PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 08 Mei 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 9 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Song Hwa bertemu dengan keluarga pasien memberitahu  kalau Prosedur embolisasi koil yang akan dijalani pasien adalah pemasangan selang kecil dari bagian paha untuk sampai pembuluh darah otak, kemudian dimasukkan koil untuk menyumbat bagian pembuluh darah yang pecah.
“Oleh karena itu, sebelumnya rambut di sekitar selangkang dicukur untuk mencegah infeksi. Namun, dokter magang kami melakukan kesalahan, malah mencukur rambut kepala. Aku tidak memberi instruksi akurat. Ini salahku. Aku sungguh minta maaf.” Ucap Song Hwa
“Kalian boleh minta ganti rugi. Aku akan bertanggung jawab mengatasinya.” Kata Song Hwa tertunduk merasa bersalah.
“Tidak apa, Dokter... Putraku di ambang kematian. Rambut bukan masalah besar... Tidak apa-apa.” Ucap sang ayah. Song Hwa pun mengucapkan Terima kasih.
“Dokter, prosedurnya tidak sakit, 'kan? Yang lain tidak masalah selama tak sakit. Oleh karena itu, jangan terlalu marah kepada dokter magang.” Kata  Pasien sudah dengan kepala yang botak.
“Kau takkan merasa sakit karena diberi anestesi. Mungkin pahamu akan terasa kaku selesai prosedur. Nanti aku akan minta perawat untuk kompres es batu.” Ucap Song Hwa. Sang pasien pun mengucap syukur. 


Jun Wan masuk ruangan Ik Jun bertanya Lagu hari ini apa. Ik Jun sambil melamun menjawab "Met You By Chance." Jun Wan mengerti dan akan pergi tapi melihat wajah Ik Jun langsung bertanya sedang apa. Ik Jun menjawab Introspeksi diri.
“Introspeksi soal apa?” kata Jun Wan heran. Ik Jun menjawab Karena anggap tahu segalanya soal manusia dan dunia.
“Aku sedang mengintrospeksi banyak hal.” Kata Ik Jun. Jun Wan mengeluh dengan ucapan temanya yang tak dimengerti.
“Menyingkirlah... Chi-Hong hendak masuk kemari.” Kata Ik Jun. Dokter Ahn sudah dibelakang pun menyapa Jun Wan.
“Ada apa kemari?” tanya Jun Wan dengan nada sinis. Dokter Ahn mengaku Dokter Lee ingin menanyakan sesuatu.
“Jun-Wan, kalau ada waktu, bisa tolong enyah dari sini? Ini masalah keluarga.” Kata Ik Jun. Jun Wan akhirnya menutup pintu dengan wajah kesal. 


[ UNIT PERAWATAN INTENSIF PEDIATRI ]
Dokter Jang sedang menatap komputer dan melihat ibu pasien yang sedang melompat didepan pintu akhirnya membuka pintu dan mempersilahkan kalau boleh menengok Jae-Won.Ibunya menolak mengaku sudah menengok tadi Namun terus ingin menengoknya.
“Operasinya lancar, 'kan? Dokter Ahn sudah menjelaskan, tetapi aku tidak dengar karena tadi sedang kalut.” Ucap Ibu Jae Won. Dokter Jang pun mengajak masuk ke ruangan ICU.
“Aku masuk ke Ruang Operasi, membantu, dan melihat sendiri operasi Dokter Ahn. Ini adalah... gambar saluran empedu normal. Seperti dijelaskan sebelumnya, saluran empedu Jae-Won memanjang di sini.” Jelas Dokter Jang mengambar diatas kertas
“Bagian memanjang itu sudah dipotong, dan dibuat jalan baru untuk empedu, disambungkan dengan usus kecil. Operasinya lancar. Jae-Won kesakitan karena baru selesai operasi, tetapi tak ada pendarahan. Buang air kecil pun lancar. Tanda vital pun sangat baik.” Jelas Dokter Jang
“Menurutku, besok dia bisa pindah ke bangsal biasa.” Kata Dokter Jang. Sang ibu langsung memeluk Dokter Jang mengucapkan Terima kasih karena sudah bekerja keras.
Dokter Jang bingung dan diam-diam Jung Won melihat dari  kejauhan seperti tersenyum melihat penjelasan dokter Jang yang lebih mudah. 


Di ruangan Ik Jun terlihat sedikit tegang, Dokter Ahn menceritakan kalau lama berpacaran ssekitar 5 tahun. Ik Jun ingin tahu seberapa banyak Dokter Ahn tahu kalau Ik-Sun memang tak ingin menikah. Dokter Ahn menceritakan kalau Pacar Ik Sun terus mengajak dia menikah.
“Ik-Sun pun berubah pikiran karena sangat menyukainya. Akhirnya Dia pun setuju. Namun, selang beberapa lama, suatu hari mereka mampir ke peramal di pinggir jalan. Peramal itu bilang Ik-Sun ditakdirkan menghancurkan hidup lelaki.” Cerita Dokter Ahn. Ik Jun kaget mendengarnya.
“Katanya mereka bertolak belakang, dan Ik-Sun menghambat masa depan pacarnya. Kelihatannya peramal itu membual.” Cerita Dokter Ahn.
“Apa Dia percaya itu?” tanya Ik Jun. Dokter Ahn yakin kalau Ik Sun tak percaya.
“Meski begitu, dia pasti merasa ada yang mengganjal. Lalu keesokan harinya, Ik-Sun membuat janji dengan semua peramal di daerah sana, dan mengajak pacarnya ke sana untuk membersihkan telinga.” Cerita Dokter Ahn. Ik Jun makin penasaran kelanjutanya.
“Lalu Si Brengsek itu... menceritakan hal itu kepada ibunya, dan ibunya tidak menyetujui pernikahan mereka. Kemudian pacarnya minta putus. Ik-Sun merasa tak habis pikir.” Ungkap Dokter Ahn.
“Saat sedang bingung dan termenung, ada telepon masuk dari ibu pacarnya. Lalu Dia terima telp itu, dan sang ibu mengajaknya pergi minggu ini. Dia bicara sambil tersenyum riang, mengajak Ik-Sun pergi ke Sokcho minggu ini.” Cerita Dokter Ahn.
“Dia berbohong, kan?” kata Ik Jun. Dokter Ahn membenarkan kalau Ik Sun jadikan ibunya alasan.
“Dia tidak tahu Ik-Sun dekat dengan ibunya. Padahal tinggal jujur saja jika memang perasaannya sudah berubah. Dia bukan anak kecil. Kenapa dia berkencan dengan pria brengsek?” keluh Dokter Ahn.
“Singkat cerita, Ik-Sun menderita insomnia setengah tahun lebih dan tidak nafsu makan. Berat badan Ik-Sun turun 5 kg lebih saat itu. Aku pun tak bisa memperhatikannya karena sedang sibuk di rumah sakit.” Jelas Dokter Ahn.
“Sekarang adikku baik-baik saja, 'kan?” tanya Ik Jun memastikan.  Dokter Ahn pikir Ik Sun mulai kembali seperti sediakala.
“Dia mulai membanyol lagi, 'kan?” kata Dokter Ahn. Ik Jun pun hanya bisa tertawa lalu mengucapkan Terima kasih sudah bercerita.
“Aku akan pura-pura tak tahu masalah ini.” Kata Ik Jun. Dokter Ahn menganguk mengerti.
“Dokter Lee.. Aku dan Ik-Sun sungguh tak ada hubungan apa-apa. Kami hanya teman.” Kata Dokter Ahn.
Ik Jun mengerti dan sudah paham sambil tertawa. Dokter Ahn pun mengetahui kalau mereka hari ini berlatih band dan bertanya apakah lain kali boleh menonton. Ik Jun memperbolehkan lalu membahas kalau Dokter Ahn itu suka Chae Song-Hwa,
“Maksudku, kau kagum...” kata Ik Jun memastikan. Dokter Ahn dengan sangat yakin memberitahu kalau menyukai Song Hwa.
“Semua orang pasti suka Chae Song-Hwa... Makanya, dia selalu sibuk. Pokoknya, orang yang menyukai Chae Song-Hwa pasti lebih menyukainya setelah lihat dia main bas. Kemajuannya pesat sekali. Dia Memang murid teladan.” Kata Ik Jun mencoba menghilangkan rasa canggung.
“Dia sedang embolisasi koil, 'kan?Apa Sudah selesai?” ucap Ik Jun. Dokter Ahn pikir mungkin sebentar lagi.





[ RUANG ANGIOGRAFI ]
Song Hwa keluar dari ruangan memuji semua tim dan bergegas masuk ke ruanganya. Perawat akan pulang membahas kalau Di depan ada kedai sujebi enak jadi mengajaknya kesana. Saat itu Suk Hyung baru saja keluar dari ruangan operasi dengan Dokter Chu yang kelelahan.
“Kau sudah bekerja keras, Dokter. Apa Operasinya lancar?” tanya perawat yang akan pulang.
“Awalnya kami kewalahan mencari titik pendarahan, tetapi berhasil. Pendarahan sudah teratasi. Jadi, cukup dipantau saja dan diberi transfusi darah.” Jelas Suk Hyung
“Saat kalian minta tes CBC, lakukan juga tes DIC, dan beri tahu aku bila hasil sudah keluar. Dia menerima banyak transfusi. Jadi, rontgen dadanya besok.” Jelas Suk Hyung. Dokter Chu menganguk mengerti.
“Dokter Yang... Apa pasien selamat?” tanya perawat Kim. Suk Hyung dengan sangat yakin menjawab Tentu saja selamat lalu pamit pergi. Perawat Kim pun tersenyum bahagia mendengarnya.
Saat itu Jun Wan sudah bersikap pulang, Jung Won masuk dengan terburu-buru. Jun Wan mengeluh kalau ini Terlambat. Jung Won membalas sudah tahu sambil menganti bajunya. Jun Wan menatap jam tanganya. Jung Won kesal  berterika kalau sudah tahu.
Suk Hyung masuk ruangan dan langsung berganti pakaian dengan baju santai lalu keluar melalui jalan pintas. Saat itu tak sengaja menabrak juniornya lalu meminta maaf. Tiba-tiba junornya memanggil “Ahjussi” memberitahu kalau dompetnya jatuh.
Perawat yang melihatnya hanya bisa menahan tawa, sementara Suk Hyung hanya bisa melonggo bingung memegang dompetnya yang jatuh. 


Jung Won dan Jun Wan menunggu lift, sesekali Jung Wan mengoda Jun Wan. Saat itu Song Hwa tersenyum bahagia melihat temanya yang akan terus bersama. Jung Won mengoda bertanya Song Hwa mau kemana. Song Hwa menjawab itu rahasia. Ik Jun menuruni tangga berbicara kalau sedang di lobby.
**
Tiga orang perawat berjalan ke parkiran, perawat Kim merasa malu. Perawat memastikan kalau bukan salahnya karena Suk Hyung itu cuma pria paruh baya tanpa jas dokternya. Perawat Kim malu karena sungguh tak mengenalinya.
“Tidak apa. Dokter Yang orang yang santai. Kau tak perlu khawatir. Kita pun pasien atau wali setelah melepas baju operasi. Jadi Sama saja.” Jelas Perawat.  Mereka pun menganguk mengerti.
“Jadi, meski berat, ingat bahwa pasien pun mungkin keluarga kita dan bersabarlah. Kalian Bersabar dan coba pahami mereka. Setelahnya jangan lagi bersabar. Beri tahu atasan.” Pesan perawat. Keduanya menganguk mengerti.
“Yeong-Ju, kau bilang ayahmu dokter?” ucap perawat. Yeoung Ju membenarkan
“Namun, kini dia sedang kemoterapi kanker usai operasi.” Kata Yeong Ju. Perawat merasa simpati dan ingin tahu keadaanya.
“Ya. Setiap hari dia mencela dokter dan rumah sakit. Tapi Kondisinya sangat baik.” Cerita Yeong Ju. Ketiganya hanya tertawa lalu masuk ke dalam mobil. 


Jung Won dkk melihat Ik Jun dan Suk Hyung berjalan bersama, mereka akhirnya berjalan bersama-sama dengan hiruk pikuk rumah sakit yang tak ada hentinya. Ik Jun makan ramyung terlihat kaget bertanya Siapa yang datang. Suk Hyung mengaku malu.
“Bagus, Chae Song-Hwa!” puji Jun Wan. Jung Won masih berpikir apakah akan menyukainya lalu menduga ibunya juga akan datang. Song Hwa menganguk. 

Nyonya Jung sudah duduk disampingtemanya dengan wajah bahagia merasa sudah lama tak menonton konser. Ik Jun sudah siap dengan gitarnya,  Direktur Ju mengaku tidak tahu lagu zaman sekaran lalu meminta agar  bisa mainkan lagu Moon Ju-ran atau Cho Mi-mi
“Direktur, akan kubawa kau ke lantai satu jika terus meminta yang aneh.” Kata Ik Jun mengancam. Direktur Ju mengerti dan menyuruh agar cepat mulai.
“Aku suka lagu apa saja asal asyik. Minta lagu yang asyik, Ahjussi!” ejek Nyonya Jung. Ik Jun mengeluh dipanggil Ahjussi. 

Mereka mulai bermain lagu yang hits dimasa mereka kuliah. Dokter Jang sedang ada di meja receptionist. Tiba-tiba ibu Jae Won datang dan langsung memberikan kopi dengan gambar angota BTS. Dokter Jang hanya bisa diam saja.
Di ruangan, Tuan Oh mencoba menyuapi anaknya. Sang anak mengeluh dianggap seperti anak kecil dan meminta agar bisa makan sendiri. Tuan Oh menegaskan kalau menurutnya sang anak masih tetap 10 tahun dimatanya.
“Selain itu, kenapa bubur? Aku belum dioperasi. Ayah, aku ingin makan ayam goreng.” Ucap Sang anak. Tuan Oh pun langsung bergegas pergi. 
Tuan Cheon terlihat gugup menunggu di sebuah restoran, saat itu wanita cantik masuk ke dalam restoran. Ia langsung melambaikan tangan dan wajahnya kaget karena dibelakangnya ada anak yang membawa sang nenek berobat tapi disuruh pergi ke Ilsan.
Ik Jun dkk terus memainkan musik yang terasa ringan, Nyonya Jung tak bisa diam mengikuti iramanya. Direktur Jung terlihat tidur dengan melipat tanganya, tapi terlihat jari dan kakinya mengikuti irma musik. Setelah selesai Nyonya Jung memuji mereka semua Luar biasa!
“Hei, bangun! Astaga.” Keluh Nyonya Jung. Direktur Ju berpura-pura mengantuk.

Ik Jun akan bergegas pergi, Woo Joo keluar meminta ikut. Ik Jun memberitahu ankanya kalau akan bertemu nanti malam, Woo Joo pun mengerti lalu memeluk dan mencium sang ayah lalu mengucap salam ala tarian break dance. 

Di cafe, Dokter Ahn terlihat gugup menunggu dicafe. Song Hwa pun terlihat rapi bergegas pergi. Di sebuah gedung, terlihat banyak spanduk dan karangan bunga. Ibu pasien menyapa Song Wan yang datang ke studio yoga barunya.
“Ya ampun, Dokter Chae! Kau sungguh datang?” ucap ibu Pasien. Song Hwa pun menyapa ibu pasien membawa buket bunga bertuliskan  [ SEMOGA SUKSES ]
“Selamat atas pembukaannya.” Kata Song Hwa  Sang ibu mengucapkan Terima kasih lalu memangil suaminya.
“Tidak perlu... Aku juga harus segera pergi... Aku mampir karena ada janji di dekat sini... Permisi... Semoga sukses!” ucap Song Hwa.
Saat itu Dokter Ahn gugup dan tersenyum melihat yan datang, Song Hwa masuk dengan senyuman bahagia. 

 Ik Sun berlari keluar dari markas karena diberitahu “Seorang lelaki mencarimu. Umurnya sekitar akhir 30 tahunan. Dia tampan.” Ia berlari dengan penuh semangat karena yakin Jun Wan yang datang berkunjung tapi ternyata kakaknya yang datang.
“Apa-apaan ini?” ucap Ik Sun terdiam. Ik Jun memperlihatkan tas bawanya memberitahu kalau ini  Kejutan!
“Apa Kau kaget?” ejek Ik Jun. Ik Sun mengeluh kalau ini  Membosankan.
“Ini ssogari maeun-tang dan sudah dipotong-potong. Tinggal direbus dengan bumbu. Yang ini daechang dan gopchang. Ini makanan mentah, panggang dahulu. Aku mohon, kau harus panggang dahulu.” Ucap Ik Jun memberikan isi plastiknya
“Sedangkan ini sundae< dan semacamnya, mulai Telinga, hati, paru-paru, perut, dan ginjal babi. Semua sudah direbus. Jadi Tinggal makan.” Kata Ik Jun memberikan makanan untuk adiknya.
“Apa Kau bermasalah?” tanya Ik Sun heran. Ik Jun mengaku tidak. Ik Sun pikir kakaknya akan menikah lagi. Ik Jun menjawab tidak.
“Apa Ibu sakit?” tanya Ik Sun. Ik Jun menjawab tidak. Ik Sun pikir ayahnya yang sakit. Ik Jun pun menjawab tidak
“Aku hanya berkunjung.” Kata Ik Jun. Ik Sun pikir kakaknya yang sakit. Ik Jun mengeluh mendengarnya lalu pamit pergi.
“Aku janji makan tonkatsu bersama Woo-Joo. Aku mampir untuk memberimu semua itu.” Jelas Ik Jun
“Kedainya di mana?” tanya Ik Sun. Ik Jun menjawab  di Apgujeong dan hanya menengok adiknya sebentar.
“Kau sehat, 'kan?” kata Ik Sun khawatir. Ik Jun menganguk. kalau sehat dan bertanya balik pada adiknya. Ik Sun mengaku selalu sehat.
“Maaf aku jarang kemari dan kurang memperhatikanmu. Aku pergi! Ahh... Aku lupa memberi uang saku.” Ucap Ik Jun memberikan lembaran uang 50ribu won. Ik Sun langsung menangis haru menerimanya.
“Astaga, kau kenapa? Apa Kau menangis?” kata Ik Jun mengejek. Ik Sun mengeluh kalau sudah gila karena menangis. Ik Jun mengejek adiknya memang benar-benar gila.
“Aku pergi. Selamat bekerja! Telepon aku bila kau merasa kesulitan. Aku tidak sibuk sama sekali. Telepon saja kapan pun.” Ucap Ik Jun lalu masukke dalam mobil
“Bersambung Episode 10”

 Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: