PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Cha Eun
Ho mengemudikan mobilnya dengan pakaian rapih terlihat gugup, lalu masuk ke
sebuah tempat pernikahan melihat foto calon pengantin, dari matanya terlihat
kagum.
Akhirnya
Eun Ho masuk ke sebuah ruangan, Seorang wanita dengan gaun pengantinya Kang Dan
Yi. Eun Ho dengan gerakan bibirnya memuji Dan Yi, tapi Dan Yi tak bisa
mendengarnya. Saat Eun Ho akan mendekat beberapa teman Dan Yi datang menyapa
ingin menyapa dan memberikan selamat.
“Kau
terlihat cantik.” Ungkap Eun Ho dengan senyuman. Dan Yi seperti melirik pada
Eun Ho ingin tahu yang dikatakan sebelumnya.
“Lupakan
saja jika kau tidak mendengarnya.” Ucap Eun Ho yang ingin memuji Dan Yi
Akhirnya
Eun Ho duduk didepan piano, MC berdiri dipodium memberitahu mereka akan memulai
upacara pernikahan untuk pengantin pria, Hong Dong-Min, dan pengantin wanita,
Kang Dan Yi. Lalu meminta pengantin pria lebih dulu masuk.
Dong Min
masuk ke dengan iringan lagu trot dengan dancer dibelakanganya, beberapa tamu
pun ikut menari mengikuti lagu trot. MC
pun memanggil pengantin wanita akan masuk. Eun Ho mulai memainkan piano. Seorang
wanita datang dengan wajah panik membisikan sesuatu.
“Apa Pengantin
wanita sudah pergi?!!” ucap MC panik tanpa sadar berbicara di depan mic. Dong
Min pun kaget. Semua pun mulai panik mengetahui pengantin wanita tak ada.
Eun Ho
akhirnya pergi menemui Dong Min diruang tunggu penganti. Dong Min bertanya
apakah Eun Ho mengetahui sesuatu atau apakah Eun Ho tahu kemana Dan Yi pergi.
“Cobalah
untuk berpikir. Apa sesuatu terjadi ... Apakah kalian berdua berkelahi lagi?”
ucap Eun Ho dengan nada tinggi.
“Kami
berkelahi sepanjang waktu!” teriak Dong Min marah
“Kenapa
kalian berdua berkelahi? Pasti ada alasannya.” Tegas Eun Ho terlihat ikut marah
“Dan
Yi... aku tidak akan pernah.. Ah... Aku tidak tahu... Aku tidak punya ide. Aku
tidak tahu mengapa kami berkelahi.... Hei, kami berkelahi lebih dari seminggu
yang lalu... Astaga, kami sudah berbaikan. Sial!” teriak Dong Mi marah. Eun Ho
akhirnya memilih untuk berjalan pergi. Dong Min berteriak memanggilnya.
Eun Ho
akan keluar dari tempat pesta, saat itu ada dua orang pelajara melihatnya
mengetahui kalau penulisnya, Cha Eun-ho yang
menulis seri The Bloody Contract dan meminta memberikan tanda tangan. Eun Ho
yang terburu-buru memilih tak mengubrisnya.
“Maaf,
kau salah orang.” Ucap Eun Ho berjalan pergi, Dua orang remaja binggung karena
yakin orang itu Eun Ho, penulis terkenal lalu berusaha mengejarnya.
Eun Ho
akhirnya mengemudikan mobilnya, mencoba menelp Dan Yi dengan wajah panik tapi
ponselnya tak akhirnya. Ia penasran dengan yang terjadi sampai Dan Yi kabur
dari pesta penikahanya.
“Aku
berlatih sangat keras selama sebulan untuk bermain piano di pernikahan mu... Bagaimana
kau bisa ... “ ucap Eun Ho kesal.
“Eun Ho”
ucap Dan Yi yang mengangkat telpnya. Eun Ho bertanya keberadaan Dan Yi
sekarang.
“Aku di
belakang mu.” Ucap Dan Yi. Eun Ho binggung dibelakang mana, lalum menoleh ke
belakang mobilnya dan hanya bisa melonggo karen Dan Yi duduk dikursi belakang
mobilnya.
Dan Yi
menunjuk ada lampu merah didepan. Eun Ho pun akhirnya menginjak pedal rem dan
mobilnya pun berhenti.
“Apa Kau gila? Mengapa kau masuk ke mobil ku? Mengapa
masuk ke mobil ku setelah menyebabkan keributan itu?” ucap Eun Ho marah. Dan Yi
tahu dengan tindakanya.
“Aku pasti
kehilangan akal.” Komentar Dan Yi, Eun Ho pikir kalau Dan Yi sedang bercanda
sekarang
Dong Min
menelp, Dan Yi meminta agar Jangan menjawabnya. Eun Ho pikir tak mungkin bisa
mengabaikannya. Dan Yi mengambil ponsel Eun Ho agar jangan menjawabnya. Tapi Eun Ho tetap ingin
mengangkatnya. Keduanya pun saling menarik ponsel akhirnya terjatuh dan
terangkat.
“ Eun
Ho... Kau bersama Dan Yi sekarang, kan? “ ucap Dong Mi. Eun Ho meminta agar Dan
Yi tak bersuara
“Aku tahu
kau bersamanya sekarang. Kalian berdua... Tolong jangan katakan padaku bahwa ini
adalah apa yang aku pikirkan. Pikiran absurd ini tidak pernah terpikir olehku
sebelumnya, tapi ...” ucap Dong Min yang melihat rekaman CCTV saat Dan Yi masuk
ke dalam mobil Eun Ho.
“Tidak,
Dong-min. Tidak seperti itu” kata Eun Ho lalu meminta Dan Yi untuk mengatakan
pada Dong Min karena punya pemikiran yang salah.
“Dia
berbicara omong kosong total.” Ucap Dan Yi. Eun Ho pikir Dong Min sekarang
sudah mendengar itu?
“Dia
mengatakannya dengan tenang, jadi mungkin kau tidak bisa mendengarnya. Dia
bilang itu tidak benar. Dia dengan jelas mengatakannya.” Ucap Eun Ho berusaha
menyakin.
“Kau
harus kembali ke sini... Dengan Dan Yi tentu saja.”tegas Dong Mn pada Eun Ho
“Dan
Yi... Aku tahu aku pecundang dan aku salah,
tapi jangan seperti ini. Ibumu pingsan, Dia sedikit terkejut jadi
Kembalilah” tegas Dong Min dengan nada penuh amarah.
“Dong-min,
aku akan membawanya kembali... Tunggu sepuluh menit.” Ucap Eun Ho menyakinkan.
Dan Yi hanya bisa cemberut melihat menatap keluar jendela.
Dan Yi
duduk di pinggir jalan dengan gaun pengantinya, Eun Ho keluar dari supermarket
membelikan minum lalu menanyakan alasan kabur dari penikahanya. Dan Yi mengaku
karena gugup.
“Kita tidak
harus kembali jika kau tidak mau. Katakan padaku jika kamu ingin pergi ke
tempat lain. Aku akan membawamu.” Ucap Eun Ho
“Aku
sudah tidak ada tempat untuk pergi.” Kata Dan Yi pasrah
“Lalu
akankah kita pergi ke bandara? Kau bisa mendapatkan penerbangan apa saja yang
tersedia. Kemanapun menuju, kau bisa tinggal di sana selama beberapa bulan.”
Saran Eun Ho
“Kita
seharusnya pergi ke Spanyol untuk bulan madu. Ibuku menyuruh kami pergi ke Pulau
Jeju karena kami bangkrut, tapi aku bersikeras. Semua perabot dan sebagainya
untuk tempatku dibeli dengan pinjaman.” Cerita Dan Yi sambil menangis.
“Kenapa
kau mengkhawatirkan hal itu sekarang?” keluh Eun Ho
“Dong-min
berkata ibuku pingsan.. Belum lama sejak ayah ku meninggal.” Ucap Dan Yi sedih
lalu berteriak meliat mobil Eun Ho yang ditarik. Eun Ho pun panik melihat mobilnya
yang ditarik karena parkir sembarangan.
Keduanya
akhirnya bergandengan tangan sambil berlari disepanjang jalan, wajah keduanya
tampak bahagia.
“Jika aku
bisa memutar balik waktu dan memilih satu hari untuk kembali, Aku akan memilih
momen itu. Kapanpun pernikahanku
membuatku stres, aku memikirkan momen itu.”
Keduanya
terus berlari, penutup kepala Dan Yi tiba-tiba terbang terbawa angin. Eun Ho
berusaha mengambilnya tapi tangan tak sampai karena terlalu tinggi.
“Hari
itu, jika aku memilih untuk tidak kembali ke pernikahanku. Hari itu, jika aku
pergi ke negara yang jauh seperti yang
disarankan Eun-ho, Aku akan menjalani
kehidupan yang sangat berbeda sekarang.”
Dan Yi
berdiri dengan setelan jas dan roknya seperti pekerja kantoran, memperkenalkanya
sebuah botol yaitu Minuman energi paling terkenal di negeri ini.
"Setelah
hari yang panjang dan sulit di tempat kerja, Aku berdiri di depan kompor dan
memasak badai. Tetapi melihat anak ku makan makanan yang ku buat sudah cukup untuk
mencairkan semua kelelahan ku. Aku yakin seorang ibu. " ucap Dan Yi
mengikuti gaya iklan.
“Aku tahu
iklan itu.” Ucap seorang wanita yang duduk didepanya dengan dua orang pria.
“Ketika
si ibu bertanya kepada putranya siapa orang favoritnya di dunia, Kuncinya
adalah dia menyebut nama pacarnya. "Anak-anak tidak berguna. Jika kau
ingin kehidupan yanga nyata, buka apotek di dekat mu. " Aku datang dengan ide berdasarkan
pengalamanku sebagai seorang ibu. ucap Dong Yi. Ketiganya saling berpandangan
dengan wajah setuju.
“ Dimulai
dengan ini, Aku bahkan menerima penghargaan di Penghargaan Iklan Korea 2012. Aku
berani mengatakan setiap orang Korea telah melihat iklan ini yang
menyebabkannya sensasi nasional di Korea... Perenang Korea... Taekwondo Korea.”
Ucap Dan Yi memperlihatkan dua tanganya dengan gambar
“Ritme
yang akrab ini. kalian semua pernah mendengar lagu ini, kan? Tebak siapa yang
datang dengan alur cerita untuk iklan ini... Ya.. Aku datang dengan itu.” Kata
Dan Yi yakin dengan gagasanya.
“Tapi itu
tujuh tahun lalu...Kau bermalas-malasan sejak meninggalkan pekerjaan terakhir
mu tujuh tahun lalu.” Ucap si bapak.
“Pak, tolong
jangan salah paham... Aku tak bermalas-malasan. Aku telah membesarkan anak ku,
masa depan negara ini, dan menjaga keluarga ku. Aku juga pernah menjadi relawan
di..” ucap Dan Yi mencoba menyakinkan tapi disela.
“Oke,
tentu. Kami mendengarmu.” Kata si pria seperti enggan mendengar penjelasan Dan
Yi.
Tiga
orang wanita pun tiba-tiba berada di belakang Dan Yi, seperti tiem yang selalu
memberikan semangat untuk para-para ibu yang ingin berkerja dengan berteriak “Kita
bisa melakukannya. Yakin!” Dan Yi terus
melihat IKLAN PEKERJAAN
“Mengapa
kau meninggalkan pekerjaan terakhir mu?” tanya wanita pewawancara.
“Aku
ingin bertahan, tetapi ibu ku, yang telah merawat anak ku, jatuh sakit, jadi
aku tidak punya pilihan.” Jawab Dan Yi yang ada di warnet.
“Semua
atasan mu akan lebih muda dari mu. Apakah kau akan baik-baik saja dengan itu? Bagaimana
jika kau hanya mendapat tugas kecil seperti membuat kopi dan fotokopi? Bagaimana
jika kau harus bekerja lembur, bekerja di akhir pekan, atau bepergian? Apa yang
suamimu lakukan?” tanya tiga orang pewawancara bergantian.
“Penghasilannya
menopang mu selama tujuh tahun, jadi ia harus menghasilkan cukup banyak... Aku
kira dia dipecat.” Komentar pria pewancara.
“Kami
bercerai setahun yang lalu.” Akui Dan Yi dan semua wanita yang ada
disekelilingnya menyakinkan pasti bisa melakukannya dan melakukanya.
Dan Yi
mencoba interview ditempat lain, lalu melihat tumitnya yang lecet dan bertanya
pada wanita yang ada disampingnya apakah punya plester. Si wanita mengelengkan
kepala. Salah seorang pegawai memanggil nama Kang Dan Yi dan Seo Jung In.
Mereka pun masuk.
“Hidup
sebagai ibu yang tinggal di rumah pasti membuat mu stres. Maksud ku, kau
memiliki karier yang sukses. Menyerah itu tidak mudah. Aku yakin kau merasa
seolah-olah semua orang bergerak maju tetapi kau.” Komentar pewawancara.
“Aku
percaya pengalaman ku akan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan yang
berkelanjutan.” Ucap Dan Yi yakin.
Dan Yi
dan Jung In pergi ke toilet bersama, tiba-tiba Jung In memberikan plester
karena bertanya kepada sebelum wawancara dan wawancara sudah selesai sekarang
jadi akan memberikanya. Dan Yi sempat binggung akhirnya mengucapkan Terima
kasih.
“Pasar
kerja cukup kompetitif dengan orang-orang berusia 20-an, namun ada banyak orang
seperti mu juga. Ini sangat menyebalkan.” Komentar Jung In sinis.
Aku
menjadi sangat baik... Jika ini terjadi kembali pada hari ...” ucap Dan Yi
seperti sangat menyesal dengan pilihan hidupnya lalu memasang plester.
Saat itu
wanita yang mewawancarai Dan Yi masuk toilet, Dan Yi sedang mengangkat tumitnya
memberitahu kalau kakinya lecet jadi sedang memasang plester.
“Aku
telah mewawancarai banyak wanita yang mencoba untuk kembali setelah istirahat
karier. Mencari pekerjaan pasti membuat stres. Itu tentu tidak mudah. Jawaban
terakhir mu cukup berkesan. Apa 11 tahun pengalaman mu sebagai ibu rumah tangga
akan membantu perusahaan? Bagaimana tepatnya kau dapat membantu perusahaan?”
ucap si wanita
“Seperti
yang kau lihat di resume ku, aku dulu..”jawab Dan Yi tapi disela oleh si
wanita.
“Tidak,
aku bertanya tentang mu di masa sekarang. Apa kau lihat, industri ini telah
banyak berubah. Jangan bicara dengan bangga tentang kembali setelah istirahat
karier, dengan Kembali ke tempat kerja tidak seperti pergi piknik.”tegas Si
wanita menasehati Eun Ho.
“Tunggu
sebentar... Aku berusaha keras untuk...” kata Dan Yi mencoba membela diri tapi
si wanita yang lebih dulu bicar.
“Aku
tersinggung. Apakah kau tahu yang harus ku lakukan untuk mempertahankan
pekerjaan ku? Beraninya kau muncul di sini mencoba mendapatkan pekerjaan yang
membutuhkan waktu bertahun-tahun untukku?” sindir si wanita terlihat sinis lalu
berjalan pergi.
Eun Ho
sebagai dosen mengakhiri kuliah tentang Romantisisme dan fiksi Gotik di akhir
abad ke-19 dan mengaku akan memberikan hadiah ketika menyelesaikan setiap bab
jadi meminta mereka untuk memikirkna tentang apa yang sudah pelajari di bab
tadi.
“Aku ingin
masing-masing kelompok untuk memilih literatur, menganalisisnya, dan berdiskusi
tentang hal itu. Kalian akan sedih jika tidak ada tugas individu jadi ...” ucap
Eun Ho, semua mahasiswa mengeluh menolaknya.
“Aku akan
sedih, jadi Tulis esai tentang pembagian antara genredan sastra murni. Dan
kelas berikutnya kita akan memiliki kuis, jadi bersiaplah.” Ucap Eun Ho
memberikan tugas.
“Ayolah!
-Itu terlalu banyak!” keluh Mahasiswanya, Eun Ho malah berpikir anak muridnya
berkomentar dirinya yang terlalu tampan dengan
senyuman manis.
Eun Ho
keluar dari ruangan kelas melewati taman, beberapa mahasiswa memberikan makan
karena menjadi fansnya. Salah satu mahasiswa meminta agar Eun Ho melihat novel
yang baru ditulisnya. Eun Ho menolak karena
Perusahaa akan mengadakan kontes untuk
penulis yang baru muncul jadi harus mengikuti kontes.
“Profesor,
apakah kau punya pacar?” tanya salah satu mahasiswa
“Ya, aku
akan bertemu keluarganya besok. Kami akan segera menikah.” Ucap Eun Ho yakin.
Mahasiswa tak yakin mendengarnya.
Dan Yi
merapihkan rumah yang terlihat rapih dan bersih, lalu mengelap meja dari dari
debu melihat sebuah buku didalam rak “THE REVOLT OF POWERLESS - PENULIS CHA
EUN-HO” senyuman terlihat lalu melihat foto Eun Ho saat masih kecil.
Setelah
selesai Dan Yi menjemur pakaian dan melihat ada bra yang masuk ke dalam cucian,
lalu berkomentar ukurannya berbeda dari terakhir kali berpikir kalau Eun Ho
sedang melihat orang lain sekarang.
Eun Ho
akan menaiki mobil tapi Dan Yi mengirimkan pesan “Pengurus rumah tanggamu memberitahuku bahwa
kau terus membawa gadis-gadis yang berbeda ke rumah. Kau lebih baik menikah jika kau telah menemukan
gadis yang layak dan Berhentilah mengoda sekelompok gadis.”
Wajah Eun
Ho terlihat kesal membacanya, akhirnya menelp Dan Yi agar meminta agar menemukan
pembantu rumah tangga baru. Dan Yi yang sedang berkerja dirumah Eun Ho ingin
tahu alasanya.
“Aku tahu
dia rapi dari cara dia membersihkan, dan aku yakin makanan yang dia buat cocok
dengan mulutmu” ucap Dan Yi
“Aku
tidak suka dia berbicara tentang ku... Dia memberitahumu segalanya.” Keluh Eun
Ho
“Ahh.. Begitu’kan?
Kapan kau mulai melihat gadis yang meninggalkan bra merah itu?” ejek Dan Yi
“Apa Dia
bahkan memberitahumu warnanya? Aku sudah tahan dengan dia karena kau merekomendasikannya,
tapi seperti tak canggung. Dan Juga, aku pikir dia hanya bekerja setengah hari.”keluh
Eun Ho kesal lalu menutup ponselnya.
“Wah...
Betapa rewelnya... kau tidak bisa memecat ku.. Aku tidak punya tempat untuk
pergi.” Keluh Dan Yi lalu memasukan lauk ke dalam kulkas.
“Aku
sangat membutuhkan penghasilan ini.” Kata Dan Yi melihat sebuah amplop sebagai
pembayarannya.
Dan Yi
menerima telp dari AKADEMI INTERNASIONAL JAE-HUI. Guru menelp Dan Yi ingin
memastikan semuanya baik-baik saja, karena
Jae-hui pasti sudah memberitah bahwa ingin tinggal di sekolah selama
satu semester lagi.
“Untuk
melanjutkan, kami membutuhkan dokumen yang membuktikan stabilitas keuangan
Anda. “ ucap Guru. Dan Yi terlihat bingung bertanya dokumen apa.
“Kami
akan membutuhkan surat kerja Anda dan
pernyataan bank yang menunjukkan bahwa Anda memiliki lebih dari sepuluh juta
won di akun Anda.” Kata guru. Dan Yi binggung karena diminta Laporan bank dan
surat kerja.
Eun Ho
melihat ponselnya, Dan Yi mengirimkan pesan “Tidak bisakah kau mempertahankan
pengurus rumah itu? Aku sudah memperingatkannya.” Eun Ho pun membalas “Aku akan
mengubah kode akses pintu Jangan mengirimnya ke tempat ku lagi, Kau berurusan
dengannya. “
“Wanita
itu aneh. Ku pikir dia bahkan mandi di tempat ku. Handuk yang belum pernah aku
gunakan digantung di rak pengeringan, dan
sampo ku habis begitu cepat. “
Dan Yi
menumpang mandi saat Eun Ho berkerja dan menjemur handuknya, Eun Ho binggung
melihat handuk yang belum pernah dipakain. Dan Yi pun membuka komputer dengan
mencari lowongan pekerjaan dan Eun Ho bisa tahu kalau laptopnya baru saja
dipakai oleh pembantunya.
“Aku
bukan idiot... bahkan laptop ku menyala... Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi aku bahkan kehabisan beras dengan
cepat. Aku yakin dia makan makanan di
tempatku.”
Eun Ho
akan makan menghela nafas melihat tak ada nasi dirice cooker. Sementara Dan Yi
makan dengan tumpukan nasi yang banyak diatas meja makan. Dan Yi mengeluh tak salah
dengan makan sedikit makanan saat bekerja dan beprikir tidak makan banyak.
[GYEOROO PENERBITAN]
Nona Song
menempelkan kertas “RAPAT EKSEKUTIF 10 AM” lalu menyapa Nyonya Ko Yoo Sun baru
datang. Yoo Sun menyuruh Nona Song untuk melepaskan kertasnya sambil
mengeluh tak perlu repot mengatur waktu
karena semua orang akan terlambat dan ia pertama kali datang.
Nyonya Ko
sebagai “2ND IN COMMAND, FUSSY WITCH” Sementara Song Hae Rin sebagai MANAJER ASISTEN DARI TIM EDITORIAL berharap
agar bisa naik jabatan. Eun Ho masuk ke dalam gedung penerbitan, Hae Rin pun
menyapanya.
[EDITOR KETUA GYEOROO, CHA EUN-HO PROFESOR
PENCIPTAAN SASTRA DI HANGUK UNIVERSITAS PEMBAWA ACARA POPULER POPULER, A TOTAL
EYE CANDY]
Eun Ho
pun masuk ruang rapat dengan senyuman, Seorang pria masuk sambil berbicara di
telp seperti mengeluh pada seorang penulis karena ingin memulai dari awal
padahal tulisannya bagus jadi meminta agar terus menulis.
“Apa ...
Komputer mu? Hei! Mengapa komputer mu rusak saat ini? Maksudku, apakah kau
percaya itu? Kau seharusnya mengatakan sudah mematahkan jari mu.” Teriak Tuan
Bong Ji Hong marah
Saat itu
seorang wanita masih dengan rol rambut, berlari di lorong [SEO YEONG-AH, TIM
PEMIMPIN TIM PEMASARAN”lalu memberitahu Hae Rin kalau meninggalkan sepatu di
mobil jadi meminta agar mengambilkannya.
“Pak Kim
belum datang, kan? Anak ku sakit pagi ini... kau bijaksana untuk tidak menikah.
Suamiku orang asing, dan anakku adalah beban. Bahkan Rumah dan tempat kerja ku
berantakan.” Cerita Young Ah memakai bedaknya terburu-buru
“Aku
tidak punya kehidupan pribadi.Mengapa dia begitu sering memanggil kami untuk
rapat? Padahal Tidak ada yang perlu dibicarakan” keluh Young Ah tanpa sadar
seseorang keluar dari balik bangku.
Tuan KIM
JAE-MIN, PRESIDEN GYEOROO. Young Ah terus mengeluh kalau Tuan Kim tidak pernah
mendengarkan mereka tapi hanya membuat semua keputusan dan menganggapnya
praktis hanya seorang diktator.
“Aku tidak
mengerti mengapa dia mengadakan begitu banyak pertemuan eksekutif. Dia selalu
mengatakan kita masih harus menempuh jalan panjang. Aku muak dengannya
mengatakan itu.” Keluh Young Ah kesal
“Kau
terlambat lagi.” Komentar Tuan Kim, Young Ah kaget ternyata Tuan Kim sudah
datang.
Akhirnya
Tuan Kim melihat DAFTAR PERIKSA TABEL memberitahu masih harus menempuh jalan
panjang jadi mulai berbicara tentang merekrut karyawan baru. Young Ah kesal
karena Eun Ho tak memberitahunya. Eun Ho hanya bisa tersenyum sambil mengangkat
bahunya.
“Apakah
kau membuat ini, Nyonya Seo?” tanya Tuan Kim melihat selembaran.
“Ya, Aku
sudah membahas semuanya dengan manajer SDM. Apa ada yang salah?” tanya Young Ah
“Beberapa
perubahan perlu dilakukan. Pertama-tama, itu bilang tidak ada batasan umur.”
Ucap Nyonya Ko dingin. Young Ah ingin tahu apa yang akan dilakukan.
“Apakah
benar-benar perlu untuk menyatakan itu?” tanya Nyonya Ko
“Aku tahu
banyak perusahaan sekarang tidak mematuhi Diskriminasi Usia dalam UU
Ketenagakerjaan. Tapi kami membuat buku. Bukankah itu memalukan?” ucap Ji Hong
“Baiklah
kalau begitu. Bagaimana kalau kita melakukan ini? Kami akan menerima semua
lulusan dan mereka yang akan lulus pada Agustus, 2019. Tetapi ketika kita
menyaring resume mereka, kita akan menghilangkan mereka yang telah lulus selama
lebih dari dua tahun. Apa kalian Bahagia sekarang? Kami berpegang teguh pada
hukum.” Ucap Tuan Kim. Ji Hong mengeluh kalau ini sangat memalukan.
“Lalu
bagaimana dengan "tidak diperlukan gelar?" tanya Young Ah
"Tidak
diperlukan gelar" adalah omong kosong. Orang yang belajar dengan baik
lebih baik dalam pekerjaannya.” Kata Tuan Kim
“Kau
benar. Mereka yang belajar dengan baik terbukti bahwa mereka memenuhi
kualifikasi standar seperti kesabaran, ketulusan hati, gairah, dan sebagainya.
“ komentar Nyonya Ko
“Namun, kita
adalah orang-orang yang membuat buku. Jika kita terlalu kalkulatif, kita akan
berakhir kehilangan keberuntungan kita. Karena itu, mari kita berpegang teguh
pada hukum untuk setidaknya satu kriteria.” Jelas Tuan Kim
“Oke,
mari kita lihat..Tim Dukungan Tugas. Tidak ada batasan umur. Tidak ada batasan
latar belakang akademis. Mereka mempekerjakan lulusan sekolah menengah Lalu
kita bisa menyewa satu.” Ucap Tuan Kim
“Tapi
mereka pekerja kontrak.” Komentar Eun Ho. Tuan Kim pikir mendapatkan pekerjaan
itu sulit akhir-akhir ini. Eun Ho ingin berkomentar tapi disela.
“Cukup...
Selanjutnya, mari kita lihat laporan penjualan bulan lalu... Kita masih harus
menempuh jalan panjang.” Ucap Tuan Kim, Eun Ho hanya bisa mendengus kesal.
Young Ah dan Ji Hong saling bertukar pesan dengan berkas rapat.
Dan Yi
masih mengunakan pakaian interviewnya, didepan sebuah rumah dengan garis larang
untuk masuk. Tapi Dan Yi melempar tas dan juga sepatunya, lalu melompat masuk
rumah yang tak berpenghuni. Ia masuk dalam sebuah ruangan dengan yang sedikit
terang lalu memainkan senter ditanganya.
Flash Back
Dan Yi
memasang tirai jendela, Dong Mi yang menemaninya pun terlihat bahagia. Dan Yi
dengan senang karena Sebuah rumah harus selalu menghadap ke selatan jadi mendapat
banyak sinar matahari.
“Apa yang
kau pikirkan? Apakah terlihat bagus di rumah?” tanya Dong Min. Dan Yi mengaku
ini sangat sempurna.
Dong Min
mendorong sepeda anaknya dalam rumah, Dan Yi mengeluh kalau akan merusak lantai
dan meminta Jae Hui untuk naik sepeda di luar begitu cuaca menjadi hangat dan
pergi di taman. Dong Min mengeluh karena bisa membersihkan lantai.
“Kami
bekerja sangat keras untuk membeli rumah ini. Aku lebih suka kau merusak
wajahku.” Ucap Dan Yi lalu mengajak anaknya untuk minum jus. Jae Hui pun senang
akan banyak minum.
Di meja
makan, Dong Min mengajarkan Jae-hui membaca, Dan Yi mulai memasak memotong daun
bawang dari sebuah pot, Dong Mi mengeluh kalau harga daun bawang tidak semahal itu jadi bisa membelinya saja.
Dan Yi mengaku daun bawang sangat mahal akhir-akhir ini.
“Jika
kita menanam yang seperti ini, kita bisa memakannya sepanjang musim dingin.” Ucap
Dan Yi
“Hei... Ibumu
bisa membeli gedung dengan semua tabungannya.” Ejek Dong Mi
Dan Yi
seperti mengingat semua kenangan indahnya dengan keluarganya di rumah yang
sudah kosong. Ia lalu kembali memainkan senternya melihat ke ruangan lainya,
seperti kenangan sedih.
Flash Back
Dan Yi
memegang tanga Dong Min memohon untuk mulai
lagi dan akan berusaha lebih keras. Ia mengingatkan kalau menikah karena saling
mencintai serta memikirkan tentang Jae Hui. Dong Mi hanya bisa menghela nafas
dengan memailingkan wajahnya.
“Aku
minta maaf untuk semuanya... Aku sadar mengatakan beberapa hal jahat kepada mu,
tetapi itu karena aku juga kesal karena bisnis mu bangkrut. Aku minta maaf atas
hal tersebut, Aku berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi.” Ucap Dan Yi
memohon
“Aku
baik-baik saja karena kita kehilangan rumah. Aku baik-baik saja dengan
segalanya. Mari kita pergi ke rumah ayahmu di pedesaan dan memulai lagi ...”
kata Dan Yi
“Kau
Pergi ke sana dan lakukan apa? Apa yang akan kau lakukan disana? Apa kau bisa
mengali lubang untuk mencari makanan?” teriak Dong Min marah
“Lalu
apakah kau berpikir bisa menyelesaikan semuanya dengan selingkuh? Apakah itu
sebabnya kau selingkuh?” teriak Dan Yi marah, Dong Mi memilih untuk pergi. Dan
Yi menahan Dong Mi agar tak pergi
“Aku
tidak akan pernah menyebut-nyebutnya lagi... Maafkan aku. Aku sangat menyesal.”
Ucap Dan Yi. Dong Min malah menghempaskan tangan Dan Yi lalu berajak pergi
dengan wajah kesal.
Dan Yi
menangis histeri didepan pintu rumah dan mengingat semua kenangan pahit di
rumah itu juga.
“Jangan
menangis.... Dan Yi.... Suamimu tidak akan kembali... kau bisa menangis semau
mu, tetapi dia tetap tidak akan kembali... kau harus mandiri mulai sekarang.” Ucap
Dan Yi menyakinkan dirinya.
Saat itu
dan Yi mencoba melihat saldo banknya, lalu mengirimkan akan pesan pada anaknya “Jae-hui... Ini aku,
ibumu... Aku mendapat telepon dari akademi. Dan aku minta maaf untuk
memberitahu mu bahwa aku tidak melakukannya dengan baik secara finansial. Aku masih belum menemukan tempat
tinggal, dan masih belum punya
pekerjaan. Jadi ... “
Saat itu
Jae Hui menelp, Dan Yi panik mendengar anaknya menangis. Jae Hui mengaku
perutnya sangat sakit. Dan Yi makin panik ingin tahu seberapa sakit dan kenapa
tak pergi ke rumah sakit. Jae Hui memberitahu kalau Tagihan medis tidak ditanggung oleh asuransi,
jadi itu akan menghabiskan banyak uang.
“Tetap
saja, kau harusnya pergi ke rumah sakit jadi Panggil guru mu dan pergi ke rumah
sakit... Jae-hui... Aku punya uang. Aku punya cukup untukmu pergi ke rumah sakit dan kau dapat melanjutkan
belajar di sana. Aku akan membiarkan mu melakukan semua yang kau inginkan.” Teriak
Dan Yi tak ingin anaknya khawatir.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar