Ok Nam
seperti bermimpi tentang Geum lalu mendengar bunyi ketukan pintu sambil
bertanya-tanya Siapa yang datang sepagi ini. Sementara Geum baru bangun melihat
bunga yang diberikan Ok Nam bermekaran. Ok Nam membuka pintu kaget melihat Yi
Hyun yang datang.
“Ada
perlu apa kemari?” tanya Ok Nam binggung.
“Kau
bertanya apakah aku suamimu. Apakah sudah pasti aku suamimu? Aku tidak tahu apa
pun soal reinkarnasi, tapi ada satu hal yang kuketahui. Aku mulai menyukaimu.”
Akui Yi Hyun. Ok Nam kaget.
Saat itu
Jeom Soon baru bangun berjalan mendekati ibunya, Yi Hyun menjerit kaget melhat
Jeom Soon memiliki kumis dan juga buntut harimau, lalu menyuruh Jeom Soon
segera pergi dan menyingkirlah. Jeom Soon binggung. Akhirnya Yi Hyun seperti jatuh lemas.
Ok Nam bersama
Jeom Soon dan Yi Hyun duduk bersama, lalu menyuruh Jeom Soon untuk menyapa Yi Hyun, kalau
Profesor Jung Yi Hyun adalah ayah. Yi Hyun yang tengah minum kaget dan akhirnya
terbatuh-batuk. Ok Nam memberikan minum.
“Ayo.. Sapalah
dia.” Ucap Ok Nam. Jeom Soon pun menyapa Yi Hyun.
“Aku tahu
dia mengejutkanmu. Jeom Soon bereinkarnasi sebanyak lima kali dan yang kelima
sebagai macan. Kau mungkin tidak percaya meski sudah melihat sendiri, tapi kami
hidup seperti ini selama 699 tahun.” Jelas Ok Nam
“Maaf... Boleh
permisi ke toilet?” tanya Yi Hyun terlihat gugup.
“Berjalanlah
keluar, kau akan melihat pintu kecil.”kata Ok Nam, Yi Hyun menganguk mengerti.
Ok Nam
memukul anaknya. Jeom Soon mengeluh karena nyaris melukai wajahnya. Ok Nam
ingin tahu anaknya bermimpi apa hingga nyaris mengubah menjadi macan. Jeom Soon
pikir tak ada yang salah dengan sikapnya.
“Kenapa
memarahiku padahal pria itu yang bersalah?” keluh Jeom Soon. Ok Nam meminta
anak itu Jangan memanggilnya begitu.
“Terserahlah...
Kini Ibu punya ponsel. Kenapa dia tidak menelepon, malah kemari tanpa memberi
tahu. Ini tidak sopan!” kata Jeom Soon marah
“Jangan bicara
begitu kepada orang tua!” tegas Ok Nam Jeom Soon ingin tahu alasan Yi Hyun
datang. Ok Nam kebingungan menjelaskanya.
“Apa Ayah
akhirnya mengingat kita?” ucap Jeom Soon. Ok Nam mengaku tidak yakin soal itu.
“Omong-omong,
apa kau berencana tetap di rumah hari ini?” tanya Ok Nam seperti ingin hanya
berdua dengan Yi Hyun.
“Hari ini
batas waktu untuk novelku. Jadi Aku akan bekerja dari rumah seharian.” Kata
Jeom Soon. Ok Nam pikir Cuaca hari ini cerah jadi bagus dirumah.
“Tadi
malam aku tidak mandi. Butuh waktu lama untuk bersiap. Aku akan tetap di
rumah.” Ucap Jeom Soon
“Kau
berkata begitu seakan-akan mandi setiap hari.” Ejek Ok Nam
“Terserah...
Jika Ibu mau, keluarlah bersamanya untuk bicara. Lagi pula, kafe tutup karena
ini akhir pekan.” Kata Jeom Soon
Di rumah,
Geum memilih beberapa baju di lemarinya seperti memikirkanya, sampai akhirnya
memutuskan baju dengan warna biru, saat itu bunga dikamarnya terlihat senang melihat
Geum. Akhirnya Yi Hyun dan Ok Nam
berjalan bersama ditaman.
“Apa Kau
terkejut?” ucap Ok Nam, Yi Hyun pikir Bohong jika bilang tidak terkejut.
“Aku
tidak bisa menggambarkan kejadian tadi dengan teori yang ada. Terkadang kita
harus menerima situasi apa adanya.” Ucap Ok Nam
“Meragukan
segala hal. Itulah moto hidupku.” Ucap Yi Hyun. Ok Nam terlihat senang
mendengarnya.
“Tapi
saat ini ada hal yang tidak perlu diragukan.” Kata Ok Nam, Yi Hyun ingin tahu
apa itu.
“Perutmu
berbunyi sejak tadi.” Kata Ok Nam, Yi Hyun mengaku memang jarang sarapan.
“Pasti
perutmu yang berbunyi.” Ucap Yi Hyun tapi kembali terdengar bunyi perut yang
lama.
“Sepertinya
kita bisa membeli sarapan.” Kata Yi Hyun dan Ok Nam hanya bisa tersenyum.
Geum
terlihat gugup didepan pintu lalu mengetuk pintu dengan semangat. Jeom Soon
terlihat kesal bertanya siapa lagi yang datang sambil membuka pintu ternyata
Geum terlihat kaget.
Sementara
Yi Hyun dan Ok Nam berada di restoran "Ayam Kalguksu Hyunpoong"
mereka pun memakan ayam di pagi hari. Yi
Hyun pikir porsi ini terlalu banyak untuk sarapan. Ok Nam mengaku pernah melihat restoran ini dan selalu ada
antrean panjang kecuali di pagi hari.
“Ini
lezat... Tapi Kenapa kau tidak makan?”
ucap Yi Hyun mulai makan ayam.
“Porsinya
terlalu banyak untuk dimakan sendirian.”kata Ok Nam mengingat kejadian masa
lalu.
Flash Back
Ok Nam
melihat semangkuk ayam yang sama diatas meja lalu memberikan bagian paha untuk
suaminya. Yi Hyun di masa lalu mengaku yang paling enak adalah bagian sayap
ayam. Akhirnya Kakak Jeom Soon menerima paha ayam dari ibunya.
“Kenapa
Ibu memberiku paha ayam?” keluh Jeom Dol. Jeom Soon yang masih kecil langsung
mengambil daging paha
“Ayah dan
Ibu, berbagilah.” Kata Jeom Dol. Yi Hyun mengaku Bagian favorit ayah adalah
leher.
“Ibu suka
makan dada ayam dicampur garam.” Kata Ok Nam, akhirnya Jeom Soon mengambil dua
paha ayam ditanganya.
“Ayah dan
Ibu, syukurlah kita punya selera yang berbeda soal ayam.” Kata Jeom Soon
bahagia, Yi Hyun dan Ok Nam hanya bisa tersenyum
“Kenapa
kau makan leher ayamnya lebih dahulu?” tanya Ok Nam. Yi Hyun baru menyadarinya.
Ok Nam pkir ada bagian paha ayam.
“Berbagi
ayam utuh bersama rekan serumahku memberiku kebiasaan ini.” Akui Yi Hyun
“Apa
Maksudmu, Geum? Apa Dia tidak suka makan leher ayam?” tanya Ok Nam
“Karena
berusaha memberiku paha ayam, dia bilang bagian favoritnya adalah leher dan
selalu mengambilnya. Jadi, aku mulai makan leher ayam lebih dahulu. Dengan
begitu, dia akan menikmati bagian yang enak juga.” Kata Yi Hyun.
Saat itu
Geum yang kebingungan tak sengaja bertemu Prof Park di kampus. Prof Park
bingung karen Geum ada di kampus saat akhir pekan. Geum dengan berani meminta
izin untuk meminjam ponselnya. Prof Park binggung lalu menolaknya. Geum kaget.
“Aku
tidak memakai ponselku di akhir pekan” kata Prof Park. Geum melihat ponsel di
saku celana.
“Baterainya
habis, Aku tidak mengisi daya ponselku di akhir pekan.” Kata Prof Park mencari
alasan.
“Ini
sangat mendesak.” Kata Geum memohon, Prof Park akhirnya memberikan ponselnya
memperingatakan agar mengunakan kurang dari 30 detik.
Di
restoran
Ok Nam
pikir seharusnya mengajak Pak Geum juga, Yi Hyun kaget ingin tahu alasan kenapa
mengajak Geum dengan mereka, lalu bertanya apakah Ok Nam membawa ponselnya. Ok
Nam memberikan ponselnya pada Yi Hyun.
Yi Hyun mengaku akan menyimpan ponselnya selagi bersama tapi ponselnya
tiba-tiba berdering.
“Ibu
Peri.” Ucap Geum menerima telp, Ok Nam mendengar dari jadih menyapa Geum.
Akhirnya Yi Hyun berbicara di telp.
“Profesor,
apa kau ada di mana?” tanya Geum. Yi Hyun balik bertanya kenapa bertanya.
Akhirnya
Geum datang ke restoran dan siap makan ayam, Yi Hyun binggung melihat Geum
sungguh menyukai leher. Ok Nam juga terlihat kaget melihat Geum melihat makan
leher ayam. Yi Hyun pikir Geum kemarin
banyak minum jadi lebih baik beristirahat saja di rumah.
“Kaulah
yang menghabiskan banyak wiski. Apa Kau tidak lelah?” ejek Geum
“Apa
Kemarin kau tidak melihatku melakukan push up? Aku nyaris tidak lelah.” Kata Yi
Hyun. Geum sibuk makan ayam yang hangat dan enak.
“Tapi Aku
melakukan push up lebih banyak darimu.” Ucap Geum yang membuat Yi Hyun sempat
terdiam.
“Bagaimanapun,
kakiku kuat. Aku pemain sepak bola hingga SMP... Aku sebagai gelandang.” Kata
Yi Hyun bangga. Ok Nam tak ingin berada di tengah keributan memilih untuk pergi
ke toilet sebentar.
Yi Hyun
bertanya Apa yang terjadi, Geum tak tahu apa maksud ucapanya karena Yi Hyun
tidak memberitahuku apa pun. Geum mengaku akan memberitahu sekarang kalau Hari
ini berjalan-jalan bersama Ok Nam dan tahu Geum yang pergi berbelanja
bersamanya juga.
“Jadi,
sekarang kuberi tahu... Aku menyukai dia. Aku mengatakan ini karena kau
memberitahuku lebih dahulu.” Ucap Yi Hyun. Geum tak percaya mendengarnya.
“Aku
tidak berusaha bersaing. Aku tahu kau juga tidak berniat bersaing denganku.
Jadi Sederhananya, kau memberitahuku lebih dahulu dan sekarang aku
memberitahumu.” Tegas Yi Hyun.
Ketiganya
berjalan di lorong jalan, saat itu ada pria yang akan lewat. Yi Hyun dan Geum
tak mau bergeser karena tak ingin berdiri berjauhan dari Ok Nam. Akhirnya Ok
Nam berjalan lebih dulu dan keduanya langsung mengikuti tanpa mau jauh dari Ok
Nam.
“Bagaimana
jika kita masuk ke suatu tempat?” ucap Ok Nam
“Kenapa?
Bukankah berjalan di luar terasa menyenangkan? Cuacanya juga cerah.”komentar Yi
Hyun
“Apa Anda
mau pergi ke suatu tempat?” tanya Geum. Yi Hyun kesal dengan tingkah Geum.
“Baiklah,
ayo pergi ke suatu tempat.” Kata Yi Hyun akhirnya penuh semangat.
“Tempat
ini untuk apa?” tanya Ok Nam melihat nama "Ruang Melarikan Diri"
Geum menjelaskan Ruang Melarikan Diri sedang trendi di
kalangan kaum muda dan Ada banyak ruangan jadi harus menyelesaikan misi untuk
kabur dari ruangan itu. Ok Nam seperti tak mengerti misi apa yang dimaksud.
“Jadi, ada
teka-teki untuk diselesaikan di setiap ruangan. Kita harus menyelesaikannya
agar bisa keluar.” Jelas Geum
“Sepertinya
seru.” Ucap Ok Nam, Geum pikir Ok Nam ingin mencobanya lalu mengikuti pergi ke
ruangan melarikan diri. Yi Hyun hanya
bisa menghela nafas.
Diatas
kapal
Tuan Park
mengeluh mereka tidak bisa kabur karena harus bekerja tiap malam dan merkasa akan
terjebak di sini selamanya. Tuan Goo pikir Tuan Park bisa melempar salah satu
kacangmu maka semua akan terselesaikan jadi meminta agar jangan begitu pesimis.
“Aku
merenungkan diriku selama dua hari ini tanpa tidur. Kurasa Penguasa Bintang
Utara sedang menghukumku.” Kata Tuan Park. Tuan Goo tak mengerti maksudnya.
“Aku
tidak sempat menceritakan ini kepadamu. Aku bedebah saat di kayangan, bahkan lebih
tengik daripada berandal kejam itu.” Cerita Tuan Park. Tuan Goo makin tak
mengerti.
“Apa Kau
mencuri sesuatu?” tanya Tuan Goo, Tuan Park mengaku mencuri semuanya tiap kali
melihatnya.
“Apa Kau
pencuri?” ucap Tuan Goo, Tuan Park binggun tapi berpikir kalau memang seperti
itu.
“Aku
buaya darat tengik yang mencuri hati wanita, bahkan Aku tidak punya belas
kasihan. Aku menggoyahkan hati semua wanita makhluk abadi. Aku bedebah yang
paling tengik.” Cerita Tuan Park. Tuan Goo baru tahu cerita Tuan Park.
“Dengan
menganggap ini hukuman, maka aku hanya bisa menerimanya.” Kata Tuan Park pasrah
“Benar.
Kau harus dihukum atas kesalahan sebesar itu. Kurasa kau terampil dalam
mendekati wanita.” Ucap Tuan Goo
“Aku
tidak akan menyebutnya keterampilan. Aku lebih suka menyebutnya sebagai
sifatku. Sifat itu sudah ada saat aku bangun tidur atau buang air besar di
toilet. Sifat itu tidak pernah hilang sesering apa pun aku memakainya. Begitulah
aku dahulu.” Cerita Tuan Park
Tuan Go
mengerti, berpikir Tuan Park pantas dihukum di kapal ini atas
kehidupannya, merenung, dan bertobat berulang kali dan itu artinya Tuan Park
yang pasti tidak membutuhkan kacangnya lalu akan mengambilnya. Tuan Park
mengeluh yang dilakukan Tuan Goo.
“Aku
tidak pernah merayu wanita dan tidak perlu bertobat. Jadi Aku akan kabur malam
ini.” Ucap Tuan Goo
“Bagaimana
bisa kamu melempar kacang tanpa tahu dampaknya? Kita bisa terlibat masalah yang
lebih gawat.” Kata Tuan Park
“Tapi Apa
ini? Sepertinya ada tulisan. Aku rabun dekat dan tidak bisa membaca.” Kata Tuan
Goo melihat ada tulisan kecil diatas kacang.
“Benar,
ada tulisannya.” Ucap Tuan Park melihat kembali kacanya, Tuan Goo pun meminta
agar bisa membacanya.
Tertulis
kata "Berpindah" dengan huruf mandarin, Tuan Park terlihat bingun
karena huruf Mandarin. Tuan Goo kesal karena Tuan Park yang tidak bisa membaca padahl mengaku dari
Goryeo, tapi tidak bisa membaca huruf Mandarin.
“Aku
tidak bisa melihatnya dan kau tidak bisa membacanya. Bagaimana kita keluar dari
sini?” kata Tuan Goo
“Aku
bukan bangsawan, tapi pelayan.” Keluh Tuan Park, Tuan Goo hanya bisa menghela
nafas.
Ketiganya
masuk sebuah ruangan, Yi Hyun bingung Apa garis hijau didepanya. Geum
memberitahu kalau itu sinar laser jadi harus
menghindarinya dan sampai ke sisi seberang. Yi Hyun mengeluh seperti mereka
begitu gesit
“Bagaimana
cara kita masuk?” tanya Yi Hyun. Geum pikir sebagian lasernya palsu.
“Aku tidak
paham maksud kalian.” Kata Ok Nam. Geum akan masuk lebih dahulu.
“Tidak...
Profesor akan mencoba lebih dahulu... Ok Nam, aku akan masuk dahulu. Perhatian
dengan saksama.” Ucap Yi Hyun penuh dengan keyakinan.
Yi Hyun
mencoba dengan meliuk-liukan tubuhnya menghindari laser, tapi hasilnya terkena
sinar laser dengan rasa dingin ditubuh setelah menyentunya. Geum menyuruh Yi
Hyun segera keluar karena Ada batas waktunya.
“Ayo,
tekan tombol atur ulangnya. Apa Pengganggu berusaha menjadi pemimpin?” keluh Yi
Hyun. Geum pun dengan yakin meminta Ok Nam melihat cara melewati sinar laser.
“Kau
harus Membungkuklah sedikit lagi, kau akan menyentuh laser.” Kata Yi Hyun, Geum
bisa melewati bebarapa sinar laser, tapi ditengah terkena dan menjerit kalau
ada yang dingin. Yi Hyun mengejek kalau Ok Nam mengompol.
“Bolehkah
aku mencobanya?” kata Ok Nam. Yi Hyun meminta Ok Nam berhati-hati karena bisa
berakhir seperti Geum. Geum kesal mendengarnya.
Ok Nam
pun mulai melewati sinar laser, dan dengan tubuhnya yang lentur melewati semua
sinar laser. Yi Hyun dan Geum hanya bisa melonggo karena kalah dengan seorang
wanita. Ok Nam terlihat bahagia bisa melewati sampai ke seberang ruangan.
Mereka
masuk ke sebuah ruangan rawat, Yi Hyun bertanya Angka apa yang ada di dinding.
Geum memberitahu Semua angka itu mungkin
sandi. Yi Hyun kembali mengeluh karena tidak bisa mencoba semua ini. Geum pikir
Yi Hyun tak perlu marah karena Pasti ada sebuah misi.
“Kita
harus menemukan instruksinya.” Ucap Geum mencari sesuatu. Ok Nam melihat "Bagan
Pasien Psikiatri"
“Cendekiawan
hebat dalam sejarah nasional wafat di ruangan ini. Jawaban atas pertanyaan itu
adalah kode untuk kabur dari ruangan ini. Jika tidak bisa menebak dengan benar,
maka kau harus tetap di dalam ruangan ini bersama arwahnya. Ini Ada peringatan.”
Ucap Ok Nam membacanya. Yi Hyun ingin tahu peringatan.
“Kau
tidak boleh terlalu berisik. Pasien di kamar sebelah sensitif terhadap suara. Bahkan
suara pelan bisa membangunkan pasien itu.” Kata Ok Nam
“Ini
kekacauan proporsi epik.” Keluh Yi Hyun. Geum pikir kalau ini seru dan mengejek
Yi Hyun lebih takut daripada kelihatannya.
Saat itu
terdengar suara dari ruangan “Selamatkan aku.” Tanda pasien di kamar sebelah
tergangu. Yi Hyun kaget tapi matanya terlihat tak suak karena tangan Geum
memegang lengan Ok Na.
Geum
buru-buru melepaskanya lalu Ok Nam mengajak untuk selesaikan masalah ini dan keluar dari sini.
Yi Hyun pikir mereka tidak bisa menyelesaikannya sebelum menemukan masalahnya
karena menurutnya begitu masalah ditemukan maka akan menyelesaikannya.
“Pasti
tentang waktu kelahiran atau kematian seseorang. Misalnya, Charles Darwin lahir
tahun 1809 dan wafat tahun 1882. Buku Richard Dawkins yang terkenal, "The
Selfish Gene", diterbitkan pada tahun 1976. Aku mengajar Prinsip
Hardy–Weinberg, Pada tahun 1908...” ucap Yi Hyun
“Selamatkan
aku.” Jerit suara pasien. Geum mengejek kalau itu pertanda untuk diam.
“Ada
tulisan di sini. Ini pasti petunjuk.” Kata Geum melihat kantong infus, Yi Hyun
meminta agar membacanya. Geum membaca "Pelayanmu masih punya 12
kapal."
“Pertempuran
Myeongnyang... Tahun berapa itu terjadi?” kata Yi Hyun. Geum mencoba
mengingatnya.
“Kurasa
tahun 1500-an.” Kata Geum. Yi Hyun ingat Ok Nam
pasti tahu jawabanny karena hidup selama 699 tahun. Ok Nam membenarkan
tapi...
“Apa Kau
lupa momen bersejarah itu Atau kamu berbohong soal hidup selama 699 tahun?”
ucap Yi Hyun kesal melhat wajah Ok Nam seperti tak tahu.
“Kau
menganggapku apa?” keluh Ok Nam dan terdengar kembali suara pasien dari ruangan
sebelah.
“Aku akan
mengingat tahunnya.” Kata Ok Nam. Geum pikir kalau tahun 1597.
“Jangan
berlagak tahu.. Kau bahkan tidak ingat kode masuk pintu.” Ejek Yi Hyun.
Ok Nam
akhirnya mencoba membukanya dan satu pecobaan langsung terbuka, Geum tersenyum
karena jawabanya memang benar dan memuji Ok Nam luar biasa lalu mengejek Yi
Hyun yang tidak tahu jawabannya. Yi Hyun kesal menyuruh Geum diam saja.
“Bagaimana
jika pasien lain masuk? Apa Kau akan menyelamatkan dia?” keluh Yi Hyun
“Bu Peri,
bagaimana Anda tahu jawabannya?” tanya Geum tak menanggapi ucapan Yi Hyun
“Ayo
beralih ke ruangan berikutnya.” Ucap Ok Nam gugup dan terlihat ada sebuah
tanaman didekat pintu.
Mereka
masuk ke sebuah ruangan,Ok Nam bertanya Kali ini apa tugasnya lalu pikir
sepertinya menemukan hal yang dikuasai. Geum memuji Ok Nam sungguh hebat dalam hal ini. Saat itu
Yi Hyun melihat tanda Salib mengingat
kenangan buruk saat ada di panti asuhan geraja dan merasakan pusing.
“Apa Kau
sakit perut? Wajahmu pucat.” Kata Geum panik. Ok Nam pikir Yi Hyun tampak
kurang sehat dan mengajak segera keluar dari ruangan. Yi Hyun meminta agar jangan
menghiraukannya. Mereka pun mencari misi yang harus diselesaikan.
Flash Back
Yi Hyun
mengingat saat ada di dalam ruangan, Suster dan ibu kandungnya terlihat marah
dan langsung menarik dari tempat persembunyianya, wajahnya terlihat sangat
marah.
“Aku
tidak akan memaafkan orang yang meninggalkanku. Aku tidak akan memaafkan
mereka.” Gumam Yi Hyun
Saat itu
juga Yi Hyun langsung jatuh tak sadarkan diri, Keduanya pun panik. Ok Nam pikir
keadaan gawat meminta Hubungi seseorang dengan ponsel dari pemilik
ruangan. Geum mencoba mengubungi "Kafe
Ruangan Melarikan Diri" tapi tidak tersambung.
“Profesor
Jung.... Sadarlah... Tidak apa-apa. Ada aku di sini... Pak Geum juga ada di
sini.” Ucap Ok Nam mencoba menenangkan.
“Kau
harus Lakukan sesuatu. Apa Kau tidak punya ponsel lain?” tanya Ok Nam panik
“Kita
meninggalkan ponsel di konter saat masuk.” Ucap Geum kebingungan akhirnya
mencoba mendobrak pintu dengan tanganya.
“Tidak
apa-apa. Kita akan segera keluar dari sini. Aku akan menemanimu. Aku tidak akan
meninggalkanmu.” Ucap Ok Nam memeluk Yi Hyun. Geum dengan tangan yang berdarah
terlihat sedih dan lemas melihatnya.
Akhirnya
mereka membawa Yi Hyun sampai ke dalam rumah,
Yi Hyun seperti sudah mulai sadar lalu meminta maaf karena telah
merepotkannya. Ok Nam pun meminta agar beristirahat lalu keluar dengan Geum.
Akhirnya Yi Hyun mencoba untuk tidur.
“Apa
terjadi sesuatu kepada Profesor Jung?” tanya Ok Nam khatwatir.
“Aku
tidak tahu cerita lengkapnya, tapi masa kecilnya cukup kesepian dan dia masih
bermimpi buruk soal masa lalunya.” Cerita Geum
“Sepertinya
Profesor Jung mengalami banyak penderitaan. Kuharap kau menjaganya dengan
baik... Oh Yah... Hampir lupa... Bagaimana dengan tanganmu?” tanya Ok Nam
“Ini Bukan
apa-apa. Sepertinya aku ceroboh.” Kata Geum. Ok Nam meminta agar melihatnya
karena Sepertinya lukanya cukup dalam.
“Tidak,
ini sungguh tidak apa-apa... Aku baik-baik saja.” Kata Geum menyembunyikan
lukanya.
“Kau
Kembalilah ke dalam... Aku bisa pulang sendiri dari sini.” Ucap Ok Nam. Geum
ingin mengantar pulang.
“Jangan...
Orang yang membutuhkanmu saat ini bukanlah aku. Jangan lupa mengobati
tanganmu.” Ucap Ok Nam.
Geum
akhirnya kembai ke rumah melihat Yi Hyun tertidur pulas dan akhirnya memilih
untuk membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Ingatanya kembali dengan Ok
Nam yang terlihat menyukai Yi Hyun memeluknya.
“Aku tidak
akan meninggalkanmu.” Ucap Ok Nam, Geum terlihat tak bisa tidur mengingat
kejadian itu.
Nyonya
Goo baru tahu kalau ada tulisan di kacang azuki. Tuan Park membenarkan dan baru
tahu setelah membawanya selama ratusan tahun. Nyonya Goo ingin melihatnya. Tuan
Park terlihat ragu, tapi akhirnya memberikan kacang miliknya.
“Bagaimana
nasib kita tanpa Peri Oh yang pintar? Inilah yang kudengar saat mengambil
kacang ini. Salah satunya cukup mematikan.” Ucap Tuan Park
“Aku
sudah membacanya.” Ucap Nyonya Oh Tuan
Goo meminta agar memberitahukanya.
“Bagaimana
denganku? Kalian akan meninggalkanku di kapal ini.” Ucap Nyonya Oh
“Sejak
kita naik kapal ini, kau ada di samping pencuri itu sambil menoleh ke suatu
sudut dan memutar badanmu agar berbentuk.” Komentar Tuan Goo
“Benar.
Kau seakan-akan bertekad mengadakan pernikahan di kapal ini.” Kata Tuan Park
marah
“Benar.
Kau tidak tahu betapa menggemaskannya dirimu Bahkan jantungku berdebar.”
Komentar Tuan Goo
“Kapan
aku melakukannya? Kalian menganggapku apa?” keluh Nyonya Oh.
“Kami
juga punya mata dan melihatmu setiap hari.” Ucap Tuan Park, Nyonya Oh berdalih
kalau melakukan ini hanya untuk gaun bersayapnya.
“Jadi, apa
kau sudah menemukannya?” tanya Tuan Goo
“Aku
memeriksa setiap laci termasuk laci pakaian dalamnya. Tidak ada benda yang
mirip gaun bersayapku.” Kata Nyonya Oh sedih
“Apa
motif gaun bersayapmu? Kita bisa mencari gaun yang mirip.” Ucap Nyonya Oh
“Sudah
Lupakan saja... Lebih baik aku menghabiskan hidupku di Bumi.” Kata Nyonya Oh
pasrah
“Kau
selalu ingin kembali seperti ada sesuatu di sana.” Kata Tuan Goo heran
“Kupikir
aku menginginkannya, tapi akhirnya aku mengerti.” Ucap Nyonya Oh. Tuan Park
ingin tahu mengenai apa.
“Aku
jatuh cinta kepada seseorang.” Akui Nyonya Oh, Keduanya langsung menjauh dan
terlihat ketakutan.
“Apa Kalian
pikir orangnya salah satu dari kalian? Dasar Menyebalkan. Benarkah aku memilih
naik kapal bersama kalian?” keluh Nyonya Oh kesal melihat keduanya.
Tuan Park
pikir Mungkin orangnya salah satu dari mereka. Nyonya Oh kesal karena merasa
mereka membuatnya ketakutan. Tuan Goo mengaku tidak pernah bilang begitu,
Nyonya Goo meminta mereka memilih saja kacangnya karena tahu tulisannya jadi
meminta agar mereka bertemu besok malam.
“Haruskah
kita pergi malam ini?” ucap Tuan Park. Nyonya Oh mengingatkan kalau sda banyak
tugas untuk malam ini.
“Jika
kita pergi, orang lain harus bekerja lebih keras. Sebagai makhluk abadi, kau
memang egois. Aku juga berniat pergi malam ini. Entah malam ini atau besok
malam, pergilah tanpa aku jika kalian ingin melempar sebarang kacang. Namun,
ajaklah aku jika kalian ingin kabur dengan selamat.” Tegas Nyonya Oh. Keduanya
pun hanya bisa diam.
Bersambung ke part 2
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar