PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Won
baru saja mengambil uang di ATM, dikagetkan dengan Ik Jun sudah ada
dibelakangnya dengan basah kuyup, lalu bertanya kenapa belum pulang dan
berpikir sedang piket malam atau memang tak punya payung. Ik Jun menjawab Belum
pulang, bukan piket dan tidak punya payung.
“Aku
Pinjam 10.000 won, karena tak punya uang tunai. Aku bertaruh bisbol dengan
Gwang-hyeon. Sialnya kalah. Padahal bisa 10 kali menang beruntun.” Ucap Ik Jun
“Ini
utang, ya?” ucap Jung Won memberikan uangnya. Ik Jun menganguk lalu meminta
rokok juga.
“10 ribu
won dan empat rokok.” Kata Jung Won. Ik Jun meminta Pemantik juga. Jung Won
memberitahu 10 ribu won, empat rokok, dan satu pemantik.
“Hei.... Itu
Gyeo-Wool!” teriak Ik Jun. Jung Won langsung menerok seperti mencari sosok
Dokter Jang.
“Apa yang
kau lakukan?” keluh Jung Won. Ik Jun pikir kalau dia berbohong. Jung Won
mengeluh temanya sudah gila.
“Aku
pergi! Tapi ingat 10 ribu won, empat rokok, dan satu pemantik.” Kata Jung Won.
Ik Jun mengerti sambil mengoda dengan nyanyian
“Jessica,
putri tunggal, Illinois, Chicago Seniornya Ahn Jung-Won, dan dia pelit.. Aku
pergi! Saatnya cuplikan bisbol.” Ucap Ik Jun bergegas pergi. Jung Won hanya
bisa mengeluh temanya sudah gila.
Jung Won
keluar dari pintu IGD melihat hujan yang turun dengan deras, saat itu sebuah
mobil berhenti dan Dokter Jang turun dari mobil. Jung Won terdiam melihat
Dokter Jang yang diantar oleh pacarnya. Si pria membuka jendela mobil.
“Sampai
jumpa di rumah nanti!.. Dah!” ucap si pria. Dokter Jang menganguk dan suasana
didepan pintu IGD terlihat canggung.
“Dia
ganti mobil lagi, ya?” kata Dokter Bong sambil mengambil uang taruhan dari
tangan Ik Jun
“Ya... Kemarin
sedan abu-abu.” Kata Ik Jun. Dokter Bong pun bertanya-tanya Siapa sebenarnya
pacar Gyeo-Wool
“Kesannya
kurang bagus.” Ucap Ik Jun. Dokter Bong bertanya apakah Jung Won tak punya
mobil
“Ada,
tetapi sakit parah... Di rumah sakit setiap hari.” Kata Ik Jun.
Dokter
Jang akhirnya masuk bertemu dengan Ik Jun. Ik Jun pun bertanya kenapa kembali
dan apa Ada yang tertinggal. Dokte Jang
mengaku mau merapikan rekam medis karean
Tadi siang sibuk. Jadi, belum selesai.
“Sekalian
lihat bayi yang baru operasi di Unit Perawatan Intensif Pediatri.” Ucap Dokter
Jang
“Apa Kau
mau minum kopi? Mau kubelikan?” kata Ik Jun. Dokter Jang setuju tapi menurutnya
apa kafe masih buka
“Ada
toserba. Biar aku yang belikan. Kau Pergilah ke Unit Perawatan Intensif
Pediatri. Kita bertemu di sana.” Kata Ik Jun penuh semangat.
***
Ik Jun
membawakan kopi untuk Dokter Jang dan bonus kopi dengan wajah anggota BTS.
Dokter Jang tersenyum menurutnya biisa beli sendiri. Ik Jun mengaku Diskonnya
lebih banyak bahkan sampai 30 persen. Dokter Jang pun tersenyum mendengarnya.
“Gyeo-Wool..
Apa Aku boleh bertanya? Ini Urusan pribadi. Tidak apa?” kata Ik Jun. Dokter
Jang mempersilahkan.
“Apa
pekerjaan pacarmu? Apa pekerjaannya sampai ganti mobil setiap hari? Apa Dia
dealer mobil? Apa Menjual mobil impor?” tanya Ik Jun penasaran.
“Separuh
benar, separuh salah.” Ucap Dokter Jang. Ik Jun pun hanya bisa terdiam.
Orang tua
anak 13 tahun terlihat gugup di ruang tunggu lalu melihat dilayar [ OPERASI SELESAI - MOHON KE RUANG OPERASI]
lalu memberitahu sang istri.
Jun Wan
berbicara di telp dengan Ik Sun karena
belum tidur padahal sudah lewat tengah malam. Ik Sun mengaku tidak bisa
tidur lalu bertanya apakah Jun Wan baru selesai operasi dan apakah Operasinya
sulit. Jun wwan mengaku tidak tapi karean Operasi sebelumnya selesai terlambat.
Jadi, terlambat dimulai.
“Berarti belum
makan malam?” tanya Ik Sun. Jun Wan membenarkan. Kala berencana makan mi di kantor.
“Kau
harus Lekas tidur... Sampai jumpa minggu ini .” ucap Jun Wan. Ik Jun mengerti
lalu mengucapkan salam pada sang pacar.
Jun Wan
masuk ke ruangan dan kaget melihat juniornya yang belum pulang.Yun Bok pun
menyapanya. Jun Wan melihat kelemari sambil bertanya apakah sedang belajar. Yun
Bok mengaku tidak tapi sedang merapikan catatannya tadi siang di ponsel.
“Sudah
larut malam... Lekas pulang.” Kata Jun wan. Yun Bok menganguk mengerti kalau sudah
selesai.
“Kau
Pakai taksi, Kembalikan kartunya besok.” Ucap Jun Wan mengeluarkan kartu. Yun
Bok bingung mengaku Tidak perlu,
“Tidak.
Ayo Ambil saja.” Kata Jun Wan. Yun Bok menolak karena Pacarnya berjanji menjemput.
“Dia
sudah menunggu di bawah. Terima kasih.” Ucap Yun Bok. Jun Wan pun terlihat malu
akhirnya menarik kartunya.
Song Hwa
memberitahu keluarga pasien kalau Operasi berhasil dan lancar dan sudah
usahakan segalanya semaksimal mungkin. Ia juga mengatakan Perdarahan dan
Malformasi Arteri-Vena pun sudah teratasi, tetapi pembengkakannya parah
“dan
lokasi perdarahan dalam, serta kurang baik, sehingga harus dipantau lebih
lanjut. Kami pantau di Unit Perawatan Intensif dan diberi obat untuk mengurangi
tekanan otak.” Jelas Song Hwa
“Apa dia
akan segera siuman?” tanya Ibunya. Song Hwa menjawab Untuk saat ini belum tahu.
“Sekarang
bukan saatnya memikirkan kesadaran karena saat ini kondisinya kritis. Kita
Harus dipantau lebih jauh.” Ucap Song Hwa lalu pamit pergi. Keluarga pasien pun
hanya bisa menahan tangis lalu mengupapkan Terima kasih.
Song Hwa
menatap ke arah jendela ruanganya terlihat masih hujan, pesan masuk ke dalam
ponselnya. Dokter Ahn mengirimkan pesan [Di
luar hujan deras. Kutinggalkan payung di depan pintu. Terima kasih atas kerja
kerasmu hari ini.]
Akhirnya
Song Hwa keluar dari ruangan melihat payung yang digantung lalu berjalan pulang. Ia lalu mengangkat telp dari
Ik Jun lalu bertanya Ada apa menelepon larut malam. Ik Jun mengeluh mendengar
pertanyaan Song Hwa kalau sedang menunggunya.
“Apa Kau
belum pulang?” kata Song Hwa kaget. Ik Jun pikir Mana mungkin pulang karena
Song Hwa tak bawa mobil hari ini.
“Bahkan
Hujan, jadi Kau tak bisa pulang. Kau Sudah selesai, 'kan? Kutunggu di depan
IGD. Kuambil mobil.” Kata Ik Jun. Song Hwa mengerti segera ke sana wajahnya tersenyum bahagia.
Ik Jun
menunggu didalam mobil melihat kalau Yun Bok yang ada didalam mobil. Yun Bok
sedang didalam mobil dengan sang pacar, sang pacar mengeluh Yun Bok tak mau
melakukanya. Yun Bok mengeluh karena pacarnya ingin lihat ponselnya.
Saat itu
pesan dari masuk ke ponsel Yun Bok "Sudah tidur?" Sang pacara maran
karena Ini sudah larut malam dan Kenapa dia mengirim pesan begitu bahkan
bertanya "Sudah tidur?" Yun Bok marah pacarnya yang mengintip
ponselnya.
“Kenapa
lihat ponsel orang lain?”keluh Yun Bok. Sang pacar mengaku Ponsel Yun Bok ada di depan mata jadi sudah pasti terlihat.
“Ayo Berikan
ponselmu.” Kata pacarnya. Yun Bok menolaknya. Sang pacar mengelu kalau Yun Bok
tidak mau dan yakin kalau sedang menyembunyikan sesuatu.
Yun Bok
menyangkalnya dan mengelu kalau pacarnya itu yang tidak pakai pelindung ponsel
yang dibelikan, padahal itu untuk pasangan. Sang pacar memberitahu kalau tak
muat untuk menaruh dimobilnya jadi melepas saat menyetir dan harus lihat GPS.
“Jadi Pelindungnya
di mana?” ucap Yun Bok. Sang pacar mengambil ditasnya di kursi belakang.
Saat itu
pesan kembali masuk, pacar Yun Bok mengumpat kesal meminta Yun Bok agar
memberikan ponselnya. Yun Bok pun
mengeluh dengan pacarnya kalau Dia bukan siapa-siapa. Sang pacar pun meminta
agar bisa melihatnya kalau bukan siapa-siapa. Yun Bok tetap menolaknya.
“Hanya
lihat sebentar lalu kukembalikan. Kenapa?” ucap sang pacar. Yun Bok pun menolak
dan mengeluh pacarnya yang terus memaksa
“Sesulit
itukah kau perlihatkan ponselmu?” keluh sang pacar. Yun BOk mengaku hanya tidak mau memperlihatkannya
kepada pacarnya.
Dicafe
Ik Sun
melihat Potongan rambut dan foto saat umur Woo-Joo 2 tahun jadi mirip kakaknya saat
masih kecil. Jun Wan melihat foto Woo Joo itu mirip kakeknya.Saat itu pesan
masuk ke ponsel Ik Sun [KAPTEN HONG
JEONG-HO - KAU ADA WAKTU MINGGU INI?]
“Dia
rekan satu batalionku, Kapten Hong. Dia memang biasa begini kepada semua orang.
Dia ramah kepada semua orang di dekatnya. Apa Mau lihat pesan dia sebelumnya?”
ucap Ik Sun gugup.
“Tidak
perlu... Aku percaya ucapanmu. Jadi Tidak perlu kulihat.” Kata Jun Wan. Ik Sun
tak percaya mendengarnya.
“Ya.
Untuk apa aku lihat ponselmu? Lalu Apa Kau mau ambil gelar doktor? Belajarnya
di mana?” kata Jun Wan yang bersikap
dewasa.
“Amerika atau
Inggris, tetapi belum tahu di mana ada posisi kosong. Aku sudah giat belajar,
tetapi hanya ada satu atau dua posisi kosong.” Cerita Ik Sun
“Apa Kau
ingin jadi dosen?” tanya Jun Wan. Ik Sun pikir
Meski tak sepintar kakaknya tapi ia pun cukup pintar.
“Aku
masuk Akademi Militer karena atletis juga.” Ucap Ik Sun. Jun Wan bertanya
Berapa lama akan ada di sana
“Bila
lulus... sekitar 5 tahun? Minimal 3 tahun.” Kata Ik Sun. Jun Wan pikir kalau Ik
Sun tidak ingin menikah
“Aku
sudah bilang sejak awal, 'kan? Bahwa aku tidak ingin menikah. Kau tahu
percakapan ini sama sekali tidak berguna, 'kan? Kompetisinya amat sulit. Para
kapten lebih mungkin untuk terpilih. Aku pasti gagal.” Ucap Ik Sun tak percaya
diri
“Kenapa
kau gagal? Kalau bukan kau, siapa? Kau pasti bisa... Menurutku, kau pasti
terpilih.” Ucap Jun Wan menyakinkan.
“Benar....
Aku juga berpikir akan terpilih... Aku yang akan pergi.” ucap Ik Sun akhirnya
yakin
“Kalau
kau pergi, apa kita putus? Kalau kau kuliah di luar negeri, lalu bagaimana
nasib kita?” tanya Jun Wan. Ik Sun hanya diam saja.
[ PUSAT
MEDIS YULJE ]
Ik Jun
membuka pintu ruangan Song Hwa mengajak makan dan memberitahu Menu hari ini
dongtae-jorim. Song Hwa langsung bergegas keluar ruangan meninggalkan Ik
Jun. Ik Jun hanya tersenyum menyuruh
Song Hw agar Jangan menggebu-gebu.
Didepan
ruangan ICU anak, Dokter Jang memberitahu
Kista koledokus adalah penyakit yang menyebabkan perpanjangan dan
penurunan fungsi saluran empedu karena kista, dan dapat berujung kolesistitis, kanker
saluran empedu, dan lain-lain.
“Saluran
empedu yang memanjang karena kista koledokus akan dibedah, dan dibentuk kembali
melalui operasi Roux-en-Y choledochojejunostomy.” Jelas Dokter Jang. Sang orang
tua pasien hanya bisa terdiam.
“Selamat
siang, Bu... Operasi Jae-Won tidak sulit. Jadi, lever memproduksi yang namanya
empedu. Itu cairan yang berfungsi untuk membantu pencernaan lemak.” ucap Jung
Won datang mencoba menjelaskan. Sang pasien terlihat lebih mengerti.
“Empedu
yang sudah diproduksi akan berjalan ke usus, dan jalan itu disebut saluran
empedu. Saluran empedu anak biasanya tidak sampai 5 mm, sedangkan saluran
empedu Jae-Won memanjang sampai 3 cm lebih.” Ucap Jung Won
“Jika
saluran empedu memanjang, empedu akan menumpuk dan tidak mengalir. Hal itu
dapat membentuk batu atau berbagai penyakit komplikasi. Jadi, operasinya
Jae-Won hari ini adalah pemotongan saluran empedu yang memanjang itu.” Ucap
Jung Won
“Namun,
setelah dipotong pun masih perlu jalan untuk mengalirkan empedu, 'kan? Maka,
saluran empedu harus disambung kembali dengan usus kecil. Setelah disambung
kembali, operasi pun selesai. Ini bukan operasi yang rumit dan sulit. Kau tak
perlu khawatir.” Kata Jung Won
Dokter
Jang hanya bisa terdiam melihat penjelasan Jung Won lebih mudah dimengerti oleh
orang awam. Sang ibu pasien pun terlihat tak begitu tegang setelah mendengar
penjelasan dari Jung Won dan meminta bantuanya.
Jung Won
akhirnya keluar dari ruangan setelah menerima telp sambil membawa jas
dokternya. Dokter Jang hanya bisa terdiam karena merasa terlihat buruk. Di taman,
Ik Jun mengeluh pada Suk Hyung meminta Jangan tertawa begitu karena seperti
orang aneh.
“Apa yang
lucu?” tanya Jung Won akhirnya datang lalu membahas kalau mereka semua tahu
Dokter Cheon Myeong-Tae, Suk Hyung mengaku tidak tahu.
“Dia
orang yang punya properti terbanyak di sini. Aku hanya tahu itu.” Kata Song Hwa
“Orang
yang Jun-Wan laporkan karena kasus suap.” Ucap Ik Jun. Jung Won membenarkan.
“Astaga...
Kebetulan sekali.” kata Ik Jun melihat Jun Wan datang lalu melambaikan tangan
pada Dokter Do yang dibelakangnya. Dokter Do membalasnya.
“Apa Kau
juga dekat dengan Jae-Hak?” keluh Jun Wan. Ik Jun mengaku juga dekat dengan
Dragon di bagian Song Hwa.
“Dragon
siapa?” kata Song Hwa bingung. Ik Jun menjawab
Yong Seok-Min. Jung Won bertanya apakah Di obstetri-ginekologi tak ada
yang dekat
“Tentu
tidak. Kami hanya pernah makan bersama. Mustahil mereka dekat.” Kata Suk Hyung
“Aku
bersahabat dengan Chu Min-Ha. Kami janji makan tteokbokki bersama Gyeo-Wool
minggu depan.” Kata Ik Jung
“Hei,
Jang Gyeo-Wool sibuk.” Kata Jung Won. Ik menegaskan kalau ia juga sibuk Mereka
juga sibuk dan mereka semua memang sibuk.
“Namun,
mereka minta traktir lebih dahulu. Semua orang suka padaku.” Kata Ik Jun
bangga.
“Dasar
tukang ikut campur!” ejek Jun Wan kesal. Jung Won bertanya apakah Jun Wan itu
sudah dengar.
“Dokter
Cheon akan menikah dengan Presdir Koperasi Kredit JinYong.” Kata Jung Won. Jun
Wan ingin tahu Dengan siapa
“Presdir
Koperasi Kredit Jinyong, Jin Min-Ju. Orang yang sukses besar dengan bina
mandiri.” Kata Jung Won
“Dia
anggota direksi yayasan kita, 'kan?” ucap Song Hwa. Jung Won membenarkan kalau Dia
juga dekat dengan Direktur Ju.
“Dia
sangat kompeten dan kepribadiannya luar biasa. Makanya, Direktur Ju kini sangat
cemas.” Ucap Jung Won. Suk Hyung pikir memangnya kenapa.
“Tentu
saja. Dia sangat kompeten dalam bisnis dan baik hati, tetapi payah memilih
pria. Jelas sekali Dokter Cheon mendekatinya karena uang. Direktur Ju pasti
bingung harus bilang atau tidak. Apa Memang dia seburuk itu?” tanya Ik Jun
“Ya. Sangat
buruk! Dia manusia terburuk. Dalam satu kata, "villain"!” ucap Jun
Wan mengebu-gebu
“Apa itu
"villain"?” tanya Song Hwa. Ik Jun membuat bayolan kalau itu Kata
bagus yaitu Berlari membayar tagihan dan Orang yang bekerja sangat keras.
“Saatnya
aku menengok pasien... Aku pergi dahulu!” kata Song Hwa lalu pamit perg.
Song Hwa
memberitahu Dokter THT-KL dan dokter mata akan memeriksa dan mereka pun akan
menyiapkan operasi dengan baik. Seoran pasien dengan senyuman penuh semangat
bertanya Kapan bisa pulang, Song Hwa berkomentar pasien itu tampak seperti
orang lain.
“Kuantitas
urinemu baik, 'kan? Lalu Bagaimana level prolaktinnya?” tanya Song Hwa. Dokter
Yong menjawab Terus menurun.
“Kau bisa
pulang besok. Setelah pulang jangan mengesang terlalu keras, ya? Olahraga
ringan boleh, tetapi hindari olahraga air untuk sementara waktu. Nanti Dokter
Yong Seok-Min akan menjelaskannya lagi.” Jelas Song Hwa.
Di
ruangan Dokter Yong sedang memeriksa pasien lalu menerima telp dan segera ke sana. Ia lalu memberitahu
pasien kalau sudah Tak perlu dijahit ulang dan baik-baik saja. Si pasien
mengucapkan terimkasih dan menyuruh agar lekas pergi saja karena tampak sibuk.
“Ya,
panggilan IGD.. Kau Bilang saja kalau merasa tak nyaman.” Ucap Dokter Yong lalu
bergegas pergi.
[ UNIT PERAWATAN INTENSIF PEDIATRI ]
Sang anak
yang sebelumnya di operasi sudah bisa membuka matanya lalu meminta pada ibunya
kalau ingin makan tteokbokki. Ibunya berjanji belikan setelah pulang nanti
bahkan belikan makanan apa pun yang diingikan lalu memuji Putrinya hebat.
“Dia jauh
lebih baik daripada kemarin. Bicara pun jelas. Dia Pulih secepat ini pun sebuah
keajaiban. Regenerasi saraf di otak berlangsung cepat karena dia masih muda. Bagian
medula sudah tidak tertekan, perdarahan pun sudah tak ada.” Jelas Song Hwa
“Kurasa
dia bisa pulih seperti biasa setelah menjalani rehabilitasi. Kalian jangan
terlalu khawatir. Sepertinya dia bisa pindah ke bangsal biasa sekitar 2 hari
lagi.” Jelas Song Hwa
“Terima
kasih, Dokter. Semua ini berkatmu.” Kata sang Ibu. Song Hwa mengakuk bukan
seperti itu.
“Kalian
berdua belum pulang selama beberapa hari, 'kan? Semalam aku lihat kalian tidur
di kursi. Dia sudah melewati masa kritis. Jadi Hari ini istirahatlah dengan
nyaman di rumah.” Ucap Song Hwa
“Kami
memang berencana pulang hari ini. Kami akan mulai buka besok. Aku memulai usaha
baru dalam situasi begini.” Cerita sang ibu
“Ibuku
instruktur yoga. Dia sangat terkenal.” Kata anaknya. Song Hwa tak percaya
mendengarnya kalau akan membuka studio yoga
“Ya.... Selama
ini aku hanya menerima gaji, dan kali ini membuka studio dengan pinjaman bank.
Beberapa muridku lamaku sudah mendaftar dan menyebarkan berita sehingga cukup
banyak anggota.” Cerita sang ibu
“Aku
sudah menerima uang dan beberapa orang datang dari luar Seoul. Aku tak bisa
menunda pembukaan. Entah apa tindakanku tepat, padahal anakku dirawat.” Kata
sang ibu merasa bersalah
“Jangan
bicara begitu. Kau harus cari uang. Tae-Hui bisa dijaga ayahnya. Kami pun akan
sering memeriksanya.” Ucap Song Hwa
“Berkunjunglah
ke studio bila ada waktu, Dokter. Studioku pasti sukses kalau Dokter datang..
Dokter... Kau adalah simbol keberuntungan bagi keluarga kami. Berkunjunglah
sebentar ke studio kami dan minum kopi.” Kata sang istri.
“Dokter
Chae sibuk. Mana sempat dia ke studio? Dokter, meski satu atau 3 tahun
kemudian, datanglah kapan pun. Untukmu, gratis kelas yoga seumur hidup.” Kata
sang suami
“Terima
kasih atas niat baikmu. Aku akan berkunjung jika ada waktu... Permisi.” Kata
Song Hwa lalu berjalan pergi karena menerima pesan
PUSAT MEDIS YULJE - UNIT PERAWATAN INTENSIF
PEDIATRI
Seorang
pria meringis kesakitan, Dokter Ahn memeriksa dengan meminta agar mengangkat
tangan, kakinya juga. Si pasien terus mengeluh kalau kepalanya sakit. Dokter
Yong bergegas melihat pasien. lalu bertanya Kapan Dokter Ahn datang.
“Sejak
tadi karena ada pasien lain.” Ucap Dokter Ahn. Dokter Yong bertanya apa Hasil
angiogram CT sudah ada
“Ini
aneurisme... Tolong cukur untuk embolisasi koil.” Ucap Song Hwa melihat hasil
CT scan. Dokter Yong melihat lagi tapi menerima telp.
“Apa
Pendarahan banyak? Biar aku lihat ke sana... Baik.” Ucap Dokter Yong lalu
meminta tolong pada dokter Ahn.
“Maaf,
tolong hubungi tim embolisasi dan Anestesiologi... Sung-Yung, tolong cukur
pasien untuk embolisasi koil.” Kata Dokter Ahn. Keduanya pun menganguk mengert.
Song Hwa
berjalan dilorong, Ik Jun mendengar Embolisasi koil dan berpkir kalau Song Hwa akan
terlambat berlatih. Song Hwa yakin Pasti cepat selesai lalu bertanya Makan
malam apa. Ik Ju memberitahu kalau Suk-Hyung mengajak makan mi.
“Apa Beli
mandu dan kimbab juga?” tanya Song Hwa. Ik Jun menjawab itu sudah pasti.
“Kau mau
ke mana?” tanya Song Hwa. Ik Jun menjawab IGD, karena Perawat Hui-Su ingin
bercerita dan merasa dia bertengkar dengan iparnya.
“Apa Kau
tak sibuk?” keluh Song Hwa. Ik Jun mengaku Hari ini tidak dan Minggu depan baru
mulai sibuk.
“Woo-Joo
berdarmawisata, dan aku banyak kelas. Jadwal operasi pun banyak. Kalau tak
sibuk, Apa mau ikut aku ke IGD?” kata Ik Jun
“Hei... Aku
ada embolisasi koil!” keluh Song Hwa kesal. Ik Jun seperti lupa dan mereka pun
berpisah jalan.
Di lorong
rumah sakit dibagian [ DOKTER BEDAH TORAKOPLASTIK ] terlihat Nama Kim Jun-Wan - ADA PENUNDAAN 20 MENIT sementara
Cheon Myeong-Tae - TIDAK ADA PASIEN MENUNGGU ]
“Dia pasang
ring jantung tahun lalu di rumah sakit lain, tetapi gejalanya muncul lagi? Tanya Dokter Cheon. Si cucu membenarkan.
“Belakangan
ini, Nenek sering mengeluh sakit dada dan sembelit parah. Aku baca di buku dan
internet, konon setelah pasang ring jantung, bisa mengalami sembelit karena
konsumsi obat. Lalu disarankan makan probiotik. Apa itu boleh?” tanya sang cucu
“Rumah
kalian di mana?” tanya Dokter Cheon. Si anak menjawab Ilsan.
“Kalau
begitu, kalian pergi ke RS Yeongji saja. Di sana bagus.” Kata Dokter Cheon. Si
anak melongo bingung.
“Jangan
beri tahu aku apa yang kau baca di internet, dan jangan susah payah datang
jauh-jauh. Berobat saja di rumah sakit dekat rumah... Terima kasih... Selanjutnya.”
Ucap dokter Cheon. Si pasien hanya bisa melonggo bingung.
“Apa
mereka pasien terakhir?” tanya Dokter Cheon. Perawat membenarkan. Akhirnya
Dokter Cheon keluar dari ruangan.
***
Jun Wan
melihat kalender meja melihat Pasien dioperasi tanggal 23 bulan lalu Jadi,
belum boleh mandi tapi Kulitnya sudah sembuh. Ia memebritahu kalau Pekan depan
boleh mandi dengan air mengalir, dan akhir pekannya boleh berendam. Sang ibu
menganguk mengerti dengan mengendong anaknya.
“Selain
itu... Jangan gosok sabun terlalu keras saat mandi dengan air mengalir, dan
lebih baik berendam setelah bagian luar dan dalam keropeng mengelupas dengan
sendirinya.” Jelas Jun Wan. Si pasien pun mengucapkan terima kasih.
“ Sisa
berapa orang?” tanya Jun Wan. Perawat menjawab 5. Dokter Do membahas Jun Wan
yang punya janji malam ini. Jun Wan menjawab
masih Cukup waktu.
“Dokter,
katanya ruang sebelah sudah selesai.” Kata Dokter Do. Jun Wan tak percaya sebelum
jam 4 sore dengan wajah kesal.
[
INSTALASI GAWAT DARURAT ]
Dokter
Ahn berlari memberitahu Dokter Yong kala Semua sudah siap dan Dokter Chae ada
di ruangan jadi akan turun saat dihubungi. Dokter Yong pun mengucapkan Terima kasih.
Dokter Ahn pikir Hari ini banyak pasien Bedah Saraf, Dokter Yong membenarkan.
“Seong-Yeong,
sudah selesai dicukur?” tanya Dokter Yong lalu melonggo kaget melihat pasien
yang sedang dicukur rambutnya. Seluruh ruangan hanya bisa terdiam.
“Seong-Yeong,
bisa kita bicara sebentar?” kata Dokter Ahn meminta agar ikut denganya. Seong
Yeong kebingungan.
Ik Jun
datang melihat ingin tahu ada apa. Dokter Yong hanya bisa menatap kebingungan
karena juniornya yang mencukur rambut pasien.
Song Hwa
hanya bisa menopang kepalanya, Dokter Yong pun mulai berbicara kalau sudah
bicara kepada pasien bahwa rambut dicukur karena ada kemungkinan operasi kepala
nantinya. Song Hwa menahan amarah menyuruh Dokter Yong diam saja.
Di
ruangan, Yu Min terlihat sangat lemah dengan wajah yang terlihat menghitam.
Perawat Song memberitahu Kondisi Oh Yu-Min amat buruk. Namun skor MELD malah
menurun dan ingin tahu apa yang harus dilakukan karena Tidak ada waktu.
“Apa ada
data alamat ayahnya?” tanya Ik Jun pada perawat. Perawat mencari dikomputer.
Perawat
Song melihat Tuan Oh yan datang, Ik Jun melihat Tuan Oh dan hanya bisa melonggo
bingung.
Perawat
sedang menjelaskan pada dua perawat yang magang memberitahu kalau Yang paling
atas menunjukkandetak jantung janin, sedangkan yang bawah menunjukkan kontraksi
pasien. Saat itu perawat keluar memberitahu kalau Ada pasien PPH!
“Kadar
hemoglobin pasien itu empat. Itu terlalu rendah.” Ucap perawat. Mereka shock
mendengar angkat Empat dan ingin tahu artinya.
“Pendarahannya
luar biasa banyak.” Kata si perawat dan saat itu pasie keluar dengan arah yang
mengalir diatas ranjang.
“Apa dia
bisa hidup?” tanya perawat magang. Si perawat yakin dan saat itu Suk Hyung
bergegas memakai maskernya.
Ik Jun
duduk diruang tunggu memastikan kalau pria itu orang yang sama. Tuan Oh
membenarkan dengan tampilan yang lebih langsing dan wajahnya sangat tirus lalu
mengaku Berat badannya turun 7 kg. Ia menceritaan tak hanya menahan lapar, tapi
juga menyewa pelatih pribadi dan olahraga 6 jam sehari.
“Aku pun
menerapkan menu diet sempurna. Seminggu lagi... mungkin aku bisa menurunkan 2
sampai 3 kg lagi. Dokter... mohon izinkan aku menyumbangkan lever... Aku... tak
peduli meski aku mati.” Kata Tuan Oh
“Aku
tidak peduli bagaimana nasibku asal putriku selamat. Dengan alasan bisnis di
luar negeri, aku tidak bisa menjaga putriku satu-satunya. Aku sama sekali tidak
tahu sampai putriku sekarat karena kecanduan alkohol.” Cerita Tuan Oh
“Putriku
sakit karena aku... Putriku takkan separah ini bila aku... selalu berada di
sampingnya... Dokter.Aku mohon izinkan dioperasi agar bisa menjalani peranku
sebagai ayah. Aku akan turunkan berat badan lagi bila harus.” Ucap Tuan Oh
“Aku pun
akan lebih rajin berolahraga. Tolong, Dokter. Tolong izinkan aku menyumbangkan
leverku. Aku mohon.” Kata Tuan Oh memohon. Ik Jun menatap dengan mata
berkaca-kaca
“Pak.. Menurut
aturan, kau tidak bisa jadi donor. Usiamu saja sudah menjadi pantangan, ditambah
parahnya perlemakan hati. Menurut aturan tidak boleh. Maka dari itu,
sesungguhnya aku pun sudah menyerah.” Jelas Ik Jun
“Namun,
setelah melihatmu,kucoba beranikan diri. Kita jalani operasi. Lakukan USG lever
dan tes tambahan. Jika tidak ada masalah, segera kita jalani operasi.” Kata Ik
Jun yakin. Tuan Oh pun mengucapkan Terima kasih.
“Dokter,
aku sungguh... berterima kasih.” Kata Tuan Oh dengan mata berkaca-kaca
“Aku yang
berterima kasih karena kau kembali dengan sehat.” Kata Ik Jun tak bisa menahan
rasa haru.
***
Bersambung
ke part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar