PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Eun Ho
kaget melihat nama Kang Dan Yi dengan LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN JINHWA SMA. Dan Yi akhirnya masuk dengan dua orang lainya,
wajahnya terlihat tenang sementara Eun Ho seperti tak pecaya melihat Dan Yi
sebagai yang melamar pekerjaan.
“Bu Kang
Dan Yi.. Kau tidak memiliki pengalaman dalam bidang ini, tetapi kau telah
membaca banyak buku klasik. Aku kira kau
suka membaca.” Ucap Tuan Kim
“Ya, kutu
buku adalah nama panggilan ku sejak aku masih kecil.” Ucap Dan Yi
“Kau kutu
buku, tapi kau juga pengacau. “ gumam Eun Ho menatap Dan Yi yang tak
menatapnya.
“Tahukah
kau apa arti nama perusahaan kami?” tanya Tuan Kim
“Gyeoroo...
Dari yang ku tahu, ini adalah kata Korea murni untuk "kehidupan yang
menang". Ucap Dan Yi. Eun Ho bergumam kalau dugaanya benar.
“Lalu
apakah ada saat ketika kau memikirkan hal itu, kau harus menjalani hidup yang
berkemenangan?” tanya Nyonya Ko
“Aku
pikir itu kemarin, dan pikiran itu masih bersama ku hari ini. Aku akan terus
merasakan hal yang sama besok.” Ucap Dan Yi
“Kemudian
beri tahu kami sesuatu yang istimewa tentang diri mu.” Kata Nyonya Ko
“Aku
tidak spesial. Aku cukup tua untuk tahu bahwa tidak bisa melakukan semuanya
sendiri dan aku memiliki kekurangan. Dan untuk alasan itu, apa pun jenis tugas
yang diberikan kepada ku, Aku akan melakukan yang terbaik dengan hati yang
bersyukur.” Ucap Dan Yi
“Sesuatu
...yang tidak kuketahui, pasti terjadi pada Dan Yi... Ah... Tidak... Pasti
sudah terjadi. “ gumam Eun Ho melihat Dan Yi keluar dari ruangan.
Dan Yi
sudah berjalan pulang, Eun Ho akhirnya bergegas mengambil jaketnya. Tuan Kim
bertanya kemana Eun Ho akan pergi. Eun
Ho meminta maaf karena ada sesuatu yang datang. Tuan Kim binggung Eun Ho yang
tiba-tiba keluar ruangan.
“Aku akan
meminta Pak Bong mengisi untuk ku.” Ucap Eun Ho bergegas keluar dari ruangan.
“Panggil
Pak Bong untuk ku. Aku harus mengurus sesuatu sekarang.”kata Eun Ho pada Hae
Ri. Hae Ri binggung tapi Eun Ho sudah melesat pergi.
Dan Yi
sudah ada diluar gedung, Eun Ho menahanya mengajak Dan Yi bicara. Dan Yi hanya terdiam melihat tangan Eun Ho
yang memegangnya. Eun Ho menyuruh Dan Yi untuk mengikutinya. Tapi Dan Yi hanya diam saja.
“Tidak
bisakah kau melihat bahwa aku marah?” teriak Eun Ho sudah tak bisa menutupi
amarahnya.
Akhirnya
Eun Ho membuka pintu mobilnya dan Dan Yi masuk, Eun Ho memasangkan sabuk
pengaman lebih dulu lalu membahas Dan Yi yang
Tidak ada gelar postsecondary dan hanya memiliki gelar sekolah menengah
“Mengapa
kau melakukan ini? Apakah hidup mu membosankan?” ucap Eun Ho marah. Dan Yi
ingin bicara tapi Eun Ho menyuruh agar Jangan katakan apapun.
“Apa pun
yang kau katakan, aku tidak akan mencoba memahami mu.” Ucap Eun Ho.
Di dalam
mobil
Dan Yi
hanya diam saja, Eun Ho mencoba menelp Dong Min tapi tak nyambung lalu meminta
agar memberikan nomor baruya. Dan Yi menolak tak perlu membahasnya dan hanya
mereka yang tahu selain itu tak ada hubunganya dengan Dong Min.
“Dong-min
adalah wali sah mu ...” ucap Eu Ho dengan nada tinggi.
“Kau
bilang "Wali"? Apa yang kau bicarakan? Aku sudah 37 tahun.. Wah.. Aku
tak percaya ini” keluh Dan Yikarna ini
tentang hidupnya
“Tentu,
sesuaikan diri mu.” Kata Eun Ho. Dan Yi ingin tahu kemana Eun Ho akan
membawanya. Eun Ho pikir Dan Yi tak perlu peduli.
Mereka
sampai ke depan rumah lama Dan Yi yang sudah dirubuhkan dengan papan didepan
rumah [PEMBERITAHUAN KONSTRUKSI]. Eun Ho melihat terlihat tak percaya lalu
bertanya apa yang terjadi karena hanya
mendengar bisnis Ding Min gagal.
“Ini
sebenarnya baik-baik saja, kan? Itu lebih baik menjadi gedung barunya Atau apa?
Apakah kau kehilangan rumahmu?” ucap Eun Ho marah. Dan Yi hanya bisa diam saja.
Eun Ho pun menhela nafas panjang
Keduanya
akhirnya duduk di cafe, Dan Yi menenangkan diri dengan meminum segelas air
putih. Eun Ho meminta Dan Yi menceritakan yang terjadi, berpikir Dong-min benar-benar berselingkuh dan Dan Yi
yang benar-benar kehilangan rumah. Dan Yi hanya diam saja.
“Kau
sedang kacau sekarang. Aku tidak percaya kalau tidak tahu.” Keluh Eun Ho. Dan
Yi merengek pada Eun Ho
“Dimana
bajingan itu Dong-min?” ucap Eun Ho marah sambil mengumpat.
“Jaga
mulutmu... Walaupun begitu, Dia masih ayah Jae-hui Dan aku memang mencintainya.”
Akui Dan Yi
“ Sekali
lagi, dia berkata "cinta." “ gumam Eun Ho marah menatap Dan Yi
didepanya.
Flash Back
Eun Ho
sedang makan dengan Dan Yi saat masih remaja, Dan Yi tiba-tiba memanggil “Oppa”
sambil melambaikan tangan. Eun Ho binggung melihat pria yang dipanggil Dan Yi,
Dong Min pun masuk restoran duduk disamping Dan Yi.
“Ini adalah
teman ku yang seperti adik bagi ku.” Ucap Dan Yi memperkenalkan Eun Ho dan
mengaku Dong Min sebagai pria yang
dicintainya.
“Senang
bertemu dengan mu, kau pasti Eun-ho... Kau tampan.” Komentar Dong Min
“ Cara
dia berbicara tidak sopan sejak awal.” Gumam Eun Ho sinis lalu berusaha
bersikap sopan.
“Eun-ho...
Aku akan memastikan kau diterima. Aku seorang pakar penerimaan perguruan
tinggi, dan sekarang kau sudah bertemu aku, jadi kau bisa menyebut diri mu
beruntung.” Ucap Dong Min sombong
“Sepintas,
aku tahu dia pembual... Dia adalah masalah sulit, mulut besar, dan banci.
Apakah aku akan menyetujuinya, jika itu semua ini sudah terlanjur terjadi?”
gumam Eun Ho tak suak melihat Eun Ho yang terus menyuapi Dong Min.
“Nuna...
kau harus makan paru-paru. Kau menyukainya.” Ucap Eun Ho menahan tangan Dan Yi.
Akhirnya Dan Yi makan lebih dulu.
“Ya
ampun, aku tidak percaya ini... Wahh... Bagaimana mungkin? Aku kesal!” teriak
Dong Min seperti sengaja mengejek.
“Yang
terpenting, dia tidak mempertimbangkannya. Ada begitu banyak orang di dunia
ini. Bagaimana dia bisa mencintai
“sampah” seperti dia?” gumam Eun Ho kesal melihat Dan Yi yang terus menyuapi
Dong Min.
“Kau bisa
menjadi tutor ku... Silakan hubungi aku langsung, bukan melalui Dan Yi” kata
Eun Ho membawa tasnya.
“Apakah
kau akan pergi? Kau harus makan lebih banyak.” Ucap Dan Yi. Eun Ho tak menjawab
memilih pergi.
“Bayaranku.
Aku lupa memberi tahu dia tentang bayaran les ku.” Ucap Dong Min. Dan Yi akan
memberitahunya nanti. Dong Min pun senang mendengarnya.
“Jika
memang seperti itu cinta, Aku tidak
ingin jatuh cinta. Aku tidak ingin
menjadi idiot, siapa yang tidak bisa melihat apa yang dibutuhkan orang lain, dibutakan
oleh emosiku. .” Gumam Eun Ho melihat
Dan Yi yang terus menyuapi Dong Min tanpa memperdulikan dirinya yang belum
makan.
“Aku
ingin berada di sana untuk orang yang
kucintai sampai akhir” gumam Eun Ho menatap Dan Yi yang duduk didepanya.
“Dong Min
tidak di sini sekarang. Dia pergi ke luar negeri dengan seorang wanita, dan
tidak akan kembali. Aku harus mencari nafkah, Eun-ho.” Ucap Dan Yi
“Tapi
pasti ada cara lain. Apakah kau ingin menyia-nyiakan gelar mu? Kau pergi ke
universitas terkemuka. Temukan sesuatu yang lebih baik..” kata Eun Ho dan
disela oleh Dan Yi
“Pada
tahun lalu, aku melamar untuk setiap posisi berpengalaman yang tersedia, dan
aku melakukan lebih dari 50 wawancara langsung. Jika sebuah perusahaan
mempekerjakan sepuluh orang, mereka tidak akan merekrut wanita yang kembali
setelah istirahat karier.” Ucap Dan Yi
“Mereka
mengatakan dunia telah berubah sementara aku bermalas-malasan di rumah. Mereka
bilang "Aku hanya Tertawa"? Aku? Aku tidak pernah bermalas-malasan.
Apakah kau tahu yang ibu rumah tangga lakukan?”kata Dan Yi
“Mereka
membuat sarapan, dan kemudian makan siang tiba. Jadi mereka membuat makan
siang, lalu sudah waktunya untuk makan malam.
Mereka membuat makan malam dan mencuci piring, lalu akhirnya sudah pagi
lagi. Itu Tidak pernah berakhir. Seperti apa pekerjaan rumah itu.” Cerita Dan
Yi tentang pekerjaanya sebagai ibu rumah tangga.
“Kau
mengisi kulkas mu, hanya untuk melakukannya lagi pada hari berikutnya. Lalu kau
membersihkan toilet dan melakukannya lagi pada hari berikutnya. Tapi Pewawancara
mengatakan itu tidak dianggap sebagai pengalaman. Kenapa tidak boleh?.” Ucap
Dan Yi.
“Padahal Itu
mengajari ku untuk bersabar, berbakti, dan penuh perhatian Aku juga belajar
betapa putus asa aku membangun kembali karier ku. Mengapa itu tidak dihitung?
Untuk Tim Dukungan Tugas, Tidak ada batasan umur. Katakan saja aku hanya punya
sekolah menengah...” ucap Dan Yi
“Kau
harus mengirim paket dan menjalankan tugas untuk kolega mu. Ini adalah posisi
kontrak bergaji rendah... Dan Yi, pekerjaan itu untuk anak-anak yang baru lulus
dari sekolah menengah..” kata Eun Ho menyela dan disela lagi oleh Dan Yi
“Lalu
apa? Haruskah aku tetap hidup seperti ini? Katakanlah aku akan mati pada usia
80. Itu berarti aku baru setengah jalan. Apakah aku harus tetap hidup seperti
ini?” kata Dan Yi
“Maafkan
aku... Aku tidak tahu apa yang sedang kau alami.” Kata Eun Ho merasa menyesal
“Aku tahu
kau meminjamkan Dong-min sejumlah uang tanpa memberi tahu ku. Aku juga tahu
bahwa dia tidak bisa membayar mu kembali. Kau sudah melakukan lebih dari cukup.”
Ucap Dan Yi
Eun Ho
hanya bisa tertunduk diam lalu merasakan ponselnya berdering, Dan Yi menyuruh
Eun Ho agar menjawabnya. Seorang wanita menelp sebagai Reporter Jo Yeong-ju
dari Cine 22 dan ingin tahu di mana Eun Ho berada karena baru saja datang. Eun
Ho teringat dengan wawancara hari ini.
Dan Yi
segera pamit pergi karena harus bekerja paruh waktunya. Eun Ho tak bisa
menahanya meminta maaf pada Reporter Joo karena
sedang mencari tempatnya dan ingin tahu lokasinya.
Seo Joon
memasak ramyun dengan anjing yang menemaninya, lalu melihat tanaman daun bawang
diatas meja teringat kembali dengan perkataan Dan Yi kalau hanyaitu barang yang
dimilikinya.
“Potong
sampai bagian hijau berakhir, dan Anda tidak perlu beli daun bawang lagi.” Ucap
Dan Yi mengajarnya
“Haruskah
kupotong di sini?” kata Seo Joo mulai memotong lalu merasa tak enak hati pada
Tuan daun bawang karena sakit selama beberapa detik yang akan dipotong.
“Wah,
menghancurkan hatiku... Aku biasa membeli yang sudah dipotong... Memotong
tanaman hidup itu... Wah, itu menegangkan.” Ucap Seon Joon seperti tak tega
setelah memotong daun bawang langsung.
“Di mana
kau tinggal? Jangan bilang kau tidak mendapat tunjangan”
Eun Ho
masuk terus melakukan pemotretan dengan bukunya terus mengirimkan pesan pada
Dan Yi
“Kirimkan
aku alamatnya. Aku akan mampir di malam hari. Aku harus melihat bagaimana hidupmu
sebenarnya.”
Reporter
Joo pun akan memulai wawancara membahas tentang
Buku sci-fi baru Eun Ho “Little People yang telah mendapatkan tanggapan
yang bagus juga. Bahakn membuat debut kembali di sekolah menengah melalui fiksi
web berjudul “The Bloodly Contract” dan ingin tahu kebeneranya.
“Saya
melakukan wawancara ini karena Anda berjanji untuk tidak mengungkitnya.” Ucap
Eun Ho. Reporter Joo mengerti.
“Dari
yang saya tahu, gaya tulisan Anda berubah setelah Anda bertemu dengan Presiden
Gyeoroo, Tuan Kim Jae-min. Bagaimana kalian berdua pertama kali bertemu?” tanya
Reporter Joo
Flash Back
[10 TAHUN
YANG LALU]
Eun Ho
sedang membaca buku, juniornya datang memberitahu kalau seorang pria yang terlihat seperti Chow Yun
Fat bertanya padanya "Di mana
penulis Cha Eun-ho?" kalau pria itu mencari Eun Ho.
Saat itu
seperti adegan film, Tuan Kim dengan jubah dan kacamata hitamnya masuk membawa trolly buku. Eun Ho melihatnya dari
lantai atas dan tiba-tiba Tuan Kim sudah ada disampingnya membahas tentang The
Bloody Contract.
“Anda
penulis Cha Eun-ho, benarkan?” ucap Tuan Kim. Eun Ho menyangkalnya tapi dengan
anggukan.
“Oh,
Tidak. aku menangkapmu.. Seorang penulis tampan sepertimu langka.” Kata Tuan
Kim menahanya.
“Aku
bilang, aku bukan pria itu.” Kata Eun Ho berjalan pergi tapi Tuan Kim
mengikutinya diam-diam.
Tiba-tiba
Tuan Kim sudah ada didepan Eun Ho kembali, tapi Eun Ho mengubrisnya. Tuan Kim
tersenyum seperti punya rencana cemerlang.
Eun Ho
sedang main basket, Tuan Kim kembali datang dengan baju basketnya mengatakan
kalau berjanji bahwa Eun Ho tidak akan pernah harus khawatir tentang uang. Eun
Ho menyuruh Tuan Kim minggir sambil memasukan kedalam ring.
“Kemudian,
bagaimana kalau Anda bergabung dengan perusahaan saya sebagai editor termuda dalam
sejarah perusahaan?” ucap Tuan Kim. Eun Ho binggung.
“Jika kau
mau, Saya dapat menawarkan Anda kontrak seumur hidup. Okay?” kata Tuan Kim
memberikan penawaran. Eun Ho hanya terdiam.
Eun Ho
masuk ke ruangan “GYEOROO” lalu binggung karena ruangan kosong dan Tuan Kim
sedang mengangkat mejanya sendiri. Tuan
Kim pun menyapa Eun Ho sebagai Tuan Editor dan berharap agar bisa tersenyum.
“Anda
tidak mengatakan hanya ada satu orang.” Keluh Eun Ho.
“Ayo bekerja
keras bersama, Tn. Cha. Anda sekarang adalah salah satu anggota pendiri dari
perusahaan penerbitan Gyeoroo. Terimalah ucapan selamat yang tulus dari saya.”
Kata Tuan Kim menyakinkan.
“Gyeoroo...
Kita akan menang!” ucap Tuan Kim memegang tangan Eun Ho sambil mengangkat satu
kakinya dengan keyakinan.
“Jadi
saat itulah gaya penulisan Anda berubah. Kritikus mengatakan itu ketika Anda
mulai untuk menulis fiksi genre dengan kemampuan sastra.” Ucap Reporter Joo
“Itu
bukan karena Tuan Kim Jae-min. Tapi saya sudah banyak berpikir tentang fiksi
dan sastra sejak saya masih mahasiswa di universitas jurusan sastra Korea.” Jelas Eun Ho
“Saya
mengerti. Jadi Gyeoroo menjadi sebuah perusahaan penerbitan yang mapan karena
seri Manusia yang merupakan hasil dari perenungan tulus Anda dan eksplorasi,
kan?” kata Reporter Joo.
Penerbit GYEOROO
masih di gedung yang lusuh, Setelah Eun Ho, Nyonya Ko dan Tuan Bong bergabung,
lalu Nyonya Seo. Mereka pun pergi ke percetakan sendiri. Mereka membagi tugas
masing-masing, Nyonya Seo memastikan
lembaran kertas.
Tuan Ko
memastikan dalam buku dan Nyonya Ko pun merobek lembaran kertas yang tak baik.
Mereka semua memeriksa buku sampai semuanya oke. Dan akhirnya buku dicetak
dengan judul “SERIAL THE BLOODY CONTRACT”
Semua
anggota tim terlihat bangga mengibaskan jubah panjangnya, setelah itu “NOVEL
BARU KANG BYEONG-JUNI - 23 APRIL “ mereka pun terlihat bangga mengeluarkan buku
baru.
Tuan Kim
dkk seperti berhasil membuat record penjualan buku dan Eun Ho bisa berkerja
sama dengan toko buku. Dan menjadi penerbit besar dengan lima orang pendirinya.
“Ini
pertanyaan terakhir. Terus terang, alasan terbesar Pertumbuhan Gyeoroo yang
cepat adalah karena akuisisi hak publikasi penulis Kang Byeong-jun. Adakah yang
ingin Anda katakan? Rumor tentang pensiunnya dan kepergiannya?”ucap reporter
Joo
Eun Ho
seperti engga menjawab lalu mengangkat telpnya,
dan meminta agar akhiri wawancara karena ada urusan yang penting, lalu
bergegas keluar dari cafe.
“Apakah
kamu tidak berpikir semua orang di Gyeoroo sangat aneh Maksudku, semuanya menjadi
super sensitif seperti itu setiap kali kita bertanya kepada mereka tentang Kang
Byeong-jun.” Keluh Reporter Joo. Eun Ho bisa mendengarnya dan hanya bisa diam.
Dan Yi
mengirimkan pesan [Ubah kode sandimu seperti biasanya. Aku akan menjadi
pembantu rumah tanggamu sampai aku mendapatkan pekerjaan yang layak.”
Eun Ho
tak membalasnya memilih pergi sementara Dan Yi akhirnya tidur disauna karena
tak bisa masuk rumah Eun Ho.
Tuan Kim
kaget kalau mereka diminta menyumbang buku. Hae Ri memberitahu kalau Profesor
Jeong Gil-su di Universitas Hanguk sedang memikirkan untuk memasukkan dalam
kurikulumnya. Tuan Kim ingin tahu pendapat Eun Ho.
“Kita
akan memberitahunya untuk membeli buku.” Ucap Eun Ho. Tuan Kim memuji Eun Ho
yang memberikan jawaban yang benar .
“Jika
kita memberi karena dia meminta, itu bukan sumbangan.” Kata Eun Ho. Tuan Kim
setuju.
“Bukannya
kita menjual tanah untuk menerbitkan buku.” Kata Tuan Kim
“Perpustakaan
anak-anak akan dibangun di Jongno-gu. Mereka ingin kita menyumbang..” kata Hae
Rin.
“Bagaimana
dengan uang pemerintah yang diberikan pada mereka? Mengapa menuntut buku
gratis?” ucap Tuan Kim
“Haruskah
saya katakan itu pada mereka?” kata Hae Ri, Tuan Kim mengeluh kesal
“Katakan pada
mereka kita kehabisan stok dan minta maaf kepada mereka.” Ucap Eun Ho santai.
Hae Rin pun bisa tersenyum.
Mereka
masuk ke sebuah ruangan, Ha Ri memberitahu pada Tuan Kim kalau staf baru untuk Tim Dukungan Tugas juga akan
membantu timnya. Tuan Kim tak percaya
pegawainya bermain game untuk memutuskan yang akan membayar snack larut malam
di siang hari bolong.
“Apa ini
Anggota pendiri Gyeoroo dari semua orang?” keluh Tuan Kim, Eun Ho hanya
mengangkat bahu tak tahu.
“Kami
memutuskan siapa yang akan menelepon karyawan baru. Malaikat penghancur,
pembawa berita luar biasa untuk karyawan baru. Kami memutuskan siapa yang akan
menjadi pembawa beritanya” kata pegawai muda. Hae Ri pikir ini berita gembira.
“Apa Keputusan
sudah dibuat?” tanya Eun Ho panik. Hae Rin mengatakan kalau mereka harus
mengumumkannya hari ini.
Tuan Bong
terlihat senang karena bisa menghubungi pegawai baru, semua terlihat cemburu.
Tuan Kim langsung mengambil berkas meminta maaf karena ia yang harus
melakukanya sebagai presiden perusahaan jadi harus mengurus tugas yang
melelahkan ini.
Nyonya
Seo tak bisa menahan tawa begitu juga yang lainya, Tuan Kim masuk ke dalam
ruangan dan Eun Ho bergegas mengikutinya
"Pemohon
yang terhormat. Kami senang menawarkan Anda posisi di Gyeoroo.” Ucap Tuan Bong
yang sudah berlatih
“Astaga,
terima kasih banyak. Saya di awang-awang! " ungkap Nyonya Seo berakting
seperti pegawai yang baru saja direkrut.
“Tuan Kim
harus melakukan semua hal baik.” Komentar Nyonya Ko lalu masuk ke dalam
ruanganya.
Eun Ho
menahan Tuan Kim kalau akan melakukannya, lalu melihat lembaran resume dan
melihat milik Dan Yi, bertanya apakah ia
untuk Tim Pendukung Tugas. Tuan im mengaku memang bersikeras mempekerjakannya dengan menyuruh pelamar mengisi kuesioner.
“Lihatlah
apa yang dia tulis, itu Sangat menyentuh.” Kata Tuan Kim
Flash Back
Dan Yi
duduk bersama dengan peramal lainya. Tuan Kim memberikan lembaran memberitahu hanya
berusaha mengumpulkan informasi untuk wawancara jadi meminta agar jawab pertanyaan
dengan jujur. Ia pikir kalau tidak ada
yang sulit dan mungkin menganggap pertanyaan itu agak kekanak-kanakan.
“Mereka
meminta surat pengantar kami. Apa-apaan ini?” keluh Park Hoon, Tuan Kim bisa
mendengarnya.
“Maaf?
Kau bilang apa?” ucap Tuan Kim. Park Hoon mengaku kalau Tuan Kim tampan.
Dan Yi
melihat KUISONER PELAMAR PEKERJAAN dengan pertanyaan "Tulis apa yang ingin
kamu katakan pada dirimu sendiri." Seperti terlihat kebingungan
menuliskanya.
“Dear Kang Dan Yi... Kita sudah menghabiskan
37 tahun bersama. Tapi kau lihat, Aku masih belum mengenalmu dengan baik, jadi
saya berencana untuk mengenal lebih banyak tentang mu mulai sekarang.”
Flash Back
Dan Yi
keluar dari rumah yang akan dirobohkan, lalu akhirnya minum sendiri tanpa alas
kaki.
“Aku tahu kamu sudah melakukan yang
terbaik, Dan-Yi.”
Dan Yi
makan mangga dengan keluarganya, mengambil daging buah yang jatuh meminta
anaknya agar Berhati-hatilah untuk tidak
menjatuhkannya karena harganya mahal. Dong Min meminta Dan Yi makan daging buah
tapi Dan Yi mengaku suka bagian bijinya.
“Maaf
saya tidak cukup menghargai mu. Maaf aku salah memperlakukan mu. Dan...”
Dan Yi
berkerja sendirian di dapur sambil makan saat ada kumpul keluarga, tak peduli
dengan cara makan dengan nyaman yang penting perutnya tak kelaparan.
Jae Hui
tiba-tiba melempar minuman diatas meja. Dan Yi kaget dan akan membereskanya.
Jae Hui merengek meminta minuman coklat.
Dan Yi hanya bisa membungkuk meminta maaf saat ada di toko buku.
“Maaf aku membiarkanmu merasa
kecil. Aku benar-benar minta maaf , karena
aku membuatmu bekerja keras. Ini
Pasti sulit bagimu. Kau pasti ingin
menangis.”
Di rumah
Dan Yi membantu suaminya yang pulang dengan mabuk dan muntah. Lalu menariknya
ke tempat tidur setelah itu membersihkan toilet.
Dan Yi
bekerja di sebuah supermarket menjadi kasih memberitahu kalau barang yang bisa
beli satu-gratis satu, jadi perlu membawa satu lagi. Pelanggan dengan sinis
kalau tak mungkin dirinya yang harus
mengambilnya sendiri karena tidak bisa meninggalkan mesin kasir tanpa
pengawasan.
“Lupakan.
Simpan saja. Aku tidak akan membelinya. Wah...
Sungguh merepotkan!” keluh si pelanggan sinis. Akhirnya Dan Yi pun
mengambilkanya.
“Tapi kau bertahan dengan senyum. Terima
kasih karena tetap kuat, Dan Yi. Dan itu sebabnya. Aku ingin kau bahagia mulai
sekarang. Lupakan kemarin dan hidup untuk hari ini. Setiap hari, pikirkan masa depanmu.
</i> Apa yang ingin kamu lakukan Dan apa yang kau suka? Temukan jawabannya lagi. Kau harus bisa, oke? Sekali lagi, kau dapat ini. Jadilah pemenang.
kau bisa melakukannya. Tetap kuat sampai akhir. “
Tuan Kim
melihat kalau Dan Yi pasti sudah melalui
banyak kesulitan menurutnya Orang seperti dia biasanya pekerja yang baik. Eun
Ho seperti tak percaya dengan yang terjadi pada Dan Yi. Tuan Kim heran dengan
mimik wajah Eun Ho.
“Bukankah
itu menyentuh?” ucap Tuan Kim melihat tulisan Dan Yi
“ Semua
tata bahasanya benar. Juga tidak ada kesalahan spasi dan tidak ada kesalahan
ketik.” Komentar Eun Ho tak peduli beranjak perg.
“Astaga,
dia tidak punya hati.” Keluh Tuan Kim keluh tak percaya orang seperti Eun Ho yang menulis sesuatu.
“Lalu
Dengan siapa aku harus mulai? "Oh Ji-yul." Kata Tuan Kim melihat
resume.
Seorang
wanita kalah dari pemainan, teman mereka pun memberikan hukuman agar
berciuman. Saat itu telp dari ibunya, Oh
Ji Yul tak memperdulikanya dan langsung menarik si pria agar bisa berciuman.
Saat itu
pesan masuk “Di mana kamu? Aku di depan akademi. “ Ji Yul tak peduli masih
terus ciuman sampai akhirnya telp masuk dan ternyata bukan dari ibunya. Ji Yul pun meminta teman-temanya diam dengan
nada kesal bertanya “Siapa lagi kau ..”
“Aku
menelepon dari Gyeoroo. Dengan senang hati memberi tahu mu bahwa kau telah lulus wawancara terakhir.” Ucap
Tuan Kim dengan penuh semangat.
“Oh,
perusahaan penerbitan.” Kata Ji Yul santai seperti tak bersemangat.
“Apa?
Kenapa dia tidak berteriak dengan gembira?” gumam Tuan Kim heran. Temanya ingin
tahu siapa yang menelpon.
“Perusahaan
penerbitan. Rupanya, aku diterima. Tetapi aku melakukan banyak wawancara
lainnya.” Bisik Ji Yul tapi bisa mendengarnya.
“Kapan
aku harus mulai bekerja? Aku berencana
untuk melakukan perjalanan ke Cebu dengan ibuku besok. Bisakah aku mulai
bekerja setelah kembali dari perjalanan?” ucap Ji Yul yang bergaya seperti
orang kaya.
“Nn. Oh
Ji-yul... Kau harus bekerja mulai besok.” Kata Tuan Kim yang bisa mendengar
sambil mengeluh kalau pegawainya mungkin tak ada yang benar dan berpikir kalau
pegawainya kali ini normal.
Park Hoon
bergegas keluar dari subwaya tak mengubrsi orang-orang yang meminta tanda
tangan untuk kampanye. Tapi Park Hoon seperti tak tega akhirnya kembali untuk
memberikan tanda tangan dan bergegas
menyebrangi jalan. Saat itu tak
sengaja bertabrakan dengan seorang wanita dan kertasnya pun berterbangan dijalan.
“Hei, Eun
Jung” ucap Park Hoon melihat wanita
didepanya. Eun Jung melihat Park Hoon yang masih belum menemukan pekerjaan
“Aku
telah bekerja.” Akui Park Hoon. Eun Jung ingin tahu dimana tempatnya bekerja.
Park Hoon melihat bus yang lewat tertulis [PERUSAHAAN TANAH DAN PERUMAHAN LH
KOREA\
“Aku
bekerja di perusahaan publik. Sebagai warga negara Korea, Aku ingin bekerja
untuk negara dan bangsa ku. Aku merasa wajib melakukannya. Apa kau mengerti?”
ucap Park Hoon bangga
“Kau
masih aneh. Bagaimanapun, aku senang untukmu. Kau pasti merasa yakin dengan
pekerjaan mu. Sejujurnya, aku selalu ingin tahu tentang apa yang kau lakukan setelah
kita putus seperti itu.” Akui Eun Jung
“Oh
benarkah? kau masih memiliki nomor ku, kan?” kata Park Hoon dengan senyuman
seperti berharap bisa kembali dengan Eun Jung.
Park Hoon
sudah berganti pakaian dengan baju pink, berteriak didepan kasir dengan gaya
imut berjualan di toko kosmterik. Saat
itu Eun Jung membayar dikasir menyindir Park Hoon yang mengaku Perusahaan
publik. Park Hoon hanya bisa terdiam tak bisa membela diri.
Saat itu
telp masuk, Park Hoon mengangkatnya terlihat tak percaya kalau diterima
berkerja dan ingin tahu di perusahaan. Ia pun terlihat bahagia mengetahui di
Perusahaan penerbitan lalu mengeluh karena tidak bisa menelpnya satu menit
lebih awal.
“Aku
sangat menyesal tidak menelepon mu lebih awal.” Ucap Tuan Kim lalu melihat
resume milik Dan Yi.
Dan Yi
sedang ada di loker menerima telp dari Tuan Kim, memastikan kalau melamar untuk
Tim Pendukung Tugas di Gyeoroo lalu memberikan selamat karena lulus wawancara
terakhir. Dan Yi tak percaya mendengarnya lalu dengan mata berkaca-kaca
mengucapkan Terima kasih banyak!
“Apa Kau
pergi ke wawancara? Apakah ini pekerjaan tetap?” tanya para pegawai di sauna.
“Aku mendapat
pekerjaan. Aku diterima. Aku dipekerjakan!” ucap Dan Yi senang. Semua nenek
terlihat ikut bahagia mengetahuinya.
“Aku bisa
melakukan ini! Pose Power!” kata Dan Yi mengangkat tanganya dengan gaya swag.
Tuan Kim yang mendengarnya bingung apa itu "Pose Power?"
“Dia
psikopat juga... Masih panjang jalan yang harus ditempuh.” Ucap Tuan Kim.
“Aku akan
mentraktir kalian semua sebotol yogurt... Tidak, tunggu! Aku akan membelikan
kalian masing-masing dua botol !” teriak Dan Yi bahagia. Semua ikut menjerit
bahagia.
Eun Ho
sedang berkerja mengingat kembali yan dikatakan Dan Yi sebelumnya “Katakan saja aku
akan mati pada usia 80. Itu berarti aku baru setengah jalan. Apakah aku harus tetap hidup seperti ini?” seperti masih tak percaya yang dikatakan Dan Yi.
“Apakah
kau selesai memeriksa?” tanya Hae Rin menyadarkanya. Eun Ho menganguk lalu
memberikan berkasnya.
“Aku rasa
tidak perlu memeriksa milik mu lagi. Kau bisa menyerahkannya mulai sekarang...
Hei.. Kau meninggalkan pakaian mu di tempat ku.” Ucap Eun Ho. Hae Rin seperti
baru mengetahuinya.
“Astaga,
aku lupa mengambil cucian ku dari mesin cuci.” Ucap Hae Rin. Eun Ho merasa Hae
Rin sengaja meninggalkan bra-nya. Hae Rin hanya tersenyum.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar