PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yi Do
sedang sibuk membuat pakaian dengan manekin, wajahnya sangat serius. Tapi
terganggu dengan lampu blitz, lalu menatap sinis menunjuk ke arah wartawan yang
mengambil fotonya. Si Pria binggung, Sek Park Joon Yong terlihat seperti merasa
bersalah
“Apa yang
kau lakukan?” ucap Yi Do marah, Si wartawan binggung bertanya apa ada masalah.
“Aku
berulang kali memberitahumu sebelum wawancara.” Kata Yi Do menunjuk ke arah
papan tulis
"Jangan
ada kilat kamera" Apa Kau tidak bisa melihat ini? Apa Sungguh kau tidak
melihatnya? Apa Kau tidak lihat?” ucap Yi Do marah Si pria kebingungan karena
tak ada yang salah dengan kameranya.
“Pergi...
Kau diusir... Tinggalkan kamar ini dalam waktu 2,5 detik.” Kata Yi Do.
Di sebuah
rumah yang gelap gulita, Min Jae Hee dengan tubuh tambunnya duduk dengan banyak
obat diatas meja.
“Seorang
kartunis Amerika menciptakan mesin Rube Goldberg untuk membuat orang-orang
tertawa. Itu adalah mesin yang diciptakan untuk melakukan tugas-tugas sederhana
dengan cara yang sangat rumit. Hidup kita mirip.” Gumam Jae Hee
“Mungkin kita
menjalani hidup guna mencapai tujuan sederhana untuk mati. Mungkin ini komedi
menyedihkan yang telah secara sengaja tersimpul jalin-menjalin. Selama
bertahun-tahun, aku dan suamiku saling menyulitkan dan merusak kehidupan
masing-masing.” Gumam Jae Hee.
Ia lalu
memberikan cap pada surat untuk Bercerai, karena mereka akan mencapai hasil
yang lucu, tapi sederhana.
Yi Do
berbicara dengan wartawan kalau Mode bukan alat untuk memuaskan penampilan,
tapi menurutnya Sayang sekali karena mode disalahgunakan sebagai medium untuk
memamerkan kekayaan seseorang. Ia menegaskan
Mode adalah bentuk seni dengan sejarah terpanjang.
“Itu
merupakan cara untuk seseorang mengekspresikan identitasnya. Itu merupakan
karya canggih dan filosofis dan metafora untuk kehidupan. Karena itu konsep
untuk peragaan hari ini adalah kematian dan kelahiran.” Ucap Yi Do
“Ada
banyak jenis kematian. Contohnya, kematian alami, bunuh diri, kematian yang
tidak disengaja, serta hukuman mati. Anda terinspirasi oleh kematian seperti
apa?” tanya Wartawan
“Anda
tidak tahu apa-apa tentang proses kreatif. Itu pertanyaan yang kekanak-kanakan
untuk diajukan. Setelah menerima pertanyaan seperti itu, aku memiliki firasat...”
kata Yi Do tiba-tiba duduk disamping wartawan berdempetan.
“.... aku
akan diinspirasi oleh pembunuhan hari ini.” Ucap Yi Do yang terdengar seperti
psikopat.
Jae Hee
sudah siap dengan panah ditanganya, Seorang pria naik lift sampai ke lantai 7
lalu masuk rumah. Si pria melihat ada bola besar didepan pintu dengan panah,
lalu menendangnya. Efek domino pun mulai berjatuhan, setelah Jae Hee
menyusunya.
“Kematian akibat pembunuhan adalah
cara paling dramatis dan kreatif untuk menghadapi kematian.”
Dan
sampai akhirnya terlihat foto Suami Jae Hee dengan seorang wanita cantik
terbakar. Efek domino terus berjatuhan sampai akhirnya Suami Jae Hee melihat
surat cerai diatas meja, wajahnya terlihat bahagia. Jae Hee bersembunyi dibalik
jendela, berdiri dibalkon dengan leher sudah tergantung.
Suaminya
kaget lalu akhirnya dadanya tertancap panah, lalu menarik sebuah tali. Terbukan
seperti perayaan, dengan tulisan "Kami..."
“Pesta
kejutan terakhir setelah riset yang lama. Walaupun hidup hina dan kacau, aku
ingin kematianku menjadi perayaan yang mewah.” Ucap Jae Hee.
Yoon Min
Seok duduk didepan Jae Hee mengeluh kalau itu dianggap perayaan lalu meminta
Jae Hee agar bisa fokus. Jae Hee duduk diam didepan Min Seok, pria muda. Min
Seok tahu kalau Jae Hee membenci suaminya
tapi pembunuhan itu salah.
“Bibi
ingin melakukan perbuatan baik sebelum meninggalkan dunia ini. Kehadiran sampah
seperti Kim Tae Joon merusak lingkungan. Anak muda dan rupawan sepertimu tidak
bisa memahami rasa sakit pecundang seperti bibi.” Jelas Jae Hee.
“Tetap
saja, kau satu-satunya orang di dunia ini yang mau makan dengan bibi tanpa
mengeluh. Selagi menjadi penggemarmu, hidup bibi yang kacau ini tidak tragis.
Pikirkanlah penggemarmu, dan menjauhlah dari narkoba, judi, mengemudi selagi
mabuk, dan menulis hal-hal bodoh di media sosial.” Kata Jae Hee pada kenyataan
berbicara dengan bantal
“Jagalah
agar pikiranmu tetap lurus, paham? Berjalanlah di jalur yang berbunga, Min Suk
sayangku.” Ucap Jae Hee pada idolnya.
Saat itu
terdengar suara keributan dijalan, Jae Hee melihat ada banyak model cantik yang di foto oleh wartawan. Ia bergumam kalau
ada masa ketika ia juga seperti model yang
ada didepanya.
“Masa
muda, masa depan, dan impian... Aku juga memiliki hal-hal itu. Aku seringan
udara... Ada masa ketika aku berkilau dengan harga diri. Aku juga memiliki
itu... Selamat tinggal, keinginan yang bukan milikku lagi. Selamat tinggal...”
gumam Jae Hee lalu melihat ada tali yang tergantung di balkon.
“Bunuh
diri adalah kematian yang paling filosofis. Tapi bukankah kematian sebuah tema
yang terlalu gelap untuk mode?” ucap wartawan
“Kematian
itu sendiri tidak memiliki arti atau nilai. Itu hanya protein yang membusuk. Namun,
kepunahan adalah alasan penantian kelahiran baru. Entropi... Luar angkasa
terdiri dari kekacauan dan kepunahan.” Kata Yi
Do. Wartawan hanya bisa mengeleng-geleng.
“Kematian
dan kepunahan membawa kelahiran baru dan potensi untuk luar angkasa. Contohnya,
berkat kepunahan makhluk yang tidak berguna, luar angkasa menerima energi
darinya, dan karena itu, potensi kelahiran genius kreatif seperti diriku
tercipta.” Ucap Yi Do mengebu-gebu.
“Apa kata
Anda? Omong kosong apa...” komentar wartawan yang sedari tadi hanya
mengeleng-gelengkan kepala.
“Montague
meninggalkan kita perkataan ini. Seseorang yang mempelajari kematian akan melupakan
rasa sakit. Realisasi kematian akan membebaskan kita dari semua belenggu kita.”
Ucap Yi Do
Jae Hee
melihat tali menaiki kursi dan memasang tali ke lehernya, tak sengaja kakinya
mendorong kursi. Akhirnya talinya pun mencekik lehernya, Jae Hee panik karena
tak bersiap-siap bunuh diri. Tapi karena bobot tubuhnya berat membuatnya
talinya putus lalu terjatuh.
“Di mana
aku? Apa aku sudah mati?” ucap Jae Hee tersadar lalu melihat sekeliling
ruangan.
Terdengar
bunyi bel rumahnya, Jae Hee pergi ke interkom bertanya apak yang bisa dibantu.
Seorang kakek tua senang karena Jae Hee ada dirumah dan memberitahu mendapat
paket... Jae Hee memberitahu kalau tidak
membutuhkannya lagi jadi lebih baik simpan saja. Si kakek binggung karena Jae
Hee yang tidak membutuhkannya lagi.
“Perpisahan
indah Kim Tae Joon dan Min Jae Hee. Setelah ini berakhir, Tidak perlu membuatnya
indah. Aku akan merenungkan kebersamaan kita selama 17 tahun. Aku tidak ingin
menodai kenangan indah kita. Mari kita berpisah dengan indah.” Gumam Jae Hee yang mulai minum pil untuk bunuh
diri.
“Itu
cukup bagus... Suamiku akan pulang sebentar lagi untuk menyeretkku ke
Pengadilan Keluarga. Aku tidak punya banyak waktu. Kami harus mati hari ini.”
Kata Jae Hee lalu dikejutkan dengan pria tua sudah ada didepan jendela. Si
kakek melambaikan tangan.
Si kakek
sengaja datang dengan tali depan jendela, Min Jae mengeluh kalau tidak pernah
memesan. Si kakek memastikan kalau ia adalah
Min Jae Hee, Min Jae membenarkan dan mengeluh kakek yang terus meminta
agar menerimanya.
“Coba
Lihat ini... Tidak ada pengirimnya... Siapa yang mengirim ini?” kata Min Jae
“Tidak
ada kehidupan yang tidak memiliki kesulitan. Bagaimanapun, orang-orang yang
ditakdirkan bertemu pada akhirnya akan bertemu. Itu membawa arti dalam hidup
kita.” Kata si kakek memberikan pepatah
“Aku agak
sibuk sekarang... Aku tidak bisa mendengarkan filosofi Anda tentang kehidupan. Jika
sudah selesai, silakan pergi.” ucap Min Jae
“Jangan
kehilangan keberanian Anda. Bertahanlah dan jaga kesehatan Anda sampai waktu
Anda di dunia ini selesai. Selama Anda hidup, keajaiban mungkin akan mendatangi
Anda. Itulah kehidupan.” Ucap Si kakek
Akhirnya
Min Jae menerima barang dari si kakek yang tertulis "Kepada Min Jae Hee" dan surat "Aku
akan menemuimu hari ini". Ia merasa kebodohan apa lagi ini, seperti tak
percaya untuknya.
“Mungkin
pria Buddha itu tersesat dan mengirimnya ke tempat yang salah.” Ucap Min Jae
akhirnya mencoba mengoleskan parfum di urat nadinya.
Beberapa
saat kemudian, Min Jae seperti ada di taman bunga terlihat sangat bahagia. Tapi
lalu tiba-tiba berubah menjadi gelap dan banyak kilatan petir. Min Jae
merangkak ke arah meja rias lalu berteriak histeris ketakutan karena wajahnya
yang menjadi tirus.
“Siapa...
Siapa kau?” ucap Min Jae bingung lalu melihat bajunya yang kebersaran bahkan
celananya ikut melorot.
“Kau Min
Jae Hee... Apa Kau adalah aku?.. Ini aku!” ucap Min Jae seperti tak percaya.
Di
panggung fashion show, Yi Do melihat modenya lalu berteriak meminta Berhenti. Ia mengeluh karena sudah bilang
kalau bintang peragaan busana adalah pakaian, bukan modelnya tapi terlihat
seperti aula konser. Ia berteriak meminta agar Turunkan lampu itu.
“Ambilkan
papan ceritanya...Cepat Berikan padaku!” teriak Yi Do. Sek Park yang melihatnya
merasa Menakutkan sekali.
“Kau...
Siapa kau?” ucap Yi Do melihat anak buahnya, Si pria binggung mengaku sebagai
pegawai paruh waktu.
“Pergi.”
kata Yi Do, Si pria bertanya kemana harus pergi. Yi Do menyuruh agar
Menyingkirlah dari hadapanya dalam tiga detik. Si pra bingung
“Ada apa?
Apa aku melakukan kesalahan?” kata Si Pria. Yi Do panik meminta agar
mengeluarkan pria itu dari sini. Si pria menjerit kesal ,
“Setidaknya,
beri tahu aku alasannya. Kenapa Anda memperlakukan aku seperti ini?” teriak Si
pria. Yi Do seperti tak bisa melihat ada tahi lalat.
Min Jae
mengagumi tubuhnya seperti bukan mimpi karena Sudah lama tidak melihat ujung kakinya, Ia menyapa
karena tidak mengira akan melihat mereka lagi.
“Ketika
aku merelakan hidupku, keajaiban terjadi. Kenapa? Bagaimana? Bagaimana ini bisa
terjadi?” gumam Min Jae binggung.
Saat itu
Tuan Kim mengirimkan pesan pada istrinya “Apa kau sudah siap? Aku akan tiba
dalam 10 menit.” Min Jae panik berpikir harus
bersembunyi selama beberapa waktudan harus mencari tahu kenapa semua ini terjadi.
Ia
bergegas berganti baju menuliskan pesan untuk anaknya “Jin Kyung, ibu pinjam
beberapa pakaianmu. Sesuatu telah terjadi, jadi, ibu tidak akan pulang selama
beberapa waktu.” Setelah itu pergi meninggalkan rumah
Yi Do
terbangun dan panik mengingat dengan tahi lalat, lalu bertanya Apa pria dengan tahi lalat itu sudah pergi.
Han Jin Na duduk didepan Yi Do memberitahu kalau pegawai itu sudah pergi sambil
mengeluh Bahkan orang dengan jerawat juga diusir jadi Yi Do bisa tenang sekarang.
“Kami
sudah memberi tahu perusahaan pencari pegawai, tapi mereka tidak terlalu
memikirkannya. Aku setuju itu sulit dipercaya. Orang waras mana yang akan takut
pada tahi lalat?” ejek Ji Na
“Kenapa
kau berbicara seperti itu? Aku tidak takut pada tahi lalat. Itu tripofobia. Apa
aku harus mengulangi penjelasanku lagi?” kata Yi Do
“Aku
sudah mencarinya di internet, dan tripofobia itu tidak ada.” Tegas Ji Na. Yi Do
tak ingin membahasnya lagi.
“Kenapa
aku bersusah payah menghadapi orang bodoh? Apa kau sudah mencari pengganti
mereka?” tanya Yi Do
Jae Hee
melihat baju yang ada dietalase, pegawai
menyuruh Jae Hee mencobanya saat masuk toko lalu memujinya kalau
seseorang seperti Jae Hee sangat cocok
dengan standar kecantikan merek baju mereka. Ia mengatakan Desainer mereka memiliki filosofi bahwa babi tidak
bisa tampil cantik dengan apa pun.
“Apa yang
Anda katakan? Apa Anda mengatakan "babi"?Apa Anda membandingkan
wanita dengan hewan? Ini hanya pakaian. Kenapa Anda membuat perbandingan
seperti itu? Jangan menilai orang berdasarkan penampilan.” Ucap Jae Hee marah.
Si pegawai melonggo binggung.
“Manusia lebih
penting daripada pakaian, Apa kau paham?” teriak Jae Hee. Si pegawai meminta
Jae Hee agar menaruh bajunya lebih dulu. Akhirnya mereka saling tarik dan baju
pun rusak.
Si
pegawai akhirnya akhirnya terlihat marah, dan Jae Hee pasti tak tahuberapa
harga pakaian ini. Jae Hee akhirnya pergi ke kasir mengatakan akan mencicilnya
selama 12 bulan dan sempat menahan kartu kreditnya. Si pegawai mengeseknya dan
ada peringataan “Kartu ini dilaporkan hilang.”
“Dikatakan
kartu ini dilaporkan hilang, Pelanggan” kata Si pegawai. Jae Hee merasa itu tak
mungkin.
Pesan
dari Tuan Kim masuk “Di mana kau sekarang? Kam salah jika berpikir bisa
menghindariku. Aku membekukan kartu kreditmu, jadi, pulanglah selagi aku masih
bersikap baik.” Jae Hee hanya bisa mengumpat kesal.
“Seharusnya
aku membunuhnya hari ini.” Umpat Jae Hee. Si pegawai pun bertanya nasib gaun
yang dirobek Jae Hee.
“Aku akan
membelinya. Aku akan kembali dalam sepekan, jadi, tolong perbaiki. Sampai
jumpa.” Kata Jae Hee.
“Bagaimana
aku bisa memercayai Anda?” ucap si pegawai. Jae Hee pun bertanya apa yang harus
dilakukanya.
“Haruskah
aku meninggalkan KTP-ku di sini?” ucap Jae Hee lalu teringat wajahnya berbeda.
Pegawai pun bertanya siapa wanita yang ada diKTP itu.
“Begini,
itu punya ibuku. Anda bisa melaporkan dia ke polisi jika aku tidak kembali
untuk gaun itu. Apa itu Sudah cukup?” ucap Jae Hee.
Saat itu
Sek Park datang berterika memberitahu Tidak ada waktu untuk berdiam diri,
karena Mereka butuh tambahan orang di peragaan busana dan Hanya satu orang yang
akan tinggal di toko jadi Semua orang lainnya harus menuju peragaan busana.
Akhirnya
semua pegawai bergegas pergi meninggalkan toko,
Sek Park melihat Jae Hee dari atas sampai bawah. Jae Hee binggung
bertanya apakah sudah melakukan kesalahan lagi.
**
Ji Na
memeriksa bagian tubuh Jae Hee meminta agar berhati-hati agar tidak mengekspos tahi lalatnya. Jae Hae
mengerti lalu tersadar apa maksud ucapanya, lalu bertany apakah ia lulus dan
akan memakainy.
“Kau
pasti salah paham, tapi pekerjaan ini hanya untuk sehari.” Jelas Ji Na.
“Tidak
masalah. Aku lolos wawancara... Ini kali pertamaku. Pengalaman berharga ini
akan memberiku keberanian untuk menjalani hidupku. Anda penyelamatku.”kata Jae
Hee bahagia.
“Sulit
mendapatkan pekerjaan, kan? Terutama bagi wanita yang berhenti bekerja. Aku
ingin menjadi mandiri dan mengirim resume...” kata Jae Hee memegang tangan Ji
Na tapi saat itu seseorang memanggil Ji Na. Akhirnya Ji Na pamit pergi.
Dua orang
wanita menyapa Ji Na dan terlihat sangat tinggi layaknya model. Ji Na memuji
kalau wanita menjadi lebih cantik setelah menjadi Miss Korea. Si wanita
membalas kalau Ji Na itu juga selalu cantik dan akan melihat-lihat lebih dulu.
Ji Na pun mempersilahkan.
Jae Hee
sedang melihat baju-baju yang akan ditampilkan, lalu seorang model berteriak
panik karena gaun hitamnya robek. Yi Do
datang bertanya Ada masalah apa. Si model memberitahu kalau Ada paku yang menonjol di kursi. Yi Do
langsung menyuruh itu membuka bukunya.
Si wanita binggung.
“Kau Buka
sekarang!” teriak Yi Do marah, Semua seperti berpikir kalau Yi Do seperti
maniak.
Tapi Yi
Do menyuruh membuka dan memasangkan pada manekin, dengan tanganya mulai mengubah
gaun yang robek menjadi gaun yang mini.
Jae Hee melonggo melihatnya, model memuji kalau Yi Do juga benar-benar
genius.
“Ini jauh
lebih cantik daripada gaun panjang itu.” Ucap si model. Jae Hee yang terkesima
menyender pada tiang gantungan malah menjatuhkanya.
“Siapa kau?”
tanya Yi Do marah, Jae Hee terlihat binggung menjawabnya.
Bersambung
ke episode 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar