PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Jawab
teleponku. Balas pesan teksku. Temui aku jika aku memintamu. Aku ingin kamu
makan denganku dan minum denganku.” Ucap Mo Gun. Ta Mi melonggo binggung.
“Beginilah
dirimu saat berusia 28 tahun. Gairahku tidak terbatas, dan akulah yang membakar
gairahku.” Tegas Mo Gun.
Ta Mi
berdiri atap gedung, seperti masih memikirkan dengan perkataan Mo Gun yang
tetap ingin bertemu denganya walaupun sudah ditolak.
Bong Gi
melihat Ta Mi berdiri sendirian memastikan cuacanya sangat indah. Ta Mi
bertanya berapa usia Bong Gi sekarang. Bong Gi mengeluh kalau seharusnya menggunakan
honorifik di kantor... Ta Mi menegaksan tidak menanyai Joseph tapi menanyai
Choi Bong Gi.
“Usiaku
28 tahun.” Kata Bong Gi, Ta Mi berkomentar kalau seusia dengannya. Bong Gi
binggung bertanya siapa yang dimaksud.
“Kenapa
dia sangat berbeda?” kata Ta Mi. Bong Gi makin binggung. Ta Mi akhirnya mengaku ingin jujur padanya.
Bong Gi mengerti.
“Apa aku
cantik?” tanya Ta Mi, Bong Gi merasa kalau Ta Mi menekannya untuk memberi
jawaban tertentu.
“Jadi,
aku cantik atau tidak?” tanya Ta Mi penasaran. Bong Gi mengaku Lebih tepatnya
terhormat.
“Aku
menghormatimu, Tammy.” Ucap Bong Gi, Ta Mi pikir Seharusnya Bong Gi manis pada usia 28 tahun
“Jadi,
kenapa dia tidak seperti itu?” kata Ta Mi, Bong Gi benar-benar tak mengerti
maksudnya.
“Siapa
yang kau bicarakan?” tanya Bong Gi, Ta Mi tak menjawab karena yang dibicarakan
adalah Mo Gun.
Jenny
melihat Ta Mi sedang sibuk bertanya apa yang dicari apakah butuh bantuan. Ta Mi mengaku Tidak perlu karena hanya
mencari materi referensi. Cha Hyun masuk ruangan melihat kata kunci
pertama "1. Kim Han Sol" dan
itu Nama seorang nonselebritas menjadi kata kunci yang paling dicari.
“Apakah
ada yang tahu alasannya?” tanya Cha Hyun. Ah Ra memastikan kalau yang dimaksud
Kim Han Sol
“Seorang
bocah lelaki menghilang kemarin, dan ibunya meminta bantuan di sebuah situs
komunitas daring. Orang-orang merasa kasihan pada mereka, jadi, kisah mereka
menjadi viral di media sosial yang membantunya menempati posisi pertama.” Jelas
Ah Ra
“Kuharap
dia ditemukan.” Kata Alex. Bong Gi pikir
Peringkat waktu nyata memang memiliki keuntungan tertentu.
“Apa kau
yakin tentang itu? Aku baru membaca beberapa lusin komentar yang menilai
penampilan sang ibu. Pada saat-saat begini, aku jijik dengan peringkat waktu
nyata. “kata Alex
“Tammy,
apa pendapatmu tentang ini?” tanya Ah Ra. Ta Mi mengaku tak tahu seperti tak
peduli.
“Tapi
apakah pendapatku benar-benar dibutuhkan? Apakah peringkat merupakan masalah
preferensi?” kata Ta Mi
“ Jika memang
begitu, apa yang akan kau katakan? Aku hanya penasaran.” kata Ah Ra.
“Aku
tidak menyukainya. Lebih tepatnya, aku membencinya.” Ucap Ta Mi. Ah Ra ingin
tahu alasanya.
“Itu
tidak penting, jadi, kau tidak perlu tahu.” Ucap Ta Mi ingin kembali ke tempat
duduknya.
“Tetap
saja, mari kita mendengarnya.” Komentar Cha Hyun. Ta Mi menjelaskan Itu memberi
portal web kekuasaan yang tidak berguna.
“Beberapa
bisa dihapus sementara beberapa bertahan di peringkat itu. Aku mendapati proses
itu aneh. Para pengguna harus menentukan peringkatnya, tapi portal web menilai
setiap entri.” Jelas Ta Mi
“Itu
manajemen, bukan penyensoran. Kita memastikan bahwa kata kuncinya tidak kejam
atau berbahaya.” Balas Cha Hyun.
“Aku
memahami itu, tapi apa menurutmu kita punya standar yang sempurna?” tanya Ta Mi
“Standar
yang sempurna itu tidak ada.” Ucap Cha Hyun. Ta Mi pikir Karena itu membencinya.
“Layanannya
tidak sempurna, tapi itu punya pengaruh besar. Peringkat memengaruhi kehidupan
kita, tapi tidak terikat peraturan.” Kata Ta Mi
Ah Ra bertanya
karena berpikir ada regulasi legal. Ta Mi menjawab Tidak ada karena Portal web
tidak bisa dihukum karena memanipulasi peringkat waktu nyata dan Tidak ada yang
ditentukan oleh hukum. Cha Hyun pikir Peringkat
waktu nyata hanya dianggap sebagai sumber pendapatan oleh perusahaan portal
web.
“Karena
itulah mereka tidak terikat oleh hukum. Mungkin itu merupakan inti dari
ketertarikan orang-orang, tapi kita masih berhak untuk menjalankan bisnis. Tidak
ada salahnya menghasilkan uang.” Ucap Cha Hyun
“Tentu.
Aku benci peringkat, tapi aku tidak bilang aku ingin itu hilang. Tidak boleh
terjadi. Peringkat waktu nyata terkait dengan pendapatan kita dan itu fitur
utama yang memikat para pengguna kita. Aku menyetujui sisi bisnis dari hal itu.”
Ucap Ta Mi lalu keluar dari ruangan. Semua tak bisa berkata-kata.
Ta Mi
duduk dicafe sendirian, lalu berbicara di telp
Dalam rencana usaha untuk triwulan ketiga tahun 2014, ada ide yang
berkaitan dengan webtoon untuk dewasa dan ingin tahu alasan itu dibatalkan.
Menurutnya itu bukan ide yang buruk.
“Lalu ide-ide
lainnya yang terpilih... Apa kau sudah gila?” ucap Ta Mi kaget melihat Mo Gun
tiba-tiba berjongkok dan mengambar titik di kakinya.
“Alice,
aku tidak bicara padamu. Aku akan meneleponmu kembali.” kata Ta Mi lalu menutup
telpnya.
“Apa yang
kau lakukan?” ucap Ta Mi marah, Mo Gun menjawab sedang mengisi lubang itu. Ta
Mi ingin tahu alasanya.
“Agar kau
memikirkan aku saat kau melepasnya.” Ucap Mo Gun mengoda, Ta Mi mengeluh
mendengarnya.
“Kau dari
mana?” tanya Ta Mi. Mo Gun mengaku punya
urusan di sekitar sini, tapi langsung
tahu itu Ta Mi dari jauh.
“Apa kau sedang
bekerja?” tanya Mo Gun, Ta Mi membenarkan tapi menurutnya kantor terasa
menyesakkan.
“Silakan..
Lalu , pesanlah makanan yang lezat untuk makan siang hari ini.Aku harus pergi.”
kata Mo Gun. Ta Mi seperti tak percaya
Mo Gun akan segera pergi.
“Aku ada
rapat. Omong-omong, senang berjumpa denganmu.” Kata Mo Gun lalu berjalan pergi.
“Hei, Mo
Gun, Aku akan membalas pesan teksmu dan
setuju untuk menemuimu. Aku bahkan akan menikmati makanan dan minuman denganmu.
Beri aku waktu dan aku akan mencarikanmu proyek lain.” Kata Ta Mi masih merasa
bersalah.
“Tidak
perlu... Kau sudah meminta maaf, dan aku menerimanya. Semuanya beres sekarang.”
Kata Mo Gun.
“Akulah alasan
hal ini terjadi.” Ucap Ta Mi, Mo Gun menegaskan itu perbuatan Bu Song dan mengaku harus benar-benar
harus pergi.
“Katamu,
kau akan membalas, jadi, aku akan menghubungimu sesukaku.” Kata Mo Gun. Ta Mi
menyetujuinya.
Mo Gun
tiba-tiba mendekat, Ta Mi terlihat binggung seperti ingin melakukan perpisahan.
Tapi Mo Gun malah berjongkok dan memberikan titik karena sekarang lubangnya ada
di tempat yang berbeda lalu pamit pergi. Ta Mi hanya bisa menghela nafas
mendengarnya.
Ta Mi
masuk restoran terdiam melihat Cha Hyun ada direstoran yang sama. Akhirnya
mereka duduk bersebelahan dan meja yang berbeda. Ta Mi bertanya Apakah biasanya
Cha Hyun makan sendirian. Cha Hyun tidak suka memaksa orang makan apa yang
diinginkan dan sebaliknya.
“Kenapa
kau tidak menghadiri makan malam bersama?” tanya Ta Mi
“Aku
benci menghadapi orang-orang mabuk selagi aku sadar. Lagi pula Aku tidak minum.”
Ucap Cha Hyun.
“Tapi kau
minum dengan Ga Kyung.” Sindir Ta Mi, Cha Hyun mengerti kalau Ta Mi menduga
kalau ia yang memberikan bocoran tentang
rahasia dagang Barro.
“Ga Kyung
tidak mabuk. Hanya aku yang mabuk.” akui Cha Hyun, saat itu pesanan mereka pun
datang.
“Apakah
kalian berdua datang bersama?” tanya pelayan. Keduanya langsung menjawab tidak
dengan nada marah. Si pelayan pun menganguk mengerti.
“Bagaimana
kau mengenal Ga Kyung?” tanya Ta Mi, Cha Hyun pikir mereka tidak cukup akrab untuk mengajukan pertanyaan
itu.
“Kau
orang yang tidak sabar, kan?” ejek Cha Hyun, Ta Mi mengaku Tidak sabar sudah
menjadi kebiasaan lamanya.
“Aku
bahkan menuang saus ke mangkuk yang masih tertutup. Pacarku dahulu... Ahh.... Pyo
Joon Soo!” kata Ta Mi teringat. Cha Hyun mendengar nama Pyo Joon Soo.
“Direktur
Departemen Game?” kata Cha Hyun, Ta Mi merasa sudah menduga kalau ada yang
tidak beres.
“Ada apa
dengannya? Kenapa kau menyebutkan dia selagi membicarakan mantan pacarmu? Apakah
kalian pernah terlibat dalam hubungan romantis?” tanya Cha Hyun penasaran
tiba-tiba mendekati Ta Mi.
“Menurutku
kita tidak cukup akrab untuk mengajukan pertanyaan itu. Tampaknya kau tidak
sabar.” Ejek Ta Mi, Cha Hyun pun tak bisa berkata—kata
Ta Mi
baru saja masuk dan hanya bisa menghela nafas melihat Joon Soo ada di lobby dan
mencoba menghindar. Tapi Joon Soo tahu kalau Ta Mi pasti mengingatnya. Ta Mi
pikir Semua karyawan harus berbicara dengan formal, dengan memanggilnya Matthew.
“Bukankah
sejarah kita mengalahkan peraturan perusahaan?” ucap Joon Soo mengikuti Ta Mi
berjalan
“Tidak
ada sejarah di antara kita, jadi, jangan bersikap sok akrab.” Komentar Ta Mi
sinis.
“Tentu
saja ada sejarah. Hubungan kita cukup bergairah.” Ucap Joon Soo
“Apanya
yang bergairah? Jika memang benar seperti itu, aku pasti mengingatmu. Siapa
yang ingat orang yang kau kencani selama sebulan pada usia 22?” sindir Ta Mi.
“Aku
tidak pernah melupakanmu sekali pun.” Balas Joon Soo, Ta Mi mengeluh kalau Itu
norak, jadi meminta agar tutup mulut dan terus jalan.
“Kau
masih ingat sifat pemarahku, kan? Aku belum berubah sedikit pun, jadi, pergilah
sebelum aku mengamuk, ya?” kata Ta Mi
“Kau
benar-benar belum berubah sedikit pun.” Komentar Joon Soo. Ta Mi ingin tahu
jabatan Joon Soo
“Aku?
Direktur Game” kata Joon Soo. Ta Mi mengucap syukur jadi mereka tidak perlu
bekerja sama lalu berjalan pergi.
“Tammy,
mari kita makan malam suatu hari nanti.” kata Joon Soo, Ta Mi teringat dengan
Mo Gun dalam bidang games, akhirnya langsung setuju dengan ajakan Joon Soo.
“Sebaiknya
kapan? Bagaimana kalau malam ini?” ucap Ta Mi terlihat sangat bersemangat.
In Kyung
dan Ga Kyung menyapa tamu seperti dari luar korea, wanita kulit hitam pun
menjabat tangan In Kyung lalu berjalan masuk gedung. Si wanita duduk sebagai
pemimpin dalam rapat.
“Kantor
pusat kami telah memutuskan bahwa kami tidak akan mengabaikan masalah-masalah
terbaru di dalam Unicon Korea lagi. Berpartisipasi dalam sidang dengan
memanipulasi mesin pencari telah mengakibatkan kerugian besar terhadap Merek
Unicon.” Ucap si wanita
“Dan
penurunan pasar setelah kejadian ini telah membuat kami menyimpulkan bahwa
Unicon Korea tengah menghadapi krisis yang mematikan. Sekarang, kecuali ada
tindakan-tindakan aktif dan upaya untuk mengatasi masalah-masalah ini, kantor
pusat kami akan mempertimbangkan dengan serius untuk mengganti tim manajemen di
Unicon Korea.” Kata si wanita.
“Yang
benar saja.” Keluh Ga Kyung dengan bahasa korea, Si wanita mengeluh dan tak
mendengarnya.
“Kami
akan berusaha sebaik mungkin. “ ucap In Kyung
“Permintaan
berkurang, tapi itu tidak memengaruhi PV. Kita tentu bodoh jika melawan Barro
secara aktif sekarang. Tidakkah kantor pusat melihat hal itu?” kata Ga Kyung.
Ga Kyung
menerima telp setelah keluar dari lift, seperti kaget mendengar siapa yang
datang. Mo Gun sudah menunggu dalam
ruangan menyapa Ga Kyung yang akhirnya datang.
Ga Kyung pikir kalau Mo Gun datang untuk mengeluh.
“Direktur
telah memberitahuku. Kudengar kami tidak akan bisa bekerja dengan Anda lagi karena
perbedaan kita.” Kata Mo Gun.
“Benar. Aku
mendapati kedua perusahaan selalu punya opini yang berlawanan, yang menyebabkan
adanya banyak sesi rapat. Departemen Gim mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi...” kata Ga Kyung lalu Mo Gun menyelanya.
“Aku
tidak membawa perekam Dan ponselku mati. Aku tidak berusaha melaporkan Anda pada
Kementerian Tenaga Kerja atau semacamnya, jadi, mari kita saling jujur.” Kata
Mo Gun mengeluarkan ponselnya.
“Aku
tidak mengharapkan itu. Aku pikir kau jenis orang yang akan maju ke
pengadilan.” Ucap Ga Kyung
“Itu tidak
akan menguntungkan aku, kan? Itu hanya akan menjadikan aku pecundang.” Ucap Mo
Gun
“Beri
tahu aku apa yang hendak kau katakan.” Ucap Ga Kyung, Mo Gun mengaku tidak
berniat mencampuri urusan Ga Kyung dengan Bae Ta Mi.
“Aku juga
tidak peduli betapa kalian membenci satu sama lain. Aku tahu Anda hanya
memanfaatkan aku, dan aku akan membiarkannya sekali ini saja. Jika sudah
selesai meluapkan kekesalan Anda padaku, mari kita kembali membahas bisnis, Bu
Song.” Kata Mo Gun
“Peluncurannya
pada bulan September, Anda tidak bisa membuang-buang waktu untuk mencari rekan
baru dan menyesuaikan semuanya. Aku yakin ada banyak yang bersedia bekerja
dalam kurun waktu ini. Tapi Anda tidak akan puas dengan hasil yang
terburu-buru. Anda terlalu cerdas.” Kata Mo Gun
“Kau
cukup pandai.” Komentar Ga Kyung, Mo Gun pikir
Karena Ga Kyung sudah memecatnya tanpa alasan, jadi meminta agar
mempekerjakannya lagi tanpa alasan.
“Dan
kenapa aku harus melakukan itu? Kenapa kau tidak memberitahuku?” ucap Ga Kyung
“Karena
aku datang ke sini dan meminta Anda melakukannya. Jika Anda butuh alasan, anggap
saja aku memohon pada Anda. Anda bahkan boleh memberi tahu mereka bahwa aku
menangis. Terserah. Aku akan menunggu respons Anda. Terima kasih atas waktu
Anda.” Ucap Mo Gun lalu pamit pergi. Ga Kyung hanya diam saja.
Joon Soo
mengajak Ta Mi makan toppoki mengaku dulu merkea sering sekali makan ini dan sangat
menyukainya. Ta Mi tak ingin membahasnya malah membahas Joon Soo pasti
sibuk karena akan ad sebuah gim RPG akan
diluncurkan tahun depan.
“Hampir
semuanya sudah beres, jadi, kami hanya perlu menyelesaikannya. Bagaimana kau bisa
masih terlihat seperti bayi? Coba Lihat kulitmu itu.” Ucap Joon Soo ingin
mencubit pipi Ta Mi
“Bayi
apanya?!!Seharusnya aku malah punya bayi sekarang.” Ucap Ta Mi marah.
“Sudah
kuduga. Kau sama sekali belum berubah. Kau sangat manis saat kesal. Apa yang
harus kulakukan denganmu?” ucap Joon Soo
“Apa kau
sudah mendapatkan pengarah musik? Kudengar musik sangat penting dalam gim
belakangan ini.” Kata Ta Mi. Joon Soo mengaku belum ada.
“Omong-omong,
apa kamu masih lajang Atau kamu sudah bercerai?” tanya Ta Mi memastikan.
“Aku
lajang. Dan aku akan tetap seperti itu.” Ucap Joon Soo. Ta Mi mengaku kenal
pengarah musik yang sangat berbakat.
“Apa Kau
ingin menemuinya Atau kau bisa memeriksanya lebih dahulu. Ada sampel semua
pekerjaannya di USB.” Ucap Ta Mi memberikan berkas.
Joon Soo
melonggo ternyata Ta Mi memiliki tujuan bertemu denganya, lalu menaruh begitu
saja disampingnya. Ta Mi hanya bisa melonggo tanja, Joon Soo malah menanyakan
kabar Ta Mi mengaku betapa senangnya melihatnya di sidang itu?
“Apa kau
punya pacar? Tidak boleh, Ta Mi... Yang benar saja! Tentu tidak mungkin karena
kau belum bisa melupakan aku.” Ucap Joon Soo terlalu percaya diri dan mengajak
makan karena makanan sudah siap.
“Dahulu
kamu menyukai tteok. Jadi Tteok untukmu, bihun untukku.” Kata Joon Soo yang
terus mengoda Ta Mi.
Ta Mi
keluar dari restoran mengumpat Joon Soo itu
Si bodoh gila menurutnya orang-orang tidak pernah berubah karena Sampah
yang sama 10 tahun lalu tidak akan menjadi sesuatu yang baru.
“Seharusnya
kau senang senjata dianggap ilegal di negara ini. Itu menghentikanku untuk
melubangi kepalamu.” Kata Ta Mi kesal
Pesan
dari Mo Gun masuk “Apa kau masih bekerja?” Ta Mi langsung membalas “Tidak, aku
sudah keluar.” Mo Gun bertanya “Kau di mana? Aku akan ke sana. Aku ada di dekat
penyeberangan" Ta Mi terlihat sedikit bingung.
Mo Gun
sudah menunggu di dekat penyeberangan tak sengaja melihat Joon Soo sedang
berpelukan dengan anak seperti masih remaja.
Ia mengingat saat Joon Soo melambaikan tangan pada Ta Mi “Apa dia
pacarmu? Yang benar saja! Seharusnya kamu tidak seperti itu.”
“Wahh..
Si Bedebah gila itu!” ucap Ta Mi tiba-tiba datang melihat Joon Soo. Mo Gun
kaget melihat Ta Mi yang tiba-tiba datang.
“Apa Dia
menggodaku padahal dia punya pacar?” keluh Ta Mi marah, Mo Gun terlihat marah
mendengar "Menggodamu" Ta mi mencoba untuk mengelak.
“Apa kau
ingat siapa dia?” Aku pikir kau tidak ingat.”kata Mo Gun, Ta Mi mencoba
mengalihkan pembicaraan bertanya apakah Mo Gun sudah makan dan mengajak untuk
membeli makanan.
Keduanya
duduk di restoran, Mo Gun bertanya Apa Ta Mi
bersamanya sebelum ia datang. Ta Mi terlihat bingung, Mo Gun pikir Lokasinya tampak aneh karena Ini
tidak di dekat kantor, maupun di jalan yang ramai dan Tampaknya mereka ada di
sana padahal itu tempat yang jarang dikunjungi.
“Dan kau
membawaku ke sini tapi kau hampir tidak menyentuh makananmu. Kau sudah makan, kan?”
ucap Mo Gun.
“Yang
benar saja. Kau tidak bisa ditipu.” Keluh Ta Mi, Mo Gun bertanya Apa Ta Mi
masih merasa bersalah?
“Kau
makan malam denganku lagi... Aku bertanya apa ini karena rasa bersalah.” Kata
Mo Gun
“Tentu
saja aku merasa bersalah. Aku alasanmu kamu dipecat.” Kata Ta Mi
“Aku
yakin sudah menerima permintaan maafmu.” Kata Mo Gun. Ta Mpikir Itu tidak
menyelesaikan apa pun dan tahu bagaimana rasanya...
“Siapa
dia? Siapa pria itu? Aku yakin kau ingat. Aku akan memanfaatkan rasa bersalahmu
secara maksimal, jadi, jangan berpikir kau bisa menghindarinya.” Tegas Mo Gun
“Dia
seseorang yang kukencani beberapa kali saat usiaku 22 tahun.” Akui Ta Mi. Mo
Gun mengartikan kalau itu Mantan pacarnya.
“Dia
bahkan tidak pantas mendapat julukan itu. Mantan pacar apanya?” keluh Ta Mi tak
mau mengakui Joon Soo sebagai mantan pacarnya.
“Saat kau
berusia 22 tahun, itu berarti usiaku 12 tahun.” Kata Mo Gun, Ta Mi tak percaya
karena ketika ia pergi minum dan mengunjungi kelab, maka Mo Gun masih SD.
“Apa Kau
sibuk jatuh cinta selagi aku mengisi buku tugas?” ejek Mo Gun, Ta Mi mengeluh
mendengar tentang cinta dan mengaku hanya bermain-main.
“Benarkah
dia hidup di akuarium yang sama denganku?” tanya Mo Gun. Ta Mi mengaku meminta
agar menghentikan omong kosongnya.
“Akuarium
membuatmu berpikir yang tidak-tidak. Kau tidak akan tahu.” Komentar Mo Gun
akhirnya mulai makan. Ta Mi hanya bisa diam saja.
Mereka
selesai makan, Ta Mi menyuruh Mo Gun lebih dulu karena mobilnya parkir
didepanya. Mo Gun mengaku Ada sesuatu
yang ingin diberitahukan dan terus berpikir haruskah mengatakannya atau tidak,
akhirnya ia memutuskan akan bersikap picik dan bersikeras tidak memberitahu Ta
Mi.
“Mari
kita tetap seperti ini untuk sementara waktu.” Ucap Mo Gun, Ta Mi tak mengerti
maksudnya.
“Kau
harus memaafkan aku saat kau tahu... Sampai jumpa.” Kata Mo Gun, Ta Mi tak
mengerti apa maksud ucapan Mo Gun.
Ta Mi
mengemudikan mobilnya, saat itu Mo Gun menghentikan mobil tepat disampingnya.
Ta Mi merasa kalau ini kebetulan sekali. Mo Gun meminta agar Ta Mi membuka kaca
mobilnya, lalu melempar sesuatu.
Ta Mi
melihat Mo Gun yang memberikan stocking baru untuknya wajahnya hanya bisa
tersenyum. Di dalam kamar mandi, Ta Mi mengeluh karena spidol dikakinya tak
hilang.
Di rumah
banyak jejeran foto Cha Hyun yang menang dalam juara Taekwondo. Ia sedang sibuk
menonton TV, seroang anak memanggil ayahnya bertanya sedang apa wanita itu
dirumahnya. Si pria meminta agar sang anak menyapanya.
“Dia akan
menjadi istri ayah dan ibumu mulai hari ini. Ayah ingin kau bersikap sopan.”
Ucap Sang Ayah. Si anak berteriak marah.
“Usianya
tiga tahun lebih muda dariku!” teriak Si anak. Si ayah langsung memarahi
anaknya menyuruh agar Minta maaf pada ibu tirinya karena berteriak.
“Wanita
zaman sekarang sangat tidak sopan. Sampah sialan itu.” Ucap Ta Mi yang menonton
drama di TV.
Sang Ayah
mengajak calon istrinya untuk menikmati makanan, terlihat judul drama "'Ada apa dengan
Ibu Mertuaku?'" dan terlihat ada tompel dibagian lehernya, lalu Qoute “Jangan
pernah melupakan hari ini. Akhirnya kau akan menyesali momen ini.”
“Apa Dia
ibu mertua dari episode sebelumnya? Dan dia menggodanya sekarang? Astaga,
bedebah gila itu. Siapa dia?” ucap Cha Hyun kesal dan mencoba melihat nama
"Seol Ji Hwan" dilayar.
“Entah
dia aktor yang sangat hebat atau bedebah asli.” Ucap Cha Hyun mencari keyword "Seol
Ji Hwan"
“Apa ini?
Dia bahkan tidak punya profil daring? Dia pasti aktor yang tidak dikenal.”
Komentar Cha Hyun kesal.
Ta Mi
masuk ruanga meminta Ellie agar memberikan bisa beri materi PV-nya. Ah Ra
mengerti kalau sedang dicetak sekarang. Ta Mi mengatakan akan mengambilnya.
Saat itu telp Cha Hyun bergetar, wajahnya terlihat panik menutup layar darn
bergegas pergi. Ta Mi curiga melihatnya.
“Kenapa kau
lama sekali? Jangan lupa makan.” Sapa Joon Soo melihat Cha Hyun akhirnya
bertemu di tangga dan memberikan makanan.
“Apa kau
dekat dengan Bae Ta Mi?” tanya Cha Hyun to the poin. Joon Soo terlihat
binggung
“Tampaknya
seperti itu. Bagaimana kau bisa mengenalnya?” kata Cha Hyun dingin
“Dahulu,
saat kami kuliah, kami anggota kelompok belajar yang sama. Kau terlihat sangat
seksi saat kamu tersenyum, Hyun.” Goda Joon Soo.
Ta Mi
melihat dari lantai atas langsung mengumpat marah melihat tingkah Joon Soo.
Joon Soo
kembali ke ruangan terlihat kesal karena mereka kalah lagi da timnya tidak tahu
apa-apa tentang game ini, bahkan sudah kuduga Cristiano Ronaldo akan mencetak
gol. Saat terdengar ketukan pintu dan Ta Mi langsung masuk ruangan
“Kenapa
kau mengetuk pintu jika akan masuk begitu saja?” keluh Joon Soo
“Sama
seperti aku mengetuk pintu, aku menyadari tidak perlu sopan pada bedebah
sepertimu. Kau masih sama seperti 10 tahun yang lalu. Kapan kau akan sadar?”
ucap Ta Mi marah
“Ada apa,
Ta Mi? Kenapa kamu marah kali ini? Kau mulai membuatku takut.” Komentar Joon
Soo
“Segera
putus dengan Cha Hyun.” Ucap Ta Mi, Joon Soo kaget Ta Mi melihat mereka berdua.
“Aku
sudah menduga kami akan ketahuan suatu hari nanti. Tapi itu terjadi jauh lebih
cepat dari dugaanku. Ta Mi, seperti yang kau ketahui, berpacaran dengan rekan
kerja...” ucap Cha Hyun bangga
“Tutup
mulutmu. Aku tahu kau punya pacar berusia 20-an.” Kata Ta Mi. Cha Hyun mencoba
mengelak menurutnya Ta Mi pasti salah paham.
“Kau
bertemu dengannya setelah kita berpisah kemarin. Kalian berpelukan dan masuk ke
mobilmu, Brengsek.” Kata Ta Mi marah
“Baik,
baiklah. Dia pacarku.... Scarlett hanya teman dekat. Jangan menghina cintaku
seperti itu.” Akui Joon Soo
“Jadi,
Scarlett pasti berpikir seperti itu juga tentangmu, kan? Aku akan menayainya
sekarang, jadi, tunggulah di sini.” Kata Ta Mi
Joon Soo
panik menahan Ta Mi sebelum keluar dari ruangan, karena Jika Hyun tahu tentang
ini, maka akan mati. Ia mengaku tidak hanya asal bicara dan Cha Hyun benar-benar akan membunuhnya, bahkan akan mati, menghilang dari dunia ini dan
tidak akan bernapas.
“Aku
tidak akan ada di sini besok. Hidupku akan berakhir hari ini. Apa yang harus
kulakukan? Pengarah musik itu? Baik, aku akan memberinya proyek. Tolong jangan
beri tahu dia. Kumohon.” Ucap Joon Soo
“Lupakan
pengarah musik itu. Aku ingin kau putus dengan Scarlett. Aku akan memberimu
waktu sepekan. Jika kau tidak putus dengannya, aku akan memberitahunya
segalanya dan membiarkan dia memutuskanmu” tegas Ta Mi
“Baik.
Kalau begitu, berjanjilah kau akan merahasiakannya selama sepekan. Berjanjilah
padaku.” Ucap Joon Soo mengulurkan jarinya, Ta Mi tak memperdulikanya lalu
berjalan keluar dari ruangan.
Ta Mi
berlatih piona dengan teman BBQ-nya, lalu dihentikan memberikan tahu kalau
Tempo bermain Ta Mi makin cepat lagi
menurutnya pikiran Ta Mi sekarang terus berkelana. Ta Mi mengaku bertanya-tanya
ada apa dengannya. Temanya terlihat binggung.
“Pernahkah
kau berkencan dengan pria yang lebih muda darimu?” tanya Ta Mi,
“Pria
yang lebih muda? Aku tidak tertarik dengan pria yang lebih muda dariku.” Kata
Teman Ta Mi
“Tentu
sangat menyenangkan jika aku bisa mengatakan hal yang sama.” Ungkap Ta Mi
sedih.
“Apa ini
tentang pacarmu?” tanya Teman Ta Mi, Ta Mi emnagku bukan pacarnya karena ia
sedang mencoba mengakhirinya sebagai cinta sesaat.
Telp Ta
Mi bergetar terlihat nama "Jin" dilayar. Ta Mi meminta izin agar bisa
mengangkatnya. Mo Gun seperti ingin mengajak Ta Mi untuk bermain Games, Ta Mi kaget
bertanya apakah ingin bermain Tekken.
“Aku
terlalu pandai untuk itu. Kamu bisa memilih gim apa yang ingin kau mainkan.”
Ucap Mo Gun. Ta Mi terlihat binggung.
“Ada apa?
Apa kau takut, karena mungkin kalah?” ejek Mo Gun, Ta Mi mengelak karena ada
games yang dikuasainya.
“Kau akan
kukalahkan hari ini, jadi, mari bertemu. Sebaiknya di mana?” ucap Ta Mi
terlihat marah
“Tampaknya
dia tidak berniat mengakhirinya.” Komentar Teman Ta Mi mendengar pembicaraanya.
Ta Mi dan
Mo Gun akhirnya bertemu di tempat permainan. Ta Mi pikir Tidak menyenangkan jika mereka hanya bermain
jadi mengajak untuk bertaruh. Mo Gun setuju mengusulkan jika pecundang memberi
keinginan pemenang
“Keinginan?
Kau tidak takut memikirkan apa yang mungkin kuinginkan?” ejek Ta Mi, Mo Gun
setuju.
Akhirnya
mereka bermain lempar panah, Ta Mi terlihat mengebu-gebu. Mo Gun pun melawanya
terlihat tak pantai tapi akhirnya malah memenangkan permainan. Ta Mi mengeluh
kalau Mo Gun sengaja berpura-pura tidak
mahir awalnya.
“Tidak
ada yang disengaja... Aku hanya berusaha keras fokus di akhir Dan aku
beruntung.” Ucap Mo Gun
“Ayolah.
Sulit kupercaya kau membuatku mengira aku lebih mahir. Aku ditipu, kan?” kata
Ta Mi tak percaya
“Kau yang
memilih untuk memainkan gim ini.” Kata Mo Gun duduk disamping Ta Mi. Ta Mi
pikir Seharusnya kau hebat sejak awal dan tidak perlu berpura-pura.
“Aku
penasaran tentang sesuatu.” Kata Mo Gun, Ta Mi mengeluh apa lagi yang akan
dikatakan.
“Apa kau
jarang mandi? Bintiknya masih ada. Kau tidak mandi setelah hari itu, kan?” ejek
Mo Gun.
“Ini
tidak bisa hilang. Tahukah kau betapa kerasnya aku menggosok ini? Kulitku
hampir lepas... Tapi tidak bisa hilang. Ini seperti tato. Kau sengaja memakai
spidol permanen, kan?” ucap Ta Mi marah
“Kenapa
kau berpikir aku melakukan segala sesuatunya dengan sengaja? Satu-satunya hal
yang sengaja kulakukan adalah menyukaimu.” Goca Mo Gun, Ta Mi terdiam
mendengarnya.
“Kau
tidak sopan berbicara sekasual ini denganku.” Keluh Ta Mi. Mo Gun pikir karena
sudah menang jadi akan membiarkanya.
“Maukah
kau minum denganku lain kali?” kata Mo Gun, Ta Mi pikir harus melakukannya karena sudah berjanji
padanya.
“Apakah
kau keluar hari ini karena kau masih merasa bersalah? Akankah kau berhenti
melakukan itu begitu kau tidak merasa bersalah lagi? Apa Kau ingat kamu kalah
dalam permainan panah tadi? Waktunya aku menyebutkan keinginanku.” Ucap Mo Gun.
“Tentu,
keinginan. Apa itu?” kata Ta Mi, Mo Gun tiba-tiba menarik kaki Ta Mi,
“Dua
bintik ini...Biar kuhubungkan.” Ucap Mo Gun, Ta Mi tak mengerti lalu memastikan
apakah itu keinginannya.
“Ya, aku
ingin melakukannya sejak tadi.” Kata Mo Gun dengan senyuman melihat gambar love
yang menurutnya Cantik ada dikaki Ta Mi.
Ta Mi
akhirnya sampai dirumah menerima pesan dari Mo Gun "Jin, Jangan mandi lagi
malam ini, Hati terlalu berharga untuk dirusak." Lalu mengubah namanya
jadi "Park Mo Gun" karena merasa mereka bukan orang asing lagi.
Saat itu
pesan dari "Pyo Joon Soo" [Ta
Mi, ini aku, Joon Soo. Mantan pacarmu. Aku meminta Doctor Games memberi Park
Morgan kesempatan, jadi, tepati janjimu dan jangan beri tahu Scarlett. Aku
tidak ingin dia terluka. Kumohon, Ta Mi]
“Aku
orang dewasa. Aku rasional... Aku manusia yang baik.” Ucap Ta Mi menenangkan
diri.
[Benar,
jadi, cepat akhiri hubunganmu dengan Scarlett. Terima kasih sudah membantu Pak
Park dengan pekerjaannya. Tapi jangan beri tahu dia bahwa aku meminta bantuan
ini.] balas Ta Mi pada Joon Soo.
**
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar