PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Wol Ju
mengambil air disumur berulang-ulang, seseorang tiba-tiba datang memastikan
kalau Wol-ju. Wol Ju melihat seorang pria datang menemuinya. Akhirnya Pria itu
duduk bersama Wol Ju membantu memasukan air ke dalam botol.
“Kau ke Dunia
Nyata dan membuka penginapan?” tanya Si
pria. Wol Ju membenarkan.
“Kenapa
kau menyimpan banyak air dari Alam Baka?” tanya si pria. Wol Ju pikir Saat mereka yang masih hidup minum ini, maka arwah
mereka akan berada di Dunia Mimpi, di antara Alam Baka dan Dunia Nyata.
“Karena
aku bisa leluasa pergi ke Dunia Mimpi, aku akan membantu mereka membereskan
dendam di sana.” Kata Wol Ju
“Kau
butuh 100.000 jiwa, 'kan? Kau bunuh diri karena benci manusia. Apa Kau tak
keberatan?” tanya si pria.
“Bisa apa
jika aku keberatan? Apa ada cara lain? Namun, siapa kau? Dari tadi bertanya
kepadaku.” ucap Wol Ju
“Aku? Aku
Manajer Junior Yeom. Aku adalah Kematian, dan saat datang kemari, aku diminta
untuk mengawasimu.” Jelas Manager Yeom
“Aku
sampai diawasi? Jangan begitu kepadaku.” keluh Wol Ju. Manager Yeom pikir bisa
mengnggapnya jembatan untuk bicara
dengan yang di atas.
“Bila kau
tak bisa melakukan ini,maka aku akan bicara...” kata Manager Yeom yang langsung
disel
“Tidak...
Aku akan selesaikan tugas ini. Walau aku harus berbohong, menipu, atau
memanfaatkan orang lain, aku harus berhasil” ucap Wol Ju yakin .
Kang Bae
berada didalam kereta yang penuh dan sesak, semua saling dorong mendorong dan
wajahnya terlihat sangat bahagia karena bisa berdekatan dengan orang-orang
tanpa takut ada orang yang curhat denganya.
“Pergi dan
pulang kerja paling enak naik kereta bawah tanah. Bukankah seru berada di
tengah orang ramai? Kelak, aku ingin berdesak-desakan seperti orang normal.”
Cerita Kang Bae dengan senyuman sumringah.
“Kau
memang tidak normal. Semua orang di dunia ini tak mau susah, tapi kau malah mau
naik kereta bawah tanah? Kang-bae, jangan pergi ke sana. Coba ke sauna. Apa Badanmu
pernah digosok?” tanya Manager Gwi
“Tidak.”
Kata Kang Bae. Manager Gwi mengeluh Kang Bae sungguh malang.
“Jika kau
lelah, mandi air hangat, lalu... Wahh... Nikmatnya tak tertandingi.” Kata Manager Gwi. Kang Bae tak percaya
mendengarnya.
“Apa kau
Mau coba sekarang? Menghadap ke samping.” Kata Manager Gwi. Kang Bae pun
membalikan badan dan Manager Gwi langsung mengosok tubuhnya lalu ingin tahu
perasaan Kang Bae.
“Enak
sekali.” kata Kang Bae. Manager Gwi pun mencoba mengosok bagian tanganya.
“Membayangkan
seseorang bisa membersihkan diriku saja sudah membuatku...” ucap Kang Bae dan
langsung terdengar teriakan Wol Ju.
“Hei!.. Orang
bisa mengira kalian sinting. Apa mudah untuk ke surga? Kita harus mulai
bekerja. Bukankah kita harus cari pelanggan?” ucap Wol Ju
“Aku
harus menarik pelanggan?” tanya Kang Bae bingung. Wol Ju mengeluh dengan sikap
Kang Bae.
“Di mana
kau bekerja saat siang?”tanya Wol Ju. Kang Bae menjawab di Pusat Kepuasan
Pelanggan.
“Apa
kelebihanmu?” tanya Wol Ju. Kang Bae menjawab Orang akan mengatakan masalahnya
saat disentuh.
“Benar...
Kau punya hal yang diperlukan dalam mencari pelanggan, jadi, kenapa hanya diam
dan duduk di sini? Aku akan memanfaatkan bakatmu semaksimal mungkin.” Ucap Wol
Ju. Kang Bae bingung maksud dari kata
Maksimal.
Kang Bae
akhirnya menyapa pelanggan yang datang sengaja menyentuhnya saat meminta nomor
telpnya. Seorang wanita langsung curhat mengaku sering berpacaran dengan pria
lebih muda. Wanita lain pun mengaku sedang pusing, karena Ulang tahun putranya
sebentar lagi.
“Aku
ingin mendapat pekerjaan!” curhat seorang wanita. Kang Bae pun memberikan kartu
namanya.
“Coba kunjungi
kedai kami. Kau bisa Makan dan minumnya gratis. Pemiliknya mahir memecahkan
masalah.” Kata Kang Bae.
“Ada apa
denganku? Aku punya masalah.” Ucap Si wanita. Kang Bae pun mengerti dan
memberikan kartu namanya pada setiap pelanggan yang curhat padanya agar bisa
datang.
Choi Jin
Dong datang ke kantin menyapa Kang-bae ingin tahu Benda yang dibagikan tadi ke
banyak orang, apakah itu kupon dari kedai tempat kerjanya saat malam. Kang Bae
membenarkan dan meminta agar merahasiakan dari Pak Ma.
“Jangan
khawatir... Namun, jika kedai tempatmu bekerja mementingkan rupa fisik,
bukankah seharusnya mengundang orang tampan dan cantik? Orang yang mendapat
kuponmu terlihat murung.” Ucap Jin Dong
“Bosku
senang mendengar masalah orang lain. Mereka lebih mudah dilayani dan
dimanfaatkan.” Ucap Kang Bae. Jin Dong tak percaya kalau Dimanfaatkan.
“Benar...
Apa Kau mau juga?” kata Kang Bae memberikan kartu namanya. Jin Dong langsung
menolaknya.
“Aku tak
perlu... Aku tak punya masalah apa pun. Aku senang setiap hari.” Kata Jin Dong
langsung berdiri dari tempat duduknya.
Kang Bae
membawa seorang wanita tambun ke kedair menceritakan Gadis ini sampai ke
psikiater karena stres, dan program dietnya tak juga berhasil. Si wanita
mengaku makan sedikit setiap hari dan Minum air saja menambah berat badannya.
“Tapi
semua orang bilang aku menyebalkan, tak tahu diri, dan tak bisa menjaga diri.”
Kata si wanita lalu meminta pesan satu botol soju lagi.
“Ini
benar gratis, 'kan?” kata si wanita. Kang Bae membenarkan kalau Makan dan minum
sepuasnya.
“Paman,
pesan satu pajeon lagi.” Kata si wanita. Manager Gwi mengeluh kalau Ini sudah
porsi kelimanya.
“Hei,
keluarlah... Berhenti makan dan keluar... Keluar dan lari!” kata Wol Ju marah
“Nn.
Weol-ju, dia sedang kesulitan, jadi...” ucap Kang Bae. Wol Ju marah menyuruh
Kang Bae juga keluar!
Kang Bae
membawa pelanggan lain memastikan kalau hubungan dengan suaminya sedang
renggang. Si wanita mengaku tak tahu apakah cinta suami kepadanya masih seperti
dulu karena Biasanya kami berhubungan intim tujuh kali dalam sepekan.
“Kini
berkurang menjadi lima kali. Kami sudah menua.” Akui si wanita.
“Berhubungan
lima kali dalam sepekan sudah sangat hebat. Staminanya pasti... Astaga, kau
pasti sedih karena itu.”komentar Manager Gwi. Wol Ju langsung menatap
sinis.
Kang Bae
langsung terkena pukulan Wol Ju, dan meringis kesakitan. Wol Ju kesal Kang Bae
yang berpikir kalau ini masalah yang Mendendam menurutnya wanita itu justru
terberkati karena bisa berhubungan dengan suaminya 5 kali seminggu.
KEDAI
MISTIS
Akhirnya
Manager Gwi mendekati Kang Bae yang duduk diluar kedai, meminta agar jangan
sedih dan tak boleh putus asa. Ia mengingatkan kalau Kang Bae itu ibarat kacang
merahnya, dan kedai adalah kuenya. Kang
Bae pikir mana mungkin tak putus asa karena Wol Ju itu sangat menakutkan.
“Kudengar
dulu dia membunuh 100.000 orang.” Bisik Kang Bae. Manager Gwi kaget Kang Bae
bisa tahu dan bertanya Kata siapa?
“Apa Kau
tak tahu? Nn. Wol-ju bilang sendiri saat pesta kita kemarin.” Bisik Kang Bae.
“Apa Kau
memercayainya?” keluh Manager Gwi. Kan Bae yakin Sepertinya itu benar.
“Apa dia
Jenghis Khan atau Hitler? Dia hanya ingin membuatmu takut saat awal masuk
kerja... Kang-bae... Saat seperti ini, jangan menyerah dan terus maju dengan
percaya diri. Kita sebagai karyawan tak harus selalu tunduk kepada bos. Tak
boleh.” Ucap Manager Gwi yakin
“Kalau
dipikir-pikir, dia bos, tapi tak pernah membantu. Dia hanya memerintah. Hari ini,
aku harus bicara dengannya dan menyelesaikan...” kata Manager Gwi berdiri dan
terdengar teriakan dari dalam
“Kalian
selalu keluar bersantai setiap ada waktu. Hei, cepat masuk!” teriak Wol Ju.
Manager Gwi langsung kecil mengajak Kang Bae untuk segera masuk karena di luar
juga dingin.
“Han
Kang-bae... Apa Kau tak tahu ciri orang yang menderita?” tanya Wol Ju
“Aku
tahu. Mereka selalu sedih, putus asa, dan semacamnya.” Jawab Kang Bae.
“Lalu,
kenapa bawa seperti yang tadi? Mereka bukan sasaranku!” ucap Wol Ju berteriak.
Manager Gwi sampai kaget mendenagrnya
“Sabar,
Wol-ju. Sabar... Kenapa harus marah? Kau bisa mengajarinya dari awal, 'kan? Ajari
dia ciri orang yang mendendam. Dia setidaknya harus diberi panduan, 'kan?” kata
Manager Gwi lalu menyuruh Kang Bae untuk duduk
“Dengar
baik-baik... Pertama, jangan bawa orang yang dari awal kurang berusaha. Berdiet
bukan salah orang lain. Itu akan terus menjadi urusanmu sampai kau meninggal
dan tinggal tulang. Itulah inti diet yang sebenarnya.” Jelas Wol Ju. Kang Bae
mengerti.
“Hei,
tulis itu agar ingat... Jangan sia-siakan ucapan bijaknya.” Ucap Manager Gwi.
Kang Bae pun akan mencatatnya "Meninggal dan tinggal tulang".
“Kedua.. Jangan
bawa orang yang ingin lebih dari orang lain. Itu bukan menderita, tapi
ketamakan.” Kata Wol Ju
“Benar!
Ketamakan! Menang lotre, upah miliaran, dan bercinta tujuh kali sepekan! Itu
keinginan yang tak boleh kau layani.” Jerit Manager Gwi
“Ketiga...
Ini yang terpenting... Orang tersebut harus putus asa. Dia harus sangat butuh
bantuan. Begitu putus asa hingga bisa membunuh, atau tak bisa mati dengan
tenang, atau saat nyawa seseorang dipertaruhkan. Itu yang disebut mendendam.
Apa Kau mengerti?” ucap Wol Ju.
Seorang
anak masuk gedung, tapi pengawal menahanya. Si pria mengaku hanya butuh waktu
sebentar dan tak ingin melakukan hal lain tapi Hanya ingin tanya alasannya. Si
pegawal menegaskan kalau tak boleh dan sudah diumumkan tidak terpilih.
“Aku
begini karena tak terima. Kumohon izinkan aku masuk sebentar.” Kata si pria.
Tiba-tiba pegawai memberitahu kalau Pimpinan sampai. Semua langsung berdiri
menyambutanya.
“Pimpinan
Choi!.. Aku Park Byeong-jae, salah satu pelamar. Tolong beri tahu alasanku
gagal di rekrutmen ini. Bila kau beri tahu alasannya...” ucap Byeong Jae
menahan Tuan Choi yang baru turun.
Seorang
pengawal wanita langsun menarik tanga Byeong Jae dan melupuhkanya. Byeong Bae
bertanya Apa standar penerimaan karyawan di sini?. Tuan Choi langsung
membersihkan bajunya sambil mengejek kalau sudah gagal masih menyusahkan.
Byeong Jae terus berteriak meminta penjelesan.
“Ada saja
orang menjijikkan seperti itu di sini.” Keluh Tuan Choi dan Pengawal wanita itu
hanya bisa menatapnya lalu mengikuti masuk.
Di lobby,
Pengawal bertanya keadaan Tuan Choi apakah baik-baik saja dan meminta maaf
karena tak bisa mengatasi lebih cepat. Tuan Choi mengaku tak masalah karena
Byeong Jae seharusnya disingkirkan oleh penjaga yang ada di luar.
“Mereka
bekerja dengan buruk. Sementara itu, kau tetap berguna untukku. Memang tidak
murah untuk kualitas pelayanan seperti ini.” Kata Tuan Choi bangga. Si wanita
hanya menatap sedih
Manager
Gwi berbelanja bersama dengan wajah bahagia karena mendapatkan guritanya sangat
segar lalu meminta Wol Ju agar jangan terus memarahi Kang-bae menurutnya tak
ada orang yang hebat dari awal. Wol Ju mengeluh dengan tamu yang dibawa Kang
Bae dan itu sudah wajar kalau membuatnya kesal.
“Kita cek
nanti apa dia bekerja dengan baik.” Kata Wol Ju. Manager Gwi mengeluh mendengar
ucapan Wol Ju
“Nn.
Wol-ju.. “ Sapa Mi Ran. Wol Ju pun menyapa lama tak jumpa. Mi Ran pikir Rupanya
merkea pasangan suami istri, berbelanja bersama.
“Senang
melihat kalian.” Kata Mi Ran dengan senyuman bahagia. Wol Ju pikir Hidup Mi
Ran sepertinya mulai nyaman. Mi Ran
terlihat bingung.
“Kau
bosan karena tak ada yang mengganggumu, 'kan? Apa Kau mau kuganggu sekarang? Bagaimana
bisa kami suami istri?” kata Wol Ju marah
“Kenapa
kau selalu emosi? Santailah sedikit. Kau bisa mengoreksinya, 'kan? Dia pemilik
kedai dan aku hanya karyawan.” Jelas Manager Gwi
“Maaf aku
salah paham.” Ucap Mi Ran. Manger Gwi mengaku tak masalah Tidak apa dan melihat
sampel makanan sudah habis
“Kau
pintar berjualan.” Puji Manager Gwi, Mi Ran mengaku Bukan begitu.
“Banyak
perusahaan swasta mengumumkan hasil rekrutmen mereka. Para ibu sibuk menyiapkan
makanan untuk anaknya.” Kata Mi Ran
“Apa
Mereka menyiapkan pesta untuk yang diterima? Jika tidak, dagingnya agar anaknya
tetap semangat” kata Manager Gwi. Mi Ran membenarkan.
“Rekrutmen
karyawan?”tanya Wol Ju memastikan. Mi Ran membenarkan. Wol Ju pun langsung
bergegas pergi.
Di kedai,
Kang Bae heran Kenapa pindah ke Noryangjin. Wol Ju yakin Ini pekan pengumuman
rekrutmen karyawan jadi Pasti banyak orang di luar kedai ini yang gagal
diterima. Kang Bae membenarkan, Pasti lebih banyak yang gagal daripada yang
diterima.
“Kau
benar... Di mana semua orang sedih akan berkumpul? Di tempat ini... Datang dan
pilihlah... Nanti banyak sasaran untuk kita.” Ucap Wol Ju dengan senyuman
bahagia.
“Jangan
begitu. Mereka sedang mengalami masalah.” Kata Kang Bae. Manager Gwi
membenarkan kalau Sikap Wol Ju agak tak mengenakkan.
“Ada apa
dengan sikapku? Apa Kau tak lihat ini strategi? Kalian hanya perlu mematuhiku,
wajar kalian tak paham gambaran besar strategiku.” Kata Wol Ju kesal
Byeong
Jae berjalan denga wajah tertunduk, beberapa orang menabraknya tapi tak marah, hanya
membiarkan saja. Seperti hidupnya sudah kehilangan gairahnya, Ponselnya
berdering nama [CINTAKU YU-MI] terlihat,
Byeong Jae memilih untuk menolaknya.
Ia pun
melihat kedaii mistis didekat “STASIUN NORYANGJIN” lalu masuk meminta sebotol
soju. Wol Ju pun terlihat senang karenaTarget mereka sudah tiba. Akhirnya Kang
Bae memberikan tumis gurita dan juga Soju.
Byeong
Jae pun meminum soju dan langsung memakan gurita pedas dan tiba-tiba langsung
menangis. Ketiganya hanya menatap dari kejauhan. Manager Gwi bingung berpikir
kalau masakanya itu terlalu pedas. Wol Ju memberitahu kalau Tumis gurita memang
harus pedas jadi tak bisa asam manis.
“Apa Sepedas
itu sampai menangis terisak?” ucap Manager Gwi heran dan mencobanya dan
langsung panik karena rasanya Pedas sekal dan meminta air.
“Aku beli
susu dulu untuknya.” Kata Kang Bae. Wol Ju menahanya dan langsung memberikan
piring lain.
“Jika
terlalu pedas, kau bisa memakannya dengan ini.” Ucap Kang Bae dan langsung
memegang bahu Byeong Jae. Byeong Jae pun tak bisa menahan diri untuk curhat
“Aku
sangat ingin makan enak dengan Yu-mi... Tumis gurita.” Kata Kang Bae.
Flash Back
Byeong
Jae mengendap-ngendap keluar dari kamar tapi saat keluar malaht tertabrak sama
temanya. Temanya pun menyapa Byeong Jae yang sudah Lama tak bertemu. Byeong Jae
mengaku tak enak jarang menyapa temanya itu.
“Bila
merasa tak enak...” kata temanya dan Byeong Jae langsung meminta maafa dan
berjanji Akan membayar akhir bulan.
“Hei, ini
bukan satu atau dua bulan,tapi sudah tiga bulan menunggak. Bila bulan ini kau
tak bayar juga,bereskan barangmu dan pergi.” ucap temanya. Yeong Bae pun
mengerti.
Byeong
Jaer berkerja di kasir minimarket, Yu Mi
menelp bertanya apakah sudah selesai kerja. Byung Jae mengaku sebentar lagi
akan bertukar dengan manajernya dan bertanya ada apa Yu Mi menelpnya, Yu Mi
mengaku ingin makan malam bersama.
“Makan
malam? Banyak yang harus kupelajari hari ini.” Kata Byeng Jae.
“Ini
perayaan tujuh tahun hubungan kita. Apa Kau tega aku makan sendiri?” kata Yu Mi
“Tentu
tidak. Kita harus makan bersama hari ini.” Ucap Byeong Jae terpaksa. Yu Mi pun
senang karena akan bertemu nanti. Byeon Jae pun melihat isi dompet yang hanya
20rb won.
“Setelah beberapa tahun terus
mencari pekerjaan, uang selalu menjadi masalah untukku. Aku bekerja paruh waktu
di minimarket dan menunggak sewa. Karena itu, selalu terasa berat bila akan
bertemu pacarku.”
Byung Jae
akhirnya berjalan dengan kotak [SSANGKWANJANG] ditangannya, YuMi pun meminta
Byung Jae agar minum itu setiap hari sampai saat wawancara. Byung Jae menganguk
mengerti dan mengucapkan terima kasih.
“Karena
sibuk belajar, aku tak menyiapkan hadiah untukmu.” Ucap Byung Jae. Yu Mi merasa
Jangan dipikirkan.
“Kalau
begitu, hari ini kutraktir.” Ucap Byung Jae. Yu Mi pun mengajak Byun Jae masuk
restoran.
“Tunggu...
Apa Kita mau makan di sini?” ucap Byung Jae panik. Yu Mi memberitahu kalau Restoran
ini terkenal di Instagram.
Byeong
Jae melihat di papan [TUMIS GURITA 23.000 WON PER ORANG] dan uangnya tak cukup.
Yu Mi tahu Byeong Jae itu suka makanan pedas dan mengajaknya masuk. Byeong Jae
tiba-tiba merasakan sesuatu, Yu Mi menghampirinya bertanya ada sakit.
“Entah
kenapa bagian atas perutku sering sakit sekarang. Bagaimana ini? Aku tak bisa
makan pedas hari ini.” Kata Byung Jae mencari-cari alasan.
“Park
Byeong-jae? Senang bertemu denganmu. Kita belajar bersama dua tahun lalu,
'kan?” ucap Seorang teman menyapa Byung Jae. Byung Jae pun membalas sapaanya.
“Kami
juga mau makan. Ayo masuk.” Kata Si pria. Byeong Jae terliha bingung. Yu Mi
seperti bisa tahu keadaan pacarnya.
“Sayang sekali.
Kami baru selesai makan dan keluar dari sana.” Kata Yu Mi mendekap erat Byeong
Jae.
“Jadi, kau
masuk perusahaan yang mana?”tanya temanya. Byeong Jae terlihat bingung
menjawabnya.
“Apa Belum
dapat pekerjaan?” kata temanya mengejek. Yu Mi langsung menjawab kalau Byeong
Jae Diterima di Hotel Sangil. Byeong Jae hanya bisa menatap bingung.
“Beberapa
hari lagi akan diumumkan, mari makan bersama saat itu.”kata Yu Mi. Teman Byeong
Jae pun setuju mereka bertemu lagi nanti.
Yu Mi
akhirnya makan toppoki merasa makanan itu sangat enak. Byeong Jae hanya
tertunduk diam. Yu Mi heran Byeong Jae tak makan padahal sangat enak. Byung Jae
mengaku tak apa hanya Perutnya yang sedang tak enak.
Keduanya
akhirnya berjalan di jalan yang menawarkan hotel dan banyak pasangan yang
keluar masuk dari sana. Seorang pria pun menyapa keduanay sebagai pasangan yang
manis dengan menawarkan aklau Ada kamar murah di sini.
“Apa Mau
sebentar saja atau menginap?” ucap si pria. Yu Mi terlihat malu-malu kucing,
sementara Byeon Jae menolak mengaku hanya lewat.
“Jangan
begitu.... Aku tahu kau sedang cari pekerjaan. Aku mengerti kondisimu, jadi,
kuberi harga murah. Pacarmu sudah menunggu.” Ucap Si pria.
“Apa? Aku
tak menunggu apa-apa. Tapi sebenarnya, aku agak lelah. Mungkin karena hak
tinggiku ini, kakiku juga agak bengkak.” Ucap Yu Mi
“Benarkah?
Harusnya beri tahu aku dari tadi... Ayo Pulanglah, biar kuantar.” Ucap Byeong
Jae panik
“Apa?
Tunggu dulu... Bukan itu maksudku. Aku sering stres sekarang. Aku masih ingin
bersamamu, jadi, tak apa istirahat sebentar di sini.” Kata Yu Mi memberikan
kode.
“Keputusan
yang tepat, Nona.”ucap si pria. Tapi Byeong Jae beralasan harus belajar banyak
malam ini.
“Apa
belajar harus selalu di perpustakaan? Banyak orang belajar tentang kehidupan di
sini. Kau juga tahu bisa belajar lebih banyak di dalam kamar sewa daripada
kamar sendiri, 'kan?” kata si pria terus merayu.
“Hentikan...
Ayo pergi” kata Byeong Jae menarik Yu Mi pergi. Si pria hanya berkomentar “Pepatah
bilang, "Cinta tak bisa dinilai dari uang." Tampaknya sudah tak
berlaku dan kembali menawarkan kamar murah.
Manager
Gwi yang mendengar ceritanya langsung berkomentar kalau Byeong Jae itu masih
muda lalu memberitahu kalau keduanya sudah sangat menderita. Byeong Jae mengaku
merasa bersalah kepada Yu-mi. Karena berpacaran dengannya jadi harus selalu
sadar diri.
“Aku yang
berumur 30 tahun tak bisa membelikan pacarnya seporsi tumis gurita.” Kata
Byeong Jae
“Tapi kau
melamar tiga kali di Hotel Sangil?” kata Wol Ju. Byeong jae membenarkan.
“Hotel
Sangil adalah impiansemua pelajar jurusan perhotelan. Itu perusahaan swasta
besar bergaji tinggi.” Kata Byeong Jae.
“Kau
seharusnya melamar ke tempat yang sesuai kemampuanmu. Karena ambisimu, kau
kesusahan sampai sekarang.” Komentar Manager Gwi
“Aku
tentu bisa masuk ke tempat seperti itu. Tapi setelah bekerja empat hingga lima
tahun, aku akan mulai khawatir kapan aku akan dipecat saat mendekati umur 40
tahun. Aku harus menabung untuk menikah, besarkan anak, dan pensiun. Tak ada
jawaban pasti untuk ini.” Keluh Byeong Jae.
“Semua
orang saat ini sedang sulit. Aku tahu banyak orang yang ingin lompat dari
Sungai Han hanya karena perusahaan mereka mendadak bangkrut. Lalu? Apa
hasilnya?”tanya Wol Ju
“Nilaiku
bagus untuk ujian tertulis, dan aku merasa wawancaraku lancar.” Cerita Byeong
Jae.
Flash Back
Byeong
Jae menerima pesan dari [BAGIAN SDM HOTEL SANGIL] Ia pun gugup menscroll
kebawah dan akhirnya membaca HASIL PENERIMAAN KERJA HOTEL SANGIL 2020 - ANDA
TIDAK DITERIMA DI HOTEL SANGIL] Ia pun hanya bisa menangis diatas rak dan saat
itu Ibu Yu Mi menelp.
“Kau orang
yang jujur dan pekerja keras sehingga aku merasa kau punya masa depan cerah. Tapi
sekarang pekerjaanmu tak jelas.” Ucap Ibu Yu Mi
“Maafkan
aku.” Kata Byeong Jae hanya bisa tertunduk. Ibu Yu Mi mengaku khawatir
anaknya akan melewatkan masa emasnya
sendiri hanya karena sibuk mengurusi pacarnya.
“Jangan
terlalu sakit hati mendengar ini. Semua ibu dari anak perempuan pasti begini. Aku
pergi dulu.” Ucap ibu Yu Mi dan Byeong
Jae hanya bisa tertunduk.
Yu Mi
melihat menu makanan diatas meja, lalu
bertanya Ada apa ini dan berpikir kalau
Byoeng Jae akhirnya diterima karena mereka akhirnya makan tumis gurita.
Byeon Jae mengajak untuk makan dulu saja. Yu Mi pikir duganya benar kaalu
Byeong Jae itu diterima.
“Aku
sudah tahu kau pasti bisa. Selamat, Byeong-jae.” Ucap Yu Mi penuh semangat.
“Aku
gagal... Aku tidak diterima.. Jadi Dengar, Yu-mi... Kita putus saja. Berpacaranlah
dengan laki-laki lain. Aku tak bisa terus begini.” Kata Byeong Jae. Yu Mi tak
percaya dengan ucapan Byeong Jae.
“Apa kau
tak lelah? "Bila diterima, kita makan enak." "Bila diterima, ke
restoran mahal." "Bila diterima, buat cincin pasangan." Kau selalu
mengatakan itu kepadaku. "Bila diterima..." Kita sudah membahas itu
selama tiga tahun.” Kata Byeong Jae.
“Bila aku
bisa menghilang lebih cepat dari depanmu sekarang, akan kulakukan demi kebaikanmu.” Ucap Byeong
Jae yang patah semangat.
“Bagaimana
bisa begitu? Apa kau begini karena gagal lagi? Aku paham kau sedang sedih,
tapi... Kita jangan putus. Aku tak peduli itu dan hanya ingin bersamamu.” Kata
Yu Mi
“Kau
banyak menderita berpacaran dengan pria sepertiku. Terima kasih. Aku berterima kasih, tapi aku juga benci itu.
Aku merasa seperti orang tak berguna di sampingmu, jadi, aku tak bisa
melanjutkannya. Maaf, aku pergi dulu.” Ucap Byeong Jae. Yu Mi pun mengejar
Byeong Jae.
Byeong
Jae berjalan pulang dan pemilik kost memangilnya, Ia langsung berteriak marah
kalau akan pergi dari kamarnya. Si pria mengaku buan itu maksudnya tapi ingin
bilang sudah terima sewa kamarnya dan Seorang
gadis tadi membayarnya.
“Dia
bayar tunggakanmu dan sewa bulan ini. Kalau tak salah, namanya Yu-mi.” Ucap si
pemilik. Byeong Jae terdiam dan matanya berkaca-kaca karena Yu Mi ternyata
sudah membayar semua uang kostnya.
Byeong
Jae berjalan lemas masuk kedalam kamar dan langsun menangis menutupi wajahnya
dengan bantal.
“Aku akhirnya putus dengannya.
Sebenarnya yang tak berguna adalah harga diriku ini. Aku tak bisa menyingkirkannya
dan membuat Yu-mi terluka.Yu-mi adalah pacar baik yang selalu mendahulukan
pacarnya.”
Manager
Gwi yang mendengarnya sampai menangis dan merasa Ini sungguh menyedihkan dan
membuatnya jadi makin sedih sambil mengusap air matanya. Ia pun mengelu Kenapa cinta
harus selalu menyakitkan, menurutnya Jika terlalu menyakitkan, itu bukan cinta
yang sebenarnya.
“Sepertinya
kau pernah mengalaminya.” Kata Kang Bae. Wol Jae mengeluh kalau Manager Gwi benar-benar
memalukan.”
“Bukan
aku...Itu sebenarnya... cerita teman dekatku.” Ucap Kang Bae penasaran.
“Ayo Beri
tahu aku.. Apa Kau ingin kembali bersama pacarmu?” tanya Wol Ju.
“Tidak...Aku
tetap gagal, jadi, untuk apa? Berpacaran lagi pun tetap sama.” Kata Byeong Jae.
Wol Ju pun apa yang dinginkan Byeong Jae.
“Aku
ingin tahu alasan aku gagal. Aku sudah berusaha maksimal, tapi tetap gagal. Jika
tahu alasannya, aku bisa mulai lagi. Aku juga bisa bertemu Yu-mi tanpa sedih
lagi.” Kata Byeong Jae.
“Permintaanmu
mudah. Itu mudah untuk kulakukan.”kata Wol Ju. Byoeng Jae bingung.
“Lupakan
saja. Agar kau terus semangat, kuberikan alkohol spesial untukmu. Silakan
minum.” Kata Wol Ju menuangkan ke dalam gelas. Byeong Jae pun meminumnya
“Bila
tahu alasannya, aku pasti akan...” ucap Byeong Jae tiba-tiba langsung tertidur.
**
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar