PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun
langsung menemui Ta Mi terlihat sangat marah bertanya apakah tahu tentang ini.
Bong Gi yang melihat Hyun marah terlihat ketakutan, Ta Mi meminta Hyun tenang
kalau akan menjelaskan dan mendengarkanya.
Hyun tak
peduli langsung mengejar Ta Mi didalam ruangan, Ta Mi pun kabur meminta tenang
lalu keluar ruangan dan menuruni tangga. Hyun tak kalah cepat mengejar Ta Mi
menyuruh agar berhenti. Ta Mi pikir taka ada alasannya berhenti karena masih ingin
tetap hidup.
“Scarlett,
tenang... Kau Sadarlah... Kau sedang bekerja sekarang, dan ada banyak CCTV...
Bahkan kau seorang mantan narapidana.” Ucap Ta Mi akhirnya bertemu Hyun di
dalam perpustakaan.
“Jika kau
tahu itu, kau harus mengatakannya kepadaku kalau dia selingkuh!” kata Hyun
marah
“Dengar.
Aku tahu kalau tidak memberitahumu.Tapi, aku mengancam Joon Soo untuk putus
denganmu... Aku serius. Aku benar-benar mengancamnya. Tapi kurasa dia tidak
putus denganmu... Ahhh , aku tahu kalau orang tidak berubah dengan mudah.” Ucap
Ta Mi mengeluh
“Tunggu...
Kau bilang kalian sering belajar bersama di perguruan tinggi. Apa yang kalian
pelajari? Cinta?” kata Hyun menduga-duga.
“Scarlett,
aku juga korban. Memang benar aku kencan dengannya dalam waktu singkat saat aku
masih 22 tahun. Tapi itu berakhir saat itu karena dia selingkuh. Kita berdua
korban di sini.” Akui Ta Mi
“Kalian
berkencan? Dasar brengsek! Kalian membuatku bodoh.” Ucap Hyun marah
“Apa yang
kau bicarakan? Kau salah.” Kata Ta Mi mengelak, Hyun tak peduli mengejar Ta Mi
kembali. Dan Ta Mi pun kabur dari kejaran Hyun.
Dalam
sebuah restoran, Ta Mi menghela nafas mengeluh sangat lelah. Jenny menceritakan
Scarlett dalam suasana hati yang sangat baik saat bicara dengannya pagi ini karena
emoji menjadi masalah. Bong Gi pikir Langit begitu acuh tak acuh.
“Kenapa
ini harus terjadi hari ini? Jadi Tammy, kau baik-baik saja?”tanya Bong Gi. Ta
Mi mengelengkan kepala.
“Kau
pasti takut.” Kata Ah Ra. Hyun mengaku sangat lelah karean Terakhir kali
berlari sebanyak ini, saat di perguruan tinggi.
“Aku
sangat lelah... Kurasa aku harus pulang. Aku juga biasa menatap orang-orang yang
mengatakan hal semacam ini.” Kata Ta Mi
“Emoji Barro
berada di peringkat ketujuh dalam daftar kata kunci real-time..”kata Alex
melihat ponselnya.
“Scarlett
luar biasa. Bagaimana Scarlett berhasil dengan ide yang menarik seperti itu?”
tanya Ah Ra tak percaya
“ Itu ide
yang hanya bisa terpikirkan olehnya. Itu sudut pandangnya.” Kata Ta Mi
BongGi
kembali membahas kenapa menggoreng daging jika mereka akan menuangkan saus. Ta Mi tak
mengubris perdebatan anak buahnya tapi tatapan matanya melihat ke arah Mo Gun
yang berjalan dengan Ga Kyung bahkan keduanya terlihat sangat dekat dengan
senyuman.
Ta Mi
memilih untuk ke toilet menenangkan diri, seperti tak percaya kalau harus
menghindari mereka. Saat itu Ga Kyung masuk toilet langsung bertanya apakah Ta
Mi menghindarinya atau Park Mo Gun
“Atau kau
menghindari kami berdua karena aku dengannya?” tanya Ga Kyung.
“Aku juga
ingin tahu kenapa kau tidak menghindariku. Apa Kau tidak merasa malu? Apa Kau
tidak peduli karena itu perbuatan suamimu?” ucap Ta Mi sinis lalu keluar dari toilet.
Mo Gun
berbicara ditelp kalau baru saja sampai dengan Ga Kyung jadi akan menunggu,
saat itu matanya melihat Ta Mi dan memanggilnya. Tapi Ta Mi seperti tak
mendengar bergegas pergi meninggalkan restoran,
Mo Gun mengejarnya dan memanggilnya. Akhirnya Ta Mi berhenti melangkah.
Mo Gun
menatap Ta Mi akhirnya membalikan badan dan akan mendekat, tapi Ta Mi
mengangkat tanganya seperti memperingatkan Mo Gun agar tak mendekat. Mo Gun pun
terdiam menatap Ta Mi.
“Jangan
mendekat... Berhenti mempermainkan hatiku... Aku takut.” gumam Ta Mi. Mo Gun
pun akhirnya melangkah pergi meninggalkan Ta Mi.
Ta
Mi berbicara ditelp mengatakan baru saja
memeriksa apa yang dikirim, tapi umpan
balik yang diberikan tidak diterapkan. Ia bisa c mengerti, tapi menurutnya
desain itu mengalahkan pesan pada proyek tertentu.
“Kita
harus memikat pengguna secara online. Pesan itu datang berikutnya.” ... jadi Bawa
draft revisi di mejaku hari Rabu.” Ucap Ta Mi. Alex memanggil Ta Mi saat
bertemu.
“Ini usulan
yang kita bicarakan kemarin. Ini tentang meningkatkan harga dengan 10p. Aku
menolak usulan itu karena akan membahayakan kita. Tapi, Departemen Keuangan masih
bersikeras.” Jelas Alex
“Kapan
akan dilaksanakan?” tanya Ta Mi. Alex menjawab
Dua bulan dari sekarang.
“Cobalah
untuk menundanya lagi. Pasti ada alasan di balik kenaikan harga. Katakan kepada
mereka bahwa kita bisa meningkatkan bahkan lebih jika kita berhasil mencapai
nomor satu.
“Mereka
ragu-ragu dengan kerangka waktu yang kita perkirakan.” Ucap Alex.
“Aku,
manajer tim, tidak setuju, jadi bagaimana orang lain bisa?” tanya Ta Mi. Alex
mengatakan akan mencoba dan membujuk mereka.
Akhirnya
Ta Mi menaiki lift, wajahnya terlihat sendu seperti mencoba sibuk untuk
melupakan Mo Gun. Saat pintu lift terbuka, Ah Ra mengaku mencarinya dan telpnya sedari tadi sibuk.
“Nama dari
sebuah laptop telah memasuki peringkat kata kunci real-time. Tiba-tiba meledak
dan sekarang ada di seluruh media sosial.” Ucap Ah Ra. Bong Gi pikir Baterainya
pasti meledak.
“Ini
bukan pertama kalinya baterai meledak, jadi kenapa ini kontroversi? Apa
seseorang terluka?” tanya Ta Mi
“Tidak,
tapi kucing itu... Itu bukan masalah sekalipun. Laptop ini dari Lex seri model
nomor 2X-1. Saat aku mengetik di pencarian, aku mendapat kalkulator bukan
artikel berita.” Jelas Ah Ra.
“Ini
pasti X sebagai multiply dan dash sebagai minus.” Kata Bong Gi. Ta Mi pikir ini
baru.
“Berapa
peringkatnya saat ini?” tanya Ta Mi. Bong Gi menjawab Di tempat kelima.
“Hubungi
Departemen Perncarian dan hapus kalkulator untuk pencarian terkait dengan
2X-1... Kerja bagus, Ellie.” Ucap Ta Mi. Ah Ra mengatakan akan segera menghubungi
mereka.
“Tunggu...
Bukankah seri Lex dari KU Group?” tanya Ta Mi. Alex membenarkan.
Ga Kyung
bertanya Apa yang terjadi, berbicara di telp. Ia memberitahu kalau sedang dalam
perjalanan untuk menemui Ketua Jang jadi akan memberitahu setelah sampai di
sana. Tapi Ia harus tahu apa yang terjadi jadi
bisa membuat alasan atau dimarahi sebagai gantinya.
“Kau tahu
bagaimana dia.” Ucap Ga Kyung. Tuan Song meminta maaf pada anaknya.
“Jangan
minta maaf dan ceritakan apa yang terjadi. Apa itu baterai yang rusak atau
kesalahan pengguna?” tanya Ga Kyung yang mencoba menahan emosinya.
Ga Kyung
menemui ibu mertuanya, memberitahu kalau Laptop itu dibeli lebih dari dua tahun
yang lalu Karena baterai habis, itu
jelas dinyatakan bahwa pengguna tidak bertanggung jawab setelah satu tahun.
Nyonya Jang memarahi Ga Kyung tidak pernah melakukannya.
“Produk
yang kita jual ke negara itu mengartikan bahwa hukum seperti itu tidak berlaku.
Yang penting bagi kita adalah bagaimana perasaan orang-orang. Jika orang
berpikir ini kesalahan kita, maka itu menjadi kesalahan kita!” teriak Nyonya
Jang marah
“Apa
ayahmu tidak akan muncul setelah kekacauan yang dibuatnya?” tanya Nyonya Jang.
Ga Kyung hanya diam saja.
“Presdir
Song dan istrinya di sini.” Ucap Sek masuk ruangan. Ga Kyung kaget.
“Mereka
berdua? Kau pasti bercanda.” Kata Nyonya Jang mengejek.
Tuan Song
terlihat gugup menunggu, Nyonya Jang akhirnya masuk ruangan. Tuan Song menyapa
Nyonya Jang kalau sudah lama tak bertemu dan
sangat menyesal bertemu dalam
situasi seperti ini. Ia pun menanyakan kabar Nyonya Jang lebih dulu.
“Apa kau
pernah menjual baterai Cina untukku?” tanya Nyonya Jang. Tuan Song menjawab
pasti tidak.
“Bagaimana
bisa aku melakukan hal seperti itu setelah semua hal yang kau lakukan untukku? Untuk
mencapai kesepakatan damai aku sudah mengirim pegawaiku ke rumah korban Aku
akan minta maaf dan memastikan korban mendapat kompensasi.” Kata Tuan Song
“Dari apa
yang kudengar,pengguna tidak bertanggung jawab jika baterai telah digunakan
selama lebih dari setahun.” Kata Nyonya Jang. Tuan Song mengaku itulah yang
dinyatakan.
“Jadi kau
beruntung jika baterai meledak setelah satu tahun. “ ucap Nyonya Jang. Tuan
Song mengaku Baterai yang digunakan dalam model 2X-1 tidak pernah meledak
sebelumnya.
“Kita
tidak akan tahu penyebabnya sampai penyelidikan lebih lanjut, tapi mungkin
kesalahan pengguna.” Jelas Tuan Song
“Kau
masih belum menyingkirkan kebiasaan seperti itu meskipun itu kepercayaan tak
berdasar yang menghancurkan bisnismu. Apa itu masih menjadi kata kunci yang
paling dicari?” tanya Nyonya Jang. Ga Kyung membenarkan.
“Ini
keributan keluargamu, jadi urus itu.” Kata Nyonya Jang sinis.
“Aku
tidak bisa melakukan apa-apa tentang peringkat kata kunci. Ini akan menjadi
lebih buruk jika aku menghapusnya dari peringkat. Itu akan dibincangkan oleh
orang-orang.” Jelas Ga Kyung menolak.
“Benarkah?
Lalu siapa yang harus bertanggung jawab atas kekacauan ini? Apa sebenarnya yang
bisa kau lakukan? Setidaknya hapus artikel terkait!” teriak Nyonya Jang marah
“Markas
AS sudah memberi kami peringatan. Kami tidak bisa memanipulasi peringkat kata
kunci lagi.” Kata Ga Kyung
“Maka
tidak ada alasan bagimu untuk menjadi menantuku. Ini tidak seperti kau dan anakku
sedang jatuh cinta.” Ucap Nyonya Jung menyindir.
Tuan Oh
sedari tadi mendengar pembicaraan meminta ibunya berhenti, Tuan Song menyapa Tuan Oh yang sudah lama tak
bertemu. Nyonya Jang sinis beranjak pergi menyuruh anaknya untuk ikut denganya.
Tuan Oh menolak karena ingin mengantar ayah mertuanya lebih dulu.
Ga Kyung
hanya bisa diam saja karena Tuan Oh masih bersikap baik didepan orang tuanya.
Tuan Song mengaku benar-benar malu tentang hal ini.
“Ga
Kyung, aku membuat gatkimchi. Ibu mertuamu menyukainya, jadi pastikan kau
melayaninya setiap makan.” Ucap Ibu Ga Kyung pada anaknya. Ga Kyung terlihat
kesal memilih untuk pergi.
Di
ruangan studio, seorang pria memainkan musik klasik dengan sangat merdu,
pikiran Mo Gun melayang saat Ta Mi menolaknya untuk mendekat. Ia lalu meminta agar pria memaikan musiknya
dari awal. Tapi si pria seperti belum
bisa memuaskan hati Mo Gun.
“Hei... Bersantailah
saat ini.” Kata Sun Woo. Mo Gun tak peduli menyuruh agar pria itu pergi saja.
“Mo Gun,
kita tidak merekam album klasik... Ini hanya soundtrack game.” Ucap Sun Woo.
Mo Gun
terdiam menatap ponselnya dibawah tangga, melihat di Riwayat panggilan dan
ingin menelp Ta Mi tapi mengurunkan niatnya.
In Kyung
berbicara di tel mengaku mengerti
kalau aneh, hanya pencarian
"2X-1" yang menunjukkan hasil yang berbeda. Jadi mereka harus
meninggalkan kalkulatornya dan meminta agar Jangan khawatir. Ga Kyung meminta
In Kyng Jangan sentuh kata kunci atau berita.
“Ya. Aku
paham... Ini Tidak buruk. Kau pergi melawan ketua.” Komentar In Kyung. Ga Kyung
hanya bisa terdiam.
Ga Kyung
duduk diam di halte bus sendirian dan tak mengangkat telp dari ponsel
ibunya. Tuan Song mengemudikan mobilnya
melihat sang istri lalu berkomentar tidak berpikir Ga Kyung akan berada di halte. Ga Kyung hanya
terdiam lalu keduanya duduk bersama.
“Bus
tidak beroperasi pada jam ini.” Kata Tuan Oh. Ga Kyung baru tahu kalau Tidak
ada bus yang datang.
“Kau
ingin pergi kemana?” tanya Tuan Oh. Ga Kyung menjawab Kemana saja
“Apa Kau
pernah naik bus?” tanya Tuan Oh, Ga Kyung menjawab saat masih SMA. Tuan Oh
ingin tahu alasanya.
“Cha Hyun
mengajakku ke Hongdae untuk makan pizza.” Cerita Ga Kyung. Tuan Oh memastikan
kalau Cha Hyun itu yang menghancurkan mobilnya.
“Dia tidak
melakukannya karena dendam. Dia akan merusak apa pun jika kau meminta.” Kata Ga
Kyung. Tuan Oh membuka pintu menyuruh Ga Kyung masuk.
“Aku terlalu
malu untuk naik mobil itu.” Kata Ga Kyung, Tuan Oh pkir Itu tidak dapat
membantu karena Ini mobilnya sekarang.
Mereka
akhirnya pergi ke hotel, Tuan Oh memberikan kunci hotel tahu kalau Ga Kyung
tidak ingin menemui ibu sekarang dan sudah membayar dendanya jadi membiarkan
istrinya bisa merokok sepuasnya Dan tidur nyenyak. Ga Kyung terdiam sendirian
melihat ke arah jendela.
Ta Mi
melihat ponselnya tak ada telp ataupun pesan yang masuk, akhirnya ia berusaha
tidur dengan wajah gelisah. Saat bangun memeriksa lagi ponselnya tak ada pesan
dan telp yang ditunggunya. Akhirnya ia mencoba menelp Mo Gun, tapi ponselnya
malah tak aktif. Ta Mi terlihat kesal.
Ta Mi
bertemu dengan Da In mengaku tidak biasa
seperti ini. Da In bertanya apakah Ta Mi pernah hidup sendirian untuk sementara
waktu. Ta Mi mengaku sudah tiga tahun dan sekarang masuk tahun ke empat lalu
mengaku kalau itu Tidak sengaja karena hanya lebih suka bekerja.
“Semakin
keras aku bekerja, semakin bagus hasil yang aku dapatkan. Tapi semakin aku
cinta, semakin aku terluka. Aku tidak ingin seperti itu. Coba Lihat saja. Dia
membuatku gila dengan tidak memanggilku berhari-hari, dan saat aku melakukan
panggilan, aku tidak bisa menghubunginya.” Cerita Ta Mi mengebu-gebu karena
kesal.
“Kenapa
aku tidak bisa menghubunginya? Apa dia mengabaikan panggilanku?” kata Ta Mi tak
mengerti.
“Jika dia
melakukannya, ada alasan yang jelas.... Dia pasti menggoda.” Kata Da In. Ta Mi
tak percaya mendengarnya.
“Ini
melelahkan... Dia lebih baik tidak bermain game.. Tidak, aku pikir begitu...
Aku melakukan sesuatu yang bisa saja disalahpahami olehnya... Apa itu sebabnya
dia...” ucap Ta Mi lalu memikirkan sesuatu
“Haruskah
aku mengunjunginya? Apa itu memuakkan?” tanya Ta Mi
“Yang
jelas, jika kau mengunjunginya, hasilnya akan menjadi satu dari dua hal. Itu
akan bekerja dengan baik atau dia muak dan pergi..” kata Da In
“Aku ingin
yang satunya atau yang lain. Itu lebih baik daripada ini.” Tegas Ta Mi lalu
melangkah pergi.
“Bagaimana
pelajaranmu?” tanya Da In. Ta Mi menjawab Lain kali.
Sun Woo
kaget saat keluar rumah melihat Ta Mi yang datang, Ta Mi dengan gugup menanyakan apakah Park Mo
Gun ada didalam karnea tidak bisa
menghubunginya dan merasa khawatir. Sun Woo memberitahu kalau Mo Gun pergi ke
Jumunjin untuk memancing. Ta Mi tak percaya mendengarnya.
“Jika kau
tidak bisa menghubunginya, itu karena dia di atas perahu.”ucap Sun Woo.
Ta Mi
mengemudikan mobilnya sambil berbicara sendiri mau kemana, lalu jalanya
mengambil ke arah Jalan Raya Pantai Gangneung. Ia Akhirnya sampai di pelabuhan
seperti tak percaya kalau benar-benar datang ke tempat yang jauh dari Seoul
lalu mencoba mencari Mo Gun.
Mo Gun
masih memancing dilaut, pesan dari Sun Woo masuk ke ponselnya “Apa kau sudah
jauh? Wanita yang kau suka datang ke studio karena dia tidak bisa menghubungimu.”
Ia lalu
melihat kalau Ta Mi sempat menelpnya tapi tak diangkat, wajahnya tersenyum
sumringah lalu memberitahu paman nelayan kalau besok tidak bisa datang karena harus
kembali ke Seoul. Sepanjang perjalanan pulang, Mo Gun terus saja tersenyum.
Ta Mi
masih menunggu di pinggir pelabuhan sampai akhirnya kapal Mo Gun pun menepi. Mo
Gun kaget melihat Ta Mi yang jauh-jauh datang menghampirinya. Ta Mi terlihat kesal.
Mo Gun berkomentar Ta MI sangat kejam. Ta Mi mengaku sudah menyanyikan lagu "Men Are Ships, Women Are
Ports". Aku di kepalanya sekitar 30
kali.
“Aku
mulai berempati dengan lirik. Jadi Aku benar-benar membencimu sekarang... Apa
memancingmu menyenangkan?” sindir Ta Mi, Mo Gun meminta maaf.
“Kenapa
minta maaf? Tidak ada yang perlu dimaafkan. Kau berbalik padaku malam itu.
Kenapa kau tiba-tiba bertindak semuanya baik-baik saja?”ucap Ta Mi
“Aku yakin
tidak ada banyak hal yang ingin kau katakan tentang malam itu. Kenapa kau
sangat marah?” tanya Mo Gun.
“Karena
aku malu... Aku merasa seperti kau tahu terlalu banyak tentangku. Aku sangat
muak, dan aku benar-benar tidak suka. Kau membuatku kesulitan untuk menjadi
diriku sendiri. Kau menghancurkan apa yang kubangun dalam waktu yang sangat
lama.” Ucap Ta Mi kesal
“Kau
seperti excavator. Dan aku benci bicara omong kosong di depanmu seperti ini. Jadi
tolong mulai bicara.” Kata Ta Mi makin kesal melihat Mo Gun hanya diam saja.
“Aku
tidak bisa menangkap ikan satu pun.” Kata Mo Gun. Ta Mi pikir merka harus makan
apa yang orang lain tangkap sebagai gantinya. Mo Gun setuju lalu mengikuti Ta
Mi yang berjalan lebih dulu.
Ta Mi dan
Mo Gun duduk di pinggir pantai dengan ombak yang cukup tinggi. Ta Mi melihat
Tempat ini bagus dan sangat suka laut dan angin. Mo Gun mengaku tidak bisa
lebih dekat dan masih ingat saat Ta Mi mengangakt tangan yang artinya "Jangan
mendekat."
“Apa Kau
akan menghabiskan malam di sini?” tanya Mo Gun melihat Ta Mi menungkan Soju. Ta
Mi menganguk dan meminum habis sojunya.
“Malam
itu, saat aku melihatmu dengan Song, itu benar-benar menggangguku karena beberapa
alasan. Aku benar-benar membencinya. Aku berpikir panjang dan keras kenapa aku
merasa seperti itu. Apa karena kau dengan orang yang tidak kusuka?” akui Ta Mi.
“Atau...
karena kau dengan wanita lain? Atau keduanya? Aku tidak bisa menyimpulkan itu.
Tapi aku tahu satu hal.. Kau berarti sesuatu bagiku sekarang...” Ucap Ta Mi
“Itu
karena kau denganku selama masa sulitmu. Jangan bingung dengan rasa
bersyukur... Aku tidak berusaha keras hanya untuk rasa bersyukur” komentar Mo
Gun.
“Aku malu
sekarang... Tidak ada wanita yang berkendara selama dua jam ke sini untuk
itu... Kenapa aku tidak menikmatinya, disukai pria muda dan layak seperti dirimu?
Ini wajar kalau aku menyukaimu juga.” Kata Ta Mi
“Tapi
setiap hari seperti pertempuran di tempat kerja. Ada begitu banyak pekerjaan yang
harus dilakukan. Sementara itu, aku harus mencapai tujuanku dalam enam bulan
jika aku tidak ingin dipecat. Dan aku juga punya pekerjaan yang harus dilakukan
akhir pekan ini.” Cerita Ta Mi
“Tapi,
lihat di mana aku sekarang... Aku tidak punya waktu untuk ini. Tapi kau
membuatku ingin meluangkan waktu untukmu. Aku akan kehilangan lebih dari yang
aku peroleh dari hubungan ini. Kurasa itu sebabnya aku bertindak malu-malu.” Akui
Ta Mi
“Aku ingin
kembali ke kehidupan biasaku bahkan setelah aku bersenang-senang denganmu
seperti ini.” Kata Ta Mi
“Beritahu
aku saat aku menjadi bagian dari kehidupanmu. Aku bukan taman hiburan. Jangan
pergi setelah kau bersenang-senang. Aku ingin kau mengakui bahwa kau menyukaiku
setelah aku menjadi bagian dari zona amanmu dalam kehidupanmu.”tegas Mo Gun
“ Jangan
berlari padaku seperti hari ini dan memarahiku. Aku ingin kau tulus memberitahuku
bagaimana perasaanmu.” Ungkap Mo Gun benar-benar tulus menunggu.
“Kau
membuatku merasa tidak nyaman. Tapi kau juga membuatku merasa bersemangat.” Ungkap
Ta Mi
“Aku akan
memberitahumu bagaimana perasaanku setelah aku menjadi bagian dari kehidupanmu.”
Kata Mo Gun.
Keduanya masuk
hotel, Mo Gun menyuruh Ta Mi memesan kamar sendiri karena ia sudah memesannya
sore ini. Ta Mi bertanya Berapa banyak
kasur yang ada di kamar Mo Gun. Mo Gun heran Ta Mi malah menanyakan hal itu.
“Aku akan
tidur di sana jika ada dua tempat tidur.” Kata Ta Mi. Mo Gun menyuruh Ta Mi
untuk mengambil kamar sendiri.
“Aku
takut tidur sendirian di hotel asing.” Kata Ta Mi. Mo Gun bertanya apakah Ta M
tak takut padanya. Ta Mi terdiam telihat kebingungan.
Mo Gun
baru saja selesai mandi bertelanjang dada keluar dari kamar mandi berkomentar
bajunya yang dipakai Ta Mi seperti gaun. Ta Mi sempat melotot kaget melihat Mo
Gun bertelanjang dada sambil mengeluh apakah tak akan berpakaian.
“Kau
sudah melihat semuanya... Dan yang kau lakukan lebih dari hanya melihat tubuhku”
goda Mo Gun. Ta Mi berteriak kesal sambilm memanggil “Hei”
“Jangan
panggilku seperti itu... Kau benar-benar harus tahu betapa lucunya dirimu.” Ucap
Mo Gun makin mengoda. Ta Mi tak membalasnya mengajak untuk tidur saja.
Ta Mi
tidur dengan memunggumi Mo Gun yang tidur disampingnya. Mo Gun mengucapkan
Terima kasih telah datang. Ta Mi pun membalas Terima kasih sudah membiarkan
untuk tidur di kamarnya. Mo Gun memiringkan tubuhnya mengaku Ada sesuatu yang
ingin dikatakan kepada Ta Mi sekarang.
“Bisakah
aku mengatakan itu?” ucap Mo Gun. Ta Mi pun mempersilahkan masih dengan posisi
yang memunggungi Mo Gun.
“Kau
terlihat cantik dari belakang juga.” Puji Mo Gun, Ta Mi hanya bisa diam saja.
“Aku
ingin melihat wajahmu sekali saja.”kata Mo Gun, Ta Mi akhirnya membalikan
badanya dan keduanya saling menatap seperti penuh cinta.
Mo Gun
akhirya turun dari tempat tidur mengambil bir dalam kulkas lalu duduk di tepi
tempat tidur dan meminumnya. Ta Mi melihatnya bertanya apakah rasanya
enak. Mo Gun mengangguk lalu membiarkan
Ta Mi mencobanya. Akhirnya Ta Mi duduk didepan Mo Gun minum dari kaleng bir
yang sama.
“Sebelumnya
di lobi, kau bertanya apakah aku tidak takut... Sebenarnya Aku takut padamu...
Sejak kita bertemu... Tapi Semua ini hanya sementara.” Akui Ta Mi.
“Jangan
menunjukkan sisi lemahmu... Ini terasa seperti kesempatan untukku.” Kata Mo Gun
menahan tangan Ta Mi saat akan minum bir lagi. Ta Mi terdiam dan keduanya
saling menatap.
Bersambung
ke episode 7
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar