PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seorang
anak remaja berjalan dalam kegelapan wajahnya linglung, saat itu Ia sampai di
sebuah tempat berdoa dan langsung menjatuhkan semua persembahan. Buah-buah pir
pun jatuh berantakan.
Flash Back
Si anak
itu yang bernama Wol Ju memegang tangan seorang wanita seperti merasakan
sesuatu, saat membuka matanya. Beberapa orang menunggu diluar rumah dengan
wajah khawatir.
“Apa kau
melihat sesuatu?” tanya si pria. Wol Ju tahu kalau Suaminya baru saja meninggal.
“Benar.
Sudah tiga setengah bulan.”kata si pria. Wol Ju memberitahu Ada masalah di kuburannya.
“Energi
hitam mengganggunya beristirahat.” Ucap
Wol Ju. Si pria bingung dengan Energi hitam,
“Dia
muncul dalam mimpi Nenek dan marah-marah. Pindahkan kuburan itu ke tempat penuh
matahari agar Nenek bisa cepat sembuh.” Ucap Wol Ju.
Wol Ju
tersenyum bahagia berjalan dipasar,
salah seorang wanita menyapanya karena akan pulang. Wol Ju pun bertanya
apakah sudah bisa tidur nyenyak sekarang. Si wanita menganguk dan mengucapkan
terimakasih karena itu semua berkat Wol Ju.
“Apa
pertunangan adikmu berjalan lancar?” tanya Wol Ju berjalan ke tempat penjual
lainya.
“Tentu.
Bila kau tidak bantu, kami semua sudah tertipu oleh pria itu. Ternyata dia
sudah punya istri dan anak.” Kata si wanita
“Mungkin
karena itu ada wanita yang selalu muncul di mimpi adikmu.” Komentar Wol Ju
“Aku
benar-benar merasa lega.” Ucap si wanita. Wol Ju pun ikut senang mendengarnya.
Seorang
ibu membungkuk di sebuah tempat persembahan dibawah pohon dengan banyak makanan
yang diberikan. Ia memohon kalau sudah berdoa dengan tulus, tapi mengapa Putra
Mahkota tak juga membaik.
“Pohon
Keramat, tolong beri aku jawaban.” Ucap Ratu. Pelayan datang mendekat lalu
membisikan sesuatu.
“Benarkah?
Ada anak seperti itu?” kata Si ratu yang mendengarnya tak percaya.
Wol Ju
pulang ke rumah, terlihat banyak peralatan sebagai dukun. Ibunya mengeluh Wol
Ju agar berhenti dan tak mau mendengarkan ucapan ibunya. Wol Ju mengeluh tak
bisa berhenti dan membiarkan Nenek sakit, menurutnya ia sangat senang dapat membantu
sesama dengan kemampuan ini.
“Aku tak
mau kau seperti diriku.” Kata Ibu Wol Ju. Wol Ju ingin tahu alasanya.
“Aku
malah sangat senang ketika orang berkata aku membawa hidup dan kebahagiaan
untuk mereka. Itu membuatku gembira.” Kata Wol Ju santai.
“Dasar
kau ini... Kini kau sudah cukup tua, sudah saatnya memikirkan pernikahan. Aku
akan minta makcomblang carikan jodoh, jadi, jangan melawan dan jauhi masalah.”
Kata Ibu Wol Ju
“Aku tak
mau itu, Bu. Cinta datang kepada seseorangkarena takdir yang ada. Bila takdirku
datang, aku pasti langsung menikah dengannya, jadi, jangan mendesakku.” Tegas
Wol Ju
“Kau
sangat kekanak-kanakkan. Lupakan saja. Kau memang tak mendengarkanku.” Keluh
ibunya.
Saat itu
terdengar dari luar rumah “Wol-ju, terimalah perintah istana!”
Pangeran
terbaring didalam kamar dengan ibu yang ada disampingya. Wol Ju pun datang
dengan tertunduk. Ratu memastikan kalau wanita yang ada didepanya itu memang
Wol Ju. Wol Ju membenarkan. Ratu tahu kalau Ibu Wol Ju seorang dukun. Wol Ju
membenarkan.
“Bacakan
mimpi Putra Mahkota untukku.” Peritah Ratu. Wol Ju pun memegang tangan Pangeran
dan langsung terlihat panik.
“Ada apa?”
tanya Ratu itu gugup. Wol Ju mengatakan Ini terlalu banyak. Ratu tak mengerti
apa maksudnya.
“Roh
penuh dendam dari mereka yang dibunuh keluarga kerajaan sedang menghantui Putra
Mahkota dalam mimpinya.” Ucap Wol Ju
“Apa? Roh
penuh dendam? Jadi, apa yang bisa dilakukan untuk mengusir mereka?” tanya Ratu
panik
“Kita
harus menenangkan mereka, bukan mengusir. Pindahkan mayat yang dikubur dalam
hutan ke tempat bersinar matahari, dan beri penguburan.” Jelas Wol Ju
“Bagaimana
kita tahu lokasi tepatnya?” tanya Ratu.Wol Ju meminta agar memberinya waktu
beberapa hari.
“Aku akan
bicara dengan setiap roh dan kumpulkan lokasinya.” Ucap Wol Ju. Ratu pun
mengerti meminta agar Wol Ju coba lakukan itu.
“Bila itu
bisa menyelamatkan Putra Mahkota, aku akan melakukan apa pun.” Tegas Ratu.
Akhirnya
Wol Ju beberapa hari dalam kamar Pangeran memegang tanganya. Wajah Pangeran
yang sempat hanya terdiam terlihat tersenyum, Wol Ju pun bisa menenangkan para
arwah yang mengangu. Ia pun bertemu Ratu kembali.
“Apa Kau
tak perlu masuk kamarnya lagi?” tanya Ratu. Wol Ju membenarkan.
“Roh
penuh dendam yang menghantuinya sudah kutenangkan, Putra Mahkota pun mulai
lebih tenang dalam mimpinya sekarang.” Jelas Wol Ju. Ratu pun menganguk
mengerti.
“Kau
benar. Wajah Putra Mahkota tidak terlalu pucat sekarang dan dia sudah bisa
tersenyum. Terima kasih banyak, Wol-ju. Kau menyelamatkannya... Ah... Bukan, kau
menyelamatkan keluarga kerajaan. Aku akan beri upah yang sepadan untukmu.” Ucap
Ratu.
“Tidak
perlu.. Sudah cukup bagiku mengetahui bahwa aku sudah membantu Yang Mulia.”
Kata Wol Ju
“Tidak,
kau tetap harus mendapat hadiah.” Kata Ratu merasa Wol Ju sangat berharga untuk
kesehatan anaknya.
Wol Ju
mendapatkan banyak sekali hadiah dari istana, bahkan dibayar dengan emas dalam
kotak. Ia hanya bisa terdiam melihat sebuah aksesoris untuk bajunya yang
terlihat sangat berarti. Sementara didalam istana, Pangeran sudah sembuh dan
terlihat tersenyum bahagia.
“Yang
Mulia, karena kau telah sembuh kau diperintahkan untuk kembali belajar mulai
malam ini.” Ucap Kasim. Pangeran hanya terus tersenyum. Yang Mulia.
“Mengapa
dia seperti itu? Dia sering tertawa sendiri, dan melamun saat dipanggil orang
lain. Dia seperti kehilangan akal sehatnya.” Komentar Ratu dari kejauhan
melihat anaknya.
“Benar,
Yang Mulia. Dia sudah beberapa hari seperti itu. Tabib kerajaan mengatakan dia
tak sakit.” Kata Pelayan
“Apa
mungkin... ini adalah efek pembacaan mimpi kemarin? Panggil Wol-ju kembali.”
perintah Ratu.
Didepan
rumah, beberapa tetangga membahas kalau Hidup Wol-ju benar-benar berubah
setelah dia dipanggil kerajaan bahkan mendapat banyak harta sekarang. Beberapa
orang tak peraya kalau Wol Ju bisa mendapat harta itu karena membaca mimpi.
“Mungkin
saja dia juga tidur dengan Putra Mahkota. Sepertinya dia mengincar posisi
selir.” Komentar yang lainya. Saat itu pelayan istana lewat mendengarnya.
“Anak itu
pasti menaruh sesuatu dalam mimpi Putra Mahkota. Karena itulah Putra Mahkota
bisa tertarik pada anak dukun sepertinya. Putra Mahkota benar-benar tercuci
otaknya sampai dia selalu mengunjungi Wol-ju setiap malam.” Komentar Bibi satu
“Orang
yang tak berpendidikan dan berlatar baik pasti akan menjual tubuhnya untuk apa
pun... Astaga.” Kata Bibi yang lainya.
Ibu
Wol Ju terlihat sedang melakukan
pemujaan dan tiba-tiba merasakan sesuatu yang tak baik. Beberapa saat kemudian
Wol Ju heran dengan ibunya yang meminta agar menggunakan pakaiannya dan ingin
tahu Ada masalah apa
“Pergilah
ke rumah pamanmu di Suwon. Butuh satu jam ke sana. Kau harus gulung rambutmu.”
Ucap Ibu Wol Ju.
“Ada apa
sebenarnya, Bu? Menggulung rambut sebelum menikah akan dibicarakan orang.”
Keluh Wol Ju
“Apa itu
penting sekarang? Hubungan tak ditentukan oleh pernikahan saja. Yang penting itu cinta.” Ucap Ibu Wol Ju
“Apa Ibu
sudah tahu itu?” tanya Wol Ju bingun.Ibunyamengaku tentu tahu semua rumor tentang anaknya.
“Semua
orang sedang mengejarmu dan ingin membunuhmu sekarang, jadi, kau tak bisa
tinggal di Hanyang lagi. Cepat pergi dan jangan kembali.” kata Ibu Wol Ju
“Bagaimana
bisa... aku pergi sendiri meninggalkan Ibu?” kata Wol Ju tak ingin pergi
“Kau
takkan sendiri. Ketika kau kesepian, pegang erat tusuk konde ini. Ia akan
mengantarkanmu kepada orang yang kau cari.” Kata Ibu Wol Ju memberikan tusuk
konde pada anaknya. Wol Ju hanya terdiam.
“Apa
perkataan ibu pernah salah selama ini?” kata Ibu Wol Ju menyakinkan.
Akhirnya
Wol Ju pun berjalan pergi lalu tiba-tiba terdengar suara teriakan “Kebakaran”
dan melihat api yang membara di desanya. Ia pun bergegas kembali dan langsung
masuk ke dalam rumah yang sudah terbakar mencoba menyelamatkan ibunya.
“Aku
bersalah padamu. Aku benar-benar bersalah padamu, Bu. Jangan tinggalkan aku... Tidak!”
teriak Wol Ju
Tapi
ibunya tak selamat, Wol Ju pun berjalan menyusuri kegelapan dengan tatapan
kosong dan terlihat menahan dendam. Ia pergi ke tempat pemujaan dan langsung
menjatuhkan semua makanan di atas meja persembahan.
Akhirnya
Wol Ju berdiri ditepi pohon mengatakan “Dalam kematianku pun... Dalam
kematianku pun, akan kukutuk kalian semua.” Ucap Wol Ju akhirnya melakuan bunuh
diri pada dahan pohon keramat.
Saat itu
yang terjadi malah keluar sinar seperti kunang-kunang yang terang. Ia pun
diselimuti oleh sinar yang sangat terang sampai salah satu titik sinar pun
berjalan berpindah ke era masa kini.
Seorang
wanita terlihat bersoleh dengan baju dan dandanan yang mengoda. Ia memberikan
sepiring daging, Seorang tamu mengaku tak memesan ini. Wol Ju mengatakan Ini
gratis karena wanita itu tamu pertama jadi memita makan saja.
“Mau
minum apa?” tanya Wol Ju pemilik [KEDAI MISTIS] lalu memberikan sebotol soju
pada pelangganya.
“Kita
Minum Seperti Bos saja.” Ucap Wol Ju. Si wanita hanya diam saja. Wol Ju ingin
tahu ada apa.
“Kau
tampak dikerjai banyak orang seharian, jadi, minumlah seperti bos sekarang.”
kataWol Ju sambil bergumam.
“Mata
merah, bibir pecah-pecah, juga kulit yang menguning. Dia sedang memikirkan
sesuatu. Kemejanya kotor dan tangannya gemetar? Coba Lihat kantong matanya.”
Gumam Wol Ju yakin layaknya seperti seorang psikolog
“Baiklah!
Kau terpilih hari ini.” Kata Wol Ju. Si wanita bingung. Wol Ju mengatakan Bukan apa-apa dan menyuruh
agar Minum saja terus. Jangan berhenti.
“JadiAda
apa? Kau sepertinya sedang banyak pikiran.” Kata Wol Ju mencoba memancing.
“Apa Kau
dapat melihat itu?” tanya si wanita. Wol Ju mengaku bisa karena berpengalaman
untuk itu.
“Aku bisa
tahu dari caramu memegang gelas.” Ucap Wol Ju. Si wanita ingin bercerita. Wol
Ju pun bergumam memintaa agar Wol Ju memberitahukanya.
“Ahh..
Lupakan saja. Ini tak serius.” Kata Si wanita enggan membahasnya.
“Bagaimana
mungkin itu tak serius? Wajahmu pucat. Ayo Cepat beri tahu aku.”kata Wol Ju
“Jadi, di
perusahaanku... Tidak ada apa-apa. Semua orang hidup seperti itu. Tak perlu
dipusingkan. Aku senang masih sehat.” Ucap s wanita
“Hei,
bayar makananmu ini nanti.” kata Wol Ju kesal. Si wanita bingung karena ini
gratis tadi.
“Kau
masih sehat, jadi, untuk apa cari yang gratis? Cepat Bayar!” tegas Wol Ju marah
[KEDAI
MISTIS]
Terlihat
angka [99990] lalu mengeluh kalau Susah
sekali mencapai 100.000. Manager Gwi pun menyalahkan Won Ju yan gantung diri di
Pohon Keramat karena tak ada yang menyurhnya. Wol Ju mengeluh Manager Choi itu
merasa terganggu dengan tempatnya menggantung diri.
“Bila kau
gantung dirimu di pohon biasa, kita tak usah melakukan ini. Aku sampai terseret
menjadi manajer di sini. Dari penangkap setan menjadi pengupas bawang. Apa Kau
pikir ini masuk akal?” keluh Manager Choi dengan mata yang mulai perih.
“Apa ada
yang berakal sehat saat mereka bunuh diri? Setelah kupikir, kedai tak bisa
membantu. Kita mungkin harus ganti pekerjaan. Bagaimana jika menjadi penyiar
internet?” ucap Wol Ju. Manager Choi bingung.
“Aku
lihat banyak orang berkeluh kesah di kolom komentar saat acara. Mereka tak
perlu bertemu denganku langsung. Bukankah itu cara yang baik?” ucap Wol Ju
yakin
“Apa
semua orang bisa? Kau harus bertalenta untuk itu.” Kata Manager Choi mengeluh
“Kau
pikir aku tak bisa? Aku bisa mengatakan "Halo semua, VJ Weol-ju hadir
untukmu. Astaga! Terima kasih pada pengupas bawang, Guibanjang, atas donasinya.
Kau akan pencet tombol suka dan ikuti, 'kan?" kata Wol Ju dengan gaya imut
“Aku
sungguh mau memencetmu... Banyaknya komentar pedas di internet menjadi masuk
akal bagiku.” Jelas Manager Gwi. Wol Ju
bingung.
“Karena
tak bisa pukul langsung, mereka gunakan kata-kata. Lihat kepalanku bergetar
sekarang.” Kata Manager Gwi. Wol Ju tak
percaya mendengarnya langsung melempar bawang bombay.
“Beraninya
kau melempar ini.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju mengeluh Manager Gwi makin pintar
sekarang.
“Kau
bercanda? Kau tak tahu seberapa besar tekanan yang aku dapat. Aku harus lapor
ke atasanku.” Keluh Manager Gwi
“Ada yang
bisa dilaporkan, 'kan? Aku tidak hanya bermain.” Keluh Wol Ju
“Itu
hanya bisa dibuktikan dengan pencapaianmu, tapi kau bahkan tidak bisa membuka pintu
Dunia Mimpi selama enam bulan.” Ucap Manager Gwi.
“Coba
lakukan sendiri. Apa Kau pikir masuk ke mimpi manusia dan menenangkan mereka
sesuatu yang mudah? Bila tahu apa yang aku alami, mereka takkan bicara banyak.”
Keluh Wol Ju.
Flash Back
[DUNIA
MIMPI: CERITA HEUNGBU]
Sepasang
pria dan wanita seperti sedang memotong telur besar dan meminta agar membawakan
harta. Tapi saat terbuka Wol Ju keluar dan
membuat si pria kaet dan bertanya-tanya “Ada apa ini? Mengapa? Apa aku
berbuat salah?”
“Masih
saja bertanya! Kesalahanmu adalah rakus dan mementingkan diri sendiri. Mengusir
adikmu, mengambil warisan ayahmu, dan memukul adikmu saat dia minta tolong. Tak
hanya itu, kerakusanmu mematahkan kaki seekor burung walet.” Ucap Wol Ju marah
“Apa kau
tahu kesalahanmu sekarang?” kata Wol Ju marah di Tahun 1568
Tahun
1569
Wol Ju
bertemu dengan seorang wanita dudk termenung. Wol Ju mengeluh pada Chun-hyang
agar bisa melihat keadaannya. Chung Hang mengatakan tak bisa menahan ini lagi.
Wol Ju bingung.
“Maksudku,
semua orang tak tahu Lee Mong-ryong akan kembali atau tidak. Jadi, apa aku
harus terus menunggu? Dia bisa saja kecelakaan dalam perjalanan ke kota untuk
tes, atau jatuh cinta dengan gadis lain. Aku tak tahu apa pun tentangnya
sekarang.” Kata Chung Hang
“Tetap
saja, tunggulah sebentar lagi.”ucap Wol Ju. Chung Hong menegaskan Aakan beri tahu Kepala Daerah
sekarang bahwa bisa tidur dengannya malam ini.
“Kau ini!
Jangan gegabah seperti itu. Ayo Minum ini dulu dan pikirkan kembali.” ucap Wol
Ju
“Sepertinya
ini alkohol berkualitas yang kau punya.” Kata Chung Hang melihat botol minuman
dan menurutnya sangat enak.
“wahh... Bukan
main... Ini enak sekali.” ucap Chung Hang trus minum dan saat itu Wol Ju tak
bisa menahanya Chung Hang yang terus minum.
Chung
Hang terbangun dengan kepala yang siap dipenggal, lalu bertanya-tanya Bagaimana
bisa dia muncul di mimpinya dan menurutnya Topi kertas yang dia gunakan sepertinya
menandakan dia lolos.
“Baiklah...
Karena aku sudah menunggunya lama, lebih baik aku tunggu sebentar lagi.” Ucap
Chung Hang dan terdengar suara teriakan”Inspektur Kerajaan datang!”
Tahun
berikutnya, 8748
Wol Ju
berada di bar berbicara dengan Jenderal MacArthur yang minum lebih banyak hari
ini. Jendral mengaku Belakangan ini sedang banyak pikiran karena harus mencari
cara untuk bisa menembus barisan musuh.
“Kalau
begitu, kau butuh ini untuk menyelesaikan masalahmu.” Ucap Wol Ju memberikan
minumanya khususnya. Jendral ingin tahu Apa itu?
“Ini adalah
gabungan soju dengan bir. Coba habiskan dalam satu teguk.” Ucap Wol Ju.
Akhirnya
jendela pun meminta Semuanya, bersiaplah
ke Incheon. Wol Ju pun bisa masuk mimpi 38173.
Wol Ju
marah karena sudah berusaha mati-matian untuk menyelamatkan 99,990 roh
gentayangan. Namun, manager Gwi bilang ia tak ada hasil dan hanya bermain saja,
ia berpikir Manager Gwi Rupanya mau mati di tangannya. manager Gwi pun hanya
bisa diam saja.
“Namun,
kau tetap harus mendapat sepuluh roh lagi agar tugasmu selesai. Selain itu,
cobalah lebih ramah pada tamu. Kau sangat memaksa mereka untuk menceritakan
kecemasannya. Apa itu membuat mereka bicara?.” Kata Manager Gwi
“ Berbuat
baik pada mereka malah buat mereka lebih waspada padaku. Orang berkeluh kesah sambil
minum? Itu bukan tren lagi sekarang. Saat ini orang tak mudah bercerita pada
orang lain.” Keluh Wol Ju
“Selain
itu, aku muncul di Dunia Mimpi dan menenangkan jiwa mereka. Bukankah aku sudah
baik? Sialan. Kalau bisa, aku juga tak mau berbicara dengan mereka.” Ucap Wol
Ju kesal
“Kalau
begitu, beri lebih banyak makanan gratis. Semua orang suka makanan gratis.”
Kata manager Gwi
“Aku beri
tahu kembali. Seperti yang kau tahu, orang tak lagi sering datang ke kedai kaki
lima. Tak ada orang yang bisa kuberi makanan gratis. Bagaimana bisa aku melawan
bisnis kirim makanan yang cepat dan bisa ke mana saja?”keluh Wol Ju
“Jika
atasan bertanya, beri tahu mereka bahwa ini masalah zaman bukan masalahku, dan
aku terus berusaha di sini” tegas Wol Ju marah
“Kau
sangat berani berbicara saat sedang dihukum 500 tahun. Benar-benar hebat.”ejek
Manager Gwi.
[SWALAYAN
KAPEUL]
Si wanita
tersenyum menyapa pelanggan memberitahu Diskon daging babi Jeju. Sementara
dibagian CS, seorang nenek menghitung telurnya.
Han Kang Bae memberitahu Satu pecah, jadi, totalnya 29 dan sudah periksa
tiga kali.
“Aku cek
sekali lagi.” Ucap sang nenek tiba-tiba memegang tangan Kang Bae. Kang Bae pun
merasakan sesuatu begitu juga sebaliknya.
“Anakku
yang paling muda berumur 29 tahun dan sampai sekarang belum dapat kerja.” Ucap Sang
nenek tiba-tiba bisa langsung terbuka.
“Begitu
rupanya. Kau pasti sangat sedih.”balas Kang Bae yang berkerja di PUSAT KEPUASAN
PELANGGAN lalu memanggil Pelanggan 36.
“Halo,
Bu. Mohon berikan nomornya kepada kami.” Sapa Kang Bae dan saat itu ujung tangan mereka bersentuhan. Si
wanita seperti langsung merasa kalau bisa menceritakan semuanya.
“Aku
berusia 36 tahun. Aku bertemu seorang pria dan mencintainya dengan sangat
mendalam.” Cerita si wanita. Kang Bae melonggo bingung.
“Walau
semua orang menuduhku sebagai perusak rumah tangga, cinta kami menjadi lebih
penuh rahasia, dan juga kuat. Cinta kami panas seperti magma di dalam Bumi.” Cerita
si wanita. Kang Bae mengerti mencoba tetap tenang.
Manager
memberitahu kalau akan umumkan Karyawan Bulan Ini. Kang Bae dan temanya pun
menunggu. Manager memberitahu Dia menang lima bulan berturut-turut dan ini
menurutnya Sebuah rekor baru. Kang Bae terlihat penasaran.
“Selamat,
Nona Song Mi-ran dari bagian daging!”ucap Manager. Kang Bae tak percaya Mi Ran
lagi yang terpilih
“Beri dia
tepuk tangan.” Kata Manager. Kang Bae pun seperti terpaksa memberikan tepuk
tangan.
Kang Bae
berjalan dengan Choi Jin Dong, Jin Dong tak percaya Mi-ran hebat sekali karena bisa
menang lima bulan beruntun. Kang Bae pun tak percaya karena Mi Ran padahal
masuk bersamanya sebagai karyawan kontrak jadi Pasti dia akan menjadi karyawan
tetap.
“Bila iri
padanya, bekerjalah dengan baik. Berhenti mengobrol dengan pelanggan.” Komentar
Ma Seung Ho ikut gabung
“Baik,
Pak. Aku akan kurangi.” Kata Kang Bae. Jin Dong membela temanya menurutnya
Walau Kang-bae lambat dalam menyelesaikan tugasnya,
“Tapi
pelanggan yang dia layani selalu sangat puas dengan pelayanannya. Bukankah
kualitas lebih baik daripada kuantitas? Betulkan, Kang-bae?” kata Jin Dong
ingin memeluk temanya tapi Kang Bae bisa menghindarinya.
Jin Dong
dan Seung Ho melonggo bingung. Kang Bae tak ingin membahasnya bergegas pamit
pergi karena ada janji dan sudah larut malam. Seung ho bingung dengan tingkah
Kang Bae lalu berpikir Jin Dong menganiaya teman kerjanya sendiri. Jin Dong
mengaku tidak dengan wajah bingung.
“Kang-bae
paling benci bila ada orang yang menyentuhnya. Bahkan di swalayan, dia seperti
belut. Dia pintar menghindari sentuhan orang lain.” Cerita Jin Dong.
Kang Bae
masuk ke sebuah restoran melihat temanya sudah menunggu lalu memanggil Jin-tae.
Jin Tae pun menyapa Kang Bae berkomentar tak berubah sama sekali dan menurutnya
ini Pertama kali bertemu setelah lulus, Kang Bae hanya terdiam melihat tangan
Jin Tae.
“Maaf,
aku lupa kondisimu.” Ucap Jin Tae lalu duduk dan berkomentar Kang Bae yang masih
sama. Kang Bae membenarkan
“Kau yang
pertama menghubungiku setelah...” kata Jin Tae.
Kang Bae mengaku senang kau menghubunginya dan mengucapkan Terima kasih.
“Tak usah
begitu. Karena terlalu sibuk dengan bisnisku, aku merasa kesepian sekarang. Aku
jadi teringat teman lama.” Ucap Jin Tae dan tak sengaja seseorang menabrak Jin
Tae membuka kopinya tumpah.
“Maafkan
aku.” Kata si pria. Jin Tae hanya bisa mengumpat. Kang Bae pun memberikan sapu
tanganya, saat itu tangan mereka bersentuhan.
“Apa Kau
tak apa-apa?” tanya Kang Bae. Jin Tae langsung berkata jujur Tak mungkin ke
sini bila tak apa-apa.
“Aku sedang
susah, jadi, meneleponmu. Hanya si bodoh Han Kang-bae yang senang mendapat
telepon dari teman sekolahnya. Semuanya menolak teleponku. Semua orang sangat
jahat.” Ungkap Jin tae.
“Setiap
aku menyebut matras giok, mereka berkata ini penipuan.” Akui Jin Tae. Kang Bae
bingung dianggap Penipuan.
“Tapi,
terima kasih sudah menelepon. Aku senang melihat wajah temanku.” Kata Kang Bae.
“Teman? Aku
begini karena ingin memanfaatkanmu. Coba pikir. Saat SMA, kau selalu terlihat
depresi dan duduk di pojokan. Kau itu dikucilkan. Dulu aku juga sangat
membencimu.” Ucap Jin Tae.
Kang Bae
mengerti mencoba menahan rasa sedihnya. Saat itu Jin Tae mulai tersadar dan
berpikir pasti sudah gila lalu bergegas pergi sambil mengeluh kalau Kang Bae
padahal pelanggan terakhirnya. Kang Bae hanya diam saja.
Kang Bae
duduk sendirian di halte dengan wajah sedih lalu melihat poster yang ditempel
[SAMPAIKAN PERASAAN TERDALAM DAN BUAT HUBUNGAN INDAH]
“Perasaan
terdalam? pakah perasaan terdalam selalu indah? Ini yang kusadari selama 27
tahun hidupku. Bila kau ingin punya hubungan baik dengan orang lain, lebih baik
kau sama sekali tidak tahu perasaan terdalam mereka.” Gumam Kang Bae.
***
Saat itu
terdengar teriakan dari tengah jalan, Mi Ran memanggil Taksi dan terus mengumpat karena Sopir taksi bahkan
tidak menghiraukannya. Kang Bae hanya melihat kebingungan. Beberapa orang mulai
melihat tingkah Mi Ran yang mabuk.
“Kalian
semua pasti berpikir aku mudah dikerjai karena selalu tersenyum. Sialan! Kau!
Dasar berengsek... Akan kubunuh kau!” teriak Mi Ran histeris. Kang Bae bingung
melihat tingkah Mi Ran yang berbeda dengan yang ada ditempat kerja.
[SWALAYAN
KAPEUL]
Pagi hari
Mi Ran menyapa semua pelanggan dengan senyuman meminta agar mencoba sample
daging babinya. Seorang pria datang mencoba berkomentar Dagingnya benar-benar
enak dan menurutnya Sampel daging selalu enak dan gurih.
“Benar.
Langsung dari Pulau Jeju... Babinya hanya makan teh hijau, jadi...” ucap Mi
Ran.
“Berisik.
Cepat bakar dagingnya. Kau lama sekali dibanding yang lain.” Kata pelanggan. Mi
Ran bingung dan akhirnya hanya bisa meminta maaf.
“Kau Lama
sekali. Biar aku contohkan... Mari kulihat. Mana yang sudah matang? Ayo makan
tiga lapis.” Kata si pria mengambil penjepit daging.
“Tolong
kembalikan penjepitnya, Pak.” Ucap Mi Ran. Si pria menolak karena mau makan
sampelnynya.
“Kau ini
benar-benar bodoh. Makanya kau hanya membakar daging.” Ejek Si pria. Mi Ran tak
bisa menahan emosinya lagi.
“Apa
maksudmu? Ini tempat pekerjaanku. Itu penjepitku. Jadi Kembalikan.” Kata Mi
Ran. Keduanya pun saling tarik menarik. Dan akhirnya Mi Ran didorong sampai terjatuh.
Beberapa pelanggan
melihat Mi Ran merasa kasihan dan meminta agar memanggil satpam, Manager Bae,
Wol Ju dan Kang Bae melihat dari kejauhan. Mi Ran tak bisa menahan emosi
melepar daging tapi malah mengenai wajah Kang Bae.
“Sudahlah.
Ambil saja ini. Apa kau dapat gaji satu juta won dengan pekerjaan ini? Heran,
semua orang miskin selalu saja sombong dengan statusnya. Kau pasti tak belajar baik
di sekolah. Karena itu kau membakar daging sekarang.” Ejek Si pria.
“Beraninya
kau marah-marah. Kau harusnya tahu kastamu di sini. Apa Kau tak tahu siapa aku?”
kata si pria. Tiba-tiba Wol Ju yang tadinya pergi tiba-tiba datang langsung mencekik
leher sampai terangkat.
“Kaulah
yang berkasta rendah dan tak berpendidikan. Pengemis yang ingin mengisi perut dengan
makanan gratis.” Ucap Wol Ju. Kang Bae dan Min Ran hanya bisa melonggo.
“Setidaknya
pengemis menghormati yang memberi makan. Beraninya kau berbuat onar saat kau
hanya makan sampel gratis? Kau tidak lebih baik dari pengemis!” ucap Wol Ju
marah dan langsung melemparnya.
Semua
pengunjung pun kaget melihat pelanggan yang dilempar ke lantai. Wol Ju pun langsung melangkah pergi.
“Mengapa
banyak orang gila di swalayan ini? Panggil atasanmu. Cepat!” teriak si pria.
***
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar