PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 28 Mei 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Wol Ju mengambil air disumur berulang-ulang, seseorang tiba-tiba datang memastikan kalau Wol-ju. Wol Ju melihat seorang pria datang menemuinya. Akhirnya Pria itu duduk bersama Wol Ju membantu memasukan air ke dalam botol.
“Kau ke Dunia Nyata dan  membuka penginapan?” tanya Si pria. Wol Ju membenarkan.
“Kenapa kau menyimpan banyak air dari Alam Baka?” tanya si pria. Wol Ju pikir  Saat mereka yang masih hidup minum ini, maka arwah mereka akan berada di Dunia Mimpi, di antara Alam Baka dan Dunia Nyata.
“Karena aku bisa leluasa pergi ke Dunia Mimpi, aku akan membantu mereka membereskan dendam di sana.” Kata Wol Ju
“Kau butuh 100.000 jiwa, 'kan? Kau bunuh diri karena benci manusia. Apa Kau tak keberatan?” tanya si pria.
“Bisa apa jika aku keberatan? Apa ada cara lain? Namun, siapa kau? Dari tadi bertanya kepadaku.” ucap Wol Ju
“Aku? Aku Manajer Junior Yeom. Aku adalah Kematian, dan saat datang kemari, aku diminta untuk mengawasimu.” Jelas Manager Yeom
“Aku sampai diawasi? Jangan begitu kepadaku.” keluh Wol Ju. Manager Yeom pikir bisa mengnggapnya jembatan  untuk bicara dengan yang di atas.
“Bila kau tak bisa melakukan ini,maka aku akan bicara...” kata Manager Yeom yang langsung disel
“Tidak... Aku akan selesaikan tugas ini. Walau aku harus berbohong, menipu, atau memanfaatkan orang lain, aku harus berhasil” ucap Wol Ju yakin . 



Kang Bae berada didalam kereta yang penuh dan sesak, semua saling dorong mendorong dan wajahnya terlihat sangat bahagia karena bisa berdekatan dengan orang-orang tanpa takut ada orang yang curhat denganya.
“Pergi dan pulang kerja paling enak naik kereta bawah tanah. Bukankah seru berada di tengah orang ramai? Kelak, aku ingin berdesak-desakan seperti orang normal.” Cerita Kang Bae dengan senyuman sumringah.
“Kau memang tidak normal. Semua orang di dunia ini tak mau susah, tapi kau malah mau naik kereta bawah tanah? Kang-bae, jangan pergi ke sana. Coba ke sauna. Apa Badanmu pernah digosok?” tanya Manager Gwi
“Tidak.” Kata Kang Bae. Manager Gwi mengeluh Kang Bae sungguh malang.
“Jika kau lelah, mandi air hangat, lalu... Wahh... Nikmatnya tak tertandingi.” Kata  Manager Gwi. Kang Bae tak percaya mendengarnya.
“Apa kau Mau coba sekarang? Menghadap ke samping.” Kata Manager Gwi. Kang Bae pun membalikan badan dan Manager Gwi langsung mengosok tubuhnya lalu ingin tahu perasaan Kang Bae.
“Enak sekali.” kata Kang Bae. Manager Gwi pun mencoba mengosok bagian tanganya.
“Membayangkan seseorang bisa membersihkan diriku saja sudah membuatku...” ucap Kang Bae dan langsung terdengar teriakan Wol Ju.
“Hei!.. Orang bisa mengira kalian sinting. Apa mudah untuk ke surga? Kita harus mulai bekerja. Bukankah kita harus cari pelanggan?” ucap Wol Ju
“Aku harus menarik pelanggan?” tanya Kang Bae bingung. Wol Ju mengeluh dengan sikap Kang Bae.
“Di mana kau bekerja saat siang?”tanya Wol Ju. Kang Bae menjawab di Pusat Kepuasan Pelanggan.
“Apa kelebihanmu?” tanya Wol Ju. Kang Bae menjawab Orang akan mengatakan masalahnya saat disentuh.
“Benar... Kau punya hal yang diperlukan dalam mencari pelanggan, jadi, kenapa hanya diam dan duduk di sini? Aku akan memanfaatkan bakatmu semaksimal mungkin.” Ucap Wol Ju.  Kang Bae bingung maksud dari kata Maksimal. 



Kang Bae akhirnya menyapa pelanggan yang datang sengaja menyentuhnya saat meminta nomor telpnya. Seorang wanita langsung curhat mengaku sering berpacaran dengan pria lebih muda. Wanita lain pun mengaku sedang pusing, karena Ulang tahun putranya sebentar lagi.
“Aku ingin mendapat pekerjaan!” curhat seorang wanita. Kang Bae pun memberikan kartu namanya.
“Coba kunjungi kedai kami. Kau bisa Makan dan minumnya gratis. Pemiliknya mahir memecahkan masalah.” Kata Kang Bae.
“Ada apa denganku? Aku punya masalah.” Ucap Si wanita. Kang Bae pun mengerti dan memberikan kartu namanya pada setiap pelanggan yang curhat padanya agar bisa datang. 

Choi Jin Dong datang ke kantin menyapa Kang-bae ingin tahu Benda yang dibagikan tadi ke banyak orang, apakah itu kupon dari kedai tempat kerjanya saat malam. Kang Bae membenarkan dan meminta agar merahasiakan dari Pak Ma.
“Jangan khawatir... Namun, jika kedai tempatmu bekerja mementingkan rupa fisik, bukankah seharusnya mengundang orang tampan dan cantik? Orang yang mendapat kuponmu terlihat murung.” Ucap Jin Dong
“Bosku senang mendengar masalah orang lain. Mereka lebih mudah dilayani dan dimanfaatkan.” Ucap Kang Bae. Jin Dong tak percaya kalau Dimanfaatkan.
“Benar... Apa Kau mau juga?” kata Kang Bae memberikan kartu namanya. Jin Dong langsung menolaknya.
“Aku tak perlu... Aku tak punya masalah apa pun. Aku senang setiap hari.” Kata Jin Dong langsung berdiri dari tempat duduknya. 



 KEDAI MISTIS
Kang Bae membawa seorang wanita tambun ke kedair menceritakan Gadis ini sampai ke psikiater karena stres, dan program dietnya tak juga berhasil. Si wanita mengaku makan sedikit setiap hari dan Minum air saja menambah berat badannya.
“Tapi semua orang bilang aku menyebalkan, tak tahu diri, dan tak bisa menjaga diri.” Kata si wanita lalu meminta pesan satu botol soju lagi.
“Ini benar gratis, 'kan?” kata si wanita. Kang Bae membenarkan kalau Makan dan minum sepuasnya.
“Paman, pesan satu pajeon lagi.” Kata si wanita. Manager Gwi mengeluh kalau Ini sudah porsi kelimanya.
“Hei, keluarlah... Berhenti makan dan keluar... Keluar dan lari!” kata Wol Ju marah
“Nn. Weol-ju, dia sedang kesulitan, jadi...” ucap Kang Bae. Wol Ju marah menyuruh Kang Bae juga keluar!
Kang Bae membawa pelanggan lain memastikan kalau hubungan dengan suaminya sedang renggang. Si wanita mengaku tak tahu apakah cinta suami kepadanya masih seperti dulu karena Biasanya kami berhubungan intim tujuh kali dalam sepekan.
“Kini berkurang menjadi lima kali. Kami sudah menua.” Akui si wanita.
“Berhubungan lima kali dalam sepekan sudah sangat hebat. Staminanya pasti... Astaga, kau pasti sedih karena itu.”komentar Manager Gwi. Wol Ju langsung menatap sinis. 
Kang Bae langsung terkena pukulan Wol Ju, dan meringis kesakitan. Wol Ju kesal Kang Bae yang berpikir kalau ini masalah yang Mendendam menurutnya wanita itu justru terberkati karena bisa berhubungan dengan suaminya 5 kali seminggu. 


KEDAI MISTIS
Akhirnya Manager Gwi mendekati Kang Bae yang duduk diluar kedai, meminta agar jangan sedih dan tak boleh putus asa. Ia mengingatkan kalau Kang Bae itu ibarat kacang merahnya,  dan kedai adalah kuenya. Kang Bae pikir mana mungkin tak putus asa karena Wol Ju itu sangat menakutkan.
“Kudengar dulu dia membunuh 100.000 orang.” Bisik Kang Bae. Manager Gwi kaget Kang Bae bisa tahu dan bertanya Kata siapa?
“Apa Kau tak tahu? Nn. Wol-ju bilang sendiri saat pesta kita kemarin.” Bisik Kang Bae.
“Apa Kau memercayainya?” keluh Manager Gwi. Kan Bae yakin Sepertinya itu benar.
“Apa dia Jenghis Khan atau Hitler? Dia hanya ingin membuatmu takut saat awal masuk kerja... Kang-bae... Saat seperti ini, jangan menyerah dan terus maju dengan percaya diri. Kita sebagai karyawan tak harus selalu tunduk kepada bos. Tak boleh.” Ucap Manager Gwi yakin
“Kalau dipikir-pikir, dia bos, tapi tak pernah membantu. Dia hanya memerintah. Hari ini, aku harus bicara dengannya dan menyelesaikan...” kata Manager Gwi berdiri dan terdengar teriakan dari dalam
“Kalian selalu keluar bersantai setiap ada waktu. Hei, cepat masuk!” teriak Wol Ju. Manager Gwi langsung kecil mengajak Kang Bae untuk segera masuk karena di luar juga dingin. 


“Han Kang-bae... Apa Kau tak tahu ciri orang yang menderita?” tanya Wol Ju
“Aku tahu. Mereka selalu sedih, putus asa, dan semacamnya.” Jawab Kang Bae.
“Lalu, kenapa bawa seperti yang tadi? Mereka bukan sasaranku!” ucap Wol Ju berteriak. Manager Gwi sampai kaget mendenagrnya
“Sabar, Wol-ju. Sabar... Kenapa harus marah? Kau bisa mengajarinya dari awal, 'kan? Ajari dia ciri orang yang mendendam. Dia setidaknya harus diberi panduan, 'kan?” kata Manager Gwi lalu menyuruh Kang Bae untuk duduk
“Dengar baik-baik... Pertama, jangan bawa orang yang dari awal kurang berusaha. Berdiet bukan salah orang lain. Itu akan terus menjadi urusanmu sampai kau meninggal dan tinggal tulang. Itulah inti diet yang sebenarnya.” Jelas Wol Ju. Kang Bae mengerti.
“Hei, tulis itu agar ingat... Jangan sia-siakan ucapan bijaknya.” Ucap Manager Gwi. Kang Bae pun akan mencatatnya "Meninggal dan tinggal tulang".
“Kedua.. Jangan bawa orang yang ingin lebih dari orang lain. Itu bukan menderita, tapi ketamakan.” Kata Wol Ju
“Benar! Ketamakan! Menang lotre, upah miliaran, dan bercinta tujuh kali sepekan! Itu keinginan yang tak boleh kau layani.” Jerit Manager Gwi
“Ketiga... Ini yang terpenting... Orang tersebut harus putus asa. Dia harus sangat butuh bantuan. Begitu putus asa hingga bisa membunuh, atau tak bisa mati dengan tenang, atau saat nyawa seseorang dipertaruhkan. Itu yang disebut mendendam. Apa Kau mengerti?” ucap Wol Ju. 



Seorang anak masuk gedung, tapi pengawal menahanya. Si pria mengaku hanya butuh waktu sebentar dan tak ingin melakukan hal lain tapi Hanya ingin tanya alasannya. Si pegawal menegaskan kalau tak boleh dan sudah diumumkan tidak terpilih.
“Aku begini karena tak terima. Kumohon izinkan aku masuk sebentar.” Kata si pria. Tiba-tiba pegawai memberitahu kalau Pimpinan sampai. Semua langsung berdiri menyambutanya.
“Pimpinan Choi!.. Aku Park Byeong-jae, salah satu pelamar. Tolong beri tahu alasanku gagal di rekrutmen ini. Bila kau beri tahu alasannya...” ucap Byeong Jae menahan Tuan Choi yang baru turun.
Seorang pengawal wanita langsun menarik tanga Byeong Jae dan melupuhkanya. Byeong Bae bertanya Apa standar penerimaan karyawan di sini?. Tuan Choi langsung membersihkan bajunya sambil mengejek kalau sudah gagal masih menyusahkan. Byeong Jae terus berteriak meminta penjelesan.
“Ada saja orang menjijikkan seperti itu di sini.” Keluh Tuan Choi dan Pengawal wanita itu hanya bisa menatapnya lalu mengikuti masuk. 


Di lobby, Pengawal bertanya keadaan Tuan Choi apakah baik-baik saja dan meminta maaf karena tak bisa mengatasi lebih cepat. Tuan Choi mengaku tak masalah karena Byeong Jae seharusnya disingkirkan oleh penjaga yang ada di luar.
“Mereka bekerja dengan buruk. Sementara itu, kau tetap berguna untukku. Memang tidak murah untuk kualitas pelayanan seperti ini.” Kata Tuan Choi bangga. Si wanita hanya menatap sedih 

Manager Gwi berbelanja bersama dengan wajah bahagia karena mendapatkan guritanya sangat segar lalu meminta Wol Ju agar jangan terus memarahi Kang-bae menurutnya tak ada orang yang hebat dari awal. Wol Ju mengeluh dengan tamu yang dibawa Kang Bae dan itu sudah wajar kalau membuatnya kesal.
“Kita cek nanti apa dia bekerja dengan baik.” Kata Wol Ju. Manager Gwi mengeluh mendengar ucapan Wol Ju
“Nn. Wol-ju.. “ Sapa Mi Ran. Wol Ju pun menyapa lama tak jumpa. Mi Ran pikir Rupanya merkea pasangan suami istri, berbelanja bersama.
“Senang melihat kalian.” Kata Mi Ran dengan senyuman bahagia. Wol Ju pikir Hidup Mi Ran  sepertinya mulai nyaman. Mi Ran terlihat bingung.
“Kau bosan karena tak ada yang mengganggumu, 'kan? Apa Kau mau kuganggu sekarang? Bagaimana bisa kami suami istri?” kata Wol Ju marah
“Kenapa kau selalu emosi? Santailah sedikit. Kau bisa mengoreksinya, 'kan? Dia pemilik kedai dan aku hanya karyawan.” Jelas Manager Gwi
“Maaf aku salah paham.” Ucap Mi Ran. Manger Gwi mengaku tak masalah Tidak apa dan melihat sampel makanan sudah habis
“Kau pintar berjualan.” Puji Manager Gwi, Mi Ran mengaku Bukan begitu.
“Banyak perusahaan swasta mengumumkan hasil rekrutmen mereka. Para ibu sibuk menyiapkan makanan untuk anaknya.” Kata Mi Ran
“Apa Mereka menyiapkan pesta untuk yang diterima? Jika tidak, dagingnya agar anaknya tetap semangat” kata Manager Gwi. Mi Ran membenarkan.
“Rekrutmen karyawan?”tanya Wol Ju memastikan. Mi Ran membenarkan. Wol Ju pun langsung bergegas pergi. 



Di kedai, Kang Bae heran Kenapa pindah ke Noryangjin. Wol Ju yakin Ini pekan pengumuman rekrutmen karyawan jadi Pasti banyak orang di luar kedai ini yang gagal diterima. Kang Bae membenarkan, Pasti lebih banyak yang gagal daripada yang diterima.
“Kau benar... Di mana semua orang sedih akan berkumpul? Di tempat ini... Datang dan pilihlah... Nanti banyak sasaran untuk kita.” Ucap Wol Ju dengan senyuman bahagia.
“Jangan begitu. Mereka sedang mengalami masalah.” Kata Kang Bae. Manager Gwi membenarkan kalau Sikap Wol Ju agak tak mengenakkan.
“Ada apa dengan sikapku? Apa Kau tak lihat ini strategi? Kalian hanya perlu mematuhiku, wajar kalian tak paham gambaran besar strategiku.” Kata Wol Ju kesal 

Byeong Jae berjalan denga wajah tertunduk, beberapa orang menabraknya tapi tak marah, hanya membiarkan saja. Seperti hidupnya sudah kehilangan gairahnya, Ponselnya berdering nama [CINTAKU YU-MI] terlihat,  Byeong Jae memilih untuk menolaknya.
Ia pun melihat kedaii mistis didekat “STASIUN NORYANGJIN” lalu masuk meminta sebotol soju. Wol Ju pun terlihat senang karenaTarget mereka sudah tiba. Akhirnya Kang Bae memberikan tumis gurita dan juga Soju.
Byeong Jae pun meminum soju dan langsung memakan gurita pedas dan tiba-tiba langsung menangis. Ketiganya hanya menatap dari kejauhan. Manager Gwi bingung berpikir kalau masakanya itu terlalu pedas. Wol Ju memberitahu kalau Tumis gurita memang harus pedas jadi tak bisa asam manis.
“Apa Sepedas itu sampai menangis terisak?” ucap Manager Gwi heran dan mencobanya dan langsung panik karena rasanya Pedas sekal dan meminta air.
“Aku beli susu dulu untuknya.” Kata Kang Bae. Wol Ju menahanya dan langsung memberikan piring lain.
“Jika terlalu pedas, kau bisa memakannya dengan ini.” Ucap Kang Bae dan langsung memegang bahu Byeong Jae. Byeong Jae pun tak bisa menahan diri untuk curhat
“Aku sangat ingin makan enak dengan Yu-mi... Tumis gurita.” Kata Kang Bae. 

Flash Back
Byeong Jae mengendap-ngendap keluar dari kamar tapi saat keluar malaht tertabrak sama temanya. Temanya pun menyapa Byeong Jae yang sudah Lama tak bertemu. Byeong Jae mengaku tak enak jarang menyapa temanya itu.
“Bila merasa tak enak...” kata temanya dan Byeong Jae langsung meminta maafa dan berjanji Akan membayar akhir bulan.
“Hei, ini bukan satu atau dua bulan,tapi sudah tiga bulan menunggak. Bila bulan ini kau tak bayar juga,bereskan barangmu dan pergi.” ucap temanya. Yeong Bae pun mengerti. 

Byeong Jaer berkerja di kasir minimarket, Yu  Mi menelp bertanya apakah sudah selesai kerja. Byung Jae mengaku sebentar lagi akan bertukar dengan manajernya dan bertanya ada apa Yu Mi menelpnya, Yu Mi mengaku ingin makan malam bersama.
“Makan malam? Banyak yang harus kupelajari hari ini.” Kata Byeng Jae.
“Ini perayaan tujuh tahun hubungan kita. Apa Kau tega aku makan sendiri?” kata Yu Mi
“Tentu tidak. Kita harus makan bersama hari ini.” Ucap Byeong Jae terpaksa. Yu Mi pun senang karena akan bertemu nanti. Byeon Jae pun melihat isi dompet yang hanya 20rb won.
“Setelah beberapa tahun terus mencari pekerjaan, uang selalu menjadi masalah untukku. Aku bekerja paruh waktu di minimarket dan menunggak sewa. Karena itu, selalu terasa berat bila akan bertemu pacarku.”


Byung Jae akhirnya berjalan dengan kotak [SSANGKWANJANG] ditangannya, YuMi pun meminta Byung Jae agar minum itu setiap hari sampai saat wawancara. Byung Jae menganguk mengerti dan mengucapkan terima kasih.
“Karena sibuk belajar, aku tak menyiapkan hadiah untukmu.” Ucap Byung Jae. Yu Mi merasa Jangan dipikirkan.
“Kalau begitu, hari ini kutraktir.” Ucap Byung Jae. Yu Mi pun mengajak Byun Jae masuk restoran.
“Tunggu... Apa Kita mau makan di sini?” ucap Byung Jae panik. Yu Mi memberitahu kalau Restoran ini terkenal di Instagram.
Byeong Jae melihat di papan [TUMIS GURITA 23.000 WON PER ORANG] dan uangnya tak cukup. Yu Mi tahu Byeong Jae itu suka makanan pedas dan mengajaknya masuk. Byeong Jae tiba-tiba merasakan sesuatu, Yu Mi menghampirinya bertanya ada sakit.
“Entah kenapa bagian atas perutku sering sakit sekarang. Bagaimana ini? Aku tak bisa makan pedas hari ini.” Kata Byung Jae mencari-cari alasan. 

“Park Byeong-jae? Senang bertemu denganmu. Kita belajar bersama dua tahun lalu, 'kan?” ucap Seorang teman menyapa Byung Jae. Byung Jae pun membalas sapaanya.
“Kami juga mau makan. Ayo masuk.” Kata Si pria. Byeong Jae terliha bingung. Yu Mi seperti bisa tahu keadaan pacarnya.
“Sayang sekali. Kami baru selesai makan dan keluar dari sana.” Kata Yu Mi mendekap erat Byeong Jae.
“Jadi, kau masuk perusahaan yang mana?”tanya temanya. Byeong Jae terlihat bingung menjawabnya.
“Apa Belum dapat pekerjaan?” kata temanya mengejek. Yu Mi langsung menjawab kalau Byeong Jae Diterima di Hotel Sangil. Byeong Jae hanya bisa menatap bingung.
“Beberapa hari lagi akan diumumkan, mari makan bersama saat itu.”kata Yu Mi. Teman Byeong Jae pun setuju mereka bertemu lagi nanti.

Yu Mi akhirnya makan toppoki merasa makanan itu sangat enak. Byeong Jae hanya tertunduk diam. Yu Mi heran Byeong Jae tak makan padahal sangat enak. Byung Jae mengaku tak apa hanya  Perutnya yang  sedang tak enak.
Keduanya akhirnya berjalan di jalan yang menawarkan hotel dan banyak pasangan yang keluar masuk dari sana. Seorang pria pun menyapa keduanay sebagai pasangan yang manis dengan menawarkan aklau Ada kamar murah di sini.
“Apa Mau sebentar saja atau menginap?” ucap si pria. Yu Mi terlihat malu-malu kucing, sementara Byeon Jae menolak mengaku hanya lewat.
“Jangan begitu.... Aku tahu kau sedang cari pekerjaan. Aku mengerti kondisimu, jadi, kuberi harga murah. Pacarmu sudah menunggu.” Ucap Si pria.
“Apa? Aku tak menunggu apa-apa. Tapi sebenarnya, aku agak lelah. Mungkin karena hak tinggiku ini, kakiku juga agak bengkak.” Ucap Yu Mi
“Benarkah? Harusnya beri tahu aku dari tadi... Ayo Pulanglah, biar kuantar.” Ucap Byeong Jae panik
“Apa? Tunggu dulu... Bukan itu maksudku. Aku sering stres sekarang. Aku masih ingin bersamamu, jadi, tak apa istirahat sebentar di sini.” Kata Yu Mi memberikan kode.
“Keputusan yang tepat, Nona.”ucap si pria. Tapi Byeong Jae beralasan harus belajar banyak malam ini.
“Apa belajar harus selalu di perpustakaan? Banyak orang belajar tentang kehidupan di sini. Kau juga tahu bisa belajar lebih banyak di dalam kamar sewa daripada kamar sendiri, 'kan?” kata si pria terus merayu.
“Hentikan... Ayo pergi” kata Byeong Jae menarik Yu Mi pergi. Si pria hanya berkomentar “Pepatah bilang, "Cinta tak bisa dinilai dari uang." Tampaknya sudah tak berlaku dan kembali menawarkan kamar murah. 




Manager Gwi yang mendengar ceritanya langsung berkomentar kalau Byeong Jae itu masih muda lalu memberitahu kalau keduanya sudah sangat menderita. Byeong Jae mengaku merasa bersalah kepada Yu-mi. Karena berpacaran dengannya jadi harus selalu sadar diri.
“Aku yang berumur 30 tahun tak bisa membelikan pacarnya seporsi tumis gurita.” Kata Byeong Jae
“Tapi kau melamar tiga kali di Hotel Sangil?” kata Wol Ju. Byeong jae membenarkan.
“Hotel Sangil adalah impiansemua pelajar jurusan perhotelan. Itu perusahaan swasta besar bergaji tinggi.” Kata Byeong Jae.
“Kau seharusnya melamar ke tempat yang sesuai kemampuanmu. Karena ambisimu, kau kesusahan sampai sekarang.” Komentar Manager Gwi
“Aku tentu bisa masuk ke tempat seperti itu. Tapi setelah bekerja empat hingga lima tahun, aku akan mulai khawatir kapan aku akan dipecat saat mendekati umur 40 tahun. Aku harus menabung untuk menikah, besarkan anak, dan pensiun. Tak ada jawaban pasti untuk ini.” Keluh Byeong Jae.
“Semua orang saat ini sedang sulit. Aku tahu banyak orang yang ingin lompat dari Sungai Han hanya karena perusahaan mereka mendadak bangkrut. Lalu? Apa hasilnya?”tanya Wol Ju
“Nilaiku bagus untuk ujian tertulis, dan aku merasa wawancaraku lancar.” Cerita Byeong Jae. 


Flash Back
Byeong Jae menerima pesan dari [BAGIAN SDM HOTEL SANGIL] Ia pun gugup menscroll kebawah dan akhirnya membaca HASIL PENERIMAAN KERJA HOTEL SANGIL 2020 - ANDA TIDAK DITERIMA DI HOTEL SANGIL] Ia pun hanya bisa menangis diatas rak dan saat itu Ibu Yu Mi menelp.
“Kau orang yang jujur dan pekerja keras sehingga aku merasa kau punya masa depan cerah. Tapi sekarang pekerjaanmu tak jelas.” Ucap Ibu Yu Mi
“Maafkan aku.” Kata Byeong Jae hanya bisa tertunduk. Ibu Yu Mi mengaku khawatir anaknya  akan melewatkan masa emasnya sendiri hanya karena sibuk mengurusi pacarnya.
“Jangan terlalu sakit hati mendengar ini. Semua ibu dari anak perempuan pasti begini. Aku pergi dulu.” Ucap ibu Yu Mi  dan Byeong Jae hanya bisa tertunduk. 


Yu Mi melihat menu makanan diatas meja,  lalu bertanya Ada apa ini dan berpikir kalau  Byoeng Jae akhirnya diterima karena mereka akhirnya makan tumis gurita. Byeon Jae mengajak untuk makan dulu saja. Yu Mi pikir duganya benar kaalu Byeong Jae itu diterima.
“Aku sudah tahu kau pasti bisa. Selamat, Byeong-jae.” Ucap Yu Mi penuh semangat.
“Aku gagal... Aku tidak diterima.. Jadi Dengar, Yu-mi... Kita putus saja. Berpacaranlah dengan laki-laki lain. Aku tak bisa terus begini.” Kata Byeong Jae. Yu Mi tak percaya dengan ucapan Byeong Jae.
“Apa kau tak lelah? "Bila diterima, kita makan enak." "Bila diterima, ke restoran mahal." "Bila diterima, buat cincin pasangan." Kau selalu mengatakan itu kepadaku. "Bila diterima..." Kita sudah membahas itu selama tiga tahun.” Kata Byeong Jae.
“Bila aku bisa menghilang lebih cepat dari depanmu sekarang,  akan kulakukan demi kebaikanmu.” Ucap Byeong Jae yang patah semangat.
“Bagaimana bisa begitu? Apa kau begini karena gagal lagi? Aku paham kau sedang sedih, tapi... Kita jangan putus. Aku tak peduli itu dan hanya ingin bersamamu.” Kata Yu Mi
“Kau banyak menderita berpacaran dengan pria sepertiku. Terima kasih.  Aku berterima kasih, tapi aku juga benci itu. Aku merasa seperti orang tak berguna di sampingmu, jadi, aku tak bisa melanjutkannya. Maaf, aku pergi dulu.” Ucap Byeong Jae. Yu Mi pun mengejar Byeong Jae. 


Byeong Jae berjalan pulang dan pemilik kost memangilnya, Ia langsung berteriak marah kalau akan pergi dari kamarnya. Si pria mengaku buan itu maksudnya tapi ingin bilang  sudah terima sewa kamarnya dan Seorang gadis tadi membayarnya.
“Dia bayar tunggakanmu dan sewa bulan ini. Kalau tak salah, namanya Yu-mi.” Ucap si pemilik. Byeong Jae terdiam dan matanya berkaca-kaca karena Yu Mi ternyata sudah membayar semua uang kostnya. 

Byeong Jae berjalan lemas masuk kedalam kamar dan langsun menangis menutupi wajahnya dengan bantal.
“Aku akhirnya putus dengannya. Sebenarnya yang tak berguna adalah harga diriku ini. Aku tak bisa menyingkirkannya dan membuat Yu-mi terluka.Yu-mi adalah pacar baik yang selalu mendahulukan pacarnya.”

Manager Gwi yang mendengarnya sampai menangis dan merasa Ini sungguh menyedihkan dan membuatnya jadi makin sedih sambil mengusap air matanya. Ia pun mengelu Kenapa cinta harus selalu menyakitkan, menurutnya Jika terlalu menyakitkan, itu bukan cinta yang sebenarnya.
“Sepertinya kau pernah mengalaminya.” Kata Kang Bae. Wol Jae mengeluh kalau Manager Gwi benar-benar memalukan.”
“Bukan aku...Itu sebenarnya... cerita teman dekatku.” Ucap Kang Bae penasaran.
“Ayo Beri tahu aku.. Apa Kau ingin kembali bersama pacarmu?” tanya Wol Ju.
“Tidak...Aku tetap gagal, jadi, untuk apa? Berpacaran lagi pun tetap sama.” Kata Byeong Jae. Wol Ju pun apa yang dinginkan Byeong Jae.
“Aku ingin tahu alasan aku gagal. Aku sudah berusaha maksimal, tapi tetap gagal. Jika tahu alasannya, aku bisa mulai lagi. Aku juga bisa bertemu Yu-mi tanpa sedih lagi.” Kata Byeong Jae.
“Permintaanmu mudah. Itu mudah untuk kulakukan.”kata Wol Ju. Byoeng Jae bingung.
“Lupakan saja. Agar kau terus semangat, kuberikan alkohol spesial untukmu. Silakan minum.” Kata Wol Ju menuangkan ke dalam gelas. Byeong Jae pun meminumnya
“Bila tahu alasannya, aku pasti akan...” ucap Byeong Jae tiba-tiba langsung tertidur.
**
Bersambung ke part 2



Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar