PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ha Ri
sudah berganti pakaian berbicara di telp kalau mau ke Gangnam karena ada urusan
lalu merasa makan siang begitu sulit, lalu menutup telp. Yi Sang hanya menatap
seolah tak peduli. Tuan Nam melihat Ha Ri yang mengunakan pakain rapi.
“Apa Kau
akan melakukan kencan buta?” tanya Tuan Nam. Ha Ri menjawab tidak.
“Kau bisa
membawa semua itu dengan penampilan seperti itu? Kau bahkan tidak bisa naik
taksi, ini akhir pekan... Hei Antar dia! Kau akan pergi ke Gangnam.” Ucap Tuan
Nam pada Yi Sang
“Tidak
mau.” Kata Yi Sang. Tuan Nam tak percaya Yi Sang menolaknya. Ha Ri dengan
tatapan sinis pun merasa tak perlu lalu melangkah pergi.
Yi Sang
duduk di lantai atas sambil membaca majalah. Ha Ri sibuk mengangkat
barang-barangnya dan tak bisa menemukan taksi yang kosong. Saat itu mobil Yi
Sang berhenti mengaku tadi berbohong jadi menyuruhHa Ri masuk karena akan
mengantarmu. Ha Ri menolaknya.
“Itu Membosankan.
Apa kau mau pergi bersama?” tanya Yi Sang mengoda.
“Ini Tidak
membosankan bagiku.. Apa Aku hanya menunggu sampai kau masuk?” kata Yi Sang
mengancam,
“Kalau
begitu, aku akan duduk di belakang karena kita tidak boleh bertemu lagi.” Ucap
Ha Ri akhirnya naik di kursi belakang.
Yi Sang
mengantar Ha Ri disebuah toko, Ha Ri pun turun lalu mengucapkan Terima kasih dan pamit pergi. Ia pun masuk membawa semua peralatan bayi dan
keluar dengan tangan kosong, tapi bingung melihat Yi Sang masih menunggunya.
“Kau akan
pergi ke pernikahan... Kita searah. Naiklah.”ucap Yi Sang. Ha Ri hanya bisa
terdiam seperti tak percaya.
“Apa Harus
kubukakan pintu?” kata Yi Sang. Ha Ri pun tak menolaknya langsung masuk dan
duduk di bangku depan.
Ha Ri
akhirnya sampai digedung yang mulai ramai lalu mengucapkan Terima kasih dan
memberitahu kalau Sepupunya akan menikah. Yi Sang tak bergeming. Ha Ri pikir Yi
sang sudah mengantarnya jauh-jauh kemari lalu menawarkan untuk makan dulu. Yi
Sang langsung menolaknya.
“Kepiting
salju di sini sangat enak. Kalau begitu, aku akan mentraktirmu lain kali.
Terima kasih.” Kata Ha Ri lalu melangkah pergi. Yi Sang didalam mobil
memikirkan tentang Kepiting salju...
Ha Ri
menyapa bibi Lee dan Tuan Park didepan aula mengucapkan selamat. Tuan Park pun
mengucapkan Terima kasih sudah datang karena pasti sibuk. Ha Ri membenarkan.
Bibinya pun menyuruh mereka untuk segera masuk saja.
Nyonya
Lee bergegas masuk aula terbur-buru meminta maaf karena datang terlambat, ada
kemacetan. Tuan Park mengejek kalau Nyonya Lee tidak boleh terlihat lebih cantik
daripada pengantin wanita. Bibi Lee pun setuju kalau kakanya itu merusak acara
ini.
“Selamat.
Kau pasti sangat bahagia. Ha-ri bilang tidak bisa datang karena sibuk. Dia
benar-benar minta maaf.” Ucap Nyonya Lee.
“Apa
maksudmu? Dia datang. Dia sudah masuk. Ayo Masuklah.”kata Tuan Park. Nyonya Lee
melonggo kaget dan akhirnya masuk dengan wajah bingung.
Ha Ri pun
bertemu dengan sepupunya mengucapkan selamat, sepupunya terlihat bahagia
melihat Ha Ri datan dan terlihat cantik dengan gaun pengantinya. Ha Ri
memujinya tampak sangat cantik dan mengaku hampir menangis.
“Orang akan
mengira kau membesarkanku. Kau bilang tidak bisa datang.” Ucap sepupunya.
“Aku
berusaha datang hari ini. Aku juga membelikanmu hadiah pernikahan yang besar.”
Kata Ha Ri yakin. Sepupunya ingin tahu apa itu.
Akhirnya
Ha Ri duduk disamping ibunya, Nyonya Lee terlihat cemberut karenaSeharusnya
beri tahu jika akan datang karean mereka
harus luruskan cerita jika harus mencarikannya alasan. Ha Ri mengaku sudah
memikirkannya, tapi ini tempat yang tepat.
“Disini Akan
ada banyak pria lajang. Melihat pasangan
menikah akan memotivasi mereka.” Kata Ha Ri. Nyonya Lee tak percaya dengan
ucapan anaknya.
“Jangan
menggoyangkan kakimu.” Kata Nyonya Lee melihat anaknya bergerak terus. Ha Ri
mengaku hanya gugup.
“Kau yang
akan menikah? Kenapa seperti itu?” keluh Nyonya Lee. Saat itu terdengar suara
dari atas panggung.
“Berikutnya,
ada orang istimewa yang ingin menyanyikan sebuah lagu untuk mendoakan
kebahagiaan bagi kedua mempelai. Dia sepupu mempelai wanita.” Ucap MC
Ha Ri
langsung berdiri dari tempat duduknya. Nyonya Lee bingung mau kemana anaknya.
Ha Ri langsung naik ke atas panggung. Bibi dan pamanya pun bingung tapi tak
menghalanginya.
“Halo,
aku sepupu Eun-ju...Namaku Jang Ha-ri. Aku cukup muda sebagai sepupunya, bukan?
Aku terlihat lebih muda daripada usiaku. Aku hanya sedikit lebih tua darinya.
Aku bukan penyanyi yang andal.” Ucap Ha Ri
“Aku tahu
ini tidak sempurna, tapi mohon dengarkan nyanyianku sebagai gestur untuk
merayakan pernikahan sepupuku. Kuharap kalian menyukainya.” Kata Ha Ri meminta
agar memutar musiknya.
Ha Ri pun
dengan percaya diri menyanyikan lagu trot, Ibunya terlihat malu, beberapa
fotographer mengambil gambar Ha Ri yang menyanyi dengan percaya diri. Lama –
kelemanan, semua orang memberikan tepuk tangan mengikuti ketukan.
Yi Sang
masuk ke ruangan bingung melihat Ha Ri yang menyanyi diatas panggung. Sampai
akhirnya Ia ikut tepuk tangan sama dengan penonton yang lainya. Ha Ri pun
terlihat bahagia bisa menyanyi memperkenalkan diri pada pria lajang diatas
panggung.
Ha Ri
akhirnya berjalan diluar, seorang pria ingin menghampiri tapi malah menyingkir
pergi. Yi Sang sang berjalan dibelakangnya tapi Ha Ri tak menyadarinya. Salah
seorang pria datang menghampiri tapi memilih untuk pergi. Ha Ri pun menyadari
ada yang aneh dibelakangnya.
“Sedang
apa kau di sini? Kenapa kau berdiri di sana? Kau menghalangi orang.” Keluh Ha
Ri kesal
“Orang
tidak kesulitan berjalan melewatiku.” Kata Yia Sang santai. Ha Ri tak habis
pikir dengan tingkah Yi Sang.
“Kenapa
kau di sini?” tanya Ha Ri. Yi Sang meminta Kupon makan karena belum pernah
makan kepiting salju.
“Tapi aku
pernah makan kepiting biru.” Kata Yi Sang. Ha Ri pun memberikan kupon makan
dengan wajah kesal.
“Terima
kasih.” Kata Yi Sang berjalan pergi. Ha Ri memberitahu kalau Restorannya di
sebelah sana. Yi Sang pun berbalik arah. Ha Ri mengeluh kalau semua berjalan
lancar tapi banyak pria yang menghindar.
Ha Ri
makan dengan mata seperti mencari seseorang. Ibunya meminta agar Ha Ri berhenti
karena sungguh tidak tahu malu. Ha Ri pikir Jika tahu pria kesukaanya maka Ibunya
juga harus mencarinya lalu ingin tahu Berapa usia suami Eun-ju, apakah Usianya
32 tahun? 34 tahun?
“Apa Dia
punya kakak? Aku tidak keberatan dengan paman bungsunya.” Kata Ha Ri
“Jangan
mempermalukan keluarga dan makan saja.” Kata Nyonya Lee
Saat itu
Bibi Lee sibuk dengan cucu dari anaknya karena sang anak ingin pergi ke toilet.
Ha Ri terdiam merasa tak enak hati karena belum bisa memberikan cucu untuk
ibunya. Bibi Lee lalu memuji Ha Ri yang tadi hebat diatas panggung.
“Ha-ri,
kariermu bagus. Kau harus tinggal sendirian. Kau tidak menikah atau punya anak.
Hidup sendiri akan pas untukmu. Jadi Hadapi saja kesepiannya.”ucap Bibi Lee
“Kau bisa
menghasilkan banyak uang dan masuk ke panti wreda. Omong-omong, kenapa orang
memukuli lansia di panti wreda belakangan ini? Mereka jahat sekali.” ucap Tuan
Park. Istrinya pun setuju.
“Aku akan
menikah... Ibuku harus merayakannya dengan banyak orang dan kue. Jika kau kenal
pria baik, jodohkan aku dengannya. Bibi, jika melihat seseorang, segera
tetapkan tanggalnya. Apa Mengerti? Kalian mendengarku?” ucap Ha Ri.
Keduanya
hanya terdiam dan langsung bergegas pergi karena melihat ada kepiting salju. Ditempat makanan terlihat
Yi Sang yang sibuk mengambil kepiting. Sementara Ha Ri bingung karena
ditinggalkan begitu saja oleh saudaranya.
“Kau tidak
lebih baik daripada kepiting salju. Berapa yang dia jodohkan denganmu? Dia kehabisan
pria untuk menjodohkanmu. Sebentar lagi usiamu 40. Bagaimana dia menjodohkanmu?
Kau berhenti dapat tawaran kencan buta. Apa Kau tidak tahu itu? Dasar bodoh.”
Kata Nyonya Lee. Ha Ri hanya tertunduk diam.
“Tidak
ada yang menikah muda zaman sekarang. Banyak orang masih lajang di usiamu ini.
Kau tidak perlu terburu-buru. Kau pasti akan bertemu jodohmu.” Ucap Nyonya Lee
menenangkan.
“Kukira
aku belum menikah karena kesialanku. Ibu juga tidak beruntung karena aku. Ibu
tidak tahu betapa menyenangkannya memiliki menantu dan cucu.” Ucap Ha Ri sedih
“Apa maksudmu?
Ini bukan masalah besar. Ibu tahu tanpa memilikinya... Dengar... Jangan mencari
pria di tempat yang salah. Cobalah mencari pria di sekitarmu. Apa Kau tahu?
Burung biru ada di kamarmu.” Ucap Nyonya Lee
“Kenapa
burung itu ada di sana?” ucap Ha Ri bingung.
Di rumah,
Jae Young yang tak memiliki gairah hidup masih tertidur dengan anaknya. Di Kafe Galaxy di Bukit Montmartre, Yi Sang
memberikan tanda tangan pada surat kontrak, pria yang sebelumnya membantu
pindahan terlihat sumringah.
“Kenapa
kau pergi ke Gangnam? Kubilang aku akan mendatangimu.” Ucap Si pria.
“Aku
pergi untuk melihat tarian.” Ucap Yi Sang bahagia. Temanya bingung apa maksud
Tarian.
Saat itu
Ha Ri datang dan kaget melihat Yi Sang lalu memilih pergi, tapi pria yang sudah
menunggu disudut restoran memanggilnya. Ha Ri pun tak bisa menghindar akhirnya
masuk ke restoran. Yi Sang tersenyum memberitahu kalau dia penarinya. Temanya mencari
dimana penarinya.
Ha Ri
akhirnya menyapa pria teman Jae Young berpikir
Waktunya makan malam jadi menawarkan mau keluar dan makan malam. Si pria
mengaku sudah memesan. Ha Ri pun tak
bisa menolaknya dan akhirnya duduk direstoran, pria itu memesan Americano
dingin.
Semenatar
dimeja Yi Sang sudah selesai semua urusan, temanya mengajak pergi tapi Yi Sang
pkir Aku pesan secangkir kopi lagi karean suka kopi dicafe ini.
Ha Ri
terlihat gugup meminum Americano panas. Si pria pun mengaku suka Americano
dingin dan yakin Ha Ri pasti mendengar tentangku dari Jae-young. Ha
Ri tahu pria itu bercerai setelah menikah singkat. Si pria pikir a Ri
pasti ragu menemui pria yang sudah
bercerai.
“Tidak.
Aku sudah sering dipermalukan karena lajang. Terkadang aku berpikir mungkin
lebih baik jika bercerai.” Ucap Ha Ri.
“Aku juga
menikah di usia 40 tahun. Aku yakin kau tidak menyangka belum menikah sampai
sekarang.” Kata si pria. Ha Ri membenarkan.
“Makin
tua usiamu, makin sulit bertemu orang baru. Sejujurnya, itu tekanan yang besar.
Setelah menikah, aku sadar tidak hanya berurusan dengan istriku, tapi juga
keluarganya. Ini Tidak mudah.” Ungkap si pria.
“Berkencan
dan menikah memang sulit.” Kata Ha Ri. Diam-diam Yi Sang mendengar
pembicaraan keduanya.
“Bagaimana
kalau kita pelan-pelan saja meski butuh waktu lama?” ucap si pria.
“Maksudmu
sepelan apa? Jika bertambah tua, maka aku tidak akan bisa hamil.”kata Ha Ri
“Hamil? Selama
punya cukup uang, kau bisa punya anak di usia 60 tahun. Donald Trump punya
putra bungsu di usia 60 tahun.” Kata si pria
“Wanita
tidak bisa hamil di usia 60 tahun. Anggap saja waktuku 10 tahun lagi sebelum
menopause. Aku punya 12 kesempatan setahun. 12 dikali 10 sama dengan 120.
Artinya aku hanya punya 120 kesempatan untuk hamil.” Kata Ha Ri
“Menurutmu
berapa peluangnya? Aku tidak bisa hamil selama 10 tahun ini. Aku tidak punya
kekasih. Entah kapan aku akan menikah. Saat ini aku punya banyak telur...
Maksudku, aku iri pada pria.” Kata Ha Ri menahan rasa kecewanya.
Hujan
turun dengan sangat deras, Jae Young terbangun karena Do Ah yang menangis lalu
mengendongnya. Ha Ri pun keluar cafe melihat hujan deras dan sama dengan hujan
yang ada dihatinya. Sementara Jae Young pergi ke minimarket membeli susu.
“Do-ah
membutuhkan makanan.” Ucap Jae Young memasukan susu ke keranjang.
“Dan... Makanan
ayah Do-ah... Makanan ayah Do-ah.” Ucap Jae Young memasukan banyak botol soju.
Ha Ri
berjalan ditengah hujan, saat itu seseorang datang membawa payung. Yi Sang
datang mengajak untuk berjalan bersama lalu bertanya apakah tinggal di dekat
sini, karena ia tinggal di lingkungan ini. Ha Ri hanya menatapnya.
“Kukira
pria itu tidak mau berbagi payung denganmu, jadi, aku pergi ke toko untuk
membelinya. Mari berbagi payung.” Cap Yi Sang
“Apa
Menurutmu ini lucu? Kau sengaja mengawasi kami, bukan?” ucap Ha R marah. Yi
Sang meminta agar Jangan marah kepadanya.
“Apa Kau
tidak bisa meminta maaf? Kenapa kau selalu muncul saat aku ingin menyendiri dan
mempermalukanku? Yang benar saja. Jangan ikuti aku.” Ucap Ha Ri berjalan pergi.
“Aku
tidak dewasa jika menganggapnya remeh dan mengawasimu. Aku tidak bermaksud
mempermalukanmu. Maafkan aku... Nona Jang Ha-ri.” Kata Yi Sang mengikutinya
lalu menari baju Ha Ri
Tapi kekuatan
tangan Yi Sang berlebih membuat baju Ha Ri robek. Ha Ri makin marah, Yi Sang terlihat
kebingungan lalu meminta maaf. Saat itu Jae Young baru pulang melihat Ha Ri
seperti sedang terkena pelecehan sexual lalu berlari menghampirinya.
Jae Young
langsung menendang Yi Sang, lalu memastikan kedaaan Hae Ri. Ha Ri bingung
karena Jae Young datang saat hujan lebat tanpa payung. Jae Young langsung marah
mengecengkram baju Yi Sang. Yi Sang memperingatkan agar melepaskanya.
“Apa Kau
perampok? Orang mesum? Siapa kau? Apa pekerjaanmu?” ucap Jae Young marah
“Kenapa
kau bilang aku mirip perampok atau mesum? Mereka yang tampak normal paling
mencurigakan!” ucap Yi Sang
“Kenapa
kau menyukai orang asing hanya karena dia bicara denganmu?” kata Jae Young. Ha
Ri mengeluh kalau itu Cuma Omong kosong dan meminat agar melepaskanya.
Tapi Jae
Young yang emosi mulai berkelahi dan mendorong Ha Ri. Yi Sang menjerit
kesakitan karena Jae Young yang mengigit Putingnya. Ha Ri mencoba merelai tapi
malah mereka bertiga saling tarik menarik dibawah hujan yang turun dengan
deras.
Di kedia
kaki lima
Ha Ri
sudah membungkus tubuhny dengan handuk dan mengeluh dingin sekali. Jae Young
menuangkan soju meminta maaf kaean tidak tahu mereka rekan kerja. Ha Ri mengaku
kalau mereka bukan rekan kerja.
“Kami
seperti saudara kandung, jadi, kupikir dia dalam masalah. Kau harus akur dengan
rekan kerjamu. Jangan bertengkar dengan mereka.” Ucap Jae Young. keduanya tetap
menyangkal kalau Bukan rekan kerja.
“Apa yang
terjadi pada kencan butamu? Kenapa kau di sini dan bajumu dirobek di tengah
jalan? Apa Kau ditolak lagi?”kata Jae Young
“Apa
maksudmu? Apa Kau pikir aku murid SMA yang menunggu surat masuk universitas?
Apa maksudmu ditolak lagi? Kau harus belajar bicara dengan baik. Kenapa kau
kejam sekali?” keluh Ha Ri
“Kau harus
mengendalikan rasa marah itu. Aku melihatnya terjadi. Dia tidak ditolak. Dia
tidak sepenuhnya ditolak, mungkin lebih tepat begitu. Pokoknya, mereka berdua
tidak cocok.” Kata Yi Sang
“Tidak
ada masalah... Entah kenapa aku berusaha keras. Mencintai menyakitkan dan itu
hanya menyakitkanku.” Ucap Ha Ri sedih mengingat kenanganya.
Flash Back
Di bawah
pohon sakura yang terlihat sangat cantik, tapi Ha Ri bertengkar dengan
pacarnya. Sang pacar terlihat marah ada Ha Ri. Tapi Ha Ri menegaskan tidak bisa
putus dengannya. Tapi sang pacar tetap ingin putus, Ha Ri pun ingin tahu
alasanya.
“Tidak
ada yang berjalan lancar dalam hidupku sejak ada kau. Aku muak denganmu!”ucap
Si pria.
“Tidak
apa-apa jika akhirnya buruk, sebesar apa pun kau mencintai.” Kata Yi Sang
tertunduk sedih
Flash Back
Seorang
wanita melepaskan cincin dari jari manisnya, Yi Sang meminta agar memakainya
lagi, tapi si wanita tetap meletakan diatas meja, kalau akan menjalani hidup yang baik
“Jadi,
jangan membuang waktumu untuk membenciku. Aku pun berharap kau senang.” Ucap siwanita
lalu melangkah pergi. Yi Sang pun hanya bisa menangis.
“Tidak
ada perpisahan yang baik dan tidak menyakitkan. Entah kita terluka atau
kenangan kita terluka, atau keduanya terluka. Kita selalu berhasil dibuat
hancur.” Kata Jae Young sedih.
Flash Back
Beberapa orang
sudah keluar membawa barang, Jae Young melihat “Surat Pengajuan Cerai” Di
ponsel Jae Young masih terlihat foto pernikahanya, sementara sang istri
mengirimkan pesan “Aku akan mengambil perabot yang kubawa. Sampai jumpa di
pengadilan.”
Jae Young
mengumpat mantan istrinya itu Wanita jahat. Ha Ri membenarkan lalu menuangkan
minum untuk temanya sebagai anak malang. Ia berpikir Melihat wajah mereka tidak
ada cinta dalam kehidupan ketiganya.
“Aku
tidak pernah bahagia karena seorang pria, tapi kenapa aku sangat bertekad untuk
menikah? Aku selalu diperlakukan seperti ikan basi di pasar saat pergi ke
pernikahan. Lebih baik aku bahagia sendirian daripada berkeliaran di pernikahan.”
Kata Ha Ri lalu merasa mulai mabuk.
Ha Ri
terbangun masih terasa pusing dan saat itu Eun-young menelpnya. Akhirnya Ha Ri
datang dengan membawa barang-barang, Eun Young tahu kalau majalahnya akan
tayang beberapa hari lagi lalu mengeluh lama sekali sampai ke sini.
“Kukira
kau hantu. Ada apa di dahimu?” ucap Ha Ri mengejek. Eun Young pun mengeluh pada
anaknya yang menempel pada wajahny.
“Jae-young
ada di rumahku... Ibu yang melakukannya.” Kata Ha Ri. Eun Young tak percaya
kalau itu Yun Jae-young
“Kenapa
pengkhianat sepertinya ada di rumahmu? Pria tidak tahu malu! Kenapa kau
membiarkannya masuk?” keluh Eun Young lau memanggil anaknya agar menyapa Ha Ri
lebih dulu.
Dua anak
kembar menyapa Ha Ri dengan sopan, Ha Ri pun memberikan makan pada dua
keponakanya. Keduanya pun berlari kegirangan. Ha Ri pikir temanya harus
menjalani konseling karea menjadi lebih dramatis. Eun Young mengeluh kalau Ha
Ri bisa melihatnya sekarang.
“Bagaimana
aku bisa tetap waras? Aku hampir tidak bisa hidup karena kau sering mengunjungi
dan menjaga anak-anakku.” Ucap Eun Young sambil membereskan mainan lalu terdiam
sejenak.
“Apa?
Kenapa?” tanya Ha Ri bingung. Eun Young heran karena tiba-tiba sepi sekali.
Saat itu
dua bocah sudah menjatuhkan beras. Eun Young pun langsung memarahi keduanya.
Anaknya langsung melarikan diri ke dalam kamar. Ha Ri akhirnya membantu
membersihkan beras dilantai. Eun Young
keasl kalau sungguh tidak bisa hidup seperti ini.
“Kau
tidak bisa sehari pun tanpa mereka.” Ucap Ha Ri dengan senyuman.
“Ya, aku
bisa hidup tanpa suamiku, tapi tidak tanpa anak-anakku. Itu untukku, yang sudah
memiliki mereka, tapi tidak ada yang terbaik. Jangan pernah menikah, Hidup
sebagai ibu sangatlah sulit.” Ucap Eun Young
“Maksudku,
kau hanya pernah melihat anak-anak manis dan mewawancarai para ibu yang kaya. Karena
itulah hidup ini tampak sangat menarik. Coba Lihat ini. Apa Kau sungguh
menginginkan ini?”ucap Eun Young mengeluh
“Kau akan
menyadari betapa berharganya hidupmu saat tidak bisa membeli kopi untuk dirimu
sendiri.” Kata Eun Young meluapkan emosinya.
“Aku
tidak bisa punya anak. Aku tidak bisa menikah. Mana bisa punya anak?” ucap Ha
Ri.
Eun Young
sempat terdiam tapi saat melihat anaknya keluar kamar langsung berteriak
mengejarnya. Ha Ri pun hanya bisa terdiam seperti sangat iri.
Ha Ri
pulang ke rumah terlihat sangat lelah, tiba-tiba Jae Young datang membawa Do
Ah. Ha Ri mengeluh kalau Ini bukan rumahnya jadi meminta agar membunyikan bel.
Jae Young tiba-tiba memberikan Do Ah. Ha Ri bingung kenapa memberikan padanya.
“Tidurlah
dengannya malam ini. Ayah kolegaku meninggal, jadi, aku harus di sana
semalaman.” Ucap Jae Young
“Kenapa
kau melakukan ini kepadaku?” keluh Ha Ri kesal.
Akhirnya
Ha Ri menjaga Do Ah seperti anaknya sendiri, tapi tiba-tiba Do Ah mulai rewel
memangil ibunya. Ha Ri pun panik memeriksa badanya ternyata badan Do Ah panas,
dengan wajah panik berlari ke kamar mengambil termometer.
“Apa yang
harus kulakukan? Kenapa dia tidak menjawab? Aku harus bagaimana?” ucap Ha Ri
mengeluh tak bisa menelp Jae Young
“Ada apa?
Kenapa bayinya menangis?” tanya ibunya keluar dari kamar. Do Ah memberitahu Dia
demam.
“Apa Mau
ibu belikan obat?” kata Nyonya Lee. Ha Ri menolak akan pergi ke IGD dan
membawa jurnal bayi, Nyonya Lee pun
memintaa agar menghubunginya kalau butuh.
Di rumah
duka, Jae Young terus minum dan mendengar suara seorang wanita. Jeong Won
berpesan agar temanya makan dan tidur. Temanya mengucapkan terimakasih karena sudah
datang, dan menyuruh makan kalau tak keberatan jika Jae-young ada di sini.
“Tidak
apa-apa. Ini Bukan karena dia, tapi aku harus membantu Profesor Park.” Ucap Jeong
Won
“Apa Kalian
bahkan tidak saling bicara? Ada anak di antara kalian berdua.” Ucap temanya
pada Jae Young lalu menyapa Jeong Won.
Jeong Won
pun pamit pergi, Jae Young hanya diam saja. Temanya pun memberitahu temanya
kalau mantan istrinya sudah pergi. Ia pun tak percaya wanita itu jahat karena bahkan
tidak menyapamu.
“Kurasa
begitulah dia bisa menjadi profesor madya begitu muda. Baguslah.” Ucap temanya. Jae Young hanya diam saja dan tak
sadar kalau ada Sepuluh panggilan tidak terjawab dari Ha Ri.
Ha Ri
membawa Do Ah ke rumah sakit, dokter memberitahu Do Ah mengidap bronkitis lalu mengeluh kalau
bisa tidak tahu sebagai seorang ibu. Ha Ri mengeluh kalau bukan ibunya dan Ini
tugas ayahnya... Dokter terlihat bingung.
“Dia
tidak bisa dihubungi karena orang gila ini sibuk minum. Dasar bedebah.” Ucap Ha
Ri kesal lalu tersadar
“Jadi,
kau mengurus bayi bedebah itu. Aku akan meresepkan obatnya selama tiga hari. Dia
mungkin muntah dan tersedak muntahannya saat tidur. Pastikan dia tidur miring.”
Saran Dokter. Ha Ri menganguk mengerti dan mengucapkan Terima kasih.
“Kau
benar-benar membuatku takut.” Ucap Ha Ri mengelus kepala Do Ah.
Akhirnya
Do Ah tertidur dilantai dengan Ha Ri yang ada disampingnya. Ha Ri pun ikut
tertidur lalu terbangun sedikit kaget tapi akhirnya tersenyum karena Do Ah sudah
sehat lagi dan bermain sendiri. Ia yakin kemarin Pasti menyakitkan.
“Kau anak
yang baik... Hei, kau tersenyum... Kenapa kau tersenyum seperti itu setelah
menyiksaku semalaman? Astaga, sepertinya aku tidak bisa melakukan ini. Aku
tidak bisa mengatasi masalah seperti ini.” Ucap Ha Ri tiba-tiba melihat mata Do
Ah dan Do Ah memegang tangan kecilnya.
“Tidak
apa-apa. Kau tidak bisa melakukan semua keinginanmu. Begitulah adanya. Benarkan?”
ucap Ha Ri seperti makin merasakan keinginanya memiliki anak.
Dachae
Media
Yeon Ho
memberikan majalan Edisi terbaru sudah keluar. Ha Ri menatap foto Na Eun yang
diambil Yi Sang lalu membaca artikel tentang dirinya “Jika Kelak Aku Menjadi Ibu...” lalu berjalan
pulang dengan senyuman bahagia
“Kau
sudah memutuskan untuk dioperasi?” tanya Dokter. Ha Ri tahu aklau Operasinya bisa membuatnya mandul.
“Kemungkinannya
besar” kata Dokter. Ha Ri pikir ingin melahirkan lebih dahulu dan dioperasi
nanti.
“Apa Kau
akan menikah?” tanya Dokter. Ha Ri pikr bisa menikah kapan saja, tapi tidak bisa
menunggu untuk punya anak.
“Aku
tidak akan menikah... Aku hanya ingin punya bayi.” Ucap Ha Ri yakin.
Bersambung
ke Episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar