PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seorang
pria marah dan siap memukul Kang Bae, Kang Bae ketakutan langsung menutupi
wajahnya tapi seseorang menahan tangan si pria sebelu menyentuh wajahnya. Kang
Bae membuka mata dan kaget, ternyta Yeo Rin yang ada didepanya.
Begitu
juga Yeo Rin karena bertemu untuk yang kedua kalinya. Si pria terlihat marah
mencoba melepaskan tangan Yeo Rin. Tapi Yeo Rin bisa menahan tangan si pria
sampai membuatnya untuk turun. Kang Bae hanya bisa melonggo Yeo Rin punya
kekuatan seperti itu.
“Kami
sudah mengecek kembali barang ini, dan
ternyata ini dibeli secara daring. Tak ada diskon jika belanja daring, lalu
bawa ke sini dan minta pengembalian penuh.” Ucap Jin Dong datang
“Kau
sudah dengar, 'kan? Ada lagi yang ingin kau katakan? Bila kau ingin bicara
dengan tubuhmu, maka aku bisa menjadi lawanmu.” Kata Yeo Rin. Si pria ketakutan
langsung bergegas pergi meminta maaf.
Akhirnya
Yeo Rin dan Kang Bae saling bertanya “Mengapa kau ada di sini?” Yeo Rin
langsung menduga Kang Bae itu mau mencuri lagi. Kang Bae menyangkal dan mengaku
karyawan swalayan ini. Yeo Rin tak percaya dengan ucapan Kang Bae
“Apa aku
bodoh? Apa Kau pikir aku akan tertipu lagi olehmu? Ayo ikut ke bagian
keamanan.” Ucap Yeo Rin menarik tangan Kang Bae.
“ Mari bicara
baik-baik tanpa bertengkar denganku.” Kata Wol Ju akhirnya datang membantu.
Ketiganya
pun duduk di ruangan, Yeo Rin ingin tahu siapa mereka sebenarnya. Kang Bae terlihat bingung, Yeo Rin mebahsa
mereka menyusup ke hotel kelas atas dan membeberkan informasi penting ke media.
“Sepertinya
kau bukan karyawan swalayan biasa.” Ucap Yeo Rin. Kang bae ingin memberitahu
kalau Kami sebenarnya adalah...
“ Kami
tak bisa jelaskan begitu saja.” Ucap Wol Ju. Yeo Rin ingin tahu Apa sebenarnya.
“Apa
Kalian sebenarnya agen rahasia atau Robin Hood?” keluh Yeo Rin kesal. Wol
Ju mengeluh dianggap Robin Hood.
“Mereka
bergerak atas kemauannya sendiri. Namun, kami bekerja keras untuk memenuhi
target yang ditetapkan.” Jelas Wol Ju
“Target
yang ditetapkan? Apa Kalian bekerja untuk BIN atau sejenisnya?” tanya Yeo Rin
“Bisa
dikatakan seperti itu. Namun, sebenarnya, kami lebih besar.” Ucap Wol Ju. Kang Bae
bingung karena Wol Ju mulai berbohong.
“Lebih
besar? Apa Ada organisasi seperti itu di Korea?” kata Yeo Rin tak percaya.
“Di
Korea?Kau harus coba membayangkan lebih luas dari negara kita. Benar, lebih
luas dari itu.” Ucap Wol Ju
“Nona Wol-ju,
apa boleh jelaskan semuanya?”tanya Kang Bae kebingungan.
“Dia
orang biasa. Aku bisa mengatasi masalah target kemarin karena gadis ini, jadi,
anggap ini hadiah kecil... Lupakan itu. Masuklah, Pak Smith.” Ucap Wol Ju.
“Agen Ju,
itu keterlaluan. Kau mengungkap jati dirimu, dan bukan itu saja, kau
memanggilku! Apa ini sungguh terjadi?” ucap Tuan Smit marah masuk ruangan
“Siapa
dia?” tanya Yeo Rin bingung. Wol Ju akhirnya meminta maaf atas masalah ini
Namun, lebih baik kalau Tuan Smith datang untuk menjelaskan padanya secara
langsung
“Maaf
karena membiarkan warga biasa terlibat kekacauan ini. Namaku John Smith.” Kata
Tuan Smith
“Aku
sepertinya sering melihatmu. Kita pernah bertemu?” kata Yeo Rin
“Kau
tentu sering melihatnya di dalam berita. Coba Lihat ini.” Kata Wol Ju
memperlihatkan ponselnya.
Kang Bae
dan Yeo Rin melihat [JOHN SMITH MENJADI DIREKTUR CIA BARU] lalu melonggo kalau dia dari CIA dan dia adalah
direktur CIA. Tuan Smith mengaku Wol Ju itu baru masuk tim kami, jadi, masih
belum tahu hal ini.
Akhirnya
mereka pun keluar dari RUANG ISTIRAHAT, Wol Ju pikir kalau sekarang sudah
jelas. Yeo Rin membenarkan lalu memperingatkan Kang bae agar jangan sok tahu
atau sok kenal dan mengancam Kalau tidak, Kang bae bisa mati.
“Itu juga
yang kuharapkan dari awal.” Akui Kang Bae. Yeo Rin memberitahu kalau kehilangan
pekerjaa sebagai pengawal karena mereka.
“Untuk
masalah itu, aku minta maaf kepadamu.” Kata Kang Bae membungkuk meminta maaf.
“Karena
itu, jangan berbicara apa pun tentang aku dalam swalayan ini. Jangan menyapaku
juga. Bila rumor yang ada tersebar lagi, aku sungguh tak bisa bekerja.” Ucap
Yeo Rin
“Baiklah.
Jangan khawatir.” Kata Kang Bae. Yeo Rin pun pamit pergi lebih dulu.
“Halo,
senang bertemu denganmu. Namaku Han Kang-bae.” Ucap Kang Bae dengan bahasa
inggris menyapa Tuan Smith.
“Hei,
hentikan. Ini sudah selesai. Jangan terlalu tegang.” Balas Tuan Smith. Kang Bae
tak percaya kalau Tuan Smith itu mahir berbahasa Korea.
“Apa kau
mengenalku?” tanya Kang Bae. Tuan Smit mengaku sudah pasti karean tak mungkin
bisa melupakanya.
“Apa? Kau
sungguh tak kenal aku?”kata Tuan Smith akhirnya berubah menjadi Manager Gwi.
Kang Bae hanya bisa melonggo.
“Kau benar-benar
tidak bisa membaca situasi. Sepertinya kau tak bisa normal hanya dengan
memperbaiki tubuhmu. Aku mencemaskanmu.” Keluh Wol Ju lalu mengajak berbelanja.
“Aku akan
cari mi, kau cari sayuran.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi mengerti dan pamit pada
Kang Bae yang masih terpana.
“Apa Dia
fasih berbahasa Inggris?” ucap Wol Ju tak percaya.
Wol Ju
menghabiskan stock mie pada rak. Seorang nenek datang melihat Wol Ju membeli
banyak mie langsung menghampirinya mengeluh karena borong semua mienya dan
meminta agar memberikan beberapa bungkus saja.
“Aku tak
bisa memberinya. Permisi.” Ucap Wol Ju tak peduli. Sang neenk menahanya meminta
agar memberikan satu bungkus saja.
“Cucuku hari
ini berkata ingin makan mi, jadi, berikan satu saja.” Kata Sang nenek memohon
“Maaf,
nanti malam aku ada acara. Aku pamit.” Ucap Wol Ju tak peduli.
Sang
nenek akhirnya terus mengikuti Wol Ju,
Wol Ju merasakan lalu meninggalkan trollynya. Sang nenek akan
mengambilnya, Wol Ju langsung berteriak marah, sang nenek pun kaget merasa
Jantungnya hampir saja jatuh.
“Apa kau
hendak mencuri belanjaanku?” ucap Wol Ju. Sang nenek mengeluh dianggap Mencuri
“Kau
belum membayar ini, jadi, belum sepenuhnya milikmu. Lagi pula, ada orang tua
sepertiku yang ingin makan mi dengan cucunya. Apa Kau tak bisa beri satu saja?”
kata sang nenek
“Orang sepertimu
selalu menggunakan umur sebagai senjata ampuh. Perlu kita buka umur
masing-masing?” ucap Wol Ju
“Astaga.
Aku baru kali ini bertemu wanita muda yang menantangku soal umur. Baiklah. Ayo
kita buka. Berapa umurmu? Dua puluh? Dua puluh satu?”kata si nenek
“Apa? Kau
pikir aku 20 tahun? Apa aku terlihat semuda itu, Nek?” kata Wol Ju tiba-tiba
berubah jadi imut
“Benar!
Wajahmu terlihat sangat muda dan kulitmu masih putih kenyal seperti itu. Lihat
alis dan rambutmu. Mereka masih berwarna hitam seperti anak kecil saja” ucap Si
nenek
“Dan
Lihat tanganmu sekarang. Tanganmu sangat halus seperti tidak pernah bekerja kasar
sekali pun dalam hidupmu. Kau Lihat saja sendiri!” ucap Si nenek
“Nenek
ini benar-benar melihatku dengan sangat baik... Nenek! Apa Kau ingin makan mi
nanti? Bagaimana? Apa ini cukup untukmu?”ucap Wol Ju bahagia memberikan
beberapa bungkus mie.
Keduanya
akhirnya duduk didepan supermarket sambil minum jus, Wol Ju meminta maaf karena
sebagai yang masih muda ini telah membuat masalah dengannya tadi. Si nenek
mengaku tak masalah karena Itu bisa saja terjadi bahakan Wol Ju sampai belikan
minuman juga.
“Kau
sepertinya lahir di keluarga berpendidikan.” Ucap Nenek melihat WolJu
“Namun,
kau berkata ingin makan mi, tak beli daging dan sayur juga?” tanya Wol Ju
“Mi
masakanku tak butuh daging dan sayur. Saat ini orang membuat mi dengan telur
dan daging. Namun, untuk kami yang dulu miskin, itu sesuatu yang sulit kami
dapatkan.” Cerita Si nenek
“Kau
tinggal mencuci kimci yang sudah matang, dan potong sesuai selera. Aduk kimci
dengan kecap dan minyak wijen, lalu taruh di atas mi. Itu memberi rasa yang
gurih. Kau bisa tambahkan kuah rebusan ikan teri ke dalamnya dan itu menjadi
sangat enak. Cucuku sangat suka dengan mi buatanku itu.” Cerita si nenek.
“Jadi,
kau menggunakan kimci matang dan minyak wijen.”kata Wol Ju mendapatkan ide
masak.
“Namun,
ada acara besar apa sampai beli mi sebanyak ini?” tanya Si nenek. Wol Ju
mengaku akan berjualan di sebuah acara olahraga nanti.
“Berjualan?
Tapi Nona, kau bilang kau belum menikah, 'kan? Bagaimana dengan cucuku? Dia
bekerja di Pusat Kepuasan Pelanggan. Apa kau mau bertemu dia?” kata Si nenek.
Wol Ju bingung mendengar Pusat Kepuasan Pelanggan?
“Namanya
Choi Jin-dong. Dia sangat rajin dan baik.” Kata Si nenek Jin Dong. Wol Ju kaget
mendengar namaChoi Jin-dong lalu melihat jam tangan kalau Waktu berjalan cepat
sekali.
“Aku
sangat sibuk, jadi, aku pergi dulu, Nek.” ucapWol Ju lalu bergegas pergi.
Di depan
kedai terlihat [KEDAI MISTIS - HARI INI TUTUP] Wol Ju mempersiapkan semua
barang lalu bertanya pada Manager Gwi
Apa pekerjaannya dulu. Manager Gwi memastikan kalau Maksudnya di
kehidupan sebelumnya.Wol Ju membenarkan.
“Aku dulu
bekerja sebagai... Apa namanya? Tapi Mengapa kau bertanya?” kata Manager Gwi
“Kau
pintar menulis. Mungkin dulu kau bekerja di bidang itu.” Kata Wol Ju
“Apa?
Pintar menulis? Ini seni menulis indah.
Dulu aku belajar membuatnya di Pusat Budaya. Kubayar 30.000 won untuk enam kali
pertemuan, biaya bahan terpisah.” Kata Manager Gwi
“Benar
juga. Bila dilihat masa lalu atau masa depanmu, kau bukan bangsawan.” Ejek Wol
Ju
“Kau
ini... Bila kau lihat dengan benar, aku ini...” ucap Manager Gwi. Wol Ju tak
ingin membahasnya lagi.
“Lupakan
saja. Aku malas membicarakannya. Hal lain sudah siap, 'kan? Mari kita cek.
Pertanyaan kuis benar atau salah sudah dibuat.” Kata Wol Ju memeriksa catatan.
“Aku
pikir kau malas ikut acara, ternyata sebaliknya.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju
mengaku sangat suka.
“Aku tak
perlu dengarkan manusia, tapi bisa naik tingkat dengan mudah.” Ucap Wol Ju
“Benar
juga. Maka, Kang-bae tak diperlukan. Tak ada pekerjaan.” Kata Manager Gwi
“Apa
maksudmu? Kita akan ada banyak tamu grup. Untuk apa bos ikut melayani bila ada
pekerja?” kata Wol Ju
“Kau tak
beri dia istirahat. Baiklah. Gunakan dia semaksimal mungkin selagi dia masih
ada di sini.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju pikir sudah selesai dan mengajak pergisekarang
saja.
“Apa Kang-bae
tak ikut?” tanya Manager Giw. Wol Ju mengak u sudah beri jalur cepat.
Kang Bae berjalan melihat Yeo Rin yang berjalan didepanya, lalu mengingat saat Yeo Rin
diatas tubuhnnya diruanngan Tuan Choi.
“Kau
mendengar suara bel, 'kan? Tak apa. Aku bisa mendengarkannya, jadi, cerita saja
padaku. Benar, silakan cerita.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin terliha kesal mengumpat
kalau Kang Bae itu mesum.
“Apa dia
tak ada masalah? Atau sentuhanku tak bereaksi? Apa kira-kira alasannya? Sepertinya
aku harus sentuh lagi. Aku ingin sentuh...” gumam Kang Bae dan kaget melihat
Yeo Rin sudah ada didalam depanya.
“Ada apa?
Mengapa kau mengikutiku?” ucap Yeo Rin. Kang Bae menyangkal kalau Mengikutinya.
“Kau
terus mengikuti dari swalayan hingga ke sini, 'kan? Apa yang kau inginkan?”
ucap Yeo Rin. Kang Bae mengaku Bukan begitu.
“Aku juga
pergi ke arah sini... Aku berkata jujur. Aku sungguh ke arah sini.” Ucap Kang
Bae menujuk ke arah depanya. Yeo Rin pun menyuruh agar Kang Bae pergi lebih
dulu.
“Namun,
apa kau benar-benar tak merasakan apa pun padaku?” tanya Kang Bae memastikan.
“Merasakan?
Tentu ada.” Ucap Yeo Rin. Kang Bae terlihat bahagia kalau memang ada.
“Kau
membuatku merasa canggung, kesal, dan tak nyaman, sehingga aku sama sekali tak
mau berhubungan denganmu.”ucap Yeo Rin. Kang Bae ketakutan memilih untuk kabur.
Kang Bae
pun masuk ke Kedai memanggil [KEDAI MISTIS] ingin memberitahu Wol Ju kalau
wanita itu benar-benar tak... lalu terdiam karena bukan kedai biasa tapi
lapangan besar dan seorang pria
memanggil “Perwakilan arwah dari Seoul, Perwakilan arwah dari Provinsi Chungcheong
Selatan.”
Kan Bae
bingung melihat ada yang membawa papan bertuliskan “Perwakilan arwah dari
Provinsi Jeolla Selatan.” Lalu bertanya-tanya Di mana ini sebenarnya? Akhirnya
Ia keluar tanpa sadar dibagian depan [HARI INI TUTUP] lalu memastikan kalau
sekeliling kedai masih sama.
“Ini
benar kedainya. Tapi Ada apa ini? Mengapa aku ke sini lagi?” ucap Kang Bae
bingung karena melihat lapanngan besar setelah masuk kedai.
“Hei,
Kang-bae! Kemarilah! Apa Kau sudah datang?” panggil Manager Gwi yang sibuk
masak.
“Kita ada
di mana, Manager Gwi ?” tanya Kang Bae bingung. Manager Gi pikir Kang Bae tahu
kalau ini Dunia Mimpi.
“Hari ini
adalah Kontes Lotre Dunia Mimpi yang diadakan setiap tahun. Anggap ini kontes olahraga
arwah.” Ucap Manager Gwi.
“Kau bilang
Arwah? Jadi, semua orang yang ada di sini sudah wafat? Lalu, mengapa lotre?”
tanya Kang Bae.
“Pemenang
kontes hari ini bisa beri tahu keturunannyanomor lotre yang akan menang. Orang
yang menang lotre setelah memimpikan leluhurnya adalah keturunan pemenang
Kontes Lotre!” jelas Manage Gwi
Kang Bae
melihat papan nama “Perwakilan arwah dari Provinsi Chungcheong Utara.” Lalu
bertanya apakah mereka berjualan saja hari ini. Wol Ju mengeluh kalau pikir
Kang Bae seperti itu menurutnya Untuk
apa datang ke sini bila hanya berjualan saja.
“Semua
orang di sini mencemaskan keluarga mereka. Bila kita bisa masuk ke dalam mimpi
keluarga pemenang, satu kasus terhitung selesai. Dengan kata lain, acara ini
sangat menguntungkan kita.” Kata Wol Ju.
“ Perwakilan
arwah dari Pulau Jeju... Meja nomor tiga.” Kata Wol Ju memberikan pesanan pada
Kang Bae dan memberikan celemek
Di sebuah
meja tiga orang kakek duduk bersam, salah satu kakek menegaskan harus dapat
nomor lotre untuk tahun ini karena Cucunya harus hidup dalam kemewahan juga.
Seorang kakek lain mengeluh mendengarnya.
“Keluarga
kalian sudah punya rumah sendiri, 'kan? Anakku masih hidup di kamar sempit
dengan sewa bulanan.”ucap Seorang pria dengan label nama LEE BANG-DEUK
“Aku
merasa sangat bersalah karena tak bisa mewariskan hal baik untuknya. Hei,
setidaknya kau masih bisa mewariskan sesuatu kepada keluargamu. Coba Lihat aku.
Tak ada satu punyang bisa kuwariskan untuk keluargaku.”kata Tuan Choi
“Kata
orang, kemiskinan diturunkanselama tiga generasi. Namun, keluargaku sudah
mengalaminya selama lima generasi. Apa-apaan ini?” kata Tuan Choi
Kang Bae
datang memebrikan pajeon diatas
meja. Tuan Lee pun yakin kalau pasti
bisa karena harus menghentikan kemiskinan yang dialami keluarganya. Ia pun
berteriak “Jin-dong! Tunggu aku!” Kang Bae kaget mendengar nama “Jin Dong”
“Choi
Seok-pan? Choi Jin-dong? Apa kau leluhur dari Jin-dong yang bekerja di Swalayan
Kapeul?” tanya Kang Bae
“Benar,
aku leluhurnya. Bagaimana kau bisa tahu tentang cicitku?” ucap Tuan Choi
“Halo,
namaku Han Kang-bae... Aku teman kerja Jin-dong.” Kata Kang bae. Tuan Choi
langsung menyapa dan mengaku senang sekali bertemu.
“Namun, bagaimana
kau bisa ke tempat ini? Astaga, kau sudah harus pergi di usia semuda ini? Sedih
sekali aku melihatnya. Mengapa kau bisa pergi dari dunia secepat ini?” ucap
Tuan Choi sedih. Kang Bae terihat bingung.
“Aku tak
bisa jelaskan, tapi begitulah.” Ucap Kang Bae.Tuan Choi membenarkan kalau tak
ada yang tahu kapan mereka harus berpulang.
“Karena
kau sudah kemari, lakukanlah banyak perbuatan baik, agar di kehidupan
berikutnya, kau berumur panjang.Jadi Siapa namamu?” ucap Tuan Choi
“Han
Kang-bae.” Kata Kang Bae. Tuan Choi pun memberikan semangat akhirnya keduanya
saling memberikan semangat
“Orang
itu benar-benar berisik.” Keluh seorang kakek yang duduk dibelakangnya.
Kang Bae
kembali, Manager Gwi memanggilnya agar menyapa seseorang yaitu Malaikat
Kematian, ketua Dunia Yeomra jadi bisa memanggilnya Manager Yeom. Kang Bae
ketakutan langsung berdiri dibelakang manager Gwi dan menyapanya.
“Aku
pernah melihatmu di rumah sakit waktu itu. Meski saat itu mungkin kau tak
melihatku.” Ucap Manager Yeom
“Bu
Andong? Mungkin aku bisa melihatmu karena kita ada di Dunia Mimpi.” Kata Kang
Bae. Manager Yeom membenarkan.
“Namun, bila
sedang tidak bertugas, kau juga bisa melihatku di Dunia Nyata. Kita bisa minum
bersama nanti. Kau pasti banyak kesulitan bekerja dibawah pemilik kedai yang
pemarah. Wajahmu tampak pucat.”kata Manager Gwi
“Sudahlah,
jangan berbicara terus. Lebih baik kau mulai saja kontesnya. Cepat, mulai!”
ucap Wol Ju.
Spanduk
besar terlihat di depan [KONTES LOTRE DUNIA MIMPI 2020] Manager Yeom
memberitahu Dikarenakan Kontes Lotre Dunia Mimpi akan segera dimulai, mereka mohon
para arwah bisa mulai berkumpul di tengah lapangan sekarang juga.Tuan Choi
bergegas berbaris.
“Ayo kita
tunjukkan kemampuan kita hari ini!” ucap Tuan Choi. Manager Yeom pun
memintaagar jangan sampai terluka.
“Kakek
Seok-pan, semangat!” teriak Kang Bae. Wol Ju pun berharap Siapa pun! Menanglah
membawa kipas dengan wajah bahagia.
Tuan Kim
menatap sinis pada Tuan Choi memberitahu kalau ada bangsawan yang datang. Tuan
Choi pun akhirnya menunduk, Kang Bae pun memberikan semangat pada kakek
temanya.
Di rumah,
Mie buatan Nenek Jin Dong terlihat sangat sederhana tapi Jin Dong makan dengan
lahap. Sang nenek meminta agar cucunya makanlah pelan-pelan. Jin Dong menganguk
mengerti lalu tiba-tiba neneknya membahas drama
“ Namun,
Jin-dong... Apa hubungan di antara mereka berdua?” tanya Nenek Jin Dong
“Ayah
pemeran utama wanita itu ternyata ayah pemeran utama pria, Nek. Ayah itu ingin
memeriksa hatinya untuk diberikan ke anaknya, tapi ternyata dokternya musuh
anak laki-laki itu.” Jelas Jin Dong. Sang nenek pun menganguk mengerti.
“Begitu
rupanya. Jika begitu, dokter itu akan melakukan apa pun untuk pemeran utama
wanita ini. Dia mungkin akan memanipulasi hasil tes hati dari ayah itu, lalu
pemeran utama wanita bingung saat tahu fakta itu. Ceritanya sangat mudah
ditebak.” Kata Nenek Jin Dong
“Astaga,
Nenek benar-benar pintar. Nenekku bisa menjadi penulis cerita.” Kata Jin Dong
memuji. Nenek Jin Dong pun senang mendengarnya.
“Nenek...
Ambil ini.” Ucap Jin Dong mengeluarkan buku tabungan dan mematikan TV. Nenek
Jin Dong bertanya apa itu.
“Ini
biaya operasi pinggang Nenek. Aku mengumpulkan uangnya sudah lama dan bulan ini
sudah cukup.” Kata Jin Dong
“Simpan
saja untukmu. Tabungan cucu kecilku tak bisa kupakai.”kata Nenek
“Cucu
kecil? Nenek bilang aku kecil? Aku sudah 29 tahun, Nek.” Ucap Ji Dong
“Itu alasannya.
Sebentar lagi kau akan berumur 30 tahun. Kau harusnya bersiap untuk menikah. Untuk
apa kau pakai untuk nenek?” ucap Nenek
Jin Dong
“Aku
butuh sepuluh tahun lagi untuk biaya menikah. Karena itu, mari kita obati
pinggang Nenek dulu.” Ucap Jin Dong
“Kau
ingin nenek menunggu sepuluh tahun untuk melihatmu menikah? Beraninya kau
bicara seperti itu. Dengarkan nenek saja dan menikahlah tahun depan.” Ucap
Nenek Jin Dong
“Ayolah.
Kita operasi saja pinggangmu agar Nenek bisa tidur nyenyak.” Kata Jin Dong memohon
“Dokter
berkata, operasi pun tak akan membuat perbedaan besar karena umurku sudah
sangat tua. Nenek akan lebih berhati-hati dengan pinggulku sekarang, jadi,
simpan saja untukmu. Cepat simpan ini!” tegas Nenek Jin Dong memukul cucunya.
Manager
Gwi memulai Kuis benar atau salah Dunia Mimpi dan Pertanyaan pertama adalah
tentang pengetahuan umum. Ia bertanya “Siput memiliki gigi. Benar atau salah?”
Kang Bae dan Wol Ju sudah siap dengan papan bebasr didepan panggung.
“Siput
memakan daun perlahan. Kalau begitu, pasti ada giginya! Kalau tidak... Benar.
Jawabannya pasti benar.” Ucap Tuan Choi dan langsung berdiri memegang kayu yang
dipegang Wol Ju.
“Pak... Berdiri
di belakang. Mundur sedikit.” ucap Wol Ju. Tuan Choi akhirnya berjalan mundur
dan saat itu Manager Gwi memberitahu kaalu Jawabannya benar!
Tuan Choi
berteriak bahagia, Manager Gwi meminta Bagi yang tereliminasi bisa segera naik
Kereta Cepat Alam Baka. Pertandingan yang kedua, Tuan Choi berhasil mengambil
permen pada tumpukan tempung dan menjadi pemenang.
Sementara
Tuan Kim menang dengan cara yang curang, Wol Ju melonggo bingung, Kang Bae dan
Manager Gwi pun tak bisa berkata-kata.
Permainan
berikutnya, berjalan dibawah tiang. Tuan Choi yakin kalau Pinggulnya sangat
hebat untuk hal ini dan akhirnya berhasil lolos, Tapi beberapa arwah tak bisa
melewatiny dan terjatuh. Tuan Kim melakukan dengan cara yang curang.
“Aku tak
lihat dia tadi.” Ucap Manager Gwi bingung akhirnya memberitahu kalau Tuan Kim Berhasil!
Akhirnya
hanya tinggal Tuan Cho dan Tuan Kim saja dengan dua suduh yang berbeda. Kang
Bae memberikan semangat kalau pasti bisa. Manager Gwi memberitahu Babak final
Kontes Lotre Dunia Mimpi 2020 dan meminta agar Tarung satu kaki.
“Choi
Seok-pan versus Kim Du-yeong, Kim Du-yeong versus Choi Seok-pan. Siapa yang
akan menjadi pemenang? Permainan akan dimulai sekarang! Kedua pemain silakan
maju!” ucap Manager Gwi
“Apa
orang rendahan sepertimu bisa mengalahkan bangsawan sepertiku? Walau keturunan
miskin kami sama sekali tak memiliki hati yang miskin. “ gumam Tuan Lee
“Aku
pasti akan menang dan membuat masa depan cicitku menjadi sangat cerah!” kata
Tuan Choi
Keduanya
mengangkat satu kaki dan siap saling menyerang, Tuan Kim kembali menyerang
dengan kecurangan. Tuan Choi menahan rasa sakit dan berpikir kalau tidak boleh
kalah seperti ini.
“Ini
saatnya menggunakan jurus andalanku, Pinggul Tornado!” kata Tuan Choi. Saat itu
semua melonggo melihat Tuan Choi mulai terbang dan akhirnya bisa membuat Tuan
Kim jatuh.
“Pemenang
Kontes Lotre Dunia Mimpi adalah Choi Seok-pan!” teriak Manager Gwi. Kang bae pun ikut gembira melihatnya.
Manager
Yeom pun memberikan papan hadiah [KONTES LOTRE DUNIA MIMPI 2020 -PEMENANG: CHOI
SEOK-PAN, MEMENANGKAN NOMOR LOTRE DI MIMPI KETURUNAN] Tuan Kim terlihat sangat
marah melihatnya.
“Dia
berhasil! Dia berhasil menang kontes ini!” jerit Kang Bae bahagia.
“Hei, ada
apa denganmu? Bukan kau yang memenangkannya, Dia selalu berempati dengan orang
lain.” Keluh Manage Gwi
“Orang
lain? Ini tentang Jin-dong! Jin-dong akan berhenti kerja bila seperti ini.
Kakek Seok-pan! Kau pasti bisa!” ucap Kang Bae. Tuan Choi pun membalasnya.
“Dasar
orang rendahan menyebalkan.” Keluh Tuan Kim sinis.
Jin Dong
memanggil Pelanggan pertama, ada yang bisa dibantu di PUSAT KEPUASAN PELANGGAN.
Tuan Choi datang memberitahu NOMOR 7.
Jin Dong bingung karena Sekarang saatnya
Pelanggan pertama jadi meminta agar menunggu dulu. Tuan Choi memberikan NOMOR
11
“Apa ini
semua?” tanya Jin Dong bingung melihat deratan angka yang diberikan Tuan Choi.
Tuan Choi memuji kalau Jin Dong sudah bekerja keras. Jin Dong tertidur pulas
dalam mimpi dikamarnya.
Manager
Yeom berdiri ditepi sungai memastikan kalau Semua arwah yang ikut kontes sudah
kembali ke Alam Baka, Assitantnya mengaku sudah semua kecuali yang tinggal
untuk bersih-bersih.
“Kalau
begitu, mari kembali ke pekerjaan kita sebenarnya. Berikan daftarnya.” Ucap
Manager Yeom
“Ini
adalah daftar yang harus kau jemput besok.”kata Ass-nya. Manager Yeom pun ingin
melihatnya dan terlihat kaget.
Wol Ju datang
memberitahu Manager Yeom kalau baru saja datang. Manager Yeom terlihat gugup
bertanya apakah berhasil memberi tahu nomor lotre ke anak itu. Wol Ju menganguk
menurutnya mereka itu tak pernah gaga.
‘Lupakan
itu. Bila Jin-dong menang lotre, pastikan jumlah dendam yang kubereskan naik.”
Kata Wol Ju bahagia.
“Baiklah..
Kau bisa segera kembali ke Alam Baka. Bila terlalu lama di Dunia Mimpi, rohmu
bisa menjadi lemah.” Kata Manager Yeom pada Tuan Choi. Tuan Choi menganguk
mengerti.
“Aku baru
lihat ini... Apa ini model baru? Bagus sekali. Sepertinya Yeomra Chung mulai
mendapat dana tambahan.” Kata Wol Ju mengintip tak baru dan langsung ingi
melihatnya.
Wol Ju
kaget melihat daftar [CHOI JIN-DONG 21 APRIL 2020, WAFAT KARENA KECELAKAAN] Ia
langsung berteriak kaget kalau Choi Jin-dong akan mati Semua pun kaget kalau
Jin-dong akan meninggal. Tuan Choi pun melihat daftarnya "21 April"?
“Itu
besok... Bagaimana bisa ini terjadi kepadanya? Apa Dia akan meninggal? Jin-dong
keturunanku akan meninggal? Cicit kesayanganku, mengapa dia harus meninggal?”
kata Tuan Choi
“Tak
mungkin... Jin-dong akan meninggal?” kata Kang Bae ikut panik dan ingin tahu
alasanya.
“Lalu
targetku? Bagaimana dengan targetku?”ucap Wol Ju. Manager Gwi menjawabTentu
saja tidak akan dihitung.
“Aku padahal
sudah membuat mie dan bekerja sukarela seharian!” keluh Wol Ju kesal
“Nona Wol-ju,
bukan itu masalahnya sekarang. Bagaimana dengan Jin-dong?”kata Kang Bae
“Kumohon,
coba pikirkan lagi.” Kata Tuan Choi memohon. Manager Yeom mengaku Ini bukan hal
yang bisa diputuskan.
“Jangan
terlalu dingin untuk masalah ini. Dia dibesarkan neneknya di rumah yang sangat
sederhana, tapi dia anak yang sangat baik dan tidak pernah melakukan kesalahan.
Namun, sekarang dia harus meninggal tanpa bisa menikah? Bagaimana bisa dia
pergi meninggalkan dunia seperti ini?” kata Tuan Choi memohon
“Aku padahal
tak boleh seperti ini. Namun, hatiku lemah karenanya.” Gumam Manager Yeom
“Aku
memohon padamu. Tolong selamatkan dia. Tolong dia.”pinta Tuan Choi
“Seok-pan.
Sebenarnya masih ada cara untuk menyelamatkan dia. Bila kita mau mengubah
keputusan Tuhan, kita harus mengubah pikiran-Nya. Jika begitu, kita perlu
sesuatu yang besar untuk membuat Dia berpikir kembali. “ kata Manager Yeom
“Namun,
setelah kuperiksa, perbuatan baikmu tak cukup untuk mengubah itu.” Jelas
Manager Yeom
“Kalau
begitu aku harus berbuat apa?” tanya Tuan Choi. Manager Yeom pikir Ada satu
cara terakhir untuk ini.
Semua
langsung berkumpul ingin tahu apa itu caranya. Manager Gwi terlihat ragu untuk
memberitahu caranya. Wol Ju langsung memberikan tatapan macamnya yang siap
membunuh.
***
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... ExGirlFriend
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar