PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Manager
Yeom mengumpulkan semua ingin memberitahu
Caranya adalah... semua pun menunggu ingin tahu, tapi Manager Yeom terus
menunda dan mengulang-ngulang. Wol Jum tak bisa menahan emosi meminta agar
Cepat beri tahu karena Ini bukan pengumuman pemenang.
“Apa kau
Jun Hyun-moo atau Kim Seong-ju? Aku baru saja mau memberi tahu kalian. Benar,
'kan?” ucap Manager Yeom dan mendapatkan tatapan sinis dari Wol Ju.
“Cara
terakhir yang bisa kau lakukan adalah meminta perbuatan baik dari arwah lain.
Namun, di Alam Baka, hal itu dilarang dilakukan secara gratis. Kau harus
memberikan semua yang berharga dalam dirimu kepada orang itu.” Jelas Manager
Yeom
“Seorang
petani sepertiku ini tak punya apa-apa. Bagaimana bisa aku memberi yang
berharga?” ucap Tuan Choi sedih
“Nomor
lotre... Nomor lotre tak berguna bila dia mati. Bagaimana kalau nomor itu
ditukar dengan perbuatan baik?” ucap Kang Bae. Tuan Choi bertanya apakah itu
mungkin
“Itu
bukan tak mungkin. Namun, uang tak selalu berhasil di Alam Baka. Hal yang
terpenting adalah takdir di antara kalian. Di antara yang punya banyak
perbuatan baik, carilah orang yang punya hubungan dengan keluargamu.”kata
Manager Yeom
“Tamatlah
kita. Bagaimana bisa kita mencari orang seperti itu? Kita hanya punya waktu
sehari.” Keluh Wol Ju
“Kakek,
lebih baik kau menyerah saja kali ini. Berikan saja nomor lotre itu pada
cicitmu saat dia hidup kembali nanti. Dengan begitu, dia akan terlahir kembali
menjadi orang kaya. Ya? Ayo kita cari target lain. Cepat pergi.” kata Wol Ju
lalu melangkah pergi.
“Aku
mohon, tolonglah Jin-dong. Sebagai arwah, aku tak bisa bolak-balik. Wol-ju, hanya
kau yang bisa membantu...”kata Tuan Choi
“Aku juga
sedang dikejar waktu. Aku bukan bekerja untuk mengisi waktu luang.” Kata Wol Ju
“Tanpa diriku,
dia tak akan dilahirkan. Aku lebih baik dikirim ke neraka bila harus melihat
dia seperti itu. Aku mohon, mengertilah sedikit perasaan leluhur sepertiku
ini.” Kata Tuan Choi menangis.
Wol Ju
terdiam mengingat saat ibunya dulu yang harus meninggal untuk dirinya. Tuan
Choi terus menangis mengatakan kalau Di kehidupan berikutnya, ia tak apa bila
terlahir kembali sebagai budaknya, jadi memohon agar selamatkan cicitnya.
“Di masa
sekarang tidak ada namanya budak, Kek... Baiklah. Anggap saja ini bagian
tugasku dan kita coba sebisanya.” Ucap Wol Ju. Tuan Choi pun mengucapkan Terima
kasih
“Choi Seok-pan,
kau harus segera kembali ke Alam Baka. Rohmu sudah makin lemah.” Kata Manager
Yeom
“Aku
mohon bantuan kalian semua. Terima kasih banyak.” Kata Tuan Choi lalu pamit
pergi.
“Choi
Jin-dong, Swalayan Kapeul, pukul 11.03, kematian karena kecelakaan. Kau harus
membawa perbuatan baik sebelum itu.”kata Manager Yeom. Wol Jul menganguk mengerti.
“Kau tak
boleh terlambat. Bila terlambat, aku tak bisa menolongmu.” Tegas Manager Yeom
BALAI
KOTA ALAM BAKA
Wol Ju
memberitahu kalau mau memeriksa kartu keluarga, juga catatan perbuatan baik
jadi meminta agar memberikan kuncinya. Petugas memberitahu kalau Ruang data
sudah lama tidak ada. Keduanya melonggo bingung dan kaget.
