang
“Pekerjaan ini bagus. Menghasilkan dan menyiapkanmu untuk masuk di bidang ini” kata Tuan Nam mencoba merayu.
“Kau membahas sampul majalah kita!” keluh Ha Ri frustasi. Tuan Nam mengaku hanya mengatakannya.
“Hentikan... Ini terlalu menyedihkan... Maaf aku kemari setelah bilang akan menghindarimu. Tapi kenapa kau membelakangi orang yang bicara denganmu? Lagi pula, punggungmu tidak bagus.” Kata Ha Ri kesal lalu melangkah pergi. Yi Sang hanya menatap bingung. 


 Ha Ri menyapa Na Eun dan timnya menyapa kalau  pasti butuh waktu lama untuk sampai ke sini. Tuan Nam pun bergegas turun meminta draft foto karena sudah kehabisan waktu dan mengajak timnya untuk memakai pengaturan ini untuk Na-eun.
“Aku akan memeriksanya dengan cepat karena waktu kita sempit. Karena tidak berbahaya bagi tubuh, anak-anak bisa mengisapnya. Kau bisa Perhatikan itu.” Ucap pemilik produk.
Saat itu Choi Kang sibuk bermain dengan Na Eun meminta agar Jangan memakannya, tidak baik untuknya, karena Ini kotor dan Menjijikkan. Ha Ri menatapnya hanya bisa menghela nafas padahal itu produk yang akan dipromosikan.
“Apa Ada hal lain yang ingin kau tekankan?” tanya Ha Ri mengalihkanya.
“Begini, ini juga sangat awet. Kau tahu bagaimana anak-anak melempar mainan? Ini tidak mudah pecah.” Ucap Si pegawai.
Saat itu mainan bongkar pasang jatuh dilantai. Choi Kang dengan santai kalau berkomentar Ini rapuh sekali. Ha Ri pun kebingungan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
“Ada urusan mendesak yang harus kuurus. Bisakah kau mengaturnya untukku?” kata si prai merasa tak enak hati.
“Tentu saja, kami bisa melakukannya dengan mudah. Jangan khawatir... Kau boleh pergi.” ucap Ha Ri menahan emosinya pada Choi Kang.


Ha Ri akhirnya menyusuh semua bongkar pasang agar menjadi istana untuk set foto. Tuan Nam dengan wajah panik bertanya Berapa sisa waktu mereka tapi Ass-nya seperti tertidur. Tuan Nam berteriak memanggil Seung-ho bertanya Pukul berapa sekarang?
“Pukul 15.50.” ucap Seung Ho. Tuan Nam pikir waktunya tinggal 10 menit dan merasakan tanganya Kram. Ha Ri pun terburu-buru menyakinkan pasti bisa.
“Bibi, begini cara melakukannya?” teriak Choi Kang. Ha Ri mengeluh agar sangat sibuk, jadi lebih baik diamlah.
“Ha-ri, kurasa kita tidak perlu membuatnya diam.” kata Tuan Nam dan Choi Kang sudah membuat istana dan siap memasang bendera untuk sentuhan akhir. 

Na Eun sudah duduk diset foto dan Ha Ri membawa mainan dan bingung melihat Tuan Nam pergi. Tuan Nam merasa tidak bisa melakukannya. Karean harus menemui Yeon-ha karena Negeri ini akan malu jika tidak dilakukan.
“Apa maksudmu? Mustahil kita bisa menjadwal ulang Na-eun.” Kata Ha Ri panik. Tuan Nam tetap menolaknya.
“Kau Pergilah setelah memotretnya.” Kata Ha R menahanya. Saat itu Yi Sang datang meminta draft.
 “Aku tidak suka anak-anak. Jadi Kau membuatnya tersenyum.” Ucap Yi Sang. Ha Ri hanya bisa terdiam.
“Apa fokusnya?” tanya Yi Sang. Tuan Nam meminta agar  Nae Eun tersenyum sedikit dan pamerkan mainannya.
“Drafnya ada di sini... Maaf, aku harus pergi. Terima kasih! Maafkan aku!” ucap Tuan Nam bergegas pergi. Ha Ri pun tak bisa berbuat apa-apa

Ha Ri pun mencoba mengalihkan pandangan Na Eun agar tersenyum didepan camera dan Yi Sang mulai mengambil fotonya. Ha Ri pun meminta agar Yi Sang melemaskan wajahnya sedikit karena Anak itu akan menangis. Yi Sang bertanya apakah Punggungnya masih tidak terlihat bagus.
“Sekarang terlihat agak lebih bagus.” Ucap Ha Ri gugup dan terus mengalihkan padangan Na Eun.

Sementara di ruangan, tiga sekawan seduh duduk sambil meminum kapi. Hyo Joo pikir dengan Pak Kim dari Tim Penerbit. Yeon Ho melihat dari kejauhan lalu mendengar Rumornya, homoseksual. So Yun melihat pria yang lewat dibelakangnya.
“Bagaimana Kalau Pak Oh dari "Fesyen Bulanan"?” kata So Yoon. Yeon Hoo tau Dia punya pacar selama tujuh tahun.
“Bagaimana dengan Ha-ri? Benar-benar tidak ada siapa pun untuknya.” Keluh So Yoon
“Pasangan yang bekerja sama bisa saling memahami dan saling menoleransi tekanan pekerjaan. Tapi sulit untuk jatuh cinta di tempat kerja.” Ucap Yeon Ho
“Apa Kau sungguh ingin memacari pegawai kantor?” tanya Hyo Jo. Yeon Ho mengeluh itu Tidak mungkin karena Kantor mereka buruk.
“Lihat? Kau bekerja di sini, tapi kantor tetap buruk. Kau ingin menggosipkan rekan kerjamu, bukan menggoda mereka.”kata  Yeon Ho
“Aku memacari Seung-ho dari Tim Fotographer” akui So Yoon. Keduanya kaget bertanya Sejak kapan?
“Aku bilang menyukainya saat Ha-ri bilang bahwa dia masa depanku.”akui So Yoon. Yeon Ho memujinya kalau So Yoon memang berani sekali.
“Ada alasan nyaris tidak ada pasangan di kantor. Jika tidak ada pasangan untuknya di luar, maka kita harus melihatnya berkeliaran.” Ucap Yeon Ho yakin
***
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar