PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Sang
dan Ha Ri saling menatap, seperti suasana mulai terasa romantis. Yi Sang
seperti menahan perasaanya dengan mengepalkan tangan dicelananya, saat wajah
mereka mulai mendekat. Tiba-tiba Yi Sang memalingkan wajahnya.
“Anginnya
kencang sekali... Kita harus masuk kembali.” ucap Yi Sang bergegas pergi dari
rasa canggung. Ha Ri pun tak bisa berkata apa-apa menganguk mengerti.
Didalam
mobil, suasana makin canggung. Yi Sang hanya diam saja. Ha Ri menyandarkan
kepala di jendela sambil bergumam apakah seharusnya menciumnya, tapi menurutnya
tak mungkin karena tapi Yi Sang itu berpaling.
Ha Ri
akhirnya mencari keyword dihandophonenya "Cara merayu pria jika kau
gagal" dan hasilnya "Mulailah merayu pria lain agar dia berpikir itu
lelucon." Ia merasa
kalau yang ini tidak tepat lalu yang kedua "Berpura-puralah tidak terjadi apa-apa."
“Tidak,
kurasa aku tidak bisa.” Gumam Ha Ri Saat itu nama "Jae Young"
terlihat dilayar.
Jae Young
sudah ada di klinik menelp Ha Ri tapi tak diangkat dan hanya mengirimkan pesan "Aku sedang
rapat. Aku akan segera meneleponmu kembali." Jae Young tak percaya kalau
Ha Ri "Rapat" padahal belum bisa pulang dan sedang rapat.
“Kau
bermalam dengannya dan kamu bilang sedang rapat?” ucap Jae Young tak percaya.
Ha Ri
membaca tips yang lainya "Cobalah sekali lagi dan rayu dia dengan
benar" Yi Sang mendengarnya dan tiba-tiba terkejut. Ha Ri pun ikut kaget
bertanya ada apa. Yi Sang terlihat gugup dan akhirnya meminta maaf mengaku mendengar
sesuatu.
“Aku
tidak mengatakan apa pun.” Tegas Ha Ri. Yi Sang pikir Ha Ri bilang akan melakukan
sesuatu dengan benar
“Tidak,
aku sungguh tidak mengatakan apa pun.” Ucap Ha Ri. Yi Sang pun hanya bisa
meminta maaf
“Kenapa?
Apa kau melakukan sesuatu yang membuatku kesal?” ucap Ha Ri menyindir.
“Tidak...
Maafkan aku.” Ucap Yi Sang. Ha Ri mengeluh Yi Sang yang baru saja minta maaf
lagi.
“Kenapa
kau terus meminta maaf? Kau mulai membuatku kesal.” Ucap Ha Ri. Yi Sang kembali
meminta maaf. Ha Ri pun mengeluh mendengarnya.
“Kurasa
sebaiknya kita diam saja.” Ucap Ha Ri. Yi Sang pun menganguk setuju.
Ha Ri
akhirnya meminta agar menunurunkan dipinggir jalan, Yi Sang dengan gugup mengatakan akan
mengantarnya ke rumah. Ha Ri menolak ingin turun di pinggir jalan saja lalu
berani bertanya “Apa kau menyukai pria?” Yi Sang terlihat kaget mendengarnya.
“Bagaimana...
Bukankah aku terlihat suka wanita?” kata Yi Sang membala diri.
“Kupikir
kau mungkin melajang karena itu. Aku sangat menghormati orientasi seksual yang
berbeda.” Jelas Ha Ri
“Aku
tidak menyukai pria.” Tegas Yi Sang. Ha Ri mengerti dan akhirnya turun dari
mobil.
“Omong-omong,
Kuharap permintaan maafku tidak membuatmu terjaga saat malam.” Kata Yi Sang. Ha
Ri pun mengucapkan Selamat malam dan hanya bisa menatap mobil Yi Sang yang
pergi.
Ha Ri
pulang dengan wajah sedih dan kaget melihat Jae Young sudah berdiri dengan
jaket hitam lalu mengeluh temanya sudah gila dan bertanya Sedang apa di sana.
Jae Young mengeluh Ha Ri yang lama sekali pulang dan dan ingin tahu apakah
bersama Pak Han seharian
“Aku
lelah. Besok saja kalau mau mengomel.” Ucap Ha Ri akan masuk rumah
“Kenapa
kau bermalam? Kupikir perjalanannya hanya sehari. Benar, bukan? Aku tidak
percaya aku bermalam. Kau mulai agak gila belakangan ini. Jangan bilang kau
tidur dengannya kemarin.” Ucap Jae Young panik
“Mungkin
seharusnya kulakukan.” Keluh Ha Ri. Jae Young tak percaya kalau Ha Ri berpikir
seperti itu
“Jadi Bagaimana
pendapatmu tentangku sebagai seorang wanita?” tanya Ha Ri. Jae Young terlihat
gugup.
“Apa aku
tidak menarik?” tanya Ha Ri. Jae Young mengaku kalau Ha Ri itu menarik. Yi Sang
seperti tak yakin
“Jika kau
menggoda pria dan dia tidak memperlihatkan reaksi, dia mungkin pastor, biksu,
atau aseksual.” Ucap Jae Young
Ha Ri
pikir itu benar dan mulai tersenyum, Jae Young bingung bertanya Apa arti di
balik senyuman itu lalu memperingatakan kalau harus bijaksana saat memilih pria
dan Jangan tertipu dengan apa yang dilihat di luar. Ha Ri pun memilih masuk ke
dalam rumah tanpa memperdulikanya.
“Apa yang
sebenarnya terjadi di antara mereka?” ucap Jae Young penasaran.
Sementara
di rumah, Yi Sang terlihat galau hanya mematikan dan menyalakan lampu
dirumahnya. Ia merasa bersalah karena seharusnya mencium Ha Ri saja dan Menciumnya
bukan ide yang buruk.
“Apa?
Tidak? Menurutmu itu salah? Lupakan saja.” Ucap Yi Sang kesal dengan patung
batunya dan saat itu terlihat di rak foto tangan Yi Sang terlihat dalam figuran
dengan cap"Kerja bagus!" yang diberikan oleh Ha Ri
"Episode 6, Sulit Menyembunyikan
Perasaan Kita"
Ha Ri
galau hanya mengaduk-gaduk makananya, Jae Young melihatnya menyuruh Ha Ri pergilah
jika tidak mau makan dan lansung mengambil telu mata sapinya Ha Ri marah
menyuruh Jae Young agar mengembalikan sekarang juga.
“Kau
tidak bisa makan bibimbap tanpa telur mata sapi. Kenapa kau pantas menerimanya?”
ejek Jae Young
“Apa kau
mau mati?” kata Ha Ri marah, Ibunya pun datang membawa telur untuk anaknya
“Melihatnya
makan membuat selera makanku hilang.” Keluh Ha Ri. Nyonya Lee meminta mereka berhenti
berkelahi
“Kalian
berdua terlalu tua untuk ini. Kalian pasangan serasi, jadi, kenapa kalian tidak
berpacaran saja?” ucap Nyonya Lee.
Ha Ri
mengeluh pada ibunay, begitu juga Jae Young mengeluh kalau sedang makan. Ha Ri
mengeluh Perkataan Ibunya menjijikkan dan Jae Young mengaku mungkin akan
muntah. Nyonya Lee akhirnay menyuruh keduanya diam saja dari pada berkelahi.
“Astaga,
hurufnya kecil sekali. Bisa mengirimkan SMS untuk ibu?” ucap Nyonya Lee pada Ha
Ri agar membalas "Baik." Ha Ri pun mengetik pada ponsel ibunya.
“Apa klub
pendakian Ibu akan pergi ke suatu tempat?” tanya Ha Ri melihat pesan ibunya,
“Perjalanan
satu malam ke Laut Timur.” Kata Nyonya Lee. Ha Ri kaget ibunya akan melakukan
Perjalanan satu malam
“Apa Ibu
yakin akan pergi sebagai satu kelompok? Siapa pria misteriusnya? Haruskah aku bersiap
untuk terkejut?” ucap Ha Ri penasaran
“Tidak,
tapi bersiaplah untuk dipukul. Kau harus fokus dengan kehidupan cintamu, bukan
punya ibu.” Ucap Nyonya Lee memukul anaknya.
“Aku
sedang mencari donor yang tidak malu.” Akui Ha Ri . Nyonay Lee tahu anaknya gagal
menemukan pria biasa untuk dinikahi, jadi, ibu ragu pencarian ini akan berbuah
hasil.
“Ibu,
jangan lupa beli cumi-cumi!”teriak Ha Ri. Ibunya pun berjalan pergi.
“Kau tahu
kapan pemilih mengamuk pada politikus?” tanya Jae Young. Ha Ri bingung apa yang
dikatakan Jae Young
“Itu saat
mereka tidak menepati janjinya. Mereka tidak boleh menjanjikan perekonomian
yang lebih baik dan menerima suap untuk mengisi sakunya.” Ucap Jae Young. Ha Ri
tak mengerti apa kelanjutannya.
“Ingat
itu... Kau mencari donor sperma, bukan suami. Aku sangat mendukungmu, jadi, jangan
mengingkari janjimu, Ha Ri.” Kata Jae Young
“Makanlah
kembali.” keluh Ha Ri. Jae Young makan dengan sengaja membunyikan mulutnya
“Makanlah
dengan tenang.”keluh Ha Ri. Jae Young merasa kalau belum pernah setenang ini saat makan. Ha Ri
mengeluh kalau Jae Young itu sangat menyebalkan.
Hyo Joo
membahas saat menelepon Ha Ri tempo hari, dia bilang tidak bisa pulang karena tanah
longsor. So Yoon mengaku melihat laporan pengeluaran yang Ha Ri serahkan tadi
dan dia memesan kamar. Yeon Jo yakin Maka mereka tidur bersama.
“Banyak
bayi dibuahi selama peristiwa akbar, bukan? Ingat Piala Dunia 2002.”kata So Yoon. Tuan Kim
dan Tuan Nam mendengar dari kejauhan.
“Tunggu.
Apa kau lebih tua dariku?” keluh Hyo Joo. So Yoonmengakumembacanya di artikel
berita.
“Astaga,
aku tidak percaya... Lalu Bagaimana cara kita menyapanya?” kata Yeon Ho tak
sabar menunggu Ha Ri
“Perjalanan
menginap mendadak juga adalah caraku menikah. Apakah ada sesuatu di antara
mereka?” ucap Tuan Kim ikut gabung
“Siapa
yang peduli jika alam menolong mereka, Hanya orang bodoh yang akan melewatkan
kesempatan itu.” Kata Tuan Nam
***
Saat itu
Ha Ri datang, seorang pegawai menyapanya berkomentar Sepertinya suasana hatinya
bagus. Ha Ri hanya tersenyum menurutnya itu konyol. Temanya pikir Tapi Ha Ri
bersinar hari ini. Mereka pun terus sumringah mendengarnya.
“Jangan
konyol. Jadi, bagaimana kemajuan artikel spesialnya?” tanya Ha R mengalihkan
pembicaran
“Kau
tidak tahu sesibuk apa aku.” Ucap Temanya. Ha Ri pun mengucapkan Semoga
berhasil lalu mereka berpisah.
Yeon Joo
yakin dugaan mereka benar kalau Ha Ri tidak bisa menahan senyum karena Dunia
pasti punya nuansa merah muda yang berbeda baginya. Tuan Nam pikir memberikan seprai
merah muda sebagai hadiah pernikahan.
“Bukankah
uang lebih baik?” kata Tuan Kim. Hyo Jo pikir mereka sudah mengirimnya ke
altar.
“Mungkin
lebih baik mengadakan pesta tujuh bulanan.” Kata So Yoon. Semua terlihat sangat
bahagia. Tiba-tiba Ha Ri lewat mengambil minum dan wajahnya terlihat cemberut.
Yeon Jo bingung apa yang terjadi.
“Kenapa
suasana hatinya berubah? Apa itu tidak terjadi?” ucap Yeon Jo
“Benarkah
dia dia tidak pernah beruntung dengan kencan buta?” kata Tuan Kim, Tuan Nam
pikir Dia hanya pandai menutupinya.
“Tidak
mungkin. Aku yakin dia hanya terbawa perasaan sedih.” Ucap Hyo Joo
“Dia
tidak berkencan selama sepuluh tahun, jadi, dia tidak tahu bagaimana rasanya
terbawa suasana.” Kata Yeon Jo
“Sama
dengan Yi Sang. Dia hanya punya satu pacar jangka panjang yang artinya dia tidak
punya pengalaman berkencan. Dia bodoh dalam area itu.” Kata Tuan Nam. Yeon Jo
pikir tak ada yang bisa diharapkan.
Yi Sang
membaca buku "'Kebahagiaan Hidup Sendiri'" lalu mengingat saat
kejadian kemarin, Wajahnya tiba-tiba tersenyum. Ia langsung tersadar kalau meminta otaknya agar
tak meperlihatkan Ha Ri menurutnya itu salah.
Ia menarik
tubuh Ha Ri dan membuat pose seperti layaknya di drama dengan membuat Ha Ri
setengah berbaring. Mereka pun sudah siap berciuman tapi Yi Sang mencoba
menyadarkan otaknya.
“Yang
benar saja... Apa Kau menahan dirimu untuk melamun?” ucap Ha Ri tiba-tiba sudah
ada dibelakang sofa.
“Sekarang
aku mulai berhalusinasi.” Kata Yi Sang bingung. Ha Ri membenarkan kalau Ini
yang terjadi saat Ha Ri frustrasi secara seksual.
“Aku
hanya mengatakan ini karena ini hanya pikiranku saja. Ini usahaku terbaikku
untuk menahan diri.” Ucap Yi sang
“Kenapa
menahan diri? Usiaku 39, bukan 19 tahun. Tidak perlu sesopan itu. Kita berdua
sudah dewasa, jadi, adegan dewasa tidak akan menjadi masalah.” Balas Ha Ri
“Aku
seperti ini karena usia kita. Kita harus bertemu seseorang untuk menghabiskan
hidup kita bersama, bukan orang untuk cinta satu malam.” Ucap Yi Sang
“Tidakkah
kau lihat bahwa aku memberi ruang untukmu di hatiku? Jika akhirnya aku memutuskan
untuk menciummu, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Kau terlalu dramatis untuk
satu ciuman sederhana.” Keluh Ha Ri
“Omong-omong,
di mana kamarmu? Rumah yang bagus.” Ucap Ha Ri berjalan melihat rumah Yi Sang
“Kamarku?
Hei.. Kau mau ke mana? Nona Jang?” ucap Yi Sang panik. Ha Ri sudah berjalan
dengan awan dibawahnya layaknya malaikat berkomentar Rumah yang bagus.
“Tunggu.
Jangan lakukan ini padaku... Kau... Apa itu tadi? Benarkah aku frustrasi secara
seksual? Ada apa denganku?” ucap Yi Sang bingung tak melihat sosok Ha Ri
didepanya.
Nyonya
Shim memanggil Hyo Joo kalau seharusnya memotret proses memasaknya. Hyo Joo
pikir Instruksinya tampak mudah, jadi berpikir sebaiknya ditulis. Nyonya Shim
memberitahu kalau Para ibu muda tidak tahu mereka harus memotong bahannya
sehalus apa.
“Ukuran
bahannya berbeda tergantung usia anak, jadi, bagaimana bisa tanpa foto? Hidangannya
ditata dengan indah. Foto proses memasaknya hanya akan merusak keindahannya.
Apa Kau pikir aku membelalak padamu untuk mendengar alasanmu?” kata Nyonya Shim
“Aku akan
memotretnya.” Ucap Hyo Jo. Nyonya Shim pun meminta agar memastikan meminta
Departemen Iklan mengonfirmasi tanggal kedaluwarsa di pasta gigi.
“Mereka tidak
akan peduli jika tidak kau ingatkan.” Ucap Nyonya Shim
Hyo Joo
berjalan keluar gedung dengan wajah kesal, sambil mengomel merasa kalau Nyonya
Shim seharusnya dia berterima kasih dengan fakta bahwa seseorang secantik
dirinya bekerja di sini. Saat itu Eu Ddeum datang memanggil Hyo Joo.
“Apa Kau
akan pergi makan siang? Aku baru kembali dari tugas luar. Apa ada masalah? Kau
tampak kesal. Apa kau diomeli?” ucap Eu Ddeum polos. Hyo Jo makin kesal
mendengarnya.
“Kurasa
tidak... Tapi itu yang tampak dari ekspresimu.” Ucap Eu Ddeum
“Pak Choi
Kang, bisakah kau mengurus urusanmu sendiri? Saat seseorang tidak menjawabmu, itu
berarti dia tidak ingin berbincang.” Ucap Hyo Joo sinis
“Maaf
soal itu. Aku tidak pandai memahami petunjuk, bukan?” kata Eu Ddeum
“Benar
sekali... Kau tidak pandai membaca petunjuk! Mari kita saling menyapa dengan
sopan saja, ya?” ucap Hyo Joo
“Tentu.
Aku akan melakukannya mulai sekarang. Kalau begitu, aku akan pergi karena aku
hanya membuatmu tidak nyaman.” Kata Eu Ddeum
Hyo Joo
mengeluh Eu Ddeum itu bodoh dan berjalan pergi, tiba-tiba hak sepatunya masuk
ke lubang penyaringan. Ia pun mengeluh
sakit dan tak bisa menarik haknya, tatapanya mengarah pada Eun Ddeum karena
butuh pertolongan.
Eun Ddeum
ingin membantu tapi teringat dengan ucapan Hyo Joo “Mari kita saling menyapa
dengan sopan saja, ya?” Akhirnya Ia memutuskan untuk memberikan semangat saja
dan bergegas pergi, Hyo Joo mengeluh kesal berusaha sendiri mengeluarkan
sepatunya.
“Dia
pergi tanpa membantu? Yang benar saja! Seakan-akan ini akan merusak gayaku.”
Keluh Hyo Jo dengan sepatu Heels yang patah dikaki kananya.
Tuan Nam
masuk rumah heran karena gelap sekali di sini dan melihat Yi Sang berbaring di
punggung Sofa, wajahnya panik bertanya Apa yang terjadi? Apa sakit. Yi Sang
mengaku melihatnya saat matanya terbuka dan saat matanya terpejam dan Ini
menyiksanya.
“Ada apa?
Kamu berhalusinasi? Apa masalahnya? Di sini atau di sini?” ucap Tuan Nam
“Aku
tidak tahu apakah pikiran atau hatiku yang sakit. Aku hanya tahu itu sakit.”
Ucap Yi Sang
“Ada lagu
berjudul "A Disease Called Love". Aku terutama suka Bagian Kedua”
kata Tuan Nam. Yi Sang pun ingin tahu alasanya datang
“Aku punya banyak pemotretan hari ini. Nona
Jang punya masalah penting yang melibatkan pasangan mandul. Bisakah kau menangani
pekerjaan itu?” kata Tuan Nam. Yi Sang mengeluh mendengarnya.
“Kenapa?
Siapa tahu akan lebih sakit?.. Hei Ganti pakaianmu... Ayolah...” ucap Tuan Nam
Yeon Joo
meminta Ha Ri agar meLakukan pemotretan ini untuknya dan Foto produk dan satu
untuk ulasan. Ha Ri heran ingin tahu alasan kenapa harus dirinya. Yeon Jo menegaskan Itu alasan untuk pergi ke
studio dan Pak Han ada di sana.
“Pak Nam
pergi ke rumah sakit dan sedang keluar.” Ucap Yeon Joo. Ha Ri meminta agar
menghentikan itu.
“Dengar.
Jika terjadi sesuatu, kau harus melanjutkannya dan menjadikannya lebih dari
itu.” Ucap Yeon Jo
“Jangan
terlalu cepat menyimpulkan dan jangan menasihatiku. Minum saja jus semangkamu.”
Keluh Ha Ri
“Apa
kalian berpegangan tangan?” tanya Yeon Jo. Ha Ri menjawab tidak. Yeon Jo pikir
kalau Ha Ri mendekatinya. Ha Ri menjawabTidak.
“Kau mengirim
isyarat yang jelas, bukan?” kata Yeon Joo. Ha Ri mengeluh mereka sangat tertarik
dengan kehidupan cintanya.
“Ini
menyenangkan.” Kata Yeon Joo. Ha Ri pikir Yeon Joo sedang bosa danTugasnya
kurang banyak, Yeon Joo pun meminta maaf. Ha Ri pun menyuruh Yeon Jo pergi dan
Kembali bekerja.
Didepan
pintu studio, Yi Sang menyandarka kepala di dinding meminta agar menghentikan
menurutnya Ini halusinasi jadi memintaa agar Jangan sampai kacau, tapi matanya
hanya bisa melihat Ha Ri walaupun hanya dari genangan air saja.
“Apa yang
kamu lakukan?” tanay Ha Ri. Yi Sang bingung kembali melihat bayangan Ha Ri yang
kembali lagi dan langsung melambaikan tanganya. Ha Ri pun ikut melambaikan
tangan.
“Apa Kau
meniruku sekarang?” ucap Yi Sang. Ha Ri bingung dengan tingkah Yi Sang.
“Aku
sungguh merasakan sesuatu. Apa kau manusia?” kata Yi Sang menyentuh bagian
kepala Ha Ri
“ Dengar.
Aku sudah menyapa... Apa kau sakit?” tanya Ha Ri. Yi Sang mengelengkan
kepalanya. Ha Ri pun mengajak masuk saja. Yi Sang pun mencoba menyadarkan diri.
Di
ruangan studio, Ha Ri melihat konsep foto dan melihat Yi Sang sedang berdiri
didepan layar. Ia lalu mengingat tips yang baru saja dibaca sebelumnya.
Flash Back
Ha Ri
membaca "Sinyal yang 100 persen efektif." Yaitu "Sandarkan
kepalamu di bahunya dan miringkan 45 derajat, Kerucutkan bibirmu ke arah
wajahnya."
Akhirnya
Ia memanggil Yi Sang agar bicara karena tidak yakin mereka harus mengambil ini
dari sudut mana. Ia merasa harus melihatnya secara menyeluruh. Yi Sang
melihatnya dan berkomentar bisa langsung
memotretnya. Ha Ri membenarkan dan melihat bahu Yi Sang.
“Aku
mengantuk.” Ucap Ha Ri dan ingin bersandar dibahu Yi Sang. Tapi Yi Sang hanya
melihatnya dan bertanya apakah Ha Ri mengantuk. Ha Ri membenarkan.
“Aku akan
memotret. Tidurlah. Di mana kameraku? Ini dia.” Ucap Yi Sang bergegas pergi. Ha
Ri pun akhirnya hanya berbaring disofa.
Hyo Joo
kembali ke kantor merasa senang karena semua orang pergi! lalu melihat sepasang
sandal diatas kursi dengan note “Kuharap kakimu akan nyaman memakai ini.” Ia
pun mengeluh kalau Ini sungguh
menjijikkan. Dan bertanya-tanya Di mana Eu Ddeum menemukan ini
“Ini
Cucci, bukan Gucci.” Ucap Hyo Joo akhirnya membawa sandal ke ruangan Eu Ddeum
“Apa Kau
tidak menyukainya?”tanya Eu Ddeum. Hyo Jo pikir kalau Eu Ddeum tidak paham
seperti apa gayanya memperlihatkan sepatunya.
“Mereka
juga punya Brada. Seharusnya aku membeli itu.” Kata Eu Ddeum
“Kau sungguh
luar biasa, Pak Choi Kang. Kau terlalu baik.” Keluh Hyo Jo. Eu Ddeum meminta
Hyo Jo agar memakai itu lebih dulu.
“Aku akan
membelikanmu Brada dan Ballemciaga lain kali. Sepuluh dolar dapat dua buah”
ucap Eu Ddeum
“Tidak
perlu. Jangan repot-repot. Aku sudah puas dengan ini.’ Ucap Hyo Joo dengan nada
menyindir.
“Apa Kau
serius? Ini sangat tahan lama.” Kata Eu Ddeum bangga. Hyo Joo kesal meminta Eu
Ddeum Berhenti bicara.
“Itu
tampak sangat mewah.” Komentar Eu Ddeum. Hyo Joo pikir kalau kakinya bahkan membuat ini tampak bagus.
“Kurasa
barang-barang desainer membuat orang terlihat berkelas. Itu cocok untukmu. Pakailah
untuk waktu yang lama. Aku akan pergi sekarang. Semoga harimu menyenangkan.”
Kata Eu Ddeum
“Apa yang
dia ocehkan setelah membelikanku barang imitasi? Astaga. Murah sekali. Ini
bukan Gucci, mereka Gucheap.. Tapi Ini sangat nyaman. Seakan-akan ini dibuat
untukku.” Kata Hyo Joo bahagia memakan sandal imitasinya.
Ha Ri
melihat perlengkapan Yi Sang dan bertanya apakah akan melakukan syuting ini. Yi
Sang pikir Jadwalnya sudah diunggah dan Ha Ri melewatkannya karena tidur. Ha Ri
mengaku Tidak lalu berkomentar kalau Proyek ini diperhatikan seluruh negeri, jadi,
ini juga bagus untuk karier Yi Sang.
“Kau
terdengar sangat manis. Apa karena tidurmu nyenyak?” ejek Yi Sang.
“Aku
tidak tidur nyenyak. Aku bekerja keras untuk artikel ini. Kuharap kau terus
mengerjakannya.” Ucap Ha Ri
“Tidak...
Begitu failnya keluar, kuharap kamu menangani proyeknya dengan Soo Chul.” Kata
Yi Sang menolaknya. Ha Ri pun menganguk mengerti. ***
Ha Ri pun
sampai rumah sakit melhat sepasang pria wanita sudah menunggu, lalu bertanya
Bagaimana keadaan mereka. Si wanita pikri akan baik-baik saja karena ini yang
kedua, tapi mereka dua kali lebih gugup. Ha Ri mengaku bisa memahaminya.
Akhirnya
Ha Ri mengajak untuk masuk sambil memberitahu kalau akan merekam konsultasi dan
langkah-langkahnya setelahnya., Saat itu Yi Sang melihat papan didepan lorong "Klinik
kesuburan" wajahnya pun langsung terdiam.
Keduanya
bertemu dokter diruangan, Sang dokter tahu si wanita pernah melakukannya, jadi pasti tahu harus
tenang, Si wanita mengerti. Dokter menjelaskan Banyak orang menjalani perawatan
kesuburan, jadi, jangan berpikir itu hanya mereka saja yang mengalaminya.
“Anggap
saja ini cara spesial untuk bertemu anak Anda.” Pesan dokter. Yi Sang mulai
mengambil gambar dengan kameranya.
“Apa Ada
pertanyaan?” tanya Dokter. Suaminya bertanya Adakah obat yang harus dihindari
sambil memegang tangan istrinya.
Yi Sang
terdiam sejenak melihat tangan suami yang memegang istrinya, teringat kejadian
dimasalalu terlihat suasana yang suram. In Ah hanya bisa menangis dengan tangan
Yi Sang yang terus mengenggamnya seperti memberikan kekuatan.
In Ah
memilih untuk pergi, Yi Sang menahanya tapi In Ah seperti tak peduli
meninggalkan Yi Sang. Ha Ri melihat Yi Sang hanya melamun mencoba untuk
menyadarkanya. Tapi akhirnya Yi Sang kembali sadar dan mengambil foto keduanya.
“Haruskah
mereka bekerja keras dan memaksakannya? Kau harus banyak berkorban untuk
sesuatu yang tidak ada.” Keluh Yi Sang keluar dari ruangan.
“Coba Lihat
ke sana. Bagaimana mereka bisa berekspresi seperti itu? Saat kau melihat seorang
ibu yang menatap bayinya, bukankah itu luar biasa? Sebesar apa seseorang
mencintai orang lain sehingga bisa berekspresi seperti itu?” ucap Ha Ri
menunjuk pasangan yang sedang mengendong bayi.
“Bagaimana
bisa seseorang mencintai orang lain tanpa syarat tanpa meminta imbalan apa pun?
Aku merasa memiliki seseorang untuk dicintai seperti itu saja akan
membebaskanku dari kesepian.” Ucap Ha Ri
“Karena
itukah wanita selalu memilih bayi jika mereka harus memilih antara orang yang mereka
cintai atau bayi mereka?” kata Yi Sang
“Aku
tidak akan melepaskan orang yang kucintai. Aku tahu punya anak adalah sebuah
keajaiban. Tapi aku belum jatuh cinta selama sepuluh tahun terakhir, jadi, cinta
itu juga keajaiban bagiku.” Ucap Ha Ri. Yi Sang hanya bisa terdiam.
Ha Ri
memasang selang dengan keran shower baru
memberitahu kalau membawakan makanan bayi populer untuk Jae Young dan Do Ah. Ia
memberitahu kalau Kulit bayi sensitif, jadi, penting untuk memandikan mereka dengan
air yang sudah disaring dan bersih.
“Kau juga
memulai hidup baru, jadi, mandilah dengan benar dan jadi orang baru. Gunakan
dengan baik. Kau hanya perlu memotretnya untuk membuktikan kau memakainya.”
Ucap Ha Ri
“Tidak,
aku tidak merasakan ketulusan dalam ucapanmu saat ini.” Kata Ha Ri
“Kau akan
sadar aku tulus setelah melihat semua barang bayi yang akan kubawa mulai
sekarang.” Kata Ha Ri
“Sungguh?
Kalau begitu, coba kulihat.” Ucap Jae Young mencoba berdiri didekat Ha Ri. Ha
Ri bingung dengan yang dilakukan Jae Young.
“Kenapa
tidak kau berikan padaku? Aku hanya memegangnya. Lihat betapa keras kamu
memegangnya. Baiklah. Mari kita tetap seperti ini semalaman.” Keluh Jae Young
seperti tak merasakan apapun saat berdekat dengan Ha Ri
“Aku baru
mengganti kepala pancurannya Dan aku melakukannya sekaligus.” Keluh Ha Ri
memukulnya.
“Sebentar
lagi usiamu 40 tahun, tapi kau masih sangat mungil. Aku bisa memelukmu hanya
dengan satu tangan. Ada apa denganmu? Kau harus melatih bahumu dan menambah
kekuatanmu.” Ejek Jae Youg
“Apa maumu?
Kamu ingin aku menghajarmu? Bagaimana kalau aku menghajarmu malam ini?” kata Ha
Ri marah.
Akhirnya
Do Ah masuk ke dalam bak untuk mandi, Ha Ri sibuk mengambil foto dengan camera
lalu mengeluh dengan wajah Jae Young seperti tak suka, Jae young mengaku sedang
mencoba terlihat alami selagi memandikan anaknya.
“Jadilah
dirimu sendiri. Jangan melihat ke kamera.” Ucap Ha Ri. Jae Young meminta agar
Do Ah menutup telinganya.
“Aku
tidak pernah memandikannya dengan ibunya, jadi, ini baru.” Tegas Jae Young. Ha
Ri measa bersalah mengaku hanya membicarakan situasinya.
“Itu
hanya tema pemotretannya dan Aku sudah selesai memotret. Aku mungkin bukan
ibunya, tapi aku merawatnya seperti seorang bibi. Sebenarnya, itulah aku. Aku
bibinya.”ucap Ha Ri
“Kau
bukan bibinya. Kau hanya orang asing.” Kata Jae Young snsi. Ha Ri meminta agar
Jae Young jangan sedingin itu.
“Kita
bukan orang asing.”kata Ha Ri. Jae Young pun ingin tahu merkea itu apa karena
mereka bukan keluarga dan tidak menikah.
“Kita sudah
seperti keluarga...Bukan begitu, Do Ah? Ucap Ha Ri. Jae Young pun meminta Ha Ri
agar memandikannya.
"Rumah Sakit Bareun"
Nyonya
Shim keluar ruangan terlihat kebingungan dan menelp Ha Ri. Ha Ri baru saja
bangun mengangkat telp Nyonay Shim, Nyonya Shim memberitahu alau Pengasuh bayi
menelepon dan bilang dia tidak bisa datang hari ini, jadi harus menemani
bayinya hari ini.
“Apa
Bayimu baik-baik saja?” tanya Ha Ri setengah tertidur.
“ Dia
hanya perlu menjalani beberapa tes di rumah sakit. Beri tahu mereka aku akan
segera mengirimkan laporannya. Bisakah kamu memeriksa naskah yang harus dikirim
hari ini?” ucap Nyonya Shim. Ha Ri pun mengerti lalu menghela nafas panjang.
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar