PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Song Hwa
bertemu dengan keluarga pasien memberitahu
kalau Prosedur embolisasi koil yang akan dijalani pasien adalah
pemasangan selang kecil dari bagian paha untuk sampai pembuluh darah otak,
kemudian dimasukkan koil untuk menyumbat bagian pembuluh darah yang pecah.
“Oleh
karena itu, sebelumnya rambut di sekitar selangkang dicukur untuk mencegah
infeksi. Namun, dokter magang kami melakukan kesalahan, malah mencukur rambut
kepala. Aku tidak memberi instruksi akurat. Ini salahku. Aku sungguh minta
maaf.” Ucap Song Hwa
“Kalian
boleh minta ganti rugi. Aku akan bertanggung jawab mengatasinya.” Kata Song Hwa
tertunduk merasa bersalah.
“Tidak
apa, Dokter... Putraku di ambang kematian. Rambut bukan masalah besar... Tidak
apa-apa.” Ucap sang ayah. Song Hwa pun mengucapkan Terima kasih.
“Dokter,
prosedurnya tidak sakit, 'kan? Yang lain tidak masalah selama tak sakit. Oleh
karena itu, jangan terlalu marah kepada dokter magang.” Kata Pasien sudah dengan kepala yang botak.
“Kau
takkan merasa sakit karena diberi anestesi. Mungkin pahamu akan terasa kaku
selesai prosedur. Nanti aku akan minta perawat untuk kompres es batu.” Ucap
Song Hwa. Sang pasien pun mengucap syukur.
Jun Wan
masuk ruangan Ik Jun bertanya Lagu hari ini apa. Ik Jun sambil melamun menjawab
"Met You By Chance." Jun Wan mengerti dan akan pergi tapi melihat
wajah Ik Jun langsung bertanya sedang apa. Ik Jun menjawab Introspeksi diri.
“Introspeksi
soal apa?” kata Jun Wan heran. Ik Jun menjawab Karena anggap tahu segalanya soal
manusia dan dunia.
“Aku
sedang mengintrospeksi banyak hal.” Kata Ik Jun. Jun Wan mengeluh dengan ucapan
temanya yang tak dimengerti.
“Menyingkirlah...
Chi-Hong hendak masuk kemari.” Kata Ik Jun. Dokter Ahn sudah dibelakang pun
menyapa Jun Wan.
“Ada apa
kemari?” tanya Jun Wan dengan nada sinis. Dokter Ahn mengaku Dokter Lee ingin
menanyakan sesuatu.
“Jun-Wan,
kalau ada waktu, bisa tolong enyah dari sini? Ini masalah keluarga.” Kata Ik
Jun. Jun Wan akhirnya menutup pintu dengan wajah kesal.
[ UNIT
PERAWATAN INTENSIF PEDIATRI ]
Dokter
Jang sedang menatap komputer dan melihat ibu pasien yang sedang melompat
didepan pintu akhirnya membuka pintu dan mempersilahkan kalau boleh menengok
Jae-Won.Ibunya menolak mengaku sudah menengok tadi Namun terus ingin
menengoknya.
“Operasinya
lancar, 'kan? Dokter Ahn sudah menjelaskan, tetapi aku tidak dengar karena tadi
sedang kalut.” Ucap Ibu Jae Won. Dokter Jang pun mengajak masuk ke ruangan ICU.
“Aku
masuk ke Ruang Operasi, membantu, dan melihat sendiri operasi Dokter Ahn. Ini
adalah... gambar saluran empedu normal. Seperti dijelaskan sebelumnya, saluran
empedu Jae-Won memanjang di sini.” Jelas Dokter Jang mengambar diatas kertas
“Bagian
memanjang itu sudah dipotong, dan dibuat jalan baru untuk empedu, disambungkan
dengan usus kecil. Operasinya lancar. Jae-Won kesakitan karena baru selesai
operasi, tetapi tak ada pendarahan. Buang air kecil pun lancar. Tanda vital pun
sangat baik.” Jelas Dokter Jang
“Menurutku,
besok dia bisa pindah ke bangsal biasa.” Kata Dokter Jang. Sang ibu langsung
memeluk Dokter Jang mengucapkan Terima kasih karena sudah bekerja keras.
Dokter
Jang bingung dan diam-diam Jung Won melihat dari kejauhan seperti tersenyum melihat penjelasan
dokter Jang yang lebih mudah.
Di ruangan
Ik Jun terlihat sedikit tegang, Dokter Ahn menceritakan kalau lama berpacaran
ssekitar 5 tahun. Ik Jun ingin tahu seberapa banyak Dokter Ahn tahu kalau Ik-Sun
memang tak ingin menikah. Dokter Ahn menceritakan kalau Pacar Ik Sun terus
mengajak dia menikah.
“Ik-Sun
pun berubah pikiran karena sangat menyukainya. Akhirnya Dia pun setuju. Namun,
selang beberapa lama, suatu hari mereka mampir ke peramal di pinggir jalan.
Peramal itu bilang Ik-Sun ditakdirkan menghancurkan hidup lelaki.” Cerita
Dokter Ahn. Ik Jun kaget mendengarnya.
“Katanya
mereka bertolak belakang, dan Ik-Sun menghambat masa depan pacarnya. Kelihatannya
peramal itu membual.” Cerita Dokter Ahn.
“Apa Dia
percaya itu?” tanya Ik Jun. Dokter Ahn yakin kalau Ik Sun tak percaya.
“Meski
begitu, dia pasti merasa ada yang mengganjal. Lalu keesokan harinya, Ik-Sun
membuat janji dengan semua peramal di daerah sana, dan mengajak pacarnya ke
sana untuk membersihkan telinga.” Cerita Dokter Ahn. Ik Jun makin penasaran
kelanjutanya.
“Lalu Si
Brengsek itu... menceritakan hal itu kepada ibunya, dan ibunya tidak menyetujui
pernikahan mereka. Kemudian pacarnya minta putus. Ik-Sun merasa tak habis
pikir.” Ungkap Dokter Ahn.
“Saat
sedang bingung dan termenung, ada telepon masuk dari ibu pacarnya. Lalu Dia terima
telp itu, dan sang ibu mengajaknya pergi minggu ini. Dia bicara sambil
tersenyum riang, mengajak Ik-Sun pergi ke Sokcho minggu ini.” Cerita Dokter
Ahn.
“Dia
berbohong, kan?” kata Ik Jun. Dokter Ahn membenarkan kalau Ik Sun jadikan
ibunya alasan.
“Dia
tidak tahu Ik-Sun dekat dengan ibunya. Padahal tinggal jujur saja jika memang
perasaannya sudah berubah. Dia bukan anak kecil. Kenapa dia berkencan dengan
pria brengsek?” keluh Dokter Ahn.
“Singkat
cerita, Ik-Sun menderita insomnia setengah tahun lebih dan tidak nafsu makan. Berat
badan Ik-Sun turun 5 kg lebih saat itu. Aku pun tak bisa memperhatikannya karena
sedang sibuk di rumah sakit.” Jelas Dokter Ahn.
“Sekarang
adikku baik-baik saja, 'kan?” tanya Ik Jun memastikan. Dokter Ahn pikir Ik Sun mulai kembali seperti
sediakala.
“Dia
mulai membanyol lagi, 'kan?” kata Dokter Ahn. Ik Jun pun hanya bisa tertawa
lalu mengucapkan Terima kasih sudah bercerita.
“Aku akan
pura-pura tak tahu masalah ini.” Kata Ik Jun. Dokter Ahn menganguk mengerti.
“Dokter
Lee.. Aku dan Ik-Sun sungguh tak ada hubungan apa-apa. Kami hanya teman.” Kata Dokter
Ahn.
Ik Jun
mengerti dan sudah paham sambil tertawa. Dokter Ahn pun mengetahui kalau mereka
hari ini berlatih band dan bertanya apakah lain kali boleh menonton. Ik Jun
memperbolehkan lalu membahas kalau Dokter Ahn itu suka Chae Song-Hwa,
“Maksudku,
kau kagum...” kata Ik Jun memastikan. Dokter Ahn dengan sangat yakin
memberitahu kalau menyukai Song Hwa.
“Semua
orang pasti suka Chae Song-Hwa... Makanya, dia selalu sibuk. Pokoknya, orang
yang menyukai Chae Song-Hwa pasti lebih menyukainya setelah lihat dia main bas.
Kemajuannya pesat sekali. Dia Memang murid teladan.” Kata Ik Jun mencoba
menghilangkan rasa canggung.
“Dia
sedang embolisasi koil, 'kan?Apa Sudah selesai?” ucap Ik Jun. Dokter Ahn pikir mungkin
sebentar lagi.
[ RUANG ANGIOGRAFI
]
Song Hwa
keluar dari ruangan memuji semua tim dan bergegas masuk ke ruanganya. Perawat
akan pulang membahas kalau Di depan ada kedai sujebi enak jadi mengajaknya
kesana. Saat itu Suk Hyung baru saja keluar dari ruangan operasi dengan Dokter
Chu yang kelelahan.
“Kau
sudah bekerja keras, Dokter. Apa Operasinya lancar?” tanya perawat yang akan
pulang.
“Awalnya
kami kewalahan mencari titik pendarahan, tetapi berhasil. Pendarahan sudah
teratasi. Jadi, cukup dipantau saja dan diberi transfusi darah.” Jelas Suk
Hyung
“Saat
kalian minta tes CBC, lakukan juga tes DIC, dan beri tahu aku bila hasil sudah
keluar. Dia menerima banyak transfusi. Jadi, rontgen dadanya besok.” Jelas Suk
Hyung. Dokter Chu menganguk mengerti.
“Dokter
Yang... Apa pasien selamat?” tanya perawat Kim. Suk Hyung dengan sangat yakin
menjawab Tentu saja selamat lalu pamit pergi. Perawat Kim pun tersenyum bahagia
mendengarnya.
Saat itu
Jun Wan sudah bersikap pulang, Jung Won masuk dengan terburu-buru. Jun Wan
mengeluh kalau ini Terlambat. Jung Won membalas sudah tahu sambil menganti
bajunya. Jun Wan menatap jam tanganya. Jung Won kesal berterika kalau sudah tahu.
Suk Hyung
masuk ruangan dan langsung berganti pakaian dengan baju santai lalu keluar
melalui jalan pintas. Saat itu tak sengaja menabrak juniornya lalu meminta
maaf. Tiba-tiba junornya memanggil “Ahjussi” memberitahu kalau dompetnya jatuh.
Perawat
yang melihatnya hanya bisa menahan tawa, sementara Suk Hyung hanya bisa
melonggo bingung memegang dompetnya yang jatuh.
Jung Won
dan Jun Wan menunggu lift, sesekali Jung Wan mengoda Jun Wan. Saat itu Song Hwa
tersenyum bahagia melihat temanya yang akan terus bersama. Jung Won mengoda
bertanya Song Hwa mau kemana. Song Hwa menjawab itu rahasia. Ik Jun menuruni
tangga berbicara kalau sedang di lobby.
**
Tiga
orang perawat berjalan ke parkiran, perawat Kim merasa malu. Perawat memastikan
kalau bukan salahnya karena Suk Hyung itu cuma pria paruh baya tanpa jas
dokternya. Perawat Kim malu karena sungguh tak mengenalinya.
“Tidak
apa. Dokter Yang orang yang santai. Kau tak perlu khawatir. Kita pun pasien
atau wali setelah melepas baju operasi. Jadi Sama saja.” Jelas Perawat. Mereka pun menganguk mengerti.
“Jadi,
meski berat, ingat bahwa pasien pun mungkin keluarga kita dan bersabarlah.
Kalian Bersabar dan coba pahami mereka. Setelahnya jangan lagi bersabar. Beri
tahu atasan.” Pesan perawat. Keduanya menganguk mengerti.
“Yeong-Ju,
kau bilang ayahmu dokter?” ucap perawat. Yeoung Ju membenarkan
“Namun,
kini dia sedang kemoterapi kanker usai operasi.” Kata Yeong Ju. Perawat merasa
simpati dan ingin tahu keadaanya.
“Ya.
Setiap hari dia mencela dokter dan rumah sakit. Tapi Kondisinya sangat baik.” Cerita
Yeong Ju. Ketiganya hanya tertawa lalu masuk ke dalam mobil.
Jung Won
dkk melihat Ik Jun dan Suk Hyung berjalan bersama, mereka akhirnya berjalan
bersama-sama dengan hiruk pikuk rumah sakit yang tak ada hentinya. Ik Jun makan
ramyung terlihat kaget bertanya Siapa yang datang. Suk Hyung mengaku malu.
“Bagus,
Chae Song-Hwa!” puji Jun Wan. Jung Won masih berpikir apakah akan menyukainya
lalu menduga ibunya juga akan datang. Song Hwa menganguk.
Nyonya
Jung sudah duduk disampingtemanya dengan wajah bahagia merasa sudah lama tak
menonton konser. Ik Jun sudah siap dengan gitarnya, Direktur Ju mengaku tidak tahu lagu zaman sekaran
lalu meminta agar bisa mainkan lagu Moon
Ju-ran atau Cho Mi-mi
“Direktur,
akan kubawa kau ke lantai satu jika terus meminta yang aneh.” Kata Ik Jun mengancam.
Direktur Ju mengerti dan menyuruh agar cepat mulai.
“Aku suka
lagu apa saja asal asyik. Minta lagu yang asyik, Ahjussi!” ejek Nyonya Jung. Ik
Jun mengeluh dipanggil Ahjussi.
Mereka mulai
bermain lagu yang hits dimasa mereka kuliah. Dokter Jang sedang ada di meja
receptionist. Tiba-tiba ibu Jae Won datang dan langsung memberikan kopi dengan
gambar angota BTS. Dokter Jang hanya bisa diam saja.
Di
ruangan, Tuan Oh mencoba menyuapi anaknya. Sang anak mengeluh dianggap seperti
anak kecil dan meminta agar bisa makan sendiri. Tuan Oh menegaskan kalau
menurutnya sang anak masih tetap 10 tahun dimatanya.
“Selain
itu, kenapa bubur? Aku belum dioperasi. Ayah, aku ingin makan ayam goreng.” Ucap
Sang anak. Tuan Oh pun langsung bergegas pergi.
Tuan
Cheon terlihat gugup menunggu di sebuah restoran, saat itu wanita cantik masuk
ke dalam restoran. Ia langsung melambaikan tangan dan wajahnya kaget karena
dibelakangnya ada anak yang membawa sang nenek berobat tapi disuruh pergi ke
Ilsan.
Ik Jun
dkk terus memainkan musik yang terasa ringan, Nyonya Jung tak bisa diam
mengikuti iramanya. Direktur Jung terlihat tidur dengan melipat tanganya, tapi
terlihat jari dan kakinya mengikuti irma musik. Setelah selesai Nyonya Jung
memuji mereka semua Luar biasa!
“Hei,
bangun! Astaga.” Keluh Nyonya Jung. Direktur Ju berpura-pura mengantuk.
Ik Jun
akan bergegas pergi, Woo Joo keluar meminta ikut. Ik Jun memberitahu ankanya kalau
akan bertemu nanti malam, Woo Joo pun mengerti lalu memeluk dan mencium sang
ayah lalu mengucap salam ala tarian break dance.
Di cafe,
Dokter Ahn terlihat gugup menunggu dicafe. Song Hwa pun terlihat rapi bergegas
pergi. Di sebuah gedung, terlihat banyak spanduk dan karangan bunga. Ibu pasien
menyapa Song Wan yang datang ke studio yoga barunya.
“Ya
ampun, Dokter Chae! Kau sungguh datang?” ucap ibu Pasien. Song Hwa pun menyapa
ibu pasien membawa buket bunga bertuliskan [ SEMOGA SUKSES ]
“Selamat
atas pembukaannya.” Kata Song Hwa Sang
ibu mengucapkan Terima kasih lalu memangil suaminya.
“Tidak
perlu... Aku juga harus segera pergi... Aku mampir karena ada janji di dekat
sini... Permisi... Semoga sukses!” ucap Song Hwa.
Saat itu
Dokter Ahn gugup dan tersenyum melihat yan datang, Song Hwa masuk dengan
senyuman bahagia.
Ik Sun berlari keluar dari markas karena diberitahu “Seorang lelaki mencarimu. Umurnya sekitar akhir 30 tahunan. Dia tampan.” Ia berlari dengan penuh semangat karena yakin Jun Wan yang datang berkunjung tapi ternyata kakaknya yang datang.
“Apa-apaan
ini?” ucap Ik Sun terdiam. Ik Jun memperlihatkan tas bawanya memberitahu kalau
ini Kejutan!
“Apa Kau
kaget?” ejek Ik Jun. Ik Sun mengeluh kalau ini
Membosankan.
“Ini
ssogari maeun-tang dan sudah dipotong-potong. Tinggal direbus dengan bumbu.
Yang ini daechang dan gopchang. Ini makanan mentah, panggang dahulu. Aku mohon,
kau harus panggang dahulu.” Ucap Ik Jun memberikan isi plastiknya
“Sedangkan
ini sundae< dan semacamnya, mulai Telinga, hati, paru-paru, perut, dan
ginjal babi. Semua sudah direbus. Jadi Tinggal makan.” Kata Ik Jun memberikan
makanan untuk adiknya.
“Apa Kau
bermasalah?” tanya Ik Sun heran. Ik Jun mengaku tidak. Ik Sun pikir kakaknya
akan menikah lagi. Ik Jun menjawab tidak.
“Apa Ibu
sakit?” tanya Ik Sun. Ik Jun menjawab tidak. Ik Sun pikir ayahnya yang sakit.
Ik Jun pun menjawab tidak
“Aku
hanya berkunjung.” Kata Ik Jun. Ik Sun pikir kakaknya yang sakit. Ik Jun
mengeluh mendengarnya lalu pamit pergi.
“Aku
janji makan tonkatsu bersama Woo-Joo. Aku mampir untuk memberimu semua itu.” Jelas
Ik Jun
“Kedainya
di mana?” tanya Ik Sun. Ik Jun menjawab di Apgujeong dan hanya menengok adiknya sebentar.
“Kau
sehat, 'kan?” kata Ik Sun khawatir. Ik Jun menganguk. kalau sehat dan bertanya
balik pada adiknya. Ik Sun mengaku selalu sehat.
“Maaf aku
jarang kemari dan kurang memperhatikanmu. Aku pergi! Ahh... Aku lupa memberi
uang saku.” Ucap Ik Jun memberikan lembaran uang 50ribu won. Ik Sun langsung
menangis haru menerimanya.
“Astaga,
kau kenapa? Apa Kau menangis?” kata Ik Jun mengejek. Ik Sun mengeluh kalau
sudah gila karena menangis. Ik Jun mengejek adiknya memang benar-benar gila.
“Aku
pergi. Selamat bekerja! Telepon aku bila kau merasa kesulitan. Aku tidak sibuk
sama sekali. Telepon saja kapan pun.” Ucap Ik Jun lalu masukke dalam mobil
“Bersambung
Episode 10”
Cek My Wattpad... ExGirlFriend
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Semangat mbk dyahdeedee. Sinopsisnya menarik
BalasHapus