“Mengapa
tak ada ruang data? Apa terjadi kebakaran?” tanya Manager Gwi
“Kalian
masih belum tahu? Karena ada arwah yang pintar komputer, semua data dimasukkan ke
sistem komputer agar lebih rapi. Dia orang yang kumaksud.” Kata petugas
menunjuk seorang pria yang sedang mengigit apel dan menaruhnya dimeja, dia
adalah arwah steve job
“Jadi,
bisa cari seseorang dengan catatan perbuatan baik dan berkerabat dengan Choi
Seok-pan?” tanya Wol Ju. Petugas pun meminta agar mereka menunggu.
Akhirnya
ketiganya melihat layar dan terlihat bagan yang akan membuat hubungan dengan [CHOI
SEOK-PAN] dan terhubung dengan [PEMILIK PERBUATAN BAIK -KIM CHEOL-HYEON- LEE
JEOM-RYE] Wol Ju tak percaya kalau sistemnya jadi benar-benar cepat.
"Lee
Kkeut-sun." Kata Petugas. Kang Bae memastikan kalau Ini orangnya,
menurutnya wanita itu terlihat sangat
baik.
“Dengan
level seperti ini, dia bisa meninggal dan hidup di Alam Baka seperti
miliarder.” Kata Petugas.Kang Bae kaget mendengarnya.
“Apa
perbuatan baik memengaruhi kehidupan selanjutnya?” tanya Kang Bae.
“Benar.
Karena itu saat Kematian datang, banyak orang yang menyesal tak banyak berbuat
baik. Perbuatan baik lebih berharga daripada apa pun di sini. Bila ada yang
ingin dicuri di sini, tentu saja perbuatan baik orang lain.’” Ucap Petugas
“Jadi Di
mana bisa bertemu orang ini?” tanya Wol Ju tak ingin berlama-lama.
[PANTI
ASUHAN ALAM BAKA]
Ketiganya
sampaidi alam baka, Kang Bae tak percaya kalau
Ada panti asuhan juga di sini. Manager Gwi memberitahu Ini tempat roh
anak yang wafat sebelum orang tuanya. Saat itu beberapa anak menghampiri Wol Ju
dengan ramah
“Ada apa
datang kemari?”tanya seorang wanita datang. Wol Ju mengaku datang dari Dunia Mimpi.
“Apa kami
bisa bertemu Lee Kkeut-sun?”tanya Wol Ju. Si pegawai mengaku Direktur Lee
sedang ada konsultasi, jadi harus menunggu sebentar.
“Apa
anak-anak sudah makan?”tanya Wol Ju. Pegawai mengaku Jam makan mereka sebentar
lagi dimulai.
“Bahan
kita masih tersisa, 'kan?” kata Wol Ju pada Manager Gwi.
Akhirnya
Wol Ju dengan cepat memasak mie lengkap dengan sayuran dan membagikan semuanya
pada anak panti asuhan. Semua anak
terlihat bahagia memakanya. Wol Ju meminta agar merkea Pelan-pelan saja makannya
dan Jangan terburu-buru.
“Ini
Masih banyak... Bilang saja jika mau tambah.”ucap Wol Ju. Manager Gwi pu dengan
ramah menemani mereka makan.
“Apa kau
mencariku?” tanya seorang nenek keluar dari panti.
Ketiganya
pun bertemu dengan Nyonya Lee diruangan. Nyonya Lee pikir Bila dia cucu Jeom-rye, maka pasti masih
sangat muda sekarang,ia pun merasa sedih karena Jeom-rye malang sekali.Wol Ju
memberitahu alasan datang untuk meminta bantuannya.
“Bagaimana
aku bisa membantunya? Beri tahu saja padaku apa pun itu.”kata Nenek Lee
“Dia bisa
diselamatkan bila kau membagi perbuatan baikmu. Semua nilai perbuatan baik
orang dikumpulkan oleh Yeomraedaewang. Bila dibagi, Tuhan juga pasti bisa
mengubah keputusannya.” Jelas Wol Ju
“Aku akan
memberikannya. Tentu saja. Jeom-rye adalah penolongku satu-satunya selama aku
masih hidup.” Kata Nenek Lee
“Ini... adalah
nomor lotre yang diberikan oleh bapak mertua Nenek Jeom-rye.” Ucap Wol Ju
memberikan sebuah amplop
“Tidak.
Kau tak usah memberikannya.” Ucap Nenek Lee. Wol Ju memberitau Menurut Hukum
Alam Baka Nenek Lee harus menerima ini.
“Lakukan
sesukamu dengan ini.” Kata Wol Ju memaksa. Nenek Lee pun akhirnya menerimanya.
Ia pu memberikan kantung
kecil yang berisi [PERBUATAN BAIK] dan memohon agar bisa rawat dan bantu Jeom-rye
dengan baik di sana
Nenek Lee
memanggil Jin-dong mengajak sarapan dan harus berangkat kerja. Jin Dong
terbangun dan langsung meminta pena. Nenek Lee bingung, Jin Dong terus meminta
neneknya memberikan pena dan kertas, segera. Nenek Lee pun mencarinya.
“Ada apa
kau pagi-pagi begini? Biar kupikir. Di mana itu? Ini dia pena dan kertasnya.”
Kata Nenek Lee memberikan pada Jin Dong
“Apa itu?
Apa yang kau tulis sebenarnya?” tanya Nenek Lee. Ji Dong mengaku Tadi malam bermimpi seorang kakek...
“Tunggu.
Mungkin ini tak berhasil bila kubicarakan. Tidak ada apa-apa. Nanti kuberi
tahu.” Kata Jin Dong penuh semangat.
Di tepi
sungai dengan perahu yang sedang berjalan didepanya. Manager Gwi ingin tahu
perasaan Kang Bae setelah datang ke Alam Baka,karena ia adalah orang hidup
pertama yang pernah kemari.Kang Bae mengak merasa tak enak, Apalagi pada
anak-anak itu.
“Semoga
Direktur Lee merawat mereka dengan baik.” Kata Kang Bae. Manager Gwi
memberitahu Mereka menunggu orang tuanya
di sana.
“Jika begitu,
kelak mereka dapat bertemu orang tuanya?” tanya Kang Bae.
“Tentu saja.
Semua manusia pada akhirnya akan meninggal. Mereka pasti akan bertemu.” Kata
Manager Gwi.
“Senang
mendengarnya. Itu berbeda dengan Dunia Nyata.” Kata Kang Bae, Manager Gwi ingin
tahu Apa yang berbeda?
“Di Dunia
Nyata, seberapa lama pun menunggu di panti asuhan, banyak orang tua yang
akhirnya tak datang menjemput. Aku seperti itu dulu.” Kata Kang Bae sedih.
Keduanya
pun hanya terdiam, Wol Ju memastikan
pada Manager Gwi kalau mereka Tak terlambat, Manager Gwi melihat Mataharinya, Karena
waktu perkiraannya pukul 11.03, jadi masih ada cukup waktu. Wol Ju pun mengelu lelah
sekali hari ini.
Kang Bae
pun memberikan teh gandum, Tuan Kim yang sedari tadi menguping diam-diam
berjalan menghampiri Wol Ju dan langsung
mengambil kantung disaku bajunya. Wol Ju berteriak pecuri Kantong perbuatan
baik
Manager
Gwi langsung mengejarnya, Kang Bae ingin ikut mengejar tapi Wol Ju memanggil
Kang Bae kalau merkea harus kembali. Kang Bae bingung dengan kantungnya itu.
Wol Ju pikir mereka sudah tak ada waktu.
“Kita
harus kembali dan lindungi Choi Jin-dong dulu.” Perintah Wol Ju.
[SWALAYAN
KAPEUL]
Kang Bae
terlihat gugup berjalan dilorong membaca pesan Wol Ju [Akan kuhentikan Kematian di luar. Kau terus awasi
Choi Jin-dong di dalam.] Saat itu Jin
Dong sedang ada didepan counter, Kang Bae pun menyapa teman baiknya.
“Mengapa
kau tak jawab teleponmu? Aku khawatir.” Keluh Kang Bae. Jin Dong melihat
ponselnya dan mengaku Ponselnya mode
getar dan bertanya ada apa.
“Aku
hanya khawatir padamu. Kau tak apa-apa, 'kan? Tidak sakit?” ucap Kang Bae
khawair. Jin Dong bingung dengan tingkah temanya.
“Apa kau
tahu aku beli lotre? Sebenarnya, tadi malam aku bermimpi sesuatu yang sangat
hebat. Semoga ini benar. Bila menang lotre, aku akan ajak kau ke Hawaii.” Ucap
Jin Dong bersemangat.
“Hawaii?
Kedengarannya seru.” Ucap Kang Bae mencoba tetap tenang. Jin Dong pun mengaku
jadi tak sabar dengans senyuman bahagai.
Jin Dong
perg ke lorong supermarket. Kang Bae layaknya pengawla menjaga Jin Dong agar
tak terjadi sesuatu. Jin Dong bingung melihat tingkah temanya tapi tak
memperdulikanya. Kang-bae melihat ada kulit pisang dilantai dan langsung
menyelamatkanya.
“Hei, kau
sedang apa?”tanya Jin Dong bingung melihta Kang Bae berbaring dilantai.
“Peregangan...
Peregangan memang harus di swalayan. Ayo ikut.” Ucap Kang Bae mengerakan dua
kakinya. Jin Dong mengeluh memilih untuk pergi.
Manager
Yeom sudah ada didepan supermarket melihat catatanya [CHOI JIN-DONG] lalu
merasa Nasibnya sangatlah malang tapi tak bisa berbuat apa-apa lagi dan meminta
maaf pada Choi Seok Pan. Tiba-tiba Wol Ju sudah ada depanya. Manager Yeom
langsung terlonjak kaget.
“Mengapa
kau datang begitu cepat?” keluh Wol Ju. Manager Gwi pikir Sampai di tempat janji sepuluh menit lebih
awal adalah sikap pria terhormat.
“Kantong
perbuatan baik segera tiba, jadi, tunggu sebentar.”ucap Wol Ju menghalangi
“Aku
sudah katakan padamu aku takkan menunggu.” Kata Manager Yeom. Wol Ju langsung
memandang sinis seperti epmbinuh.
“Kau
memandang sinis lagi. Apa Kau mau memukulku?” keluh Manager Yeom
“Aku
sebenarnya ingin memukulmu, tapi itu tindak kekerasan. Bila aku sedang bekerja,
tidakkah itu terhitung sebagai perlawanan saat bekerja?” kata Wol Ju
“Tunggu.
Bicara padaku sambil turunkan tinjumu itu...Oh.. Choi Jin-dong!” teriak Manager
Yeom. Wol Ju mengalihkan pandanganya, dan saat itu Manager Yeom langsung kabur.
Wol Ju kesal dan langsung mengejarnya.
Kang Bae
membawa trolly barang ke gudang besar dan merasa ketakutan mengajak Jin-dong
segera keluar karena Di sini sangat berbahaya. Jin Dong bingung temanya
tiba-tiba berpikir Gudang ini
berbahay.a. Kang bae mengaku menjadi cemas.
“Bila kau
mau cepat keluar, jangan diam saja dan bantu aku.” Ucap Jin Dong. Kang Bae melihat
sekeliling dan ketakutan.
Saat itu
sebuah trolly lain berjalan, Kang Bae melihat dari kejauhan kalau Trolly akan
menabrak Jin Dong. Sementara Manager Yeom mengunakan kekuatanya. Kang Bae pun
mencoba menyelamatkan Jin Dong ke sisi lorong. Tapi Jin Dong terlihat pingsan.
“Jin-dong,
bangunlah! Buka matamu! Jin-dong, sadarlah!”teriak Kang bae panik memegang
wajah Kang Bae. Jin Dong perlahan membuka matanya.
“Apa Kau
sudah sadar? Kau mengenali diriku?” tanya Kang Bae panik.
“Aku sudah
pergi 50 kali kencan buta sampai sekarang, tapi akhirnya semua menolakku. Apa
ini masuk akal?” ucap Jin Dong. Kang Bae bingung lalu tersadar kalau tanganya
menyentuh wajah Jin Dong.
“Aku
tidak sejelek itu, 'kan? Aku benar-benar tak mengerti perasaan wanita. Wanita
pertama...” ucap Jin Dong
Sementara
Manager Yeom mencoba kembali kekuatanya, Wol Ju datang menyelamatkanya. Manager
Yeom marah menyuruh Wol Ju agar minggu. Wol Ju langsung melumpukan Manager Yeom
menegaskan tak bisa melepaskanya karena akan membawa Jin Dong.
“Kau tahu
aku tak ada pilihan. Itu sudah takdirnya. Cepat minggir!” ucap Manager Yeom.
Wol Ju mengaku tak peduli.
“Apa? Tak
bisa dipercaya. Kau bicara begitu pada Kematian?” ucap Manager Yeom. Wol Ju
membenarkan.
“Karena
aku sudah di sini selama 500 tahun, aku tak takut lagi.” Ucap Wol Ju dan
keduanya pun berkelahi, Wol Ju pun mengeluh Manager Yeom yang belum datang.
Di tepi
sungai, Manager Gwi berhasil mengambil kantung dan mengikat Tuan Kim sambil
mengeluh karena sudah mengganggu tugas merkea dan memperingatkaan Bila terjadi
sesuatu pada Choi Jin-dong,maka Tuan Kim juga akan didakwa membunuh.
Ia pun
memeriksa Jadwal perahu KE DUNIA NYATA lalu berterak kaget karena Datang dua jam lagi. Ia pun mengeluh Mengapa
selang waktu selama ini meski banyak penggunanya, menurutnya ini Ini gawat dan tak punya waktu.
“Aku tak
tahu lagi cara lain. Kita coba saja.” Ucap Manager Yeom akhirnya masuk ke dalam
sungai dan mulai berenang.
Manager
Yem mengeluh pinganga sakit dan memarahi Wol Ju
menjadi bodoh dan bebal begini di Dunia Nyata. Wol Ju pikir Manager Yeom
yang membiarkan dia mati sia-sia lebih bodoh dan bebal dan bertanya Bagaimana
perasaannya setelah diserang langsung olehnya.
“Terima
kasih. Karena kau, aku harus tulis permintaan maaf.” Ucap Manager Yeom
“Jangan
khawatir. Aku sudah sering menulis surat seperti itu. Aku akan pilih yang
terbaik dan buat contoh untukmu.” Kata Wol Ju
“Tak usah.
Dengan kondisi seperti ini,satu permintaan maaf lagi bukan masalah. Kau sendiri
yang minta.”kata Manager Yeom dan langsung mengantinya [SERANGAN JANTUNG]
“Penyebab
kematian telah diubah.” Ucap Manager Yeom, Wol Ju langsun mengalangi kekuatan
Manager Yeom
“Mengapa
kau terus menggangguku? Berengsek” keluh Manager Yeom.
Saat itu
Yeo Rin datang ke gudang, Kang Bae panik langsung menutup mulut Jin Dong agar
tak berusara. Wol Ju pun mencoba untuk bersembunyi. Manager Yeom pun bingung
tak bisa mengunakan kekuatanya.
“Kang
Yeo-rin, lift lantai satu rusak. Larang para pelanggan menggunakannya.”
Perintah petugas dari radio. Yeo Rin pun
bergegas pergi.
“Tadinya
berfungsi baik. Ada apa ini? Astaga... Tapi Perutku terasa kembung. Apa
makananku terlalu asin?” ucap Manager Yeom bingung karena Yeo Rin yang melewati
tubuhnya.
“Sudahlah,
hentikan saja. Aku akan kirim kau ke Alam Baka dengan sekali pukulan.” Ucap
Manager Yeom
“Tunggu
dulu! Ini dia... Kantong perbuatan baik.” Kata Manager Gwi datang dengan tubuh
yang basah kuyup. Wol Ju pun tersenyum bahaigia.
Di rumah,
Nenek Jin Dong menjahit kaos kaki yang bolong lalu mengeluh kalau Pinggangnya
sakit sekali dan akhirnya tertidur disofa. Nenek Lee memanggil Jeom-rye lalu
bertanya Apa sakit sekali. Nenek Jin Dong pkir Semua orang tua pasti merasakan
ini.
“Namun,
rasa sakit ini masih bisa kutahan karena ada Jin-dong.” Kata Nenek Jin Dong.
Nenek Lee mengaku Senang mendengarnya.
“Kau yang
seharusnya jaga kesehatan. Apa kau sudah makan? Kalau belum, aku buatkan mi”
ucap Nenek Jin Dong
“Tak
usah, aku sudah makan.. Terima kasih, Jeom-rye. Karena perbuatanmu padaku, aku
bisa berbuat banyak kebaikan sehingga bisa naik ke atas dengan hati yang penuh
kedamaian.” Ucap Nenek Lee
“Mengapa
kau sebut cerita lama? Buat aku malu saja. Aku baru saja membersihkan lemari
es, jadi, aku kini mengantuk.” Ucap Nenek Jin Dong akhirnya berbaring
dipangkuan Nenek Lee
“Astaga,
Sayangku.. Semua akan membaik, Jeom-rye. Sampai itu terjadi, hiduplah sehat dan
bahagia.” Ucap Nenek Lee lalu mengeluarkan benda bercahaya dan mengucapkan pada
pinggang Nenek Jin Dong
“Bukankah
itu obat untuk segala penyakit? Itu sulit didapatkan.” Kata Wol Ju datang
“Benar.
Aku membelinya dengan nomor lotre yang kudapat. Aku dengar kondisi pinggang
Jeom-rye tidak baik.” Kata Nenek Lee
“Kau
melakukan hal baik. Tidakkah ini hebat?” kata Wol Ju.Nenek Leee pki Dengan
hubungan yang terjadi saat masih hidup, mereka bisa saling menolong pada saat
ini.
“Benar...
Karena itu, semua harus hidup dengan baik selama masih ada di dunia ini. Bila
kalian membantu seseorang dengan tulus, nantinya perbuatan kalian akan dibalas oleh
orang lain tanpa kalian sadari. Itu adalah nilai dari kehidupan yang
sebenarnya.” Ucap Wol Ju
Jin Dong
masuk rumah memberitahu ibunya kalausudah pulang, Nenek Lee pun terbangun
sambil mengeluh karena tertidur disofa lalu bergegas pergi kedapur. Ji Dong
mengaku lapar, Nenek Lee pun senang harus siapkan makanan untuk cucu
kesayangannya.
Jin Dong
sudah siap dengan kertas ditangan dan melihat
[NOMOR LOTRE PEMENANG] lalu
mengeluh kalau Ternyata tak sama dn berpikir bisa hidup lebih baik dengan
menang itu . Nenek Lee pun mengeluh pada
kakenya datang tiba-tiba dan membuatnya berharap.
“Nenek,
biarkan saja. Aku saja yang bawa.” Jerit Jin Dong melihat neneknya membewa
kotak kimchi
“Tunggu
dulu... Pinggangku tak terasa sakit.” Kata Nenek Lee mencoba mengangkat sendiri.
Jin Dong memastikan neneknya baik-baik saja.
Nenek Lee
mencoba untuk mulai mengerakan pingganya, Jin Dong kaget kalau neneknya tak
merasa sakit. Nenek Lee memastikan dengan menari-nari. Jin Dong tak percaya
kalau sudah tak sakit dan merasa Ini benar-benar aneh.
“Sepertinya
leluhur kita memberi pinggang baru, bukan nomor lotre.” Ucap Jin Dong merasa ini
bagus sekali. Keduanya pun menjerit bahagia.
Akhirnya
bertambah lagi angka di warung Wol Ju.
Manager Gwi sibuk dengan games di ponselnya. Wol Ju mengeluh Manager Gw
yang bersenang-senang dan menyuruh agar
segera kupas bawang bombainya. Manager Gwi memberitahu sudah kupas semua.
“Yang
benar saja. Kau juga harus kupas bawang putih.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi
memberikan mangkuk lain kalau sudah mengupasnya.
“Bagaimana
dengan kentang?” kata Wol Ju. Manager Gwi memberikan baksom dengan isi kentang
yang sudah dikupas.
“Benarkah?
Kalau begitu, bersihkan ikan teri ini.” Ucap Wol Ju memberikan baskom besar isi
ikan teri
“Hei,
tidakkah kau kelewatan? Aku pernah menjadi kepala detektif Kepolisian Alam
Baka. Apa aku harus bersihkan ini?” keluh Manager Gwi kesal
“Kau
bukan itu sekarang.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi mengeluh Bila tidak dipindahkan
ke kedai ini, maka bisa saja menjadi
kepala kepolisian sekarang.
“Mengapa
kau seperti ini?”keluh Manager Gwi. Wol Ju pikir Sebutkan nanti bila Manager Gwi sudah
diangkat.
“Bicara
lagi bila kau sudah menjadi kepala kepolisian.” Tegas Wol Ju. Manager Gwi pun
tak bisa melawan akan bersihkan ikan terinya.
Ia pun
mulai membersihkan sambil menyanyi dengan nada menyindir karena harus
membersihkan ikan teri sambil mengeluh karea Banyak sekali ikan terinya. Kang
Bae membersihkan bagian depan masuk memberitahu
sudah selesai bersih-bersih dan tiba-tiba tubuhnya lemah.
Keduanya
panik melihat Kang Bae yang terlihat pucat dan menyuruhnya duduk. Kang Bae
mengaku baik-baik saja. Tapi Manager Gwi merasakan Badan Kang Bae panas sekali dan Sepertinya bekerja terlalu
keras.
“Aku akan
antar dia dulu... Kau selesaikan saja tugasmu.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi
bingung, tapi Wol Ju sudah membawa Kang Bae keluar dari kedai.
“Hei, apa
kau bisa bawa dia sendirian?”tanya Manager Gwi. Tapi Wol Ju sudah mebawa Kang
Bae pergi. Manager Gwi meminta agar menelpnya Kalau ada apa-apa.
Manager
Yeom datang bertanya kenapa Kang Bae terlihat lemah , Apa pekerja paruh waktu
itu sakit, Ke mana mereka pergi,Manager Gwi pikir sepertinya Kang Be sakit
karena terlalu lelah. Manager Yeom yakin Semua itu tentu melelahkan untuknya.
“Orang
yang masih hidup melewati Sungai Kebinasaan menuju Alam Baka dan kembali ke Dunia
Nyata. Namun, dia benar-benar spesial, 'kan?” kata Manager Yeom
“Omong-omong,
Choi Seok-pan berterima kasih kepada kalian. Kim Du-yeong juga sudah diberi hukuman
setimpal” kata Manager Yeom. Manager
Choi pikir itu bagus
“Namun,
mengapa kau sekarang membersihkan ikan teri juga?” tanya Manager Yeom
“Hentikan.
Aku tadi sudah dimarahioleh Wol-ju.” Keluh Manager Gwi. Manager Yeom pikir
Untuk seseorang yang menangkap banyak roh jahat, manager Gwi tak layak seperti
ini.
“Pekerjaan
ini sebenarnya menyenangkan juga.” Ucap Manager Gwi. Manager Yeom meminta agar
Manager Gwi membantunya. Manager Gwi langsung menolaknya.
“Omong-omong,
petinggi kepolisian memintamu untuk segera kembali.” kata Manager Yeom
“Nanti
saja. Waktunya belum pas.”ucap Manager Gwi dan saat itu Manager Yeom melihat
ponselnyad dan tak percaya kalau baru membicarakannya.
“Di
mana?..Baik. Aku segera ke sana.” Tanya Manager Yeom mengangkat telp lalu memberitahu Manager Gwi ada
roh jahat di dekat tempat ini dan mengajaknya pergi.
Manager
Gwi bingung, Manager Yeom mengaku Karena
sudah tua, tubuhnya ini masih sakit setelah bertarung dengan Wol Ju dan
berpikir kalau Manager Gwi bisa mengangapnya hormat padanya sehingga mau
menolong.
Disebuah pelabuhan
dengan banyak gudang container. Seorang arwah berlari dengan cepat, Manager Gwi
bisa mengimbangi kecepatanya dan akhirnya mulai bertarung. Ia akhirnya mengeluarkan sesuatu, pedang
panjang yang dimilikinya.
Si awrah
pun tak berbaya menerima sebetan pedang Manager Gwi lalu tubuhnya langsung
berbuah menjadi abu membentuk bola. Manager Gwi pun langsung mengambilnya.
Wol Ju
sampai di rumah membaringkan Kang Bae diatas tempat tidur, lalu mengeluh karena
harus makan dulu agar bisa makan obat dan menyusahkan saja. Kang Bae tiba-tiba
menahan tangan Wol Ju agar Jangan pergi. Wol Ju terdiam tiba-tiba Kang Bae
memegang tanganya.
Wol Ju
mengingat saat menyembunyikan pangeran dan terus memegang tanganya, Pangeran
saat itu menahan agar tak pergi. Tapi akhirnya membuat cintanya tak bisa
bersama dengan pangeran.
Pangeran
dengan pedang yang berlumuran darah datang ke tempat pohon keramat. Ia menangis
Pada akhirnya tak bisa melindungi.
“Bila ada kehidupan selanjutnya, aku
pasti akan mencarimu. Saat itu,walau harus mengorbankan rohku, aku akan
melindungimu.” Gumam pangeran
bersambung ke episode 5
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar