PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Do
melihat rumah yang bersih tak percaya melihatnya, lalu memanggil Jae Hee
memanggil sebagai Pesuruh. Jae Hee terbangun dan panik karena tubuhnya sudah
berubah lalu mencari parfumnya. Yi Do akan membukan tirai tapi ponselnya
tiba-tiba berdering.
“Ya, ada
apa? Aku mendapati hotel mana tempat para juri Pekan Mode menginap... Istri direkturnya
wanita Korea, kan? Kudengar mereka tertarik dengan hanbok... Kirim hanbok edisi
terbatas kita sebagai hadiah.” Kata Yi Do
Jae Hee
bergegas mencari tasnya, tapi tak sengaja menjatuhkan guci. Yi Do
mengatakan harus memberikannya secara
langsung dan harus membujuk mereka. Jae Hee akhirnya bisa memakai parfum
ditanganya, Yi Do menjerit ketakutan tiba-tiba terdengar bunyi petir.
“Wahh...
Pemandangan yang buruk.” Kata Yi Do akhirnya menemukan Jae Hee terbaring di
lantai lalu berusaha membangunkanya.
“Apakah
dia benar-benar mati kali ini?” keluh Yi Do akhirnya Jae Hee masih terbaring.
“Apa kau
sakit atau semacamnya? Apakah menular?” kata Yi Do mengejek. Jae Hee mengaku
perutnya.
“Ada apa
dengan perutmu?” kata Yi Do panik, Jae Hee terus mengaku kalau perutnya... Yi
Do bertanya ada apa dengan perutnya.
“Perutku
berbunyi... Aku hampir mati kelaparan.” Ucap Jae Hee. Yi Do hanya bisa mengeluh
mendengarnya.
Jae Hee
sudah berganti pakaian kaget melihat Yi Do sudah ada didepanya. Yi Do heran
baju Jae Hee yang robek-robek. Ia tak percaya kalau seseorang bisa memiliki
kekuatan untuk merobek-robek pakaian mereka. Ia menyangka kalau Jae Hee adalah manusia
serigala Jae Hee hanya bisa melonggo.
“Astaga,
jangan bergurau.” Kata Jae Hee mendorongnya. Yi Do berteriak kalau itu terasa
sakit.
“Apakah
sangat menyakitkan? Aku sangat kuat dan punya banyak panas tubuh. Aku bekerja
sangat keras membersihkan tadi sehingga panas membubung dari pusarku ke atas...
Dan itu membuat pakaianku robek berkeping-keping. Apa aku sangat aneh?” ucap
Jae Hee
“Ya,
sangat aneh... Aku harus mengirimmu ke NFS dan membiarkanmu dianalisis.” Kata
Yi Do berjalan pergi.
Jae Hee
makan dengan lahap, Yi Do menatap tak pecaya. Jae Hee pikir sup tahu sudah
cukup dan tidak perlu membelikan makanan semewah ini. Yi Do mengaku hanya makan di restoran ini.
“Dan juga
pakaianku agak...” kata Jae Hee. Yi Do pikir tak ada yang salah karena itu
sempurna untuk orang desa yang tidak disambut.
“Kenapa
kau hanya makan di sini?” tanya Yi Do. Jae Hee mengaku sensitif, jadi harus berhati-hati.
“Hanya
koki di hotel ini yang bisa memasak untukku.” Kata Yi Do. Jae Hee pikir kalau
bisa memasak untuk Yi Do.
“Aku akan
memasakkanmu tiga hidangan panas sehari. Bayar aku 500 dolar lebih tinggi.”
Kata Jae Hee.
“Apa Kau
akan memasak untukku?” tanya Yi Do. Jae Hee mengaku punya lisensi untuk hidangan Barat, Tiongkok,
Jepang, dan Korea.
“Aku juga
pandai memanggang roti Dan kau akan menghemat waktu jika makan di rumah. Aku
juga punya lisensi kosmetologi. Apa kau mau kupotongkan rambutmu?” ucap Jae Hee
menawarkan
“Apa
lisensi ini sah? Kenapa kau mengambilnya?” tanya Yi Do. Jae Hee mengaku untuk
mendapatkan pekerjaan.
“Aku
ingin mencari pekerjaan dan menjadi mandiri. Tapi di dunia yang buruk ini, lisensi-lisensi
itu sama sekali tidak berguna.” Akui Jae Hee.
Yi Do
berjalan masuk rumahnya, langsung disambut oleh pegawai karena akhirnya pulang
ke rumah. Yi Do mengeluh karena tak ada yang bilang kalau akan pergi. Pegawai yang tadinya tersenyum
hanya bisa cemberut.
“Dan
kenapa kalian tersenyum karena aku akan pulang? Kenapa kalian senang seakan-akan
baru memenangkan lotre?” kata Yi Do
“Bukankah
Anda mendaftar keluar...” ucap Manager. Yi Do mengaku hanya pergi hari ini.
“Aku akan
kembali besok, jadi, kembalikan barang-barangku.” Ucap Yi Do, semua tak bisa
tersenyum lagi.
Yi Do
mengemudikan mobilnya dengan bunyi radio, Jae Hee tahu kalau itu lagu dari
"Titanic" dan mengaku suka DiCaprio, jadi pergi ke penayangan
perdananya. Menurut Jae Hee Di Caprio itu sangat tampan saat itu, malaikat.
“Bagaimana
kau bisa menonton "Titanic" di bioskop? Kau masih bayi.” Ucap Yi Do
“Tidak.
Aku berkencan dengan tutorku selama SMA... Ahh.. Aku pasti menontonnya di
DVD... Aku cenderung menyukai hal-hal yang lebih tua.” Kata Jae Hee sedikit
panik.
“Apa yang
kau lakukan selagi menonton DVD dengan lelaki saat masih SMA? Kau berpesta, kan?”
kata Yi Do marah
“Aku
sudah lama tidak mendengar omelan seperti ini. Aku lumayan menyukainya.” Ungkap
Jae Hee merasa ada yang memperhatikanya. Yi Do hanya bisa melonggo.
“Ini
hal-hal yang harus kau pelajari... Jika kau tidak bisa menghafal semuanya, kau
akan gagal dalam tes untuk menjadi kokiku. Ini adalah semua fobia yang kuderita.”
Kata Yi Do memberikan berkas di pada Je Hee.
“Entomofobia.
Takut terhadap serangga... Alektrofobia? Takut terhadap ayam hidup? Apakah
penyakit-penyakit ini benar-benar ada?” kata Jae Hee tak percaya.
“Ada...
Ini alergi-alergiku... Kau tidak bisa menggunakan apa pun di daftar ini. Satu
kesalahan kecil darimu, dan seorang seniman global bisa mati. Tidak butuh banyak
hal untuk menjadi pembunuh. Ini kehidupan nyata. Jadi Ingat itu.” Kata Yi Do
“Omong-omong,
bukankah kau perlu pulang?” kata Yi Do, Jae Hee menolak menurutnya Dunia ini
besar, tapi tidak punya tempat tujuan.
“Bagaimana
dengan orang tuamu?” tanya Yi Do, Jae Hee mengaku Mereka berimigrasi ke AS beberapa tahun yang
lalu. Aku belum mendengar kabar mereka sejak itu.
“Apa Kau
tinggal di mana selama ini?” ucap Yi Do, Jae He mengaku tinggal di Daechi-dong, tapi suaminya....
Wajah Yi Do langsung melonggo.
“Maksudku,
pacarku berselingkuh, jadi, aku diusir.” Ucap Jae Hee. Yi Do tak percaya
mendengarnya.
“Apa Kau
bahkan tinggal dengan pria? Kau sangat nakal sehingga orang tuamu kabur. Kau
sangat mengagumkan.” Komentar Yi Do
“Lalu Bagaimana
mungkin aku membiarkan berandal masuk ke rumahku? Wah.. Aku sudah gila.” U4ngkap
Yi Do berjalan menjauh.
Jae
Hee membuat resume untuk dirinya tapi
berpikir tidak bisa menggunakan nama
aslinya, lalu mencoba akan menggunakan nama yang ingin dipakai jika punya anak
kedua dan menuliskan nama "Min Ye
Rin". Setelah itu memikirkan tentang NIKnya.
“Kau
berasal dari planet mana? Aku tidak ingat membeli ini. Lalu siapa yang mengirim
ini padaku dan kenapa? Apa Tepat pada saat aku ingin mati?” ucap Jae Hee
menatap parfum ditanganya.
“Aku
selalu kembali ke bentuk asliku jika aku tidur. Lalu jika aku tertidur malam
ini... “ kata Jae Hee lalu tertidur.
Saat
bangun Jae Hee panik lalu melihat wajahnya , ternyata masih saja kurus. Ia
yakin kalau tidur tidak selalu membuatny
kembali ke bentuk aslinya.
Jae Hee
terlihat bahagia melihat badanya yang masih sama akhirnya mulai meracik
sarapan, tapi tiba-tiba badanya mulai berubah dan membuat kancing celemek
lepas. Ia menjerit histeris, Yi Do terbangun mengelh Jae Hee yang sangat
berisik pagi-pagi begini.
“Pukul
7.12?” kata Jae Hee mengingat saat Yi Do berbicara di telp agar mengirimkan hanbok
edisi terbatas kita sebagai hadiah.
“Ahh...
Sudah waktunya... Apa Efek parfum itu bertahan selama 12 jam? Benar. Aku
berubah setelah 12 jam.” Kata Jae Hee yang bersembunyi di dalam ruangan.
Jae Hee
akhirnya sudah berubah kembali memberitahu kalau berkas diberikan Yi Do kalau
alergi jeruk di pagi hari Jadi membuat jus apel-kiwi. Yi Do tak percaya kalau
Jae Hee menghafal seluruh daftarnya. Jae Hee mengaku sudah menghafanya dan hanya membutuhkan 30 menit.
“Aku
ingin mendengarnya.” Kata Yi Do, Jae Hee menjawab Untuk fobia Yi Do
“Kau Takut
terhadap kuman, gelandangan, kumpulan lubang, badut, tawon, dan kerabat. Tapi
kenapa kau takut terhadap kerabatmu?” tanya Jae Hee heran
“Aku
paling benci kerabatku. Jangan ada pertanyaan... Cepat Lanjutkan.”kata Yi Do
“Kau
takut Sampah makanan, serangga, ceramah, katak, kejahatan, menua, anak-anak,
muntah, darah, pembuluh darah di sayap serangga, air, suara detik jam, ikan,
balon... Itu melengkapi 52 jenis fobiamu. Omong-omong, apa yang terjadi jika
aku melanggarnya?” tanya Jae Hee.
“Aku akan
mengalami sakit kepala yang akut, demam, pusing, nyeri di dada, dan kesulitan
bernapas. Jika dibiarkan, aku akan mengalami serangan jantung dan mati karena
kekurangan oksigen.... Sekarang, daftar alergiku.” Kata Yi Do
“Kacang
kenari, kacang yang diimpor, udang mentah, cokelat, kacang tanah, kepiting,
sauri Pasifik kalengan...” ucap Jae Hee bisa mengingat semuanya.
“Sulit
kupercaya dia menghafal semuanya.” Gumam Yi Do.
Jae Hee bertanya apakah dirinya sudah lulus.
“Kau tidak
memiliki dokumen yang tepat... Aku butuh dua salinan KTP-mu, tiga surat
referensi, dan surat keterangan catatan kepolisian. Serta, catatan tes
kesehatanmu penting.” Kata Yi Do
“Kau
tidak pernah menyebutkan itu!” jerit Jae Hee panik. Yi Do pikir kalau itu sudah
kewajiban
“Bagaimana
aku bisa mengizinkanmu pindah jika aku tidak memercayaimu?” kata Yi Do
“Kau
tidak pernah berniat mempekerjakanku, bukan? Apa kau ingin bergurau dengan
orang yang putus asa? Lupakan saja... Aku tidak akan menerima pekerjaan bodoh
ini.” Kata Jae Hee.
“Apa kau
punya tempat tujuan?” tanya Yi Do, Jae Hee mengaku Itu bukan urusannya.
“Bagaimana
jika kau tinggal di sini sampai kamu menemukan tempat? Aku akan
mempertimbangkan untuk menerimamu untuk sementara karena alasan filantropis...”
ucap Yi Do lalu melihat bibir dan mata Jae hee.
“Cepat Keluar.”
Kata Yi Do, Jae Hee terlihat binggung. Yi Do mengaku merinding saat melihat wajah Jae Hee jadi
meminta agar keluar sekarang juga.
Akhirnya
Jae Hee duduk di teras belakang makan sendirian, Yi Do seperti tak tega melihatnya
mengaku kalau Jae Hee tidak melakukan kesalahan apa pun. Setiap kali melihat
wajahnya jadi teringat pada kenangan
buruk. Ia mengaku menjadi emosional jadi Jae Hee bisa masuk untuk makan.
“Aku
baik-baik saja... Aku terbiasa makan sendirian di balkon. Aku lebih nyaman di
sini.” Ucap Jae Hee. Yi Do ingin tahu alasanya.
“Dia
bilang tidak mau makan denganku. Aku membuat seleranya hilang” cerita Jae Hee
“Siapa
yang mengatakan itu? Mantan pacarmu? Kenapa kau tinggal dengan pria seperti
itu?” keluh Yi Do
“Akan
terlalu lama menjelaskannya... Aku punya pengalaman makan sendirian selama
bertahun-tahun, jadi, jangan hiraukan aku.” Ucap Jae Hee. Yi Do hanya bisa
terdiam.
Sek Park
mengemudikan mobilnya, Yi Do mengaku membutuhkan Sek Park untuk melakukan pemeriksaan
latar belakang. Sek Park ingin tahu
Hidup siapa yang hendak dihancurkan kali ini, lalu mengingatkan kaalu Yi
Do itu selebritas di Korea.
“Kau
harus mulai menjalani hidup yang baik dan indah.” Kata Sek Park menasehati.
“Berani-beraninya
kau menceramahiku!” teriak Yi Do marah, Sek Park mengeluh Yi Do itu bisa
menimbulkan kecelakaan!
“Cari
tahu segalanya tentang wanita ini.” Kata Yi Do memperlihatkan "Resume, Min Ye Rin"
“Ini si
Wanita Jatuh... Bukankah kau ingin memberinya pelajaran? Apa kau memutuskan
untuk tinggal dengannya?” ucap Sek Park.
“Untuk
apa aku tinggal dengannya? Apakah kau mengatakan akan tinggal dengan pengisap
debumu?” teriak Yi Do marah lalu menyuruh segera pergi saja.
Pelajaran
sekolah selesai, temanya memanggil Jin Kyung yang pulang dengan wajah lesu
bertanya ada apa dengan wajahnya apakah terjadi sesuatu. Jin Kyung mengaku tak
banyak yang terjadi.
“Ayahku
berselingkuh dengan rekan kerjanya, dan ibuku kabur dari rumah. Aku tidak tahu
apakah dia sudah meninggal atau masih hidup.” Ucap Jin Kyung, Temanya tak
percaya mendengarnya.
“Kau pasti
merasa sangat sedih sekarang. Apa gunanya membicarakan itu? Ayo... Ini bisa
memberimu tambahan alasan untuk minum vitamin manusia.” kata Teman Jin Kyung.
Min Suk
menyanyikan lagunya diatas panggung, Jin Kyung dan temanya menonton terhanyut
dengan suara Min Suk, semua menjerit histeris.
MC menyapa Min Suk merlihat kalau pasti fansnya berpikir Min Suk keren.
“Sekarang
kita akan mengundi tiga orang untuk memberi mereka bantal Min Suk ukuran
sebenarnya!” ucap MC lalu mengundi di barisan M nomor tujuh.
Jin Kyung
tak percaya akan menang undian, lalu naik keatas panggung. MC melihat Jin Kyung
akan langsung turun lalu memberitahu tak bisa pergi begitu saja karena Ini
kesempatan langka jadi harus melakukan kontak mata.
“Kau Berikan
itu padanya nanti.” ucap MC menunda Min Suk memberikan hadiah bantal lalu
keduanya saling berhadapan.
“Apa
impianmu?” tanya Min Suk, Jin Kyung binggung mengaku belum tahu.
“Tapi Aku
ingin masuk Universitas Nasional Seoul.” Kata Jin Kyung, Min Suk pikir Jin
Kyung pasti siswa teladan walaupun
tampak bisa menjadi model.
Teman Jin
Kyung mengeluh menurutnya Ini tidak adil, karena Jin Kyung bahkan bukan
penggemar Min Suk jadi menyuruh agar memberikan bantal itu untuknya. Jin Kyung
menolak, Teman Jin Kyung mengeluh kalau jahat sekali dan sangat kejam.
“Aku akan
memberikannya untuk ibuku.”kata Jin Kyung, Temanya tak percaya menurutnya ini
konyol
“Aku
serius. Aku serius!” teriak Jin Kyung mengejar temanya yang pergi.
Jin Kyung
memperlihatkan foto ibunya dari belakang terlihat sangat besar, lalu mengaku
kalau Ini satu-satunya foto ibunya yang
dimiliki. Ia bercerita Sejak bobotnya
naik, Ibunya sudah tidak mau berfoto lagi. Temanya tak percaya memastikan kalau
yang dilihatnya itu benar-benar manusia, lalu buru-buru meminta maaf atas
ucapanya.
“Karena
ini aku tidak bisa mengundangmu ke rumahku. Suaminya meremehkan dia, dan
putrinya mendapatinya kalau bobot tubuhya yang
memalukan... Pasti karena itulah Ibu menyukai idola. Mereka seperti
pelariannya.” Cerita Jin Kyung
“Terlepas
dari itu, dia tidak pernah bisa melihat Min Suk tampil langsung, atau
menghadiri jumpa penggemarnya. Ayah dan aku menghancurkan harga dirinya. Kurasa
Ibu tidak punya keberanian tampil di muka umum.” Akui Jin Kyung. Temanya
tiba-tiba langsung menangis.
“Kenapa
aku menangis?” ucap Jin Kyung heran, temanya tak menyangka akhirnya menyuruh
Jin Kyung memberikan kaus kaki dan semua camilan Min Suk pada ibunya. Jin Kyung tak percaya mendengarnya.
Jae Hee
melihat foto dirinya saat masih muda, teringat saat dirinya masih kurus dan
sedang menapaki karir menjadi model.
Flash Back
“Dari
banyak model pendatang baru, kalian berhasil terpilih untuk berjalan untuk koleksi
Musim Semi dan Musim Panas 2012 Chang Kwang Hyo. Selamat.” Ucap Designer. Jae
Hee dkk terlihat senang. Mereka sudah bersiap-siap untuk latihan.
“Apa kau sakit?” tanya
teman Jae Hee melihat Jae Hee memegang perutnya. Jae Hee mengaku baik-baik saja
lalu berusaha berjalan tapi yang terjadi malah jatuh pingsan
Jae Hee
sudah ada dirumah sakit, Tuan Kim memegang tangan Jae Hee langsung berjanji
akan berusaha keras untuk melindunginya dan bayi mereka dalam perut. Jae Hee
yang baru saja tersadar terlihat
binggung dan nampak shock.
“Impianmu
dan semua hal yang harus kau relakan karena aku... Aku akan menebusnya selama
sisa hidupku... Jae Hee... Aku sangat mencintaimu. Bersediakah kamu menikahiku?”ucap
Tuan Kim akhirnya melamar Jae Hee. Jae Hee pun tak bisa menolaknya.
“Aku tidak
mau kehilangan ini kali ini. Untuk kali terakhir, walaupun hanya untuk sehari, aku
ingin menjalani kehidupan yang aku impikan.” Ucap Jae Hee menyakinkan diri
“Jika aku
memakai parfum sebelum 12 jam berakhir, aku bisa mempertahankan penampilanku
saat ini. Aku hanya punya 28 ml lagi. Jika aku mengoleskan sedikit, aku akan
menggunakan 0,04 ml tiap kali. Dua kali sehari. Itu berarti 28,8 ml setahun.”
Ucap Jae Hee melihat berapa banyak ml yang dimilikinya.
“Aku
mungkin bisa membuatnya bertahan setahun penuh. Namun, tidak mungkin aku bisa
menikmati ini tanpa mengorbankan sesuatu. Begitu aku menghabiskan parfum ajaib
ini, akankah aku menghadapi kematian? Apa Aku akan mati jika menghabiskan
parfum itu?” pikir Jae Hee
“Aku
berusaha keras untuk mati. Kematian yang sudah ditentukan sebelumnya adalah
hadiah. Sisa waktuku tinggal setahun. Aku akan mewujudkan impianku dan
meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan.” Tegas Jae Hee menyakinkan.
Jin Kyung
mengambil gambar temanya yang akan melakukan audisi model jadi meminta agar
melakukan dengan benar. Temanya menyuruh agar Jin Kyung megambil fotonya dari
bawah. Dan kepalaku tampak mungil. Jin Kyung mengambil gambar tapi dikagetkan
dengan layar camera malah terbayang wajah Min Suk.
Jae Hee
sibuk didapur dengan membuat susu kedelai dan juga madu. Yi Do dengan sinis
bertanya apa yang dilakukannya. Jae Hee tahu Yi Do itu alergi terhadap kacang
impor jadi membuat tahu dengan kedelai dalam negeri. Yi Do bertanya-tanya Apakah
orang membuat tahu di belakangan rumah.
“Aku melakukannya...
Aku membuat tahu dan agar-agar biji ek di rumah untuk keluargaku.” Ucap Jae
Hee.
“Apa?!!
Tapi kenapa? Kenapa kau melakukan itu?” tanya Yi Do heran, Jae Hee mengaku tak
tahu.
“Kurasa
aku ingin menjadi Superwoman yang melakukan semuanya dengan baik. Aku pikir akan
dihargai jika melakukan itu.”ungkap Jae Hee.
“Lalu?
Apakah kamu dihargai?” tanya Yi Do, Jae Hee mengaku sama sekali tidak.
“Aku diperlakukan
seperti budak wanita dan dibuang seperti yang bisa kau lihat.” Ungkap Jae Hee
sedih.
Yi Do
masuk kamar berpikir ini adalah Perjalanan waktu dan Jae Hee itu berasal dari
Era Joseon. Tapi ia berpikir tak mungkin
karena Jae Hee mungkin tidak tahu masakan Barat. Ia heran dengan Jae Hee lalu
terdengar pintu ruangan diketuk.
“Aku akan
pergi ke supermarket” ucap Jae Hee, Yi Do bertanya apakah akan pergi sekarang.
Jae Hee mengataka akan naik taksi.
Jae Hee
naik lift dengan Yi Do dan akhirnya lift pun penuh bahkan tak bisa bergerak
karena terlalu berat. Jae Hee seperti merasakan tubuhnya yang besar dan membuat
lift tak mau berjalan dan ingin keluar. Yi Do menahanya.
“Mau ke
mana kau? Kenapa kau keluar?” ucap Yi Do. Jae Hee merasa lebih baik jika keluar.
Yi Do tak terima lalu menatap wanita yang berdiri paling depan.
“Tok
tok... Keluar. Kau yang terakhir masuk.” Ucap Yi Do, si wanita tak terima
diusir begitu saja.
“Haruskah
kita memeriksa rekaman kameranya?” kata Yi Do mengancam. Jae Hee melihat sikap
Yi Do tak percaya kalau sikapnya lebih baik dari dugaannya.
Jae Hee
dan Yi Do masuk supermarket, Jae Hee melihat ada ikan sebelah liar seperti tak
percaya kalau pasaraya menjualnya juga. Si bibi beprikir orang tau Jae Hee punya restoran sushi, karena seseorang semuda
dirinya tahu itu liar.
“Aku
tahu. Bagaimana kamu bisa tahu hal-hal seperti itu?” ucap Yi Do curiga
“Mana
mungkin aku tidak tahu? Mulutnya mungil, dan matanya miring ke kanan. Dan ikan sebelah
batu memiliki tonjolan, tapi ini mulus.. Wahh.. Ini sangat segar. Apa kau mau
melihatnya sendiri?” kata Jae Hee menyodorkan. Yi Do menjerit panik
“Berapa
kali aku harus memberitahumu? Aku bilang tidak boleh ada lingkaran menjijikkan
seperti itu.” Kata Yi Do
“Tempat
ini dipenuhi lingkaran menakutkan. Kenapa kau ikut?” ucap Jae Hee. Yi Do pikir
kalau tak ingin ikut, tapi hanya takut terhadap kejahatan yang kejam, jadi terpaksa
ikut.
“Bagaimana
jika kamu diculik, diperkosa, atau dibunuh? Lalu Aku akan disalahkan.” Kata Yi
Do lalu menutup wajahnya dengan masker.
Jae Hee
kesal mendengarnya, lalu menatap ke arah lain tak sengaja melihat suaminya
berjalan dengan selingkuhanya. Ia langsung berjalan ke arah Yi Do membuka
masker dan menciumnya, Yi Do yang kaget langsung berteriak histeris “Pemerkosa!”
Jae Hee
bergegas pergi karena Tuan Kim berjalan kearahnya. Yi Do sangat shock terus
mengangap sudah diperkosa. Tuan Kim
bertanya Di mana pemerkosa itu. Yi Do menunjuk ke arah Jae Hee yang berlari.
“Apa Wanita
yang kabur itu adalah pemerkosanya?” tanya Tuan Kim heran, Jae Hee membenarkan.
“Apa kau
sudah gila? Apa kau bergurau? Apa kau menutupi sesuatu setelah melakukan
sesuatu terhadapnya? Apa kau melihat apa yang terjadi?” teriak Tuan Kim. Yi Do
tak bisa berkata-kata karena semua orang menatap aneh padanya.
Bersambung
ke Episode 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar