PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 19 Juni 2019

Sinopsis Perfume Episode 9

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Yi Do berteriak memanggil Ye Rin dengan wajah panik. Ye Rin mendengar namanya dipanggil meminta Yi Do agar menolongnya dengan terus memegang dahan pohon dan berusaha mengambil parfum. Tubuhnya berubah kembali menjadi Jae Hee,  dengan bobot tubuh yang besar.
Jae Hee berusaha bertahan tapi dahan daun tak bisa menahan bobot tubuhnya. Ia dengan cepat mengambil parfum dan akhirnya terjatuh dari tebing. Yi Do berteriak memanggil Ye Rin terlihat ketakutan, lalu akhirnya melihat baju Ye Rin yang tersangkut di dahan.
Di bawah, Jae Hee tertelungkup setelah terjatuh dari tebing, matanya terbuka sedikit melihat botol parfum ditanganya. Yi Do berlari menuruni tebing melihat Ye Rin yang terbaring dibawah, lalu mencoba menyadarkannya.
“Pak Seo... Apa kamu datang jauh-jauh ke sini untuk mencariku?”ucap Ye Rin akhirnya tak sadarkan diri.  Yi Do berteriak panik. Ambulance pun datang. 

Ye Rin dibawa dengan ambulance, Yi Do membersihkan wajah Ye Rin yang menempel daun. Didepan ruang IGD, Yi Do terlihat sangat panik. Sek Park yang menemaninya meminta Yi Do agar  Jangan khawatir karena Ye Rin adalah penyintas sejati.
“Untuk apa aku mengkhawatirkan dia? Aku memikirkan hal lain.” Ucap Yi Do mengelak tapi tanganya tak bisa bohong karena terus mengigit kukunya. Sek Park pun meminta maaf.
Akhirnya Dokter keluar, Yi Do langsung menanyakan keadaan Ye Jin, apakah dia koma dan tidak sadarkan diri. Dokter binggung tiba-tiba Yi Do mencengkram jasnya. Yi Do ingin tahu apakah Ye Jin masih hidup dengan wajah panik. Dokter menyuruh agar Yi Do melepaskan tanganya. 

Sementara di rumah, Jin Kyung bisa melihat sobekan foto dengan wajah Ye Rin.
“Anda bilang dia jatuh dari mana?” tanya Dokter. Yi Do menjawab Jurang, sekitar 8 atau 9 meter.
“Apa? Tidak mungkin... Anda bergurau, kan?” ucap Dokter melonggo tak percaya.
“Pak Seo. Apa kau menunggu di sini selama ini? Kau baik sekali. Aku baik-baik saja sekarang, jadi, jangan khawatir.” Ucap Ye Jin keluar dengan kursi roda terlihat hanya cedera di tangan saja.
“Benarkah kau baik-baik saja? Bagaimana kau bisa baik-baik saja?” ucap Sek Park binggung melihat Ye Rin terlihat tak sakit parah.
“Untungnya, dia pasti jatuh di area yang berumput. Pergelangan tangannya terkilir, tapi hanya itu saja.” Jelas Dokter
“Aku yakin di atas area berkerikil.” Ucap Yi Do, Dokter kembali kaget. Yi Do memastikan kembali kalau Ye Rin itu baik-baik saja.
“Tidak ada cedera yang perlu dikhawatirkan, tapi ada sesuatu yang membuatku cemas, jadi, aku ingin melakukan pemeriksaan terperinci.” Ucap Dokter yang membuat rapat. 


“Seorang wanita berusia 20-an setinggi 172 cm memiliki lemak subkutan dari wanita berusia 60-an. Pertanyaannya adalah apa ini pernah terjadi di belahan dunia lain?”
Ye Rin melakukan pemeriksaan menyeluruh, Dan Dokter memberitahu Ye Rin a tampak seperti berusia 20-an, tapi ini tidak menunjukkan 20-an menurutnya ini tidak masuk akal.

Ye Rin tertidur pulas dikamar, dibangunkan dengan bunyi alarm. Yi Do memegang alarm ditangan mengatakan kalau harus mulai, Ye Rin mengeluh Yi Do melakukan ini lagi. Yi Do menyuruh Ye Rin  Bangun dalam 3,5 detik. Ye Rin terliha makin kesal.
“Pecundang yang malas tidak punya hari esok!” tegas Yi Do akhirnya mengayuh sepeda disamping sungai Han.
Di belakang terlihat Ye Rin berlari dengan narik ban besar, terlihat kelelahan akhirnya berbaring ditahan karena sudah tidak bisa melakukan  dan menyuruh Yi Do agar membunuhnya saja kalau tidak Belah saja tubuhnya kalau Yi Do mau.
“Ayo Berdiri.” Ucap Yi Do tak peduli. Ye Rin menunjukan dua tangan kalau ia adalaha wanita yang cedera.
“Bahkan selama perang pun, mereka memperhatikan orang yang terluka. Apa kau psikopat? Apa yang kau lakukan padaku?” keluh Ye Rin kesal
“Kolesterol, 250. Lemak netral, 457. Lemak tubuh, 47 persen. Perlemakan hati, tekanan darah tinggi, hiperlipidemia. Usia tubuh Min Ye Rin yang berusia 23 tahun adalah 62.” Ucap Yi Do mengebu-gebu.
“ Simtom-simtom ini biasanya ditemukan pada wanita paruh baya, obesitas yang bobotnya lebih dari 100 kg. Ini belum pernah dilihat pada wanita berusia 20-an. Ini sesuatu yang sangat tidak umum. Karena itu, kondisi fisikmu bagaikan drum yang dipenuhi limbah beracun.” Ejek Yi Do
“Sekalipun kamu mengalami serangan jantung sekarang, mengakhiri hidupmu yang tidak berarti, itu sama sekali tidak aneh.” Ucap Yi Do
“Pasti ada kesalahpahaman. Bagaimana mungkin aku terlihat seperti drum bagimu?” kata Ye Rin mencoba mengelak.
“Ini dari dokter-dokter terbaik di negara ini. Karena itu, kita akan bangun pukul 6 setiap pagi dan berlari dari Jembatan Seongsu ke Jembatan Mapo lalu kembali. Sampai hari ketika persentase lemak tubuhmu jatuh ke bawah 20, entah hujan atau bersalju, tidak ada pengecualian.” Tegas Yi Do lalu menyuruh limbah nuklir untuk bangun. 



Ye Rin memakai sarung tangan dan siap masak tapi kesusahan dan meminta Yi Do agar  makan di hotel sampai gipsnya dilepas. Yi Do mengaku tidak bisa memasak seperti ini dan yakin telah memberitahum bahwa koki mereka telah kehilangan sentuhannya.
“Lalu bagaimana? Lagi pula, aku tidak ingin terluka.” Ucap Ye Rin binggung. Akhirnya Yi Do siap dengan sarung tangan dan siap masak.
“Bisakah kau melakukannya?” tanya Ye Rin tak yakin. Yi Do mengaku Itu hanya karena tidak ingin melakukannya.
“Begitu aku melakukan sesuatu, aku selalu di atas rata-rata.” Ucap Yi Do yakin
“Kau harus menggosok abalone dan kepiting biru itu dengan sikat gigi. Gosok dengan baik.” Perintah Ye Rin. Yi Do sudah siap melihat kepiting didepanya.
“Dia menggigitku! Berandal ini menggigitku! Panggil ambulans!” teriak Yi Do panik berlebihan.
“Bagaimana mungkin dia menggigitmu? Mereka sudah lama mati. Kau penakut paling aneh.” Keluh Ye Rin tapi Ye Rin tetap mengangap Berandal ini menggigitnya.
Yi Do mencoba masakan buatanya, terlihat sangat bahagia menikmati sup kepiting buatanya. Ye Rin pun terlihat bahagia bisa makan sup kepiting. 


Ye Rin mengeluh melihat menu makanya hanya dada ayam, kubis dan tomat ceri. Yi Do menegaskan Sampai persentase lemak tubuh Ye Rin menjadi normal, maka ia harus berolahraga dan menjaga makanannya. Ye Rin berkomentar Yi Do pasti tertarik padanya. Yi Do melonggo.
“Kenapa kau terlalu memperhatikan lemak tubuh orang lain? Apa aku sepenting itu bagimu?” ejek Ye Rin
“Karena aku dirut agensimu. Aku belum pernah mendengar seorang model yang seluruh tubuhnya terdiri dari lemak. Keberadaanmu adalah penghinaan bagi industri mode.” Ucap Yi Do mencari alasan.
“Kau tidak hanya terobsesi padaku,tapi kau juga terobsesi pada liverku, kolesterol, dan setiap sel lemakku. Kau membuatku merasa sangat tidak nyaman.” Ungkap Ye Rin
“Khayalan gila macam apa ini? Apa Kepalamu terbentur saat jatuh?” ucap Yi Do. Ye Rin tak peduli memilih untuk pergi dari meja makan.
“Hei! Aku berbicara kepadamu!” teriak Yi Do, Ye Rin tak peduli memilih untuk pergi. 


Ye Rin bertemu dengan Sek Park diatap gedung, Sek Park tak percaya kalau Pak Seo membuatkan sarapan dan mengemas makan siang untuk Ye Rin. Ye Rin menunjukan kalau Isinya separuh kubis dan dada ayam padahal Hidupnya akan berakhir dalam setengah tahun.
“Apa gunanya mengurangi kolesterol dan lemak tubuhku sekarang?” keluh Ye Rin
“Apa Pak Seo memasak? Kenapa dia melakukan semua hal yang belum pernah dia lakukan?”kata Sek Park heran
“Apa dia... Jadi, aku bertanya-tanya... Apakah menurutmu dia menyukaiku? Coba Pikirkanlah.  Dia pingsan saat melihat serangga, tapi berlari ke gunung untuk menyelamatkan aku. Dia bahkan mengemas makan siang untukku.” Kata Ye Rin yakin
“Dengar, Nyonya Min... Sadarlah... Apa kau pikir kau wanita lajang berusia 23 tahun? Putrimu sudah SMA. Kenapa kau memikirkan dia seperti itu? Serta, apa menurutmu Pak Seo akan memperlakukanmu dengan sama jika dia tahu rahasiamu? Dia akan langsung mengusirmu.” Ucap Sek Park
“Tidak. Kau harus berterima kasih jika dia hanya mengusirmu. Mengenal dirinya, dia akan mencoba menjualmu ke lab atau sirkus. Jangan memikirkan hal itu.” Ucap Sek Park
“Aku hanya bergurau... Berhentilah mengomeliku.” Keluh Ye Rin. 


Ye Rin bertemu dengan Ji Na di gedung, Ji Na ingin tahu keadaan Ye Rin sekarang.  Ye Rin memberitahu harus tetap memakai gips selama 10 hari dan meminta maaf karena menimbulkan masalah. Ji Na bertanya cara Ye Rin  melakukan tugas rumah tangga dengan lengan itu.
“Apa kau pergi ke hotel dengan Pak Seo untuk makan?” tanya Ji Na penasaran.
“Dia bilang dia tidak menyukai makanan di hotel.” Kata Ye Rin, Ji Na seperti kaget kalau Yi Do masak. 

Yi Do menyiapkan makanan diatas meja dengan bangga, Ye Rin memuji Yi Do sudah membuat kemajuan setiap menitnya Bahkan penyajiannya sempurna. Yi Do dengan bangga berkata Bagi seniman genius, selera bagus akan keindahan bagaikan bernapas.
Bunyi bel rumah terdengar, Yi Do melihat diinterkom wajah Ji Na akhirnya membuka pintu dan terdengar suara mengaduh di dapur, lalu bertanya apa lagi sekarang.  Ia hanya bisa melonggo yang dilakukan Ye Rin sedang mengosok tubuhnya di pintu kulkas.
“Punggungku tiba-tiba sangat gatal.” Ucap Ye Rin yang tak bisa mengaruk tubuhnya.
Yi Do akhirnya membantu mencoba mengaruh dipunggung Ye Rin,  Ye Rin meminta  agak lebih rendah. Yi Do terlihat gugup mencoba untuk mengaruh dibagian rendah. Ye Rin tetap meminta lebih rendah lagi. Yi Do mengaruknya, Ye Rin senang karena tepat disana.
“Tahukah kau kenapa manusia memiliki lima jari? Agar kau bisa gunakan semuanya saat menggaruk punggung. Jadi Tolong gunakan kelima jari dan garuk aku dengan baik.” Ucap Ye Rin.
Yi Do mengikutinya dengan mengaruk mengunakan dua tangan, Ye Rin terlihat bahagai karena Rasanya enak sekali. Min Suk datang dengan Ji Na hanya bisa melonggo melihat posisi keduanya bertanya apa yang sedang dilakukan.
“Punggungku tiba-tiba sangat gatal.” Ucap Ye Rin gugup melihat keduanya yang datang. Ji Na hanya menatap sinis. Yi Do mengomel karena mreka Tidak sopan mengunjungi seseorang tanpa memberi tahu.



Ye Rin hanya tertunduk diam begitu juga Min Suk, Ji Na pikir Yi Do makan lebih baik dari dugaannya, Ye Rin pikir merkea juga akan menyantap makanan yang dikemas oleh Ji Na. Ji Na menyuruh Ji Na duduk saja karena tak perlu memakannya.
“Sulit kupercaya kalian berdua mencemaskan makananku. Itu sangat tidak berarti sampai membuatku menghela napas. Jangan mengganggu waktu makan kami dan pergilah.” Ucap Yi Do
“Apa maksudmu? Aku datang untuk mengunjungi Ye Rin yang sakit. Ye Rin, makanlah jeruk yang kubeli untukmu ini. Kau harus makan dengan lahap agar sembuh.” Ucap Min Suk dan saat itu buah tomat terlempar kearah kepalanya.
“Seharusnya kau pergi selagi sikapku masih baik.” Kata Yi Do marah, Ji Na hanya diam saja.
“Aneh sekali. Kenapa kau kesal saat aku bersama Ye Rin? Apa Kau cemburu?” ejek Min Suk. Yi Do mulai marah .
“Ini terlalu kekanak-kanakan untuk dilihat.” Ucap Ji Na memilih untuk pergi. 


Ye Rin mengejar Ji Na sampai ke depan pintu, tapi Ji Na hanya menatap dingin seperti tak suka dengan perubahan Yi Do karena Ye Rin. Sementara dimeja makan, Min Suk menegaskan Kesabarannya habis. Yi Do pun menantang akan  mendaftarkan kematian Min Suk.
Keduanya saling kejar-kejaran sambil melempar makanan, bahkan Min Suk bisa menyiram Yi Do dengan saus tomat. Saat itu Ye Rin terlihat marah pada keduanya agar Jangan bermain-main dengan makanan, sambil merelai keduanya dengan tanganya. Min Suk mengeluh karena terkena tanganya, Yi Do pun mengeluh sakit. 

Ye Rin mengantar Min Suk pulang merasa bersalah karena Min Suk selebritas tapi malah  membuat wajahnya terluka. Min Suk mengaku Tidak apa-apa krena Jadwalku besok kosong, jadi  akan merawatnya.
“Ada apa dengan keberuntungan hari ini? Nona Han juga terlihat kesal. Apa menurutmu dia kesal karena aku? Apa aku membuat kesalahan tadi?” ucap Ye Rin binggung.
“Tidak, kau tidak membuat kesalahan, tapi menurutku dia kesal karena kau.” Ucap Min Suk lalu berjalan pergi. Ye Rin tak mengerti maksud ucapanya.
“Bukan apa-apa. Sebaiknya kau kembali.” kata Min Suk, Ye Rin masih saja binggung. 

Reporter Park melihat foto Ye Rin dengan Min Suk ditaman bermain, CEO memberitahu kalau Bintang dunia mereka berkencan belakangan ini. Rep. Park mengeluh meminta gagar Jangan mencoba bernegosiasi seperti ini.
“Perselingkuhan dengan seorang wanita yang sudah menikah dan anak-anak yang bermain rumah-rumahan tidak sebanding saat kita bicara soal menarik perhatian.” Ucap Rep Park
“Karena itu aku mendukungmu secara material dan spiritual.” Ucap CEO. Rep Park tahu itu.
“Aku tidak menyukai konflik, permusuhan, atau pemisahan. Kita hanya hidup sekali, jadi, kenapa tidak hidup dengan baik? Aku ingin semuanya berjalan dengan mulus, tapi wanita ini... Dia bukan siapa-siapa. Ini bahkan tidak akan memulai sebuah rumor.” Ucap Rep Park
“Itu tidak benar... Kau mungkin tidak tahu, tapi baru-baru ini dia nama yang paling dicari di mesin pencari. Dia si Wanita Jatuh. Dia model baru dari Agensi Model Seo Yi Do dan akan segera menjadi bintang.” kata CEO menyakinkan.

Min Suk berjalan layaknya model, saat itu ada Mi Yoo berjalan dengan teman-temanya dengan sengaja menjatuhkan syalnya. Min Suk melihat dan mengambilnya lalu keduanya saling menatap. Sutradara berteriak “Cut” menyuruh mereka rehat.
Ye Rin hanya bisa melihat anaknya di pinggir seperti bangga. Jin Kyung melihat tatapan Ye Rin seperti tak nyaman dan memilih pergi. 

Di lantai atas, Ji Na memberitahu Yi Do  akan menghadiri Penghargaan Mode pekan depan dengan Son Mi Yoo. Yi Do bertanya siapa itu Mi Yoo, Ji Na mengeluh karena Yi Do tidak tahu model yang dipilih agensi mereka dan menunjuk kalau ada dibawah sana.
“Dia? Aku tidak suka dia... Aku tidak mau pergi dengannya.” Ucap Yi Do melihat Mi Yoo. Ji Na ingin tahu alasanya.
“Matanya terlihat jahat. Dia melihatku seperti seorang pria. Aku sangat sensitif terhadap hal itu. Aku langsung tahu.” Ucap Yi Do
“Sikapmu tidak masuk akal lagi.”keluh Ji Na kesal, Yi Do lalu tersenyum melihat Ye Rin yang berdiri sendirian.

Min Suk sedang dimakeup melihat Ye Rin akhirnya meminta agar berhenti dan menghampirinya, menanyakan Apa lengannya baik-baik saja. Ye Rin mengaku Baik-baik saja. Min Suk mengajak duduk. Mata Yi Do langsung melotot marah melihat keduanya.
“Kau tidak mengizinkan wanita lain, tapi Ye Rin tidak apa-apa? Kau membuat batasan di sekelilingmu. Batasan yang tidak bisa aku lewati. Apa Tidak apa-apa jika Ye Rin melewatinya?” ucap Ji Na menyindir.
“Apa yang hendak kau katakan?” keluh Yi Do kesal melihat ucapan JiNa
“Jika aku yang tersesat di hutan, apakah kau akan mati-matian mencariku?”komentar Ji Na
“Kau yang berselingkuh dariku dan menusukku dari belakang, bukan aku. Kau tidak berhak menuntut perasaanku.” Tegas Yi Do. Ji Na pun tak bisa berkata apa-apa. 


Min Suk mengajak Ye Rin makan bersama, Ye Rin memberitahu kalau Sepatu bertumit tinggi yang tempo hari itu terlalu kecil untuknya jadi akan mengembalikan supaya Min Suk bisa menerima uang kembali. Min Suk menolak menyuruh Ye Rin buang saja.
“Aku akan membelikanmu sepatu baru yang pas.” Ucap Min Suk. Ye Rin menolak membuangnya karena itu mahal.
“Kau harus menabung sebanyak mungkin selagi menghasilkan uang. Omong-omong, sepatu siapa itu?” ucap Ye Rin
“Aku membelinya untuk orang lain. Maaf aku memberikannya kepadamu. Sejujurnya, aku membelinya untuk ulang tahun mantan pacarku.”akui Min Suk. Ye Rin tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau berpacaran?” kata Ye Rin. Min Suk mengaku  berusaha memikatnya kembali dan ditolak.
“Kau diam-diam berpacaran saja sudah cukup mengejutkan, lalu seorang  Yoon Min Suk yang hebat ditolak?” ucap Ye Rin tak percaya
“Dia pasti mencintai orang lain. Aku akan menyerah sekarang.” Ungkap Min Suk
“Yah.. Benar, di usiamu sekarang, seharusnya kau berpacaran. Tapi kau tahu, kau harus berpacaran diam-diam. Jangan sampai penggemarmu tahu. Sembunyikan dengan baik. Bintang universal tidak boleh mengungkap kehidupan pribadinya.” Ucap Ye Rin
“Apa Kau tahu, cara bicaramu sama seperti bibiku.”goda Min Suk. Ye Rin hanya bisa tersenyum mendengarnya.
“Tapi kenapa kau sangat manis?” puji Min Suk, Ye Rin tak bisa berkata-kata mendengarnya. 


Yi Do mengajak Ye Rin melihat berapa penurunan lemak tubuhnya karena kemarin, 46,8 persen dan Itu sulit dipercaya. Ye Rin menantang ingin tahu sehebat apa Yi Do. Akhirnya Yi Do naik ke mesin menghitung persentase lemak tubuh.
Ye Rin hanya bisa melonggo melihat hasilnya "Usia 37, Persentase Lemak Tubuh 9,7, Usia tubuh 28" tak percaya kalau hanya  bisa 9,7 dan berpikir itu seperti anggota Tim Olimpiade Nasional. Yi Do dengan bangga kalau Tubuhnya cukup bagus untuk masuk tim nasional.
“Sulit menemukannya dalam dunia nyata. Kau bisa sesekali melihatnya di Louvre atau Kota Vatikan. Patung Yunani seperti David, hal-hal seperti itu.” Ucap Yi Do bangga
“Bagaimana mungkin otot orang hidup sepadat dan sebagus itu? Pasti butuh waktu sangat lama...” goda Ye Rin menyentuh dada Yi Do
“Kau mencoba menyentuhku tiap kali ada kesempatan!” keluh Yi Do marah menyuruh Ye Rin naik.  Yi Do tak percaya melihat total lemaknya 47,8!
“Bagaimana mungkin bisa naik satu persen sejak kemarin? Apa kau manusia? Apa yang kau lakukan dengan Min Suk? Apa kau makan sepuasnya?” jerit Yi Do frustasi.
“Aku tidak bisa melakukan ini lagi. Aku akan makan semua yang kuinginkan, dan mati saat waktunya tiba. Lagi pula, sisa waktuku hanya enam bulan lagi.” Ucap Ye Rin kesal
“Sungguh? Baik. Berbuatlah sesukamu.” Ucap Yi Do marah dan tak peduli lagi. 


Ye Rin merasa bersalah mendekati Yi Do yang sedang membaca buku meminta maaf karena Yi Do melakukan ini untuk kesehatanya jadi  akan menjaga dietnya mulai sekarang. Yi Do tiba-tiba mencium bau sesuatu, Ye Rin mencoba menciumnya.
“Ini pasti bau tikus yang menghabiskan tiga hari di dalam selokan. Dan Itu kau.” Kata Yi Do. Ye Rin binggung karena tidak melakukan apa-apa.
“Kapan kali terakhir kamu keramas?” tanya Yi Do, Ye Rin pikir 2-3 hari yang lalu. Yi Do panik langsung menyemportkan pembersih ruangan. 

Yi Do sudah siap dengan sarung tangan dan kacamata, lalu menyuruh Ye Rin sandarkan kepalanya ke belakang. Ye Rin mengikutinya dan Yi Do mulai mencuci rambutnya, matanya tak bisa menutup rasa terpana karena ketampanan Yi Do dari bawah.
“Berani-beraninya kau menatapku dan meneteskan air liur! Itu menjijikkan. Tutup mata dan mulutmu.. Aku hanya mencuci rambutmu karena aku tidak tahan dengan hal-hal yang kotor.” Ucap Yi Do kesal, Ye Rin pun menutup matanya.
“Aku sama sekali tidak punya niat tersembunyi. Ini untuk mencegah penyebaran penyakit, jadi, jangan jatuh cinta kepadaku. Begitu kau jatuh cinta, aku akan mengusirmu.” Tegas Yi Do. Ye Rin mengerti.
“Tetap saja, berkhayal itu sebuah hak. Itu tidak mengeluarkan uang. Aku ingin menikmati menjadi tokoh utama dalam sebuah kisah cinta, jadi, bisakah kau diam saja selama beberapa menit?” kata Ye Rin. Yi Do mengelak tapi akhirnya memijat seperti seorang profesional. Ye Rin pun terlihat senang. 

Yi Do menonton tayangan TV seorang pria sedang mencuci rambut seorang wanita, senyuman tak bisa disembunyikan seperti mengingat saat mencuci  rambut Ye Rin.  Tiba-tiba Ye Rin menjerit meminta tolong, Yi Do dengan wajah kesal masuk kamar.
“Apa? Ada apa kali ini? Apa yang kau lakukan?”keluh Yi Do melihat Ye Rin dengan terbaring dengan tangan seperti terkilir.
“Aku mencoba menggaruk punggungku, tapi lenganku... Lenganku...” ucap Ye Rin. Yi Do mengeluh kalau Ye Rin pasti bergurau.
“Jangan bergerak.. Bagaimana ini bisa terjadi?” ucap Yi Do mencoba menariknya. Ye Rin mengeluh kesakitan dan merasa  tidak tahan meminta agar Pelan-pelan.
“Berhentilah menangis.” Kata Yi Do, Ye Rin mengaku kesakitan. Yi Do pikir ini tak buruk dan hampir selesai jadi Ye Rin bisa menahanya.
Yi Do menarik tangan Ye Rin agar kembali seperti semua, tiba-tiba keduanya saling menatap dengan posisi Yi Do ada atas tubuh Ye Rin. Yi Do seperti tak bisa menahan perasaan ingin mencium Ye Rin.
Bersambung ke "Episode 10"

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar