PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 15 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Ha Ri sudah berganti pakaian berbicara di telp kalau mau ke Gangnam karena ada urusan lalu merasa makan siang begitu sulit, lalu menutup telp. Yi Sang hanya menatap seolah tak peduli. Tuan Nam melihat Ha Ri yang mengunakan pakain rapi.
“Apa Kau akan melakukan kencan buta?” tanya Tuan Nam. Ha Ri menjawab tidak.
“Kau bisa membawa semua itu dengan penampilan seperti itu? Kau bahkan tidak bisa naik taksi, ini akhir pekan... Hei Antar dia! Kau akan pergi ke Gangnam.” Ucap Tuan Nam pada Yi Sang
“Tidak mau.” Kata Yi Sang. Tuan Nam tak percaya Yi Sang menolaknya. Ha Ri dengan tatapan sinis pun merasa tak perlu lalu melangkah pergi. 

Yi Sang duduk di lantai atas sambil membaca majalah. Ha Ri sibuk mengangkat barang-barangnya dan tak bisa menemukan taksi yang kosong. Saat itu mobil Yi Sang berhenti mengaku tadi berbohong jadi menyuruhHa Ri masuk karena akan mengantarmu. Ha Ri menolaknya.
“Itu Membosankan. Apa kau mau pergi bersama?” tanya Yi Sang mengoda.
“Ini Tidak membosankan bagiku.. Apa Aku hanya menunggu sampai kau masuk?” kata Yi Sang mengancam,
“Kalau begitu, aku akan duduk di belakang karena kita tidak boleh bertemu lagi.” Ucap Ha Ri akhirnya naik di kursi belakang. 

Yi Sang mengantar Ha Ri disebuah toko, Ha Ri pun turun lalu mengucapkan  Terima kasih dan pamit pergi.  Ia pun masuk membawa semua peralatan bayi dan keluar dengan tangan kosong, tapi bingung melihat Yi Sang masih menunggunya.
“Kau akan pergi ke pernikahan... Kita searah. Naiklah.”ucap Yi Sang. Ha Ri hanya bisa terdiam seperti tak percaya.
“Apa Harus kubukakan pintu?” kata Yi Sang. Ha Ri pun tak menolaknya langsung masuk dan duduk di bangku depan. 


Ha Ri akhirnya sampai digedung yang mulai ramai lalu mengucapkan Terima kasih dan memberitahu kalau Sepupunya akan menikah. Yi Sang tak bergeming. Ha Ri pikir Yi sang sudah mengantarnya jauh-jauh kemari lalu menawarkan untuk makan dulu. Yi Sang langsung menolaknya.
“Kepiting salju di sini sangat enak. Kalau begitu, aku akan mentraktirmu lain kali. Terima kasih.” Kata Ha Ri lalu melangkah pergi. Yi Sang didalam mobil memikirkan tentang Kepiting salju...

Ha Ri menyapa bibi Lee dan Tuan Park didepan aula mengucapkan selamat. Tuan Park pun mengucapkan Terima kasih sudah datang karena pasti sibuk. Ha Ri membenarkan. Bibinya pun menyuruh mereka untuk segera masuk saja.
Nyonya Lee bergegas masuk aula terbur-buru meminta maaf karena datang terlambat, ada kemacetan. Tuan Park mengejek kalau Nyonya Lee tidak boleh terlihat lebih cantik daripada pengantin wanita. Bibi Lee pun setuju kalau kakanya itu merusak acara ini.
“Selamat. Kau pasti sangat bahagia. Ha-ri bilang tidak bisa datang karena sibuk. Dia benar-benar minta maaf.” Ucap Nyonya Lee.
“Apa maksudmu? Dia datang. Dia sudah masuk. Ayo Masuklah.”kata Tuan Park. Nyonya Lee melonggo kaget dan akhirnya masuk dengan wajah bingung. 

Ha Ri pun bertemu dengan sepupunya mengucapkan selamat, sepupunya terlihat bahagia melihat Ha Ri datan dan terlihat cantik dengan gaun pengantinya. Ha Ri memujinya tampak sangat cantik dan mengaku hampir menangis.
“Orang akan mengira kau membesarkanku. Kau bilang tidak bisa datang.” Ucap sepupunya.
“Aku berusaha datang hari ini. Aku juga membelikanmu hadiah pernikahan yang besar.” Kata Ha Ri yakin. Sepupunya ingin tahu apa itu.

Akhirnya Ha Ri duduk disamping ibunya, Nyonya Lee terlihat cemberut karenaSeharusnya beri tahu  jika akan datang karean mereka harus luruskan cerita jika harus mencarikannya alasan. Ha Ri mengaku sudah memikirkannya, tapi ini tempat yang tepat.
“Disini Akan ada banyak pria lajang.  Melihat pasangan menikah akan memotivasi mereka.” Kata Ha Ri. Nyonya Lee tak percaya dengan ucapan anaknya.
“Jangan menggoyangkan kakimu.” Kata Nyonya Lee melihat anaknya bergerak terus. Ha Ri mengaku hanya gugup.
“Kau yang akan menikah? Kenapa seperti itu?” keluh Nyonya Lee. Saat itu terdengar suara dari atas panggung.
“Berikutnya, ada orang istimewa yang ingin menyanyikan sebuah lagu untuk mendoakan kebahagiaan bagi kedua mempelai. Dia sepupu mempelai wanita.” Ucap MC
Ha Ri langsung berdiri dari tempat duduknya. Nyonya Lee bingung mau kemana anaknya. Ha Ri langsung naik ke atas panggung. Bibi dan pamanya pun bingung tapi tak menghalanginya. 
“Halo, aku sepupu Eun-ju...Namaku Jang Ha-ri. Aku cukup muda sebagai sepupunya, bukan? Aku terlihat lebih muda daripada usiaku. Aku hanya sedikit lebih tua darinya. Aku bukan penyanyi yang andal.” Ucap Ha Ri
“Aku tahu ini tidak sempurna, tapi mohon dengarkan nyanyianku sebagai gestur untuk merayakan pernikahan sepupuku. Kuharap kalian menyukainya.” Kata Ha Ri meminta agar memutar musiknya.
Ha Ri pun dengan percaya diri menyanyikan lagu trot, Ibunya terlihat malu, beberapa fotographer mengambil gambar Ha Ri yang menyanyi dengan percaya diri. Lama – kelemanan, semua orang memberikan tepuk tangan mengikuti ketukan.
Yi Sang masuk ke ruangan bingung melihat Ha Ri yang menyanyi diatas panggung. Sampai akhirnya Ia ikut tepuk tangan sama dengan penonton yang lainya. Ha Ri pun terlihat bahagia bisa menyanyi memperkenalkan diri pada pria lajang diatas panggung. 


Ha Ri akhirnya berjalan diluar, seorang pria ingin menghampiri tapi malah menyingkir pergi. Yi Sang sang berjalan dibelakangnya tapi Ha Ri tak menyadarinya. Salah seorang pria datang menghampiri tapi memilih untuk pergi. Ha Ri pun menyadari ada yang aneh dibelakangnya.
“Sedang apa kau di sini? Kenapa kau berdiri di sana? Kau menghalangi orang.” Keluh Ha Ri kesal
“Orang tidak kesulitan berjalan melewatiku.” Kata Yia Sang santai. Ha Ri tak habis pikir dengan tingkah Yi Sang.
“Kenapa kau di sini?” tanya Ha Ri. Yi Sang meminta Kupon makan karena belum pernah makan kepiting salju.
“Tapi aku pernah makan kepiting biru.” Kata Yi Sang. Ha Ri pun memberikan kupon makan dengan wajah kesal.
“Terima kasih.” Kata Yi Sang berjalan pergi. Ha Ri memberitahu kalau Restorannya di sebelah sana. Yi Sang pun berbalik arah. Ha Ri mengeluh kalau semua berjalan lancar tapi banyak pria yang menghindar. 

Ha Ri makan dengan mata seperti mencari seseorang. Ibunya meminta agar Ha Ri berhenti karena sungguh tidak tahu malu. Ha Ri pikir Jika tahu pria kesukaanya maka Ibunya juga harus mencarinya lalu ingin tahu Berapa usia suami Eun-ju, apakah Usianya 32 tahun? 34 tahun?
“Apa Dia punya kakak? Aku tidak keberatan dengan paman bungsunya.” Kata Ha Ri
“Jangan mempermalukan keluarga dan makan saja.” Kata Nyonya Lee 
Saat itu Bibi Lee sibuk dengan cucu dari anaknya karena sang anak ingin pergi ke toilet. Ha Ri terdiam merasa tak enak hati karena belum bisa memberikan cucu untuk ibunya. Bibi Lee lalu memuji Ha Ri yang tadi hebat diatas panggung.
“Ha-ri, kariermu bagus. Kau harus tinggal sendirian. Kau tidak menikah atau punya anak. Hidup sendiri akan pas untukmu. Jadi Hadapi saja kesepiannya.”ucap Bibi Lee
“Kau bisa menghasilkan banyak uang dan masuk ke panti wreda. Omong-omong, kenapa orang memukuli lansia di panti wreda belakangan ini? Mereka jahat sekali.” ucap Tuan Park. Istrinya pun setuju.
“Aku akan menikah... Ibuku harus merayakannya dengan banyak orang dan kue. Jika kau kenal pria baik, jodohkan aku dengannya. Bibi, jika melihat seseorang, segera tetapkan tanggalnya. Apa Mengerti? Kalian mendengarku?” ucap Ha Ri.
Keduanya hanya terdiam dan langsung bergegas pergi karena melihat  ada kepiting salju. Ditempat makanan terlihat Yi Sang yang sibuk mengambil kepiting. Sementara Ha Ri bingung karena ditinggalkan begitu saja oleh saudaranya. 

“Kau tidak lebih baik daripada kepiting salju. Berapa yang dia jodohkan denganmu? Dia kehabisan pria untuk menjodohkanmu. Sebentar lagi usiamu 40. Bagaimana dia menjodohkanmu? Kau berhenti dapat tawaran kencan buta. Apa Kau tidak tahu itu? Dasar bodoh.” Kata Nyonya Lee. Ha Ri hanya tertunduk diam.
“Tidak ada yang menikah muda zaman sekarang. Banyak orang masih lajang di usiamu ini. Kau tidak perlu terburu-buru. Kau pasti akan bertemu jodohmu.” Ucap Nyonya Lee menenangkan.
“Kukira aku belum menikah karena kesialanku. Ibu juga tidak beruntung karena aku. Ibu tidak tahu betapa menyenangkannya memiliki menantu dan cucu.” Ucap Ha Ri sedih
“Apa maksudmu? Ini bukan masalah besar. Ibu tahu tanpa memilikinya... Dengar... Jangan mencari pria di tempat yang salah. Cobalah mencari pria di sekitarmu. Apa Kau tahu? Burung biru ada di kamarmu.” Ucap Nyonya Lee
“Kenapa burung itu ada di sana?” ucap Ha Ri bingung. 




Di rumah, Jae Young yang tak memiliki gairah hidup masih tertidur dengan anaknya.  Di Kafe Galaxy di Bukit Montmartre, Yi Sang memberikan tanda tangan pada surat kontrak, pria yang sebelumnya membantu pindahan terlihat sumringah.
“Kenapa kau pergi ke Gangnam? Kubilang aku akan mendatangimu.” Ucap Si pria.
“Aku pergi untuk melihat tarian.” Ucap Yi Sang bahagia. Temanya bingung apa maksud Tarian.
Saat itu Ha Ri datang dan kaget melihat Yi Sang lalu memilih pergi, tapi pria yang sudah menunggu disudut restoran memanggilnya. Ha Ri pun tak bisa menghindar akhirnya masuk ke restoran. Yi Sang tersenyum  memberitahu kalau dia penarinya. Temanya mencari dimana penarinya. 

Ha Ri akhirnya menyapa pria teman Jae Young berpikir  Waktunya makan malam jadi menawarkan mau keluar dan makan malam. Si pria mengaku  sudah memesan. Ha Ri pun tak bisa menolaknya dan akhirnya duduk direstoran, pria itu memesan Americano dingin.
Semenatar dimeja Yi Sang sudah selesai semua urusan, temanya mengajak pergi tapi Yi Sang pkir Aku pesan secangkir kopi lagi karean suka kopi dicafe ini. 

Ha Ri terlihat gugup meminum Americano panas. Si pria pun mengaku suka Americano dingin dan  yakin Ha Ri  pasti mendengar tentangku dari Jae-young. Ha Ri tahu pria itu bercerai setelah menikah singkat. Si pria pikir a Ri pasti  ragu menemui pria yang sudah bercerai.
“Tidak. Aku sudah sering dipermalukan karena lajang. Terkadang aku berpikir mungkin lebih baik jika bercerai.” Ucap Ha Ri.
“Aku juga menikah di usia 40 tahun. Aku yakin kau tidak menyangka belum menikah sampai sekarang.” Kata si pria. Ha Ri membenarkan.
“Makin tua usiamu, makin sulit bertemu orang baru. Sejujurnya, itu tekanan yang besar. Setelah menikah, aku sadar tidak hanya berurusan dengan istriku, tapi juga keluarganya. Ini Tidak mudah.” Ungkap si pria.
“Berkencan dan menikah memang sulit.” Kata Ha Ri. Diam-diam Yi Sang mendengar pembicaraan  keduanya.
“Bagaimana kalau kita pelan-pelan saja meski butuh waktu lama?” ucap si pria.
“Maksudmu sepelan apa? Jika bertambah tua, maka aku tidak akan bisa hamil.”kata Ha Ri
“Hamil? Selama punya cukup uang, kau bisa punya anak di usia 60 tahun. Donald Trump punya putra bungsu di usia 60 tahun.” Kata si pria
“Wanita tidak bisa hamil di usia 60 tahun. Anggap saja waktuku 10 tahun lagi sebelum menopause. Aku punya 12 kesempatan setahun. 12 dikali 10 sama dengan 120. Artinya aku hanya punya 120 kesempatan untuk hamil.” Kata Ha Ri
“Menurutmu berapa peluangnya? Aku tidak bisa hamil selama 10 tahun ini. Aku tidak punya kekasih. Entah kapan aku akan menikah. Saat ini aku punya banyak telur... Maksudku, aku iri pada pria.” Kata Ha Ri menahan rasa kecewanya. 



Hujan turun dengan sangat deras, Jae Young terbangun karena Do Ah yang menangis lalu mengendongnya. Ha Ri pun keluar cafe melihat hujan deras dan sama dengan hujan yang ada dihatinya. Sementara Jae Young pergi ke minimarket membeli susu.
“Do-ah membutuhkan makanan.” Ucap Jae Young memasukan susu ke keranjang.
“Dan... Makanan ayah Do-ah... Makanan ayah Do-ah.” Ucap Jae Young memasukan banyak botol soju.
Ha Ri berjalan ditengah hujan, saat itu seseorang datang membawa payung. Yi Sang datang mengajak untuk berjalan bersama lalu bertanya apakah tinggal di dekat sini, karena ia tinggal di lingkungan ini. Ha Ri hanya menatapnya.
“Kukira pria itu tidak mau berbagi payung denganmu, jadi, aku pergi ke toko untuk membelinya. Mari berbagi payung.” Cap Yi Sang
“Apa Menurutmu ini lucu? Kau sengaja mengawasi kami, bukan?” ucap Ha R marah. Yi Sang meminta agar Jangan marah kepadanya.
“Apa Kau tidak bisa meminta maaf? Kenapa kau selalu muncul saat aku ingin menyendiri dan mempermalukanku? Yang benar saja. Jangan ikuti aku.” Ucap Ha Ri berjalan pergi.
“Aku tidak dewasa jika menganggapnya remeh dan mengawasimu. Aku tidak bermaksud mempermalukanmu. Maafkan aku... Nona Jang Ha-ri.” Kata Yi Sang mengikutinya lalu menari baju Ha Ri
Tapi kekuatan tangan Yi Sang berlebih membuat baju Ha Ri robek. Ha Ri makin marah, Yi Sang terlihat kebingungan lalu meminta maaf. Saat itu Jae Young baru pulang melihat Ha Ri seperti sedang terkena pelecehan sexual lalu berlari menghampirinya.
Jae Young langsung menendang Yi Sang, lalu memastikan kedaaan Hae Ri. Ha Ri bingung karena Jae Young datang saat hujan lebat tanpa payung. Jae Young langsung marah mengecengkram baju Yi Sang. Yi Sang memperingatkan agar melepaskanya.
“Apa Kau perampok? Orang mesum? Siapa kau? Apa pekerjaanmu?” ucap Jae Young marah
“Kenapa kau bilang aku mirip perampok atau mesum? Mereka yang tampak normal paling mencurigakan!” ucap Yi Sang
“Kenapa kau menyukai orang asing hanya karena dia bicara denganmu?” kata Jae Young. Ha Ri mengeluh kalau itu Cuma Omong kosong dan meminat agar melepaskanya.
Tapi Jae Young yang emosi mulai berkelahi dan mendorong Ha Ri. Yi Sang menjerit kesakitan karena Jae Young yang mengigit Putingnya. Ha Ri mencoba merelai tapi malah mereka bertiga saling tarik menarik dibawah hujan yang turun dengan deras. 




Di kedia kaki lima
Ha Ri sudah membungkus tubuhny dengan handuk dan mengeluh dingin sekali. Jae Young menuangkan soju meminta maaf kaean tidak tahu mereka rekan kerja. Ha Ri mengaku kalau mereka bukan rekan kerja.
“Kami seperti saudara kandung, jadi, kupikir dia dalam masalah. Kau harus akur dengan rekan kerjamu. Jangan bertengkar dengan mereka.” Ucap Jae Young. keduanya tetap menyangkal kalau Bukan rekan kerja.
“Apa yang terjadi pada kencan butamu? Kenapa kau di sini dan bajumu dirobek di tengah jalan? Apa Kau ditolak lagi?”kata Jae Young
“Apa maksudmu? Apa Kau pikir aku murid SMA yang menunggu surat masuk universitas? Apa maksudmu ditolak lagi? Kau harus belajar bicara dengan baik. Kenapa kau kejam sekali?” keluh Ha Ri
“Kau harus mengendalikan rasa marah itu. Aku melihatnya terjadi. Dia tidak ditolak. Dia tidak sepenuhnya ditolak, mungkin lebih tepat begitu. Pokoknya, mereka berdua tidak cocok.” Kata Yi Sang
“Tidak ada masalah... Entah kenapa aku berusaha keras. Mencintai menyakitkan dan itu hanya menyakitkanku.” Ucap Ha Ri sedih mengingat kenanganya. 


Flash Back
Di bawah pohon sakura yang terlihat sangat cantik, tapi Ha Ri bertengkar dengan pacarnya. Sang pacar terlihat marah ada Ha Ri. Tapi Ha Ri menegaskan tidak bisa putus dengannya. Tapi sang pacar tetap ingin putus, Ha Ri pun ingin tahu alasanya.
“Tidak ada yang berjalan lancar dalam hidupku sejak ada kau. Aku muak denganmu!”ucap Si pria. 

“Tidak apa-apa jika akhirnya buruk, sebesar apa pun kau mencintai.” Kata Yi Sang tertunduk sedih
Flash Back
Seorang wanita melepaskan cincin dari jari manisnya, Yi Sang meminta agar memakainya lagi, tapi si wanita tetap meletakan diatas meja,  kalau akan menjalani hidup yang baik
“Jadi, jangan membuang waktumu untuk membenciku. Aku pun berharap kau senang.” Ucap siwanita lalu melangkah pergi. Yi Sang pun hanya bisa menangis. 

“Tidak ada perpisahan yang baik dan tidak menyakitkan. Entah kita terluka atau kenangan kita terluka, atau keduanya terluka. Kita selalu berhasil dibuat hancur.” Kata Jae Young sedih.
Flash Back 
Beberapa orang sudah keluar membawa barang, Jae Young melihat “Surat Pengajuan Cerai” Di ponsel Jae Young masih terlihat foto pernikahanya, sementara sang istri mengirimkan pesan “Aku akan mengambil perabot yang kubawa. Sampai jumpa di pengadilan.” 

Jae Young mengumpat mantan istrinya itu Wanita jahat. Ha Ri membenarkan lalu menuangkan minum untuk temanya sebagai anak malang. Ia berpikir Melihat wajah mereka tidak ada cinta dalam kehidupan ketiganya.
“Aku tidak pernah bahagia karena seorang pria, tapi kenapa aku sangat bertekad untuk menikah? Aku selalu diperlakukan seperti ikan basi di pasar saat pergi ke pernikahan. Lebih baik aku bahagia sendirian daripada berkeliaran di pernikahan.” Kata Ha Ri lalu merasa mulai mabuk.

Ha Ri terbangun masih terasa pusing dan saat itu Eun-young menelpnya. Akhirnya Ha Ri datang dengan membawa barang-barang, Eun Young tahu kalau majalahnya akan tayang beberapa hari lagi lalu mengeluh lama sekali sampai ke sini.
“Kukira kau hantu. Ada apa di dahimu?” ucap Ha Ri mengejek. Eun Young pun mengeluh pada anaknya yang menempel pada wajahny.
“Jae-young ada di rumahku... Ibu yang melakukannya.” Kata Ha Ri. Eun Young tak percaya kalau itu Yun Jae-young
“Kenapa pengkhianat sepertinya ada di rumahmu? Pria tidak tahu malu! Kenapa kau membiarkannya masuk?” keluh Eun Young lau memanggil anaknya agar menyapa Ha Ri lebih dulu. 

Dua anak kembar menyapa Ha Ri dengan sopan, Ha Ri pun memberikan makan pada dua keponakanya. Keduanya pun berlari kegirangan. Ha Ri pikir temanya harus menjalani konseling karea menjadi lebih dramatis. Eun Young mengeluh kalau Ha Ri bisa melihatnya sekarang.
“Bagaimana aku bisa tetap waras? Aku hampir tidak bisa hidup karena kau sering mengunjungi dan menjaga anak-anakku.” Ucap Eun Young sambil membereskan mainan lalu terdiam sejenak.
“Apa? Kenapa?” tanya Ha Ri bingung. Eun Young heran karena tiba-tiba sepi sekali.
Saat itu dua bocah sudah menjatuhkan beras. Eun Young pun langsung memarahi keduanya. Anaknya langsung melarikan diri ke dalam kamar. Ha Ri akhirnya membantu membersihkan beras dilantai.  Eun Young keasl kalau sungguh tidak bisa hidup seperti ini.
“Kau tidak bisa sehari pun tanpa mereka.” Ucap Ha Ri dengan senyuman.
“Ya, aku bisa hidup tanpa suamiku, tapi tidak tanpa anak-anakku. Itu untukku, yang sudah memiliki mereka, tapi tidak ada yang terbaik. Jangan pernah menikah, Hidup sebagai ibu sangatlah sulit.” Ucap Eun Young
“Maksudku, kau hanya pernah melihat anak-anak manis dan mewawancarai para ibu yang kaya. Karena itulah hidup ini tampak sangat menarik. Coba Lihat ini. Apa Kau sungguh menginginkan ini?”ucap Eun Young mengeluh
“Kau akan menyadari betapa berharganya hidupmu saat tidak bisa membeli kopi untuk dirimu sendiri.” Kata Eun Young meluapkan emosinya.
“Aku tidak bisa punya anak. Aku tidak bisa menikah. Mana bisa punya anak?” ucap Ha Ri.
Eun Young sempat terdiam tapi saat melihat anaknya keluar kamar langsung berteriak mengejarnya. Ha Ri pun hanya bisa terdiam seperti sangat iri. 



Ha Ri pulang ke rumah terlihat sangat lelah, tiba-tiba Jae Young datang membawa Do Ah. Ha Ri mengeluh kalau Ini bukan rumahnya jadi meminta agar membunyikan bel. Jae Young tiba-tiba memberikan Do Ah. Ha Ri bingung kenapa memberikan padanya.
“Tidurlah dengannya malam ini. Ayah kolegaku meninggal, jadi, aku harus di sana semalaman.” Ucap Jae Young
“Kenapa kau melakukan ini kepadaku?” keluh Ha Ri kesal.


Akhirnya Ha Ri menjaga Do Ah seperti anaknya sendiri, tapi tiba-tiba Do Ah mulai rewel memangil ibunya. Ha Ri pun panik memeriksa badanya ternyata badan Do Ah panas, dengan wajah panik berlari ke kamar mengambil termometer.
“Apa yang harus kulakukan? Kenapa dia tidak menjawab? Aku harus bagaimana?” ucap Ha Ri mengeluh tak bisa menelp Jae Young
“Ada apa? Kenapa bayinya menangis?” tanya ibunya keluar dari kamar. Do Ah memberitahu Dia demam.
“Apa Mau ibu belikan obat?” kata Nyonya Lee. Ha Ri menolak akan pergi ke IGD dan membawa  jurnal bayi, Nyonya Lee pun memintaa agar menghubunginya kalau butuh. 

Di rumah duka, Jae Young terus minum dan mendengar suara seorang wanita. Jeong Won berpesan agar temanya makan dan tidur. Temanya mengucapkan terimakasih karena sudah datang, dan menyuruh makan kalau tak keberatan jika Jae-young ada di sini.
“Tidak apa-apa. Ini Bukan karena dia, tapi aku harus membantu Profesor Park.” Ucap Jeong Won
“Apa Kalian bahkan tidak saling bicara? Ada anak di antara kalian berdua.” Ucap temanya pada Jae Young lalu menyapa Jeong Won.
Jeong Won pun pamit pergi, Jae Young hanya diam saja. Temanya pun memberitahu temanya kalau mantan istrinya sudah pergi. Ia pun tak percaya wanita itu jahat karena bahkan tidak menyapamu.
“Kurasa begitulah dia bisa menjadi profesor madya begitu muda. Baguslah.” Ucap  temanya. Jae Young hanya diam saja dan tak sadar kalau ada Sepuluh panggilan tidak terjawab dari Ha Ri. 

Ha Ri membawa Do Ah ke rumah sakit, dokter memberitahu  Do Ah mengidap bronkitis lalu mengeluh kalau bisa tidak tahu sebagai seorang ibu. Ha Ri mengeluh kalau bukan ibunya dan Ini tugas ayahnya... Dokter terlihat bingung.
“Dia tidak bisa dihubungi karena orang gila ini sibuk minum. Dasar bedebah.” Ucap Ha Ri kesal lalu tersadar
“Jadi, kau mengurus bayi bedebah itu. Aku akan meresepkan obatnya selama tiga hari. Dia mungkin muntah dan tersedak muntahannya saat tidur. Pastikan dia tidur miring.” Saran Dokter. Ha Ri menganguk mengerti dan mengucapkan Terima kasih.
“Kau benar-benar membuatku takut.” Ucap Ha Ri mengelus kepala Do Ah. 

Akhirnya Do Ah tertidur dilantai dengan Ha Ri yang ada disampingnya. Ha Ri pun ikut tertidur lalu terbangun sedikit kaget tapi akhirnya tersenyum karena Do Ah sudah sehat lagi dan bermain sendiri. Ia yakin kemarin Pasti menyakitkan.
“Kau anak yang baik... Hei, kau tersenyum... Kenapa kau tersenyum seperti itu setelah menyiksaku semalaman? Astaga, sepertinya aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak bisa mengatasi masalah seperti ini.” Ucap Ha Ri tiba-tiba melihat mata Do Ah dan Do Ah memegang tangan kecilnya.
“Tidak apa-apa. Kau tidak bisa melakukan semua keinginanmu. Begitulah adanya. Benarkan?” ucap Ha Ri seperti makin merasakan keinginanya memiliki anak. 

Dachae Media
Yeon Ho memberikan majalan Edisi terbaru sudah keluar. Ha Ri menatap foto Na Eun yang diambil Yi Sang lalu membaca artikel tentang dirinya  “Jika Kelak Aku Menjadi Ibu...” lalu berjalan pulang dengan senyuman bahagia
“Kau sudah memutuskan untuk dioperasi?” tanya Dokter. Ha Ri tahu aklau  Operasinya bisa membuatnya mandul.
“Kemungkinannya besar” kata Dokter. Ha Ri pikir ingin melahirkan lebih dahulu dan dioperasi nanti.
“Apa Kau akan menikah?” tanya Dokter. Ha Ri pikr bisa menikah kapan saja, tapi tidak bisa menunggu untuk punya anak.
“Aku tidak akan menikah... Aku hanya ingin punya bayi.” Ucap Ha Ri yakin.
Bersambung ke Episode 3
Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar