PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ha Ri
duduk di teman melihat beberapa orang yang melihat kalau mereka sangat manis.
Wajahnya sangat merona, tapi ternyata yang Ha Ri liat adalah anjing peliharan
lalu menegaskan kalau tidak akan tersihir oleh mereka. Ibunya datang mengeluh
anaknya bicara sendiri.
“Kukira
Ibu aerobik, tapi tampaknya Ibu anggota
sirkus.” Ucap Ha Ri kaget melihat cara pakaian ibunya.
“Ibu
harus berpakaian mewah agar menonjol.
Kau tidak tahu apa-apa. Sedang apa kau di sini?” kata Ibu Ha Ri
“Mari
berkencan.” Ucap Ha Ri. Ibunya penasaran Apa yang akan Ha Ri belikan untuknya.
“Cepatlah
ganti pakaian. Pastikan Ibu ganti pakaian, ya?” ucap Ha Ri mendorong ibunya
pergi.
Keduanya
akhirnya berjalan disebuah mall dengan tas belanjaan yang banyak seperti gadis
orang kaya. Mereka pun akan menyebrang
jalan, layaknya seorang model, tiba-tiba Ibu Ha Ri melihat mobil yang akan
lewat didepanya dan ada genangan air.
Ia
akhirnya berlindung dibalik anaknya dan saat mobil itu lewat semua air genangan
mengenai pakaian Ha Ri. Ha Ri pun hanya bisa melongo dengan bajunya yang basah
kuyup.
Ha Ri
akhirnya berganti pakaian dan mengeringkan rambutnya lalu berkomengat Sejak
kecil, berpikir ada rahasia di balik kelahirannya dan duganya benar karena Ibu
kandung tidak akan melakukan ini.Ibu Ha Ri berdalih Jika bukan ibu kandungnya
maka tidak akan membelika barang semahal itu.
“Terlihat
sangat mewah dan cantik saat kamu kenakan. Itu sangat cocok untukmu.” Kata Ibu
Ha Ri
“Terserah.
Ibu hanya menyesal melakukan ini.” Kata Ha Ri kesal. Ibu Ha Ri pikir Ha Ri bisa
Anggap ibunya membelikan itu karena merasa bersalah.
“Tapi
bagaimana denganmu? Kenapa kau membelikan ibu semua hadiah ini? Apa kau
terlibat masalah?” tanya Ibu Ha Ri
“Astaga,
tidak. Kenapa aku terlibat masalah?” keluh Ha Ri pada ibunya.
“Kenapa
kamu tidak pernah terlibat masalah? Usiamu hampir 40 tahun. Kau harus lebih
berani. Kau terlalu jujur dan baik. Astaga.” Kata Ibu HaRi
“Kalau
begitu, kurasa aku harus terlibat masalah besar. Ibu jangan berubah pikiran.
Berjanjilah kepadaku.” kata Ha Ri
“Kenapa
ibu harus berjanji? Ada apa denganmu?” ucap Ibunya Gugup. Ha Ri menegaskan
kalau sudah memutuskan.
“Semoga
Ibu bisa bekerja sama.” Kata Ha Ri penuh arti.
Eun Young
dan Jae Young saling menatap sinis seperti tom dan jerry. Ha R melihat keduanya
meminta agar tidak bertengkar hari ini lalu memberitahu kalau sudah membukakan
Cookies. Jae Young tak percaya temanya
membuat kue.
“Apa Kau
memanggangnya dengan kotoran?”keluh Jae Young setelah mencoba kue buatan Ha Ri
“Kau
pemilih makanan, tidak seperti penampilanmu.” Balas Eun Young ikut mencoba dan
langsung melepehkanya.
“Mari
pesan daging kaki.”kata Eun Young. Jae Young tak terima karena Ini pesta istimewa jadi mengajak untuk pesan
ayam.
“Aku
sudah tiga bulan tidak keluar.”kata Eun Young. Jae Young menegaskan Sudah enam
bulan tidak bersenang-senang.
“Sudah
beberapa bulan aku menginginkan daging kaki. Setiap hari, aku meyakinkan diriku
akan makan daging kaki malam ini. Aku berjanji pada diriku sendiri.” Cerita Eun
Young. Ha Ri sibuk mencari selembaran untuk memesan makanan. “
“Tapi
setelah membersihkan rumah, membersihkan anak-anak, memasak makan malam untuk
suamiku, dan menyantap makanan sisa, tiba-tiba selera makanku hilang. Karena itu
aku belum makan daging kaki. Dalam tiga jam, aku akan kembali ke dunia tanpa
daging kaki.” Kata Eun Young meminta Ha Ri agar Pesan daging kaki.
“Ya,
pesan ayam.” Ucap Jae Young tak peduli. Eun Young pun mengeluh Ha Ri harus berteman
dengan pria seperti itu.
“Kami
berteman lebih dahulu. Kau datang setelahnya.” Balas Jae Young . Uen Young pun
hanya bisa mengumpat Jae Young sangat menyebalkan.
“Ada apa
dengannya? Apa dia mengidap bipolar?” ejek Jae Young pada Eun Young
“Jangan
macam-macam dengannya. Dia punya putra kembar.” Bisik Ha Ri pada Jae Young
“Astaga,
apa kamu pecandu alkohol?” balas Eun Young. Ha Ri berkomentar kalau Jae Young
seperti itu karena bercerai
“Aku bisa
mendengarmu.”keluh Jae Young karena Ha Ri bukan berisik. Keduanya pun saling
adu mulut ingin Pesan daging kaki saja atau Pesan ayam.
“Diam
kalian berdua. Sebelum aku memesan salah satu dari keduanya, aku punya
pengumuman. Pertama, isi gelas kalian.” Kata Ha Ri.
Ketiganya
minum dengan jenis yang berbeda, Ha Ri bir, Eun Young wine sementara Jae Young
soju setelah itu mereka minum bersama memberitahu kalau Pesta ini untuk
merayakan babak kedua hidupnya yaitu telah memutuskan untuk tidak menikah.
“Kenapa
kalian diam saja?” ucap Ha Ri heran melihat sikap temanya seperti biasa saja.
“Entah kau
mengumumkannya atau tidak, itu tidak tergantung padamu. Contohnya aku. Aku tumbuh
tanpa pernah ingin menikah. Aku hanya menyetujui secangkir kopi, tapi lihatlah
diriku sekarang.” Kata Eun Jung
“Apa yang
harus diumumkan? Lagi pula, peluangmu menikah pun kecil.” Kata Jae Young
“Apa ini
karena kencan buta itu? Tidak, itu tidak
ada perkembangannya karena kami tidak cocok. Sulit dipercaya.” Kata Ha Ri
“Apa kau
menderita demensia? Sudahkah kamu lupa bahwa kamu bukan tipe yang suka
berkencan? Apa Kau tidak ingat?” tanya Jae Young
Flash Back
Seorang
pria menyapa Ha Ri yang ada dicafe, Ha
Ri pun senang melihat senioranya bertanya kenapa ada dicafe. Seniornya mengaku
ada urusan di dekat sini dan sudah lama berniat meneleponya Tapi itu salah karena Ha Ri sudah punya pacar.
“Dia hanya
teman. Putra temannya ibuku.” Kata Ha Ri yang sedang duduk dengan Jae Young
“Oh
begitu , jadi apa kau ada waktu luang
akhir pekan ini? Aku punya tiket musikal jika kau menginginkannya. Aku bahkan
akan mentraktir makan malam.” Ucap seniornya.
“Waktu Tenggatku
sebentar lagi, mungkin kau bisa mengajak orang lain.” Ucap Ha Ri menolak halus.
“Tiketnya
sampai bulan ini. Apa Kau punya waktu luang?”tanya Seniornya sedikit memaksa.
“Aku
tidak mau membuat janji yang tidak bisa kutepati. Omong-omong, kau lihat
pengumuman yang kukirim? Aku akan meminta Pak Kim yang melihatnya. Sekarang dia
akan mengambil alih.” Kata Ha Ri malah membahas perkerjaan. Seniornya pun
akhirnya pergi.
Jae Young
melihat sikap Ha Ri mengeluh kalau seniornya itu mengajaknya berkencan, Ia pun
mengeluh Ha Ri itu yang tak akan belajar tentang sebuah hubungan, dan Karena
inilah tidak pernah mau menjodohkan Ha Ri dengan siapa pun.
“Aku
tidak tahu apa-apa saat itu.” Ucap Ha Ri membela diri. Jae Young pikir Tidak
karena menurutnya DNA Ha Ri dibangun
seperti ini.
“Kau benar.
Aku tidak pernah pandai berkencan dan peluangku untuk menikah kecil Lalu
kenapa? Lebih banyak yang tidak bisa kita lakukan daripada yang bisa. .” Ucap
Ha Ri kesal
“Lalu
kenapa kau sangat berharap akan menikah?” balas Jae Young. Eun Young malah
memuji Ha Ri kalau itu bagus.
“Pernikahan
hanya mengarah pada serbet atau lap di tanganmu. Sama seperti yang kamu lakukan
sejauh ini, hiduplah dengan laptop di satu tangan dan kopi pesanan di tangan
lainnya.” Kata Eun Young
“Benar.
Terima kasih atas dukungan tulus kalian. Omong-omong, ada hal lain yang ingin
kusampaikan.” Kata Ha Ri
“Tunggu.
Tapi aku menerima banyak hadiah uang darimu. Apa Kau tahu? Aku akan
membelikanmu sesuatu untuk acara ini. Katakan apa pun yang kau butuhkan.” Ucap
Eun Young
“Itu
tidak perlu. Simpan itu untuk dirimu... Itu bahkan tidak penting.” Kata Ha Ri
“Terima
sajalah... Ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk menerima hadiah perayaan.”
Kata Jae Young
“Tutup
mulutmu atau kau akan merasakan kakiku di mulutmu. Omong-omong, aku...” ucap Ha
Ri
Tapi Eun
Young langsung menyela apakah Ha Ri sudah memesan daging kakinya. Jae Young tak
mau kalah ingin Ayam goreng dahulu.Keduanya kembali adu mulut. Ha Ri pun hanya
bisa mengeluh kesal pada dua temanya.
Ha Ri
akhirnya pergi "Perpustakaan Hangang"lalu mencari buku-bu tentang
kehamilan dan menemukan "'Kehamilan untuk Pasien Endometriosis'" lalu
mencatat pada bukunya.
"Peluang
kehamilan alami" "Hormon, Pengobatan, Operasi Suntikan sperma
intrasitoplasma" "Peluang kehamilan alami sekitar 15 persen" "Empat.
Masalah etis"
**
Dokter
memberitahu Perawatan kemandulan tidak bisa kecuali Ha Ri sudah menikah. Ia
pikir Satu-satunya pengecualian adalah untuk wanita yang menikah siri atau butuh
persetujuan pasangan untuk menerima sperma dari donor.
“Jadi,
apa cara terbaik untuk hamil dalam enam bulan?” tanya Ha Ri
“Anda
bisa menikahi pria dan hamil dengannya atau mencari sembarang pria dan hamil
dengannya.” Ucap Dokter
“Apa yang
terjadi jika aku melahirkan tanpa sepengetahuannya dan dia tahu aku berbohong
soal itu?” ucap Ha Ri khawatir.
“Begini...
Ini seperti alur cerita opera sabun favoritku. Wanita lajang tidak bisa mencari
donor sperma di Korea. Tidak banyak donor untuk semua pasangan mandul.” Jelas
Dokter
“Aku juga
pasien yang didiagnosis mandul.”kata Ha Ri. Dokter menegaskan Hukum
menentangnya, jadi harus mencari cara lain.
“Apa Aku
harus mencari cara lain?” ucap Ha Ri. Dokter membenarkan. Dan itu Sendiri.
Yi Sang
melihat ponselnya terlihat nama"Han Se Sang" lalu seperti enggan
menjawabnya. Se Sang mengeluh Yi Sang yang tak pernah menjawab telpnya lalu
bertanya Bagaimana pindahannya. Yi Sang menjawab baik.
“Hari
Rabu depan adalah peringatan kematian Ayah.” Ucap Se Sang. Yi Sang mengaku
sudah tahu.
“Kau akan
datang, bukan? Datanglah. Ibu ingin bertemu denganmu.” Ucap Se Sang. Yi Sang
menjawab itu pasti lalu terdiam.
Saat itu
Ha Ri lewat melihat Yi Sang seolah tak peduli. Yi Sang pun memanggilnya dan
berkomentar kalau masih malu bertemu
dengannya. Ha Ri akhirnya datang menemui Yi Sang mengaku tidak bahkan sangat
nyaman berada di dekatnya. Yi Sang mengaku kalau ia juga seperti itu.
“Apa? Apa
lagi sekarang?” keluh Ha Ri melihat tatapan Yi Sang penuh arti akhirnya
mengucapkan Terima kasih sudah bekerja
untuk sampul itu.
“Izinkan
aku berterima kasih untuk tumpangan itu dengan makanan.” Kata Ha Ri melihat Yi
Sang masih saja menatapnya penuh arti.
“Katakan
saja apa yang kamu inginkan. Kita tidak cukup akrab untuk berkomunikasi melalui
tatapan.” Kata Ha Ri. Dan Yi Sang masih terus menatapnya.
“Aku
tahu. Aku menarik kembali ucapanku soal menghindarimu.” Kata Ha Ri. Yi Sang
membenarkanya.
“Astaga,
aku pintar... Seperti kataku...” ucap Ha Ri bingung melihat Yi Sang pergi
begitu saja dan berpikir kalau baru saja ditipu.
Ha Ri
masuk ruang rapat meminta maaf karena baru datang. Nyonya Shim langsung menatap sinis meminta lebih
tepat waktu lalu melihat rencana artikel "Cara Won Bin dan Lee Na Young
membesarkan putra mereka. Wawancara Khusus bersama Won Bin dan Lee Na
Young"
“Bagaimana
cara mereka membesarkan putra mereka?” tanya Nyonya Shim
“Akan
kutemui dan bertanya.” Jawab Hyo Joo. Nyonya Shim ingin tahu Bagaimana cara Hyo
Joo melakukan itu
“Aku akan
mencoba menjadwalkan wawancara.” Kata Hyo Jo. Nyonya Sim pikir bisa mencobanya
karena mereka mungkin akan mencetak edisi laris manis pertama karena Hyo Joo.
“Mewawancarai
para selebritas tidak akan membantumu dipekerjakan di majalah mode” ucap Yeon
Ho
“Sarankan
sesuatu yang bisa dilakukan, bukan impianmu. Berikutnya. Bagaimana dengan
pencarian kolumnis kita?” tanya Nyonya Shim
“Bagaimana
dengan teman yang hidup darimu dan ibumu? Dia ayah tunggal dengan profil yang
cukup bagus.” Kata Yeon Ho
“Yoon Jae
Young? Tapi dia tidak tahu apa-apa.”kata Ha Ri.
Dirumah,
Jae Young sibuk makan cemilan dengan anaknya yang terus menatapnya, sementara
Ia sibuk menonton TV. Akhirnya Jae Young mengajak ngobrol anaknya bertanya pada Do Ah, apakah mau makanan bayi
“Atau
bagaimana dengan ini karena kau sudah besar sekarang? Ayah yakin kamu sudah
cukup besar untuk ini.” Ucap Jae Young yang menawari Do Ah kentang goreng.
“Dia
karakter yang menarik. Lebih baik menyajikan kekacauan daripada ahli dalam
mengasuh anak. Cobalah mengajaknya.” Ucap Nyonya Shim. Ha Ri pun tak bisa
menyangkalnya.
“Karena
aku sudah kembali, kita harus makan malam. Tanya kapan Departemen Iklan dan orang
di studio punya waktu luang.” ucapNyonya Sh,
“Bisakah
kita pergi ke restoran favoritku? Aku akan memesannya sendiri.” Kata Yeon Ho
penuh semangat
“Bagaimana
kalau kita makan ikan mentah?” ucap Hyo Jo. Yeon Ho ingin barbeku daging sapi
Korea
Mereka
sibuk memilih menu makanan sementara Ha Ri sibuk melihat "Forum
Kemandulan: Cerita Sukses"
Jae Young
pergi ke supermarket memilih makanan untuk anaknya lalu memberikan pilihan.
Tapi Do Ah yang masih kecil pun tak bisa memilih. Jae Young pikir anaknya bisa
Percayalah kepadanya karena Makanan bermerek yang terbaik.
“Aku
mencium cheonggukjang... Ahh.. Kau buang air besar, ya?” ucap Jae Young lalu
mengambil tissue basah dan pergi ke toilet.
“Kenapa
tidak ada meja ganti di toilet pria?”kata Jae Young akhirnya pergi ke tempat
ruangan ibu dan bayi.
Semua
meja sudah terisi penuh, Jae Young bingung dimana harus menganti popok anaknya.
Ia teringat dengan ruangan menyusui, tapi saat membuka tirai ada ibu yang
menyusui. Jae Young pun hanya bisa meminta maaf kalu keluar dari ruangan.
Jae Young
pun akhirnya bergegas pulang melewati terowongan tempat tuna wisma tinggal,
lalu akhirnya sampai di rumah dan menatap wajahnya dicermin.
Flash Back
Jae Young
akhirnya menganti popok anaknya diatas kardus meminta maaf karena anaknya malu
dan akan segera mengganti popoknya. Dua orang ibu melihat Jae Young tak percaya
kalau membesarkan bayi di jalanan. Jae Young melonggo bingung.
“Apa
salah bayi itu? Jangan memakai kereta bayi untuk sampah. Masukkan bayinya ke
dalamnya.” Kata sibibi
“Itu
bukan milikku. Itu miliknya.” Ucap Jae Young menunjuk tuna wisma keluar dari
tenda.
“Apa Ini
milik temanmu?” kata si bibi. Jae Young bingung kalau orang itu bukan temannya.
“Dia pasti
berasal dari distrik lain.” Komentar temanya. Jae Young tak percaya dengan
penampilan dianggap seperti gelandangan.
Bagaimana
aku bisa terlihat seperti tunawisma? Bukankah sudah jelas dilihat sekilas saja?
Tentu saja. Lihatlah dia. Semuanya menyatakan, "Aku gelandangan." Kurasa
aku memang gelandangan.” Ucap Jae Young tak membahas lagi dan mengajak Do Ah
bermain.
Dokter
bertemu dengan Yi Sang bertanya Sudah berapa tahun dan merasa penasaran
bagaimana keadaannya setelah pergi begitu saja. Yi Sang mengaku itu yang
dipikirkan karena itu datang menemui dokternya.
Dokter menegaskan Karena itu perjalanan.
“Aku senang
kau cukup santai untuk membeli hadiah. Apa Kau bekerja lagi?” ucap Dokter
melihat hadiah dari Yi Sang. Yi Sang membenarkan.
“Kau harus
berusaha untuk akrab dengan orang-orang. Berada dalam kelompok besar memberimu
kepercayaan diri.” Ucap Dokter
“Kepercayaan
diri. Bagaimana dengan serat jagung?” ucap Yi Sang menatap dengan tatapan
kosong.
Hyo Joo
berlari mengejar Ha Ri dan kakinya terlihat tersandung. Ha Ri melihat kaki Hyo
Joo yang lecet dan pasti menyakitkan. Hyo Jo mengaku Karena masih baru. Ha Ri
pikir Hyo Jo bisa berhenti pakai sepatu hak tinggi
“Hak
sepatu adalah perpanjangan dari kaki.” Ucap Hyo Jo. Ha Ri membenarkan kalau selalu
memakai sepatu hak tinggi pada usia 20-an.
“Mereka
akan merusak lututmu. Kenyamanan yang terbaik. Apa aku terdengar sangat tua?”
ucap Ha Ri
“Aku
senang kau tahu. Aku harus mampir di apotek.” Ucap Hyo Jo. Ha Ri menganguk.
Saat itu
Eu Ddeum datang menyapa Ha Ri dengan panggilan “Bibi” Ha Ri bergegas mengambil
berkas dari tangan Hyo Jo dan pergi ke studio lantai bawah. Saat itu Yi Sang
sedang menelp menutup pintu masuk studio.
"Bayi"
atau "Anak-anak"? Bukankah itu sama saja? Aku tidak menyukainya. “
ucap Yi Sang. Ha Ri ingin lewat tapi Yi Sang berdiri dengan tubuh yang besar
didepanya.
“Akankah
ada banyak staf? Aku tidak suka ada banyak orang. Tidak apa-apa. Akan kuurus.”
Kata Yi Sang
Ha Ri
ingin membuka pintu dengan tombol tapi pintunya sudah lebih dulu dibukan oleh
Yi Sang dan akhirnya kepalanya terbentur oleh pintu. Yi Sang melonggo kaget
melihat Ha Ri lalu memastikan kalau baik-baik saja. Ha Ri mengaku baik-baik
saja.
“Coba
kulihat. Apakah...” kata Yi Sang, Ha Ri merasa malu dan kesal memilih untuk
pergi menolak Yi Sang melihatnya.
Di luar,
Hyo Jo berjalan besama Eu Ddeum dengan kaki yang lecet. Uen Ddeum bertanya
bertanya Apakah sakit. Hyo Jo menjawab Tidak. Eu Ddeum pun kembali bertanya
baik-baik saja. Hyo Jo seperti tak bisa berjalan dengan normal.
“Tunggu
di sini.” Kata Eu Ddeum lalu bergegas pergi. Hyo Jo hanya bisa menatapnya.
Di
ruangan studio. Yi Sang meilhat Ha Ri membawa kotak besar ingi membantu. Ha Ri
pikir Ini tidak berat jadi bisa melakukannya sendiri. Yi Sang berkomentar kalau
Ha Ri tidak akan mati jika seorang pria
membantunya
“ Ini
tugasku. Ini tidak berat.” Kata Ha Ri merasa tak nyaman Yi Sang ada
didekatanya.
“Lepaskan.
Biar aku saja. Akan kuletakkan di sana.” Kata Yi Sang. Ha Ri merasakan sesuatu
dengan sikap Yi Sang
“Haruskah
aku curiga? Haruskah aku salah paham?” kata Ha Ri. Yi Sang bertanya balik Apa
aneh jika bersikap baik
“Sangat.
Sangat aneh. Kalau dipikir-pikir, aku sering tidak sengaja bertemu denganmu.”
Kata Ha Ri
“Itu
keberuntungan.” Ucap Yi Sang tapi Ha Ri pikir itu maksudnya kesialan. Yi Sang
tak percaya Ha Ri mengangap itu Kesialan
“Jangan
terlalu membenciku. Lebih sulit membenci seseorang daripada menyukai
seseorang.” Ucap Yi Sang. Ha Ri tak mengerti bertanya Apa artinya?
“Begini...
Ada lebam di dahimu.”kata Yi Sang. Ha Ri akhirnya melihat dicermin dan mengeluh
kalau hampir salah paham. Yi Sang merasa bersalah pun akhirnya kembali membantu
Ha Ri.
Hyo Jo
terus berjalan, Eu Ddeum baru datang mengeluh kalau menyuruhnya untuk menunggu
di sana. Hyo Jo bertanya apa yang dibawa Eu Ddeum. Eu Ddeum tahu kalau Tumit
Hyo Jo pasti sakit sekali dan ingin memberikan plester.
“Kenapa
kau memedulikan tumitku? Ini canggung.” Ucap Hyo Jo. En Ddeum sadar kalau
Mungkin akan salah memakaikannya.
“Aku akan
mengambil ini saja. Jadilah rekan kerja saja.” Kata Hyo Jo. Eu Ddeum menganguk
setuju.
“Dia
tidak mengerti. Merepotkan sekali.” keluh Hyo Jo meliha Eu Ddeum pergi.
Eu Dduem
memberitahu Chunhang memastikan 2.000 pesanan pasta gigi rasa stroberi. Kiwi
memastikan 1.000 pesanan tisu basah lembut. Tuan Kim mengartikan kalau itu Hanya
pasta gigi. Eu Ddeum membenarkan.
“Bisakah
kamu menyikat gigi hanya dengan pasta gigi?” tanay Tuan Kim. Eu Dddeum menjawab
tidak.
“Lalu apa
yang kau butuhkan?” tanya Tuan Kim. Eu Ddeum mejawab butuh sikat gigi.
“Jika kau
tahu itu... Aku akan memberimu kesempatan lagi. Cobalah menambahkan sikat gigi
juga.” Ucap Tuan Kim. Eu Ddeum menganguk mengerti.
“Apa yang
kukatakan padamu? Inti dari penjualan adalah jaringan. Kunjungi pelanggan dua
kali alih-alih sekali. Kau harus memeriksa setiap hal kecil dengan mendetail. Jangan
lupa.” Ucap Tuan Kim. Eu Ddeum mengerti tidak akan lupa.
“Tadi
tumit kanan Nona Choi Hyo Joo terluka jadi, aku bergegas dan membelikannya
plester.” Kata Eu Ddeum
“Kenapa
kau... Aku mengajarkanmu satu hal dan kau belajar sepuluh hal. Bagus... Pelanggan
juga penting, tapi reputasimu di tempat kerja tidak boleh diabaikan. Terutama
para editor. Sudah kubilang, mereka rekan sekaligus musuh. Kau harus memastikan
mereka memihakmu.” Kata Tuan Kim. Eu Ddeum mengerti.
Jae Young
pergi ke kamar mandi melihat pakaian Ha Ri di tempat baju kotor lalu mengeluh
dengan pakaian yang dipakai Ha Ri. Ia pun dengan sengaja memasukan bajunya
kedalam pakaian Ha Ri untuk menyembunyikannya.
“Sedang
apa kau keluar dari kamar mandi? Apa ini hari istimewa?” tanya Nyonya Lee. Jae
Young mengaku Kotoran Do Ah mengenai pakaiannya jadi mandi
“Putri
yang baik. Dia membuat ayahnya mandi. Apa dia tidur?” ucap Nyonya Lee. Jae
Young menganguk
“Aku tidak
melihat cucianmu.” Ucap Nyonya Lee. Jae Young pikir mereka harus mencuci
sendiri dan tidak boleh membuat orang lain melakukannya.
“Omong-omong,
aku harus mulai bekerja lagi. Tapi aku khawatir karena Do Ah masih sangat
belia. Aku tidak bisa meninggalkannya di pusat penitipan anak seharian.” Cerita
Jae Young
“Astaga,
punggungku.,, Kurasa sarafku terjepit.” Ucap Nyonya Lee merasakan badanya pegal
“Penyiksaan
anak adalah masalah besar belakangan ini. Jadi, aku tidak bisa memercayai siapa
pun. Akan bagus jika aku bisa meninggalkannya dengan kenalanaku.” Ucap Jae
Young seperti penuh arti.
“Kenapa
pergelangan tanganku sakit sekali? Kurasa aku mengidap sindrom terminal
karpal.” Kata Nyonya Lee
“Anda
akan berwisata? Yang benar sindrom lorong karpal.” Kata Jae Young. Nyonya Lee
membenarkan seperti sengaja menghindar untuk merawat Do Ah.
“Anda
benar. Jangan bekerja terlalu keras di usia Anda ini Membesarkan anak bukan
tugas yang mudah..” Ucap Jae Young
“Aku
merasa makin sulit membesarkan anak daripada sebelumnya. Aku tidak melakukan
banyak hal, tapi tetap sangat melelahkan. Dahulu aku menggendong Ha Ri selagi
menjalankan bisnisku.” Cerita Nyonya Lee
“Itu
melelahkan, tapi Ha Ri menggemaskan saat itu. Dia lembut dan selalu tersenyum. Anak
tumbuh begitu cepat, tapi kenangan itu bertahan seumur hidup. Aku bisa mengasuh
Do Ah sesekali, tapi jangan berharap aku bisa selalu mengurusnya.” Kata Nyonya
Lee
“Tidak
ada yang bisa mengurus anakmu lebih baik dari dirimu. Waktu yang kau habiskan
dengannya sekarang akan bertahan selamanya.” Pesan Nyonya Lee
Ha Ri
keluar dari kantor dan melihat pesan di ponselnya "Dari: Donor Terbaik,
Mau bertemu dan berbincang?" wajahnya langsung terlihat panik. Ha Ri sudah ada didepan cafe tapi teringat
dengan ucapan Dokternya. “seorang wanita lajang tidak bisa menemukan donor
sperma di Korea.” Akhirnya Ia memilih untuk pergi.
Tapi
beberapa saat kemudian, Ha Ri pun masuk melihat sosok pria yang duduk sendirian
lalu bertanya Apa ia Donor Terbaik.Si pria membenarkan dan mempersilahkan Ha Ri
duduk.
“Tinggiku
180 cm. IQ-ku 148. Golongan darahku O. Aku mantan anggota pasukan khusus. Aku
mahasiswa Universitas Hanguk. Bisa kupastikan bahwa aku memiliki sperma dengan
kualitas terbaik.” Ucap Si pria memperlihatkan CV dan juga ID Cardnya.
“Kualitas
terbaik. Benar... Begini... Masalahnya, aku belum memutuskan untuk menerima
spermamu. Tapi aku ingin tahu cara kerja semua ini. Ini seperti penyelidikan
awal. Aku jurnalis, jadi, aku merasa ingin menyelidikinya.” Kata Ha Ri
“Apa Kau
jurnalis?” ucap si pria mulai panik. Ha RI mengaku bukan jurnalis berita tapi bekerja
di perusahaan majalah.
“Kau tahu
majalah yang kau lihat di salon rambut? Aku tidak akan menerbitkan artikel.
Tapi tetap saja... Aku harus tahu cara kerjanya sebelum memutuskan menerima
spermamu.” Jelas Ha Ri
“Bisa
beri tahu aku bagaimana rencanamu memberikan spermamu dan apakah itu aman? Aku
yakin itu tidak gratis.” Kata Ha Ri
“Aku
melakukan ini dengan rasa tanggung jawab bagi mereka yang sangat ingin memiliki
anak. Donasi sperma sama dengan donasi organ. Seseorang menyelamatkan nyawa, dan
yang lain menciptakan kehidupan. Keduanya sama-sama penting. Jadi, aku hanya
menerima 10.000 dolar.” Ucap si pria. Ha Ri melonggo mendengarnya.
“Aku
melakukannya sampai kau hamil. Itu tidak cukup, bukan?” kata Si pria bangg
“Apa kau
menerima permintaan dari banyak orang?” tanya Ha Ri. Si Pria pikir Ha Ri bisa
melihat kalau ia memiliki gen terbaik.
“Jadi,
wanita setuju menerima spermaku begitu melihatku.” Kata Si pria bangga
“Kalau
begitu, kau pasti punya banyak anak yang tidak diketahui.” Ucap Ha Ri
“Aku
tidak bisa melakukan pekerjaan ini jika berpikir begitu.” Balas Si Pria, Ha Ri
pikir benar juga.
“Sangat
penting untuk melahirkan bayi yang sehat. Jadi, alih-alih melakukan IVF atau
inseminasi buatan, banyak wanita lebih suka hamil secara alami.” Kata Si pria.
Ha Ri bingung mengartikan "Hamil
secara alami"
“Benar...
Aku tidur dengan wanita setiap malam selama masa ovulasi mereka.” Akui si Pria.
Ha Ri kaget mendengarnya "Setiap malam"
“Ya,
benar... Sulit untuk langsung menghamili wanita. Ini pekerjaan yang sangat
melelahkan bagiku. Tapi aku menganggapnya sebagai bantuan untuk kalian. Jika
kau tertarik, kabari aku. Dan aku menyadari bahwa kau tipeku. Aku akan
memperlakukanmu dengan baik.. Setiap malam” kata Si pria mengoda.
“Dasar
bedebah. Apa kau sudah gila? Apa isi kepala kotormu itu? Jangan bergerak. Aku
akan menelepon polisi.” Kata Ha Ri sudah mengeluarkan ponselnya.
“Apa
wanita paruh baya ini sudah gila?” kata Si pria. Ha Ri tak terima dipanggil Ahjumma.
“Kau
bilang penglihatanmu bagus. Itu bohong, bukan? Kamu juga tidak kuliah di
Universitas Hanguk, bukan? Kau seharusnya malu. Aku akan memberimu pelajaran.”
Kata Ha Ri
“Kau
menginginkan spermaku. Jadi, untuk apa aku harus malu?” kata si pria
“Diamlah.
Aku akan menelepon polisi.” Ucap Ha Ri. Si pria akan mengambil ponsel Ha Ri.
Saat itu
polisi datang melihat Si pria kalau Seseorang melaporkannya atas donasi sperma ilegal dan pemalsuan dan
pura-pura jadi mahasiswa Universitas Hanguk, jadi mengajaknya untuk pergi ke
kantor polisi. Si pria mencoba menyangkalnya.
“Aku
senang kalian datang. Aku baru berniat menghubungi kalian. Cepat bawa dia. Pria
ini adalah benih yang buruk.” Ucap Ha Ri marah
“Anda
juga harus ikut dengan kami.” Ucap Polisi. Ha Ri bingung diminta ikut juga.
“Anda
tertangkap mencoba membuat kesepakatan.”kata Polisi. Ha Ri merasa tidak membeli
apa pun.
“Aku
serius. Aku bahkan tidak sempat melihat spermanya.” Kata Ha Ri. Polis bertanya
Apa Ha Ri mau diborgol. Akhirnya Ha Ri bertanya
apakah membawa mobil dengan wajah tertunduk malu.
Bersambung ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar