PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 31 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
 
Yi Sang dan Ha Ri saling menatap, seperti suasana mulai terasa romantis. Yi Sang seperti menahan perasaanya dengan mengepalkan tangan dicelananya, saat wajah mereka mulai mendekat. Tiba-tiba Yi Sang memalingkan wajahnya.
“Anginnya kencang sekali... Kita harus masuk kembali.” ucap Yi Sang bergegas pergi dari rasa canggung. Ha Ri pun tak bisa berkata apa-apa menganguk mengerti. 


Didalam mobil, suasana makin canggung. Yi Sang hanya diam saja. Ha Ri menyandarkan kepala di jendela sambil bergumam apakah seharusnya menciumnya, tapi menurutnya tak mungkin karena tapi Yi Sang itu berpaling.
Ha Ri akhirnya mencari keyword dihandophonenya "Cara merayu pria jika kau gagal" dan hasilnya "Mulailah merayu pria lain agar dia berpikir itu lelucon."  Ia merasa kalau yang ini tidak tepat lalu yang kedua "Berpura-puralah tidak terjadi apa-apa."
“Tidak, kurasa aku tidak bisa.” Gumam Ha Ri Saat itu nama "Jae Young" terlihat dilayar.
Jae Young sudah ada di klinik menelp Ha Ri tapi tak diangkat dan  hanya mengirimkan pesan "Aku sedang rapat. Aku akan segera meneleponmu kembali." Jae Young tak percaya kalau Ha Ri "Rapat" padahal belum bisa pulang dan sedang rapat.
“Kau bermalam dengannya dan kamu bilang sedang rapat?” ucap Jae Young tak percaya. 

Ha Ri membaca tips yang lainya "Cobalah sekali lagi dan rayu dia dengan benar" Yi Sang mendengarnya dan tiba-tiba terkejut. Ha Ri pun ikut kaget bertanya ada apa. Yi Sang terlihat gugup dan akhirnya meminta maaf mengaku mendengar sesuatu.
“Aku tidak mengatakan apa pun.” Tegas Ha Ri. Yi Sang pikir Ha Ri bilang akan melakukan sesuatu dengan benar
“Tidak, aku sungguh tidak mengatakan apa pun.” Ucap Ha Ri. Yi Sang pun hanya bisa meminta maaf
“Kenapa? Apa kau melakukan sesuatu yang membuatku kesal?” ucap Ha Ri menyindir.
“Tidak... Maafkan aku.” Ucap Yi Sang. Ha Ri mengeluh Yi Sang yang baru saja minta maaf lagi.
“Kenapa kau terus meminta maaf? Kau mulai membuatku kesal.” Ucap Ha Ri. Yi Sang kembali meminta maaf. Ha Ri pun mengeluh mendengarnya.
“Kurasa sebaiknya kita diam saja.” Ucap Ha Ri. Yi Sang pun menganguk setuju. 


Ha Ri akhirnya meminta agar menunurunkan dipinggir jalan,  Yi Sang dengan gugup mengatakan akan mengantarnya ke rumah. Ha Ri menolak ingin turun di pinggir jalan saja lalu berani bertanya “Apa kau menyukai pria?” Yi Sang terlihat kaget mendengarnya.
“Bagaimana... Bukankah aku terlihat suka wanita?” kata Yi Sang membala diri.
“Kupikir kau mungkin melajang karena itu. Aku sangat menghormati orientasi seksual yang berbeda.” Jelas Ha Ri
“Aku tidak menyukai pria.” Tegas Yi Sang. Ha Ri mengerti dan akhirnya turun dari mobil.
“Omong-omong, Kuharap permintaan maafku tidak membuatmu terjaga saat malam.” Kata Yi Sang. Ha Ri pun mengucapkan Selamat malam dan hanya bisa menatap mobil Yi Sang yang pergi. 


Ha Ri pulang dengan wajah sedih dan kaget melihat Jae Young sudah berdiri dengan jaket hitam lalu mengeluh temanya sudah gila dan bertanya Sedang apa di sana. Jae Young mengeluh Ha Ri yang lama sekali pulang dan dan ingin tahu apakah bersama Pak Han seharian
“Aku lelah. Besok saja kalau mau mengomel.” Ucap Ha Ri akan masuk rumah
“Kenapa kau bermalam? Kupikir perjalanannya hanya sehari. Benar, bukan? Aku tidak percaya aku bermalam. Kau mulai agak gila belakangan ini. Jangan bilang kau tidur dengannya kemarin.” Ucap Jae Young panik
“Mungkin seharusnya kulakukan.” Keluh Ha Ri. Jae Young tak percaya kalau Ha Ri berpikir seperti itu
“Jadi Bagaimana pendapatmu tentangku sebagai seorang wanita?” tanya Ha Ri. Jae Young terlihat gugup.
“Apa aku tidak menarik?” tanya Ha Ri. Jae Young mengaku kalau Ha Ri itu menarik. Yi Sang seperti tak yakin
“Jika kau menggoda pria dan dia tidak memperlihatkan reaksi, dia mungkin pastor, biksu, atau aseksual.” Ucap Jae Young
Ha Ri pikir itu benar dan mulai tersenyum, Jae Young bingung bertanya Apa arti di balik senyuman itu lalu memperingatakan kalau harus bijaksana saat memilih pria dan Jangan tertipu dengan apa yang dilihat di luar. Ha Ri pun memilih masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikanya.
“Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka?” ucap Jae Young penasaran. 


Sementara di rumah, Yi Sang terlihat galau hanya mematikan dan menyalakan lampu dirumahnya. Ia merasa bersalah karena seharusnya mencium Ha Ri saja dan Menciumnya bukan ide yang buruk.
“Apa? Tidak? Menurutmu itu salah? Lupakan saja.” Ucap Yi Sang kesal dengan patung batunya dan saat itu terlihat di rak foto tangan Yi Sang terlihat dalam figuran dengan cap"Kerja bagus!" yang diberikan oleh Ha Ri 

"Episode 6, Sulit Menyembunyikan Perasaan Kita"
Ha Ri galau hanya mengaduk-gaduk makananya, Jae Young melihatnya menyuruh Ha Ri pergilah jika tidak mau makan dan lansung mengambil telu mata sapinya Ha Ri marah menyuruh Jae Young agar mengembalikan sekarang juga.
“Kau tidak bisa makan bibimbap tanpa telur mata sapi. Kenapa kau pantas menerimanya?” ejek Jae Young
“Apa kau mau mati?” kata Ha Ri marah, Ibunya pun datang membawa telur untuk anaknya
“Melihatnya makan membuat selera makanku hilang.” Keluh Ha Ri. Nyonya Lee meminta mereka berhenti berkelahi
“Kalian berdua terlalu tua untuk ini. Kalian pasangan serasi, jadi, kenapa kalian tidak berpacaran saja?” ucap Nyonya Lee.
Ha Ri mengeluh pada ibunay, begitu juga Jae Young mengeluh kalau sedang makan. Ha Ri mengeluh Perkataan Ibunya menjijikkan dan Jae Young mengaku mungkin akan muntah. Nyonya Lee akhirnay menyuruh keduanya diam saja dari pada berkelahi.
“Astaga, hurufnya kecil sekali. Bisa mengirimkan SMS untuk ibu?” ucap Nyonya Lee pada Ha Ri agar membalas "Baik." Ha Ri pun mengetik pada ponsel ibunya.
“Apa klub pendakian Ibu akan pergi ke suatu tempat?” tanya Ha Ri melihat pesan ibunya,
“Perjalanan satu malam ke Laut Timur.” Kata Nyonya Lee. Ha Ri kaget ibunya akan melakukan Perjalanan satu malam
“Apa Ibu yakin akan pergi sebagai satu kelompok? Siapa pria misteriusnya? Haruskah aku bersiap untuk terkejut?” ucap Ha Ri penasaran
“Tidak, tapi bersiaplah untuk dipukul. Kau harus fokus dengan kehidupan cintamu, bukan punya ibu.” Ucap Nyonya Lee memukul anaknya.
“Aku sedang mencari donor yang tidak malu.” Akui Ha Ri . Nyonay Lee tahu anaknya gagal menemukan pria biasa untuk dinikahi, jadi, ibu ragu pencarian ini akan berbuah hasil.
“Ibu, jangan lupa beli cumi-cumi!”teriak Ha Ri. Ibunya pun berjalan pergi.

“Kau tahu kapan pemilih mengamuk pada politikus?” tanya Jae Young. Ha Ri bingung apa yang dikatakan Jae Young
“Itu saat mereka tidak menepati janjinya. Mereka tidak boleh menjanjikan perekonomian yang lebih baik dan menerima suap untuk mengisi sakunya.” Ucap Jae Young. Ha Ri tak mengerti apa kelanjutannya.
“Ingat itu... Kau mencari donor sperma, bukan suami. Aku sangat mendukungmu, jadi, jangan mengingkari janjimu, Ha Ri.” Kata Jae Young
“Makanlah kembali.” keluh Ha Ri. Jae Young makan dengan sengaja membunyikan mulutnya
“Makanlah dengan tenang.”keluh Ha Ri. Jae Young merasa kalau  belum pernah setenang ini saat makan. Ha Ri mengeluh kalau Jae Young itu sangat menyebalkan.


Hyo Joo membahas saat menelepon Ha Ri tempo hari, dia bilang tidak bisa pulang karena tanah longsor. So Yoon mengaku melihat laporan pengeluaran yang Ha Ri serahkan tadi dan dia memesan kamar. Yeon Jo yakin Maka mereka tidur bersama.
“Banyak bayi dibuahi selama peristiwa akbar, bukan?  Ingat Piala Dunia 2002.”kata So Yoon. Tuan Kim dan Tuan Nam mendengar dari kejauhan.
“Tunggu. Apa kau lebih tua dariku?” keluh Hyo Joo. So Yoonmengakumembacanya di artikel berita.
“Astaga, aku tidak percaya... Lalu Bagaimana cara kita menyapanya?” kata Yeon Ho tak sabar menunggu Ha Ri
“Perjalanan menginap mendadak juga adalah caraku menikah. Apakah ada sesuatu di antara mereka?” ucap Tuan Kim ikut gabung
“Siapa yang peduli jika alam menolong mereka, Hanya orang bodoh yang akan melewatkan kesempatan itu.” Kata Tuan Nam
*** 


Saat itu Ha Ri datang, seorang pegawai menyapanya berkomentar Sepertinya suasana hatinya bagus. Ha Ri hanya tersenyum menurutnya itu konyol. Temanya pikir Tapi Ha Ri bersinar hari ini. Mereka pun terus sumringah mendengarnya.
“Jangan konyol. Jadi, bagaimana kemajuan artikel spesialnya?” tanya Ha R mengalihkan pembicaran
“Kau tidak tahu sesibuk apa aku.” Ucap Temanya. Ha Ri pun mengucapkan Semoga berhasil lalu mereka berpisah. 

Yeon Joo yakin dugaan mereka benar kalau Ha Ri tidak bisa menahan senyum karena Dunia pasti punya nuansa merah muda yang berbeda baginya. Tuan Nam pikir memberikan seprai merah muda sebagai hadiah pernikahan.
“Bukankah uang lebih baik?” kata Tuan Kim. Hyo Jo pikir mereka sudah mengirimnya ke altar.
“Mungkin lebih baik mengadakan pesta tujuh bulanan.” Kata So Yoon. Semua terlihat sangat bahagia. Tiba-tiba Ha Ri lewat mengambil minum dan wajahnya terlihat cemberut. Yeon Jo bingung apa yang terjadi.
“Kenapa suasana hatinya berubah? Apa itu tidak terjadi?” ucap Yeon Jo
“Benarkah dia dia tidak pernah beruntung dengan kencan buta?” kata Tuan Kim, Tuan Nam pikir Dia hanya pandai menutupinya.
“Tidak mungkin. Aku yakin dia hanya terbawa perasaan sedih.” Ucap Hyo Joo
“Dia tidak berkencan selama sepuluh tahun, jadi, dia tidak tahu bagaimana rasanya terbawa suasana.” Kata Yeon Jo
“Sama dengan Yi Sang. Dia hanya punya satu pacar jangka panjang yang artinya dia tidak punya pengalaman berkencan. Dia bodoh dalam area itu.” Kata Tuan Nam. Yeon Jo pikir tak ada yang bisa diharapkan. 


Yi Sang membaca buku "'Kebahagiaan Hidup Sendiri'" lalu mengingat saat kejadian kemarin, Wajahnya tiba-tiba tersenyum. Ia  langsung tersadar kalau meminta otaknya agar tak meperlihatkan Ha Ri menurutnya itu salah.
Ia menarik tubuh Ha Ri dan membuat pose seperti layaknya di drama dengan membuat Ha Ri setengah berbaring. Mereka pun sudah siap berciuman tapi Yi Sang mencoba menyadarkan otaknya.
“Yang benar saja... Apa Kau menahan dirimu untuk melamun?” ucap Ha Ri tiba-tiba sudah ada dibelakang sofa.
“Sekarang aku mulai berhalusinasi.” Kata Yi Sang bingung. Ha Ri membenarkan kalau Ini yang terjadi saat Ha Ri frustrasi secara seksual.
“Aku hanya mengatakan ini karena ini hanya pikiranku saja. Ini usahaku terbaikku untuk menahan diri.” Ucap Yi sang
“Kenapa menahan diri? Usiaku 39, bukan 19 tahun. Tidak perlu sesopan itu. Kita berdua sudah dewasa, jadi, adegan dewasa tidak akan menjadi masalah.” Balas Ha Ri
“Aku seperti ini karena usia kita. Kita harus bertemu seseorang untuk menghabiskan hidup kita bersama, bukan orang untuk cinta satu malam.” Ucap Yi Sang
“Tidakkah kau lihat bahwa aku memberi ruang untukmu di hatiku? Jika akhirnya aku memutuskan untuk menciummu, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Kau terlalu dramatis untuk satu ciuman sederhana.” Keluh Ha Ri
“Omong-omong, di mana kamarmu? Rumah yang bagus.” Ucap Ha Ri berjalan melihat rumah Yi Sang
“Kamarku? Hei.. Kau mau ke mana? Nona Jang?” ucap Yi Sang panik. Ha Ri sudah berjalan dengan awan dibawahnya layaknya malaikat berkomentar  Rumah yang bagus.

“Tunggu. Jangan lakukan ini padaku... Kau... Apa itu tadi? Benarkah aku frustrasi secara seksual? Ada apa denganku?” ucap Yi Sang bingung tak melihat sosok Ha Ri didepanya. 



Nyonya Shim memanggil Hyo Joo kalau seharusnya memotret proses memasaknya. Hyo Joo pikir Instruksinya tampak mudah, jadi berpikir sebaiknya ditulis. Nyonya Shim memberitahu kalau Para ibu muda tidak tahu mereka harus memotong bahannya sehalus apa.
“Ukuran bahannya berbeda tergantung usia anak, jadi, bagaimana bisa tanpa foto? Hidangannya ditata dengan indah. Foto proses memasaknya hanya akan merusak keindahannya. Apa Kau pikir aku membelalak padamu untuk mendengar alasanmu?” kata Nyonya Shim
“Aku akan memotretnya.” Ucap Hyo Jo. Nyonya Shim pun meminta agar memastikan meminta Departemen Iklan mengonfirmasi tanggal kedaluwarsa di pasta gigi.
“Mereka tidak akan peduli jika tidak kau ingatkan.” Ucap Nyonya Shim 


Hyo Joo berjalan keluar gedung dengan wajah kesal, sambil mengomel merasa kalau Nyonya Shim seharusnya dia berterima kasih dengan fakta bahwa seseorang secantik dirinya bekerja di sini. Saat itu Eu Ddeum datang memanggil Hyo Joo.
“Apa Kau akan pergi makan siang? Aku baru kembali dari tugas luar. Apa ada masalah? Kau tampak kesal. Apa kau diomeli?” ucap Eu Ddeum polos. Hyo Jo makin kesal mendengarnya.
“Kurasa tidak... Tapi itu yang tampak dari ekspresimu.” Ucap Eu Ddeum
“Pak Choi Kang, bisakah kau mengurus urusanmu sendiri? Saat seseorang tidak menjawabmu, itu berarti dia tidak ingin berbincang.” Ucap Hyo Joo sinis
“Maaf soal itu. Aku tidak pandai memahami petunjuk, bukan?” kata Eu Ddeum
“Benar sekali... Kau tidak pandai membaca petunjuk! Mari kita saling menyapa dengan sopan saja, ya?” ucap Hyo Joo
“Tentu. Aku akan melakukannya mulai sekarang. Kalau begitu, aku akan pergi karena aku hanya membuatmu tidak nyaman.” Kata Eu Ddeum 


Hyo Joo mengeluh Eu Ddeum itu bodoh dan berjalan pergi, tiba-tiba hak sepatunya masuk ke lubang penyaringan.  Ia pun mengeluh sakit dan tak bisa menarik haknya, tatapanya mengarah pada Eun Ddeum karena butuh pertolongan.
Eun Ddeum ingin membantu tapi teringat dengan ucapan Hyo Joo “Mari kita saling menyapa dengan sopan saja, ya?” Akhirnya Ia memutuskan untuk memberikan semangat saja dan bergegas pergi, Hyo Joo mengeluh kesal berusaha sendiri mengeluarkan sepatunya.
“Dia pergi tanpa membantu? Yang benar saja! Seakan-akan ini akan merusak gayaku.” Keluh Hyo Jo dengan sepatu Heels yang patah dikaki kananya. 

Tuan Nam masuk rumah heran karena gelap sekali di sini dan melihat Yi Sang berbaring di punggung Sofa, wajahnya panik bertanya Apa yang terjadi? Apa sakit. Yi Sang mengaku melihatnya saat matanya terbuka dan saat matanya terpejam dan Ini menyiksanya.
“Ada apa? Kamu berhalusinasi? Apa masalahnya? Di sini atau di sini?” ucap Tuan Nam
“Aku tidak tahu apakah pikiran atau hatiku yang sakit. Aku hanya tahu itu sakit.” Ucap Yi Sang
“Ada lagu berjudul "A Disease Called Love". Aku terutama suka Bagian Kedua” kata Tuan Nam. Yi Sang pun ingin tahu alasanya datang
 “Aku punya banyak pemotretan hari ini. Nona Jang punya masalah penting yang melibatkan pasangan mandul. Bisakah kau menangani pekerjaan itu?” kata Tuan Nam. Yi Sang mengeluh mendengarnya.
“Kenapa? Siapa tahu akan lebih sakit?.. Hei Ganti pakaianmu... Ayolah...” ucap Tuan Nam 


Yeon Joo meminta Ha Ri agar meLakukan pemotretan ini untuknya dan Foto produk dan satu untuk ulasan. Ha Ri heran ingin tahu alasan kenapa harus dirinya.  Yeon Jo menegaskan Itu alasan untuk pergi ke studio dan Pak Han ada di sana.
“Pak Nam pergi ke rumah sakit dan sedang keluar.” Ucap Yeon Joo. Ha Ri meminta agar menghentikan itu.
“Dengar. Jika terjadi sesuatu, kau harus melanjutkannya dan menjadikannya lebih dari itu.” Ucap Yeon Jo
“Jangan terlalu cepat menyimpulkan dan jangan menasihatiku. Minum saja jus semangkamu.” Keluh Ha Ri
“Apa kalian berpegangan tangan?” tanya Yeon Jo. Ha Ri menjawab tidak. Yeon Jo pikir kalau Ha Ri mendekatinya. Ha Ri menjawabTidak.
“Kau mengirim isyarat yang jelas, bukan?” kata Yeon Joo. Ha Ri mengeluh mereka sangat tertarik dengan kehidupan cintanya.
“Ini menyenangkan.” Kata Yeon Joo. Ha Ri pikir Yeon Joo sedang bosa danTugasnya kurang banyak, Yeon Joo pun meminta maaf. Ha Ri pun menyuruh Yeon Jo pergi dan Kembali bekerja.


Didepan pintu studio, Yi Sang menyandarka kepala di dinding meminta agar menghentikan menurutnya Ini halusinasi jadi memintaa agar Jangan sampai kacau, tapi matanya hanya bisa melihat Ha Ri walaupun hanya dari genangan air saja.
“Apa yang kamu lakukan?” tanay Ha Ri. Yi Sang bingung kembali melihat bayangan Ha Ri yang kembali lagi dan langsung melambaikan tanganya. Ha Ri pun ikut melambaikan tangan.
“Apa Kau meniruku sekarang?” ucap Yi Sang. Ha Ri bingung dengan tingkah Yi Sang.
“Aku sungguh merasakan sesuatu. Apa kau manusia?” kata Yi Sang menyentuh bagian kepala Ha Ri
“ Dengar. Aku sudah menyapa... Apa kau sakit?” tanya Ha Ri. Yi Sang mengelengkan kepalanya. Ha Ri pun mengajak masuk saja. Yi Sang pun mencoba menyadarkan diri. 

Di ruangan studio, Ha Ri melihat konsep foto dan melihat Yi Sang sedang berdiri didepan layar. Ia lalu mengingat tips yang baru saja dibaca sebelumnya.
Flash Back
Ha Ri membaca "Sinyal yang 100 persen efektif." Yaitu "Sandarkan kepalamu di bahunya dan miringkan 45 derajat, Kerucutkan bibirmu ke arah wajahnya."
Akhirnya Ia memanggil Yi Sang agar bicara karena tidak yakin mereka harus mengambil ini dari sudut mana. Ia merasa harus melihatnya secara menyeluruh. Yi Sang melihatnya dan berkomentar  bisa langsung memotretnya. Ha Ri membenarkan dan melihat bahu Yi Sang.
“Aku mengantuk.” Ucap Ha Ri dan ingin bersandar dibahu Yi Sang. Tapi Yi Sang hanya melihatnya dan bertanya apakah Ha Ri mengantuk. Ha Ri membenarkan.
“Aku akan memotret. Tidurlah. Di mana kameraku? Ini dia.” Ucap Yi Sang bergegas pergi. Ha Ri pun akhirnya hanya berbaring disofa. 


Hyo Joo kembali ke kantor merasa senang karena semua orang pergi! lalu melihat sepasang sandal diatas kursi dengan note “Kuharap kakimu akan nyaman memakai ini.” Ia pun mengeluh kalau  Ini sungguh menjijikkan. Dan bertanya-tanya Di mana Eu Ddeum menemukan ini
“Ini Cucci, bukan Gucci.” Ucap Hyo Joo akhirnya membawa sandal ke ruangan Eu Ddeum
“Apa Kau tidak menyukainya?”tanya Eu Ddeum. Hyo Jo pikir kalau Eu Ddeum tidak paham seperti apa gayanya memperlihatkan sepatunya.
“Mereka juga punya Brada. Seharusnya aku membeli itu.” Kata Eu Ddeum
“Kau sungguh luar biasa, Pak Choi Kang. Kau terlalu baik.” Keluh Hyo Jo. Eu Ddeum meminta Hyo Jo agar memakai itu lebih dulu.
“Aku akan membelikanmu Brada dan Ballemciaga lain kali. Sepuluh dolar dapat dua buah” ucap Eu Ddeum
“Tidak perlu. Jangan repot-repot. Aku sudah puas dengan ini.’ Ucap Hyo Joo dengan nada menyindir.
“Apa Kau serius? Ini sangat tahan lama.” Kata Eu Ddeum bangga. Hyo Joo kesal meminta Eu Ddeum Berhenti bicara.
“Itu tampak sangat mewah.” Komentar Eu Ddeum. Hyo Joo pikir kalau kakinya  bahkan membuat ini tampak bagus.
“Kurasa barang-barang desainer membuat orang terlihat berkelas. Itu cocok untukmu. Pakailah untuk waktu yang lama. Aku akan pergi sekarang. Semoga harimu menyenangkan.” Kata Eu Ddeum
“Apa yang dia ocehkan setelah membelikanku barang imitasi? Astaga. Murah sekali. Ini bukan Gucci, mereka Gucheap.. Tapi Ini sangat nyaman. Seakan-akan ini dibuat untukku.” Kata Hyo Joo bahagia memakan sandal imitasinya. 


Ha Ri melihat perlengkapan Yi Sang dan bertanya apakah akan melakukan syuting ini. Yi Sang pikir Jadwalnya sudah diunggah dan Ha Ri melewatkannya karena tidur. Ha Ri mengaku Tidak lalu berkomentar kalau Proyek ini diperhatikan seluruh negeri, jadi, ini juga bagus untuk karier Yi Sang.
“Kau terdengar sangat manis. Apa karena tidurmu nyenyak?” ejek Yi Sang.
“Aku tidak tidur nyenyak. Aku bekerja keras untuk artikel ini. Kuharap kau terus mengerjakannya.” Ucap Ha Ri
“Tidak... Begitu failnya keluar, kuharap kamu menangani proyeknya dengan Soo Chul.” Kata Yi Sang menolaknya. Ha Ri pun menganguk mengerti. ***
Ha Ri pun sampai rumah sakit melhat sepasang pria wanita sudah menunggu, lalu bertanya Bagaimana keadaan mereka. Si wanita pikri akan baik-baik saja karena ini yang kedua, tapi mereka dua kali lebih gugup. Ha Ri mengaku bisa memahaminya.
Akhirnya Ha Ri mengajak untuk masuk sambil memberitahu kalau akan merekam konsultasi dan langkah-langkahnya setelahnya., Saat itu Yi Sang melihat papan didepan lorong "Klinik kesuburan" wajahnya pun langsung terdiam. 


Keduanya bertemu dokter diruangan, Sang dokter tahu si wanita  pernah melakukannya, jadi pasti tahu harus tenang, Si wanita mengerti. Dokter menjelaskan Banyak orang menjalani perawatan kesuburan, jadi, jangan berpikir itu hanya mereka saja yang mengalaminya.
“Anggap saja ini cara spesial untuk bertemu anak Anda.” Pesan dokter. Yi Sang mulai mengambil gambar dengan kameranya.
“Apa Ada pertanyaan?” tanya Dokter. Suaminya bertanya Adakah obat yang harus dihindari sambil memegang tangan istrinya.
Yi Sang terdiam sejenak melihat tangan suami yang memegang istrinya, teringat kejadian dimasalalu terlihat suasana yang suram. In Ah hanya bisa menangis dengan tangan Yi Sang yang terus mengenggamnya seperti memberikan kekuatan.
In Ah memilih untuk pergi, Yi Sang menahanya tapi In Ah seperti tak peduli meninggalkan Yi Sang. Ha Ri melihat Yi Sang hanya melamun mencoba untuk menyadarkanya. Tapi akhirnya Yi Sang kembali sadar dan  mengambil foto keduanya. 

“Haruskah mereka bekerja keras dan memaksakannya? Kau harus banyak berkorban untuk sesuatu yang tidak ada.” Keluh Yi Sang keluar dari ruangan.
“Coba Lihat ke sana. Bagaimana mereka bisa berekspresi seperti itu? Saat kau melihat seorang ibu yang menatap bayinya, bukankah itu luar biasa? Sebesar apa seseorang mencintai orang lain sehingga bisa berekspresi seperti itu?” ucap Ha Ri menunjuk pasangan yang sedang mengendong bayi.
“Bagaimana bisa seseorang mencintai orang lain tanpa syarat tanpa meminta imbalan apa pun? Aku merasa memiliki seseorang untuk dicintai seperti itu saja akan membebaskanku dari kesepian.” Ucap Ha Ri
“Karena itukah wanita selalu memilih bayi jika mereka harus memilih antara orang yang mereka cintai atau bayi mereka?” kata Yi Sang
“Aku tidak akan melepaskan orang yang kucintai. Aku tahu punya anak adalah sebuah keajaiban. Tapi aku belum jatuh cinta selama sepuluh tahun terakhir, jadi, cinta itu juga keajaiban bagiku.” Ucap Ha Ri. Yi Sang hanya bisa terdiam. 



Ha Ri memasang selang dengan  keran shower baru memberitahu kalau membawakan makanan bayi populer untuk Jae Young dan Do Ah. Ia memberitahu kalau Kulit bayi sensitif, jadi, penting untuk memandikan mereka dengan air yang sudah disaring dan bersih.
“Kau juga memulai hidup baru, jadi, mandilah dengan benar dan jadi orang baru. Gunakan dengan baik. Kau hanya perlu memotretnya untuk membuktikan kau memakainya.” Ucap Ha Ri
“Tidak, aku tidak merasakan ketulusan dalam ucapanmu saat ini.” Kata Ha Ri
“Kau akan sadar aku tulus setelah melihat semua barang bayi yang akan kubawa mulai sekarang.” Kata Ha Ri
“Sungguh? Kalau begitu, coba kulihat.” Ucap Jae Young mencoba berdiri didekat Ha Ri. Ha Ri bingung dengan yang dilakukan Jae Young.
“Kenapa tidak kau berikan padaku? Aku hanya memegangnya. Lihat betapa keras kamu memegangnya. Baiklah. Mari kita tetap seperti ini semalaman.” Keluh Jae Young seperti tak merasakan apapun saat berdekat dengan Ha Ri
“Aku baru mengganti kepala pancurannya Dan aku melakukannya sekaligus.” Keluh Ha Ri memukulnya.
“Sebentar lagi usiamu 40 tahun, tapi kau masih sangat mungil. Aku bisa memelukmu hanya dengan satu tangan. Ada apa denganmu? Kau harus melatih bahumu dan menambah kekuatanmu.” Ejek Jae Youg
“Apa maumu? Kamu ingin aku menghajarmu? Bagaimana kalau aku menghajarmu malam ini?” kata Ha Ri marah.
Akhirnya Do Ah masuk ke dalam bak untuk mandi, Ha Ri sibuk mengambil foto dengan camera lalu mengeluh dengan wajah Jae Young seperti tak suka, Jae young mengaku sedang mencoba terlihat alami selagi memandikan anaknya.
“Jadilah dirimu sendiri. Jangan melihat ke kamera.” Ucap Ha Ri. Jae Young meminta agar Do Ah menutup telinganya.
“Aku tidak pernah memandikannya dengan ibunya, jadi, ini baru.” Tegas Jae Young. Ha Ri measa bersalah mengaku hanya membicarakan situasinya.
“Itu hanya tema pemotretannya dan Aku sudah selesai memotret. Aku mungkin bukan ibunya, tapi aku merawatnya seperti seorang bibi. Sebenarnya, itulah aku. Aku bibinya.”ucap Ha Ri
“Kau bukan bibinya. Kau hanya orang asing.” Kata Jae Young snsi. Ha Ri meminta agar Jae Young jangan sedingin itu.
“Kita bukan orang asing.”kata Ha Ri. Jae Young pun ingin tahu merkea itu apa karena mereka bukan keluarga dan tidak menikah.
“Kita sudah seperti keluarga...Bukan begitu, Do Ah? Ucap Ha Ri. Jae Young pun meminta Ha Ri agar memandikannya.




"Rumah Sakit Bareun"
Nyonya Shim keluar ruangan terlihat kebingungan dan menelp Ha Ri. Ha Ri baru saja bangun mengangkat telp Nyonay Shim, Nyonya Shim memberitahu alau Pengasuh bayi menelepon dan bilang dia tidak bisa datang hari ini, jadi harus menemani bayinya hari ini.
“Apa Bayimu baik-baik saja?” tanya Ha Ri setengah tertidur.
“ Dia hanya perlu menjalani beberapa tes di rumah sakit. Beri tahu mereka aku akan segera mengirimkan laporannya. Bisakah kamu memeriksa naskah yang harus dikirim hari ini?” ucap Nyonya Shim. Ha Ri pun mengerti lalu menghela nafas panjang.
Bersambung ke Part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar