PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Sek Park
teringat dengan Min Ye Rin si Wanita Jatuh, lalu melihatnya berlari ke dalam
toilet dan berteriak mengajaknya bicara. Tapi Ye Rin bergegas masuk, Sek Park
pikir Ye Rin tak mendengarnya. Ia pun
tak melihat Ye Rin keluar dari toilet.
Akhirnya
Sek Park melihat rekaman CCTV saat di depan toilet, melihat Ye Rin yang masih
dan tak keluar dari toilet. Ia malah melihat seorang ahjumma dengan tubuh
tambun yang keluar lalu bergegas pergi. Ia merasa sudah menduganya.
“Setelah
Ye Rin masuk, satu-satunya orang yang
keluar dari kamar kecil adalah pesuruh... Min Jae Hee. Min Ye Rin... Apa Doppelganger?
Mereka ada Dua...” ucap Sek Park panik karena wajah Ye Rin sama dengan Jae Hee
saat masih
“Astaga,
entahlah. Alih-alih melakukan ini, aku akan langsung mengonfrontasi Ye Rin... Empat
mata!” kata Sek Park mengebu-gebu.
Ye Rin
yang sedang berubah menjadi Jae Hee mengendong Yi Do seperti pasangan beauty
and the beast. Wajah Jae Hee terlihat sangat bahagia, sampai akhirnya Sek Park
datang berteriak “Siapa kau? Apa sebenarnya kau?” dengan wajah ketakutan. Jae
Hee pank melihat Sek Park yang datang.
“Letakkan
dia sekarang... Aku akan menelepon polisi.” Kata Sek Park mengancam. Jae Hee
memohon agar jangan melakukan.
“Aku akan
memberitahumu segalanya.” Ucap Jae Hee pasrah tentang perubahan dirinya.
Akhirnya
mereka bertemu diatap gedung, Sek Park menatap sinis pada Jae Hee mengaku sudah
melakukan banyak riset untuk tahu apa yang terjadi Jadi memperingatkan jangan
coba-coba kabur dari masalah ini. Akhirnya Jae Hee mengaku kalau dirinya adalah
Min Ye Rin.
“Tapi
bagaimana itu masuk akal?” ucap Sek Park bingung. Jae Hee mengaku Memang tidak masuk akal.
“Aku juga
sulit mempercayainya. Entah bagaimana itu terjadi. Dan Ini kunci dari
rahasiaku.” Ucap Jae Hee memperlihatkan parfum ditanganya.
Akhirnya
Jae Hee mengoleskan parfum pada urat nadinya, Sek Park memperhatikan tanpa
berkedip, saat itu juga awan berubah menjadi hitam dan petir menyambar. Sek
Park panik dan ketakutan, langsung memohon maaf merasa membuat kesalahan, Sek
Park bingggung bertanya Apa yang terjadi.
“Ini
aku... Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Aku kebetulan memakai parfum ini yang
kebetulan menjadi milikku, dan aku kembali ke penampilan lamaku.” Ucap Ye Jin
akhirnya berubah. Sek Park tak percaya.
“Dengar.
Kumohon... Tolong rahasiakan ini... Ini keajaiban terakhir untuk jiwa malang
yang hidupnya terjebak dalam keburukan ini.” Kata Ye Rin berlutut memohon.
“Ini
tidak masuk akal..” kata Sek Park dan akhirnya langit kembali cerah.
Sementara
Yi Do sedang terbaring dikamarnya, seperti mengingau berkata “Ayo mendekat...
Ayo mendekat.” Sek Park mengaku tidak
tahu apakah ini keajaiban, sihir, atau sulap. Tapi bagaimanapun, Ia menegaskan
tidak bisa membiarkan Ye Rin tinggal di sini lagi jadi menyuruhnya agar keluar
sekarang.
“Tolong
abaikan ini sekali saja. Kumohon... Tidak. Kumohon... Tolong tunggu satu tahun
saja... Aku tidak akan melukai siapa pun... Tolong aku ingin menjadi model
saja.” Kata Ye Rin memohon.
“Tapi itu
tidak masuk akal... Dengar, aku akan menutup mataku dan berpura-pura tidak
melihat apa pun, jadi, bawa ini dan pergi sekarang!” ucap Sek Park melempar
parfum begitu saja.
“Celaka...
Parfumku yang berharga... Dasar pembunuh.” Ucap Ye Rin menatap sinis.
“Maaf.
Aku tidak bermaksud..... Tunggu. Tapi tetap saja... Apa maksudmu
"pembunuh"?” kata Sek Park binggung.
“Begitu parfum
ini habis, aku akan mati... Kau baru saja mengurangi separuh sisa waktuku, dasar
pembunuh berdarah dingin.” Kata Ye Rin marah
“Apa? Kau
akan mati begitu parfumnya habis? Apa kau serius?” ucap Sek Park panik.
“Aku
ingin menjalani kehidupan manusiawi yang kudambakan. Apa itu salah? Apa yang
telah kulakukan padamu sampai kau sekejam ini terhadapku? Sekarang, sisa
waktuku tinggal setengah tahun lagi.” Ucap Ye Rin sambil menangis.
“Maaf...
Aku... Aku tidak tahu... Aku tidak akan melakukannya jika tahu.” Ucap Sek Park
merasa bersalah.
“Jika kau
punya hati nurani sedikit saja, kau akan membantuku membalaskan dendamku
sebelum aku mati, kan? Jika aku mati seperti ini,maka aku akan menjadi roh
jahat dan menghantuimu selamanya. Aku akan mengutukmu.” Ucap Ye Rin mengancam.
“Baik!
Kau lebih baik Mundur! Jangan mendekat! Aku akan merahasiakannya.” Ucap Sek
Park ketakutan melihat Ye Rin yang mendekat.
“Baik.
Tapi aku ingin kau menjanjikan sesuatu kepadaku.” Kata Sek Park
Ye Rin
melihat Yi Do yang masih tertidur, teringat yang dikatakan Sek Park tentang Yi
Do “Dia mengalami hidup yang menyedihkan. Dia mungkin sudah dewasa, tapi dia seperti
anak kecil yang terluka.”
“Jangan
biarkan dia tahu bahwa kamu akan segera meninggal. Serta, tolong pergi sebelum
kau meninggal. Menghilanglah tanpa jejak dari hidupnya.” Perintah Sek Park
Ye Rin
baru selesai mengelap wajah Yi Do yang berkeringat lalu menyuruh agar Bangun
dan ganti pakaiannya. Tapi Yi Do masih tak bergeming, Ye Rin akhirnya membuka
kancing baju Yi Do untuk menganti bajunya. Ia melihat bagian abs Yi Do yang
bagus.
“Aku
pikir dia memang lemah, tapi dia lebih bugar daripada kelihatannya.”komentar Ye
Rin dan tiba-tiba Yi Do membuka matanya.
“Dasar
setan. Apa yang hendak kau lakukan? Apa kau dipenuhi dengan nafsu jasmani lagi?”
teriak Yi Do mendorong Ye Rin.
“Tidak...
Pakaianmu basah, jadi, aku hendak mengganti...” ucap Ye Rin kesal
“Enyah.
Jika kau menyentuhku lagi, maka aku akan membuatmu menyesalinya.”ucap Yi Do
“
Sekalipun aku haus nafsu, aku tidak menginginkan pria yang sakit... Ganti
piamamu. Lagi pula itu tidak akan rusak jika aku melihatnya. Jadi Tidak usah
panik.” ucap Ye Rin kesal lalu keluar kamar.
“Dari
mana dan bagaimana dia kerasukan arwah vulgar itu?”keluh Yi Do marah
Ye Rin
baru saja menjemur baju, terdengar bunyi alarm lalu berlari masuk ke dalam
kamar bertanya Apa merasa sakit lagi. Yi Do mengaku kedinginan. Akhirnya Ye Rin
terpaksa memasangkan plester agar tak kedinginan dipunggung Yi Do sambil menepuknya kencang. Yi Do pun
terasa senang.
Ye Rin
baru saja memasang masker, terdengar suara alarm lagi, lalu mengeluh karena
Alarm itu ada di mana-mana. Ia bersumpah akan mengurung orang menyebalkan itu dalam
rumah sakit jiwa terbengkalai sebelum mati.
“Tolong
selamatkan aku... Aku demam. Seluruh tubuhku terasa seperti meleleh.” Ucap Yi
Do dengan wajah yang memerah karena demam.
Ye Rin
akhirnya membawa Yi Do ke kamar mandi membersihkan hidungnya, sambil mengejek
itu menjijikan. Yi Do mengelak kalau tidak pernah ingusan. Ye Rin menyuruh diam
dan memastikan dahi kalau demam Yi Do sudah turun.
“Semua
ini salahmu... Salahmulah pria dewasa sepertiku tidak bisa menjaga kesehatanku
sebelum acara besar. Salahmu jugalah bahwa seseorang secermat aku minum alkohol
secara berlebihan di balkon yang dingin. Semua ini karena kau membuka kotak
Pandora yang terkunci itu.” Ucap Yi Do menyalahkan Yi Do
“Apa Kau
tahu itu? Kau roh jahat yang penuh dengan dosa.” Tegas Yi Do sinis
“Pandora
atau bukan, bangunlah sebelum aku menjerumuskanmu ke akhirat.” Kata Ye Rin tak
mengubris ucapan Yi Do .
Ye Rin
akhirnya akan tidur, tapi bunyi alarm kembali terdengar. Ia menjerit kesal
sambil memukul udara diatasnya. Yi Do sedang berbaring mengaku tidak bisa
tidur, tapi matanya sakit jadi menyuruh Ye Rin agar membacakan sesuatu
untukknya.
“Baca
dari jilid dua, halaman satu.” Perintah Yi Do, Ye Rin minta bayaran dengan Biayanya
50 dolar per jam.
“Tidak ada
diskon. Bayar secara tunai.” Tegas Ye Rin. Yi Do menyetujuinya menyuruh Yi Do
agar membaca dengan jelas.
"Love
in the Time of Cholera, Jilid Dua. Hari ketika Florentine Ariza melihat Fermina
Daza di dalam atrium Katedral, pada kehamilannya yang berusia enam bulan, dan
sepenuhnya mampu menghadapi kondisi barunya sebagai wanita di dunia ini, dia
membuat keputusan tegas untuk meraih popularitas dan kekayaan agar layak
mendapatkannya." Ucap Ye Rin
“Kurasa Fermina
adalah mantan pacar Florentine? Kurasa mantan pacarnya menikahi pria kaya.”
Komentar Ye Rin
“Dia
bukan mantan pacarnya, tapi cinta pertamanya.” Tegas Yi Do lalu membayangkan
cerita yang dibacakan Ye Rin.
Yi Do
terlihat sangat charming, menatap seseorang lalu meninggalkan buku gambarnya.
Ye Rin
kembali bercerita "Dia bahkan tidak berhenti memikirkan tentang halangan
status pernikahannya karena di saat bersamaan dia memutuskan, seakan-akan itu
tergantung pada dirinya saja, bahwa Dokter Juvenal Urbino harus mati."
“Jadi,
apakah pria ini mencoba membunuh suami mantan pacarnya? Aneh sekali.” komentar
Ye Rin
“Bukan
mantan pacar. Cinta pertama! Dan dia tidak berniat membunuhnya.” Keluh Yi Do
“Itu yang
dikatakan di sini, bahwa Dokter Juvenal Urbino harus mati.” Kata Ye Rin
“Artinya
dia akan menunggu sampai suami cinta pertamanya mati.” Tegas Yi Do
“Tapi
kapan itu akan terjadi? Berapa lama dia harus menunggu?” tanya Ye Rin. Yi Do
menjawab 53 tahun, tujuh bulan, 11 hari.
“Aku
pikir penulis ini memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian. Aku tahu ini fiksi,
tapi agak berlebihan. Ini sangat tidak realistis.” Komentar Ye Rin
“Masalahnya
bukan menunggu. Sang protagonis mampu menunggu karena orang satunya mampu mempertahankan
harga diri dan keeleganannya sambil terus hidup. Sebagaimana dia hidup ketika
sang pria jatuh cinta kepadanya.” Kata Yi Do. Ye Ri masih memegang buku "Love in the Time of Cholera, Jilid
2"
“Pada
kenyataannya, orang-orang tidak seperti itu. Kau hanya menjadi lemah, tunduk,
dan bodoh seiring pertambahan usia.” Ucap Yi Do
“Kau
tidak bisa melindungi harga diri dan keelegananmu hanya dengan berusaha. Kita,
manusia, terluka dan hancur seiring waktu. Bagaimana denganmu? Apa kau melindungi
harga diri dan keelegananmu selagi terus hidup dengan kuat?” ucap Ye Rin
“Seperti
yang bisa kau lihat, aku juga sudah benar-benar hancur.” Kata Yi Do dengan
tatapan kosong.
CEO
menerima telp sementara Min Suk sibuk bermain games. Ia memberitahu kalau Rapat
dengan Yi Do hari ini tertunda karena Dirut Seo sakit. Min Suk kaget seperti
tak percaya mendengarnya. CEO mengaku tak tahu tapi yang didengar kalau Yi Do sakit
flu.
“Kudengar
Yi Do baru-baru ini pindah dari hotel kembali ke rumahnya... Hei, ayo ke rumah
Yi Do.” Ucap Min Suk penuh semangat.
“Hei, apa
yang kau rencanakan?”tanya CEO panik. Min Suk pikir Mengganggu Yi Do saat sakit adalah hal paling
menyenangkan dengan senyuman jahilnya.
Ye Rin
sedang membersihkan rumah mendengar bunyi bel ingin tahu siapa yang datang. Min
Suk terlihat diinterkom menyapa lebih dulu mengaku datang untuk menemui Dirut
Seo. Ye Rin panik karena “Min Suk-ku” datang ke rumah Yi Do.
“Apa yang
harus kulakukan? Astaga.” Ucap Ye Rin binggung melihat yang masih mengunakan
celemek.
“Min Ye
Rin? Kenapa kau ada di rumah Yi Do?” kata Min Suk saat masuk melonggo kaget.
Ye Rin
akhirnya tak bisa berbohong kalau sebenarnya bekerja di rumah Yi Do. Min Suk
tak percaya kalau Ye Rin benar-benar
Gadis Makanan atau benar-benar pelayannya. Ye Rin pun tak menyangkalnya. Min
Suk ingin tahu keadaan Yi Do sekarang.
“Dia baru
saja tertidur setelah minum obatnya.” Ucap i. Ye Rin dengan santai
“Omong-omong,
kenapa kau melakukan pekerjaan ini?” tanya Min Suk. Ye in mencoba memikirkan
jawabanya.
“Ekonomi
tengah mengalami resesi berkepanjangan. Untuk menyeimbangkan pengeluaranku dalam
masa pertumbuhan negatif ini, aku harus melakukan dua pekerjaan.” Jelas Ye Rin
“Tapi
tetap saja, kenapa kau sendirian di rumah dengan seorang pria? Kau tahu seperti
apa Pak Seo.” Ucap Min Suk
“Akulah
masalahnya.” Ucap Ye Rin. Min Suk ingin tahu kenapa bisa seperti itu.
“Begini,
aku memberikan banyak panas tubuh. Aku juga romantis. Aku tidak tahu kapan
harus berhenti.” Ungkap Ye Rin membuat lelucon.
“Kau
benar-benar lucu. Semua yang kau katakan benar-benar tepat. Kurasa kita memiliki
selera humor yang sama. Apa kau mau berteman?” ucap Min Suk.
Ye Rin
kaget tiba-tiba Min Suk mengajak berteman dan langsung menganguk setuju mengaku
Sudah lama tidak mendengar sesuatu
sehangat itu dan benar-benar tidak punya teman. Min Suk menegaskan Mulai
sekarang akan menjadi temannya, lalu menyapanya.
“Tapi apa
hubungan antara dirimu dengan Dirut Seo? Aku tahu dia membenci semua makhluk
hidup selain dirinya, tapi dia terutama lebih kesal kepadamu.” Ucap Ye Rin
penasaran.
“Kami
musuh bebuyutan yang tidak bisa hidup di bawah langit yang sama.” Ucap Yi Do
dengan kasar menendang Min Suk sampai jatuh karena duduk dikursinya.
“Apa kau
serius? Kenapa kau sangat kasar padahal aku menjengukmu?” keluh Min Suk. Ye Rin
hanya bisa melonggo melihat tingkah Yi DO.
“Apa?
"Kasar"? Berani-beraninya kau melawan seseorang yang lebih tua
darimu! Jangan lancang dan pergi dari sini. Keluar dari rumahku!” ucap Yi Do
marah
“Tidak...
Lalu kau mau apa?” ucap Min Suk menantang. Yi Do langsung menyemprotkan
sesuatu. Mi Suk pun mengaduh kesakitan sambil memegang matanya. Yi Do pun
tersenyum licik.
Yi Do
sedang mengambar tapi beberapa kali merasa idenya hilang dan akhirnya merobek
kertas beberapa kali. Ye Rin melihat dari kejauhan terlihat kasihan, Yi Do
tiba-tiba berjalan ke arah meja Ye Rin menyuruh minggir karena akan bekerja di
sini.
“Bukankah
kau membuat sketsa? Kenapa harus melakukannya di sini? Kau punya tempat di
sana.” Keluh Ye Rin
“Ini
rumahku, aku bisa melakukan apa pun sesukaku.” Kata Yi Do. Ye Rin memberitahu
kalau harus menyelesaikan ini dalam dua
hari ke depan.
“Apa itu?
Dari mana kau mendapatkan lap menjijikkan itu?” ejek Yi Do melihat gaun yang
dibuat Ye Rin
“Aku menemukannya
di toko pakaian bekas. Apakah desainnya benar-benar buruk?” kata Ye Rin bangga
“Itu
sangat buruk sampai membuatku hampir muntah.” Komentar Yi Do sinis.
“Tugas
kitalah untuk menginterpretasi ulang dongeng dan untuk mengolah dan memotret
sesuai tema. Seperti yang kau ketahui, aku tidak punya pakaian. Aku pikir bisa
membuat Putri Salju dari ini.” Ucap Ye Rin menunjukan gaunya.
“Apakah
ayah Putri Salju membuat negerinya bangkrut? Walaupun sebuah negeri bangkrut,
seorang yang waras tidak akan pernah memakai sesuatu seburuk itu.” Ejek Yi Do
“Aku tidak
punya uang maupun pakaian. Jadi Berhentilah mengejekku.” Keluh Ye Rin kesal.
Yi Do
menyuruh Ye Rin agar menarik tirai yang ada dibelakang, Ye Rin melihat ada banyak bahan, lalu meminta
izin agar bisa meminjamkanya. Yi Do bertanya
apakah Ye Rin akan membayarnya jika dipinjamkan, karena pasti tak tahu harga
bahan yang dimilikinya.
“Serta,
apakah kau tahu cara menggunakan mesin jahit?” ejek Yi Do
“Tentu
saja aku tahu. Aku memakai beberapa mesin jahit di pusat budaya sebelumnya.”
Kata Ye Rin dengan bangga
Akhirnya
Ye Rin mengambar baju putri salju yang biasa. Yi Do yang melihatnya mengeluh
kalau ini sangat menyebalkan meliahtanya. Ia tak percaya kalau Ye Rin
menganggapnya itu interpretasi ulang dan baju itu seperti Reformasi Gabo tahun 1894 dan Ye Rin pasti
bukan wanita modern.
“Dengar...
Orang-orang dalam bidang mode harus menjadi pembuat tren. Pakaian bukan sekadar
pakaian... Kita harus mengirim pesan lewat pakaian. Polos, patuh, dan
berdedikasi. Apa pesan itu yang ingin kau sampaikan di abad ke-21?” ucap Yi Do
“Tidak,
Pak!” jawab Ye Rin dengan serius mendengar ucapan Yi Do. Yi DO menjelaskan Pesan
patriarki dan anakronistis ini dibuat oleh pria-pria bodoh selama ribuan tahun karena
takut didominasi oleh wanita.
“Kita harus
mengakhiri hal ini! Sia-sia saja mengkhawatirkan cara terlihat lebih cantik di
depan pria inferior. Kau harus mencari solusinya secara proaktif. Aku lihat kau
menyadari perhatian orang lain. Itu membuatmu menyedihkan, jadi, perbaiki itu.
Aku ingin kau memimpin paradigma kecantikan baru!” ucap Yi Do
“Baik,
Pak! Aku percaya kepadamu!.. Seo Yi Do! Aku percaya kepadamu! Seo Yi Do, kamu
penyelamatku!” ungkap Ye Rin bangga.
“Memuji
dan memuja kecemerlanganku adalah hal yang wajar, tapi kau tidak boleh melihatku
sebagai seorang pria. Bawa pergi nafsumu itu dan kuburkan di bawah tanah. Jangan
berani-berani jatuh cinta kepadaku!” tegas Yi Do
“Jangan
khawatir. Aku berjanji tidak akan jatuh cinta. Omong-omong, ada seorang teman
yang ingin aku bantu. Bisakah kau menggambar untukku sekali lagi?” ucap Ye Rin
Ye Rin
memberikan sesuatu pada Jin Kyung, karena tahu anaknya melakukan Tinkerbell
untuk proyek inijadi membuat pakaian untuknya sembari membuat miliknya. Jin
Kyung terdiam seperti tak percaya Ye Rin membantunya.
“Kau
tidak perlu memakainya jika tidak suka.” Ucap Ye Rin yang hanya ingin membantu
anaknya.
“Kenapa
kau sangat baik kepadaku?” tanya Jin Kyung heran, Ye Rin menjawab karena Jin Kyung satu-satunya temannya.
“Karena
kau putriku.” Gumam Ye Rin bangga bisa membantu anaknya.
Ye Rin
keluar dengan baju yang dibuatnya dengan nuansa hitam. Tuan Kim tahu kalau
konsep foto Ye Rin itu Putri Salju tapi menurutnya bajunya itu terlalu gelap.
Ye Rin menjelaskan kalau ia adalah Putri Salju jahat yang mengendalikan tujuh
kurcaci.
“Apa aku
berlebihan?” ucap Ye Rin. Tuan Kim mengaku tidak dan sangat menyukainya.
“Bagaimana
kau bisa menciptakan konsep seperti itu? Apa kau membuat ini sendiri? Hasilnya
bagus sekali.” kata Tuan Kim
“Aku
menjahit semuanya, tapi aku mendapat sedikit bantuan dengan desainnya.” Akui Ye
Rin. Tuan Kim mengerti dan mengajak mereka mulai foto.
Ye Rin
terlihat sangat pintar membuat matanya terhanyut dalam konsel foto putri salju
yang mengendalikan 7 kurcaci. Tuan Kim pun terlihat bangga dengan Ye Rin yang
sangat pandai bergaya didepan kamera. Tuan Kim melihat Aura Ye Rin sangat intens, seakan-akan mampu melahap dongeng
itu.
Ye Rin
melihat papan pengumuman "Posisi kedua, Min Ye Rin" "Posisi
pertama, Kim Jin Kyung" wajahya terlihat bahagai karean Jin Kyung di
posisi pertama lalu memuji Putrinya memang yang terbaik... Saat itu Jin Kyung
datang dan langsung meminta maaf.
“Kau membuatkan
pakaian itu untukku, tapi aku meraih posisi pertama.” Kata Jin Kyung. Ye Rin
mengaku tak masalah.
“Kau
meraih posisi pertama karena kamu aktris yang lebih baik.” Kata Ye Rin santai.
“Hei... Wanita
Jatuh dan Leher Kura-kura... Apa Kalian sedang menikmati waktu ibu-anak? Kalian
tampak manis bersama. Kurasa orang yang mirip memang selalu bersatu.” Ejek
beberap model yang tak suka pada keduanya.
Ye Rin
ingin membalas tapi Jin Kyung menahanya agar tak macam-macam.
Mereka
berlatih tarian dasar dengan mengoyangkan pinggul dan badanya. Jin Kyung
terlihat masih kaku dan Ye Rin bisa mengikutinya. Ji Na akhirnya masuk ruangan
setelah latiha membahas mereka pasti sudahmelihat pengumumannya.
“Kita
akan menjalani lokakarya semalam akhir pekan ini, jadi, anak di bawah umur
harus membawa formulir persetujuan orang tua mereka.” Ucap Ji Na. Semua menganguk
mengerti. Jin Kyung seperti tak semangat.
“Serta,
kami akan memilih dua model baru dalam pemotretan untuk koleksi foto musim
depan. Yang terpilih adalah Jin Kyung dan Ye Rin karena mereka meraih posisi
pertama dan kedua dalam tes terakhir.” Ucap Jin Na. Model lain yang
mendengarnya terlihat iri.
“Ye Rin,
Jin Kyung, kami akan memberi kalian sertifikat hadiah. Lakukanlah perawatan
wajah.” Kata Ji Na. Keduanya menganguk mengerti tapi model lain terlihat
mengumpat kesal.
Yi Do
baru saja pulang ke rumah, mendengar suara nyanyian dalam rumahnya berpikir
kalau itu pasti suara CD. Saat ia masuk rumah tak percaya kalau Ye Rin sedang
membersihkan rumah sambil menyanyi dengan suara merdu.
Ye Rin
terus menyanyi sampai akhirnya Yi Do seperti dibawa ke era 80an, Ye Rin duduk
sambil menyanyi dan Yi Do menatapnya seperti curiga pandang. Setelah itu mereka
dansa bersama. Akhirnya Yi Do duduk di meja kerjanya tapi seperti tak bisa
konsetrasi.
“Kenapa
lagu buruk ini terus...Ahh.. Sial...” ucap Yi Do dan kembali membayangkan
dirinya menari bersama dengan Ye Rin.
Saat itu
juga ide-ide Yi Do langsung keluar dari tanganya, gambarnya design bajunya pun
bisa tercipta dalam hitungan menit.
Ji Na melihat
hasil gambar Yi Do seperti tak percaya kalau karena berpikir Yi Do sedang
terpuruk dan bertanya Kapanmenggambar semua ini, karena menurutnya ni i
menyegarkan dan provokatif, serta sangat bagus. Yi Do menegaskan Keterpurukan
bagi seorang genius bagaikan persiapan yang penting untuk mendorong evolusi.
“Maaf.
Aku membahas subjek yang tidak bisa dipahami oleh manusia biasa seperti
dirimu.” Kata Yi Do
“Hentikan
itu, dan jujurlah kepadaku.” Ucap Ji Na. Yi Do ingin tahu masalah apa.
“Siapa inspirasimu?”
tanya Ji Na penasaan. Yi Do mengelak tapi diotaknya memikirkan Ye Rin dan Ye Rin senang melakkan pemotretan.
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar