PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 01 Januari 2019

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Ok Nam seperti bermimpi tentang Geum lalu mendengar bunyi ketukan pintu sambil bertanya-tanya Siapa yang datang sepagi ini. Sementara Geum baru bangun melihat bunga yang diberikan Ok Nam bermekaran. Ok Nam membuka pintu kaget melihat Yi Hyun yang datang.
“Ada perlu apa kemari?” tanya Ok Nam binggung.
“Kau bertanya apakah aku suamimu. Apakah sudah pasti aku suamimu? Aku tidak tahu apa pun soal reinkarnasi, tapi ada satu hal yang kuketahui. Aku mulai menyukaimu.” Akui Yi Hyun. Ok Nam kaget. 

Saat itu Jeom Soon baru bangun berjalan mendekati ibunya, Yi Hyun menjerit kaget melhat Jeom Soon memiliki kumis dan juga buntut harimau, lalu menyuruh Jeom Soon segera pergi dan menyingkirlah. Jeom Soon binggung.  Akhirnya Yi Hyun seperti jatuh lemas. 

Ok Nam bersama Jeom Soon dan Yi Hyun duduk bersama, lalu menyuruh  Jeom Soon untuk menyapa Yi Hyun, kalau Profesor Jung Yi Hyun adalah ayah. Yi Hyun yang tengah minum kaget dan akhirnya terbatuh-batuk. Ok Nam memberikan minum.
“Ayo.. Sapalah dia.” Ucap Ok Nam. Jeom Soon pun menyapa Yi Hyun.
“Aku tahu dia mengejutkanmu. Jeom Soon bereinkarnasi sebanyak lima kali dan yang kelima sebagai macan. Kau mungkin tidak percaya meski sudah melihat sendiri, tapi kami hidup seperti ini selama 699 tahun.” Jelas Ok Nam
“Maaf... Boleh permisi ke toilet?” tanya Yi Hyun terlihat gugup.
“Berjalanlah keluar, kau akan melihat pintu kecil.”kata Ok Nam, Yi Hyun menganguk mengerti. 


Ok Nam memukul anaknya. Jeom Soon mengeluh karena nyaris melukai wajahnya. Ok Nam ingin tahu anaknya bermimpi apa hingga nyaris mengubah menjadi macan. Jeom Soon pikir tak ada yang salah dengan sikapnya.
“Kenapa memarahiku padahal pria itu yang bersalah?” keluh Jeom Soon. Ok Nam meminta anak itu Jangan memanggilnya begitu.
“Terserahlah... Kini Ibu punya ponsel. Kenapa dia tidak menelepon, malah kemari tanpa memberi tahu. Ini tidak sopan!” kata Jeom Soon marah
“Jangan bicara begitu kepada orang tua!” tegas Ok Nam Jeom Soon ingin tahu alasan Yi Hyun datang. Ok Nam kebingungan menjelaskanya.
“Apa Ayah akhirnya mengingat kita?” ucap Jeom Soon. Ok Nam mengaku tidak yakin soal itu.
“Omong-omong, apa kau berencana tetap di rumah hari ini?” tanya Ok Nam seperti ingin hanya berdua dengan Yi Hyun.
“Hari ini batas waktu untuk novelku. Jadi Aku akan bekerja dari rumah seharian.” Kata Jeom Soon. Ok Nam pikir Cuaca hari ini cerah jadi bagus dirumah.
“Tadi malam aku tidak mandi. Butuh waktu lama untuk bersiap. Aku akan tetap di rumah.” Ucap Jeom Soon
“Kau berkata begitu seakan-akan mandi setiap hari.” Ejek Ok Nam
“Terserah... Jika Ibu mau, keluarlah bersamanya untuk bicara. Lagi pula, kafe tutup karena ini akhir pekan.” Kata Jeom Soon 


Di rumah, Geum memilih beberapa baju di lemarinya seperti memikirkanya, sampai akhirnya memutuskan baju dengan warna biru, saat itu bunga dikamarnya terlihat senang melihat Geum.  Akhirnya Yi Hyun dan Ok Nam berjalan bersama ditaman. 
“Apa Kau terkejut?” ucap Ok Nam, Yi Hyun pikir Bohong jika bilang tidak terkejut.
“Aku tidak bisa menggambarkan kejadian tadi dengan teori yang ada. Terkadang kita harus menerima situasi apa adanya.” Ucap Ok Nam
“Meragukan segala hal. Itulah moto hidupku.” Ucap Yi Hyun. Ok Nam terlihat senang mendengarnya.
“Tapi saat ini ada hal yang tidak perlu diragukan.” Kata Ok Nam, Yi Hyun ingin tahu apa itu.
“Perutmu berbunyi sejak tadi.” Kata Ok Nam, Yi Hyun mengaku memang jarang sarapan.
“Pasti perutmu yang berbunyi.” Ucap Yi Hyun tapi kembali terdengar bunyi perut yang lama.
“Sepertinya kita bisa membeli sarapan.” Kata Yi Hyun dan Ok Nam hanya bisa tersenyum. 



Geum terlihat gugup didepan pintu lalu mengetuk pintu dengan semangat. Jeom Soon terlihat kesal bertanya siapa lagi yang datang sambil membuka pintu ternyata Geum terlihat kaget.
Sementara Yi Hyun dan Ok Nam berada di restoran "Ayam Kalguksu Hyunpoong" mereka pun memakan ayam di pagi hari.  Yi Hyun pikir porsi ini terlalu banyak untuk sarapan. Ok Nam mengaku  pernah melihat restoran ini dan selalu ada antrean panjang kecuali di pagi hari.
“Ini lezat...  Tapi Kenapa kau tidak makan?” ucap Yi Hyun mulai makan ayam.
“Porsinya terlalu banyak untuk dimakan sendirian.”kata Ok Nam mengingat kejadian masa lalu. 

Flash Back
Ok Nam melihat semangkuk ayam yang sama diatas meja lalu memberikan bagian paha untuk suaminya. Yi Hyun di masa lalu mengaku yang paling enak adalah bagian sayap ayam. Akhirnya Kakak Jeom Soon menerima paha ayam dari ibunya.
“Kenapa Ibu memberiku paha ayam?” keluh Jeom Dol. Jeom Soon yang masih kecil langsung mengambil daging paha
“Ayah dan Ibu, berbagilah.” Kata Jeom Dol. Yi Hyun mengaku Bagian favorit ayah adalah leher.
“Ibu suka makan dada ayam dicampur garam.” Kata Ok Nam, akhirnya Jeom Soon mengambil dua paha ayam ditanganya.
“Ayah dan Ibu, syukurlah kita punya selera yang berbeda soal ayam.” Kata Jeom Soon bahagia, Yi Hyun dan Ok Nam hanya bisa tersenyum 


“Kenapa kau makan leher ayamnya lebih dahulu?” tanya Ok Nam. Yi Hyun baru menyadarinya. Ok Nam pkir ada bagian paha ayam.
“Berbagi ayam utuh bersama rekan serumahku memberiku kebiasaan ini.” Akui Yi Hyun
“Apa Maksudmu, Geum? Apa Dia tidak suka makan leher ayam?” tanya Ok Nam
“Karena berusaha memberiku paha ayam, dia bilang bagian favoritnya adalah leher dan selalu mengambilnya. Jadi, aku mulai makan leher ayam lebih dahulu. Dengan begitu, dia akan menikmati bagian yang enak juga.” Kata Yi Hyun. 


Saat itu Geum yang kebingungan tak sengaja bertemu Prof Park di kampus. Prof Park bingung karen Geum ada di kampus saat akhir pekan. Geum dengan berani meminta izin untuk meminjam ponselnya. Prof Park binggung lalu menolaknya. Geum kaget.
“Aku tidak memakai ponselku di akhir pekan” kata Prof Park. Geum melihat ponsel di saku celana.
“Baterainya habis, Aku tidak mengisi daya ponselku di akhir pekan.” Kata Prof Park mencari alasan.
“Ini sangat mendesak.” Kata Geum memohon, Prof Park akhirnya memberikan ponselnya memperingatakan agar mengunakan kurang dari 30 detik.

Di restoran
Ok Nam pikir seharusnya mengajak Pak Geum juga, Yi Hyun kaget ingin tahu alasan kenapa mengajak Geum dengan mereka, lalu bertanya apakah Ok Nam membawa ponselnya. Ok Nam memberikan ponselnya pada Yi Hyun.  Yi Hyun mengaku akan menyimpan ponselnya selagi bersama tapi ponselnya tiba-tiba berdering.
“Ibu Peri.” Ucap Geum menerima telp, Ok Nam mendengar dari jadih menyapa Geum. Akhirnya Yi Hyun berbicara di telp.
“Profesor, apa kau ada di mana?” tanya Geum. Yi Hyun balik bertanya kenapa bertanya.



Akhirnya Geum datang ke restoran dan siap makan ayam, Yi Hyun binggung melihat Geum sungguh menyukai leher. Ok Nam juga terlihat kaget melihat Geum melihat makan leher ayam. Yi Hyun pikir Geum kemarin  banyak minum jadi lebih baik beristirahat saja di rumah.
“Kaulah yang menghabiskan banyak wiski. Apa Kau tidak lelah?” ejek Geum
“Apa Kemarin kau tidak melihatku melakukan push up? Aku nyaris tidak lelah.” Kata Yi Hyun. Geum sibuk makan ayam yang hangat dan enak.
“Tapi Aku melakukan push up lebih banyak darimu.” Ucap Geum yang membuat Yi Hyun sempat terdiam.
“Bagaimanapun, kakiku kuat. Aku pemain sepak bola hingga SMP... Aku sebagai gelandang.” Kata Yi Hyun bangga. Ok Nam tak ingin berada di tengah keributan memilih untuk pergi ke toilet sebentar.


Yi Hyun bertanya Apa yang terjadi, Geum tak tahu apa maksud ucapanya karena Yi Hyun tidak memberitahuku apa pun. Geum mengaku akan memberitahu sekarang kalau Hari ini berjalan-jalan bersama Ok Nam dan tahu Geum yang pergi berbelanja bersamanya juga.  
“Jadi, sekarang kuberi tahu... Aku menyukai dia. Aku mengatakan ini karena kau memberitahuku lebih dahulu.” Ucap Yi Hyun. Geum tak percaya mendengarnya.
“Aku tidak berusaha bersaing. Aku tahu kau juga tidak berniat bersaing denganku. Jadi Sederhananya, kau memberitahuku lebih dahulu dan sekarang aku memberitahumu.” Tegas Yi Hyun. 
Ketiganya berjalan di lorong jalan, saat itu ada pria yang akan lewat. Yi Hyun dan Geum tak mau bergeser karena tak ingin berdiri berjauhan dari Ok Nam. Akhirnya Ok Nam berjalan lebih dulu dan keduanya langsung mengikuti tanpa mau jauh dari Ok Nam.
“Bagaimana jika kita masuk ke suatu tempat?” ucap Ok Nam
“Kenapa? Bukankah berjalan di luar terasa menyenangkan? Cuacanya juga cerah.”komentar Yi Hyun
“Apa Anda mau pergi ke suatu tempat?” tanya Geum. Yi Hyun kesal dengan tingkah Geum.
“Baiklah, ayo pergi ke suatu tempat.” Kata Yi Hyun akhirnya penuh semangat.
“Tempat ini untuk apa?” tanya Ok Nam melihat nama "Ruang Melarikan Diri"
Geum menjelaskan  Ruang Melarikan Diri sedang trendi di kalangan kaum muda dan Ada banyak ruangan jadi harus menyelesaikan misi untuk kabur dari ruangan itu. Ok Nam seperti tak mengerti misi apa yang dimaksud.
“Jadi, ada teka-teki untuk diselesaikan di setiap ruangan. Kita harus menyelesaikannya agar bisa keluar.” Jelas Geum
“Sepertinya seru.” Ucap Ok Nam, Geum pikir Ok Nam ingin mencobanya lalu mengikuti pergi ke ruangan melarikan diri.  Yi Hyun hanya bisa menghela nafas. 


Diatas kapal
Tuan Park mengeluh mereka tidak bisa kabur karena harus bekerja tiap malam dan merkasa akan terjebak di sini selamanya. Tuan Goo pikir Tuan Park bisa melempar salah satu kacangmu maka semua akan terselesaikan jadi meminta agar jangan begitu pesimis.
“Aku merenungkan diriku selama dua hari ini tanpa tidur. Kurasa Penguasa Bintang Utara sedang menghukumku.” Kata Tuan Park. Tuan Goo tak mengerti maksudnya.
“Aku tidak sempat menceritakan ini kepadamu. Aku bedebah saat di kayangan, bahkan lebih tengik daripada berandal kejam itu.” Cerita Tuan Park. Tuan Goo makin tak mengerti.
“Apa Kau mencuri sesuatu?” tanya Tuan Goo, Tuan Park mengaku mencuri semuanya tiap kali melihatnya.
“Apa Kau pencuri?” ucap Tuan Goo, Tuan Park binggun tapi berpikir kalau memang seperti itu.
“Aku buaya darat tengik yang mencuri hati wanita, bahkan Aku tidak punya belas kasihan. Aku menggoyahkan hati semua wanita makhluk abadi. Aku bedebah yang paling tengik.” Cerita Tuan Park. Tuan Goo baru tahu cerita Tuan Park.
“Dengan menganggap ini hukuman, maka aku hanya bisa menerimanya.” Kata Tuan Park pasrah
“Benar. Kau harus dihukum atas kesalahan sebesar itu. Kurasa kau terampil dalam mendekati wanita.” Ucap Tuan Goo
“Aku tidak akan menyebutnya keterampilan. Aku lebih suka menyebutnya sebagai sifatku. Sifat itu sudah ada saat aku bangun tidur atau buang air besar di toilet. Sifat itu tidak pernah hilang sesering apa pun aku memakainya. Begitulah aku dahulu.” Cerita Tuan Park
Tuan Go mengerti,  berpikir Tuan Park  pantas dihukum di kapal ini atas kehidupannya, merenung, dan bertobat berulang kali dan itu artinya Tuan Park yang pasti tidak membutuhkan kacangnya lalu akan mengambilnya. Tuan Park mengeluh yang dilakukan Tuan Goo.
“Aku tidak pernah merayu wanita dan tidak perlu bertobat. Jadi Aku akan kabur malam ini.” Ucap Tuan Goo
“Bagaimana bisa kamu melempar kacang tanpa tahu dampaknya? Kita bisa terlibat masalah yang lebih gawat.” Kata Tuan Park
“Tapi Apa ini? Sepertinya ada tulisan. Aku rabun dekat dan tidak bisa membaca.” Kata Tuan Goo melihat ada tulisan kecil diatas kacang.
“Benar, ada tulisannya.” Ucap Tuan Park melihat kembali kacanya, Tuan Goo pun meminta agar bisa membacanya.
Tertulis kata "Berpindah" dengan huruf mandarin, Tuan Park terlihat bingun karena huruf Mandarin. Tuan Goo kesal karena Tuan Park yang  tidak bisa membaca padahl mengaku dari Goryeo, tapi tidak bisa membaca huruf Mandarin.
“Aku tidak bisa melihatnya dan kau tidak bisa membacanya. Bagaimana kita keluar dari sini?” kata Tuan Goo
“Aku bukan bangsawan, tapi pelayan.” Keluh Tuan Park, Tuan Goo hanya bisa menghela nafas. 




Ketiganya masuk sebuah ruangan, Yi Hyun bingung Apa garis hijau didepanya. Geum memberitahu kalau itu sinar  laser jadi harus menghindarinya dan sampai ke sisi seberang. Yi Hyun mengeluh seperti mereka begitu gesit
“Bagaimana cara kita masuk?” tanya Yi Hyun. Geum pikir sebagian lasernya palsu.
“Aku tidak paham maksud kalian.” Kata Ok Nam. Geum akan masuk lebih dahulu.
“Tidak... Profesor akan mencoba lebih dahulu... Ok Nam, aku akan masuk dahulu. Perhatian dengan saksama.” Ucap Yi Hyun penuh dengan keyakinan.
Yi Hyun mencoba dengan meliuk-liukan tubuhnya menghindari laser, tapi hasilnya terkena sinar laser dengan rasa dingin ditubuh setelah menyentunya. Geum menyuruh Yi Hyun segera keluar karena Ada batas waktunya.
“Ayo, tekan tombol atur ulangnya. Apa Pengganggu berusaha menjadi pemimpin?” keluh Yi Hyun. Geum pun dengan yakin meminta Ok Nam melihat cara melewati sinar laser.
“Kau harus Membungkuklah sedikit lagi, kau akan menyentuh laser.” Kata Yi Hyun, Geum bisa melewati bebarapa sinar laser, tapi ditengah terkena dan menjerit kalau ada yang dingin. Yi Hyun mengejek kalau Ok Nam mengompol.
“Bolehkah aku mencobanya?” kata Ok Nam. Yi Hyun meminta Ok Nam berhati-hati karena bisa berakhir seperti Geum. Geum kesal mendengarnya.
Ok Nam pun mulai melewati sinar laser, dan dengan tubuhnya yang lentur melewati semua sinar laser. Yi Hyun dan Geum hanya bisa melonggo karena kalah dengan seorang wanita. Ok Nam terlihat bahagia bisa melewati sampai ke seberang ruangan. 


Mereka masuk ke sebuah ruangan rawat, Yi Hyun bertanya Angka apa yang ada di dinding. Geum memberitahu  Semua angka itu mungkin sandi. Yi Hyun kembali mengeluh karena tidak bisa mencoba semua ini. Geum pikir Yi Hyun tak perlu marah karena Pasti ada sebuah misi.
“Kita harus menemukan instruksinya.” Ucap Geum mencari sesuatu. Ok Nam melihat "Bagan Pasien Psikiatri"
“Cendekiawan hebat dalam sejarah nasional wafat di ruangan ini. Jawaban atas pertanyaan itu adalah kode untuk kabur dari ruangan ini. Jika tidak bisa menebak dengan benar, maka kau harus tetap di dalam ruangan ini bersama arwahnya. Ini Ada peringatan.” Ucap Ok Nam membacanya. Yi Hyun ingin tahu peringatan.
“Kau tidak boleh terlalu berisik. Pasien di kamar sebelah sensitif terhadap suara. Bahkan suara pelan bisa membangunkan pasien itu.” Kata Ok Nam
“Ini kekacauan proporsi epik.” Keluh Yi Hyun. Geum pikir kalau ini seru dan mengejek Yi Hyun lebih takut daripada kelihatannya.
Saat itu terdengar suara dari ruangan “Selamatkan aku.” Tanda pasien di kamar sebelah tergangu. Yi Hyun kaget tapi matanya terlihat tak suak karena tangan Geum memegang lengan Ok Na.
Geum buru-buru melepaskanya lalu Ok Nam mengajak untuk  selesaikan masalah ini dan keluar dari sini. Yi Hyun pikir mereka tidak bisa menyelesaikannya sebelum menemukan masalahnya karena menurutnya begitu masalah ditemukan maka akan menyelesaikannya.
“Pasti tentang waktu kelahiran atau kematian seseorang. Misalnya, Charles Darwin lahir tahun 1809 dan wafat tahun 1882. Buku Richard Dawkins yang terkenal, "The Selfish Gene", diterbitkan pada tahun 1976. Aku mengajar Prinsip Hardy–Weinberg, Pada tahun 1908...” ucap Yi Hyun
“Selamatkan aku.” Jerit suara pasien. Geum mengejek kalau itu pertanda untuk diam.
“Ada tulisan di sini. Ini pasti petunjuk.” Kata Geum melihat kantong infus, Yi Hyun meminta agar membacanya. Geum membaca "Pelayanmu masih punya 12 kapal."
“Pertempuran Myeongnyang... Tahun berapa itu terjadi?” kata Yi Hyun. Geum mencoba mengingatnya.
“Kurasa tahun 1500-an.” Kata Geum. Yi Hyun ingat Ok Nam  pasti tahu jawabanny karena hidup selama 699 tahun. Ok Nam membenarkan tapi...
“Apa Kau lupa momen bersejarah itu Atau kamu berbohong soal hidup selama 699 tahun?” ucap Yi Hyun kesal melhat wajah Ok Nam seperti tak tahu.
“Kau menganggapku apa?” keluh Ok Nam dan terdengar kembali suara pasien dari ruangan sebelah.
“Aku akan mengingat tahunnya.” Kata Ok Nam. Geum pikir kalau tahun 1597.
“Jangan berlagak tahu.. Kau bahkan tidak ingat kode masuk pintu.” Ejek Yi Hyun.
Ok Nam akhirnya mencoba membukanya dan satu pecobaan langsung terbuka, Geum tersenyum karena jawabanya memang benar dan memuji Ok Nam luar biasa lalu mengejek Yi Hyun yang tidak tahu jawabannya. Yi Hyun kesal menyuruh Geum diam saja.
“Bagaimana jika pasien lain masuk? Apa Kau akan menyelamatkan dia?” keluh Yi Hyun
“Bu Peri, bagaimana Anda tahu jawabannya?” tanya Geum tak menanggapi ucapan Yi Hyun
“Ayo beralih ke ruangan berikutnya.” Ucap Ok Nam gugup dan terlihat ada sebuah tanaman didekat pintu. 


Mereka masuk ke sebuah ruangan,Ok Nam bertanya Kali ini apa tugasnya lalu pikir sepertinya menemukan hal yang dikuasai. Geum memuji  Ok Nam sungguh hebat dalam hal ini. Saat itu Yi  Hyun melihat tanda Salib mengingat kenangan buruk saat ada di panti asuhan geraja dan merasakan pusing.
“Apa Kau sakit perut? Wajahmu pucat.” Kata Geum panik. Ok Nam pikir Yi Hyun tampak kurang sehat dan mengajak segera keluar dari ruangan. Yi Hyun meminta agar jangan menghiraukannya. Mereka pun mencari misi yang harus diselesaikan.
Flash Back
Yi Hyun mengingat saat ada di dalam ruangan, Suster dan ibu kandungnya terlihat marah dan langsung menarik dari tempat persembunyianya, wajahnya terlihat sangat marah.
“Aku tidak akan memaafkan orang yang meninggalkanku. Aku tidak akan memaafkan mereka.” Gumam Yi Hyun
Saat itu juga Yi Hyun langsung jatuh tak sadarkan diri, Keduanya pun panik. Ok Nam pikir keadaan gawat meminta Hubungi seseorang dengan ponsel dari pemilik ruangan.  Geum mencoba mengubungi "Kafe Ruangan Melarikan Diri" tapi tidak tersambung.
“Profesor Jung.... Sadarlah... Tidak apa-apa. Ada aku di sini... Pak Geum juga ada di sini.” Ucap Ok Nam mencoba menenangkan.
“Kau harus Lakukan sesuatu. Apa Kau tidak punya ponsel lain?” tanya Ok Nam panik
“Kita meninggalkan ponsel di konter saat masuk.” Ucap Geum kebingungan akhirnya mencoba mendobrak pintu dengan tanganya.
“Tidak apa-apa. Kita akan segera keluar dari sini. Aku akan menemanimu. Aku tidak akan meninggalkanmu.” Ucap Ok Nam memeluk Yi Hyun. Geum dengan tangan yang berdarah terlihat sedih dan lemas melihatnya. 


Akhirnya mereka membawa Yi Hyun sampai ke dalam rumah,  Yi Hyun seperti sudah mulai sadar lalu meminta maaf karena telah merepotkannya. Ok Nam pun meminta agar beristirahat lalu keluar dengan Geum. Akhirnya Yi Hyun mencoba untuk tidur.
“Apa terjadi sesuatu kepada Profesor Jung?” tanya Ok Nam khatwatir.
“Aku tidak tahu cerita lengkapnya, tapi masa kecilnya cukup kesepian dan dia masih bermimpi buruk soal masa lalunya.” Cerita Geum
“Sepertinya Profesor Jung mengalami banyak penderitaan. Kuharap kau menjaganya dengan baik... Oh Yah... Hampir lupa... Bagaimana dengan tanganmu?” tanya Ok Nam
“Ini Bukan apa-apa. Sepertinya aku ceroboh.” Kata Geum. Ok Nam meminta agar melihatnya karena Sepertinya lukanya cukup dalam.
“Tidak, ini sungguh tidak apa-apa... Aku baik-baik saja.” Kata Geum menyembunyikan lukanya.
“Kau Kembalilah ke dalam... Aku bisa pulang sendiri dari sini.” Ucap Ok Nam. Geum ingin mengantar pulang.
“Jangan... Orang yang membutuhkanmu saat ini bukanlah aku. Jangan lupa mengobati tanganmu.” Ucap Ok Nam. 



Geum akhirnya kembai ke rumah melihat Yi Hyun tertidur pulas dan akhirnya memilih untuk membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Ingatanya kembali dengan Ok Nam yang terlihat menyukai Yi Hyun memeluknya.
“Aku tidak akan meninggalkanmu.” Ucap Ok Nam, Geum terlihat tak bisa tidur mengingat kejadian itu. 

Nyonya Goo baru tahu kalau ada tulisan di kacang azuki. Tuan Park membenarkan dan baru tahu setelah membawanya selama ratusan tahun. Nyonya Goo ingin melihatnya. Tuan Park terlihat ragu, tapi akhirnya memberikan kacang miliknya.
“Bagaimana nasib kita tanpa Peri Oh yang pintar? Inilah yang kudengar saat mengambil kacang ini. Salah satunya cukup mematikan.” Ucap Tuan Park
“Aku sudah membacanya.” Ucap Nyonya Oh  Tuan Goo meminta agar memberitahukanya.
“Bagaimana denganku? Kalian akan meninggalkanku di kapal ini.” Ucap Nyonya Oh
“Sejak kita naik kapal ini, kau ada di samping pencuri itu sambil menoleh ke suatu sudut dan memutar badanmu agar berbentuk.” Komentar Tuan Goo
“Benar. Kau seakan-akan bertekad mengadakan pernikahan di kapal ini.” Kata Tuan Park marah
“Benar. Kau tidak tahu betapa menggemaskannya dirimu Bahkan jantungku berdebar.” Komentar Tuan Goo
“Kapan aku melakukannya? Kalian menganggapku apa?” keluh Nyonya Oh.
“Kami juga punya mata dan melihatmu setiap hari.” Ucap Tuan Park, Nyonya Oh berdalih kalau melakukan ini hanya untuk gaun bersayapnya.
“Jadi, apa kau sudah menemukannya?” tanya Tuan Goo
“Aku memeriksa setiap laci termasuk laci pakaian dalamnya. Tidak ada benda yang mirip gaun bersayapku.” Kata Nyonya Oh sedih
“Apa motif gaun bersayapmu? Kita bisa mencari gaun yang mirip.” Ucap Nyonya Oh
“Sudah Lupakan saja... Lebih baik aku menghabiskan hidupku di Bumi.” Kata Nyonya Oh pasrah
“Kau selalu ingin kembali seperti ada sesuatu di sana.” Kata Tuan Goo heran
“Kupikir aku menginginkannya, tapi akhirnya aku mengerti.” Ucap Nyonya Oh. Tuan Park ingin tahu mengenai apa.
“Aku jatuh cinta kepada seseorang.” Akui Nyonya Oh, Keduanya langsung menjauh dan terlihat ketakutan.
“Apa Kalian pikir orangnya salah satu dari kalian? Dasar Menyebalkan. Benarkah aku memilih naik kapal bersama kalian?” keluh Nyonya Oh kesal melihat keduanya.
Tuan Park pikir Mungkin orangnya salah satu dari mereka. Nyonya Oh kesal karena merasa mereka membuatnya ketakutan. Tuan Goo mengaku tidak pernah bilang begitu, Nyonya Goo meminta mereka memilih saja kacangnya karena tahu tulisannya jadi meminta agar mereka bertemu besok malam.
“Haruskah kita pergi malam ini?” ucap Tuan Park. Nyonya Oh mengingatkan kalau sda banyak tugas untuk malam ini.
“Jika kita pergi, orang lain harus bekerja lebih keras. Sebagai makhluk abadi, kau memang egois. Aku juga berniat pergi malam ini. Entah malam ini atau besok malam, pergilah tanpa aku jika kalian ingin melempar sebarang kacang. Namun, ajaklah aku jika kalian ingin kabur dengan selamat.” Tegas Nyonya Oh. Keduanya pun hanya bisa diam.
Bersambung ke part 2

 Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar